• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRINSIP DASAR PEWARISAN SIFAT. Dr. Refli., MSc JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEHNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRINSIP DASAR PEWARISAN SIFAT. Dr. Refli., MSc JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEHNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

PRINSIP DASAR PEWARISAN SIFAT

Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

Dr. Refli., MSc JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEHNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA

TERMINOLOGI

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

• Terminologi dalam genetika

– Hibrid : keturunan dari hasil perkawianan dua varietas (orang tua yang berbeda)

– Fenotipe : penampakan fisik suatu organisme – Genotipe: susunan gen-gen dalam sel

– Karakter:

• Bervariasi antar individu

• dapat diturunkan

• misalnya warna bunga dan bentuk biji

– Sifat : varian dari setiap karakter, bunga warna ungu,

merah dan putih

(2)

TERMINOLOGI

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

– Genotipe : susunan gen tunggal atau lebih

dalam sel

. Atau susunan alel suatu gen tunggal

– Fenotipe : ekspresi genotipe

atau

karakter

yang

dapat diamati (struktur morfologi atau anatomi, fisiologi dan biokimia, serta tingkalaku)

– Lokus : kedudukan atau lokasi gen

dalam

kromosom

– Alel : variasi

suatu

gen

• Dua alel dari gen yang mengontrol warna bunga pada tanaman kacang ercis, yaitu R = ungu, dan r = putih

• Multi alel dari yang mengontrol satu karakter , misalnya warna bulu pada kancil dan golongan darah pada manusia

FENOTIPE

– Fenotipe Fenotipe = sifat

atau

karakter

yang

nampak:

•• Karakter Karakter

morfologi morfologi

– pada manusiamanusia: warna kulit, warna mata, bentuk rambut, tinggi badan – Pada tumbuhantumbuhan; tinggi batang, warna biji, bentuk biji, warna bunga

•• Karakter Karakter

fisiologi fisiologi

(3)

CONTOH-CONTOH FENOTIPE

Warna buah paprika

Warna buah paprika Bentuk buah tomatBentuk buah tomat

refli FST UND, 2013  5 Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

CONTOH-CONTOH FENOTIPE

Warna kerang Warna kerang Warna dan bentuk ulir

Warna dan bentuk ulir siput

siput

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

(4)

CONTOH-CONTOH FENOTIPE

Corak Warna buluh &

Corak Warna buluh &

panjang ekor burung kakatua panjang ekor burung kakatua

Corak Warna kulit katak Corak Warna kulit katak

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

CONTOH-CONTOH FENOTIPE

(5)

CONTOH-CONTOH FENOTIPE

Warna kulit bayi Warna kulit bayi

Warna mata Warna mata manusia manusia

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

BAGAIMANA SIFAT DIWARISKAN DARI PARENTAL  FILIAL

•• Pertama Pertama:

– Melalui Pembelahan sel (MIOSIS MIOSIS)  GAMETOGENESIS GAMETOGENESIS

 GAMET GAMET

• gamet jantan =

sperma sperma

(haploid)

• gamet betina =

ovum ovum

(haploid)

•• Kedua Kedua:

– Kemudian peleburan gamet (FERTILISASI FERTILISASI) membentuk zigot zigot (diploid)

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

(6)

FAKTOR YANG MENGONTROL FENOTIPE

•• Gen Gen

– penentu sifat keturunan;

Contoh

pembentukan alat kelamin janin (umur 7 minggu) yang dikontrol oleh gen SRY

•• Lingkungan Lingkungan – Contoh:

• Pengaruh musim terhadap warna rambut kelinci  bentuk adaptasi fisiologis (kamuflase)  menghindari predator

• Pengaruh elevasi terhadap tinggi tumbuhan

Gen SRY terekspresi Gen SRY tidak terekspresi

Musim Dingin Musim panas

3060 m dpl

1400 m dpl

30 m dpl

Elevasi

Warna Rambut

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

•• Gen Gen SRY

– Salah satu gen yang mengontrol

pembentukan alat kelamin janin (umur 7 minggu

– Gen SRY menyebabkan gonad berkembang menjadi testis  menghasilkan testisteron – Testosteron merangsang jaringan-jaringan embrionik fettus untuk mengembangkan ciri- ciri jantan

Gen SRY (sex-determining region Y)

(7)

WARNA Bunga dipengaruhi keasaman tanah (pH)

13

Pada bungan Hydrangea macrophylla

Tanah basa menghasilkan bunga berwarna biru Tanah asam menghasilkan bunga berwarna merah

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

14 Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

(8)

HUKUM MENDEL

• Gregor Mendel (1822–1884); pencetus prinsip dasar pewarisan sifat

• Hukum Mendel

– Hukum Segregasi (Hukum Mendel I)

• Sepasang gen (alel) bersegregasi (berpisah) satu dari lainnya selama gametogenesis

– Hukum penggabungan secara bebas (independent assortment atau Hukum Mendel II)

• anggota dari masing-masing pasangan gen bergabung secara bebas (acak) ke dalam gamet

• Kedua Hukum Mendel dapat dijelaskan melalui mekanisme pembelahan Misosis

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

PEWARISAN SIFAT : Persilangan dan

Hukum Mendel

(9)

KARAKTER & SIFAT

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

PEWARISAN SIFAT

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

(10)

PEWARISAN SIFAT;

Uji Silang (testcross)

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

- Tujuan : menentukan apakah suatu individu bersifat dominan homozigot atau dominan heterozigot - Caranya : menyilangkan individu yang ingin diketahui

dengan individu yang resesif - Contoh:

- Tanaman berbunga ungu ingin diketahui genotipenya apakah PP (dominan homozigot ) atau Pp (dominan heterozigot )

- Tanaman tersebut disilangbalik (testcross) dengan tanaman induk yang resesif homozigot (pp = berbunga putih)

- Jika hasil uji silang diperoleh feotipe:

- 100% ungu maka genotipe tanaman  PP

- 50% ungu dan 50% putih, maka genotipe tanaman  Pp

HUKUM MENDEL I & MONOHIBRID

• Kromosom homolog berpisah selama

miosis miosis

, sehingga

pasangan gen pasangan gen

yang dibawa

kromosom juga berpisah secara kromosom juga berpisah secara bebas

bebas

dan terkandung pada gamet.

Contoh pasangan

alel alel

Aa Aa pada saat

gametogenesis

gametogenesis

, maka setiap gamet yang

(11)

PERSILANGAN MONOHIBRID

• Persilangan

satu karakter (warna bunga)

dengan

dua sifat beda (Ungu & putih)

• Persilangan

induk parental

berbunga ungu (AA)

dengan

induk berbunga putih (aa) menghasil seluruh F1 berbunga ungu (Aa)

• Jika F1 dibiarkan melakukan

persilangan

sendiri (self polination

& fertilitation)

maka

generasi F2:

– Rasio fenotip

tanaman

berbunga ungu & putih

adalah

3:1 atau ¾ :

¼ atau 75%: 25% atau 0,75:0,25 – Rasio genotipe AA: Aa : aa 

1:2:1

P G Gamet

F1

F1 x F1 G Gamet

F2

refli FST UND, 2013  21 Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

HUKUM MENDEL II & DIHIBRID

• Hukum Mendel II atau HUKUM PENGGABUNGAN BEBAS (independent

assortment)

– Contoh, individu memiliki dua pasang gen dengan genotip Aa

AaBb Bb. Ketika gametogenesis, gen A dan a serta gen B dan b

akan memisah , kemudian

gen-gen tak sealel

bergabung secara bebas

sehingga gamet akan memiliki

kemungkinan pegabungan: A AB B, , A

Ab b, aaB B dan aab b

22 Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

(12)

Uji Silang (testcross) monohibrid

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

Uji Silang (testcross) monohibrid

(13)

HUKUM MENDEL II & DIHIBRID

• Hukum Mendel II atau HUKUM PENGGABUNGAN BEBAS (independent assortment)

– Contoh,

individu memiliki

dua pasang gen

dengan

genotip Aa

AaBb Bb.

Ketika

gametogenesis, gen A

dan

a serta gen B

dan

b

akan memisah , kemudian

gen-gen tak sealel

bergabung (assort) secara bebas

sehingga

gamet akan

memiliki

kemungkinan

pegabungan: A AB B, , A Ab b, aaB B

dan

aab b

25 Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

PERSILANGAN DIHIBRID

Bunga ungu, Batang tinggi

Bunga putih, Batang pendek P

G Gamet

F1 F1 x F1

Gamet

F2 F2

refli FST UND, 2013  26

(14)

RASIO FENOTIPE & GENOTIP PERSILANGAN DIHIBRID

•• Kesimpulan Persilangan Kesimpulan Persilangan dihibid

dihibid

– Rasio Fenotipe Rasio Fenotipe

• Ungu, Tinggi : 9

• Ungu Pendek : 3

• Putih, Tinggi : 3

• Putih, pendek : 1

•• Rasio Genotip Rasio Genotip

AABB : 1

AABb : 2

AAbb : 1 AaBB : 2 AaBb : 4

Aabb : 2

aaBB : 1 aaBb : 2

aabb : 1

Jumlah = 16

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

DIHIBRID & HUKUM MENDEL ii

Dihibrid = persilangan dua sifat beda (9:3:3:1)

(15)

MONOHIBRID & HUKUM MENDEL I

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

Hubungan antara Jumlah sifat beda, jumlah gamet, serta fenotip dan genotip F2

30 Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

(16)

MENENTUKAN PERBANDINGAN FENOTIPE F2 DENGAN RUMUS SEGITIGA PASCAL

31

Analisis Pedigri (Pedigree analysis)

(17)

PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL

• Tidak seluruh persilangan  menghasilkan rasio fenotip yang sesuai dengan Hukum Mendel I (3:1) atau

Hukum Mendel II (9:3:3:1)

• Penyimpangan Hukum Mendel disebabkan oleh beberapa faktor:

– Satu sifat dikontrol oleh banyak gen  variasi berlanjut – Satu gen mempengaruhi banyak sifat  efek pleitropik – Dominasi tidak sempurna

– Lingkungan

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

Variasi berlanjut

(continuous Variation)

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

• Secara umum

satu fenotipe

dikendalikan

satu gen

, namun pada beberapa kasus

satu fenotipe

dikendalikan oleh

aktivitas sejumlah gen

(

polygenes

)

• Karena

setiap gen

tersebut

bersegregasi secara bebas

sehingga memunculkan

kisaran perbedaan

(

gradasi

) karakter antar individu 

variasi yang

berkelanjutan

• Semakin banyak gen

yang terlibat,

rentangan variasi

akan

bertambah

• Contoh aktivitas

polygenes mengendalikan

tinggi badan 

distribusi

variasi tinggi badan

(pendek  tinggi)

(18)

Efek Pleitropik

• Satu gen (alel) mempengaruhi banyak fenotipe

• Lucien Cuenot

 sebagai pionir dalam mempelajari efek pleitropik – Melakukan persilangan antar tikus berbulu kuning

– Alel untuk berbulu kuning bersifat peliotropik  mengontrol warna bulu, namun bersifat lethal (homozigot resesif)

• Efek pleitropik

sulit diprediksi karena gen yang mengendailkan sifat tertentu juga berfungsi mengendalikan sifat lainnya

• Beberapa kelainan akibat efek pleitropik dari gen:

– cystic fibrosis . gejala lain penyumbatan pembuluh darah, menghasilkan mukus yang kental, dan keringat yang bergaram, kegagalan hati dan pangkreas  disebabkan adanya mutasi gen yang mengkode a chloride ion transmembrane channel

– sickle cell anemia. Ganguan pada biosintesis hemaglobin . Di samping itu kelainan haemoglobin menyebabkan pneumonia, kegagalan jantung dan ginjal.

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

Dominasi tidak sempurna (codominant)

• Sepasang alel tidak mendominasi atau didominasi secara penuh

• Sepasang alel heterozigot menghasilkan sifat intermediat

• Contoh persilangan bunga pukul empat berbunga merah (CRCR) dan berbungan putih (CWCW)

• Generasi F1  merah muda (C

R

C

W

)

• F1 x F1  F2 (merah, pink, putih; 1:2:1)

(19)

Variasi berlanjut

(continuous Variation)

• Secara umum

satu fenotipe

dikendalikan

satu gen

, namun pada beberapa kasus

satu fenotipe

dikendalikan oleh

aktivitas sejumlah gen

(

polygenes

)

• Karena

setiap gen

tersebut

bersegregasi secara bebas

sehingga memunculkan

kisaran perbedaan

(

gradasi

) karakter antar individu 

variasi yang berkelanjutan

• Semakin banyak gen

yang terlibat,

rentangan variasi

akan

bertambah

• Contoh aktivitas

polygenes mengendalikan

tinggi badan 

distribusi

variasi tinggi badan (pendek  tinggi)

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

MACAM PERSILANGAN; Backcross

•• Backcross Backcross : perkawinan

antara

individu F1

dengan

satu induknya (induk betina atau induk jantan). Perkawinan

ini

berfungsi

untuk

mencari genotip induk

• Contoh:

– Kacang kapri memiliki gen T (sifat tinggi batang) dan gen t (sifat pendek batang). Tanaman batang tinggi disilangkan dengan tanaman batang pendek.

Individu F1 yang didapat disilang balik dengan tanaman induk berbatang tinggi atau induk berbatang pendek untuk mengetahui genotip parental

• Jika dari persilangan generasi F1 dengan induk diperoleh generasi F2 adalah 100 % berfenotip batang tinggi, maka induk berbatang tinggi memiliki genotip TT

Sebaliknya dari persilangan generasi F1 dengan induk batang pendek diperoleh generasi F2 adalah 50 % berfenotip tinggi dan 50 % berfenotipe batang pendek, maka induk memiliki tt

38 Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

(20)

39

Tinggi Tinggi TT TT

Pendek Pendek

tt X tt

X

Tt Tt Tinggi Tinggi

Tt

Tt XX TTTT TtTt XX tttt

TT: T TT: Tt,t, 100% Tinggi 100% Tinggi

Tt Tt: tt: tt 50% Tinggi &

50% Tinggi &

50% pendek 50% pendek

Kesimpulan : Genotipe Induk; TT

Kesimpulan : Genotipe Induk; tt

Backcross Backcross

Backcross

P P

F1 F1

F2 F2

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

Testcross

• Testcross atau uji silang : perkawinan antara individu F1 dengan homozigot resesif

• Testcross ber tujuan untuk mengetahui apakah suatu

individu bergenotip homozigot (galur murni) atau

heterozigot

(21)

41

Tinggi

Tinggi PendekPendek

X X

Tinggi Tinggi

Tinggi

Tinggi XX tttt TinggiTinggi XX tttt

100% Tinggi

100% Tinggi TtTt: tt: tt

50% Tinggi &

50% Tinggi &

50% pendek 50% pendek

Kesimpulan : Genotipe F1 ; TT

Kesimpulan : Genotipe F1; Tt

Tescross Testcross

Testcross

P P

F1 F1

F2 F2

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

Perkawinan Resiprokal

•• Resiprokal Resiprokal: perkawinan kebalikan dari yang semula dilakukan dan

menghasilkan keturunan dengan perbandingan genotip yang sama

42

Rasio Fenotip Rasio Fenotip : 3 : 1 Rasio Genotip Rasio Genotip : 1 : 2 : 1

Rasio Fenotip Rasio Fenotip : 3 : 1 Rasio Genotip

Rasio Genotip : 1 : 2 : 1

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

(22)

PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL

•• Pengertian Pengertian Penyimpangan Semu Hukum Penyimpangan Semu Hukum Mendel

Mendel; persilangan

yang menghasilkan

rasio fenotipe berbeda

dengan

Hukum Mendel I

maupun

Hukum Mendel II

– Rasio Fenotipe Hukum Mendel I Rasio Fenotipe Hukum Mendel I pada persilangan persilangan monohibrid

monohibrid adalah 3:1 3:1 –

– Rasio Fenotipe Hukum Mendel II Rasio Fenotipe Hukum Mendel II pada persilangan persilangan dihibrid

dihibrid adalah 9: 3: 3: 1 9: 3: 3: 1

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

MACAM PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL

PENYIMPANGAN

PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL HUKUM MENDEL

INTERAKSI INTERAKSI

ALEL ALEL

INTERAKSI INTERAKSI GENETIK GENETIK

TAUTAN

TAUTAN PINDAH PINDAH SILANG SILANG

(23)

DOMINASI TIDAK SEMPURNA (INTERMEDIATE)

• Dominasi tidak sempurna

menghasilkan

fenotipe heterzsigote fenotipe heterzsigote

yang

intermediat intermediat

(kisaran sifat dari dominan homosigot sampai dengan resesif homosigit namun tidak sepenuhnya)

– Contoh persilangan bunga pukul empatpersilangan bunga pukul empat

•• Rasio Genotipe Rasio Genotipe 

•• Rasio Fenotipe Rasio Fenotipe 

1 Merah : 2 merah muda : 1 putih1 Merah : 2 merah muda : 1 putih

45

Merah /C

Merah /CRRCCRR Putih/ CPutih/ CwwCCvv P

F1

Merah muda/

Merah muda/

C CRRCCww F1 x F1

F2 Fenotipe/

genotip

1CRCR: 2CRCw: 1CWCW

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

KODOMINAN

46

• Kodominan menghasilkan

fenotipe heterzsigote fenotipe heterzsigote yang

bukan intermediat intermediat namun suatu

ekspresi sifat kedua homosigot (resesif & dominan) secara bersama-sama

– Contoh pada sistem penggolongan pada sistem penggolongan darah MN

darah MN

•• Pada Lokus MN memiliki 2 alel : LPada Lokus MN memiliki 2 alel : LMM menkode antigen M & L

menkode antigen M & LNNuntuk untuk antigen N

antigen N

•• Rasio Fenotipe Rasio Fenotipe

– gol darah M : gol darah MN : gol gol darah M : gol darah MN : gol darah N

darah N  1:2:11:2:1

Golongan M Golongan M

LLMMLLMM P

F1

F1 x F1

F2 Fenotipe genotip

Golongan N Golongan N

LLNNLLNN x

Gamet LLMM LLNN

LLMMLLNN Golongan M Golongan M

Sperma/

ovum

LLMM LLNN

LLMM LLMMLLMM LLMMLLNN LLNN LLMMLLNN LLNNLLNN

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

(24)

PERBEDAAN ANTARA DOMINASI, DOMINASI PERBEDAAN ANTARA DOMINASI, DOMINASI

TIDAK LENGKAP DAN KODOMINAN TIDAK LENGKAP DAN KODOMINAN

47 Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

GEN (alel) LETAL

• Gen atau alel letal

menyebabkan kematian individu sebelum dilahirkan

•• Contoh Contoh –

– Pada Tikus; Warna bulu Pada Tikus; Warna bulu ditentukan pasangan gen atau ditentukan pasangan gen atau

Kuning Kuning Yy Yy P

Fenotipe genotip

Kuning Kuning Yy x Yy

Gamet Y, yY, y Y, yY, y

(25)

• GEN LETHAL RESESIF

– Bila menghasilkan gen resesif homozigot akan mengalami kematian (lethal)

• Contoh pada tanaman jagung:

– GG atau Gg = hijau karena mampu menghasilkan klorofil – gg = albino karena tidak dapat menghasilkan zat hijau daun

sehingga lethal

– BILA MENGHASILKAN GEN RESESIF HOMOZIGOTIK AKAN MENGALAMI KEMATIAN (LETHAL)

– CONTOH Gg (HIJAU) X Gg (HIJAU)  MAKA F1 ADALAH  1 GG (HIJAU) : 2 Gg (HIJAU) ; gg (ALBINO)  MATI

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

Alel ganda

• Alel: gen-gen yang terletak pada lokus yang sama (bersesuaian) dalam kromosom homolog

• Alel Ganda: lebih dari dua alel menempati satu lokus pada kromosom

– Contoh:

• Alel yang menentukan golongan darah manusia

• Alel yang menentukan

warna bulu itik

• Alel yang menentukan warna bulu kelinci

50 Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

(26)

• Alel untuk warna bulu pada itik

– 3 tipe warna bulu :

• Restricted

• Mallard

• Dusky

– Ada 3 alel yang

mempengaruhi warna buluh

• MR, M, md

• Tingkatan Dominasi  – MR> M > md

51

Alel ganda; Warna bulu pada Itik

Restricted Restricted

Mallard Mallard

Dusky Dusky

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

Alel ganda; Golongan darah pada Manusia (ABO system)

• Alel untuk golongan darah manusia

– 4 macam golongan darah: A, B, AB, O

– Pengolongan berdasar

Alel Alel

IA, i

(27)

PERKAWIANAN ALEL GANDA

53 Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

Atavisme

•• Atavisme Atavisme = interaksi beberapa pasang alel (gen)

• Diusulkan oleh:

– William Bateson (1861-1926), RC Punnet (1906), Nilson Ehle (1873-1949), E.M Fast (1913)

• Contoh

– Interaksi beberapa pasang gen

mempengaruhi

bentuk jengger bentuk jengger ayam

ayam

– Bentuk jengger dikontrol oleh interaksi gen R dan gen P interaksi gen R dan gen P, jika genotipe keturunan:

•• R. P. R. P.  Bentuk walnut Bentuk walnut

•• R. pp R. pp  Bentuk roseBentuk rose

•• rr P rr P  Bentuk peaBentuk pea

•• rr pp rr pp  Bentuk singleBentuk single

Bentuk jengger walnut Bentuk jengger walnut

Bentuk jengger rose (mawar) Bentuk jengger rose (mawar)

Bentuk jengger pea Bentuk jengger pea (kacang ercis) (kacang ercis)

Bentuk jengger single Bentuk jengger single (tunggal)

(tunggal)

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

(28)

• Contoh Persilangan dari AVATISME

AVATISME

1) Persilangan antara ayam berjengger walnut (RRPP dengan ayam berjengger single (rrpp)

jengger walnut

jengger walnut jengger singlejengger single

P Fenotipe Genotip Gamet

RR PP

RR PP rr pprr pp RP

RP rprp

F1

X

Rr Pp Rr Pp

F1 x F1 Rr Pp x Rr PpRr Pp x Rr Pp

jengger walnut jengger walnut

Gamet RP , RpRP , Rp rP, rp rP, rp

RP , Rp RP , Rp rP, rp rP, rp

Rasio Fenotipe

3 R 3 R 1 r 1 r

3 P 3 P 1 p 1 p 3 P 3 P 1 p 1 p F2

9 R.P.

9 R.P.  9 Walnut9 Walnut 3 R. p

3 R. p  3 Rose3 Rose 3 r P.

3 r P.  3 pea3 pea 1 r p

1 r p  1 Single1 Single

Kesimpulan:

Kesimpulan:

Walaupun persilangan Menghasilkan perbandingan yang sama dengan persilangan dihibrid (9:3:3:1), namun ada dua sifat baru yang muncul berbeda dengan sifat kedua parental

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

• Contoh Persilangan dari AVATISMEAVATISME

2). Persilangan antara ayam berjengger Rose (RRpp) dengan ayam berjengger single (rrpp)

jengger Rose

jengger Rose jengger singlejengger single

P Fenotipe Genotip Gamet

RR pp

RR pp rr pprr pp Rp

Rp rprp

F1

X

Rr pp

Rr pp jengger walnutjengger walnut

Kesimpulan:

Kesimpulan:

Persilangan menghasilkan perbandingan (3:1) berebda dengan rasio fenotip pada persilangan dihibrid (MendelI)

(29)

• Contoh Persilangan dari AVATISMEAVATISME

3). Persilangan antara ayam berjengger Rose (RRpp) dengan ayam berjengger pea (rrPP)

jengger Rose

jengger Rose jengger singlejengger single

P Fenotipe Genotip Gamet

RR pp

RR pp rr PPrr PP Rp

Rp rPrP

F1

X

Rr Pp Rr Pp

F1 x F1 Rr Pp x Rr PpRr Pp x Rr Pp

jengger walnut jengger walnut

Gamet RP, Rp, RP, Rp, rP, rp rP, rp

Rasio Fenotipe

F2

RP, Rp, RP, Rp, rP, rp rP, rp

3 R 3 R 1 r 1 r

3 P 3 P 1 p 1 p 3 P 3 P 1 p 1 p

9 R.P.

9 R.P.  9 Walnut9 Walnut 3 R. p

3 R. p  3 Rose3 Rose 3 r P.

3 r P.  3 pea3 pea 1 r p

1 r p  1 Single1 Single

Kesimpulan:

Kesimpulan:

Walaupun persilangan

Menghasilkan perbandingan yang sama dengan persilangan dihibrid (9:3:3:1), namun ada dua sifat baru jengger walnut & jengger tunggal) yang muncul berbeda dengan sifat kedua parental

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

Epistasis

•• Epistasis Epistasis = interaksi gen-gen, dimana gen dominan menutupi gen dominan lainnya yang tidak sealel

– Gen yang menutupi ekspresi gen lainnya disebut EPISTASIS

– Gen yang ditutupi ekspresinya oleh gen domaina lainnya disebut HIPOSTASIS

• Ada 5 macam Epistasis:

– Epistasis Dominan

 Bila A Epistasik terhadap B & b 99: : 33: 3 : 1  Rasio Fenotipe F2  12

12 : 3 : 1

– Epistasis resesif

(Kriptomeri) BILA aa epistasik terhadap B & b  9 : 3 : 3 : 1 3 : 1  Rasio FenotipeF2  9 : 3 : 44

– Epistasis Dominan Resesif  BILA A epistasik terhadap B & b, sementar bb epistasik terhadap A & a 9 : 3 9 : 3 : 3 : 1 RASIO FENOTIPIK F2 13: 3

– Epistasis Dominan Duplikat (POLIMERI)  BILA A epistasik terhadap B & b, Sementara B Epistasik terhadap A & a, , 9 : 3 : 3: 1  RASIO FENOTIPIK F2 15: 1

– Epistasis Dominan Resesif (Komplementer)  Bila aa epistasik terhadap B & b, sementara bb epistasik terhadap A & a,  9 : 3 : 3 : 1 3 : 3 : 1  RASIO FENOTIPIK F2  9 : 77 – Epistasis gen duplikat dengan efek komulatif (gen dominan rangkap)  Bila

keberadaan gen-gen resesif aa & bb memberi efek yang sama  9 : 3 : 3 3 : 3 : 1  RASIO FENOTIPIK F2  9 : 6 : 1

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

(30)

Epistasis

• Epistasis Dominan

Rasio Fenotipe F2 12 12 : 3 : 1

• Warna bulu dipengaruhi oleh sepasang gen

B B (hitam) & bbbb (co klat)

EE & ee ee yang mengatur produksi pigmen

Kehadiran gen Egen E akan menutupi ekspresi gen B dan b sehingga menghasilkan pigmen dlm bulunya,

• Contoh : Anjing berbulu coklat coklat homozigotik

homozigotikdikawinkan dgn anjing berbulu putih homozigot putih homozigot putih. Tentukan fenotipe F1 & F2 fenotipe F1 & F2 (hasil perkawinan sesama F1)

• Catatan

eeB. = hitam ; eeB. = hitam ;

eebb = coklat ; eebb = coklat ;

E. ..= putih kekuninganE. ..= putih kekuningan

Putih kekuningan

Putih kekuningan CoklatCoklat

P Fenotipe Genotip Gamet

EE BB

EE BB ee bbee bb EB

EB ebeb

F1

X

EeBb EeBb

F1 x F1 EeBb x EeBbEeBb x EeBb

Hitam Hitam

Gamet EB, EbEB, Eb eB, eb eB, eb

EB, Eb EB, Eb eB, eb eB, eb

Rasio Fenotipe

F2

3 E 3 E

1 e 1 e

3 B 3 B 1 b 1 b 3 B 3 B 1 b 1 b

9 E.B.

9 E.B.  9 putih kekuningan9 putih kekuningan 3 E. b

3 E. b  3 putih kekuningan3 putih kekuningan 3 e B.

3 e B.  3 Hitam3 Hitam 1 e b

1 e b  1 coklat1 coklat

Epistasis

• Epistasis resesif (Kriptomeri)  aa

epistasik terhadap B & b

– Rasio Fenotipe F2 9 : 3 : 44

• Pada tikus warna bulu dipengaruhi oleh gen R dan C.

Hitam

Hitam AlbinioAlbinio

P Fenotipe Genotip Gamet

CC RR

CC RR cc rrcc rr EB

EB ebeb

F1

X

Cc Rr Cc Rr F1 x F1 Cc Rr x Cc RrCc Rr x Cc Rr

Hitam Hitam

(31)

Epistasis

• Epistasis Dominan Resesif

A Epistasik terhadap B & b, sementara bb epistasik terhadap A

& a

Rasio Fenotipe F2 13 13 : 3

• Warna bulu pada ayam Lenghorn dikontrol oleh 2 pasang alel yang berbeda.

Gen I

Gen I

epistasis gen C

gen C

dan cc serta i epistasi juga terhadap C dan c. Jika

– I. C. I. C.  warna Putih –

– ii C. ii C.  Silkie (perak)

• Contoh : Ayam lenghorn berbulu putih (II

putih (II CC)

CC)dikawinkan dengan Ayam

lenghor berbulu putih (iicc)

putih (iicc).

Tentukan fenotipe F1 & F2

fenotipe F1 & F2

(hasil perkawinan sesama F1)

Putih

Putih PutihPutih

P Fenotipe Genotip Gamet

II CC

II CC ii ccii cc IC

IC icic

F1

X

Ii Cc Ii Cc

F1 x F1 Ii Cc x Ii CcIi Cc x Ii Cc

putih putih

Gamet IC, IcIC, Ic iC, ic iC, ic

IC, Ic IC, Ic iC, ic iC, ic

Rasio Fenotipe

F2 3 I 3 I

1i 1i

3C 3C 1 c 1 c 3 C 3 C 1 c 1 c

9 I, C.

9 I, C.  9 putih9 putih 3 I. c

3 I. c  3 putih3 putih 3 i C.

3 i C.  3 sikie3 sikie 1 i c 1 i c  1 putih1 putih

Epistasis

• Epistasis Dominan Duplikat (POLIMERI)

pembastaran heterozigot dengan banyak sifat beda yang berdiri sendiri-sendiri, tetapi mempengaruhi bagian yang sama pada suatu organisme

Rasio Fenotipe F2 15 15 : 3

• Warna endosperm gandum

– M1 . M2 . M1 . M2 .  Merah –

– m1m1 m2m2 m1m1 m2m2  putih

• Contoh : Gandum berbiji Merah

Merah (M1M1 M2M2 )

(M1M1 M2M2 ) disilangkan

dengan gandum berbiji putih

putih (m1m1 m2m2)

(m1m1 m2m2). Tentukan fenotipe fenotipe F1 & F2

F1 & F2 (hasil perkawinan

sesama F1)

Merah

Merah PutihPutih

P Fenotipe Genotip Gamet

M1M1 M2M2

M1M1 M2M2 m1m1 m2m2m1m1 m2m2 M1M2

M1M2 m1m2m1m2

F1

X

M1m1 M2m2 M1m1 M2m2

F1 x F1 M1m1 M2m2 x M1m1 M2m2 M1m1 M2m2 x M1m1 M2m2

merah merah

Gamet M1M2,M1M2, M1m2, M1m2, m1M2, m1M2, m1m2 m1m2

M1M2, M1M2, M1m2, M1m2, m1M2, m1M2, m1m2 m1m2

Rasio Fenotipe

F2 3 M1 3 M1

1m 1m

3M2 3M2 1m2 1m2 3 M2 3 M2 1 m2 1 m2

9 M1. M2.

9 M1. M2. 9 Merah9 Merah 3 M1. m2

3 M1. m2 3 Merah3 Merah 3 m1 M2.

3 m1 M2. 3 Merah3 Merah 1 m1 m2

1 m1 m2  1 putih1 putih

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

(32)

Contoh POLIMERI pada WARNA KULIT Manusia

63 Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

Epistasis

• Epistasis Resesif Duplikat (Komplemeter)

– interaksi antara gen-gen dominan yang berbeda, sehingga saling melengkapi untuk menghasilkan fenotip tertentu.

– Jika salah satu gen dominan tidak ada, maka fenotip yang berbeda dari sebelunya muncul

9 : 7 9 : 7

Normal

Normal Tuli BisuTuli Bisu

P Fenotipe Genotip Gamet

DD EE

DD EE dd eedd ee DE

DE dede

F1

X

Dd Ee Dd Ee

Dd Ee x Dd Ee Dd Ee x Dd Ee

Normal Normal

(33)

Epistasis

• Epistasis GEN DUPLIKAT dengan EFEK KOMULATIF

(gen DOMINAN RANGKAP)

– dua gen dominan yang berbeda, jika dua gen dominan yang berbeda, jika berada bersama akan memunculkan berada bersama akan memunculkan sifat gabungan dari gen

sifat gabungan dari gen--gen tersebutgen tersebut

Rasio fenotip Rasio fenotip F2 F2  9 : 9 : 66: 1: 1

• Tanaman gandumgandum (Hordeum vulgare) terdapat biji yang warna kulitnyakulit bervariasi yang dikontrol 2 pasang gen atau alel yang berbeda. Jika

A. B. A. B.  Ungu tuaUngu tua

A. bb; aa B. A. bb; aa B.  UnguUngu

aa bb aa bb  PutihPutih

• Contoh : Gandum berkulit Ungu Tua (AA Ungu Tua (AA BB)

BB) disilangkan dengan gandum berkulit putih

putih (aa bb)(aa bb). Tentukan fenotipe F1 & F2 fenotipe F1 & F2 (hasil persilangan sesama F1)

Ungu tua

Ungu tua putihputih

P Fenotipe Genotip Gamet

AA BB

AA BB aa bbaa bb AB

AB abab

F1

X

Aa Bb Aa Bb

F1 x F1 Aa Bb x Aa BbAa Bb x Aa Bb

Ungu tua Ungu tua

Gamet AB, Ab,AB, Ab, aB, ab aB, ab

AB, Ab, AB, Ab, aB, ab aB, ab

Rasio Fenotipe

F2 3 A 3 A

1 a 1 a

3 B 3 B 1 b 1 b 3 B 3 B 1 b 1 b

9 A. B.

9 A. B.  9 Ungu tua9 Ungu tua 3 A. b

3 A. b 3 Ungu3 Ungu 3 a B.

3 a B. 3 Ungu3 Ungu 1 d e 1 d e  1 putih1 putih

• Merupakan salah satu bentuk penyimpangan Hukum Mendel

• Pautan gen terjadi antara dua gen yang berbeda dimana lokus keduanya terletak sangat

berdekatan dalam satu kromosom sehingga tidak dapat berpisah (segregasi) secara bebas

• Ada 2 jenis tautan:

– Pautan AUTOSOMAL.

– Pautan KELAMIN

• PINDAH SILANG (crossing over): peristiwa pertukaran gen-gen antara kromatid dari pasangan kromosom homolog

• Peristiwa pautan dan pindah silang terdapat pada lalat buah (Drosophila melanogaster), yang dilaporkan pertama kali oleh T.H. Morgan.

66

PAUTAN GEN (gene lingkage) &

PINDAH SILANG

MIOSIS MIOSIS

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

(34)

• Contoh peristiwa pautan dan Crosing over dari persilangan lalat buah

– Lalat buah memiliki gen penentu sifat warna tubuh dan gen penentu bentuk sayap yang terletak pada kromosom yang sama

• Gen B (abu-abu) dominan terhadapgen b (hitam)

• Gen C (sayap lurus) dominan terhadap gen c (sayap menggulung),

67

PAUTAN GEN (gene lingkage) &

PINDAH SILANG

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

PAUTAN & PINDAH SILANG

PAUTAN & PINDAH SILANG

(35)

69

Menentukan Jarak antara gen b & c Menentukan Jarak antara gen b & c

• Jarak map antara gen b dan c dilakukan dgn dengan menentukan frekuensi rekombinan

• Menghitung jumlah keturunan tipe rekombinan ( R)

• Menghitung jumlah seluruh keturunan (K)

• R dibagi K dikali 100

• Nilai didapat adalah jarak map gen b-c

• Satuan = mU (map unit) atau cM (centi Morgan)

• 1 mU (cM) = 1 %

• Berdasarkan data persilangan sebelumnya , maka:

Jarak gen b

Jarak gen b— —c = R/K x 100 c = R/K x 100

= 133 + 137/ 371 + 359 + 133 + 137 x 100

= 133 + 137/ 371 + 359 + 133 + 137 x 100

= 27 mU atau 27 cM atau 27%

= 27 mU atau 27 cM atau 27%

b 27 mU c

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

SIFAT-SIFAT yang dibatasi oleh SEKS

• Gen terletak pada kromosom kromosom autosom

autosom

• Ekspresi gen dibatasi oleh

jenis kelamin jenis kelamin 

berhubungan dengan

mekanisme hormonal mekanisme hormonal

atau struktur anatomi struktur anatomi

•• Contoh ; Contoh ; tipe bulu pada ayam tipe bulu pada ayam

70

Genotip Fenotipe

Jantan Betina HH Bulu betina Bulu betina Hh Bulu betina Bulu betina hh Bulu jantan Bulu betina Berbulu

jantan

Berbulu betina

Berbulu betina

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

(36)

SIFAT YANG DIPENGARUHI OLEH SEKS

•• Gen Gen yang mengendalikan sifat-sifat ini terletak pada kromosom autosom kromosom autosom

•• Ekspresi gen Ekspresi gen--gen gen tsb dipengaruhi oleh seks (jenis kelamin seks (jenis kelamin )

•• Contoh Contoh sifat-sifat yang dipengaruhi oleh seks:

– – BotakBotak

– Panjang telunjuk Panjang telunjuk

71

Genotip Fenotipe

Perempuan Laki-laki

BB botak botak

Bb normal botak

bb normal normal

Kebotakan

Genotip Fenotipe

Perempuan Laki-laki

TT pendek pendek

Tt panjang pendek

tt panjang panjang

Ukuran Telunjuk

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

DETERMINASI SEKS

Sistem XY dan XX

Sistem ZZ dan ZW

(37)

73

KELAINAN & PENYAKIT GENETIK PADA MANUSIA

TERPAUT PADA KROMOSOM AUTOSOM

TERPAUT PADA KROMOSOM SEKS 1. Albino (a)

2. Polidaktilii (p) 3. Achondroplasia 4. Fenilketonuria (f) 5. Talassemia (t) 6. PTC (ptc) 7. Dentinogenesis

imperfecta (di)

1. Buta warna (c) 2. Hemofilia (h) 3. Anodontia (a) 4. Hypertrichosis (h) 5. Musculas dystropi

(md) 6. Gigi coklat (B)

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

KELAINAN & PENYAKIT GENETIK PADA MANUSIA

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

(38)

KELAINAN & PENYAKIT GENETIK PADA MANUSIA

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

KELAINAN & PENYAKIT GENETIK

PADA MANUSIA

(39)

77

KELAINAN & PENYAKIT GENETIK PADA MANUSIA

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

PENYAKIT/KELAINAN GENETIK YANG

TERPAUT PADA Kromosom AUTOSOM

78

•• Albino Albino

•• Ketidakmampuan menghasilkan Ketidakmampuan menghasilkan pigmen

pigmen

• Bersifat resesifresesif

• Dikontrol gen a

• terpaut pada kromosom autosom

Contoh

• Seorang lakilaki--lakilaki pembawa sifat albino pembawa sifat albino menikah dengan perempuan perempuan yang juga pembawa sifat albinopembawa sifat albino.

Kemungkinan rasio fenotip dan genotip keturunan mereka :

P Laki,

Karier albino

Perempuan, Karier albino

A

Aaa AAaa

Gamet A, A, aa A, A, aa x

F1

¼

¼ aaaa = = AlbinoAlbino

¼ AA =

¼ AA = NormalNormal

½ A

½ Aaa = = Normal karierNormal karier

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

(40)

PENYAKIT/KELAINAN GENETIK YANG

TERPAUT PADA Kromosom AUTOSOM

79

•• Polidaktilii Polidaktilii

• Penambahan umlah jari tangan atau kaki

• Bersifat

Dominan Dominan

• Dikontrol gen P

• terpaut pada

kromosom autosom

Contoh

• Seorang laki laki--laki laki polidaktili homosigot polidaktili homosigot menikah dengan perempuan perempuan normal normal . Tentukan rasio fenotip dan genotip keturunan mereka !

P Laki

polidaktilii

Perempuan normal

P

Ppp pp

Gamet P, P, pp pp

x

F1 50% 50% PPp = p = polidaktiliipolidaktilii

Pada tangan

Pada kaki

50% pp = 50% pp = normalnormal

PENYAKIT/KELAINAN GENETIK YANG

TERPAUT PADA Kromosom AUTOSOM

•• Sindaktili Sindaktili

• Adanya selaput antara jari-jari

• Bersifat

Dominan Dominan

• Dikontrol gen S

• terpaut pada

kromosom autosom

Contoh

• Seorang laki laki--laki laki sindaktilii sindaktilii menikah dengan perempuan

perempuan normal normal . Tentukan rasio fenotip dan genotip keturunan mereka !

P Laki

polidaktilii

Perempuan normal

x

(41)

Contoh

• Seorang lakilaki--lakilaki Achondroplasia Achondroplasia menikah dengan perempuan

perempuan yang juga Achondroplasia Achondroplasia . Tentukan rasio fenotip dan genotip keturunan mereka :

PENYAKIT/KELAINAN GENETIK YANG

TERPAUT PADA Kromosom AUTOSOM

81

•• Achondroplasia Achondroplasia

• Kerdil akibat ganguan pertumbuhan tulang anggota gerak atas dan bawah

• Ukuran pada organ lainnya normal

• Bersifat

Dominan Dominan

• Dikontrol gen D

• terpaut pada

kromosom kromosom autosom

autosom

P Laki Karier Achondroplasia

PerempuanKarier Achondroplasia

D

Ddd DDdd

Gamet D, D, dd D, D, dd x

F1

0,25 dd = 0,25 dd = NormalNormal 0,25

0,25 DD DD = Achondroplasia= Achondroplasia 0,50

0,50 DDdd = Achondroplasia= Achondroplasia

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

PENYAKIT/KELAINAN GENETIK YANG

TERPAUT PADA Kromosom AUTOSOM

82

•• Kemampuan Kemampuan mengecap mengecap

Phenylthiocarbamida Phenylthiocarbamida (PTC)

(PTC)

• Mampu merasakan rasa pahit PTC

• Bersifat

Dominan Dominan

• Dikontrol gen T

• terpaut pada

kromosom kromosom autosom

autosom

Contoh

• Seorang laki laki--laki laki Perasa PTC Perasa PTC menikah dengan perempuan

perempuan yang juga Perasa PTC Perasa PTC . Tentukan rasio fenotip dan genotip keturunan mereka :

P Laki

Perasa PTC

Perempuan Perasa PTC

Tt

Tt TtTt

Gamet T, tT, t T, t T, t x

F1

¼ tt =

¼ tt = Buta Kecap PTCButa Kecap PTC

¼ TT =

¼ TT = Perasa PTCPerasa PTC

½ Tt

½ Tt = = Perasa PTCPerasa PTC

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

(42)

PENYAKIT/KELAINAN GENETIK YANG

TERPAUT PADA Kromosom AUTOSOM

83

•• Thallasemia Thallasemia

• Kelainan genetik yang menyebabkan rendahnya hemoglobin sehingga daya ikat eritrosit terhadap oksigen juga rendah

• Disebabkan kesalah transkripsi mRNA  Kodon -- Globin

• Bersifat

Dominan Dominan

• Dikontrol gen Th

• ThTh = thallsaemia mayor ( letal)

• Thth = thallsaemia minor

• thth = normal

• terpaut pada

kromosom kromosom autosom

autosom

Contoh

• Seorang laki laki--laki laki thalasemia minor thalasemia minor menikah dengan perempuan perempuan yang juga thallasemia thallasemia minor

minor. Tentukan rasio fenotip dan genotip keturunan mereka :

P Laki

Thallasemia minor

Perempuan Thallasemia minor

Th th

Th th Th thTh th Gamet Th, Th,

th th

Th, Th, th th x

F1

¼ th th =

¼ th th = normalnormal

¼ Th Th =

¼ Th Th = thallasemia mayor (letal)thallasemia mayor (letal)

½ Th th

½ Th th = = thalasemia minorthalasemia minor

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

PENYAKIT/KELAINAN GENETIK YANG

TERPAUT PADA Kromosom AUTOSOM

•• Progeria Progeria

• Penuanan dini (prematured aging)

• Adanya mutasi pada gene yang mengontrol produksi protein filamen untuk membran dalam nukleus

• Bersifat

Dominan Dominan

• Dikontrol gen A

Contoh

• Seorang laki laki--laki laki Progeria heterozigot Progeria heterozigot menikah dengan perempuan perempuan normal Tentukan rasio fenotip dan genotip keturunan mereka :

P Laki

Progeria

Perempuan Normal

x

(43)

PENYAKIT/KELAINAN GENETIK YANG TERPAUT PADA KROMOSOM SEKS

• Penyakit /kelainan genetikyang terpaut pada kromosom kelamin di kontrol oleh gen-gen yang terpaut pada kromosom kelamin X maupun Y

•• Buta warna Buta warna

– Bersifat resesif, oleh gen c – terpaut pada kromosm X pada kromosm X Contoh:

– Jika seorang laki Jika seorang laki--laki buta warna laki buta warna menikah dengan perempuan normal menikah dengan perempuan normal pembawa sifat

pembawa sifat buta warna buta warna . . Bagaimana rasio fenotip dan genotip Bagaimana rasio fenotip dan genotip keturunan mereka

keturunan mereka

85

P

x

Laki, butawarna

Perempuan, Karier

F1

Gamet Gamet

Perempuan karier butawarna

Laki-laki Normal butawarna Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

APAKAH ANDA BUTAWARNA ?  lihat Ishihara plate ini !

86 Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

(44)

APAKAH ANDA BUTAWARNA ?

87 Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

PENYAKIT/KELAINAN GENETIK YANG

TERPAUT PADA KROMOSOM SEKS

•• Hemofilia Hemofilia

– Keidakhadiran faktor VIII (faktor pembeku) dalam darah sehingga darah sulit membeku

– Bersifat resesif resesif

gen

gen h h yang

P Laki,

normal

Perempuan, Normal Karier

X

XHHYY XXH H XXhh Gamet XXHH

Y Y

X XH H X Xhh x

(45)

PENYAKIT/KELAINAN GENETIK

YANG TERPAUT PADA KROMOSOM SEKS

•• Anodontia Anodontia

– Tidak memiliki gigi seumur hidup – Bersifat resesif resesif

– Disebabkan oleh gen gen a a yang

terpaut pada kromosom X kromosom X

Contoh:

 Jika seorang lakiJika seorang laki--laki Normal menikah laki Normal menikah dengan perempuan normal pembawa dengan perempuan normal pembawa sifat

sifat

anodontia anodontia

. Bagaimana rasio . Bagaimana rasio fenotip dan genotip keturunan fenotip dan genotip keturunan mereka?

mereka?

P Laki,

normal

Perempuan, Normal Karier

X

XAAYY XXA A XXaa Gamet XXAA

Y Y

X XA A X Xaa x

F1

¼ X

¼ XAAY = Y = LakiLaki--laki normal laki normal

¼ X

¼ XA A XXAA = = perempuan normalperempuan normal

¼ X

¼ XA A XXa a = = perempuan karierperempuan karier

¼ X

¼ XaaY = Y = LakiLaki--laki anodontialaki anodontia

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015 Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

PENYAKIT/KELAINAN GENETIK YANG TERPAUT PADA KROMOSOM SEKS

•• Brownteeth (gigi coklat Brownteeth (gigi coklat dan mudah rusak) dan mudah rusak)

– Bersifat dominan dominan

– Disebabkan oleh gen B yang terpaut pada kromosom X kromosom X

Contoh:

 Jika seorang lakiJika seorang laki--laki penderita gigi laki penderita gigi coklat dan mudah rusak menikah coklat dan mudah rusak menikah dengan perempuan normal.

dengan perempuan normal.

Bagaimana rasio fenotip dan genotip Bagaimana rasio fenotip dan genotip keturunan mereka?

keturunan mereka?

P Laki,

Gigi coklat

Perempuan, Normal

X

XBBYY XXb b XXbb Gamet XXBB

Y Y

X Xb b x

F1

½ X

½ XbbY = Y = LakiLaki--laki normal laki normal

½ X

½ XB B XXAA = = perempuan gogi coklatperempuan gogi coklat

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

(46)

PENYAKIT/KELAINAN GENETIK YANG TERPAUT PADA KROMOSOM SEKS

•• Hypertrychosis Hypertrychosis

– Tumbuh rambut pada lubang bagian luar telinga

– Bersifat resesif resesif

– Disebabkan oleh gen h yang terpaut pada kromosom Y kromosom Y   gen gen holandrik

holandrik

– Sehingga hanya dijumpai dijumpai pada laki laki-- laki

laki Contoh:

 Jika seorang lakiJika seorang laki--laki hipertichosis laki hipertichosis menikah dengan perempuan normal.

menikah dengan perempuan normal.

Bagaimana rasio fenotip dan genotip Bagaimana rasio fenotip dan genotip keturunan mereka?

keturunan mereka?

P Laki,

Hypertichosis

Perempuan, Normal

X Y

X Yhh XX XX Gamet X X

Y Yhh

X X x

F1

½ X

½ XbbY = Y = LakiLaki--laki hypertrychosislaki hypertrychosis

½ X

½ X X = X = perempuan normalperempuan normal

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

GAGAL BERPISAH (nondisjuction)

& SINDROM yang dimunculkan

GAGAL

BERPISAH FERTILISASI ZIGOT & SINDROM YANG DIMILIKI

Tidak terdeteksi

(47)

93

Kromosom & Frekuensi SINDROM

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

Usia ibu saat hamil & Frekuensi Kemunculan Sindrom Down per 1000 kelahiran

94 Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

(48)

Cystic Fibrosis (CF)

95 Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

PHENILKETONURIA (PKU)

(49)

Sindrom Turner pada wanita &

sindrom Klinefelter pada pria

97 Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

Sindrom Klinefelter

98 Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

(50)

Sindrom Fragile

99 Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

Deteksi kelainan atau penyakit

pada Janin; AMNIOCENTESIS

(51)

101

Deteksi kelainan genetik pada janin;

CHORIONIC VILLUS SAMPLING

Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

Beberapa METODE untuk mendeteksi kelainan/penyakit genetik

102 Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

(52)

Terima Kasih

103 Refli, Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015

Referensi

Dokumen terkait

Tuntutan Berakhlak Mulia dan Kaitannya dengan Prinsip Lahir dalam Teori SPB4L Penyair, selain menuntut umat Islam untuk mencari ilmu dan hidup berilmu, beliau juga amat

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan dari penelitian ini bahwa penerapan data mining menggunakan algoritma K-Means Clustering yang

Perbandingan antara target, realisasi dan capaian pada indikator utama Sasaran Terwujudnya Rencana dan Kebijakan Pembangunan yang Terintegrasi dengan Rencana Tata Ruang Kota

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI : Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2010 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Sembilan Bulan Yang

merupakan kumpulan makalah pada saat Seminar Nasional dan Lokakarya Nasional III AITBI dilaksanakan pada tanggal 4-5 Agustus 2017 dan diselenggarakan di Fakultas

Lendutan pada balok beton bertulang dengan menggunakan limbah onyx dan kerikil pada tiap daerah grafik beban- lendutan cenderung mengalami perbedaan pada nilai

Made Putra, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan serta motivasi yang sangat bermanfaat dalam process pembuatan skripsi... Semara Putra, S.Pd.,M.FOr

Memang dalam kitab fiqh tidak ada ketentuan pencatatan talak akan tetapi dari petunjuk al-Qur’an tersebut tentang bertransaksi secara tunai supaya di tulis atau