• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA TERHADAP AKHLAK SISWA DI SMP NEGERI 1 BONTORAMBA KABUPATEN JENEPONTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA TERHADAP AKHLAK SISWA DI SMP NEGERI 1 BONTORAMBA KABUPATEN JENEPONTO"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

0 SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:

NURWAHIDAH NIM : 105191106517

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/ 2020 M

(2)

i SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:

NURWAHIDAH NIM : 105191106517

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/ 2020 M

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nurwahidah NIM : 105191106517

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Agama Islam

Kelas : C

Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut:

1. Mulai dari pernyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi, saya menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Saya tidak melakukan penjiplakan (plagiat) dalam menyusun skripsi ini.

3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2 dan 3 maka bersedia untuk menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh keadaran.

Makassar, 15 Dzulhijjah 1442 H 25 Juli 2021 M Yang Membuat Pernyataan

Nurwahidah

NIM: 105191106517

(6)

v ABSTRAK

NURWAHIDAH, 105 191 105 317, Pengaruh Penarapan Pendidikan Islam dalam Keluarga Terhadap Akhlak Siswa di SMP Negeri 1 Bontoramba Kabupaten Jeneponto. Dibimbing oleh Ferdinan dan Alamsyah

Tujuan dari penelitian ini yaitu Untuk mengetahui penerapan pendidikan Islam dalam keluarga siswa di SMP Negeri 1 Bontoramba Kabupaten Jeneponto, untuk mengetahui akhlak siswa di SMP Negeri 1 Bontoramba kabupaten Jeneponto, dan untuk mengetahui pengaruh penerapan pendidikan Islam dalam keluarga terhadap akhlak siswa di SMP Negeri 1 Bontoramba kabupaten Jeneponto.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa dan orang tua siswa di SMP Negeri 1 Bontoramba, sedangkan pengambilan sampel penelitian ini dilakukan secara simple random sampling. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 31 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, dokumentasi dan angket.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana dengan uji t.

Dari hasil penelitian ini diperoleh thitung pada variabel penerapan pendidikan Islam dalam Keluarga adalah 11,041. Pada derajat bebas (df) = n – 2

= 31 – 2 = 29, maka ditemukan ttabel dengan uji satu fihak dan taraf signifikansi 0,05 sebesar 2,04. Maka dapat diketahui bahwa thitung > ttabel (11,041 > 2,04). Hal tersebut berarti hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini diterima yaitu ada pengaruh pendidikan Islam dalam keluarga terhadap akhlak siswa di SMP Negeri 1 Bontoramba Kabupaten Jeneponto. Sedangkan hipotesis nihil (Ho) ditolak.

Dengan demikian dapat dibuat kesimpulan bahwa penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh pendidikan Islam dalam keluarga terhadap akhlak siswa di SMP Negeri 1 Bontoramba kabupaten Jeneponto.

Kata Kunci: Pendidikan Islam, Keluarga , Akhlak Siswa

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, taufiq dan inayah-Nya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini. Salam dan shalawat semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan pengikut Nabi hingga akhir zaman.

Banyak kendala yang penulis hadapi dalam penelian dan penyusunan skripsi ini namun karena berkat dari Allah SWT dan bantuan semua pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ked ua orang tua tercinta, bapak Nuhung Matry dan Ibu Nurbuati, yang selalu memberikan cinta dan kasih sayang, dorongan dukungan secara moril maupun material dan doa yang tidak terhingga.

2. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

Yang telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga skripsi ini dpat terselesaikan.

3. Dr.Amirah Mawardi,S.Ag.,M.Si Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Nurhidaya M. S.Pd.I., M.Pd.I. Ketua Prodi Pendidikan Agama IslamFakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

(8)

vii

5. Dr. Ferdinan, S.Pd.I., M.Pd.I dan Alamsyah, S.Pd.I., M.H. pembimbing yang penuh kesabaran dan keikhlasan dalam membimbing serta memberikan arahan, sehingga skripsi ini dapat tersusun.

6. Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Ibu St. Suada S.Pd.I. kepala SMP Negeri 1 Bontoramba, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

8. Guru SMP Negeri 1 Bontoramba kabupaten Jeneponto

9. Kepada seluruh teman-teman yang belum sempat penulis sebutkan dalam skripsi ini yang telah memberikan bantuan moral maupun moril selama penulis masih dalam jenjang pendidikan.

Penulis juga menyadari bahwa sebagai manusia biasa banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan lapang dada penulisis senantiasa mengharapkan petunjuk dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki skripsi ini. Pada akhirnya penulis mengharapkan kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak lain yang membutuhkan. Aamiin

Makassar, 01 Dzul Qa’idah 1442 H 12 Juni 2021 M

Nurwahidah 105191105317

(9)

viii DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN SAMPUL ...

HALAMAN JUDUL ... i

PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

BERITA ACARA MUNAQASYAH ... iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 6

A. Penerapan Pendidikan Islam dalam Keluarga ... 6

1. Pengertian Pendidikan Islam dalam Keluarga ... 6

2. Tujuan Pendidikan Islam ... 7

3. Tugas dan Fungsi Keluarga ... 8

(10)

ix

4. Metode Pendidikan Islam dalam Keluarga ... 10

B. Akhlak Siswa ... 15

1. Pengertian Akhlak ... 15

2. Sumber Akhlak ... 15

3. Ruang Lingkup Akhlak ... 19

C. Kerangka Pikir ... 25

D. Hipotesis ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Lokasi dan Objek Penelitian ... 27

C. Variabel Penelitian ... 27

D. Definisi Operasional Variabel ... 28

E. Populasi dan Sampel ... 28

F. Instrumen Penelitian ... 29

G. Teknik Pengumpulan Data ... 31

H. Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Bontoramba ... 34

B. Penerapan Pendidikan Islam dalam Keluarga siswa di SMP Negeri 1 Bontoramba Kabupaten Jeneponto ... 38 C. Akhlak siswa di SMP Negeri 1 Bontoramba Kabupaten Jeneponto 41

(11)

x

D. Pengaruh Penerapan Pendidika Islam dalam Keluarga Terhadap Akhlak Siswa di SMP Negeri 1 Bontoramba Kabupaten

Jeneponto ... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 51

LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 52

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 28

Tabel 3.2 Sampel Pnelitian ... 29

Tabel 4.1 Keadaan Gedung dan Sarana SMP Negeri 1 Bontoramba ... 35

Tabel 4.2 Keadaan Siswa SMP Negeri 1 Bontoramba ... 36

Tabel 4.3 Keadaan Guru dan Pegawai SMP Negeri 1 Bontoramba ... 37

Tabel 4.4 Hasil olah Angket Penerapan Pendidikan Islam dalam Keluarga Siswa di SMP Negeri 1 Bontoramba Kabupaten Jeneponto ... 39

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Angket Penerapan Pendidikan Islam dalam Keluarga Siswa di SMP Negeri 1 Bontoramba Kabupaten Jeneponto ... 40

Tabel 4.6 Hasil Olah angket Akhlak Siswa di SMP Negeri 1 Bontoramba Kabupaten Jeneponto ... 42

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Angket Akhlak Siswa di SMP Negeri 1 Bontoramba Kabupaten Jeneponto ... 43

Tabel 4.8 Hasil Persamaan Linear Sederhana ... 45

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian... 25 Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Persentasi Penerapan Pendidikan Islam

dalam Keluarga ... 41 Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Persentasi Akhlak Siswa ... 44

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia.

Pendidikan menjadi salah satu faktor utama dalam pengembangan potensi manusia, baik potensi jasmani maupun rohani. Pendidikan lebih spesifik lagi jika dihubungkan dengan pelaksanaan tanggung jawab manusia sebagai manusia dan khalifah Allah. Karena manusia merupakan subyek dan objek pendidikan, maka dari itu pendidikan tidak akan punya arti apabila manusia tidak ada di dalamnya.1 Islam selain sebagai agama juga sebagai sistem peradaban yang mengisyaratkan pentingnya pendidikan. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar, teratur dan sitematis untuk mempengaruhi anak agar memiliki sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita dan tujuan pendidikan.2 Sedangkan makna pendidikan Islam adalah lebih menekankan kepada pembentukan kepribadian dan perbaikan sikap mental sesorang agar tepadunya iman dan amal sholeh yang bertuajuan pada individu dan masyarakat agar mampu menanamkan ajaran Islam dan menjadikan manusia yang berorientasi pada dunia dan akhirat sesuai dengan cita-cita Islam.3

1 Muhammad Azmi, Pembinaan Akhlak Anak Usia Pra Sekolah, (Solo: Belukar, 2006), h.

17.

2 Muhsin Dkk, Pendidikan Islam Humanistik, (Bandung: PT. Rafika Aditama, 2010), h. 3.

3 Ibid. h. 5.

(15)

Dalam perspektif agama, pedadogis, psiklogis, maupun sosiologis, keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dalam pendidikan anak. sebab di dalam keluarga terjadi interaksi dengan orang yang ada di lingkungannya.

Seperti orang tua, saudara-saudara, dan anggota keluarga lain. sehingga di dalam keluaraga terjadi peleburan interaksi fitrah anak dengan orang-orang di dekatnya.

Karena adanya interaksi antara keluarga dengan anak maka akan terjadi proses keteladanan, peniruan, pembelajaran, dan internalisasi nilai keyakinan.4

Menurut Makruf Ar Roshofi dalam Arifin, akhlak anak itu menjadi baik karena pengaruh akhlak ibunya. Dalam syair tedapat kalimat yang menyatakan bahwa mendidik anak merupakan suatu kewajiban orang tua yang harus dilakukan.5

Terdapat hadits Nabi yang mengungkapkan bahwa anak itu tergantung dari agama orang tuanya. Sebagaimana sabda Nabi Saw.

اَنَ ثَّدَح ُمَدآ اَنَ ثَّدَح َةَرْ يَرُى ِبَِأ ْنَع ِنَْحَّْرلا ِدْبَع ِنْب َةَمَلَس ِبَِأ ْنَع ِّيِرْىُّزلا ْنَع ٍبْئِذ ِبَِأ ُنْبا

َأَف ِةَرْطِفْلا ىَلَع ُدَلوُي ٍدوُلْوَم ُّلُك َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُوَّللا ىَّلَص ُّ ِبَِّنلا َلاَق َلاَق ُوْنَع ُوَّللا َيِضَر ُهاَوَ ب

ْوَأ ِوِناَدِّوَهُ ي يِهَبْلا ُجَتْنُ ت ِةَميِهَبْلا ِلَثَمَك ِوِناَسِّجَُيُ ْوَأ ِوِناَرِّصَنُ ي

ءاَعْدَج اَهيِف ىَرَ ت ْلَى َةَم

(رواه البخاري)

Artinya:

Telah menceritakan kepada kami (Adam) telah menceritakan kepada kami (Ibnu Abu Dza'bi) dari (Az Zuhriy) dari (Abu Salamah bin 'Abdurrahman) dari (Abu Hurairah radliallahu 'anhu) berkata; Nabi Shallallahu 'alaihiwasallam bersabda: "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah.

Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang

4 Ibid, h.15

5 M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sokolah dan Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), h. 74

(16)

melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya?" (HR. Bukhari)6

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa keluarga sangat penting dalam mendidik anak dan sanagat berpengaruh terhadap anak karena keluargalah orang yang pertama dan paling sering berinteraksi dengan anak. hal seperti ini bisa kita perhatikan dalam masalah sehari-hari. Contohnya, jika orang tua sering acuh tak acuh dan sering melakukan perbuatan yang melangggar agama maka akan berpengaruh terhadap perilaku anak. Anak akan meniru apa yang dilakukan orang tuanya dan perilaku anak akan tidak jauh beda dengan perilaku orang tuanya. Salah satu contoh, yaitu sering melanggar peraturan di sekolah.

Dari hasil observasi peneliti beberapa waktu yang lalu, bahwa di sekolah yang akan dijadikan sebagai lokasi penelitian, yaitu di SMP Negeri 1 Bontoramba Kabupaten Jeneponto, banyak siswa yang memiliki akhlak yang kurang baik, seperti cara berbicara kepada guru ataupun orang-orang disekitarnya, cara berpakaian, dan akhlak-akhlak lainnya.

Dari permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian apakah orang tua dalam memberikan pendidikan Islam kepada anak sudah maksimal atau belum. Penulis mencoba meneliti sebab-sebab dari akhlak siswa yang seperti itu. Lalu penulis juga mencoba meneliti apakah ada pengaruh antara pendidikan Islam dalam keluarga dengan akhlak anak di sekolah. Dengan demikian berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis terpanggil untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Pendidikan

6 Kitab Shahih Bukhari Hadits No. 1296

(17)

Islam Dalam Keluarga Terhadap Akhlak Siswa Di SMP Negeri 1 Bontoramba Kabupaten Jeneponto”.

B. Rumusan Masalah

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, penulis mengangkat tiga pokok permasalahan dalam penelitian ini:

1. Bagaimana penerapan pendidikan Islam dalam keluarga siswa di SMP negeri 1 Bontoramba Kabupaten Jeneponto?

2. Bagaimana akhlak siswa di SMP Negeri 1 Bontoramba Kabupaten Jeneponto?

3. Bagaimana pengaruh penerapan Pendidikan Islam dalam keluarga terhadap akhlak siswa di SMP Negeri 1 Bontoramba Kabupaten Jeneponto?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ni adalah:

1. Untuk mengetahui penerapan Pendidikan Islam dalam keluarga terhadap akhlak siswa SMP negeri 1 Bontoramba Kabupaten Jeneponto.

2. Untuk menegatahui akhlak siswa di SMP Negeri 1 Bontoramba Kabupaten Jeneponto.

3. Untuk menegtahui pengaruh penerapan Pendidikan Islam dalam keluarga terhadap akhlak siswa di SMP Negeri 1 Bontoramba Kabupaten Jeneponto.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Menambah dan memperluas wawasan peneliti dan pembaca terutama mengenai persoalan pengaruh Penerapan pendidikan Islam dalam keluarga terhadap akhlak siswa

(18)

2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan pendidikan Islam terhadap siswa.

b. Bagi orang tua

Informasi yang diperoleh melalui penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan pendidikan Islam kepada anak c. Bagi Siswa

Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pengetahuan untuk berakhlak yang baik.

d. Bagi Peneliti

Dapat memperluas pengetahuan dan mendapatkan pengalaman baru tentang Pengaruh Penarapan Pendidikan Islam dalam Keluarga Terhadap Akhlak Siswa

(19)

6 A. Pendidikan Islam dalam Keluarga

1. Pengertian Pendidikan Islam dalam Keluaraga

Sebelum membahas pengertian pendidikan Islam dalam keluarga, terlebih dahulu dijelaskan pendidikan secara umum. Karena pendidikan secara umum yang akan dijadikan sebagai titik tolak pendidikan Islam.

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”7 Menurut Rasyid Ridha dalam Hasan Langgulung, Pendidikan Islam adalah pendidikan yang sangat ideal, karena menyelaraskan pertumbuhan fisik dan mental, jasmani dan rohani pengembangan individu dan masyarakat, serta dunia dan akhirat. Pendidikan Islam mencakup kehidupan manusia seutuhnya, memperhatikan segi akidah, ibadah serta akhlak.8

Menurut Khaeruddin dalam Azmi, pendidikan Islam merupakan proses transformasi ilmu pengetahuan dan internalisasi nilai dalam diri setiap individu

7 M. Bashori Muchsin Dkk, Pendidikan Islam Humanistik, (Bandung: PT. Rafika Aditama, 2010), h.. 2.

8 Hasan Langgulung, Pendidikan dan Peradaban Islam; Suatu Analisa Sosio-psikologi, (Jakarta: Pustaka Husna, 2001), h. 3

(20)

melalui penumbuhan dan pengembangan potensi-potensi fitrahnya guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya.9

Pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang diberikan dalam lingkungan keluarga dalam hal ini adalah orang tua, orang tua yang dimaksud adalah ayah dan ibu.

Pendidikan keluarga termasuk pendidikan informal, sebagaimana di sebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 angka 13 dijelaskan bahwa: “Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan”.

Dari berbagai pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa pendidikan Islam dalam keluarga adalah suatu usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh pihak keluarga yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik, membimbing, serta mengarahkan anak agar memiliki kepribadian yang sesuai dengan ukuran Islam.

2. Tujuan Pendidikan Islam

Ada beberapa tujuan umum pendidikan Islam menurut Prof. M. Athiyah Al-Abrasyi, yaitu:

a. Membantu pembentukan akhlak yang mulia b. Mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat

c. Membentuk pribadi yang utuh, sehat jasmani dan rohani d. Menumbuhkan ruh ilmiah

e. Mengkaji ilmu semata untuk ilmu itu sendiri

9 Muhammad Azmi, Pembinaan Akhlak Anak Pra Sekolah, (Yogyakarta: Belukar, 2006), h. 23.

(21)

f. Menyiapkan anak agar mempunyai profesi tertentu, sehingga dapat melaksanakan tugas dunia dengan baik atau dengan kata lain persiapan untuk mencari rezeki.10

Pendidikan Islam memiliki tanggaung jawab yang besar sesuai dengan dasar-dasar pendidikan modern. Tanggung jawab ini terletak pada tiga pihak utama, yaitu keluarga, masyarakat dan sekolah. Namun yang akan di bahas pada penelitian ini, yaitu pendidikan Islam dalam keluarga.

3. Tugas dan Fungsi Keluarga

Secara sosiologis keluarga dituntut berperan dan berfungsi untuk menciptakan suatu masyarakat yang aman, tentram, behagia dan sejahtera, yang semua itu harus dijalankan oleh keluarga sebagai lembaga sosial terkecil. Dalam buku Keluarga Muslim Dalam Masyarakat Modern, dijelaskan bahwaberdasarkan pendekatan budaya, keluarga sekurangnya mempunyai tujuh fungsi, yaitu fungsi biologis, edukatif, religius, proyektif, sosialisasi, rekreatif, dan ekonomi.11

Keluarga sebagai kesatuan hidup bersama mempunyai 7 fungsi yang ada hubungannya dengan kehidupan si anak, yaitu:

a. Fungsi biologis yaitu keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak; secara biologis anak berasal dari orang tuanya. Mula-mula dari dua manusia, seorang pria dan wanita yang hidup bersama dalam ikatan nikah, kemudian berkembang dengan lahirnya anak-anaknya sebagai generasi penerus atau dengan kata lain kelanjutan dari identitas keluarga.

10 Khirun Rosyadi, Pendidikan Profetik. (Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2004), h. 162

11 Jalaluddin Rahmat, Keluarga Muslim dalam Masyarakat Modern, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994), h. 20-21.

(22)

b. Fungsi afeksi; yaitu keluarga merupakan tempat terjadinya hubungan sosial yang penuh dengan kemesraan dan afeksi (penuh kasih sayang dan rasa aman).

c. Fungsi sosialisasi; yaitu fungsi keluarga dalam membentuk kepribadian anak.

Melalui interaksi sosial dalam keluarga anak mempelajari pola-pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai dalam masyarakat dalam rangka perkembangan kepribadiannya.

d. Fungsi pendidikan; yaitu keluarga sejak dahulu merupakan institusi pendidzikan. Dahulu keluarga merupakan satu-satunya institusi untuk mempersiapkan anak agar dapat hidup secara sosial dan ekonomi di masyarakat. Sekarangpun keluarga dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan utama dalam mengembangkan dasar kepribadian anak.

Selain itu keluarga/orang tua menurut hasil penelitian psikologi berfungsi sebagai faktor pemberi pengaruh utama bagi motivasi belajar anak yang pengaruhnya begitu mendalam pada setiap langkah perkembangan anak yang dapat bertahan hingga ke perguruan tinggi.

e. Fungsi rekreasi; yaitu keluarga merupakan tempat/medan rekreasi bagi anggotanya untuk memperoleh afeksi, ketenangan dan kegembiraan.

f. Fungsi keagamaan; yaitu keuarga merupakan pusat pendidikan, upacara dan ibadah agama bagi para anggotanya, disamping peran yang dilakukan institusi agama. Fungsi ini penting artinya bagi penanaman jiwa agama pada si anak;

sayangnya sekarang ini fungsi keagamaan ini mengalami kemunduran akibat pengaruh sekularisasi.

(23)

g. Fungsi perlindungan; yaitu keluarga berfungsi memelihara, merawat dan melindungi si anak baik fisik maupun sosialnya. Fungsi ini oleh keluarga sekarang tidak dilakukan sendiri tetapi banyak dilakukan oleh badan-badan sosial seperti tempat perawatan bagi anak-anak cacat tubuh mental, anak yatim piatu, anak-anak nakal dan perusahaan asuransi. Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindung dari gangguan- gangguan seperti gangguan udara dengan berusaha menyediakan rumah, gangguan penyakit dengan berusaha menyediakan obat-obatan dan gangguan bahaya dengan berusaha menyediakan senjata, pagar/tembok dan lain-lain. 12

Menurut Abu Ahmadi, ia menambahkan satu fungsi keluarga selain ketujuh fungsi diatas yaitu fungsi ekonomi. Fungsi ekonomi adalah keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan manusia yang pokok, diantaranya kebutuhan makan dan minum, kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya dan kebutuhan tempat tinggal. Berhubung dengan fungsi penyelenggaraan kebutuhan pokok ini maka orang tua diwajibkan untuk berusaha keras agar supaya setiap anggota keluarga dapat cukup makan dan minum, cukup pakaian serta tempat tinggal.13

4. Metode Pendidikan Islam dalam Keluarga

Menurut Rahman Ritonga tugas pokok pendidikan dalam keluarga adalah

“menanamkan keimanan dan akidah yang kokoh, membekali anak dengan ilmu pengetahuan, baik ilmu umum atau ilmu agama, mengajarkan anak akhlak atau moral yang baik, dan mengajarkan anak beribadah”

12 Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, (PT. Rineka cipta, 1991), h.. 103

13 Ibid, h. 104.

(24)

Menurut Heri Juhaeri Muchtar dalam buku Fiqih Pendidikan, metode pendidikan Islam secara garis besar terdiri dari lima, yaitu: metode keteladanan (uswah hasanah), metode pembiasaan, metode nasihat, metode memberi perhatian dan met ode hukuman.

a. Metode keteladanan (uswah hasanah)

Metode keteladanan (uswah hasanah) dalam perspektif pendidikan Islam adalah metode influentif yang paling meyakinkan bagi keberhasilan pembentukan aspek moral, spiritual dan etos sosial anak. Kurangnya teladan dari para pendidik dalam mengamalkan nilai-nilai Islam menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya krisis moral.

Penerapan metode uswah hasanah dalam pendidikan Islam megacu pada Al-Quran dan Sunnah, sebagaimana salah satu sindiran Allah Swt. dalam QS. Al- Baqarah: 2 ayat 144. terhadap orang yang menyeru kepada kebaikan sedangkan dia tidak menjalankannya.























Terjemahnya:

mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir? 14

Dari ayat di atas penulis menyimpulkan bahwa untuk mengimplementasikan metode keteladanan hendaknya dimulai dari diri sendiri yang menjadi figur bagi anak dan peserta didik.

14 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta: CV. Darus Sunnah, 2002), h. 23.

(25)

b. Metode Pembiasaan

Pembiasaan merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku yang relatif menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang berulang- ulang. Proses pembiasaan dalam pendidikan merupakan hal yang penting terutama bagi anak-anak usia dini. Anak-anak belum menyadari apa yang disebut baik dan tidak baik. Ingatan anak-anak belum kuat, perhatian mereka mudah beralih kepada hal-hal yang baru dan disukainya. Dalam kondisi ini mereka perlu dibiasakan dengan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, dan pola pikir tertentu.

Pembentukan karakter seseorang terutama peserta didik bersifat tidak alamiah, sehingga dapat berubah dan dibentuk sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pembiasaan dalam pendidikan Islam hendaknya dimulai sedini mungkin. Mendidik anak dengan metode pembiasaan juga didasarkan pada hadis Nabi yang berbunyi:

ْب ِما َش ِه ْنَع ٍ ِلِا َم ْنَع ُةَبْيَتُق اَنَث َّدَح ِلو ُس َر َلَ ِ ا ِل َمَعْلا ُّب َحَأ َن َكَ ْتَلاَق اَ َّنََّأ َة َشِئاَع ْنَع ِهيِبَأ ْنَع َة َو ْرُع ِن

ُهُب ِحا َص ِهْيَلَع ُمو ُدَي ي ِ َّلَّا َ َّلَّ َس َو ِهْيَلَع ُ َّللَّا َّلَّ َص ِ َّللَّا

(رواه البخاري) Artinya:

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah dari Malik dari Hisyam bin 'Urwah dari Ayahnya dari Aisyah bahwa dia berkata; "Amalan yang paling dicintai oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah yang dikerjakan secara terus menerus oleh pelakunya."(HR. Bukhari)15

Merujuk pada hadis tersebut, maka penulis dapat memahami bahwa dalam mendidik anak usia dini, metode pembiasaan positif sangat tepat digunakan, karena dengan metode tersebut maka akhlak yang baik akan tertanam dengan sendirinya pada diri anak.

15 Kitab Shahih Bukhari No. 5981

(26)

c. Metode nasihat

Mendidik anak dengan memberi nasihat mampu menggerakkan jiwa anak secara langsung, yaitu dengan cara mengulang-ulang nasihat yang diberikan.

Dengan nasihat yang diulang-ulang akan membuka pikiran anak.16 Adapun ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang nasihat dan peringatan orang tua pada anaknya, sebagaimana firman Allah Swt. dalam QS. Luqman: 31 ayat 13.































Terjemahnya:

dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".17

Dari ayat diatas penulis memahami bahwa mendidik anak merupakan kewajiban bagi setiap orang tua, dan salah satu metode yang diperintahkan Allah adalah metode nasihat.

d. Metode memberi perhatian/pengawasan

Mendidik dengan perhatian/pengwasan maksudnya yaitu mengikuti perkembangan anak dan mengawasinya dalam pembentukan aqidah, akhlak, mental dan sosilnya. Begitu juga terus mengecek keadaannya dalam pendidikan fisik dan intelektualnya. Dengan orang tua memperhatiakan/mengawasi anak akan selalu terpantau mulai dari gerak-geriknya, perkataan, perbutan, dan kecenderungannya.18

16 Repositoy.metrowniv.ac.id.PDF/Metode Mendidik Anak dalam Keluarga

17 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta: CV. Darus Sunnah, 2002), h. 413.

18 Abdullah Nashih, Pendidikan Anak dalam Islam,(Jawa Tengah: Insan Kamil Solo, 2012), h. 60

(27)

e. Metode hukuman

Hukuman dalam pendidikan memiliki pengertian yang sangat luas, mulai dari hukuman ringan sampai hukuman yang berat. Tapi yang dimaksud hukuman disini adalah hanya membuat anak agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Orang tua jika melihat anaknya melakukan kesalahan sebaiknya langsung menegurnya, jika ditegur atau diberitahu namun masih tetap saja melakukan kesalahan itu, maka perlu diberikan hukuman bagi anak. yaitu hukuman yang mendidik agar anak jera dan mengerti bahwa yang dilakukannya itu adalah perbuatan yang salah.

Dari beberapa metode Pendidikan Islam dalam Keluarga di atas dapat dipahami bahwa orang tua mempunyai tnggung jawab besar untuk mendidik, khususnya dalam pendidikan Agama Islam untuk melindungi keluaraga dan memelihara keselamatan keluarga. Melindungi keluarga bukan hanya memberikan tempat tinggal saja, tetapi memberikan perlindungan supaya keluarga terhindar dari malapetaka baik di dunia maupun diakhirat, yaitu dengan cara mengajak keluarga melakukan perbuatan-perbuatan yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi yang dilarang-Nya. Memelihara keluarga itu dengan mengajarkan keluarga agar taat kepada Allah Swt, agar diberi keselamatan oleh Allah baik di dunia maupun di akhirat.

(28)

B. Akhlak Siswa

1. Pengertian Akhlak

Secara etimonologi akhak berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata khuluq yang berarti “budi pekerti, perangai atau tingkah laku atau tabiat”.19

Secara terminologi, ada bebarapa definisi tentang akhlak, beberapa diantaranya yaitu:

a. Akhlak menurut Imam Al-Ghazali yaitu sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

b. Akhlak meurut Ibrahim Anis adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.

c. Akhlak menurut Abdul Karim Zaidan, yaitu nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbanagannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk, untuk kemudian melakukan atau meninggalkannya.20

Dari ketiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga akan muncul secara spontan apabila diperlukan.

2. Sumber Akhlak

Sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela. Sebagaimana keseluruhan ajaran Islam, sumber akhlak adalah Al-Quran

19 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offest, 2002), h. 1.

20 Ibid, h. 2.

(29)

dan Sunnah, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana pada konsep etika dan moral. Dan bukan pula karena baik atau buruk dengan sendirinya sebagaimana pandangan Mu’tazilah.

Dalam konsep akhlak segala sesuatu itu dinilai baik atau buruk, terpuji atau tercela, semata-mata karena syara’ (Al-Quran dan Sunnah) menilainya demikian. Kenapa sifat syukur, sabar, pemaaf, pemurah dan jujur misalnya dinilai baik? Tidak lain karena syara’ menilai semua sifat-sifat itu baik. Begitu juga sebaliknya, kenapa sifat pemarah, dendam, kikir, dan dusta misalnya dinilai buruk? Tidak lain karena syara’ menilainya demikian.

Apakah Islam menafikan peran hati nurani, akal dan pandangan masyarakat dalam menentukan baik dan buruk? Atau dengan ungkapan lain dapatkah ketiga hal tersebut dijadikan ukuran baik dan buruk.

Hati nurani atau fitrah dalam bahasa Al-Quran memang dapat menjadi ukuran baik dan buruk karena manusia diciptakan oleh Allah Swt, memiliki fitrah bertauhid, mengakui ke Esaan-Nya sebagaimana dalam QS. Ar-Ruum: 30 ayat 30















































Terjemahnya:

Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui21

Karena fitrah itulah manusia cinta kepada kesucian dan selalu cenderung kepada kebenaran. Hati nuraninya selalu merindukan dan mendambakan

21 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta: CV. Darus Sunnah, 2002), h. 408.

(30)

kebenaran, ingin mengikuti ajaran-ajaran Tuhan, karena kebenaran itu tidak akan didapat kecuali dengan Allah sebagai sumber kebenaran mutlak. Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi dengan baik karena pengaruh dari luar, misalnya pengaruh pendidikan dan lingkungan. Fitrah hanyalah potensi dasar yang perlu dipelihara dan dikembangkan. Betapa banyak manusia yang fitrah tertutup sehingga hati nuraninya tidak dapat lagi melihat kebenaran. Oleh karena itu ukuran baik dan buruk tidak dapat diserahkan sepenuhnya hanya kepada hati nurani atau fitrah manusia semata. Harus dikembalikan kepada penilaian syara’.

Semua keputusan syara’ tidak akan bertentangan dengan hati nurani manusia, karena keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu Allah Swt.

Demikian juga halnya dengan akal pikiran. Ia hanya salah satu kekuatan yang dimiliki manusia untuk mencari kebaikan atau keburukan. Dan keputusannya bermula dari pengalaman empiris kemudian diolah menurut kemampuan pengetahuannya. Oleh karena itu keputusan yang diberikan oleh akal hanya bersifat spekulatif dan obyektif.

Demikiannlah tentang hati nurani dan akal pikiran. Bagaimana dengan pandangan masyarakat. Pandangan masyarakat juga dpat dijadikan salah satu ukuran baik dan buruk, tetapi sangat relatif, tergantung sejauh mana kesucian hati nurani masyarakat dan kebersihan pikiran mereka dapat terjaga. Masyarakat yang hati nuraninya sudah tertutup dan akal pikiran mereka sudah dikotori oleh sikap dan perilaku yang tidak terpuji tentu tidak bisa dijadikan ukuran. Hanya kebiasaan masyarakat yang baiklah yang bisa dijadikan ukuran.

(31)

Dari uraian di atas sudah jelas bagi kita bahwa ukuran yang pasti (tidak spekulatif), obyektif, komprehensif dan universal untuk menentukan baik dan buruk hanyalah Al-Quran dan Sunnah, bukan yang lain-lainnya.22

a. Al-Quran

Al-quran merupakan sumber pertama bagi akhlak. Ayat Al-Quran yang menunjukkan hal demikian, yaitu dalam QS. Al-Isra:17 ayat 9



































Terjemahnya:

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.23

Rasulullah adalah orang pertama yang berakhlak dengan akhlak Al-Quran dan senantiasa menjaga akhlaknya sesuai dengan Al-Quran.

b. Hadits

Hadits merupakan sumber dari ajaran syariat. Hadits adalah segala ucapan, perbuatan dan ketetapan Rasulullah. Hadits merupakan sumber kedua bagi akhlak dengan sebuah dalil Al-Quran dalam Surah Al-Qalam: 68 ayat 4.









Terjemahnya:

Dan Sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.24

22 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offest, 2002), h. 4-5.

23 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta: CV. Darus Sunnah, 2002), h. 284.

24 Ibid, h.

(32)

Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa akhlak Rasulullah adalah yang paling baik dan merupakan contoh yang harus diteladani oleh seluruh manusia karena beliau yang diutus menjadi Rasul untuk menyempurnakan akhlak manusia.

3. Rauang Lingkup Akhlak

Muhammad Abdullah Draz dalam Yunahar, membagi ruang lingkup akhlak kepada lima bagian:

a. Akhlak pribadi, terdiri dari yang diperintahkan, yang dilarang, yang dibolehkan, dan akhlak dalam keadaan darurat.

b. Akhlak berkeluarga, terdiri dari kewajiban timbal balik orang tua dan anak, kewajiban suami istri, dan kewajiban karib kerabat.

c. Akhlak bermsyarakat, terdiri dari yang dilarang, yang diperintahkan, dan kaedah-kaedah adab.

d. Akhlak bernegara, terdiri dari hubungan antara pimpinan dan rakyat, dan hubungan luar negeri.

e. Akhlak beragama, terdiri dari kewajiban terhadap Allah Swt.25

Dari sistematika yang dibuat oleh Abdullah Draz di atas, tampklah bagi kita bahwa ruang lingkup akhlak itu sangat luas, mencakup seluruh aspek kehidupan, baik secara vertikal dengan Allah Swt. maupun secara horizontal sesama makhluk-Nya.

Barangkat dari sistematika di atas dengan sedikit modifikasi penulis membagi pembahasan Akhlak menjadi 6, yaitu: Akhlak terhadap Allah Swt.

25 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offest, 2002), h. 5.

(33)

akhlak terhadap Rasulullah Saw. akhlak pribadi, akhlak dalam keluarga, akhlak bermasyaraka, akhlak bernegara.26

1. Akhlak terhadap Allah Saw.

Akhlak kepada Allah Swt, dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan olehmanusia sebagai makhluk, kepada Allah sebagai Khaliq. Sekurang-kurangnya ada empat bahasan mengapa manusia perlu berakhlak kepada Allah.

a. Karena Allah Swt. yang menciptakan manusia. Dia yang menciptakan manusia dari air yang dikeluarkan dari tulang punggung dan tulang rusuk, hal ini sebagaimana di firmankan Allah Swt. dalam surat At-Thariq: 86 ayat 5-7, sebagai berikut :

































Terjemahnya:

Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?. Dia diciptakan dari air (mani) yang terpancar. Yang terpancar dari tulang sulbi (punggung) dan tulang dada.27

Maka dari itu sebagai umat islam harus tunduk dan patuh atas segala perintah dan larangannya, karna Allah-lah yang telah menciptakan kita.

b. Karena Allah Swt. yang telah memperlengkapkan panca indera, berupa pendengaran, penglihatan, akal fikiran dan hati, serta anggota badan yang kokoh dan sempurna kepada manusia. Allah Swt. berfirman dalam surat An-Nahl ayat 78:

26 Ibid, h. 6

27 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta: CV. Darus Sunnah, 2002), h. .592

(34)

































Terjemahnya:

Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun dan Dia memberikan kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur.28

Dari ayat diatas penulis memahami bahwa setiap manusia harusnya bersyukur kepada Allah karena telah diberikan kenikmatan penglihatan dan pendengaran karna tidak semua orang diberikan kenikmatan tersebut.

c. Karena Allah Swt. yang menyediakan berbagai bahan dan sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan lainnya. Firman Allah Swt.

dalam surat Al-Jasiyah: 45 ayat 12-13 :

































































Terjemahnya:

Allah lah yang menundukkan laut untuk mu agar kapal-kapal dapat berlayar di atasnya dengan perintah-Nya, dan agar kamu bersyukur. Dan Dia menundukan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari -Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir.29

Dari ayat di atas penulis memahami bahwa Allah memberikan kenikmatan akal kepada manusia untuk berpikir tentang tanda-tanda kebesaran Allah,

28 Ibid, h. 276.

29 Ibid, h. 500.

(35)

memperhatikan dan merenungkan apa yang diciptakan baik dilangit maupun dibumi.

d. Allah Swt. yang memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan daratan dan lautan. Firman Allah dalam surat Al-Isra’: 17 ayat 70 :





































Terjemahnya:

Dan sungguh, Kami telah muliakan anak-anak cucu Adam dan Kami angkut mereka di darat dan di laut dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.30

Dari ayata di atas dapat dipahami bahwa Allah sagat memuliakan manusia melebihi makhluk yang lainnya dengan memberikan kelebihan yang sempurna, maka sudah seharusnya manusia itu bersyukur dengan berakhlak yang baik kepada Allah.

2. Akhlak kepada Rasulullah

Selain berakhlak kepada Allah Swt. kita juga sebagai umat muslim di haruskan untuk berakhlak kepada Nabi Muhammad Saw. Karena dari beliaulah kita banyak mendapatkan warisan yang bisa kita wariskan lagi turun-menurun ke anak cucu kita.

Mencintai Rasulullah adalah wajib dan termasuk bagian dari iman. Semua orang Islam mengimani bahwa Rasulullah adalah hamba Allah dan utusan-Nya.

Makna mengimani ajaran Rasulullah Saw. adalah menjalankan ajarannya, menaati perintahnya. Ahlus sunnah mencintai Rasulullah Saw. dan mengagungkannya

30 Ibid, h. 290

(36)

sebagaimana para sahabat beliau mencintai beliau lebih dari kecintaan mereka kepada diri mereka sendiri dan keluarga mereka.

Bentuk akhlak terhadap Rasul Saw. yaitu: Menghidupkan Sunnah,Taat,Selalu bershalawat,Mencintai Keluarga Nabi.

3. Akhlak pribadi

Akhlak pribadi terhadap diri sendiri meliputi kewajiban terhadap dirinya disertai dengan larangan merusak, membinasakan dan menganiyaya diri sendiri baik secara jasmani maupun secara rohani.

Adapun macam-macam akhalak pribadi, yaitu: Sidiq, Iffah, Amanah, Mujahadah, Istiqomah, saj’ah, tawadhu, malu, sabar, pemaaf.31

4. Akhlak dalam keluarga

Akhlak Berkeluarga, yaitu sifat atau perilaku terhadap anggota keluarga, seperti bagaimana bersikap kepada Ayah, Ibu, Adik, Kakak. Dan bagaimana saling hormat menghormati dan saling menghargai satu sama lain.

Adapun akhlak dalam keluarga, yaitu: birrul walidain, hak kewajiban dan kasih sayang suami istri, kasih sayang dan tanggung jawab orang tua terhadap anak, dan silaturahim dengan karib kerabat.

5. Akhlak bermasyarakat

Akhlak Bermasyarakat, yaitu sifat atau perilaku saat berada di lingkungan masyarakat. Adapun akhlak dalam bermasyarakat, yaitu: bertamu dan menerima tamu, hubungan baik dengan tetangga, hubungan baik dengan masyarakat, pergaulan muda mudi dan ukhuwah islamiah.

31 Http://Henisetiyaningsih.Blogspot.Com/2013/05/Akhlak-Pribadi.Html

(37)

6. Akhlak bernegara

Akhlak Bernegara, yaitu sifat atau perilaku terhadap bangsa dan negara.

Adapun akhlak bernegara, yaitu: musyawarah, menegakkan keadilan, amar ma’ruf nahi munkar, hubungan pemimpin dan yang dipimpin.32

32 Https:// digilib.ump.ac.id/ Nilai Akhlak Islam

(38)

C. Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Landasan Yuridis Landasan Agama

1. Al- Quran 2. Hadits Nabi

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pendidikan Islam dalam Keluarga

Pendidikan Islam

1. Pendidikan Aqidah 2. Pendidikan Ibadah 3. Pendidikan Akhlak

Pembagian Akhlak

1. Akhlak terhadap diri sendiri 2. Akhlak terhadap guru

3. Akhlak terhadap teman dan lingkungan

(39)

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan dugaan sementara peneliti yang kerangka berpikirnya berlandaskan teori. Jadi, tingkat kebenarannya masih tingkat teori.

Hipotesis tidak bisa dibuat tanpa menggunakan dasar teori yang kuat. Maka dari itu kebenarannya masih harus diuji dengan mengumpulkan data dan dianalaisis.33

a. Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada pengaruh penerapan pendidikan Islam dalam keluarga terhadap akhlak siswa di SMP Negeri 1 Bontoramba Kabupaten Jeneponto.

b. Hiptesis Nihil (Ho)

Tidak ada pengaruh penerapan pendidikan Islam dalam keluarga terhadap akhlak siswa di SMP Negeri 1 Bontoramba Kabupaten Jeneponto.

33 Purwan, Metode Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2008), h. 74

(40)

27 A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian menggunakan angka-angka dan analisis-analisis menggunakan statistik.34

Dipilihnya penelitian kuantitatif ini dengan alasan untuk menguji keterkaitan variabel tingkat pendidikan Islam dalam keluarga terhadap akhlak siswa. Penulis berusaha mengetahui apakah ada pengaruh pendidikan Islam dalam keluarga terhadap akhlak siswa di SMP negeri 1 Bontoramba Kabupaten Jeneponto.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di SMP Negeri 1 Bontoramba Kabupaten Jeneponto yang beralamat di Jl. Lasinrang Dg. Sese No. 14 Pokobulo. Sedangkan yang menjadi objek penelitian yaitu siswa dan orang tua siswa yang anaknya bersekolah di SMP Negeri 1 Bontoramba Kabupaten Jeneponto.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.35 Variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

34 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RD), (Bandung; alfa beta 2010), h. 7

35 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RD), (Bandung; alfa beta 2010), h. 38

(41)

1. Variabel bebas (X) adalah Pendidikan Islam dalam Keluarga 2. Varibel terikat (Y) adalah Akhlak Siswa

D. Definisi Operasional Variabel

Pada penelitian ini definisi operasional variabel yang akan dikemukakan terdiri dari dua, yaitu definisi variabel Pendidikan Islam dalam Keluarga dan definisi variabel Akhlak Siswa.

1. Pendidikan Islam dalam Keluarga (X)

Pendidikan Islam dalam keluaraga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan aqidah, pendidikan ibadah, dan pendidikan akhlak.

2. Akhlak Siswa (Y)

Akhlak siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah akhlak terhadap diri sendiri, akhlak terhadap guru, akhlak terhadap teman dan lingkungan.

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.36 Adapun populasi pada penelitian ini adalah siswa dan orang tua siswa yang anaknya bersekolah di SMP Negeri 1 Bontoramba Kabupaten Jeneponto tahun ajaran 2020-2021. Selanjutnya populasi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Populasi penelitian

No. Populasi Jumlah Siswa Jumlah Orang Tua Siswa

1 Kelas VII 105 orang 105 orang

36 Suharsimi arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, (Jakarta; Rineka Cipta 2010), h.173

(42)

2 Kelas VIII 99 orang 99 orang

3 Kelas IX 101 orang 101 orang

Total 305 Orang 305 orang

Sumber: Data siswa SMP Negeri 1 Bontoramba Tahun ajaran 2020/2021 2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya lebih dari 100 dapat diambil 10-15% atau 20-25% lebih.37

Berdasarkan pengambilan sampel dengan teknik tersebut , sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah 10% dari seluruh populasi yang berjumlah 305 siswa dan 305 orang tua siswa . Maka sampel dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.2 Sampel penelitian

No. Populasi Persentase Sampel Siswa Sampel Orang Tua 1 Kelas VII 105 x 10% 11 Siswa 11 Orang Tua 2 Kelas VIII 99 x 10% 10 Siswa 10 Orang Tua 3 Kelas IX 101 x 10% 10 Siswa 10 Orang Tua

Total 31 Siswa 31 Orang Tua

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam meneliti.

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi yang dpat dipertanggung jawabkan.

37 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta; Rineka Cipta 2010), h.173

(43)

Instrumen ini diharapkan dapat membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian dan mempermudah mendapatkan informasi guna melengkapi hasil penelitian.

Adapun instrumen yang penulis akan gunakan dalam penelitian untuk mengertahui pengaruh pendidikan agama Islam dalam keluarga terhadap akhlak siswa di SMP Negeri 1 Bontoramba Kabupaten Jeneponto, yaitu:

1. Pedoman Observasi

Pedoman observasi digunakan untuk menghimpun data tentang situasi kondisi di SMP Negeri 1 Bontoramba. Observasi merupakan suatu proses yang kompleks dan tersusun yang dilakukan dengan cara mengamati, meneliti dan pencatatan-pencatatan terhadap suatu keadaan.

2. Pedoman Angket

Angket merupakan instrumen penelitian yang terdiri dari serangkaian pertanyaan untuk tujuan mengumpulkan informasi dari responden.

Dipandang dengan cara menjawab quesioner atau engket dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu (a) quesioner terbuka (open ended),yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab kalimatnya sendiri secara bebas, dan (b) quesioner tertutup (close form), yang sudah disediakan alternatif jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

3. Catatan Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal- hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa

(44)

dokumentasi adalah pengumpulan data dengan melihat catatan- catatan yang sudah disediakan, sehingga peneliti dengan mudah mendapatkan informasi dari data tersebut.

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung pada objek yang diteliti secara sengaja dan sistematis. Observasi sebagai bentuk pengamatan dan pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.

Observasi sebagai teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri-ciri spesifik tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.

2. Angket

Angket atau quesioner “teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab”

Dipandang dengan cara menjawab quesioner atau engket dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu (a) quesioner terbuka (open ended),yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab kalimatnya sendiri secara bebas, dan (b) quesioner tertutup (close form), yang sudah disediakan alternatif jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

3. Dokumentasi

(45)

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal- hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa dokumentasi adalah pengumpulan data dengan melihat catatan- catatan yang sudah disediakan, sehingga peneliti dengan mudah mendapatkan informasi dari data tersebut.

H. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Penelitian ini menggunakan uji hipotesis dengan mencari persamaan regresi melalui analisis regresi linear sederhana. Analisis regresi linear sederhana merupakan hubungan secara linear antara satu variabel bebas (X) dengan satu variabel terikat (Y). Analis ini digunakan untu mengetahui arah hubungan variabel bebas dan variabel terikat apakah bernilai positif atau negatif dan apakah mengalami kenaikan atau penurunan. Berikut rumus regresi linear sederhana:

Y = a + bx Keterangan:

Y = Variabel dependen (nilai variabel Y yang diprediksikan) X = Variabel independen

a = Konstanta (nilai Y’ apabila X=0)

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan atau penurunan)

Setelah mendapatkan Persamaan regresi maka dilanjutkan dengan uji hipotesis dengan uji t, yaitu dengan membandingkan Thitung dan Ttabel. Apabila

(46)

Thitung > Ttabel maka hipotesis Ha diterima yang berarti Ho ditolak, dan apabila Thitung < Ttabel maka Ho diterima yang berarti Ha ditolak.

Thitung dapat dilihat pada tabel hasil analisis regresi linear sederhana, sedangkan Ttabel dapat dilihat pada daftar tabel titik presentase distribusi T dengan taraf signifikansi 0,05 yang artinya taraf kesalahannya sebesar 5%.

(47)

34 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Bontoramba

SMP Negeri 1 Bontoramba adalah salah satu sekolah menengah pertama Negeri yang terletak di Jeneponto, tepatnya di Jl. Lasinrang Dg. Sese No.14 Pokobulo Desa Bangkalaloe, Kec. Bontoramba, Kab. Jeneponto yang didirikan pada tahun tahun 1984. Pada awal berdirinya, SMP Negeri 1 Bontoramba

\merupakan SMP filial Pokobulo kemudian berubah menjadi SMPN Pokobulo dan berubah lagi menjadi SMPN 2 Tamalatea, dan di tahun yang sama karena pemekaran kecamatan maka dirubah menjadi SMP Negeri 1 Bontoramba.38

1. Visi Misi SMP Negeri 1 Bontoramba a. Misi Sekolah

Unggul dalam berprestasi, berkualitas, berdisiplin tinggi, beriman dan berbudi pekerti luhur.

b. Misi Sekolah

1) Melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.

2) Mendorong dan mengoptimalkan peranan guru dalam peningkatan mutu proses belajar mengajar.

3) Mengoptimalkan peranan orang tua dalam menunjang program sekolah.

38 Staf Tata Usaha SMP Negeri 1 Bontoramba

(48)

4) Membimbing dan membantu siswa mengenal dirinya dalam penerapan budi pekerti luhur.

5) Membimbing dan menggali potensi siswa agar dapat mengembangkan prestasi akademik dan non akademik.

6) Mendayagunakan sarana dan prasarana yang ada untuk menunjang proses belajar mengajar.

7) Menerapkan budaya dan disiplin bagi warga sekolah setiap hari dalam lingkungan sekolah.

2. Keadaan Gedung dan Sarana SMP Negeri 1 Bontoramba

Untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar maka diperlukan gedung dan sarana yang memadai. Berikut peneliti sajikan keadaan gedung di SMP Negeri 1 Bontoramba.

Tabel 4.1

Keadaan gedung dan sarana SMP Negeri Bontoramba

No Bangunan / Ruangan Jumlah

Keadaan Baik Rusak

1 Ruang kepala sekolah 1 

2 Ruang guru 1 

3 Ruang kelas 15 

4 Ruang tata usaha 1 

5 Laboratorium 1 

6 UKS 1 

7 Dapur sekolah 1 

(49)

8 Musholla 1 

9 Perpustakaan 1 

10 Lapangan olahraga 1 

11 Lapangan upacara 1 

12 Kantin sekolah 1 

13 Toilet siswa 2 

14 Toilet guru 2 

15 Ruang BK 1 

3. Keadaan Siswa SMP Negeri 1 Bontoramba Kabupaten Jeneponto

Siswa-siswi di SMP Negeri 1 Bontoramba merupakan komponen yang telah lulus seleksi penerimaan siswa baru yang diadakan setiap tahun. Berikut peneliti sajikan keadaan siswa-siswi SMP Negeri 1 Bontoramba.

Tabel 4.2

Keadaan Siswa SMP Negeri 1 Bontoramba Kabupaten Jeneponto

No Kelas Jumlah Siswa Wali Kelas

1 VII.1 26 Saharuddin, S.Ag

2 VII. 2 26 Akhmad, S.Pd

3 VII. 3 27 Gassing, S.Pd

4 VII. 4 26 Dra. Suhartini

5 VIII. 1 25 Basri N, S.Pd.I

6 VIII. 2 25 Hj. Hadramiah, S.Pd

7 VIII. 3 24 Rohani, S.Pd

(50)

8 VIII. 4 25 Nurjayati, S.Pd

9 IX. 1 26 Saliori, S.Pd

10 IX. 2 26 H. Saharuddin, S.Pd

11 IX. 3 26 Hj. Nursyam, S.Pd

12 IX. 4 25 Drs. Muh. Hamzah

4. Keadaan Guru dan Pegawai SMP Negeri 1 Bontoramba

Dalam lembaga pendidikan formal kehadiran guru dan pegawai memiliki peranan yang sangat penting. Dimana dalam proses pembelajaran peran guru sangat besar karena mereka sebagai pemegang kendali pada lembaga pendidikan.

Tanpa adanya guru dalam sebuah lembaga pendidikan formal, maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik. Berikut peneliti sajikan keadaan guru dan staf SMP Negeri 1 Bontoramba.

Tabel 4.3

Keadaan Guru dan Pegawai SMP Negeri 1 Bontoramba

No Nama Guru/Staf L/P Jabatan

1 St. Suada, S.Ag P Kepala Sekolah

2 Muh. Dahlan, S.Pd.I L Guru

3 Saharuddin, S.Ag L Guru

4 Drs. Muh. Isnaeni, MM L Guru

5 Hj. Hadramiah, S.Pd P Guru

6 Hj. Bunganurung. M, S.Pd P Guru

7 Dra. Hj. Suhaini P Guru

(51)

8 Nanneng Pardan, S.Pd P Wakasek Kesiswaan

9 Nurjayati, S.Pd P Guru

10 Dra. Suhartini P Guru

11 Drs. Muh. Hamzah L Wakasek Sarpras

12 Saliori, S.Pd P Guru

13 Gassing, S.Pd L Guru

14 H. Saharuddin, S.Pd L Guru

15 Hj. Nursyam, S.Pd P Guru

16 Sudarmiah Salinringi, S.Pd P Wakasek Kurikulum

17 Akhmad, S.Pd L Guru

18 Basri N, S.Pd.I L Guru

19 Rohani, S.Pd P Guru

21 Hastuti Hmaruddin, S.Pd P Guru BK

22 Hj. Musdalifah, SE P Staf TU

23 Hj. Ranisa P Staf TU

24 H. Sunawir, S.Ag L Staf TU

B. Penerapan Pendidikan Islam dalam Keluarga Siswa di SMP Negeri 1 Bontormba Kabupaten Jeneponto

Berikut ini adalah hasil olah angket penerapan pendidikan Islam dalam keluarga terhadap akhlak siswa di SMP Negeri 1 Bontoramba Kabupaten Jeneponto. Nilai tersebut merupakan nilai angket dari 31 orang tua siswa . Jumlah nilai yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut.

Gambar

Gambar  2.1  Kerangka Pikir Penelitian..........................................................
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
Tabel 3.1   Populasi penelitian
Tabel 3.2  Sampel penelitian
+2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Henry Subiakto, Komunikasi Politik, Media, dan Demokrasi (hal. Jakarta: kencana prenada media grup. Kritik Budaya Komunikasi: Budaya, media, dan gaya hidup dalam proses

Ketut Suminta, Drs, 2000, Modul Pelatihan Geometri roda,

Analisis penguatan front wheel alignment mengacu pada pengaturan pada tiap faktor front wheel alignment mencakup perubahan camber, spesifikasi awal menggunakan

Jika 3 berkas sequential, seperti master file, transaction file dan update master file yang digunakan oleh sebuah program. Karena hanya ada 2 tape drive, maka salah satu dari

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan (ijin usaha perdagangan umum, klasifikasi barang Meubelair dan kualifikasi kecil yang

Akuakultur merupakan sistem produksi yang mencakup input produksi (prasarana dan sarana produksi), proses produksi (persiapan hingga pemanenan) dan output produksi (pascapanen

(2) Prinsip terbuka sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dimaksudkan bahwa peserta umroh dan wisata ro harii terbuka untuk kaum muslim dan non muslim

Dari sisi analisis proportional shift atau pendekan pertumbuhan sektoral terdapat 12 sektro ekonomi yang memiliki pertumbuhan cepat yakni Sekor Pengadaan Listrik dan Gas,