• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH ALOKASI DANA DESA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI 10 KABUPATEN DI SUMATERA UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENGARUH ALOKASI DANA DESA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI 10 KABUPATEN DI SUMATERA UTARA"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH ALOKASI DANA DESA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN TENAGA KERJA

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI 10 KABUPATEN DI SUMATERA UTARA

OLEH

NURKHOLILA HARAHAP 140501001

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH ALOKASI DANA DESA, INDEKS

PEMBANGUNAN MANUSIA DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI 10 KABUPATEN DI SUMATERA UTARA

Kinerja perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari nilai PendapatanDomestik Regional Bruto (PDRB) atau pertumbuhan ekonominya.

Pertumbuhanekonomi daerah tersebut memiliki peran penting dalam penciptaan kesejahteraan,peningkatan taraf hidup dan tersedianya lapangan kerja.

Alokasi Dana Desa(ADD) adalah sebagai bantuan dana stimulan atau dana perangsang untukmendorong dan membiayai program pemerintah desa yang ditunjang denganpartisipasi swadaya masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan,pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Jumlah alokasi dana desa dalam kurun waktu tiga tahun ini terus meningkat dari tahun 2015-2017 dan tingkat pertumbuhan ekonomi 10 Kabupaten di Sumatera Utara.

Dengandemikian tujuan utama dari penelitian ini adalah menganalisis dampak alokasi dana desa terhadap pertumbuhan ekonomi 10 Kabupaten di Sumatera Utara. Metode analisis yangdigunakan adalah model ekonometrika data panel yang mencakup 10 Kabupaten dan data runtun waktu dari tahun 2015 hingga 2017. Hasil analisis menunjukkan bahwavariabel yang berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi secarasignifikan adalah ADD dan jumlah tenaga kerja dan sedangkan yang berpengaruh negatif adalah indeks pembangunan manusia.

Kata kunci: Alokasi dana desa, pertumbuhan ekonomi, indeks pembangunan manusia, tenaga kerja, data panel.

(7)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE EFFECT OF VILLAGE FUNDS ALLOCATION, HUMAN DEVELOPMENT INDEX AND LABOR ON ECONOMIC GROWTH OF 10 DISTRICTSIN NORTH SUMATERA

The economic performance of a region can be seen from the value of Gross Regional Domestic Product (GRDP) or economic growth. The regional economic growth has an important role in creation prosperity, improvement of living standards and availability of employment.

Village Fund Allocation (ADD) is as a stimulant fund or stimulant fund to encourage and finance village government programs that are supported by community participation in carrying out governmental activities, development and community empowerment. The total allocation of village funds in the past three years continues to increase from 2015-2017 and the economic growth rate of 10 regencies in North Sumatra.

Thus the main objective of this study is to analyze the impact of village fund allocation on the economic growth of 10 regencies in North Sumatra. The analytical method used is the panel data econometrics model which covers 10 districts and the data is tracked from 2015 to 2017. The analysis shows that the variables that have a positive effect on economic growth significantly are ADD and the number of workers and the negative effect is the human development index .

Keywords: Village fund allocation, economic growth, human development index, labor, panel data.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atassegala rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikanpenyusunan skripsi yang berjudul “Dampak Alokasi Danadesa, Indeks Pembangunan Manusia Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi 10 Kabupaten Di Sumatera Utara”.Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis inginmenyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikandukungan material dan non-material kepada penulis dalam menyelesaikan skripsiini, khususnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE., MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier Hasibuan, MP selaku ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan dan Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE, M.Si selaku sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Murni Daulay, M.Si selaku pembimbing yang telahmemberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikanskripsi ini.

4. Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si dan Prof.Dr. Hasan Basri Tarmizi, SU selaku dosen penguji atassaran dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Pengajar dan Staff Fakultas Ekonomi Pembangunan untuk segala jasa-jasanya selama perkuliahan.

(9)

6. Kedua orang tua penulis, yaitu Toat Harahap dan Timaroli Siregar yang selalu memberikan motivasi, semangat dan doa.

7. Saudara penulis abang Benni Azhari Harahap, Indra Muda Harahap dan kakak Evi Yulnani Harahap yang selalu memberisemangat.

8. Sahabat penulis Wulandari Munthe, Sintia Pebrina Br Ginting Dan Vinna Fitri Aini Pohan yang selalu memberi motivasi dan membantu dalam penyelesaian skripsi.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak yang membutuhkan.

Medan, Agustus 2018

NURKHOLILA HARAHAP 140501001

(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Dampak ... 7

2.2 Pengertian Alokasi Dana Desa ... 7

2.3 Dasar Hukum Alokasi Dana Desa... 8

2.4 Pengelolaan Alokasi Dana Desa ... 11

2.5 Bidang Kegiatan Yang Dibiayai ADD ... 12

2.6 Pengertian Dan Manfaat Ipm ... 14

2.6.1 Pengertian Ipm ... 14

2.6.2 Manfaat Ipm . ... 16

2.7 Metode Dan Teknis Perhitungan Ipm ... 16

2.7.1 Metode Ipm ... 16

2.7.2 Teknis Perhitungan Ipm ... 18

2.7.3 Pengelompokan Ipm ... 19

2.8 Komponen Dan Pengukuran Ipm ... 20

2.9 Pengertian Tenaga Kerja ... 20

2.10 Hak-Hak Tenaga Kerja ... 22

2.11 Defenisi Pertumbuhan Ekonomi ... 24

2.12 Hubungan Alokasi Dan Desa. Indeks Pembangunan Manusia, Tenaga Kerja Pertumbuhan Ekonomi ... 25

2.12.1 Hubungan Alokasi Dana Desa Dengan Pertumbuhan Ekonomi ... 25

2.12.2 Hubungan indeks pembangunan manusia dengan Pertumbuhan ekonomi ... 27

2.12.3 Hubungan Tenaga Kerja Dengan Pertumbuhan Ekonomi ... 29

2.13 Penelitian Sebelumnya ... 30

2.14 Kerangka Konseptual ... 32

2.15 Hipotesis penelitian ... 32 BAB III METODE PENELITIAN

(11)

3.1.1 Analisis Deskrptif... 34

3.1.2 analisis kuantitatif. ... 34

3.1.3 Sumber Data ... 34

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 35

3.3 Jenis Variabel Penelitian ... 35

3.4 Tehnik Pengumpulan Data ... 36

3.5 Defenisi Operasional ... 36

3.6 Tehnik Analisis Data ... 37

3.6.1 Penentuan Model Estimasi ... 38

3.6.2 Pemilihan Model ... 39

3.6.3 Uji Kesesuaian ... 40

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sistem Alokasi Dana Desa ... 42

4.1.1 Pengelolaan Alokasi Dana Desa ... 43

4.1.2 Pengelolaan Dana Desa 10 Kabupaten Di Sumatera Utara ... 45

4.2 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara ... 46

4.3 Perekembangan Indeks Pembangunan Manusia Di Sumatera Utara ... 47

4.4 Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja ... 48

4.5 Hasil Pengujian Model ... 49

4.6 Uji Kesesuaian ... 50

4.6.1 Uji F Statistik ... 50

4.6.2 Uji T Statistik ... 51

4.6.3 Uji Koefisien Determinasi... 51

... 4.7 Pembahasan ... 51

... 4.7.1 Pengaruh ADD terhadap Pertumbuhan ekonomi ... 52

... 4.7.2 Pengaruh IPM terhadap pertumbuhan ekonomi ... 52

... 4.7.3 Pengaruh tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi 52 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 55

5.2 Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 66 LAMPIRAN

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Kerangaka Konseptual Penelitian ... 32

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Penentuan Nilai Maksimum Dan Minimum Ipm Menggunakan

Standar Undp Dan Bps ... 17 2.2 Perbandingan Ipm Metode Lama Dan Metode Baru ... 20 4.1 Rincian Dana Desa 10 Kabupaten Di Sumatera UtaraTahun

2015-2017 ... 46 4.2 Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Hraga Kosntan 10 Kabupaten

Di Sumatera Utara Tahun 2015-2017 ... 48 4.3 Indeks Pembangunan Manusia 10 Kabupaten Di Sumatera Utara Tahun

2015-2017 ... 50 4.4 Jumlah Tenaga Kerja 10 Kabupaten Di Sumatera Utara Tahun

2015-2017 ... 51

(14)

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul

1. Hasil pengujian panel data dampak alokasi dana desa terhadap pertumbuhan ekonomi

2. Rincian alokasi dana desa 10 kabupaten di sumatera utara tahun 2015-2017

3. Indeks pembangunan manusia 10 kabupaten di sumatera utara tahun 2015-2017

4. Jumlah tenaga kerja 10 kabupaten di sumatera utara tahun 2015-2017

5. Pertumbuan ekonomi 10 kaupaten di sumatera utara tahun 2015-2017

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan desa telah menjadi masalah yang menjadi perhatian bagi pemerintah Kabupaten dan pusat. Pembangunan yang efektif yang disertai dengan produktivitas dan penciptaan lapangan kerja akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kinerja perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari nilai pendapatan domestik regional bruto dan produktivitas perekonomian daerahnya.

Pembangunan daerah memiliki peran penting dalam penciptaan kesejahteraan, peningkatan taraf hidup dan tersedianya lapangan kerja yang layak sehinggafaktor tersebut akan berperan signifikan. Penyelenggaraan pemerintahan dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila. Oleh karena itu, dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia, kedaulatan sepenuhnya hanya berada di tangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah hanya menjadi subordinasi pemerintah pusat.

Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Jadi, otonomi dapatdiartikan sebagai hak untuk mengurus rumah tangga sendiri bagi suatu daerah. Tentunya, otonomi diberikan sebagai upaya percepatan pembangunan dan peningkatan pelayanan sesuai tuntutan dan prakarsa masyarakat di daerah bersangkutan.Apabila suatu daerah menghendaki peningkatan PDRB maka faktor- faktor yang harus adalah variabel makro. Ekonomi makro membahas variabel

(16)

ekonomi secara total dan keseluruhan seperti konsumsi nasional, investasi nasional, pengeluaran pemerintah, net ekspor dan lain-lain (Kusnadi, 2000).

Pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu prioritas pemerintah yang tercermin dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) di bidang perekonomian tahun 2015-2019. Dalam lima Tahun terakhir, ekonomi tumbuh rata-rata 5,6% per-tahun.

Secara fundamental, perekonomian nasional cukup kokoh menghadapi berbagai tekanan dari eksternal maupun internal. Pertumbuhan ekonomi Tahun 2013 dan Tahun 2014 melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Tahun 2012 dan Tahun 2011. Selain itu sasaran pemerintah pada bidang ekonomi makro pada RPJMN 2015-2019 yaitu: Penguatan struktur ekonomi nasional, berupa penguatan sektor primer, sekunder dan tersier secara terpadu, pembangunan infrastruktur untuk mendukung peningkatan perkembangan ekonomi didaerah sehingga meningkatkan investasi di daerah-daerah di Indonesia, peningkatan kapasitas SDM Indonesia masih terbatas, yang ditandai dengan peningkatan pendidikan produktivitas pekerja, peningkatan penerapan dan penguasaan teknologi, sehingga daya saing usahadapat meningkatkan efisiensi output, perimbangan pembiayaan pembangunan antar pemerintah pusat dan daerah.

Tantangan dan peluang ekonomi Indonesia lima tahun ke depan, banyak dipengaruhi oleh kondisi perekonomian dunia. Di tahun-tahun yang akan datang komoditas yang diperdagangkan sudah tidak lagi hanya diramaikan oleh barang

(17)

tetapi juga jasa. Aliran modal ke negara berkembang diperkirakan akan terus berlanjut meningkat, seiring dengan dibukanya pasar yang lebih luas.

Salah satu ukuran indikator makro pembangunan ekonomi di suatu wilayah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan angka yang menggambarkan keadaan ekonomi suatu wilayah. PDRB terbagi menjadi tiga macam yaitu PDRB berdasarkan lapangan usaha, penggunaan dan pendapatan. Dalam PDRB lapangan usaha terdapat sekto-rsektor yang bisa dikelompokan menurut skala usaha, baik atas dasar harga berlaku atau atas harga dasar konstan. PDRB 10 Kabupaten di Sumatera Utara terus meningkat dari tahun ke tahun, hal ini menunjukan bahwa pembangunan ekonomi terus meningkat.

Kebijakan Alokasi Dana Desa akan mempercepat pembangunan ekonomi suatu daerah karena akan meningkatkan investasi daerah untuk membeli faktor- faktor produksi seperti alat-alat produksi, pembangunan jalan dan sarana sosial- ekonomi lainnya. Penggunaan alokasi dana desa yang efisien oleh setiap desa pada bidang seperti pemerintahan desa, pembangunan pedesaan, pembinaan dan pemberdayaan masyarakat. Pemerintah Desa memegang peran penting terutama pada bidang administrasi, keuangan dan birokrasi desa. Pembangunan Desa merupakan bagian penting dari kegiatan desa karena adanya fasilitas penunjang seperti jalan, posyandu, saluran irigasi dan sarana pendidikan. Dengan adanyafasilitas tersebut diharapkan akan meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat dan kualitas dari sumber daya manusia.

(18)

Pada hakekatnya, kebijakan Alokasi Dana Desa adalah serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Hal ini melalui memperluas lapangan kerja, memeratakan distribusi pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan melalui pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Dengan kata lain, arah dari pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat naik, disertai dengan pemerataan yang sebaik mungkin sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.

Penelitian ini mengambil tempat di 10 Kabupaten yang ada di Sumatera Utara yaitu:

1. Padang Lawas Utara 2. Padang Lawas 3. Mandailing Natal 4. Labuhan Batu Selatan 5. Tapanuli Selatan 6. Tapanuli Tengah 7. Tapanuli Utara 8. Nias

9. Nias Selatan 10. Nias Barat

Sumatera utara memiliki 33 Kabupaten dan hanya 10 kabupaten yang di pakai dalam penelitian ini, karena 10 kabupaten tersebut yang paling jauh dari ibu

(19)

kota provinsi. Kabupaten yang paling banyak menerima jumlah alokasi dana desa adalah nias selatan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaiamana pengaruh alokasi dana desa terhadap pertumbuhan ekonomi 10 Kabupaten di Sumatera Utara

2. Bagaimana pengaruh indeks pembangunan manusia terhadap pertumbuhan ekonomi 10 Kabupaten di Sumatera Utara

3. Bagaimanah pengaruh tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi 10 Kabupaten di Sumatera Utara

4. Bagaimanah pengaruh alokasi dana desa, indeks pembangunan manusia dan tenaga kerja secara serentak terhadap pertumbuhan ekonomi 10 Kabupaten di Sumatera Utara

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh alokasi dana desa terhadap pertumbuhan ekonomi 10 Kabupaten di Sumatera Utara

2. Untuk Mengetahui pengaruh indeks pembangunan manusia terhadap pertumbuhan ekonomi 10 Kabupaten di Sumatera Utara

3. Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi 10 Kabupaten di Sumatera Utara

4. Untuk mengetahui pengaruh alokasi dana desa, indeks pembangunan manusia dan tenaga kerja secara serentak terhadap pertumbuhan ekonomi.

(20)

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Sebagai bahan referensi dan informasi bagi penelitian selanjutnya, sekaligus menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

2. Bagi Pemerintah

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan merumuskan kebijakan dalam pengalokasian dana desa.

3. Bagi Akademis

Hasil penelitia ini diharapkan dapat digunakan sebagai kajian, pertimbangan dan pengembangan kearah yang lebih baik lagi bagi penelitian sebelumnya.

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Dampak

Pengertian dampak menurut kamus besar bahasa indonesia adalah benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif.

Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh adalah suatu keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi (KBBI online, 2010).

2.2 Pengertian Alokasi Dana Desa

Alokasi Dana Desa adalah anggaran keuangan yang diberikan pemerintah kepada desa, yang mana sumbernya berasal dari Bagi Hasil Pajak Daerah serta dari Dana Perimbangan Keuangan Pusat Dan Daerah yang diterima oleh Kabupaten. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 37 tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa di dalam Pasal 18 menyatakan bahwa, Alokasi Dana Desa berasal dari anggaran pendapatan dan belanja daerah Kabupaten/Kota yang bersumber dari Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten / Kota untuk desa paling sedikit 10 % (sepuluh persen).

Pengelolaan Alokasi Dana Desa harus memenuhi beberapa prinsip pengelolaan seperti berikut:

7

(22)

1. Setiap kegiatan yang pendanaannya diambil dari Alokasi Dana Desa harus melalui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi secara terbuka dengan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat.

2. Seluruh kegiatan dan penggunaan Alokasi Dana Desa harus dapat dipertanggung jawabkan secara administrasi, teknis dan hukum.

3. Alokasi Dana Desa harus digunakan dengan prinsip hemat, terarah dan terkendali.

4. Jenis kegiatan yang akan didanai melalui Alokasi Dana Desa diharapkan mampu untuk meningkatkan sarana pelayanan masyarakat, berupa pemenuhan kebutuhan dasar, penguataan kelembagaan desa dan kegiatan lainnya yang dibutuhkan masyarakat desa dengan pengambilan keputusan melalui jalan musyawarah.

5. Alokasi Dana Desa harus dicatat di dalam Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa melalui proses penganggaraan yang sesuai dengan mekanisme yang berlaku.

2.3 Dasar Hukum Tentang Alokasi Dana Desa (ADD)

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar NegaraRepublikIndonesia Tahun 1945 (UUD 1945), pemerintah daerah berwenangmengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asasotonomi dan tugas pembantuan.

Pemberian otonomi kepada daerahdiarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakatmelalui peningkatan pelayanan publik, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat dalam pembangunan disegala bidang kehidupan.

Selanjutnya, agar fungsi pemerintahan daerah terlaksana secaraoptimal, perlu

(23)

diikuti dengan pemberian sumber-sumber penerimaan yangcukup kepada daerah, disampingkemampuan daerah sendiri dalam menggalisumberpendapatan daerah yang dapat dijadikan kekuatan dalam mempercepat pertumbuah ekonomi.

Bagi Republik Indonesia sebagai negara kesatuan,istilah“Pemerintahan yang didesentralisasikan” merupakan alternatif istilahyang mungkin sesuai untuk desentralisasi kewenangan pusat kepadadaerah. Hal ini berdasarkan pasal 10 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32Tahun 2004 yang berbunyi:

UrusanpemerintahanyangmenjadiurusanPemerintahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

1. Politik luar negeri 2. Pertahanan 3. Keamanan 4. Yustisi

5. Moneter dan fiskal nasional 6. Agama

Pada pasal 10 ayat (3) tersebut menyatakan bahwa tidak semuaurusan pemerintah pusat menjadi urusan pemerintah daerah. Demikianpula masih dikenal adanya tugas dekonsentrasi maupun tugas pembantuansebagai mana diatur dalam pasal 10 ayat (5) Undang-UndangNomor 32Tahun 2004 yaitu: Dalam urusan pemerintahan yang menjadi kewenanganPemerintahdiluarurusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat(3), Pemerintahdapat:

a. Menyelenggarakan sendiri sebagian urusan pemerintahan

(24)

b. Melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada Gubernur selaku wakil Pemerintah

c. Menugaskan sebagian urusan kepada pemerintahan daerah dan/atau pemerintahan desa berdasarkan asas tugas pembantuan.

Mendesentralisasikan pemerintahan dari pemerintah pusat ke daerah lokal, distrik, dan masyarakat lokal, dapat menjadi alat efektif untuk mencapai tujuan pokok,visi pengembangan manusia yang terpelihara atau sustainable human development, meningkatkan akses pelayanan publik dan pekerjaan, meningkatakan peran serta masyarakat dalam peng ambilan keputusan yang mempengaruhi hidup mereka, serta dapat meningkatkan respon pemerintah.

Dalam kaitannya dengan topik bahasanpelaksanaan penggunaanAlokasi Dana Desa(ADD), maka dasar hukumyang berkaitan denganpelaksanaan ADD tersebut diantaranya:

1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, BAB VIII Keuangan Desa Dan Aset Desa, Bagian Kesatu (Keuangan Desa, Pasal 71-75) dan bagian kedua (Aset Desa, Pasal 76-77)

2. Peraturan Pemerintah Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah 5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang perubahan kedua atas

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

(25)

2.4

Pengelolaan Alokasi Dana Desa

Pengelolaan Keuangan Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Pengelolaan Keuangan Desa dalam anggaran pendapatan dan belanja desa oleh karena itu dalam Pengelolaan Keuangan Alokasi Dana Desa (ADD) harus memenuhi Prinsip Pengelolaan Alokasi Dana Desa sebagai berikut:

1. Seluruh kegiatan yang didanai oleh Alokasi Dana Desa (ADD) direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara terbuka dengan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat.

2. Seluruh kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan secara administrative, teknis dan hukum.

3. Alokasi Dana Desa (ADD) dilaksanakan dengan menggunakan prinsip hemat, terarah dan terkendali.

4. Jenis kegiatan yang akan dibiayai melalui Alokasi Dana Desa (ADD) sangat terbuka untuk meningkatkan sarana pelayanan masyarakatberupa pemenuhan kebutuhan dasar, penguatan kelembagaan desa dankegiatan lainnyayangdibutuhkanmasyarakat desa yang diputuskan melalui musyawarah desa.

5. Alokasi Dana Desa (ADD) harus dicatat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa(APBDesa)danprosespenganggarannyamengikutimekanisme yang berlaku.

(26)

2.5.Bidang Kegiatan yang Dibayai Alokasi Dana Desa 1. Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Desa

Pelaksanaan kegiatan operasional desa menjadi prioritas dalam pengunaan ADD di bidang ini. Penyelenggaraan administratif bagi perangkat desa serta kegiatan terkait penghasilan tetap dan tunjangan kepala desa, perangkat desa.

Agenda lain yang tercantum mencakup sistem administrasi desa, pendataan,musyawarah, pengelolaan asset, kerjasama dan unit arsip tingkat desa.

2. Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa

Dalam pelaksanaan dan pembangunan desa di Kabupaten Padang Lawas Utara salah satu kegiatan yang menjadi parameter bagi pemerintah daerah adalah kegiatan pembangunan jalan desa, jalan pemukiman dan jalan menuju wilayah pertanian. Kegiatan pembangunan pertanian di desa mencakup pembangunan tembok penahan tanah, drainase, sumur resapan, pembangkit listrik, saluran irigasi. Kegiatan pembangunan di bidang kesehatan dan pendidikan mencakup pembangunan taman desa, septitank, MCK, tempat pembuangan, rumah ibadah, posyandu, taman bacaan, perpustakaan dan sanggar belajar. Serta pembangunan di bidang perekonomian seperti pembangunan pasar, usaha dan lembaga keuangan mikro berbasis desa.

3. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan

Kegiatan penyelenggaraan masyarakat mencakup penyelenggaraan ketertiban dan ketentraman, pengadaan sarana dan prasaran olahraga, santunan sosial

(27)

bagi anak yatim dan fakir miskin, pelaksanaan upacara adat serta peringatan hari besar nasional.

4. Bidang Pemberdayaan Masyarakat

Kegiatan pemberdayaan masyarakat di desa diharapkan mampu meningkatkan kapasitas dan kemampuan masyarakat di desa secara keseluruhan. Kegiatan pemberdayaan mencakup peningkatan kapasitas bagi perangkat desa, pelatihan di usaha bidang ekonomi, pertanian dan perdagangan, serta peningkatan kapasitas masyarakat dan lembaga masyarakat. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kapasitas kemampuan desa adalah pengalokasian ADD.

ADD menurut UU No 6 tahun 2014 tentang desa dan PP No 60 tahun 2014 sebagai sumber pendapatan desa berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang alokasinya digunakan secara transparan dan akuntabel sesuai peraturan perundang-undangan dan digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat. Menurut ketentuan PP No 60 tahun 2014 pasal 19 dan 20, dana desa digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta pengunaannya mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja Pemerintah Desa.Dana desa lebih diprioritaskan kepada pemberdayaan masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat desa pada beberapa tahun silam merupakan cara pembangunan yang sentralistik. Program pembangunan dilakukan oleh pemerintah pusat. Pada era reformasi progam tersebut diserahkan kepada

(28)

pemerintah daerah dan desa itu sendiri. Peran pemerintah pusat adalah sebagai penyalur dana kepada pemerintah daerah, supervisi dan pembinaan. Pemberlakuan kebijakan otonomi daerah oleh pemerintah adalah bertujuan untuk meningkatkan perekonomian suatu daerah sebagaimana dituangkan dalam UU No 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Diharapkan dengan adanya peraturan tersebut dapat meningkatkan kinerja peran pemerintah daerah yang sesuai dengan karakter daerah yang bersangkutan. Desentralisasi fiskal akan mendorong pertumbuhan dan pembangunan desa sehingga akan meningkatkan outputsehingga pendapatan masyarakat akan bertambah. Dampak lain dari adanya peningkatan output ini antara lain memberi efek catching-upbagi daerah yang sebelumnya tertinggal menjadi daerah maju (Martowardojo, 2012).

2.6 Pengertian Dan Manfaat Indeks Pembangunan Manusia 2.6.1 Pengertian Indeks Pembangunan Manusia

UNDP (United Nations Development Programme), memberikan pengertian bahwapembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi manusia. Konsep atau definisi pembangunan manusia tersebut pada dasarnya mencakup dimensi pembangunan yang sangat luas. Dalam konsep pembangunan manusia, pembangunan seharusnyadianalisis serta dapat dipahami dari sudut manusianya bukan hanya dari pertumbuhan ekonominya. Sebagaimana dikutip dari UNDP (Human Development Report,1995:103), sejumlah premis penting dalam pembangunan manusia adalah:

(29)

1. Pembangunan harus mengutamakan penduduk sebagai pusat perhatian.

2. Pembangunan dimaksudkan tersebut untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi penduduk, tidak hanya untuk meningkatkan pendapatanmereka. Oleh karena itu, konsep pembangunan manusia harus terpusat pada penduduk secara keseluruhan, dan bukan hanya pada aspek ekonomi saja.

3. Pembangunan manusia memfokuskan perhatiannya bukan hanya pada upayameningkatkan kemampuan (kapabilitas) manusia tetapi juga dalam upaya-upaya memanfaatkan kemampuan manusia tersebut secara optimal.

4. Pembangunan manusia didukung oleh empat pilar pokok, yaitu: produktifitas, pemerataan, kesinambungan, dan pemberdayaan.

5. Pembangunan manusia menjadi dasar dalam penentuan tujuan pembangunan dan dalam menganalisis pilihan-pilihan untuk mencapainya.

Konsep pembangunan yang fokus pada manusia, pembangunan harus dilakukan secara seimbang.Seimbang antara membangun kemampuan dengan memanfaatkan kemampuan, artinya bahwa pembangunan manusia tidak hanya memperhatikan kemampuan manusia saja, misalnya kemampuan untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih baik, umur yang lebih panjang ataupun memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik.Namun juga harus memperhatikan bagaimana manusia memanfaatkan kemampuannya untuk hal-hal yang dapat meningkatkan hidup ketingkat yang lebih baik, misalnya dengan memanfaatkan kemampuannya untuk bekerja.Indeks Pembangunan Manusia adalah indeks yang mengukur pencapaian pembangunan sosial ekonomi suatu daerah atau negara, yang

(30)

mengombinasikan pencapaian dibidang pendidikan, kesehatan, dan pendapatan riil perkapita yang disesuaikan.

MenurutUnited Nations Development Programme(UNDP), dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terdapat tiga indikatorkomposit yang digunakan untuk mengukur pencapaian rata-rata suatu negara dalam pembangunan manusia, yaitu: lama hidup, yang diukur dengan angka harapan hidup ketika lahir, pendidikan yang diukur berdasarkan rata-rata lamasekolah dan angka melek huruf penduduk usia 15 tahun ke atas, standar hidup yang diukur dengan pengeluaran perkapita yang telah disesuaikan menjadi prioritas daya beli. Nilai indeks ini berkisar antara 0-100.

2.6.2 Manfaat Indeks Pembangunan Manusia

1. Indeks pembangunan manusia merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).

2. Indeks pembangunan manusia dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara.

3. Bagi Indonesia, indeks pembangunan manusia merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja Pemerintah, indeks pembangunan manusia juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU).

2.7 Metode Dan Teknis Perhitungan Indeks Pembangunan Manusia 2.7.1 Metode Perhitungan Indeks Pembangunan Manusia

Penggantian metode lama ke metode baru disebabkan adanya beberapa indikator penyusunan yang sudah kurang tepat dalam menggambarkan fenomena dalam pembangunan manusia. Angka Melek Huruf (AMH) dipandang kurang

(31)

relevan dalam penentuan kualitas pendidikan. AMH di sebagian wilayah sudah cukup tinggi sehingga sulit untuk membedakan tingkat pendidikan antar daerah dengan baik.

Selain itu, Produk Domestik Bruto (PDB) dihitung dari seluruh faktor produksi dan investasi asing juga turut diperhitungkan (jika ada). Oleh karena itu, tidak seluruh pendapatan faktor produksi dinikmati penduduk lokal. Sehingga kemudian PDB per kapita dinilai kurang tepat dalam menggambarkan pendapatan atau kesejahteraan penduduk.Rumus rata-rata aritmatik yang digunakan menggambarkan capaian rendah pada suatu dimensi dapat ditutupi oleh dimensi lain yang memiliki capaian tinggi. Sehingga ketimpangan pembangunan pada suatu dimensi sulit dideteksi dan akhirnya tidak dapat terlihat dengan jelas. Untuk mewujudkan pembangunan manusia yang baik, ketiga dimensi tersebut harus memperoleh perhatian yang sama besar karena sama pentingnya. Kelemahan ini menjadi alasan mengapa metode IPM diperbaharui.

Tabel 2.1

Perbandingan Ipm Metode Lama Dan Metode Baru Metode lama 1990-2013 Metode baru 2014- sekarang Angka harapan hidup saat lahir Angka harapan hidup saat lahir Angka melek huruf (AMH) Harapan lama sekolah (HLS)

27 komoditas ppp 98 komoditas ppp

Rata-rata hitung aritmatik Rata-rata hitung geometrik

Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datablog/2017/05/23/metode-baru-analisis kesenjangan-indeks-pembangunan-manusia-wilayah-barat-dan-timur-indonesia

Dampak dari perubahan metode ini adalah adanya perubahan level IPM yang lebih rendah dari metode sebelumnya. Hal ini dikarenakan ketimpangan antar dimensi yang mengakibatkan capaian IPM rendah. Level IPM Indonesia menurun drastis dari level 70-an menggunakan metode lama menjadi 60-an menggunakan metode

(32)

baru.Demikian juga terjadi perubahan pada peringkat IPM. Pada tahun 2007, Human Development Report (HDR) menempatkan Indonesia pada peringkat 98 dengan menggunakan metode lama dan peringkat 108 jika menggunakan metode baru. Namun, kedua metode ini tidak dapat dibandingkan karena perbedaan indikator dan metodologi yang digunakan.

2.7.2 Teknis Perhitungan Indeks Pembangunan Manusia

1. Angka harapan hidup(AHH) didefinisikan sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejak lahir. AHH mencerminkan derajat kesehatan suatu wilayah karena dipengaruhi oleh tingkat kematian bayi.

Secara matematis Indeks kesehatan dirumuskan :

Ikesehatan = ( AHH - AHH min ) / ( AHHmaks - AHHmin )

2. Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. HLS digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak.

Secara matematis Indeks Harapan Lama Sekolah dirumuskan : IHLS = ( HLS - HLSmin ) / ( HLSmaks - HLSmin ) Teknis penghitungan harapan lama sekolah :

 Menghitung jumlah penduduk menurut umur (7 tahun ke atas)

 Menghitung jumlah penduduk yang masih sekolah menurut umur (7 tahun ke atas)

 Menghitung rasio penduduk masih sekolah menurut umur

 Menghitung harapan lama sekolah

(33)

3. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) didefinisikan sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Indeks Rata-rata Lama Sekolah diformulakan :

IRLS= ( RLS - RLSmin ) / ( RLSmaks - RLSmin ) Teknis penghitungan Rata rata Lama Sekolah :

 Seleksi penduduk pada umur 15 tahun ke atas

 Mengelompokkan jenjang pendidikan yang pernah/sedang diduduki

 Mengelompokkan ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki

 Mengkonversi tahun lama sekolah menurut ijazah terakhir

 Menghitung lamanya bersekolah sampai kelas terakhir

 Menghitung lamanya bersekolah

Dalam penghitungan indeks pembangunana manusia metode baru menggunakan rata-rata geometrik dari indeks kesehatan, pendidikan dan pengeluaran yang diformulakan sebagai berikut:

IPM = 3√ ( Ikesehatan × I pengetahuan × I daya beli ) 2.7.3 Pengelompokan IPM

Untuk melihat capaian IPM antar wilayah dapat dilihat melalui pengelompokkan IPM ke dalam beberapa kategori, yaitu:

 IPM < 60 : IPM rendah

 60 ≤ IPM < 70 : IPM sedang

 70 ≤ IPM < 80 : IPM tinggi

 IPM ≥ 80 : IPM sangat tinggi

(34)

2.8 Komponen Dan Pengukuran Indeks Pembangunan Manusia

1. Angka harapan hidup diukur dengan jumlah anak lahir hidup, anak masih hidup

2. Harapan lama sekolah diukur partisipasi sekolah penduduk menurut kelompok umur

3. Rata-rata lama sekolah diukur dengan angka partisipasi sekolah, jenjang pendidikan yang pernah diduduki, kelas yang sedang dijalani, jenjang pendidikan yang ditamatkan.

4. Daya beli diukur variabel pengeluaran konsumsi rumah tangga Tabel 2.2

Penentuan Nilai Maksimum Dan Minimum Indeks Pemambangunan Manusia Menggunakan Standar UNDP Dan BPS

Indikator Satuan Maksimum Minimum

UNDP BPS UNDP BPS

Angka harapan

hidup (AHH) Tahun 20 20 83,4 83,4

Harapan lama

sekolah (HLS) Tahun 0 0 18 18

Rata rata lama

sekolah (RLS) Tahun 0 0 13,1 15

Pengeluaran perkapita disesuaikan

100

(PPP U$) 1.007.436*

(IDR) 107.721

(PPP U$) 26.572.352 (IDR) Sumber://databoks.katadata.co.id/datablog/2017/05/23/metode-baru

analisiskesenjangaindeks-pembangunan-manusia-wilayah-barat-dan-timur indonesia

2.9 Pengertian Tenaga Kerja

Dalam Undang-Undang yang baru tentang ketenagakerjaan yaitu Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Tenaga Kerja juga memberikan pengertian tentang tenaga kerja yang terdapat dalam Pasal 1 angka 2 bahwa tenaga kerja yaitu setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna

(35)

menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Pengertian tenaga kerja dalam Undang-Undang Nomor13 Tahun 2003 tentang Tenaga Kerja tersebut telah menyempurnakan pengertian tentang tenaga kerja dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Ketenagakerjaan.

Menurut Dumairy (1997) yang tergolong sebagai tenaga kerja adalah penduduk yang mempunyai umur didalam batas usia kerja. Tujuan dari pemilihan batas umur tersebut supaya definisi yang diberikan sedapat mungkin menggambarkan kenyataan yang sebenarnya. Setiap negara memilih batas umur yang berbeda karena situasi tenaga kerja pada masing-masing negara juga berbeda, sehingga batasan usia kerja antar negara menjadi tidak sama. Di Indonesia, batas umur minimal untuk tenaga kerja yaitu 15 (lima belas) tahun tanpabatas maksimal.

Mulyadi (2003) menyatakan bahwa tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga kerja mereka dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktifitas tersebut. Sukirno (2005:6) dilihat dari segi keahlian dan pendidikannya, tenaga kerja dibedakan atas tiga golongan yaitu:

1. Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau rendahnya pendidikan dan tidak memiliki keahlian dalam suatu pekerjaan.

2. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dari pelatihan atau pengalaman kerja.

(36)

3. Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki pendidikan cukup tinggi dan ahli dalam bidang ilmu tertentu.

Tenaga kerja merupakan istilah yang identik dengan istilah personalia, di dalamnya meliputi buruh. Buruh yang dimaksud adalah mereka yang bekerja pada usaha perorangan dan diberikan imbalan kerja secara harian maupun borongan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, biasanya imbalan kerja tersebut diberikan secara harian (Siswanto, 1989:9). Selain itu juga, pengertian tenaga kerja menurut BPS (Badan PusatStatistik) adalah salah satu moda bagi geraknya roda pembangunan. Jumlah dan komposisi tenaga kerja selalu mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya dinamika penduduk.

Ketidakseimbangan antara jumlah angkatan dan lowongan kerja yang tersedia menyebabkan timbulnya masalah-masalah sosial.

2.10 Hak-Hak Tenaga Kerja

Hak–hak dan Kewajiban Para Tenaga Kerja Didalam Ruang Lingkup Undang–undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Terdiri Dari:

1. Pasal 5 Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan.Pasal 6Setiap pekerja berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dari pengusaha.

2. Pasal 11Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh, meningkatkan, mengembangkan kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya melalui pelatihan kerja.

3. Pasal 12 ayat (3)Setiap pekerja memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti pelatihan kerja sesuai dengan bidang tugasnya.

(37)

4. Pasal 18 ayat (1) Tenaga kerja berhakmemperoleh pengakuan kompetensi kerja setelah mengikuti pelatihan kerja yang diselenggarakan lembaga pelatihan kerja pemerintah, lembaga pelatihan kerja swasta atau pelatihan ditempat kerja.

5. Pasal 23Tenaga kerja yang telah mengikuti program pemagangan berhak atas pengakuan kualifikasi kompetensi kerja dari perusahaan atau lembaga sertifikasi.

6. Pasal 31 Setiap tenaga kerja mempunyai hakdan kesempatan yang sama untuk memilih, mendapatkan atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang layak didalam atau diluar negeri.

7. Pasal 67Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja penyandang cacat wajib memberikan perlindungan sesuai dengan jenis dan derajat kecacatannya.

8. Pasal 78 ayat (2)Pengusaha yang mempekerjakan pekerja melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud pada Pasal 78 ayat (1) wajib membayar upah kerja lembur.

9. Pasal 79 ayat (1)Pengusaha wajib memberi waktu istirahat dan cuti kepada pekerja.

2.11 Defenisi Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses peningkatan kapasitas produktif dalam suatu perekonomian secara terus menerus atau berkesinambungansepanjang waktu sehingga menghasilkan tingkat pendapatan dan output nasionalyang semakin besar. (Todaro, 2006). Pertumbuhan ekonomi di

(38)

suatu wilayahadalah pertambahan pendapatan masyarakat yang terjadi di wilayah tersebut.Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah menggambarkan balas jasa bagi faktorfaktorproduksi yang terdapat di wilayah tersebut, yang artinya faktor produksiberagam bagi setiap daerah. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagaikenaikan output per kapita dalam jangka panjang .

Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai kenaikan PDRB (Arsyad,1999). PDRB dapat menunjukan nilai tambah yang dihasilkan dalam suatu daerahtanpa menandang tingkat pendapatan tiap-tiap golongan, sehingga PDRB berlakusecara menyeluruh. Sementara PDRB per kapita hanya mengukur golonganpendapatan tertentu di daerah tertentu. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikatorpenting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periodetertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.PDRBpada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu,atau merupakan jumlah nilai barang dan jasaakhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah (BankIndonesia, 2012). PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambahbarang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan, sedangPDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasatersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentusebagai tahun dasar. PDRB menurut harga berlaku digunakan untuk mengetahuikemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran, dan struktur ekonomi suatudaerah.

(39)

Teori pertumbuhan ekonomi klasik yang dikemukakan Adam Smithmenyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi bergantung pada pertumbuhanpenduduk. Manusia sebagai faktor produksi utama dapat melakukan spesialisasipada input produksi sehingga meningkatkan produktivitas. Adam Smith jugamempercayai pertumbuhan ekonomi akan berlangsung akibat adanyapembentukan akumulasi modal. Teori ini berkembang menjadi teori neoklasikyang dipelopori oleh Rostow, Harror-Domar dan Solow.

2.12Hubungan Alokasi Dana Desa, Indeks Pembangunan Manusia, Tenaga Kerja Dengan Pertumbuhan Ekonomi

2.12.1 Hubungan Alokasi Dana Desa Dengan Pertumbuhan Ekonomi Salah satu komponen dalam pengeluaran pemerintah agregate demand(AD)adalah pengeluaran pemerintah. Alokasi Dana Desa yang dikeluarkan pemerintah pusat merupakan pengeluaran pemerintah yang termasuk dalam komponen fiskal(government expenditure). Pada Mankiw (2008) dinyatakan bahwa jika pengeluaran pemerintah meningkat maka AD akan meningkat. Teori yang membahas mengenai hubungan pengeluaran pemerintah dengan pertumbuhan ekonomi diuraikan dalam The General Theory Keynes.

Dalam pendekatan Keynes, kebijakan fiskal dapat menggerakan perekonomiankarena peningkatan pengeluaran pemerintah mempunyai efek multiplier dengan cara menstimulasi tambahan permintaan untuk barang konsumsi rumah tangga. Besarnya kenaikan output sebagai dampak dari kenaikan pengeluaran pemerintah disebut pengganda pengeluaran pemerintah (Government purchases multiplier) yang diukur dengan rasio ΔY/ΔG. Perpotongan Keynes adalah kenaikan output (ΔY) lebih besar dari kenaikan pengeluaran pemerintah

(40)

(ΔG), hal ini disebabkan oleh adanya efek berantai yang ditimbulkan oleh pengeluaran pemerintah. Proses ini bermula dari perubahan awal pengeluaran pemerintah sebesar (ΔG) meningkatkan output (ΔY) sebesar (ΔG), peningkatan output atau pendapatan ini selanjutnya akan meningkatkan konsumsi masyarakat sebesar MPC x ΔG, dimana MPC (Marginal Prospensity to Consume) adalah kecenderungan mengkonsumsimarginal. Kenaikan dalam pendapatan yang kedua ini sekali lagi meningkatkan konsumsi sekarang sebesar MPC x (MPC x ΔG).

Dalam kerangka teori Keynesian, peningkatan pengeluaran pemerintah akan menggeser kurva IS ke kanan. Jika pengeluaran pemerintah meningkat dalam kasus pemberian alokasi dana desa maka akan menggeser kurva AE (AggregateExpenditure) ke atas. Perpotongan kurva AE atau disebut perpotongan Keynesian menunjukan bagaimana kenaikan belanja pemerintah sebesar Kurva IS digambar untuk kebijakan fiskal tertentu.Perubahan kebijakan fiskal yang meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa akan menggeser kurva IS ke kanan karena peningkatan pengeluaran pemerintah akan memperbesar pengeluaran yang direncanakan dan pengeluaran ekuilibrium dari Y1 ke Y2 dengan asumsi pada tingkat bunga tertentu dan untuk tingkat investasi tertentu.

Pengeluaran dalam bentuk alokasi dana desa digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat desa dalam rangka otonomi daerah.

Kebijakan fiskal yang tergantung pada kenaikan belanja pemerintah yangakan menggeser kurva IS akan menyebabkan permintaan agregat juga bergeser. Bergesernya kurva AD disebabkan karena kenaikan belanja pemerintah

(41)

akan menaikan pendapatan dalam model IS-LM. Akibat dari pergeseran AD tersebut ialah peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menjadi Y2.

Peningkatan PDRB diikuti juga oleh kenaikan harga barang dan jasa yang dinamakan inflasi. Oleh karena itu, peningkatan pengeluaran pemerintah yaitu alokasi dana desa akan meningkatkan PDRB yang pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan pendekatan Keynes bahwa pengeluaran pemerintah untuk ADD dapat memberi efek multiplier pada permintaan agregat dan pertumbuhan ekonomi.

2.12.2 Hubungan Indeks Pembangunan Manusia Dengan Pertumbuhan Ekonomi

Salah satu agenda pembangunan nasional yang tercantum di dalam Nawa Cita adalah meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia.

Upaya meningkatkan kualitas hidup manusia dijalankan melalui pembangunan manusia sebagai salah satu sumber daya dalam mencapai pembangunan.

Peningkatan pembangunan selain dari penyediaan lapangan kerja yang layak bagi seluruh lapisan masyarakat juga termasuk jaminan untuk mendapatkan pendapatan yang layak dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dasar sehari hari serta setiap warga Indonesia layak mendapatkan pelayanan publik sepenuhnya antara lain pendidikan, kesehatan dan sosial. Dengan demikian, maka pembangunan manusia dimaksudkan untuk mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia yang berpendidikan, berakhlak mulia, beretika, berbudaya dan berdaya saing sehingga menghasilkan sumber daya yang berkualitas dan berdaya saing dalam rangka mewujudkan pembangunan bagi bangsa dan negara . Kualitas dari

(42)

SDM tercermin dari taraf pendidikan, derajat kesehatan dan tingkat pendapatan penduduk yang menjadi komponen utama dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Pembangunan manusia adalah sebuah proses pembangunan yang bertujuan agar mampu memiliki Iebih banyak pilihan, khususnya dalam pendapatan, kesehatan dan pendidikan. Pembangunan manusia sebagai ukuran kinerja pembangunan secara keseluruhan dibentuk melalui pendekatan tiga dimensi dasar.

Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat; pengetahuan dan kehidupan yang layak dan masing-masing dimensi direpresentasikan oleh indikator. (BPS, 2017).

IPM merupakan indeks komposit yang digunakan untuk mengukur pencapaianrata-rata suatu negara dalam tiga hal mendasar pembangunan manusia, yaitu : lama hidup, yang diukur dengan angka harapan ketika lahir, pendidikan yang diukur berdasarkan rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf penduduk usia 15 tahun ke atas dan standar hidup yang diukur dengan konsumsi per kapita (BPS, 2004).

Rancangan pembangunan manusia yang sesungguhnya adalah menempatkan manusia sebagai tujuan akhir dari pembangunan, dan bukan sebagai alat bagi pembangunan. Hal ini berbeda dengan konsep pembangunan yang memberikan perhatian utama pada pertumbuhan ekonomi, pembangunan manusia memperkenalkan konsep yang lebih luas dan lebih konferhensif yang mencakup semua pilihan yang dimiliki oleh manusia di semua golongan masyarakat pada semua tahapan pembangunan. Pembangunan manusia juga merupakan

(43)

perwujudan tujuan jangka panjang dari suatu masyarakat, dan meletakkan pembangunan disekeliling manusia, bukan manusia di sekeliling pembangunan.

2.12.3 Hubungan Tenaga Kerja Dengan Pertumbuhan Ekonomi

Tenaga kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang bekerja maupun yang sementara tidak sedang bekerja karena suatu sebab, seperti petani yang sedang menunggu panen/hujan, pegawai yang sedang cuti, sakit, dan sebagainya. Disamping itu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan ataupun mengharapkan dapat pekerjaan atau bekerja secara tidak optimal disebut pengangguran.Bukan angkatan kerja adalah mereka yang sedang bersekolah, mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah, lanjut usia, cacat jasmani dan sebagainya, dan tidak melakukan suatu kegiatan yang dapat dimasukkan kedalam kategori bekerja, sementara tidak bekerja, atau mencari pekerjaan. Penduduk usia kerja adalah mereka yang berumur 10 hingga 64 tahun.

Namun dewasa ini usia kerja tersebut telah diubah menjadi yang berumur 15 hingga 64 tahun. Penduduk usia kerja dapat pula kita bagi dalam dua kelompok, yakni kelompok angkatan kerja dan kelompok bukan angkatan kerja.

Angkatan kerja adalah penduduk yang sudah memasuki usia kerja. Baik yang sudah bekerja maupun belum bekerja atau sedang mencari pekerjaan.

Menurut ketentuan pemerintah indonesia, penduduk yang sudah memasuki usia kerja adalah berusia minimal 15 tahun sampai 65 tahun. Akan tetapi tidak semua penduduk yang memasuki usia kerja termasuk angkatan kerja. Sebab penduduk yang tidak akif dalam kegiatan ekonomi tidak termasuk dalam kelompok angkatan kerja. Misalnya ibu rumah tangga, pelajar, mahasiswa.Angkatan kerja banyak

(44)

yang membutuhkan lapangan pekerjaan, namun umumnya baik di Negara berkembang maupun Negara maju, laju pertumbuhan penduduknya lebih besar dari pada laju pertumbuhan lapangan kerjanya.

2.13 Penelitian Sebelumnya

1. Edo (2016) meneliti tentangdampak program bantuan sosial terhadap Pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan Kabupaten tertinggal di indonesia. Penelitian ini menggunakan analisis persamaan simultan.

Hasil yang di dapat menunjukkan persentase bantuan sosial paling besar diberikan untuk bantuan infrastruktur, diikuti dengan bantuan pengembangan daerah khusus, bantuan ekonomi dan dunia usaha, bantuan sumberdaya manusia, dan bantuan kelembagaan sosial dan budaya, kemudian Bantuan sosial yang diberikan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah tertinggal, bantuan yang signifikan mempengaruhi adalah bantuan infrastruktur, dan bansos kelembagaan sosial.

2. Agung (2016) meneliti tentang pengaruh infrastruktur ekonomi dan sosialterhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia tahun 2006-2013.

Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel. Hasil yang didapat menunjukkan kondisi infrastruktur jalan dan listrik berdampak signifikan terhadappertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita.

3. Riska (2012) melakukan penelitianAnalisis Dampak Alokasi Dana Desa (Add) Terhadap Pemberdayaan Masyarakat Dan Kelembagaan Desa Di Kabupaten Boyolali. Metode penelitian yang digunakan dalam

(45)

penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik multistage non random sampling. Hasil penelitian menunjukkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa regulasi tentang ADD banyak yang tidak diimplementasikan dengan baik sesuai dengan peraturan yang ada.

Sebagian besar responden lebih memilih untuk ADD dengan jumlah yang berbeda untuk setiap desa dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti jumlah penduduk, jumlah penduduk miskin, potensi yang dimiliki oleh masing-masing desa dan lain-lain. Mayoritas responden menganggap bahwa dana ADD memiliki dampak positif dan efek yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, perbaikan infrastruktur publik, peningkatan pengetahuan masyarakat, dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa.

2.14 Kerangka Konseptual

Dengan bermulanya kebijakan pembangunan desa, diharapkan pemerintah daerah mampu mengelola transfer besaran dana dari pemerintah pusat untuk membiayai pembangunan daerahnya terutama di desa-desa. Dengan adanya kemajuan pembangunan di desa dengan diberikannya Dana Alokasi Desa.

(46)

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual Penelitian

2.15 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dibuat ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu dibuat beberapa hipotesis penelitian, yaitu :

1. Alokasi Dana Desa memliki pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi 10 Kabupaten Di Sumatera Utara

2. Indeks Pembangunan Manusia memiliki pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi 10 Kabupatendi Sumatera Utara

3. Tenaga Kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi 10 Kabuapten Di Sumatera Utara

Tenaga Kerja(X3)

Indeks Pembangunan

Manusia(X2) Alokasi Dana

Desa(X1)

Pertumbuhan Ekonomi (Y)

(47)

Alokasi dana desa, indeks pembangunan manusia dan tenaga kerja secara serentak memiliki pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi 10 Kabuapten Di Sumatera Utara

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Dan Sumber Data Penelitian 3.1.1 Analisis Deskriptif

Metode deskriptif merupakan bentuk analisis yang bertujuan untukmendeskripsikan dan mempermudah penafsiran yang disajikan dalam bentuk tabeldan grafik. Metode ini digunakan untuk mengkaji alokasi dana desa, indeks pembangunan manusia dan tenaga kerja di setiap Kecamatan di Kabupaten Padang Lawas Utara. Metode ini jugadigunakan untuk menginterpretasikan hasil yang diperoleh dari analisis datakuantitatif sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai dampakalokasi dana desa terhadap pertumbuhan ekonomi di setiap Kecamatan Di Kabupaten Padang Lawas Utara.

3.1.2 Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis dampak alokasi dana desa dan variabel lain terhadap pertumbuhan ekonomi 10 Kabupaten di Sumatera Utara. Analisis ini menggunakan regresi panel data periode waktu 2015 -2017. Software yang digunakan adalah Eviews 9.

3.1.3 Sumber Data

Data berasal dari badan Pusat Statistik Kota Medan, dan instansi pemerintah yang terkait dengan variabel –variabel dalampenelitian ini pada tahun 2015-2017.

(49)

3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian

Sebagaimana judul penelitian ini yaitu dampak alokasi dana desa, indeks pembangunan manusia, tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di 10 Kabupaten di Sumatera Utara, maka tempat untuk melakukan penelitina ini di10 Kabupaten Tersebut. waktu penelitian ini dilakukan mulai dari Februari 2018 sampai dengan selesai.

3.3 Jenis Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari orang, obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2001:31). Variabel penelitian ini dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu variabel bebas (independen)dan variabel terikat (dependen)yang diuraikan sebagai berikut:

1. Variabel dependen (dependent variable) atau variabel terikat, adalahvariabel yang menjadi pusat perhatian peneliti karena variabel ini yangdipengaruhi atau yang menjadi akibat dari adanya variabel independen atauvariabel bebas ( Ferdinand, 2005). Variabel dependen yang digunakan dalampenelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi yang dilambangkan dengan Y.

2. Variabel independen (independent variable) atau variabel bebas,adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnyapositif maupun yang pengaruhnya negatif (Ferdinand, 2006).

Variabel independenyang digunakan dalam penelitian ini adalah aloksi dana desa yang dilambangkan dengan X1, indeks pembangunan manusia

(50)

yang dilambangkan dengan X2dan Tenaga kerja yangdilambangkan dengan X3.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data penelitian melakukan teknik dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data sekunder atau data yang diperoleh secara langsung melalui Badan Pusat Statistik Kota Medan.

3.5 Definisi Operasional

Defenisi operasional adlah memberikan pengertian terhadap variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang diperlukan peneliti untuk mengukur dan memanipulasinya . variabel operasional dalam penelitian ini antara lain:

1. Pertumbuhan Ekonomi adalah nilai PDRB atas dasar harga konstan 10 Kabupaten di Sumatera Utara yang dinyatakan dalam juta rupiah.

2. Alokasi Dana Desa adalah dana yang disalurkan pemerintah untuk pihak Kabupaten yang dinyatakan dalam rupiah.

3. Jumlah Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada pada usia kerja diantara 15-64 tahun.

4. Indeks Pembangunan Manusia menyatakan tingkat pertumbuhan kualitas hidup penduduk dinyatakan dalam persen.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang dikemukakan dalam suatu penelitian dan untuk memperhitungkan besarnya

(51)

efek suatu perubahan dari suatu kejadian terhadap kejadian lainnya. Teknik analisia data merupakan teknik menyederhanakan data dalam bentuk-bentuk yang mudah di baca, dipahami, dan diinterpretasikan. Hal itu dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran-gambaran yang jelas mengenai kejadian yang diteliti kerena analisia tersebut berguna dalam pemecahan masalah. Teknik analisis data yang digunakan adalah Regresi Data Paneldengan persamaan sebagai berikut:

Y = α + b1X1it + b2X2it +b3X3it + e Keterangan:

Y = Pertumbuhan ekonomi α = Konstanta

b(1...3) = Koefisien dari masing-masing variabel independen X1 = Alokasi Dana Desa

X2 = Indeks Pembangunan Manusia X3 = Tenaga Kerja

I = Data cross section 10 Kabupaten di Sumatera Utara t = Data time series tahun 2015-2017

e = error term

3.6.1 Penentuan Model Estimasi

Dalam metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel dapat dilakukan melalui tiga model, antara lain:

1. Common Effect atau Pooled Least Square (PLS)

Merupakan model data panel yang paling sederhana karena hanya mengkombinasikan data time series dan cross section. Pada model ini tidak

(52)

diperhatikan dimensi waktu maupun individu, sehingga diasumsikan bahwa perilaku data cross section dalam berbagai kurun waktu adalah sama. Metode ini bisa menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS) atau teknik kuadrat terkecil untuk mengestimasi model data panel

2. Fixed Effect Model (FEM)

Model ini mengasumsikan bahwa perbedaan antar individu dapat diakomodasi dari perbedaan intersepnya. Untuk mengestimasi data panel model Fixed Effect menggunakan teknik variable dummy untuk menangkap perbedaan intersep. Namun demikian slopnya sama antar variabel. Model estimasi ini sering juga disebut dengan teknik Leat Squares Dummy Variabel (LSDV).

3. Random Effect Model (REM)

Model efek random, perbedaan individu dan waktu dicerminkan lewat error.Teknik ini juga memperhitungkan bahwa error mungkin berkorelasi sepanjang time series dan cross section. Terdapat dua komponen yang mempunyai kontribusi pada pembentukan error, yaitu individu dan waktu maka random error pada REM juga perlu diurai menjadi error untuk komponen individu dan error untuk komponen waktu.

3.6.2 Pemilihan Model

Untuk memilihmodel yang paling tepat, maka dilakkan beberapa pengujian, antara lain:

(53)

1. Uji Chow

Uji Chow dilakukan untuk menentukan metode Pooled Least Square(PLS) atau Fixed Effect Model(FEM) yang akan dipilih dalam mengestimasi data panel.

Pengujian ini dilakukan menggunakan hipotesa sebagai berikut : H0= Metode Pooled Least Square(PLS)

H1= MetodeFixed Effect(FE) Dengan ketentuan:

Apabila F hitung > F tabel maka H0ditolak, Hıditerima Apabila F hitung < F tabel makan H0diterima, Hı ditolak 2. Uji Hausman

Uji Hausman digunakan untuk menentukan pemilihan metode Fixed Effect (FE) atau Metode Random Effect(RE) yang paling tepat digunakan. Pengujian ni dilakukan menggunakan hipotesa sebagai berikut :

H0= Metode Random Effect(RE) H1= MetodeFixed Effect (FE) Dengan ketentuan :

Apabila Chi-Square hitung >Chi-Square tabel maka H0ditolak, H1diterima.

Apabila Chi-Square hitung < Chi-Square tabel maka H0diterima, H1ditolak.

3.6.3 Uji Kesesuiaan 1.Uji F-statistik

Uji F-statistik digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model persamaan yang digunakan secara bersamaan signifikan memengaruhi variabel dependen. Nilai F-statistik yang besar merupakan nilai yang lebih baik dibandingkan F-statistik yang bernilai rendah. Nilai Prob

(54)

(Fstatistik) merupakan tingkat signifikasi marginal dari F-statistik. Berikut merupakan hipotesis pada uji F-statistik

H0 : β1 = β2 = … = βi = 0

H1 : minimal ada salah satu βi ≠ 0

Jika nilai Prob (F-statistik) lebih kecil dari nilai taraf nyata (α) maka dapat dikatakan tolak H0, dimana dengan tingkat keyakinan 1-α dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model secara bersamaan signifikan memengaruhi variabel dependen.

2. Uji t-statistic

Uji t-statistic digunakan untuk mengetahui pengaruh dari setiap variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan untuk melihat secara statistik sifat signnifikan atau tidak dari koefisien masing-masing variabel dalam model. Berikut merupakan hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini : H0 : β1 = 0 , i = 1,2,3,…,k.

H1 : βi ≠ β0

Jika t-hitung < tα / 2(n-k), maka tolak H0 dan jika t-hitung > tα / 2(n-k), maka terima H0 dimana tα / 2(n-k) merupakan nilai t-tabel. Jika hipotesis H0 ditolak maka dalam kriteria uji-t variabel independen berpengaruh nyata terhadapvariabel dependen begitu pula dengan sebaliknya jika hipotesis H0 diterima maka variabel independen tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Semakin besar nilai t-hitung, semakin kuat pula bukti bahwa variabel tersebut signifikan secara statistik.

(55)

3. Koefisien Determinasi R²

Nilai koefisien determinan (R²) digunakan untuk mengukur seberapa besar keragaman yang dapat diterangkan oleh variabel independen terhadap variabel dependen. Besaran dari R²selalu bernilai positif dimana terletak antara angka nol hingga satu (0 < R²< 1). Jika R²mendekati satu atau satu, maka variabel dependen dapat dijelaskan dengan garis regresi. Nilai R² dapat ditemukan dengan menggunakan rumus :

Dimana :

R²: Koefisien determinasi JKR : Jumlah Kuadrat Regresi JKT : Jumlah Kuadrat Total

(56)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sistem Alokasi Dana Desa

Pengalokasian Dana Desa dihitung berdasarkan jumlah Desa dan dialokasikan dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis. Dana Desa setiap Kabupaten/Kota dialokasikan berdasarkan perkalian antara jumlah Desa di setiap Kabupaten/Kota dan rata-rata Dana Desa setiap provinsi. Rata-rata Dana Desa setiap provinsi sebagaimana dialokasikan berdasarkan jumlah Desa dalam provinsi yang bersangkutan serta jumlah penduduk Kabupaten/Kota, luas wilayah Kabupaten/Kota, angka kemiskinan kabupaten/kota, dan tingkat kesulitan geografis Kabupaten/Kota dalam provinsi yang bersangkutan. Tingkat kesulitan geografis yang dimaksud disini meliputi: ketersediaan pelayanan dasar, kondisi infrastruktur, transportasi, dan komunikasi desa ke Kabupaten/Kota.

Anggaran Dana Desa merupakan bagian dari Anggaran Belanja Pusat non kementerian/lembaga sebagai pos Cadangan Dana Desa. Penyusunan pagu anggaran Cadangan Dana Desa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang penyusunan rencana dana pengeluaran Bendahara Umum Negara. Pagu anggaran Cadangan Dana Desa diajukan oleh Pemerintah kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk mendapatkan persetujuan menjadi pagu Dana Desa. Pagu anggaran Dana Desa yang telah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dimaksud merupakan bagian dari anggaran Transfer ke Daerah

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Peraturan PBB tentang perlindungan anak yang kehilangan kebebasannya Pasal 32: Rancangan bangunan fasilitas pemasyarakatan untuk anak harus memperhatikan kebutuhan anak

Adanya pendatang atau warga baru di kawasan ini, memungkinkan untuk tumbuhnya bangunan yang tidak bercirikan arsitektur Betawi, dan dengan berkembangnya zaman telah berkembang

Teknik penilaian kompetensi sikap dapat menggunakan observasi, penilaian diri, penilaian antarpeserta didik, atau jurnal. Hasil penilaian akan lebih baik apabila menggunakan

Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukan pangan ke dalam wilayah Indonesia. Tanggal kadaluarsa dan,

Adanya pendatang atau warga baru di kawasan ini, memungkinkan untuk tumbuhnya bangunan yang tidak bercirikan arsitektur Betawi, dan dengan berkembangnya zaman telah berkembang

Spare part yang tergolong pada kategori ini memiliki consumption value yang rendah, lead time yang singkat dan berpengaruh besar/penting terhadap operasional

panjang kantong payang berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan, hal ini dapat diartikan bahwa setiap penambahan 3 faktor produksi tersebut akan mampu

[r]