SAMBUTAN KUNCI MENTERI PERTANIAN
KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN INDUSTRI PERTANIAN MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN NANSIONAL
PADA
SIMPOSIUM NASIONAL DALAM RANGKA HARI PANGAN DUNIA SAHID HOTEL JAKARTA, 27 OKTOBER 2005
Yang saya hormati:
• Ketua DPR
• Para Pakar Pertanian
• Para Undangan dan Hadirin Sekalian,
Assalaamu’alaikum Warakhmatulaahi Wabarakhaatuh,
Pertama-tama saya mengucap syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat-Nya kita dapat hadir pada simposium nasional dalam rangka memperingati hari pangan dunia. Saya merasa mendapat kehormatan untuk menghadiri pertemuan ini, guna bersama-sama membahas salah satu tema yang sangat penting, yaitu ”Perencanaan Strategi Industrialisasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan”. Pemikiran dari para pakar yang hadir dalam pertemuan ini saya harapkan dapat membantu menemukan solusi untuk meningkatkan ketahanan pangan kita.
Saudara-saudara Sekalian,
Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk dapat mempertahankan hidup dan karenanya kecukupan pangan bagi setiap orang setiap waktu merupakan hak azasi yang layak dipenuhi. Berdasar kenyataan tersebut masalah pemenuhan kebutuhan pangan bagi seluruh penduduk setiap saat di suatu wilayah menjadi sasaran utama kebijakan pangan bagi pemerintahan suatu negara.
Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Oleh karena itu kebijakan pemantapan ketahanan pangan menjadi isu sentral dalam pembangunan serta merupakan fokus utama dalam pembangunan pertanian. Peningkatan kebutuhan pangan seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan kesempatan kerja bagi penduduk
guna memperoleh pendapatan yang layak agar akses terhadap pangan merupakan dua komponen utama dalam perwujudan ketahanan pangan.
Kebijakan pemantapan ketahanan pangan dalam hal ini termasuk di dalamnya adalah terwujudnya stabilitas pangan nasional
Saudara-saudara Sekalian,
Industrialisasi pertanian merupakan salah satu upaya kita membangunan sistem pertanian industrial dicirikan oleh usaha pertanian bernilai tambah tinggi dan terintegrasi dalam satu rantai pasok (supply chain) berdasarkan relasi kemitraan sinergis dan adil dengan bertumpu pada sumberdaya nasional, kearifan lokal serta ilmu pengetahuan dan teknologi berwawasan lingkungan. Sistem pertanian industrial adalah sosok pertanian ideal yang merupakan keharusan agar usaha pertanian dapat bertahan hidup dan tumbuh berkembang secara berkelanjutan dalam tatanan lingkungan persaingan global yang makin ketat.
Industrialisasi pertanian mendukung ketahanan pangan adalah membangun sistem pertanian pangan industrial yang mampu menghasilkan produk pangan bernilai tambah tinggi bagi petani dengan harga bersaing bagi produk sejenis dari negara lain.
Saudara-saudara Sekalian,
Seperti kita ketahui bahwa struktur usaha pertanian kita belum terkoordinatif secara baik. Struktur usaha pertanian saat ini masih bersifat dispersal terpenca-pencar dan tidak terkoordinatif baik secara vertikal maupun secara horizontal. Sementara sistem pertanian di negara lain telah mengembangkan strategi pengelolaan rantai pasokan (Supply Chain Management, SCM) yang mengintegrasikan para pelaku dari semua segmen rantai pasokan secara vertikal ke dalam usaha bersama berlandaskan kesepakatan dan standardisasi proses dan produk yang bersifat spesifik untuk setiap rantai pasokan. Diharapkan dalam jangka panjang delivery dan receiving sistem pertanian yang kokoh akan mampu menerapkan SCM.
Ada empat kebijakan umum dalam mewujudkan industrialisasi pertanian mendukung ketahahan pangan yaitu : Pertama, mewujudkan sistem usahatani bernilai tinggi melalui intensifikasi diversifikasi dan pewilayahan pengembangan
komoditas unggulan. Regionalisasi pengembangan komoditas unggulan diarahkan untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumberdaya pertanian dan mendorong investasi baru berdasarkan keunggulan komparatif wilayah. Dalam kaitan dengan efisiensi pemanfaatan sumberdaya pertanian, maka untuk mengurangi tekanan penggunaan lahan di Jawa, secara perlahan-lahan, Jawa diarahkan untuk pengembangan komoditas bernilai tinggi (high value commodities development) seperti hortikultura, sedangkan pengembangan komoditas pangan diarahkan ke Kalimantan dan Sulawesi. Pengembangan komoditas perkebunan diarahkan ke Papua dan Maluku. Pengembangan komoditas peternakan berbasis lahan diarahkan ke Bali dan Nusa Tenggara; Kedua, mewujudkan agroindustri berbasis pertanian domestik di pedesaan. Kebijakan ini diarahkan untuk meningkatkan nilai tambah disepanjang alur vertikal sistem komoditas pertanian melalui pengembangan produk agroindustri yang berbasis sumberdaya domestik dan pedesaan. Dengan terwujudnya agroindustri, maka kontribusi sektor pertanian terhadap nilai tambah dan kesempatan kerja terhadap perekonomian pedesaan makin meningkat. Agroindustri ini salah satu pilar sistem pertanian industrial yang akan menjadi fondasi struktur ekonomi nasional pada akhir tahun 2025.
Saudara-saudara Sekalian,
Kebijakan umum ketiga adalah mewujudkan sistem rantai pasok terpadu berbasis kelembagaan pertanian yang kokoh. Pengembangan rantai pasok terpadu komoditas pertanian secara vertikal dilakukan sistem kemitraan yang sehat dan adil. Pemerintah bertindak sebagai fasilitator dan regulator yang kredibel dan adil untuk mewujudkan pertumbuhan sektor pertanian yang berkelanjutan. Pertumbuhan sektor pertanian sangat dibutuhkan untuk mengakselerasi perekonomian pedesaan. Sektor pertanian Indonesia, hingga saat ini masih sangat tergantung pada hasil primer, sehingga nilai tambah yang diperoleh masih rendah dan kurang kompetitif di pasar dalam negeri maupun luar negeri. Ke depan, pemerintah harus dapat mendorong perkembangan produk pertanian olahan primer, selain untuk meningkatkan nilai tambah juga meningkatkan dan memperluas pangsa pasar di dalam dan luar negeri. Negara berkembang penghasil produk pertanian, saat ini banyak yang melakukan pengembangan produk pertanian untuk mensiasati perdagangan dunia yang tidak adil. Apabila hal ini dapat dilakukan maka sektor pertanian akan tumbuh lebih
cepat dan tinggi lagi dibandingkan dengan yang telah dicapai selama ini.
Pertumbuhan sektor pertanian yang makin cepat akan memacu pertumbuhan sektor-sektor lain secara lebih cepat melalui kaitan ke belakang dan ke depan dalam kegiatan produksi dan konsumsi. Dengan demikian, sektor pertanian akan lebih dikenal sebagai pengganda tenaga kerja, dan bukan sekedar pencipta kesempatan kerja.
Pengembangan rantai pasok tersebut harus berbasis kelembagaan pertanian yang kokoh yang merupakan perekat relasi semua komponen di dalam sistem pertanian industrial. Kelembagan pertanian dibangun berdasarkan prinsip kemitraan setara, sehat dan berkeadilan.
Kebijakan umum keempat adalah menerapkan praktek pertanian dan manufaktur yang baik. Praktek pertanian yang baik merupakan salah satu prasyarat untuk mewujudkan sistem pertanian industrial berdaya saing dan berwawasan lingkungan. Mutu produk pertanian harus dapat dijamin dan ditelusuri sesuai dengan standar pensyaratan internasional. Untuk itu pemerintah akan menyusun protokol teknis dan insentif untuk merangsang penerapannya.
Saudara-saudara sekalian,
Operasionalisasi ketiga kebijakanan umu industrialisasi mendukung ketahahan pangan tersebut dalam lingkup Departemen Pertanian tertuang dalam program pembangunan pertanian periode 2005-2009. Ada tiga prioritas program pembangunan pertanian lima tahun ke depan (2005-2009) yaitu: (1) Program Peningkatan Ketahanan Pangan, (2) Program Pengembangan Agribisnis; dan (3) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani.
Program peningkatan ketahanan pangan diarahkan untuk memberikan fasilitasi bagi terjaminnya masyarakat memperoleh pangan yang cukup setiap saat, sehat dan halal. Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah: (1) dicapainya ketersediaan pangan tingkat nasional, regional dan rumah tangga yang cukup, aman dan halal, (2) meningkatnya keragaman produksi dan konsumsi pangan masyarakat, dan (3) meningkatnya kemampuan masyarakat dalam mengatasi masalah kerawanan pangan. Rencana tindak program peningkatan ketahanan pangan yang utama antara lain: (1) Intensifikasi dan ekstensifikasi produksi komoditas pangan pokok, (2) Pengembangan sumber pangan alternatif lokal, (3)
Pengembangan pola konsumsi pangan lokal non-beras, (4) Fasilitasi subsidi input produksi, (5) Perumusan dan penetapan kebijakan harga pangan, (6) Pengelolaan tata niaga pangan, (7) Penyusunan dan penerapan standar kualitas dan keamanan pangan, dan (8) Pengembangan sistem kewaspadaan pangan dan gizi.
Program Pengembangan Agribisnis diarahkan untuk memfasilitasi kegiatan yang berorientasi memperluas cakupan kegiatan ekonomi produktif petani serta peningkatan efisiensi dan dayasaing. Perluasan kegiatan ekonomi yang memungkinkan dilakukan adalah: (1) peningkatan nilai tambah melalui pengolahan dan perbaikan kualitas; dan (2) mendorong kegiatan usahatani secara terpadu mencakup beberapa komoditas (sistem integrasi tanaman-ternak atau sistem integrasi tanaman-ternak-ikan). Adapun sasaran dari program ini adalah:
(1) berkembangnya usaha di sektor hulu, usahatani (on-farm), hilir (agroindustri) dan usaha jasa penunjang; (2) meningkatnya pertumbuhan PDB sektor pertanian;
dan (3) meningkatnya ekspor produk pertanian segar dan olahan. Selanjutnya rencana tindak program pengembangan agribisnis yang utama antara lain: (1) Pengembangan sentra produksi komoditas unggulan, (2) Penyuluhan, pendampingan, pendidikan dan pelatihan kewirausahaan, (3) Pengembangan varietas/jenis ternak unggul, (4) Pengembangan teknologi mekanisasi pertanian untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi, serta pemanfaatan sumberdaya energi terbarukan, (5) Pemanfaatan bioteknologi untuk perbaikan tanaman dan ternak, (6) Penerapan teknologi pasca panen, (7) Pengembangan agroindustri di kawasan sentra produksi, dan (8) Penyesuaian kebijakan tarif impor dan subsidi ekspor.
Program peningkatan kesejahteraan petani diarahkan untuk memfasilitasi peningkatan pendapatan petani melalui pemberdayaan, peningkatan akses terhadap sumberdaya usaha pertanian, pengembangan kelembagaan, dan perlindungan terhadap petani. Sedangkan sasaran yang ingin dicapai adalah: (1) meningkatnya kapasitas dan posisi tawar petani, (2) semakin kokohnya kelembagaan petani, (3) meningkatnya akses petani terhadap sumberdaya produktif; dan (4) meningkatnya pendapatan petani.
Rencana tindak program peningkatan kesejahteraan petani yang utama antara lain: (1) Penguatan kelembagaan penyuluhan dan pertanian lain di perdesaan, (2) Pengembangan diversifikasi usaha rumahtangga berbasis pertanian, (3) Advokasi penataan hak pemilikan, sertifikasi dan pencegahan
konversi lahan, (4) Perumusan kebijakan penataan, pemanfaatan dan pajak progresif lahan, (5) Pemberian insentif usaha dan promosi investasi, (6) Fasilitasi investasi dan kemitraan usaha, (7) peningkatan infrastruktur perdesaan, dan (8) Pengembangan model kelembagaan usahatani berbasis inovasi pertanian.
Demikian sambutan saya, atas perhatian para undangan dan hadirin sekalian, serta kesempatan yang telah diberikan panitia untuk menyampaikan sambutan ini , saya mengucapkan terima kasih.
Wassalaamu’alaikum Warakhmatulaahi Wabarakhaatuh,
Menteri Pertanian,
ANTON APRIYANTONO