39
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Intepretasi Variabel
Langkah paling awal dalam penelitian ini adalah penentuan lokasi penelitian. Lokasi penelitian ini ditentukan dengan membuat peta daerah aliran sungai (DAS) Code. Peta tersebut nantinya akan menjadi acuan dalam penelitian ini.
Setelah peta DAS tersebut jadi, maka selanjutnya adalah membuat peta administrasi. Data yang dibutuhkan adalah data peta administrasi Daerah Istimewa Yogyakarta, data peta administrasi tersebut nantinya akan di clip dengan peta DAS yang telah dibuat sebelumnya (Gambar 5.1).
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui wilayah administrasi yang masuk kedalam DAS Code dijelaskan dalam Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Wilayah Administrasi DAS Code No KECAMATAN Luas (Ha) Persentase %
1 Depok 149,398 3,711
2 Pakem 1984,785 49,306
3 Ngaglik 485,896 12,071
4 Mlati 188,941 4,694
5 Kraton 16,975 0,422
6 Gondomanan 70,681 1,756
7 Mergangsan 194,465 4,831
8 Pakualaman 27,091 0,673
9 Danurejan 89,588 2,226
10 Umbulharjo 90,492 2,248
11 Gedongtengen 14,447 0,359
12 Gondokusuman 77,693 1,930
13 Tegalrejo 7,308 0,182
14 Jetis 52,057 1,293
15 Sewon 244,437 6,072
16 Pleret 146,944 3,650
17 Jetis 112,716 2,800
18 Banguntapan 71,525 1,777
Jumlah 4025,438 100
Gambar 5.1 Peta DAS Code
1. Pembuatan Peta Curah Hujan
Pembuatan peta curah hujan ini menggunakan data yang didapat dari BMKG, data tersebut berupa data curah hujan tahun 2016 di 5 stasiun yang tersebar di Kabupaten Sleman sebanyak 3 stasiun dan di Kabupaten Bantul sebanyak 2 stasiun. Data sebaran hujan tersebut ditunjukkan oleh Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Data sebaran curah hujan
BULAN STASIUN
PAKEM DADAPAN STAKUM BANTUL SEWON
JANUARI 309 337 225 150 97
FEBRUARI 454 344 515 285 221
MARET 638 524 642 357 397
APRIL 166 295 287 155 94
MEI 262 343 233 48 128
JUNI 277 448 170 127 128
JULI 135 183 221 44 65
AGUSTUS 172 36 52 61 94
SEPTEMBER 370 403 267 245 195
OKTOBER 474 508 455 243 243
NOVEMBER 503 563 641 319 363
DESEMBER 343 328 373 334 303
JUMLAH 4103 4312 4081 2368 2328
Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Mlati 2016 Berdasarkan data pada Tabel 5.2, selanjutnya data tersebut akan diinterpolasi dengan menggunakan software ArcGIS 10.1 untuk mendapatkan sebaran hujan. Interpolasi ini nantinya menghasilkan data sebaran hujan isohyet seperti yang ditunjukan pada Gambar 5.2.
Dari data isohyet yang telah didapat kemudian dilakukan skoring terhadap parameter yang telah ditentukan (dijelaskan pada Gambar 5.3). Pada Gambar 5.3 telah dilakukan skoring berdasarkan kelas hujan dengan parameter skor yang telah ditentukan sebelumnya.
Dapat diketahui bahwa kelas hujan terbagi menjadi dua yaitu kelas sangat basah dan kelas basah yang ditunjukan dalam Tabel 5.3. pada tabel tersebut menunjukan hasil analisis skor dari data sebaran curah hujan isohyet.
Gambar 5.2 Peta isohyet DAS Code
Tabel 5.3 Hasil analisis curah hujan Kecamatan Curah Hujan Keterangan Luas
(Ha) Persentase (%) Pakem > 2500 Sangat Basah 1984,786 49,306 Ngaglik > 2500 Sangat Basah 485,897 12,071
Depok > 2500 Sangat Basah 149,398 3,711
Mlati > 2500 Sangat Basah 188,941 4,694
Kraton > 2500 Sangat Basah 16,975 0,422
Gondomanan > 2500 Sangat Basah 70,681 1,756 Mergangsan > 2500 Sangat Basah 194,465 4,831 Pakualaman > 2500 Sangat Basah 27,091 0,673 Danurejan > 2500 Sangat Basah 89,588 2,226 Umbulharjo > 2500 Sangat Basah 90,492 2,248 Gedongtengen > 2500 Sangat Basah 14,447 0,359 Gondokusuman > 2500 Sangat Basah 77,693 1,930 Tegalrejo > 2500 Sangat Basah 7,308 0,182
Jetis > 2500 Sangat Basah 52,057 1,293
Sewon > 2500 Sangat Basah 67,684 1,681
2000 – 2500 Basah 130,02 3,230
Banguntapan > 2500 Sangat Basah 54,099 1,344
2000 – 2500 Basah 17,426 0,433
Pleret 2000 – 2500 Basah 146,944 3,650
Jetis 2000 – 2500 Basah 112,716 2,800
Sewon 2000 – 2500 Basah 46,733 1,161
Jumlah 4025,441 100
Pada Tabel 5.3 menjelaskan bahwa sebaran hujan relatif tinggi
>2500 mm terdapat di bagian hulu, tengah dan sebagian hilir DAS Code. Sedangkan di bagian hilir sebaran hujan di dominasi dengan range 2000 – 2500 mm. Luas untuk curah hujan >2500 mm sebesar 3571,602 ha, sedangkan untuk curah hujan 2000 – 2500 mm sebesar 453,839 ha.
Pada Gambar 5.3 dapat dilihat untuk hasil analisis curah hujan terbagi menjadi 2 kriteria, yaitu curah hujan > 2500 mm dengan keterangan sangat basah) dan curah hujan 2000 – 2500 mm dengan keterangan basah.
Gambar 5.3 Peta curah hujan DAS Code
2. Pembuatan peta ketinggian lahan
Pembuatan peta ketinggian lahan ini menggunakan data kontur dengan skala 25.000. Pengolahan peta kontur ini dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi ArcGIS 10.1, peta kontur ini nantinya akan di analisis dan diberi skor sesuai dengan parameter yang telah ditentukan (Gambar 5.4).
Tabel 5.4 Hasil analisis skor ketinggian lahan Kecamatan Ketinggian (m) Keterangan Luas
(Ha) Persentase (%) Pakem
> 1.300 Sangat Aman 82,921 2,060
500 – 1300 Aman 1036,501 25,749
150 – 500 Cukup Aman 865,364 21,497
Ngaglik 150 – 500 Cukup Aman 478,590 11,889
50 – 150 Rawan 7,307 0,182
Depok 150 – 500 Cukup Aman 60,909 1,513
50 – 150 Rawan 88,489 2,198
Mlati 150 – 500 Cukup Aman 56,461 1,403
50 - 150 Rawan 132,48 3,291
Kraton 50 - 150 Rawan 16,975 0,422
Gondomanan 50 - 150 Rawan 70,681 1,756
Mergangsan 50 - 150 Rawan 194,465 4,831
Danurejan 50 - 150 Rawan 89,588 2,226
Gedongtengen 50 - 150 Rawan 14,447 0,359
Gondokusuman 50 - 150 Rawan 77,693 1,930
Tegalrejo 50 - 150 Rawan 7,308 0,182
Jetis 50 - 150 Rawan 52,057 1,293
Pakualaman 50 - 150 Rawan 27,091 0,673
Umbulharjo 50 - 150 Rawan 90,492 2,248
Banguntapan 50 - 150 Rawan 71,525 1,777
Sewon 50 - 150 Rawan 233,749 5,807
< 50 Sangat Rawan 10,688 0,266
Pleret 50 - 150 Rawan 107,892 2,680
< 50 Sangat Rawan 39,053 0,970
Jetis < 50 Sangat Rawan 112,716 2,800
Jumlah 4025,442 100,000
Dari hasil analisis, wilayah DAS kali Code ini tergolong kedalam wilayah pegunungan dapat dilihat pada Tabel 5.4. Pada bagian hulu yang didominasi ketinggian > 150 m. Daerah tengah atau daerah kota Yogyakarta sendiri mendapatkan skor 4 dengan ketinggian 50 – 15 m yang artinya wilayah tengah rawan terhadap banjir. Pada wilayah hilir DAS kali Code < 50 m atau artinya adalah sangat rawan terhadap banjir dengan skor 5. Luas ketinggian >1300 m sebesar 82,921 ha, untuk ketinggian 500 – 1300 m 1036,501 ha, ketinggian 150 – 500 m sebesar 1461,324 ha, ketinggian 50 – 150 m 1282,239 ha, sedangkan ketinggian <50 m sebesar 162,457 ha.
Peta ketinggian lahan dapat dilihat pada Gambar 5.4. Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa untuk wilayah penelitian tergolong kedalam wilayah pegunungan dan tergolong miring. Di bagian hulu DAS Code ini adalah lereng gunung merapi yang memiliki ketinggian
>1300 m, dibawahnya dengan ditunjukan warna hijau muda memiliki ketinggian antara 500 – 1300 m, disusul dengan warna kuning yang memiliki ketinggian antara 150 – 500 m, pada bagian tengah DAS atau di daerah Kota Yogyakarta sendiri memiliki ketinggian antara 50 – 150 m yang ditunjukkan dengan warna orange dan pada bagian hilir yang ditunjukkan dengan warna merah memiliki ketinggian < 50 m.
Berdasarkan hasil analisis (Gambar 5.4) diketahui daerah yang rawan menurut parameter ketinggian lahan adalah yang memiliki ketinggian antara 50 – 150 m dengan keterangan warna orange dan daerah yang sangat rawan ditunjukkan dengan warna merah dengan ketinggian < 50 m.
Gambar 5.4 Peta ketinggian lahan DAS Code
3. Pembuatan peta kelerengan
Pembuatan peta kelerengan ini menggunakan data digital elevation model (DEM). Data peta DEM ini di conversion kedalam bentuk data vektor, kemudian diberi skor menurut parameter yang telah ditentukan. Hasil analisis ditunjukan pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5 Hasil analisis skor kelerengan DAS Kali Code Kecamatan Lereng Keterangan Luas
(Ha) Persentase (%)
Pakem
> 45 % Curam 200,901 5,034
25 - 45 % Cukup Curam 180,287 4,517
15 - 25 % Miring 176,132 4,413
8 - 15 % Cukup Miring 563,473 14,118
0 - 8 % Datar 850,136 21,300
Ngaglik
25 - 45 % Cukup Curam 4,15 0,104
15 - 25 % Miring 3,437 0,086
8 - 15 % Cukup Miring 39,665 0,994
0 - 8 % Datar 429,477 10,761
Depok 8 - 15 % Cukup Miring 16,634 0,417
0 - 8 % Datar 132,642 3,323
Mlati
15 - 25 % Miring 1,415 0,035
8 - 15 % Cukup Miring 40,516 1,015
0 - 8 % Datar 146,36 3,667
Umbulharjo
15 - 25 % Miring 0,314 0,008
8 - 15 % Cukup Miring 1,587 0,040
0 - 8 % Datar 87,937 2,203
Mergangsan
25 - 45 % Cukup Curam 0,379 0,009
15 - 25 % Miring 2,015 0,050
8 - 15 % Cukup Miring 5,938 0,149
0 - 8 % Datar 185,876 4,657
Danurejan
25 - 45 % Cukup Curam 0,625 0,016
15 - 25 % Miring 4,361 0,109
8 - 15 % Cukup Miring 29,005 0,727
0 - 8 % Datar 55,094 1,380
Pakualaman
15 - 25 % Miring 0,441 0,011
8 - 15 % Cukup Miring 8,847 0,222
0 - 8 % Datar 17,056 0,427
Gondomanan
15 - 25 % Miring 2,44 0,061
8 - 15 % Cukup Miring 4,722 0,118
0 - 8 % Datar 63,48 1,590
Tabel 5.5 Lanjutan
Gedongtengen
15 - 25 % Miring 2,204 0,055
8 - 15 % Cukup Miring 3,143 0,079
0 - 8 % Datar 9,039 0,226
Gondokusuman
15 - 25 % Miring 0,38 0,010
8 - 15 % Cukup Miring 55,204 1,383
0 - 8 % Datar 21,714 0,544
Tegalrejo
15 - 25 % Miring 0,535 0,013
8 - 15 % Cukup Miring 2,193 0,055
0 - 8 % Datar 4,57 0,115
Kraton 8 - 15 % Cukup Miring 1,349 0,034
0 - 8 % Datar 15,564 0,390
Jetis
15 - 25 % Miring 0,095 0,002
8 - 15 % Cukup Miring 22,603 0,566
0 - 8 % Datar 28,907 0,724
Sewon
15 - 25 % Miring 0,093 0,002
8 - 15 % Cukup Miring 34,493 0,864
0 - 8 % Datar 208,24 5,217
Jetis
25 - 45 % Cukup Curam 0,765 0,019
15 - 25 % Miring 4,779 0,120
8 - 15 % Cukup Miring 16,355 0,410
0 - 8 % Datar 88,675 2,222
Banguntapan 0 - 8 % Datar 70,658 1,770
Pleret 8 - 15 % Cukup Miring 1,514 0,038
0 - 8 % Datar 142,797 3,578
Jumlah 3991,21 100
Berdasarkan hasil analisis terlihat karakteristik kelerengan dalam DAS sangat beragam atau bergelombang. Kelerengan >45 % memiliki luas sebesar 200,901 ha, kelas kelerengan 25 – 45 % sebesar 186,206 ha, 15 -25 % sebesar 198,641 ha, untuk kelas 8 – 15 % sebesar 847,241 ha, sedangkan untuk luas kelas kelerengan 0 – 8 % sebesar 2558,222 ha.
Peta kelerengan DAS Code dapat dilihat pada Gambar 5.5.
Berdasarkan Gambar 5.5 dapat diketahui bahwa pada wilayah penelitian ini memiliki jenis permukaan tanah yang bergelombang dan beragam, namun masih tetap didominasi oleh kelerengan 0 – 8 % dengan keterangan datar.
Gambar 5.5 Peta kelerengan DAS Code
4. Pembuatan peta penggunaan lahan
Pada penelitian ini data peenggunaan lahan didapat dari BPN pada tahun 2014 - 2016, data tersebut berupa data penggunaan lahan dengan format shp file di Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Data ini nantinya dipotong (clip) sesuai dengan DAS Code. Data pada peta ini kemudian disesuaikan sesuai dengan klasifikasi parameter penggunaan lahan.
Tabel 5.6 Hasil analisis penggunaan lahan DAS kali Code No. Jenis Pemanfaatan
Lahan Luas (ha) Persentase % 1 Permukiman/Bangunan 1552,444 39,760
2 Tanah Terbuka 40,403 1,035
3 Semak Belukar 32,133 0,823
4 Hutan 376,386 9,640
5 Kebun 304,895 7,809
6 Tegalan/Ladang 123,997 3,176
7 Sawah 1458,184 37,346
8 Kolam Air Tawar 7,148 0,183
9 Pemakaman 8,971 0,230
JUMLAH 3904,562 100
Dari hasil analisis (Tabel 5.6) didapatkan jenis-jenis pemanfaatan lahan di DAS Code. Dapat diketahui berdasarkan Tabel 5.6 yaitu jumlah permukiman/bangunan pada wilayah DAS Code ini cenderung padat dengan luas 1552,443 ha atau sekitar 39,760 % dari total luas.
Dari hasil analisis didapatkan peta penggunaan lahan yang ditunjukan oleh Gambar 5.6. Dapat diketahui dari Gambar 5.6 yaitu kepadatan permukiman/bangunan didominasi di wilayah Kota Yogyakarta dengan ditunjukan warna merah. Meningkatnya jumlah populasi sumber daya manusia di wilayah Yogyakarta sendiri memicu pada perubahan penggunaan lahan, terlihat pada Gambar 5.6 pada daerah hulu sudah mulai berdiri permukiman/bangunan. Perubahan ini ditakutkan akan berdampak pada pola derah reaspn air.
Gambar 5.6 Peta penggunaan lahan DAS Code
B. Analisis Tingkat Kerentanan Banjir
Pada penelitian ini untuk menentukan tingkat kerentanan banjir dilakukan berdasarkan pada data yang telah diperoleh sebelumnya. Data- data yang digunakan dalam penentuan tingkat kerentanan banjir pada penelitian ini yaitu curah hujan, ketinggian lahan, kelerengan (slope) dan penggunaan lahan. Masing-masing parameter dinilai sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap tingkat kerentanan banjir di daerah penelitian.
Proses selanjutnya dalam analisis peta tingkat kerentanan banjir dilakukan sistem tumpangsusun (overlay) dari parameter yang telah dinilai. Hasil analisis overlay tersebut kemudian diklasifikasi dan hasilnya adalah peta tingkat kerentanan banjir di daerah aliran sungai code.
Penentuan kelas interval tingkat rentan diukur berdasarkan penjumlahan skor tertinggi dikurang dengan jumlah skor terendah yang kemudian dibagi jumlah kelas rentan yang diingkan (Tabel 5.7).
Tabel 5.7 Skor tertinggi dan terendah
No Variabel Skor Tertinggi Skor Terendah
1 Curah Hujan 5 1
2 Ketinggian Lahan 5 1
3 Kelerengan 5 1
4 Penggunaan Lahan 5 1
Jumlah 20 4
Pengelompokan zona rentan bencana banjir di sini akan dikelompokan ke dalam 4 kelas Interval. Perhitungan kelas interval yaitu dengan cara jumlah skor tertinggi dikurangi dengan jumlah skor terendah kemudian dibagi dengan kelas interval yang diinginkan. Hasil dari proses penjumlahan tersebut kemudian diklasifikasikan berdasarkan dengan kelas kesesuaian lahan yang ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Persamaan 5.1) :
Persamaan 5.1 Rumus perhitungan kelas interval
Berdasarkan hasil dari perhitungan rumus didapatkan nilai kelas interval sebesar 4, sehingga diperoleh kelas interval sebagai berikut (Tabel 5.8) :
Tabel 5.8 Kelas kerentanan banjir
Kelas Nilai Tingkat Kerentanan Banjir
I 17 – 20 Sangat Rentan
II 13 – 16 Rentan
III 9 – 12 Kurang Rentan
IV ≤ 8 Tidak Rentan
Tabel 5.9 Tingkat kerentanan banjir DAS kali Code
Kelas Tingkat Kerentanan Luas (Ha) Persentase (%)
I Sangat Rentan 2609,3 65,4
II Rentan 943,4 23,6
III Kurang Rentan 423,1 10,6
IV Tidak Rentan 15,3 0,4
JUMLAH 3991,0 100
Dari hasil analisis (Tabel 5.9) dapat diketahui bahwa wilayah DAS Code pada penelitian ini tergolong sangat rentan terhadap banjir dengan luas kelas sangat rentan sebesar 2609,3 ha, disusul dibawahnya dengan kelas rentan sebesar 943,4 ha, kelas kurang rentan sebesar 423,1 ha dan pada kelas tidak rentan sebesar 15,3 ha.
Berdasarkan hasil analisis didapatkan peta kerentanan banjir DAS Code (Gambar 5.8) dapat diketahui bahwa pada wilayah Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta memiliki tingkat kerentanan paling tinggi atau sangat rentan dengan ditunjukan oleh warna merah. Sedangkan pada wilayah Kabupaten Sleman masih beragam namun didominasi oleh warna merah yang menunjukan kelas sangat rentan.
Gambar 5.8 Peta kerentanan DAS Code
Tabel 5.10 Hasil analisis tingkat kerentanan banjir Kecamatan Kerentanan Luas (Ha) Perentase
(%)
Pakem
Sangat Rentan 762,744 19,111
Rentan 773,747 19,387
Kurang Rentan 423,127 10,602 Tidak Rentan 15,283 0,383 Ngaglik Sangat Rentan 415,008 10,398
Rentan 44,523 1,116
Mlati Sangat Rentan 171,462 4,296
Rentan 9,381 0,235
Depok Sangat Rentan 137,580 3,447 Kraton Sangat Rentan 15,896 0,398 Pakualaman Sangat Rentan 24,280 0,608
Rentan 9,538 0,239
Danurejan Sangat Rentan 83,874 2,102
Rentan 9,971 0,250
Umbulharjo Sangat Rentan 86,082 2,157
Rentan 9,000 0,226
Mergangsan Sangat Rentan 182,514 4,573
Rentan 11,452 0,287
Gondomanan Sangat Rentan 67,996 1,704 Gondokusuman Sangat Rentan 70,046 1,755
Rentan 11,198 0,281
Gedongtengen Sangat Rentan 14,252 0,357 Tegalrejo Sangat Rentan 4,931 0,124 Jetis Sangat Rentan 43,908 1,100
Rentan 12,445 0,312
Pleret Sangat Rentan 136,227 3,413
Rentan 14,957 0,375
Sewon Sangat Rentan 220,876 5,534
Rentan 24,782 0,621
Banguntapan Sangat Rentan 67,957 1,703 Jetis Sangat Rentan 103,651 2,597
Rentan 12,408 0,311
Jumlah 3991,097 100
Pada Gambar 5.8 dapat diketahui bahwa tingkat kerentanan di wilayah DAS Code ini tergolong sangat rentan dengan persentasae 65,4 % dari total luas wilayah. Hasil tersebut membuktikan bahwa lebih dari 50 % wilayah DAS Code ini tergolong kedalam kelas sangat rentan. Unsur
penentu tingkat kerentanan pada penelitian ini meliputi besarnya curah hujan, ketinggian lahan, kelerengan dan penggunaan lahan yang dianalisis berdasarkan skor dari parameter-parameter tersebut.
Hasil analisis dari peta kerentanan banjir di wilayah DAS Code dalam cangkupan wilayah kecamatan dapat dilihat pada Tabel 5.9. Pada tabel tersebut menunjukan hasil analisis daerah kerentanan banjir di wilayah kecamatan dalam DAS Code. Berdasarkan Tabel 5.9 dapat kita ketahui bahwa pada kecamatan Pakem yang berada di hulu DAS Code ini didominasi oleh kelas rentan yaitu dengan cakupan luas sebesar 773,747 ha.
Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan peta kerentanan berdasarkan wilayah kecamatan. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang tingkat kerentanan terhadap bencana banjir dan segera dapat dilakukan penggulangan dini.