• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSIDING. SEMINAR NASIONAL FISIP UNILA (SEFILA) - 3 TAHUN 2019 Agenda Baru Pembangunan Indonesia Berbasis Local Knowledge

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSIDING. SEMINAR NASIONAL FISIP UNILA (SEFILA) - 3 TAHUN 2019 Agenda Baru Pembangunan Indonesia Berbasis Local Knowledge"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL FISIP UNILA (SEFILA) - 3 TAHUN 2019

Agenda Baru Pembangunan Indonesia

Berbasis Local Knowledge

(2)

PROSIDING SEMINAR NASIONAL FISIP UNIVERSITAS LAMPUNG (SEFILA) 3

TAHUN 2019

TEMA: AGENDA BARU PEMBANGUNAN INDONESIA BERBASIS LOCAL KNOWLEDGE

BANDAR LAMPUNG, 08 AGUSTUS 2019

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

TAHUN 2019

(3)

PROSIDING SEMINAR NASIONAL FISIP UNIVERSITAS LAMPUNG (SEFILA) 3 TAHUN 2019

Tema: Agenda Baru Pembangunan Indonesia Berbasis Local Knowledge Bandar Lampung, 08 Agustus 2019

Susunan Panitia Pelaksana Dr. Dedy Hermawan

Dr. Robi Cahyadi Kurniawan Dr. A rif Sugiono

Dr. Jenni Wulandari Arizka Warganegara, Ph.D Wulan Suciska, M.Si Damayanti, M.Si

M.Hasbi Kurniawan, M.Si Tety Mujadilah, M.Si Steering Committee Dr. Syarief Makhya Dr. Bartoven Vivit Nurdin Dr. Ani Agus Puspawati Drs. Denden Kurnia Drajat Drs. Dadang Karya Bakti Reviewer

Prof. Dr. Yulianto Intan Fitri Meutia, Ph.D Unang Mulkhan, Ph.D Dr. Ari Darmastuti Dr. Andi Corry Dr. Suripto Editor :

Simon Sumanjoyo Hutagalung, M.P.A Ita Prihantika, M.A

Moh. Nizar, M.A Penerbit

FISIP Universitas Lampung vii + 239 hal : 21 x 29 cm Cetakan 1, Oktober 2019 ISBN:978-623-91972-0-9 Alamat

Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro, Komplek Unila Gedongmeneng Bandar Lampung, HP. 08154019877

E -m ail: sefilafisit>@fisit>.unila. ac.id. Website : www. sefila. fisin.unila. ac.id

Hak Cipta dilindungi Undang-undang ISBN 1 7 0 - 0 2 3 - 1 1 1 7 2 - 0 - 1

9 786239 197209

9786239197209

(4)

KATA PENGANTAR

Globalisasi telah memasuki era baru yang bernama revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 secara fundamental mengakibatkan berubahnya cara manusia berpikir dan berhubungan satu dengan yang lain. Era ini akan mendisrupsi berbagai aktivitas manusia dalam berbagai bidang, tidak hanya teknologi saja, namun juga bidang yang lain seperti ekonomi, sosial, dan politik. Pada bidang politik misalnya, gerakan-gerakan politis untuk mengumpulkan massa melalui konsentrasi massa telah digantikan dengan gerakan berbasis media sosial. Bidang pemerintahan pun kini juga ditantang untuk melaksanakan birokrasi secara efektif dan efisien berbasis e-governance.

Perkembangan media sosial yang masiv juga telah merekonstruksi struktur budaya masyarakat.

Relasi sosial hubungan masyarakat kini lebih erat terbangun dalam dunia maya, sehingga hubungan dalam dunia nyata justru menjadi relatif. Paradigma bisnis pun bergeser dari penekanan owning menjadi sharing (kolaborasi) (Prasetyo & Trisyanti, 2018), sebagaimana merebaknya e-commerce yang menggeser bisnsi retail (toko fisik). Singkatnya, dalam disruptif akan terjadi disruptive regulation, disruptive culture, disruptive mindset, dan disruptive marketing (Khasali, 2018). Tantangan era baru ini tidak dapat diselesaikan dengan cara-cara yang sama seperti dalam konsep masa lampau. Revolusi industri 4.0 tidak mungkin hanya dihadapi dengan pengembangan teknologi tanpa melibatkan dinamika sosial di dalamnya. Perlu dirumuskan strategi kebijakan nasional melalui kesadaran dan kedewasaan berpikir

Hal tersebut menginisiasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung untuk mengadakan Seminar FISIP Unila (Sefila) 3 yang mengangkat tema mengenai “Agenda Baru Pembangunan Indonesia Berbasis Local Knowledge". Walaupun mengacu pada konteks ruang dan tempat, pengetahuan lokal (local knowledge) memiliki relevansi dalam proses pembangunan, karena memanfaatkan sumber daya yang minimal berbasis karakteristik sosial budaya setempat.

Pengetahuan lokal ini dapat ditransfer menjadi kearifan lokal yang bisa dipertukarkan atau dilakukan lintas budaya (World Bank, 1998). Sehingga pengetahuan lokal memiliki elastisitas dalam berbagai masalah dan perubahan, termasuk mewarnai agenda pembangunan di Indonesia

Seminar ini diharapkan dapat menghasilkan kajian diskusi yang dapat berkontribusi dalam menyediakan altenatif solusi bagi agenda pembangunan di Indonesia menghadapi tantangan perubahan dinamika sosial saat ini. Pada akhirnya, luaran dari Seminar FISIP Unila juga diharapkan dapat terpublikasi melalui prosiding dan jurnal terakreditasi, sehingga hasil kajian dapat bermanfaat secara luas bagi kebutuhan pengembangan akademik dalam bidang sosial politik.

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan prosiding ini dengan penuh kemudahan. Prosiding ini disusun agar akademisi, mahasiswa dan peminat ilmu sosial politik dapat memperluas ilmu tentang ruang lingkup konsep maupun kebijakan ilmu sosial dan politik, khususnya di negara Indonesia, yang disajikan dari berbagai sumber. Walaupun prosiding ini mungkin kurang sempurna namun memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penyusunan prosiding ini.

Bandar Lampung, 9 Oktober 2019 Ketua Panitia SEFILA 2019

Dr. Dedy Hermawan, M.Si

(5)

ii

(6)

D A F T A R IS I

KATA PENGANTAR ... i DAFTAR I S I ... iii IMPLIKASI DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP KEMANDIRAN,

KESEJAHTERAAN DAN KEMISKINAN: SEBUAH HUBUNGAN YANG TAK SELALU SEJALAN

(Maulana Mukhlisdan Syarief M akhya)... 1-11 INTEGRASI SISTEM INFORMASI PADA PEMERINTAHAN DENGAN E-

GOVERNMENT

(Lies Kumara Dewi dan Henni Kusumastuti)... 13-20 IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA METRO NOM OR 10 TAHUN 2017

TENTANG PENYELENGGARAAN KOTA WISATA

(Ita Prihantika, Bambang Utoyo, Tia Panca Rahmadhani, Sutiyo)... 21-31 IMPLEMENTASI DIGITAL GOVERNMENTDALAM BIDANG PENDIDIKAN (STUDI

TENTANG SISTEM PENILAIAN AKREDITASI BERBASIS ONLINE PADA BADAN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2019)

(Eko Budi Sulistio)... 33-41 KAJIAN PELUANG PIMPINAN WILAYAH NASYIATUL AISYIYAH LAMPUNG

DALAM PENCEGAHAN KERENTANAN PEREMPUAN PADA KEJAHATAN NARKOBA

(Dwi Wahyu H andayani)... 43-49 KERA TUAN SEMAKA FOLKLORE: ETHNO-ECOTOURISM MODEL IN LAMPUNG

INDIGENOUS MUSEUM TOURISM DEVELOPMENT

(Bartoven Vivit N u rd in )... 51-59 PENDEKATAN PENGETAHUAN DAN KEARIFAN LOKAL DALAM

PENGEMBANGAN PARIWISATA HUTAN MANGROVE

(Selvi Diana Meilinda dan Rizca F iolanda)... 61-69 KEWIRAUSAHAAN SOSIAL ISLAMI: PEMBERDAYAAN MELALUI ZAKAT,

INFAK DAN SEDEKAH

(Keumala Hayati dan Indra C aniago)... 71-74 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KEGIATAN PENGELOLAAN JARINGAN

IRIGASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL PERTANIAN DI DESA

SRITEJOKENCONO, KECAMATAN KOTAGAJAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

(Suwarno, Abdul Syani, Pairulsyah, Dewi Ayu Hidayati, Riki Riyan Saputra)... 75-82 IMPLEMENTASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA MELALUI BUDIDAYA

PETERNAKAN IKAN AIR TAWARDI DUSUN BUKIT SULA, DESA BANDING AGUNG, KECAMATAN PUDUH PIDADA, KABUPATEN PESAWARAN

(Pairulsyah, Yuni Ratnasari, Fuad Abdulgani, Dewi Ayu Hidayati, Riki Riyan Saputra) 83-87 PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM RANGKA PEMBANGUNAN KETAHANAN

PANGAN M ELALUI PROGRAM LUMBUNG PANGAN MASYARAKAT (STUDI KELOMPOK WANITA TANI GUYUP RUKUN PEKON SUKOHARJO II

(7)

KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU).

(Nurarifah, Rahayu Sulistiowati, dan Nana M ulyana)... 89-93 PERANAN MASYARAKAT LOKAL DALAM M EW UJUDKAN PARIWISATA

BERKELANJUTAN DI PROVINSI LAMPUNG

(Intan Fitri Meutia, Devi Yulianti, Panji Tryatmaja, Vera Y usnita)... 95-101 M EMBANGUN KEMANDIRIAN MASYARAKAT TANI HUTAN

KEMASYARAKATAN MELALUI PENGUATAN PERAN STAKEHOLDERS DALAM PEMANFAATAN HUTAN KEMASYARAKATAN

(Dian Kagungan, Yulia Neta dan Hari Kaskoyo)... 103-112 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR MELALUI PENGEMBANGAN

KLASTER IKAN DI PULAU PASARAN KOTA BANDAR LAMPUNG

(Ali Imron,Dewie Brima Atika, Eko Budi Sulistio)... 113-120 NEO NASIONALISME DAN REVOLUSI DIGITAL DI INDONESIA

(Thomas T okan Pureklolon)... 121-127 NEW MEDIA SEBAGAI SARANA PROMOSI PARIWISATA LAMPUNG

(Agus Mardihartono dan Yuli Evadianti)... 129-134 KEWIRAUSAHAAN TEKNOLOGI DIGITAL: POTENSI PEMBERDAYAAN

PEBISNIS MILENIAL

(Keumala Hayati dan Indra Caniago)... 135-138 PERAN KOMUNIKASI DALAM PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA

(Herlintati, Fery Hendi Jaya, M. Fikri Akbar)... 139-143 KUALITAS LAYANAN, HARGA, DAN PERSEPSI BENEFIT M ENGGUNAKAN

FITUR GO-PAY

(Ni Putu Widiyawati, Arif Sugiono, Diang Adistya, Jeni W ulandari... 145-157 PERILAKU KOMUNIKASI MASYARKAT TERHADAP PROGRAM STUDI ILMU

PERPUSTAKAAN: STUDI PEMAKNAAN TERHADAP POSTING INFOGRAFIS TIRTO.ID

(Purwanto P u tra )... 159-167 PELINDUNGAN BAHASA LAMPUNG DALAM PERUBAHAN BUDAYA DI

PROVINSI LAMPUNG

(Bendi Juantara dan Indra Bulan)... 169-176 APLIKASI FILE TRANSFER PROTOCOL (FTP) DALAM ADMINISTRASI DIGITAL

(Hani Damayanti Aprilia, Mediya Destalia, Ida Vivi Pusvitha)... 177-184 NEGARA DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI: M ENGHADAPI TANTANGAN

GLOBALISASI EKONOMI (Gita Paramita Djausal, Fitri Juliana Sanjaya, Eris

A rdeanto)... 185-189 PEMANFAATAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI BERBASIS E-COMMERCE BAGI

UMKM DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

(Roby R akhm adi)... 191- 196 ANALISIS KONTEN INFORMASI E-GOVERNMENT PADA SITUS WEB

PEMERINTAH KABUPATEN PESAWARAN

(Eka Yuda Gunawibawa, Hestin Oktiani, Gita Hilmi Prakoso)... 197-206 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM TATA KELOLA INDUSTRI PARIWISATA

(STUDI TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DI LAMPUNG SELATAN)

(Dedy Hermawan dan Simon S. Hutagalung)... 207-217

iv

(8)

PENGARUH KUALITAS LAYANAN WEBSITE TERHADAP NIAT PEMBELIAN KEMBALI YANG DIMEDIASI OLEH KEPUASAN KONSUMEN LAZADA.CO.ID DI BANDAR LAMPUNG

Anindhyta Sekar Wangi, Dorothy Rouly Haratua Pandjaitan, dan Mudji Rachmat

Ramelan...

SUCCESS FACTORS FOR SER VICE INNOVA TION THE DJKI OF COPYRIGHT ONLINE RECORDING SYSTEM

Dian Sari dan Erlin W india A m barsari...

LAMPIRAN

AGENDA BARU PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA BERBASIS PENGETAHUAN LOKAL

(Bustanul Arifin)

AGENDA BARU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN BERBASIS

“PENGETAHUAN LOKAL”

(M uhammad Najib Azca)

KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBANGUNAN SDM DI LAMPUNG (Nina Yudha Aryanti)

2019-226

227-235

(9)

Prosiding Sem inar Nasional FISIP U niversitas Lam pung (SeFila) 3 'Agenda Baru Pem bangunan Indonesia Berbasis Local Knowledge', Kam is, 8 Agustus 2019, Hotel Bukit Randu, Kota Bandarlam pung, Indonesia

O. 9 786239 197209

PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM RANGKA PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN MELALUI PROGRAM LUMBUNG

PANGAN MASYARAKAT

(STUDI KELOMPOK WANITA TANI GUYUP RUKUN PEKON SUKOHARJO II KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN

PRINGSEWU).

Nurarifaha, Rahayu Sulistiowatib, dan Nana Mulyanac abcJurusan Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Lampung

korespondensi: arifahnur06@gmail.com

Abstract

Good governance is defined as a process o f good governance by involving stakeholders, various economic activities, social politics, and the use o f various natural, financial and human resources for the interests o f the people carried out by adhering to the principles o f justice, equity, equality, efficiency, transparency and accountability. To realize good governance, it is necessary to apply the principles o f good governance in every implementation o f government programs. This includes the community food storage program as a development program. This study aims to describe the application o f the principles o f good governance by the Pringsewu Regency Food Security Service in the development o f food security. Furthermore, this research uses the principles o f good governance according to Sedarmayanti, which consists o f accountability, transparency, participation and the rule o f law. The type o f research used in this study is descriptive type with a qualitative approach.

Data collection techniques are observation, interviews and documentation relating to the focus o f research. The results o f this study illustrate that the principles o f good governance have been successfully implemented in the food storage program, but this has not been maximized because there is one domain that has not yet been achieved, namely the private sector because there is no opportunity to establish cooperation with the private sector.

Keywords: Good Governance, Food Security, Food Barn Program, Farmer Women Group Abstrak

Good governance diartikan sebagai suatu proses tata kelola pemerintahan yang baik dengan melibatkan stakeholder, terhadap berbagai kegiatan perekonomian, sosial politik, dan pemanfaatan beragam sumber daya alam, keuangan dan manusia bagi kepentingan rakyat yang dilaksanakan dengan menganut asas keadilan, pemerataan, persamaan, efisiensi, transparansi dan akuntabilitas. Untuk mewujudkan good governance diperlukan penerapan prinsip-prinsip good governance pada setiap pelaksanaan program pemerintah.

Termasuk dalam hal ini yaitu program lumbung pangan masyarakat sebagai program pembangunan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penerapan prinsip-prinsip good governance oleh Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pringsewu dalam pembangunan ketahanan pangan. Selanjutnya penelitian ini menggunakan prinsip-prinsip good governance menurut Sedarmayanti yaitu terdiri dari akuntabilitas, transparansi, partisipasi dan supremasi hukum. Tipe penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu tipe deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi yang berkaitan dengan fokus penelitian. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa prinsip-prinsip good governance sudah berhasil dijalankan dalam program lumbung pangan, namun hal tersebut belum maksimal dikarenakan terdapat satu domain yang belum tercapai yaitu sektor swasta dikarenakan belum ada kesempatan untuk menjalin kerjasama dengan pihak swasta.

Kata kunci : Good Governance, Ketahanan Pangan, Program Lumbung Pangan, Kelompok Wanita Tani

(10)

PENDAHULUAN

Good governance merupakan suatu proses tata kelola pemerintahan yang baik, degan melibatkan stakeholder terhadap berbagai kegiatan perekonomian, sosial politik dan pemanfaatan beragam sumberdaya seperti sumber daya alam, keuangan dan manusia bagi kepentingan rakyat yang dilaksanakan dengan menganut asas keadilan, pemerataan, persamaan efisiensi, transparansi dan akuntabilitas. Konsep good governance menurut Sedarmayanti (2012:2) merupakan konsep yang diperkenalkan sebagai upaya untuk mewujudkan pemerintahan yang lebih baik dan mencakup tiga domain yaitu state (pemerintahan/negara), privat sector (sektor swasta/dunia usaha), dan society (masyarakat). Dalam menuju good governance pemerintah diarahkan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih efisien, efektif serta demokratis bercirikan keterbukaan, rasa bertanggungjawab, tanggap pada aspirasi rakyat, menghargai perbedaan, jujur pada persaingan, kesediaan untuk menerima pendapat yang lebih benar.

Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mengalami laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat setiap tahun. Pada tahun 2012, jumlah penduduk provinsi Lampung berjumlah 7.835.308 juta jiwa. Mengalami peningkatan pada tahun 2013 sehingga jumlahnya menjadi 7.932.132 jiwa. Peningkatan terus terjadi pada setiap tahunnya, pada tahun 2014 jumlah penduduk sebanyak 8.026.191 jiwa, 8.117.268 jiwa pada tahun 2015, dan 8.205.141 jiwa pada tahun 2016 (https://lam pung.bps.go.id/ diakses pada 19 Desember 2018).

Pertumbuhan penduduk setiap tahunnya, mengakibatkan jumlah penduduk semakin besar sehingga dibutuhkan juga pangan yang mencukupi bagi seluruh masyarakat. Dengan kondisi dan permasalahan tersebut pemerintah membuat program untuk menjamin ketahanan pangan masyarakat yaitu dibentuknya Lumbung Pangan Masyarakat. Hal ini berdasarkan Undang- undang Nomor 18 Tahun 2018 Tentang Pangan yang menyatakan bahwa Pemerintah menyelenggarakan pengaturan, pembinaan, pengendalian dan pengawasan, sementara masyarakat menyelenggarakan proses produksi dan penyediaan, perdagangan, distribusi serta berperan sebagai konsumen yang berhak memperoleh pangan yang cukup dalam jumlah dan

mutu, aman, bergizi, beragam, merata, dan terjangkau oleh daya beli mereka.

Peraturan pelaksanaan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan adalah Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan, yang menyatakan bahwa penyediaan pangan diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan rumah tangga yang terus berkembang dari waktu ke waktu melalui pengembangan sistem produksi pangan yang bertumpu pada sumberdaya, kelembagaan dan budaya lokal,pengembangan efisiensi sistem usaha pangan, pengembangan teknologi produksi pangan, pengembangan sarana dan prasarana produksi pangan, mempertahankan dan mengembangkan lahan produktif.

Lumbung pangan masyarakat merupakan lembaga yang dibentuk oleh masyarakat desa/kota yang bertujuan untuk pengembangan penyediaan cadangan pangan dengan sistem tunda jual, penyimpanan, pendistribusian, pengolahan dan perdagangan bahan pangan yang dikelola secara berkelompok.(Soemarmo.“Model Pengembangan LPMD Lumbung Pangan Masyarakat Desa. Malang:

FP Universitas Brawijaya, 2010. Diakses dari http: //m arno.lecture.ub.ac.id/.Pada 19 Februari 2018) Provinsi Lampung merupakan salah satu lumbung pangan nasional dengan dukungan semua pihak baik pemerintah pusat, Kabupaten atau Kota, peguruan tinggi, lembaga penelitian, stakeholder, penyuluh pertanian, swasta, dan lembaga sosial masyarakat.(Muchjidin Rachmat dkk, “Lumbung Pangan Masyarakat: keberadaan dan perannya dalam penanggulangan kerawanan pangan", diakses dari http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/fae/article/view/3903,

pada tanggal 14 Juli 2018 pukul 13.58).

Kabupaten Pringsewu memiliki luas panen padi sawah yang cukup luas, maka dari itu Pemerintah Kabupaten Pringsewu memberikan program lumbung pangan. M enurut Ketua Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan bahwa Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pringsewu melalui rencana jangka menengah tahun 2018-2022 bahwa setiap desa difasilitasi satu ton dan satu lumbung pangan untuk satu desa.

Pangan merupakan kebutuhan pokok masyarakat, sehingga kebutuhan akan pangan dan ketahanan pangan menjadi kewajiban bagi pemerintah untuk mengelola, salah satunya dengan membentuk lumbung pangan masyarakat. Lumbung pangan ini berfungsi untuk menjaga stok pangan pada tingkat masyarakat. Lumbung pangan merupakan sebuah program pemerintah yang di bentuk untuk mensejahterakan pangan bagi masyarakat. Jadi keberhasilan lumbung pangan merupakan merupakan keberhasilan good governance juga, sehingga pencapaian lumbung pangan bisa mengukur pencapaian good governance.

Nurarifah, Sulistiowati, Mulyana: Prinsip Good Governance

dalam Rangka Pembangunan Ketahanan...

90

(11)

Nurarifah, Sulistiowati, Mulyana: Prinsip Good Governance

dalam Rangka Pembangunan Ketahanan...

91

Mencapai good governance dalam program lumbung pangan masyarakat dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance yaitu akuntabilitas, transparansi, partisipasi dan supremasi hukum.

Penerapan prinsip good governance juga harus melibatkan tiga domain yaitu pemerintah (governance), swasta (privat), dan masyarakat (civil society) untuk saling mendukung dalam mensejahterakan pangan bagi masyarakat,serta berperan aktif dan berpartisipasi dalam penyelenggaraan program dan pembangunan ketahanan pangan yang sedang dilaksanakan.

Penerapan prinsip good governance dalam rangka pembangunan ketahanan pangan di Pekon Sukoharjo II dianalisis menggunakan teori yang dikemukaan oleh Sedarmayanti (2009:289)yaitu transparansi, akuntabilitas, partisipasi, dan supremasi hukum.

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip- prinsip good governance dalam rangka pembangunan ketahanan pangan melalui program lumbung pangan masyarakat pada Kelompok W anita Tani Guyup Rukun Pekon Sukoharjo II Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu.

Fokus masalah pada penelitian ini adalah pelaksanaan prinsip good governance dalam sebuah program oleh Dinas Ketahanan Pangan yang diukur dengan menggunakan teori prinsip good governance menurut Sedarmayanti (2009:289) yaitu akuntabilitas, transparansi, partisipasi dan

supremasi hukum.

Lokasi yang dijadikan penelitian ini yaitu di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pringsewu dan di Pekon Sukoharjo II Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi.

Teknik pengumpulan data yaitu reduksi data, penyajiam data dan penarikan kesimpulan serta menggunakan keabsahan data yang diperikasa dengan menggunakan metode triangulasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan Prinsip Good Governance

Hasil dan pembahasan penelitian mengenai pelaksanaan prinsip-prinsip good governance dalam bidang pembangunan ketahanan pangan. Analisis penelitian ini menggunkan data-data yang telah diperoleh dan diolah oleh peneliti melalui teknik wawancara, dokumentasi dan observasi peneliti.

1. Akuntabilitas. Berdasarkan hasilwawancara,dapat disimpulan bahwa Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pringsewu sudah melakukan prinsip akuntabilitas kepada masyarakat Pekon Sukoharjo II Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Prinsewu. Bentuk akuntabilitasnya yaitu dengan memberikan pelayanan seperti pelatihan-pelatihan kemampuan masyarakat untuk menambah wawasan dan bantuan dalam bentuk fasilitasi yaitu gabah kering giling, timbangan dan alat pengukur kadar air yang terkandung di dalam padi.

Berdasarkan hasil penelitian di atas peneliti menarik kesimpulan mengenai penerapan prinsip good governance yaitu tentang akuntabilitasbahwa Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pringsewu sudah melakukan salah satu prinsip good governance yaitu prinsip akuntabilitas yaitu dengan dibentuknya lumbung pangan masyarakat dan diberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bentuk fasilitas, pengetahuan dan pelatihan untuk pengembangan lumbung pangan tersebut. Dinas Ketahanan Pangan juga selalu memonitoring setiap lumbung pangan yang sudah diberikan bantuan yang diurus oleh kelompok wanita tani yaitu setiap enam bulan sekali untuk mengontrol apakah ada perkembangan yang ada pada lumbung pangan yang mereka jalankan.

2. Transparansi. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pringsewu sudah melakukan prinsip good governance yaitu transparansi.

Transparansi diberikan kepada masyarakat pada saat dilakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat, yaitu Dinas Ketahanan Pangan memberitahu langsung kepada masyarakat besaran bantuan yang akan diterima, dana yang diberikan oleh pemerintah daerah Kabupaten Pringsewu, kegiatan apa saja yang akan dilakukan dan hasil dari kegiatan tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, bentuk transparansi yang dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan kepada masyarakat terkait dengan kinerja dan kegiatan dilakukan oleh M ETODE

SEFILA3

Prosiding Sem inar Nasional FISIP U niversitas Lam pung (SeFila) 3 'Agenda Baru Pem bangunan Indonesia Berbasis Local Knowledge', Kam is, 8 Agustus 2019, Hotel Bukit Randu, Kota Bandarlam pung, Indonesia

ISBN NO. 9 786239 197209

(12)

Dinas Ketahanan Pangan yaitu setiap kali ada pertemuan untuk membahas program lumbung pangan masyarakat. Mereka melakukan rapat koordinasi dengan kelompok tani di setiap kecamatan terdapat perwakilan tersendiri seperti dari ketua gapoktan, ketua kelompok wanita tani dan kepala pekon.

3. Partisipasi. Berdasarkan hasil wawancara, maka dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pringsewu sudah melakukan prinsip partisipasi dalam program lumbung pangan masyarakat.Peningkatan partisipasi masyarakat dilakukan dengan melakukan sosialisasi dan penyuluhan oleh Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pringsewu.

Berdasarkan hasil penelitian di atas peneliti menarik kesimpulan bahwa penerapan prinsip- prinsip good governance yaitu partisipasi sudah dilakukan dengan baik. Yaitu dengan adanya partisipasi masyarakat yang semakin banyak dalam mengikuti program lumbung pangan ini.

4. Supremasi Hukum. Dari hasil wawancara Dinas Ketahanan Pangan melaksanakan program yang menjadi tanggungjawab mereka yaitu program lumbung pangan masyarakat berdasarkan dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan.

Supremasi hukum merupakan salah satu prinsip good governance seperti yang dilakukan Dinas Ketahanan Pangan yaitu melaksanakan program lumbung pangan sesuai dengan peraturan yang ada di Undang-undang dan peraturan pemerintah yang berlaku. Dalam melaksanakan pembangunan ketahanan pangan Dinas Ketahahan Pangan membentuk salah satu fasilitas dana bantuan sosial yaitu lumbung pangan masyarakat.

Faktor Pendukung

1. Masyarakat Yang Dinamis

Bedasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa masyarakat Pekon Sukoharjo II tidak menutup diri akan perubahan yang ada, mereka sangat antusias dalam menjalankan program yang diberikan oleh Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pringsewu. Program ini sangat membantu kebutuhan pangan keluarga mereka pada saat mengalami paceklik saat menunggu panen maupun ketika panen mereka gagal.

Masyarakat Pekon Sukoharjo II tidak menutup diri mereka dari menerima saran, nasihat yang diberikan oleh Dinas Ketahanan Pangan maupun pendamping kelompok wanita tani dan selalu berkomunikasi dengan anggota dan pengurus.

2. Lingkungan Yang Mendukung

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa lingkungan berperan dalam mendukung kesuksesan suatu program, seperti sumber daya alamnya dan sumber daya manusianya itu sendiri. Selain lingkungan mereka juga diberikan wewenang dan kebebasan dalam mengatur lumbung pangan ini agar mereka dapat mengambil tindakan dalam menyelesaikan sebuah masalah yang ada pada lumbung pangannya. Dinas Ketahanan Pangan juga tidak berlepas diri mereka juga akan membantu dalam hal pelatihan-pelatihan maupun bila ada masalah dalam program tersebut.

Sumberdaya yang ada di Pekon Sukoharjo II baik sumber daya alam yang sudah memadai maupun sumberdaya manusia bisa dibimbing dan diajak bekerjasama dalam melaksanakan program lumbung pangan dan membantu mewujudkan good governance.

Selain itu mereka juga diberikan wewenang dan kebebasan dalam mengatur lumbung pangan ini agar mereka dapat mengambil tindakan dalam menyelesaikan sebuah masalah

Nurarifah, Sulistiowati, Mulyana: Prinsip Good Governance

dalam Rangka Pembangunan Ketahanan...

92

(13)

Nurarifah, Sulistiowati, Mulyana: Prinsip Good Governance

dalam Rangka Pembangunan Ketahanan.

93

PENUTUP

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian penerapan prinsip good governance dalam rangka pembangunan ketahanan pangan melalui program lumbung pangan masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Penerapan prinsip-prinsip Good Governancedalam rangka pembangunan ketahanan pangan melalui program lumbung pangan masyarakatpada realitanya dapat dikatakan belum maksimal, karena salah satu domain yang belum tercapai yaitu privat sector (sektor swasta).

Prinsip-prinsip good governancesudah berhasil dijalankan, seperti akuntabilitas Dinas Ketahanan Pangan dalam melayani masyarakat, transparansi yang dilakukan tentang program, peningkatan partisipasi masyarakat, dan landasan hukum yang digunakan oleh Dinas Ketahanan Pangan.

2. Faktor yang menjadi pendukung dalam penerapan prinsip-prinsip good governance dalam rangka pembangunan ketahanan pangan melalui program lumbung pangan masyarakat pada Kelompok W anita Tani Guyup Rukun Pekon Sukoharjo II Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu adalah pertama masyarakat yang dinamis yaitu mereka tidak menutup diri dan ingin mengubah kehidupan menjadi lebih baik, dan yang kedua lingkungan yang mendukung seperti sumber daya manusianya maupun sumber daya alam Pekon Sukoharjo II.

Berdasarkankesimpulan dan penjelasan di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran yaitu:

1. Dinas Ketahanan Pangan dan Pendamping Kelompok W anita Tani membuat pelatihan- pelatihan yang lebih beragam agar masyarakat menjadi lebih termotivasi untuk ikut kegiatan program lumbung pangan dan meningkatkan potensi masyarakat.

2. Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pringsewu dan KWT Pekon Sukoharjo II perlu memperluas dan menjalin kerjasama dengan organisasi maupun lembaga luar yaitu pihak swasta agar peningkatan kesejahteraan masyarakat semakin baik.

DAFTAR PUSTAKA

Sedarmayanti. 2012. Good Governance “kepemerintahan yang baik” & Good Corporate Governance “tata kelolaperusahaanyang baik”. Bandung: CV. M andar Maju.

____________ . 2009. Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Depan (Mewujudkan Pelayanan Prima dan Kepemerintahan yang Baik). Bandung: Refika Aditama.

Soemarmo. 2010. Model Pengembangan LPMD Lumbung Pangan Masyarakat Desa.FP Universitas Brawijaya. Malang. http://m arno.lecture.ub.ac.id/. [ 27 Oktober 2015].

Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2002 tentang Katahanan Pangan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan

http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/fae/article/view/3903, diakses pada 14 Juli 2018

http://lampungpro.com/post/8874/menuju-lumbung-pangan-dunia-2045-pemprov-lampung- bentuk-protani" , diakses pada 14 Juli 2018

“Kabupaten Pringsewu dalam Angka 2013-2017" https: //pringsewukab.bps.go.id diakses pada 17 Juli 2018

“Jumlah penduduk provinsi lampung 5 tahun terakhir" https://lam pung.bps.go.id/ diakses pada 19 Desember 2018

Prosiding Sem inar Nasional FISIP U niversitas Lam pung (SeFila) 3 'Agenda Baru Pem bangunan Indonesia Berbasis Local Knowledge', Kam is, 8 Agustus 2019, Hotel Bukit Randu, Kota Bandarlam pung, Indonesia

O. 9 786239 197209

(14)

94

Referensi

Dokumen terkait

Pada makalah ini akan dibahas beberapa hal mengenai hubungan hubungan internasional yang meliputi hal hal yang melatarbelakangi timbulnya hubungan internasional, kebijakan

Agar tidak terjadi kerancuan dalam pembahasan sehingga memungkinkan penyimpangan dari judul, maka peneliti membatasi ruang lingkup dalam penelitian ini terbatas pada

Dari percobaan terhadap beberapa siklus matahari sebelumnya, nilai koefisien persamaan untuk setiap siklus dapat diketahui memberikan hasil optimal sebagai berikut:

suatu pendekatan yang digunakan dalam modifikasi perilaku yang mana modifikasi ini mengarahkan pada tujuan – tujuan untuk memperoleh tingkah laku baru yang

Sedangkan hubungannya dengan Pasal 37 A khususnya ayat (3), bahwa sistem pembalikan beban pembuktian menurut Pasal 37 berlaku dalam hal pembuktian tentang sumber (asal)

11 Lanjutan Tabel 1.1 No Judul Penulis Tahun Metodologi Kesimpulan 10 Main Findings from the Impact Evaluation of Indonesia’s Pilot Household Conditional Cash

The alpha toxin, (phospholipase C) is believed to be a key to the occurrence of Clostridial necrotic enteritis (CNE). The best known predisposing factor is mucosal damage, caused

Jika VLAN Packet Data ini kita Pakai Buat Node B, Maka setelah Kita Create & Gunakan VLAN Ethernet Kita, Kita Harus Perhatikan Performance dan Juga Jumlah User yang di Handle