• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAYANAN PENGURUSAN KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH (BKD) KABUPATEN ENREKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAYANAN PENGURUSAN KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH (BKD) KABUPATEN ENREKANG"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KANTOR BADAN

KEPEGAWAIAN DAERAH (BKD) KABUPATEN ENREKANG

Moh. Riswan Jaya

Nomor Stambuk : 10561 04127 11

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)

ii

PELAYANAN PENGURUSAN KENAIKAN PANGKAT

PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KANTOR BADAN

KEPEGAWAIAN DAERAH (BKD) KABUPATEN ENREKANG

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara

Disusun dan Diajukan Oleh MOH. RISWAN JAYA Nomor Stambuk : 10561 04127 11

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(3)
(4)
(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswi : Moh. Riswan Jaya Nomor Stambuk : 10561 0427 11

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain atau telah di tulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar, 15 Juni 2015 Yang Menyatakan,

(6)

vi

ABSTRAK

MOH.RSWAN JAYA (2015). Pelayanan Pengurusan Kenaikan Pangkat PNS di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang (dibimbing oleh Hj. Muhajirah Hasanuddin dan Samsir Rahim).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelayanan pengurusan kenaikan pangkat PNS di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang dan faktor –faktor yang mempengaruhi pelayanan pengurusan kenaikan pangkat PNS di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang. Jenis penelitian ini adalah dengan metode deskriptif yaitu mendiskripsikan permasalahan tentang Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah dalam pengurusan kenaikan pangkat PNS,dimana data yang dikumpulkan,diolah dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan menggunakan tabel frekuensi. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi, wawancara,kuesioner (angket), dengan anggota sampel yaitu sejumlah 40 orang yang dipilih secara Accidental Sampling. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan kenaikan pangkat PNS di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang dapat dikategorikan dalam kualitas pelayanan baik ,yang dimana dilihat dari hasil tanggapan responden yang diukur dari indikator keandalan (reliability), bukti fisik (tangible), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), empati (empaty). Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan pengurusan kenaikan pangkat PNS di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang antara lain yaitu kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), sarana,dan prasarana, serta aturan dan sistem pelayanan. Adanya korelasi antara ketiga komponen diatas sangat mempengaruhi akan kualitas pelayanan yang diberikan, khususnya dalam rangka mewujudkan pelayanan yang prima dan berkualitas.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wataalah yang senantiasa menyertai penulis selama penyusunan skripsi ini. Skripsi dengan judul “ Pelayanan Pengurusan Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil Di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang”,

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi sarjana strata satu (S1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi Negara Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun yang berguna untuk penyempurnaan selanjutnya.

Skripsi ini penulis dedikasikan khusus untuk kedua orang tua tercinta penulisayahanda Suti Saing dan Ibunda Rasida Puddu, yang dengan tulus mendidik dan membesarkan dengan kasih sayang disertai dengan doa dan pengorbanan materi yang tak terhinggah demi kesuksesan penulis, dan adik-adik tersayang penulis, Nina yuliana, dan Muh Syahrandi serta keluarga-keluarga yang senantiasa mendoakan dan menjadi penyemangat untuk penulis, serta Ibu Dra. Hj. Muhajirah Hasanuddin, M.Si dan Bapak Samsir Rahim, S.Sos, M.Si Masing-masing sebagai Pembimbing I dan Pembimbing II, yang penuh dengan

(8)

viii

kesabarantelah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada penulis mulai penyusunan proposal hingga dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima masukan, bimbingan dan bantuan. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dengan segala hormat kepada :

1. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H. Muhlis Madani, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

3. Bapak Burhanuddin, S.Sos, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Drs. Abdul Mahsyar, M.Si selaku Penasehat Akademik yang telah membimbing, serta memberi semangat dan motivasi selama menjalani jenjang perkuliahan.

5. Segenap Dosen-Dosen dan Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan pelayanan administrasi dan bantuan kepada penulis dengan baik.

6. Kepada Pimpinan dan segenap pegawai Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang yang telah membantu peneliti selama melakukan penelitian.

7. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2011, khususnya teman-teman dari Jurusan Ilmu Administrasi Negara (HUMANIERA), teman-teman pengurus Himpunan, teman-teman KKP Angkatan IX Fisip Unismuh Makassar yang

(9)

ix

telah membantu dan memberikan dorongan kepada penulis selama penulisan skripsi ini

Akhirnya penulis berharap kiranya agar skripsi ini dapat menjadi masukan yang bermanfaat, semoga segala jerih payah kita bernilai ibadah di sisi Allah SWT.

Makassar, 21 Juni 2015

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGAJUAN SKRIPSI i

HALAMAN PERSETUJUAN ii

HALAMAN PENERIMAAN SKRIPSI iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 7

C. Tujuan Penelitian 7

D. Kegunaan Penelitian 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pelayanan Publik 9

B. Kepangkatan Pegawai Negeri 20

C. Kerangka Pikir 25

D. Defenisi Operasional 26

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Waktu Dan Lokasi Penelitian 29

B. Jenis Dan Tipe Penelitian 29

C. Sumber Data 30

D. Populasi dan Sampel 30

E. Teknik Pengumpulan Data 31

F. Teknik Analisis Data 32

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian 33

B. Gambaran Umum BKD Kabupaten Enrekang 34 1. Visi dan Misi Badan Kepegawaian Daerah (BKD)

Kabupaten Enrekang 34

2. Uraian Tugas dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah

(BKD) Kabupaten Enrekang 36

3. Keadaan dan Sumber Daya Aparatur Badan Kepegawaian

(11)

xi

4. Keadaan Sarana dan Prasarana Badan Kepegawaian Daerah

(BKD)Kabupaten Enrekang 51

C. Pelayanan Pengurusan Kenaikan Pangkat PNS di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang 52 1. Pelayanan Publik berdasarkan Keandalan (Realibility) 53 2. Pelayanan Publik berdasarkan Bukti Fisik (Tangible) 55 3. Pelayanan Publik berdasarkan Daya Tanggap (Responsiveness). 57 4. Pelayanan Publik berdasarkan Jaminan (Assurance) 60 5. Pelayanan Publik berdasarkan Empati (Empathy) 62 D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Pengurusan

Kenaikan Pangkat PNS di Kantor Badan Kepegawaian Daerah

(BKD) Kabupaten Enrekang 62

1. Faktor Pendukung 63

a. Kompetensi Aparatur Pelayanan 63

b. Sarana dan Prasarana 65

2. Faktor Penghambat 66

Sistem Aplikasi Pelayanan 66

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 68

B. Saran 70

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Keadaan Sumber Daya Aparatur Badan Kepegawaian Daerah

(BKD) Kabupaten Enrekang 49

Tabel 2 : Tingkat Pendidikan Aparatur Badan Kepegawaian Daerah

(BKD)Kabupaten Enrekang 50

Tabel 3 : Perlengkapan Operasional Badan Kepegawaian Daerah

(BKD) Kabupaten Enrekang 51

Tabel 4 : Tanggapan Responden Terhadap Kemampuan dan Keterampilan

Petugas Pelayanan 54

Tabel 5 : Tanggapan Responden Terhadap Ketersediaan Sarana dan Prasarana Petugas Pelayanan 56 Tabel 6 : Tanggapan Responden Terhadap Ketetapan Prosedur dan Waktu Penyelesaian Pelayanan Pengurusan Kenaikan Pangkat 58 Tabel 7 : Tanggapan Responden Terhadap Prilaku Petugas Pelayanan

Pengurusan Kenaikan Pangkat 60 Tabel 8 : Tanggapan Responden Terhadap Perhatian dan Keadilan Petugas Pelayanan Pengurusan Kenaikan Pangkat 62

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pelaksanaan Otonomi Daerah yang diterapkan oleh pemerintah melalui Undang-undang nomor 32 tahun 2004 merupakan upaya pemerintah dalam rangka merespon tuntutan masyarakat yang semakin menginginkan pelayanan yang terbaik dari pemerintah melalui birokrasinya. Pada dasarnya pelaksanaan otonomi daerah itu sendiri berdasarkan Undang-undang nomor 32 tahun 2004 bertujuan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara KesatuanRepublik Indonesia.

Dalam kerangka pelaksanaan otonomi daerah perlu disadari akan makna filosofi yang harus diterapkan berkaitan dengan sharing of power, distribusi ofincome serta empowering of regional administrasi dalam rangka mencapai theultimate goal of autonomy yaitu kemandirian daerah terutama kemandirian masyarakat. Ini semua berarti bagaimanakah daerah memiliki kewenangan bukan hanya sekedar penyerahan urusan untuk menyelengarakan pemerintahan daerah. Tidak juga sekedar menyelengarakan urusan-urusan yang timbul diakibatkan oleh munculnya aspirasi-aspirasi masyarakat.

Berdasarkan pada konsep pelaksanaan otonomi daerah ini juga diharapkan menjadi acuan bagi daerah Kabupaten dan Kota dalam rangka memperbaiki serta

(14)

2

meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat melalui dinas dan badan yang ada dan dimiliki oleh kabupaten dan kota tersebut. Hal ini bertujuan selain mempercepat pembangunan di daerah juga sebagai usaha dalam rangka memperbaiki serta mengembalikan kepercayaan publik terhadap kinerja birokrasi yang selama ini dikenal lambat dan berbelit-belit. Kurangnya informasi bagi warga negara pengguna layanan, tidak adanya prosedur dan peraturan yang jelas membuat mereka tidak dapat mengetahui hak dan kewajibannya untuk memperoleh pelayanan, berapa banyak mereka harus membayar harga pelayanan, berapa lama mereka harus menunggu pelayanan yang diberikan serta apa yang harus mereka lakukan jika pelayanan yang diterima ternyata tidak seperti yang dijanjikan.

Sejalan dengan hal diatas, untuk mendukung dan menciptakan pelayanan yang baik saat ini pemerintah telah mengeluarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, hal ini dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum antar pihak pemberi pelayanan dan penerima pelayanan sehingga terwujud kualitas serta terjaminnya penyediaan pelayanan publik yang dilaksanakan oleh birokrasi pemerintah sebagaimana tercantum dalam tujuan pembentukan undang-undang pelayanan publik ini yaitu pasal 3 yang berbunyi: a. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab,

kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik;

b. Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik.

(15)

3

c. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan

d. Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

Berdasarkan otonomi daerah yang kemudian didukung oleh adanya undang-undang pelayanan publik ini, tentunya setiap kabupaten dan kota diharapkan dapat mengakomodir hal-hal tersebut melalui tugas dan fungsi dinas dan badan serta unit kerja lainnya yang mereka miliki. Kabupaten dan Kota selain mengurusi masalah pelayanan eksternal yang berhadapan langsung dengan masyarakat atau warga diluar birokrasi juga memiliki tugas dan fungsi pelayanan internal yaitu melayani kepentingan anggota birokrasi atau dalam hal ini adalah kepentingan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ada di Kabupaten dan Kota itu ditunjukkan dengan dibentuknya Badan Kepegawaian Daerah di setiap Kabupaten dan Kota.

Pemerintah Kabupaten Enrekang yang merupakan salah satu daerah yang telah membentuk Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dengan tugas dan fungsi pelayanan yang dimilikinya dalam melayani segala urusan kepegawaian bagi seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Enrekang.

Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang sebagai leading sector dalam segala urusan administrasi kepegawaian di lingkungan Pemerintah Kabupaten Enrekang tentu saja juga memiliki fungsi pelayanan sesuai dengan tugas yang dimilikinya. Pelayanan disini tentunya sangatlah penting bagi organisasi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang sendiri dalam rangka mencapai tujuan organisasi, selain itu seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) tentunya

(16)

4

sangat mengharapkan pelayanan yang prima berkaitan kepentingan dan urusan sebagai status Pegawai Negeri Sipil yang mereka miliki.

Salah satu tugas pelayanan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang adalah pelayanan dalam proses Kenaikan Pangkat (KP) bagi seluruh pegawai yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Enrekang itu sendiri. Adapun Kenaikan Pangkat (KP) yang diatur dalam PP Nomor 12 Tahun 2002 dijelaskan bahwa Periode kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil ditetapkan pada tanggal 1 April dan 1 Oktober setiap tahun. Jenis –jenis Kenaikan Pangkat berdasarkan PP Nomor 12 Tahun 2002 adalah :

1. Kenaikan Pangkat Reguler, dimana kenaikan pangkat ini diberikan kepada pegawai struktural maupun fungsional, pegawai yang melaksanakan tugas belajar, diperbantukan secara penuh diluar Instansi induk dan kepada PNS sepanjang tidak melampaui pangkat atasan langsung yang bersangkutan, sekurang-kurangnya telah 4 tahun pada pangkat terakhir dan memiliki penilaian baik selama 2 tahun terakhir.

2. Kenaikan Pangkat Pilihan, dimana kenaikan pangkat ini diberikan kepada pegawai yang menduduki jabatan struktural dan jabatan fungsional tertentu.

Kenaikan pangkat merupakan penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan pengabdian Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan kepada negara. Selain itu, kenaikan pangkat juga dimaksudkan sebagai dorongan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS)untuk lebih meningkatkan prestasi kerja dan pengabdian.tentunya sangat berpengaruh kepada PNS yang ada, dimana dengan kepangkatan yang mereka miliki tentunya akan berpengaruh kepada pengembangan

(17)

5

karir dan juga akan mempengaruhi kenaikan gaji atau kenaikan penghasilan bagi PNS yang bersangkutan. Sudah sewajarnya apabila seorang pegawai akan berharap penuh untuk mendapatkan pelayanan yang baik dalam kepengurusan kenaikan pangkat mereka dari unit kerja atau organisasi yang bertugas dan berwenang memberikan pelayanan tersebut dalam hal ini adalah Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang.

Pegawai Negeri Sipil dalam hal ini pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang merupakan abdi Negara dan masyarakat ,dalam kapasitas ini Pegawai Negeri Sipil BadanKepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang sesuaidengan fungsinya merupakan pelayananadministrasi pengurusan kenaikan pangkat pegawai di Pemerintah Kabupaten Enrekang pelayanan yang diberikan senantiasa berdasakan standar kerja kinerja pelayananyang berkualitas.Kaitannya dengan pelayanan kenaikan pangkat PNS yang dilakukan oleh BKD Kabupaten Enrekang, Karena BKD Kabupaten Enrekang merupakan leading sector segala urusan kepegawaian khususnya di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Enrekang, maka sudah seharusnya seluruh PNS di Pemerintah Kabupaten Enrekang tersebut dapat menikmati pelayanan kenaikan pangkat yang dilakukan oleh BKD Kabupaten Enrekang untuk setiap periode kenaikan pangkat yang telah ditentukan setiap tahunnya.

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, kepangkatan dalam status kepegawaian tentunya sangat berpengaruh kepada seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bersangkutan, khususnya bagi penambahan gaji sebagai akibat kenaikan pangkat yang dimilki serta bagi pengembangan karir (jabatan), atas dasar

(18)

6

inilah tentunya para pengguna pelayanan kenaikan pangkat yang mengusulkan proses kenaikan pangkat mereka kepada BKD Kabupaten Enrekang sangat berharap untuk mendapatkan pelayanan yang baik

Realisasi pencapaian dari target pelayanan sangatlah penting sebagai indikator dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi dalam mewujudkan tugas pelayanan yang dimilikinya. Capaian realisasi pelayanan BKD Kabupaten Enrekang terutama pada proses kenaikan pangkat tiap tahunnya belum mencerminkan pelayanan yang berkualitas, anggapan adanya sebagian terhadap pegawai/aparat yang melakukan pengurusan kenaikan pangkat mengalami berbagai hambatan dalam hal ini keterlambatan dari segi waktu dan ketidakadilan dalam pelayanan misalnya menunda-nunda waktu dalam pengurusan, tidak adanya kejelasan waktu mengenai penyelesaian pemeriksaan dan penginputan berkas pengusulan kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil sehingga kadang mengalami keterlambatan, kurangnya kesadaran petugas pemberi layanan untuk melakukan pemeriksaan dan penginputan berkas pengusulan kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil secara cepat sehingga menyebabkan penumpukan berkas, yang dengan sendirinya menampakkan prilaku aparat yang acuh tak acuh.

Berdasarkan dengan adanya gejala-gejala umum dalam pelayanan kenaikan pangkat yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip pelayanan yang baik, maka menarik bagi peneliti untuk melakukan penelitian terhadap“Pelayanan PengurusanKenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil di KantorBadan Kepegawaian Daerah (BKD)Kabupaten Enrekang”.

(19)

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut.

1. Bagaimana kualitas pelayanan pengurusankenaikan pangkat Pegawai Negeri di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang?

2. Faktor apa yang mempengaruhi kualitas pelayanan pengurusankenaikan pangkatPegawai Negeri Sipil di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas,maka tujuan yang diharapkan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kualitas pelayanan pengurusankenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil di KantorBadan Kepegawaian Daerah (BKD)Kabupaten Enrekang. 2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kualitas pelayananpengurusan kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang.

D. Kegunaan Penelitian

1. Dari segi teoritis, Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peneliti selanjutnya sebagai bahan refrensi terutama berkaitan dengan pelayanan dalam proses kenaikan pangkat PNS.

2. Dari segi praktis, Hasil penelitian ini diharapkan dapat dapat memberikan kontribusi dan masukan dalam rangka evaluasi terhadap pelayanan yang

(20)

8

dilakukan oleh BKD Kabupaten Enrekang untuk acuan dalam melaksanakan pelayanan selanjutnya terutama pada pelayanan kenaikan pangkat.

(21)

9

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pelayanan Publik 1. Pengertian Pelayanan

Istilah pelayanan berasal dari kata “layan” yang artinya menolong atau menyediakan segala apa yang diperlukan oleh orang lain untuk perbuatan melayani. Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia (Sinambela, 2007:3).

Menurut Moenir (2002:27), berpendapat bahwa pelayanan adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya.

Pelayanan pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai aktivitas seseorang, kelompok/organisasi baik langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan menurut Harbani Pasolong (2007:4)

Menurut Kasmir (2003:216) mendefinisikan bahwa pelayanan adalah setiap kegiatan yang diperuntukan dan ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada nasabah, melalui pelayanan yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah.

Menurut Gronroos dalam Ratminto (2005:2) mendefinisikan bahwa pelayanan adalah serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata yang terjadi akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hak-hak lain yang

(22)

disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan.

Menurut Kotler (dalam Boediono, 2003:23), menjelaskan jasa (service) adalah aktivitas atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun

Mengacu pada beberapa definisi diatas dapat dikatakan bahwa suatu pelayanan pada dasarnya melibatkan dua pihak yang saling berhubungan yaitu organisasi pemberi pelayanan di satu pihak dan masayrakat sebagai penerima pelaynan di pihak lainnya. Jika organisasi mampu memberikan pelayanan yang optial dan dan memenuhi tuntutan dari masyarakat, maka dapat dikatakan organisasi tersebut telah mampu memberikan pelayanan yang memuaskan pada masyarakat.

Menurut J.S Badudu dalam Sutan Muhammad Zain (2001:781) mendefinisikan pelayanan sebagai hal, cara, atau hasil pekerjaan melayani. Sedangkan melayani adalah menyuguhi (orang) dengan makanan dan minuman , menyediakan keperluan orang.

Menurut Kotler (1993:8) Pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik dan pelayanan merupakan suatu kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan.

(23)

Daviddow dan Uttal dalam Rustiana Harahap (2010:12) Melihat pelayanan sebagai suatu kegiatan/keuntungan yang ditawarkan oleh organisasi atau perorangan kepada konsumen/costumer yang bersifat tidak berwujud dan dan tidak dapat dimiliki. Dalam pelayanan yang disebut konsumen/costumer adalah masyarakat yang mendapat manfaat dari aktivitas yang dilakukan oleh organisasi

atau petugas dari organisasi pemberi layanan.

Berdasarkan uraian diatas, pelayanan yang dilakukan oleh sebuah organisasi akan membawa keuntungan bagi organisasi itu sendiri terutama untuk eksistensi dan reputasi organisasi, sehingga untuk mewujudkan hal itu adalah sangat bergantung kepada bagaimana kualitas pelayanan yang dihadirkan oleh sebuah organisasi kepada pengguna pelayanan itu sendiri.

Kualitas yang dalam hal ini adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (fullcostumer satisfaction), dimana suatu produk berkualitas apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya kepada konsumen yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan atas suatu produk, kualitas sebagai standar yang harus dicapai oleh seorang, sekelompok, lembaga maupun organisasi mengenai kualitas sumber

daya manusia, kualitas cara kerja, proses dan hasil kerja atau produk berupa barang dan jasa (Trigono, 1997 : 76).

Sehubungan dengan tuntutan akan kualitas ini, pelayanan yang selama ini telah menjadi fenomena tersendiri bagi organisasi pemerintah dalam mendapatkan kepercayaan publik. Mengapa demikian, hal ini tidak terlepas dari tanggung jawab pemerintah sendiri sebagai pelayan publik sudah seharusnya memahami makna

(24)

pelayanan itu sendiri sebagaimana yang dikemukakan oleh A.S Monier dalam Fajaruddin (2009 : 6) yang mendefinisikan pelayanan sebagai suatu proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung.

2. Pengertian Pelayanan Publik

Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 tahun 2003, mengenai pelayanan adalah sebagai berikut:

a. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhanpenerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan Peraturan Perundang–undangan. b. Penyelenggaraan adalah pelayanan Publik adalah Instansi Pemerintah.

c. Instansi Pemerintah adalah sebutan kolektif meliputi satuan kerja satuan organisasi Kementrian, Departemen, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, dan instansi Pemerintah lainnya, baik pusat maupun Daerah termasuk Badan Usaha Milik Daerah.

d. Unit penyelenggara pelayanan publik adalah unit kerja pada instansi Pemerintah yang secara langsung memberikan pelayanan kepada penerima pelayanan publik.

e. Pemberi pelayanan publik adalah pejabat/ pegawai instansi pemerintah yang melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

(25)

f. Penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, instansi pemerintah dan badan hukum yang menerima pelayanan dari instansi pemerintah.

Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan (melayanikeperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan)Dalam konteks Bahasa Indonesia, penggunaan istilah pelayanan publik (public service) dianggap memiliki kesamaan arti dengan istilah pelayanan umum atau pelayanan masyarakat. Pelayanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) adalah:

1. Perihal atau cara melayani servis, jasa

2. Kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang atau instansi tertentu untuk memberikan bantuan dan kemudahan kepada masyarakat atau kelompok yang dilayani dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

Dalam rangka penyelengaraan pelayanan publik, pelayanan yang berkualitas haruslah mengandung dan memenuhi syarat lainnya seperti yang dijelaskan dan mengacu pada Keputusan MENPAN Nomor 81 Tahun 1993 dalam Pasolong (2007 : 135-136) bahwa kriteria kualitas pelayanan harus mencakup :

1. Kesederhanaan, yaitu bahwa prosedur /tata cara pelayanan diselenggarakan secara mudah, lancar, cepat, tepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan oleh yang menerima pelayanan.

(26)

2. Kejelasan dan kepastian, yaitu mencakup (a) prosedur/tata cara pelayanan, (b) persyaratan pelayanan baik persyaratan teknis maupun administrasi, (c) Unit kerja dan atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab memberikan pelayanan, (d) rincian biaya/tariff pelayanan dan tata cara pembayaran, (e) jadwal waktu penyelesaian pelayanan.

3. Keamanan, yaitu bahwa proses hasil pelayanan dapat memberikan keamanan, kenyamanan, dan kepastian hukum bagi penerima pelayanan.

4. Keterbukaan, yaitu prosedur/tata cara, persyaratan, satuan kerja pemberi pelayanan, waktu penyelesaian, rincian biaya yang berkaitan dengan pelayanan yang diberikan wajib diinformasikan baik secara diminta maupun tidak diminta. 5. Efisiensi, yaitu bahwa (a) persyaratan pelayanan hanya dibatasi hal-hal yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan produk pelayanan yang diberikan, (b) dicegah adanya pengulangan pemenuhan persyaratan, dalam hal proses pelayananmasyarakat bersangkutan mempersyaratkan adanya kelengkapan persyaratan satuan kerja/instansi pemerintah lainnya.

6. Ekonomis, yaitu bahwa pengenaan biaya pelayanan harus ditetapkan secara wajar dengan memperhatikan : (a) nilai barang atau jasa pelayananmasyarakat tidak menuntut biaya terlalu tinggi diluar kewajaran, (b) Kondisi atau kemampuan masyarakat untuk membayar, (c) Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7. Keadilan, yaitu bahwa pelaksanaan pelayanan publik dapat diselenggarakan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

(27)

Menurut Lee J. Krajewske dan Larry P. Ritzman dalam Mahkota (2008: 17-18) dimensi yang harus dimiliki dalam suatu kualitas pelayanan sendiri adalah:

1. Memenuhi spesifikasi, Pelanggan mengharapkan barang atau jasa yang mereka beli memenuhi atau bahkan melebihi tingkat kinerja tertentu. Bagi pekerja operasional, kualitas merupakan spesifikasi bagian yang harus diproses. Sedangkan bagi pelanggan kualitas dinilai dari performa produk. Pada produk jasa, memenuhi spesifikasi juga penting meskipun jasa memproduksi produk yang intangible. Dimana spesifikasi untuk sebuah produk jasa berhubungan dengan ketepatan waktu pengiriman atau waktu merespon kebutuhan konsumen.

2. Value, Cara lain pelanggan mendefinisikan kualitas adalah melalui value, yaitu seberapa baik kegunaan yang diberikan oleh barang atau jasa pada tingkat harga tertentu ingin dibayarkan konsumen. Berapa value barang dan jasa yang ada dibenak pelanggan sebelum melakukan pembelian barang atau jasa tersebut. 3. Sesuai dengan kegunaan (Fitness The Use), seberapa baik barang atau jasa

melaksanakan kegunaannya. Dalam menilai itu pelanggan akan melihat dari aspek-aspek seperti, penampilan, durabilitas, reliabelitas, keahlian dan kemampuan dalam memberikan pelayanan.

4. Produk Pendukung, seringkali produk pendukung dari barang dan jasa yang diberikan perusahaan sama pentingnya dengan kualitas barang ataujasa itu sendiri, dimana produk pendukung yang baik dapa memperbaiki kegagalan kualitas dibagian yang lainnya.

(28)

5. Daya Tarik Psikologis, dimana orang sering mengevaluasi kualitas barang atau jasa berdasarkan daya tarik psikologis seperti ; image atau keindahan. Pada produk jasa yang mana pelanggan berhubungan langsung dengan perusahaan, penampilan dan tindakan dari karyawan merupakan hal penting untuk diperhatikan.

Agar dapat diketahui penilaian terhadap kualitas pelayanan itu sendiri ditambahkan oleh menurut Rahayu (1997 : 11) mengatakan bahwa penilaian pelayanan berkualitas/serqual harus ditinjau dari dua dimensi yakni dimensi costumer (masyarakat, penerima layanan) dan dimensi pemberi layanan/orangorang yang melayani dari tingkat manajerial sampai dengan front line service (provider). Hal ini juga didukung oleh pendapat Zeithaml, dkk (1990 : 21- 23) yang menyatakan mengenai dimensi kualitas pelayanan terdiri dari 10 dimensi/ The Ten Dimension Of Service Quality (Servqual) :

1. Tangible, Appearance of physical facilities, equipment, personnel, and communication materials.

2. Reliability, Ability to perform the promised service dependably and accurately. 3. Responsiveness, willingness to help costumer and provide promt service. 4. Competence, Possession of the required skills and knowledge to perform the

service.

5. Courtesy, Politness, respect, consideration, and friendliness of contact personnel.

6. Creadibility, Trussworthiness, believability, honesty of the service provider. 7. Security, Freedom from danger, risk, or doubt.

(29)

8. Acces, Aproachability and ease of contact

9. Communication, keeping costumer informed in language they can understand and listening to them.

10. Understanding the costumer, making the effort to know costumer and their needs.

Lebih lanjut Zeithaml, dkk (1990 : 25-26) menjelaskan, dari sepuluh dimensi kualitas pelayanan yang ada, kemudian disederhanakan menjadi lima dimensi kualitas pelayanan (The five SERVQUAL). Lima dimensi ini diturunkanberdasarkan analisis sistematis terhadap evaluasi kualitas pelayanan dari hasil wawancara terhadap penilaian pelanggan di beberapa sektor pelayan/jasa, TheFive Servqual dimaksud yaitu :

1. Tangibles, Appearance of physical facilities, equipment, personnel, and comunication materials (Sarana dan Prasarana pelayanan)

2. Reliability, Ability to perform the promised service dependably and accurately (Kemampuan dan keterampilan petugas pelayanan).

3. Responsiveness,willingnes to help costumer provide prompt service( Keinginan menyediakan pelayanan yang cepat dan sesuai dengan keinginan konsumen) 4. Assurance, knowledge and courtasy of employees and their ability to convey

trust and convidence (Sikap dan prilaku petugas pelayanan)

5. Emphaty,Caring, individualized attention the firm provides its costumers (Kepedulian, perhatian dan ketegasan petugas pelayanan). Empati merupakan perasaan ”pemahaman” dan ”penerimaan” perawat terhadap perasaan yang dialami klien dan kemampuan merasakan dunia pribadi klien. Empati

(30)

merupakan sesuatu yang jujur, sensitif dan tidak dibuat-buat (objektif) didasarkan atas apa yang dialami orang lain. Empati cenderung bergantung pada kesamaan pengalaman diantara orang yang terlibat komunikasi .Melalui empati berarti kita membayangkan diri kita pada kejadian yang menimpa orang lain. Dengan empati ini kita berusaha melihat seperti orang lain itu melihat, merasakan seperti orang lain merasakan. Empati tidak menempatkan diri pada posisi orang lain tersebut, tanpa empati seakan-akan mesin tanpa perasaan dan tanpa perhatian terhadap sesuatu

Berdasarkan uraian standar pelayanan diatas serta mengacu kepada Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004 yang kemudian diperbarui oleh adanya undang-undang nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan dari sebuah organisasi yang mana dalam hal ini adalah organisasi pemerintah dapat dikatakan berkualitas apabila mengandung 5 unsur standar pelayanan yaitu : (1) Tangible, dimana dapat diukur dari tersedianya sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pelayanan yang memadai, (2)

Realibility, dapat diukur dari kompentsi petugas pelayanan agar hasil pelayanan

yang diterima oleh pengguna pelayanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, (3) Responsiveness, dapat diukur melalui ketepatan prosedur pelayanan, waktu penyelesaian pelayanan, serta biaya pelayanan sesuai dengan keinginan dari pengguna pelayanan, (4) Assurance, dapat diukur melalui prilaku pelaksana pelayanan dalam menghadapi dan melayani para pengguna pelayanan, (5) Emphaty, dapat diukur melalui perhatian dan keadilan petugas pelayanan dalam memberikan pelayanan kepada pengguna pelayanan.

(31)

Mengacu pada sisi pelanggan atau kostumer tentu saja dapat menilai kualitas pelayanan melalui persepsi-persepsi yang mereka keluarkan sebagaimana dijelaskan dalam Yamit (2004 : 32) mengatakan bahwa persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan maupun instansi pelayanan umum merupakan dasar usaha peningkatan kualitas pelayanan. Persepsipelanggan sangat dibutuhkan oleh suatu instansi atau organisasi guna menilai baik buruknya kualitas pelayanan yang diberikan. Hal ini dilaksanakan disebabkan bahwa pelanggan merupakan objek dari pelayanan yang di berikan oleh instansi atau organisasi yang mana persepsi dari pelanggan inilah yang didapat dijadikan salah satu indikator menentukan kualitas pelayanan yang telah dilakukan.

Kualitas pelayanan yang berfokus kepada pelanggan serta suatu produk dikatakan berkualitas apabila sesuai dengan keinginan pelanggan, dapat dimanfaatkan dengan baik, dan diproduksi dengan cara yang baik dan benar. Fokus dari kualitas adalah pelanggan oleh karena itu kualitas ditentukan olehpelanggan. Disamping itu kualitas pelayanan pada dasarnya dapat dikatakan berkualitas apabila didukung oleh SDM yang berkualitas, produk yang ditawarkan

dapat memuaskan, sikap petugas yang ramah, sopan, berpakaian rapi dalam melayani, serta ditunjang dengan fasilitas yang memadai (Tandidatu, 2006 : 25).

Kaitannya dengan pelanggan ada 2 (dua) jenis pelanggan yang menjadi tanggungjawab bagi organisasi pemerintah atau birokrasi yaitu pelanggan internal dan Pelanggan eksternal, Dimana sesuai dengan struktur organisasi yang telah ditetapkan terdapat unit yang langsung melayani pelanggan dan adapula yang tidak

(32)

secara langsung melayani pelanggan. Tetapi unit yang tidak melayanipelanggan secara langsung tersebut tetap melayani pegawai dari unit lain dalam birokrasi yang bersangkutan, yaitu atasan dan pegawai unit lainnya yang manasemua itu merupakan pelanggan internal. Sedangkan pelanggan eksternal atau masyarakat pengguna jasa atau disebut pula dengan konsumen pemakai hasil produksi (Boediono, 2003 : 29-31).

Berdasarkan berbagai uraian yang ada, jelaslah bahwa kualitas suatu pelayanan subtantifnya adalah mengarah kepada kepuasan penerima ataupengguna pelayanan baik itu pengguna pelayanan internal mapun eksternal organisasi. Kualitas pelayanan yang diberikan sebuah organisasi akan menentukan

keberhasilan kinerja organisasi , oleh karena itu unsur-unsur kualitas pelayanan baik itu tangibles, realibilty, responsiveness, assurance, emphaty pada pelayanan sangatlah menentukan, yang mana hal itu pada akhirnya akan dapat menciptakan persepsi dari pengguna pelayanan sebagai salah satu alat evaluasi terhadap pelayanan yang telah dijalankan.

B. Kepangkatan Pegawai Negeri Sipil

Menurut Thoha (2007 : 37) pangkat adalah tingkat seorang PNS dalamrangka susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian.Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 dalam Pasolong(2010 :166) yang dimaksud kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikanatas prestasi kerja dan pengabdian PNS yang bersangkutan terhadap negara.Selainkenaikan pangkat juga dimaksudkan sebagai dorongan kepada

(33)

PNSuntuk lebih meningkatkan prestasi kerja dan pengabdiannya.tentunya sangat berpengaruh kepada PNS yang ada, dimana dengan kepangkatan yang mereka miliki tentunya akan berpengaruh kepada pengembangan karir dan juga akan mempengaruhi kenaikan gaji atau kenaikan penghasilan bagi PNS yang bersangkutan

Kenaikan pangkat dapat dikatakan sebuah reward yang diberikan kepadapegawai untuk memangku tanggung jawab yang lebih besar, adapun mobilisasipegawai itu sendiri merupakan perpindahan atau alih tugas dari tempat lamaketempat yang baru yang mana promosi berupa kenaikan pangkat Pegawai NegeriSipil ini ditetapkan pada tanggal 1 April dan 1 Oktober tiap tahunnya, kecualiuntuk beberapa jenis kenaikan pangkat yang ditetapkan berlakunya secara khusus (Thoha, 2007 : 33).

Berkaitan dengankenaikan pangkat disini terdiri dari 3 jenis yaitu (1) kenaikanpangkat regular, (2) kenaikan pangkat pilihan, dan (3) kenaikan pangkatpengabdian, Kenaikan pangkat regular ini diberikan kepada PNS termasukpegawai yang melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya tidak mendudukijabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu, dipekerjakan secara penuhdiluar instansi induk dan tidak menduduki jabatan pimpinan yang telah ditetapkaneselonnya atau jabatan tertentu. Sedangkan kenaikan pangkat regular diberikankepada PNS sepanjang tidak melampaui pangkat atasannya. Untuk kenaikanpangkat regular deiberikan setingkat lebih tinggi apabila sekurang-kurangnya(empat) tahun dalam pangkat terkahir, setiap unsur penilaian prestasi kerjasekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun terakhir. Untuk kenaikan

(34)

pangkat pilihan sendiri diberikan kepada PNS, (1) menduduki jabatan struktural ataujabatan fungsional tertentu , (2) menduduki jabatan tertentu yang pangkatnyaditetapkan dengan keputu1qqsan presiden, (3) menunjukkan prestasi kerja luarbiasa baiknya, (4) menemukan hal-hal baru yang bermanfaat bagi negara, (5) diangkat menjadi pejabat negara, (6) memperoleh surat tanda tamat belajar/ijazah, (7) melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu, (8) telah selesai mengikuti tugas belajar, dan (9) dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh diluar instansi induknya yang diangkat dalam jabatan pimpinan yang telah ditetapkan persamaan eselonnya atau jabatan fungsional tertentu. Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang menduduki jabatanstruktural dan pangkatnya masih satu tingkat dibawah jenjang pangkat terendah yang ditentukan jabatan itu dapat dinaikkan pangkat setingkat lebih tinggi lebih tinggi apabila (1) telah satu tahun dalam pangkat yang dimilikinya, (2) sekurangkurangnya telah 1 tahun dalam jabatan struktural yang didudukinya dan (3) setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun terkahir.

Berdasarkan penjelasan di atas, untuk PNS yang meninggal dunia dan diberhentikan dengan hormat kaitanya dengan kenaikan pangkat ini maka diberikan kenaikan pangkat pengabdian setingkat lebih tinggi apabila, (a) memiliki masa kerja sebagai PNS selama, (1) sekurang-kurangnya 30 tahun secara terus-menerus dan sekurangkurangnya satu bulan dalam pangkat terakhir, (2) sekurang-kurangnya 20 tahun secara terus menerus dan sekurang-kurang 1 tahun dalam pangkat terakhir dan (3) sekurang-kurangnya 10 tahun secara terus-menerus yang mana

(35)

sekurangkurangnya 2 tahun dalam pangkat terakhir, (b) setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 tahun terakhir, (c) tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin sedang/berat dalam satu tahun terakhir. Kenaikan pangkatpengabdian ini diberikan mulai berlaku, (1) tanggal PNS yang bersangkutanmeninggal dunia dan (2) tanggal 1 pada bulan PNS yang bersangkutandiberhentikan dengan hormat dengan hak pensiunnya ( Pasolong, 2007 : 166-167).

Kenaikan pangkat merupakan kedudukan yang menunjukkan tingkat seorangPegawai Negeri Sipil (PNS) berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunankepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian, tentu saja seorang pegawaipada birokrasi akan menjadi termotivasi dalam melaksanakan usulan proseskenaikan pangkat yang mereka miliki dimana hal itu juga selain akanmempengaruhi tingkat penggajian mereka tentunya juga mempengaruhi padapengembangan karir bagi pegawai itu sendiri sebagaimana kita ketahui bahwasistem karir yang terjadi dikepegawaian atau birokrasi pemerintah saat ini masihmenggunakan dan menganut sistem karir yang berdasarkan kepada pangkat yangdimiliki oleh pegawai.

C. Kerangka Pikir

Organisasi Pemerintah (birokrasi) yang memiliki tanggungjawab sebagai pelayan publik sudah seharusnya melaksanakan kewajibannya dengan memberikan kualitas pelayanan yang baik kepada publik atau pengguna pelayanan. Kualitas

(36)

pelayanan yang ada ini tentunya akan menentukan keberhasilan bahwa suatu organisasi dapat mewujudkan tujuan, visi dan misinya.

Sebuah organisasi pemerintah sebagai pelayan publik harus selalu memperhatikan

kualitas pelayanan karena akan menjadi salah satu yang menentukan berhasil atau tidaknya dalam mencapai tujuan organisasi itu sendiri.

Kaitannya dengan penelitian ini, peneliti ingin mencari bagaimana kualitas pelayanan dan faktor apa yang yang mempengaruhi kualitas pelayanan kenaikan pangkat PNS yang dilaksanakan oleh BKD Kabupaten Enrekang,khususnya dalam hal pelaksanaan pelayanan kenaikan pangkat PNS dalam rangka menjawabpermasalahan dan pertanyaan penelitian ini.

Berdasarkan teori dan uraian-uraianyang telah dikemukan diatas, untuk mengetahui kualitas pelayanan kenaikanpangkat ini peneliti menggunakan teori yang dikemukan oleh Zeithaml, dkk,(1990: 21-23) dimana teori ini banyak digunakan dalam penelitian untuk mengukur kualitaspelayanan terutama disektor jasa. Ada 5 (lima) indikator yang digunakan dalamteori ini yaitu; Tangible, Appearance of physical facilities, equipment, personnel, and comunication materials(sarana dan prasarana pelayanan), Realibility, Ability to perform the promised service dependably and accurately (kemampuan dan keterampilan petugas pelayanan), Responsivenesswillingnes to help costumer provide prompt service(keinginan menyediakan pelayanan yang cepat dan sesuai dengan keinginan konsumen), Assuranceknowledge and courtasy of employees and their ability to convey trust and convidence(sikap dan prilaku petugas pelayanan)dan

(37)

Empathy,Caring, individualized attention the firm provides its costumers(kepedulian, perhatian dan ketegasan petugas pelayanan)yangmana masing-masing indikator tersebut ditentukan hasilnya dari persepsipengguna pelayanan dimasing-masing indikator. Untuk lebih jelas dapat kita lihat pada bagan kerangka pikir di bawah ini:

Bagan Kerangka Pikir

Standar Pelayanan Publik 1. Keandalan ( Realibility) 2. Bukti Fisik (Tangible)

3. Daya Tanggap (Responsiveness) 4. Jaminan (Assurance) 5. Empati (Empaty) Efektivitas Pelayanan Kenaikan Pangkat

Faktor yang mempengaruhi pelayanan terdiri dari: 1. Faktor Pendukung: a. Kompetensi Aparatur b. Sarana dan Prasarana 2. Faktor Penghambat:

Sistem Aplikasi Pelayanan Pelayanan

Kenaikan Pangkat PNS

(38)

D. Defenisi Operasional

Untuk memberikan keseragaman dan mempersepsikan konsep-konsep dan variabel yang ada dalam penelitian ini, maka defenisi operasional variabel adalah sebagai berikut :

1. Keandalan (Realibility)

Keandalan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah adalah kemampuan dan keterampilan petugas penyelenggara pelayanan kenaikan pangkat untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. 2. Bukti Fisik (Tangible)

Bukti Fisik (Tangible) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tersedianya sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pelayanan kenaikan pangkat PNS yang memadai seperti fasilitas ruangan, kondisi gedung, alat komunikasi, komputer, jaringan internet,dan lain-lain

3. Daya Tanggap (Responsiveness)

Daya Tanggap (Responsiveness)adalahsikap tanggap petugas pelayanan dalam memberikan pelayanan yang dibutuhkan dan dapat menyelesaikan dengan cepat.Daya tanggap yang dimaksud yang dalam penelitian ini adalah ketepatan prosedur pelayanan,dan waktu penyelesaian pelayanan kenaikan pangkat PNS. 4. Jaminan (Assurance)

Jaminan (Assurance) adalah merupakan kemampuan para pemberi layanan dengan memperhatikan etika dan moral serta pengetahuan dan kemampuan pegawai untuk meyakinkan bersikap sopan dalam memberikan pelayanan.

(39)

Jaminan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prilaku petugas pelayanan dalam memberikan pelayanan kenaikan pangkat PNS.

5. Empati (Empaty)

Empati (Empaty) adalah meliputi kemampuan dan kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan pengurusan kenaikan pangkat PNS,perhatian khusus dari petugas pelayanan kenaikan pangkat PNS terhadap segala kebutuhan pegawai. Empaty yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perhatian petugas pelayanan dan keadilan petugas pelayanan dalam memberikan pelayanan kenaikan pangkat PNS. 6. Faktor yang mempengaruhi pelayanan pengurusan kenaikan pangkat Pegawai

Negeri Sipil terdiri dari: a. Faktor Pendukung

1. Kompetensi Aparatur Pelayanan pengurusan kenaikan pangkat PNS di BKD Kabupaten Enrekang dapat dikategorikan memadai. Hal ini terlihat pada petugas telah memiliki pengetahuan dan kecakapan yang baik dalam menjawab pertanyaan dan mengatasi masalah yang berhubungan dengan proses kenaikan pangkat PNS, serta kredibilitas petugas serta kemampuan petugas yang memadai dalam mengoperasikan komputer.

2. Sarana dan prasarana pelayanan yang tersedia di BKD Kabupaten Enrekang dapat dikategorikan memadai, sebagaimana terlihat pada kondisi ruangan pelayanan kenaikan pangkat PNS yang luas serta didukung ruang tunggu dan kelengkapan ruangan lainya seperti komputer, laptop lemari, meja, kursi, AC, dan jaringan internet yang memadai).

(40)

b. Faktor Penghambat

Sistem aplikasi pelayanan di BKD Kabupaten Enrekang dapat dikategorikan belum memadai, sebagaimana terlihat pada proses penginputan berkas yang dilakukan oleh petugas pelayanan kenaikan pangkat yang membutuhkan waktu yang lama, karena pada tahun ini sistem aplikasi pelayanan online yang digunakan untuk menginput berkas usulan kenaikan pangkat baru tahun ini diberlakukan, sehingga proses penginputan sangat tergantung pada koneksi sistem aplikasi yang ada di pusat.

(41)

29

BAB III

METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu

Penelitian ini berlangsung selama dua bulan , yaitu dimulai pada bulan April-Juni2015.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang, disertai dasar pertimbangan bahwa di lokasi tersebut pelayanan pengurusan kenaikan pangkat Pegawai NegeriSipil belum mencerminkan pelayanan yang berkualitas, anggapan adanya sebagian terhadap pegawai/aparat yang melakukan pengurusan kenaikan pangkat mengalami berbagai hambatan dalam hal ini keterlambatan dari segi waktu dan ketidakadilan dalam pelayanan misalnya menunda-nunda waktu dalam pengurusan.

B. Jenis dan Tipe Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Dengan maksud peneliti dapat mendiskripsikan secara jelas dan rinci tentang pelayanan pengurusan kenaikan pangkat di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang.

2. Tipe Penelitian

Tipe penetilian ini menggunakan survey. Dengan maksud peneliti mendapat dan mengumpulkan data yang mendalam langsung dari lokasi penelitiantentang

(42)

pelayanan pengurusan kenaikan pangkatdi Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang.

C. Sumber Data 1. Data Primer

Data primer yang dimaksudkan adalah data yang dikumpulkan peneliti dari hasilobservasi, dan kuesioner yang dibagikan kepada responden untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan pelayanan pengurusan kenaikan pangkat PNS di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang 2. Data Sekunder

Data sekunder dimaksudkan data yang dikumpulkan peneliti yang bersumber dari dokumen, asrip, laporan-laporan bulanan, tahunan, dan informasi tertulis lainnya yang relevan dengan objek penelitian tentang pelayanan pengurusan kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil yang mengurus kenaikan pangkat di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang yang berjumlah 1237 orang.

2. Sampel

Sampel adalah wakil dari populasi, Teknik penarikan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini dengan cara sistemaccidental sampling atau teknik

(43)

penarikan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel yaitu sebanyak 40 orang. Berdasarkan proses pemilihan tersebut, kemudian dipilih informan yang didasarkan pada pertimbangan bahwa orang-orang tersebut memiliki pengetahuan dan terlibat langsung dalam pelayanan pengurusan kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil di BKD Kabupaten Enrekang,serta tujuan pemilihan informan yaitu untuk mengkonfirmasi dan mempertegashasil koesioner yang di dapat dari responden. Adapun informanyang terpilih adalah sebagai berikut:

1. Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang 1 orang 2. Kepala Bidang Mutasi dan Informasi Pegawai 1 orang

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan tipe dan dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpul langsung dari responden dengan menggunakan teknik pengumpulan data :

1. Observasi, pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang terhadap pelayanan yang dilakukan pegawai dalam proses pengurusan kenaikan pangkat pegawai lainnya.

2. Kuesioner, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan membagikan serangkaian daftar pertanyaan yang memuat tentang indikator-indikator pelayanan yang berkaitan dengan pengurusan kenaikan pangkat pegawai kepada responden yang terpilih sebagai sampel.

(44)

3. Wawancara, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan bertanya langsung kepada informan penelitian. Penggunaan wawancara ini dimaksudkan untuk mengkonfirmasi dan mempertegas data yang telah dikumpulkan dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada responden.

4. Dokumentasi, yaitu melacak sumber-sumber tertulis yang menjadi dokumen kearsipan yang berkaitan dengan pelayanan pengurusan kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang F. Teknik Analisis Data

Seluruh data yang diperoleh dari lapangan diolah melalui proses ilmiah. Hasil pengolahan data tersebut dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan analisis presentase melalui tabel frekuensi, selanjutnya peneliti mengintepretasikan setiap data secara proporsional berdasarkan fakta-fakta ilmiah dilapangan sehingga menjadi seperangkat informasi mengenai Pelayanan Kenaikan Pangkat PNS di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang.

Rumus P =𝑓 𝑛 x 100 % Keterangan P = Presentase F = Frekuensi N = Jumlah sampel 100 % = Bilangan tetap

(45)

33

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

Kabupaten Enrekang dengan ibukota Enrekang terletak ± 235 Km sebelah utara Makassar. Secara geografi Kabupaten Enrekang terletak pada koordinat antara 3° 14’ 36” sampai 3° 50’ 00” Lintang Selatan dan 119° 40’ 53” sampai 120° 06’ 33” Bujur Timur. dengan luas wilayah sebesar 1.786,01 Km². Kabupaten Enrekang mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Luwu c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sidrap d. Sebelah Barat berbatasan Kabupaten Pinrang

Topografi Wilayah Kabupaten ini pada umumnya mempunyai wilayah Topografi yang bervariasi berupa perbukitan, pegunungan, lembah dan sungai dengan ketinggian 47 - 3.293 m dari permukaan laut serta tidak mempunyai wilayah pantai. Secara umum keadaan Topografi Wilayah wilayah didominasi oleh bukit-bukit/gunung-gunung yaitu sekitar 84,96% dari luas wilayah Kabupaten Enrekang sedangkan yang datar hanya 15,04%.

Ditinjau dari kerangka pengembangan wilayah maupun secara geografis Kabupaten Enrekang juga dapat dibagi kedalam dua kawasan yaitu Kawasan Barat Enrekang (KBE) dan Kawasan Timur Enrekang (KTE). KBE meliputi Kecamatan Alla, Kecamatan Anggeraja, Kecamatan Enrekang dan Kecamatan Cendana,

(46)

sedangkan KTE meliputi Kecamatan Curio, Kecamatan Malua, Kecamatan Baraka, Kecamatan Bungin dan Kecamatan Maiwa. Luas KBE ± 659,03 Km 2 atau 36,90% dari Luas Kabupaten Enrekang sedangkan luas KTE ± 1.126,98 Km2 atau 63,10% dari, Luas wilayah Kabupaten Enrekang.

B. Gambaran Umum Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang

1. Visi dan Misi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang a. Visi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang

“Mewujudkan sosok Pegawai Negeri Sipil Daerah yang profesional, sejahtera dan religius melalui optimalisasi pembinaan Pegawai Negeri Sipil” Visi ini mengandung pengertian yaitu: 1) Membentuk Pegawai Negeri Sipil yang professional adalah salah satu rangkaian usaha menciptakan figur-figur Pegawai Negeri Sipil yang mampu melaksanakan tugas dan fungsinya, bertanggung jawab , dan memiliki pengetahuan dan keterampilan serta semangat pengabdian yang tinggi, 2)Optimlisasi pembinaan Pegawai Negeri Sipil adalah upaya untuk mendapatkan dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan administrasi kepegawaian, mengembangkan prestasi kerja, pembinaan karir Pegawai Negeri Sipil.

b. Misi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang

Misi adalah merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan agar tujuan organisasi dapat tercapai sesuai misi yang ditetapkan. Misi dinyatakan sebagai tugas aparat Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang untuk mewujudkan keberadaannya dn tanggung jawab untuk tujuan organisasi Badan Kepegawaian

(47)

Daerah. Untuk itu diharapakan seluruh aparat Badan Kepegawaian Daerah dapat mengetahui peranannya, program, serta hasil yang ingin dicapai dimasa yang akan dating. Berikut ini misi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang yaitu: 1. Menciptakan sosok sumber daya aparatur yang berkualitas, inovatif, kreatif, dan

professional serta memiliki kemampuan manajerial dan skil di bidang tugasnya masing-masing.

2. Meningkatkan kualitas pengelolaan dan pelayanan administrasi kepegawaian, serta pembinaan karir dan prestasi Pegawai Negeri Sipil.

3. Mengembankan suasana kerja yang kondusif dan kompetitif yang sehat diantara pegawai demi melancarkan pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Kepegawaian Daerah.

4. Menciptakan sinergis organisasi dilingkup Pemerintahan Kabupaten Enrekang. Misi yang dirumuskan ini menunjukan kristalisasi tugas pokok dan fungsi setiap unit organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang dewasa ini. Misi di atas merupakan pelaksanaan kegiatan untuk mewujudkan visi dan merupakan penjelasan bagaimana hal ini dapat dilakukan dan pihak apa yang akan dilayani. Dalam pandangan praktis, misi ini adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang sesuaii dengan visi yang ditetapkan ,agar tujuan organisasi dapat terlaksana dengan baik.

Berdasarkan pernyataan misi tersebut, diharapkan seluruh masayarakat dan pihak yang berkepentingan (stakeholders) dapat mengenal organisasi dan mengetahui peran, program –programnya serta hasil yang akan diperoleh di masa yang akan datang.

(48)

2. Uraian Tugas dan Fungsi

Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dimpin oleh seorang kepala adalah unsur pendukung tugas kepala daerah atau pemerintah Kabupaten Enrekang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Berdasarkan Keputusan Bupati Enrekang No. 23 Tahun 2009, Badan Kepegawaian Daerah (BKD) kabupaten Enrekang mempunyai tugas pokok yaitu : Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang menjadi kewenangan pemerintah Kabupaten di bidang kepegawaian.

Pasal 3 PERDA No. 05 Tahun 2008, mengatur bahwa BKD Kabupaten Enrekang mempunyai fungsi yakni :

a) Perumusan kebijakan teknis dibidang Perencanaan dan Pengembangan pegawai, Kinerja dan kesejahteraan pegawai serta pendidikan dan pelatihan pegawai.

b) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kepegawaian.

c) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai tugas dan fungsinya. 1. Kepala Badan Kepegawaian Daerah

Uraian Tugas Kepala Badan Kepegawaian, adalah sebagai berikut :

a. Mempelajari Peraturan perundang-undangan dan ketentuan laiannya untuk menunjang pelaksanaan tugas

b. Merencanakan, mengorganisasikan, mengerakkan dan mengendalikan serta menetapkan kebijakan teknis di bidang kepegawaian daerah.

(49)

c. Melaksanakan pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang kepegawaian daerah;

d. Menyelenggarakan pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang kepegawaian daerah.

e. Menbina, mengkoordinasikan dan melaksanakan analisis kebutuhan pegawai, rekruitmen, pengadaan dan penempatan pegawai;

f. Membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan pengembangan, peningkatan kesejatraan, mutasi dan pensium pegawai.

g. Membina dan mengarahkan sekretaris dan para kepala bidang dalam melaksanakan tugas.

h. Melakukan pembinaan terhadap kedisiplinan dan peningkatan kualitas sumber daya pegawai dalam lingkup badan.

i. Melakukan pembinaan dan pengendalian atas pengelola keuangan.

j. Melakukan pembinaan dan pengendalian atas pengelolaan perlengkapan dan peralatan Badan.

k. Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi atau unit kerja terkait.

l. Memberikan petunjuk, mengawasi dan membimbing bawahan dalam pelaksanaan tugas;

m. Menilai prestasi kerja sekretaris dan Kepala Bidang dalam rangka pembinaan dan pengembangan karier;

2. Sekretaris

a. Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris, mempunyai tugas melaksanakan urusan umum dan ketatalaksanaan bidang kepegawaian, keuangan serta

(50)

perencanaan Badan Kepegawaian Daerah. 2. Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut pada ayat (1), sekretaris mempunyai fungsi sebagai berikut : b. Perumusan kebijakan teknis dibidang umum, kepegawaian, dan perlengkapan

asset, perencanaan dan pelaporan dan keuangan.

c. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan urusan dibidang umum, kepegawaian, perlengkapan dan asset, perencanaan dan pelaporan, serta keuangan.

d. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang umum, kepegawaian, perlengkapan dan asset, perencanaan dan pelaporan serta keuangan.

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Uraian Tugas Sekretaris adalah sebagai berikut :

a) Mempelajari peraturan perundang-undangan dan ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas;

b) Merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengendalikan serta menetapkan kebijakan dibidang umum, kepegawaian, keuangan, dan perlengkapan;

c) Merencanakan dan menyusun program dan kegiatan tahunan di secretariat sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

d) Mengelolah dan mengkoordinasikan peleksanaan pelayanan teknis administrative kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkup BKD;

e) Mengelolah dan mengkoordinasikan pelaksanaan urusan umum;

(51)

g) Mengelolah dan mengkoordinasikan pelaksanaan urusan Keuangan; h) Mengelolah dan mengkoordinasikan pelaksanaan urusan Perlengkapan;

i) Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan administrasi umum, kepegawaian, keuangan dan perlengkapan.

j) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan kewenangan dan bidang tugas yang diberikan oleh pimpinan;

k) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada kepala Badan;

l) Mengevaluasi dan memonitoring pelaksanaan tugas para Kepala Sub Bagian sebagai dasar dalam pemberian penilaian terhadap hasil dan prestasi kerja. m) Memberikan petunjuk, mengawasi dan membimbing bawahan dalam

pelaksanaan tugas;

n) Mengelolah dan melaksanakan verifikasi anggaran. 3. Kepala Sub Bagian Perencanaan

a. Sub Bagian perencanaan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian, mempunyai tugas melaksanakan pengkajian, pengumpulan dan penyiapan bahan sesuai kebutuhan perencanaan Badan.

b. Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) Kepala Sub bagaian umum dan kepegawaian menpunyai fungsi sebagai berikut :

1. Perumusan kebijakan teknis sub Bagian Perencanaan;

2. Pelaksanaan Program dan kegiatan Sub Bagian Perencanaan;

3. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, dan pengawasan program dan kegiatan Staf dalam lingkup Sub Bagian Perencanaan; dan

(52)

a. Mempelajari Peraturan Perundang-undangan dan ketentuan lainnya yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan tugas;

b. Penyusunan rencana anggaran belanja rutin;

c. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas di Bidang Perencanaan dan Pengembangan Pegawai dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang;

d. Menyiapkan tanggapan atas laporan pemeriksaan tindakan lanjut dari hasil pemeriksaan;

e. Memotivasi para bawahan pada sub bagaian perencanaan dan keuangan; f. Memberikan penilaian terhadap prestasi kerja bawahan;

g. Memberikan petunjuk, mengawasi dan membimbing bawahan dalam pelaksanaan tugas;

h. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan, dan

i. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahklan oleh atasan. 4. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian, mempunyai tugas melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan, perpustakaan, dokumentasi, perlengkapan dan urusan rumah tangga Badan. b. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1), kepala sub bagian

umum dan kepegawaian mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Perumusan kebijakan teknis Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Pelaksanaan Program dan kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

(53)

3. Pelaksanaan Program dan kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian,Pembinaan, Pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan kegiatan staf dalam lingkup Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 4. Pelaksanaan Evaluasi program dan kegiatan staf lingkup Sub Bagian Umum

dan Kepegawaian.

5. Menginventarisir permasalahan pada sub bagian umum dan kepegawaian serta mencari pemecahannya;

Uraian Tugas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian adalah sebagai berikut: a. Mempelajari peraturan perundangan-undangan dan ketentuan untuk menunjang

pelaksanaan tugas:

b. Menyusun rencana kegiatan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas Sub bagian Umum dan Kepegawaian;

c. Melaksanakan surat menyurat serta mengatur tatalaksana surat-surat dianas; d. Mengatur urusan dan pengadaan serta perlengkapan kantor;

e. Melakukan urusan pengelolaan administrasi kepegawaian dilingkup Badan Kepegawaian Daerah;

f. Menginventarisir permasalahan pada sub bagian umum dan kepegawaian serta mencari pemecahannya;

g. Memberikan Petunjuk, mengawasi dan membimbing bawahan dalam pelaksanaan tugas;

5. Kepala Sub Bagian Keuangan

a. Sub Bagian Keuangan di pimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian, mempunyai tugas melaksanakan urusan Perumusan Usaha Administrasi keuangan serta

(54)

merumuskan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Badan, melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas-tugas di Sub Bagian serta membuat laporan secara berkala.

b. Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) Kepala Sub Bagian keuangan mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Perumusan Kebijakan teknis,b.) pelaksanaan program dan kegiatan, Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, c) pelaksanaan program dan kegiatan staf, d) Penyusunan Laporan Anggaran, e) Melaksanakan Urusan Kas dan Gaji, f) Menyiapkan usulan pengangkatan bendaharawan, pembuat daftar gaji, g) Menyiapkan usulan tuntunan perbendaharaan dan tuntunan ganti rugi, h) Pelaksanaan Evaluasi program dan kegiatan staf lingkup Sub Bagian Keuangan.

c. Uraian Tugas Sub Bagian Keuangan adalah sebagai berikut : a)Mempelajari Peraturan perundang-undangan dan ketetuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas, b) Menyusun Rencana Kegiatan senagai pedoman dalam pelaksanaan tugas sub keuangan, c) Mempersiapkan bahan-bahan dan menyusun rencana kebutuhan anggaran di Lingkup Badan Kepegawaian Daerah sebagai pedoman pelaksanaan tugas, d) Mempersiapkan bahan-bahan dan tatalaksana di bidang keuangan, e) Mempersiapkan bahan-bahan tunjangan hak-hak keuangan Pegawai di BKD, f) Melaksanakan kegiatan penatausahaan perintah pembayaran anggaran, g) Menginventarisir Pemecahannya dan mencari pemecahannya, h) Memberikan petunjuk, mengawasi dan membimbing bawahan dalam pelaksanaan tugas, i) Melasanakan tugas kedinasan yang di perintahkan atasan.

Gambar

Tabel 1   :  Keadaan Sumber Daya Aparatur Badan Kepegawaian Daerah
Tabel 1 :Keadaan Sumber Daya Aparatur BKD Kabupaten Enrekang
Tabel 2: Tingkat Pendidikan Aparatur BKD Kabupaten Enrekang
Tabel 3: Perlengkapan Operasional BKD Kabupaten Enrekang
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan arsip inaktif pada Subbidang Dokumentasi Bidang Tata Usaha Kepegawaian di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Daerah Istimewa

Kenaikan pangkat di dalam kepegawaian digunakan sebagai salah satu usaha pemerintah untuk dapat memicu peningkatan prestasi kerja para pegawai negeri sipil yang pada akhirnya

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH (BKD) KABUPATEN

Produktivitas kerja pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Indragiri Hulu telah melakukan pekerjaannya cukup baik, karena kemampuan dalam mengerjakan pekerjaan

Form kenaikan pangkat merupakan form yang digunakan untuk mengakses semua data kenaikan pangkat yang ada Pada Badan Kepegawaian Dan Pelatihan Daerah Kabupaten

Untuk mengetahui apakah gaya kepemimpinan, motivasi, lingkungan kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah (BKD)

Kriteria dalam menentukan sampel adalah : “Seluruh Pegawai Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Banten yang berstatus Pegawai Pegawai Negeri Sipil (PNS)”. yang

ketercapaian tujuan dan sasaran organisasi di kantor Badan Kepegawaian Daerah yaitu dapat dilihat dari tingkat kepuasan pegawai dan masyarakat yang dilayani. Tidak atau