• Tidak ada hasil yang ditemukan

Koresponden: Received: 18 April 2021; Revised: 29 April 2021; Accepted: 8 Mei 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Koresponden: Received: 18 April 2021; Revised: 29 April 2021; Accepted: 8 Mei 2021"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

JPGMI, Volume 7, Nomor 1, Mei 20210; PISSN 2477-1848 EISSN 2580-1759

PERAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN MINAT

BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS DI SDN 1 AIR

BAKOMAN KECAMATAN PULAU PANGGUNG

KABUPATEN TANGGAMUS

Muhammad Masrur1, Muhammad Idris2, Sandi Pradana3 1,2Prodi Manajeman Pendidikan Islam, STIT Pringsewu, Lampung

3Prodi Guru Madrasah Ibtidaiyah, STIT Tanggamus, Lampung 1,2Jalan Raya Wonokriyo Gadingrejo Pringsewu, Lampung Indonesia

3Jalan Raya Break, Gisting, Kab. Tanggamus, Lampung

Email Koresponden: masrurpring1000@gmail.com

Received: 18 April 2021; Revised: 29 April 2021; Accepted: 8 Mei 2021

Abstract

The purpose of this study was to determine the role of parents in increasing the learning interest of class students at SDN 1 Air Bakoman, Pulau Panggung District, Tanggamus Regency. The method used in this research is descriptive qualitative research method with data collection techniques using observations, interviews and field notes. In this study the researchers concluded that the role of parents in children's learning interest is very large, especially if the learning process is carried out at home. Parents who help the school in delivering subject matter and doing daily assignments and tests act as motivators so that children are not lazy, so that their achievements will continue to grow and improve.

Keywords: Interest in Learning, Role of Parents, Islamic Religious Education Subjects

Abstrak

Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui peran orang tua dalam meningkatkan minat belajar peserta didik kelas di SDN 1 Air Bakoman Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan catatan lapangan. Dalam penelitian ini peneliti menyimpulkan bahwa peran orang tua terhadap minat belajar anak sangat besar, apalagi jika proses pembelajaran dilakukan di rumah. Orang tua yang membantu pihak sekolah dalam menyampaikan materi pelajaran serta mengerjakan tugas dan ulangan harian berperan sebagai motivator agar anak tidak malas, sehingga prestasinya akan terus tumbuh dan meningkat.

Kata Kunci: Minat Belajar, Peran Orang Tua, Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam PENDAHULUAN

Berbicara tentang pendidikan kita bisa melihat masalah yang sering di hadapi khususnya dalam bidang pendidikan yang ada di Indonesia, di mana pada zaman sekarang menuntut anak-anak harus mahir dalam segala bidang, tanpa melihat kesiapan mereka, dan dengan dibebani kurikulum yang sangat banyak. Hal ini membuat anak-anak merasa jenuh di sekolah dengan pelajaran yang ada, dan akhirnya mereka kurang berminat dalam mengikuti pelajaran dan akhirnya anak-anak meluapkan rasa jenuhnya dengan bersikap yang bisa dibilang nakal di dalam kelas. Hal ini mungkin disebabkan karena rasa jenuhnya terhadap pelajaran yang diberikan di sekolah. Jika keadaanya seperti ini maka pihak guru yang berperan untuk

(2)

memotivasi mereka agar mereka mau mengikuti pelajaran yang ada dan mempersiapkan para peserta didiknya agar mampu serta siap mengikuti pelajaran. Mempersiapkan peserta didik dalam mengikuti pelajaran sangat penting agar mereka berminat dalam pelajaran tersebut. Selain mempersiapkan peserta didik dalam mengikuti pelajaran guru juga perlu memperhatikan fisiologis dan psikologis si peserta didiknya. Hal ini juga sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran.

Selain tanggung jawab guru dalam mempersiapkan anak untuk mengikuti pelajaran di sekolah yang pada akhirnya mereka jadi berminat dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Orang tua juga perlu ikut berperan secara nyata dalam kegiatan proses belajar anak di sekolah. Dari hasil observasi yang saya lakukan di lingkungan saya, banyak yang orang tuanya hanya ingin anaknya memiliki nilai yang tinggi di sekolah tapi orang tua tersebut tidak ikut berperan dalam kegiatan belajar anaknya di sekolah. Mereka seolah melepaskan tangan dan tidak mau tahu kemudian menyerahkan semua urusan sekolah kepada anak dan gurunya, dan banyak juga orang tua yang hanya sibuk dalam urusan pekerjaanya sehingga mereka tidak mengetahui bagaimana keadaan anaknya di sekolah, apa saja yang dilakukan anaknya, bagaimana perkembangannya di sekolah, dan bagaimana anaknya dalam proses pembelajaran di sekolah. Kembali pada situasi yang mereka hanya menyerahkan tugas tersebut kepada anak dan gurunya.

Para orang tua hanya menginginkan anaknya mendapat nilai yang baik. Tetapi tidak mempersiapkan psikologis anaknya dalam mengikuti pembelajaran di sekolah. Dalam lingkungan keluarga ataupun rumah pendidikan menjadi salah satu kewajiban dalam proses pembentukan mental, akhak dan tingkah laku anak yang secara tidak langsung berkesinambungan dengan lingkungan masyarakat. Secara umum pendidikan yang terjadi di dalam lingkungan rumah atau keluarga ini sangat berbeda dengan pendidikan yang ada di lingkungan sekolah. Mengapa demikian karena pendidikan di lingkungan rumah tidak akan mempunyai fasilitas yang mumpuni seperti di dalam ruang kelas sehingga dapat menurunkan minat belajar siswa. Dalam proses belajar di rumah ini minat anak sangat dibutuhkan dalam pelaksanaanya, terutama peran orang tua sebagai guru pengganti. Keduanya sangat dibutuhkan komunikasi yang baik agar dapat terealisasinya proses belajar. Upaya orang tua dalam menumbuhkan minat anak sendiri harus lebih ditingkatkan karena proses belajar di rumah pada masa pandemi ini cukup lama. Sehingga bagaimana cara orang tua harus mengatur waktu anak dalam hal belajar, bermain, istirahat dan kegiatan kegiatan yang lainnya.

Jika orang tua tidak berperan secara baik dan cenderung kurang peduli, maka kemungkinan anak tersebut akan mengalami masalah dalam belajar dan tidak berminat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Karena anak tersebut merasa kurang diperhatikan oleh orang tuanya sehingga anak tersebut kurang berminat dalam mengikuti kegiatan belajar. Jika anak tersebut tidak berminat dalam proses pembelajaran maka anak tersebut akan sulit memahami pelajaran. Sebaliknya jika orang tua anak tersebut peduli serta berperan aktif maka anak tersebut merasa diperhatikan dan merasa orang tuanya peduli terhadap dirinya, maka anak tersebut akan berminat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Jika anak tersebut berminat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran maka anak tersebut akan mampu memahami pelajaran dan akan mendapatkan hasil yang baik dalam kegiatan pembelajaran.

Dalam hal ini antara pendidikan Nasioanl dan pendidikan Agama haruslah seimbang antara keduanya untuk mencetak kader islami yang cerdas dan berakhlak mulia serta menhormati sesame manusia. Dalam agama islam sendiri belajar atau menuntut ilmu adalah salah satu kegiatan yang wajib hukumnya bagi seluruh ummat tanpa terkecuali. Pengetahuan tentang amaliyah dasar keislaman, meskipun bukan dimensi lengkap ilmu agama, tetapi dipandang penting untuk pengembangan potensi kemanusiaan individual, baik

(3)

untuk laki-laki maupun perempuan (Karni, 2009). Peran orang tua dalam mendidik agama sendiri memang sudah harus diterapkan sejak anak usia dini, terutama bagi seorang perempuan yang merupakan guru agama pertama bagi anak-anak mereka.

Dalam pendidikan nasional maupun pendidikan agama tentunya harus ada minat yang lebih agar dapat memaksimal pembelajaannya atau pemahamannya. Di mana anaka dengan minatnya itu bisa melihat bahwa sesuatu yang dilihatnya itu akan mendatangkan keuntungan atau faedah, sehingga dapat menimbulkan kepuasan jika melakukan atau mendapatkannya (Surya, 2010). Maksudnya jika anak memiliki minat dalam belajar maka dia akan berusaha untuk mengetahui, memahami bahkan mencari hal-hal yang baru. Penelitian ini sangatlah penting karena dapat sedikit memberi masukan kepada orang tua agar lebih banyak dalam menaruh perhatian kepada anak saat proses belajar di rumah berlangsung. Pendidikan Keluarga merupakan pendidikan yang sempurna sifat dan wujudnya untuk melangsungkan pendidikan kearah pembentukan pribadi yang utuh, karena karena lingkungan keluarga memiliki fungsi pedagogis (Choiri, Hanif dan Hasan, 2019).

Orang Tua sendiri akan lebih mengerti dalam membrikan fasilitas anak saat belajar di rumah, sehingga anak tidak merasa jenuh dan tidak cepat merasa bosan. Kreatifitas orang tua juga sangat dibutuhkan dalam proses penyelesaian tugas yang diberikan oleh sekolah melalui belajar daring (belajar dalam jaringan). Dari hasil analisa dan asumsi di atas, peneliti tertarik meneliti lebih lanjut tentang peran orang tua dalam menumbuhkan minat belajar anak, dan selanjutnya mengangkat dalam sebuah penelitian. Bagaimana peran orang tua dalam kegiatan belajar anak dan menumbuhkan minat belajar di SDN 1 Air Bakoman serta bagaimana bentuk peran orang tua terhadap jenis minat belajar anak di SDN 1 Air Bakoman. Tujuan Penelitian untuk mengetahui peran orang tua dalam kegiatan belajar anak di SDN 1 Air Bakoman serta mengetahui peran orang tua dalam menumbuhkan minat belajar anak dan mengetahui bentuk peran orang tua terhadap jenis minat belajar anak di SDN 1 Air Bakoman .

KAJIAN LITERATUR Peran Orang Tua

Dalam teori Sosial Parson, peran didefenisikan sebagai harapan-harapan yang diorganisasi terkait dengan konteks interaksi tertentu yang membentuk orientasi motivasional individu terhadap yang lain. Melalui pola-pola kultural atau contoh perilaku ini orang belajar siapa mereka di depan orang lain dan bagaimana mereka harus bertindak terhadap orang lain. Peran penting dari pemahaman sosiologi, karena mendemonstrasikan bagaimana aktivitas individu dipengaruhi secara sosial dan mengikuti pola-pola tertentu. Para sosiolog telah menggunakan peran sebagai unit untuk menyusun kerangka intitusi sosial. Secara sederhana makna peran dapat dikemukakan seperti berikut

1. Peran adalah aspek dinamis dari status yang sudah terpola dan berada di sekitar hak dan kewajiban tertentu.

2. Peran berhubungan dengan status seseorang pada kelompok tertentu atau situasi sosial tertentu yang dipengaruhi oleh seperangkat harapan orang lain terhadap perilaku yang seharusnya ditampilkan oleh orang yang bersangkutan.

3. Pelaksanaan suatu peran dipengaruhi oleh citra (image) yang ingin dikembangkan oleh seseorang. Dengan demikian, peran adalah keseluruhan pola budaya yang dihubungkan dengan status individu yang bersangkutan.

4. Penilaian terhadap keragaman suatu peran sudah menyangkut nilai baik dan buruk, tinggi dan rendah atau banyak dan sedikit.

Jadi bisa dikatakan bahwa peran merupakan suatu harapan atau bagaimana kita bertindak dan juga keikutsertaan kepada orang lain di sekitar kita.

(4)

anak mendapatkan kesan-kesan pertama tentang dunia luar. Orang tua merupakan orang pertama yang membimbing tingkah laku. Terhadap tingkah laku anak mereka bereaksi dengan menerima, menyetujui, membenarkan, menolak, atau melarang dan sebagainya. Dengan pemberian nilai terhadap tingkah lakunya ini terbentuklah dalam diri anak norma-norma tentang apa yang baik dan buruk, apa yang boleh atau tidak boleh. Dengan demikian terbentuklah hati nurani anak yang mengarahkan tingkah laku selanjutnya. Kewajiban orang tua ialah mengembangkan hati nurani yang kuat dalam diri anak. Untuk dapat mendidik dan membina anak agar bisa tumbuh menjadi anak yang baik, maka orang tua harus bisa menjalankan peranan tersebut, meskipun dalam menjalankan peranannya sebagai orang tua yang baik, tidaklah mudah, akan tetapi secara teoritis telah banyak digambarkan bagaimana seorang ayah dan ibu yang baik. Pada saat-saat tertentu, secara tidak disadari, orang tua kadang melakukan hal-hal ataupun tindakan-tindakan yang sering mengganggu citra yang ingin ditunjukkan sebagai orang tua yang baik dan bisa memahami anak (Mardiyah, 2015).

Peran Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak Peran Ibu

Pada kebanyakan keluarga, ibulah yang memegang peranan yang penting terhadap pendidikan anaknya. Sejak anak itu dilahirkan, ibulah yang selalu disampingnnya. Pendidikan seorang ibu terhadap anaknya merupakan pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan sama sekali. Maka dari itu seorang ibu hendaknya seorang yang bijaksana dan pandai mendidik anaknya. Setengah orang mengatakan kaum ibu adalah pendidik bangsa.

Baik buruknya pendidikan ibu terhadap anaknya akan berpengaruh besar terhadap perkembangan dan watak anaknya di kemudian hari. Seorang ibu yang selalu khawatir dan selalu menurutkan keinginan anaknya, akan berakibat kurang baik. Demikian pula tidak baik seorang ibu berlebih-lebihan dalam mencurahkan perhatiannya kepada anaknya. Asalkan segala pernyataan disertai dengan rasa kasih sayang yang terkandung dalam hati ibunya, maka anak itu dengan mudah akan tertunduk kepada pimpinannya.

Sesuai dengan fungsi dan peran sebagai anggota keluarga, dapat disimpulkan bahwa peranan ibu dalam pendidikan anaknya sebagai berikut: a) Sumber dan pemberi rasa kasih saying; b) Pengasuh dan pemelihara; c) Tempat mencurahkan isi hati; d) Pembimbing hubungan pribadi; e) Pendidik dalam segi-segi emosional

Peran Ayah

Kegiatan seorang ayah terhadap pekerjaan sehari-hari sungguh besar pengaruhnya kepada anak-anaknya. Adapun peranan ayah dalam pendidikan anaknya yang lebih dominan adalah sebagai berikut: a) Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar; b) Pemberi rasa aman bagi seluruh anggota keluarga; c) Pendidik dalam segi rasional; d) Pelindung terhadap ancaman dari luar; e) Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan (Purwanto, 1993).

Kemudian seorang ayah harus duduk bersama dengan anak- anaknya dan mengajak berbicara dengan bahasa yang lembut, jangan sampai marah atau emosi saat berbicara. Oleh karena itu seorang ayah hendaknya jangan pergi ketempat tidur sebelum merasa tenang melihat keadaan anaknya. Seorang ayah harus duduk bersama dan memberitahukan apa yang bermanfaat untuk masa depannya, membatasi teman-temannya, mengajari pekerjaan yang bisa dijadikan sumber hidupnya di masa yang akan datang. Pengarahan semacam ini dilakukan agar seorang ayah lebih dekat dekat anak-anaknya (Mazhahiri, 2003). Dalam rangka pelaksanaan pendidikan nasional. Perananan keluarga sebagai lembaga pendidikan semakin tampak dan penting. Peranan keluarga terutama dalam penanaman sikap dan nilai hidup, pengembangan bakat dan minat serta pembinaan bakat dan kepribadian

(5)

(Ikhsan, 1997). Orang tua sebagai pendidik bagi anak-anaknya sendiri, fungsinya ialah mempertanggung jawabkan, melindungi, mengasuh, mengasah, dan mengasihi. Menjadi orang tua berarti ada kesediaan untuk melaksanakan fungsi yang menjadi pelaksana dan penjaga amanah yang dipercayakan kepadanya (Bakar, 2012). Adapun ayat Al-Qur’an mengenai tanggung jawab orang tua terhadap anaknya terdapat dalam surah An-Nisa ayat 9, Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh karena itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaknya mereka mengucapakan perkataan yang benar”

Ayat ini berpesan hendaknya orang-orang yang memberi nasehat kepada pemilik harta agar membagikan hartanya kepada orang lain sehingga anaknya terbengkalai, hendaknya mereka membayangkan seandainya mereka akan meninggalkan di belakang mereka, yakni anak-anak lemah itu. Apa yang mereka alami? Hendaknya mereka takut kepada Allah atau keadaan anak mereka di masa depan. Oleh sebab itu, hendaknya mereka bertakwa kepada Allah dengan mengindahkan sekuat kemampuan seluruh perintahnya dan menjauhi laranganny da hendakanya mereka mengucapkan perkataan yang benar lagi tepat (Shihab, 2002).

Tugas Dan Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anaknya

Tugas sebagai orang tua merupakan suatu tugas yang luhur dan berat. Sebab ia tidak sekedar bertugas menyelamatkan nasib anak-anaknya dari bencana hidup di dunia. Namun jauh dari itu ia bisa memikul amanat untuk menyelamatkan mereka dari siksa neraka di akhirat di mana anak merupakan amanat Tuhan bagi kedua orang tuanya. Setiap orang tua, para pendidik maupun para guru pada hakekatnya adalah mengemban amanat Allah. Karena mereka akan dimintai pertanggungan jawab oleh Allah tentang bagaimana keadaan pendidikan anak-anaknya. Menurut Zuhairini tugas orang tua terhadap anak adalah sebagai berikut:

1) Mengajarkan ilmu pengetahuan agama Islam 2) Menanamkan keimanan dalam jiwa anak 3) Mendidik anak agar taat menjalankan agama 4) Mendidik anak agar berbudi pekerti yang mulia

Oleh karena itu manusia lahir di dunia sebagai bayi yang belum dapat menolong dirinya, maka orang tua mempunyai tanggung jawab untuk mendidik anaknya dengan sebaik-baiknya. Jika tidak, ia mengelakkan tugasnya terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang menitipkan anak yang dilahirkan dikalangan orang tuanya, yaitu tugas untuk mendidik anaknya. Orang tua mengelakan tugas berarti juga mengelakkan tanggung jawab.

Pengaruh Keluarga Terhadap Pendidikan Anak

Ada keluarga yang miskin, ada pula yang kaya. Ada keluarga yang selalu diliputi oleh suasana tentram dan damai, ada pula yang sebaliknya, ada keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu yang terpelajar dan ada pula yang kurang pengetahuan. Ada keluarga yang mempunyai cita-cita tinggi bagi anaknya, ada pula yang biasa saja. Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam itu turut menentukan bagaimana dan sampai mana belajar dialami dan dicapai oleh anak-anak (Purwanto, 2010)

James Mark Baldwin mengatakan “kepribadian manusia itu merupakan hasil interaksi antara tenaga dari dalam diri anak berupa bakat dengan tenaga sosial kultural”. Sejalan dengan pendapat itu W. Stern mengatakan bahwa “di dalam perkembangan individu baik bakat atau pembawaan maupun lingkungan mempunyai peran penting”. Dari uraian di atas telah dikatakan bahwa pola hidup keluarga yang berbeda sangat besar pengaruhnya pada

(6)

tingkah laku dan sifat anak (Nawawi, 1989). Dalam uraian yang dikatakan di atas, maka keluarga merupakan salah satu faktor yang mendukung dalam kegiatan proses belajar anak. Karena dalam keluargalah anak tersebut belajar, meniru, melihat, serta berinteraksi. Jadi secara tidak langsung anak-anak memperoleh pelajaran pertama dari keluarganya sendiri. Sehingga latar belakang keluarga sangat mempengaruhi anak dalam segi fisikis maupun psikisnya.

Minat Belajar Anak

Menurut kamus Bahasa Indonesia minat disebut juga dengan keinginan yang kuat atau gairah (Aditya, 2010). Menurut Doyles Fryer minat atau intrest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktivitas yang menstimular perasaan senang pada individu. Minat sangat erat hubungannya dengan kebutuhan. Minat yang timbul dari kebutuhan anak-anak merupakan faktor pendorong bagi anak-anak dalam melaksanak-anakan usahanya. Jadi dapat dilihat bahwa minat sangat penting dalam pendidikan, sebab merupakan sumber dari usahanya (Nurkencana, 1986).

Jadi dapat dikatakan bahwa minat terkait dengan usaha, untuk menggapai sesuatu ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk menguasainya, sebaliknya orang yang kurang berminat, ia akan kurang berusaha bahkan akan mengabaikannya. Hal ini sesuai dengan fiman Allah surah An-Najm ayat 39, Artinya: “Dan bahwa seseorang manusia tiada memiliki selain apa yang telah diusahakannya”. Di dalam surah ini diberikan keterangan bahwa seorang manusia tiada memiliki sesuatu selain apa yang diusahakannya. Dan bahwa usahanya tidak baik atau yang buruk tidak akan dilenyapkan Allah. Tetapi, kelak akan dilihat dan diperlihatkan kepadanya sehingga ia akan berbangga dengan amal baiknya dan ingin menjauh dari amal buruknya. Kemudian akan diberi balasan yakni dengan balasan yang sempurna. Dalam ayat ini ada kaitannya dengan minat karena minat erat kaitannya dengan usaha. Jika seseorang berminat untuk mempelajari sesuatu maka secara tidak langsung seseorang tersebut akan berusaha semaksimal mungkin untuk mempelajarinya, yang pada akhirnya akan memperoleh hasil yang baik.

Jenis-Jenis Minat

Djali mengatakan bahwa minat memiliki unsur afeksi, kesadaran sampai pilihan nilai, pengarahan perasaan, seleksi, dan kecenderungan hati. Dari sumber tersebut kemudian dapat dirangkum pemilihan kelompok minat, berdasarkan orang dalam pemilihan kerjanya, minat terbagi menjadi ke dalam:

1. Realistis, Minat dengan membuat sesuatu dengan menggunakan bantuan alat. Orang realistik menyukai pekerjaan montir, insinyur, listrik, kehidupan liar, dan lainnya. 2. Investigatif, Orang inverstigatif termasuk orang yang berorientasi keilmuan. Mereka

umumnya berorientasi pada tugas, introspeksi, dan asosial, lebih menyukai memikirkan sesuatu dari pada melaksanakannya.

3. Artistik, Orang artistik menyukai hal-hal yang tidak terstruktur, bebas memiliki kesempatan berekpresi, sangat membutuhkan suasana yang dapat mengekspresikan sesuatu secara individual. Sangat kreatif dalam seni dan musik.

4. Sosial, Tipe ini dapat bergaul, bertanggung jawab, suka bekerja dalam kelompok, senang menjadi pusat perhatian, terampil bergaul, menyukai kegiatan menginformasikan, melatih, dan mengajar.20

5. Enterpresing, Tipe ini cenderung menguasai dan memimpin orang lain, memiliki keterampilan verbal untuk berdagang, memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan organisasi.

(7)

6. Konvensional, Tipe ini menyukai lingkungan yang sangat tertib, menyenangi komunikasi verbal, senang kegiatan yang berhubungan dengan angka, sangat efektif, menyelesaikan tugas yang berstruktur tetapi menghindari situasi yang tidak menentu (Istarani, 2015).

Minat Belajar

Belajar menurut Croncbach adalah dengan mengalami, dan dalam mengalami itu si pelajar mempergunakan panca inderanya (Suryabrata, 2011). Proses belajar dapat terjadi di mana saja dan kapan saja terlepas dari ada yang mengajarkan atau tidak. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan dan keterampilan maupun yang menyangkut sikap.

Demikian kala kita simpulkan, seseorang telah belajar kalau terdapat perubahan dalam dirinya berupa tingkah laku. Perubahan tersebut hendaknya terjadi sebagai akibat dari interaksinya dengan lingkungannya, karena proses pertumbuhan fisik atau kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan. Perubahan tersebut harus bersifat relatif permanen, tahan lama, dan menetap, tidak berlangsung sesaat saja (Sadjiman, 2010). Hakikatnya pada manusia akal mempunyai peranan penting dan dapat berkembang kompleks sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya terutama karena adanya alat komunikasi bahasa, demikian sebaliknya bahasa dipergunakan oleh akal. Manusia dapat belajar dengan adanya bahasa akal itu. Sejak manusia lahir ke dunia memang telah membawa insting (akal), kemudian insting itu disempurnakan dalam proses belajar (Sumanti, 2015).

Islam juga sangat menganjurkan umatnya untuk menuntut ilmu hal ini juga disebutkan dalam hadis nabi Artinya: “Abu hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang yang menempuh jalan menuntut ilmu, akan akan dimudahkan Allah jalan untuknya ke surga” (Uar, 2012). Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa belajar merupakan proses yang dilakukan oleh seseorang dengan lingkungannya, ataupun seseorang dengan seseorang lainnya yang membuat seseorang yang awalnya tidak mengetahui sesuatu menjadi mengerti akan sesuatu. Di dalam proses belajar ini dapat membuat seseorang menjadi berubah baik dari segi pengetahuannya, keterampilan maupun sikap dari apa yang dipelajarinya. Kemudian proses belajar tidak ada batasan umur ataupun tingkatan bagi setiap orang yang masih ingin belajar. Belajar merupakan cara kita untuk menuntut ilmu. Dalam agama islam sangat dianjurkan para umatnya untuk menuntut ilmu hal ini sesuai dengan hadis di atas bahwa ketika orang ingin menuntut ilmu Allah akan menudahkan jalan baginya. Dalam islam sangat mementingkan untuk umatnya dalam menuntut ilmu. Permasalahan minat sebenarnya merupakan aspek psikologis, karena faktor dari minat terdapat dalam diri pribadi sendiri, sebab minat itu sendiri adalah perhatian yang mengandung unsur perasaan. Menurut M. Bukhari dikatakan bahwa minat terbagi menjadi dua yaitu

1. Minat primitif, yaitu suatu minat dari kebutuhan jaringan misalnya soal makan, kebebasan beraktivitas

2. Minat cultural, yaitu suatu minat sosial yang berasal dari perbuatan belajar yang lebih tinggi.

Jika diperhatikan dan dihubungkan dengan proses belajar mengajar, khususnya bagi siswa adalah bagaimana para siswa tersebut menyenangi serta mau mengikuti dengan serius pelajaran yang disajikan oleh guru karena bagaimanapun minat secara pasti adalah unsur kejiwaan. Oleh karena itu masalah minat dalam dunia pendidikan merupakan faktor yang

(8)

penting dalam proses belajar mengajar di sekolah. Hal ini perlu dikembangakan sekaligus di bina, karena apabila minat belajar anak tumbuh dalam suasana belajar yang aktif serta produktif (Istarani, 2015). Dalam proses pendidikan dan pengajaran, minat merupakan factor yang dominan untuk dianalisis, karena berperan sebagai motivator dalam belajar. Barang siapa yang bekerja berdasarkan minat yang kuat tidak akan lelah dan cepat bosan.

METODE

Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus (Case Study). Patton (2002) yang di kutip oleh Raco, menambahkan bahwa studi kasus adalah studi tentang kekhususan dan kompleksitas suatu kasus tunggal dan berusaha untuk mengerti kasus tersebut dalam konteks, situasi dan waktu tertentu (Raco, 2010). Penelitian tentang peran orang tua dalam menumbuhkan minat belajar peserta didik di rumah yang di khususkan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ini di tujukan pada orang tua peserta didik di Desa Air Bakoman yang mana anak-anak banyak yang mengemban ilmu pendidikan di SDN 1 Air Bakoman. Sumber data sendiri didapatkan dari orang tua peserta didik dan peserta didik itu sendiri karena merekalah yang berkesinambung ketika proses belajar di rumah berlangsung. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan datanya adalah teknik berupa obseravasi, interview dan catatan lapangan (Soenyono & Basrowi, 2020). Dari sini penulis menggunakan tiga teknil analisis data berupa reduksi data, data display (penyajian data) dan verification (penarikan kesimpulan) (Basrowi & Maunnah, 2019).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam hasil pembahasan ini peneliti memfokuskan permasalahan pada peran orang tua dalam menumbuhkan minat anak pada saat proses belajar dilakukan dirumah secara daring atau online. Dimana dalam pembahasan ini peneliti dapat mengetahui apa saja yang menjadi usaha dan keluhan orang tua dalam praktek setiap harinya.

1. Minat Belajar Peserta Didik SDN 1 Air Bakoman Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus di Rumah Khususnya pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Perlu kita ketahui bersama, bahwa minat, motivasi dan perhatian merupakan faktor utama yang menggerakkan anak untuk melakukan suatu aktivitas terutama aktivitas belajarnya (Surya, 2010). Minat sendiri akan bertambah jika ada suatu dorongan dan dukungan yang menyertainnya, sehingga anak akan lebih termotivasi untuk lebih giat dalam belajar ataupun kegiatan lain yang positif. Beberapa temuan yang di dapatkan peneliti sebagai berikut:

a. Mendorong Anak untuk Berbuat Sesuatu pada apa yang akan Dikerjakan.

Menurut Darmadi objek atau keadaan yang kekuatannnya menarik akan menimbulkan minat misalnya menyelenggarakan percobaan, menyelenggarakan berbagai bentuk keterampilan, mengadakan pameran karyawisata (Darmadi, 2017). Maksudnya anak akan lebih aktif dan lebih ingin tau jika tugas yang diberikan semacam tugas dengan sebuah penemuan, keterampilan yang didokumentasi dengan video kemudian video hasil tugas tersebut dikumpulkan kepada guru.

b. Menentukan arah yang ingin di kerjakan.

c. Seperti pendapat Susanto bahwa secara konseptual minat dapat dikatakan memegang peranan penting dalam menentukan arah, pola dan dimensi berpikir seseorang dalam segala aktivitasnya, termasuk dalam belajar (Susanto, 2013). Dengan adanya minat belajar dalam diri anak, maka anak dapat menentukan apa yang ia yakini dan inginkan akan membawa pengaruh baik untuk

(9)

kedepannya. Sehingga hidup anak akan terarah dan rapi dalam segala hal. d. Menentukan perbuatan yang akan dikerjakan guna mencapai sebuah tujuan

yang bermanfaat.

Minat sendiri tidak akan tumbuh jika anak tidak ada kecintaan pada suatu objek. Jika anak dapat merasakan bahwa dengan minat anak bisa merasakan keuntungan atau kesukaan maka anak akan berusaha untuk mendapatkannya agar merasa puas dengan pencapaiannya. Jika anak dapat merasakan bahwa dengan minat anak bisa merasakan keuntungan atau kesukaan maka anak akan berusaha untuk mendapatkannya agar merasa puas dengan pencapaiannya. dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah kecenderungan individu untuk memiliki rasa senang tanpa ada paksaan sehingga dapat menyebabkan perubahan pengetahuan, keterampilan dan tingakah laku (Darusman, 2019).

2. Keoptimalan Peran Orang Tua dalamMeningkatkan Minat Belajar Anak di Rumah pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Pendidikan Agama Islam di rumah bermaksud mengarahkan anak menjadi anak yang taat kepada sang pencipta, berbakti kepada kedua orang tuanya dan dapat saling menghormati kepada sesama. Pendidikan Agama yang baik juga dapat membuat anak menjadi lebih sadar akan kekuasaan sang pencipta makhluk dan alam semesta. berikut adalah temuan peneliti pada keoptimalan peran orang tua dalam menumbuhkan minat belajar anak khusunya pada Pendidikan Agama Islam, yakni: a. Orang tua merupakan guru yang berkewajiban memberi pendidikan kepada

anak-anaknya baik berupa pengetahuan dan keterampilan maupun pengetahuan kerohanian. Pendampingan anak orang tua dalam pembelajaran dari rumah selain membantu anak dalam momen belajar juga akan membangun komunikasi yang intens dengan anak (Sudarsana, 2020). Proses belajar anak dari rumah secara daring menjadi kesempatan yang berharga dalam melatih anak belajar secara mandiri. Berkaitan dengan pendidikan anak, orang tua memiliki hak dan kewajiban. Hal tersebut secara legalitas terdapat pada UU No. 20 tahun 2003 (UU SISDIKNAS) bahwa hak dan kewajiban orang tua adalah:

1) Orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya.

2) Orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya (Sahlan, 2018: 164).

b. Orang tua merupakan figur utama dalam kehidupan anak sehingga orang tua wajib memberikan teladan dalam keseharian anak. Sosok orang tua sebagai figur yang baik yang mengispirasi anak menjadi orang yang sukses. Hal ini sangat diperlukan untuk memberi motivasi dan dorongan agar dirinya mampu melakukan sesuatu yang ia lakukan untuk meraih kesuksesan, baik dalam hal belajar, karier dan lain sebagainya (Pangarso, 2017). Figur orang tua sendiri tidak hanya ditekankan kepada perlakuan orang tua saja tapi harus konsisten dengan perkataan yang diucapkan. Sehingga anak dapat menerima apa yang dikatakan dan diperintahkan orang tua.

c. Orang tua sebagai pengawas tingkah laku anak, sehingga orang tua berhak memberikan kedisiplinan kepada anak baik dalam belajar maupun bertingkah laku. Dengan memberikan atau menerapkan metode disiplin anak didik tidak akan melakukan perbuatan yang salah atau melanggar norma yang telah diketahui sebelumnya. (Junaedi, 2017). Disiplin dalam belajar bukan berarti menekan mental anak untuk belajar, tetapi menjadikan anak agar dapat memanfaatkan waktu yang ada. Manfaat disiplin sendiri dapat dirasakan anak sebagai:

(10)

tumbuhnya kepekaan anak, tumbuhnya rasa kepedulian dalam pendidikan, tumbuhnya kemandirian, membantu berkembangnya otak dalam berfikir dan menumbuhkan sikap patuh yang baik.

d. Orang tua sebagai motivator untuk mendorong kegiatan anak terutama dalam belajar Dukungan dari orang tua di rumah meningkatkan kepercayaan diri peserta didik, mendorong peserta didik untuk berprestasi lebih baik meski harus belajar dari rumah secara daring. Segenap uapaya seperti dukungan motivasi dan lainnya harus terus ada untuk membuat anak tetap semangat. Peran motivasi dari orang tua ini bertambah penting mengingat banyak kendala menghadang yang menjadikan anak tidak dapat tekun, rajin dan disiplin dalam belajar Al - Qur’an, seperti kendala lingkungan, televisi misalnya, teman yang buruk dan kendala berupa budaya sifat malu dan sifat merasa bisa (arogan) (Syarifuddin, 2014 : 106).

3. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Orang Tua dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik dalam Proses di Rumah pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

a. Faktor pendukung 1) Minat anak

Dalam pengembangan apapun selalu dibutuhkan sebuah minat sebagai pendorong, begitu juga dengan belajar yang mana jika minat anak sangat besar maka keingin tauhannya pada sebuah manfaat ilmu dalam belajar akan semakin besar juga. Menurut Slamento (2010) yang dikutip oleh Syahputra berpendapat, seorang siswa yang memiliki minat belajar ditandai dengan:

a) Rasa lebih suka terhadap belajar dari pada keinginan lain b) Rasa ketertarikan dlam kegiatan belajar

c) Menyukai kegiatan akademis

d) Memiliki partisipasi yang tinggi terhadap belajar (Syahputra, 2020). 2) Keluarga

Keluarga adalah orang paling terdekat dengan anak dilingkungan rumah. Dalam Onatsu-Arvilommi yang dikutip ole Slamento mengungkapakn bahwa, tidak kalah pentingnya adalah ketersediaan waktu dan perhatian orang tua terhadap anak-anaknya yang pada akhirnya berupa dukungan baik fisik maupun emosional dari orang tua beserta harapan-harapannya terhadap anak. 3) Teman bergaul

Teman adalah orang yang selalu ada dimanapun anak berada baik di sekolah maupun di rumah. Teman sendiri dapat berupa teman bermain, teman belajar bahkan orang tua sendiri bisa menjadi teman baik ketika di rumah. Pengontrolan orang tua sendiri harus diketatkan ketika anak bermain bersama teman-temannya, karena bisa saja anak menjadi lupa waktu dalm belajar. 4) Fasilitas

Fasilitas belajar di rumah yang memadai dapat mempermudah dan mempercepat proses belajar siswa. Fasilitas belajar dari rumah sendiri dapat dibantu dengan adanya fasilitas seperti gadget, televise, radio, medi massa dan lain sebagainya. Semua orang pasti sangat membutuhkan adanya fasilitas . Fasilitas pembelajaran berfungsi untuk memudahkan proses pembelajaran dan pemenuhan kebutuhan proses pembelajaran.

5) Cita-cita

(11)

upaya lebih banyak yang dapat diindikasikan sebagai berikut: a) Berusaha menguasai semua mata pelajaran untuk menggapain cita-cita. b) Beranggapan bahwa semua tugas yang diberikan sekolah sangat penting bagi kebutuhan cita-cita dan kehidupan di masa depan. c) Sifat keingin tahuan yang tinggi pada pengetahuan yang baru. d) Berusaha menunjukkan prestasi kepada guru dan orang tua. e) Menambah pengetahuan demi gtercapainya cita-cita.

b. Faktor Penghambat

1) Keterbatasan media dalam menyampaikan materi pelajaran

Keterbatasan media seperti Gadget memang kerab menjadi kendala pada proses belajar dari rumah berlangsung. Sangat tidak masuk akal jika pemilihan suatu strategi penyampaian pembelajaran tidak didukung oleh tersedianya sumber-sumber belajaranatara lain media pembelajaran

2) Kurangnya motivasi belajar anak

Motivasi sendiri ada dua macam dalam pelaksanaannya, yakni: a) Motivasi ekstrinsik b) Motivasi intrinsic. Menurut Redaksi Health Secret Ibu harus berusaha menubuhkna motivasi belajar anak dengan cara mengatur jadwal belajarnya, menjelaskan kenapa ia harus belajar, minta ia mematuhi jadwalnya, juga terus memberikan dukungan dan semangat kepada anak

3) Penerapan disiplin dalam belajar

Disiplin belajar dapat dilakukan dan diajarkan pada anak di sekolah maupun di rumah dengan cara mebuat semacam peraturan atau tata tertib yang wajib dipatuhi oelh setia anak dalam belajarnya (Kadir dkk, 2019 : 68). Kurangnya kesadaran orang tua dalam menegakkan sebuah kedisplinan dapat berakibat pada prestasi belajar anak. Tanpa adanya kedisiplinan dari orang tua ketika belajar di rumah anak akan sulit membagi waktu antara belajar, bermain dan istirahat.

Penelitian ini sejalan penelitaian Lya, dkk (2020) yang menyatakan bahwa peran orang tua terhadap minat belajar anak sangat besar, apalagi jika proses pembelajaran dilakukan di rumah. Orang tua yang membantu pihak sekolah dalam menyampaikan materi pelajaran serta mengerjakan tugas dan ulangan harian berperan sebagai motivator agar anak tidak malas, sehingga prestasinya akan terus tumbuh dan meningkat.

SIMPULAN

Berdasarkan uaraian yang ada, peneliti menyimpulan dalam proses kegiatan belajar dari rumah yang dianjurkan pemerintah seperti saat ini haruslah orang tua lebih ekstra dan maksimal dalam mendampingi anak mengerjakan tugas di rumah. Seperti halnya minat belajar anak SD Negeri 1 Air Bakoman ketika belajar dari rumah, yang mereka alami adalah naik turunnya minat yang disebabkan belum maksimalnya proses belajar dan sedikit kurangnya kepekaan orang tua dalam menumbuhkan minat anak itu sendiri. Menumbuhkan minat pada anak sendiri berupaya untuk memiliki semangat belajar dan tetap berprestasi walaupun belajar dari rumah ini yang terkadang membuat anak-anak merasa cepat bosan. Orang tua adalah figur panutan bagi seorang anak yang dapat berpengaruh besar bagi kelangsungan anak dimasa depan. Dimana tingkah laku dan keberhasilan dalam prestasi anak terutama dalam belajar sebagian besar tercapai karena peran orang tua yang menjadi faktor utama. Menjadi panutan yang baik bagi seorang anak menuntut orang tua untuk dapat memberikan contoh dalam berperilaku maupun dalam perkataan maupun dalam mengaplikasiannya. Dalam sebuah kegiatan yang sedang berlangsung pasti ada saja faktor pendukung dan penghambat yang menjadi tantangan bagi orang yang sedang melakukannya. Faktor pendukung seperti minat belajar, cita-cita, fasilitas yang ada, teman di sekitar

(12)

lingkungan dan peran keluarga dapat menjadikan anak bersemangat dalam belajar. Tetapi keterbatasan media, kurangnya motivasi juga dapat menjadi faktor penghambat bagi kelancaran proses belajar. Sehingga memang orang tua harus ekstra dalam menyediakan apa yang dibutuhkan anak pada waktu kegiatan belajar dari rumah berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Fikri. (2010). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, As Agency

Bakar, Rosdiana Abu. (2012). Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: Citapustaka Media Perintis

Basrowi & Maunnah, B. (2019) The Challenge of Indonesian Post Migrant Worker's Welfare, JARLE, Vol 10 Issue 4(42) https://doi.org/10.14505//jarle.v10.4(42).07

Soenyono & Basrowi. (2020) Form And Trend Of Violence Against Women And The Legal Protection Strategy. International Journal of Advanced Science and Technology. Vol 29 (5). http://sersc.org/journals/index.php/IJAST/issue/archive

Choiri, Y., Hanif, M., & Hasan, N. (2019) Peran Orang tua Dalam Pendidikan Agama Islam Anak Usia Remaja Di Dusun Santren Desa Mendalan Wangi Kec. Wagir Kab. Malang. Vicratina: Volume 4 Nomor 7.

Darusman, A. (2019). Pengaruh Media Online Terhadap Minat Belajar Siswa (Studi Kasus: SMK Islam Wijaya Kusuma). Jakarta: PT. Traindo Bangun Negeri.

Ikhsan, Fuad. (1997). Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta Istarani. (2015). Ensiklopedia Pendidikan. Medan: Media Persada

Junaedi, M. (2017). Paradigma Baru Filsafat Pendidikan Islam. (Cet. I). Depok: Kencana. Kadir, dkk. (2019). Pembelajaran Matematika Dalam Era Revolusi Industri 4.0. Kendari. Karni, Asrori, S. (2009). Etos Studi Kaum Santri. (Cet. I). Bandung: Mizan Media

Utama.

Lya, Yurindhar Rizcha Utama; Hanief, Muchammad; & Dewi, Mutiara Sari. (2020). Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik Di Rumah Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SD Negeri 1 Sidorenggo Ampelgading. VICRATINA: Jurnal Pendidikan Islam. Vol. 5 No. 11.

Mardiyah. (2015). Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Agama Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak, Jurnal Kependidikan, Vol. III No. 2

Mazhahiri. (2003). Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Lentera Basritama

Nawawi. (1989). Organisasi Sekolah Dan Pengelolaaan Kelas. Jakarta: Inti Idayu Press Nurkencana, Wayan. (1986). Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional

Pangarso, S. (2017). Jurus Jitu Mendampingi Belajar Anak Di Usia Emas. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Purwanto, Ngalim. (1993). Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Purwanto, Ngalim. (2010). Psikologi Pendidikan. CV Remadja Rosdakarya

Raco. (2010). Metode Penelitian Kualitatif: Jenis Karakteristik Dan Keunggulannya. Jakarta: Grasindo

Sadjiman, Arief. (2010). Media Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Sahlan, Abdul, K. (2018). Mendidik Perspektif Psikologi. (Cet. I). Yogyakarta: Deepublish. Shihab, Quraish. (2002). Tafsir Al Misbah. Jakarta: Lentera Hati

Sudarsana, I, Ketut dkk. (2020). Covid-19: Perspektif Pendidikan. Online: Yayasan Kita Menulis.

Sumanti, Solihah Titin. (2015). Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

(13)

Komputindo.

Suryabrata, Sumandi. (2011), Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajagrafindo Persada

Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. (Cet. I). Jakarta: Prenadamedia.

Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.

Syahputra, E. (2020). Snowball Throwing Tingkatkan Hasil Belajar. (Cet. I). Sukabumi: Haura Publishing.

Syarifuddin, A. (2004). Mendidik Anak Membaca, Menulis Dan Mencintai Al-Qur’an. (Cet. I). Jakarta: Gema Insani Press.

Referensi

Dokumen terkait

PENYELENGGARAAN PESANTREN RUANG KOMISI IV SENIN, 5 APRIL 2021 BIDANG DAYASOS 78 KEMENSOS RI 28 MEI 2021 UNDANGAN HARI LANJUT USIA NASIONAL ZOOM MEETING SABTU, 29 MEI 2021 BIDANG

Kecerdasan spiritual (SQ) yang dimiliki seseorang diharapkan mampu menumbuhkan semangat positif dalam melakukan kegiatan baik dalam kehidupan pribadi maupun

Program pengabdian masyarakat mengenai pengembangan situs batuberani berbasis pariwisata yang berkelanjutan dan online marketing campaign telah dilaksanakan di Dusun

Prestasi belajar matematika dapat memberikan kemajuan bagi diri seorang siswa setelah mendapatkan materi pelajaran yang telah diajarkan disekolah, seperti yang dinyatakan

dan Pengamatan Revisi Refleksi Pelaksanaan dan Pengamatan Perencanaan Revisi SIKLUS I SIKLUS II.. observasi aktivitas siswa dan soal tes.sehingga peneliti dapat

Dari Permasalahan tersebut, pelaksanaan PkM di Dusun Pulo Kalurahan Gulurejo yaitu dengan mengadakan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan pengolahan Sumber Daya

HIRARC adalah serangkaian proses mengidentifikasi bahaya yang dapat terjadi dalam aktifitas rutin ataupun non rutin di perusahaan kemudian melakukan penilaian risiko

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas silase hijauan yang dihasilkan dari pertanaman Clitoria ternatea yang ditanam secara monokultur atau sebagai tanaman