• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

6

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Dasar Sistem Basis Data 2.1.1 Pengertian Sistem

Menurut McLeod (2001, p11), sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan.

Suatu sistem memilki karakteristik tertentu, yaitu : - Komponen-komponen (components) - Batas sistem (boundary)

- Lingkungan luar sistem (environments) - Penghubung (interface)

- Masukan (input) - Keluaran (output) - Pengolah (process) - Sasaran (objectives) - Tujuan (goal)

2.1.2 Pengertian Analisis Sistem

Menurut McLeod (2001, p190), analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada yang bertujuan untuk merancang sistem baru atau diperbaharui.

(2)

2.1.3 Pengertian Perancangan Sistem

Menurut McLeod (2001, p238), perancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru, jika sistem itu berbasis computer, perancangan dapat menyatakan spesifikasi peralatan yang akan digunakan.

2.1.4 Pengertian Data

Data adalah sebuah representasi dari obyek - obyek dan kejadian - kejadian yang berarti dan penting di lingkungan pemakai. (Hoffer, Prescott, dan McFadden, 2002, p5).

Data merupakan sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol - simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep.

Data adalah bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti “sesuatu yang diberikan”. Dalam penggunaan sehari - hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya.

Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata- kata, atau citra. (Vardiansyah, Dan,. 200,. p3).

(3)

Menurut Hoffer, Prescott, dan McFadden (2002, p5), informasi adalah data yang telah diproses melalui beberapa cara untuk meningkatkan pengetahuan dari orang yang menggunakan data.

Informasi merupakan hasil pengolahan dari sebuah model, formasi, organisasi, ataupun suatu perubahan bentuk dari data yang memiliki nilai tertentu, dan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan bagi yang menerimanya. Dalam hal ini, data bisa dianggap sebagai obyek dan informasi adalah suatu subyek yang bermanfaat bagi penerimanya.

Informasi juga bisa disebut sebagai hasil pengolahan ataupun pemrosesan data.

Informasi adalah istilah dengan banyak arti bergantung pada konteks, tetapi sebagai aturan berhubungan erat dengan konsep seperti arti, pengetahuan, negentrophy, komunikasi, kebenaran, representasi, dan rangsangan mental.

Sekalipun banyak orang menyatakan munculnya “era reformasi”,

“masyarakat informasi”, dan teknologi informasi, dan sungguhpun ilmu informasi dan ilmu komputer sering disorot, kata “informasi” sering dipakai tanpa pertimbangan dan hati - hati dari berbagai arti yang dimiliki.

2.1.5 Basis Data

Basis data adalah kumpulan data logikal yang saling berhubungan, dan deskripsi dari data, didesain untuk memenuhi kebutuhan informasi sebuah organisasi. (Connolly & Begg, 2005, p15).

(4)

Basis data adalah kumpulan data yang persisten. Syarat data yang persisten adalah sesuatu yang kurang jelas, tetapi dirancang untuk menyiratkan data lebih atau kurang bebas keberadaannya atau semi permanen. (Steven Roman, 2002, p11).

2.1.6 Database Management System

DBMS adalah sebuah piranti lunak yang memungkinkan user untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengontrol akses ke basis data. (Connolly & Begg, 2005, p16). DBMS berinteraksi dengan user aplikasi program dan database.

DBMS menyediakan fasilitas :

1. Data Definition Language (DDL), yang berguna untuk membantu spesifikasi tipe data, struktur, dan constraint data.

2. Data Manipulation Language (DML), yang berguna untuk memberikan fasilitas query data.

3. Pengendalian akses database, antara lain mengontrol :

- Keamanan sistem : mencegah user yang tidak memiliki hak akses untuk mengakses database.

- Integritas sistem : menjaga konsistensi data.

- Pengendalian share data.

- Backup dan Recovery sistem.

- Katalog deskripsi data dalam database.

4. Mekanisme View, yang berfungsi untuk menyediakan data yang hanya diinginkan dan diperlukan user.

(5)

2.1.6.1 Komponen DBMS

Menurut Connolly & Begg (2005, p18), ada 5 komponen utama dalam lingkungan database yaitu :

a. Perangkat keras (Hardware)

Perangkat keras bisa berupa Personal Computer, single mainframe, dan jaringan-jaringan komputer. Penggunaan perangkat keras tergantung pada kebutuhan organisasi dan DBMS yang digunakan.

b. Perangkat lunak (Software)

Komponen perangkat lunak berupa: perangkat lunak DBMS itu sendiri, sistem operasi (OS), software jaringan bila diperlukan (bila DBMS digunakan dalam sebuah jaringan), dan juga aplikasi program.

c. Data

Komponen paling penting dalam DBMS yang berasal dari sudut pandang end-user yaitu data. Data berfungsi untuk menghubungkan mesin dengan user. Basis data berisi data operasional dan metadata.

d. Prosedur

Prosedur yaitu instruksi dan aturan yang harus ada pada desain dan kegunaan dari database dan DBMS. User sistem dan staff yang mengatur basis data membutuhkan aturan-aturan untuk menjalankan sebuah sistem.

(6)

e. Pemakai (People)

Ada 4 kelas user dalam penggunaan DBMS, yaitu:

1. Data Administrator

Data administrator lebih memperhatikan tahapan awal dari lifecycle. Data administrator mengatur sumber daya data, meliputi : perencanaan basis data, pengembangan dan pemeliharaan standar, kebijakan, prosedur, dan desain basis data logikal dan konseptual. Database administrator mengatur realisasi fisik dari aplikasi basis data yang meliputi desain fisik basis data dan implementasi, pengaturan keamanan dan kontrol integritas, pengawasan performa sistem dan pangaturan ulang database.

2. Database Designer

Ada 2 tipe database designer, yaitu : a. Logical database designer

Logical database designer mengarah pada identifikasi data (entitas dan attribute), hubungan antara data dan constraint data yang akan disimpan dalam basis data.

b. Physical database designer

Physical database designer memutuskan bagaimana desain basis data logikal direalisasikan dalam bentuk fisikal.

(7)

3. Application Developer

Application Developer bertanggung jawab untuk mengimplementasikan aplikasi program yang memenuhi kebutuhan end-user.

4. End-user

Menurut penggunaan sistem, end–user dibagi 2, yaitu:

a. Native User

Native User adalah user yang tidak mengerti tentang basis data dan DBMS, Native User menggunakan basis data dengan memasukkan perintah sederhana atau memilih pilihan dari menu.

b. Sophisticated User

Sophisticated User adalah user yang sudah mengerti tentang basis data dan DBMS.

Sophisticated User menggunakan high-level query language seperti SQL untuk menampilkan kebutuhan operasi.

2.1.6.2 Keuntungan dan Kerugian DBMS

Menurut Connolly & Begg (2005, p26), keuntungan dari DBMS adalah:

(8)

a. Mengontrol Redudansi Data

Pendekatan basis data tidak akan menghilangkan duplikasi data secara keseluruhan, tetapi mengontrol jumlah duplikasi data yang akan disimpan dalam basis data.

b. Konsistensi data

Dengan mengontrol atau menghilangkan duplikasi data, maka dapat mengurangi resiko data yang tidak konsisten.

c. Informasi yang didapat lebih banyak dengan data yang sama Dengan mengintegrasikan data operasional, maka perusahaan dapat memperoleh tambahan informasi dengan data yang sama.

d. Sharing of Data

Basis data dimiliki oleh keseluruhan perusahaan dan dapat di- share oleh semua pemakai yang berhak.

e. Meningkatkan integritas data

Integritas data menunjuk pada kebenaran dan konsistensi data yang disimpan.

f. Meningkatkan keamanan

Keamanan basis data adalah proteksi basis data dari user yang tidak memiliki akses. Biasanya penggunaan username dan password digunakan untuk mengidentifikasi orang yang memiliki akses untuk menggunakan basis data.

(9)

g. Pelaksanaan standarisasi (enforcement of standard)

Integrasi memperbolehkan Database Administrator untuk mendefinisikan dan melaksanakan kebutuhan standar.

h.. Economy of Scale

Dengan menggabungkan seluruh operasional data menjadi satu dan menciptakan sebuah aplikasi yang bekerja dengan satu sumber data, maka diharapkan dapat mengurangi biaya keseluruhan.

h. Menyeimbangkan konflik kebutuhan

Database membuat keputusan mengenai desain dan kebutuhan operasional basis data untuk menyediakan sumber data bagi perusahaan.

i. Meningkatkan produktivitas

DBMS menyediakan banyak fungsi standar yang memudahkan programmer.

j. Memperbaiki pemeliharaan data melalui data independence Deskripsi data dan pengaksesan data dibangun pada masing- masing program aplikasi, membuat program bergantung pada data.

l. Meningkatkan concurrency

DBMS mengatur akses concurrent database dan memastikan bahwa masalah tidak akan muncul.

(10)

m. Mengembangkan layanan recovery dan backup

DBMS menyediakan fasilitas untuk meminimalkan jumlah proses yang dapat menyebabkan kegagalan.

n. Memperbaiki pengaksesan data dan hasilnya

Menyediakan sistem yang berjalan dengan fungsi-fungsi untuk memperoleh data.

Menurut Connolly & Begg (2005, p26), kerugian dari DBMS adalah:

a. Kompleksitas

DBMS yang baik membuat DBMS menjadi lebih kompleks.

b. Ukuran (size)

DBMS yang kompleks membutuhkan perangkat lunak yang besar, memerlukan disc space dan memori yang besar untuk menjalankannya.

c. Biaya penggunaan DBMS

Biaya penggunaan DBMS tergantung pada lingkungan dan fungsi-fungsi yang disediakan oleh DBMS.

d. Penambahan biaya perangkat keras

Kebutuhan penyimpanan untuk DBMS dan basis data memerlukan penambahan disc storage.

e. Biaya konversi

Penambahan untuk biaya mengonversi aplikasi yang sudah ada untuk berjalan pada DBMS yang baru.

(11)

f. Pengaruh dari kerusakan yang tinggi

Sentralisasi data meningkatkan serangan terhadap sistem.

g. Kinerja (performance)

DBMS dibuat lebih umum, untuk melayani banyak aplikasi sehingga mempengaruhi kinerja DBMS itu sendiri.

2.1.7 Definisi Data Definition Language (DDL)

Data Definition Language (DDL) adalah sebuah bahasa yang memberikan fasilitas kepada DBA (Database Administrator) atau pengguna untuk menjelaskan dan menamakan entiti, attribute, dan relationship yang dibutuhkan untuk aplikasi, bersama dengan integritas yang berhubungan dan batasan-batasan keamanan (Connolly dan Begg, 2005, p40). DDL Digunakan untuk mendefinisikan basisdata, tabel, dan view.

2.1.8 Definisi Data Manipulation Language (DML)

DML (Data Manipulation Language) menurut Connolly (2005, p40) merupakan bahasa yang menyediakan operasi-operasi yang digunakan untuk memanipulasi data didalam basis data. Operasi-operasi DML:

• Insert : memasukkan data baru kedalam database

• Update : mengubah data yang ada didalam database

• Retrieve : mengambil data dari database

• Delete : menghapus data dari database

(12)

2.1.9 Database Aplication Life Cycle

Sebuah sistem basisdata adalah komponen pokok dari sebuah sistem informasi, dan perkembangan serta penggunaannya harus dilihat dari sudut pandang kebutuhan perusahaan yang lebih besar (Connolly dan Begg, 2005, p282). Penting untuk diperhatikan bahwa tahapan dalam daur hidup aplikasi basisdata tidaklah harus berurutan, tetapi melibatkan beberapa perulangan dari tahapan sebelumnya melalui perulangan feedback

Gambar 2.2 Database Lifecycle (Connolly dan Begg, 2005, p284)

Tahapan daur hidup aplikasi basisdata (Connolly, 2002, p272), meliputi aktivitas-aktivitas utama sebagai berikut :

(13)

Tahap 1. Perencanaan Basis Data (Planning)

Merupakan aktivitas manajemen yang memungkinkan tahapan dari database application lifecycle direalisasikan seefektif dan seefisien mungkin. Perencanaan database harus terintegrasi dengan keseluruhan strategi sistem informasi dan organisasi.

Tahapan perencanaan basis data :

• Mengindentifikasikan rencana dan tujuan (goal) dari pembuatan aplikasi basis data untuk menetapkan kebutuhan dari sistem informasi.

• Evaluasi sistem yang sudah ada untuk menentukan kelebihan dan kekurangannya.

• Menaksir kesempatan bagi teknologi informasi yang mungkin menghasilkan keuntungan.

Tahap 2. Pendefinisian Sistem (Sistem Definition)

Menspesifikasikan ruang lingkup dan batasan dari aplikasi basis data, user dan area aplikasi. Ruang lingkup yang dispesifikasikan bukan hanya ruang lingkup dari user sekarang ini, tapi juga dari user yang mungkin ada pada masa yang akan datang.

Selain itu pada tahap ini perlu diidentifikasikan user view yang terdapat dalam aplikasi basis data. User views mendefinisikan apa yang diperlukan dari aplikasi basis data dari

(14)

peran jabatan tertentu seperti manajer atau supervisor ataupun keseluruhan area aplikasi (Marketing, Personalia, dan bagian gudang). Aplikasi basis data dapat memliki satu atau lebih user view. Identifikasi user view, membantu memastikan bahwa tidak ada user utama dari suatu database yang terlupakan ketika pembuatan aplikasi baru yang dibutuhkan.

Tahap 3. Pengumpulan dan Analisis Kebutuhan (Requirement Collection And Analysis)

Mengumpulkan dan menganalisa informasi tentang bagian dari organisasi yang harus didukung oleh aplikasi basis data dan menggunakan informasi itu untuk mengindentifikasikan kebutuhan user dari sistem basis data baru. Informasi yang dikumpulkan mencakupi:

o Gambaran / deskripsi dari data yang digunakan dan diolah o Rincian mengenai bagaimana data akan digunakan dan diolah o Kebutuhan tambahan untuk aplikasi basis data yang baru

Informasi ini kemudian dianalisa untuk mengindentifikasikan kebutuhan informasi aplikasi database yang baru. Tiga pendekatan untuk mengelola kebutuhan dari aplikasi basis data dengan banyak user view:

a. Pendekatan tersentralisasi : kebutuhan dari tiap user digabung menjadi satu set untuk aplikasi basis data yang baru.

(15)

b. Pendekatan view terintegrasi : kebutuhan dari tiap user view digunakan untuk membangun model data yang terpisah untuk mempresentasikan user view tersebut. Hasil dari model data lokal akan digabungkan menjadi model data global di tahap akhir perancangan basis data.

c. Gabungan pendekatan tersentralisasi dengan view terintegrasi.

Tahap 4. Perancangan Basis Data Konseptual (Conceptual Design)

Rancangan konseptual basis data adalah proses membangun sebuah model dari informasi yang digunakan di dalam perusahaan, dan tidak bergantung pada semua aspek fisik.

Seperti target DBMS, program aplikasi, bahasa program, hardware, performance, atau dari model fisik yang lain.

Tahap 5. Perancangan Basis Data Logikal (Logical Design)

Proses pembuatan model dari informasi yang digunakan dalam perusahaan berdasarkan data model yang spesifik.

Tahap 6. Perancangan Basis Data Fisikal (Physical Design)

Proses yang menghasilkan deskripsi implementasi basis data di tempat penyimpanan sekunder, yang menggambarkan relasi dasar, organisasi file-file dan indeks yang digunakan untuk mengakses data secara efisien, memenuhi batasan integritas dan faktor keamanan.

(16)

Tahap 7. Pemilihan DBMS (DBMS Selection)

Proses penyelesaian DBMS yang cocok untuk mendukung aplikasi basis data. Langkah-langkah dalam pemilihan DBMS, antara lain:

o Menetapkan arti dari penelitian : pada langkah ini ditentukan tujuan dari penelitian dan tugas-tugas yang harus bisa dilakukan DBMS.

o Menyeleksi dua atau tiga produk : menentukan beberapa DBMS yang masuk kriteria yang dibutuhkan. Kriterianya bisa berupa harga, perangkat keras yang didukung, platform yang didukung, dan lain-lain.

o Evaluasi produk : membandingkan kinerja dari beberapa DBMS yang sudah diseleksi, bisa berdasarkan fitur yang tersedia atau kinerjanya.

o Memilih produk DBMS yang terbaik dan membuat dokumentasi dari tahapan pemilihan tersebut.

Tahap 8. Perancangan Aplikasi (Application Design)

Merancang user interface dan program aplikasi yang menggunakan dan mengolah basis data. Dua aspek perancangan aplikasi:

(17)

1. Perancangan transaksi a. Retieval Transaction

Transaksi pengambilan data dari basis data untuk ditampilkan di layar maupun untuk pembuatan laporan.

b. Update Transaction

Transaksi yang mencakup penambahan record baru, menghapus record lama dan memodifikasi record dalam basis data.

c. Mixed Transaction

Transaksi yang melibatkan pengambilan dan peng-update- an data.

2. Pedoman perancangan user interface

Berikut adalah aturan dari perancangan user interface:

a. Judul yang berarti

b. Instruksi yang dapat dimengerti c. Pengelompokan dan pengurutan fields

d. Layout dari form atau laporan yang konsisten e. Label field yang familiar

f. Istilah dan singkatan yang konsisten

g. Ruang dan batasan yang jelas untuk field penginputan data h. Pergerakan kursor yang nyaman

i. Pengeditan kesalahan karakter dan nilai yang tidak sesuai j. Fields opsional ditandai dengan jelas

(18)

k. Pesan penjelasan untuk fields yang ada l. Tanda penyelesaian suatu transaksi

Tahap 9. Prototyping

Membangun model aplikasi basis data dimana user dan pembuat aplikasi dapat melihat dan mengevaluasi bagaimana sistem akhir akan terlihat dan bagaimana fungsi-fungsinya dioperasikan. Prototyping digunakan agar user dapat mengetahui fitur dalam aplikasi basis data dan jika memungkinkan memberikan pendapat atau masukan terhadap aplikasi basis data.

Tahap 10. Implementasi

Penerapan dan perwujudan fisikal dari basis data dan perancangan aplikasi. Implementasi basis data didapat dari penerapan Data Definition Language (DDL) dan Graphical User Interface (GUI). Program aplikasi yang biasa digunakan merupakan third generation language (3GL) atau fourth generation language (4GL). Bahasa program yang biasa digunakan, antara lain : Visual Basic, Delphi, C++, Java, Pascal, Cobol, Ada.

Keamanan dan integrity juga diimplementasikan pada tahap ini. Biasanya digunakan program yang mendukung Stucture Query Language (SQL), seperti MySQL, SQL server, dan Oracle.

(19)

Tahap 11. Konversi Data dan Loading (Data Conversion and Loading) Proses transfer data yang sudah ada ke dalam basis data yang baru dan mengkonversi aplikasi yang sudah ada untuk dijalankan di basis data yang baru.

Tahap 12. Pengujian (Testing)

Proses mengeksekusi program aplikasi dengan tugas mencari kesalahan. Dengan pengujian kita dapat mengetahui apakah basis data dan program aplikasinya bekerja sesuai dengan spesifikasi dan harapan kita. Situasi yang ideal dalam pengujian juga harus melibatkan user.

Tahap 13. Perawatan Operasional (Operational Maintenance)

Proses memonitor dan merawat sistem setelah proses instalasi. Proses perawatan meliputi:

• Mengawasi kinerja sistem. Apabila kinerja sistem menurun di bawah tingkat yang diharuskan, maka perbaikan atau pengorganisasian basis data diperlukan.

• Meng-upgrade basis data apabila diperlukan

(20)

2.1.10 Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD merupakan alat bantu yang digunakan untuk menggambarkan model data yang didapat dari spesifikasi kebutuhan.

Model ERD biasanya dinyatakan sebagai ERD. Bagian yang membangun model ERD adalah Entity types, relationship, dan attributes.

2.1.10.1 Tipe Entity (Entity Type)

Konsep dasar dari model ERD adalah Entity Types yaitu kumpulan dari objek-objek dengan sifat properti yang sama, yang diidentifikasi oleh enterprise mempunyai eksistensi yang independent. Entity type menurut Connolly (2005, p343) merupakan sekumpulan objek yang memiliki properties yang sama didalam sebuah aplikasi. Kejadian entity (Entity Occurrence) adalah objek yang terindentifikasi didalam tipe entity. Entity yang bisa didefinisikan antara lain : person, place ataupun concept. Beberapa contoh dari masing-masing tipe entity adalah:

• Person : EMPLOYEE, STUDENT

• Place : BRANCH, REGION, COUNTRY

• Concepts of interest: BID

• Tipe Entity terbagi dalam 2 jenis, yaitu:

(21)

o Strong Entity Type : Entity type yang keberadaannya tidak bergantung oleh adanya entity lain.

o Weak Entity Type : Entity type yang keberadaannya bergantung oleh adanya entity lain.

2.1.10.2 Hubungan (Relationship)

Relationship menurut Connolly (2005, p346) adalah suatu hubungan yang berarti antar satu atau lebih tipe entity.

Didalam suatu relationship terdapat batasan-batasan yang kita sebut dengan multiplicity. Multiplicity adalah nilai atau jangkauan nilai dari suatu kejadian tipe entity yang mungkin berhubungan dengan kejadian tipe entity lain melalui hubungan yang bersangkutan. Jenis batasan multiplicity terdiri dari:

• One-to-one (1:1) Relationships

• One-to-many (1:*) Relationships

• Many-to-many (*:*) Relationships

2.1.10.3 Attribute

Attribute menurut Connolly (2005, p350) adalah property atau karakter dari tipe entity atau relationship. Setiap tipe entity mempunyai satu set attribute.

(22)

Attribute domain adalah himpunan nilai yang diperlukan untuk satu atau lebih attribute. Macam-macam attribute :

1. Simple Attribute, yaitu attribute yang terdiri dari satu komponen tunggal dengan keberadaan yang independent dan tidak dapat dibagi menjadi lebih kecil lagi. Dikenal juga dengan nama atomic attribute.

2. Composite Attribute, yaitu attribute yang terdiri dari beberapa komponen, dimana masing-masing komponen memiliki keberadaan yang independen. Misalkan attribute Address dapat terdiri dari Street, City, PostCode.

3. Single-valued Attribute, yaitu attribute yang mempunyai nilai tunggal untuk setiap kejadian. Misalnya entitas Branch memiliki satu nilai untuk attribute branchNo pada setiap kejadian.

4. Multi-valued Attribute, yaitu attribute yang mempunyai beberapa nilai untuk setiap kejadian. Misal entitas Branch memiliki nilai untuk attribute telpNo pada setiap kejadian.

5. Derived Attribute, yaitu attribute yang memiliki nilai yang dihasilkan dari satu atau beberapa attribute lainnya, dan tidak harus berasal dari satu entitas.

(23)

2.1.10.4 Keys

Candidate key adalah beberapa attribute yang secara unik mengidentifikasikan setiap entity.

Primary key adalah attribute unik yang mengidentifikasi setiap row dalam table. Candidate key yang terpilih untuk mengidentifikasi secara unik setiap entity.

Alternate key adalah candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key.

Composite key adalah candidate key yang terdiri dari dua attribute atau lebih.

Foreign key adalah attribute sebuah tabel yang menggabungkan diri ke tabel lain.

Beberapa entity mungkin punya lebih dari satu candidate key, tetapi perancang harus memilih salah satu dari candidate key untuk dijadikan primary key.

2.1.10.5 Aggregation

Aggregation menurut Connolly (2005, p383) merepresentasikan hubungan ‘memiliki’ (has-a) atau ‘bagian dari’ (is-part-of) antara tipe entity, dimana satu pihak mewakili

‘seluruh’ (whole) dan yang lain mewakili ‘bagian’ (part).

Contoh cabang ‘memiliki’ staf. Cabang merupakan ‘seluruh’

dan staf merupakan ‘bagian’.

(24)

2.1.10.6 Composition

Composition menurut Connolly (2005, 384) adalah bentuk spesifik dari aggregation yang merepresentasikan hubungan antara entity, dimana terdapat hubungan yang kuat pada ‘seluruh’ dan ‘bagian’. Pada composition, ‘seluruh’

bertanggung jawab dalam pembuatan dan penghapusan dari

‘bagian’.

2.1.11 Normalisasi

Normalisasi menurut Connolly (2005, p388) adalah teknik untuk menghasilkan sekumpulan relasi dengan properti yang diinginkan, berdasarkan kebutuhan data dari perusahaan. Adapun proses normalisasi, yakni:

1. Bentuk normal pertama (1NF)

Sebuah relasi dimana setiap baris dan kolom terdiri dari satu dan hanya satu nilai.

2. Bentuk normal kedua (2NF)

Sebuah relasi dimana sudah dalam bentuk normal pertama dan setiap attribute yang bukan merupakan primary key bergantung penuh secara fungsional pada primary key-nya.

3. Bentuk normal ketiga (3NF)

Sebuah relasi dimana sudah dalam bentuk normal pertama dan kedua, serta attribute yang bukan non-primary key bergantung secara transitif pada primary key.

(25)

4. Boyce-Codd normal form (BCnf)

Suatu relasi memenuhi BCNF jika dan hanya jika setiap determinan yang ada pada relasi tersebut adalah kunci kandidat (candidate keys).

Determinan adalah gugus atribut dimanaa satu atau lebih atribut lain tergantung secara fungsional.

5. Bentuk normal keempat (4NF)

Suatu relasi memenuhi 4NF jika telah berada pada BCNF dan tidak mengandung dua atribut atau lebih yang bernilai banyak

6. Bentuk normal kelima (5NF)

Sebuah relasi yang biasa disebut Project-Join Normal Form (PJNF).

Relasi ini berhubungan dengan ketergantungan relasi antar tabel (Join Dependency).

2.1.12 Metode Perancangan

Metode perancangan secara umum menggunakan Software Life Cycle Model, Waterfall Model. Secara khusus perancangan dilakukan dengan State Transition Diagram. Waterfall Model merupakan suatu pendekatan untuk merancang software yang dikembangkan dalam lima tahapan, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1

(26)

Keterangan :

: Perancangan

: Pemeliharaan

Gambar 2.1 Waterfall Model ( Schach, 1999, p66 ) Tahap

Kebutuhan Pengujian

Perubahan Kebutuhan Pengujian

Tahap Spesifikasi

Pengujian

Tahap Implementasi

Pengujian

Pengunduran Tahap

Perancangan Pengujian

Tahap Penggabungan

Pengujian

Cara

Pengoperasian

(27)

Berikut ini adalah penjelasan dari setiap tahapan Waterfall Model (Schach, 1999, p66-68) :

a. Tahap kebutuhan

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data tentang kebutuhan dari calon user.

b. Tahap spesifikasi

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap data-data yang diperoleh dari tahap sebelumnya sehingga dihasilkan rumusan kebutuhan yang lebih spesifik.

c. Tahap perancangan

Pada tahap ini dilakukan perancangan sistem berdasarkan spesifikasi yang telah dihasilkan pada tahap sebelumnya.

d. Tahap implementasi

Pada tahap ini dilakukan pembuatan sistem berdasarkan rancangan yang telah disusun sebelumnya.

e. Tahap penggabungan

Pada tahap ini dilakukan penggabungan modul-modul dan memastikan bahwa fungsi berjalan dengan baik.

2.2 Teori yang Berhubungan

Dalam membangun aplikasi database perlu software-software yang memang khusus dibuat untuk aplikasi database. Saat ini para developer banyak yang menggunakan kombinasi VB dan SQL SERVER dalam membangun aplikasi

(28)

database karena terbukti kehandalan dan kecepatannya. Untuk dapat menggunakan software ini pada kumpulan perlu dilakukan instalasi.

2.2.1 Penjualan

Menurut Mulyadi (2001,p202) penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa baik secara kredit maupun tunai. Menurut Warren, Reeve, dan Fess (2005), jumlah yang harus dibayarkan oleh pelanggan atas barang yang dijual bisa secara kredit maupun secara tunai.

a. Penjualan tunai

Menurut Mulyadi (2001, p202), penjualan tunai dilakukan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan.

2.2.2 Pembelian

Pembelian adalah fungsi di dalam bisnis dimana perusahaan mendapatkan input bagi apa yang dihasilkan, yang sama baiknya dengan barang dan layanan yang lain yang perusahaan tersebut perlukan. Dalam bisnis yang lebih besar, fungsi tersebut biasanya ditangani didalam departemen pembelian, yang dikepalai oleh manajer pembelian.

Departemen pembelian bertugas mengeluarkan PO bagi barang, termasuk material dan peralatan.

(29)

2.2.3 Persediaan

Menurut Rangkuti (2002), persediaan itu merupakan sejumlah bahan-bahan, bagian-bagian yang disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang jadi/produk yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi/produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau langganan setiap waktu.

2.2.4 VB 6.0

Visual Basic 6 merupakan bahasa pemrograman yang bersifat event driven dan menawarkan Integrated Development Environment (IDE) visual untuk membuat program aplikasi berbasis Sistem Operasi Microsoft Windows dengan menggunakan model pemrograman Common Object Model (COM). Visual Basic merupakan turunan bahasa pemrograman Basic dan menawarkan pengembangan aplikasi komputer berbasis grafik dengan cepat, akses ke basis data menggunakan Data Access Object (DAO), Remote Data Object (RDO), atau ActiveX Data Object (ADO), serta menawarkan pembuatan kontrol ActiveX dan objek ActiveX.

Para programmer dapat membangun aplikasi dengan menggunakan komponen-komponen yang disediakan oleh Microsoft Visual Basic. Program-program yang ditulis dengan Visual Basic juga dapat menggunakan Windows API, tapi membutuhkan deklarasi fungsi eksternal tambahan.

(30)

Dalam pemrograman untuk bisnis, Visual Basic memiliki pangsa pasar yang sangat luas. Dalam sebuah survey yang dilakukan pada tahun 2005, 62% pengembang perangkat lunak dilaporkan menggunakan berbagai bentuk Visual Basic, yang diikuti oleh C , Javascr i pt, C#, dan Java.

Walaupun termasuk bahasa pemrograman yang cukup lawas, tetapi di kalangan programmer, Visual Basic 6 akan selalu melekat di hati (termasuk kami). Hal ini disebabkan oleh Visual Basic 6 itu adalah bahasa pemrograman yang paling mudah untuk dimengerti dan sampai detik ini pun banyak sekali tools-tools yang dibuat oleh pihak ketiga (Third Party) yang mendukung keberadaan Visual Basic 6

2.2.5 SQL

2.2.5.1 Tujuan dari SQL

Idealnya, database language dapat memungkinkan user untuk:

• Membuat struktur relasi dan database;

• Melakukan operasi penyisipan (insertion), perubahan (modification) dan penghapusan (deletion) data dari relasi;

• Melakukan query simple dan kompleks.

• Database language harus melaksanakan operasi-operasi tersebut dengan usaha minimal yang dilakukan user dan sintaks/struktur instruksi harus mudah dipahami/dipelajari.

(31)

• Harus portable sehingga memungkinkan untuk pindah dari satu DBMS ke DBMS lainnya.

SQL merupakan transform-oriented language dengan 2 komponen utama:

• DDL untuk definisi struktur database.

• DML untuk pengambilan (retrieving) dan perubahan (updating) data.

2.2.6 Integrity Enhancement Feature (IEF) Terdapat 5 tipe batasan integritas :

• Data yang dibutuhkan (Required data)

Beberapa kolom/field harus memiliki nilai yang pasti (tidak diperkenankan bernilai NULL). NULL digunakan untuk merepresentasikan data yang tidak ada/tidak tersedia, hilang atau tidak disertakan. Standar ISO menetapkan keyword NOT NULL untuk mengatasi hal tersebut.

• Batasan domain (Domain constraints)

Setiap kolom mempunyai domain, atau dengan kata lain himpunan dari nilai-nilai yang benar.

• Integritas entitas (Entity integrity)

Primary key dari suatu tabel harus berisi nilai yang unik dan non-null untuk setiap barisnya.

(32)

• Integritas referensial (Referential integrity)

Foreign Key adalah kolom atau himpunan kolom yang menghubungkan setiap baris dalam child table yang berisi Foreign Key dengan parent table yang berisi Primary Key yang sesuai/cocok.

Integritas referensial berarti, jika foreign key berisi suatu nilai, maka nilai itu harus mengacu ke suatu baris dalam parent table.

• Batasan enterprise (Enterprise constraints)

Standar ISO memungkinkan untuk menetapkan pendefinisian enterprise constraint dengan menggunakan clause CHECK dan UNIQUE pada statemen CREATE dan ALTER TABLE dan statemen CREATE ASSERTTION.

2.2.7 Data Manipulation

1. SELECT Statement untuk ambil data dari basis data.

Syntax

SELECT [DISTINCT | ALL]

{* | [columnExpression [AS newName]] [,...] } FROM TableName [alias] [, ...]

[WHERE condition]

[GROUP BY columnList] [HAVING condition]

[ORDER BY columnList]

(33)

2. INSERT Statement Syntax

INSERT INTO TableName [ (columnList) ] VALUES (dataValueList)

3. UPDATE Statement Syntax

UPDATE TableName

SET columnName1 = dataValue1 [, columnName2 = dataValue2...]

[WHERE searchCondition]

4. DELETE Statement Syntax

DELETE FROM TableName [WHERE searchCondition]

2.2.8 Data Definition

SQL DDL memungkinkan objek database seperti skema, domain, tabel, view, dan index untuk dibuat dan dihapuskan. Statement SQL-DDL yang utama :

- CREATE SCHEMA - DROP SCHEMA

- CREATE/ALTER DOMAIN

(34)

- DROP DOMAIN

- CREATE/ALTER TABLE - DROP TABLE

- CREATE VIEW - DROP VIEW

Beberapa DBMS juga menyediakan : - CREATE INDEX

- DROP INDEX

1. Membuat Table (CREATE TABLE)

Untuk membuat tabel dasar dalam database, dengan format sbb : CREATE TABLE TableName

{(colName dataType [NOT NULL] [UNIQUE]

[DEFAULT defaultOption] [CHECK searchCondition] [,...]}

[PRIMARY KEY (listOfColumns),]

{[UNIQUE (listOfColumns),] […,]}

{[FOREIGN KEY (listOfFKColumns)

REFERENCES ParentTableName [(listOfCKColumns)], [MATCH { PARTIAL | FULL }

[ON UPDATE referentialAction]

[ON DELETE referentialAction ]] [,…]}

{[CHECK (searchCondition)] [,…] })

(35)

2. Merubah Definisi Tabel (ALTER TABLE) Menambah kolom pada tabel

Menghapus kolom dari tabel Menambah batasan kolom Menghapus batasan kolom

Menentukan Default untuk kolom Menghapus Default dari kolom Contoh - ALTER TABLE

Merubah tabel staf dengan menghapus default dari ‘Assistant’ untuk kolom position dan menentukan default untuk kolom sex menjadi female (‘F’).

ALTER TABLE Staff

ALTER position DROP DEFAULT;

ALTER TABLE Staff

ALTER sex SET DEFAULT ‘F’;

3. Menghapus Tabel (DROP TABLE) Format :

DROP TABLE TableName [RESTRICT | CASCADE]

2.2.9 Kontrol Akses 1. Privileges

a. Dapat membatasi INSERT/UPDATE/REFERENCES untuk kolom yang ditentukan.

(36)

b. Pemilik tabel harus memberikan wewenang kepada user lain hak-hak yang dianggap perlu dengan menggunakan statemen GRANT.

c. Untuk membuat view, user harus mempunyai hak SELECT pada seluruh tabel yang digunakan untuk membuat view dan hak REFERENCE pada kolom tertentu.

2. GRANT

Format penulisan GRANT :

GRANT {PrivilegeList | ALL PRIVILEGES}

ON ObjectName

TO {AuthorizationIdList | PUBLIC}

[WITH GRANT OPTION]

3. REVOKE

REVOKE, mengambil kembali hak yang diberikan oleh statement GRANT, format penulisan REVOKE sbb :

REVOKE [GRANT OPTION FOR]

{PrivilegeList | ALL PRIVILEGES}

ON ObjectName

FROM {AuthorizationIdList| PUBLIC}

[RESTRICT | CASCADE]

(37)

2.2.10 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram atau Diagram aliran data adalah alat yang menggambarkan aliran data melaui sistem dan kerja atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem tersebut. Sinonimnya disebut bagan buble, grafik transformasi, dan model proses.

Beda DFD dengan Flow Chart, antara lain :

- Proses dalam DFD dapat beroperasi secara paralel. Artinya beberapa proses dapat dilaksanakan atau dikerjakan secara serempak. Sebaliknya, proses pada flowchart hanya satu proses dalam satu waktu.

- DFD menunjukkan data flow melalui sistem. Sebaliknya, flowchart menunjukkan rangkaian proses dalam algoritma atau program.

- DFD tunggal dapat menyertakan proses setiap jam, secara harian, mingguan, tahunan, dan sesuai permintaan. Hal ini tidak terjadi pada flowchart

2.2.10.1 Simbol DFD

DFD (menurut Whitten, Bentley, Dittman) terdapat tiga simbol dan satu koneksi :

- Persegi empat tumpul, lingkaran atau lonjong menyatakan proses bagaimana tugas dikerjakan (Proses).

(38)

- Persegi empat menyatakan agen eksternal-batasan sistem tersebut. (Interface).

- Kotak dengan ujung terbuka menyatakan data store, atau disebut file atau database (Data).

- Panah menyatakan aliran data, atau input dan output, ke dan dari proses tersebut.

2.2.11 STD ( State Transition Diagram )

Menurut Pressman (2001, p217) STD adalah suatu diagram yang menggambarkan perubahan tahapan-tahapan atau kondisi-kondisi dalam suatu program atau sistem dimana model diagram tergantung pada definisi suatu state, sedangkan state adalah suatu kumpulan model dari tingkah laku yang dapat diamati. STD mewakili suatu tingkah laku dari suatu sistem dengan menggambarkan state dan kejadian yang menyebabkan sistem berubah ke state yang lain.

(39)

STD merupakan suatu modeling tool yang menggambarkan sifat ketergantungan pada waktu dari suatu sistem. Pada mulanya hanya digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang memiliki sifat real- time, seperti: Process Control, Telephone Switching System, dan lain-lain.

STD harus memiliki initial state dan final state karena tanpa final state sistem akan melakukan fungsi looping terus-menerus tanpa pernah berhenti. Initial state tidak bisa lebih dari satu tetapi final state bisa lebih dari satu state. Untuk melengkapi STD diperlukan dua hal lagi, yaitu:

Condition dan Action. Condition adalah suatu event pada external environment yang dapat dideteksi oleh sistem. Action adalah yang dilakukan oleh sistem bila terjadi perubahan state atau merupakan reaksi terhadap condition. Action akan menghasilkan output, message display pada layar, menghasilkan kalkulasi, dan lain-lain.

Dalam STD terdapat beberapa komponen-komponen penting yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut :

1. Keadaan Sistem (System Status)

Digambarkan dengan sebuah kotak persegi panjang, yang berisi keadaan dari sebuah sistem. Keadaan dari sistem tersebut dapat berupa menunggu user memasukkan password, menunggu perintah selanjutnya, dan lain-lain. Notasinya yaitu :

Gambar 2.3 Simbol State

(40)

2. Perubahan Keadaan (Change of State)

Perubahan keadaan atau state dalam STD digambarkan dengan garis panah yang menghubungkan dua keadaan atau state yang saling berkaitan. Notasinya yaitu:

Gambar 2.4 Simbol Perubahan State

3. Kondisi dan Aksi (Condition and Action)

Untuk melengkapi pembuatan sebuah STD, maka diperlukan adanya suatu komponen tambahan yaitu kondisi dan aksi. Kondisi merupakan penyebab suatu keadaan menjadi berubah, sedangkan aksi adalah yang dilakukan oleh sistem bila terjadi perubahan keadaan atau reaksi terhadap kondisi. Notasinya yaitu :

Gambar 2.5 Kondisi dan Aksi State 1

State 2 Kondisi

Aksi

(41)

2.2.12 Peracangan Layar

Shneiderman mengemukakan 8 (delapan) aturan yang dapat digunakan sebagai petunjuk dasar yang baik untuk merancang suatu user interface. Delapan aturan ini disebut dengan Eight Golden Rules of Interface Design, yaitu:

a. Konsistensi

Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan.

b. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut

Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan kecepatan interaksi, sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi, perintah tersembunyi, dan fasilitas makro.

c. Memberikan umpan balik yang informatif

Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial. Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol pada waktu input data atau muncul pesan kesalahannya.

d. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan

Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan bagian awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang informatif akan meberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan kelompok tindakan berikutnya.

(42)

e. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana

Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang sedehana dan mudah dipahami untuk penanganan kesalahan.

f. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya

Hal ini dapat mengurangi kekuatiran pengguna karena pengguna mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan; sehingga pengguna tidak takut untuk mengekplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa digunakan.

g. Mendukung tempat pengendali internal (internal locus of control) Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa sistem mengontrol pengguna. Sebaiknya sistem dirancang sedemikan rupa sehingga pengguna menjadi inisiator daripada responden.

h. Mengurangi beban ingatan jangka pendek

Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang sederhana atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan cukup waktu pelatihan untuk kode, mnemonic, dan urutan tindakan.

Gambar

Gambar 2.2 Database Lifecycle (Connolly dan Begg, 2005, p284)
Gambar 2.1 Waterfall Model ( Schach, 1999, p66 ) Tahap Kebutuhan Pengujian  Perubahan  Kebutuhan Pengujian Tahap Spesifikasi Pengujian Tahap Implementasi PengujianPengunduran Tahap Perancangan PengujianTahap Penggabungan PengujianCara Pengoperasian

Referensi

Dokumen terkait

Pada Gambar 20 terlihat bahwa hasil analisis regresi linier menunjukkan b a h ~ d korelasi antara kemampuan mereduksi dan kapasitas antioksidan dari sayuran

Atikel ini bertujuan untuk Mengetahui kendala dalam mewujudkan kebijakan affirmative action quota 30% yang belum dapat diwujudkan meskipun jumlah pemilih laki-laki justru

1. Intensitas santri mengikuti pengajian Kitab Sulamuttaufiq Bab Shalat adalah cukup. Hal ini dapat dibuktikan dengan dengan hasil yang diperoleh adalah mencapai

Pada langkah ini, siswa dianjurkan memahami masalah dengan kata- kata (pemikiran) mereka sendiri. Memahami soal merupakan langkah yang penting dalam menyelesaikan soal.

Sesuai dengan hadits Aisyah ketika beliau ditanya : “Apakah Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam tidur dan dia dalam keadaan junub?”, maka Aisyah menjawab :

Dasar penggunaan anti- jamur secara empiris ialah (i) diagnosis antemortem untuk penyakit jamur yang menyebar, sulit ditegakkan pada pasien immunocompromised, (ii) menunda

 Flusitosin diberikan per oral dan diabsorpsi baik dari saluran cerna serta terdistribusi secara luas pada tubuh, dengan kadar LCS 70-85% dari kadar plasma... hystolitica hidup

09220029, Etika Pelaku Usaha Periklanan Perspektif Fiqih Muamalah dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Skripsi, Jurusan Hukum Bisnis