PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
PADA PENANGANAN KASUS
INFEKSI
Terminologi
Antibiotik Antiparasit Antijamur Antiprotozoa Antiseptik AntimikrobaAktivitas antibiotik
Bakterisid Bakteriostatik Spektrum luas (tetrasiklin, kloramfenikol, dll) Spektrum sempit (Penisilin G, Streptomisin)Mekanisme Kerja Antibiotik
1. Mengganggu metabolisme sel mikroba (trimetoprim, dll)
2. Menghambat sintesis dinding sel mikroba (penisilin, sefalosporin, dll)
3. Menganggu permeabilitas membran sel mikroba (polimiksin, dll)
4. Menghambat sintesis protein sel mikroba (aminoglikosida, tetrasiklin, dll)
5. Menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel mikroba (rifampin, kuinolon, dll)
Efek Samping
Reaksi alergi Hipersensitivitas Reaksi idiosinkrasi
Faktor genetik
10% pria hitam anemia hemolitik oleh primakuin defisiensi G6PD Reaksi toksik
Sifat non selektif antibiotik
Aminoglikosida Gangguan N auditorius;
Tetrasiklin gangguan pada tulang dan gigi
Penyebab Kegagalan Terapi Antibiotik
Dosis yang kurang
Dipengaruhi tempat infeksi; contoh pada meninges dan paru-paru
Lama terapi yang kurang;
TBC selama minimal 6 bulan
Adanya faktor mekanik (abses, benda asing, dll)
Salah menetapkan etiologi
Faktor farmakokinetik;
Kemampuan mencapai tempat infeksi (otak, prostat)
Salah menentukan pilihan antibiotik perlu adanya uji sensitivitas kuman
Resistensi terhadap antibiotik
Terdapat hubungan antara resistensiantibiotik terhadap coliform urine dan S.
pneumonia dengan penggunaan bebas
antibiotik di UK (Priest dkk, 2001)
Peningkatan resistensi gol Penisilin, kotrimoksazole, makrolida dan
fluorokuinolon terhadap S. pneumonia di Amerika Utara (Karchmer, 2004)
Penggunaan antibiotik golongan penisilin berhubungan sangat erat dengan angka kejadian resistensinya di 19 negara Eropa (r=0,84) (Goosens dkk, 2005).
Anak-anak dengan ISPA di UK resisten terhadap terapi antibiotik gol Penisilin (Chung dkk, 2007)
Mekanisme Resistensi
Perubahan tempat kerja obat pada mikroba
Mikroba menurunkan permeabilitas membran
Inaktivasi obat oleh mikroba
Mikroba membentuk jalan pintas yang dihambat oleh obat
Meningkatkan produksi enzim yang dihambat obat
Resistensi
Resistensi Genetik Resistensi Non genetik Resistensi Silang >< Multiple Drug ResistanceLangkah-langkah Pemberian Antibiotik
Tentukan etiologi penyakit
Pada nyeri tenggorokan, otitis media, bronkitis akut dan batuk akut jangan segera diberikan antibiotik
Fahey dkk (1998): pemberian antibiotik pada batuk akut sama efektif dengan
pemberian plasebo
Arrol dkk (2003): penundaan pemberian antibiotik pada infeksi saluran napas tetap efektif dalam terapi
Bila gejala infeksi akut pada sinus, faring, saluran napas bawah, meskipun sering
ditemukan, tidak jelas Infeksi saluran nafas atas non spesifik Tidak boleh
Pilih jenis antibiotik yang tepat:
sensitivitas mikroba terhadap antibiotik
keadaan tubuh hospes
faktor biaya
Tentukan dosis antibiotik yang tepat
Tentukan sediaan (posologi) yang tepat
Kombinasi antibiotik
Infeksi campuran
Terapi awal infeksi berat yang etiologinya belum jelas (sepsis, meningitis)
Untuk mendapatkan efek sinergis
Memperlambat munculnya resistensi
Contoh kombinasi tetap:
Sulfometoksazole-trimetropim (kotrimoksazole)
Sulfadoksin-pirimetamin;
Asam klavulanat-amoksisilin (co-amoksiklav)
Tugas
Carilah di internet salah satu artikel penelitian tentang berbahasa Inggris tentangefekefek sam pingefekefeksam pingsam pingsam ping antibiotik
antibiotik antibiotik antibiotik
Terjemahkan abstraknya ke dalam bahasa Indonesia
Artikel dengan format .pdf Artikel paling lama tahun 2005
Dikumpulkan satu minggu dari sekarang
Kumpulkan artikel asli berbahasa Inggris disertai dengan terjemahan abstraknya
Cara Mencari Current Best Evidence
Jurnal online: www.bmj.com http://content.nejm.org www.doaj.org http://aac.asm.org/contents-by-date.0.shtml www.pnas.org www.sciencemag.org www.nature.com/emboj/index.html
A N TIIN F E K SI
A N TIIN F E K SI
A N TIIN F E K SI
A N TIIN F E K SI
(A ntijam ur, A ntiam eba, M alaria, A ntelm intik)
A N TI JA M U R
A N TI JA M U R
A N TI JA M U R
A N TI JA M U R
Infeksi oleh jamur disebut mikosis. Infeksi jamur dibagi menjadi 2 :
- Infeksi superfisial (infeksi dermatofit dan infeksi mukokutan)
- Infeksi sistemik (infeksi jaringan dan organ yang lebih dalam)
Infeksi superfisial umumnya diterapi dengan preparat lokal (dermatologi), kadang dengan obat sistemik.
Infeksi sistemik lebih sulit diobati, perlu terapi jangka panjang dan obat yang tersedia sering menyebabkan efek samping yang berat.
Obat antijamur terdiri dari :
- Kelompok polyene (amfoterisin B, nistatin, natamisin)
- kelompok azol (ketokonazol, ekonazol, klotrimazol,
mikonazol, flukonazol, itrakonazol)
- allilamin (terbinafin)
- griseofulvin, dan
- flusitosin.
Obat-obat untuk infeksi jamur superfisial
Griseofulvin :
menghambat mitosis jamur dengan berikatan dengan mikrotubulus dan menghambat polimerisasi tubulin menjadi mikrotubulus.
tidak larut air.
diberikan per oral, dan hanya sekitar 50% dosis oral yang masuk sirkulasi.
Absorbsi meningkat bila diberikan bersama lemak.
Infeksi kulit dan rambut memerlukan terapi 4-6 minggu, kuku tangan sampai 6 bulan, dan kuku kaki 1 tahun terapi
menghambat jamur dari spesies Microsporum, Tricophyton, dan Epidermophyton.
Griseofulvin tersedia dalam bentuk tablet 125, 250, dan 500 mg, dan suspensi 125 mg/ml.
Azol :
kelompok obat sintesis dengan aktivitas spektrum yang luas.
termasuk kelompok ini :
Ketokonazol Ekonazol Kloritmazol Tiokonazol Mikonazol Flukonazol itrakonazol.
Pada jamur yang tumbuh aktif menghambat 14-α-demetilase (enzim yang bertanggung jawab untuk sintesis ergosterol)
Pada konsentrasi tinggi, menyebabkan K+ dan komponen
lain bocor keluar dari sel jamur.
Ketokonazol :
diberikan per oral atau topikal.
Sebagian besar diekskresi bersama cairan empedu ke lumen usus dan hanya sebagian kecil yang keluar bersama urine.
Efek samping pada pemberian oral mual dan muntah.
Bahaya utama toksisitas hati.
Diindikasikan pada Paracoccidioides brasiliensis, thrush (kandidiasis faringeal), kandidiasis mukokutan, dan dermatofit (termasuk yang resisten terhadap griseofulvin).
Mikonazol :
Spektrum aktivitas antijamurnya hampir sama dengan ketokonazol, termasuk dermatofit.
Mikonazol bisa diberikan per oral atau topikal. Obat ini diindikasikan secara topikal untuk dermatofitosis dan kandidiasis.
Klotrimazol, ekonazol, dan tiokonazol :
digunakan hanya untuk penggunaan topikal.
diindikasikan untuk dermatofitosis dan kandidiasis.
Itrakonazol :
Spektrum aktivitas antijamurnya
sama
dengan ketokonazol, plus Aspergillus.
diberikan per oral, setelah diabsopsi akan
mengalami
metabolisme
hati
yang
ekstensif.
diindikasikan untuk tinea, infeksi Candida
mukokutan dan infeksi sistemik.
Flukonazol :
Spektrum aktivitas antijamurnya
sama
dengan ketokonazol.
dapat diberikan per oral atau iv.
larut air dan cepat diabsorpsi sesudah
pemberian oral
diindikasikan untuk infeksi sistemik dan
kandidiasis mukokutan.
Nistatin :
tidak diserap dari membran mukosa atau
dari kulit. Obat ini terlalu toksik untuk
pemberian parenteral. Bila diberikan per
oral, absorpsinya
sedikit
sekali
dan
kemudian diekskresi melalui feses.
efektif untuk kandidiasis oral, kandidiasis
vaginal dan esofagitis karena Candida.
Terbinafin :
Mekanisme kerjanya menghambat squalen epoksidase, (enzim untuk mengkonversi squalen menjadi squalen epoksid)
diberikan per oral, dan diabsorpsi baik dari saluran cerna, dengan kadar puncak dalam plasma tercapai dalam 2 jam.
sangat aktif terhadap dermatofit, dengan aktivitas lebih baik daripada itrakonazol.
Obat ini diindikasikan pada jamur dan kuku.
Beberapa sediaan topikal lain
Tolnaftat digunakan untuk Tinea pedis.
Salep Whitfield digunakan untuk Tinea pedis.
Asam undesilinat aktif terhadap dermatofit.
Haloprogin efektif terhadap dermatofit dan Candida.
Siklopiroksolamin efektif untuk infeksi dermatofit dan kandidiasis kutan.
Obat Untuk Infeksi Jamur Sistemik
Amfoterisin BAmfoterisin mempunyai spektrum aktivitas terhadap Aspergillus, B. dermatitidis, Candida, C. neoformans, C.
immitis. H. capsulatum,Mucor, P. brasiliensis.
tidak larut dalam air, dan tidak diabsorpsi dari saluran cerna.
diberikan secara iv lambat pada infeksi sistemik, intrateka untuk meningitis, iritasi vesika urinaria untuk sistitis. Amfoterisin juga dapat diberikan secara topikal.
ABLC (amphotericin B lipid complex): formula amfoterisin B non-liposomal yang digabungkan dengan 2 fosfolipid.
Efek samping : toksisitas ginjal.
diindikasikan untuk infeksi jamur sistemik, meningitis karena jamur, dan ISK karena jamur, secara topikal efektif terhadap keratitis mitotik.
drug of choice untuk terapi sebagian besar infeksi jamur yang berat.
Flusitosin (5-fluorositosin)
Flusitosin adalah obat antimetabolit yang mengalami metabolisme intrasel menjadi bentuk aktif, yang kemudian mengakibatkan inhibisi sintesis DNA.
Flusitosin mempunyai spektrum aktivitas antijamur terhadap Candida, C. neoformans, Cladosporium, Phialophora.
Flusitosin diberikan per oral dan diabsorpsi baik dari saluran cerna serta terdistribusi secara luas pada tubuh, dengan kadar LCS 70-85% dari kadar plasma.
A N TIA M E B A
A N TIA M E B A
A N TIA M E B A
A N TIA M E B A
Entamoeba hystolytica menyebar melalui makanan dan air yang terkontaminasi feces
menyebabkan amebiasis usus (disentri ameba) ataupun amebiasis ekstraintestinal (misalnya amebiasis hati)
E. hystolitica hidup di lingkungan anaerob dan rentan terhadap metronidazol.
metronidazol efektif terhadap trofozoit E.
Hystolitica, tidak mengeradikasi kista
paramomisin, iodokuinol, atau diloksanid furoat
bisa diberikan secara bersamaan dengan
metronidazol, tetapi hanya digunakan sendirian untuk terapi infeksi E. hystolitica yang asimtomatik.
Obat untuk Entamoeba hystolytica
Metronidazol:spektrum aktivitas yang luas terhadap bakteri anaerob dan protozoa
dengan cepat dan lengkap diabsorpsi sesudah pemberian per oral, mencapai kadar puncak dalam plasma dalam 1 jam
efek samping : mual, muntah, diare, dan rasa logam; neurotoksisitas, termasuk pusing dan mati rasa
Paramomisin
Paramomisin sulit diabsorpsi melalui pemberian oral Efek samping : gangguan sal. cerna dan diare
Sedikit paramomisin yang diserap menyebabkan ototoksisitas dan nefrotoksisitas
Iodokuinol :
Iodokuinol dikontraindikasikan pada pasien
yang alergi yodium
efek samping rash, gatal pada anus, jerawat,
sedikit pembesaran pada kelenjar tiroid,
mual, dan diare
Diloksanid furoat :
bersifat amebisida langsung
efek samping mual, muntah, diare,
flatulensi, pruritus dan urtikaria
O B A T M A L A R IA
O B A T M A L A R IA
O B A T M A L A R IA
O B A T M A L A R IA
KLOROKUIN
- Efektif terhadap parasit dalam fase eritrosit.
- Efektivitasnya sangat tinggi terhadap P.vivax dan
P.falcifarum, juga gamet P.vivax.
- Efek samping : sakit kepala ringan, gangg. pencernaan, gangg. Penglihatan, gatal-gatal.
PRIMAKUIN
- Menyembuhkan radikal malaria vivaks dan ovale, Metabolisme cepat.
Terapi Malaria
Obat untuk mengatasi serangan akut tergantung dari : geografi daerah kontak, bentuk eksoeritrosit, kehamilan dan intoleransi terhadap obat.
Obat untuk serangan akut umumnya klorokuin yang bersifat skizontosid, untuk P. falciparum yang resisten terhadap klorokuin digunakan kuinin.
Obat yang aman untuk wanita hamil dan anak <1 tahun klorokuin dan proguanil.
A N TE L M IN TIK
A N TE L M IN TIK
A N TE L M IN TIK
A N TE L M IN TIK
Dietilkarbamazin
- Digunakan untuk mikrofilaria W. bancrofti, B. malayii dan Loa-loa.
- Menyebabkan paralisis dan perubahan pada permukaan membran mikrofilaria.
- Cepat diabsorbsi di usus
Mebendazol
- Efektif mengobati cacing gelang, cacing kremi, cacing tambang dan T. trichiura, cacing pita.
- Merusak struktur subseluler dan menghambat sekresi asetilkolinesterase cacing.
Piperazin
- Efektif terhadap A. lumbricoides dan E. vermicularis. - Menyebabkan blokade respon otot cacing terhadap
asetilkolin paralisis.
- Absorbsi melalui saluran cerna baik, ekskresi melalui urine.
Pirantel Pamoat
- Untuk memberantas cacing gelang, cacing kremi dan cacing tambang.
- Menimbulkan depolarisasi pada otot cacing dan meningkatkan frekuensi infus.
- Absorbsi melalui usus tidak baik, ekskresi sebagian besar melalui tinja.
Tiabendazol
- Efektif terhadap Strongyloidiasis, askariasis dan larva migrans kulit.
- Menghambat enzim fumarat eduktase cacing dan enzim asetilkolinesterase cacing.