• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokok Pembangunan Daerah yamg dilaksanakan Pemerintah merupakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. Pokok Pembangunan Daerah yamg dilaksanakan Pemerintah merupakan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Pokok Pembangunan Daerah yamg dilaksanakan Pemerintah merupakan suatu usaha Pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, hal ini tergantung pada peran serta aktif masyarakat Indonesia yang meliputi sikap mental, tekad dan semangat kerja para penyelenggara Negara yang melaksanakan secara merata seperti apa yang dicita-citakan dan menjadi tujuan Bangsa dan Negara yaitu masyarakat yang adil dan makmur mental dan spiritual bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pembangunan Daerah adalah merupakan rangkaian Program-Program Pembangunan disegala bidang yang akan dilaksanakan sebagai penjabaran dari Program Pembangunan Nasional yang berkesinambungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan Perwujuduan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam mencapai Tujuan Nasional termaktub dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945, yaitu :

“Melindungi segenap Bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.”

Untuk merealisasikan tujuan diatas, Pemerintah Daerah sebagai Penyelenggara kegiatan Pembangunan, Pemerintah dan Kemasyarakatan, sejalan

(2)

dengan diberlakukanya Undang-Undang Nomor : 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Pembangunan Daerah adalah merupakan rangkaian Program-program Pembangunan disegala bidang yang akan dilaksanakan sebagai penjabaran dari Program pembangunan Nasional yang berkesinambungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan Perwujudan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berhasilnya pelaksanaan penyelenggaran Negara untuk mencapai cita-cita bangsa dan negara tergantung pada peran aktif masyarakat serta sikap mental, tekad, semangat serta kinerja penyelenggara Negara. Para Penyelenggara Negara yang dimaksud adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai Sumber Daya Manusia, yang merupakan faktor penentu berhasil tidaknya pelaksanaan sebagai program pembangunan yang ada didaerahnya dengan tidak menyampingkan arti dari sumber daya lainya seperti Sumber Daya Alam dan Teknologi, sehigga sebagai Sumber Daya Manusia yang handal Pegawai Negeri Sipil dituntut untuk mampu melaksanakan berbagai tugas yang diembanya secara profesional.

Pelaksanaan penyelenggaran Pemerintah baik pusat maupun di daerah, peranan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai Sumber Daya Manusia, yang merupakan faktor penentu berhasil tidaknya pelaksanaan sebagai Program Pembangunan yang ada didaerahnya bersama-sama dengan masyarakat dengan tidak mengesampingkan arti dari sumber peranan sumber daya lainya seperti Sumber Daya Alam, Teknologi sehingga sebagai Sumber Daya Manusia yang

(3)

handal Pegawai Negeri Sipil dituntut untuk mampu melaksanakan berbagai tugas yang diembanya secara profesional.

Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok kepegawaian Bab 1 butir 1 disebutkan bahwa Pegawai Negeri Sipil ialah setiap warga negara republik Indonesia yang telah memenuhi syarat dan ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainya, dan digaji berdasarkan undang-undang yang berlaku.

Namun demikian masih banyak terdapat beberapa oknum PNS yang tidak melaksanakan kewajibanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku ditempat pegawai tersebut bekerja. Masih banyak PNS yang tidak disiplin dalam hal masuk dan pulang kerja. Hal ini diperkuat dengan banyaknya pemberitaan negatif di media, baik media cetak maupun media on-line tentang disiplin kerja PNS.

Berikut ini merupakan pemberitaan yang dimuat oleh salah satu media online yaitu jpnn.com edisi Rabu,13 Maret 2013 yang memberitakan :

“Di lingkungan Sekretariat Daerah, Balai Kota Cirebon, 25 PNS tercatat tidak hadir tanpa keterangan. Sementara di Dinas PUPESDM ada 14 PNS bolos tanpa keterangan. Kepala BK-Diklat Kota Cirebon, Drs. Ferdinan Wiyoto. M. Si. Mengatakan, hasil sidak akan menjadi evaluasi dan laporan kepada wali kota melalui sekretaris daerah. Selanjutnya akan ada teguran, baik secara lisan ataupun tulisan. Ia menegaskan PNS yang tidak hadir tanpa keterangan sudah merupakan salah satu tindakan indisipliner dan termasuk pelanggaran ringan.”

Fakta tentang masih banyaknya oknum-oknum PNS yang tidak disiplin seperti yang dijelaskan diatas sangat berlawanan dengan harapan organisasi

(4)

pemerintah yang menuntut untuk dapat mengoptimalkan sumber daya manusia.

Pengelolaan sumber daya manusia tidak lepas dari faktor pegawai yang diharapkan dapat berprestasi sebaik mungkin demi mencapai tujuan organisasi pemerintah. Pegawai merupakan asset utama organisasi dan mempunyai peran yang strategis didalam organisasi yaitu sebagai pemikir, perencana, dan pengendali aktivitas organisasi. Demi tercapainya tujuan organisasi, pegawai memerlukan motivasi untuk bekerja lebih rajin. Melihat pentingnya pegawai dalam organisasi, maka pegawai diperlukan perhatian lebih serius terhadap tugas yang dikerjakan sehingga tujuan organisasi tercapai. Dengan motivasi kerja yang tinggi, pegawai akan bekerja lebih giat di dalam melaksanakan pekerjaannya.

Sebaliknya dengan motivasi kerja yang rendah pegawai tidak mempunyai semangat bekerja, mudah menyerah, dan kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Menurut arti katanya, motivasi atau motivation berarti pemberian motif.

Penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan atau motivasi dapat pula diartikan sebagi faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu. Selain itu motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi instansi.

Sikap mental pegawai yang positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat kerja untuk mencapai hasil kerja yang optimal.

Namun demikian, dalam upaya menciptakan produktivitas pegawai Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi, Sumber Daya dan Mineral (PUPESDM) Kota Cirebon, nampaknya masih terdapat banyak kendala yang dihadapi sehingga

(5)

sulit untuk mencapai tujuan organisasi. Kondisi yang belum ideal masih ada di Dinas PUPESDM Kota Cirebon. Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan keterangan bahwa kinerja pegawai belum optimal, seperti :

1. Terdapat sub bagian kerja yang masih mengalami keterlambatan dalam penyusunan laporan kerja bulanan.

2. Terdapat pegawai yang tidak hadir tanpa keterangan.

Kurangnya motivasi mengakibatkan produktifitas kerja pegawai menurun dalam mengerjakan pekerjaan pegawai itu sendiri, sehingga pekerjaan pegawai tidak dapat terselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Motivasi kerja yang rendah dapat berpengaruh pada produktivitas kerja pegawai yang tidak maksimal.

Berdasarkan permasalahan tersebut penulis tertarik mengadakan penelitian dengan mengambil topik motivasi pegawai, yang kemudian dituangkan dalam bentuk usulan penelitian dengan judul “Analisis Motivasi Pegawai di Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi dan Sumber Daya Mineral Kota Cirebon.”

1.2 Rumusan Masalah

Berpedoman pada latar belakang maka dapat dirumuskan problem statement (pernyatan masalah) yaitu, Motivasi Pegawai Dinas PUPESDM Kota

Cirebon masih belum sesuai dengan yang diharapkan demi mencapai visi dan misi Dinas PUPESDEM. Berdasarkan masalah di atas penulis memfokuskan penelitian pada masalah motivasi intrinsik pegawai Dinas PUPESDM Kota Cirebon.

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas ditetapkan identifikasi masalah sebagai berikut :

(6)

1. Bagaimana motivasi pegawai di Dinas PUPESDM Kota Cirebon ? 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi pegawai Dinas PUPESDM

Kota Cirebon ?

3. Hambatan-hambatan apa yang mempengaruhi motivasi pegawai di Dinas PUPESDM Kota Cirebon ?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui motivasi pegawai Dinas PUPESDM Kota Cirebon 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi

pegawai Dinas PUPESDM Kota Cirebon.

3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang mempengaruhi motivasi pegawai di Dinas PUPESDM Kota Cirebon.

1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pemikiran, dan pengembangan Ilmu Administrasi Negara, khusunya mengenai motivasi pegawai.

1.5.2 Secara Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Kepala Dinas PUPESDM Kota Cirebon untuk menerima pegawai sesuai dengan motivasi pegawai dalam memasuki dunia pekerjaan di Dinas PUPESDM Kota Cirebon dalam upaya

(7)

menyempurnakan serta meningkatkan motivasi kerja pegawai di Dinas PUPESDM Kota Cirebon.

1.6 Kerangka Pemikiran

Menurut Hasibuan (2007:95) mendefinisikan motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan.

Motivasi penting karena motivasi menyebabkan orang mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Organisasi tidak hanya mengharapkan kemampuan, dan keterampilan, tetapi yang terpenting adalah kemauan bekerja dengan giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang maksimal.

Kemampuan dan kecakapan karyawan tidak ada artinya, jika tidak ada kemauan untuk bekerja. Tujuan dari motivasi adalah jika berhasil dicapai akan memuaskan atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Dan seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks sebuah kantor atau organisasi maupun dalam kehidupan lainnya.

Motivasi dapat ditempatkan sabagai bagian yang fundamental dari kegiatan manajeman, sehingga segala sesuatunya dapat ditunjukkan kepada pengarahan potensi dan daya kerja manusia dengan menimbulakan tingkat semangat dan kegairahan yang tinggi serta meningkatkan kebersamaan dalam menjalankan tugas individu maupun kelompok dalam suatu organisasi. Dalam hubungan ini pelaksanaan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya maka motivasi berperan sebagai pendorong kemauan dan keinginan untuk bekerja

(8)

menurut ukurannya. Di lingkungan pekerjaan terlihat kecenderungan pengguna motivasi instrinsik lebih dominan dari pada motivasi ekstrinsik. Kondisi itu terutama disebabkan tidak mudah untuk menumbuhkan kesadaran dari dalam pekerja, sementara kondisi kerja disekitarnya lebih banyak menggiringnya pada mendapatkan kepuasan kerja yang hanya dapat dipenuhi dari luar dirinya.

Menurut Herzberg dalam buku Drs. H. Malayu, S.P. Hasibuan (2007:108) motivasi adalah sebagai berikut :

“ Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”. Teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.

Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah : 1. Prestasi

2. Pengakuan 3. Tanggung jawab 4. Kemajuan

5. Pekerjaan itu sendiri 6. Kemungkinan berkembang

Berdasarkan uraian di atas maka motivasi instrinsik memberi pengaruh terhadap pegawai di Dinas PUPESDM Kota Cirebon dan dapat dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

(9)

Gambar 1.1

Kerangka Pemikiran Analisis Motivasi Pegawai Di Dinas PUPESDM Kota Cirebon

1.7 Definisi dan Parameter Konsep Penelitian

Untuk memudahkan dalam pembahasnnya, penulis akan mengemukakan definisi sebagai berikut :

1. Motivasi adalah hal yang sangat dibutuhkan sebagai tenaga penggerak yang ada didalam diri individu untuk melakukan sesuatu, dengan kata lain motivasi pada dasarnya berfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi.

2. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri individu untuk melakukan suatu kegiatan, motivasi intrinsik sangat penting bagi pegawai karena pegawai dengan motivasi intrinsik yang besar akan berpengaruh positif dengan hasil kerjanya.

3. Pegawai Merupakan Sumber Daya Manusia, yang merupakan faktor penentu berhasil tidaknya pelaksanaan sebagai Program Pembangunan Motivasi

Motivasi intrinsik : 1. Prestasi 2. Pengakuan 3. Tanggung jawab 4. Kemajuan

5. Pekerjaan itu sendiri 6. Kemungkinan berkembang

Hasil kerja optimal

(10)

yang ada didaerahnya bersama-sama dengan masyarakat dengan tidak mengesampingkan arti dari sumber peranan sumber daya lainya seperti Sumber Daya Alam, Teknologi sehingga sebagai Sumber Daya Manusia yang handal Pegawai dituntut untuk mampu melaksanakan berbagai tugas yang diembanya secara profesional. Pegawai yang dimaksud disini adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja di Dinas PUPESDM Kota Cirebon.

4. Dinas PUPESDM adalah Unit kerja teknis Pemerintah Kota Cirebon yang melakukan tugas-tugas dibidang pekerjaan umum. Tugas tersebut dilaksanakan secara fisik yaitu dengan mengadakan pembangunan pemeliharaan dan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Kota Cirebon meliputi jalan, jembatan, bangunan gedung/kantor aset Pemerintah Kota Cirebon serta mengawasi pula pembangunan gedung/kantor/perumahan yang dibangun pihak swasta/investor agar sesuai dengan peruntukan penggunaan lahan di Kota Cirebon, selain daripada itu Dinas PUPESDM menangani pula kelancaran saluran airsungai baik untuk irigasi/pengairan sawah pembangunan air limbah rumah tangga dan pengendalian banjir

Berdasarkan definisi tersebut, dapat ditampilkan operasionalisasi aspek kajian sebagai berikut :

Tabel 1.1

Operasional Aspek Kajian/Konsep Aspek

kajian/konsep Dimensi Parameter

(11)

Motivasi instrinsik menurut Herzberg

1. Prestasi 1. hasil kerja yang diharapkan 2. kualitas kerja 2. Pengakuan 1. status sosial di

lingkungan 2.pemberian penghargaan 3. Tanggung jawab 1.pegawai

melaksanakan tugasnya dengan baik

2.atasan tidak

melakukan pengawasan yang ketat

4. Kemajuan 1. membangun

kerjasama tim yang baik

5. Pekerjaan itu sendiri 1.Pegawai diberikan kedudukan yang tepat 2.Pegawai mengerti pentingnya pekerjaan 6. Kemungkinan

berkembang

1.Mengikuti proses pelatihan untuk pekerjaan yang lebih menuntut tanggung jawab

1.8 Metode Penelitian dan tekhnik pemilihan informan 1.8.1 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2007:13) yang dimaksud dengan Metode Penelitian adalah :

(12)

“cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara Ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yang valid (menunjukan derajad ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang diperoleh oleh peneliti). Kegunaan, secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.

Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Dalam penelitian kualitatif metode yang biasanya di manfaatkan adalah wawancara, pengamatan dan pemanfaatan dokumen.

Metode Kualitatif menurut Kirk dan Miller dalam Moleong (2010:4) adalah tradisi tertentu dari ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya.

Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2010:4) yang dimaksud dengan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Jane Richie dalam Moleong (2010:6) menjelaskan tentang penelitian kualitatif yaitu upaya untuk menyajikan dunia sosial dan perspektifnya di dalam dunia dari segi konsep, perilaku, persepsi dan persoalan tentang manusia yang diteliti. Menurut Sugiyono (2007:15) penelitian deskriptif adalah :

“penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel lain. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata,

(13)

gambar, dan bukan angka-angka. Jadi dalam penyajian data menggunakan pemaparan-pemaparan dan gambaran, karena penelitian hanya ingin menggunakan situasi dan peristiwa.”

Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif adalah karena penelitian yang dilakukan bukan untuk mencari hubungan antar variabel, akan tetapi penelitian dilakukan untuk menggali, menemukan, menjelaskan atau memaparkan tentang objek penelitian.

1.8.2 Tekhnik Pemilihan Informan

Informan yang dilibatkan merupakan orang yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Adapun rincian informan yang digunakan dalam penelititan ini adalah sebagai berikut :

1. Informan kunci :

a. Pegawai Bagian Tata Ruang 2. Informan pendukung :

a. Kepala Dinas PUPESDM b. Pegawai Bagian Tata Usaha

1.8.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Studi keperpustakaan

(14)

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari literatur, buku-buku, dokumen-dokumen dan sumber-sumber tertulis lainya yang ada hubunganya dengan masalah yang penulis teliti yang diperlukan penulis sebagai bahan referensi dan acuan penelitian.

2. Studi lapangan

Studi lapangan ini dilakukan melalui dua teknik, yaitu:

a. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung dilokasi penelitian.

b. Wawancara, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab langsungdengan informan.

1.8.4 Teknik Pengujian Keabsahan Data

Keabsahan data menurut Moleong (2010:320) adalah bahwa setiap keadaan harus memenuhi:

1. Mendemonstrasikan nilai yang benar

2. Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan

3. Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya.

Tujuan pengujian kebsahan data adalah untuk memperoleh data yang dapat dipercaya. Tujuan pengujian keabsahan data dalam penelitian kualitatif ini sama halnya dengan pengujian validitas dan reabilitas instrumen penelitian dalam penelitian kuantitatif. Menurut Moleong (2007:128) pengujian keabsahan data adalah sebagai berikut :

(15)

Pengecekan keabsahan data mutlak diperlukan dalam penelitian kualitatif agar data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya dengan melakukan verifikasi terhadap data.

Verifikasi terhadap data yang berupa “Analisis Motivasi Pegawai Di Dinas PUPESDM Kota Cirebon” dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengoreksi metodologi yang digunakan dalam memperoleh data penelitian.

2. Mengecek kembali hasil laporan penelitian yang berupa uraian data dan hasil interpretasi peneliti.

3. Melakukan triangulasi untuk menjamin objektivitas dalam memahami dan menerima informasi sehingga hasil penelitian lebih objektif yang didukung cross check sehingga hasil penelitian ini benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.

Menurut Moleong (2010:327) Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Dalam penelitian kualitatif, terdapat tiga macam triangulasi , yaitu:

1. Triangulasi dengan sumber, dalam hal ini peneliti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan informasi tentang

(16)

“Analisis Motivasi Pegawai Di Dinas PUPESDMPESDM Kota Cirebon” yang diperoleh melalui metode dan alat yang berbeda.

Penerapan metode ini dilakukan dengan cara :

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

b. Membandingkan apa yang disampaikan orang di depan umum dengan apa yang disampaikannya secara pribadi.

c. Membandingkan apa yang disampaikan orang tentang situasi penelitian tertentu dengan apa yang disampaikannya sepanjang waktu,

d. Membandingkan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain yang berbeda dalam aspek, dan

e. Membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang diberikan.

2. Triangulasi dengan metode, dilakukan dengan dua cara yaitu : a. Pengecekan derajat kepercayaan (credibillity) penemuan hasil

penelitian beberapa teknik pengumpulan data.

b. Pengecekan derajat kepercayaan (credibillity) beberapa sumber data dengan metode yang sama.

3. Triangulasi dengan teori, dalam hal ini peneliti melakukan pengecekan data dengan membandingkan teori-teori yang dihasilkan para ahli yang sesuai dan sepadan melalui penjelasan

(17)

banding (rival explanation) dan hasil dari penelitian ini dikonsultasikan lebih lanjut dengan subyek penelitian.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tekhnik triangulasi dengan sumber karena terdapat singkronisasi dengan permasalahan yang ada dalam penlitian

1.8.5 Teknik Analisis Data

Analisis data proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema (Moleong, 2007 : 97).

Adapun dalam analisa data dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :

a. Reduksi data

Reduksi data yaitu data atau laporan yang didapat dari lapangan dikumpulkan, dipilah-pilah atau ditulis dengan rapi, terinci serta sistematis, kemudian memilih hal-hal pokok sesuai dengan fokus penelitian. Data-data yang telah direduksi diharapkan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hasil pengamatan dan mempermudah penulis dalam melakukan analisis berikutnya.

b. Display data / penyajian data

Display data yaitu penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya.

Dengan Mendisplay data, maka akan mempermudah untuk

(18)

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami tersebut..

c. Pengambilan keputusan/kesimpulan dan verifikasi

Dari data yang telah melalui tahapan di atas, diambil suatu kesimpulan /keputusan yang bersifat sementara. Kesimpulan dibuat dalam bentuk yang disesuaikan berdasarkan permasalahan yang diteliti agar mudah dipahami dengan mengacu pada tujuan penelitian. Apabila diperlukan, akan dilakukan verifikasi data dengan cara mengumulkan data baru guna memperkuat kesimpulan atau menetapkan kesimpulan baru.

1.9 Lokasi dan Jadwal Penelitian 1.9.1 Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian di Dinas PUPESDM Kota Cirebon.

Adapun alasan penulis melakukan penelitian di Dinas PUPESDM adalah sebagai berikut:

a. Lokasi penelitian terjangkau

b. Adanya permasalahan yang perlu dipecahkan c. Mudah mendapatkan informasi atau data 1.9.2 Jadwal Penelitian

Penelitian akan dilakukan selama 8 (delapan) bulan terhitung mulai dari pertengahan Februari sampai dengan pertengahan Mei, sebagaimana dalam tabel berikut:

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, dari hasil uraian di atas hal-hal yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dan merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal materi BRSD adalah (1) kurangnya

Panjang tuba ini kira-kira 10 cm dengan diameter 0,6 cm. Setiap tuba mempunyai lapisan peritoneum di bagian luar, lapisan otot tipis di bagian tengah, dan lapisan mukosa di

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada tanaman bawang merah di Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, yang berkaitan dengan penggunaan

Hal ini di karenakan kepuasan yang diberikan kepada karyawan cenderung kurang dan karyawan tidak memiliki kepuasan kerja, bahkan terkadang karyawan harus lembur

· Telah berhasil membuat aplikasi Analisa Nilai Lamda Pada Model Jarak Minkowsky, dengan nilai lamda yang memiliki tingkat akurasi tertinggi dari 25 kali pengujian

gai contoh, saat seorang istri berselingkuh dan berbohong untuk menyembunyikan- nya, perasaan suaminya pasti hancur. Atau bagaimana kalau seorang pria berpura-pura baik kepada istri

Sebelum membahas tentang perlindungan hukum bagi pekerja yang di putus hubungan kerjanya, perlu dikaji tentang hubungan kerja. Berdasarkan ketentuan pasal 1 angka