• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID PADA SAYURAN INDIGENOUS JAWA BARAT. Oleh RATNA BATARI F

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID PADA SAYURAN INDIGENOUS JAWA BARAT. Oleh RATNA BATARI F"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID PADA SAYURAN INDIGENOUS JAWA BARAT

Oleh RATNA BATARI

F24103120

2007

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID PADA SAYURAN INDIGENOUS JAWA BARAT

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh : RATNA BATARI

F24103120

2007

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID PADA SAYURAN INDIGENOUS JAWA BARAT

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh : RATNA BATARI

F24103120

Dilahirkan pada tanggal 9 Januari 1985 Di Jakarta

Tanggal lulus : Agustus 2007 Menyetujui:

Bogor, Agustus 2007

Dr. Ir. Nuri Andarwulan, MSi. Prof. Dr. Ir. C. Hanny Wijaya, MAgr. Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Mengetahui,

Dr. Ir. Dahrul Syah, Msc. Ketua Departemen ITP

(4)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis dilahirkan di Jakarta, 9 Januari 1985 dan memiliki nama lengkap Ratna Batari. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Penulis menempuh pendidikannya di TK Kristen 7 BPK Penabur, SD Kristen 3 BPK Penabur, SLTP Kristen 3 BPK Penabur, dan SMU Kristen 3 BPK Penabur, Jakarta. Melalui jalur masuk SPMB, penulis menempuh pendidikan terakhirnya di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Selama melakukan studi di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, penulis juga aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi. Penulis pernah menjabat sebagai sekretaris di Persekutuan PMK dan KEMAKI Fakultas Teknologi Pertanian pada masa jabatan 2004-2005, dan sebagai bendahara pada masa jabatan 2005-2006. Penulis juga berperan serta sebagai panitia dalam kegiatan Konferensi HMPPI (Himpunan Mahasiswa Peduli Pangan Indonesia), BAUR 2005, dan LCTIP (Lomba Cepat Tepat Ilmu Pangan) 2005. Pada tahun 2005, penulis ikut ambil bagian dalam seminar dan pelatihan HACCP yang diselenggarakan oleh Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB dan BPOM-RI. Penulis pernah menjadi asisten praktikum Analisis Pangan pada periode Januari-Juni 2007.

Penulis menyelesaikan tugas akhirnya untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, dengan melakukan penelitian yang berjudul ”Identifikasi Senyawa Flavonoid pada Sayuran Indigenous Jawa Barat”. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret 2007 sampai dengan bulan Juli 2007. Penelitian ini bertempat di laboratorium ITP dan laboratorium Seafast Center, IPB.

(5)

Ratna Batari. F24103120. Identifikasi Senyawa Flavonoid pada Sayuran Indigenous Jawa Barat. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Nuri Andarwulan, MSi. dan Prof. Dr. Ir. C. Hanny Wijaya, MAgr. (2007)

RINGKASAN

Indonesia memiliki tanaman lokal yang sangat berlimpah. Tanaman lokal di Indonesia banyak yang belum terjamah untuk dikonsumsi sebagai bahan pangan yang kaya akan zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh dan kesehatan. Jenis sayuran lokal tersebutlah yang dikenal dengan sayuran indigenous. Salah satu daerah di Indonesia yang merupakan penghasil sayuran indigenous yang cukup berperan adalah daerah Jawa Barat. Komponen fenolik dalam bahan pangan memiliki peran yang sangat baik, yang salah satunya adalah sebagai antioksidan. Sayur-sayuran banyak mengandung senyawa fenolik yang berupa flavonoid. Penelitian-penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa flavonoid dapat berfungsi sebagai antioksidan, antimutagenik, dan antikarsinogenik. Oleh karena itu, pemanfaatan sayuran indigenous sebagai sumber flavonoid akan dapat meningkatkan nilai tambah tanaman-tanaman tersebut.

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi senyawa flavonoid yang berupa flavonol dan flavone pada beberapa sayuran indigenous daerah Jawa Barat. Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah kenikir (Cosmos caudatus H.B.K.), beluntas (Pluchea indica Less.), mangkokan (Nothopanax scutellarium), kecombrang (Nicolaia speciosa Horan), kemangi (Ocimum sanctum Linn.), katuk (Sauropus androgynus), kedondong cina (Polyscias pinnata), antanan (Centella asiatica), pohpohan (Pilea trinervia), daun ginseng (Talinum paniculatum), dan krokot (Portulaca oleracea). Pembuatan ekstrak flavonoid dari sayuran dilakukan dengan menggunakan campuran pelarut air dan metanol. Selain itu, dilakukan pula pembuatan kurva standar flavonoid yang digunakan sebagai acuan dalam penentuan komponen tersebut pada sampel. Standar yang digunakan adalah quercetin, kaempferol, myricetin, apigenin, dan luteolin. Analisis yang dilakukan yaitu analisis kadar air, analisis total fenol, dan deteksi flavonoid dengan menggunakan HPLC column C-18 phase; Develosil ODS-UG-3.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data bahwa kadar air sayuran indigenous berkisar antara 82%-93%. Total fenol (per 100 gram berat kering) yang terbesar terdapat pada daun kenikir (1225.88 mg) dan terkecil pada krokot (447.91 mg). Total flavonol dan flavone yang terdapat di dalam sayuran-sayuran yang digunakan sangatlah bervariasi. Jumlah flavonoid (per 100 gram berat kering) yang terbanyak ada pada daun katuk, yaitu sebesar 831.70 mg. Kandungan quercetin yang terbanyak ada pada kenikir (413.57 mg). Krokot merupakan senyawa yang paling sedikit mengandung quercetin (4.05 mg), dan hanya komponen inilah yang terdeteksi dari krokot. Senyawa myricetin hanya terdapat pada sayuran beluntas (11.11 mg) dan antanan (1.66 mg), sedangkan senyawa luteolin hanya ada pada daun kemangi (20.49 mg) dan daun pohpohan (3.16 mg). Apigenin hanya terdeteksi pada daun kemangi, yaitu sebanyak 7.12 mg. Semua sampel, kecuali kecombrang dan krokot, mengandung senyawa kaempferol. Jumlah kaempferol terbesar ditemukan pada daun katuk (805.48 mg), yang jumlahnya sangat jauh lebih banyak dibandingkan sampel lainnya.

(6)

i

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat-Nya lah skripsi ini dapat saya selesaikan. Selama mengerjakan tugas akhir ini, penulis dibantu oleh banyak pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Nuri Andarwulan, MSi. selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi. Terima kasih atas bimbingan, masukan, dorongan, dan saran Ibu selama ini.

2. Prof. Dr. Ir. C. Hanny Wijaya, MAgr. selaku Dosen Pembimbing II. Terima kasih atas bimbingan, masukan, dorongan, dan saran Ibu selama saya menyelesaikan tugas akhir saya.

3. Dr. Ir. Endang Prangdimurti, MSi. selaku dosen penguji. Terima kasih atas kesediaan Ibu sebagai penguji.

4. My family : Mama, Ci Indra, Brian, dan Diana. Terima kasih telah memberikan doa, semangat, dan dukungannya.

5. Ci Ingrid, yang telah sangat banyak mengajariku banyak hal dalam mengerjakan dan menyelesaikan penelitianku.

6. Sahabat-sahabatku : 6 Sense (Albo, CK, Mercon, Dina, Titi), JSMP (Olla, Bebe, Nat2, Pau2, Indi, Dei, Betsy, Fani), terima kasih atas semangat dan dukungan kalian.

7. Teman-teman satu bimbingan Bu Nuri : Olla, Dion, dan Ade. Semangat yah buat jeruk-jeruknya. Terima kasih atas dukungan dan kesediaan kalian yang selalu mau mendengarkan keluh kesahku. Terima kasih juga buat Papang, atas pemberian sampel-sampelnya. Auu, Lia, Anca, dan teman-teman ITP 42, terima kasih atas dukungan dan semangatnya.

8. Teman-teman satu bimbingan Bu Hanny : Bebe, Eko, Dei, Tuti, teman-teman ITP 39, 41 dan 42. Terima kasih atas semangat dan dukungannya selama ini. Terima kasih untuk sebuah perkumpulan bimbingan yang menyenangkan.

9. Eko, HanSib, Nene, Prita, terima kasih karena kalian telah sangat banyak membantuku selama waktu-waktu menjelang dan setelah ujian skripsiku.

(7)

ii

10. Teman-teman ITP 40 : Jeng2 (terima kasih atas pinjaman laptopnya), Aji, Rika, Tya, Agnes, Anas, Meiko, Agus, Andal, Steph, Babe, Martin, Wayan, Rina, Tathan, Arie, Adiput, Adie MR, Mardi, Hendy, Nooi, Idham, Lasty, dan semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih untuk semua dukungan, semangat, dan persahabatan selama 4 tahun ini.

11. Teman-teman ITP 39, ITP 41, dan ITP 42, serta Fajar, Yeye, dan Fiona. Terima kasih untuk semua dukungan dan semangatnya.

12. Teman-teman di Perwira 52 : Chris, Echie, Ribka, Kezhia, Yola, Lele, dan yang lainnya. Terima kasih atas semangat, dukungan, dan kebersamaan yang indah.

13. Pak Soenar, Mba Nani, Mba Desi, Mba Nia, dan Mba Irin. Terima kasih telah membantu saya dalam mengajari tentang HPLC.

14. Para teknisi di Laboratorium ITP : Pak Sobirin, Pak Wahid, Pak Rojak, Mba Darsih, dan teknisi lainnya yang telah membantu saya dalam menyelesaikan penelitian saya.

15. Para pekerja di Seafast Center : Pak Ijul, Ibu Tri Susilowati, Ibu Tri Haryati, Pak Karna, Pak Denny, Ibu Ani, Pak Taufik, Mba Ari, dan lainnya. Terima kasih telah membantu saya dalam menyelesaikan penelitian saya.

16. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi setiap pembacanya. Penulis memohon maaf bila ada kata-kata dan hal-hal yang kurang berkenan.

Bogor, Agustus 2007

(8)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG ... 1

B. TUJUAN ... 3

C. MANFAAT ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

A. SAYURAN INDIGENOUS ... 4

B. FLAVONOID ... 26

C. IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID ... 30

III. BAHAN DAN METODE ... 33

A. BAHAN DAN ALAT ... 33

1. Bahan ... 33

2. Alat ... 33

B. METODE ... 34

1. Persiapan Sampel ... 34

2. Analisis Kadar Air ... 35

3. Analisis Total Fenol ... 36

4. Ekstraksi Senyawa Flavonoid dari Sayuran Indigenous ... 37

5. Analisis Flavonoid dengan HPLC ... 37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

A. STANDAR FLAVONOID DAN LIMIT DETEKSI ... 44

1. Myricetin ... 44

2. Luteolin ... 45

3. Quercetin ... 46

4. Apigenin ... 58

(9)

iv

6. Standar Campuran Senyawa Flavonoid ... 52

B. STANDAR ASAM GALAT ... 55

C. SENYAWA FLAVONOID PADA SAYURAN INDIGENOUS ... 56

1. Kenikir ... 62 2. Beluntas ... 65 3. Mangkokan ... 66 4. Kecombrang ... 69 5. Kemangi ... 70 6. Katuk ... 72 7. Kedondong Cina ... 78 8. Antanan ... 79 9. Pohpohan ... 81 10. Daun Ginseng ... 85 11. Krokot ... 89

D. SENYAWA YANG BELUM TERIDENTIFIKASI PADA SAYURAN INDIGENOUS ... 92

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 97

A. KESIMPULAN ... 97

B. SARAN ... 97

(10)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komposisi kimia daun kemangi per 100 gram bagian yang dapat

dimakan ... 15

Tabel 2. Komposisi kimia daun katuk per 100 gram bagian yang dapat dimakan ... 18

Tabel 3. Spesifikasi HPLC ... 34

Tabel 4. Limit deteksi myricetin ... 45

Tabel 5. Limit deteksi luteolin ... 48

Tabel 6. Limit deteksi quercetin ... 48

Tabel 7. Limit deteksi apigenin ... 50

Tabel 8. Limit deteksi kaempferol ... 52

Tabel 9. Hasil perhitungan konsentrasi flavonoid pada sampel dengan menggunakan kurva standar ... 58

Tabel 10.Hasil perhitungan konsentrasi flavonoid pada sampel dengan menggunakan eksternal standar ... 59

Tabel 11.Rekapitulasi hasil kadar air, total flavonoid, dan total fenol pada sampel ... 60

Tabel 12. Perbandingan hasil analisis flavonol dan flavone dengan perhitungan kurva standar campuran dan eksternal standar campuran ... 61

Tabel 13. Perbandingan luasan area kromatografi ekstrak kenikir ... 65

Tabel 14. Perbandingan luasan area kromatografi ekstrak beluntas ... 66

Tabel 15. Perbandingan luasan area kromatografi ekstrak mangkokan ... 69

Tabel 16. Perbandingan luasan area kromatografi ekstrak kecombrang ... 70

Tabel 17. Perbandingan luasan area kromatografi ekstrak kemangi ... 71

Tabel 18. Perbandingan luasan area kromatografi ekstrak katuk ... 78

Tabel 19. Perbandingan luasan area kromatografi ekstrak kedondong cina ... 79

Tabel 20. Perbandingan luasan area kromatografi ekstrak antanan ... 81

Tabel 21. Perbandingan luasan area kromatografi ekstrak pohpohan ... 85

Tabel 22. Perbandingan luasan area kromatografi ekstrak daun ginseng ... 87

Tabel 23. Perbandingan luasan area kromatografi ekstrak krokot ... 90

Tabel 24. Rekapitulasi komponen yang terdeteksi pada sampel dengan menggunakan HPLC ... 95

Referensi

Dokumen terkait

Penulis menyelesaikan tugas akhir sebagai syarat memperoleh gelar sarjana Teknologi Pangan pada Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan dengan melakukan penelitian yang

Penulis menyelesaikan tugas akhirnya untuk memperoleh gelar sarjana Teknologi Pangan pada Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan dengan melakukan penelitian yang berjudul “

Penulis menyelesaikan tugas akhirnya untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan (STP) pada Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, dengan melakukan penelitian yang

Penulis menyelesaikan tugas akhir sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan dengan melakukan

Penulis menyelesaikan tugas akhirnya untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, dengan melakukan penelitian

Untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, penulis

Penulis menyelesaikan tugas akhirnya untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, dengan melakukan penelitian

Hasil perhitungan jumlah kaempferol pada sayuran indigenous dengan menggunakan kurva standar campuran .... Hasil perhitungan jumlah myricetin pada sayuran indigenous dengan