SKRIPSI
(Diajukan untuk Memenui Syarat Memperoleh Gelar Strata Satu (S1) Sarjana Sosial (S.Sos))
Disusun oleh : LENY SETYAWATI NIM : 11170510000177
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2021 / 1442 H
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Leny Setyawati
NIM 11170510000177
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul STRATEGI DAKWAH USTADZ KHALID BASALAMAH VIA YOUTUBE DIMASA PANDEMI COVID-19 adalah benar merupakan karya saya sendiri dantidak melakukan plagiat dalam penyusunannya. Pada kutipan yang ada pada penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi ini. Saya bersedia menerima sanksi yang semestinya diberlakukan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jika terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau jiplakan karya orang lain.
Dengan demikian pernyataan ini dibuat agar dapat digunakan dengan sebaik- baiknya.
NIM. 11170510000177
i
Jakarta, 22 Juli 2021
Leny Setyawati
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
STRATEGI DAKWAH USTADZ KHALID BASALAMAH VIA YOUTUBE DIMASA PANDEMI COVID-19
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Srata Satu (S1)
Sarjana Sosisal (S.Sos) Disusun Oleh:
Leny Setyawati NIM : 11170510000177
Pembimbing :
Drs. Jumroni, M.Si NIP. 196305151992031006
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2021 / 1442 H
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Leny Setyawati NIM : 11170510000177
Strategi Dakwah Ustadz Khalid Basalamah Via Youtube Dimasa Pandemi Covid-19
Ditengah kondisi pandemi Covid-19, banyak diantaranya praktek dakwah dengan menggunakan alternatif sosial media, termasuk pada platform youtube. Kegiatan tersebut juga dilakukan Ustadz Khalid Basalamah dalam berdakwah ditengah pandemi Covid-19. Oleh karna itu, terdapat strategi dakwah yang dilakukan dan menarik untuk penulis teliti. Khususnya peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Untuk mengetahui strategi dakwah tersebut, peneliti menggunakan teori strategi dakwah Abu Al-Fath Al- Bayanuni yang diantaranya terdapat strategi dakwah sentimental, strategi dakwah rasional, dan strategi dakwah indrawi
Strategi dakwah sentimental yang dilakukan Ustadz Khalid Basalamah melalui media youtube ditengah pandemi Covid-19 yaitu menggunakan metode dakwah Mau’izhoh Hasanah, yaitu penyampaian dakwah dengan perkataan atau nasehat yang menyentuh perasaan para mad’u nya. Serta strategi dakwah rasional yang digunakan dengan mengunggah video ceramah yang maknanya memfokuskan pada aspek akal pikiran dengan bercerita mengenai kisah-kisah teladan umat terdahulu untuk meluluhkan akal dan pikiran mitra dakwah. Dan strategi dakwah indrawi yang dilakukan Ustadz Khalid Basalamah melalui media youtube ditengah pandemi Covid-19 ini dengan melakukan beberapa aksi sosial yang dapat dijadikan teladan dalam mengajarkan akhlak yang baik bagi para mad’u nya.
Kata Kunci : Strategi, Dakwah, Youtube, Pandemi.
iv
Name : Leny Setyawati NIM : 11170510000177
Ustadz Khalid Basalamah's Da'wah Strategy Via Youtube During the Covid-19 Pandemic
In the midst of the Covid-19 pandemic, many of them practice da'wah by using alternative social media, including on the YouTube platform. This activity was also carried out by Ustadz Khalid Basalamah in preaching amid the Covid-19 pandemic. Therefore, there are da'wah strategies that are carried out and are interesting for careful writers. In particular, researchers used a qualitative approach. To find out the da'wah strategy, the researcher uses the theory of Abu Al-Fath Al-Bayanuni's da'wah strategy which includes sentimental da'wah strategies, rational da'wah strategies, and sensory da'wah strategies.
The sentimental da'wah strategy carried out by Ustadz Khalid Basalamah through YouTube media in the midst of the Covid-19 pandemic is using the Mau'izhoh Hasanah da'wah method, namely the delivery of da'wah with words or advice that touches the feelings of his mad'u. As well as the rational da'wah strategy used by uploading video lectures whose meaning focuses on aspects of the mind by telling stories about exemplary stories of previous people to melt the minds and minds of da'wah partners. And the sensory da'wah strategy carried out by Ustadz Khalid Basalamah through YouTube media in the midst of the Covid-19 pandemic by carrying out several social actions that can be used as examples in teaching good morals for his mad'u.
Keywords: Strategy, Da'wah, Youtube, Pandemic.
v
Segala Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan pada kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan segala rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam selalu kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta para keluarga dan para sahabatnya hingga akhir zaman.
Alhamdulillahirobbil ‘alamin, berkat rahmat Allah SWT, serta usaha yang dilakukan, akhirnya penulis telah menyelesaikan skripsi yang berjudul
STRATEGI DAKWAH USTADZ KHALID BASALAMAH VIA
YOUTUBE DIMASA PANDEMI COVID-19.
Dalam penyusunan karya ini, tidak sedikit kendala yang dilalui penulis, namun Alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT. kini semua terlewati. Oleh karna itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih setulus hati kepada : 1. Bapak Suprato, M.Ed, Ph,D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Ibu Dr. Siti Napsiyah, selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Bapak Dr. Sihabudin Noor, M.Ag, selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Bapak Cecep Castrawijaya, M.A, selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
2. Ibu Dr. Armawati Arbi, M.Si, selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), dan Bapak Dr. Edi Amin, M.A, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Penyiaran Islam (KPI).
3. Bapak Drs. Jumroni, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Serta kepada Ibu Umi Musyarrofah, M.A, selaku dosen penasihat akademik yang telah memberikan segala arahan kepada penulis selama berkuliah.
4. Kepada segenap bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM), serta pimpinan dan karyawan Perpustakaan
vi
Utama dan Perpustakaan FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan secara baik kepada penulis.
5. Ucapan terima kasih penulis khususkan untuk kedua orang tua penulis, yaitu Bapak Budi Anto, dan Ibu Haeriyah serta dan adik tersayang yaitu Arif Fauzan. Terima kasih sebesar-besarnya untuk ibu dan bapak yang telah memberikan kasih sayang serta didikannya hingga kini. Serta untuk kaka sepupu penulis yaitu mbak Esti Mutia dan Ibu Rahayu Ningsih selaku keluarga penulis. Penulis doakan supaya kita selalu diberi kesehatan, serta hati yang ditetapkan untuk selalu mengingat Allah SWT.
6. Kepada Ustadz Khalid Basalamah dan Team KHB Official, terutama kepada ka Dimas Risky selaku Manager Digital KHB Official yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Semoga Allah SWT. beri kesehatan dan kemudahan bagi langkah kalian dalam menyiarkan dakwah islam.
7. Kepada grup Cemewew, yang diantaranya Alsifa selaku teman kost tersayang, Putri, Viana dan Muamaroh selaku sahabat-sahabat penulis.
Terima kasih untuk selalu mengingatkan akan apapun, baik suka maupun duka disetiap harinya. Untuk sahabat penulis lainnya, yaitu Syahbaniyah dan Nazhir Ali yang selalu membantu penulis baik suka maupun duka.
Semoga kita menjadi pribadi baik, sukses dan membanggakan.
8. Kepada sahabat penulis, Afifah Zubatric yang selalu menjadi support system hingga kini. Terima kasih untuk tetap saling membantu baik suka maupun duka. Semoga sahabat penulis ini selalu diberikan kemudahan dan kebahagiaan dalam hidupnya.
9. Kepada teman-teman KKN 86 penulis ucapkan terima kasih. Grup yang sampai saat ini masih tetap terjalin baik, terutama kepada Irsyad, Diah, Zeta, Ditha, Galuh, Irman, Cut, Yuma, Amrini dan juga Sarah yang selalu menghibur disela-sela penatnya tugas.
vii
10. Kepada teman-teman Royal Trust, terutama Gusti, Gerry, Melly, dan Zain yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan setiap pekerjaan dan dukungan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan pendidikan strata satu ini tepat pada waktunya.
11. Kepada teman-teman kelas seperjuangan KPI C, yaitu keluarga Cemara.
Terima kasih atas kerjasama dalam setiap proses perkuliahan didalam kelas. Terima kasih atas kebersamaannya selama kurang lebih 4 tahun.
Semoga kita semua dapat mewujudkan cita-cita dengan cara yang terbaik.
12. Last but not least, i wanna thank me, for believing in me, for doing all this hard work, for having no days off, for never quitting, for always being a giver and tryna give more than i receive, and i wanna thank me for just being me at all times.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Atas kekurangan tersebut, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan skripsi ini agar dapat lebih bermanfaat. Kepada segenap pihak yang membantu terselesaikannya skripsi ini, semoga mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT.
Jakarta, 22 Juli 2021
Leny Setyawati NIM. 11170510000177
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9
D. Tinjauan Kajian Terdahulu ... 10
E. Metodologi Penelitian ... 15
F. Sistematika Penulisan ... 20
BAB II LANDASAN TEORI ... 22
A. Pengertian Strategi ... 22
B. Dakwah ... 25
1. Pengertian Dakwah ... 25
2. Unsur-unsur Dakwah ... 28
3. Fungsi dan Tujuan Dakwah ... 41
ix C. Strategi Dakwah ... 49
1. Strategi Dakwah Sentimental ... 51
2. Strategi Dakwah Rasional ... 52
3. Strategi Dakwah Indrawi ... 54
D. Youtube ... 56
BAB III GAMBARAN UMUM ... 60
A. Biografi Ustadz Khalid Basalamah ... 60
1. Profile ... 60
2. Pendidikan... 60
3. Aktivitas ... 62
4. Buku-buku yang diterbitkan ... 64
5. Youtube ... 65
B. Kondisi Dakwah ditengah Pandemi Covid-19 ... 67
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 70
A. Strategi Dakwah Ustadz Khalid Basalamah Via Youtube dimasa Pandemi Covid-19 ... 72
B. Youtube Ustadz Khalid Basalamah Official ... 88
BAB V STRATEGI DAKWAH USTADZ KHALID BASALAMAH VIA YOUTUBE DIMASA PANDEMI COVID-19 ... 92
A. Strategi Dakwah Sentimental Ustadz Khalid Basalamah Via Youtube dimasa Pandemi Covid-19 ... 94
B. Strategi Dakwah Rasional Ustadz Khalid Basalamah Via Youtube dimasa Pandemi Covid-19 ... 102
C. Strategi Dakwah Indrawi Ustadz Khalid Basalamah Via Youtube dimasa Pandemi Covid-19 ... 110
BAB VI PENUTUP ... 118
A. Kesimpulan ... 118
B. Saran ... 119
DAFTAR PUSTAKA ... 121 LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Buku Palestina Yang Terlupakan ... 64
Gambar 3.2 Buku Dahsyatnya Ramadhan ... 64
Gambar 3.3 Buku Juz Tabarak Dan Juz Amma ... 65
Gambar 3.4 Buku Dzikir Pagi Dan Petang ... 65
Gambar 3.5 Kitab Balaghul Maram Syarahnya ... 66
Gambar 3.6 Kitab Minhajul Muslim Syarahnya ... 66
Gambar 4.1 Youtube Khalid Basalamah Official ... 74
Gambar 4.2 Youtube Khalid Basalamah Official ... 76
Gambar 4.3 Youtube Khalid Basalamah Official ... 79
Gambar 4.4 Youtube Khalid Basalamah Official ... 81
Gambar 4.5 Youtube Khalid Basalamah Official ... 85
Gambar 4.6 Youtube Khalid Basalamah Official ... 85
Gambar 4.7 Youtube Khalid Basalamah Official ... 86
Gambar 4.8 Youtube Khalid Basalamah Official ... 86
Gambar 4.9 Youtube Khalid Basalamah Official ... 87
Gambar 4.10 Youtube Khalid Basalamah Official ... 88
Gambar 5.1 Youtube Khalid Basalamah Official ... 95
Gambar 5.2 Youtube Khalid Basalamah Official ... 97
xii
Gambar 5.3 Youtube Khalid Basalamah Official ... 98
Gambar 5.4 Youtube Khalid Basalamah Official ... 99
Gambar 5.5 Youtube Khalid Basalamah Official ... 101
Gambar 5.6 Youtube Khalid Basalamah Official ... 103
Gambar 5.7 Youtube Khalid Basalamah Official ... 105
Gambar 5.8 Youtube Khalid Basalamah Official ... 106
Gambar 5.9 Youtube Khalid Basalamah Official ... 108
Gambar 5.10 Youtube Khalid Basalamah Official ... 109
Gambar 5.11 Youtube Khalid Basalamah Official ... 111
Gambar 5.12 Youtube Khalid Basalamah Official ... 112
Gambar 5.13 Youtube Khalid Basalamah Official ... 112
Gambar 5.14 Youtube Khalid Basalamah Official ... 113
Gambar 5.15 Youtube Khalid Basalamah Official ... 114
Gambar 5.16 Youtube Khalid Basalamah Official ... 114
Gambar 5.17 Youtube Khalid Basalamah Official ... 115
Gambar 5.18 Youtube Khalid Basalamah Official ... 116
Gambar 5. 19 Youtube Khalid Basalamah Official ... 117
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Dakwah merupakan sebuah aktivitas penyampaian ajaran islam kepada orang lain dengan menggunakan cara yang bijaksana yang tidak terpisahkan dari berbagai bidang yang kita geluti sehari-hari. Termasuk dalam aktivitas sosial baik dalam peran yang kecil atau besar, dakwah memainkan peranan yang sangat penting. Oleh karna itu dakwah mesti disampaikan dengan benar dan dilaksanakan dengan seperangkat ilmu yang dikenal sebagai ilmu dakwah pada hubungan antara manusia dalam rangka mencapai saling pengertian (mutual understanding). Setiap muslim, senantiasa berada dalam kisaran fungsi dan misi risalah media dakwah, baik kedalam maupun keluar lingkungan umat islam dengan memperhatikan akidah, akhlak, dan ketentuan lainnya yang intinya sesuai dengan konsep islam.1
Seiring dengan perkembangan zaman, dakwah menghadapi permasalahan yang kian kompleks seiring dengan peradaban yang bergulir. Oleh karna itu peranan pendakwah atau da’i dalam hal ini sangat menentukan warna dari kegiatan yang akan dilaksanakan. Para pendakwah di era modern ini harus mampu memberikan inovasi baru agar dakwah dapat dengan mudah tersampaikan kepada khalayak. Keberadaan media sosial pada dasarnya adalah sebagai penghubung antara publik untuk saling berkomunikasi dan bertukar informasi. Hal tersebut disebabkan karna media sosial disini merupakan frontliner yang penting dalam berkomunikasi dengan masyarkat di era teknologi komunikasi ini.
1 Saefudin, Pengantar Psikologi Intelegensi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), Hal.
1
Berbagai bentuk media kini dapat mempermudah manusia dalam berintraksi dengan lingkungannya tanpa memiliki batasan, baik jarak, ruang, dan waktu. Oleh karna itu media sosial disini dapat dijadikan medium internet yang memungkinkan penggunaan mempresentasikan dirinya maupun berintraksi, bekerja sama, berbagi komunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual.2
Salah satu manfaatnya adalah untuk kepentingan banyak hal, misalnya dalam kepentingan berdakwah. Media sosial merupakan alternatif bagi da’i untuk menyampaikan pesan secara lebih efektif dan efisien.3 Di era ini, tentu banyak para pendakwah yang menggunakan media sosial sebagai sarana menyampaikan dakwahnya kepada mad’u atau pendengarnya. Oleh karna itu media sosial saat ini menjadi salah satu ujung tombak industri untuk bersaing dalam era globalisasi, terutama dalam mendongkrak citra sesorang dalam membangun brand image aeorang dai. Dalam media sosial kita berintraksi dengan khalayak yang tentunya terdapat kegiatan didalamnya untuk saling berkomunikasi, serta mewujudkan hubungan yang harmonis antara seseorang dengan publiknya menggunakan komunikasi dua arah, sehingga dalam hal ini dapat terjalinnya sebuah hubungan. Melalui media komunikasi inilah informasi dapat dengan mudah diberikan kepada khalayak ramai karena sangat mudah dikomunikasikan secara massal dan disamping itu juga manusia saat ini tidak dapat dipisahkan dari sebuah teknologi.4
Dalam islam, dakwah merupakan cara untuk menegaskan dan menyiarkan nilai-nilai islam kepada umat manusia agar meraih
2 Rulli Nasrullah, Media Sosial (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017), Hal.11
3 Ibnu Hajar Sainuddin, Dakwah di Era Sosial Media, (OSF Preprints, July 27, 2020), Hal. 10
4 Rustono Farady Marta, Denise Monica William, Studi Terapan Media Pemasaran terhadap sekuitas merek Pelanggan Sumuboo, (2017) Hal. 67-68
kesejahteraan hidup. Namun, islam menyadari bahwa segala usaha untuk mencapai suatu kebahagiaan (al sa’adah) tidak dapat dilakukan seorang diri, melainkan harus bersama orang lain dengan asas saling tolong menolong (al Ta’awun) untuk saling melengkapi satu sama lain. Kondisi tersebut menurut Masykawih akan tercipta apabila antar sesama manusia tersebut saling mencintai satu sama lain (al Tarahum). Hal ini tentu sangat erat kaitannya dengan kehidupan sosial manusia yang memiliki pemikiran bahwa setiap pribadi akan merasa bahwa kesempurnaan dirinya akan terwujud karna kesempurnaan yang lain. Umat Islam diibaratkan seperti sebuah bangunan yang saling melengkapi. Karna dasar itulah maka setiap individu menjadi salah satu bagian dari individu yang lain, tentu jelas kaitannya dengan suatu kegiatan berdakwah yang dilakukan oleh kumpulan individu yang memiliki tujuan sama. Ataupun hal tersebut juga dapat diibaratkan seperti halnya seorang manusia akan menjadi kuat karna kesepurnaan dari tiap- tiap anggota tubuhnya. Kita sebagai makhluk sosial tentu membutuhkan bantuan baik itu dari dirinya sendiri maupun dari luar dirinya sendiri dan sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Hal tersebut jelas kaitannya pada sabda Rasulullah :
Artinya : “Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lain.”
(HR. Ahmad. Ath-Thabrani, ad Daruqutni. Disahkan oleh al-Albani didalam Shahihul Jami’ No: 3289).
Dalam hadist diatas menafsirkan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi keluarga, dan orang-orang disekitarnya.
Dalam hadist ini juga menjelaskan bahwa secara tidak langsung segala kebaikan yang dilakukan seorang umat manusia akan dibalas oleh Allah SWT kepada dirinya, karna ketika kita berbuat kebaikan maka manfaatnya akan kembali kepada kita. Dalam konsep Islam lebih dikenal dengan istilah Ta’aruf (saling mengenal), Tafahum (saling memahami), Tarahum (saling mengasihi), Ta’awun (saling bekerjasama), dan Nafi’un (saling memberi manfaat). Al-Quran merupakan kitab suci yang berisi petunjuk Allah SWT kepada manusia, karna subjek utamanya adalah pengkajian terhadap manusia beserta segala bentuk kehidupan bersosialnya. Pada dasarnya dalam segala kehidupan terdapat segala petunjuk dalam kitab suci Al-Quran yang telah mengajarkan dan menganalisa prinsip-prinsip fundamental yang mengatur, mempengarui, serta membentuk manusia menjadi makhluk yang lebih baik lagi.
Dalam hal ini Al-Quran juga menguraikan beberapa konsep moral, ide, nilai, intuisi dan spiritual manusia yang dengan demikian Al-Quran juga menjelaskan mengenai kehidupan manusia yang mempelajari tentang ilmu pengetahuan sosiologi yang berisikan segala pelajaran mengenai hubungan antara Allah swt (hablum minallah) dan antara manusia dengan manusia lainnya (hablum minannas) seperti tolong menolong, saling menasehati, serta sifat kebersamaan lainnya sebagai makhluk sosial. Dalam rangka menjalin hubungan baik tersebut sebaiknya kita sebagai manusia hendaknya merawat keharmonisan tersebut agar tidak bercerai berai seperti Firman Allah Q.S Ali Imran : 104-105
Artinya : “Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh (berbuat) kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
Dalam ayat tersebut memiliki keterkaitan dengan kegiatan berdakwah yang dilakukan seseorang ataupun suatu lembaga yang bekerjasama agar membuahkan hasil yang memuaskan dan perlu diorganisir secara bersama antar satu individu dengan yang lain. Begitu juga pentingnya hubungan antara masyarakat dalam membangun sebuah kegiatan intraksi yang memerlukan kebersamaan dalam suatu kesatuan manusia satu dengan yang lain agar terjadi dinamika kehidupan sosial melalui perkenalan (ta’aruf) agar segala sesuatu yang direncanakan diharapkan memunculkan sebuah pemahaman (tafahum). Oleh karna itu, dalam hal ini media sosial memiliki peranan yang penting dalam suatu organisasi ataupun individu yang bertujuan untuk melakukan hubungan komunikasi tentang segala informasi terkait dengan publiknya, khususnya dalam bidang menyiarkan agama yang dilakukan para da’i melalui laman media sosial youtube yang menjadi media digital favorit saat ini, oleh karna itu media ini dinilai cukup efektif untuk menyiarkan nilai-nilai islam. Adapun tujuan program dakwah tidak lain adalah untuk menumbuhkan pengertian, penghayatan dan pengalaman ajaran agama yang dibawa oleh para da’i atau penerang agama. 5
Tuntutan penggunaan media daring dalam berdakwah kini semakin didukung dengan terjadinya fenomena pandemi Covid-19 di seluruh
5 H Muh. Arifin, Psikologi Dakwah (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), Hal. 43
dunia yang menyebabkan terjadinya pembatasan aktivitas sosial guna memutus tali penyebaran virus tersebut ditengah masyarakat menjadi menyebar lebih luas. Kasus pandemi ditetapkan secara global pleh organisasi kesehatan dunia atau yang lebih dikenal dengan World Health Organization (WHO) pada tanggal 11 Maret 2020 sebagai wabah yang berbahaya yang dapat mudah menyebar melalui tetesan atau percikan cairan yang berasal dari batuk ataupun bersin. Selain itu beberapa organisasi keagamaan seperti Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah (MUI) ikut serta merespon mengenai wabah ini dengan mengeluarkan fatwa untuk tidak melaksanakan kegiatan dimasjid serta mengganti shalat jumat dengan shalat Dzuhur dirumah.
Ditengah merebaknya kasus pandemi pada saat ini tentu juga menjadi aspek problematika dalam berdakwah yang mengharuskan para pendakwah saat ini mengubah pola atau metode dakwahnya dari sebelumnya. Dakwah yang mulanya biasa kita temui dalam kajian yang dilangsungkan secara tatap muka, kini berubah menjadi dakwah melaui media daring yang banyak dilakukan para da’i melaui media sosial.
Peningkatan kegiatan berdakwah melalui laman media sosial sudah bermula sejak lama, khususnya pada media sosial youtube. Oleh karena itu, dakwah melalui media online menjadi fenomena tren saat ini, khususnya ditengah pandemi Covid-19 karna dinilai cukup efektif dan mudah bagi masyarakat dalam mengaksesnya. Aspek sosiologis juga penting untuk diperhatikan dalam strategi dakwah, terutama dlam menggunakan media massa ini.
Oleh karna itu pendakwah sebagai penerang dan pembimbing tidak boleh terbatas baik dari segi ruang dan waktu. Pentingnya bagi pendakwah atau dai ini menciptakan inovasi kreatif supaya kegiatan dakwah ini tidak terhenti dengan segala problematika zaman yang kian
modern. Transformasi kegiatan dakwah secara virtual ini dilakukan guna mencegah terjadinya kerumunan dan tentunya juga dalam rangka menaati prosedur kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Dimana dakwah virtual menjadi pilihan terbaik untuk saat ini karna dakwah dengan metode ini tidak memerlukan banyak hal yang diperlukan. Dengan hanya menyiapakan kuota dan platform media sosial sebagai tempat untuk berdakwah, maka dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi inilah yang menjadi pilihan yang diambil para da’i untuk berdakwah. Seiring berkembangnya teknologi, kecanggihan metode dakwah melaui media daring tentunya dapat memudahkan da’i dalam menyiarkan ajaran islam kepada khalayak. Media sosial mampu menjadi jembatan para da’i untuk menyampaikan dakwah kepada masyarakat dari berbagai pelosok daerah. Dakwah yang dilakukan melalui media sosial dapat diakses lebih banyak orang dibandingkan dakwah yang dilakukan secara langsung tatap muka.6
Salah satu da’i yang menggunakan media sosial youtube sebagai wadah untuk berdakwah adalah ustadz Khalid Basalamah. Selain berdakwah dari satu ke tempat lainnya, beliau juga berdakwah melalui platform media sosial youtube. Beliau mendirikan akun youtube nya yaitu Khalid Basalamah Official sebagai media berdakwah secara online, khususnya ditengah pandemi covid-19 ini. Berdasarkan daro uraian permasalahan tersebut maka peneliti berniat untuk meneliti mengenai dakwah yang dilakukan Ustadz Khalid Basalamah yang didasari oleh media sosial khususnya pada youtube ditengah situasi pandemi ini. Dalam hal ini media sosial yang peneliti pilih adalah youtube karna media sosial ini merupakan salah satu penyedia layanan video terbesar, sehingga
6 Muhamad Aiman Kamarudin et al., Media Sosial dan Dakwah Menurut Islam (Kertas Kerja Seminar Sains Teknologi dan Manusia, 2019)
penyampaian dakwah yang dilakukan dapat dengan baik dan mudah untuk dilakukan. Maka dari itu peneliti memilih judul penelitian “Strategi Dakwah Ustadz Khalid Basalamah via Youtube dimasa Pandemi Covid- 19.”
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah
Dalam hal ini, pola strategi komunikasi dakwah adalah salah satu komponen yang perlu diperhatikan da’i karna memiliki peranan yang sangat penting dalam keberhasilan menyiarkan dakwah. Pembahasan pada penelitian ini terfokus pada strategi komunikasi dakwah yang ada di akun youtube milik Ustadz Khalid Basalamah, dengan beberapa identifikasi masalah sebagai berikut:
- Bagaimana pola dakwah Ustadz Khalid Basalamah melalui youtube?
- Apa saja gangguan dakwah yang didapat Ustadz Khalid Basalamah ketika berdakwah melaui youtube dimasa pandemi Covid-19?
- Strategi dakwah seperti apa yang diimplementasikan Ustadz Khalid Basalamah via youtube dimasa pandemi Covid-19?
2. Rumusan Masalah
Agar permasalahan penelitian ini lebih terfokuskan dan tidak terjadi suatu kesalahpahaman dalam memahami suatu isi penelitian, Maka dalam pembahasan ini peneliti merumuskan suatu rumusan masalah yang dianggap penting, yaitu strategi dakwah seperti apa yang diimplementasikan ustadz Khalid Basalamah via youtube dimasa pandemi Covid-19?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini tentu bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi dakwah Ustadz Khalid Basalamah via youtube khususnya ditengah pandemi Covid-19.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Manfaat Tertulis / Akademis
Sebagai acuan ilmiah maupun referensi dalam pengembangan ilmu komunikasi, khususnya pada tataran kajian dibidang dakwah. Kegiatan penelitian ini merupakan salah satu stimulus serta kesempatan bagi peneliti untuk lebih jauh dalam mengeksplorasi materi-materi yang telah dipelajari selama masa perkuliahan yang kemudian dapat diaktualisasikan dalam sebuah tulisan ilmiah. Besar harapan bagi penulis untuk mempelajari secara langsung mengenai strategi dakwah memalui sarana baru yaitu media sosial, terutama youtube.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah kontribusi kerja atau sebagai rujukan mengenai rumusan strategi komunikasi apa yang harus dilakukan seorang pendakwah dan ulama dalam menangani sebuah permasalahan serta dalam mengembangkan sebuah ide gagasan terbaru melalui sebuah media sosial dalam menyiarkan nilai-nilai islamnya. Penelitian ini juga dapat menjadi sebuah masukan yang ideal, terutama bagi seorang penulis dan pada umumnya bagi masyarakat luas khususnya yang terlibat dalam bidang komunikasi.
D. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti sudah lebih dahulu menelaah beberapa karya ilmiah lain yang memiliki keterkaitan dengan judul penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Pada penelitian ini akan disampaikan strategi dakwah yang merujuk pada penelitian terlebih dahulu seperti :
1. Pertama, Penelitian yang dilakukan oleh Tiara Rahmadaniar dari Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta yang berjudul “Strategi Dakwah Akun Youtube Muslimahdailycom dalam mensosialisasikan hijab”. Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa terdapat strategi dakwah yang dilakukan muslimah daily dalam menyampaikan nilai-nilai keislaman atau berdakwah melalui media sosial yang sedang diminati masyarakat yang salah satunya membahas mengenai berjilbab. Dalam hal ini, penulis memanfaatkan media sosial
sebagai salah satu wadah atau sarana dalam berdakwah dengan menggunakan strategi dakwah yang tidak jauh berbeda dari strategi secara umum. Penilis menggunakan teori managemen strategis yang dikemukakan oleh Fred R. David yang mengemukakan bahwa terdapat tiga tahapan atau proses dalam melakukan sebuah strategi, yaitu diantaranya tahapan perencanaan, tahap implementasi, dan tahap evaluasi strategi. Pada penelitian tersebut penulis menggunakan pendekatan kualitatif dan teknik analisis deskriptif yang menekankan kepada analisis data dan fakta lapangan dengan pedoman teori yang digunakan tersebut. Dai hasil penelitian tersebut, penulis sebutkan bahwa strategi dakwah tidak jauh berbeda dengan strategi secara umum. Strategi dakwah merupakan sebuah perencanaan yang dirumuskan agar tujuan dakwah dapat tercapai secara efektif dan efisien. Dalam penelitian ini juga dikemukakan oleh penulis bahwa strategi dakwah yang dilakukan muslimah daily dalam pelaksanaan tahap perencanaan adalah dengan membentuk sebuah visi dan misi serta metode dakwah yang sesuai dengan metode dakwah yang terkandung dalam Surah An-Nahl ayat 125. Pada tahap selanjutnya yaitu tahap implementasi Muslimah daily menerapkan beberapa langkah untuk menarik minat penonton dalam menerima pesan dakwah melalui segmen muslimah bercerita. Serta pada tahapan yang terkahir yaitu tahap evaluasi, Muslimah daily meninjau ulang berbagai strategi yang diterapkan sebelumnya, apakah sudah efektif dan efisien dalam menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dengan menimbang dari hambatan apa saja yang
terjadi dan juga melihat respon apa saja yang disampaikan oleh penonton dan narasumbernya.7
2. Kedua, Penelitian yang dilakukan Ulfa Khairina dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Teungku Dirundeng Meulaboh pada tahun 2020 dengan judul penelitian yaitu “Strategi Komunikasi Islam Felix Siauw di Instagram”. Berdasarkan dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa terdapat strategi komunikasi islam yang dilakukan Ustadz Felix Siauw dalam menyampaikan penyebaran nilai-nilai dakwah menggunakan media sosial sebagai media dakwah untuk menjangkau Mad’u (komunikan), terutama untuk menjangakau sasaran usia muda.8 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan media sosial khususnya instagram sebagai wadah atau sarana dalam menyampaikan dakwahnya kepada mad’u nya.
Mereka tidak meninggalkan cara lama dalam berdakwah, tetapi menambah dengan penggunaan media sosial sebagai pendamping sumber informasi kepada publik.9 Penulis juga mengemukakan latar belakangnya mengambil penelitian dakwah dengan subjek Ustadz Felix Siauw dikarnakan pendakwah ini memiliki keunikan tersendiri dalam berdakwah serta dalam mengelola sosial medianya. Tulisan yang digunakan penulis dalam menyusun penelitian ini yaitu dengan menggunakan penjabaran deskriptif kualitatif serta dengan teknik pengumpulan data menggunakan
7 Rahmadaniar Tiara, Strategi Dakwah Akun Youtube Muslimahdailycom dalam mensosialisasikan jilbab, (Jakarta: Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018)
8 Kharina Ulfa, Strategi Komunikasi Islam Felix Siauw di Instagram, (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Teungku Dirundeng Meulaboh. 2020)
9 Muchtar, N., & Ritchey, J. A. Pearching, Community, and Convergence: Use of Old and New Media by Profressive Indonesian Islamic Leaders. (The
International Communication Gazatte, 2014), Hal. 361
dokumentasi dan observasi. Penentuan data informan yang dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling. Jumlah informan yang dijadikan sebagai sumber data primer dalam penelitian ini yaitu sekitar 30 feeds terakhir yang terdiri dari foto dan video pada sosial media intagram tersebut. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa Ustadz Felix Siauw menggunakan instagram dengan memfokuskan pada penataan feeds dan penggunaan filter foto untuk menarik kaum millenial sebagai mad’u (komunikan). Ustadz Felix Siauw juga menggunakan komunikasi efektif dalam membangun komunikasi islam dengan pengguna Instagram lain melalui penulisan caption yang komunikatif dan informatif sekaligus membuka komunikasi diantara pengguna melalui gaya komunikasi, penggunaan filter dan pengaturan feeds foto dan video, serta caption infotmatif yang diberikan pada setiap postingan tersebut.
3. Ketiga, Penelitian yang dilakukan oleh Beta Harianti pada tahun 2020, Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Palembang dengan judul penelitian “Strategi Dakwah TPA Nurul Falah Karyajasa II Palembang melalui Media Massa”. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa media sosial sebagai sarana atau alat yang digunakan dalam proses komunikasi massa untuk menyebarkan berita, khususnya dalam berdakwah. Dalam penelitian ini penulis merumuskan bagaimana strategi dan metode dakwah TPA Nurul Falah Karyajasa II Palembang melalui media sosial, serta faktor pendukung dan penghambat apa saja yang didapat dalam berdakwah melalui media sosial. Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan metode deskriptif kualitatif serta melalui observasi dan menganalisis objek yang menjadi pusat
penelitian. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer yaitu data pokok penelitian yang berasal dari responden langsung yaitu Ustadzah TPA Nurul Falah Karyajasa II Palembang, sedangkan data sekunder dari penelitian tersebut adalah data tambahan yang bersumber dari buku-buku referensi, artikel, jurnal, serta situs-situs lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi dan metode dakwah yang dilakukan oleh TPA Nurul Falah Karyajasa II Palembang melalui media massa. Dalam penelitian ini juga dapat ditemukan hasil penelitian yang dilakukan oleh TPA Nurul Falah Karyajasa II Palembang dalam melakukan dakwahnya terutama dengan menyusun tujuan yang akan dicapai. Dalam penelitian ini juga penulis melakukan pendekatan kepada orang tua maupun murid TPA itu sendiri yang kemudian dilakukan strategi indrawi. Adapun metode yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode dakwah bil lisan, serta media dakwah yang digunakan adalah audiovisual. Isi pesan dakwah yang dapat diambil dari TPA Nurul Falah Karyajasa II Palembang yang disampaikan melaui media massa ini yaitu ketauhidan, syariat, dan akhlak. Adapun faktor pendukung dakwah dalam penelitian ini adalah adanya dukungan masyarakat sekitar dan minat respon yang baik yang ditunjukan para mad’u dalam menggunakan media. Adapun faktor penghambat yang didapat dalam penelitian ini adalah faktor belum tersedianya kelas belajar serta belum lengkapnya alat-alat yang diperlukan dalam proses belajar mengajar yang mengakibatkan
kurangnya kemampuan fungsional yang didapat dari penelitian tersebut. 10
E. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian
Peneliti dalam hal ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif merupakan multi metode yang fokus, melibatkan interpretasi, pendekatan alamiah pada materi subjek. Ini berarti bahwa penelitian kualitatif studi segala sesuatu dalam setting alamiah mereka, berusaha mengerti dan menginterpretasi, fenomena dalam pengertian sesuai arti masyarakatnya. Penelitian kualitatif menekankan realitas alami konstruksi social, hubungan kedekatan antar peneliti dan yang diteliti dan suasana situasional yang menajamkan penelitian. Pencarian jawaban pertanyaan penelitian yang menekankan bagaimana pengalaman sosial dibentuk dan memberikan arti.11 Dengan metode kualitatif, maka peneliti dapat menemukan pemahaman luas dan mendalam terhadap situasi sosial yang kompleks, memahami interaksi dalam situasi sosial tersebut sehingga dapat ditemukan hipotesis, pola hubungan yang akhirnya dapat dikembangkan menjadi sebuah teori.12 Penelitian ini mengunakan pendekatan deskriptif analisis yaitu memberikan gambaran terhadap suatu subjek dan objek penelitian tersebut.
10 Harianti Beta, Strategi Dakwah TPA Nurul Falah Karyajasa II Palembang melalui Media Massa, (Palembang: Fakultas Agama Islam, Universitas
Muhammadiyah Palembang, 2020) 11Denzin, Norman K. Dan Yvona S.
Lincoln (eds.). Handbook of Qualitati ve Reaserch. Terj. Deriyatno dkk.
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009). Hal. 4
12 Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta, 2016). Hal. 290
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitiaan ini adalah orang-orang dapat memberikan suatu informasi data-data yang dibutuhkan, seperti diantaranya CEO, Tim Redaksi, dan tim kreatif dari akun youtube tersebut. Serta objek penelitian ini adalah strategi dakwah ustadz Khalid Basalamah via youtube dimasa pandemi covid-19.
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian berlokasi Ajwad Resto Jl. Raya Condet No.50, RW. 3, Batu Ampar, Kec. Kramat Jati, Kota Jakarta Timur, 13530. Sedangkan waktu penelitian akan dilakukan mulai Mei sampai dengan Juli 2021.
4. Teknik Pengumpulan data
Dalam penelitian ini data-data yang dikumpulkan penulis lakukan ialah melalui teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu berupa pengumpulan data dalam sebuah bentuk kata-kata dan pernyataan.
Dalam pelaksanaanya melalui : a. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.13 Observasi dalam hal ini merupakan suatu metode penelitian yang berarti sebuah pengamatan. Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, yaitu suatu metode yang memiliki proses lebih spesifik dari metode lain, karna metode ini tidak terbatas pada orang tetapi juga pada objek-objek alam yang lain, karna
13 Husaini Usman dan Purnomo Akbar Setiady, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2003). Hal.53
observasi yang peneliti lakukan adalah obsevasi non partisipan, peneliti hanya melihat kondisi dilapangan saja. Observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengamati atau mencatat sebuah peristiwa dengan cara menyaksikan langsungnya, dan biasanya peneliti sebagai partisipan atau observer dalam menyaksikan atau mengamati suatu objek peristiwa yang sedang ditelitinya.14
b. Wawancara
Wawancara atau interview adalah sebuah percakapan atau proses tanya jawab yang dilakukan antara dua orang atau lebih untuk mendapatkan sebuah informasi. Metode wawancara dapat diperoleh untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka secara langsung antara pewawancara dengan informan atau narasumber, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara.15 Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen untuk kegiatan berwawancara, maka pengumpul data juga dapat mengunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur, dan material lainnya yang dapat membantu pelaksanaan wawancara berjalan lancar.16 Dalam hal ini peneliti melakukan proses tanya jawab dengan orang-orang yang tentunya berkaitan langsung dengan objek penelitian tersebut. Wawancara adalah teknik penelitian yang paling
14 Rosady, Ruslan. Metode Penelitian Public Relations dan komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003). Hal. 221
15 Burhan, Bungin. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Politik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2009) Hal. 116
16 Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta, 2016). Hal. 138
sosiologis sifatnya, karna bentuknya berasal dari komunikasi verbal antara peneliti dengan responden. 17
Dalam hal ini peneliti akan melakukan proses wawancara atau tanya jawab ini dengan pihak-pihak yang berkaitan guna mendapatkan informasi secara jelas mengenai masalah penelitian tersebut guna menanggapi permasalahan strategi dakwah seperti apa yang dilakukan Ustadz Khalid Basalamah melalui youtube ditengah pandemi covid-19 ini.
Sedangkan teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara berstruktur dan tidak berstruktur.18 Hal ini peneliti lakukan dengan tujuan agar memberikan kebebasan kepada narasumber dalam menjawab setiap pertanyaan namun tetap terarah pada permasalahan yang sedang diteliti.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu instrumen pengumpulan data yang sering digunakan dalam setiap metode-metode pengumpulan data. Dokumentasi pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen berupa data-data, artikel- artikel, arsip-arsip, dan gambar-gambar hasil wawancara ataupun bentuk lainnya. Tujuan dari instrumen ini adalah guna mendapatkan informasi yang dapat mendukung analisis serta interpretasi data dan hasil penelitian tersebut akan lebih dipercaya jika disertai dengan dokumentasi. Peneliti mengupulkan data-data berdasarkan pada data dilapangan yang
17 Safinah, Faisal. Format-format Penelitian Sosial, Dasar-dasar Aplikasi, (Jakarta:
Rajawali Pers, 1995) Hal.39
18 Rusdin, Pohalan. Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Lanarka, 2007).
Hal. 58
didapat dari tempat penelitian berlangsung yang memiliki keterkaitan dengan penelitian tersebut.
5. Teknik Analisis Data
Dalam teknik Analisis data ini peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penyajian data dalam bentuk pernyataan atau kalimat yang menjelaskan substansi permasalahan,19 sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas mengenai strategi dakwah Ustadz Khalid Basalamah via youtube dimasa pandemi Covid-19. Tujuan dari analisis deskriptif ini yaitu:
1) Memaparkan informasi yang aktual secara terperinci yang menggambarkan gejala yang ada.
2) Mengidentifikasi masalah atau menjelaskan kondisi dan praktek-praktek yang berlaku.
3) Membuat perbandingan atau evaluasi. 20
6. Teknik Penulisan
Teknik penulisan dalam skripsi ini menggunakan gaya penulisan yang sesuai dengan SK Rektor No. 507 Tahun 2017 tentang pedoman penulisan karya ilmiah yang dikeluarkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan penulisan ayat-ayat Al-Qur’an dan terjemahannya dalam skripsi ini tidak diberi footnote dan dikutip dari Al-Qur’an dan Terjemahannya yang diterbitkan oleh Kementerian Agama RI Tahun 2005.
19 Bungin & Burhan, Analisa Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), Hal. 147
20 Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007), Cet. Ke-13, Hal. 24-25
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dalam penelitian ini, penulis secara sistematis membagi menjadi enam bab yang terdiri dari beberapa sub bab didalamnya. Maka penulis membaginya kedalan enam bab, adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN, Bab ini merupakan bab pendahuluan yang menguraikan argumentasi penelitian ini mengenai latar belakang, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan
BAB II LANDASAN TEORITIS, Bab ini merupakan bab yang menguraikan landasan teori didalamnya serta menguraikanpermasalahan penelitian mengenai konseptualisasi strategi dakwah.
BAB III GAMBARAN UMUM, Bab ini merupakan bab yang menjelaskan gambaran umum dan perkembangan dari akun youtube Kalid Basalamah Official, serta mengemukakan tentang sejarah, visi, misi, tujuan, struktur, serta program-program yang disediakan oleh akun youtube ini.
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN, Bab ini merupakan bab yang menjelaskan mengenai berbagai temuan dan analisis data yang didalamnya diuraikan tentang hasil temuan dilapangan selama penelitian yaitu mengenai strategi dakwah yang diterapkan oleh Ustadz Khalid Basalamah melalui youtube ditengah pandemi covid 19.
BAB V PEMBAHASAN, Pada bab ini berisikan uraian yang mengaitkan latar belakang, teori strategi dakwah, dan rumusan teori baru dari penelitian tersebut.
BAB VI PENUTUP, Dibagian bab akhir ini berisi mengenai kesimpulan yang didapat terhadap apa yang telah diteliti oleh penulis dari seluruh pembahasan serta saran untuk permasalahan yang tengah terjadi dalam ruang lingkup permasalahan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Strategi
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai tujuan. Strategi berasal dari bahasa Yunani, Strategia yang berarti kepemimpinan atas pasukan atau sebuah seni dalam memimpin pasukan. Kata Strategia bersumber dari kata strategos yang berkembang dari kata stratos (tentara) dan kata agein (memimpin). Istilah strategi ini dipakai dalam konteks militer sejak zaman kejayaan Yunani-Romawi sampai masa awal Industrialisasi.
Kemudian istilah strategi ini meluas ke berbagai kegiatan masyarakat, termasuk dalam bidang komunikasi dan dakwah. Hal ini penting didapat karna dakwah bertujuan melakukan perubahan dalam masyarakat khususnya yang dibina.1
Strategi pada mulanya berasal dari peristiwa peperangan, yaitu sebagai suatu siasat untuk mengalahkan musuh. Namun pada akhirnya strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi, termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya, dan agama. Strategi ini dalam segala hal digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan tidak akan mudah dicapai tanpa strategi, karena pada dasarnya segala tindakan atau perbuatan itu tidak terlepas dari strategi. Adapun tentang taktik, sebenarnya merupakan cara yang digunakan, dan merupakan bagian dari strategi. Strategi yang disusun, dikonsentrasikan, dan dikonsepsikan dengan baik dapat membuahkan pelaksanaan yang disebut strategis.2
1 Anwar, Arifin. Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2011), Hal. 227
2 Rafi’udin dan Maulana Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung:
Pustaka Setia, 1997) Hal. 76
Menurut Hisyam Alie yang dikutip Rafi'udin dan Djaliel, untuk mencapai strategi yang strategis harus memperhatikan apa yang disebut SWOT sebagai berikut:
a) Strength (kekuatan), yakni memperhitungkan kekuatan yang dimiliki yang biasanya menyangkut manusianya, dananya, beberapa piranti yang dimiliki.
b) Weakness (kelemahan), yakni memperhitungkan kelemahan- kelemahan yang dimilikinya, yang menyangkut aspek-aspek sebagaimana dimiliki sebagai kekuatan, misalnya kualitas manusianya, dananya, dan sebagainya.
c) Opportunity (peluang), yakni seberapa besar peluang yang mungkin tersedia di luar, hingga peluang yang sangat kecil sekalipun dapat diterobos.
d) Threats (ancaman), yakni memperhitungkan kemungkinan adanya ancaman dari luar.
Dalam prosesnya, strategi ini merupakan proses berpikir yang mencakup pada apa yang disebut simultaneous scanning (pengamatan simultan) dan conservative focusing (pemusatan perhatian). Maksudnya, strategi dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara terpusat dan hati-hati sehingga bisa memilih dan memilah tindakan-tindakan yang lebih efektif untuk mencapai suatu tujuan.3 Strategi juga bisa berupa menyusun rencana-rencana dan langkah-langkah yang akan ditempuh.
Dengan demikian istilah strategi ini antara lain menunjuk pada upaya pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Strategi juga bisa berupa menyusun rencana-rencana dan langkah-langkah yang akan ditempuh.
Dengan demikian istilah strategi ini antara lain menunjuk pada upaya
3 Kustadi Suhandang, Retorika: Strategi, Teknik dan Taktik Berpidato, (Bandung:
Nuansa, 2009),Hal.91
pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Littlejohn menyamakan strategi dengan rencana suatu tindakan dan metodologinya yang sangat mendasar dikemukakan Burke sebagai the dramatistic pentad (segi lima dramatistik) dengan perincian sebagai berikut:
a) Act (aksi) yaitu apa yang harus dikerjakan oleh aktor (pelaku). Segi pertama ini menjelaskan tentang apa yang harus dimainkan aktor, apa yang sebaiknya dilakukan, dan apa yang seharusnya diselesaikan.
b) Scence (suasana) yaitu situasi atau keadaan di mana tindakan (kegiatan) itu dilangsungkan. Segi yang kedua ini meliputi penjelasan tentang keadaan fisik maupun budaya serta lingkungan masyarakat di mana kegiatan itu akan dilaksanakan.
c) (agen) yaitu diri pelaku sendiri yang harus dan akan melaksanakan tugasnya, termasuk semua yang diketahui tentang substansinya.
Substansi itu sendiri mencakup semua aspek kemanusiaannya, sikapnya, pribadinya, sejarah kehidupannya, dan faktor-faktor terkait lainnya.
d) Agency (perantara) yaitu instrument atau alat yang akan dan harus digunakan oleh aktor (agen selaku pelaku) dalam melakukan tindakannya. Mungkin meliputi saluran-saluran komunikasi, jalan pikiran, lembaga (media), cara, pesan (message), atau alat-alat terkait lainnya.
e) Purpose (tujuan) yaitu alasan untuk bertindak yang diantaranya mencakup tujuan teoritis, akibat atau hasil (dari tindakannya itu) yang diharapakan.
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan
bagaimana taktik operasionalnya.Dari uraian-uraian tersebut bisa disimpulkan bahwa strategi merupakan rancangan dan ketentuan- ketentuan yang dibuat untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien.4
B. Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Dakwah dalam hal ini merupakan sebuah kegiatan komunikasi yang dilakukan seorang pendakwah dalam menyampaikan pesan- pesan keagamaan yaitu kegiatan dakwah. Dakwah, secara etimologi berasal dari bahasa Arab yaitu Da’aa, Yad’u, Du’aah/Da’watun. Jadi kata du’aa atau dakwah tersebut adalah isim mashdar dari Du’aa yang keduanya memiliki arti yang sama yaitu ajakan atau panggilan.5 Secara umum, dakwah adalah ajakan atau seruan menuju pada kebaikan.
Secara teknis, proses dakwah ini dilakukan oleh da’i (komunikator) kepada mad’u (komunikan) dalam menyampaikan nilai kegamaan baik secara lisan maupun tindakan hal baik yang perbutan tersebut juga dapat dikatakan sebagai kegiatan dakwah.6
Terdapat beberapa ahli yang mendefinisikan dakwah, termasuk diantaranya sebagai berikut:
a. Abu Bakar Dzakaria yang mengemukakan bahwa dakwah sebagai kegiatan para ulama dengan mengajarkan manusia kepada apa yang baik bagi mereka, yaitu kehidupan dunia akhirat menurut kempuan mereka.7
4 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2007), Hal. 32.
5 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011)
6 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004) Hal. 318-319
7 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), Hal. 16
b. Syaikh Ali Mahfudz yang mendefinisikan dakwah adalah dorongan atau memotivasi manusia untuk melaksanakan kebaikan dan mengikuti petunjuk serta memerintah untuk berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang munkar agar mereka memperoleh kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.8
c. Menurut buku Psikologi Dakwah, dakwah dalam hal ini mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajaran baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku, dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun secara kelompok agar supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagai pesan yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan. 9
Dapat dikatakan secara keseluruhan bahwa pengertian dakwah disini berarti sebuah kegiatan menyampaikan kebaikan untuk mengajak manusia agar berada dijalan yang benar dan menjauhi larangan-larangan Allah SWT. Sebagaimana firman dalam Al-Qur’an dalam surah Ali-Imran ayat 104 yang berbunyi :
Artinya : “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf,
8 Abdul Basit, Filsafat Dakwah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013) Hal. 44
9 Arifin, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) Hal. 6
dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.”
Dalam mengkaji dakwah, tentunya terdapat komponen-komponen yang perlu diketahui dan dipahami didalamnya, seperti pelaku dakwah yang disebut Da’i, pesan dakwah yang disampaikan, sasaran dakwah atau yang disebut mad’u, media dalam menyampaikan pesan dakwah, efek yang ditimbulkan dari proses dakwah, serta metode seperti apa yang digunakan dalam menyampaikan dakwah tersebut. Semua rangkaian dalam komponen berdakwah ini tentu penting dipahami terlebih dahulu agar tujuan pesan dakwah dapat tersampaikan dengan baik.
Sejatinya, dakwah merupakan tanggung jawab bersama diantara setiap kaum muslimin, oleh karna itu pentingnya asas saling membantu dalam rangka menyiarkan ajaran Allah Swt. agar umat berada dijalan yang benar dan menjauhi kemungkaran (amar ma’ruf nahi mungkar), yaitu kebalikan dari sisi atau sifat ini adalah sifat munafik. Amar ma’ruf nahi munkar disini dapat diartikan sebagai perintah atau ajakan untuk berbuat kebajikan dalam agama dan melarang atau mencegah diri dan orang lain untuk melakukan segala hal yang dilarang syariat atau perbuatan yang munkar.10 Mengenai hakikat dakwah yaitu dapat dilihat sang pendakawah atau da’i, bisa juga makna dakwah ini dilihat dari persepsi masyarakat yang menerima dakwah, seperti sebagai berikut:
- Dakwah sebagai tablig. Tablig artinya menyampaikan, serta orang yang menyampaikannya disebut mubalig. Wujud dari
10 A. Hafidz Basuki, Ensiklopedia Hukum Islam, (Jakarta: PT: Ikhtiar Baru, 1997), Hal.
104
dakwah sebagai tablig ini adalah seorang mubalig yang menyampaikan dakwahnya kepada masyarakat.
- Dakwah sebagai ajakan. Dalam hal ini, hal dasar yang mempengarui orang untuk dapat tertarik kepada suatu ajakan adalah jika tujuan yang disampaikan tersebut menarik. Oleh karna itu pentingnya da’i dalam merumuskan tujuan dari dakwah tersebut kepada masyarakat yang akan diajak. 11 Dalam riwayatnya, dakwah memang akan selalu bertemu dengan sunatullah nya, yaitu berbagai arah rintangan serta kesukaran tanpa memandang segi lingkungan.
2. Unsur- Unsur Dakwah
Dalam berdakwah, tentunya dalam hal ini terdapat komponen- komponen yang harus diketahui, seperti diantaranya terdapat unsur- unsur dakwah, seperti Da’i (subjek Dakwah), mad’u (objek dakwah), maddah ad da’wah (materi dakwah), wasilah (medis dakwah), thoriqoh (metode), dan atsar (efek dakwah).
a. Da’i (subyek dakwah)
Da’i merupakan orang yang melaksanakan dakwah baik secara lisan, tulisan maupun perbuatan, baik sebagai individu, kelompok atau berbentuk organisasi atau lembaga. Kata Da’i/da’iyah menurut bahasa adalah isim fail berwazan fa’ilah dari kata da’aa, yad’uu, daa’in. Kata da’iyah bermakna suara kuda dalam suatu peperangan karena ia menjawab orang yang berteriak-teriak memanggilnya.12 Da’i sering disebut kebanyakan orang sebagai “Mubaligh” (orang yang
11 Faizah, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), Hal. 19
12 Abadi Fairuz. Qumus Al-Muhith, (Amerika: Dar Al- Hadist) Hal. 4/239
menyampaikan ajaran islam). Akan tetapi, sebagaimana telah disebutkan pada pembahasan dimuka, sebutan itu sebenarnya lebih sempit dari pengertian da’i yang sebenarnya. Secara subjek dakwah, da’i dapat dipahami dalam dua pengertian.
Pertama, da’i adalah setiap muslim atau muslimat yang melakukan aktifitas dakwah sebagai kewajiban yang melekat dan tak terpisahkan dari misi sebagai penganut Islam sesuai dengan Hadist yang diriwayatkan Imam Bukhari dalam Shahihnya, Nabi bersabda :
Artinya : “Sampaikanlah dariku meskipun hanya satu ayat (Al- Qur’an)”. (HR. Bukhari)
Perintah ini disampaikan Rasulullah kepada umatnya agar mereka menyampaikan kebaikan (dakwah) meskipun hanya satu ayat. Ajakan ini berarti bahwa setiap individu wajib menyampaikan dakwah sesuai dengan kadar kemampuannya.
Kedua, da’i yang memiliki keahlian tertentu dalam bidang dakwah Islam dan mempraktekan keahlian tersebut dalam menyampaikan pesan-pesan agama dengan segenap kemampuannya baik dari segi penguasaan konsep, teori, maupun metode tertentu dalam berdakwah kepada khalayak.13 Seorang da’i dalam aktivitas dakwahnya, hendaklah memahami karakter dan siapa yang akan diajak bicara atau siapa yang akan menerima pesan-pesan dakwahnya. Dai dapat
13 Awaludin Pimay, Metodologi Dakwah, (Semarang: RaSAIL, 2006), hlm. 21-22
dikatakan sebagai seorang pemandu terhadap orang-orang yang ingin mendapatkan keselamatan hidup di dunia maupun di akhirat kelak. Segala perbuatan dan tingkah laku dari seorang da’i akan dijadikan tolak ukur oleh masyarakatnya.
Kepribadian da’i adalah sifat atau akhlak yang harus tertanam dalam diri seorang dai, yang mengemban amanah berdakwah dijalan Allah. Dengan pemahaman yang benar terhadap dakwah, da’i berupaya melaksanakan pemahaman ini agar terjelma dalam kehidupan yang nyata, dan prinsip-prinsip yang dilaksanakan dapat disaksikan dan dirasakan pengaruhnya oleh manusia.
b. Mad’u (objek dakwah), Mad’u sebagai objek dakwahnya adalah manusia itu sendiri sebagai sasaran dakwah atau penerima dakwah. Da’i dalam menyampaikan pesan-pesan dakwahnya haruslah mengetahui klasifikasi dan karakter objek dakwahnya tersebut. Hal ini penting agar pesan-pesan dakwah dapat diterima dengan baik oleh mad’u. Pengatahuan tentang mad’u secara keseluruhan ini perlu diketahui oleh setiap da’i sebelum melaksanakan dakwahnya, sebab pengatahuan ini akan sangat membantu dalam menentukan pendekatan dan metode dakwah. Da’i yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang masyarakat yang akan menjadi obyek dakwahnya adalah calon-calon da’i yang akan mengalami kegagalan dalam dakwahnya. Pengetahuan tentang mad’u ini dapat diperoleh dengan penelitian secara formal atau secara informal atau secara literer, dan lebih-lebih secara empiris.
Dengan mengetahui karakter dan kepribadian mad’u sebagai penerima dakwah, maka dakwah akan lebih terarah karena
tidak disampaikan secara serampangan, tetapi mengarah kepada profesionalisme. Maka mad’u sebagai sasaran atau objek dakwah akan dengan mudah menerima pesan-pesan dakwah yang disampaikan oleh subjek dakwah, karena baik materi, metode, maupun media yang digunakan dalam berdakwah tepat sesuai dengan kondisi mad’u sebagai objek dakwah.14
c. Maddah ad-da’wah (materi dakwah), materi dakwah dalam hal ini adalah pesan-pesan dakwah ajaran islam yang ada dalam Al-Qur’an maupun Sunnah Rasulnya yang disampaikan da’i sebagai subjek dakwah kepada objek dakwah yang disebut mad’u atau penerima dakwah. Oleh karena itu penggalian terhadap maddah atau materi dakwah berrati penggalian terhadap Al-qur’an dan Al-Hadist. Karena luasnya ajaran Islam itu, maka setiap da’i harus selalu berusaha dan tidak bosan- bosannya mempelajari Al-qur’an dan Al-Hadist dan kitab- kitab lainnya serta mempelajari keadaan sosial dimana ia berada sehingga tidak terjadi dai’i yang kekeringan materi (maddah) yang sangat membosankan mad’u. Semakin kaya seorang da’i dengan maddah dakwahnya semakin baiklan ia dalam berdakwah. Fathi Yakan dalam kitab “kaifa Mad’u Ilal Islami” menambahkan bahwa maddah (Materi) dakwah yang berupa totalitas ajrana Islam tersebut harus dijelaskan kepada mad’u tentang beberapa keistimewaannya yang berlainan dengan ajaran-ajaran lain agar mereka terarik untuk mempelajri ajaran Islam tersebut. Dalam materi dakwah ini terdapat beberapa materi yang meliputi bidang akidah, syariah
14 Amin, Samsul Munir, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), Hlm. 15.
(ibadah dan muamalah), dan juga akhlak yang bersumber pada Al-Qur’an, As-sunnah Rasulullah SAW, hasil ijtihad ulama, serta sejarah peradaban islam. 15
d. Wasilah (media dakwah)
Media dakwah merupakan alat atau wadah dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah kepada khalayak. Dalam menyampaikan ajaran Islam, dakwah dapat menggunakan berbagai cara yang dipakai dalam menyampaikan ajaran islam, atau biasa disebut sebagai wasilah. Berbagai pendekatan dakwah baik dakwah bi al-lisan, dakwah bi al-qalam (dakwah melaui tulisan, media cetak), maupun dakwah bi al-hal (dakwah dengan amal nyata, keteladan) perlu dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan tuntutan modernitas. Hamzah Ya’qub membagi wasilah dakwah dalam beberapa macam, yaitu:
• Dakwah bil Lisan, inilah wasilah dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara.
Penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui ucapan ini merupakan dakwah dengan wasilah yang dapat berbentuk khotbah (pidato), ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya yang dilakukan secara langsung antara subjek dan objek dakwahnya.
• Dakwah bil Qolam, yaitu dakwah yang disampaikan berupa tulisan, buku, surat kabar, surat menyurat (korespodensi), dan media cetak sebagainya.
15 Wahidin Saputra,Pengantar Ilmu Dakwah,(Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada,2011),Hal.13
• Dakwah bil-Haal, atau penyampaian dakwah melalui akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran Islam dapat dinikmati serta didengarkan oleh mad’u.16
Dakwah dengan menggunakan cara keteladanan atau demonstrasi ini berarti suatu cara penyajian dakwah dengan memberikan keteladanan langsung sehingga mad’u akan tertarik untuk mengikuti apa yang dicontohkannya. Dengan demonstrasi ini dapat dipergunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan akhlak, cara bergaul, cara beribadah, berumah tangga, dan segala aspek kehidupan manusia.
e. Thoriqoh (metode dakwah)
Metode dakwah yaitu cara-cara penyampaian dakwah, baik individu, kelompok, maupun masyarakat luas agar pesan-pesan dakwah tersebut mudah diterima. Metode dakwah hendaklah menggunakan metode yang tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi mad’u sebagai penerima pesan-pesan dakwah. Oleh karna itu sudah selayaknya penerapan metode dakwah mendapat perhatian yang serius dari para da’i atau penyampai dakwah. Demikian pula penggunaan metode dakwah dengan Hikmah, Mau’idzah Hasanah, dan Mujadalah.17 Agar dakwah tepat sasaran, Alquran telah menunjukkan kaidah-kaidahnya.
Umpamanya, dalam surah An-Nahl ayat ke-125 :
16 Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004) Hal. 120
17 Amin, Samsul Munir, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah) Hal.13
Artinya, "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk."
Tiga kaidah dalam berdakwah itu adalah al hikmah (hikmah), al mau'izah al hasanah (pelajaran yang baik), dan al mujadalah billati hiya ahsan (mendebat dengan cara yang baik).
• Dakwah bil hikmah berarti menyampaikan dakwah dengan terlebih dulu mengetahui tujuannya dan mengenal secara benar dan mendalam orang atau masyarakat yang menjadi sasarannya.
• Dakwah bilmau'izah hasanah, berarti memberi kepuasan kepada jiwa seseorang atau komunitas yang menjadi sasaran dakwah. Hal itu dengan cara-cara yang baik, seperti memberi nasihat, pengajaran, serta teladan yang positif.
• Dakwah mujadalah billati hiya ahsan adalah dakwah yang dapat dilakukan dengan cara bertukar pikiran (dialog) sesuai kondisi masyarakat setempat tanpa melukai perasaan mereka.