• Tidak ada hasil yang ditemukan

(MCR) SKRIPSI OLEH : KHOIRUL BAKRI NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "(MCR) SKRIPSI OLEH : KHOIRUL BAKRI NIM"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

PENETAPAN KADAR IRBESARTAN DAN

HIDROKLOROTIAZID DALAM TABLET ANTI HIPERTENSI SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET DENGAN

METODE MEAN CENTERING OF RATIO SPECTRA (MCR)

SKRIPSI

OLEH :

KHOIRUL BAKRI NIM 141501172

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

PENETAPAN KADAR IRBESARTAN DAN

HIDROKLOROTIAZID DALAM TABLET ANTI HIPERTENSI SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET DENGAN

METODE MEAN CENTERING OF RATIO SPECTRA (MCR)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara

OLEH :

KHOIRUL BAKRI NIM 141501172

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat dan kasihNya yang berlimpah sehingga penulis dapat menjalani masa perkuliahan dan penelitian hingga akhirnya menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul

“Penetapan Kadar Irbesartan dan Hidroklorotiazid dalam Tablet Anti Hipertensi secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Metode Mean Centering of Ratio Spectra (MCR)”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Farmasi dari Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi USU Medan, yang telah memberikan fasilitas sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan. Bapak Prof. Dr. rer.nat. Effendy De Lux Putra, S.U., Apt., yang telah membimbing dan memberikan petunjuk serta saran- saran selama penelitian hingga selesainya skripsi ini. Bapak Drs. Nahitma Ginting, M.Si., Apt., dan, Ibu Dra. Tuty Roida Pardede M.Si., Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik, saran dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Bapak dan Ibu staf pengajar Fakultas Farmasi USU Medan yang telah mendidik selama perkuliahan dan Bapak Popi Patilaya, M.Sc., Apt., selaku penasehat akademik yang selalu memberikan bimbingan, perhatian dan motivasi kepada penulis selama masa perkuliahan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tiada terhingga kepada Ayahanda Zulbakri dan Ibunda Netty Juwita yang telah memberikan cinta dan kasih sayang yang tidak ternilai dengan apapun, pengorbanan baik moril maupun materil beserta dukungan dan doa yang tulus yang tidak pernah berhenti. Abang Adhhal Huda Bakri dan Kakak Mutia Guci penulis

(5)

mengucapkan terima kasih telah memberikan semangat, doa dan bantuan selama masa perkuliahan. Begitu juga terima kasih kepada Abang Aziz, Abang Fathan, dan Adik Haqqi memberikan semangat dan doa.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada abang – kakak dan sahabat- sahabat terbaikku Dicky, Jawara, Hanif, Agus, David, Afif, Willy, Friends with Benefit, Kak Yade, Kak Vida, Kak Rima, Kak Dian, Kak Dwi, Bang Erik, Bang Syukur, Bang Fachri, Coky, Fira, Yana, Raesa, Angel, Posman, Kak Icha, Indri, Henny dan teman-teman Farmasi angkatan 2014 serta Senior dan Junior untuk kebersamaan dan dorongan semangatnya serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu hingga selesainya penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2018 Penulis,

Khoirul Bakri NIM 141501172

(6)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama mahasiswa : Khoirul Bakri Nomor Induk mahasiswa : 141501172 Program studi : Sarjana Farmasi

Judul : Penetapan Kadar Irbesartan dan Hidroklorotiazid dalam Tablet Anti Hipertensi secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Metode Mean Centering of Ratio Spectra (MCR)

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat adalah hasil karya saya sendiri, bukan plagiat dan apabila dikemudian hari diketahui skripsi saya ini plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia menerima sanksi yang diberikan oleh Program Studi Sarjana Farmasi Universitas Sumatera Utara. Saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dalam keadaan sehat.

Medan, Juni 2018

Yang membuat surat pernyataan,

Khoirul Bakri NIM 141501172

(7)

PENETAPAN KADAR IRBESARTAN DAN

HIDROKLOROTIAZID DALAM TABLET ANTI HIPERTENSI SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET DENGAN

METODE MEAN CENTERING OF RATIO SPECTRA (MCR)

ABSTRAK

Pengembangan metode spektrofotometri dalam analisis multikomponen terhadap simultan Irbesartan dan Hidroklorotiazid dilakukan dengan metode Mean Centering of Ratio Spectra (MCR). Metode MCR merupakan metode analisis multikomponen, dimana tidak diperlukan tahap-tahap derivatisasi dan dapat menganalisis senyawa yang memiliki spektrum tumpang tindih. Pengukuran absorbansi maksimum Irbesartan pada panjang gelombang 232 nm dan Hidroklorotiazid pada panjang gelombang 274 nm. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan validasi dan membandingkan hasil yang diperoleh pada penetapan kadar campuran Irbesartan dan Hidroklorotiazid menggunakan spektrofotometri ultraviolet secara MCR dengan persyaratan Farmakope Indonesia Edisi V tahun 2014 .

Metode penelitian yang dilakukan yaitu pengambilan sampel secara purposif terhadap simultan Irbesartan dan Hidroklorotiazid dalam Tablet dan penetapan kadar secara spektrofotometri ultraviolet dengan metode MCR dalam pelarut NaOH 0,1 N.

Hasil penetapan kadar pada tablet Co Aprovel untuk Irbesartan (94,0798- 105,55)% dan untuk Hidroklorotiazid (97,5456-98,9544)%, sedangkan pada tablet Co Diovan untuk Irbesartan (98,3443-99,381)% dan untuk Hidroklorotiazid (92,9698-101,29)%.. Hasil uji validasi memenuhi persyaratan validasi metode, untuk Irbesartan diperoleh %recovery = 99,027% , simpangan baku relatif /Relative Standard Deviation (RSD) = 0,5921; dan untuk Hidroklorotiazid diperoleh

%recovery = 99,574%, simpangan baku relatif /Relative Standard Deviation (RSD)

= 1,24.

Bedasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa metode spektrofotometri ultraviolet secara Mean Centering of Ratio Spectra (MCR) dapat digunakan dalam penetapan kadar Irbesartan dan Hidroklorotiazid dalam Tablet

Kata kunci : Irbesartan, Hidroklorotiazid, metode Spektrofotometri Ultraviolet, Mean Centering of Ratio Spectra (MCR), Validasi

(8)

DETERMINATION OF IRBESARTAN AND HYDROCHLOROTHIAZIDE LEVELS IN ANTI HYPERTENSION TABLETS FORM BY

ULTRAVIOLET SPECTROPHOTOMETRY WITH MEAN CENTERING OF RATIO SPECTRA (MCR) METHOD

ABSTRACT

Spectrophotometric development method in multicomponent analysis toward simultaneous Irbesartan and Hydrochlorothiazide was done by Mean Centering of Ratio Spectra (MCR) method. MCR method is a multicomponent analysis method, where no derivatization steps and analysis of components with overlapping spectrum are required. Irbesartan maximum absorbance measurement at wavelength 232 nm and Hydrochlorothiazide at wavelength 274 nm. The purpose of this study was to validate and compare the appropriate results at the level of Irbesartan and Hidroklorotiazid using ultraviolet spectrophotometry on MCR with the requirements of Pharmacope Indonesia Edition V 2014.

The research method used is purposive sampling of the mixture of Irbesartan and Hidroklorotiazid in Tablet and the determination of the level of spectrophotometric ultraviolet MCR method in 0,1 N NaOH solvent.

The result of determination of level on Aprovel Co tablet for Irbesartan (94,0798-105,55) % and for Hydrochlorothiazide (97,5456-98,9544)%, whereas in Diovan Co tablets for Irbesartan (98,3443-99,381)% and for Hydrochlorothiazide (92,9698-101,29)%. Validation test results fulfill the requirements validation method, for Irbesartan obtained% recovery = 99,027%, Relative Standard Deviation (RSD) = 0,5921; and for Hydrochlorothiazide obtained% recovery = 99,574%, Relative Standard Deviation (RSD) = 1,24.

Based on the research it can be concluded that the method of ultraviolet spectrophotometry by Mean Centering of Ratio Spectra (MCR) can be used in the determination of Irbesartan and Hydrochlorothiazide levels in Tablets.

Keywords : Irbesartan, Hydrochlorothiazide, Ultraviolet Spectrophotometry Method, Mean Centering of Ratio Spectra (MCR), Validation

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

SURAT PENYATAAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR GAMBAR DALAM LAMPIRAN ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Hipotesis ... 3

1.4 Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Uraian Bahan ... 5

2.1.1 Irbesartan ... 5

(10)

2.1.2 Hidroklorotiazid ... 6

2.2 Spektrofotometeri Ultraviolet-Visible ... 7

2.2.1 Pengertian Spektrofotometri Ultraviolet-Visible ... 7

2.2.2 Penyerapan Radiasi oleh Molekul ... 7

2.2.3 Hukum Lambert-Beer ... 8

2.2.4 Instrument Spektrofotometer... 10

2.2.4.1 Sumber Tenaga Radiasi ... 10

2.2.4.2 Monokromator ... 10

2.2.4.3 Tempat Cuplikan ... 11

2.2.4.4 Detektor ... 11

2.3 Analisis Multikomponen ... 11

2.4 Metode Mean Centering of Ratio Spectra (MCR) ... 13

2.5 Validasi Metode ... 15

2.5.1 Kecermatan... 16

2.5.2 Keseksamaan ... 16

2.5.3 Selektivitas ... 17

2.5.4 Liniearitas ... 17

2.5.5 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

3.1 Jenis Penelitian ... 19

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

3.3 Alat ... 19

3.4 Bahan ... 19

3.5 Pengambilan Sampel ... 19

(11)

3.6 Prosedur Penelitian ... 20

3.6.1 Pembuatan Pelarut Natrium Hidroksida 0,1 N ... 20

3.6.2 Pembuatan Larutan Induk Baku Irbesartan ... 20

3.6.3 Pembuatan Larutan Induk Baku Hidroklorotiazid ... 20

3.6.4 Analisis Kualitatif ... 21

3.6.4.1 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Irbesartan ... 21

3.6.4.2 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Hidroklorotiazid ... 21

3.6.5 Pembuatan Spektrum Serapan Baku ... 21

3.6.5.1 Pembuatan Spektrum Serapan Baku Irbesartan ... 21

3.6.5.2 Pembuatan Spektrum Serapan Baku Hidroklorotiazid ... 21

3.6.5.3 Pembuatan Spektrum Serapan Larutan Baku Campuran Irbesartan dan Hidroklorotiazid ... 22

3.6.6 Pembuatan Spektrum Serapan Rasio Baku ... 22

3.6.6.1 Pembuatan Spektrum Serapan Rasio Irbesartan ... 22

3.6.6.2 Pembuatan Spektrum Serapan Rasio Hidroklorotiazid ... 22

3.6.6.3 Pembuatan Spektrum Serapan Rasio Campuran Irbesartan dan Hidroklorotiazid ... 22

3.6.7 Pembuatan Spektrum Serapan secara MCR ... 23

3.6.7.1 Pembuatan Spektrum Serapan Irbesartan secara MCR ... 23

3.6.7.2 Pembuatan Spektrum Serapan Hidroklorotiazid secara MCR ... 23

3.6.8 Pembuatan Kurva Kalibrasi secara MCR... 23

(12)

3.6.8.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Irbesartan

secara MCR ... 23

3.6.8.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi Hidroklorotiazid secara MCR ... 23

3.6.9 Penentuan Kadar Irbesartan dan Hidroklorotiazid dalam Sediaan Tablet ... 24

3.6.9.1 Penentuan Kadar Irbesartan dan Hidroklorotiazid dalam Sediaan Tablet Co Aprovel ... 24

3.6.9.2 Penentuan Kadar Irbesartan dan Hidroklorotiazid dalam Sediaan Tablet Co Diovan ... 24

3.7 Validasi Metode ... 25

3.7.1 Akurasi ... 25

3.7.2 Presisi ... 26

3.7.3 Analisis Data Statistik ... 26

3.7.4 Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ) .... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28

4.1 Penentuan Spektrum Maksimum ... 28

4.2 Penentuan Spektrum Serapan Irbesartan dan Hidroklorotiazid pada Berbagai Konsentrasi ... 30

4.3 Hasil Spektrum Campuran Baku ... 32

4.4 Hasil Spektrum Rasio Irbesartan dan Hidroklorotiazid ... 33

4.5 Hasil Mean Centering of Ratio Spectra (MCR) Irbesartan dan Hidroklorotiazid besertan Tumpang Tindihnya ... 39

4.6 Hasil Pembuatan Kurva Kalibrasi secara MCR ... 41

4.7 Hasil Penetapan Kadar Irbesartan dan Hidroklorotiazid dalam Sediaan Tablet ... 42

4.7.1 Hasil Penetapan Kadar Irbesartan dan Hidroklorotiazid dalam Sediaan Tablet Co Aprovel .. 42

(13)

4.7.2 Hasil Penetapan Kadar Irbesartan dan

Hidroklorotiazid dalam Sediaan Tablet Co Diovan ... 47

4.8 Hasil Validasi Metode ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 53

5.1 Kesimpulan ... 53

5.2 Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN ... 56

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Nilai MC Irbesartan dan Hidroklorotiazid pada Tablet Co Aprovel ... 46 4.2 Kadar Irbesartan dan Hidroklorotiazid pada Tablet Co Aprovel .... 46 4.3 Kadar Irbesartan dan Hidroklorotiazid pada Tablet Co Aprovel

secara Statistik ... 47 4.4 Nilai MC Irbesartan dan Hidroklorotiazid pada Tablet Co

Diovan ... 50 4.5 Kadar Irbesartan dan Hidroklorotiazid pada Tablet Co Diovan ... 51 4.6 Kadar Irbesartan dan Hidroklorotiazid pada Tablet Co Diovan

secara Statistik ... 51

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Rumus Struktur Irbesartan ... 5 2.2 Rumus Struktur Hidroklorotiazid ... 6 2.3 Spektra Absorpsi Senyawa X dan Y (tidak tumpang tindih

pada dua panjang gelombang yang digunakan) ... 12 2.4 Spektra Serapan Senyawa X dan Y (tumpang tindih satu arah) . 13 2.5 Spektra Serapan Senyawa X dan Y (tumpang tindih dua arah) .. 13 4.1 Spektrum Serapan Maksimum Irbesartan ... 28 4.2 Spektrum Serapan Maksimum Hidroklorotiazid ... 29 4.3 Tumpang Tindih Spektrum Serapan Maksimum Irbesartan dan

Hidroklorotiazid ... 30 4.4 Spektrum Serapan Irbesartan pada Berbagai Konsentrasi ... 31 4.5 Spektrum Serapan Hdroklrotiazid pada Berbagai Konsentrasi .. 31 4.6 Spektrum Serapan Campuran Baku Irbesartan dan

Hidroklorotiazid ... 32 4.7 Spektrum Serapan Rasio Irbesartan dengan Spektrum Serapan

Hidroklorotiazid 4 μg/ml sebagai Divisor ... 33 4.8 Spektrum Serapan Rasio Irbesartan dengan Spektrum Serapan

Hidroklorotiazid 6 μg/ml sebagai Divisor ... 34 4.9 Spektrum Serapan Rasio Irbesartan dengan Spektrum Serapan

Hidroklorotiazid 8 μg/ml sebagai Divisor ... 34 4.10 Spektrum Serapan Rasio Irbesartan dengan Spektrum Serapan

Hidroklorotiazid 10 μg/ml sebagai Divisor ... 35 4.11 Spektrum Serapan Rasio Irbesartan dengan Spektrum Serapan

Hidroklorotiazid 12 μg/ml sebagai Divisor ... 35 4.12 Spektrum Serapan Rasio Hidroklorotiazid dengan Spektrum

Serapan Irbesartan 3,5 μg/ml sebagai Divisor ... 36

(16)

Serapan Irbesartan 5,5 μg/ml sebagai Divisor ... 37

4.14 Spektrum Serapan Rasio Hidroklorotiazid dengan Spektrum Serapan Irbesartan 7,5 μg/ml sebagai Divisor ... 37

4.15 Spektrum Serapan Rasio Hidroklorotiazid dengan Spektrum Serapan Irbesartan 9,5 μg/ml sebagai Divisor ... 38

4.16 Spektrum Serapan Rasio Hidroklorotiazid dengan Spektrum Serapan Irbesartan 11,5 μg/ml sebagai Divisor ... 38

4.17 Spektrum MCR Irbesartan ... 39

4.18 Spektrum MCR Hidroklorotiazid ... 40

4.19 Tumpang Tindih MCR Kedua Zat Aktif ... 40

4.20 Kurva Kalibrasi Irbesartan secara MCR ... 41

4.21 Kurva Kalibrasi Hidroklorotiazid secara MCR ... 42

4.22 Spektrum Serapan pada Tablet Co Aprovel... 43

4.23 Spektrum Serapan Rasio Irbesartan pada Tablet Co Aprovel .... 44

4.24 Spektrum Serapan Rasio Hidroklorotiazid Tablet Co Aprovel .. 44

4.25 Spektrum MCR Irbesartan Tablet Co Aprovel ... 45

4.26 Spektrum MCR Hidroklorotiazid Tablet Co Aprovel ... 45

4.27 Spektrum Serapan pada Tablet Co Diovan ... 47

4.28 Spektrum Serapan Rasio Irbesartan pada Tablet Co Diovan ... 48

4.29 Spektrum Serapan Rasio Hidroklorotiazid Tablet Co Diovan .... 49

4.30 Spektrum MCR Irbesartan Tablet Co Diovan ... 49

4.31 Spektrum MCR Hidroklorotiazid Tablet Co Diovan ... 50

(17)

DAFTAR GAMBAR DALAM LAMPIRAN

Gambar Halaman

1 Spektrum Serapan Irbesartan ... 97 2 Spektrum Serapan Hidroklorotiazid ... 97 3 Spektrum Serapan Campuran Baku Irbesartan dan

Hidroklorotiazid ... 98 4 Spektrum Divisor Irbesartan ... 99 5 Spektrum Divisor Hidroklorotiazid ... 99 6 Spektrum Rasio Irbesartan dengan Spektrum Serapan

Hidroklorotiazid 4 μg/ml sebagai Divisor ... 100 7 Spektrum Rasio Irbesartan dengan Spektrum Serapan

Hidroklorotiazid 6 μg/ml sebagai Divisor ... 100 8 Spektrum Rasio Irbesartan dengan Spektrum Serapan

Hidroklorotiazid 8 μg/ml sebagai Divisor ... 100 9 Spektrum Rasio Irbesartan dengan Spektrum Serapan

Hidroklorotiazid 10 μg/ml sebagai Divisor ... 101 10 Spektrum Rasio Irbesartan dengan Spektrum Serapan

Hidroklorotiazid 12 μg/ml sebagai Divisor ... 101 11 Spektrum Rasio Hidroklorotiazid dengan Spektrum Serapan

Irbesartan 3,5 μg/ml sebagai Divisor ... 101 12 Spektrum Rasio Hidroklorotiazid dengan Spektrum Serapan

Irbesartan 5,5 μg/ml sebagai Divisor ... 102 13 Spektrum Rasio Hidroklorotiazid dengan Spektrum Serapan

Irbesartan 7,5 μg/ml sebagai Divisor ... 102 14 Spektrum Rasio Hidroklorotiazid dengan Spektrum Serapan

Irbesartan 9,5 μg/ml sebagai Divisor ... 102 15 Spektrum Rasio Hidroklorotiazid dengan Spektrum Serapan

Irbesartan 11,5 μg/ml sebagai Divisor ... 103 16 Spektrum Rasio Irbesartan dalam Campuran Baku Irbesartan

Dan Hidroklorotiazid ... 104

(18)

17 Spektrum Rasio Hidroklorotiazid dalam Campuran Baku

Irbesartan dan Hidroklorotiazid ... 104

18 Mean Centering of Ratio Spectra (MCR) dari Irbesartan ... 105

19 Mean Centering of Ratio Spectra (MCR) dari Hidroklorotiazid .. 105

20 Spektrum Serapan Sampel pada Tablet Pengulangan 1 ... 106

21 Spektrum Serapan Sampel pada Tablet Pengulangan 2 ... 106

22 Spektrum Serapan Sampel pada Tablet Pengulangan 3 ... 106

23 Spektrum Serapan Sampel pada Tablet Pengulangan 4 ... 107

24 Spektrum Serapan Sampel pada Tablet Pengulangan 5 ... 107

25 Spektrum Serapan Sampel pada Tablet Pengulangan 6 ... 107

26 Spektrum Rasio Irbesartan pada Tablet Pengulangan 1 ... 108

27 Spektrum Rasio Irbesartan pada Tablet Pengulangan 2 ... 108

28 Spektrum Rasio Irbesartan pada Tablet Pengulangan 3 ... 108

29 Spektrum Rasio Irbesartan pada Tablet Pengulangan 4 ... 109

30 Spektrum Rasio Irbesartan pada Tablet Pengulangan 5 ... 109

31 Spektrum Rasio Irbesartan pada Tablet Pengulangan 6 ... 109

32 Spektrum Rasio Hidroklorotiazid pada Tablet Pengulangan 1 .... 110

33 Spektrum Rasio Hidroklorotiazid pada Tablet Pengulangan 2 .... 110

34 Spektrum Rasio Hidroklorotiazid pada Tablet Pengulangan 3 .... 110

35 Spektrum Rasio Hidroklorotiazid pada Tablet Pengulangan 4 .... 111

36 Spektrum Rasio Hidroklorotiazid pada Tablet Pengulangan 5 .... 111

37 Spektrum Rasio Hidroklorotiazid pada Tablet Pengulangan 6 .... 111

38 MCR Irbesartan pada Tablet Pengulangan 1 ... 112

39 MCR Irbesartan pada Tablet Pengulangan 2 ... 112

40 MCR Irbesartan pada Tablet Pengulangan 3 ... 112

(19)

41 MCR Irbesartan pada Tablet Pengulangan 4 ... 113

42 MCR Irbesartan pada Tablet Pengulangan 5 ... 113

43 MCR Irbesartan pada Tablet Pengulangan 6 ... 113

44 MCR Hidroklorotiazid pada Tablet Pengulangan 1 ... 114

45 MCR Hidroklorotiazid pada Tablet Pengulangan 2 ... 114

46 MCR Hidroklorotiazid pada Tablet Pengulangan 3 ... 114

47 MCR Hidroklorotiazid pada Tablet Pengulangan 4 ... 115

48 MCR Hidroklorotiazid pada Tablet Pengulangan 5 ... 115

49 MCR Hidroklorotiazid pada Tablet Pengulangan 6 ... 115

50 Spektrum Serapan Rentang Spesifik 80% pada Tablet ... 116

51 Spektrum Serapan Rentang Spesifik 100% pada Tablet ... 116

52 Spektrum Serapan Rentang Spesifik 120% pada Tablet ... 116

53 Spektrofotometri UV-Vis (Shimadzu UV 1800) ... 118

54 Neraca Analitik ... 118

55 Sonikator (Branson 1510) ... 118

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Perhitungan Pembuatan NaOH 0,1 N ... 56 2 Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan

Serapan Maksimum Irbesartan Secara Kualitatif ... 57 3 Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan Maksimum Hidroklorotiazid Secara Kualitatif ... 58 4 Bagan Alir Pembuatan dan Pengukuran Serapan Larutan Standar Irbesartan ... 59 5 Bagan Alir Pembuatan dan Pengukuran Serapan Larutan

Standar Hidroklorotiazid ... 60 6 Bagan Alir Pembuatan Larutan Baku Campuran Irbesartan dan Hidroklorotiazid ... 61 7 Bagan Alir Pembuatan Spektrum Serapan Rasio Irbesartan ... 62 8 Bagan Alir Pembuatan Spektrum Serapan Rasio

Hidroklorotiazid ... 63 9 Bagan Alir Pembuatan Spektrum Serapan Rasio Campuran

Baku Irbesartan dan Hidroklorotiazid ... 64 10 Bagan Alir Pembuatan Spektrum Serapan Irbesartan secara

Mean Centering of Ratio Spectra (MCR) ... 65 11 Bagan Alir Pembuatan Spektrum Serapan Hidroklorotiazid

secara Mean Centering of Ratio Spectra (MCR) ... 66 12 Bagan Alir Penentuan Kurva Kalibrasi Irbesartan secara Mean

Centering of Ratio Spectra (MCR) ... 67 13 Bagan Alir Penentuan Kurva Kalibrasi Irbesartan secara Mean

Centering of Ratio Spectra (MCR) ... 68 14 Bagan Alir Penentuan Kadar Irbesartan dan Hidroklorotiazid

dalam Sediaan Tablet Co Aprovel ... 69 15 Bagan Alir Penentuan Kadar Irbesartan dan Hidroklorotiazid

dalam Sediaan Tablet Co Diovan ... 70

(21)

16 Bagian Alir Keseluruhan ... 71 17 Data Perhitungan Kalibrasi, Persamaan Regresi dan

Koefisien Korelasi Irbesartan ... 72 18 Data Perhitungan Kalibrasi, Persamaan Regresi dan Koefisien Korelasi Hidroklorotiazid ... 73 19 Perhitungan Penetapan Kadar Secara Teoritis ... 74 20 Data Kadar Irbesartan dan Hidroklorotiazid dalam Tablet Co

Aprovel ... 79 21 Data Kadar Irbesartan dan Hidroklorotiazid dalam Tablet Co

Diovan ... 80 22 Perhitungan Kadar Irbesartan dan Hidroklorotiazid secara

Statistik pada Tablet Co Aprovel ... 81 23 Perhitungan Kadar Irbesartan dan Hidroklorotiazid secara

Statistik pada Tablet Co Diovan ... 85 24 Perhitungan Persentase Perolehan Kembali (% recovery) ... 87 25 Data Hasil Persen Perolehan Kembali Irbesartan dan

Hidroklorotiazid pada Tablet Co Aprovel dengan Metode Penambahan Baku (Standard Addition Method) ... 90 26 Data Hasil Persen Perolehan Kembali Irbesartan dan

Hidroklorotiazid pada Tablet Co Diovan dengan Metode Penambahan Baku (Standard Addition Method) ... 92 27 Perhitungan Kadar Perolehan Kembali (%recovery) Irbesartan

Dan Hidroklorotiazid secara Statistik pada Tablet ... 94 28 Perhitungan Simpangan Baku, LOD, dan LOQ

Irbesartan dan Hidroklorotiazid ... 96 29 Spektrum Serapan Irbesartan 3,5-11,5 µg/ml dan Spektrum

Serapan Hidroklorotiazid 4-12 µg/ml ... 97 30 Spektrum Serapan Campuran Baku Irbesartan dan

Hidroklorotiazid ... 98 31 Spektrum Divisor Irbesartan dan Hidroklorotiazid ... 99 32 Spektrum Rasio Irbesartan dan Hidroklorotiazid ... 100

(22)

33 Spektrum Rasio Irbesartan dan Hidroklorotiazid dalam Campuran Baku Irbesartan dan Hidroklorotiazid ... 104 34 Mean Centering of Ratio Spectra (MCR) Irbesartan dan

Hidroklorotiazid ... 105 35 Spektrum Serapan Sampel pada Tablet dengan 6 Kali

Pengulangan ... 106 36 Spektrum Rasio Irbesartan pada Tablet dengan 6 Kali

Pengulangan ... 108 37 Spektrum Rasio Hidroklorotiazid pada Tablet Dengan 6 Kali

Pengulangan ... 110 38 MCR Irbesartan pada Tablet dengan 6 Kali Pengulangan ... 112 39 MCR Hidroklorotiazid pada Tablet dengan 6 Kali

Pengulangan ... 114 40 Spektrum Serapan Uji Perolehan Kembali (% recovery) pada

Tablet ... 115 41 Data Spesifikasi Sampel pada Tablet ... 117 42 Gambar Alat-alat ... 118 43 Daftar Nilai Distribusi r... 119 44 Daftar Nilai Distribusi t ... 120 45 Sertifikat Pengujian Irbesartan ... 121 46 Sertifikat Pengujian Hidroklorotiazid ... 122

(23)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Obat adalah zat aktif berasal dari nabati, hewani, kimiawi alam maupun sintetis dalam dosis atau kadar tertentu dapat dipergunakan untuk preventif (pencegahan), diagnosa (mengetahui penyakit), terapi (pengobatan), dan pemulihan terhadap suatu penyakit pada manusia maupun hewan. Zat aktif tersebut dapat dipergunakan sebagai obat terlebih dahulu harus dibuat dalam bentuk sediaan seperti pil, tablet, kapsul, sirup, suspensi, supositoria, dan salep (Jas, 2007).

Irbesartan dapat ditentukan kadarnya dengan spektrofotometri ultraviolet pada pelarut basa. Hidroklorotiazid dapat ditentukan kadarnya dengan spektrofotometri ultraviolet dalam pelarut basa pada panjang gelombang 274 nm (Moffat, dkk., 2011). Penetapan kadar juga dapat dilakukan dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dengan fase gerak campuran trietilamin-asetonitril dengan perbandingan 1:1 (Kementerian Kesehatan RI Ditjen B. K. A. K., 2014).

Pada penelitian sebelumnya Sridharan, dkk (2010), analisis multikomponen terhadap Irbesartan dan Hidroklorotiazid dengan metode spektrofotometri ultraviolet derivatif menggunakan pelarut metanol dan Sivasubramanian dan Lakshmi (2016), spektrofotometri ultraviolet dengan metode kemometrik menggunakan pelarut NaOH.

Spektrofotometri merupakan pengukuran panjang gelombang dan intensitas sinar yang dapat diabsorbsi oleh molekul mempunyai π-elektron sehingga terjadinya transisi elektron. Transisi-transisi elektron akan meningkatkan energi

(24)

molekuler dari keadaan dasar ke satu atau lebih tingkat energi tereksitasi (Gandjar dan Rohman, 2017).

Metode spektrofotometri derivatif atau metode kurva turunan adalah salah satu metode spektrofotometri yang dapat digunakan untuk analisis campuran beberapa zat secara langsung tanpa harus melakukan pemisahan terlebih dahulu walaupun dengan panjang gelombang yang berdekatan. Metode yang lain adalah derivatif quotient spectra atau rasio spektra derivatif dengan pembagi standar bila

spektra komponen saling tumpang tindih. Metode ini berdasarkan pada pembagian spektrum campuran menjadi spektrum standar setiap analisis dan mengarahkan quotient untuk mendapatkan spektrum yang tidak tergantung pada konsentrasi

analit yang digunakan sebagai pembagi. Bila dibandingkan dengan metode zero- crossing, pengukuran menggunakan rasio spektra derivatif lebih mudah dan sinyal

analit lebih tinggi (Nurhidayati, 2007).

Berdasarkan keterangan di atas, penulis tertarik melakukan penelitian penetapan kadar simultan binary mixture Irbesartan dan Hidroklorotiazid dalam sediaan tablet dengan metode spektrofotometri ultraviolet secara Mean Centering of Ratio Spectra (MCR) menggunakan pelarut NaOH.

Metode MCR adalah metode yang lebih lanjut untuk analisis multikomponen, dimana tidak diperlukan tahap-tahap derivatisasi dan metode ini dapat menganilisis senyawa yang memiliki spektrum saling tumpang tindih (Abdelwahab, dkk., 2012).

Untuk memperoleh validitas metode ini, maka dilakukan uji akurasi yang dinyatakan dalam akurasi (% Recovery) dan uji presisi (Relative Standard Deviation, RSD). Kemudian ditentukan batas deteksi (Limit Of Detection, LOD) dan batas quantitasi (Limit Of Quantitation, LOQ) (Harmita, 2004).

(25)

1.2 Perumusan Masalah

1. Apakah metode spektrofotometri Mean Centering of Ratio Spectra (MCR) dapat digunakan untuk menetapkan kadar campuran Irbesartan dan Hidroklorotiazid?

2. Apakah kadar campuran Irbesartan dan Hidroklorotiazid dalam sediaan tablet yang ditetapkan dengan metode spektrofotometri UV metode MCR memenuhi persyaratan kadar yang ditetapkan Farmakope Indonesia edisi V (2014)?

3. Apakah hasil uji validasi terhadap metode spektrofotometri Mean Centering of Ratio Spectra (MCR) untuk menganalisa kadar campuran

Irbesartan dan Hidroklorotiazid pada sediaan tablet memenuhi syarat pengujian validasi?

1.3 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka dibuat hipotesis sebagai berikut:

1. Metode spektrofotometri Mean Centering of Ratio Spectra (MCR) dapat digunakan untuk menetapkan kadar campuran Irbesartan dan Hidroklorotiazid.

2. Kadar Irbesartan dan Hidroklorotiazid dalam sediaan tablet memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia edisi V (2014).

3. Hasil uji validasi terhadap metode spektrofotometri Mean Centering of Ratio Spectra (MCR) untuk menganalisa kadar campuran Irbesartan dan Hidroklorotiazid pada sediaan tablet dapat memenuhi syarat pengujian validasi.

(26)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah metode spektrofotometri Mean Centering of Ratio Spectra (MCR) dapat digunakan untuk menetapkan kadar campuran

Irbesartan dan Hidroklorotiazid.

2. Untuk mengetahui hasil yang diperoleh pada penetapan kadar campuran Irbesartan dan Hidroklorotiazid menggunakan metode spektrofotometri Mean Centering of Ratio Spectra (MCR) dengan persyaratan Farmakope

Indonesia edisi V (2014).

3. Untuk mengetahui hasil uji validasi terhadap metode spektrofotometri Mean Centering of Ratio Spectra (MCR) dalam menganalisa kadar

campuran Irbesartan dan Hidroklorotiazid pada sediaan tablet dapat memenuhi syarat pengujian validasi.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi bahwa penggunaan metode spektrofotometri Mean Centering of Ratio Spectra (MCR) dapat dilakukan untuk penetapan kadar campuran Irbesartan dan Hidroklorotiazid pada sediaan tablet sehingga diharapkan metode spektrofotometri Mean Centering of Ratio Spectra (MCR) dapat digunakan oleh industri farmasi dalam penetapan kadar dalam setiap bentuk sediaan farmasi.

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Bahan 2.1.1 Irbesartan

Menurut Kementerian Kesehatan RI Ditjen B. K. A. K. (2014), uraian Irbesartan adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Rumus struktur Irbesartan

Nama IUPAC : 2-Butil-3-[p-(o-1H-tetrazol-5-ilfenil)benzil]-1,3- diazaspiro[4,4]non-1-en-4-on.

Rumus Molekul : C25H28N6O Berat Molekul : 428,53

Pemerian : Serbuk Hablur; putih sampai hampir putih

Kelarutan : Sukar larut dalam etanol dan metilen klorida; praktis tidak larut dalam air

Menurut Beers (2008), Irbesartan termasuk golongan obat angiotensin II reseptor antagonis dan mempunyai aksi anti hipertensi dengan menghambat efek vasokonstriktor dan aldosteron yang mensekresi angiotensin II secara selektif memblokir pengikatan angiotensin II ke tempat reseptornya.

(28)

2.1.2 Hidroklorotiazid

Menurut Kementerian Kesehatan RI Ditjen B. K. A. K. (2014), uraian Hidroklorotiazid sebagai berikut:

Gambar 2.2 Rumus struktur Hidroklorotiazid

Nama IUPAC : 6-Kloro-3,4-dihidro-2H-1,2,4-benzotiadiazina-7- sulfonamida 1,1-dioksida

Rumus Molekul : C7H8ClN3O4S2

Berat Molekul : 297,74

Pemerian : Serbuk hablur; putih atau praktis putih; praktis tidak berbau Kelarutan : Mudah larut dalam natrium hidroksida, n-butilamina dan

dimetilformamida; agak sukar larut dalam metanol; sukar larut dalam air; tidak larut dalam eter, kloroform dan asam mineral encer

Menurut Beers (2008), Hidroklorotiazid termasuk dalam golongan obat diuretik tiazid dan mempunyai aksi anti hipertensi dengan menghambat reabsorbsi natrium kedalam tubulus distal pada nefron sehingga meningkatkan sekresi urin dari natrium dan air.

Hidroklorotiazid banyak digunakan sebagai pilihan pertama untuk hipertensi ringan sampai sedang. Sering kali pada kasus yang lebih berat dikombinasikan dengan obat-obat lain untuk memperkuat efeknya, khususnya beta- blockers (Tan, 2007). Kombinasi ACE inhibitor dengan golongan ini biasanya aman dan efektif, tetapi dosis pertama bisa terjadi hipotensi (seperti pusing, pening), terutama jika dosis diuretik tinggi (Baxter, 2008).

(29)

2.2 Spektrofotometri Ultraviolet-Visible

2.2.1 Pengertian Spektrofotometri Ultraviolet-Visible

Penyerapan panjang gelombang radiasi elektromagnet antara 200-800 nm oleh molekul yang mempunyai π-elektron menjadi dasar spektroskopi serapan elektronik molekuler pada daerah sinar UV-Vis dari spe.ktrum elektromagnet (Munson, 1984). Spektrofotometri UV-Vis merupakan pengukuran panjang gelombang dan intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang dapat diabsorbsi oleh sampel. Sinar ultraviolet berada panjang gelombang 200-400 nm sedangkan sinar tampak berada pada panjang gelombang 400-800 nm (Dachriyanus, 2004).

2.2.2 Penyerapan Radiasi oleh Molekul

Sinar ultraviolet memberikan energi yang cukup untuk terjadinya transisi elektronik. Dengan demikian, spektra ultraviolet dan tampak dikatakan sebagai spektra elektronik. Keadaan energi yang paling rendah disebut dengan keadaan dasar (Ground State). Transisi-transisi elektronik akan meningkatkan energi molekuler dari keadaan dasar ke satu atau lebih tingkat energi tereksitasi (Gandjar dan Rohman, 2017).

Jika suatu molekul sederhana dikarenakan radiasi elektromagnetik maka molekul tersebut akan menyerap radiasi elektromagnetik yang sesuai dengan energi molekulnya. Interaksi antara molekul dengan radiasi elektromagnetik ini akan meningkatkan energi potensial elektron pada tingkat keadaan tereksitasi.

Penyerapan sinar ultraviolet pada umumnya dihasilkan oleh eksitasi elektron- elektron ikatan, akibatnya panjang gelombang pita yang mengabsorpsi dapat dihubungkan dengan ikatan yang mungkin ada dalam suatu molekul (Gandjar dan Rohman, 2017).

(30)

Kromofor digunakan untuk menyatakan gugus tak jenuh kovalen yang dapat menyerap radiasi dalam daerah-daerah ultraviolet. Ausokrom adalah gugus jenuh yang bila terikat pada kromofor mengubah panjang gelombang dan intensitas serapan maksimum. Ciri ausokrom adalah heteroatom yang langsung terikat pada kromofor, misal: -OCH3, -Cl, -OH, dan NH2. Pergeseran batokromik adalah pergeseran serapan daerah kearah panjang gelombang yang lebih panjang (pergeseran merah). Pergeseran hipsokromik adalah pergeseran serapan kearah panjang gelombang yang lebih pendek (pergeseran biru). Efek hiperkromik adalah kenaikan dalam intensitas serapan. Efek hipokromik adalah penurunan dalam intensitas serapan (Sastrohamidjojo, 1991).

2.2.3 Hukum Lambert-Beer

Menurut Muchlisyam dan Pardede (2017), hukum Lambert-Beer adalah hubungan linearitas antara absorbansi dengan konsentrasi larutan sampel.

Konsentrasi dari sampel di larutan dapat ditentukan dengan mengukur absorbansi pada panjang gelombang tertentu. Menurut Lambert bahwa serapan berbanding lurus terhadap ketebalan sel yang disinari maka dengan bertambahnya sel, maka serapan akan bertambah.

A = k.b

Sedangkan menurut Beer, yang berlaku untuk radiasi monokromatis berlaku dalam larutan yang sangat encer. Serapan berbanding lurus dengan konsentrasi maka:

A = k.c

Hukum Lambert-Beer umumnya dikenal sebagai persamaan berikut : A = A11 . b . c (g/100ml)

(31)

Keterangan :

A = serapan yang diukur

A11 = serapan larutan (1%b/v) dalam kuvet 1 cm a = absorptivitas

b = ketebalan kuvet (cm) c = konsentrasi larutan

Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa intensitas yang diteruskan oleh larutan zat penyerap berbanding lurus dengan tebal dan konsentrasi larutan.

Menurut Gandjar dan Rohman (2017), dalam hukum Lambert-Beer tersebut ada beberapa pembatasan yaitu:

(i) Sinar yang digunakan dianggap monokromatis

(ii) Penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai penampang luas yang sama

(iii) Senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung terhadap yang lain dalam larutan tersebut

(iv) Indeks bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan

Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan (larutan sampel) dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya.

Radiasi yang diserap oleh cuplikan ditentukan dengan membandingkan intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar yang diserap. Intensitas atau kekuatan radiasi cahaya sebanding dengan jumlah foton yang melalui satu satuan luas penampang per detik. Serapan dapat terjadi jika radiasi yang mengenai cuplikan memiliki energi yang sama dengan energi yang dibutuhkan untuk menyebabkan terjadinya perubahan tenaga (Gandjar dan Rohman, 2017).

(32)

2.2.4 Instrument Spektrofotometer

Menurut Sastrohamidjojo (1991), Instrumen yang digunakan untuk mempelajari serapan atau radiasi eletromagnetik sebagai fungsi dari panjang gelombang disebut spektrofotometer. Komponen-komponen pokok dari spektrofotometer meliputi: sumber tenaga radiasi, monokromator, tempat cuplikan, detektor dan amplifier.

2.2.4.1 Sumber Tenaga Radiasi

Sumber tenaga radiasi terdiri dari benda yang tereksitasi hingga ke tingkat tenaga yang tinggi oleh pemanasan listrik. Sumber radiasi ultraviolet yang kebanyakan digunakan adalah lampu hidrogen dan deuterium. Mereka terdiri dari sepasang elektroda yang terselubung dalam tabung gelas dan diisi dengan gas hidrogen atau deuterium pada tekanan yang rendah. Bila tegangan yang tinggi dikarenakan pada elektroda-elektroda, maka akan dihasilkan elektron-elektron lain dalam molekul gas ke tingkat tenaga yang tinggi (Sastrohamidjojo, 1991).

2.2.4.2 Monokromator

Radiasi yang diperoleh dari berbagai sumber radiasi adalah sinar polikromatis (banyak panjang gelombang) (Sitorus, 2009). Dalam spektrofotometer, radiasi yang elektromagnetik ini harus diubah menjadi radiasi monokromatik. Monokromator merupakan serangkaian alat optik yang menguraikan radiasi polikromatik menjadi jalur-jalur yang efektif atau menjadi panjang gelombang tunggalnya dan menjadi jalur-jalur yang sangat sempit (Sastrohamidjojo, 1991).

(33)

2.2.4.3 Tempat Cuplikan

Tempat sampel dikenal dengan istilah kuvet. Syarat bahan yang dapat dijadikan kuvet adalah tidak menyerap sinar yang dilewatkan sebagi sumber radiasi dan tidak bereaksi dengan sampel dan pelarut. Untuk sinar UV diguanakan Quarts, sedangkan untuk sinar tampak dapat digunakan gelas biasa namun Quarts lebih baik (Sitorus, 2009).

2.2.4.4 Detektor

Setiap detektor menyerap tenaga foton yang mengenainya dan mengubah tenaga tersebut untuk dapat diukur secara kuantitatif seperti sebagai arus listrik atau perubahan-perubahan panas. Kebanyakan detektor menghasilkan sinyal listrik yang dapat mengaktifkan pencatat atau meter. Setiap pencatat harus menghasilkan sinyal secara kuantitatif berkaitan dengan tenaga cahaya yang mengenainya. Persyaratan- persyaratan yang penting untuk detektor meliputi: sensitifitas tinggi, waktu respon yang pendek, stabilitas yang panjang atau lama untuk menjamin respon secara kuantitatif dan sinyal yang mudah diperjelas (Sastrohamidjojo, 1991).

2.3 Analisis Multikomponen

Sebuah spektrofotometer tak dapat menganalisis suatu sampel. Alat itu menjadi berguna hanya setelah sampel diolah sedemikian rupa sehingga pengukuran dapat ditafsirkan secara individu. Tetapi, dalam banyak hal tak perlu tiap komponen individu dari sampel yang kompleks dipisahkan terlebih dahulu dari sampelnya. Bila suatu larutan mengandung dua konstituen yang menyerap (X dan Y), rumit tidaknya situasi bergantung pada spektra X dan Y (Day dan Underwood, 1986).

(34)

(i) Kasus 1

Spektra tidak tumpang tindih, atau sekurangnya memungkinkan untuk menemukan suatu panjang gelombang di mana X menyerap dan Y tidak, serta panjang gelombang serapan dan panjang gelombang serupa untuk mengukur Y.

Spektra absorpsi senyawa X dan Y (tidak tumpang tindih pada dua panjang gelombang yang digunakan) dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Spektra absorpsi senyawa X dan Y (tidak ada tumpang tindih pada dua panjang gelombang yang digunakan)

(ii) Kasus 2

Tumpang tindih satu arah (dari spektra): seperti ditunjukan dalam Gambar 2.4, Y tidak mengganggu pengukuran X pada λ1, tetapi X memang menyerap cukup banyak bersama-sama Y pada λ2. Konsentrasi X ditetapkan langsung dari absorbansi larutan pada λ1. Kemudian absorbansi yang disumbangkan oleh konsentrasi X pada λ2 dihitung absorptivitas molar X dan λ2. Sumbangan ini dikurangkan dari absorbansi terukur pada larutan λ2, sehingga akan diperoleh absorbansi yang disebabkan oleh Y.

Spektra serapan senyawa X dan Y (tumpang tindih satu arah) dapat dilihat pada Gambar 2.4.

(35)

Gambar 2.4 Spektra serapan senyawa X dan Y (tumpang tindih satu arah) (iii) Kasus 3

Tumpang tindih dua arah (dari spektra): dengan prinsip bahwa tidak ada panjang gelombang di mana salah satu komponen dapat diukur tanpa gangguan oleh yang lain.

Spektra serapan senyawa X dan Y (tumpang tindih dua arah) dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Spektra serapan senyawa X dan Y (tumpang tindih dua arah).

2.4 Metode Mean Centering of Ratio Spectra (MCR)

Salah satu metode yang telah dikembangkan dalam campuran penetapan kadar dua atau tiga campuran adalah MCR oleh Afkhami dan Bahram (2005).

(36)

Metode ini digunakan tanpa tahap pemisahan terlebih dahulu dan didasarkan pada nilai dari Mean Centered (MC).

Menurut Afkhami dan Bahram (2005), penjelasan MCR dapat dicontohkan sebagai berikut, dimisalkan vektor tiga dimensi :

y = [5 1 3 ]

Kita Mean Center kan vektor ini dengan mengurangi dari rata-rata vektor tersebut seperti :

𝑦̅ = [3 3 3 ]

MC (y) = y - 𝑦̅ = [5 1 3

] - [3 3 3

] = [+2

−2 0

]

Hal ini dapat membuktikan bahwa jika vektor y dikalikan dengan n (angka konstanta), vektor hasil MC juga dikalikan dengan n, juga nilai konstan ditambahkan pada vektor y, maka MC tidak berubah.

Menurut Darwish, dkk., (2011), dimisalkan campuran mengandung dua komponen yaitu X dan Y, jika memenuhi Hukum Lambert-Beer untuk tiap komponen dapat ditulis sebagai berikut:

Am = αxCxyCy (1)

Keterangan :

Am = vektor absorbansi dari campuran

αxαy = vektor absorptivitas molar dari X, vektor absorptivitas Y CxCy = vektor konsentrasi dari X, vektor konsentrasi Y

(37)

Jika persamaan (1) dibagi dengan αy dari spektrum larutan standar Y yang terdapat dalam campuran binary mixtures, spektrum rasio pertama diperoleh dalam bentuk persamaan (2) (tidak boleh digunakan nilai nol sebagai pembagi).

B = Amαy = αxCxαy + Cy (2)

Menurut Darwish, dkk (2011), jika persamaan (2) dilakukan Mean Center, dimana konstanta Cy adalah nol, diperoleh persamaan (3) sebagai berikut:

MC (B) = MC [αxCxαy ] (3)

Dari persamaan (3) merupakan dasar matematika dari analisis campuran binary mixtures yang memperbolehkan penetapan kadar konsentrasi dari setiap komponen aktif dari larutan (X dalam persamaan tersebut) tanpa mengganggu komponen aktif lain dari sistem campuran binary mixtures (Y dalam persamaan tersebut). Dari persamaan (3) menunjukkan adanya hubungan yang linier antara MC (B) dan konsentrasi X dalam larutan (Darwish, dkk., 2011).

Untuk membuat kurva kalibrasi dapat dilakukan dengan cara memplotkan nilai MC (B) terhadap konsentrasi X dalam larutan standar A atau dalam campuran binary mixtures (Darwish, dkk., 2011).

2.5 Validasi Metode

Menurut Harmita (2004), validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu atas dasar percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Validasi metode meliputi kecermatan, keseksamaan, selektivitas, linearitas, batas deteksi dan batas kuantitasi.

(38)

2.5.1 Kecermatan

Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analisis yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Kecermatan hasil analis sangat tergantung kepada sebaran galat sistematik yang tinggi hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi galat sistematik tersebut seperti menggunakan peralatan yang telah dikalibrasi, menggunakan pereaksi dan pelarut yang baik, pengontrolan suhu, pelaksanaannya yang cermat dan taat asas sesuai prosedur (Harmita, 2004).

Kecermatan ditentukan dengan dua cara yaitu metode simulasi (spiked- placebo recovery) atau metode penambahan baku (standard addition method).

Dalam metode simulasi, sejumlah analit bahan murni (senyawa pembanding kimia) ditambahkan ke dalam campuran bahan pembawa sediaan farmasi (plasebo) lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar analit yang ditambahkan (kadar yang sebenarnya). Dalam metode penambahan baku, sampel dianalisis lalu sejumlah tertentu analit yang diperiksa ditambahkan ke dalam sampel dicampur dan dianalisis lagi. Selisih kedua hasil dibandingkan dengan kadar yang sebenarnya (hasil yang diharapkan). Dalam kedua metode tersebut, persen perolehan kembali dinyatakan sebagai rasio antara hasil yang diperoleh dengan hasil yang sebenarnya (Harmita, 2004).

2.5.2 Keseksamaan

Menurut Harmita (2004), keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-

(39)

sampel yang diambil dari campuran yang homogen. Keseksamaan diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif (koefisien variasi). Keseksamaan dapat dinyatakan sebagai keterulangan (repeatability) atau ketertiruan (reproducibility). Keterulangan adalah keseksamaan metode jika dilakukan berulang kali oleh analis yang sama pada kondisi sama dan dalam interval waktu yang pendek. Keseksamaan dapat dihitung dengan cara berikut:

SD = √∑(𝑋𝑖−𝑋̅)(𝑛−1)2

KV = 𝑆𝐷𝑋 x 100%

Keterangan :

SD = Standard deviasi KV = Koefisien Variasi 2.5.3 Selektivitas

Selektivitas adalah kemampuan yang hanya mengukur zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel. Selektivitas seringkali dapat dinyatakan sebagai derajat penyimpangan (degree of bias) metode yang dilakukan terhadap sampel yang mengandung bahan yang ditambahkan berupa cemaran, hasil urai, senyawa sejenis, senyawa asing lainnya, dan dibandingkan terhadap hasil analisis sampel yang tidak mengandung bahan lain yang ditambahkan (Harmita, 2004).

2.5.4 Liniearitas

Liniearitas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan respon yang secara langsung atau dengan bantuan transformasi matematik yang baik, proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Rentang metode adalah

(40)

pernyataan atas terendah dan tertinggi analit dapat ditetapkan dengan kecermatan, keseksamaan dan liniearitas yang dapat diterima (Harmita, 2004).

Liniearitas biasanya dinyatakan dalam istilah variansi sekitar arah garis regresi yang dihitung berdasarkan persamaan matematik data yang diperoleh dari hasil uji analit dalam sampel dengan berbagai konsentrasi analit. Perlakuan matematik dalam pengujian linearitas adalah melalui persamaan garis lurus dengan metode kuadrat terkecil antara analisis terhadap konsentrasi analit (Harmita, 2004).

2.5.5 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blanko.

Batas kuantitasi merupakan parameter pada analisis renik dan diartikan sebagai kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama (Harmita, 2004).

Menurut Harmita (2004), penentuan batas deteksi suatu metode berbeda- beda tergantung pada metode analisis itu mengggunakan instrumen atau tidak. Pada analisis instrumen batas deteksi dapat dihitung dengan mengukur respon blanko beberapa kali lalu dihitung simpangan baku respon blanko dan formula di bawah ini dapat digunakan untuk perhitungan.

Q = 𝐾 𝑥 𝑆𝑏

𝑆1

Keterangan:

Q = LOD (batas deteksi) dan LOQ (batas kuantitasi) K = Perkalian 3 untuk LOD dan 10 untuk LOQ Sb = Simpangan baku respon analititk dari blanko

Sl = Arah garis linear dari kurva antara respon terhadap konsentrasi

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis peneltian ini termasuk penelitian eksperimental yaitu metode spektrofotometri ultraviolet secara Mean Centering of Ratio Spectra (MCR) terhadap analisis campuran Irbesartan dan Hidroklorotiazid dalam sediaan tablet.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara pada bulan Maret-Mei 2018.

3.3 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah spektrofotometer ultraviolet (Shimadzu 1800) dilengkapi komputer dengan software UV probe 2.42 dan software matrix laboratory (MATLAB) R2010a versi 7.8, sonikator (Branson 1510), neraca analitik (Boeco), lumpang dan alu, alat-alat gelas, bola karet serta alat-alat lainnya yang diperlukan dalam penyiapan sampel dan larutan.

3.4 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah NaOH 0,1N, baku Irbesartan (Ikapharmindo Putramas), baku Hidroklorotiazid (Kimia Farma) dan Tablet Co Aprovel (Sanofi) dan Tablet Co Diovan (Novartis).

3.5 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara purposif yaitu ditentukan atau dasar pertimbangan bahwa sampel yang terambil mempunyai karakteristik yang sama dengan yang diteliti tanpa membandingkan antar tempat (Sudjana, 2005).

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada komunitas belajar bagaimana tentor harus memiliki kompentensi komunikasi yang baik untuk

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perbandingan Kemudahan Penggunaan dan Kemanfaatan Teknologi Informasi Dalam