• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL WISATA DAMAI (MWD) (Studi Tentang Preferensi, Model dan Aplikasi Wisata Damai di Kawasan Pariwisata Kuta Bali).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL WISATA DAMAI (MWD) (Studi Tentang Preferensi, Model dan Aplikasi Wisata Damai di Kawasan Pariwisata Kuta Bali)."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

i

MODEL WISATA DAMAI ( M W D )

(Studi Tentang Preferensi, Model dan Aplikasi Wisata Damai

di Kawasan Pariwisata Kuta Bali)

Nyoman Ariana1), Made Sukana2) I Nyoman Jamin Ariana 3)

1 Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana

email: ramabharga@gmail.com

2

Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana email: Sukana.made@gmail.com

3 Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana

email: jaminariana@yahoo.com

Abstract

Peace tourism is a product that combine tourism with social harmony. It is a very important to be conducted a research because of people's living conditions often happen several social deviations such as: the high rate of criminality, inter-ethnic conflict, and disharmony among religions. Based on background the goal of this study is to analyze the preferences of tourists to the development of Ground Zero Monument as a product of peace tourism in Kuta Bali. The concept that is used to solve the research focus are the concept of peace tourism and the development of tourism products. The approach that is used on this research are Integrating research between qualitative and quantitative approaches. Methods of data collection is conducted by making observations (observation), questionnaires, interviews, and documents. Meanwhile, to defining of variable operational is determined to be several attributes are: Physical attractiveness; non-physical attractiveness; visiting activities of tourist; facilities; transport; souvenirs; and service. Samples of research is determined by purposive sampling is taken as many as 100 tourists. Data is analyzed with method of conjoint analysis that is the effort to evaluate the value of the product by combining a number of value offered of each attribute. The results show that the preferences of tourists to the product of peace tourism on Ground Zero Monument Kuta Bali are: it is necessary to offer statue of monument (miniature) and a the history book of monument as a souvenir for the tourists, (-0.330), providing adequate facilities monuments (-0.302), giving a special place for tourists to pray (-0.257), packaging of products to

accommodate the values of peace symbols (-0.210), packaging of monument design that’s is

interesting for the tourist 0.067), should be provided interpreters (guides to explain the monument (-0.050), and it is not be provided the transportation for the tourist because they are more likely to use private vehicles (-0.050). While the level of interest in the product of peace tourism in Monument Ground Zero from highest to lowest based attribute utility value is as follows: souvenirs (16.509%), physical attractiveness (15.775%), services (14.889%), non-physical attractiveness (14.461% ), facilities (13.820%), attractions (12.648%), and transport (11.898).

(2)

1. PENDAHULUAN

Dalam sejarah akademis, pengembangan perdamaian melalui pariwisata, masih minim dikaryakan oleh para ahli pariwisata. Salah satu ahli yang mendalami pariwisata damai adalah Salazar pada tahun 2006 dengan memfokuskan kajiannya tentang

Building a Culture of Peace Thorugh Tourism.

Selain gagasan tersebut, pendapat dalam membangun pariwisata damai juga dikemukakkan oleh dua Pemimpin nasional yaitu: pertama mantan presiden Megawati Soekarno Putri menggemakan perdamaian melalui pariwisata pada acara akbar ATF (Asia

Tourism Forum) di Yogyakarta Tahun 2005.

Sedangkan kedua Presiden Susilo Bambang Yodhoyono memberikan apresiasi terhadap pariwisata, bahwa perdamaian bisa dilakukan melalui pembangunan pariwisata. Pernyataan presiden ini, disampaikan saat diresmikannya

The Institute of Peace and Democracy.

(Ariana : 2011).

Kawasan Pariwisata Kuta merupakan salah satu kawasan pariwisata yang paling menonjol di Bali dan merupakan salah satu magnet penarik bagi wisatawan mancanegara yang sudah terkenal sejak masa awal sejarah pembangunan pariwisata Bali (sejak tahun 1920-an). Dengan termasyurnya Kuta sebagai primadona pariwisata Bali maka tepat bila Kuta sebagai trade mark dan jendela pariwisata Bali di dunia internasional (The

Window of Tourism For Bali). (Pitana dkk :

2000 hal 3-4)

Menggali potensi dan mengkemas wisata damai sebagai wisata baru, merupakan wadah penyeimbang kondisi pariwisata Kuta kini, Beberapa hasil penelitian mengemukakan bahwa Kuta memiliki angka kriminalitas relatif tinggi Mahagangga (2011). Disamping itu temuan Ariana (2011) ada beberapa dampak negatif pariwisata terhadap masyarakat Kuta yang kian hari semakin meluas seperti: gaya hidup masyarakat cenderung meniru western style, kolektivitas digantikan karakter individu, Alih fungsi lahan, dan persaingan dunia bisnis semakin tidak sehat.

Dari dua telaah tentang pariwisata baik yang positif dan negatif dalam kaitan dampak sosial budaya dan ekonomi masyarakat. Ternyata Kuta masih ada peluang untuk membangun pariwisata yang mengarah

pada kearifan dan keunikan masyarakat setempat. Ada beberapa alasan yang memperkuat alasan tersebut yaitu: adanya sejarah akulturasi antar etnis, pendirian Monumen Ground Zero sebagai monumen perdamaian, dan tingginya aktivitas tradisi dan penerapan

nilai-nilai filosofis masyarakat.Pentingnya menggali potensi pariwisata baru khususnya tentang nilai –nilai/ esensi dalam pariwisata, dipertegas oleh Richard dan Wilson (2007) yang mengatakan bahwa, terjadi perubahan mendasar dari tahapan perkembangan pariwisata yang sering dipopulerkan dengan istilah tourism style. Dulu pariwisata mengarah pada pengembangan massal (mass

tourism), Selanjutnya menjadi suguhan

pariwisata yang mengarah pada pemanfaatan kualitas budaya (cultural tourism). perubahan ini tidak berhenti pada epicentrum tersebut, tetapi kembali mengalami perubahan menuju kreativitas dalam usaha kemasan wisata baru. Bentuk nyata pada kemasan tersebut, mengarah pada produk berbasis pengalaman baru (a new experiences).

Berkaitan dengan hal tersebut sangat penting kiranya diteliti terutama terkait dengan nilai-nilai kemanusian (humanis) seperti: kebersamaan, keadilan, solidaritas, keharmonisan, demokrasi, dan persahabatan melalui pemanfaatan Monumen Ground Zero untuk dijadikan sebagai simbol perdamaian untuk menuju pengembangan pariwisata Damai (peace Tourism) di Kawasan Pariwisata Kuta Badung Bali. Sehingga monumen tersebut tidak lagi dikenang sebagai tempat memunculkan kebencian dan dendam, tetapi bisa menjadi sarana instropeksi diri untuk mengembangkan pariwisata yang sesuai dengan nilai dan budaya luhur bangsa Indonesia dan belajar menumbuhkan rasa kasih sayang dengan menggemakan perdamaian melalui pembangunan pariwisata.

Berdasarkan dari alur berpikir tersebut, maka masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah: bagaimana preferensi (pilihan) wisatawan terhadap produk wisata damai pada Monumen Ground Zero Kuta Bali.

2. KAJIAN LITERATUR 2.1 Pariwisata Damai

(3)

Queries mengatakan “perdamaian tidak dapat

dilihat secara langsung dan relatif sulit diukur. Tetapi, perdamaian bisa diartikan sebagai tindakan/perilaku yang tidak adanya peperangan, aksi terorisme, dan kekerasan. Pandangan ini dilengkapi dengan memberikan definisi bahwa pariwisata damai (peace

tourism) adalah konsep baru dalam khasanah

keilmuan pariwisata. Pariwisata damai dapat diartikan sebagai sebuah kebebasan, ketenangan dan tanpa peperangan yang dibangun dari kedamaian dalam diri, alam lingkungan dan Tuhan.

Kim et all (2007) dalam artikel yang berjudul Using Tourism To Promote Peace On The Korean Peninsula dalam Annal Of

Tourism Recearch, mengatakan bahwa

pariwisata sangat potensial dijadikan sebagai usaha mempromosikan nilai kedamaian terhadap masyarakat. Sebagai contoh dengan aktivitas pariwisata ternyata dapat mengurangi konflik antar-negara antara Korea Selatan dan Korea Utara. Ditambahkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ki Lee et all (2011) yang dipublikasi pada international journal of

tourism research. Cara yang bisa dilakukan

untuk menciptakan kedamaian adalah membangun pariwisata dengan cara membuatkan strategi kombinasi antara kebijakan pemerintah, nilai budaya dan politik. Temuan lain tentang definisi pariwisata damai dikemukakkan oleh Damore (1998), pariwisata damai adalah pembangunan pariwisata yang mempercepat rasa saling pengertian dalam masyarakat. Pengembangan pariwisata yang memperhatikan kekuatan pariwisata dapat membantu umat manusia menuju kehidupan yang damai dan harmonis. 3. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksankan pada Monumen Ground Zero di Kawasan Pariwisata Kuta Kecamatan Kuta Kabupaten Badung Provinsi Bali. Ada beberapa alasan dipilihnya lokasi penelitian ini yaitu sebgai berikut: (1) Monumen ini sebagai satu-satunya tugu peringatan tragedi kemanusian Bom Bali. (2) Kuta sebagai primadona pariwisata Bali, (3) masyarakat Kuta yang heterogen. (4) Kuta dikenal sebagai destinasi yang ramah dan eksotis, dan (5) Monumen banyak dikunjungi oleh wisatawan baik wisatawan nusantara maupun mancanegara.

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

Preferensi (pilihan) wisatawan terhadap produk wisata damai adalah suatu kemasan produk/layanan baik secara fisik maupun nonfisik yang akan ditawarkan kepada wisatawan di Monumen Ground Zero. Adapun batasan variabel penelitian preferensi (pilihan) wisatawan terhadap produk wisata damai ditetapkan dengan 7 (tujuh) variabel dan 14 (empat belas) indikator. Jumlah variabel yang dimaksud meliputi: (1) daya tarik fisik

(design & penataan monumen dan arsitektur

monumen; (2) daya tarik non fisik (pluralisme & harmonisasi dan simbol perdamaian); aktivitas wisata (berdoa dan jalan-jalan); fasilitas (publik dan monumen); transportasi (angkutan umum dan kendaraan pribadi); cenderamata (CD & t-shirt monumen dan miniatur monumen & sejarah); pelayanan (interpreteter pemandu dan kunjungan mandiri oleh wisatawan).

Tabel 3.1 Ruang Lingkup Penelitian

No Variabel Indikator

1 Daya Tarik Fisik a.Design dan Penataan

Monumen

b.Arsitektur Monumen

2 Daya Tarik Non

Fisik

a.Pluralisme dan Harmonisasi

b.Simbol Perdamaian

3 Aktivitas Wisata a.Berdoa

b.Jalan-jalan

4 Fasilitas a.Publik

b.Monumen

5 Transportasi a.Angkutan umum

b.Kendaraan Pribadi

6 Cenderamata a.CD dan T-Shirt Monumen

b.Miniatur Monumen dan

Sejarah

7 Pelayanan c.Interpreteter (Pemandu)

d.Kunjungan Mandiri oleh

wisatawan 3.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan Data dilakukan dengan observasi lapangan, studi dokumentasi, wawancara dan penyebaran kuesioner. Namun untuk fokus riset ini lebih dominan digunakan berupa penyebaran kuesioner. Daftar pertanyaan ini disusun berdasarkan rangking untuk mengetahui sejauh mana tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan terhadap pertanyaan yang diajukan yaitu berupa stimuli atau kemasan produk pariwisata damai.

3.4 Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah conjoint analysis. Menurut Gudono (2012) analisis conjoint

(4)

seseorang terhadap benda atau jasa tertentu. Sedangkan (Hair et.al., 2006, menambahkan, conjoint adalah usaha mengevaluasi nilai dari produk/jasa/ide (nyata atau hipotesis) dengan mengkombinasi dari sejumlah nilai yang ditawarkan dari masing-masing atribut.

Utility secara konsep dasar mengukur nilai

dari analisis conjoint, adalah penilaian

(judgement) yang unik secara subyektif dari

setiap individu. Mencakup seluruh fitur dari produk atau jasa, baik nyata atau tidak nyata, dan oleh karena itu diukur seluruh preferensi. Dalam analisis conjoint, utilitas adalah asumsi yang menjadi dasar menggunakan nilai pada setiap level dalam setiap atribut dan menunjukkan cara hubungan timbal balik utilitas yang diformulasikan untuk kombinasi banyak atribut. Untuk memudahkan proses analisis penelitian ini dibantu dengan menggunakan software SPSS versi 19.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2.3 Hasil Preferensi Wisatawan Terhadap Produk Wisata Damai

Alat analisis utama yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis conjoin. Cara analisis ini mengasumsikan bahwa produk wisata damai dapat didefinisikan sebagai suatu serial dari tingkat atribut spesifik, serta utilitas pilihan wisatawan secara total/keseluruhan yang ditentukan oleh utilitas parsial (partworths) yang selanjutnya disumbangkan oleh setiap tingkat atribut pada produk wisata damai. Analisis ini dapat memberikan identifikasi kombinasi atribut wisata damai yang paling disukai oleh wisatawan dan identifikasi kepentingan relatif dari setiap atribut/variabel.

Tujuan untuk membatasi jumlah atribut dan taraf digunakan untuk menghindari komplikasi dalam pengolah data. Dengan dibatasi jumlahnya maka wisatawan akan lebih mudah untuk memilih kombinasi stimuli dalam melakukan perangkingan. Dalam Penelitian ini menggunakan 7 atribut/variabel dan 14 subatribut (level) (Tabel 4.1.). Kemungkinan kombinasi yang terbentuk dari berbagai subatribut tersebut ialah 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 128 stimuli.

Tabel 4.1 Jumlah Atribut dan Subatribut Model Wisata Damai

Atribut Level Subatribut

A Daya Tarik

A2. Arsitektur Monumen

B Daya Tarik

B2. Simbol Perdamaian

C Aktivitas

E1. Angkutan umum E2. Kendaraan Pribadi

F Cenderamata 11

12

F1. CD dan T-Shirt

Monumen

F2. Miniatur Monumen dan Sejarah

G Pelayanan 13

14

G1. Interpreteter

(Pemandu)

G2. Kunjungan Mandiri oleh wisatawan

Secara teoritis, Berdasarkan pada Tabel 4.2 seorang responden harus menilai 128 Stimuli dengan kombinasi atributnya masing-masing yang tidak praktis dan menyulitkan responden/wisatawan. Oleh karena itu digunakan suatu cara yaitu prosedur ortogonal (SPSS) untuk membantu menciptakan kombinasi stimuli dari 18 kemungkinan tersebut, agar tidak semua kombinasi harus dianalisis lebih lanjut (Tabel 5.9), Sehingga ditemukan delapan stimuli. Stimuli tersebut kemudian direpresentasikan menjadi delapan jenis produk wisata damai yang masing-masing memiliki kombinasi atribut berbeda.

Tabel 4.2 Hasil Prosedur Ortogonal: Stimuli Untuk Preferensi Produk Wisata Damai

(5)

VI Arsit

Dari Tabel 4.2 wisatawan diminta untuk memberikan pendapat mengenai delapan jenis produk wisata damai tersebut. Pendapat responden diurutkan dari 1 sampai 8 untuk menandai jenis produk wisata damai yang paling disukai (1) sampai ke produk wisata damai lainya yang paling tidak disukai (8). Pendapat setiap wisatawan disebut sebagai utilitas yang dinyatakan dengan angka dan menjadi dasar perhitungan konjoin dalam menelusuri preferensi.

Preferensi wisatawan dalam memilih produk wisata damai ditemukan bahwa atribut dan sub-atribut yang disukai oleh wisatawan adalah sebagai berikut: Pertama, atribut cenderamata memiliki persentase nilai kepentingan relatif tertinggi yaitu 16.509 %. Terkait dengan subatributnya wisatawan lenih menyukai patung monumen dan sejarah (skor -0,330) bila dibandingkan dengan CD dan T-Shirt Monumen (skor 0,330). Kedua, atribut daya tarik fisik dengan persentase nilai kepentingan relatif 15.775 % yang lebih disukai wisatawan adalah desain dan penataan monumen (skor -0,069) dibandingkan dengan arsitektur monumen (skor -0,067). Ketiga, atribut pelayanan dengan nilai kepentingan relatif 14.889% , responden lebih menyukai pelayanan interpreter (pemandu) (skor -0,050) dibandingkan pelayanan mandiri oleh wisatawan (skor 0,050). Keempat, daya tarik non fisik dengan nilai kepentingan relatif 14.461% , responden lebih menyukai simbol perdamaian (skor -0,210) dibandingkan pluralisme dan harmonisasi (skor 0,210). Selanjutnya Kelima, yaitu atribut fasilitasnya dengan nilai kepentingan relatif 13.820%, responden lebih menyukai fasilitas monumen (skor -0,302) dibandingkan fasilitas publik (skor -0,302). Keenam yaitu atribut Atraksi Wisata dengan nilai kepentingan relatif 12.648%, responden lebih menyukai berdoa (skor -0,257) dibandingkan dengan jalan-jalan (skor 0,257). Dan Ketujuh yaitu atribut

transportasi dengan nilai kepentingan 11.898%, responden lebih menyukai kendaraan pribadi (skor -0,042) dibandingkan dengan kendaraan umum (skor 0,042). Untuk lebih jelasnya disajikan pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4

Tabel 4.3 Penilaian Umum Preferensi Wisatawan dan Utilitas Produk Wisata Damai

Atribut Sub-Atribut Utilitas Preferensi

Daya Tarik Fisik Desain dan Penataan Monumen

-.067 Desain dan Penataan Monumen Arsitektur Monumen .067

Daya Tarik Non Fisik

Pluralisme dan Harmonisasi

.210 Simbol Perdamaian Simbol Perdamaian -.210

Atraksi Wisata Berdoa -.257 Berdoa

Jalan-jalan .257

Fasilitas Publik .302 Fasilitas

Monumen

Monumen -.302

Transportasi Angkutan umum .042

Kendaraan pribadi kendaraan pribadi -.042

Cendramata CD dan T-Shirt

Pelayanan Interpreteter -.050 Interpreteter (pemandu)

Mandiri .050

(Constant) 4.490

Tabel4.3 Nilai Kepentingan Relatif Produk Wisata Damai

Atribut Nilai Kepentingan Relatif (%)

Daya Tarik Fisik 15.775

Daya Tarik Non Fisik 14.461

Atraksi Wisata 12.648

Fasilitas 13.820

Transportasi 11.898

Cendramata 16.509

Pelayanan 14.889

Korelasi secara Pearson dan Kendall menghasilkan angka yang relatif kuat yaitu 1,000 dan 1,000 (di atas 0,5). Hai ini menunjukkan hubungan yang kuat antara estimasi dan faktual, artinya hasil perhitungan dari model regresi berkorelasi sangat kuat dengan data yang diperoleh berdasarkan pendapat wisatawan terhadap pilihan produk wisata damai. Dan untuk nilai koefisien a = 5 %. Pada nilai uji signifikansi keenam korelasi diperoleh signifikansi 0,000 (dibawah 0,05), maka korelasi tersebut mempunyai signifikansi yang cukup kuat karena berada dibawah nilai koefisien a = 5% (0,05). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendapat dari 100 orang responden/wisatawan tersebut dapat diterima untuk menggambarkan preferensi wisatawan terhadap produk wisata damai di Monument Ground Zero Kuta Bali.

(6)

Pengukuran Realibilitas dan Validitas

Metode Value Sig.

Pearson's R 1.000 .000

Kendall's tau 1.000 .000

5. KESIMPULAN

Preferensi wisatawan terhadap produk wisata damai pada Monumen Ground Zero Kuta Bali ialah perlu disediakan patung monument (miniatur) dan buku sejarah monumen sebagai cenderamata, (-0,330), disediakan fasilitas monumen yang memadai (-0,302), berikan tempat khusus bagi wisatawan untuk berdoa (-0,257), pengekemasan produk mengakomodir nilai-nilai simbol perdamaian (-0,210), mengkemas desain dan penataan monumen yang baik dan menarik (-0,067), perlu disediakan interpreter

(pemandu untuk menjelaskan) monumen (-0,050), dan tidak perlu disediakan alat transportasi karena wisatawan lebih cenderung menggunakan kendaraan pribadi (-0,050). Sedangkan tingkat kepentingan terhadap produk wisata damai di Monument Ground Zero dari atribut tertinggi sampai terendah berdasarkan nilai utilitas yaitu sebagai berikut: cendramata (16,509%), daya tarik fisik (15,775%), pelayanan (14,889 %), daya tarik non fisik (14,461 %), fasilitas (13,820%), atraksi wisata (12,648 %), dan transportasi (11,898).

6. REFERENSI

Abramson,J. and Mizrahi, T. 1994. Examining Social

Work/Physician Colaboration ; a n Application of Grounded Theory Methods Dalam Blaxter, L. Hughes, C. dan Tight, M. 2001. How To Resea rch. Second Edition. Maidenhead, Berkshire. England. Alih Bahasa Agustina. How To Research Seluk-Beluk Melakukan Riset. PT Indeks Kelompok Gramedia.

Anonim. 2005. Peraturan Daerah Propinsi Tingkat I Bali No. 3 Tahun 2005 Tentang Penetapan Kawasan Pariwisata di Bali.

Ariana, Nyoman. 2011. Peluang Pariwisata Damai di Bali Dalam Putra, Darma dan Pitana I Gde. Hiperdemokrasi Dalam Pembangunan Pariwisata Persembahan Untuk Prof. Ida Bagus Adnyana Manuaba. (hal 71-86). Pustaka Larasan. Denpasar.

Aritonang R. L. R. 2005. Kepuasan Pelanggan Pengukuran dan Penganalisisan dengan SPSS. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Blaxter, L. Hughes, C. dan Tight, M. 2001. How To Research.

Second Edition. Maidenhead, Berkshire. England. Alih Bahasa Agustina. How To Research Seluk-Beluk Melakukan Riset. PT Indeks Kelompok Gramedia.

Chanwick Robin A. (1994) Concepts, Definitions and measures used in travel and tourism research. In Travel Tourism, and Hospitality Research, A handbook for

Manager and Researchers.Editor J.R. Brent Ritchie and Charles R. Goeldner second edition. John Wiley and Sons,Inc Canada.

Damore,L. 1998. Tourism-The World Peace industry Jurnal Of Travel Research.Vol. 27. No.1. Pp 35-40.

Dinas Pariwisata Propinsi Bali, 2001. Perkembangan

Akomodasi di Propinsi Bali Tahun 1996-2000.

Denpasar. Bali.

Gudono, 2012. Analisi Data Multivariat. BPFE. Yogyakarta

Ki Lee Choong, Lawrence J. Bendle, Yoo Shik Yoon, Myung-Ja Kim. 2011. Thanatourism or peace tourism : perceived value at a North Korean Resort From Indigenous Perspective. International Journal of Tourism Reserach Vol 14, issue 1 page 71-90.January/pebruari 2012.

Kim, Samuel Seongseop, et all. 2007.Using Tourism To Promote Peace On The Korean Peninsula. dalam Annal Of Tourism Recearch Vol.34, No. 2, pp291-309.

Kusmayadi dan Sugiarto, E. 2000. Metodologi Penelitian alam Bidang Kepariwisataan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Mahagangga, Oka. 2011. Tantangan Keamanan Pariwisata Bali: Kajian Pemetaan Kriminalitas di Daerah Wisata Bali. Dalam Putra, Darma dan Pitana I Gde. Hiperdemokrasi Dalam Pembangunan Pariwisata Persembahan Untuk Prof. Ida Bagus Adnyana Manuaba. Pustaka Larasan. Denpasar.

Mak James. 2008. Developing A Dream Destination : Tourism And Tourism Policy Planning In Hawai. Versa Press. Hawai

Margana Sri. 2011. Kolonialisme Kebudayaan dan Kebalian: Dari Konggres Kebudayaan Bali I Tahun 1937 disampaikan pada Seminar Nasional Kebudayaan Dalam Rangka Dies Natalis UNUD Ke 49. Universitas Udayana Denpasar.

Murni, Ni. N. S. 1995. Pariwisata I. Bandung : Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik. Palguna, A. A. N. 2001. Dinamika Masyarakat Menuju Civil Society (Study Kasus) Objek Wisata Alas Kedaton di Desa Kukuh Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan (Tesis). Denpasar : Univesitas Udayana.

Pendit, N. S. 1997. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar. Jakarta : PT Pradnya Paramita. Pitana, I Gede dkk. 2000. Kuta Cermin Retak Pariwisata Bali. Bali Post, Denpasar Bali. Pitana, I G. Dan Surya D, I. K. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. CV Andi Offset. Yogyakarta.

Pujani, L.P. K. 2000. Pekerja Anak Pada Sektor Informal Penjual Postcard di Objek Wisata Tanah Lot, Tabanan, Bali (Studi Tentang Pemaknaan kerja Dalam Perspektif Budaya Kewiraswataan ) (Tesis). Denpasar : Universitas Udayana.

Putra, H. S. A (et al), 1998. Model Pariwisata pedesaan Sebagai Alternatif Pembangunan Berkelanjutan. Yogyakarta : Lembaga Penelitian Universitas Gadjah Mada.

Richards G. Wilson Julie. Tourism, Creativity and

Development. Routledge. USA and Canada.

Riduwan. 2003. Dasar-Dasar Statistik, Cet. 3 Bandung : Alfabeta.

(7)

of elseiver Science Limited Linacre House. Butter Heinemann. Great Britain

Sharpley. Richard. 2005 Managing The Coutryside for Tourism : a Governance Perspective dalam Pender. Lesley and Sharpley. Richard. The Management of Tourism . SAGE Publication. California.

Spillane. J. J. 1987. Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prosfeknya :Yogyakarta : Kanisius. Surjandari,Isti. 2009. Conjoint Analisis : Konsep dan Aplikasi. Trisakti Jakarta.

Suryasih, Ida Ayu. 2008. Pengelolaan Objek dan Daya Tarik Wisata Berbasis Tri Hita Karana. Dalam Majalah Analisis Pariwisata. Vol. 8, No. 2, 2008 Hal 25-29.

Tom Baum and Jithendran Kokkranikal “ Human Resources

Management in Tourism” dalam buku yang berjudul : The

Management of Tourism karya : Lesley Pender and Richard Sharpley.

Yoeti, O. A. 1997. Perencanaan Pengembangan Pariwisata, Jakarta : PT. Pradnya Paramita. Zalazar,Noel B. 2006. Building a Culture of Peace Though Tourism : Reflexive

and Analytical Notes and Queries. Universitas

Humanistica, No. 62. Fcs, Facultad De Ciencias Sociales. http:www.javariana.edu.co. 17 Desember 2008.

http://www.newsgrups.derkeiler.com. Menyelamatkan Bali

Gambar

Tabel 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Variabel
Tabel 4.1 Jumlah Atribut dan Subatribut Model Wisata Damai   Atribut Level Subatribut
Tabel 4.3 Penilaian Umum Preferensi Wisatawan dan Utilitas Produk Wisata Damai

Referensi

Dokumen terkait

Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah maka masalah dalam penelitian ini dibatasi yaitu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa melalui

Realitas sosial tersebut terdiri dari pengetahuan-pengetahuan yang bersifat keseharian yang hidup dan berkembang di masyarakat, misalnya konsep, kesadaran umum, maupun wacana

Lahan budidaya di kawasan Segara Anakan yang masih dapat dikembangkan adalah lahan untuk penggembalaan ternak dimana kegiatan untuk lahan budidaya tersebut diijinkan

Pengertian asuransi menurut undang undang tentang usaha perasuransian (UU Republik Indonesia No. 2/1992) adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang pihak

KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI WAKTU BELAJAR SUMBER. TM

[r]

menjadi kelembagaan ekonomi petani berupa Badan Usaha Milik Petani (BUMP) dalam bentuk koperasi tani (Koptan) dan Perseroan Terbatas (PT) yang sahamnya dimiliki

Mata kuliah ini membahas tentang konsep dasar keperawatan meliputi sejarah, falsafah, paradigma, profesi keperawatan, peran, fungsi dan tugas