• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI DI KELAS VIII SEMESTER I SMP MUHAMMADIYAH 1 MEDAN T.P 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI DI KELAS VIII SEMESTER I SMP MUHAMMADIYAH 1 MEDAN T.P 2013/2014."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

SMP MUHAMMADIYAH 1 MEDAN T.P. 2013/2014

Oleh :

Inna Sakinah Manik NIM 409321028

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achivement Division (STAD) Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Usaha dan Energi di Kelas VIII Semester I

SMP Muhammadiyah 1 Medan T.P 2013/2014 Inna Sakinah Manik (NIM 409321028)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dengan menggunakan metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok usaha dan energi kelas VIII semester I SMP Muhammadiyah 1 Medan T.P 2013/2014.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan populasi seluruh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Medan yang terdiri dari 7 kelas. Sampel penelitian diambil 2 kelas yang ditentukan dengan teknik cluster random sampling, yaitu kelas VIIIB dengan menggunakan model pembelajaran Student Team Achivement Division (STAD) dengan menggunakan metode eksperimen dan kelas VIIIC dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes yang berbentuk pilihan ganda untuk soal pre-test dan post-test yang dibuat sebanyak 16 soal dan terdiri dari 4 pilihan jawaban dan lembar observasi aktivitas belajar siswa. Untuk menguji hipotesis digunakan uji beda (uji t), setelah uji prasyarat dilakukan, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

Dari hasil penelitian diperolah hasil belajar fisika siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dengan menggunakan metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa di kelas VIII pada materi pokok Usaha dan Energi di semester I SMP Muhammadiyah Swasta Medan T.P.2013/2014 (kelas eksperimen) sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar 44,391 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes siswa sebesar 72,115.

Hasil belajar fisika siswa yang diberi pembelajaran dengan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa di kelas VIII pada materi pokok Usaha dan Energi di semester I SMP Muhammadiyah Swasta Medan T.P.2013/2014 (kelas kontrol) sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar 37,321 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes siswa sebesar 61,07.

Ada pengaruh dengan model pembelajaran yang digunakan terhadap hasil belajar siswa dengan thitung > ttabel = 2,497 > 2,00 pada taraf signifikansi α = 0,05.

(4)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Langkah-langkah Model pembelajaran Kooperatif tipe STAD 20

Tabel 2.2 Perhitungan Skor Perkembangan 21

Tabel 2.3 Tingkat Penghargaan Kelompok 22

Tabel 2.4 Hasil Penelitian Terdahulu 25

Tabel 3.1 Tabel Spesifikasi Test Hasil Belajar 45

Tabel 3.2 Pretest-posttest Control Group Design 46

Tabel 4.1 Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Pretes Kelas Kontrol 58

Tabel 4.2 Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku 59

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Kedua Kelompok Sampel 59

Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Data Kedua Kelompok Sampel 60

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas

Eksperimen 61

Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 62

Tabel 4.7 Data nilai postes kelas eksperimen dan kelas kontrol 64

Tabel 4.8 Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku 65

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Data Kedua Kelompok Sampel 65

Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Data Kedua Kelompok Sampel 66

Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan

Pretes 66

(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Tahap Pembelajaran Cooperatif tipe STAD 19

Gambar 2.2 Energi mekanik terdapat pada air terjun 31

Gambar 2.3 Energi bunyi 32

Gambar 2.4 Energi kalor 32

Gambar 2.5 Energi Potensial Pada Batu bata 34

Gambar 2.6 Energi potensial elastis pada ketapel dan busur panah 34

Gambar 2.7 Manakah yang akan membenamkan paku lebih ke dalam,

batu bata (a) atau batu bata (b) 35

Gambar 2.8 Konversi energi gerak menjadi energi kalor dan menjadi

energi bunyi 36

Gambar 2.9 Konversi energi kimia menjadi energi listrik 36

Gambar 2.10 Diagram konversi energi 37

Gambar 2.11 Berbagai converter energi 37

Gambar 2.12 Ilustrasi hukum kekekalan energi 38

Gambar 2.13 Pengertian usaha menurut fisika 39

Gambar 2.14 Gaya F dan perpindahan searah gaya s 40

Gambar 2.15 Usaha oleh gaya F yang searah dengan perpindahan s

selalu bernilai positif 40

Gambar 2.16 Usaha oleh gaya F yang berlawanan arah dengan

perpindahan s selalu bernilai negatif 40

Gambar 2.17 Dua orang mendorong mobil kearah kanan 41

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian 48

Gambar 4.1 Diagram perbandingan nilai pretes kelas eksperimen

dan kelas kontrol 58

Gambar 4.2 Diagram perbandingan nilai postes kelas eksperimen

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya

Manusia (SDM) yang ada di dalamnya. Untuk menghasilkan SDM yang

berkualitas, maka setiap bangsa harus membenahi sector pendidikan dengan

sungguh-sungguh. Masalah mutu pendidikan merupakan salah satu masalah

nasional yang sedang dihadapi dan mendapat perhatian penting di Indonesia saat

ini. Masalah tersebut berhubungan dengan masalah lainnya yakni masalah mutu,

efisiensi penyampaian dan relevansi pendidikan.

Hamalik (2001 : 79) mengatakan bahwa Pendidikan adalah suatu proses

dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin

terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan

dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam

kehidupan masyarakat. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk

mencerdaskan bangsa dan merupakan suatu kunci pokok untuk mencapai cita-cita

suatu bangsa. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

berkembang dengan perkambangan zaman sehingga sulit diikuti oleh

Negara-negara yang sedang berkembang. Pendidikan menduduki masalah yang sangat

penting dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan sumber daya

manusia. Salah satu cara untuk meningkat kualitas sumber daya manusia adalah

dengan meningkatkan mutu pendidikan sebagai sasaran dalam pencerdasan

sumber daya manusia.

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan agar diperoleh peningkatan

hasil belajar siswa sangat ditentukan oleh berbagai factor atau komponen

diantaranya: guru, siswa, kurikulum, metode, sarana dan prasarana, serta

lingkungan sekolah. Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan

dalam pencapaian kualitas terbaik sumber daya manusia karena cukup disadari

bahwa kemajuan masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikan. Guru

merupakan salah satu unsur dalam proses pembelajaran karena walaupun

(7)

kurikulum disajikan secara sempurna, sarana dan prasarana terpenuhi dengan

baik, apabila guru belum berkualitas maka proses pembelajaran belum dikatakan

baik. Guru mempunyai tanggung jawab dalam keberhasilan siswa dalam

menerima pelajaran yang di sampaikan terkait dengan kualitas ilmu yang

diberikan oleh seorang guru serta proses belajar siswa diharapkan meningkat.

Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. Sains

sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk

melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala

alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotestis,

merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya

menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains

ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.

Sains yang mempelajari fenomena alam dapat dikembangkan melalui

pengamatan langsung untuk mencari hubungan sebab akibat dari apa yang

diamati.

Bidang studi sains Fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) merupakan objek mata pelajaran yang menarik dan lebih banyak

memerlukan pemahaman daripada penghafalan, pengetahuan tentang Fisika yang

dilakukan melalui kegiatan belajar akan menjadi landasan penguasaan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), dan pendidikan dari tingkat bawah ke

tingkat berikutnya. Pembelajaran sains Fisika sering dipandang sebagai suatu ilmu

yang abstrak yang disajikan dalam bentuk teori yang kurang menarik dan terkesan

sulit, menganggap bahwa Fisika itu begitu susah dipahami dan dikuasai.

Pembelajaran Fisika mempunyai tujuan untuk memecahkan masalah yang

dihadapi siswa agar memiliki pandangan yang lebih luas dan mempunyai sikap

menghargai kegunaan Fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam dan

Teknologi (IPTEK).

Dari hasil observasi dengan menggunakan instrumen angket yang

disebarkan pada 76 orang siswa dilanjutkan dengan wawancara pada beberapa

(8)

 40,79% diantaranya menyatakan bahwa mata pelajaran Fisika adalah mata

pelajaran yang sulit dan kurang menarik, sehingga nilai hasil belajar siswa

rata-rata dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 70). Alasan siswa

menyatakan mata pelajaran Fisika itu sulit dan kurang menyenangkan karena

dalam belajar Fisika siswa sering mencatat, mengerjakan soal-soal yang

belum dimengerti. Siswa juga menyatakan belum eksperimen meski

disekolah tersebut tersedia Laboratorium.

 48,68% siswa menyatakan biasa saja (tidak ada bedanya dengan mata

pelajaran yang lain). Akan tetapi nilai hasil belajar yang mereka peroleh

masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditentukan. Alas an

siswa menyatakan sama saja dengan mata pelajaran yang lain karena terlalu

sering mencatat dan tidak pernah eksperimen.

 10,53% lainnya menyatakan bahwa mata pelajaran Fisika itu mata pelajaran

yang mudah dan menyenangkan. Dalam hal ini nilai yang mereka peroleh

juga telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal. Dan rata-rata alasan siswa

menyatakan mata pelajaran Fisika itu mudah dan menyenangkan karena guru

yang ramah dan bersahabat.

Dari 76 orang siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Medan nilai-nilai

yang mereka peroleh pada saat ulangan harian yaitu: ada 35 orang yang

menyatakan mendapat nilai diatas 70 dan 41 siswa menyatakan mendapat nilai

dibawah 70. Dari keterangan tersebut dapat dilihat terdapat 35 siswa (46,05%)

dari 76 siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal, dan 41 siswa

(53,95%) lainnya belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal.

Setelah ditelusuri hal ini terjadi karena guru kurang melibatkan siswa

berperan aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran, serta kurang dalam

pengelolaan siswa di dalam kelas, seperti yang peneliti amati pada suatu kelas saat

sedang belajar. Ketika guru sedang menjelaskan pelajaran, siswa malah ribut dan

asik bercerita. Kemudian karena kuragnya kontrol terhadap siswa saat sedang

belajar. Dari hasil observasi juga didapat data bahwa saat mereka mempelajari

suatu materi mengenai Fisika, mereka kesulitan untuk memahami pelajaran

(9)

Model yang tepat dalam mengajarkan Fisika akan membantu siswa lebih

memahami dan menikmati pelajaran ini. Model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu tipe dari

model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dimana siswa dibagi

menjadi beberapa kelompok secara heterogen. Anggota-anggota tim

menggunakan alat belajar lain untuk menguasai berbagai materi akademis dan

kemudian saling membantu untuk mempelajari berbagai materi melalui tutoring,

saling memberikan kuis, atau melaksanakan diskusi tim. Tipe ini merupakan salah

satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara

siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi

pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Jadi, selain belajar dari guru

dalam model pembelajaran ini menuntut siswa mampu menumbuhkan

kemampuan kerja sama, berfikir kritis, teliti dan bertanggung jawab untuk

pembelajaran mereka sendiri. Yenita, Efri (2012) yang melakukan penelitian

sebelumnya terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD, diperolah hasil rata-rata

sebesar 48,95, sedangkan pada model konvensional diperoleh hasil belajar

rata-rata sebesar 38,67.

Pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang akan dilakukan

dengan menggunakan metode eksperimen. Penyampaian materi pelajaran Fisika

akan sangat efektif bila didukung dengan memberikan kegiatan eksperimen karena siswa dihadapkan pada “situasi nyata” sehingga akan menarik minat dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan. Selain itu, pemberian

kegiatan eksperimen ini akan lebih mudah dicerna dan diingat oleh siswa sehingga

akan memberi kesan yang lebih lama.

Penggunaan metode praktikum sudah pernah diteliti oleh Lija P Simamora

(2007 : 33) yang menyatakan bahwa dari hasil pemberian pre-tes diperoleh skor

rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen adalah 6,55 dan dari hasil pemberian

pre-tes diperoleh skor rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol adalah 6,70.

Sedangkan dari hasil pemberian post-tes diperoleh skor rata-rata hasil belajar

(10)

dan dari hasil pemberian post-tes diperoleh skor rata-rata hasil belajar siswa kelas

kontrol dengan menggunakan metode konvensional adalah 14,27. Penelitian

selanjutnya yang dilakukan oleh Kristina Magdalena Sijabat (2007) : “bahwa hasil

belajar siswa dapat meningkat dengan memberikan kegiatan eksperimen terlihat

dari rata-rata skor post test dari kelas eksperimen 6,85 dan kelas control adalah

4,18. Dilanjutkan lagi M. Ridho Fadly Alfarizi (2012 : 40) yang menyatakan bahwa “rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan metode praktikum adalah 70,9, sedangkan rata-rata hasil belajar siswa

pada kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan metode konvensional adalah

61,3. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa kegiatan praktikum ini memiliki

pengaruh yang cukup besar dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Peneliti akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada

materi pokok usaha dan energi. Kenyataan yang penulis temukan pada saat PPL

masih banyak siswa yang kurang memahami bagaimana hubungan antara usaha,

energi, dan daya. Hal ini dikarenakan tidak adanya praktikum yang dilakukan di

kelas tersebut.

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka peneliti berkeinginan

melakukan penelitian yang berjudul: Pengaruh Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Usaha dan Energi di Kelas VIII Semester I SMP Muhammadiyah 1 Medan T.P. 2013/2014.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasi masalah-masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Minat dan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran fisika masih rendah.

2. Pengelolaan terhadap siswa di kelas yang belum optimal.

3. Penggunaan metode mengajar yang kurang bervariasi.

4. Kurangnya pemberian kegiatan eksperimen.

5. Kurang aktifnya guru dalam menggunakan model pembelajaran yang

(11)

6. Kurangnya dalam pemanfaatan laboratorium

7. Kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung

1.3 Batasan Masalah

Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dalam pembahasan maka perlu

dilakukan pembatasan masalah, adapun batasan masalah dalam penelitian ini

antara lain:

1. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1

Medan tahun ajaran 2013/2014.

2. Model pembelajaran yang diberikan kepada siswa dibatasi terhadap model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan metode

eksperimen pada materi pokok usaha dan energi.

3. Hasil belajar siswa dibatasi pada hasil belajar Fisika materi usaha dan

energi dan satuan sesuai dengan KTSP.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hasil belajar siswa pada materi pokok usaha dan energi selama

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

menggunakan metode eksperimen dan model pembelajaran konvensional.

2. Bagaimana aktivitas siswa selama menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dengan menggunakan metode eksperimen dan

model pembelajaran konvensional.

3. Apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

menggunakan metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa.

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi pokok usaha dan energi

(12)

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

menggunakan metode eksperimen dan model pembelajaran konvensional.

2. Untuk mengetahui aktivitas siswa pada materi pokok usaha dan energi

kelas VIII SMP Muhammdiyah 1 Medan tahun ajaran 2013/2014 selama

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

menggunakan metode eksperimen dan model pembelajaran konvensional.

3. Untuk mengetahui perbedaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dengan menggunakan metode eksperimen dan model pembelajaran

konvensional terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok usaha dan

energi kelas VIII SMP Muhammdiyah 1 Medan tahun ajaran 2013/2014.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat

sebagai berikut:

1. Sebagai bahan informasi alternatif model pembelajaran dalam peningkatan

hasil belajar siswa khususnya nilai pelajaran fisika.

2. Agar siswa lebih menguasai pelajaran fisika karena siswa dapat

mengkonstruksikan konsep yang diterima di dalam kelas berdasarkan

pengalaman sendiri dari hasil eksperimen.

3. Sebagai masukan dan bekal ilmu pengetahuan bagi peneliti dalam

mengajar fisika dimasa yang akan datang.

1.7 Defenisi Operasional

1. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement

Division) merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang lebih

menekankan pada kegiatan belajar kelompok, dimana siswa secara aktif

melakukan diskusi, kerja sama, saling membantu, dan semua anggota

kelompok mempunyai peranan serta tanggung jawab untuk mempengaruhi

pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan

(13)

2. Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa

melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri

sesuatu pertanyaan yang dipelajari.

3. Hasil Belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah adanya

interaksi antara siswa dan guru melalui kegiatan belajar yang dapat di ukur

(14)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan dari data-data hasil

penelitian, sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan

penelitian yang telah dirumuskan. Berikut beberapa kesimpulan yang diperoleh

antara lain:

1. Aktivitas belajar siswa selama menggunakan model pembelajaran Student

Team Achievement Division (STAD) menggunakan metde eksperimen

mengalami peningkatan, pada pertemuan I 70,43 dan pada pertemuan II

75,08 dengan rata-rata nilai keseluruhan 72,76.

2. Aktivitas belajar siswa selama menggunakan model pembelajaran

konvensional pada pertemuan I 58,30 dan pada pertemuan II 61,07

dengan rata-rata nilai keseluruhan 59,69.

3. Hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran

Student Team Achievement Division (STAD) dengan menggunakan metode

eksperimen terhadap hasil belajar siswa di kelas VIII pada materi pokok

Usaha dan Energi di semester I SMP Muhammadiyah Swasta Medan

T.P.2013/2014 (kelas eksperimen) sebelum diberikan perlakuan rata-rata

pretes sebesar 44,391 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes

siswa sebesar 72,115.

4. Hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan pembelajaran

konvensional terhadap hasil belajar siswa di kelas VIII pada materi pokok

Usaha dan Energi di semester I SMP Muhammadiyah Swasta Medan

T.P.2013/2014 (kelas kontrol) sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes

sebesar 37,321 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes siswa

sebesar 61,07.

5. Ada pengaruh dengan model pembelajaran yang digunakan terhadap hasil

belajar siswa dengan thitung > ttabel = 2,497 > 2,00 pada taraf signifikansi

α = 0,05.

(15)

5.2 Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak

lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Agar memberikan tugas kepada siswa, dengan taksonomi C3, C4, dan C5

dalam bentuk LKS.

2. Terlebih dahulu melakukan observasi alat peraga sebelum melaksanakan

model pembelajaran.

3. Guru harus membiasakan siswa berdiskusi dalam membahas

pekerjaan-pekerjaan sekolah agar siswa tidak ribut.

4. Perlunya pengawasan dari guru bidang studi selama proses pembelajaran

berlangsung, agar siswa lebih menghargai guru penggantinya (peneliti)

dan mau lebih serius untuk belajar.

5. Bagi peneliti lanjutan dianjurkan untuk melakukan observasi sebelum

melaksanakan penelitian agar mengetahui kondisi sekolah baik dalam

(16)

RIWAYAT HIDUP

Inna Sakinah Manik dilahirkan di Desa Kecupak II, Kec.

Pergetteng-Getteng Sengkut (PGGS), Kab. Pakpak Bharat, pada tanggal 25 Desember 1992.

Ayah bernama Mitong Manik dan Ibu bernama Nurhani Berutu dan merupakan

anak pertama dari enam bersaudara. Pada tahun 1997, penulis masuk MIN

Kecupak, dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis melanjutkan

sekolah di MTsN Sidikalang dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis

melanjutkan sekolah di MAN Sidikalang dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun

2009, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan lulus pada tanggal 17

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana kebijakan Dinas Kehutanan dalam menanggulangi upaya menanggulangi pembalakan hutan di wilayah KPH Malang.Ingin

Pada Mega Electronik Store, pengolahan data dalam hal pemesanan barang electronik masih dilakukan secara manual, dalam penulisan ilmiah ini akan dibahas tentang pembuatan

Saya tidak memberikan porsi pekerjaan tambahan anak di rumah

Saudara diminta untuk menyiapkan seluruh data/dokumen penawaran dan kualifikasi perusahaan yang asli dan sah sesuai yang disampaikan dalam penawaran dan dapat

kemajuan belajar siswa, penilaian kelas juga dapat digunakan untuk melihat seberapa jauh proses belajar mengajar telah berhasil. Apabila sebagian besar atau

Dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh sistem akan diperoleh nilai bobot dari hasil training yang akan digunakan untuk testing dan prediksi data.. Sistem prediksi

Setelah IPR diperoleh, untuk pemanfaatan ruang yang peruntukannya hunian perumahan lebih dari 3 (tiga) bangunan, komersial, jasa, perkantoran, pendidikan, industri,

Pendapat tersebut dapat dilihat melalui penelitian ini dimana terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi masyarakat tentang menguras, mengubur, dan menutup (3M)