UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELUKIS TEKNIK AQUAREL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS XII IS 3
SMA NEGERI I BERASTAGI T.A 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
FALENTINA FEBRINA BR KARO
NIM 209351006
JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Falentina Febrina Br Karo, NIM: 209351006, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melukis Teknik Aquarel Menggunakan Metode Demonstrasi Pada Siswa kelas XII IS 3 SMA N 1 Berastagi TA. 2013/2014, skripsi jurusan seni rupa FBS Unimed.
Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan siswa dalam melukis teknik aquarel di kelas XII IS 3 SMA Negeri 1 Berastagi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pokok bahasan melukis teknik aquarel di kelas XII IS 3 di SMA Negeri 1 Berastagi. Dengan menggunakan metode demonstrasi.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Berastagi, kelas XII IS 3 yang berjumlah 29 orang siswa. Pengambilan data penelitian dilakukan dengan menggunakan instrumen lembar observasi dan hasil belajar, instrumen tersebut merupakan tes membuat lukisan buah teknik aquarel.
Prosedur penelitian menggunakan dua siklus dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada pre tes diperoleh sebanyak 7 orang siswa (24,1%) yang tuntas dengan nilai rata-rata 64,1 yang kemudian meningkat pada siklus I diperoleh sebanyak 10 orang siswa (34,5%) yang tuntas, dengan nilai rata-rata 70,13. Dan mengalami peningkatan pada saat siklus II menjadi 27 orang siswa (93,1%) yang tuntas dan nilai rata-rata sebesar (81,9%).
Peningkatan aktivitas siswa terlihat sebagai berikut : pada siklus I rata-rata dari jumlah seluruh aspek yang diamati adalah 60,8%, pada siklus II jumlah rata-rata aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 84,5%. Dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pembelajaran melukis teknik aquarel di kelas XII IS 3 SMA Negeri 1 Berastagi TA 2013/2014.
Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis penelitian yang berbunyi: dengan diterapkan metode demonstrasi dalam melukis teknik aquarel, khususnya lukis buah dapat meningkatkan hasil belajar melukis buah teknik aquarel siswa kelas XII IS 3 SMA Negeri 1 Berastagi.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala kasih karunia-Nya yang memberikan kesempatan dan kekuatan kepada
penulis untuk dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melukis Teknik Aquarel Menggunakan Metode Demonstrasi Pada Siswa kelas XII IS 3 SMA N 1 Berastagi TA. 2013/2014”, yang disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Fakultas Bahasa dan
Seni Universitas Negeri Medan.
Penulisan skripsi ini mungkin masih banyak terdapat kelemahan dan
kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang
membangun dari pembaca. Penulis mengharapkan agar skripsi ini dapat
bermanfaat dan dapat digunakan dalam penelitian yang relevan.
Pada penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan
dorongan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini,
penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
3. Drs. Anam Ibrahim, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa dan
juga selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan masukan.
4. Dr.Wahyu Tri Atmojo, M.Hum, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Seni
Rupa
5. Drs. Mesra, M.Sn, selaku Dosen Pembimbing Skripsi
6. Dra. Chairani, M.Pd, selaku Narasumber dan Dosen Pembimbing Akademis
(PA) yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti.
7. Drs, Heru Maryono, M.Sn, selaku Dosen Penguji yang telah banyak
memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti.
iii
9. Restono Sembiring , S. Pd selaku Guru Seni Rupa SMA Negeri 1 Berastagi
yang telah banyak membantu selama penelitian.
10.Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada ayahanda S.Karo-karo dan
Ibunda A.Br Tarigan yang telah banyak berjuang untuk penulis.
11.Kakanda Fredy Arizona Karo-karo terimakasih untuk semua dukungan yang
telah diberikan kepada penulis.
12.Adinda Deva Aprinata Karo-karo, terimakasih untuk semua doa dan
dukungannya.
13.Sahabat seperjungan Maria Agustina Sinuhaji dan Saida Tukma harahap,
terimakasih untuk semua waktu, bantuan dan motivasi dukungannya.
14.Teman – teman seperjuangan stambuk 2009. Ika Putri Siregar.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan
iv
G. Defenisi Operasional Variabel... 6
v
1. Observasi Aktivitas Siswa Dalam Mengikuti Proses Pembelajaran 33 2. Hasil Belajar Melukis Siswa... 33
I. Prosedur Penelitian ... 34
3. Tahap Pengamatan atau Observasi ... 49
4. Thap Refleksi ... 51
C. Deskripsi Siklus II ... 56
1. Tahap Perencanaan ... 56
2. Tahap Pelaksanaan ... 56
3. Tahap Pengamatan atau Observasi ... 57
4. Thap Refleksi ... 59
vi
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 68
A. Simpulan ... 68
B. Saran-saran ... 71
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kertas Gambar ... 13
Gambar 2.2 Macam-Macam Cat Air ... 13
Gambar 2.3 Macam-Macam Kuas ... 14
Gambar 2.4 Air ... 14
Gambar 2.5 Palet ... 14
Gambar 2.7 contoh Hasil Teknik Sapuan Kuas ... 15
Gambar 2.8 Contoh Hasil Teknik Sapuan Gradasi ... 15
Gambar 2.8 Contoh Hasil Teknik Sapuan Warna Gradasi ... 16
Gambar 2.9 Contoh Hasil Wet On Wet ... 16
Gambar 2.10 Contoh Hasil Wet On Dry ... 16
Gambar 2.11 Contoh Hasil Tepian Halus ... 17
Gambar 2.12 Contoh Hasil Kuas Kering ... 17
Gambar 2.13 Membuat Sketsa Dengan Pensil ... 17
Gambar 2.14 Menyapukan Warna Dasar Pada Sketsa ... 18
Gambar 2.15 Menyapukan Warna Yang Terang Terlebih Dahulu ... 18
Gambar 2.16 Menyapukan Warna Yang Lebih Terang ... 18
Gambar 2.17 Menyapukan Warna Latar Belakang ... 18
x
DAFTAR BAGAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus Pembelajaran ... 74
Lampiran 2 RPP Siklus I... 76
Lampiran 3 RPP Siklus II ... 83
Lampiran 4 Data Hasil Penilaian Pre Tes ... 88
Lampiran 5 Lembar Observasi Aktivitas Berkarya Siswa Siklus I ... 90
Lampiran 6 Lembar Observasi Aktivitas Berkarya Siswa Siklus II ... 92
Lampiran 7 Data Hasil Belajar Siklus I ... 94
Lampiran 8 Data Hasil Belajar Siklus II ... 96
Lampiran 9 Data Hasil Perolehan Pre Tes, Siklus I, dan Siklus II ... 98
Lampiran 10 Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I, dan Siklus II 100
Lampiran 11 Nilai Dari Guru ... 102
Lampiran 12 Hasil Karya Siswa Pada Pre Tes ... 103
Lampiran 13 Hasil Karya Siswa Pada Siklus I ... 109
Lampiran 14 Hasil Karya Siswa Pada Siklus II ... 115
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Peningkatan Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran ... 64
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah cara untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan manusia
melalui proses belajar. Peningkatan akan tercapai jika proses belajar terencana
dengan baik untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dan kondusif bagi
siswa. Proses pembelajaran yang dilakukan diharapkan mencapai hasil belajar
yang maksimal. Proses pembelajaran berlangsung dari adanya interaksi antara
guru dengan peserta didik.
Seni rupa merupakan salah satu cabang seni budaya yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Seni rupa terbagi atas dua, yaitu: seni murni
dan seni terapan Jenis-jenis produk karya seni rupa antara lain, gambar, lukisan,
patung, desain grafis, kerajinan tangan, kriya, foto dan lain-lain.
Pendidikan seni budaya adalah satu mata pelajaran yang terdapat di
Kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA), yang diharapkan dapat merangsang
para siswa untuk berfikir kreatif dan inovatif dalam berkarya sehingga terbentuk
kesadaran terhadap nilai-nilai seni.
Salah satu pokok bahasan seni budaya yang dipelajari di SMA adalah mata
pelajaran melukis. Melukis merupakan karya seni 2 Dimensi yang diolah dari
pengamatan objek 3 Dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium melukis
bisa berbentuk apa saja seperti, kertas, kanvas dan papan. Alat yang digunakan
juga beragam.
Setelah melakukan observasi dan pengamatan pada SMA Negeri 1 Berastagi,
didapati bahwa pokok bahasan melukis dengan cat air (teknik aquarel) rendah
2
tingkat ketuntasannya, terlihat dari sedikitnya jumlah siswa yang mencapai
Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) pokok bahasan tersebut (KKM = 75 ) data ini
diperoleh dari daftar nilai yang diberikan guru (lampiran 11).
Berdasarkan data nilai tugas melukis dari guru hanya 7 orang siswa (24,13 %)
yang mencapai KKM dari 29 orang siswa. Data tersebut diperoleh dari daftar
nilai hasil belajar siswa yang diberikan oleh guru, rendahnya ketuntasan belajar
pokok bahasan melukis siswa tentunya terjadi jika proses belajar yang dilakukan
tidak tepat
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa yaitu
penerapan metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakteristik bidang
seni rupa khususnya materi melukis teknik aquarel, dan proses pembelajaran yang
tidak kondusif yaitu penerapan metode pembelajaran ceramah yang proses
pembelajarannya menempatkan siswa sebagai pendengar pasif. Guru
mendominasi peserta didik, memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada
siswa serta aturan-aturan dalam pembelajaran ditentukan oleh guru. Tidak ada
demonstrasi yang dilakukan guru untuk menambah wawasan dan pemahaman
siswa dalam melukis.
Fasilitas untuk melukis dirasa tidak memadai, meja menggambar merupakan
meja belajar biasa yang tidak sesuai untuk melukis. Alat dan bahan melukis tidak
disediakan oleh sekolah, sehingga siswa memilih dan membeli alat dan bahan
yang berkualitas rendah, sehingga hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan yang
3
melukis, siswa tidak mencuci kuas saat beralih kewarna lain, sehingga hasil
warna menjadi kotor.
Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar tersebut diperlukan metode
pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar, aktivitas dan nilai siswa
dalam pelajaran melukis teknik aquarel, yaitu metode demonstrasi dengan praktek
langsung yang ditunjukkan oleh guru. Pembelajaran dengan metode demonstrasi
dapat dilakukan dengan tujuan agar siswa dapat melihat kejadian atau proses
yang sedang dipraktekkan guru dan memudahkan peserta didik dalam memahami
dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian hingga terbentuk atau
tercipta suatu karya.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan, peneliti
tertarik untuk mengkaji dan meneliti penggunaan metode demonstrasi dalam
upaya meningkatkan hasil belajar melukis teknik aquarel dengan bekerjasama
dengan guru bidang studi dalam proses belajar mengajar yang dilakukan guru di
kelas.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengajukan proposal
penelitian dengan judul: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melukis Teknik
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dan hasil dari pengamatan di
lokasi penelitian, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar siswa terhadap pokok bahasan melukis teknik
aquarel di kelas XII IS 3 SMA N 1 Berastagi.
2. Metode yang digunakan oleh guru adalah ceramah dan latihan, sehingga
hasil belajar yang dicapai siswa tidak maksimal.
Contoh.
Guru menyuruh siswa membuat karya lukis teknik aquarel tanpa adanya
demonstrasi dan diskusi dengan siswa tentang apa saja yang diperlukan
dan bagaimana cara melukis teknik aquarel
3. Alat dan bahan yang dipilih siswa berkualitas rendah sehingga
berpengaruh pada hasil karya lukis.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari terjadinya pelebaran masalah yang akan diuraikan dalam
penulisan ini dan sesuai dengan judul yang penulis sajikan, maka pembatasan
masalah yang penulis berikan adalah sebagai berikut: metode pembelajaran yang
akan digunakan adalah metode pembelajaran demonstrasi di SMA N 1 Berastagi,
melukis buah dengan menggunakan cat air, yang akan diteliti adalah peningkatan
hasil belajar berupa akivitas dan karya lukisan buah di kelas XII IS 3 SMA N 1
5
D. Perumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Apakah dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil
belajar melukis buah dengan teknik aquarel di kelas XII IS 3 SMA N 1 Berastagi?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah. ingin mengetahui apakah dengan menggunakan
metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar melukis buah siswa kelas
XII IS 3 SMA N 1.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain:
1. Manfaat bagi guru
a. Sebagai bahan masukan bagi sekolah khususnya guru dalam memilih
dan menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan
kemampuan siswa.
b. Memberikan manfaat bagi guru agar siswa dapat mengembangkan
kemampuan melukis buah teknik aquarel dengan hasil gambar yang
berkualitas.
c. Memberikan masukan bagi guru kesenian khususnya Seni Rupa agar
dapat memberikan variasi pengajaran yang efektif.
2. Manfaat bagi siswa
a. Meningkatkan kualitas lukisan cat air siswa SMA N 1 Berastagi dalam
6
b. Meningkatkan kemampuan belajar siswa SMA Negeri 1 Berastagi
dalam melukis buah tekhnik aquarel.
3. Manfaat bagi peneliti
Sebagai pembelajaran dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat
yang dibutuhkan siswa.
4. Manfaat bagi peneliti lain
Menambah wawasan dan informasi bagi peneliti lain, dan sebagai bahan
referensi untuk melakukan penelitian yang sejenis.
G. Defenisi Operasional Variabel
1. Hasil belajar melukis buah teknik aquarel adalah perolehan nilai dari karya
lukis siswa.
2. Metode pembelajaran demonstrasi adalah suatu metode mengajar yang
memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu dengan mencontohkan
kepada siswa tentang suatu proses, situasi agar dapat dipahami dengan baik.
3.Melukis teknik aquarel adalah melukis dengan menggunakan pigmen cat
dengan pelarut air yang menekankan pada transparansi dan harmoni lembut dari
69
69 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Simpulan ini berdasarkan pada hasil yang diperoleh dari proses dan hasil
belajar yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Kesimpulan diperoleh
berdasarkan temuan-temuan dilapangan selama proses penelitian berlangsung.
Pada proses pembelajaran yang menggunakan metode demonstrasi ditemukan
bahwa:
1. Penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam melukis teknik aquarel sehingga hasil aktivitas siswa dalam
mensketsa, mewarna, dan proses finishing dapat menunjukkan
kesungguhan dan minat yang tinggi.
Dapat dilihat dari data berikut:
a. pada siklus I, Dari 29 orang siswa, hanya 2 orang siswa (6,9%) yang
sangat bersungguh-sungguh mengerjakan sketsa, 1 orang siswa
(3.5%) yang sangat bersungguh-sungguh dalam proses mewarnai, 2
orang siswa (6,9%) yang sangat bersungguh-sungguh mengikuti
pelajaran dan 2 orang siswa (6,9%) yang sangat berminat dalam
mengikuti pelajaran.
b. Pada siklus II, minat dan kesungguhan siswa dalam belajar melukis
buah teknik aquarel sudaah meningkat. Sebanyak 10 orang siswa
70
69
orang siswa (48,3%) yang bersungguh-sungguh saat mewarnai
lukisan, 14 orang siswa (41,4%) yang bersungguh-sungguh saat
mengikuti proses pembelajaran, mencuci kuas saat beralih ke warna
lain, membersihkan kuas dengan menggunakan tisu,, dan 13 orang
siswa (44,8%) yang berminat mengikuti proses pembelajaran dan
mengikuti prosedur dalam melakukan proses melukis.
2. Penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan kualitas karya siswa
dalam menentukan komposisi, bentuk yang tepat, teknik pewarnaan yang
harmonis, dan teknik finishing yang tepat, dengan memeprtimbangkan
keefektifan waktu yang tersedia.
Dapat dilihat dari data dibawah ini
a. Pada siklus I, diketahui bahwa masih sedikit siswa yang mampu
melukis teknik aquarel, dan memperoleh nilai yang memuaskan.
Hal ini dibuktikan dengan 8 orang siswa (27,5%) siswa yang
tuntas, 20 siswa (69%) yang hampir tuntas dan 1 siswa (3,5%) jauh
dari tuntas, dan tidak ada siswa yang mendapat predikat sangat
tuntas pada siklus I. Siswa yang mampu mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) hanya 8 siswa (34,5%).
b. Pada siklus II, Dari data diatas diketahui bahwa hasil belajr siswa
ada pokok bahasan melukis teknik aquarel sudah mencapai target
penelitian (≥75%), dikarenakan 27 orang siswa sudah mencapai
KKM. Dapat dilihat dari data hasil belajar, 5 orang siswa (17,2%)
71
69
0rang siswa (6,9%) yang jauh dari tuntas dalam belajar melukis
teknik aquarel
3. Metode demonstrasi yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat
meningkatkan kualitas karya siswa menjadi lebih baik. Dapat dilihat pada
gambar salah satu karya siswa dibawah ini:
Tabel 5.1
Perbandingan Karya Siswa Sebelum dan Sesudah Menggunakan Metode Demonstrasi
Siklus Karya
(Gita Nadia Putri)
Keterangan
Pre tes Komposisi sudah mulai
terlihat, tetapi teknik
pewarnaan kurang tepat,
terlihat bahwa saat
menggoreskan kuas dan cat,
tidak menggunakan cukup air
sehingga warna tidak terlihat
transparan, tidak terlihat
gelap terang pada objek dan
bayangan pada objek lukisan
juga tidak terlihat
Bentuk sudah terlihat, tetapi
teknik pewarnaan tidak tepat,
tidak ada bayangan pada
objek dan lukisan terkesan
72
69 Siklus II
(menggunakan
metode
demonstrasi)
Bentuk semakin bagus, sudah
terlihat gradasi dan bayangan
pada buah, .
B. Saran-Saran
Berdasarkan hasil pada skripsi ini, peneliti ingin memberikan saran sebagai
berikut:
1. Dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan,
meningkatkan kreativitas dan kemauan siswa dalam belajar. Untu itu guru
perlu perlu memberi bimbingan secara terus menerus dalam pembelajaran.
2. Disarankan kepada guru agar dalam melaksanakan pembelajaran SBK
khususnya dalam praktek melukis, agar menerapkan metode demonstrasi,
dengan mempraktekkan proses dan langkah-langkah mengerjakan. Sebagai
upaya untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dengan
menjadikan guru sebagai contoh.
3. Disarankan kepada guru agar melakukan pendekatan dan memberikan
motivasi pada siswa pada saat pembelajaran sehingga mampu