KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penelitian dan skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Melalui Strategi
Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) di Kelas X SMA Negeri 3
Pematangsiantar T.A 2014/2015”, disusun untuk memenuhi sebagian syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: Bapak
Dr. M. Manullang, M.Pd, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penyusunan
proposal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima
kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Ida Karnasih, M.Sc, Ph.D, Ibu Dra.
Katrina Samosir, M.Pd, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku dosen penguji yang
telah memberikan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya
skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. H.
Banjarnahor, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik, Bapak Prof. Dr. Syawal
Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai
di rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D, selaku Dekan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan beserta para
staf pegawai di fakultas, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan
Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si., Ph.D selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan
Matematika, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta staf pegawai
Jurusan Matematika yang telah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Drs. Hinsa Simatupang selaku kepala sekolah SMA
Negeri 3 Pematangsiantar, Bapak Drs. E. Pangaribuan selaku guru bidang studi
kepada penulis untuk mengadakan penelitian dan membantu penulis dalam
pelaksanaan penelitian.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda H.S.P. Sirait
dan Ibunda L. Br Tampubolon yang selalu setia memberikan dukungan, doa,
bantuan moril maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan di
UNIMED. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih untuk keluarga kecil
penulis yaitu Hery Jansen Hasudungan Marbun dan kefin Aldi Pangeran Marbun
yang memberikan dukungan moril dan materil. Tak lupa juga penulis
mengucapkan terimakasih kepada Bapak M. Marbun dan Ibu K. Br sinaga, Yanty
R.M. Marbun, dan kepada kakak dan adik penulis yaitu Rumintang F. Sirait, S.T,
Resmina N. Sirait, S.E, Desnita R. Sirait, Vesta R. Sirait, dan Maya O. Sirait yang
setia juga memberikan dukungan, semangat dan doa.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada sahabat-sahabat penulis
Nelly, Egy, Melan, Mona, Ratu, Reni, Evi dan semua teman mahasiswa DIK B 09
yang selalu memberikan motivasi, doa kepada penulis sampai skripsi ini selesai.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan matematika. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua.
Medan, Juli 2015
Penulis,
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH (SPBM) DIKELAS X SMA NEGERI 3 PE M A T A N G S I A N T A R T . A . 2 0 1 4 / 2 0 1 5
Mariance Puspita Sirait (NIM. 409111042)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) pada sub materi perbandingan trigonometri di kelas X SMA Negeri 3 Pematangsiantar Tahun Ajaran 2014/2015.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dibagi dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-5 SMA Negeri 3 Pematangsiantar yang berjumlah 34 orang. Objek penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar matematika pada perbandingan trigonometri dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan tes. Kriteria keberhasilan penelitian ini adalah jika mencapai target setiap indikator ≥ 65%.
Hasil penelitian pada siklus I diperoleh siswa yang memahami aspek memahami masalah mencapai 88,2% (kategori baik), siswa yang mampu memahami aspek merencanakan pemecahan masalah mencapai 64,7% (kategori buruk), siswa yang mampu memahami aspek melaksanakan pemecahan masalah mencapai 67,6% (kategori buruk), dan siswa yang mampu memahami aspek memeriksa kembali hasil yang diperoleh mencapai 64,7% (kategori buruk). Hasil penelitian pada silkus II diperoleh siswa yang mampu memahami aspek memahami masalah mencapai 94,1% (kategori sangat baik), siswa yang mampu memahami aspek merencanakan pemecahan masalah mencapai 82,4% (kategori baik), siswa yang mampu memahami aspek melaksanakan pemecahan masalah mencapai 82,4% (kategori baik), dan siswa yang mampu memahami aspek memeriksa kembali hasil yang diperoleh mencapai 82,7% (kategori baik). Secara keseluruhan hasil tes kemampuan pemecahan masalah siklus I 73,12 % (kategori cukup) dan hasil tes kemampuan pemecahan masalah siklus II 85,64 % (kategori baik).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer diperoleh pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti pada siklus I termasuk dalam kategori cukup dengan nilai 71,2 dan pada siklus II termasuk dalam kategori baik dengan nilai 83,7 .
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan pengunaan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada sub materi perbandingan trigonometri di kelas X-5 SMA Negeri 3 Pematangsiantar Tahun Ajaran 2014/2015.
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel ix
Daftar Gambar x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 8
1.3 Batasan Masalah 8
1.4 Rumusan Masalah 8
1.5 Tujuan Penelitian 8
1.6 Manfaat Penelitian 8
1.7 Defenisi Operasional 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11
2.1 Kerangka Teoritis 11
2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Matematika 11
2.1.1.1 Pengertian Belajar 11
2.1.1.2 Hakikat Matematika 12
2.1.1.3 Pembelajaran Matematika 13
2.1.2 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 15
2.1.2.1 Pengertian Problem, Solving a Problem dan Problem Solving 15
2.1.2.2 Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Matematika 17
2.1.2.3 Tahap-tahap Pemecahan Masalah 18
2.1.3 Hasil Belajar 19
2.1.4.1 Strategi Pembelajaran 22
2.1.4.2 Pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah 23
2.1.4.3 Karakteristik Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah 24
2.1.4.4 Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah 25
2.1.4.5 Keunggulan dan Kelemahan SPBM 29
2.2 Uraian Materi Ajar Trigonometri 31
2.3 Hasil Penelitian yang Relevan 33
2.5 Kerangka Konseptual 33
2.5 Hipotesis Tindakan 35
BAB III METODE PENELITIAN 36
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 36
3.2 Subjek dan Objek Penelitian 36
3.3 Subjek Penelitian 36
3.3.1 Objek Penelitian 36
3.3.2 Jenis Penelitian 36
3.4 Prosedur Penelitian 37
3.5 Teknik Pengumpulan Data 42
3.5.1 Observasi 42
3.5.2 Uji Kemampuan Pemecahan Masalah 42
3.5.3 Dokumentasi 42
3.6 Alat Pengumpul Data 43
3.6.1 Tes 43
3.6.2 Observasi 46
3.7 Teknik Analisis Data 47
3.7.1 Paparan Data 47
3.7.2 Penarikan Kesimpulan 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 52
4.1. Hasil Penelitian Siklus I 52
4.1.1 Permasalahan I 52
4.1.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan I 53
4.1.3 Hasil Tes Diagnostik Hasil Belajar I 56
4.1.5 Hasil Refleksi I 59
4.2 Hasil Penelitian Siklus II 60
4.2.1 Permasalahan II 60
4.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan II 61
4.2.3 Hasil Tes Diagnostik Hasil Belajar II 63
4.2.4 Hasil Observasi II 66
4.2.5 Hasil Refleksi II 66
4.3 Pembahasan 67
4.3.1 Pembahasan Hasil Tes Diagnostik 67
4.3.2 Pembahasan Hasil Observasi 69
4.3.3 Pembahasan Model Pembelajaran 71
4.4 Diskusi Hasil Penelitiian 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARANA 75
5.1 Kesimpulan 75
5.2 Saran 75
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1.2 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Tes
Diagnostik 5
Tabel 2.1.1 Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah 28
Tabel 2.2.1 Nilai Trigonometri Sudut-Sudut Istimewa 32
Tabel 3.4.1 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Tes
Diagnostik 38
Tabel 3.4.2 Kegiatan Pembelajaran Berdasarkan SPBM 39
Tabel 3.6.1.1 Penskoran Pemecahan Masalah 44
Tabel 3.6.1.2 Teknik Penskoran Pemecahan Masalah 45
Tabel 3.7.1.2 Kriteria Rata-Rata Penilaian Observasi 51
Tabel 4.1.3.1 Tingkat Kemampuan Memahami Masalah pada TPKM I 56
Table 4.1.3.2 Tingkat Kemampuan Merencanakan Pemecahan Masalah
pada TPKM I 56
Tabel 4.1.3.3 Tingkat Kemampuan Melaksanakan Pemecahan Masalah
pada TPKM I 57
Tabel 4.1.3.4 Tingkat Kemampuan Memeriksa Kembali Hasil Yang
Diperoleh pada TPKM I 58
Tabel 4.2.3.1 Tingkat Kemampuan Memahami Masalah pada TPKM II 63
Table 4.2.3.2 Tingkat Kemampuan Merencanakan Pemecahan Masalah
pada TPKM II 64
Tabel 4.2.3.3 Tingkat Kemampuan Melaksanakan Pemecahan Masalah
pada TPKM II 65
Tabel 4.2.3.4 Tingkat Kemampuan Memeriksa Kembali Hasil Yang
Diperoleh pada TPKM II 65
Tabel 4.3.1.1 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 67
Tabel 4.3.1.2 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 68
Tabel 4.3.2.1 Deskripsi Observasi Kegiatan Guru Siklus I dan II 69
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Tes Diagnostik 78
Lampiran 2 Kisi-Kisi Tes Diagnostik 79
Lampiran 3 Alternatif Penyelesaian Tes Diangnostik 80
Lampiran 4 Teknik Penskoran Tes Diagnostik 83
Lampiran 5 Daftar Nama Siswa 88
Lampiran 6 Hasil Tes Diagnostik 89
Lampiran 7 RPP I ( Siklus I ) 91
Lampiran 8 LAS I ( Siklus I ) 104
Lampiran 9 RPP II ( Siklus I ) 112
Lampiran 10 LAS II ( Siklus I ) 128
Lampiran 11 RPP III ( Siklus II ) 143
Lampiran 12 LAS III ( Siklus II ) 153
Lampiran 13 RPP IV ( Siklus II ) 159
Lampiran 14 LAS IV ( Siklus II ) 168
Lampiran 15 Tes Kemampuan Penyelesaian Masalah I (Siklus I ) 175
Lampiran 16 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Penyelesaian
Masalah I (Siklus I ) 176
Lampiran 17 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Penyelesaian Masalah (Siklus I) 180
Lampiran 18 Lembar Validitas Tes Kemampuan Penyelesaian
Masalah (Siklus I) 181
Masalah (Siklus I) 184
Lampiran 20 Hasil TPKM I ( Siklus I) 189
Lampiran 21 Tes Kemampuan Penyelesaian Masalah II (Siklus II ) 190
Lampiran 22 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Penyelesaian
Masalah II (Siklus II ) 191
Lampiran 23 Kisi-Kisi TPKM II (Siklus II) 195
Lampiran 24 Lembar Validitas Tes Kemampuan Penyelesaian
Masalah (Siklus II) 196
Lampiran 25 Teknik Penskoran Tes Kemampuan Penyelesaian
Masalah (Siklus II) 199
Lampiran 26 Hasil TPKM II ( Siklus II) 205
Lampiran 27 Lembar Observasi Guru ( Siklus I dan II) 206
Lampiran 28 Lembar Observasi Siswa ( Siklus I dan II) 214
Lampiran 29 Deskripsi Hasil Observasi Guru ( Siklus I dan II) 222
Lampiran 30 Deskripsi Hasil Observasi Siswa ( Siklus I dan II) 224
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan suatu upaya pemerintah untuk menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Proses pelaksanaan dalam bidang pendidikan
mengalami perubahan secara bertahap. Pendidikan secara keseluruhan mencakup
banyak unsur, salah satu diantaranya adalah matematika.
Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang mendasar yang
dapat menumbuhkan kemampuan penalaran siswa dan sangat diperlukan dalam
perkembangan ilmu dan teknologi. Seperti yang diungkapkan oleh Cockroft
(dalam Abdurrahman, 2009:253) bahwa “Matematika perlu diajarkan kepada
siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang
studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana
komunikasi yang kuat, singkat , dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan
informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis,
ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap
usaha memecahkan masalah yang menantang”.
Berdasarkan kutipan disimpulkan bahwa dengan belajar matematika
diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berfikir, bernalar,
mengkomunikasikan gagasannya serta dapat mengembangkan aktivitas kreatif
dan mampu memecahkan masalah. Ini menunjukkan bahwa matematika memiliki
manfaat dalam mengembangkan kemampuan siswa sehingga perlu untuk
dipelajari.
Depdiknas (dalam depdiknas) menyatakan bahwa:
(3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, marancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, table, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu , perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Berdasarkan tujuan tersebut pemerintah telah melakukan pembaharuan
dan usaha untuk melakukan perbaikan pada sistem pendidikan, seperti
penyempurnaan kurikulum, dan meningkatkan kemampuan guru melalui
penataran. Usaha pemerintah tersebut terlihat nyata dari perubahan kurikulum
pembelajaran dari kurikulum KBK menjadi KTSP. Berdasarkan sumber
(http://www.prayudi.wordpress.com) menyatakan:
Di antara hasil terbaru penyempurnaan tersebut adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Salah satu kelebihan dari kurikulum terbaru ini adalah dinyatakannya pemecahan masalah (problem solving), penalaran (reasoning), komunikasi (communication), dan menghargai kegunaan matematika sebagai tujuan pembelajaran matematika SD, SMP, SMA, dan SMK disamping tujuan yang berkaitan dengan pemahaman konsep yang sudah dikenal guru.
Meskipun demikian, hasil belajar siswa masih rendah khususnya pada` pelajaran
matematika.
Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Salah
satunya adalah rendahnya kemampuan siswa dalam mengikuti pelajaran yang
diberikan oleh guru khususnya bidang studi matematika. Pada umumnya, siswa
mengatakan bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit untuk
dimengerti dan membosankan serta tidak menarik karena hanya merupakan
konsep-konsep, teori lalu contoh soal dan latihan, tidak ada aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari. Banyaknya siswa yang tidak mampu menyelesaikan soal
dikarenakan proses pembelajaran yang kurang bermakna sehingga menyebabkan
rendahnya kemampuan siswa memecahkan masalah matematika dan hasil
belajarnya, maka perlu adanya suatu tindakan untuk melatih dan mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah siswa meningkatkan pembelajaran matematika.
mengajar masih bersifat konvensional. Strategi konvensional yang dipelajari tidak
mampu menolong siswa dari masalahnya.
Ada beberapa jenis hasil belajar yang harus dikuasai oleh siswa setelah
melakukan proses pembelajaran matematika. Seperti yang dikatakan oleh Liebeck
(dalam Abdurrahman, 2009:253) “ ada dua macam hasil belajar matematika yang
harus dikuasai oleh siswa, perhitungan matematis (mathematics calculation) dan
penalaran matematis (mathematics reasoning)”. berdasarkan hasil belajar
matematika semacam itu maka Lerner (dalam Abdurrahman, 2009:253)
mengemukakan bahwa kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup
tiga elemen, (1) konsep, (2) keterampilan, dan (3) pemecahan masalah.
Dari pernyataan di atas, salah satu aspek yang ditekankan dalam
kurikulum adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat
penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa
dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta
keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang
bersifat tidak rutin.
Pemecahan masalah merupakan upaya yang dilakukan siswa untuk
menyelesaikan masalah yang merupakan tugas belajarnya. Pemecahan masalah
merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam
proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa dimungkinkan
menggunakan pengalaman dan pengetahuan serta keterampilan yang sudah
dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah. Hal ini sejalan dengan
pernyataan Abdurrahman (2009:254) yang menyatakan bahwa:
“Pemecahan masalah adalah aplikasi dari konsep dan keterampilan.
Dalam pemecahan masalah biasanya melibatkan beberapa kombinasi konsep dan keterampilan dalam situasi baru atau situasi yang berbeda”.
Pemecahan masalah (problem solving) merupakan latihan bagi siswa
untuk berhadapan dengan sesuatu yang tidak rutin dan kemudian mencoba
menyelesaikan. Pembelajaran pemecahan masalah tidak sama dengan
Kemampuan pemecahan masalah adalah kesanggupan atau kompetensi
strategis yang ditunjukkan siswa dalam memahami, memilih pendekatan dan
strategi pemecahan serta menyelesaikan model untuk mencari solusi dari suatu
permasalahan.
Menurut Dodson dan Hollander (dalam Amustofa) kemampuan
pemecahan masalah yang harus ditumbuhkan dalam pembelajaran matematika
adalah:
1. Kemampuan mengerti konsep dan istilah matematika. 2. Kemampuan mencatat kesamaan, perbedaan, dan analogi.
3. Kemampuan untuk mengidentifikasi elemen terpenting dan memiliki prosedur yang benar.
4. Kemampuan untuk mengetahui hal yang tidak berkaitan. 5. Kemampuan untuk menaksirkan dan menganalisis.
6. Kemampuan untuk memvisualisasi dan mengimplementasi kuantitas atau ruang.
7. Kemampuan untuk memperumum (generalisasi) berdasarkan beberapa contoh.
8. Kemampuan untuk mengganti metode yang telah diketahui.
9. Mempunyai kepercayaan diri yang cukup dan merasa senang terhadap materinya.
Tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa pada umumnya masih
tergolong rendah.Terlebih jika soal yang diberikan adalah soal pembuktian. Siswa
kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang berbentuk pemecahan masalah dan
siswa juga mengalami kesulitan untuk menganalisa masalah yang diberikan.
Siswa tidak mampu memikirkan langkah yang digunakan untuk menyelesaikan
masalah yang diberikan sehingga siswa cenderung mengambil kesimpulan untuk
melakukan operasi bilangan-bilangan yang ada tanpa memahami setiap langkah
pengerjaannya.
Hal ini berdasarkan dari hasil observasi dan data yang diperoleh pada
tanggal 20 januari 2014 untuk siswa kelas X-5 SMA Negeri 3 Pematangsiantar
tahun pelajaran 2013/2014. Nampak hasil belajar siswa dibidang matematika
masih rendah, yaitu 60 untuk rata-rata kelas. Dari data tersebut terlihat bahwa
hasil belajar matematika siswa masih belum mencapai harapan dari kurikulum,
yaitu 70 untuk rata-rata kelas (sumber nilai raport siswa tahun pelajaran
diberikan. Dari hasil tes diagnostik menunjukkan bahwa siswa mengalami
kesulitan mengerjakan soal-soal pemecahan masalah khususnya pada materi
pembuktian, dalam hal ini peneliti memilih materi logaritma untuk melihat
kemampuan masalah siswa. Dimana pemecahan masalah biasanya melibatkan
beberapa kombinasi konsep, menuntut kemampuan berpikir dan keterampilan
siswa.
Tes diagnostik diberikan kepada 34 orang siswa kelas X-5 SMA Negeri 3
Pematangsiantar. Tes yang diberikan berupa tes essay untuk melihat kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah matematika pada materi pembuktian
Logaritma, seperti berikut ini:
1. Misalkan , tunjukkan bahwa √
2. Jika , tunjukkan bahwa
√ .
3. Diketahui Buktikanlah hasil dari
Dari hasil tes diagnostik tersebut pada pokok bahasan Logaritama
menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih
sangat rendah. Hasil pengamatan berdasarkan tingkat kemampuan pemecahan
masalah, tidak ada siswa (0%) yang memiliki kemampuan pemecahan masalah
pada tingkat tinggi, 1 siswa (2.94%) yang memiiliki kemampuan pemecahan
masalah pada tingkat rendah dan 33 siswa (97.06%) yang memiliki kemampuan
pemecahan masalah pada tingkat sangat rendah.
Tabel 1.1.1 Tabel Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Berdasarkan Polya
Langkah Penyelesaian Masalah Polya
Siswa yang mampu Siswa yang tidak mampu
1. Memahami masalah 30 4
2. Merencanakan pemecahan
masalah - 34
3. Melaksanakan pemecahan
masalah 1 33
4. Memeriksa kembali prosedur hasil yang diperoleh
Dari data tabel di atas dapat di uraikan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada materi pembuktian menurut pemecahan masalah polya.
Tahap 1 : Memahami Masalah
Pada tahap ini siswa sudah mampu. Terbukti 88% siswa sudah mampu
memahami masalah. Dikatakan mampu karena siswa sudah dapat menuliskan apa
yang diketahui dan ditanya dari soal yang diberikan dengan benar.
Tahap 2 : Merencanakan Pemecahan Masalah
Pada tahap ini siswa belum mampu. Terbukti 100% siswa tidak mampu
menuliskan perencanaan yang akan dilaksanakan pada tahap selanjutnya. Dalam
hal ini siswa diharapkan seharusnya dapat menuliskan setiap langkah perencanaan
yang akan dilaksanakan ditahap selanjutnya dengan benar dan tepat.
Tahap 3 : Melaksanakan Pemecahan Masalah
Pada tahap melaksanakan pemecahan masalah siswa belum mampu.
Terbukti hanya 2% siswa dari keseluruhan yang melakukan tahap ini dengan
benar. Dalam tahap ini siswa diharapkan mampu mengerjakan apa yang sudah
direncanakan ditahap sebelumnya.
Tahap 4 : Memeriksa Kembali Prosedur Hasil Yang Diperoleh
Pada tahap ini siswa belum mampu. Terbukti 100% siswa tidak
menuliskan kesimpulan dari prosedur hasil yang sudah diperolehnya.
Dari data hasil pekerjaan siswa diketahui bahwa siswa tidak memahami
masalah yang diberikan sehingga siswa kesulitan untuk merancang atau
menyusun strategi untuk menyelesaikan soal dan selanjutnya siswa tidak mampu
menyelesaikannya.
Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya kemampuan
pemecahan masalah siswa, salah satunya adalah ketidaktepatan dan kurang
bervariasi dalam penggunaan pendekatan pembelajaran yang digunakan guru
siswa aktif dalam belajar, memotivasi siswa untuk mengeluarkan ide-ide mereka
dan bahkan mereka enggan untuk bertanya kepada guru jika ada yang belum
mereka mengerti.
Hal ini didasarkan pada hasil wawancara dengan salah satu guru
matematika di SMA N 3 Pematangsiantar pada tanggal 22 januari 2014. Beliau
mengatakan belum pernah menerapkan strategi pembelajaran berbasis masalah
dikelas. Beliau juga mengatakan matematika merupakan salah satu pelajaran yang
sulit bagi siswa. Hal tersebut tampak dari hasil belajar matematika siswa yang
rendah dan nilai UN (Ujian nasional) yang rendah tiap tahunnya disekolah
tersebut
Menyadari hal tersebut perlu adanya suatu pembaharuan dalam
pembelajaran untuk memungkinkan siswa dapat mempelajari matematika lebih
mudah dan lebih bermakna. Salah satunya menggunakan Strategi Pembelajaran
Berbasis Masalah (SPBM).
Menurut Sanjaya (2006:214) ”SPBM dapat diartikan sebagai rangkaian
aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah
yang dihadapi secara ilmiah. Terdapat 3 ciri utama dari SPBM. Pertama, SPBM
merupakan aktivitas pembelajaran. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan
untuk menyelesaikan masalah. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan
menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah”.
Dengan demikian, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)
diharapkan dapat memudahkan siswa memahami masalah dalam belajar
matematika. Akhirnya melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
diharapkan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam belajar matematika dan dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada Trigonometri.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika Siswa melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) di kelas X SMA Negeri 3 Pematangsiantar T.A.
1.2. Identifikasi Masalah
1. Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika.
2. Banyak siswa memandang matematika sebagai pelajaran yang sulit.
3. Siswa kurang mampu memahami dan menyelesaikan soal pembuktian.
4. Kemampuan pemecahan masalah siswa dalam memecahkan masalah
masih rendah.
5. Belum pernah diterapkan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
dalam pembelajaran matematika.
1.3. Batasan Masalah
Untuk mengarahkan penelitian ini sehingga lebih spesifik dan terfokus,
berdasarkan latarbelakang dan identifikasi masalah maka penelitian ini dibatasi
hanya untuk mengetahui: “Penggunaan strategi pembelajaran berbasis masalah
(SPBM) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi
trigonometridi Kelas X SMA”.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah : Apakah Strategi Pembelajaran Berbasis
Masalah (SPBM) pada materi trigonometri dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa kelas X SMA Negeri 3 Pematangsiantar?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitan ini dilaksanakan adalah untuk Meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X SMA Negeri 3 Pematangsiantar
melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) pada materi
1.6. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat dari penelitian ini adalah
1. Bagi sekolah tempat penelitian, sebagai bahan pertimbangan dalam
pengembangan pengajaran matematika disekolah.
2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan siswa melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
(SPBM) .
3. Bagi peneliti, menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan
keilmuan sehingga dapat diterapkan ketika menjadi pendidik di masa
yang akan datang.
4. Bagi peserta didik, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah,
matematika khususnya pada materi Trigonometri.
5. Bagi peneliti lain, sebagai bahan masukan untuk melakukan penelitian
yang sejenis.
1.7. Definisi Operasional
Penelitian ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Siswa melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
(SPBM) di kelas X SMA Negeri 3 Pematangsiantar T.A. 2014/2015”.
Istilah-istilah yang memerlukan penjelasan adalah:
1. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) merupakan salah satu
strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki system
pembelajaran. SPBM diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran
yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi
secara ilmiah.
2. Pemecahan masalah adalah aplikasi dari konsep dan keterampilan.
Kemampuan pemecahan masalah matematika adalah suatu tindakan untuk
menyelesaikan masalah dalam matematika atau proses yang menggunakan
kekuatan, pengalaman dan pengetahuan (konsep dan kombinasi konsep)
masalah yang juga merupakan metode penemuan solusi melalui
tahap-tahap pemecahan masalah.
3. Kemampuan pemecahan masalah adalah kesanggupan atau kompetensi
strategis yang ditunjukkan siswa dalam memahami, memilih pendekatan
dan strategi pemecahan serta menyelesaikan model untuk mencari solusi
dari suatu permasalahan.
4. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika maksudnya
terjadi peningkatan nilai rata-rata skor tes kemampuan pemecahan masalah
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan hasil observasi dapat diambil
kesimpulan bahwa Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi
ajar trigonometri kelas X SMA Negeri 3 Pematangsiantar T.A 2014/2015.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan penelitian, saran yang diajukan adalah:
1. Bagi guru yang ingin meningkatkan pemecahan masalah matematika siswa
pada materi trigonometri dapat menggunakan Strategi Pembelajaran
Berbasis Masalah (SPBM).
2. Kepada peneliti selanjutnya agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat
dijadikan pertimbangan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa melalui Strategi Pembelajaran Berbasis