• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (SPBM) DIKELAS X SMA NEGERI 3 PEMATANGSIANTAR T.A. 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (SPBM) DIKELAS X SMA NEGERI 3 PEMATANGSIANTAR T.A. 2014/2015."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penelitian dan skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Melalui Strategi

Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) di Kelas X SMA Negeri 3

Pematangsiantar T.A 2014/2015”, disusun untuk memenuhi sebagian syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: Bapak

Dr. M. Manullang, M.Pd, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penyusunan

proposal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima

kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Ida Karnasih, M.Sc, Ph.D, Ibu Dra.

Katrina Samosir, M.Pd, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku dosen penguji yang

telah memberikan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya

skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. H.

Banjarnahor, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik, Bapak Prof. Dr. Syawal

Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai

di rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D, selaku Dekan Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan beserta para

staf pegawai di fakultas, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan

Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si., Ph.D selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan

Matematika, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta staf pegawai

Jurusan Matematika yang telah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada Bapak Drs. Hinsa Simatupang selaku kepala sekolah SMA

Negeri 3 Pematangsiantar, Bapak Drs. E. Pangaribuan selaku guru bidang studi

(3)

kepada penulis untuk mengadakan penelitian dan membantu penulis dalam

pelaksanaan penelitian.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda H.S.P. Sirait

dan Ibunda L. Br Tampubolon yang selalu setia memberikan dukungan, doa,

bantuan moril maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan di

UNIMED. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih untuk keluarga kecil

penulis yaitu Hery Jansen Hasudungan Marbun dan kefin Aldi Pangeran Marbun

yang memberikan dukungan moril dan materil. Tak lupa juga penulis

mengucapkan terimakasih kepada Bapak M. Marbun dan Ibu K. Br sinaga, Yanty

R.M. Marbun, dan kepada kakak dan adik penulis yaitu Rumintang F. Sirait, S.T,

Resmina N. Sirait, S.E, Desnita R. Sirait, Vesta R. Sirait, dan Maya O. Sirait yang

setia juga memberikan dukungan, semangat dan doa.

Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada sahabat-sahabat penulis

Nelly, Egy, Melan, Mona, Ratu, Reni, Evi dan semua teman mahasiswa DIK B 09

yang selalu memberikan motivasi, doa kepada penulis sampai skripsi ini selesai.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan matematika. Semoga

Tuhan Yang Maha Esa senantiasa mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua.

Medan, Juli 2015

Penulis,

(4)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN

BERBASIS MASALAH (SPBM) DIKELAS X SMA NEGERI 3 PE M A T A N G S I A N T A R T . A . 2 0 1 4 / 2 0 1 5

Mariance Puspita Sirait (NIM. 409111042)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) pada sub materi perbandingan trigonometri di kelas X SMA Negeri 3 Pematangsiantar Tahun Ajaran 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dibagi dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-5 SMA Negeri 3 Pematangsiantar yang berjumlah 34 orang. Objek penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar matematika pada perbandingan trigonometri dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan tes. Kriteria keberhasilan penelitian ini adalah jika mencapai target setiap indikator ≥ 65%.

Hasil penelitian pada siklus I diperoleh siswa yang memahami aspek memahami masalah mencapai 88,2% (kategori baik), siswa yang mampu memahami aspek merencanakan pemecahan masalah mencapai 64,7% (kategori buruk), siswa yang mampu memahami aspek melaksanakan pemecahan masalah mencapai 67,6% (kategori buruk), dan siswa yang mampu memahami aspek memeriksa kembali hasil yang diperoleh mencapai 64,7% (kategori buruk). Hasil penelitian pada silkus II diperoleh siswa yang mampu memahami aspek memahami masalah mencapai 94,1% (kategori sangat baik), siswa yang mampu memahami aspek merencanakan pemecahan masalah mencapai 82,4% (kategori baik), siswa yang mampu memahami aspek melaksanakan pemecahan masalah mencapai 82,4% (kategori baik), dan siswa yang mampu memahami aspek memeriksa kembali hasil yang diperoleh mencapai 82,7% (kategori baik). Secara keseluruhan hasil tes kemampuan pemecahan masalah siklus I 73,12 % (kategori cukup) dan hasil tes kemampuan pemecahan masalah siklus II 85,64 % (kategori baik).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer diperoleh pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti pada siklus I termasuk dalam kategori cukup dengan nilai 71,2 dan pada siklus II termasuk dalam kategori baik dengan nilai 83,7 .

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan pengunaan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada sub materi perbandingan trigonometri di kelas X-5 SMA Negeri 3 Pematangsiantar Tahun Ajaran 2014/2015.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 8

1.3 Batasan Masalah 8

1.4 Rumusan Masalah 8

1.5 Tujuan Penelitian 8

1.6 Manfaat Penelitian 8

1.7 Defenisi Operasional 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11

2.1 Kerangka Teoritis 11

2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Matematika 11

2.1.1.1 Pengertian Belajar 11

2.1.1.2 Hakikat Matematika 12

2.1.1.3 Pembelajaran Matematika 13

2.1.2 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 15

2.1.2.1 Pengertian Problem, Solving a Problem dan Problem Solving 15

2.1.2.2 Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Matematika 17

2.1.2.3 Tahap-tahap Pemecahan Masalah 18

2.1.3 Hasil Belajar 19

(6)

2.1.4.1 Strategi Pembelajaran 22

2.1.4.2 Pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah 23

2.1.4.3 Karakteristik Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah 24

2.1.4.4 Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah 25

2.1.4.5 Keunggulan dan Kelemahan SPBM 29

2.2 Uraian Materi Ajar Trigonometri 31

2.3 Hasil Penelitian yang Relevan 33

2.5 Kerangka Konseptual 33

2.5 Hipotesis Tindakan 35

BAB III METODE PENELITIAN 36

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 36

3.2 Subjek dan Objek Penelitian 36

3.3 Subjek Penelitian 36

3.3.1 Objek Penelitian 36

3.3.2 Jenis Penelitian 36

3.4 Prosedur Penelitian 37

3.5 Teknik Pengumpulan Data 42

3.5.1 Observasi 42

3.5.2 Uji Kemampuan Pemecahan Masalah 42

3.5.3 Dokumentasi 42

3.6 Alat Pengumpul Data 43

3.6.1 Tes 43

3.6.2 Observasi 46

3.7 Teknik Analisis Data 47

3.7.1 Paparan Data 47

3.7.2 Penarikan Kesimpulan 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 52

4.1. Hasil Penelitian Siklus I 52

4.1.1 Permasalahan I 52

4.1.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan I 53

4.1.3 Hasil Tes Diagnostik Hasil Belajar I 56

(7)

4.1.5 Hasil Refleksi I 59

4.2 Hasil Penelitian Siklus II 60

4.2.1 Permasalahan II 60

4.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan II 61

4.2.3 Hasil Tes Diagnostik Hasil Belajar II 63

4.2.4 Hasil Observasi II 66

4.2.5 Hasil Refleksi II 66

4.3 Pembahasan 67

4.3.1 Pembahasan Hasil Tes Diagnostik 67

4.3.2 Pembahasan Hasil Observasi 69

4.3.3 Pembahasan Model Pembelajaran 71

4.4 Diskusi Hasil Penelitiian 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARANA 75

5.1 Kesimpulan 75

5.2 Saran 75

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1.2 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Tes

Diagnostik 5

Tabel 2.1.1 Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah 28

Tabel 2.2.1 Nilai Trigonometri Sudut-Sudut Istimewa 32

Tabel 3.4.1 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Tes

Diagnostik 38

Tabel 3.4.2 Kegiatan Pembelajaran Berdasarkan SPBM 39

Tabel 3.6.1.1 Penskoran Pemecahan Masalah 44

Tabel 3.6.1.2 Teknik Penskoran Pemecahan Masalah 45

Tabel 3.7.1.2 Kriteria Rata-Rata Penilaian Observasi 51

Tabel 4.1.3.1 Tingkat Kemampuan Memahami Masalah pada TPKM I 56

Table 4.1.3.2 Tingkat Kemampuan Merencanakan Pemecahan Masalah

pada TPKM I 56

Tabel 4.1.3.3 Tingkat Kemampuan Melaksanakan Pemecahan Masalah

pada TPKM I 57

Tabel 4.1.3.4 Tingkat Kemampuan Memeriksa Kembali Hasil Yang

Diperoleh pada TPKM I 58

Tabel 4.2.3.1 Tingkat Kemampuan Memahami Masalah pada TPKM II 63

Table 4.2.3.2 Tingkat Kemampuan Merencanakan Pemecahan Masalah

pada TPKM II 64

Tabel 4.2.3.3 Tingkat Kemampuan Melaksanakan Pemecahan Masalah

pada TPKM II 65

Tabel 4.2.3.4 Tingkat Kemampuan Memeriksa Kembali Hasil Yang

Diperoleh pada TPKM II 65

Tabel 4.3.1.1 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 67

Tabel 4.3.1.2 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 68

Tabel 4.3.2.1 Deskripsi Observasi Kegiatan Guru Siklus I dan II 69

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Tes Diagnostik 78

Lampiran 2 Kisi-Kisi Tes Diagnostik 79

Lampiran 3 Alternatif Penyelesaian Tes Diangnostik 80

Lampiran 4 Teknik Penskoran Tes Diagnostik 83

Lampiran 5 Daftar Nama Siswa 88

Lampiran 6 Hasil Tes Diagnostik 89

Lampiran 7 RPP I ( Siklus I ) 91

Lampiran 8 LAS I ( Siklus I ) 104

Lampiran 9 RPP II ( Siklus I ) 112

Lampiran 10 LAS II ( Siklus I ) 128

Lampiran 11 RPP III ( Siklus II ) 143

Lampiran 12 LAS III ( Siklus II ) 153

Lampiran 13 RPP IV ( Siklus II ) 159

Lampiran 14 LAS IV ( Siklus II ) 168

Lampiran 15 Tes Kemampuan Penyelesaian Masalah I (Siklus I ) 175

Lampiran 16 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Penyelesaian

Masalah I (Siklus I ) 176

Lampiran 17 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Penyelesaian Masalah (Siklus I) 180

Lampiran 18 Lembar Validitas Tes Kemampuan Penyelesaian

Masalah (Siklus I) 181

(11)

Masalah (Siklus I) 184

Lampiran 20 Hasil TPKM I ( Siklus I) 189

Lampiran 21 Tes Kemampuan Penyelesaian Masalah II (Siklus II ) 190

Lampiran 22 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Penyelesaian

Masalah II (Siklus II ) 191

Lampiran 23 Kisi-Kisi TPKM II (Siklus II) 195

Lampiran 24 Lembar Validitas Tes Kemampuan Penyelesaian

Masalah (Siklus II) 196

Lampiran 25 Teknik Penskoran Tes Kemampuan Penyelesaian

Masalah (Siklus II) 199

Lampiran 26 Hasil TPKM II ( Siklus II) 205

Lampiran 27 Lembar Observasi Guru ( Siklus I dan II) 206

Lampiran 28 Lembar Observasi Siswa ( Siklus I dan II) 214

Lampiran 29 Deskripsi Hasil Observasi Guru ( Siklus I dan II) 222

Lampiran 30 Deskripsi Hasil Observasi Siswa ( Siklus I dan II) 224

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan suatu upaya pemerintah untuk menghasilkan sumber daya

manusia yang berkualitas. Proses pelaksanaan dalam bidang pendidikan

mengalami perubahan secara bertahap. Pendidikan secara keseluruhan mencakup

banyak unsur, salah satu diantaranya adalah matematika.

Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang mendasar yang

dapat menumbuhkan kemampuan penalaran siswa dan sangat diperlukan dalam

perkembangan ilmu dan teknologi. Seperti yang diungkapkan oleh Cockroft

(dalam Abdurrahman, 2009:253) bahwa “Matematika perlu diajarkan kepada

siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang

studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

komunikasi yang kuat, singkat , dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan

informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis,

ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap

usaha memecahkan masalah yang menantang”.

Berdasarkan kutipan disimpulkan bahwa dengan belajar matematika

diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berfikir, bernalar,

mengkomunikasikan gagasannya serta dapat mengembangkan aktivitas kreatif

dan mampu memecahkan masalah. Ini menunjukkan bahwa matematika memiliki

manfaat dalam mengembangkan kemampuan siswa sehingga perlu untuk

dipelajari.

Depdiknas (dalam depdiknas) menyatakan bahwa:

(13)

(3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, marancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, table, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu , perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan tujuan tersebut pemerintah telah melakukan pembaharuan

dan usaha untuk melakukan perbaikan pada sistem pendidikan, seperti

penyempurnaan kurikulum, dan meningkatkan kemampuan guru melalui

penataran. Usaha pemerintah tersebut terlihat nyata dari perubahan kurikulum

pembelajaran dari kurikulum KBK menjadi KTSP. Berdasarkan sumber

(http://www.prayudi.wordpress.com) menyatakan:

Di antara hasil terbaru penyempurnaan tersebut adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Salah satu kelebihan dari kurikulum terbaru ini adalah dinyatakannya pemecahan masalah (problem solving), penalaran (reasoning), komunikasi (communication), dan menghargai kegunaan matematika sebagai tujuan pembelajaran matematika SD, SMP, SMA, dan SMK disamping tujuan yang berkaitan dengan pemahaman konsep yang sudah dikenal guru.

Meskipun demikian, hasil belajar siswa masih rendah khususnya pada` pelajaran

matematika.

Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Salah

satunya adalah rendahnya kemampuan siswa dalam mengikuti pelajaran yang

diberikan oleh guru khususnya bidang studi matematika. Pada umumnya, siswa

mengatakan bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit untuk

dimengerti dan membosankan serta tidak menarik karena hanya merupakan

konsep-konsep, teori lalu contoh soal dan latihan, tidak ada aplikasi dalam

kehidupan sehari-hari. Banyaknya siswa yang tidak mampu menyelesaikan soal

dikarenakan proses pembelajaran yang kurang bermakna sehingga menyebabkan

rendahnya kemampuan siswa memecahkan masalah matematika dan hasil

belajarnya, maka perlu adanya suatu tindakan untuk melatih dan mengembangkan

kemampuan pemecahan masalah siswa meningkatkan pembelajaran matematika.

(14)

mengajar masih bersifat konvensional. Strategi konvensional yang dipelajari tidak

mampu menolong siswa dari masalahnya.

Ada beberapa jenis hasil belajar yang harus dikuasai oleh siswa setelah

melakukan proses pembelajaran matematika. Seperti yang dikatakan oleh Liebeck

(dalam Abdurrahman, 2009:253) “ ada dua macam hasil belajar matematika yang

harus dikuasai oleh siswa, perhitungan matematis (mathematics calculation) dan

penalaran matematis (mathematics reasoning)”. berdasarkan hasil belajar

matematika semacam itu maka Lerner (dalam Abdurrahman, 2009:253)

mengemukakan bahwa kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup

tiga elemen, (1) konsep, (2) keterampilan, dan (3) pemecahan masalah.

Dari pernyataan di atas, salah satu aspek yang ditekankan dalam

kurikulum adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat

penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa

dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta

keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang

bersifat tidak rutin.

Pemecahan masalah merupakan upaya yang dilakukan siswa untuk

menyelesaikan masalah yang merupakan tugas belajarnya. Pemecahan masalah

merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam

proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa dimungkinkan

menggunakan pengalaman dan pengetahuan serta keterampilan yang sudah

dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah. Hal ini sejalan dengan

pernyataan Abdurrahman (2009:254) yang menyatakan bahwa:

“Pemecahan masalah adalah aplikasi dari konsep dan keterampilan.

Dalam pemecahan masalah biasanya melibatkan beberapa kombinasi konsep dan keterampilan dalam situasi baru atau situasi yang berbeda”.

Pemecahan masalah (problem solving) merupakan latihan bagi siswa

untuk berhadapan dengan sesuatu yang tidak rutin dan kemudian mencoba

menyelesaikan. Pembelajaran pemecahan masalah tidak sama dengan

(15)

Kemampuan pemecahan masalah adalah kesanggupan atau kompetensi

strategis yang ditunjukkan siswa dalam memahami, memilih pendekatan dan

strategi pemecahan serta menyelesaikan model untuk mencari solusi dari suatu

permasalahan.

Menurut Dodson dan Hollander (dalam Amustofa) kemampuan

pemecahan masalah yang harus ditumbuhkan dalam pembelajaran matematika

adalah:

1. Kemampuan mengerti konsep dan istilah matematika. 2. Kemampuan mencatat kesamaan, perbedaan, dan analogi.

3. Kemampuan untuk mengidentifikasi elemen terpenting dan memiliki prosedur yang benar.

4. Kemampuan untuk mengetahui hal yang tidak berkaitan. 5. Kemampuan untuk menaksirkan dan menganalisis.

6. Kemampuan untuk memvisualisasi dan mengimplementasi kuantitas atau ruang.

7. Kemampuan untuk memperumum (generalisasi) berdasarkan beberapa contoh.

8. Kemampuan untuk mengganti metode yang telah diketahui.

9. Mempunyai kepercayaan diri yang cukup dan merasa senang terhadap materinya.

Tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa pada umumnya masih

tergolong rendah.Terlebih jika soal yang diberikan adalah soal pembuktian. Siswa

kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang berbentuk pemecahan masalah dan

siswa juga mengalami kesulitan untuk menganalisa masalah yang diberikan.

Siswa tidak mampu memikirkan langkah yang digunakan untuk menyelesaikan

masalah yang diberikan sehingga siswa cenderung mengambil kesimpulan untuk

melakukan operasi bilangan-bilangan yang ada tanpa memahami setiap langkah

pengerjaannya.

Hal ini berdasarkan dari hasil observasi dan data yang diperoleh pada

tanggal 20 januari 2014 untuk siswa kelas X-5 SMA Negeri 3 Pematangsiantar

tahun pelajaran 2013/2014. Nampak hasil belajar siswa dibidang matematika

masih rendah, yaitu 60 untuk rata-rata kelas. Dari data tersebut terlihat bahwa

hasil belajar matematika siswa masih belum mencapai harapan dari kurikulum,

yaitu 70 untuk rata-rata kelas (sumber nilai raport siswa tahun pelajaran

(16)

diberikan. Dari hasil tes diagnostik menunjukkan bahwa siswa mengalami

kesulitan mengerjakan soal-soal pemecahan masalah khususnya pada materi

pembuktian, dalam hal ini peneliti memilih materi logaritma untuk melihat

kemampuan masalah siswa. Dimana pemecahan masalah biasanya melibatkan

beberapa kombinasi konsep, menuntut kemampuan berpikir dan keterampilan

siswa.

Tes diagnostik diberikan kepada 34 orang siswa kelas X-5 SMA Negeri 3

Pematangsiantar. Tes yang diberikan berupa tes essay untuk melihat kemampuan

siswa dalam memecahkan masalah matematika pada materi pembuktian

Logaritma, seperti berikut ini:

1. Misalkan , tunjukkan bahwa

2. Jika , tunjukkan bahwa

√ .

3. Diketahui Buktikanlah hasil dari

Dari hasil tes diagnostik tersebut pada pokok bahasan Logaritama

menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih

sangat rendah. Hasil pengamatan berdasarkan tingkat kemampuan pemecahan

masalah, tidak ada siswa (0%) yang memiliki kemampuan pemecahan masalah

pada tingkat tinggi, 1 siswa (2.94%) yang memiiliki kemampuan pemecahan

masalah pada tingkat rendah dan 33 siswa (97.06%) yang memiliki kemampuan

pemecahan masalah pada tingkat sangat rendah.

Tabel 1.1.1 Tabel Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Berdasarkan Polya

Langkah Penyelesaian Masalah Polya

Siswa yang mampu Siswa yang tidak mampu

1. Memahami masalah 30 4

2. Merencanakan pemecahan

masalah - 34

3. Melaksanakan pemecahan

masalah 1 33

4. Memeriksa kembali prosedur hasil yang diperoleh

(17)

Dari data tabel di atas dapat di uraikan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada materi pembuktian menurut pemecahan masalah polya.

Tahap 1 : Memahami Masalah

Pada tahap ini siswa sudah mampu. Terbukti 88% siswa sudah mampu

memahami masalah. Dikatakan mampu karena siswa sudah dapat menuliskan apa

yang diketahui dan ditanya dari soal yang diberikan dengan benar.

Tahap 2 : Merencanakan Pemecahan Masalah

Pada tahap ini siswa belum mampu. Terbukti 100% siswa tidak mampu

menuliskan perencanaan yang akan dilaksanakan pada tahap selanjutnya. Dalam

hal ini siswa diharapkan seharusnya dapat menuliskan setiap langkah perencanaan

yang akan dilaksanakan ditahap selanjutnya dengan benar dan tepat.

Tahap 3 : Melaksanakan Pemecahan Masalah

Pada tahap melaksanakan pemecahan masalah siswa belum mampu.

Terbukti hanya 2% siswa dari keseluruhan yang melakukan tahap ini dengan

benar. Dalam tahap ini siswa diharapkan mampu mengerjakan apa yang sudah

direncanakan ditahap sebelumnya.

Tahap 4 : Memeriksa Kembali Prosedur Hasil Yang Diperoleh

Pada tahap ini siswa belum mampu. Terbukti 100% siswa tidak

menuliskan kesimpulan dari prosedur hasil yang sudah diperolehnya.

Dari data hasil pekerjaan siswa diketahui bahwa siswa tidak memahami

masalah yang diberikan sehingga siswa kesulitan untuk merancang atau

menyusun strategi untuk menyelesaikan soal dan selanjutnya siswa tidak mampu

menyelesaikannya.

Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya kemampuan

pemecahan masalah siswa, salah satunya adalah ketidaktepatan dan kurang

bervariasi dalam penggunaan pendekatan pembelajaran yang digunakan guru

(18)

siswa aktif dalam belajar, memotivasi siswa untuk mengeluarkan ide-ide mereka

dan bahkan mereka enggan untuk bertanya kepada guru jika ada yang belum

mereka mengerti.

Hal ini didasarkan pada hasil wawancara dengan salah satu guru

matematika di SMA N 3 Pematangsiantar pada tanggal 22 januari 2014. Beliau

mengatakan belum pernah menerapkan strategi pembelajaran berbasis masalah

dikelas. Beliau juga mengatakan matematika merupakan salah satu pelajaran yang

sulit bagi siswa. Hal tersebut tampak dari hasil belajar matematika siswa yang

rendah dan nilai UN (Ujian nasional) yang rendah tiap tahunnya disekolah

tersebut

Menyadari hal tersebut perlu adanya suatu pembaharuan dalam

pembelajaran untuk memungkinkan siswa dapat mempelajari matematika lebih

mudah dan lebih bermakna. Salah satunya menggunakan Strategi Pembelajaran

Berbasis Masalah (SPBM).

Menurut Sanjaya (2006:214) ”SPBM dapat diartikan sebagai rangkaian

aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah

yang dihadapi secara ilmiah. Terdapat 3 ciri utama dari SPBM. Pertama, SPBM

merupakan aktivitas pembelajaran. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan

untuk menyelesaikan masalah. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan

menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah”.

Dengan demikian, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)

diharapkan dapat memudahkan siswa memahami masalah dalam belajar

matematika. Akhirnya melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

diharapkan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam belajar matematika dan dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada Trigonometri.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan

Pemecahan Masalah Matematika Siswa melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) di kelas X SMA Negeri 3 Pematangsiantar T.A.

(19)

1.2. Identifikasi Masalah

1. Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika.

2. Banyak siswa memandang matematika sebagai pelajaran yang sulit.

3. Siswa kurang mampu memahami dan menyelesaikan soal pembuktian.

4. Kemampuan pemecahan masalah siswa dalam memecahkan masalah

masih rendah.

5. Belum pernah diterapkan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

dalam pembelajaran matematika.

1.3. Batasan Masalah

Untuk mengarahkan penelitian ini sehingga lebih spesifik dan terfokus,

berdasarkan latarbelakang dan identifikasi masalah maka penelitian ini dibatasi

hanya untuk mengetahui: “Penggunaan strategi pembelajaran berbasis masalah

(SPBM) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi

trigonometridi Kelas X SMA”.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah yang akan

dibahas dalam penelitian ini adalah : Apakah Strategi Pembelajaran Berbasis

Masalah (SPBM) pada materi trigonometri dapat meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa kelas X SMA Negeri 3 Pematangsiantar?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitan ini dilaksanakan adalah untuk Meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X SMA Negeri 3 Pematangsiantar

melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) pada materi

(20)

1.6. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat dari penelitian ini adalah

1. Bagi sekolah tempat penelitian, sebagai bahan pertimbangan dalam

pengembangan pengajaran matematika disekolah.

2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kemampuan

pemecahan siswa melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

(SPBM) .

3. Bagi peneliti, menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan

keilmuan sehingga dapat diterapkan ketika menjadi pendidik di masa

yang akan datang.

4. Bagi peserta didik, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah,

matematika khususnya pada materi Trigonometri.

5. Bagi peneliti lain, sebagai bahan masukan untuk melakukan penelitian

yang sejenis.

1.7. Definisi Operasional

Penelitian ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematika Siswa melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

(SPBM) di kelas X SMA Negeri 3 Pematangsiantar T.A. 2014/2015”.

Istilah-istilah yang memerlukan penjelasan adalah:

1. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) merupakan salah satu

strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki system

pembelajaran. SPBM diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran

yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi

secara ilmiah.

2. Pemecahan masalah adalah aplikasi dari konsep dan keterampilan.

Kemampuan pemecahan masalah matematika adalah suatu tindakan untuk

menyelesaikan masalah dalam matematika atau proses yang menggunakan

kekuatan, pengalaman dan pengetahuan (konsep dan kombinasi konsep)

(21)

masalah yang juga merupakan metode penemuan solusi melalui

tahap-tahap pemecahan masalah.

3. Kemampuan pemecahan masalah adalah kesanggupan atau kompetensi

strategis yang ditunjukkan siswa dalam memahami, memilih pendekatan

dan strategi pemecahan serta menyelesaikan model untuk mencari solusi

dari suatu permasalahan.

4. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika maksudnya

terjadi peningkatan nilai rata-rata skor tes kemampuan pemecahan masalah

(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan hasil observasi dapat diambil

kesimpulan bahwa Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi

ajar trigonometri kelas X SMA Negeri 3 Pematangsiantar T.A 2014/2015.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan penelitian, saran yang diajukan adalah:

1. Bagi guru yang ingin meningkatkan pemecahan masalah matematika siswa

pada materi trigonometri dapat menggunakan Strategi Pembelajaran

Berbasis Masalah (SPBM).

2. Kepada peneliti selanjutnya agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat

dijadikan pertimbangan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa melalui Strategi Pembelajaran Berbasis

Gambar

Gambar 3.4.1 Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas
Tabel 1.1.1 Tabel Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Berdasarkan Polya

Referensi

Dokumen terkait

Surat Setoran Pajak Daerah, yang dapat disingkat SSPD, adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke Kas Umu m

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 45 Tahun 2001 tentang Pengujian Kendaraan Bermotor (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2001

• Reduce shipment time & cost • Better supply chain planning. • Expanding seaports

[r]

Konsentrasi nitrat di

Returning legumes residue and organic fertilizer in crop rotation of legumes/rice-rice- rice are aim to increase soil fertility through improving soil chemical

Data hasil uji hedonik 35 panelis terhadap minuman herbal daun krisan siap minum dengan komposisi 2,5 gram daun krisan kering: 12,5 gram gula: 250 ml air seduhan yang telah

Selanjutnya didampingi oleh pembina fungsi dari Setum Polri melakukan simulasi surat menyurat antar unit kerja Lemdiklat Polri dimana peserta dibentuk dalam tiga grup dan