UNIVERSITAS ANDALAS
HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI GIZI MAKRO DENGAN
KESEGARAN KARDIORESPIRASI ATLET
DI SEMEN PADANG
FOOTBALL CLUB
TAHUN 2014
Oleh :
FITRIA HANDAYANITA
No. BP. 1010333011
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
i FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ANDALAS
Skripsi, 14 Juli 2014
Fitria Handayanita, No. BP. 1010333011
HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI GIZI MAKRO DENGAN
KESEGARAN KARDIORESPIRASI ATLET DI SEMEN PADANG
FOOTBALL CLUB TAHUN 2014
Xi, 71 halaman, 23 tabel, 2 gambar, 6 lampiran
ABSTRAK Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat konsumsi gizi makro dengan kesegaran kardiorespirasi atlet di Semen Padang Football Club tahun 2014.
Metode
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang dilakukan pada 51 atlet Semen Padang Football Club. Variabel yang diteliti adalah tingkat konsumsi gizi makro (konsumsi energi, karbohidrat, protein, lemak) dan kesegaran kardiorespirasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Kuesioner Formulir Food Frekuensi Quantitatif (FFQ) dan Formulir Multistage Fitness Test (MFT)/Bleep Test. Data dianalisis dengan uji Chi-square dengan derajat kepercayaan 90% (α = 0,1).
Hasil
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa kesegaran kardiorespirasi atlet Semen Padang Football Club 62,7% berda pada tingkat baik sedangkan 37,3% pada tingkat kurang. Kebutuhan Energi atlet Semen Padang Football Club berada pada rata-rata 3860,53 ± 180,02 kkal. Dilihat dari Konsumsi gizi makro yaitu konsumsi energi, karbohidrat, protein, lemak berada pada tingkat baik yang secara berturut-turut 62,3%,68,6%,56,9%,51% sedangkan yang berada pada tingkat kurang yang secara berturut-turut 32,3%, 31,4%, 43,1%, 49%, dari konsumsi gizi makro dengan rata – rata konsumsi energi 4968,09 ± 2123,57, rata karbohidrat 610,02 ± 238,36, rata-rata protein 216,49 ± 142,78 dan rata-rata-rata-rata lemak 179,31 ± 112,58. Hasil analisis bivariat menemukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat konsumsi gizi makro dengan kesegaran kardiorespirasi (p < 0,01).
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa tingkat konsumsi gizi makro menunjukkan adanya hubungan dengan kesegaran kardiorespirasi. Diharapkan kepada Semen Padang Football Club, pelatih dan atlet lebih memperhatikan pola konsumsi atlet dalam memperoleh energi yang baik agar nantinya dapat menunjang proses latihan dan pertandingan sehingga memperoleh prestasi yang diharapkan.
Daftar Pustaka : 42 (1989-2013)
ii FACULTY OF PUBLIC HEALTH ANDALAS UNIVERSITY
Undergrade Thesis, July 2014 Fitria Handayanita, No. BP. 1010333011
THE RELATIONSHIP OF MACRO NUTRIENT CONSUMPTION WITH FRESHNESS CARDIORESPIRATORY ATHLETES OF SEMEN PADANG FOOTBALL CLUB in 2014
Xi, 71 pages, 23 tables, 2 pictures, 6 appendices
ABSTRACT Objective
This study aims to determine the relationship of makro nutrient consumtion with freshness cardiorespiratory athletes of Semen Padang Football Club in 2014.
Metode
This study used a cross sectional study conducted on 51 athletes of Semen Padang Football Club. The variabel studied were macro nutrient consumption (energy consumption, carbohydrate, protein, fat) and freshness cardiorespiratory. Then, data processed using software Food Frekuensi Quantitatif (FFQ) form and Multistage Fitness Test (MFT)/Bleep Test form. Data were analyzed Chi-square tests with confidence level = 90% (α = 0,1).
Result
Result of univariate analysis showed that freshnes cardiorespiratory athletes Semen Padang Football Club than 62,7% at the level of good and 37,3% at a rate less. Athletes Semen Padang Football Club energy needs are on average 3860,53 ± 180,02 kkal. Review of macro nutrient consumption of energy consumption, carbohydrate, protein, fat at the level of good are respectively were at 62,3%,68,6%,56,9%,51% at a rate less 32,3%, 31,4%, 43,1%, 49%, dari macro nutrient consumption with an average energy consumption 4968,09 ± 2123,57 kkal, average carbohydrate 610,02 ± 238,36 grams, average protein 216,49 ± 142,78 grams dan average fat 179,31 ± 112,58 grams. The result of the bivariate analysis showed significant association between macro nutrient consumption with freshnes cardiorespiratory (p < 0,01).
Conclusion
It can be concluded macro nutrient consumption showed significant association with freshnes cardiorespiratory. Expected to the Semen Padang Football Club, coach, and athlete more attention to athlete nutrition intake to obtain a good energy so finally can support the process of training and matches the expected achievements obtained so.
References : 42 (1989-2013)
1
BAB 1 :PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Olahraga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan fisik
sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran, selain itu olahraga
juga dapat ditunjukkan sebagai sarana pendidikan dan rekreasi hingga pada
pencapaian prestasi(1).
Untuk menunjang prestasinya, olahragawan memerlukan nutrisi/zat gizi yang
cukup, baik kualitas maupun kuantitas(1). Berbagai cabang olahraga mempunyai
durasi waktu pertandingan yang berbeda, demikian juga halnya dengan berat
ringannya pertandingan. Untuk itu, harus diketahui sistem energi utama yang
diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik(1).
Makanan atlet pada dasarnya sama seperti makanan n-atlet, namun perlu
penyesuaian terhadap jumlah makanan, cairan, frekuensi makan, dan waktu makan
(2). Kebutuhan energi atlet bervariasi tergantung ukuran berat badan, komposisi
tubuh, usia, gender, dan jenis olahraga yang dilakukan. Selain itu, intensitas, lama
melakukan olahraga serta efisiensi pergerakan tubuh juga mempengaruhi berapa
banyak energi dibutuhkan selama berolahraga.(3)
Pencapaian prestasi puncak dalam bidang olahraga merupakan upaya yang
kompleks karena dipengaruhi banyak faktor. Tersedianya energi yang cukup
merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan seorang atlet
dalam pencapaian puncak.(4)
Kecukupan energi dasar sehari diperkirakan 20 kkal/kg berat badan untuk
berat badan bagi atlet laki-laki serta 41-58kkal/kg berat badan untuk atlet
perempuan(5).
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Asmika, dkk. mengenai Tingkat
Konsumsi zat gizi makro terhadap kebugaran atlet sepak bola Persik Kediri u-21
menunjukkan bahwa 78,94% dari total responden yang mempunyai tingkat
konsumsi energi yang baik, mempunyai kebugaran baik juga. Sedangkan responden
yang mempunyai tingkat konsumsi energi sedang, sebesar 88,9% mempunyai
kebugaran yang cukup, sisanya mempunyai kebugaran baik dan kurang. (6).
Hasil penelitian Widiastuti,dkk 2009 pada atlet sepak bola di Bali
menunjukkan dari 26 sampel, 22 (86,4%) atlet mengkonsumsi energi sesuai dengan
kebutuhan dan memiliki nilai maksimal yang telah memenuhi standar. Sisanya
sebanyak (15,4%) atlet mengkonsumsi energi kurang dari kebutuhan dan mereka
memiliki nilai maksimal kurang dari standar(7).
dinyatakan masa oksigen dikonsumsi perkilogram dari berat
badan permenit. Dengan penyesuaian diri ini terhadap berat badan,
dari berbagai ukuran individu dan dalam lingkungan yang berbeda
dapat dibandingkan satu dengan yang lainnya. dapat juga dinyatakan
sebagai liter per menit oksigen yang terpakai yang masuk kedalam tubuh.
Daya tahan kardiorespiratori merupakan kemampuan otot jantung, paru-paru
dan pembuluh darah yang bekerja bersama-sama saat melakukan aktifitas(8).
Kebugaran kardiorespiratori berhubungan dengan kemampuan sistem respirasi dan
sirkulasi untuk memberikan oksigen kepada otot selama seseorang menjalankan
aktivitas fisik(9). Ketahanan kardiorespirasi pada laki-laki mencapai puncaknya pada
puncak massa otot.(10) Pada umur < 29 tahun, ketahanan kardiorespirasi yang baik
diperoleh apabila nilai mencapai 44-52,9 ml/kg/min untuk laki-laki.(11)
Pemain sepak bola profesional rata-rata mempunyai 70
ml/kg/min. Seorang pemain sepak bola kelas dunia biasanya
memiliki mencapai angka 80 ml/kg/min. Sedangkan untuk
pemain Indonesia hanya sekitar 55-60 ml/kg/min dan ukuran tim
sepak bola Indonesia, berada di kisaran 45-5 ml/kg/min(12). Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa ketahanan kardiorespirasi atlet remaja Indonesia
belum baik. Penelitian Abraham, pada 16 pemain sepakbola di PPLP Sulawesi
Selatan yaitu 39,96 ml/kg/menit.(13) Sedangkan penelitian Andhika, pada 18 pemain
sepak bola mahasiswa di Surabaya menunjukkan rata-rata sebesar
41,13ml/kg/menit.(14)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa atlet dengan nilai
sebesar 80 mL/kg BB/menit dapat berlari 5000 m lebih cepat dibandingkan dengan
atlet yang hanya memiliki nilai sebesar 40 mL/kg BB/menit(15).
Indonesia memiliki banyak tempat pelatihan sepak bola, salah satunya adalah
Semen Padang Football Club di Padang Sumatera Barat. Semen Padang Football
Club merupakan tempat pembinaan atlet berasrama, dimana beberapa atlet telah
menunjukkan prestasi. Dalam sejarah keikutsertaannya dalam berbagai kompetisi,
prestasi terbaik Semen Padang Football Club diraih padatahun 1992 saat tampil
sebagai juara Piala Galatama, dan pada tahun 2011/2012 saat menjuarai Liga Primer
Indonesia.[13] Di tingkat internasional, Semen Padang Football Club pernah
mencapai babak perempat final Piala Winners Asia (1993-1994) sebelum akhirnya
Beberapa faktor yang mempengaruhi ketahanan kardiorespirasi antara lain
genetik, umur, jenis kelamin, latihan fisik, komposisi tubuh, kadar hemoglobin dan
asupan makanan.(16) Umumnya asrama sepak bola dapat lebih menjamin asupan gizi,
namun dari hasil penelitian sebelumnya di Pusat Pelatihan dan Pendidikan (PPLP)
Salatiga menunjukkan bahwa masih terdapat atlet yang mengalami defisiensi energi
yakni dari 20 sampel penelitian yang memiliki kategori defisiensi tingkat berat
sebanyak 14 orang (17%) dan yang memilki kategori difesiensi tingkat sedang
sebanyak 6 orang (30%)(17).
Adanya kejadian defisiensi energi di Pusat Pelatihan dan Pendidikan (PPLP)
tersebut menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian di Semen Padang
Football Club. Belum pernah dilakukan kajian tingkat konsumsi gizi makro atlet
yang dibandingkan hubungannya dengan kesegaran kardiorespirasi. Penulis merasa
perlu dilakukannya penelitian tentang Hubungan Tingkat Konsumsi Gizi Makro
Dengan Kesegaran Kardiorespirasi Atlet Di Semen Padang Football Club Tahun
2014.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian yaitu
mengetahui hubungan tingkat konsumsi gizi makro dengan kesegaran kardiorespirasi
atlet di Semen Padang Football Club tahun 2014.
1.3TujuanPenelitian 1.3.1TujuanUmum
Diketahuinya Hubungan Tingkat Konsumsi Gizi Makro Dengan Kesegaran
1.3.2TujuanKhusus
1. Diketahuinya tingkat kesegaran respirasi atlet Semen Padang Football
Club.
2. Diketahuinya tingkat konsumsi gizi makro atlet Semen Padang Football
Club.
3. Diketahuinya kebutuhan gizi makro Semen Padang Football Club.
4. Diketahuinya hubungan antara tingkat konsumsi gizi makro dengan
kesegaran kardiorespirasi atlet di Semen Padang Football Club tahun
2014.
1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis
a. Memberikan sumbangan ilmiah terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan terutama mengenai penelitian gizi olahraga.
b. Untuk menambah khasanah pengetahuan gizi terutama dalam mengetahui
hubungan konsumsi gizi makro dengan kesegaran kardiorespirasi atlet di
Semen Padang football club.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Untuk pengembangan kemampuan peneliti dalam menganalisa
permasalahan melalui penelitian.
b. Dapat memberikan informasi kepada Semen Padang Football Club
mengenai tingkat kesegaran respirasi atlet dengan kebutuhan berdasarkan
pola konsumsi dan aktifitas fisik atlet di Semen Padang Football Club
sehingga dapat ditinjau kembali keadaan atlet yang sudah ada serta dapat
kesegaran kardiorespirasi atlet tersebut agar nantinya dapat diperoleh
prestasi atlet yang diharapkan.
c. Melatih peneliti dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama
dibangku perkuliahan terutama mengenai gizi masyarakat.
1.5Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan konsumsi gizi makro
dengan kesegaran kardiorespirasi atlet di Semen Padang Football Club tahun 2014.
Sasaran penelitian ini adalah atlet binaan Semen Padang Football Club di Padang.
Metode ini di lakukan dengan Metode Frekuensi Makanan (Food Frequency),
menghitung komponen penggunaan energi Basal Metabolic Rate (BMR), Specific
Dynamic Action (SDA), Aktivitas dan pertumbuhan) untuk melihat kebutuhan dan
konsumsi kalori dan metode Multistage Fitness Test (MFT)/ Bleep test untuk