'Iinjauan Kepustafuun
PENATALAK5ANAAN
HIPER,1AETROP
Oleh :
HAVPTTA
VITRE5IA
Sub
Bagian
Refraksi
Ilmu
Penyakit
lVlata
FK
Unand
/
RS
Dr.
M.Djamil
LEMBARAN
PENGESAHAN
2. Telah dilakukan perbaikan sesuai dengan diskusi
L
Telah dipresentasikan PadaHari / Tangrgal Jam
Tempat Oleh Judul
: 9 Mei 2007 : 08.00
-
09,00 WIB: Ruang Konferensi Bagian Mata Padang : Dr. Havriza Vitresia
: Penatalaksanaan HipermetroP
Disahkan Oleh Ketua Sub Baglan Refraksi
Tanggal
t2Juli2007
.--Z*^-l/
([t
PENDAHULUAN
Hipermetrop adalah kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang berasal dari tak berhingga
memasuki mata difokuskan dibelakang retina. Dikatakan
juga
mata kekurangan kekuatan1+;
plus'(rr'r7). Hal
ini
dapat
disebabkanoleh axial
length mata
lebih
pendek
dari
normal,sehingga mata tidak cukup mempunyai kekuatan plus untuk memfokuskan bayangan di retina.
Ini
disebut hipermetrop axial. Pada hipermetrop
refraktif,
axial length bola mata normal, tapi terjadipenurunan kekuatan refraksi mata.
Afakia
adalah contoh hipermetroprefraktif
yang ekstrim(ll'17)Prevalensi hipermetrop tergantung pada
usia.
Rata ratabayi lahir
dengan hipermetrop+3D.
(l'16) Suatupenelitian
menunjukkan bahwa15
%
bayi
cukup bulan
adalah hipermetropsedangkan 25Yo nya adalah miop'(24) Kelainan refraksi
tinggi
yang biasaterjadi
pada masa bayibaru
lahir,
akan berkurang dengan cepat pada tahun pertama kehidupan, menjadikira kira +lD
pada
usia
I
tahun.Ini
terjadi
karena perubahan padapower
kornea dan lensa, sesuai denganpertumbuhan panjang
bola
mata.
(l'16''t)
Pe.g"r.rutr
dari
hipermetrop
waktu
lahir
szunpaimencapai emetrop pada dewasa, rnemperlihatkan adanya proses emetropisasi.
Anak
yang tidakmengalami
emetropisasidan
tetap hipermetrop mempunyai
resiko
terjadinya ambliopia
danstrabismus.
Eratnya
hubungan antara hipermetrop
pada anak, ambliopia"
dan
strabismusmenyebabkan hipermetrop mempunyai faktor resiko lebih besar dari pada miop.(6'lel
Tidak
diketahui
perbedaanjenis
kelamin dalam
prevalensihipermetrop,
tapi
terdapatbukti
bahwa prevalensi hipermetrop dipengaruhi olehetnik.
OrangAmerika , Amerika Afrika,
dan
Pasifik
dilaporkan
mempunyai prevalensi hipermetropyang
tinggi.
Suatupenelitian
dari1880 anak sekolah Cina
di
Malaysia menunjukkan prevalensi hipermetrop yanglebih
dari +1,25yang
signifikan
dapat menimbulkan gangguan penglihatan,ambliopia
dan, Terapi sebaiknya dilakukan
untuk
mengurangi gejala dan resiko selanjutnya karena.
Koreksi optik
dengan kacamatadan
lensakontak
merupakancara yang
palingdipakai.6) Selain
itu
beberapa prosedur bedahrefraktif
telah
tersediauntuk
mengobatidiantaranya dengan lamellar keratoplasty, photorefractive keratoplasty (PRK), laser
II.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Kelainan refraksi adalah manifestasi dari kombinasi antara komponen
optik
mata (sepertikurvatura, indeks
refraksi,
danjarak
antara kornea, aquous, lensa danvitreus)
dengan panjangbola mata. Karena pertumbuhan bola mata,
axial
length bertambah sedangkan kornea dan lensanrendatar'(l '4'22) Darrr secara anatomi, terdapat hubungan antara
axial
length bola mata
dengankelainan refraksi, yang
mengindikasikan
adanya
mata hipermetrop
atau miop'(r)
Padahipermetrop, sinar
sejajaryang
berasaldari tak
berhinggayang
memasukimata
difokuskandibelakang retina. Visus bisa menurun kecuali pada orang muda yang masih dapat menggunakan
akomodasinya untuk memfokuskannya di retina.
Hipermetrop
dapatdiklasifikasikan
berdasarkanstruktur dan fungsinya.
Secaraklinis,
hipermetrop dapat
dibagi
atas hipermetropfisiologis,
dimana berkaitan denganvariasi
biologisdan hipermetrop patologis, yang berkaitan
dengan perkembanganabnormal anatomi
okuler,penyakit okuler, atau trauma.(5)
Mayoritas
kasns hipermetrop adalah hipermetropfisiologis.
Dilihat dari sifat
fisiologisoptik,
hipermetrop terjadijika
axial length mata lebih pendek dari komponen refraksi mata" untukdapat memfokuskan cahaya tepat pada retina
(axial
hipermetrop). Hipermetropjuga
bisa terjadiakibat kombinasi abnormal
dari
komponen
optik
sepertikurvatura konea
yang lebih
datar,insufi siensi kekuatan lensa (hipermetrop
refraktif;
(5' t t )Penggunaan
istilah
patologisjika
hipermetrop yang penyebabnya selain dari variasi biologisnormal
dari
komponen refraksi mata. Hipermetrop
patologik
bisa
berkaitan
dengantri"oplur-u
atau peradangan orbita dan korioretina, atau penyebab
farmakologik
atau neurologik.Ini
jarangditemukan dibanding hipermetrop h sio lo gi s. (5 )Hipermetrop juga bisa dibedakan atas derjat kelainan refraksi:
(s)
1.
Hipermetrop ringan :jika
kurang dari +2D2.
Hipermetrop sedang :irka+2,25
s/d +5D3.
Hipermetroptinggi :jika
> +5DBesarnya hipermetrop digambarkan dengan kekuatan
dioptri
lensa konvergen tambahanyang
dibutuhkanuntuk
menfokuskan cahaya padaretina,
pada keadaan relaksasi akomodasi.Lensa
koreksi bisa sferis atau
sferosilinder, tergantung
sifat
hipermetropnya
dan
besamyaasti gmat yan g ada den g an hipermetro p(4't 8'22)
Terdapat hubungan
yang
sangat erat antara hipermetrop dan akomodasi.Mata
emetropmembutuhkan akomodasi hanya untuk melihat objek
relatif
dekat. Sedangkan pada hipermetrop,ia
harus menggunakan akomodasi terus menerusuntuk
untuk
dapatmelihat
denganjelas
danmemerlukan upaya akomodasi yang lebih besar lagi untuk melihat objek yang lebih dekat'(16)
Karena
aktivitas yang
berlebihan,
otot siiiare
dari
hipermetrop
muda
memerlukanbeberapa tonus fisiologis, yang berarti terdapat sejumlah akomodasi tertentu yang tetap pernanen
dan tidak dapat relaksasi ses.rkanya.(16)
Dari
segiklinis,
tipe atau penyebab dari hipermetrop bukan masalah yang sangat penting.Yang penting adalah apakah akomodasi, dengan penambahan kekuatan
plus
maia, dapat selalumengkoreksi hipermetropnya.
Semakin muda
umur
pasien, semakin
besarkelainan
refraksihipermetrop
yang bisa
dikompensasi dengan caraini. Klasifikasi
hipermetropyang
berkaitandengan peranan akomodasi adalah hipermetrop manifest dan hipermetrop latent.(4'tt't6't't)
Hipermetrop
latent
adalah bagian
dari
hipermetrop
yang bisa dikoreksi
penuh
olehakomodasi dan tidak bisa diketahui atau diukur dengan pemeriksaan
refraksi
tanpa menggunakansikloplegik.
Semakin
muda usia
pasien, semakin besar hipermetrop latentnya.
Makin
tuaseseorang
akan
terjadi kelemahan akomodasi sehingga hipermetrop latennya
menjadihipermetrop
fakultatif
dan kemudian menjadi hipermetrop absolut. Hipermetrop laten sehari haridapat diatasi dengan akomodasi terus menerus, terutamapada pasien muda dan akomodasinya
masih 1rru1. (s'll't6)
Hipermetrop Manifest
Hiperrnetrop manifest bisa
diukur
dengan lensa plus terkuat yang masih bisa diterima untukjarak
jauh
dan bisa dilakukan tanpa menggunakan sikoplegik. Hipermetrop manifest bisa dibagiatas :
pemeriksaan refra-ksi dan dikoreksi dengan lensa konvek, tapi
juga
bisa dikoreksi denganakomodasi
.
Contohnya pada pasien dengan hanya hipermetrop latent, mempunyai visusyang nonnal dan menolak lensa konvek, karena penglihatannya menjadi kabur. Tapi pada
pasien yang mempunyai hipermetrop
fakultatif,
dia mempunyai visus yang norrnal tanpakacamata
dan
juga
mempunyai
visus yang
normal dengan lensa
konvek
yangmengkoreksi bagian
fakultatif
dari kelainan refraksinya.oleh
akomodasi.
Penglihatanjauh
menjadi kabur, dan
pasien dengan
tipe ini
bisaHipermetrop
total adalah
jumlah dari
hipermetrop
latent dan
hipermetrop manifest.
(s'8)Karena amplitude akomodasi berkurang sesuai dengan pertambahan
umur, begitu pula
denganproporsi hipermetrop latent terhadap hipermetrop
total.
Pada anak usia sekolah, sebanyak duapertiga
sampai dengantiga
perempatnya adalah hipermetrop latent,tapi
proporsi
ini
menumnsampai nol pada usia pertengahan empat puluh, dimana akomo<iasi yang tinggal hanya 4 D. (r1,16)
Corrected by accomodation
Classifi cation of hypermetropia
and its change with age
(dikutip dari kepustk
l6)
KLINIS IIIPERMETROP.
Sebagian
besarbayi
bam
lahir adalah hipermetrop
ringan,
hanyasedikit
kasus yangberada antara hipermetrop sedang dan
tinggi.
Penurunan hipermetrop yang cepat terjadi antara 6bulan sampai dengan dua tahun, dan kemudian secara perlahan lahan menurun menjadi emetrop
sampai usia enam tahun.
Ini
disebut dengan emetropisa.i'(6'te)Anak anak
dengan hipermetroptinggi lebih
mungkin menjadi
tetap hipermetrop padamasa kanak kanaknya dan anak anak
ini mempunyai faktor
resiko untuk terjadinya ambliopia dan Total HypermetropiaFacultative
strabismus.
Anak
anak
dengan hipermetrop sedang dantinggi
terutamasekali
meningkatkanresiko ambliopia
refraktif
dan strabismic. (24)Gejala dari hipermetrop yang belum dikoreksi antara lain adalatr ' (s'rl'24)
l.
Penurunan visus.Ini
terjadi
pada hipermetroptinggi
ataulebih
3D
dan pada pasien tua.Pada pasien
tua
penurunanvisus terjadi
karena penumnanamplitudo
akomodasi, yangmenyebabkan kegagalan
untuk
mengkompensasi kelainan refraksinya. Pada anak anakhipermetrop
ringan
sampai
sedang biasanyamasih mempunyai
visus yang
normal,mereka mengeluh kabur dan asthenopia
jika
kebutuhan visual rneningkat.Asthenopia.
Individu
muda dengan hipermetrop umwnnya mempunyai
cadanganakomodasi
yang cukup untuk
menjagapenglihatan tetap
jelas tanpa
menyebabkanasthenopia.
Jika
derajat hipermetropterlalu
besar atau cadangan akomodasitidak
cukupkarena usia atau kelelahan, keluhan asthenopia dan kabur muncul.
Sensitif terhadap cahaya merupakan keluhan yang cukup sering.
Ambliopia.
Hipermetrop
tinggi
padaanak anak dikaitkan
dengan peningkatan resikonmbliopia
dan
strabismus.
Ambliopia
isoametrop
terjadi pada anak anak
denganhipermetrop
yang
lebih dari
+4,50D.
Sebagian besar pasien anak dengan hipermetroptinggi,
akomodasi menirrrbulkan ambliopiastrabismik-Strabismus. Mayoritas pasien dengan esotropia
dini
adalah hipermetrop.Anak
anak yangmempunyai
+3,50
D
ataulebih
padabayi,
mempunyai kemungkinanl3x lipat
menjadistrabismus dan 6
x
lipat mengalami penumnan visus dalam 4 tahun, dibandingkan denganbayi
emetrop dan hipermetrop ringan. Pemakaian kacamata koreksi parsial mengurangiresiko dengan rasio berturut turut adalah 4:
I
dan 2,5:7.2.
).
4.
Mata merah dan berair, sering mengedip, mengedipkan mata dan perubahan wajah ketika
membaca, gangguan
memfokuskan,
penunrnankoordinasi
gerakan tangan-mata, danbinokularitas, kesulitan atau enggan membaca.
Ada
atau beratnya gejala
ini
bervariasi
luas,
tergantungpada derajat hipermetrop,
adanyaastigmat atau anisometropia, usia pasien,
kondisi
akomodasi dan konvergensi serta kebutuhanverja.
Deteksidini
dan terapi hipermetropsignifikan
dapat mencegah dan rnengurangi insidendan
beratnya
komplikasi. Kaitan hipermetrop
dengan peningkatan
resiko ambliopia
danstrabismus, merupakan penentu utama untuk evaluasi visus pada
anak
Terdapat pula kaitan yangerat antara hipermetrop dengan dengan
infantile
esotropia. Hipermetrop anisometrop dibawah 3III.
PENATALAKSANAAN HIPERMETROP
Hipermetrop yang
signifftan
dapat menimbulkan gangguan penglihatan, ambliopia, dandisfirngsi
binokular
termasuk strabismus.Terapi
sebaiknya dilakukanuntuk
mengurangi gejaladan resiko selanjutnya karena hipermetrop.
A.
Koreksi Optik (5'r1'r8)Diantara beberapa terapi yang tersedia untuk hipermetrop, koreksi
optik
dengan kacamatadan
kontak
lens
paling
sering
digunakan.Modal
utama dalam
penatalaksarunn hipermetropsignifikan
adalahkoreksi
dengan kacarnata. Lensaplus
sferis atau sferosilinder diberikan untukmenfokuskan cahaya
dari
belakang
retina
ke
retina. Akomodasi
berperan
penting
dalamperesepan. Beberapa pasien pada awalnya
tidak bisa mentoleransi
koreksi
penuh atas indikasihipermetrop
manifestny4
dan pasien lainnya dengan hipermetrop latenttidak
bisa mentoleransikoreksi penuh hipermetrop yang diberikan dengan sikloplegik.
Namun, pada anak anak
dengan esotropia akomodatif
dan
hipermetrop
umumnyamemerlukan masa adaptasi yang singkat untuk mentoleransi koreksi optik penuh.
Lensa kontak soft atau
rigid
merupakan alternatif Iain bagi beberapa pasien. Lensa kontakmengurangi aniseikonia
dan
anisophoria pada pasien dengan
anisometropia, meningkatkanbinokularitas.
Pada pasien dengan esotropiaakomodatif,
lensakontak
mengurangi kebutuhanakomodasi dan konvergensi, mengurangi esotropia. Lensa
kontak
multifokal
atau monovisionbisa diberikan pada pasien yang membutuhkan tambahan koreksi dekat
tapi
rnenolak memakaikacamata
multifokal
karena alasan pe n ampi lan.Tidak ada cara yang umum untuk terapi hipermetrop. Setiap pasien dipertimbangkan
beratnya gejala, besarnya hipermetrop, kondisi akomodasi, dan visus.
Koreksi
tepatuntuk
hipermehop pada anak anaklebih
sulit
dari
padamiop.
Anak
anakdengan
hipermetrop signifikan
lebih
mengalami gangguan
visual
daripada
miop,
karenasetidaknya
masih
dapat
melihat dekat. Kaitan erat
antarahipermetrop
anak anak
denganambliopia, dan
strabismus, membuat hipermetrop mempunyaifaktor
resiko yang
lebih
besardaripada
miop.
Tujuan
terapi
adalah
untuk
mengurangi kebutuhan akomodasi
dan
untukpenglihatan yang nyaman, jelas dan binokular normal
Berikut adalah strategi koreksi hipermetrop dalam beberapa kelompok usia :
l.
Anak AnakStatus
refraksi
pada mata anak anak merupakanhal
yang dinamis, karenafaktor
faktoryang
mempengaruhirefraksi
mengalami perubahanyang signifikan
dari lahir
sampai remaja,meyebabkan perubahan kekutan refraksi.
Bayi
dan anak anak mudajuga
mempunyai kemampuanmelakukan akomodasi untuk mengatasi sejumlah hiperrnetrop. Hipermetrop yang kurang dari
4-5D
sering tidak perlu dikoreksi pada bayi dan anak anak muda. Tapi p,ada attak yang lebih besardan dewasa memerlukan koreksi. (a'21)
Sebagian besar
anak anak
pra
sekolah adalahhipermetrop
dan
dapat
hidup
nyamandengan hipermetrop sampai
+3
dan +4D.
Kacarnatatidak
perlu diberikan,
hanya
karenahipermetrop ditemukan
ketika
pemeriksaan. Jika visus normal dantidak
terdapatbukti
adanyaesoforia atau esotropia dan
tidak
ada keluhan penglihatan, maka kacamatatidak
perlu diberikan.Anak
anak yanglebih
besar dan remaja, kemungkinan besar akan mempunyai gejala asthenopiajika
hipermetroptinggi
mereka menetap dantidak
dikoreksi. Namun,
beberapa remaja yangasimptomatis kadang kadang
memilih
untuk
tidak
memakai kacamatakoreksi
sampai+4
atau+5D(21)
Koreksi tepat
untuk
hipermehop pada anak anaklebih
sulit
dari
padamiop. Anak
2.
Anak anak dan Dewasa Muda (10-40 tahun)Orang orang antara
usia
l0
dan40
tahun dengan hipermetrop ringantidak
memerlukanterapi
karena merekatidak
mempunyai gejala.
Cadangan akomodasiyang
besar melindungimereka dari gangguan penglihatan karena hipermetrop.
Pasien dengan hipermetrop sedang mungkin memerlukan koreksi part time, terutama pada
mereka yang mempunyai gangguan akomodasi atau binokular.
Beberapa pasien dengan hipermetrop
tinggi
mungkin tidak
terdeteksi dan diterapi padausia 10
-
20 tahun. Gangguan visus pada pasienini
harus dibantu dengan koreksioptik.
Terdapatbanyak pendapat mengenai range
terapi
yang tepat,mulai
dari
pemberian lensaplus
minimalyang
dapat mengurangi
gejala
sampai rnemberikan
koreksi penuh
lensa
plus
untukmerelaksasikan akomodasi.
Posisi
pertengahan adalah peresepan separuh sampaidua
pertigalensa
plus
mengingat akankaitan
hipermetroplatent
dengan hipermetrop manifes. Keputusanperesepan bisa berdasarkan kekuatan yang diperlukan untuk memberikan visus yang normal dan
fungsi
akomodasi danbinokular
yang normal. Pasien sering menjadi sangat tergantung Cengankoreksi
ini.
(a)Pada
usia 30
-
35
tahun,yang
sebeiunmya asimptomatis, pasien 1,angtidak
dikoreksimulai mengalami kabur
jarak
dekat dan gangguan visus karena kebuhrhan akomodasi yang besar.Hipemetrop
fakultatif tidak
dapatlagi
memberikan kenyamanan karena menurunya amplitudoakomodasi.
Hipermetrop laten
sebaiknyadicurigai
jika
terjadi
gejala yang berkaitan
denganamplitudo
akomodasiyang lebih
rendahdari
seharusnyaumur
pasien.Retinoskopi
sikloplegikdapat membantu mengidentifikasi komponen laten
ini.
Pada pertengahan tigapuluhan, akomodasinyata memanjang, sedangkan
kemampuan
menurun, menyebabkan gangguan penglihatan padapasien yang sebelumnya bebas gejala. (+'si
Bedah
refraksi
merupakan suatu prosedur bedah atau laseryang dilakukan
pada matauntuk
merubah kekuatanrefraksinya dan
tidak terlalu bergantung
pada
kacamata atau lensakontak.
Kekuatanrefraksi mata
ditentukanoleh
kekuatan kornea, kedalamanCOA,
kekuatanlensa dan axial
length bola
mata. Kekuatanrefraksi normal
adalah64D, dan kornea
manusiabertanggung jawab terhadap
dua pertiga
dari kekuatan
refraksi mata
(+
43D),
dan
sepertigasisanya oleh lensa. Sehingga kesalahan refraksi dapat dikoreksi dengan merubah dua komponen
utama
refraksi, yaitu
kornea dan lensa. Namun, manipulasi kekuatan kornea masih merupakanmetoda yang sering dilakukan untuk mer,rbah kekuatan refraksi. (2'8)
Koreksi
bedahrefraksi untuk
hipermetrop kurang
berkembangdibandingkan
denganmiop.
Secara ulnuln, mata hipermetrop dibandingkan dengan mata miop, memperlihatkan variasianatomi
yangpenting
dipertimbangkan sebelumterapi
bedah. Variasiini
meliputi
pendeknyaaxial
length, kecilnya segmen anterior(COA
yanglebih
sempit, dan diameter kornea yang lebihkecil)
serta insiden glaukoma sudut tertutup yanglebih tinggi,
terutama padapasien
lebih
tuakarena pembesaran progresif dari lensa. Dalam kaitannya dengan terapi bedah, sepertinya
relatif
lebih mudah mengobati
miop,
dengan 'mendatarkan' (flattening) kornea secara bedah dibanding'meninggikan'
(steepening) kornea (13'14)Eksperimen Lans (1898) merupakan langkah pertama dalam koreksi bedah hipermetrop,
yaitu
menambah kekuatan komea dengan menggunakan'supeficial radial burns'
pada korneakelinci dan
kemudian dilakukan
thermokeratoplasty
(TKP).
Menyusul
suksesnya
radialkeratotomy dalam terapi
miop,
Yamashitadkk (1986)
mengembangkanteknik insisi
enam sisi,yang dikenal
kemudian dengan hexagonal keratotomy, sebagai metodeyang
potensial dalammengkoreksi overkoreksi radial keratotomy. Selanjutnya,yanglainnya memodifikasi prosedur
ini
untuk hipermetrop. Namun karena banyaknya komplikasi, dikembangkan teknik lain. (ra)
Fyodorov mengembangkan kembali radial thermokeratoplasty sebagai terapi hipermetrop
pada
awal
1980an, dengan menggunakan aplikasi dari superficial peripheral corneal burns dalampola
yang sama denganRK.
Meskipun dapat mengurangi hipermetrop rata rata sampai 3,84 D,namun karena
tidak
stabilnya
refraksi, terjadinya regresi,
dan
'unpredictability',
radialthermokeratoplasty tidak bisa diterima secara luas dalam terapi hipermetrop. Koreksi hipermetrop
dengan
teknik lamellal
seperti keratophakia dan keratomileusis, atau dengandonor
lenticulesseperti epikeratophakia, mempunyai kesuksesan
yang
terbatas karenasulitnya
prosedur, sulitdiprediksi dan adanya komplika5i. (ra)
Selain prosedur eksfra okuler diatas, dapat
juga
dilakukan.prosedur intra okuler. Prosedurintraokuler termasuk anterior
chamber
phakic
IOL,
posterior
chamber
phakic
IOL
danphacorefractive surgery
(clear lens extraction
denganposterior
chambermonofocal
IOL
ataumultifocal
I OL implantation)Dari hal tersebut diatas, terdapat tiga prosedur
yang
dianjurkan
para
ahli
dalampenataiaksanaan
hipermetrop,
yaitu
Laser
Thermal Keratoplasty
(LTK),
PhotorefractifeKeratectomy (PRK) dan
LASIK.
(ra)+
LASERTHERMAL
KERATOPLASTY.
(LTK)
Laser holmium:yttrium-aluminium-garnet
(Ho:YAG)
merupakanlaser
yang
mendapatizin
FDA
untuk
laser
thermal
keratoplasty.Mempunyai panjang
gelombang2100
nm
dankedalaman penetrasi kornea 480-530 pm,
yaitu
sekitar 80-90%dari
kedalaman kornea sehinggaterhindar dari kerusakan endotel. (3'la)
Terdapat
dua
tipe
prosedur,yaitu sistim kontak
dan
sistim non
kontak.
Pada sistimkontak, energi
laser
disampaikan
pada
pola
tertentu
di
perifer
komea
individu
denganmenggnakan suatu hand
held fiber optic
probe. Sedangkan pada sistim non kontak, energi laserdisampaikan pada pola oktagonal simetris dengan menggunakan
slit
lampdeliver! slstep.
(3'la)Dikatakan bahwa
ketelitian dalam aplikasi, sampai 0,1
mm dari
diameter
yangdiharapkan,
penting
dalam keberhasilan danprediktabilitas dari
LTK. Oleh
karenaitu
metodenon kontak,
dibanding dengansistim kontak lebih
mempunyai kemungkinan yang besar untukberhasil. Sistim
ini
diakui untuk koreksi temporer hipermetrop 0,75-2,5D dengan astigmat kurangdari lD.
Hasil
satu tahun menunjukkan3T.4Yo dari pasien mempunyai visus tanpakoreksi
20120dan 85Yo mencapai 20140 atau
lebih baik.
Lebih
L6,4 yo adalah underkoreksi denganlebih
dari1D(3)
Tutton dan Cherry melaporkan terdapat pengurangan sementara hipermetrop 2,17D dalam
2
tahun, namun hanya
25Yomata
dengankoreksi plus
minus
lD
mendapatkoreksi
yangdiharapkan dan 23Yo mata memerlukan pengobatan
ulang
karenatimbul astigmat.
Nano
danMuzzin
melapcrkan suatuserial
182 mata antara+0,75D
dan
+4,75D
sebelum operasi, dimana464/o emetrop setelah 12
bulan
dengan koreksiplus minus
1.00D, dan rata rata kclreksi adalah1 ,25D (dikutiP dr l4)
Sayangnya, terdapat
regresi yang
signifikan dari
perubahanrefiaksi
dan
ini
berlanjutsetelah 2 tahun.
+
PHOTOREFRAKTIVE KERATEKTOMI
(PRK)Pada
PRK, excimer
iaser diarahkan langsung
mengablasistroma
kornea dan epitel
untukmengkoreksi kesalahan
refraksi. Prinsip dari koreksi PRK
hipermetrop
adalah meninggikan(steepen) kurvatura kornea anterior dan membentuk ulang (recontouring) kornea. Menurut
FDA,
PRK
dapatuntuk terapi
hipermetrop sampai+6
D.
Stabilitas dicapai antara3-6 bulan
setelahoperasi Q'3'7'14)
Menurut
Gulani,PRK
telah sukses mengobati hipermetrop,tapi
karena masalahregresi, menginduksi astigmat, dan kaburnya kornea,
sehingga pemakaiannya terbatas padahipermetrop ringan.
Pada suatu
penelitian dengan 124
pasien, denganhipermetrop 1-6
D, visus
sebelumdikoreksi
(UCVA)
adalah 20140 padagl%o dan20l20 pada64%o setelah satu tahun. Penelitian laindengan 52 mata
memperlihatkan,
setelah 6 bulan 95Yo mencapai 20140 dan 670/o dengan+
0,5D(2)
Pasien
yang
menjalani
PRK
Hipermetrop
sebaiknyadiinformasikan
mengenai waktupenyembuhan
epitei yang
lebih
larna, karenazona
ablasiyang
lebih
besar seperti penunrnansementara dari visus setelah dikoreksi dalam minggu sampai bulan pertama, kemudian bertambah
baik
denganwaktu.
'Cornealepithelial
iron ring'
pemah dilaporkan setelahPRK
Hipermetrop.Suatu
flap
yang tebal dipotongmengikuti
stromal bed kornea ke depan dan menambah kekuatandioptri
kornea..+
LASIK
(I-aserIn
Situ Keratomileusis)LASIK
merupakan bedahrefralisi
yang popular
saatini
dan
dapat digunakan untukmengobati hipermetrop derajat rendah sampai
tinggi
denganhasil yang
memuaskan.FDA
merekomendasikan
LASIK
untuk koreksi hipermetrop sampai +6.00D (10'12)Hipermetrop LASIK
(H-LASIK)
dilakukan
denganbentuk ablasi annular
di
daerahperifer kornea untuk meninggikan daerah sentral kornea dan mendapatkan efek kekuatan refraksi
yang
diinginkan.
(13) Masalahawal dari terapi
hipermetropmeliputi
menurrnnya
stabilitas danprediktabilitas dibandingkan dengan
terapi untuk
miop
sepertihilangnya visus
setelah koreksiterbaik. Namun dengan bertambahnya zona
optikal
dan zona perifer, seperti peningkatan sentrasidengan bantuan alat, penelitian
LASIK
hipermetrop jangka panjang menunjukkan dampak yanglebih baik.(3'r2)
Dalam
penelitian
139 mata yang dilakukan olehJin G
(denganrefraksi
sferis+0,63D-+5,13D)
didapatkan TIYo mata emmetrop dengan0,50D, dan9IYo
mata dengan 1,00D pada 16bulan
follow
up. Visus
sebelumkoreksi
adalahkriteria
utamauntuk menilai keefektifan
suatuprosedur
refraksi,
danJin
mendapatkanvisus
sebelumkoreksi post
operasi 20120 pada 42%o,20125 pada63%o dan20l40 padag3Yomata. (r3)
Pada penelitian
klinik
FDA
untukLASIK
hipermetrop yang sampai+6D,
49-59%o matamemperoleh
visus
sebelum
koreksi
20120post
operasi,
93-960
mencapai
20140, 86-87%mencapai emmetrop dengan
lD.
Dan 3,5%o mata kehilangan2
ataulebih
garis dari visus setelahkoreksi terbaik.
Secara
keseluruhan,
penelitian dengan zona
ablasi
yang
lebih
besarmemperlihatkan
hasil
yang
baik
untuk
kelainan refraksi sampai
+4
s/d f5D,
namln
prediktabilitas dan stabilitasnya menurun untuk terapi hipermetrop diatas level
ini.
(3)Gulani
yang melakukan penelitian pada49
mala, 90%o mata mendapatkanvisus
20140postoperasi, sedangkan 50olo
mencapai20D0(t2). Hasil
yang sama dilaporkan oleh Zadok (dikutipdari l4t
uor ra'
yang melakukan
H-LASIK
sampai+5D
pada 72 mata mendapatkan prediktabilitas yangbaik sampai +3D
yaitu
89% mata emmetropia dengan plus minus 1D dan prediktabilitas menurunpada level lebih dari
+3D
(52% mata emmetrop dengan plus minus 1D)Hasil dari
LASIK
hipermetrop cukupbaik
danrelatif
stabil dalam6
bulan post operasi.Stabilitas refraksi refraksi
terjadi
padal-2
minggu post operasi dan tetap stabil dalam 6 bulan. JinG juga melaporkan stabilitas visus sebelum koreksi didapat setelah 6 bulan.
Komplikasi dari
LASIK
antaralain
adalah instabilitas kornea, korneakabur,
penumnanvisus dan
dry
eye. Pada penelitian Gulani,tidak
didapatkan kekaburan kornea yang signifikan,desentrasi, astigmat iregular, atau inflamasi.
Epitelial ingroMh dijumpai
pada3 kasus, tapi ringandan terbatas
di perifer.
Sedangkan Jin G tidak mendapatkankomplikasi
intraoperasi yang serius,pada
9%o, epitelialyang
memerlukanterdapat pada
2
mata(l,4vo10z'ttl
KESIMPULAi\
l.
Hipermetrop adalah kelainanrefraksi
dimana bayangandifokuskan
di
belakang retina.Hal
ini
dapat disebabkanoleh axial
length mata yanglebih
pendek (hipermetrop axial)atau perubahan kekuatan refraksi mata (hipermetrop
refraktif).
Rata rata
bayi lahir
dengan hipermetrop dan akan berkurang dengan cepat pada tahunpertama kehidupan, karena mengalami emmetropisasi.
Terdapat hubungan
yang
erat antara hipermetrop dengan
akomodasi. Klasifikasi
hipermetrop
yang
berkaitan dengan
akomodasi
adalah hipermetrop manifest
danhipermetrop
latent.
Dan
dalam
mengkoreksi hipermetrop,
penting untuk
mempertimbangkan hal
ini.
Penatalaksanaan hipermetrop dapat dengan
koreksi
optik
dan
bedahrefraktif.
Koreksioptik masih merupakan penatalaksanaan hipermetrop yang paling sering dilakukan .
Perkembangan bedah
refraktif
pada hipermetroptidak
sepesat padamiop.
Ini
mungkindisebabkan beberapa hal.
6.
Beberapaaltematif
prosedur bedah
refraktif
hipermetrop
telah
dikembangkan,
danterdapat
tiga
prosedur yang dianjurkan oleh para ahli,yaitu;
Laser Thermal Keratoplasty(LTK),
Photorefractive Keratectomy (PRK) danLASIK.
2.
J.
4.
5.
abrasi
epitel
pada
9%o,(l,4vo1(Jz'rtl
ingrowth yang
memerlukan operasi terdapat pada
2
mataKESIMPULAII
l.
Hipermetrop
adalahkelainan refraksi
dimana bayangandifokuskan di
belakang retina.Hal ini
dapat disebabkanoleh axial
length mata yanglebih
pendek (hipermetrop axial)atau perubahan kekuatan refraksi mata (hipermetrop refi'aktif).
Rata rata
bayi lahir
dengan hipermetrop dan akan berkurang dengan cepat pada tahunpertama kehidup
aq
karena mengalami emmetropi sasi.Terdapat hubungan
yang erat
antara hipermetrop dengan
akomodasi.
Klasifikasihipermetrop
yang
berkaitan dengan
akomodasi
adalah hipermetrop manifest
danhipermetrcp
latent.
Dan
dalam
mengkoreksi
hipermetrop,
penting
untukmempertimbangkan hal
ini.
Penatalaksanaan hipermetrop dapat dengan
koreksi
optik
dan bedahrefraklif.
Koreksioptik
masih merupakan penatalaksanaan hipermetrop yang paling sering dilakukan .Perkembangan bedah
refraktif
pada hipermetroptidak
sepesat padamiop.
Ini
mungkindisebabkan beberapa hal.
6.
Beberapa
alternatif
prosedur bedah
refraktif hipermetrop
telah
dikembangkan,
danterdapat
tiga
prosedur yang dianjurkan oleh para ahli,yaitu;
Laser Thermal Keratoplasty(LTK),
Photorefractive Keratectomy (PRK) danLASIK.
2.3.
4.
5.
Flgure I
Oplonretrtc filanagrnrent olthe Patlrnt
rvlth Hyperoplal A Brhf Florrchart
Pillicnl lli.(|trD'.rlld r$ililanilli$n
As{$trtrI I xt'ril r1t Jrf fl rdN
Firtidrt o-'unr-l irr:: irhd !-dLF Ili' 'I
l'n:Jtt rL-n I ltrd t tunlrr:c tt^-trt
()lLlrr chi ldren .md arlu lts
Itlild tr.
I I ). ilL.rn tr'
h-rJr-rt,pis
llliLlh i llig
Ntt
pre-ripli$n
Inrtltihrr
Nl,riili prtsription:
clnllinr.u l|rxb l',lipiJ Jrnd
-(h.lhi{nli lrr$.rrcil I
),1,'trilrr. t ntrrli I !
pl!\nnth{r;b r$Irits\l
]\lL,trl lol. llt,rl r li'
frrrl inti(,lr: il:
rcquircrl
* nsrjr rl.. fu r p-rirr dit rr + vrt ni t I I I r i rr p r i i t r i rl t I i r r
(Difutip
dari
kepustaknan 5)DAFTAR
PUSTAKA
l.
American Academy
of
Ophtalmology.BCSC Section
3.
Clinical
Optics. Association .2005;
ll9-I22.
American Academy
of
Ophtalmology. BCSCAAO Association .2005
;
472-
474 .American Academy
of
Ophtalmology. BCSCSection 8. Extemal Disease and Comea.
Section 13. Refractive
Surgery.
AAO
Association. 2005.4.
AbramsD.
Hypermetropia.In
: Duke Elder's Practice of Refraction.l0th
Ed. Churchill Livingstone. 1993;
45-52.5.
AmoJ JF et al. Careof
the Patientwith
Hyperopia.In :
Optometric Clinical PracticalGuideline. American Optometric Associatiotl. 2001 : l-50.
6.
AtkinsonJ et all.
Normal
Emmetropizationin
Infantswith
SpectacleCorection
forHyperopia.
In
: Investigative Ophthalmology&
Visual Science, November 2000,Vol 4l
:3726-3731.7.
Barnes S, AzarDT.
Excimer Laser Surface Ablation:
PRK andLASEK.
Smolin AndThoft's The Comea. 4th Ed. Lippincott Williams
&
Wilkins, 2005 : 1181-1195.8.
Brahma et all. Surgical Correction of Refraction Errors. In : Journal of the Royal Society of Medicine. 2002 : 93: I 18'123.g.
Ceganalvtl
et al. Consolidating the Anatomical Relationship between ocular axial lengthand sphericalequivalentrefraction.
In:
Eur. J.Anat,5(3):
145-150 (2001)10. Epstein
D.
LASIK
Outcomesln
Myopia
and Hyperopia. SmolinAnd Thoft's
TheComea. 4th Ed. Lippincott Williams
&
Wilkins, 2005 : 1229-1231.ll.Garcia GE,
SloaneAE.
Hyperopia. Handbookof
Reffaction.4th Ed.Little
Brown andCompany. 1989: 23-28.
12. Gulani A. Hyperopia" Lasik. In: eMedicine Article'
April
4,2006. 1-8.13.
Jin
GJC,Lyle A.
LaserIn situ
keratomileusisfor
primary hyperopia.In
: J
Cataract Refractive Surgery. 2005;31
:776-784.14. McGhee et
ell.
The Surgical Correctionof
Moderate Hypermetropia:
the Management Controversy. British Joumal Of Ophthalmology 2A02;86
:815-822l5.Naidoo
K. Case Finding in theClinic:
Refractive Error.In:Community
Eye Health vol15. No 43.2002:3940
16. Rabbetts
RB.
SphericalAmetropia.
Clinical Visual
Optics.
3rd
Ed.
ButterworthHeinemann . 1999 : 62
-76
17. Riordan P. Optics and Refraction. Yvaughan
&
Asbury's General Opthalmology.l6th
Ed. Mc GrawHill
Companies. 2004.390-39618. Ruiz MJ. Prescribing Eyeglasses
for
Myopia and Hyperopia.In
: The Physics Teacher. Vol 43, February 2005.19. Stewart R. Developmental
of
Refractive Error in Typically Developing Children and inChildren with Down Syndrome. 39-41. Diakses
darihttp:
www.optometr.v.co.uk20. Stechschulte
SE,
DoaneJF.
KeratomileusisAr'd
Automated Lamellar Keratoplasty. Smolin And Thoft's The Cornea.4th Ed. Lippincott Williams&
Wilkins,2005
:
ll67-1169.
2l.
Tongue
CA, Grin TR.
Refractive
Errors and
Glassesfor
Children.
Pediatric Opthalmology. Mosby-Year Book, Inc.l993 :1 86-l 87.22.Waddell
K.
Spherical Refraction for General Eye Workers. In : Community Eye Healthvol
13 no 33. 2000 :6-7.23. Wilson SE. Use of Lasers for Vision Correction of Nearsightedness and Farsightedness'
In: The New England Journal of Medicine 2004:351 :470-475.
24. Wutthiphan S. Guidelines for Prescribing Optical Correction in Children. In J Med Assoc
Thai 2005 ; 88 (suppl 9): Sl63-5169.
AAO
2.