• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL CAPAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA DI GARUT BERDASARKAN KERANGKA PISA (THE PROGRAMME FOR INTERNATIONAL STUDENT ACCESMENT) PADA KONTEN PENGETAHUAN BIOLOGY.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL CAPAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA DI GARUT BERDASARKAN KERANGKA PISA (THE PROGRAMME FOR INTERNATIONAL STUDENT ACCESMENT) PADA KONTEN PENGETAHUAN BIOLOGY."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa Sma Di Garut Berdasarkan Kerangka Pisa (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PROFIL CAPAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA DI GARUT

BERDASARKAN KERANGKA PISA PADA KONTEN

PENGETAHUAN BIOLOGI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Biologi

Oleh:

GINNA SOPHIA

0606724

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIK DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(2)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa Sma Di Garut Berdasarkan Kerangka Pisa (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA

di Garut Berdasarkan Kerangka PISA

(The Programme for International

Student Assessments) pada Konten

Pengetahuan Biologi

Oleh Ginna Sophia

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Asaretkha Adjane 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa Sma Di Garut Berdasarkan Kerangka Pisa (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

GINNA SOPHIA

PROFIL CAPAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA DI GARUT

BERDASARKAN KERANGKA PISA PADA KONTEN

PENGETAHUAN BIOLOGI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Dr. Siti Sriyati, M.Si. NIP. 19640928 198901 2 001

Pembimbing II

Drs. H. Andrian Rustaman, M.Ed.Sc. NIP. 19500201 198401 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi

(4)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu i ABSTRAK

Penelitian berjudul “Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA di Garut Berdasarkan

Kerangka PISA Pada Konten Pengetahuan Pengetahuan Biologi” ini merupakan

penelitian deskriptif. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya capaian literasi sains siswa Indonesia pada partisipasi studi The Programme for International Student Assessment (PISA) yang diselenggarakan setiap tiga tahu sekali oleh The Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kemampuan siswa SMA kisaran usia limabelas tahunan dalam mengerjakan soal-soal literasi sains PISA pada konten pengetahuan Biologi, mendeskripsikan capaian kompetensi ilmiah serta memperoleh informasi tentang sikap terhadap sains siswa SMA Negeri klaster I, II dan III. Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas X dari lima SMA Negeri di Garut (n=178). Hasil penelitian menunjukkan capaian literasi sains siswa relatif rendah. Rata-rata skor literasi sains yang dicapai siswa adalah 26,58 atau setara dengan 29,53%, dengan nilai standar deviasi 14,73. Skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 64 dan skor terendahnya adalah 4. Siswa mencapai rata-rata skor 6,07 atau setara 23,33% untuk aspek Mengidentifikasi Permasalahan Ilmiah; rata-rata skor 12,98 atau setara dengan 34,09% untuk aspek Menjelaskan Fenomena Secara Ilmiah; dan rata-rata skor 7,59 atau setara 29,08% untuk aspek Menggunakan Bukti-Bukti Ilmiah. Kesimpulan penelitian adalah kemampuan siswa SMA klaster I, II dan III dalam merespon soal-soal literasi sains PISA konten pengetahuan Biologi menunjukkan pencapaian yang rendah, dengan rata-rata capaian tertinggi berturut-turut adalah SMAN klaster I, klaster II dan klaster III. Rata-rata capaian kompetensi ilmiah dari yang tertinggi berturut-turut adalah Menjelaskan Fenomena Secara Ilmiah, Menggunakan Bukti-Bukti Ilmiah kemudian terakhir Mengidentifikasi Permasalahan Ilmiah. Sedangkan presentase sikap siswa mulai dari yang tertinggi berturut-turut adalah dukungan terhadap inkuiri ilmiah, tanggung jawab terhadap sumber daya alam dan lingkungan, keyakinan diri sebagai pembelajar sains dan ketertarikan terhadap sains.

(5)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu i ABSTRACT

The research which titled “Scientific Literacy Profile of Senior High School’s Student Based on PISA Framework in knowledge of Biology Content” was undertaken to explore student responses to PISA’s scientific literacy task in knowledge of biology content,

describe 1st cluster, 2nd cluster and 3rdcluster Senior High School’s student performance

in scientific competences, and acquire information about student’s attitude towards

science. The questions and questionnaires was taken from PISA assessment task and was

selected as only questions with knowledge of biology content, grouped it based on its

scientific competence task of PISA 2006 and gave it to X grade student from three

different cluster Senior High School in Garut (n=178). The result shows average score is

26,58 equal to 29,53% with standard deviation value 14,73. The highest score is 64 and

the lowest is 4. Student achieve average score 12,98 or equal to 34,09% for Explaining

Phenomena Scientifically aspect; average score 7,59 or equal to 29,08% for Using

Scientific Evidence aspect; and average score 6,07 or equal to 23,33% for Identifying

Scientific Issues aspect. The research show student performance in respond PISA’s

scientific literacy task relatively low, which the best performance in order Senior High

School 1st cluster, then the second and last the 3rd. The strongest aspect is in order

Explaining Phenomena Scientifically, Using Scientific Evidence and Identifying

Scientific Issues. Student attitude shows high percentage in order support for scientific

inquiry, responsibility and concern towards environments and resources, interest in

science, self-concept and self-efficacy (student believe) as science learners.

(6)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa Sma Di Garut Berdasarkan Kerangka Pisa (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu iv

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Literasi Sains ... 9

B. Studi PISA ... 10

(7)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa Sma Di Garut Berdasarkan Kerangka Pisa (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu v

2. Aspek yang Dinilai dalam PISA ... 12

3. Indonesia dalam Studi PISA ... 13

C. Pengukuran Literasi Sains dalam PISA ... 15

1. Konteks dan Situasi ... 17

2. Kompetensi Ilmiah ... 19

3. Konten Pengetahuan Sains ... 23

4. Sikap terhadap Sains ... 25

D. Pengetahuan Biologi ... 30

E. Karakteristik Soal Literasi Sains PISA ... 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode ... 34

B. Definisi Operasional ... 34

C. Subjek, Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

D. Instrumen Penelitian ... 36

1. Butir Soal Literasi Sains ... 36

2. Kuesioner Sikap ... 38

E. Prosedur, Pengumpulan dan Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Capaian Literasi Sains Siswa Secara Keseluruhan ... 45

(8)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa Sma Di Garut Berdasarkan Kerangka Pisa (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu vi

2. Capaian Literasi Sains Siswa Berdasarkan Klaster Sekolah ... 59

3. Capaian Literasi Sains Siswa Berdasarkan Gender ... 61

B. Profil Capaian Kompetensi Ilmiah Siswa ... 63

1. Capaian Aspek Mengidentifikasi Permasalahan Ilmiah ... 71

2. Capaian Aspek menjelaskan Fenomena Secara Ilmiah ... 77

3. Capaian Aspek Menggunakan Bukti-Bukti Ilmiah ... 84

C. Profil Sikap Siswa terhadap Sains ... 90

1. Dukungan terhadap Inkuiri Ilmiah ... 91

2. Keyakinan Diri Sebagai Pembelajar Sains ... 95

3. Ketertarikan terhadap Sains ... 98

4. Tanggung Jawab terhadap Sumber Daya Alam & Lingkungan 102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 108

B. Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 113

LAMPIRAN A: INSTRUMEN PENELITIAN ... 117

LAMPIRAN B: TABULASI & DATA HASIL PENELITIAN ... 143

(9)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa Sma Di Garut Berdasarkan Kerangka Pisa (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

(10)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kecakapan hidup atau “life skills” mengacu pada beragam kemampuan yang diperlukan untuk menempuh kehidupan yang penuh kesuksesan dan kebahagiaan, seperti kemampuan berkomunikasi yang efektif, kemampuan bekerjasama, menjadi warga negara yang bertanggung jawab, memiliki kecakapan untuk bekerja, memiliki karakter, dan cara-cara berpikir analitis dan logis dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah hidup dan kehidupan (Satori, 2001: 3).

Konsep kecakapan hidup mempunyai makna yang sama dengan kompetensi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sukmadinata (2004: 29-30) bahwa secara umum kompetensi mempunyai makna yang hampir sama dengan kecakapan hidup atau “life skills”, yaitu kecakapan-kecakapan, keterampilan

untuk menyatakan, memelihara, menjaga dan mengembangkan diri. Kecakapan dan keterampilan-keterampilan tersebut tidak hanya bersangkutan dengan aspek fisik-biologis, tetapi juga aspek intelektual, sosial dan afektif (perasaan, sikap dan nilai).

(11)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2

ilmiah secara fleksibel sesuai dengan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Kecakapan dan keterampilan-keterampilan yang terintegrasi dalam literasi tersebut dapat diamati dan diukur. Pengukuran tersebut bertujuan untuk bahan evaluasi sebagai upaya perbaikan-perbaikan. Penelitian tentang literasi biasanya dilakukan di lembaga-lembaga pendidikan, sekolah misalnya, karena sekolah merupakan tempat terjadinya proses penerimaan pembelajaran tentang kecakapan-kecakapan tersebut. Berdasarkan latar belakang akan pentingnya literasi bagi kehidupan manusia tersebut maka banyak berdiri lembaga penelitian baik pada skala nasional maupun internasional yang berdedikasi pada bidang tersebut, salah satunya ialah The Programme for International Student Assessment (PISA) yang dinaungi oleh The Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). Program tersebut bertujuan untuk memfasilitasi informasi komparasi tentang capaian kemampuan literasi siswa negara-negara partisipannya.

(12)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3

Orang yang scientifically literate memiliki pengetahuan dasar tentang fakta-fakta, konsep-konsep, jaringan konsep serta keterampilan proses yang memungkinkan untuk meneruskan belajar dan berpikir secara logis. Orang yang demikian menghargai sains dan teknologi dalam masyarakat serta memahami keterbatasannya (The National Science Teacher Association, NSTA, 2003:1). Berpikir ilmiah atau scientific adalah harga minimal yang harus dimiliki oleh masyarakat agar mampu mengambil keputusan-keputusan yang tepat dalam hidupnya.

Sains menjadi sangat penting untuk dipahami oleh setiap orang karena sains sering kali harus mengambil keputusan-keputusan yang memerlukan pengetahuan ilmiah, seperti pengetahuan tentang kimia, fisika, biologi dan sebagainya (Adisendjaja, 2008: 2). Sains pun sangat kompleks dan hanya dapat dipahami benar melalui pengalaman luas dan pemikiran mendalam (Carrier, 2001). Dinyatakan dalam Executive Summary PISA 2006 (OECD, 2007b: 12):

Knowledge of science and about science is more important than ever. Science is relevant to everyone‘s life and an understanding of science is an essential tool for people in achieving their goals. This makes how science is taught and learned especially important.

(13)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4

kompetensi ilmiah (scientific competencies), pengetahuan (knowledge) dan sikap (attitudes) (OECD, 2007a: 35). Namun asesmen literasi sains PISA bukanlah asesmen konteks (OECD, 2006: 27). Kompetensi ilmiah (scientific competencies) yang dikembangkan pada literasi sains PISA 2006 terdiri dari tiga aspek yaitu: (1) mengidentifikasi permasalahan ilmiah; (2) menjelaskan fenomena secara ilmiah, dan; (3) menggunakan bukti-bukti ilmiah (OECD, 2009: 188). PISA menggunakan istilah “sistem” (sistem hayati, sistem fisik, sistem bumi dan antariksa, sistem teknologi) sebagai konten pengetahuan sains (OECD, 2006: 33). Istilah tersebut berbeda dengan istilah yang umum digunakan di Indonesia, namun makna keduanya adalah sama, misalnya istilah “sistem hayati” sama dengan istilah “Biologi”.

(14)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5

penulis melakukan penelitian dengan judul “Profil Capaian Literasi Sains Siswa

SMA di Garut Berdasarkan Kerangka PISA Pada Konten Pengetahuan Biologi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah profil capaian literasi sains siswa SMA Garut berdasarkan kerangka PISA 2006 pada konten pengetahuan Biologi?”

Berdasarkan pada kerangka yang digunakan dalam penelitian literasi sains ini, rumusan masalah tersebut dijabarkan dalam pertanyaan penelitian berikut: 1. Bagaimanakah profil capaian kemampuan literasi sains siswa SMA di Garut

klaster I, klaster II dan klaster III berdasarkan kerangka PISA 2006 dalam merespon soal-soal literasi sains PISA konten pengetahuan Biologi?

2. Bagaimanakah profil capaian penguasaan kompetensi ilmiah (scientific competencies) siswa SMA di Garut klaster I, klaster II dan klaster III pada

konten pengetahuan Biologi yang terdiri dari kemampuan mengidentifikasi permasalahan ilmiah, menjelaskan fenomena secara ilmiah dan menggunakan bukti-bukti ilmiah?

(15)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6 C. Batasan Masalah

Definisi literasi sains yang digunakan dalam penelitian ini adalah definisi literasi sains PISA 2006 yang membahas kemampuan literasi sains secara rinci, kompleks dan mendalam. Dalam upaya menerjemahkan kerangka kerja asesmen literasi sains PISA 2006 ke dalam penelitian ini, beberapa batasan masalah dijelaskan sebagai berikut.

1. Profil capaian literasi sains dilihat dari persentase total jawaban benar siswa pada setiap item soal kemudian dideskripsikan berdasarkan sekolah dan gender.

2. Kerangka PISA yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aspek literasi sains PISA 2006 yang dibatasi hanya pada aspek kompetensi ilmiah dan sikap terhadap sains. Penelitian ini tidak meneliti aspek konteks, melainkan kompetensi, pengetahuan dan sikap (OECD, 2006:27).

3. Soal literasi sains PISA sebanyak 49 butir soal yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Take the Test: Sample Questions from OECD’s PISA Assesment yang hanya mengandung konten pengetahuan Biologi saja.

(16)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

7

5. Data yang diambil berasal dari 178 siswa SMA kelas X di Garut yang diambil dari satu SMA klaster I, tiga SMA klaster II dan satu SMA klaster III.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai profil capaian literasi sains siswa SMA di Garut berdasarkan kerangka PISA pada konten pengetahuan Biologi.

Tujuan tersebut dijabarkan sebagai berikut:

1. Mengungkap profil kemampuan siswa SMA klaster I, klaster II dan klaster III dalam merespon soal-soal literasi sains PISA pada konten pengetahuan Biologi.

2. Mengeksplorasi dan mendeskripsikan profil capaian kompetensi ilmiah siswa SMA klaster I, klaster II, dan klaster III berdasarkan kerangka asesmen literasi sains PISA 2006.

3. Memperoleh informasi tentang profil sikap terhadap sains siswa SMA klaster I, klaster II dan klaster III berdasarkan kerangka asesmen literasi sains PISA 2006.

E. Manfaat Penelitian

(17)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

8

pertimbangan sebagai bahan evaluasi dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat Garut menjadi masyarakat scientific literate.

Beberapa manfaat yang sifatnya terapan dan dapat segera digunakan untuk keperluan praktis dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang:

1. Bagi Siswa dan Guru Biologi

a. Capaian literasi sains dapat digunakan sebagai evaluasi keberhasilan belajar sains bidang Biologi.

b. Informasi yang diperoleh dapat digunakan dalam pembelajaran Biologi yang mengarah pada upaya peningkatan literasi sains.

2. Bagi Sekolah

Hasil penelitian yang berupa informasi capaian literasi sains siswa dapat menjadi masukan bagi sekolah dalam mengevaluasi pelaksanaan kurikulum KTSP Biologi di sekolah.

3. Bagi Peneliti lainnya

Hasil penelitian ini dapat ditindaklanjuti dengan penelitian-penelitian lain yang lebih spesifik. Permasalahan-permasalahan lanjutan berupa temuan dalam penelitian ini dapat ditindaklanjuti untuk dicari solusinya kemudian. 4. Bagi Pemerintahan

(18)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

9

(19)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

34 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif, yang bertujuan untuk menggambarkan dan mengungkapkan suatu masalah, keadaan, peristiwa sebagaimana adanya atau mengungkap fakta secara lebih mendalam mengenai profil capaian literasi sains siswa SMA di Garut berdasarkan kerangka PISA pada konten pengetahuan biologi. Penelitian deskriptif ini hanya berusaha menggambarkan secara jelas dan sekuensial terhadap pertanyaan penelitian yang telah ditentukan sebelum peneliti terjun ke lapangan dan tidak ada perlakuan khusus maupun hipotesis sebagai petunjuk arah penelitian.

B. Definisi Operasional

1. Profil capaian literasi sains siswa adalah gambaran capaian 178 siswa SMA kelas X di Garut dalam merespon 49 butir soal literasi sains PISA konten pengetahuan Biologi.

2. Kompetensi ilmiah yang dimaksud adalah skor setiap aspek kompetensi ilmiah berdasarkan kerangka PISA 2006 yang terdiri dari tiga aspek, yaitu: a. Mengidentifikasi permasalahan ilmiah;

(20)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

35

3. Sikap ilmiah yang dimaksud adalah persentase jawaban siswa dalam setiap kuesioner literasi sains PISA 2006 dukungan terhadap inkuiri ilmiah, keyakinan diri sebagai pembelajar sains, ketertarikan terhadap sains, serta tanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungan.

C. Subjek, Lokasi dan Waktu Penelitian

Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan menggunakan metode probability sampling dissproportioned stratified random sampling (Sugiyono,

2008: 83). Agar data hasil penelitian dapat mewakili seluruh karakter siswa-siswi kelas X SMA, maka sampel yang dipilih pada penelitian ini yaitu siswa-siswi kelas X yang mewakili klaster I, II maupun III. Sekolah tempat penelitian tersebut diambil dengan cara dikocok satu sekolah mewakili SMA klaster I, tiga sekolah mewakili SMA klaster II dan satu sekolah mewakili SMA klaster III.

Jumlah siswa untuk masing-masing sekolah sebelumnya tidak ditentukan tergantung kesediaan dan beberapa pertimbangan dari pihak sekolah. Berdasarkan proses tersebut akhirnya didapatkan kesimpulan jumlah siswa total siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah sebanyak 178 siswa/i yang dapat mewakili siswa kelas X SMA di Garut dengan rincian sebagai berikut:

(21)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

36

4. SMA Negeri 6 Garut 43

5. III SMA Negeri 9 Garut 28

5 178

Sesuai dengan latar belakang dan karakter asesmen PISA yang dirancang untuk siswa berusia 15 tahun (OECD, 2006: 20) maka seluruh siswa yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas X yang usianya berkisar 15 tahunan. Penelitian dilakukan pada awal tahun ajaran baru 2012/2013 dengan tujuan data hasil penelitian setidak-tidaknya mendekati titik akurasi yang tepat karena pada waktu tersebut siswa kelas X SMA dianggap sudah memiliki bekal kecakapan dan pengetahuan yang cukup segar didapatkan dari sekolah menengah pertama sebelumnya.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data dalampenelitian ini berupa: soal literasi sains dan angket atau kuesioner siswa.

1. Butir soal literasi sains

Tes yang digunakan berupa soal-soal literasi sains PISA yang dipublikasikan di internet dalam format buku elektronik (e-book) Take The

Test: Sample Questions fron OECD’s PISA Assessment yang telah

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterima sudah dalam bentuk hard copy. Soal-soal yang diujikan dalam penelitian ini hanya soal-soal yanag

(22)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

37

berbeda yang total keseluruhan sebanyak 49 butir soal yang terdiri dari 45 butir soal kognitif dan empat butir soal afektif. Berikut adalah spesifikasi soal beserta urutannya.

Tabel 3.2

Spesifikasi Butir Soal Literasi Sains

Unit No Kode Soal Kognitif Soal

6. Panen Modifikasi Genetik

6.1 S508Q02 √ - - -

13. Perilaku Ikan Stickleback

(23)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

38

Soal afektif adalah pertanyan tentang sikap yang teritegrasi dalam buku soal. Soal kognitif adalah soal yang menilai kompetensi ilmiah siswa, terdiri dari 3 aspek:

 Kolom a adalah aspek mengidentifikasi pertanyaan/permasalahan ilmiah,  Kolom b adalah aspek menjelaskan fenomena secara ilmiah,

 Kolom c adalah aspek menggunakan bukti-bukti ilmiah.

Sumber: OECD (2009b: 315)

Persentase sebaran aspek kompetensi ilmiah dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3.3

Sebaran soal kompetensi ilmiah

Kompetensi Ilmiah Persentase (%)

Mengidentifikasi permasalahan ilmiah 28.8

Menjelaskan fenomena secara ilmiah 42.4

Menggunakan bukti-bukti ilmiah 28.8

Total 100

2. Kuesioner Sikap

(24)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

39

pertanyaan/ pernyataan afektif pada buklet soal literasi sains. Pertanyaan/ pernyataan dirangkai dalam sembilan topik pada buklet kuesionerdan dua topik pertanyaan afektif dalam buklet soal. Berikut adalah spesifikasi pertanyaan/ pernyataan yang terdapat dalam buklet kuesioner.

Tabel 3.4

Spesifikasi Kuesioner Sikap Siswa Terhadap Sains

Topik

Jumlah pernyataan/

pertanyaan

I. Kenyamanan Sains 5

II. Kemampuan Diri sebagai Pembelajar Sains 8

III. Nilai Umum & Nilai Personal Sains 10

IV. Ketertarikan Umum terhadap Sains 8

V. Kesadaran Masalah Lingkungan 5

VI. Kepedulian Lingkungan 6

VII. Optimisme Siswa 6

VIII. Tanggung Jawab Terhadap SDA & Lingkungan 7

IX. Konsep Diri 6

61

Sedangkan tabel di bawah ini merupakan spesifikasi pertanyaan afektif yang terdapat pada buklet soal literasi sains.

Tabel 3.5

Dukungan Terhadap Inkuiri Ilmiah 3.4 3

Ketertarikan Terhadap Sains 6.3 3

(25)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

40

15.4 3

12

E. Prosedur, Pengumpulan dan Analisis Data

Prosedur penelitian dilakukan melalui empat tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, pengolahan/ analisis data dan pelaporan yang dijabarkan sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan

Tahapan ini merupakan tahapan yang dilakukan peneliti sebelum pelaksanaan penelitian. Tahapan persiapan dilaksanakan sebagai berikut.

a. Studi kepustakaan dilaksanakan untuk mendapatkan landasan teori dan bahan rujukan dari sumber-sumber kepustakaan seperti buku, tesis, makalah, jurnal dan laporan penelitian yang relevan dengan hal-hal yang akan diteliti.

b. Penyusunan proposal dilakukan sebelum pelaksanaan seminar. Proposal yang telah disusun, kemudian diseminarkan untuk mendapatkan persetujuan dan bimbingan dari Dewan Bimbingan Skripsi (DBS).

(26)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

41

d. Soal-soal literasi sains PISA konten pengetahuan Biologi yang sudah dipilih kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, disusun ulang serta istilah-istilah pada soal disesuaikan dengan istilah yang dikenal siswa.

e. Pemilihan soal-soal kuesioner yang diadopsi dari www.nfer.uk disesuaikan dengan keperluan penelitian kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan disusun ulang.

f. Melakukan uji keterbacaan, kebermaknaan soal, dan efektifitas waktu dalam pengerjaan soal kepada siswa SMA kelas X dengan kemampuan kognitf yang berbeda.

g. Pencarian informasi ke Dinas Pendidikan Kabupaten Garut berupa data SMA klaster I, II dan III di Garut.

h. Perizinan kepada Universitas, BAKESBANG-POL Provinsi Jawa Barat, BAKESBANG-POL Kabupaten Garut, BAPPEDA Kabupaten Garut, Dinas Pendidikan Kabupaten Garut untuk penentuan subjek yang akan diteliti dan pelaksanaan penelitian.

i. Pelaksanaan survey pada sejumlah sekolah yang direkomendasikan Dinas Pendidikan untuk dijadikan subjek penelitian dengan membawa surat rujukan dari Dinas Pendidikan bagian Pengembangan Penelitian untuk mengetahui kondisi sekaligus konfirmasi kepada pihak sekolah.

2. Tahap Pelaksanaan

(27)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

42

Biologi dan kuesioner sikap kemudian dikumpulkan sebagai bentuk proses pengumpulan data. Tahap pelaksanaan penelitian sebagai berikut.

a. Pemberian tes soal-soal literasi sains PISA konten pengetahuan Biologi dilaksanakan selama 90 menit oleh seluruh subjek penelitian secara perorangan.

b. Pengisian kuesioner sikap dilaksanakan seluruh subjek selama 30 menit, dilakukan setelah selesai tes literasi sains.

3. Tahap Pengolahan Data/ Analisis Data

Sebelum dianalisis capaiannya, terlebih dahulu dilakukan penggantian nama/ pengkodean sekolah, no urut, jenis kelamin dan umur siswa. Untuk sekolah

klaster I diberi kode “A”, sekolah klaster II diberi kode “B” dan sekolah III diberi

kode “C”. Siswa laki-laki diberi kode “L” dan perempuan diberi kode “P”. Umur

dicantumkan pada akhir pengkodean. Contoh, subjek penelitian dengan karakter: siswa laki-laki, no urut 01, sekolah klaster I dan berumur 15 tahun diberi kode A01L15 dan seterusnya.

a. Pengolahan data jawaban soal literasi sains

1) Dilakukan penskoran terhadap lembar jawaban soal literasi sains secara manual dengan menggunakan kunci jawaban yang diperoleh dari Take the test: Sample

Questions from OECD’s PISA Assessment.

(28)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

43

Khusus untuk soal no 2.2, 4.1, 8.1, 9.1, 9.2, 13.3 dan 16.2 diberikan skor 1 untuk jawaban benar sebagian/ tidak lengkap (OECD, 2006:38).

3) Dilakukan penabulasian skor literasi sains seluruh siswa sesuai dengan kode yang telah ditentukan.

4) Tabulasi jawaban dikelompokkan berdasarkan aspek kompetensi ilmiah dan sekolah.

5) Dilakukan perhitungan persentase capaian baik itu secara keseluruhan maupun berdasarkan kelompok sekolah dan jenis kelamin.

6) Menganalisis dan menginterpretasikan data dengan menggunakan grafik, diagram maupun tabel.

b. Pengolahan data kuesioner sikap

1) Dilakukan penskoran jawaban kuesioner siswa sesuai dengan aturan penskoran PISA. Jawaban yang menunjukan ketertarikan yaitu: “sangat tertarik”,

“tertarik”, “sangat setuju” dan “setuju” diberi skor satu. Sedangkan siswa yang

memilih respon “cukup tertarik”, “tidak tertarik”, “tidak setuju” dan “sangat

tidak setuju” dengan pernyataan positif sebelumnya menunjukkan

ketidaktertarikan sehingga diberi skor nol (OECD, 2007a: 123).

2) Melakukan tabulasi skor kuesioner seluruh siswa dengan kode yang telah ditentukan.

3) Mengelompokan skor siswa berdasarkan sekolah dan jenis kelamin.

(29)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

44

4. Tahap Pelaporan

(30)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa Sma Di Garut Berdasarkan Kerangka Pisa (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 108 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa capaian kompetensi ilmiah siswa SMA Negeri di Garut relatif rendah. Kemampuan siswa SMA Negeri Garut klaster I, II dan III dalam merespon soal-soal literasi sains PISA konten pengetahuan Biologi menunjukkan pencapaian yang relatif rendah dengan nilai rata-rata setara dengan 29.5 % dengan rata-rata capaian tertinggi berturut-turut SMAN klaster I, II dan III. Sedangkan rata-rata capaian tertinggi pada setiap aspek kompetensi ilmiah berturut-turut adalah Menjelaskan Fenomena Secara Ilmiah (34.09%), Menggunakan Bukti-Bukti Ilmiah (29.08%) dan Mengidentifikasi Permasalahan Ilmiah (23.33%). Diduga penyebab rendahnya capaian literasi sains tersebut disebabkan oleh kebiasaan pembelajaran Biologi yang cenderung menekankan aspek pemahaman berdasarkan ingatan (hafalan) dan kurangnya pembangunan kemampuan analisis (menerjemahkan, menghubung-hubungkan), menjelaskan dan menerapkan informasi) berdasarkan data ilmiah.

(31)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa Sma Di Garut Berdasarkan Kerangka Pisa (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 109

rendah (38%) terhadap isu-isu lingkungan untuk menjadi lebih baik dalam kurun waktu 20 tahun mendatang.

B. Saran

Hasil penelitian ini akan menjadi data yang sangat berharga bagi pribadi sebagai calon pengajar dan pendidik, sekolah, departemen pendidikan dan peneliti lainnya. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Kendala teknis utama dalam penelitian ini adalah kesulitan siswa dalam mencerna bahasa dan maksud soal. Maka, saran untuk penelitian berikutnya yang akan menggunakan soal literasi sains PISA versi terjemahan bahasa Indonesia hendaknya meninjau kembali soal versi bahasa Indonesia tersebut dengan cara lebih menyederhanakan bahasa terjemahan tersebut menjadi lebih ringan sesuai dengan kemampuan berbahasa siswa usia 15 tahun tanpa mengubah makna dan maksud yang ditujukan soal tersebut. Seperti

penggunaan klausa “Latihan Fisik” pada judul soal unit 5 sebaiknya diganti

dengan menggunakan kata “Olahraga” agar siswa tidak salah dalam

mencerna maksud dan tujuan dari soal tersebut. Selain itu, penggunaan kata

kerja “mereplikasi” pada opsi jawaban B sebaiknya disederhanakan menjadi

“bereproduksi” agar mudah dipahami oleh siswa.

(32)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa Sma Di Garut Berdasarkan Kerangka Pisa (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 110

melakukan suatu proses (eksperimen). Guru memiliki peran strategis untuk membenahi hal tersebut. Guru harus mampu memfasilitasi belajar sains siswa yang bernuansa proses, dengan menggunakan metode belajar penemuan atau eksperimen misalnya. Sehingga siswa terbiasa untuk memecahkan suatu masalah dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah baik itu dalam lingkungan kegiatan belajar-mengajar di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari.

3. Kemampuan siswa dalam membuat, mengolah dan menggunakan data ilmiah pun perlu ditingkatkan. Siswa harus mampu menggunakan pengetahuan yang diperolehnya di sekolah dalam berbagai konteks dan situasi. Selama ini kegiatan belajar sains pelajaran Biologi khususnya masih relatif bersifat hafalan sehingga sulit untuk terciptanya belajar bermakna. Guru harus mampu tetap menjaga dan sesekali merangsang pengetahuan yang telah diberikan kepada siswa sehingga kegiatan belajar-mengajar tidak terkotak-kotak, kegiatan belajar-mengajar dari pertemuan ke pertemuan membentuk rangkaian proses belajar yang tidak terputus. Akan lebih bermakna lagi apabila setiap pelajaran yang diberikan dikaitkan dengan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

(33)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa Sma Di Garut Berdasarkan Kerangka Pisa (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 111

butir soal, perbandingan gender yang lebih mendetail, pengaruh lingkungan sekolah atau latar belakang keluarga. Analisis item mungkin dilakukan karena beberapa siswa menunjukkan kesulitan dalam mengerjakan soal uraian dan menjelaskan atau menarik kesimpulan berdasarkan masalah atau grafik yang diberikan. Penelitian lanjutan dapat juga dilakukan dalam konten yang lain, baik secara spesifik maupun secara lebih luas. Selain itu, penelitian pada aspek kompetensi ilmiah yang lebih fokus perlu dilakukan karena analisis trend capaian aspek komptensi ilmiah siswa pada PISA 2000-2009

menunjukkan hasil yang sangat beragam dan fluktuatif pada kelompok rendah.

(34)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa Sma Di Garut Berdasarkan Kerangka Pisa (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 112

diberikan baik secara formal (di sekolah) maupun secara informal (di lingkungan).

(35)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

113

DAFTAR PUSTAKA

Adisendjaja, Y.H. 2008. “Apa yang Dimaksud Sains?”. Bandung: Diktat Kuliah Pembelajaran Sains untuk Pendidikan Dasar Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Nasional Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Ringkasan Studi PISA 2006. Jakarta: Depdiknas.

Baron, R.A, dan Jerald Greenberg. 2003. Behavior in Organization (8th ed). USA: Prentice Hall.

Bukhori, Ahmad. (2005, 9 April). Menciptakan Generasi Literat. Pikiran Rakyat. [Online]. 1 halaman. Tersedia: http://www.pikiran_rakyat.com [4 Februari 2012].

Firman, H. 2007. Laporan Hasil Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA Nasional Tahun 2006. Jakarta: Puspendik Depdiknas.

Firman, H., N.Y Rustaman dan Kardiawarman. 2004 Analisis Tes PISA. Dalam Pusat Penilaian Pendidikan Depdiknas. [Online]. Tersedia: http://forumliterasi.blogspot.com [13 Februari 2012].

Furqon. 2002. Statistika Terapan untuk Penelitian (Edisi Keempat). Bandung: Alfabeta.

Hazen, R. 1998. “Why You Should Be Scientifically Literate?”. [Online]. Tersedia: http://www.actionbioscience.org/newfrontiers/hazen.html [20 Maret 2012]. Hidayat, I. 2008. Analisis Kesulitan Siswa SMA Berdasarkan Kerangka PISA

2006 pada Konten Pengetahuan Biologi. Skripsi Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.

(36)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

114

Marta, Wisnu. 2010. Kecakapan dalam Literasi. [Online]. Tersedia: http://wisnumartha14.blogspot.com/2010/06/kecakapan-dalam-literasi-media.html [5 Januari 2012].

National Academy of Science. 2005. Doing Science:The Process of Scientific Inquiry. Colorado: National Institute of Health.

Organization of Economic Co-operation and Development. 2006. Assessing Scientific, Reading and Mathematical Literacy: A Framework for PISA 2006. [Online]. Tersedia: http://www.oecd.org/bookshop [21 Desember 2011].

Organization of Economic Co-operation and Development. 2007a. PISA 2006 Science Competencies for Tomorrow’s World Executive Summary [Online]. Tersedia: http://www.oecd.org [21 Desember 2011].

Organization of Economic Co-operation and Development. 2007b. PISA 2006 Science Competencies for Tomorrow’s World Volume 1: Analysis. [Online]. Tersedia: http://www.oecd.org/publishing/corrigenda [21 Desember 2011]. Organization of Economic Co-operation and Development. 2007c. PISA 2006

Volume 2: Data. [Online]. Tersedia:

http://www.oecd.org/publishing/corrigenda [21 Desember 2011].

Organization of Economic Co-operation and Development. 2009. Take the Test: Sample Questions from OECD’s PISA Assessments. [Online]. Tersedia: http://www.oecd.org/dataoecd/47/23/41943106.pdf. [21 Desember 2011]. Pemerintah Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Poedjiaji, Anna. 2005. Sains Teknologi Masyarakat (STM): Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Purwanto. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Pusat Penelitian Pendidikan Balitbang Kemendikbud. 2011. “Analisis Trend

Literasi Sains Siswa Indonesia dalam Studi PISA 2000-2009”. Makalah pada Seminar PISA Analisis Trend Kemampuan Siswa Indonesia Hasil PISA 2000-2009, Puspendik Balitbang Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

(37)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

115

Rustaman, N.Y, dkk. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi (Edisi revisi). Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Pendidikan Indonesia. Rustaman, N.Y, dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM

Press.

Rustaman, N.Y. 2006a. ”Literasi Sains Anak Indonesia 2000 & 2003”. Makalah pada Seminar Sehari Hasil Studi Internasional Prestasi Siswa Indonesia. Jakarta: Puspendik Depdiknas.

Rustaman, N.Y. 2006b. “Pencapaian Siswa Indonesia pada TIMSS”. Makalah pada Seminar Sehari Hasil Studi Internasional Prestasi Siswa Indonesia. Jakarta: Puspendik Depdiknas.

Rustaman, N.Y. 2007. “Pendidikan Biologi dan Trend Penelitiannya”. Proseding Seminar Nasional Biologi: Perkembangan Biologi dan Pendidikan Biologi untuk Menunjang Profesionalisme Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI, 25-26 Mei 2007, 19-28.

Satori, Jam’an. 2001.”Pengembangan Sistem Jaminan Mutu dalam Praktek Supervisi Sekolah”. Makalah. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Shwartz, Y. et al,. 2006. “The Use of Scientific Literacy Taxonomy for Assessing the Development of Chemical Literacy Among High-School Students”. Chemical Educational Research and Practice. 7. (4). 203-225.

Sudjana, Nana. 2005. Metode Statistika (Edisi keenam). Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N.S. 2004. Kurikulum & Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Yayasan Kusuma Karya.

Sukmadinata, N.S. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Susanti, Wati. 2012. Analisis Profil Capaian Soal-Soal Biologi Literasi Sains Kategori Sulit Pada Tes PISA. Skripsi Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.

Tjalla, A. 2009. Potret Mutu Pendidikan Indonesia Ditinjau dari Hasil-hasil Studi

Internasional. [Online]. Tersedia:

http://pustaka.ut.ac.id/pdfartikel/TIG601.pdf [15 Januari 2012].

(38)

Ginna Sophia, 2013

Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

116

Wulan, A.R. 2009. “Asesmen Literasi Sains”. Makalah pada Diskusi Terbatas Team Hibah Bersaing. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Yusuf, S. (Eds). 2004. Literasi Siswa Indonesia Laporan PISA 2003. Jakarta: Puspendik Depdiknas.

Gambar

Tabel 3.1 Jumlah Peserta Tes
Tabel 3.2 Spesifikasi Butir Soal Literasi Sains
Tabel 3.3 Sebaran soal kompetensi ilmiah
Tabel 3.4 Spesifikasi Kuesioner Sikap Siswa Terhadap Sains

Referensi

Dokumen terkait

PENGEMBANGAN SOAL MODEL PISA (PROGRAMME FOR INTERNATIONAL STUDENT ASSESSMENT) PADA KONTEN QUANTITY UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS IX SMP

Judul Skripsi : Pengembangan Soal Serupa PISA ( Programme for International Student Assessment ) Pada Konten Space and Shape Untuk Mengukur Kemampuan Penalaran Matematis

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) memperoleh gambaran tentang kemampuan literasi sains siswa aspek konten kimia, proses sains, konteks sains, dan sikap terhadap

Dalam sumber yang sama, dijelaskan bahwa dengan membiasakan siswa mengerjakan soal-soal tipe PISA akan meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa (Aisyah,

Dalam sumber yang sama, dijelaskan bahwa dengan membiasakan siswa mengerjakan soal-soal tipe PISA akan meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa (Aisyah,

Berkaitan dalam hal tersebut literasi sains dapat dimiliki siswa dari proses pembelajaran sains dengan berbagai faktor yang mendukung seperti latar belakang orang tua, siswa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan matematis dalam menyelesaikan soal PISA pada konten kuantitas pada siswa kelas X SMAN 11 Pinrang yang berkemampuan

Analisis daya pembeda pada soal tes literasi sains PISA yang berhubungan dengan grafik dan gambar didapatkan bahwa 26,67% termasuk soal dengan tingkat daya pembeda cukup