KONTRIBDSI MOTIVASI DAN DISIPLIN TERHADAP PENAMPILAN
KERJA GURU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
( Suatu perbandingan produktivitas antara SMA Negeri
2,5,10,11 dan 14 di Kotamadya Bandung
Lintas Pendekatan Administrasi Pendidikan )
T E S I S
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis
Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung
untuk Memenuhi Sebagian dari syarat
Program Pasca Sarjana Bidang Studi Administrasi
Pendidikan
Oleh :
Drs. EDDY SOEWARDI KARTAWIDJAJA Nomor Pokok : 260/0/XIII-5
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN B A N D U N G
DISETUJUI DAN DISA OLEH PENBIMBING
Prof. 1. Enqkosuara H.Ed Pembi robing; I
DR.Wbchammad Fakry Gaffar PL Ed Pembimbingp I I
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT K€GURUAN DAN ILNLL PENDIDIKAN b; a n d u n a
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
UCAPAN TERIMAKASIH!. ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GANBAR X
BAB I PENDAHULUAN
A. Permasalahan 1
l.Latarbelakang masalah 1
2.Rumusan masalah 6
B. Tujuan dan sifat penelitian 9
C. Kegunaan penelitian 12
BAB, I I TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Pendekatan studi efektivitas organi
sasi 14
Bi. Teori-teori Motivasi, Disiplin,
dan Penampilan kerja 20
C. Sistem dan perilaku organisasi seko
lah sebagai lembaga pendidikan 37 D. Produktivitas dan efektivitas pendi
dikan 45
E. Kajian hasil penelitian sebelumnya. 53
BAB I I I PROSEDUR PENELITIAN
A.Populasi dan samp el 58
B.Pletode penelitian 59
C.Anggapan dasar dan hipotesis 59
D.Validitas dan reliabilitas instrumen. 61
BAB IV HASIL PENELITIAN
A.Pengolahan dan analisis data..- 64 B.Rangkuman hasil pengolahan data 91
BflB; V KESIPIPULAN DAN DISKUSI
A.Diskusi 98
Bl.Kesimpulan 106
DAFTAR KEPUSTAKAAN 112
RINGKASAN 115
LAPIPIRAN A.Instrumen-instrumen yang digunakan... 117
B.Perhitungan validitas dan reliabili
tas instrumen pengumpul data
pra-survai 126
C.Pengolahan data survai 134
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
3.1.
laliditas dan Reliabilitas Instrumen
63
4.1. Daftar perhitungan chi-kuadrat untuk
variabel-X 66
4.2. Rata-rata skor jawaban responden dari
lima sekolah 68
4.3. Korelasi parsial dan multipel antar
sub-variabel dari kelima sekolah. . . 68
4.4. Hubungan fungsional antara motivasi
dan disiplin 76
4.5. Hubungan fungsional antara motivasi
dan penampilan kerja 77
4.6. Hubungan fungsional antara disiplin
dan penampilan kerja 78
4.7. Hubungan fungsional antara motivasi,
disiplin dengan penampilan kerja. . . 79
4.8. Signifikansi korelasi antara motivasi
dan disiplin 81
4.9. Signifikansi korelasi antara motivasi
dan penampilan kerja 81
4.10. Signifikansi korelasi antara disiplin
dan penampilan kerja. 82
4.11. Signifikansi korelasi antara motivasi
dan disiplin dengan penampilan kerja. 83
4.12. Signifikansi korelasi antara penampil
an kerja dengan prestasi belajar. . . 84
4.13 Determines! penampilan kerja guru
terha-dap prestasi belajar murid 85
4.14 Daftar output input dan produktivitas....
4.15 Data rata-rata prestasi belajar tiap seko
lah berikut simpangan bakunya 87
4.16 Rekapitulasi hasil perhitungan harga t.
berdasarkan pasangan antar sekolah 88
4.17 Rekapitulasi hasil pengujian hipotesis un
tuk pasangan antar sekolah 89
4.18 Daftar peringkat produktivitas hasil 90
4.19 Poligon frekuensi penampilan kerja
SPIA Negeri 2 Bandung 137
4.20 Poligon frekuensi disiplin kerja
SPIA Negeri 2 Bandung: 139
4.21 Poligon frekuensi motivasi kerja
SPIA Negeri 2 Bandung 141
4.22 Grafik persamaan regresi linier:
Y = 17,89 + 0,72X 149
4.23 Grafik persamaan regresi linier:
Y = 24,36 + 0,61X 158
4.24 Grafik persamaan regresi linier:
Y.' - 11,93 + 0,80X 167
4.25 Poligon frekuensi motivasi kerja
SPIA Negeri 5 Bandung; 184
4.26 Poligon frekuensi disiplin kerja
SPIA Negeri 5 Bandung 186
[image:6.595.53.518.41.727.2]4.27 Poligon frekuensi penampilan kerja
SPIA Negeri 5 Bandung; 188
4.28 Grafik persamaan regresi linier:
YY = 27,93 + 0,56X 196
4.29 Grafik persamaan regresi linier:
Y( = 44,48 + 0,29X 204
4.30 Grafik persamaan regresi linier:
Y. = 36,58 + 0,42X. 212
4.31 Poligon frekuensi motivasi kerja
SPIA Negeri 10 Bandung 228
4.32 Poligon frekuensi disiplin kerja:
SPIA Negeri 10 Bandungi 230
4.33 Poligon frekuensi penampilan kerja:
SPIA Negeri 10 Bandung, 232
4.34 Grafik persamaan regresi linier:
Y = 10,70 + 0,82X 240
4.35 Grafik persamaan regresi linier:
Y/ = 40,58 + 0,33X 248
4.36 Grafik persamaan regresi linier:
Y. = 42,14 + 0,30X 256
4.37 Poligon frekuensi motivasi kerja:
SPIA Negeri 11, Bandung 272
4.38 Poligon frekuensi disiplin kerja:
SPIA Negeri 11 Bandung 274
4.39 Poligon frekuensi penampilan kerja:
SPIA Negeri 11 Bandung 276
[image:7.595.56.505.53.707.2]4.40
Grafik persamaan regresi linier:
AY = 27,84 + 0,53X 284
4.41 Grafik persamaan regresi linier:
Y- = 27,16 + 0,55X 292
4.42 Grafik persamaan regresi linier:
Y = 37,05 + 0,37X 300
4.43 Poligon frekuensi motivasi kerja:
SPIA Negeri 14 Bandung; 315
4.44 Poligon frekuensi disiplin kerja:
SPIA Negeri 14 Bandung 317
4.45 Poligon frekuensi penampilan kerja:
SPIA Negeri 14 Bandung 319
4.46 Grafik persamaan regresi linier:
A
Y = 10,43 + 0,83X 327
4.47 Grafik persamaan regresi linier:
Y = 20,45 + 0,67X 336
4.48 Grafik persamaan regresi linier:
Y = 26,67 + 0,56X 345
[image:8.595.69.505.54.634.2]DAFTAR GAPIBAR
&AP1BAR Halaman
1.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
pendidikan H
2.1 The productivity process 52
2.2 Pola model hubungan antara variabel
A. Permasalahan
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latarbelakanq masalah
Plan u si a adalah mahluk berfikir, mahluk sosial dan mahluk budaya. Dari hasil berfikir manusia terciptalah pe ngetahuan dan nilai-nilai hidup melalui akalnya. Nilai-ni
lai dan pengetahuan tentang perilaku kehidupan dan penghi
dupan manusia berabad-abad telah diturunkan dari nenek mo yang ke generasi beikutnya secara sadar atau tidak.Proses
pengalihan pengetahuan dan nilai-nilai dari generasi demi
generasi itu dikatakan pula dengan transmisi kebudayaan,
yang dilakukan melalui pendidikan formal, informal,
atau-pun non-formal. Plitchel G.Duncan mengatakan, bahwa:
"Culture or civilisation is that complex whole
which includes knowledge,belief,art, morals, law,
custom, and any other capabilities and habits acquired by man as a member of society".
(Nugroho Notosusanto ,1983/1984,6)
Pendidikan adalah kegiatan memperoleh dan menyampai kan pengetahuan, sehingga memungkinkan transmisi kebudaya an berlanjut dari generasi yang satu kepada berikutnya.Pen didikan dikatakan pula sebagai suatu proses pertumbuhan di dalam mana individu diberi pertolongan untuk mengembangkan
kekuatan, bakat, kemampuan dan minatnya. Kedua pengertian
pendidikan di atas dapat dipadukan menjadi satu pengertian
yang bulat bahwa melalui akal manusia mampu menciptakan
dan menyebarkannya melalui alih ilmu pengetahuan dalam proses pendidikan.
l Sekolah sebagai salah satu organisasi tempat dila-kukannya alih ilmu pengetahuan itu sebagai lembaga pendi dikan formal yang dikelola secara teratur dan sistematik menjadi lebih umum dan efektif. Tujuan institusional seko lah akan dicapai dengan efektif terutama bila didasarkan kepada pengelolaan administrasi pendidikan di setiap orga nisasi sekolah dilakukan atas kerjasama seluruh personil sekolah yang terdiri dari Kepala Sekolah sebagai pimpinan administratif edukatif, Guru-guru sebagai pengajar, Karya wan Staf Tatausaha sebagai pelaksana administrasi sekolah dan siswa-siswa sebagai penerima layanan. Dengan kata la in bahwa, keberhasilan organisasi sekolah tidak saja kong kritnya rumusan sasaran tujuan yang hendak dicapai tetapi penting pula prosesnya, mekanisme dalam meraih sasaran itu, berjalan secara optimal menurut ketentuan yang berla ku. Aktivitas baku personil guru dan siswa adalah interak si belajar-mengajar, sedangkan kegiatan personil staf ta tausaha ialah melaksanakan pekerjaan lalulintas arus in-formasi dan pelayanan administrasi kantor organisasi seko lah sebagai penunjang lancarnya proses pendidikan. Di
atas itu semua, kedua fihak personil sekolah bekerja
sa-ling menunjang, di bidangnya masing-masing yang
dikoordi-nasikan oleh Kepala Sekolah sebagai administrator, dan fa
"... di satu fihak terdapat mereka yang tugas uta-manya adalah melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat
penterjemahan tugas pokok kepada aktivitas, sedangkan
di fihak lain terdapat mereka yang tugasnya adalah me
lakukan kegiatan-kegiatan penunjang demi lancarnya
ja-lan roda dan mekanisme organisasi. Pembagian tugas dan
pekerjaan yang serasi berarti akan mempermudah
terca-painya tujuan organisasi".(1977,84).
Faktor manusia merupakan salah satu unsur penting dalam mewujudkan keberhasilan organisasi mencapai
tujuan-nya. Penampilan guru khususnya, yang ditunjang oleh admi
nistrasi sistem organisasi sekolah secara terpadu akan me wujudkan tingkat efektivitas organisasi sekolah dalam ben-tuk kuantitas dan kualitas lulusan tertentu. Faktor motiva si, kemampuan, dan disiplin kerja seluruh personil sekolah akan menentukan tingkat produktivitas hasil tertentu,
dengan di bawah koordinasi kepemimpinan kepala sekolahnya.
Sekolah sebagai suatu organisasi pendidikan formal
di dalamnya terdapat struktur organisasi yang menentukan
tata pembagian kerja antara sekelompok orang-orang
peme-gang posisi yang bekerja sama dalam mencapai tujuan terten
tu. Dalam pengertian organisasi sebagai sistem tersirat di
prestasi kerja, dan sifat kepemimpinan guru.
Sekalipun
fasilitas sarana, prasarana, hak dan kewajiban sekolah Ne
geri itu umumnya sama, namun output dan hasil kerjanya bi
sa berbeda satu dengan yang lain. Faktor output akhir itu
ditentukan oleh proses organisasionalnya yang pasti berbe
da sehingga memberikan hasil yang tidak sama itu. Perbeda an proses operasional dimungkinkan dalam hal:
a. Penjabaran peraturan petunjuk pelaksanaan kerja dengan daya nalar dan penerapan yang cepat dan tepat.
b. Kualifikasi dasar pengetahuan yang ada, faktor sema-ngat dan disiplin kerja tenaga edukatif dan
non-eduka-tif akan memberikan hasil tertentu.
c. Tersedianya fasilitas sarana fisik dan prasarana pendi dikara yang memadai, sehingga secara kuantitatif dan kualitatif dapat lebih cepat dan lebih halus dihasil-kan.
d. Kreativitas dan wibawa pemimpin sekolah-sekolah terse but dalam mengkoordinasikan sistem organisasi
sekolah-nya ke arah pencapaian tujuan.
Beberapa hal dari kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di lapangan menjadi menarik untuk ditelusuri dan diteliti.
menumbuhkan persaingan yangsehat. Segala fasilitas yang sangat menunjang proses operasional administrasi pendidik
an, disertai keterampilan para personil akan memungkinkan
munculnya beberapa sekolah yang baik prestasinya. Faktor
lokasi sekolah, kondisi bangunan gedung, banyaknya
guru-guru senior yang berpengalaman mengajar, kualitas lulusan
dasar sebagai input, sejarah pertumbuhan dan perkembangan,
dan, citra dan kepercayaan masyarakat terhadap output lu-lusannya, dan banyak lagi faktor lainnya akan membawa pe-ngaruh kepada situasi dan proses belajar mengajar, dan mengakibatkan perbedaan mutu lulusannya.
Prestasi lulusan yang baik sangat didambakan oleh masyarakat, orangtua murid dan bangsa, yang dapat memben-tuk manusia berkualitas yang berguna bagi pembangunan.
"Pendidikan yang baik akan membekali anak didik pe
nerus bangsa, pemilik hari esok yang diharapkan lebih ba
ik". (Engkoswara,1983,4).
Demi mencapai hasil pendidikan
yang baik dituntut keterlibatan semua fihak, khususnya pa ra personil guru, dan raurid dalam interaksi belajar meng ajar di kelas.
Di lain fihak, keadaan demikian secara tidak lang-sung akan menumbuhkan kesan dan citra lain bagi masyarakat
misalnya, disenangi, dibanggakan, dan anggapan tertentu
terhadap sekolah tersebut. Oleh karena itu maka
sekolah-sekolah semacam itu banyak diburu oleh pelajar-pelajar lu
baik untuk tempat belajar dan memperoleh ilmu yang berbo-bot. Plasyarakat sebagai konsumen berkepentingan dengan
pendidikan masa depan pemuda-pemudanya, sadar atau tidak
telah menganggap "lain" beberapa sekolah tertentu. Plereka percaya dan berusaha keras untuk berkasempatan menyekolah kan anak-anaknya di sekolah tersebut, karena mereka yakin bahwa lulusannya kini banyak yang berhasil di masyarakat. Citra masyarakat demikian itu mempunyai dampak positif dan negatifnya, meskipun di fihak lain, sekolahnya
sendi-ri bekerja sebagaimana biasa menurut ketentuan yang berla
ku berdasarkan fasilitas sarana dan praaarana yang terse-dia sama dari pemerintah.
2. Rumusan masalah
Plasalah yang diteliti terdiri dari beberapa aspek, yaitu: i. Bagaimana suasana motivasi, kemampuan penampil
an, dan disiplin kerja para personil edukatif. ii. Sejauh manakah penyelenggaraan pengajaran dan
pendidikan di SPIA Negeri 2, 5, 10, 11, dan 14 Bandung sangat mustari bagi tercapainya lulusan yang memenuhi harapan masyarakat.
iii. Karakteristik dan faktor unik apa dalam kenyata an perilaku organisasi sekolah menjadi cirinya yang khas, baik lokasi, fisik dan non-fisik mau pun gaya kepemimpinan Kepala Sekolahnya.
terhadap mekanisme kerja organisasi sekolah dalam menca
pai keberhasilan pendidikan dan tujuan sekolah yang meme
nuhi harapan masyarakat, dalam hal: Nilai EBTA/EBTANAS
yang tinggi. Acuan harapan masyarakat di ataslah yang
menjadi dasar tumbuhnya gejala citra masyarakat terhadap sekolah yang disenangi dan dibanggakan itu. Pada dasar-nya terdapat dua kelompok sekolah yang melayani harapan
masyarakat yaitu kelompok sekolah yang disenangi, dan ke
lompok sekolah yang biasa-biasa saja. Prestasi hasil bel ajar yang paling tinggi sesuai dengan acuan masyarakat diperkirakan yang menjadi dasar tumbuhnya gejala citra masyarakat terhadap sekolah yang disenangi, dibandingkan dengan sekolah-sekolah lainnya. Pelaksanaan operasional
penyelenggaraan pengajaran dan pendidikan yang sebaik-ba
iknya adalah merupakan syarat mutlak untuk dilakukan oleh setiap sekolah. Pengajaran dan pendidikan yang baik merupakan prakondisi untuk prestasi sekolah yang baik.
Pokok masalah penelitian ini adalah efektivitas
pada sistem pengajaran sekolah ditinjau dari aspek ope rasional interaksi edukatif guru di kelas. Penelitian ini lebih bersifat studi eksploratoris untuk mengetahui sekolah manakah yang tampil sebagai sekolah paling1^ meme-nuhi harapan masyarakat dengan kondisi hasil sistem pengajarannya yang paling efektif. Dengan kata lain,meng ukur efektivitas sistem menejemen lembaga pendidikan me
Variabel-variabel masalah dalam penelitian ini ter
diri dari Variabel Bebas dan Variabel Respon.
Variabel Bebasnya adalah:
1.Motivasi personil edukatif di sekolah.
2.Disiplin kerja seluruh personil edukatif di sekolah,ter
masuk kepemimpinan, koordinasi dan wibawa Kepala Seko
lah.
3.Penampilan kerja, sebagai perujudan kemampuan melaksana
kan tugas yang dibebankan kepada seluruh personil eduka
tif di sekolah.
ad.1.Faktor-faktor yang menstimulasi motivasi kerja seti
ap individu personil edukatif terhadap pencapaian tu
juan sekolah. Indikatornya meliputi:
a. imbalan, lingkungan kerja, iklim kerja
b. keberhasilan, kegagalan, pujian, teguran
ad.2.Disiplin kerja personil edukatif sekolah, meliputi:
a.Semangat kerja dan hubungan kerjasama
b.Tanggungjawab hasil kerja
c.Perilaku individu dalam kelompok
ad.3.Penampilan kerja sebagai perujudan kemampuan melaksa
nakan tugas. Indikatornya meliputi:
a.Dasar pendidikan, keterampilan dan pengalaman
b.Jumlah personil, struktur organisasi, deskripsi ja
batan, tanggungjawab dan pengawasan
c.Tugas pelaksanaan, jadwal tugas pelayanan, aturan
9
Variabel Responnya adalah:
Nilai EBTA/EBTANAS yang berisi daftar kumpulan hasil nilai
EBTA dan EBTANAS tahun ajaran 1985/1986 kelas tiga seluruh
jurusan pada setiap sekolah.
Variabel Bebas dinyatakan sebagai variabel-X yaitu Administrasi Pendidikan, dan Variabel Respon sebagai varia bel-Y, yaitu Harapan Plasyarakat akan Prestasi belajar siswa. Variabel-X didukung oleh unsur-unsur:
Plotivasi personil edukatif (X, )
Disiplin kerja (X2)
Penampilan kerja (X,)
Variabel-Y adalah Prestasi EBTA/EBTANAS 1985/1986.
Terpenuhi tidaknya harapan masyarakat itu sangat ditentu-kan oleh efektif tidaknya hasil dari proses sistem adminis
trasi pendidikannya. Dengan kata lain, bahwa variabel-Y
di-tentukan oleh variabel-X, atau
Y = f(X3).
B* Tujuan dan Sifat Penelitian
a. Umum
Tujuan umum penelitian adalah untuk mendapatkan gambaran hingga di mana peranan administrasi
pendidikan c.q. interaksi edukatif guru,
menun-jang tercapainya mutu lulusan yang baik dan me-menuhi harapan orangtua murid yang semakin ter
penuhi akan menumbuhkan citra dan kepercayaan
yang semakin kuat terhadap organisasi sekolah
10
b. Khusus
1. Untuk mendapatkan gambaran deskriptif tentang
faktor-faktor unik apa yang ditemukan sebagai
indikator karakteristik yang mendasari perila
ku organisasional sekolah tersebut.
2. Plemperoleh gambaran tentang produktivitas ha
sil sekolah yang didasarkan kepada perilaku
mengajar guru sehari-hari, dan prestasi bel-»
ajar muridnya.
Penelitian ini bersifat menilai proses kegiatan
sistem organisasi sekolah dan hasilnya secara kuantitatif
dengan menghubungkannya pada sasaran tujuan yang harus di
1. Kematangan mental dan kemampuan intelektual 2. Kematangan fisik dan
kemampuan psikomotor 3. Karakteristik afektif;
minat, motif, sikap, nilai, ekspresi
emosi-onal
4. Kesehatan 5. Konsep aku
6. Persepsi situasi
7. Usia
8. Jenis kelamin
IV. KARAKTERISTIK KELOPIPOK
1. Jumlah 2. Struktur 3. Sikap
4. Keakraban 5. Kepemimpinan
/III. PERILAKU SISWA
DAN GURU
Semua interaksi dalam
proses belajar meng ajar;
- kognitif verbal - psikomotor
- afektif
Efisiensi dalam pencapaian
tujuan-tujuan jangka pendek
dan jangka panjang
VI. KEKUATAN-KEKUATAN LUAR
1. Intelektual meliputi
pengetahuan tentang bidang studi, perkem bangan belajar,
dsb.
2. Kemampuan psikomotor
dan ciri-ciri fisik 3. Karakteristik afek
tif; minat, motif,
sikap, nilai, eks presi emosional 4. Kesehatan
5. Konsep aku
6. Persepsi situasi 7. Usia
8. Jenis kelamin
V. KARAKTERISTIK FISIK SITUASI BELAJAR PIENG-AJAR 1. Ruangan 2. Persediaan 3. • Perlengkapan
A. KONDISI YANG, PIEPIBERI PENGARUH PERTAP1A
B. KONDISI YANG, P1EPIPENGARUHI KESELURUHAN SITUASI BELAJAR PIENGAJAR
1.
2.
3. 4.
Petugas sekolah yang lain; guru; psikolog, penyuluh, pengawas,
Organisasi administratif; harapan, tunjangan
Tuntutan kurikulum
i-Harapan dan bantuan masyarakat pada sekolah
1. Keluarga
2. Lingkungan tetangga
[image:21.842.114.838.25.507.2]3. Pengaruh kebudayaan yang lebih luas
12
C. Kegunaan Penelitian
Penelitian terhadap masalah ini mempunyai beberapa segi manfaat, baik teoritis maupun praktis.
1. Kegunaan teoritis, penelitian ini merupakan pengujian
terhadap keberlakuan teori-teori tentang Administrasi
Pendidikan di Sekolah Plenengah, khususnya di wilayah Ko
tamadya Bandung,
2. Kegunaan praktis mencakup tiga aspek, yaitu:
a.Individual, yaitu bahwa menyadari dan menghayati tu
gas dan kewajiban personil edukatif tentang penam pilan tugas, dan disiplin kerja hubungannya dengan tujuan hasil yang harus dicapai akan memberikan pe tunjuk kepada pimpinan sekolah dalam mengelola per sonil pendidikan dan administrasi pendidikannya. b.Kelembagaan, yaitu bahwa pengelolaan seluruh perso
nil dengan sebaik-baiknya oleh pimpinan sekolah akan memenuhi harapan masyarakat melalui peningkat an kuantitas dan kualitas lulusannya.
c.Kemasyarakatan, yaitu bahwa keefektifan kerja selu ruh personil sekolah akan memberikan pelayanan pen
didikan yang sebaik-baiknya dan menghasilkan lulus an yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara.
Dasar pertimbangan untuk meneliti masalah ini ada lah bahwa: a. sangat menarik untuk diteliti
dituntut
c. memungkinkan untuk diteliti
d. penelitian ini dapat ditunjang oleh sum-ber-sumber yang tersedia.
BAB I I I
PROSEDUR PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian lapangan didahului oleh be
berapa persiapan administratif dan persiapan teknis seba
gai berikut.
(l).Meminta izin penelitian kepada Kepala Kanwil
Depdik-bud Jawa Barat, dengan syrat pengantar dari Dekan FPS-IKIP Bandung tanggal 12 November 1985 nomor
7864/PT.25.R.I/N/1985.
Izin penelitian diberikan olehi Pemerintah Propinsi
Daerah Tingkat I Jawa Barat Direktorat Sosial
Poli-tik tanggal 19 November 1985 nomor 070.1/3562.
Izin penelitian diberikan oleh Kepala Kanwil c.q.Kepala Bidang Pendidikan Menengah Umum tanggal 28
November 1985 nomor 5935/102.l/N. 85.
(2).Memperbanyak instrumen penelitian berbentuk skala pe
nilaian yang penggunaannya diperuntukkan bagi para
guru sebanyak anggota sampel.
(3).Mengumpulkan data prestasi belajar murid hasil tes
EBiTA/EBTANAS tahun ajaran 1985/1986.(4).Menyebarkan instrumen penelitian kepada para
respon-den guru di lima SMA Negeri yaitu 2,5,10,11 dan 14
untuk diisi dan dikumpulkan berangsur-angsur.
Penelitian lapangan dilakukan pada bulan Maret
1986 yaitu pada tahun ajaran semester ke II dan
menje-lang masa EBTA/EBTANAS pada bulan Juni 1986.
A. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SMA
Negeri yang ada di Kotamadya Bandung yaitu sebanyak 19
buah. Dari populasi itu diambil sampel 25$, secara
pur-posif sebanyak 5 buah yaitu SMA Negeri 2,5,10,11 dan 14.
Dari sampel sebanyak lima itu kemudian ditetapkan menja
di dua kelompok yaitu kelompok pertama terdiri dari dua
sekolah, dan kelompok kedua terdiri dari tiga sekolah.
Kelompok pertama diambil SMA Negeri 2 dan 5 sebagai se
kolah yang dianggap telah lama berdiri, memiliki fasili
tas yang lebih lengkap, pola kerja yang sudah mapan,dan
mempunyai reputasi yang baik jika dibandingkan dengan
sekolah-sekolah dalam kelompok kedua, yang dianggap
ma-sih muda sejarah pertumbuhan dan pengalamannya. Kelom
pok kedua terdiri dari tiga sekolah yaitu SMA Negeri 10,
11, dan 14, yang diambil secara acak dari 17 sekolah si
sanya.
Pengumpulan data angket dari guru-guru melalui
Kepala Sekolah c.q.
Wakil Kepala Sekolah atau Guru yang
ditunjuk untuk melayani hal itu, sedangkan Daftar
Kum-pulan Nilai (DKN) Prestasi Tes EBTA/EBTANAS tahun ajar
an 1985/1986 diperoleh dari guru Bidang Kurikulum.
Data
prestasi tes tersebut meliputi bidang studi IPA dan IPS yang masing-masing mencakup 7 matapelajaran EBTANAS dan 4 matapelajaran EBTA, sehingga jumlahnya 11 matapelajar
an. Pengolahan data prestasi dari kedua bidang studi, di
gabungkan menjadi Prestasi belajar siswa, variabel-Y.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskrip
tif melalui teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Meneliti aspek yang berkenaan dengan anggota sampel
yang berkedudukan sebagai pimpinan, ditempuh dengan
teknik wawancara.
b. Meneliti anggota sampel guru digunakan teknik wawanca
ra dan angket mengenai aspek motivasi, disiplin kerja,
dan penampilan kerja.
c. Meneliti bahan notasi tentang prestasi belajar siswa
berupa prestasi tes EBTA/EBTANAS tahun ajaran 1985/1986.
Pengujian hipotesisnya digunakan statistik
infe-rens yaitu:
1. Analisis regresi untuk mengetahui hubungan fungsional
antar-variabel penelitian.
2. Analisis korelasional untuk mengetahui tingkat
keter-ikatan dan daya determinatif dari setiap variabel.
3. Analisis perbedaan dua rata-rata.
C. Anggapan Dasar dan Hipotesis
Ada beberapa anggapan dasar yang merupakan
pegang-an dalam penelitipegang-an ini, ialah:
1. Mengajar merupakan suatu kegiatan atau perilaku guru
untuk membangkitkan kegiatan atau perilaku belajar pa
da siswa. Dalam mengajar pihak guru berhadapan dengan
pihak siswa. Mengajar merupakan suatu situasi
60
tif baik langaung
atau tidak laggsung.
2. Parilaku mengajar mancakup sagi kognitif,
afektif
dan
paikomotor. Perilaku mengajar malibatkan keseluruhan
pribadi pengajar (guru), baik aagi kognitif, afektif
maupun psikomotornya, dalam saat dan peristiwa yang
berbede keterlibatannya tidak selalu sama (konstan).
3. Hasil dari suatu perilaku
mengajar
adalah berupa
per-ubahan
perilaku
pada orang yang diajar.
Mengajar me
rupakan perilaku guru untuk membangkitkan perilaku
belajar pada murid. Dengan belajar tersebut akan
ter-jadi perubahan-perubahan perilaku pada diri murid.
Semakin tinggi mutu perilaku yang dimiliki murid seba
gai akibat belajar yang didorong oleh perilaku meng
ajar, makin berhasil perilaku mengajar.
'Ada beberapa hipotesis operasional yang diuji da
lam penelitian ini, yaitu:
I.Terdapat hubunoan yang positif dan signifikan. antara:
r"—'
(1). Motivasi dan Disiplin kerja.
(2). Motivasi dan Penampilan kerja.
(3). Disiplin kerja dan Penampilan kerja.
(4). Motivasi dan Disiplin kerja, dengan Penampil
an kerja.
(5). Penampilan kerja guru dengan hasil Prestasi
belajar siswa.
II.Tidak terdapat perbedaan yang berarti dalam tingkat
Produktivitas hasil Prestasi belajar siswa, di antara
61
D. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pengumpul Data
1. Instrumen Pengumpul Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam studi
ini adalah teknik angket/kuesioner berskala, yang
pengguna-annya khusus untuk kepentingan studi ini. Bulir-bulir
per-nyataan disusun dalam bentuk kalimat-kalimat yang bersifat
problematis situasional dan dilengkapi dengan lima macam
kemungkinan jawaban pilihan. Setiap responden hanya
diper-kenankan memilih satu kemungkinan jawaban yang sesuai dengan
anggapannya.
Angket ini terdiri dari tiga bagian, yang terdiri
dari ; (1) masalah motivasi, (2) masqlah disiplin dan (3)
masalah penampilan kerja guru. Tiap-tiap bagian
dikembang-kan menjadi variabel-variabel pendukungnya sebanyak 15 buah.
Dengan demikian, jumlah bulir pernyataan yang dikembangkan
mencakup ketiga variabel penelitian adalah sebanyak 45 buah.
Pengembangan instrumen penelitian ini didasarkan
atas sifat motivasi dan disiplin menurut teori motivasi Dua
Faktor dari Frederick Herzberg, Teori Kebutuhan yang
Dipel-ajari (Learned Needs Theory) dari McClelland dan Teori Ke
butuhan dari Maslow. Penerapan teori-teori diatas ke dalam
bentuk bulir-bulir item instrumen disesuaikan dengan situ
asi dan kondisi kerja pada kehidupan organisasi di sekolah.
Pengukuran variabel penampilan kerja guru dilakukan
62
penyebaran item-itemnya didasarkan atas kriteria kompetensi
guru, syarat-syarat kemampuan profesional guru, fungsi guru
sebagai manajer kelas/instruksional dan sebagai individu da
lam suatu organisasi.
Pengumpulan data prestasi belajar siswa diperoleh dari
data hasil belajar siswa berdasarkan EBTA/EBTANAS yang telah
diselenggarakan. Jadi data prestasi belajar siswa ini diper
oleh peneliti dari Kanwil Depdikbud Jawa Barat melalui
masing-masing sekolah, dalam bentuk nilai pencapaian belajar siswa.
Khusus untuk data prestasi belajar tidak dilakukan
uji validitas dan reliabilitas. Ini dikarenakan prestasi bel
ajar tidak diperoleh melalui instrumen yang disusun penelti.
Sedangkan untuk variabel motivasi, disiplin dan penampilan
kerja guru yang menggunakan instrumen, terlebih dahulu akan
diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya.
2. Uji-coba dalam rangka validitas dan reliabilitas
instrumen.Prasurvai dalam rangka uji-coba instrumen penelitian
dilaksanakan pada tanggal 3 s/d 10 Desember 1985 pada
SMA-SMA Negeri yang menjadi
tempat
penelitian kepada 20 respon
ded Kemudian data hasil prasurvai itu dianalisis untuk men
dapatkan validitas dan reliabilitas dari instrumen yang di
gunakan.
Validitas dimaksudkan sebagai hal yang mempersoalkan
apakah instrumen yang didunakan untuk mengukur suatu atribut
betul-betul mengukur atribut yang dimaksud ?. Dengan demikian
63
instrumen tersebut untuk keperluan penelitian yang
dilaksa-nakan. Validitas instrumen penelitian mengenai motivasi,
disiplin dan penampilan kerja termasuk ke dalam jenis valid
itas konstruk dan isi (construct and content validity).
Peng-ujiannya dilaksanakan dengan analisis perhitungan daya
pem-beda dengan menggunakan tes kesamaan dua rata-rata (t-test)
yang sebelumnya dilakukan perhitungan rata-rata kelompok dan
variansinya terhadap 27$ skor-skor jawaban kelompok tinggi
dan 27$ skor-skor jawaban kelompok rendah.
Perhitungan reliabilitas instruman dilaksanakan dengan
menggunakan metode belah-dua (split-half method) dari Spearman
Brown melalui uji korelasi skor item bernomor ganjil dengan
skor item bernomor genap. Oleh karena respondennya kurang
dari 30 (hanya 20) maka analisis korelasi menggunakan tehnik
korelasi rank (Sudjana, 1982, h.232). Selengkapnya, pengujian
validitas dan reliabilitas instrumen ini dapat dilihat pada
lampiran.^ •U .'.
Tabel 3.1.
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
No. Instrumen Val i d i t a s
r
R e l i a b i l i t a s n i l a i k r i t i s
f*kUp=0.05)
fco
t(0,95)
. 1. Motivasi 8,69 2,10 0,628 0,564
2. Disiplin 6,11 2,10 0,934 0,564
3. Penampilan
[image:31.595.58.504.295.665.2]BAB V
KESIMPULAN DAN DISKUSI
A. OISKUSI HASIL PENELITIAN
Suatu hasil kerja akan memuaskan bergantung kepada
kemampuan.dan kecakapan pelaksana di samping adanya dorong
an,kemauan,dan kondisi lingkungan. Dorongan untuk bekerja
didasarkan kepada adanya sejumlah kebutuhan baik fisik
atau non-fisik. Kebutuhan yang, terpuaskan akan mendorong
orang untuk bekerja lebih giat, Jika orang bekerja dalam
kelompok maka motivasinya diselaraskan dengan tujuan kelom
pok melalui penyesuaian kepada norma dan kebiasaan kelom
pok. Motivasi kerja dalam suatu organisasi harus terpadu
dengan tujuan yang hendak dicapai kelompok dan organisasi
nya di mana ia menjadi anggptanya. Selain faktor motivasi
juga kepatuhan kerja dituntut daripadanya agar tujuan orga
nisasi dicapai secara efektif.
Guru adalah seorang yang dipersiapkan secara khusus
dalam suatu lembaga pendidikan untuk menjadi pendidik atau
pengajar. Sebagai seorang pengajar yang memberikan
berba-gai pengetahuan dan keterampilan kepada anak didik maka se
yogianya ia mempunyai dorongan untuk mengabdikan diri sesu
ai dengan kemampuan dan kecakapannya, demi kemajuan bangsa,
Melalui konsep-konsep teori ilmu dan pengetahuan serta ke
cakapannya yang dipersembahkan kepada masyarakat, ia juga
belajar dari pengalaman untuk membudayakan dirinya sendiri
dan mengembangkan organisasinya.
Sebagai seorang guru berarti pula ia sebagai seorang pe
mimpin, seorang menejer, yang harus member! contoh
peri-laku baik,mengerti dan peka terhadap situasi organisasi
dan lingkungan, dan mampu memberi bimbingan dan
tuntun-an. Dengan adanya sikap positif, pengetahuan, dan kete
rampilan mengajar, ia mempunyai peluang untuk belajar
dan mengajar organisasinya, yang dalam hal ini
keorgani-sasian di sekolah. Pada dasarnya motivasi kerja,
tang-gungajawab, disiplin kerja, hasil yang dicapai, kesemua
nya berlaku pada organisasi maupun perorangan.
Peningkatan produktiv/itas, hasil kerja,
mut-lak harus diusahakan, tidak saja dipengaruhi oleh
ting-kat pendidikan, keterampilan, teknologi, dan Iain-lain,
akan tetapi dipengaruhi pula oleh sikap dan disiplin.
Tanpa sikap yang positif terhadap suatu pekerjaan, dan
disiplin yang tinggi mustahil produktivitas akan terting
katkan. Demikian pula dalam pendidikan formal khususnya
di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas tempat penelitian ini
di lakukan, faktor sikap, motivasi kerja, disiplin kerja
dan penampilan kerja guru merupakan beberapa aspek dari
sekian banyak aspek yang berperan, yang menentukan ting
kat hingga di mana produktivitasnya dapat dicapai. Bukan
saja anak didik tetapi termasuk pula pendidiknya, harus
sadar untuk mengubah budaya dirinya sendiri menjadi lebih
progresif dan profesional, tersirat pula di dalamnya
ke-organisasiannya.
Sinyalemen beberapa ahli terhadap
100
la rendahnya tingkat produktivitas pendidikan banyak
di-lontarkan deuiasa ini. Oiantaranya sebagaimana yang dikemu
kakan oleh salah seorang ahli pendidikan dalam suatu semi
nar yang diadakan belum lama ini, bahua:
"Akibat sistem pendidikan yang belum produktif itu
tambah dengan kemampuan profesional yang masih
ren-dah serta motif berprestasi yang masih rendah pula,
maka produktivitas dalam arti administratif pendidik
an kita detuasa ini masih belum tinggi".
(Prof.DR.H. Achmad Sanusi SH,I»IPA,1986)
Kenyataan di atas ada kebenarannya pula pada bebe
rapa sekolah sampel yang dijadikan penelitian di u/ilayah
Kotamadya Bandung.
Rendahnya tingkat produktivitas hasil
prestasi belajar para siswa lulusan tahun ajaran 1985/1986
pada dasarnya bertumpu pada faktor motivasi, disiplin dan
penampilan kerja guru yang diukur secara statistik
menun-jukkan tingkat produktivitas yang masih rendah.
Berapakah
angka koefisien kriteria produktivitas itu dikatakan ting
gi didasarkan kepada perbandingan antara keluaran dan
ma-sukan menghasilkan bilangan sama dengan satu, menurut
ru-mus Produktivitas baik menurut Anto Dajan maupun Paul Mali.
Ada dua langkah pengukuran produktivitas yang dila
kukan, yaitu terhadap penampilan kerja guru (variabel-X-j),
dan terhadap prestasi belajar siswa (variabel-Y). Hasil
perhitungan kedua variabel itu kemudian dilihat dan diban
ding-bandingkan.
Apakah terdapat suatu gambaran yang
me-nunjukkan kesejalanan koefisien produktivitas dari kedua
101
Menyelenggarakan pendidikan pada jenjang dan tingkat mana pun mutlak memerlukan penelolaan organisasi pendidikan de
ngan sebaik-baiknya. Organisasional pendidikan sebagai su
atu sistem harus diadministrasikan untuk memcapai sasaran
tujuan pendidikan yang dikehendaki dan disepakati. Hubung
an dan kerjasama yang salinxy berkait antar bagian di da-lamnya untuk mencapai tujuan, dalam pendidikan ditata
me-lalui administrasi pendidikan. Berdasarkan definisi yang
berbunyi:
"The organizational system is a set of interrelated input-output transformation processes, working inde pendently and jointly in pursuit of common objectives and value criteria for the total organization, i t s
members, and its environment". (William A.Shrode, Dan
Voich Jr.,1974,137).,
maka konsep Administrasi Pendidikan berada pada komponen proses transformasi, yang dalam skema ditunjukkan:
Examples of Organizational Systems
S o u r c e s
University
Inputs
Faculty S t a f f Money Materials Supplies The Managerial system Transformation
I n s t r u c t i o n
Counseling
Administration Research
Outputs Users
Graduates Industry C r e d i t s
Govern-hours Bent
Publication Educat ional i n s t i t u t ions
Sumber: William A.Shrode, Dan Voich: Jr. Organization and Management, Basic Systems Concepts, Florida State
Secara skematis, maka u/ilayah kerja administrasi pendidik an yang menjadi tugas Kepala Sekolah, dan sekaligus pula
kedudukan penelitian ini dalam administrasi pendidikan
da-Pat dilihat dalam matriks sebagai berikut:
Pr PI Png
M S F M S F M S F
Perencanaan
Pelaksanaan
1
Pengauiasan
Keterangan: Pr = Perencanaan PI = Pelaksanaan
Png= Pengauiasan
M =
S
F
Manusia,murid, guru atau
orang-tua sisuia
Sumber belajar F a s i l i t a s
Dibalik bahasan dan uraian yang panjang itu, satu
hal yang patut dikemukakan dalam diskusi hasil peneliti
an ini ialah bahuia analisis dan interpretasi didasarkan kepada data otentik yang diperoleh dari sumber utama res
ponden dan pihak-pihak yang bersangkutan. Pendapat orang
yang dijabarkan ke dalam daftar isian pendapat berupa
angket kuesioner itu, kiranya masih belum tentu menjadi
sifatnya. Ternyata bahuia melalui uji data saja, belum tentu memberikan gambaran sesungguhnya demikian, maka perlu dilengkapi alat lain yang lebih cermat, misalnya dengan observasi dan tes, yang terus menerus. Walaupun demikian, dalam menganalisisnya telah ditempuh prosedur, teknik, dan mekanisme penelitian menurut ketentuan yang
semestinya, miisalnya tentang cara pengambilan sampel dari
populasi, rumus statistik yang digunakan, cara penghitung an statistikal, uji validitas dan reliabilitas instrumen
angket, dan sebagainya. Segala kekurangan dan kelemahan
penelitian ini diajukan dalam saran-saran pada halaman penutup untuk d i t e l i t i lebih lanjut.
104
Pengaruh antar variabel
Di antara ketiga variabel tersebut yang paling
be-sar pengaruhnya adalah hubungan antara motivasi terhadap
disiplin kerja. Hal itu tampak pada koefisien korelasinya
yang signifikan dari keseluruhan sekolah. Gambaran ini me
nunjukkan bahuia guru sadar akan tanggung jawabnya sebagai
pendidik dalam melaksanakan tugasnya dengan penuh disi
plin dan rasa kasih sayang kepada anak didik. Baik disi
plin pribadi maupun disiplin tugas kedua-duanya telah man
tap untuk dijabarkan ke dalam aplikasi tugas sehari-hari.
Demikian pula halnya dengan pengaruh motivasi ter
hadap penampilan kerja, untuk sebagian besar sekolah
me-nunjukkan hubungan yang tinggi dan signifikan, kecuali sa
tu sekolah yang kebetulan mencapai tingkat keterkaitan
yang rendah tetapi masih ada dalam batas signifikansi
yang uiajar yaitu 0,32.
Pengaruh disiplin terhadap penampilan kerja guru
secara relatif masih ditunjukkan oleh sebagian sekolah,de
ngan hubungan yang tinggi dan sedang, dan dalam keadaan
signifikan. Bidang studi yang diajarkan adalah keuienangan
nya berdasarkan kompetensi mengajar menurut jabatan dan
didukung oleh spesialisasi keahliannya. Kedua variabel mo
tivasi dan disiplin kerja secara serempak memperlihatkan
hubungan yang cukup tinggi dan signifikan terhadap penam
pilan kerja pada seluruh sekolah. Hal itu berarti bahuia
105
yang tumbuh mendofong disiplin kerja mereka, secara serem
pak atau multipel.
Pengaruh penampilan kerja terhadap prestasi bel
ajar pada sebagian besar sekolah menunjukkan hubungan
yang rendah, dan kurang signifikan. Ketimpangan terjadi
antara penampilan kerja guru yang cukup tinggi di satu pi
hak, dan di lain pihak prestasi belajar siswa, hubungan
di antara kedua pihak itu rendah dan kurang signifikan.
Kemungkinannya banyak sekali faktor penyebabnya sehingga
tingkat produktivitas akan terpengaruh. Tingkat
efekti-vitas hasil yang berupa kuantitas lulusan yang dilepas
oleh masing-masing sekolah menunjukkan kapasitas kemampu
an pelayanan sekolah tersebut dalam mendidik dan
mencer-daskan bangsa. Secara kualitatif pada aspek penampilan
kerja gurunya pun belum menunjukkan tingkat yang
menggem-birakan. Memang secara relatif Indeks Produktivitas yang
dicapai masing-masing sekolah pada umumnya tinggi, bahua
penampilan kerja guru dapat memberikan hasil produktivi
tas yang memadai, namun bila dikaitkan dengan prestasi ma
sih belum mencapai tingkat produk berkemungkinan nilai
yang optimum ("optimum value-probability
product"),seba-gaimana dikemukakan oleh R.Oliver Gibson, bahuia:
"Since it is normally in the interest of the
school, as an organization, to realize as much
primary productivity as possible from the units
106
B. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh, hasil pengolahan
dan analisis, serta pengujian hipotesis, maka dapatlah di
tarik kesimpulan-kesimpulan dari hasil penelitian ini se
bagai berikut.
Ada tiga variabel utama pada guru yang diteliti ke
cenderungan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa,
yaitu: motivasi,
disiplin kerja, dan penampilan kerja gu
ru. Secara umum pada kelima sekolah sampel ternyata
memi-likl keterkaitan dan kontribusi yang meyakinkan. Pada
umumnya guru mempunyai motivasi yang tinggi untuk meng
ajar dengan baik, ditunjukkan oleh skor motivasinya ma
sing-masing yang kebanyakan besarnya melebihi dari 50% da
ri skor idealnya, yaitu 75. Demikian pula dengan skor
yang diperoleh untuk aspek disiplin kerja dan penampilan
kerjanya yang melebihi dari setengah skor idealnya.
Seca
ra keseluruhan dapat ditafsirkan bahuia keefektifan motiva
si kerja guru secara rata-rata pada kelima sekolah sampel
adalah tinggi (80%) berdasarkan kategori Tinggi,Sedang,
dan Rendah terhadap skor riil yang dicapai mereka.
Disi
plin kerja juga secara rata-rata pada kelima sekolah sam
pel, adalah tinggi (76%), dan penampilan kerjanya juga
tinggi (81%). Semua dari skor idealnya masing-masing.
Secara teoritis hal itu memberikan gambaran bahuia
variabel motivasi sangat fundamental dalam melandasi ter
107
Pada gilirannya pula, disiplin kerja merupakan dasar bagi
keberhasilan penampilan kerja. Jadi, secara sekuensial ter
jadi urutan sebab akibat antara motivasi sebagai
karakter-istik manusia, dengan disiplin(dalam arti luas), yang dija
barkan ke dalam penampilan kerja yang, dicapainya. Keberha
silan mewujudkan penampilan kerja akan menimbulkan rasa ke
puasan kerja, yang pada gilirannya PMla akan semakin menum
buhkan motivasi ekstrinsik, demikian seterusnya akan terja
di daur ulang yang spiral.
Penampilan kerja tinggi yang dicapai dari pekerjaan
itu sesuai dengan teori Dua Faktor dari Herzberg tentang;
motivasi, yaitu faktor kepuasan kerja dan faktor kesehatan
kerja. Hubungan yang terjadi di antara ketiga variabel di
atas sifatnya berkelanjutan, kalaupun terjadi bahuia motiva
si langsung berpengaruh kepada penampilan kerja hal itu ja
rang terjadi. Yang paling mungkin adalah faktor disiplin
kerja melandasi kepada penampilan kerja yang dicapai.
Guru sedagai pendidik mempunyai motivasi untuk
ber-prestasi, berperilaku pemimpin dalam kelas, berusaha menca
pai hasil kerja sesuai dengan tujuan organisasi sekolah.
Di dalam membahas aspek motivasi,kepuasan kerja,
tanggung-jauiab, disiplin, dan prestasi kerja atau penampilan kerja,
banyak berkenaan dengan teori-teori motivasi dari Herzberg,
McClelland, dan Maslow.
Berdasarkan data hasil penelitian bahuia motivasi
pres-103
tasi kerja sebagai penampilan kerja,menyangkut tentang
teori Dua Faktor. Dari penelitian ditemukan pula bahuia
faktor kondisi tempat kerja berpengaruh pula kepada kepa
da tingkat prestasi kerja. Ujud fisik bangunan gedung se
kolah yang megah bertingkat, kemudahan sarana dan prasara
na belajar mengajar, kebersihan ruang kelas, ruang guru,
kebersihan halaman dengan keasrian taman, hubungan inter
personal, mempunyai pengaruh kepada kenyamanan dan
kele-luasaan kerja,
dan tidak kurang panting
pula
ialah pola
kepemimpinan dan perlakuan Kepala Sekolah. Faktor-faktor
ini sebagai faktor ekstrinsik bagi motivasi kerja,
merupa
kan faktor dissatisfiers (Herzberg). Ternyata bahuia moti
vasi intrinsik
sebagai
motivator, dan motivasi ekstrinsik
sebagai dissatisfier kedua-duanya melandasi kepada kepuas
an kerja.sangat berpengaruh kepada penampilan kerja.
Dengan demikian maka variabel^ (motivasi) hendaknya ter
diri dari aspek intrinsik dan ekstrinsik; dan v.ariabel-X2
(disiplin) hendaknya diartikan sebagai disiplin diri dan
disiplin kerja, pengaruhnya terhadap penampilan kerjatX^).
Secara parsial kedua variabel X^an X2 dari masing
masing sekolah sampel, hubungannya dengan X3 secara
rela-tif kurang, jika dibandingkan dengan secara serempak (mul
tipel) hubungannya dengan X,. Dengan demikian maka penam
pilan kerja yang kuat sangat ditentukan oleh variabel mo
tivasi dan disiplin kerja secara terpadu. Hal ini
Pengaruh penampilan kerja terhadap prestasi bel ajar siswa menunjukkan tingkat keterhubungan yang tidak signifikan untuk sebagian besar sekolah kecuali pada sa
tu sekolah saja, sebagaimana tercantum dalam Tabel-4.12.
Ini membuktikan bahwa tidak terdapat kaitan yang
meyar-kinkan. Dengan kata lain, bahuia penampilan kerja yang
tinggi ternyata tidak ada kaitannya dengan prestasi bel
ajar siswa, tinggi rendahnya prestasi belajar siswa
se-mata-mata,untuk sebagian besar, adalah hasil studi sis
wa sendiri di luar pengaruh penampilan kerja guru.
Tingginya produktivitas yang diraih setiap seko
lah, ditinjau dari dua aspek,yaitu dari aspek penampil
an kerja guru, dan dari aspek prestasi belajar yang di
capai siswa. Tinjauan dari aspek guru dan aspek murid.
Indeks produktivitas penampilan kerja guru yang paling
tinggi dicapai oleh SMA Negeri 2 Bandung dengan tingkat
produktivitas 78/«-( Tabel-4.13). Berarti bahwa sekolah
yang paling produktif adalah SMA Negeri 2 Bandung.
Tingkat produktivitas paling tinggi ditinjau da
ri aspek prestasi belajar, berdasarkan Tabel-4.16 dan
Tabel-4.17 jelas terlihat bahwa SMA Negeri 2 Bandung pu
la yang paling produktif. Hasil uji perbedaan dua
rata-rata prestasi belajar siswa dari masing-masing sekolah
saling diperbandingkan melalui pasangan-pasangan antar
sekolah. Hasil perbandingan melalui pasangan-pasangan
itu menunjukkan bahwa SMA Negeri 2 Bandung memperoleh
110
keunggulan yang paling tinggi di antara sekolah lainnya,
ini berarti bahwa dialah yang paling produktif. Dengan ka
ta lain,SMA Negeri 2 Bandung telah mampu memenuhi harapan
masyarakat untuk menampilkan lulusan yang terbanyak de
ngan kualitas terbaik, dan dengan penampilan kerja guru
yang terbaik pula.
Demikianlah bahasan penelitian ini kami sudahi de
ngan beberapa catatan yang perlu dikemukakan demi
keleng-kapan dan kesempurnaan Tesis ini, di antaranya ialah:
(i)
penelitian studi kasus yang bersifat temporer tahun
ajaran 1985/1986.
(ii). variabel lain di luar ketiga aspek penelitian masih
banyak, dan perlu dipertimbangkan dalam penelitian,
sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih akurat.
Saran-aaran yang patut dikemukakan adalah:
1.Ruang Kepala
Sekolah agar berdekatan dengan ruang guru
agar
komunikasi dan pengawasan lebih intensif dan efektif.
2.0toritas dan wibawa Kepala Sekolah harus dihormati guru
tanpa merasa lebih senior dalam pengalaman kerja dan usia.
3.Penyimpanan berkas dokumen mengenai data (prestasi)siswa
agar diarsipkan menurut klasifikasinya pada suatu tempat
dan terpelihara keutuhannya.
4.Sekali-sekali Kepala Sekolah berkeliling memeriksa
ruang-an kelas untuk memruang-antau berlruang-angsungnya proses belajar meng
ajar.
5.Menyederhanakan prosedur kerja agar terhindar dari
I l l
Sebagai saran terhadap pelaksanaan teknis untuk pe
nelitian lebih Lanjut secara lebih efektif adalah:
1. Alat pengumpul data ternyata tidak cukup melalui instru
men angket semata. Kiranya eksplorasi harus dengan
ob-servasi secara intensif, terus raenerus, khususnya terhadap semua personil edukatif di lapangan yang menyang
kut pengkajian perilaku, sikap mental, dedikasi,kepemim
pinan menejerial, wawasan Nusantara, dan sebagainya.
2. Penggunaan konsep Status Sosial Ekonomi (SSE) baik ter
hadap personiL. edukatif maupun kepada siswa. Aspek ini
erat sekali kaitannya dengan karakteristik pendidikan,terutama kepada sikap motif berprestasi yang berakibat
kepada prestasi dan hasili belajar.
Pokok-pokok saran di atas merupakan sebagian dari sekian
banyak faktor yang sangat berperan dalam Administrasi Pen
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abdul Kodir Munsyi,Dip.Ad.,Ed.,et al.,Pedoman Mengajar,
Blmbingan Praktis untuk Calon Guru, Al Ikhlas,
Surabaya, 1981.
Adam Ibrahim Indrawidjaja MPA.Drs. .Perilaku Organisasi^.
Sinar &aru, Bandung, 1983.
Buchari Zalnun.PR..Manajemen dan Motivasi Balai Aksara, Jakarta, 1984.
Benge, Eugene J..Pokok-pokok Manajemen Modern,
Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta,1983.
Bonnet, Neville, et al..Teaching; Styles and Pupil Progress.
Opem Books Publishing ILtd.,London, 1978.
Darmodihardjo, Prof.DR,Dardjl, Petunjuk Pelaksanaan ten
tang Penqembanqan Sekolah sebaqai~Pusat Kebudayaan
dan Peningkatan Ketahanan Sekolah,
Departemen Pendidikan dan K<ebudayaan,Jakarta, 1982.
Regional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Direk-torat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masya-rakat, IKI.P Bandung, 1983.
Getzels,Jacob W.,et al..Educational Administration as a
Social Process, Harper & Row Publishers, M.ew York, 1968Gibson, R.Oliver, et al.,The School Personnel Administrat
ion. Houughton Mifflin Company, 1985.
Gittson, James L.,et all*, Organisasi dan Manajemen,
Terjemahan Djoerban Wahid SH,
Erlangga,Jakarta,
Hendyat Sutopo,Drs.et al..Penqantar Operasional Pendidikan,
Usaha Nasional,Surabaya,1982.
.Kepemimpinan dan Supervisi
Pendi-dikan,Bina Aksara,Jakarta,1984.
Kae H.Chung/Leon C.Megginson, Organizational Btehaviour,
Harper 4 Row Publishers, New York,1981.Mali,Paul, Improving Total Productivity.
John Wiley 4 Sons, New York,1978.
Marland, Michael, Craft of the Classroom,
(Senii Mengelola Kelas) ,Dahara Prize, Semarang,1985.
Morphet ,Edgar L.,et al..Educational Organization and Ad
ministration, Prentice Hall,Inc.,1982.
1983.
Murdick, Robert G.,et al..Information Systems for Modem
Management, Prentice Hall of India,New Delhi,1985. Nana Syaodih, Drs.et al.,Penqantar Psikologi,Jurusan Bimbingan dan Penyluhan,FIP-IKIP Bandung,1978.
Nasution MA..Prof.DR.S..Metode Research, Jemmars, Bandung, 1982.
Oteng Sutisna.M.Sc.ff.Ed..Prof.DR..Administrasi Pendidikan,
Dasar Teoritis untuk Praktek
Profesional,Angkasa,Ban-dungj,1983.
Palardy, Michael J..Teaching Today,Tasks and Challenges,
McMillan Publishing Co.,Inc.,New York,197/5.
Perrott, Elizabeth, Effective Teaching,
Longman,London,1982.
Poerbakawatja, Prof.DR.Soeoarda.Ensiklopedi Pendidikan,
PT.Gunung Agpng,Jakarta, 1981.
Ravianto.J..Produktivitas dan Manusia Indonesia,
Lembaga Sarana Informasi Usaha dan Produktivitas, Ja
karta, ,1985.
Roestiyah NK.,Dra.,et al..5trateqi Belajar Mengajar,
Bina Aksara, Jakarta, 1985.
Sarwoto.Drs. . Dasaic-dasar Organisasi Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta,1977.
Schlegel,Stuart A..Penelitian Grounded dalam Ilmu-ilmu So
sial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Uniuorsi-tas Sebelas Maret, Surakarta,1986.
Simon, Herbert A., Administrative Behavior,
Terjemahan St Dianjung, Bina Aksara, Jakarta,1982.
Smith,Edward W.,Stanley W.Krouse,Jr, Mark M.Atkinson,
The Educator's Encyclopedia, Prentice Hall Irrc.,
Englewoods Cliffs,Nesw Jersey, 1961.
Smith,Frank, and A.S.Harrison, Principles of Class Teach
ing, McMillan & Co,Ltd.,London,1967.
Siagian MPA,Ph.D.,Sondang P..Sistem Informasi,
Gunung Agung,Jakarta,1973.
,Filsafat Administrasi,
Gunung Agung:,Jakarta, 1977"!
Sokolik,Stanley L.,The Personnel Process: Line and Staff
Dimensions in Managing! People at Work,Scran ton, HaTTnternational Texto"obk,iy70.
Steers,Richard M..Efektivitas Organisasi,
Erlangga, Jakarta,1980.
114
Shrode,William A.,Dan Voich Jr..Organization and Manage
ment; Basic Systems Concepts,
Florida State University,Tallahassee,Florida,1974. Sudjana MiA,M. Sc. , DR., Metoda Statistika,
Tar si to, Ban dung, 198 2.
,Teknik Analisis Regresi dan Korelasi,
Jurusan Statistika, FIPPA-UNPAD,Bandung,1982.
Subroto.Survo.Drs.B.. Dlmensl-dimerrsl Administrasi
PendL-dikan di Sekolah., Bina Aksara,Jakarta,19&4. Suharsini Arikunto.PR;.Prosedur Penelitian,
Bina Aksara, Jakarta, 1986.
Sukmadinata, Nana Syaodih.Drs..Kontribusl Konsep Mengajar
Dan Motif Berprestasi Terhadap Proses Mengajar Dan Hasil Belajar, (Disertasi),
Fakultas Pasca Sarjana,IKIP Bandung, 1983.
Sutermeister,R., People and Productivity,
McGraw Hill Book Company,1976.
Sutopo Juwono,et al..Produktivitas dan Tenaqa Kerja Indo
nesia. Lembaga Sarana Informasi Usaha dan
Produktivi-tas, Jakarta,1985.
Thomas,J.Allan, The Productive School.
John Wiley & Sons,Inc., 1971.
Udai Pareek, Perilaku Organisasi,
Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta,1984.
Vredenbregjb. J. .Metode dan Teknlk Penelitian Masyarakat,
Gramedia, Jakarta, 1983.
Wahjo SumidjiD, Kepemimpinan dan Motivasi,
Ghalia Indonesia, Jakarta, 1985.
Wallen, Norman E..Educational Research,
Wadsworth Publishing Company,Inc.,Calif, 197a.
Weigand,James, Developing Teacher Competencies,
Prentice Hall,Inc.,Englewoods Cliffs, 1971.
William Ouchi, Tfeori 1