• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA SUBPOKOK MATERI IDENTIFIKASI UNSUR KARBON (C) DAN HIDROGEN (H) DALAM SENYAWA HIDROKARBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA SUBPOKOK MATERI IDENTIFIKASI UNSUR KARBON (C) DAN HIDROGEN (H) DALAM SENYAWA HIDROKARBON."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Resha Aditya Wiguna, 2013

NGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA SUBPOKOK MATERI IDENTIFIKASI UNSUR KARBON (C) DAN HIDROGEN (H) DALAM SENYAWA HIDROKARBON

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kimia

Oleh

Resha Aditya Wiguna

0905664

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS

INKUIRI TERBIMBING PADA SUBPOKOK MATERI

IDENTIFIKASI UNSUR KARBON (C) DAN HIDROGEN (H)

DALAM SENYAWA HIDROKARBON

Oleh

Resha Aditya Wiguna

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam

© Resha Aditya Wiguna 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Resha Aditya Wiguna, 2013

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA SUBPOKOK MATERI IDENTIFIKASI UNSUR (C)

DAN (H) DALAM SENYAWA HIDROKARBON

Oleh :

Resha Aditya Wiguna 0905664

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I,

Dra.Gebi Dwiyanti, M. Si NIP.195612061983032002

Pembimbing II,

Drs. Asep Suryatna, M. Si NIP. 196212091987031002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia

(4)
(5)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Subpokok Materi Identifikasi Unsur Karbon (C) dan Hidrogen (H) Dalam Senyawa Hidrokarbon”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada subpokok materi tersebut dan mengetahui kualitas LKS yang dikembangkan berdasarkan penilaian guru, keterlaksanaan praktikum menggunakan LKS dan respon siswa terhadap praktikum menggunakan LKS. Tahap-tahap yang dilakukan pada penelitan ini adalah tahap studi pendahuluan dan tahap pengembangan model yang dibatasi sampai uji coba terbatas. Sumber data pada penelitian ini adalah 10 guru kimia SMA/MA di Kota dan Kabupaten Bandung dan 17 orang siswa kelas X di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, lembar penilaian dan angket. Karateristik LKS yang dikembangkan pada penelitian ini adalah berisikan fenomena yang membimbing siswa untuk merumuskan masalah mengenai identifikasi unsur C dan H pada senyawa hidrokarbon dan berisikan arahan-arahan yang sesuai dengan tahap-tahap inkuiri untuk menuntun siswa melakukan praktikum identifikasi unsur C dan H pada senyawa hidrokarbon. Penilaian guru terhadap LKS yang dikembangkan sangat baik dengan persentase penilaian sebesar 97,84% yang terdiri dari penilaian terhadap kesesuaian dengan standar isi (96%), kesesuaian dengan konsep identifikasi unsur C dan H dalam senyawa hidrokarbon (99,3%), keefektifan kalimat (97,7%), serta tata letak dan perwajahan (98,35%). Tahap-tahap inkuiri dilakukan oleh seluruh kelompok siswa selama kegiatan praktikum (100%) dan keterlaksanaan praktikum dari jawaban siswa terhadap tugas-tugas yang ada pada LKS tergolong sangat baik (81,5%). Respon siswa terhadap praktikum menggunakan LKS yang dikembangkan tergolong baik (75,82%).

(6)

ABSTRACT

This research is titled “Development of Guided Inquiry-Based Student Worksheet in Carbon (C) and Hydrogen (H) Identification Subtopic”. The goal of the research was to develop guided inquiry-based student worksheet in the aforementioned subtopic and to find out the quality if the developed worksheet based on teachers judgment, accomplishment of laboratorium experiment using the worksheet and students responses of laboratory experiment using the worksheet. The research‟s phases were preliminary study and model development phase which was limited to limited try out. Source of research data were 10 High School chemistry teacher in Bandung city. Research instruments were observation sheet, evaluation sheet and questionnaire. The characteristics of worksheet developed in the research contained a phenomenon that guides student to identify problems in C and H element identification in hydrocarbon compounds and contained instructions suitable with inquiry phases to guide the students in doing the experiment C and H element identification in hydrocarbon compounds. The evaluation of designated teacher of the developed student worksheet were very good with score percentage of 97,84% consisted of evaluation of the suitability with Content Standard (96%), suitability with the concept „identification of C and H elements in hydrocarbon compounds‟ (99,3%), the effectiveness of sentences, (97,7%) and layout and appearance (98,35%). All inquiry phases were conducted by all groups of students (100%) and accomplishment based on students‟ answer of the tasks in the worksheet were found very good (81,5%). Students‟ responses of the experiments using the developed worksheet are found good (75, 82%).

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... 4

C. Pembatasan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat penelitian... 5

F. Struktur Organisasi... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8

A. Metode Praktikum... 8

B. Pembelajaran Berbasis Inkuiri... 9

C. Lembar Kerja Siswa (LKS)... 13

D. Materi Identifikasi Unsur Karbon (C) Dan Hidrogen (H) Pada Senyawa Hidrokarbon... 17

E. Penelitian Terkait... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 21

A. Lokasi Dan Subjek Penelitian... 21

B. Metode Penelitian... 21

(8)

D. Langkah-langkah Penelitian... 24

E. Definisi Operasional... 27

F. Instrumen Penelitian... 28

G. Prosedur Pengolahan Data... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 34

A. Hasil Temuan Penelitian Pada Tahap Studi Pendahuluan... 34

B. Hasil Temuan Penelitian Pada Tahap Pengembangan Model... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 70

A. Kesimpulan... 70

B. Saran... 71

DAFTAR PUSTAKA... 72

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam ilmu kimia ada dua hal yang tidak dapat terpisahkan, yaitu kimia

sebagai produk dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Kimia sebagai produk

artinya ilmu kimia dihasilkan dari sejumlah temuan ilmuwan yang berupa fakta,

konsep, prinsip, hukum, dan teori. Sedangkan kimia sebagai proses artinya ilmu

kimia didapatkan dari proses kerja ilmiah. Dengan adanya kerja ilmiah dapat

melatih siswa bersikap jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerjasama

dengan orang lain.

Salah satu subpokok materi yang harus dipelajari untuk mencapai Standar

Kompetensi 4 (memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan

senyawa makromolekul) dan Kompetensi Dasar 4.1 (mendeskripsikan kekhasan

atatom karbon dalam membentuk senyawa hidrokarbon) pada Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) di kelas X SMA/MA antara lain identifikasi unsur

karbon (C) dan hidrogen (H) pada senyawa hidrokarbon yang dipelajari di

semester dua. Materi ini perlu dipelajari pada proses pembelajaran kimia karena

dapat mengembangkan sikap ilmiah siswa. Ketika siswa mengidentifikasi artinya

siswa juga dilatih untuk dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan

metode ilmiah. Menurut Utomo (2011) siswa harus dilibatkan ke dalam

pengalaman yang difasilitasi oleh guru dengan melibatkan pikiran, emosi,

sehingga belajar menjadi menyenangkan dan menantang serta mendorong

prakarsa siswa.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mempelajari subpokok

materi identifikasi unsur karbon (C) dan hidrogen (H) dalam senyawa hidrokarbon

yang dapat mengembangkan sikap ilmiah dan memperoleh pengalaman dalam

menerapkan metode ilmiah adalah metode praktikum atau eksperimen. Dalam

pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum, siswa melakukan

pengujian hipotesis dengan merancang percobaan, mengumpulkan data, mengolah

dan menafsirkan data, serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan

(10)

2

kegiatan siswa ketika melakukan suatu percobaan tentang suatu hal,

mengamati prosesnya, serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian

hasil pengamatan itu disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru.

Dengan metode ini memungkinkan siswa berkesempatan menemukan

pemecahan masalahnya sendiri dan memikirkan penjelasan berdasarkan hasil

percobaannya.

Berdasarkan survei lapangan yang dilakukan pada 10 SMA di Kota dan

Kabupaten Bandung, umumnya penerapan metode praktikum pada subpokok

materi identifikasi unsur C dan H dalam senyawa hidrokarbon jarang dilakukan

karena sejumlah keterbatasan yang ada di sekolah, seperti kurangnya alat dan

bahan yang tersedia di sekolah serta kurangnya waktu persiapan untuk kegiatan

praktikum. Untuk sekolah yang melakukan praktikum, digunakan bahan ajar

yang mendukung dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode

praktikum yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS). Dari survei ini diketahui LKS

yang digunakan untuk menuntun siswa melakukan praktikum umumnya

menggunakan LKS yang berbentuk cookbook. Dalam LKS ini biasanya guru

sudah memberikan tujuan eksperimen beserta prosedur kerja yang terperinci

langkah demi langkahnya, sehingga siswa hanya aktif pada saat kegiatan inti

eksperimen. Menurut Dahar dan Liliasari (1986) melalui eksperimen seperti ini

siswa tidak dibina untuk melakukan langkah-langkah keterampilan proses sains

sehingga pembelajaran yang dilakukan siswa menjadi tidak bermakna. Selain

siswa mendapatkan keterampilan tangan (hands-on) melalui kegiatan

praktikum tetapi harus dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya

(minds-on). Sejalan dengan hal tersebut, menurut Sastrawijaya (1988) sebaiknya

digunakan metode eksperimen berbasis inkuiri di laboratorium agar

pembelajaran yang dialami siswa lebih baik karena menggunakan prosedur

yang berpusat pada siswa.

Inkuiri yang dalam bahasa Inggris adalah inquiry, berarti pertanyaan,

atau pemeriksaan, penyelidikan. Strategi inkuiri berarti suatu rangkaian

kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa

(11)

3

mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya (Gulo, 2002). Penerapan dari

strategi ini bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap

ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup.

Menurut Eggen dan Kauchack (dalam Amri, 2010) tahap-tahap inkuiri yang

harus ditempuh siswa adalah merumuskan masalah atau permasalahan,

merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis membuat

kesimpulan.

Menurut Ruwanti (2009) dengan menggunakan pembelajaran berbasis

inkuiri melalui metode eksperimen yang efektif dapat meningkatkan motivasi

dan prestasi belajar siswa. Menurut Xu dan Talanquer (2012) dengan

menggunakan inkuiri terbimbing kegiatan praktikum siswa lebih bersifat

eksplorasi bila dibandingkan dengan tingkat inkuiri lebih rendah yaitu inkuiri

terstruktur karena guru memberikan prosedur praktikum kepada siswanya.

Sejalan dengan hal tersebut, menurut Beck (2012) dengan menerapkan

pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing pada kegiatan praktikum akan

meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan tingkat keterlibatan siswa yang

tinggi selama kegiatan praktikum berlangsung. Sehingga dapat dikatakan

pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing efektif untuk meningkatkan

keterlibatan siswa dalam kegiatan praktikum. Namun hal ini juga berarti

dibutuhkan panduan tertentu untuk memfasilitasi interaksi siswa sehingga

didapatkan hasil yang optimal. Panduan yang dimaksud adalah LKS berbasis

inkuiri terbimbing yang disusun dengan berdasarkan pada tahap-tahap inkuiri,

yaitu merumuskan masalah atau permasalahan, merumuskan hipotesis,

mengumpulkan data, menguji hipotesis dan membuat kesimpulan.

Untuk menghasilkan LKS yang baik, prosedur praktikum yang

digunakan untuk membuat LKS tersebut haruslah sudah teroptimasi dengan

baik pula. Sebelumnya sudah dilakukan penelitian terhadap prosedur

praktikum identifikasi unsur karbon (C) dan hidrogen (H) oleh Alifiani (2011).

Hasilnya kelayakan prosedur berdasarkan efesiensi waktu, respons siswa

terhadap kemudahan dalam memahami prosedur praktikum dan pelaksanaan

(12)

4

Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Subpokok Materi Identifikasi Unsur Karbon (C) Dan Hidrogen (H) Dalam Senyawa Hidrokarbon”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Penelitian ini secara umum mengkaji mengenai pengembangan

Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis inkuiri terbimbing pada subpokok materi

identifikasi unsur karbon (C) dan Hidrogen (H) dalam senyawa hidrokarbon.

Namun sebelum peneliti mengembangkan LKS ini, peneliti mengkaji terlebih

dahulu karateristik LKS yang digunakan di sekolah-sekolah kemudian baru

mengembangkan LKS berbasis inkuiri terbimbing. Pengembangan yang

dilakukan dalam hal ini yaitu membuat LKS yang mengacu kepada strategi

inkuiri yaitu merumuskan masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan data,

menguji hipotesis dan merumuskan kesimpulan. Setelah itu, LKS ini dinilai

oleh guru-guru dari berbagai aspek penilaian serta diuji cobakan kepada siswa

untuk melihat keterlaksanaan dari penggunaan LKS tersebut dalam pratikum

yang dilakukan, dan untuk mengetahui respon siswa ketika menggunakan

LKS berbasis inkuiri terbimbing dalam melakukan percobaan.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah secara umum untuk penelitian ini adalah “Bagaimana LKS berbasis inkuiri terbimbing pada subpokok materi identifikasi unsur karbon (C) dan hidrogen

(H) dalam senyawa hidrokarbon?”

Adapun subrumusan masalahnya yaitu:

1. Bagaimana karateristik LKS berbasis inkuiri terbimbing pada subpokok

materi identifikasi unsur karbon (C) dan hidrogen (H) dalam senyawa

hidrokarbon?

2. Bagaimana penilaian guru terhadap LKS berbasis inkuiri terbimbing pada

subpokok materi identifikasi unsur karbon (C) dan hidrogen (H) dalam

(13)

5

3. Bagaimana tingkat keterlaksanaan praktikum dengan menggunakan LKS

berbasis inkuiri terbimbing pada subpokok materi identifikasi unsur

karbon (C) dan hidrogen (H) dalam senyawa hidrokarbon?

4. Bagaimana respon siswa terhadap praktikum menggunakan LKS berbasis

inkuiri terbimbing pada pada subpokok materi identifikasi unsur karbon

(C) dan hidrogen (H) dalam senyawa hidrokarbon?

C. Pembatasan Masalah

1. Dalam penelitian ini pengembangan LKS praktikum berbasis inkuiri

dilakukan dengan uji model terbatas.

2. Uji pengembangan LKS praktikum berbasis inkuiri yang dilakukan adalah

dengan memperoleh hasil penilaian guru terhadap LKS yang

dikembangkan, uji keterlaksanaan praktikum serta tanggapan siswa

terhadap praktikum dan LKS yang digunakan.

3. Tingkat keterlaksanaan praktikum didapatkan dari keterlaksanaan siswa

melakukan tahap-tahap inkuiri selama kegiatan praktikum dan jawaban

siswa terhadap tugas-tugas yang ada pada LKS.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan Lembar Kerja Siswa

(LKS) berbasis inkuiri terbimbing pada subpokok materi identifikasi unsur

karbon (C) dan hidrogen (H) dalam senyawa hidrokarbon dan mengetahui

kualitas LKS berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan pada subpokok

materi tersebut.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru kimia untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis

(14)

6

unsur karbon (C) dan hidrogen (H) dalam senyawa hidrokarbon. Penelitian

ini pun diharapkan dapat dijadikan acuan dalam pembuatan LKS berbasis

inkuiri pada materi lain.

2. Peneliti lain

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan terhadap

pengembangan LKS berbasis inkuiri.

3. Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan sikap ilmiah dan berfikir

kritis siswa serta membuat tingkat keterlibatan siswa dalam proses

pembelajaran meningkat.

F. Struktur Organisasi

Skripsi ini terdiri dari lima bab beserta daftar pustaka dan

lampiran-lampiran. Bab pertama yaitu pendahuluan berisikan mengenai alasan

penelitian ini dilakukan serta tujuan dan manfaat dari penelitian ini. Bab

kedua yaitu kajian pustaka berisikan mengenai teori-teori yang melandasi

penelitian ini serta mengkaji penelitian terdahulu yang terkait dengan

penelitian yang dilakukan. Bab ketiga yaitu metode penelitian berisikan

mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini, instrumen

yang digunakan serta teknik pengolahan data dari instrumen yang digunakan.

Bab keempat yaitu hasil penelitian dan pembahasan yang berisikan hasil

penelitian dan pembahasan dari tahap studi pendahuluan dan tahap

pengembangan model. Bab kelima berisikan kesimpulan mengenai

pengembangan LKS berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan dan

saran untuk penelitian lebih lanjut. Kemudian daftar pustaka berisi rujukan

yang digunakan dalam penelitian ini dan lampiran-lampiran yang ada dalam

penelitian ini.

Setiap bab yang disajikan terbagi lagi kedalam bagian. Bab I yaitu

Pendahuluan terdiri dari: latar belakang penelitian, identifikasi dan

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur

(15)

7

pembelajaran inkuiri, Lembar Kerja Siswa (LKS), materi identifikasi unsur C

dan H dalam senyawa hidrokarbon dan penelitian-penelitian sebelumnya

yang terkait dengan penelitian ini. Bab III yaitu Metode Penelitian terdiri

dari: lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, alur

penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian dan teknik pengumpulan

data. Bab IV yaitu Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari: hasil

peneltian dan pembahasan pada tahap studi pendahuluan dan pada tahap

pengembangan model. Dan bab V yaitu Kesimpulan dan Saran terdiri dari

(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi dari penelitian ini dilakukan pada salah satu SMA Negeri di Kota

Bandung yang melibatkan 17 orang siswa kelas X dan 10 orang guru kimia yang

mengajar SMA negeri maupun swasta di Kota dan Kabupaten Bandung.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

pengembangan. Dengan tahap-tahap penelitian:

1. Studi pendahuluan

2. Pengembangan model

3. Uji model

Penelitian ini dibatasi hingga tahap pengembangan model. Ada dua langkah

yang dilakukan pada tahap tersebut yaitu langkah uji coba terbatas dan uji

coba lebih luas. Namun pada penelitian ini dibatasi sampai langkah uji coba

terbatas. Menurut Sukmadinata (2012) ada dua metode yang digunakan untuk

melaksanakan tahap-tahap tersebut, yaitu metode deskriptif pada tahap studi

pendahuluan dan metode evaluatif pada tahap pengembangan model. Pada

tahap studi pendahulan dilakukan langkah studi kepustakaan, survei lapangan,

penyusunan Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan penyusunan

produk awal. Pada tahap pengembangan model yang dilakukan sampai tahap

uji coba terbatas dilakukan langkah uji keterlaksanaan praktikum

menggunakan LKS yang dikembangkan, pengumpulan penilaian guru, dan

(17)

22

C. Alur penelitian

Untuk memperjelas langkah-langkah penelitian yang dilakukan, maka

langkah-langkah tersebut digambarkan melalui alur penelitian pada Gambar 3.1

(18)

ø

Kajian LKS praktikum identifikasi unsur C dan H dalam senyawa hidrokarbon yang beredar di buku-buku dan LKS atau modul

pembelajaran

Analisis kondisi praktikum dan LKS identifikasi unsur C dan H dalam senyawa hidrokarbon di sekolah

Penyusunan Lembar Kerja Siswa

(LKS)berbasisInkuiri terbimbing

Penyusunan Instrumen Penelitian :

1. Lembar Observasi keterlaksanaan

2. Pedoman jawaban tugas LKS

3. Lembarpenilaian guru

4. Angket respon siswa

Validasi oleh Dosen Pembimbing

LKS hasil validasi 1 Instrumen hasil validasi

Validasi oleh dosen ahli Penilaian Guru Uji keterlaksanaan Praktikum

berbasis Inkuiri identifikasi unsur C dan H dalam

senyawa hidrokarbon (Alifiani, 2011)

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Perbaikan

Perbaikan Analisis Standar Isi mengenai

subpokok materi identifikasi unsur C dan H dalam senyawa

hidrokarbon

(19)

24

D. Langkah-langkah Penelitian 1. Studi Pendahuluan

Menurut Sukmadinata (2012) tahap ini terdiri atas tiga langkah, pertama

studi kepustakaan, kedua survai lapangan, dan ketiga penyusunan produk awal

atau draf model.

a. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan diperlukan untuk mengetahui langkah-langkah

yang paling tepat dalam pengembangan suatu produk. Pada tahap ini,

peneliti melakukan kajian LKS praktikum identifikasi unsur karbon (C) dan

hidrogen (H) dalamsenyawa hidrokarbon yang ada di buku-buku kimia kelas

X serta dengan mengkaji prosedur praktikum identifikasi unsur C dan H

pada senyawa hidrokarbon yang sebelumnya telah dibuat oleh Alifiani

(2011).

b. Survei Lapangan

Survei lapangan dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai

keterlaksanaan praktikum kimia di SMA/MA dan pelaksanaan praktikum

pada subpokok materi identifikasi unsur karbon (C) dan hidrogen (H) dalam

senyawa hidrokarbon. Survei lapangan ini dilakukan ke sepuluh SMA/MA

di Kota dan Kabupaten Bandung.

c. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Sebelum menyusun produk awal yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS)

peneliti terlebih dahulu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Menurut BSNP (2007) RPP harus disusun secara lengkap dan sistematis agar

pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

(20)

25

Hal ini peneliti lakukan agar nantinya LKS yang dikembangkan dapat

menunjang tercapainya tujuan dari pembelajaran yang dibuat dalam RPP.

Adapun tujuan pembelajaran tersebut yaitu siswa dapat mengidentifikasi

unsur C dan H pada senyawa hidrokarbon melalui percobaan.

d. Penyusunan Produk Awal

Penyusunan produk awal berpegang pada data yang didapat dari

survai lapangan dan mengacu pada dasar-dasar teori atau konsep yang

disimpulkan dari hasil studi kepustakaan (Sukmadinata, 2012) dan tujuan

pembelajaran dalam RPP. Tahap ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu

penyusunan LKS berbasis inkuiri, penyusunan instrument penelitian (angket

respons siswa, lembar penilaian guru, penilaian jawaban siswa terhadap

tugas-tugas yang ada pada LKS dan lembar observasi keterlaksanaan

praktikum), validasi LKS dan instrumen oleh dosen pembimbing kemudian

hasil validasi LKS dari dosen pembimbing divalidasi oleh dosen ahli.

Adapun penjelasan dari setiap tahap yang dilakukan tertera sebagai berikut.

1) Penyusunan LKS berbasis Inkuiri

Setelah mengkaji prosedur praktikum yang sebelumnya telah

dioptimasi oleh Alifiani (2011), selanjutnya peneliti mulai merancang

Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan syarat-syarat pembuatan

LKS yang baik yaitu memenuhi syarat-syarat didaktik, konstruksi dan

teknik. Adapun penyusunan LKS ini mengacu kepada langkah-langkah

pembelajaran inkuiri yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan

hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan merumuskan

kesimpulan. Sehingga dibuat LKS berbasis inkuiri terbimbing yang

berisikan fenomena yang menyiratkan siswa untuk menemukan masalah

mengenai identifikasi unsur C dan H pada senyawa hidrokarbon dan

arahan-arahan yang sesuai dengan tahap-tahap inkuiri untuk menuntun

siswa melakukan praktikum identifikasi unsur C dan H pada senyawa

(21)

26

Sebelum diujicobakan pada siswa, sebelumnya LKS divalidasi

terlebih dahulu oleh dosen pembimbing. Proses ini dilakukan untuk

mengkoreksi LKS yang telah disusun sebelumnya dan

hasilnyadigunakansebagaiacuandalam proses revisi. Validasi

selanjutnya dilakukan tiga dosen ahli, yang bertujuan untuk menilai

rancangan LKS yang sebelumnya telah dibuat.

2) Pembuatan Instrumen penelitian

Instrumen yang dibuat dalam penelitian ini yaitu lembar

observasi keterlaksanaan praktikum berbasis inkuiri, pedoman penilaian

jawaban siswa terhadap tugas-tugas yang ada pada LKS, angket respon

siswa danlembar penilaian guru. Lembar observasi keterlaksanaan

praktikum dibuat untuk mengetahu sejauh mana siswa melakukan

tahap-tahap inkuiri dalam kegiatan praktikum. Penilaian jawaban siswa

terhadap tugas-tugas yang ada pada LKS dibuat untuk menilai

kesesuaian jawaban siswa dengan kebenaran konsep yang ada. Angket

respon siswa ditujukkan untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa

terhadap penggunaan LKS berbasis inkuiri pada pelaksanaan praktikum

dan ketertarikan siswa mempelajari materi identifikasi unsur karbon (C)

dan hidrogen (H) dalam senyawa hidrokarbon. Adapunlembar penilaian

guru dibuat untuk mengetahui penilaian guru terhadap LKS yang

dikembangkan.

2. Pengembangan Model

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan tahap pengembangan model

adalah pengembangan LKS berbasis inkuiri yang hanya dilakukan hingga uji

coba terbatas. Kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan LKS berbasis

(22)

27

1. Uji keterlaksanaan praktikum menggunakan LKS berbasis inkuiri

Uji keterlaksanaan praktikum dilakukan dengan uji coba terbatas.

Tingkat keterlaksanaan praktikum dengan menggunakan LKS yang

dikembangkan dilihat dari keterlaksanaan tahap-tahap inkuiri yang dilakukan

oleh kelompok siswa dan jawaban siswa terhadap tugas-tugas yang ada pada

LKS. Pada keterlaksanaan tahap-tahap inkuiri, siswa dibagi dalam beberapa

kelompok dan melakukan praktikum identifikasi unsur karbon (C) dan

hidrogen (H) dalam senyawa hidrokarbon menggunakan LKS berbasis

inkuiri yang dikembangkan. Setiap kelompok diobservasi oleh satu orang

observer. Dalam mengobservasi keterlaksanaan tahap-tahap inkuiri dengan

menggunakan LKS berbasis inkuiri yang dikembangkan, observer diberi

lembar observasi ketika pembelajaran sedang berlangsung.

2. Pengumpulan penilaian guru

Penilaian guru dilakukan untuk memperoleh tanggapan dan saran

dalam perbaikan LKS yang dikembangkan.

3. Pengumpulan respon siswa

Setelah melakukan praktikum, siswa diminta untuk merespon

pertanyaan dalam bentuk angket. Respon tersebut digunakan untuk

mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS berbasis inkuiri

dalam praktikum dan terhadap materi identifikasi unsur karbon (C) dan

hidrogen (H) dalam senyawa hidrokarbon.

E. Definisi Operasional

1. Pengembangan adalah usaha sadar yang dilakukan untuk mencapai tujuan

yang diinginkan agar lebih sempurna daripada sebelumnya (Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 1989).

2. Metode praktikum adalah cara penyajian pelajaran, dengan pelaksanaan

percobaan sehingga siswa dapat mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu

(23)

28

3. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran yang berisi tugas

dalam bentuk pertanyaan dan masalah yang harus dijawab dan dipecahkan

siswa (Prastowo, 2011).

4. Inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi

dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban

atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan

menggunakan kemampuan berfikir kritis dan logis (Amri dan Ahmadi, 2010).

5. Inkuiri terbimbing adalah kegiatan inkuiri dengan guru hanya menyediakan

masalah untuk diteliti serta alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan

percobaan. Sedangkan siswa harus membuat prosedurnya sendiri untuk

menyelesaikan masalah tersebut (Colburn, 2000)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi,

lembar penilaian guru, lembar penilaian jawaban siswa terhadap tugas-tugas

yang ada pada LKS dan angket respon siswa.

1. Lembar Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara

mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap

kegiatan yang sedang berlangsung. Lembar observasi ini berisi identitas

pencatat observasi, identitas individu-individu yang diamati serta butir-butir

pokok kegiatan yang akan diobservasi (Sukmadinata, 2012).Dalam

penelitian ini, lembar observasi digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan

tahap-tahap inkuiri pada praktikum menggunakan LKS berbasis inkuiri

terbimbing.

2. Lembar Penilaian Jawaban Siswa

Lembar penilaian jawaban siswa terhadap tugas-tugas yang ada pada

LKS ini dibuat untuk menilai jawaban siswa terhadap tugas-tugas yang

(24)

29

membuat dan merancang tahap-tahap kegiatan inkuiri seperti merumuskan

rumusan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji

hipotesis dan merumuskan kesimpulan.

3. Lembar Penilaian Guru

Lembar penilaian guru digunakan sebagai alat pengumpul data untuk

mengetahui penilaian guru terhadap LKS inkuiri yang dikembangkan.

Lembar penilaian ini terdiri dari penilaian guru terhadap keefektifan kalimat

dalam LKS, tata letak dan perwajahan LKS, dan kesesuaian LKS dengan

tahap-tahap inkuiri.Lembar Penilaian ini dilengkapi dengan indikator

penilaian dan petunjuk cara pengisiannya.

4. Angket

Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan

data secara tidak langsung. Angket ini berisi sejumlah pertanyaan atau

pernyataan yang harus dijawab oleh responden (Sukmadinata, 2012).

Responden dalam hal ini adalah siswa.

Dalam penelitian ini, angket respon siswa bertujuan untuk

mengetahui tanggapan siswa terhadap pelaksanaan praktikum dengan

menggunakan LKS inkuiri yang dikembangkan dan pendapat mengenai

ketertarikan siswa mempelajari meteri identifikasi unsur karbon (C) dan

hidrogen (H) pada senyawa hidrokarbon itu sendiri .

G. Prosedur Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang diperoleh dari uji coba terbatas adalah sebagai

berikut :

1. Pengolahan Data dari Lembar Observasi

Adapun tahapan dari pengolahan data yang diperolah adalah sebagai berikut.

a. Menberikan Skor

Berikut ini adalah kriteria skor yang mungkin diberikan pada

(25)

30

Kedua kriteria skor tersebut adalah :

Tabel 3.1. Kriteria Rubrik Pemberian Skor Lembar Observasi

Skor Rubrik Pemberian Skor

1 Kelompok siswa melaksanakan tahap-tahap inkuiri

0 Kelompok siswa tidak melaksanakan tahap-tahap inkuiri

b. Menghitung Presentase skor

1) Menentukan skor setiap kelompok siswa sesuai dengan aspek yang

dinilai

2) Menjumlahkan skor seluruh kelompok pada setiap aspek penilaian

tahap-tahap inkuiri.

3) Menentukan skor maksimal yang didapatkan kelompok siswa jika

kelompok siswa melaksanakan semua tahap-tahap inkuiri

Skor maksimal = bobot nilai maksimal x banyaknya kelompok yang

diobervasi

4) Menentukan presentase keterlaksanaan seluruh kelompok pada setiap

aspek penilaian

5) Menghitung rata-rata persentase keterlaksanaan praktikum

menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing oleh seluruh kelompok

Rata-rata persentase keterlaksanaan praktikum

c. Penafsiran Skor

Digunakan untuk mengetahui kriteria keterlaksanaan praktikum

(26)

31

Tabel 3.2 Kriteria Interpretasi Skor

Rentang Persentase Kategori

0% - 20% Sangat Lemah

21% - 40% Lemah

41% - 60% Cukup

61% - 80% Kuat

81% - 100% Sangat Kuat

(Riduwan, 2007)

2. Pengolahan data dari Lembar penilaian jawaban siswa terhadap tugas-tugas yang ada pada LKS

a. Memberikan skor setiap kelompok siswa sesuai dengan jawaban

tugas-tugas yang ada pada LKS.

b. Mengolah skor

1) Menjumlahkan skor semua jawaban tugas-tugas yang ada pada LKS

yang dijawab masing-masing kelompok siswa.

2) Menentukan skor maksimum ( jika siswa menjawab sesuai dengan

jawaban yang diharapkan)

3) Menentukan presentase skor dari setiap aspek yang dinilai

4) Menghitung rata-rata persentase penilaian jawaban siswa terhadap

tugas-tugas yang ada pada LKS

d. Penafsiran Skor

Untuk menafsirkan persentase skor yang diperoleh, maka digunakan

(27)

32

3. Pengolahan Data dari Angket Respon Siswa

Tahapanpengolahan data dariangketresponssiswaadalahsebagaiberikut:

a. Memberikan skor dengan menggunakan Skala Likert

Angket respons siswa yang dibuat menggunakan pernyataan positif

seluruhnya dengan rentang Skala Likert yaitu skor 4 untuk pernyataan

Sangat Setuju (SS), skor 3 untuk pernyataan Setuju (S), skor 2 untuk

pernyataan Tidak Setuju (TS), dan skor 1 untuk pernyataan Sangat Tidak

Setuju (STS).

b. Mengolah skor

5) Menentukan skor setiap siswa sesuai dengan nomor item pernyataan

(SS, S, TS dan STS)

6) Menjumlahkan skor semua siswa sesuai dengan nomor item pernyataan

7) Menentukan skor maksimum ( jika siswa memilih SS)

8) Menentukan presentase skor setiap nomor item pertanyaan

9) Menghitung rata-rata persentase respon siswa terhadap praktikum

menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing

Rata-rata persentase respon siswa

e. Penafsiran Skor

Untuk menafsirkan persentase respon siswa terhadap praktikum

menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing, maka digunakan kriteria

(28)

33

4. Pengolahan Data dari Lembar Penilaian guru

Tahapan pengolahan data dari penilaian guru adalah sebagai berikut:

a. Memberikan skor pada jawaban setiap nomor item

Pemberian skor pada lembar penilaian ini disesuaikan dengan pernyataan

untuk setiap indikator penilaian. Pemberian skor penilaian guru tertera pada

Tabel 3.3

Tabel 3.3 Pemberian Skor Penilaian Guru

Pernyataan Skor

Sesuai/Logis/Tepat/Terkait/Jelas 1

Tidak Sesuai/Tidak Logis/Tidak Tepat/Tidak Jelas 0

b. Mengolah skor

1) Menjumlahkan skor semua respondenpada setiap komponen yang

dianalisis

2) Menentukan skor maksimum

3) Menentukan presentase skor setiap indikator

4) Menghitung rata-rata persentase penilaian guru terhadap praktikum

menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing

Rata-rata persentase penilaian guru

c. Penafsiran Skor

Untuk menafsirkan persentase penilaian guru terhadap LKS inkuri terbimbing

yang diperoleh, maka digunakan kriteria interpretasi skor yang tertera pada

(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada penelitian ini, maka diperolah

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Karateristik LKS yang dikembangkan pada penelitian ini adalah sebagai

berikut.

a. Berisikan fenomena yang membimbing siswa untuk merumuskan

masalah mengenai identifikasi unsur C dan H pada senyawa

hidrokarbon.

b. Berisikan arahan-arahan yang sesuai dengan tahap-tahap inkuiri

untuk menuntun siswa melakukan praktikum identifikasi unsur C dan

H pada senyawa hidrokarbon.

2. Penilaian guru terhadap LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang

dikembangkan pada subpokok materi identifikasi unsur C dan H dalam

senyawa hidrokarbon sangat sesuai dengan standar isi, sangat sesuai

dengan konsep identifikasi unsur C dan H pada senyawa hidrokarbon,

penggunaan kalimat dalam LKS sudah sangat efektif dan memiliki tata

letak dan perwajahan LKS yang sangat baik.

3. Seluruh kelompok siswa melaksanakan tahap-tahap inkuiri selama

kegiatan praktikum menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing yang

dikembangkan dan keterlaksanaan praktikum dari jawaban siswa

terhadap tugas-tugas yang ada pada LKS berbasis inkuiri terbimbing

yang dikembangkan pada subpokok materi identifikasi unsur C dan H

dalam senyawa hidrokarbon tergolong sangat baik.

4. Respon siswa terhadap praktikum menggunakan LKS berbasis inkuiri

terbimbing pada subpokok materi identifikasi unsur C dan H dalam

(30)

71

B. Saran

Berdasarkan temuan dan pembahasan terdapat beberapa saran yang

dapat peneliti kemukakan yaitu sebagai berikut.

1. Perlu diperbaikinya fenomena yang terdapat pada LKS agar seluruh

siswa dapat menemukan masalah yang tersirat pada fenomena, sehingga

akan mempermudah dalam merumuskan masalah dan membuat hipotesis.

2. Perlu pengembangan lanjutan pada tahap pengembangan model terhadap

lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing pada subpokok materi

identifikasi unsur C dan H dalam senyawa hidrokarbon agar penggunaan

produk ini bisa benar-benar teruji efektifitasnya dalam pembelajaran

kimia.

3. Perlu dikembangkan LKS berbasis inkuiri pada pokok bahasan lainnya

agar lebih banyak lagi LKS yang dapat menunjang proses pembelajaran

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Alifiani, Fitri. (2011). Pengembangan Prosedur Praktikum Identifikasi Unsur Karbon (C) Dan Hidrogen (H) Pada Senyawa Hidrokarbon. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Amri, S., dan Ahmadi, I. K. (2010). Proses Pembelajaran : Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

Anitah, S. (2007). Strategi Pembelajaran Kimia. Jakarta : Universitas Terbuka.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Mata pelajaran Kimia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA). Jakarta: BSNP.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta : BSNP.

Beck, K. (2012). The Effect of Guided Inquiry Chemistry Labs On Student Engagement. Tesis Master pada Caroll University Waukesha, Wisconsin: tidak diterbitkan.

Colburn, A. (2000). “ An Inquiry Primer”. Science Scope. 23, (6), 42–44.

Dahar, R.W., dan Liliasari. (1986). Pengelolaan Pengajaran Kimia. Jakarta: Univerrsitas Terbuka, Depdikbud.

Djamarah, S. B., dan Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

(32)

73

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2006). Pengembangan Bahan Ajar. [Online]. Tersedia: http://www.dikti.go.id/files/atur/KTSP-SMK/11.ppt [23 November 2012].

Fay et al. (2007). “A Rubric to Characterize Inquiry In The Undergraduate Chemistry Laboratory”. Chemistry Education Research and Practice. 8, (2), 212-219.

Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.

Hidayati, L. (2012). “Mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) Sederhana

Buatan Sendiri”. Makalah pada Widyaiswara Muda pada Balai Diklat Keagamaan, Padang.

Hofstein, A. (2004). “The Laboratory In Chemistry Education: Thirty Years Of

Experience With Developments, Implementation, And Research”. Chemistry Education Research and Practice. 5, (3), 2 4 7 - 2 6 4.

Johnstone, A.H., dan Al-Shuaili, A. “Learning in the Laboratory: Some Thoughts from the Literature”. Journal of U.Chem.Ed. 5, 4 2 - 5 1.

NCERT. (2005). Chemistry Part II. New Delhi: National Council of Educational Research and Training.

Prastowo, A. (2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press

Riduwan. (2007). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

(33)

74

Ruwanti, E.R. (2009). Penggunaan Pendekatan Inquiri Melalui Metode Demonstrasi dan Eksperimen dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V pada Mata Pelajaran IPA di MI Miftahul Ulum Sidorejo Malang. [Online]. Tersedia: http:// lib.uin malang.ac.id/index.php/ekonomi /article/view/216/ps_119.html. [29 Juni 2013]

Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sastrawijaya, Tresna. (1988). Proses Belajar Mengajar Kimia. Jakarta: Depdiknas.

Sukmadinata, N. S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Suyanti, R. D. (2010). Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Utami, Budi, et al. 2009. Kimia : Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Widjajanti, Endang. (2008). “Kualitas Lembar Kerja Siswa”. Makalah pada Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat, Yogyakarta.

Gambar

Tabel 3.1. Kriteria Rubrik Pemberian Skor Lembar Observasi Skor Rubrik Pemberian Skor
Tabel 3.2 Kriteria Interpretasi Skor
Tabel 3.3 Tabel 3.3 Pemberian Skor Penilaian Guru Pernyataan

Referensi

Dokumen terkait

Kemampuan public speaking yang baik sangat membantu untuk menjadi. seorang comic

“Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi, Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi, Kepercayaan Atas Sistem Informasi Akuntansi, dan Kesesuaian Tugas pada Kinerja

(1) Pegawai Negeri Sipil yang melanggar salah satu atau lebih kewajiban/ketentuan Pasal 2 ayat (1),ayat (2),Pasal 3 ayat (1), Pasal 4 ayat (1),Pasal l4,tidak melaporkan

Catuan rectifier adalah suatu rangkaian elektronik yang berfungsi mengubah masukan daya AC ke dalam daya DC sebelum mengubah tegangan dengan frekuensi tinggi DC/DC convertor. Di

Seluruh dosen dan staf pengajar di Fakultas Ilmu Budaya khususnya Program Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis

Perancangan dan pembuatan rangkaian alarm pengaman kotak penyimpan obat sablon ini, bertujuan untuk mengatasi masalah yang timbul karena kelalaian yang mungkin terjadi dalam

Analisis Visual Kriya Rotan Desa Leuwilaja Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. Tim Penyusun

Berdasarkan pemaparan diatas, ketika pengamatan awal dilakukan pada lingkungan Kantor camat & Kelurahan Se-Kecamatan Medan Sunggal diketahui bahwa beberapa PNS