Resha Aditya Wiguna, 2013
NGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA SUBPOKOK MATERI IDENTIFIKASI UNSUR KARBON (C) DAN HIDROGEN (H) DALAM SENYAWA HIDROKARBON
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kimia
Oleh
Resha Aditya Wiguna
0905664
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS
INKUIRI TERBIMBING PADA SUBPOKOK MATERI
IDENTIFIKASI UNSUR KARBON (C) DAN HIDROGEN (H)
DALAM SENYAWA HIDROKARBON
Oleh
Resha Aditya Wiguna
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam
© Resha Aditya Wiguna 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Resha Aditya Wiguna, 2013
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA SUBPOKOK MATERI IDENTIFIKASI UNSUR (C)
DAN (H) DALAM SENYAWA HIDROKARBON
Oleh :
Resha Aditya Wiguna 0905664
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I,
Dra.Gebi Dwiyanti, M. Si NIP.195612061983032002
Pembimbing II,
Drs. Asep Suryatna, M. Si NIP. 196212091987031002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Subpokok Materi Identifikasi Unsur Karbon (C) dan Hidrogen (H) Dalam Senyawa Hidrokarbon”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada subpokok materi tersebut dan mengetahui kualitas LKS yang dikembangkan berdasarkan penilaian guru, keterlaksanaan praktikum menggunakan LKS dan respon siswa terhadap praktikum menggunakan LKS. Tahap-tahap yang dilakukan pada penelitan ini adalah tahap studi pendahuluan dan tahap pengembangan model yang dibatasi sampai uji coba terbatas. Sumber data pada penelitian ini adalah 10 guru kimia SMA/MA di Kota dan Kabupaten Bandung dan 17 orang siswa kelas X di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, lembar penilaian dan angket. Karateristik LKS yang dikembangkan pada penelitian ini adalah berisikan fenomena yang membimbing siswa untuk merumuskan masalah mengenai identifikasi unsur C dan H pada senyawa hidrokarbon dan berisikan arahan-arahan yang sesuai dengan tahap-tahap inkuiri untuk menuntun siswa melakukan praktikum identifikasi unsur C dan H pada senyawa hidrokarbon. Penilaian guru terhadap LKS yang dikembangkan sangat baik dengan persentase penilaian sebesar 97,84% yang terdiri dari penilaian terhadap kesesuaian dengan standar isi (96%), kesesuaian dengan konsep identifikasi unsur C dan H dalam senyawa hidrokarbon (99,3%), keefektifan kalimat (97,7%), serta tata letak dan perwajahan (98,35%). Tahap-tahap inkuiri dilakukan oleh seluruh kelompok siswa selama kegiatan praktikum (100%) dan keterlaksanaan praktikum dari jawaban siswa terhadap tugas-tugas yang ada pada LKS tergolong sangat baik (81,5%). Respon siswa terhadap praktikum menggunakan LKS yang dikembangkan tergolong baik (75,82%).
ABSTRACT
This research is titled “Development of Guided Inquiry-Based Student Worksheet in Carbon (C) and Hydrogen (H) Identification Subtopic”. The goal of the research was to develop guided inquiry-based student worksheet in the aforementioned subtopic and to find out the quality if the developed worksheet based on teachers judgment, accomplishment of laboratorium experiment using the worksheet and students responses of laboratory experiment using the worksheet. The research‟s phases were preliminary study and model development phase which was limited to limited try out. Source of research data were 10 High School chemistry teacher in Bandung city. Research instruments were observation sheet, evaluation sheet and questionnaire. The characteristics of worksheet developed in the research contained a phenomenon that guides student to identify problems in C and H element identification in hydrocarbon compounds and contained instructions suitable with inquiry phases to guide the students in doing the experiment C and H element identification in hydrocarbon compounds. The evaluation of designated teacher of the developed student worksheet were very good with score percentage of 97,84% consisted of evaluation of the suitability with Content Standard (96%), suitability with the concept „identification of C and H elements in hydrocarbon compounds‟ (99,3%), the effectiveness of sentences, (97,7%) and layout and appearance (98,35%). All inquiry phases were conducted by all groups of students (100%) and accomplishment based on students‟ answer of the tasks in the worksheet were found very good (81,5%). Students‟ responses of the experiments using the developed worksheet are found good (75, 82%).
DAFTAR ISI
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ii
UCAPAN TERIMAKASIH... iii
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR... viii
DAFTAR LAMPIRAN... ix
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Penelitian... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... 4
C. Pembatasan Masalah... 5
D. Tujuan Penelitian... 5
E. Manfaat penelitian... 5
F. Struktur Organisasi... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8
A. Metode Praktikum... 8
B. Pembelajaran Berbasis Inkuiri... 9
C. Lembar Kerja Siswa (LKS)... 13
D. Materi Identifikasi Unsur Karbon (C) Dan Hidrogen (H) Pada Senyawa Hidrokarbon... 17
E. Penelitian Terkait... 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 21
A. Lokasi Dan Subjek Penelitian... 21
B. Metode Penelitian... 21
D. Langkah-langkah Penelitian... 24
E. Definisi Operasional... 27
F. Instrumen Penelitian... 28
G. Prosedur Pengolahan Data... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 34
A. Hasil Temuan Penelitian Pada Tahap Studi Pendahuluan... 34
B. Hasil Temuan Penelitian Pada Tahap Pengembangan Model... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 70
A. Kesimpulan... 70
B. Saran... 71
DAFTAR PUSTAKA... 72
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam ilmu kimia ada dua hal yang tidak dapat terpisahkan, yaitu kimia
sebagai produk dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Kimia sebagai produk
artinya ilmu kimia dihasilkan dari sejumlah temuan ilmuwan yang berupa fakta,
konsep, prinsip, hukum, dan teori. Sedangkan kimia sebagai proses artinya ilmu
kimia didapatkan dari proses kerja ilmiah. Dengan adanya kerja ilmiah dapat
melatih siswa bersikap jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerjasama
dengan orang lain.
Salah satu subpokok materi yang harus dipelajari untuk mencapai Standar
Kompetensi 4 (memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan
senyawa makromolekul) dan Kompetensi Dasar 4.1 (mendeskripsikan kekhasan
atatom karbon dalam membentuk senyawa hidrokarbon) pada Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) di kelas X SMA/MA antara lain identifikasi unsur
karbon (C) dan hidrogen (H) pada senyawa hidrokarbon yang dipelajari di
semester dua. Materi ini perlu dipelajari pada proses pembelajaran kimia karena
dapat mengembangkan sikap ilmiah siswa. Ketika siswa mengidentifikasi artinya
siswa juga dilatih untuk dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan
metode ilmiah. Menurut Utomo (2011) siswa harus dilibatkan ke dalam
pengalaman yang difasilitasi oleh guru dengan melibatkan pikiran, emosi,
sehingga belajar menjadi menyenangkan dan menantang serta mendorong
prakarsa siswa.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mempelajari subpokok
materi identifikasi unsur karbon (C) dan hidrogen (H) dalam senyawa hidrokarbon
yang dapat mengembangkan sikap ilmiah dan memperoleh pengalaman dalam
menerapkan metode ilmiah adalah metode praktikum atau eksperimen. Dalam
pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum, siswa melakukan
pengujian hipotesis dengan merancang percobaan, mengumpulkan data, mengolah
dan menafsirkan data, serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan
2
kegiatan siswa ketika melakukan suatu percobaan tentang suatu hal,
mengamati prosesnya, serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian
hasil pengamatan itu disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru.
Dengan metode ini memungkinkan siswa berkesempatan menemukan
pemecahan masalahnya sendiri dan memikirkan penjelasan berdasarkan hasil
percobaannya.
Berdasarkan survei lapangan yang dilakukan pada 10 SMA di Kota dan
Kabupaten Bandung, umumnya penerapan metode praktikum pada subpokok
materi identifikasi unsur C dan H dalam senyawa hidrokarbon jarang dilakukan
karena sejumlah keterbatasan yang ada di sekolah, seperti kurangnya alat dan
bahan yang tersedia di sekolah serta kurangnya waktu persiapan untuk kegiatan
praktikum. Untuk sekolah yang melakukan praktikum, digunakan bahan ajar
yang mendukung dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode
praktikum yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS). Dari survei ini diketahui LKS
yang digunakan untuk menuntun siswa melakukan praktikum umumnya
menggunakan LKS yang berbentuk cookbook. Dalam LKS ini biasanya guru
sudah memberikan tujuan eksperimen beserta prosedur kerja yang terperinci
langkah demi langkahnya, sehingga siswa hanya aktif pada saat kegiatan inti
eksperimen. Menurut Dahar dan Liliasari (1986) melalui eksperimen seperti ini
siswa tidak dibina untuk melakukan langkah-langkah keterampilan proses sains
sehingga pembelajaran yang dilakukan siswa menjadi tidak bermakna. Selain
siswa mendapatkan keterampilan tangan (hands-on) melalui kegiatan
praktikum tetapi harus dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya
(minds-on). Sejalan dengan hal tersebut, menurut Sastrawijaya (1988) sebaiknya
digunakan metode eksperimen berbasis inkuiri di laboratorium agar
pembelajaran yang dialami siswa lebih baik karena menggunakan prosedur
yang berpusat pada siswa.
Inkuiri yang dalam bahasa Inggris adalah inquiry, berarti pertanyaan,
atau pemeriksaan, penyelidikan. Strategi inkuiri berarti suatu rangkaian
kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa
3
mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya (Gulo, 2002). Penerapan dari
strategi ini bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap
ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup.
Menurut Eggen dan Kauchack (dalam Amri, 2010) tahap-tahap inkuiri yang
harus ditempuh siswa adalah merumuskan masalah atau permasalahan,
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis membuat
kesimpulan.
Menurut Ruwanti (2009) dengan menggunakan pembelajaran berbasis
inkuiri melalui metode eksperimen yang efektif dapat meningkatkan motivasi
dan prestasi belajar siswa. Menurut Xu dan Talanquer (2012) dengan
menggunakan inkuiri terbimbing kegiatan praktikum siswa lebih bersifat
eksplorasi bila dibandingkan dengan tingkat inkuiri lebih rendah yaitu inkuiri
terstruktur karena guru memberikan prosedur praktikum kepada siswanya.
Sejalan dengan hal tersebut, menurut Beck (2012) dengan menerapkan
pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing pada kegiatan praktikum akan
meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan tingkat keterlibatan siswa yang
tinggi selama kegiatan praktikum berlangsung. Sehingga dapat dikatakan
pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing efektif untuk meningkatkan
keterlibatan siswa dalam kegiatan praktikum. Namun hal ini juga berarti
dibutuhkan panduan tertentu untuk memfasilitasi interaksi siswa sehingga
didapatkan hasil yang optimal. Panduan yang dimaksud adalah LKS berbasis
inkuiri terbimbing yang disusun dengan berdasarkan pada tahap-tahap inkuiri,
yaitu merumuskan masalah atau permasalahan, merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data, menguji hipotesis dan membuat kesimpulan.
Untuk menghasilkan LKS yang baik, prosedur praktikum yang
digunakan untuk membuat LKS tersebut haruslah sudah teroptimasi dengan
baik pula. Sebelumnya sudah dilakukan penelitian terhadap prosedur
praktikum identifikasi unsur karbon (C) dan hidrogen (H) oleh Alifiani (2011).
Hasilnya kelayakan prosedur berdasarkan efesiensi waktu, respons siswa
terhadap kemudahan dalam memahami prosedur praktikum dan pelaksanaan
4
Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Subpokok Materi Identifikasi Unsur Karbon (C) Dan Hidrogen (H) Dalam Senyawa Hidrokarbon”.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Penelitian ini secara umum mengkaji mengenai pengembangan
Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis inkuiri terbimbing pada subpokok materi
identifikasi unsur karbon (C) dan Hidrogen (H) dalam senyawa hidrokarbon.
Namun sebelum peneliti mengembangkan LKS ini, peneliti mengkaji terlebih
dahulu karateristik LKS yang digunakan di sekolah-sekolah kemudian baru
mengembangkan LKS berbasis inkuiri terbimbing. Pengembangan yang
dilakukan dalam hal ini yaitu membuat LKS yang mengacu kepada strategi
inkuiri yaitu merumuskan masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan data,
menguji hipotesis dan merumuskan kesimpulan. Setelah itu, LKS ini dinilai
oleh guru-guru dari berbagai aspek penilaian serta diuji cobakan kepada siswa
untuk melihat keterlaksanaan dari penggunaan LKS tersebut dalam pratikum
yang dilakukan, dan untuk mengetahui respon siswa ketika menggunakan
LKS berbasis inkuiri terbimbing dalam melakukan percobaan.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah secara umum untuk penelitian ini adalah “Bagaimana LKS berbasis inkuiri terbimbing pada subpokok materi identifikasi unsur karbon (C) dan hidrogen
(H) dalam senyawa hidrokarbon?”
Adapun subrumusan masalahnya yaitu:
1. Bagaimana karateristik LKS berbasis inkuiri terbimbing pada subpokok
materi identifikasi unsur karbon (C) dan hidrogen (H) dalam senyawa
hidrokarbon?
2. Bagaimana penilaian guru terhadap LKS berbasis inkuiri terbimbing pada
subpokok materi identifikasi unsur karbon (C) dan hidrogen (H) dalam
5
3. Bagaimana tingkat keterlaksanaan praktikum dengan menggunakan LKS
berbasis inkuiri terbimbing pada subpokok materi identifikasi unsur
karbon (C) dan hidrogen (H) dalam senyawa hidrokarbon?
4. Bagaimana respon siswa terhadap praktikum menggunakan LKS berbasis
inkuiri terbimbing pada pada subpokok materi identifikasi unsur karbon
(C) dan hidrogen (H) dalam senyawa hidrokarbon?
C. Pembatasan Masalah
1. Dalam penelitian ini pengembangan LKS praktikum berbasis inkuiri
dilakukan dengan uji model terbatas.
2. Uji pengembangan LKS praktikum berbasis inkuiri yang dilakukan adalah
dengan memperoleh hasil penilaian guru terhadap LKS yang
dikembangkan, uji keterlaksanaan praktikum serta tanggapan siswa
terhadap praktikum dan LKS yang digunakan.
3. Tingkat keterlaksanaan praktikum didapatkan dari keterlaksanaan siswa
melakukan tahap-tahap inkuiri selama kegiatan praktikum dan jawaban
siswa terhadap tugas-tugas yang ada pada LKS.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan Lembar Kerja Siswa
(LKS) berbasis inkuiri terbimbing pada subpokok materi identifikasi unsur
karbon (C) dan hidrogen (H) dalam senyawa hidrokarbon dan mengetahui
kualitas LKS berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan pada subpokok
materi tersebut.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Guru
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru kimia untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis
6
unsur karbon (C) dan hidrogen (H) dalam senyawa hidrokarbon. Penelitian
ini pun diharapkan dapat dijadikan acuan dalam pembuatan LKS berbasis
inkuiri pada materi lain.
2. Peneliti lain
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan terhadap
pengembangan LKS berbasis inkuiri.
3. Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan sikap ilmiah dan berfikir
kritis siswa serta membuat tingkat keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran meningkat.
F. Struktur Organisasi
Skripsi ini terdiri dari lima bab beserta daftar pustaka dan
lampiran-lampiran. Bab pertama yaitu pendahuluan berisikan mengenai alasan
penelitian ini dilakukan serta tujuan dan manfaat dari penelitian ini. Bab
kedua yaitu kajian pustaka berisikan mengenai teori-teori yang melandasi
penelitian ini serta mengkaji penelitian terdahulu yang terkait dengan
penelitian yang dilakukan. Bab ketiga yaitu metode penelitian berisikan
mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini, instrumen
yang digunakan serta teknik pengolahan data dari instrumen yang digunakan.
Bab keempat yaitu hasil penelitian dan pembahasan yang berisikan hasil
penelitian dan pembahasan dari tahap studi pendahuluan dan tahap
pengembangan model. Bab kelima berisikan kesimpulan mengenai
pengembangan LKS berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan dan
saran untuk penelitian lebih lanjut. Kemudian daftar pustaka berisi rujukan
yang digunakan dalam penelitian ini dan lampiran-lampiran yang ada dalam
penelitian ini.
Setiap bab yang disajikan terbagi lagi kedalam bagian. Bab I yaitu
Pendahuluan terdiri dari: latar belakang penelitian, identifikasi dan
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur
7
pembelajaran inkuiri, Lembar Kerja Siswa (LKS), materi identifikasi unsur C
dan H dalam senyawa hidrokarbon dan penelitian-penelitian sebelumnya
yang terkait dengan penelitian ini. Bab III yaitu Metode Penelitian terdiri
dari: lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, alur
penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian dan teknik pengumpulan
data. Bab IV yaitu Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari: hasil
peneltian dan pembahasan pada tahap studi pendahuluan dan pada tahap
pengembangan model. Dan bab V yaitu Kesimpulan dan Saran terdiri dari
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi dari penelitian ini dilakukan pada salah satu SMA Negeri di Kota
Bandung yang melibatkan 17 orang siswa kelas X dan 10 orang guru kimia yang
mengajar SMA negeri maupun swasta di Kota dan Kabupaten Bandung.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
pengembangan. Dengan tahap-tahap penelitian:
1. Studi pendahuluan
2. Pengembangan model
3. Uji model
Penelitian ini dibatasi hingga tahap pengembangan model. Ada dua langkah
yang dilakukan pada tahap tersebut yaitu langkah uji coba terbatas dan uji
coba lebih luas. Namun pada penelitian ini dibatasi sampai langkah uji coba
terbatas. Menurut Sukmadinata (2012) ada dua metode yang digunakan untuk
melaksanakan tahap-tahap tersebut, yaitu metode deskriptif pada tahap studi
pendahuluan dan metode evaluatif pada tahap pengembangan model. Pada
tahap studi pendahulan dilakukan langkah studi kepustakaan, survei lapangan,
penyusunan Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan penyusunan
produk awal. Pada tahap pengembangan model yang dilakukan sampai tahap
uji coba terbatas dilakukan langkah uji keterlaksanaan praktikum
menggunakan LKS yang dikembangkan, pengumpulan penilaian guru, dan
22
C. Alur penelitian
Untuk memperjelas langkah-langkah penelitian yang dilakukan, maka
langkah-langkah tersebut digambarkan melalui alur penelitian pada Gambar 3.1
ø
Kajian LKS praktikum identifikasi unsur C dan H dalam senyawa hidrokarbon yang beredar di buku-buku dan LKS atau modul
pembelajaran
Analisis kondisi praktikum dan LKS identifikasi unsur C dan H dalam senyawa hidrokarbon di sekolah
Penyusunan Lembar Kerja Siswa
(LKS)berbasisInkuiri terbimbing
Penyusunan Instrumen Penelitian :
1. Lembar Observasi keterlaksanaan
2. Pedoman jawaban tugas LKS
3. Lembarpenilaian guru
4. Angket respon siswa
Validasi oleh Dosen Pembimbing
LKS hasil validasi 1 Instrumen hasil validasi
Validasi oleh dosen ahli Penilaian Guru Uji keterlaksanaan Praktikum
berbasis Inkuiri identifikasi unsur C dan H dalam
senyawa hidrokarbon (Alifiani, 2011)
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Perbaikan
Perbaikan Analisis Standar Isi mengenai
subpokok materi identifikasi unsur C dan H dalam senyawa
hidrokarbon
24
D. Langkah-langkah Penelitian 1. Studi Pendahuluan
Menurut Sukmadinata (2012) tahap ini terdiri atas tiga langkah, pertama
studi kepustakaan, kedua survai lapangan, dan ketiga penyusunan produk awal
atau draf model.
a. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan diperlukan untuk mengetahui langkah-langkah
yang paling tepat dalam pengembangan suatu produk. Pada tahap ini,
peneliti melakukan kajian LKS praktikum identifikasi unsur karbon (C) dan
hidrogen (H) dalamsenyawa hidrokarbon yang ada di buku-buku kimia kelas
X serta dengan mengkaji prosedur praktikum identifikasi unsur C dan H
pada senyawa hidrokarbon yang sebelumnya telah dibuat oleh Alifiani
(2011).
b. Survei Lapangan
Survei lapangan dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai
keterlaksanaan praktikum kimia di SMA/MA dan pelaksanaan praktikum
pada subpokok materi identifikasi unsur karbon (C) dan hidrogen (H) dalam
senyawa hidrokarbon. Survei lapangan ini dilakukan ke sepuluh SMA/MA
di Kota dan Kabupaten Bandung.
c. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sebelum menyusun produk awal yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS)
peneliti terlebih dahulu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Menurut BSNP (2007) RPP harus disusun secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
25
Hal ini peneliti lakukan agar nantinya LKS yang dikembangkan dapat
menunjang tercapainya tujuan dari pembelajaran yang dibuat dalam RPP.
Adapun tujuan pembelajaran tersebut yaitu siswa dapat mengidentifikasi
unsur C dan H pada senyawa hidrokarbon melalui percobaan.
d. Penyusunan Produk Awal
Penyusunan produk awal berpegang pada data yang didapat dari
survai lapangan dan mengacu pada dasar-dasar teori atau konsep yang
disimpulkan dari hasil studi kepustakaan (Sukmadinata, 2012) dan tujuan
pembelajaran dalam RPP. Tahap ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu
penyusunan LKS berbasis inkuiri, penyusunan instrument penelitian (angket
respons siswa, lembar penilaian guru, penilaian jawaban siswa terhadap
tugas-tugas yang ada pada LKS dan lembar observasi keterlaksanaan
praktikum), validasi LKS dan instrumen oleh dosen pembimbing kemudian
hasil validasi LKS dari dosen pembimbing divalidasi oleh dosen ahli.
Adapun penjelasan dari setiap tahap yang dilakukan tertera sebagai berikut.
1) Penyusunan LKS berbasis Inkuiri
Setelah mengkaji prosedur praktikum yang sebelumnya telah
dioptimasi oleh Alifiani (2011), selanjutnya peneliti mulai merancang
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan syarat-syarat pembuatan
LKS yang baik yaitu memenuhi syarat-syarat didaktik, konstruksi dan
teknik. Adapun penyusunan LKS ini mengacu kepada langkah-langkah
pembelajaran inkuiri yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan merumuskan
kesimpulan. Sehingga dibuat LKS berbasis inkuiri terbimbing yang
berisikan fenomena yang menyiratkan siswa untuk menemukan masalah
mengenai identifikasi unsur C dan H pada senyawa hidrokarbon dan
arahan-arahan yang sesuai dengan tahap-tahap inkuiri untuk menuntun
siswa melakukan praktikum identifikasi unsur C dan H pada senyawa
26
Sebelum diujicobakan pada siswa, sebelumnya LKS divalidasi
terlebih dahulu oleh dosen pembimbing. Proses ini dilakukan untuk
mengkoreksi LKS yang telah disusun sebelumnya dan
hasilnyadigunakansebagaiacuandalam proses revisi. Validasi
selanjutnya dilakukan tiga dosen ahli, yang bertujuan untuk menilai
rancangan LKS yang sebelumnya telah dibuat.
2) Pembuatan Instrumen penelitian
Instrumen yang dibuat dalam penelitian ini yaitu lembar
observasi keterlaksanaan praktikum berbasis inkuiri, pedoman penilaian
jawaban siswa terhadap tugas-tugas yang ada pada LKS, angket respon
siswa danlembar penilaian guru. Lembar observasi keterlaksanaan
praktikum dibuat untuk mengetahu sejauh mana siswa melakukan
tahap-tahap inkuiri dalam kegiatan praktikum. Penilaian jawaban siswa
terhadap tugas-tugas yang ada pada LKS dibuat untuk menilai
kesesuaian jawaban siswa dengan kebenaran konsep yang ada. Angket
respon siswa ditujukkan untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa
terhadap penggunaan LKS berbasis inkuiri pada pelaksanaan praktikum
dan ketertarikan siswa mempelajari materi identifikasi unsur karbon (C)
dan hidrogen (H) dalam senyawa hidrokarbon. Adapunlembar penilaian
guru dibuat untuk mengetahui penilaian guru terhadap LKS yang
dikembangkan.
2. Pengembangan Model
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan tahap pengembangan model
adalah pengembangan LKS berbasis inkuiri yang hanya dilakukan hingga uji
coba terbatas. Kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan LKS berbasis
27
1. Uji keterlaksanaan praktikum menggunakan LKS berbasis inkuiri
Uji keterlaksanaan praktikum dilakukan dengan uji coba terbatas.
Tingkat keterlaksanaan praktikum dengan menggunakan LKS yang
dikembangkan dilihat dari keterlaksanaan tahap-tahap inkuiri yang dilakukan
oleh kelompok siswa dan jawaban siswa terhadap tugas-tugas yang ada pada
LKS. Pada keterlaksanaan tahap-tahap inkuiri, siswa dibagi dalam beberapa
kelompok dan melakukan praktikum identifikasi unsur karbon (C) dan
hidrogen (H) dalam senyawa hidrokarbon menggunakan LKS berbasis
inkuiri yang dikembangkan. Setiap kelompok diobservasi oleh satu orang
observer. Dalam mengobservasi keterlaksanaan tahap-tahap inkuiri dengan
menggunakan LKS berbasis inkuiri yang dikembangkan, observer diberi
lembar observasi ketika pembelajaran sedang berlangsung.
2. Pengumpulan penilaian guru
Penilaian guru dilakukan untuk memperoleh tanggapan dan saran
dalam perbaikan LKS yang dikembangkan.
3. Pengumpulan respon siswa
Setelah melakukan praktikum, siswa diminta untuk merespon
pertanyaan dalam bentuk angket. Respon tersebut digunakan untuk
mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS berbasis inkuiri
dalam praktikum dan terhadap materi identifikasi unsur karbon (C) dan
hidrogen (H) dalam senyawa hidrokarbon.
E. Definisi Operasional
1. Pengembangan adalah usaha sadar yang dilakukan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan agar lebih sempurna daripada sebelumnya (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1989).
2. Metode praktikum adalah cara penyajian pelajaran, dengan pelaksanaan
percobaan sehingga siswa dapat mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu
28
3. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran yang berisi tugas
dalam bentuk pertanyaan dan masalah yang harus dijawab dan dipecahkan
siswa (Prastowo, 2011).
4. Inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi
dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban
atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan
menggunakan kemampuan berfikir kritis dan logis (Amri dan Ahmadi, 2010).
5. Inkuiri terbimbing adalah kegiatan inkuiri dengan guru hanya menyediakan
masalah untuk diteliti serta alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan
percobaan. Sedangkan siswa harus membuat prosedurnya sendiri untuk
menyelesaikan masalah tersebut (Colburn, 2000)
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi,
lembar penilaian guru, lembar penilaian jawaban siswa terhadap tugas-tugas
yang ada pada LKS dan angket respon siswa.
1. Lembar Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap
kegiatan yang sedang berlangsung. Lembar observasi ini berisi identitas
pencatat observasi, identitas individu-individu yang diamati serta butir-butir
pokok kegiatan yang akan diobservasi (Sukmadinata, 2012).Dalam
penelitian ini, lembar observasi digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan
tahap-tahap inkuiri pada praktikum menggunakan LKS berbasis inkuiri
terbimbing.
2. Lembar Penilaian Jawaban Siswa
Lembar penilaian jawaban siswa terhadap tugas-tugas yang ada pada
LKS ini dibuat untuk menilai jawaban siswa terhadap tugas-tugas yang
29
membuat dan merancang tahap-tahap kegiatan inkuiri seperti merumuskan
rumusan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji
hipotesis dan merumuskan kesimpulan.
3. Lembar Penilaian Guru
Lembar penilaian guru digunakan sebagai alat pengumpul data untuk
mengetahui penilaian guru terhadap LKS inkuiri yang dikembangkan.
Lembar penilaian ini terdiri dari penilaian guru terhadap keefektifan kalimat
dalam LKS, tata letak dan perwajahan LKS, dan kesesuaian LKS dengan
tahap-tahap inkuiri.Lembar Penilaian ini dilengkapi dengan indikator
penilaian dan petunjuk cara pengisiannya.
4. Angket
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan
data secara tidak langsung. Angket ini berisi sejumlah pertanyaan atau
pernyataan yang harus dijawab oleh responden (Sukmadinata, 2012).
Responden dalam hal ini adalah siswa.
Dalam penelitian ini, angket respon siswa bertujuan untuk
mengetahui tanggapan siswa terhadap pelaksanaan praktikum dengan
menggunakan LKS inkuiri yang dikembangkan dan pendapat mengenai
ketertarikan siswa mempelajari meteri identifikasi unsur karbon (C) dan
hidrogen (H) pada senyawa hidrokarbon itu sendiri .
G. Prosedur Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang diperoleh dari uji coba terbatas adalah sebagai
berikut :
1. Pengolahan Data dari Lembar Observasi
Adapun tahapan dari pengolahan data yang diperolah adalah sebagai berikut.
a. Menberikan Skor
Berikut ini adalah kriteria skor yang mungkin diberikan pada
30
Kedua kriteria skor tersebut adalah :
Tabel 3.1. Kriteria Rubrik Pemberian Skor Lembar Observasi
Skor Rubrik Pemberian Skor
1 Kelompok siswa melaksanakan tahap-tahap inkuiri
0 Kelompok siswa tidak melaksanakan tahap-tahap inkuiri
b. Menghitung Presentase skor
1) Menentukan skor setiap kelompok siswa sesuai dengan aspek yang
dinilai
2) Menjumlahkan skor seluruh kelompok pada setiap aspek penilaian
tahap-tahap inkuiri.
3) Menentukan skor maksimal yang didapatkan kelompok siswa jika
kelompok siswa melaksanakan semua tahap-tahap inkuiri
Skor maksimal = bobot nilai maksimal x banyaknya kelompok yang
diobervasi
4) Menentukan presentase keterlaksanaan seluruh kelompok pada setiap
aspek penilaian
5) Menghitung rata-rata persentase keterlaksanaan praktikum
menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing oleh seluruh kelompok
Rata-rata persentase keterlaksanaan praktikum
c. Penafsiran Skor
Digunakan untuk mengetahui kriteria keterlaksanaan praktikum
31
Tabel 3.2 Kriteria Interpretasi Skor
Rentang Persentase Kategori
0% - 20% Sangat Lemah
21% - 40% Lemah
41% - 60% Cukup
61% - 80% Kuat
81% - 100% Sangat Kuat
(Riduwan, 2007)
2. Pengolahan data dari Lembar penilaian jawaban siswa terhadap tugas-tugas yang ada pada LKS
a. Memberikan skor setiap kelompok siswa sesuai dengan jawaban
tugas-tugas yang ada pada LKS.
b. Mengolah skor
1) Menjumlahkan skor semua jawaban tugas-tugas yang ada pada LKS
yang dijawab masing-masing kelompok siswa.
2) Menentukan skor maksimum ( jika siswa menjawab sesuai dengan
jawaban yang diharapkan)
3) Menentukan presentase skor dari setiap aspek yang dinilai
4) Menghitung rata-rata persentase penilaian jawaban siswa terhadap
tugas-tugas yang ada pada LKS
d. Penafsiran Skor
Untuk menafsirkan persentase skor yang diperoleh, maka digunakan
32
3. Pengolahan Data dari Angket Respon Siswa
Tahapanpengolahan data dariangketresponssiswaadalahsebagaiberikut:
a. Memberikan skor dengan menggunakan Skala Likert
Angket respons siswa yang dibuat menggunakan pernyataan positif
seluruhnya dengan rentang Skala Likert yaitu skor 4 untuk pernyataan
Sangat Setuju (SS), skor 3 untuk pernyataan Setuju (S), skor 2 untuk
pernyataan Tidak Setuju (TS), dan skor 1 untuk pernyataan Sangat Tidak
Setuju (STS).
b. Mengolah skor
5) Menentukan skor setiap siswa sesuai dengan nomor item pernyataan
(SS, S, TS dan STS)
6) Menjumlahkan skor semua siswa sesuai dengan nomor item pernyataan
7) Menentukan skor maksimum ( jika siswa memilih SS)
8) Menentukan presentase skor setiap nomor item pertanyaan
9) Menghitung rata-rata persentase respon siswa terhadap praktikum
menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing
Rata-rata persentase respon siswa
e. Penafsiran Skor
Untuk menafsirkan persentase respon siswa terhadap praktikum
menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing, maka digunakan kriteria
33
4. Pengolahan Data dari Lembar Penilaian guru
Tahapan pengolahan data dari penilaian guru adalah sebagai berikut:
a. Memberikan skor pada jawaban setiap nomor item
Pemberian skor pada lembar penilaian ini disesuaikan dengan pernyataan
untuk setiap indikator penilaian. Pemberian skor penilaian guru tertera pada
Tabel 3.3
Tabel 3.3 Pemberian Skor Penilaian Guru
Pernyataan Skor
Sesuai/Logis/Tepat/Terkait/Jelas 1
Tidak Sesuai/Tidak Logis/Tidak Tepat/Tidak Jelas 0
b. Mengolah skor
1) Menjumlahkan skor semua respondenpada setiap komponen yang
dianalisis
2) Menentukan skor maksimum
3) Menentukan presentase skor setiap indikator
4) Menghitung rata-rata persentase penilaian guru terhadap praktikum
menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing
Rata-rata persentase penilaian guru
c. Penafsiran Skor
Untuk menafsirkan persentase penilaian guru terhadap LKS inkuri terbimbing
yang diperoleh, maka digunakan kriteria interpretasi skor yang tertera pada
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada penelitian ini, maka diperolah
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Karateristik LKS yang dikembangkan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut.
a. Berisikan fenomena yang membimbing siswa untuk merumuskan
masalah mengenai identifikasi unsur C dan H pada senyawa
hidrokarbon.
b. Berisikan arahan-arahan yang sesuai dengan tahap-tahap inkuiri
untuk menuntun siswa melakukan praktikum identifikasi unsur C dan
H pada senyawa hidrokarbon.
2. Penilaian guru terhadap LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang
dikembangkan pada subpokok materi identifikasi unsur C dan H dalam
senyawa hidrokarbon sangat sesuai dengan standar isi, sangat sesuai
dengan konsep identifikasi unsur C dan H pada senyawa hidrokarbon,
penggunaan kalimat dalam LKS sudah sangat efektif dan memiliki tata
letak dan perwajahan LKS yang sangat baik.
3. Seluruh kelompok siswa melaksanakan tahap-tahap inkuiri selama
kegiatan praktikum menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing yang
dikembangkan dan keterlaksanaan praktikum dari jawaban siswa
terhadap tugas-tugas yang ada pada LKS berbasis inkuiri terbimbing
yang dikembangkan pada subpokok materi identifikasi unsur C dan H
dalam senyawa hidrokarbon tergolong sangat baik.
4. Respon siswa terhadap praktikum menggunakan LKS berbasis inkuiri
terbimbing pada subpokok materi identifikasi unsur C dan H dalam
71
B. Saran
Berdasarkan temuan dan pembahasan terdapat beberapa saran yang
dapat peneliti kemukakan yaitu sebagai berikut.
1. Perlu diperbaikinya fenomena yang terdapat pada LKS agar seluruh
siswa dapat menemukan masalah yang tersirat pada fenomena, sehingga
akan mempermudah dalam merumuskan masalah dan membuat hipotesis.
2. Perlu pengembangan lanjutan pada tahap pengembangan model terhadap
lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing pada subpokok materi
identifikasi unsur C dan H dalam senyawa hidrokarbon agar penggunaan
produk ini bisa benar-benar teruji efektifitasnya dalam pembelajaran
kimia.
3. Perlu dikembangkan LKS berbasis inkuiri pada pokok bahasan lainnya
agar lebih banyak lagi LKS yang dapat menunjang proses pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Alifiani, Fitri. (2011). Pengembangan Prosedur Praktikum Identifikasi Unsur Karbon (C) Dan Hidrogen (H) Pada Senyawa Hidrokarbon. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Amri, S., dan Ahmadi, I. K. (2010). Proses Pembelajaran : Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Anitah, S. (2007). Strategi Pembelajaran Kimia. Jakarta : Universitas Terbuka.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Mata pelajaran Kimia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA). Jakarta: BSNP.
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta : BSNP.
Beck, K. (2012). The Effect of Guided Inquiry Chemistry Labs On Student Engagement. Tesis Master pada Caroll University Waukesha, Wisconsin: tidak diterbitkan.
Colburn, A. (2000). “ An Inquiry Primer”. Science Scope. 23, (6), 42–44.
Dahar, R.W., dan Liliasari. (1986). Pengelolaan Pengajaran Kimia. Jakarta: Univerrsitas Terbuka, Depdikbud.
Djamarah, S. B., dan Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
73
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2006). Pengembangan Bahan Ajar. [Online]. Tersedia: http://www.dikti.go.id/files/atur/KTSP-SMK/11.ppt [23 November 2012].
Fay et al. (2007). “A Rubric to Characterize Inquiry In The Undergraduate Chemistry Laboratory”. Chemistry Education Research and Practice. 8, (2), 212-219.
Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.
Hidayati, L. (2012). “Mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) Sederhana
Buatan Sendiri”. Makalah pada Widyaiswara Muda pada Balai Diklat Keagamaan, Padang.
Hofstein, A. (2004). “The Laboratory In Chemistry Education: Thirty Years Of
Experience With Developments, Implementation, And Research”. Chemistry Education Research and Practice. 5, (3), 2 4 7 - 2 6 4.
Johnstone, A.H., dan Al-Shuaili, A. “Learning in the Laboratory: Some Thoughts from the Literature”. Journal of U.Chem.Ed. 5, 4 2 - 5 1.
NCERT. (2005). Chemistry Part II. New Delhi: National Council of Educational Research and Training.
Prastowo, A. (2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press
Riduwan. (2007). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
74
Ruwanti, E.R. (2009). Penggunaan Pendekatan Inquiri Melalui Metode Demonstrasi dan Eksperimen dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V pada Mata Pelajaran IPA di MI Miftahul Ulum Sidorejo Malang. [Online]. Tersedia: http:// lib.uin malang.ac.id/index.php/ekonomi /article/view/216/ps_119.html. [29 Juni 2013]
Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sastrawijaya, Tresna. (1988). Proses Belajar Mengajar Kimia. Jakarta: Depdiknas.
Sukmadinata, N. S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.
Suyanti, R. D. (2010). Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Utami, Budi, et al. 2009. Kimia : Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Widjajanti, Endang. (2008). “Kualitas Lembar Kerja Siswa”. Makalah pada Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat, Yogyakarta.