• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK THINK-PAIR-SHARE (TPS)YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN VERBAL : Eksperimen Kuasi pada Mahasiswa Semester I Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK THINK-PAIR-SHARE (TPS)YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN VERBAL : Eksperimen Kuasi pada Mahasiswa Semester I Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

(Eksperimen Kuasi pada Mahasiswa Semester I Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memeroleh gelar

Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

oleh

Lilis Amaliah Rosdiana

NIM 1201145

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti)

Oleh

Lilis Amaliah Rosdiana

NIM 1201145

M.Pd. UPI Bandung, 2014

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

© Lilis Amaliah Rosdiana 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

(Eksperimen Kuasi pada Mahasiswa Semester I Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Kosadi Hidayat, M.Pd. NIP 130350089

Pembimbing II

Dr. Isah Cahyani, M.Pd. NIP 196407071989012001

Mengetahui,

(4)

Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik Think-Pair-Share

(TPS)

yang Berorientasi pada Kecerdasan Verbal

(Eksperimen Kuasi pada Mahasiswa Semester I Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh mahasiswa yang masih sulit menuangkan ide, gagasan, dan pendapatnya ke dalam sebuah karangan argumentasi juga metode dan teknik yang digunakan dosen dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi kurang bervariasi sehingga hasilnya pun tidak optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan mahasiswa dalam menulis karangan argumentasi dengan teknik Think-Pair-Share (TPS) yang berorientasi pada kecerdasan verbal, mengetahui kemampuan mahasiswa dalam mengekspresikan ide ke dalam bentuk karangan argumentasi setelah mendapat perlakuan teknik Think-Pair-Share (TPS) yang berorientasi pada kecerdasan verbal, mengujicobakan teknik Think-Pair-Share (TPS) yang berorientasi pada kecerdasan verbal dalam meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menulis karangan argumentasi, dan mengukur keefektifan kemampuan menulis karangan argumentasi mahasiswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen terhadap mahasiswa semester I Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling yang terdiri atas dua kelas dengan jumlah mahasiswa 60 orang. Masing- masing kelas mempunyai jumlah mahasiswa sebanyak 30 orang. Kelas A menjadi kelas eksperimen dan kelas B menjadi kelas kontrol. Data penelitian dikumpulkan melalui tes tertulis, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, dan angket untuk memperoleh respons mahasiswa terhadap pelaksanaan pembelajaran. Setelah dilakukan analisis data, kedua teknik pembelajaran yang digunakan di kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menulis karangan argumentasi. Kelas eksperimen dari rata-rata 53,167 meningkat menjadi 75, sedangkan kelas kontrol dari rata-rata 53,333 menjadi 61 dengan t-hitung (6,211) > t-tabel (2,002) pada dk=58 untuk (α=0,05). Dengan demikian, ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis karangan argumentasi di kelas eksperimen dan di kelas kontrol. Artinya, teknik Think-Pair-Share (TPS) yang berorientasi pada kecerdasan verbal mampu meningkatkan hasil pembelajaran menulis karangan argumentasi dibandingkan dengan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan teknik konvensional. Hasil angket menunjukkan bahwa respon mahasiswa terhadap pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik

Think-Pair-Share (TPS) yang berorientasi pada kecerdasan verbal sangat baik. Mahasiswa

(5)

Application of Learning Essay Writing Arguments with Technique Think-Pair-Share (TPS)

Verbal Intelligence Oriented

(Quasi-Experiment in the first semester student of Agribusiness Programe , Faculty of Agriculture, Winaya Mukti University)

(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR BAGAN ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian ... 5

1.3 Rumusan Masalah Penelitian ... 5

1.4 Tujuan Penenlitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II PENERAPAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK THINK – PAIR – SHARE (TPS) YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN VERBAL (Eksperimen Kuasi pada Mahasiswa Semester I Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti) ... 8

2.1 Keterampilan Berbahasa untuk Perguruan Tinggi ... 8

2.2 Menulis ... 8

2.2.1 Pengertian Menulis ... 8

2.2.2 Fungsi Menulis ... 9

2.2.3 Tujuan Menulis ... 10

2.3 Paragraf ... 12

2.3.1 Pengertian Paragraf ... 12

2.3.2 Ciri-ciri Paragraf ... 13

2.3.3 Fungsi Paragraf ... 14

2.3.4 Syarat-syarat Pembentukan Paragraf ... 15

2.3.5 Pola Pengembangan Paragraf ... 16

(7)

2.4.1 Karangan Argumentasi ... 21

2.4.1.1 Pengertian Karangan Argumentasi ... 21

2.4.1.2 Ciri-ciri Karangan Argumentasi ... 22

2.4.1.3 Langkah-langkah Menulis Karangan Argumentasi. 23 2.4.1.4 Organisasi Tulisan Karangan Argumentasi ... 24

2.5 Teknik Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) ... 26

2.5.1 Teknik Think-Pair-Share (TPS) dalam Cooperative Learning ... 26

2.5.2 Pengetian Teknik Think-Pair-Share (TPS) ... 27

2.5.3 Prosedur Teknik Think-Pair-Share (TPS) ... 27

2.5.4 Kelebihan dan Kekurangan Teknik Think-Pair-Share (TPS) ... 28

2.6 Kecerdasan Majemuk ... 29

2.6.1 Kecerdasan Verbal ... 2.7 Kegiatan Penerapan Pembelajaran Menulis Argumentasi dengan Teknik Think-Pair-Share (TPS) yang Berorientasi pada KecerdasanVerbal... 31

2.8 Prosedur Penilaian Penerapan Pembelajaran Menulis Argumentasi dengan Teknik Think-Pair-Share (TPS) yang Berorientasi pada Kecerdasan Verbal ... 34

2.8.1 Pengertian Penilaian Penerapan Pembelajaran Menulis Argumentasi dengan Teknik Think-Pair-Share (TPS) yang Berorientasi pada Kecerdaan Verbal ... 34

2.8.2 Bentuk Penilaian Penerapan Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik Think-Pair-Share (TPS) yang Berorientasi pada Kecerdasan Verbal 35

2.8.3 Ruang Lingkup Penilaian Penerapan Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik Think-Pair-Share (TPS) yang Berorientasi pada Kecerdasan Verbal... 36

2.9 Asumsi Dasar ... 38

2.10 Hipotesis ... 39

2.11 Definisi Operasional ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

(8)

3.2 Prosedur Penelitian ... 42

3.3 Data dan Sumber Data ... 43

3.4 Instrumen Penelitian ... 43

3.5 Teknik Analisis Data ... 50

3.6 Paradigma Penelitian ... 53

3.7 Persiapan Penerapan Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik Think-Pair-Share (TPS) yang Berorientasi pada Kecerdasan Verbal ... 54

3.8 Penyusunan Satuan Acara Perkuliahan Penerapan Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik Think-Pair-Share (TPS) yang Berorientasi pada Kecerdasan Verbal ... 55

BAB IV DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN ... 68

4.1 Data dan Analisis Data ... 68

4.1.1 Deskripsi Profil Kemampuan Awal Mahasiswa dalam Menulis Karangan Argumentasi ... 68

4.1.2 Deskripsi Penerapan Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik Think-Pair-Share (TPS) yang Berorientasi pada Kecerdasan Verbal ... 80

4.1.3 Analisis Hasil Observasi Kegiatan Penerapan Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik Think-Pair-Share (TPS) yang Berorientasi pada Kecerdasan Verbal ... 88

4.1.4 Analisis Hasil Respons Mahasiswa terhadap Penerapan Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik Think-Pair-Share (TPS) yang Berorientasi pada Kecerdasan Verbal ... 89

4.1.5 Deskripsi Profil Kemampuan Akhir Menulis Karangan Argumentasi ... 90

4.1.6 Deskripsi dan Rekapitulasi Data Prates dan Pascates Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 101

4.1.7 Keefektifan Teknik Think-Pair-Share (TPS) yang Berorientasi pada Kecerdasan Verbal dalam Menulis Karangan Argumentasi ... 110

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 114

(9)

4.2.2 Pembahasan Keefektifan Teknik Think-Pair-Share

(TPS) dalam Pembelajaran Menulis Karangan

Argumentasi ... 116

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 119

5.1 Simpulan ... 119

5.2 Saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 121

RIWAYAT HIDUP ... 124

(10)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian

Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan

hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan latihan. Melatih

keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir.

Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen yaitu: (1)

keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca,

(4) keterampilan menulis. Setiap keterampilan itu erat sekali hubungannya dengan

tiga keterampilan lainnya. Di antara keempat keterampilan tersebut, keterampilan

menulis dianggap sebagai keterampilan berbahasa yang paling sulit. Keterampilan

menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar

bahasa itu sendiri.

Tarigan (1994, hlm. 4) mengatakan bahwa menulis merupakan suatu

kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini memang

penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata.

Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus

melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.

Hal senada dikemukakan juga oleh Sambodja (2007, hlm. 1), menulis

adalah sebuah keterampilan yang dapat dilatih, seperti belajar bersepeda, bermain

musik, belajar bahasa asing, dan sebagainya.

Dalam kehidupan modern ini, keterampilan menulis sangat dibutuhkan.

Keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang

terpelajar. Menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk mencatat/merekam,

meyakinkan, melaporkan/memberitahukan, dan mempengaruhi. Maksud dan

tujuan seperti ini hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat

menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas.

Sejalan dengan fenomena di atas, Sumadiria (2007, hlm. i)

(11)

dengan peradaban. Menulis adalah tradisi kalangan terpelajar, pemikir, sekaligus

para pemimpin dunia pada zamannya sejak ratusan tahun silam.

Dalam kurikulum perguruan tinggi, khususnya dalam Mata Kuliah Dasar

Umum (MKDU) Bahasa Indonesia, terdapat penekanan yang mengharuskan

mahasiswa dapat menulis karangan argumentasi. Namun, keterampilan menulis

tampaknya masih sangat sedikit mendapat perhatian. Meskipun telah disadari

bahwa keterampilan menulis sangat diperlukan dalam kehidupan modern, namun

pada kenyataannya masih banyak mahasiswa yang belum menguasai keterampilan

menulis. Banyak mahasiswa yang menganggap bahwa kegiatan menulis sebagai

kegiatan yang sulit dan membosankan. Mereka terlihat malas, tidak bergairah, dan

jenuh ketika diberi tugas untuk menulis.

Melihat kenyataan di lapangan, memang masih banyak mahasiswa yang

mendapatkan kesulitan untuk menulis karangan, khususnya menulis karangan

argumentasi. Ini pula yang dialami oleh mahasiswa semester I Program Studi

Agribisnis Fakultas Pertanian Winaya Mukti. Mahasiswa sebenarnya mampu

membuat sebuah karangan argumentasi yang baik. Sayangnya mereka hanya

menulis jika ada tugas mata kuliah dari dosen, bukan atas kesadaran sendiri.

Pengenalan menulis karangan argumentasi sangat penting karena

mahasiswa diharapkan dapat berpikir kritis dan logis dalam mengungkapkan

gagasannya. Hal ini sesuai dengan definisi karangan argumentasi yakni karangan

yang menggunakan alasan, bukti, contoh yang dapat meyakinkan, sehingga

pembaca terpengaruh dan membenarkan gagasan tersebut.

Agar dapat menumbuhkan kegairahan mahasiswa dalam proses

pembelajaran menulis karangan argumentasi, maka seorang dosen diharapkan

dapat menyajikan metode, teknik, strategi, maupun media yang bervariasi. Dosen

harus kreatif dalam memilih metode pembelajaran, karena itu merupakan hal yang

mampu mewujudkan rangsangan dalam mengembangkan kecerdasan serta

pengalaman mahasiswa.

Sebagaimana dengan kenyataan di atas, Sihotang (2012, hlm. 2)

menyatakan dosen harus mendorong mahasiswa memiliki sikap dan kemampuan

(12)

dengan praktik, mengajukan klaim dan justifikasinya, memanfaatkan data-data

untuk mendukung argumentasi, membuat relasi atau mengevaluasi pengetahuan,

memprediksi, mengidentifikasi masalah dan memecahkannya.

Kesulitan mahasiswa dalam menulis karangan argumentasi di antaranya

adalah mereka sering kesulitan dalam menuangkan ide ke dalam suatu bentuk

tulisan. Selain itu menulis karangan itu memerlukan pikiran dengan konsentrasi

tinggi juga waktu yang tidak sedikit. Maka itu, mahasiswa enggan untuk

melakukan kegiatan menulis karangan apalagi karangan argumentasi yang

membutuhkan pendapat yang logis serta ditunjang dengan fakta-fakta yang ada.

Keraf (2007, hlm. 3) mengungkapkan bahwa argumentasi adalah suatu

bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang

lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang

diinginkan oleh penulis atau pembicara. Melalui argumentasi penulis berusaha

merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukan

apakah suatu pendapat tertentu itu benar atau tidak.

Zainurrahman (2011, hlm. 51) mendefinisikan karangan argumentasi

adalah tulisan yang menyuguhkan rasionalisasi, pembantahan, juga berisi

seperangkat penguatan beralasan terhadap sebuah pertanyaan.

Ada beberapa penelitian yang terkait dengan pembelajaran menulis

argumentasi, di antaranya Mastia (dalam http//publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/).

Dalam penelitian ini, Mastia menyebutkan bahwa kemampuan siswa dalam

menulis karangan argumentasi mengalami peningkatan setelah menggunakan

majalah sekolah sebagai bahan pengajaran.

Berhasil tidaknya pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya untuk

mencapai keberhasilan pembelajaran menulis ditunjang oleh beberapa faktor yang

saling berkaitan. Beberapa faktor tersebut yaitu faktor dosen, metode, teknik

pembelajaran, dan kurikulum, serta oleh faktor mahasiswa sebagai pengguna

teknik.

Sebagai alternatif pemecahan masalah-masalah di atas, penulis tertarik

untuk mencoba menggunakan teknik pembelajaran Think-Pair-Share (TPS).

(13)

www.etd.isu.edu) menerangkan bahwa performansi mahasiswa di depan kelas saat

berdiskusi mengalami peningkatan yang baik karena Trent menggunakan teknik

Think-Pair-Share (TPS) untuk mendorong mahasiswa agar dapat berbicara dan

mengeluarkan pendapat pada saat berdiskusi. Untuk kelas yang tidak

menggunakan teknik tersebut hasilnya tidak sebaik kelas yang digunakan untuk

kelas eksperimen. Dilihat dari hasil pretest ke postest kemampuan menjawab

soal-soal yang diberikan melalui teknik Think-Pair-Share (TPS) ini mengalami

peningkatan sebanyak 39%.

Teknik pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dapat mengembangkan

kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan

membandingkan ide-idenya dengan orang lain. Membantu mahasiswa untuk

respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta

menerima segala perbedaan. Mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan

untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri dan menerima umpan balik.

Interaksi yang terjadi selama pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan

memberikan rangsangan untuk berpikir sehingga bermanfaat bagi proses

pendidikan jangka panjang.

Kirschenbaum dalam Jasmine (2012, hlm. 18) menyebutkan bahwa orang

dengan kecerdasan verbal yang tinggi dapat tumbuh dan berkembang dalam

atmosfer akademik stereotipikal yang lazimnya tergantung pada mendengarkan

kuliah, mencatat, dan diuji dengan tes-tes tradisional.

Orang-orang yang memiliki kecerdasan ini memiliki kemampuan untuk

menyusun pikirannya dengan jelas. Mereka juga mampu mengungkapkan pikiran

dalam bentuk kata-kata seperti berbicara, menulis, dan membaca. Orang dengan

kecerdasan verbal ini sangat cakap dalam berbahasa, menceriterakan kisah,

berdebat, berdiskusi, melakukan penafsiran, menyampaikan laporan dan berbagai

aktivitas lain yang terkait dengan berbicara dan menulis.

Berorientasi pada kecerdasan verbal ini tidak lain mempunyai tujuan agar

mahasiswa mampu mengungkapkan ide atau gagasannya secara verbal dan logis

serta mampu berbicara menggunakan bahasa Indonesia baku dalam diskusi

(14)

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Penerapan Pembelajaran Menulis Karangan

Argumentasi dengan Teknik Think-Pair-Share (TPS) yang Berorientasi pada

Kecerdasan Verbal (Eksperimen Kuasi pada Mahasiswa Semester I Program

Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti).”

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, penulis

mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut.

1) Mahasiswa masih sulit menuangkan ide atau gagasan ke dalam sebuah

karangan argumentasi.

2) Metode dan teknik yang digunakan dosen dalam pembelajaran menulis

karangan argumentasi kurang bervariasi sehingga hasilnya pun tidak

optimal.

1.3 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis merumuskan

permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1) Bagaimana kemampuan mahasiswa dalam menulis karangan argumentasi

dengan teknik Think-Pair-Share (TPS) yang berorientasi pada kecerdasan

verbal?

2) Sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam mengekspresikan ide ke

dalam bentuk karangan argumentasi setelah mendapat perlakuan teknik

Think-Pair-Share (TPS) yang berorientasi pada kecerdasan verbal?

3) Apakah teknik Think-Pair-Share (TPS) yang berorientasi pada kecerdasan

verbal mampu meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menulis

karangan argumentasi?

4) Berapa perbedaan yang signifikan kemampuan menulis karangan

(15)

1.4 Tujuan Penelitian

Pada dasarnya, setiap penelitian memiliki tujuan tertentu. Adapun tujuan

dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Mendeskripsikan kemampuan mahasiswa dalam menulis karangan

argumentasi dengan teknik Think-Pair-Share (TPS) yang berorientasi pada

kecerdasan verbal.

2) Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam mengekspresikan ide ke dalam

bentuk karangan argumentasi setelah mendapat perlakuan teknik

Think-Pair-Share (TPS) yang berorientasi pada kecerdasan verbal.

3) Mengujicobakan teknik Think-Pair-Share (TPS) yang berorientasi pada

kecerdasan verbal dalam meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam

menulis karangan argumentasi.

4) Mengukur keefektifan kemampuan menulis karangan argumentasi

mahasiswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

1.5 Manfaat Penelitan

Penelitian yang akan penulis lakukan diharapkan manfaat baik secara

teoretis maupun secara praktis.

Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

sumber acuan atau sumber kepustakaan berkenaan dengan proses pembelajaran

menulis karangan argumentasi khususnya yang berhubungan dengan teknik

Think-Pair-Share (TPS) yang berorientasi pada kecerdasan verbal sebagai upaya

meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa.

Secara praktis diharapkan penelitian ini memberi manfaat khususnya

kepada pihak-pihak sebagai berikut.

1) Manfaat bagi penulis, dapat menambah pengalaman dan pengetahuan

mengenai pembelajaran menulis karangan argumentasi, serta mampu

menggunakan metode atau teknik pembelajaran bahasa Indonesia yang

menarik minat mahasiswa dalam meningkatkan prestasi belajar.

2) Manfaat bagi dosen, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

pertimbangan bagi dosen bahasa Indonesia untuk memilih metode atau

(16)

serta dapat menjadi masukan bagi dosen dalam menyusun bahan

pembelajaran yang lebih bervariasi.

3) Manfaat bagi mahasiswa, mahasiswa diharapkan memperoleh pengalaman

dan pengetahuan yang lebih baik, sehingga dapat meningkatkan

keterampilan dan motivasi menulis mahasiswa, khususnya dalam

(17)

BAB 3

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini dibahas metode penelitian, prosedur penelitian, populasi

dan sampel, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. Hal-hal tersebut akan

dipaparkan sebagai berikut.

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

kuasi. Sugiyono (2008, hlm. 72) mengemukakan bahwa dalam penelitian

eksperimen ada perlakuan (treatment). Metode yang digunakan peneliti dalam

penelitian ini adalah metode eksperimen semu, yaitu dengan sengaja

mengusahakan timbulnya variabel-variabel yang selanjutnya dikontrol untuk

dilihat pengaruhnya terhadap prestasi belajar (Arikunto, 2002, hlm. 77-78).

Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling,

yaitu pada design ini kelas eksperimen maupun kelas kontrol tidak dipilih secara

random. Dalam teknik ini design penelitian tersebut, kelompok eksperimen diberi

perlakuan yaitu berupa teknik Think-Pair-Share (TPS) setelah diberi pengukuran

pertama (prates). Kemudian diberi pengukuran kedua (pascates) setelah mereka

diberi perlakuan. Perlakuan akan terlihat setelah prates dan pascates diberikan.

Semester I pada Program Studi Agribisnis terdiri atas dua kelas dengan

jumlah mahasiswa 60 orang. Kemudian kelas A menjadi kelompok eksperimen

dan kelas B menjadi kelas kontrol. Kedua kelas tersebut melakukan prates secara

tes objektif. Setelah itu kelas eksperimen melakukan pembelajaran menulis

karangan argumentasi dengan menggunakan teknik Think-Pair-Share (TPS) yang

berorientasi pada kecerdasan verbal. Sedangkan kelompok kelas kontrol

melakukan pembelajaran dengan teknik konvensional. Kemudian pada akhir

pembelajaran mahasiswa melakukan tes akhir menulis karangan argumentasi.

Secara diagram rancangan penelitian ini adalah:

E O

X

O

(18)

Keterangan:

E : Kelas eksperimen K : Kelas kontrol

O : uji awal pada kelas eksperimen O : uji akhir pada kelas eksperimen

X : perlakuan pada kelas eksperimen berupa pembelajaran menggunakan teknik Think-Pair-Share (TPS) yang berorientasi pada kecerdasan verbal

Y : perlakuan pada kelas kontrol berupa pembelajaran menggunakan teknik konvensional

O : uji awal di kelas kontrol O : uji akhir pada kelas kontrol

3.2 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan mengacu pada prosedur eksperimen.

Tahapan ini berlangsung sehingga tercapai tujuan yang diinginkan, dengan

respons mahasiswa yang diharapkan, maka penelitian ini dapat dilaksanakan

hingga tahapan akhir.

Prosedur penelitian eksperimen dapat dipaparkan sebagai berikut.

1) Penelitian dan pengumpulan data. Pengukuran kebutuhan, studi literatur,

dan pertimbangan-pertimbangan dari tim penilai.

2) Perencanaan. Menyusun rencana penelitian, meliputi

kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan

penelitian yang hendak dicapai, dan langkah-langkah penelitian.

3) Merancang jadwal dengan Dosen Bahasa Indonesia. Proses belajar

mengajar dilaksanakan satu kali seminggu, yaitu pada hari Selasa.

4) Memberikan prates kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada awal

pelaksanaannya, untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol mahasiswa

ditugaskan menulis karangan argumentasi.

5) Rentang waktu prates dengan pascates tiga minggu. Waktu yang tersedia

ini digunakan untuk mengukur kemampuan menulis argumentasi

mahasiswa dengan menerapkan teknik Think-Pair-Share (TPS) yang

berorientasi pada kecerdasan verbal.

(19)

3.3 Data dan Sumber Data

Penelitian ini dilakukan di Universitas Winaya Mukti Fakultas Pertanian

Program Studi Agribisnis semester I sebagai sumber data penelitian. Populasi

penelitian adalah kemampuan mahasiswa Semester I Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti dalam menulis karangan

argumentasi.

Sampel penelitian adalah hasil belajar (karangan) dari dua kelas yang

dipilih, yaitu kelas Agribisnis A dan kelas Agribisnis B yang masing-masing

berjumlah 30 orang. Dari kelas tersebut ditentukan kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Dari penentuan tersebut, diperoleh kelas A sebagai kelas eksperimen dan

kelas B sebagai kelas kontrol.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan peneliti untuk memperoleh data

adalah sebagai berikut.

1. Tes

Teknik tes yang digunakan adalah prates dan pascates, dilakukan untuk

mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menulis karangan argumentasi yang

berorientasi pada kecerdasan verbal.

Dalam penelitian ini, hasil prates dan pascates dinilai dengan

menggunakan kriteria berdasarkan aspek kecerdasan verbal pada isi karangan

argumentasi, kecerdasan verbal pada organisasi karangan argumentasi, kecerdasan

verbal pada pengembangan struktur argumentasi, kecerdasan verbal pada

penggunaan bahasa, dan kecerdasan verbal pada mekanik. Penilaian terhadap

karangan argumentasi ini didasarkan pada skala lima, yaitu dimulai dari bilangan

0, 1, 2, 3, dan 4. Untuk mempertahankan objektivitas dan konsistensi penilaian

(20)

Tabel 3.1

Pedoman Penilaian Menulis Karangan Argumentasi

ASPEK KATEGORI

Sangat Baik 4 1. Pengembangan tesis sesuai topik dan pokok permasalahan.

2. Menyajikan gagasan dan fakta yang lengkap.

3. Menyodorkan sikap penulis terhadap masalah yang didukung contoh dan alasan yang jelas. 4. Mengusahakan solusi sesuai

dengan permasalahan dari topik yang diangkat

5 20

Baik 3 Jika hanya mengandung 3 dari 4 indikator aspek isi pada kategori SB Cukup 2 Jika hanya mengandung 2 dari 4

indikator aspek isi pada kategori SB Kurang 1 Jika hanya mengandung 1 dari 4

kategori aspek isi pada kategori SB Sangat Kurang 0 Jika tidak ada indikator yang

terkandung pada kategori SB

Sangat Baik 4 1. Berisi bagian introduksi, tubuh argumen, dan simpulan

2. Penyajian argumentasi secara komunikatif tinggi

3. Menyajikan paparan yang logis dan menyakinkan

4. Memperlihatkan pertautan ide dengan kohesi-koherensi yang tepat

5 20

Baik 3 Jika hanya mengandung 3 dari 4 indikator aspek organisasi karangan argumentasi pada kategori SB Cukup 2 Jika hanya mengandung 2 dari 4

indikator aspek organisasi karangan argumentasi pada kategori SB Kurang 1 Jika hanya mengandung 1 dari 4

kategori aspek organisasi karangan argumentasi pada kategori SB Sangat Kurang 0 Jika tidak ada indikator yang

terkandung pada kategori SB

Sangat Baik 4 1.Fakta dan evidensi disajikan sesuai topik

2.Fakta dan evidensi mendukung topik

3.Argumen disajikan dengan tepat dan sistematis

4.Nalar deduktif/induktif digunakan secara tepat

(21)

Baik 3 Jika hanya mengandung 3 dari 4 indikator aspek pengembangan struktur karangan argumentasi pada kategori SB

Cukup 2 Jika hanya mengandung 2 dari 4 indikator aspek struktur karangan argumentasi pada kategori SB Kurang 1 Jika hanya mengandung 1 dari 4

kategori aspek struktur karangan argumentasi pada kategori SB Sangat Kurang 0 Jika tidak ada indikator yang

terkandung pada kategori SB Kecerdasan

Verbal pada Penggunaan Bahasa

Sangat Baik 4 1. Menunjukan struktur kalimat yang lengkap.

2. Menguasai makna kalimat yang jelas.

3. Menggunakan pilihan kata yang tepat.

4. Menggunakan bentukan kata yang tepat.

5 20

Baik 3 Jika hanya mengandung 3 dari 4 indikator aspek penggunaan bahasa pada kategori SB

Cukup 2 Jika hanya mengandung 2 dari 4 indikator aspek penggunaan bahasa pada kategori SB

Kurang 1 Jika hanya mengandung 1 dari 4 kategori aspek penggunaan bahasa pada kategori SB

Sangat Kurang 0 Jika tidak ada indikator yang terkandung pada kategori SB Kecerdasan

Verbal pada Mekanik

Sangat Baik 4 1. Tulisan rapi dan mudah dibaca. 2. Menunjukan keapikan dari segi

penggunaan ejaan .

3. Menunjukan keapikan dari segi tanda baca.

4. Menguasai aturan penulisan paragraf

5 20

Baik 3 Jika hanya mengandung 3 dari 4 indikator aspek mekanik pada kategori SB

Cukup 2 Jika hanya mengandung 2 dari 4 indikator aspek mekanik pada kategori SB

Kurang 1 Jika hanya mengandung 1 dari 4 kategori aspek mekanik pada kategori SB

Sangat Kurang 0 Jika tidak ada indikator yang terkandung pada kategori SB

(22)

Nilai Mahasiswa = Skor Total Mahasiswa x 100 Skor Maksimal

2. Observasi

Observasi merupakan upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang

terjadi selama kegiatan perbaikan itu berlangsung, dengan atau tanpa alat bantu.

Merekam di sini dalam arti observasi berperan dalam melihat, mendengar, dan

mencatat segala sesuatu yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

Observasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai proses pembelajaran

berlangsung. Berikut format observasinya.

Tabel 3.2

Format Observasi Kegiatan Pembelajaran

Tahapan

Pembelajaran No Kegiatan Pembelajaran Ya Tidak

Think 1 Dosen memberikan sebuah isu/pertanyaan pada mahasiswa

3 Mahasiswa membuat catatan kecil berbagai persoalan seperti penyebab, fakta, atau solusi dari isu tersebut

4 Dosen memantau aktivitas berpikir mahasiswa

Pair 5 Dosen meminta mahasiswa untuk berpasangan dengan teman di sampingnya untuk membahas catatan kecil yang mereka tulis

6 Mahasiswa berdiskusi dengan pasangannya tentang catatan kecil yang sudah ditulis masing-masing

(23)

mengeluarkan pendapatnya mengenai isu yang diberikan 9 Mahasiswa harus menggunakan

kata-kata dan kalimat yang efektif dalam mengeluarkan pendapatnya

10 Mahasiswa mengeluarkan pendapat secara logis 11 Dosen mengarahkan agar

mahasiswa mengeluarkan kecerdasan verbalnya yaitu konsisten menggunakan kata-kata dan kalimat efektif 12 Dosen mengingatkan

14 Semua mahasiswa berusaha memunculkan kemampuan verbalnya mencakup kepekaan terhadap arti kata, urutan kata, dan intonasi dari kata yang diucapkan

15 Setiap ide atau gagasan dipertimbangkan dengan baik 17 Mahasiswa bisa lebih baik

berdiskusi/debat dari diskusi biasanya

18 Mahasiswa dapat

berkomunikasi dengan cara lisan yang sangat baik

19 Mahasiswa menuliskan ide-ide tambahan yang didapat dari hasil diskusi ke dalam catatan kecil masing-masing

(24)

Observer,

3. Angket

Angket atau disebut juga kuesioner menurut Arikunto (2007, hlm. 27)

adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur

(responden). Dengan kuesioner ini orang dapat diketahui tentang keadaan/data

diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya, dan lain-lain. Berikut

format angketnya.

Tabel 3.3

Angket Respon Mahasiswa terhadap Penerapan Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik Think -Pair-Share (TPS) yang Berorientasi pada Kecerdasan Verbal

No Pernyataan Ya Tidak

1 Kemampuan menulis itu penting karena dapat meningkatkan kemampuan berpikir.

2 Saya senang menulis karena dengan menulis saya bisa bercerita tentang apapun ke dalam tulisan saya. 3 Pembelajaran menulis banyak melatih saya dalam

mengekspresikan ide, pendapat, perasaan, dan pikiran.

4 Sebelum menggunakan teknik Think-Pair-Share

(TPS) saya merasa kesulitan ketika harus mengembangkan ide menjadi sebuah tulisan yang utuh.

5 Pembelajaran menulis karangan argumentasi ini membuat saya harus berpikir logis.

6 Pembelajaran menulis karangan argumentasi ini menuntut saya untuk mencari fakta dan evidensi untuk mendukung topik.

7 Kegiatan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan membuat saya lebih mudah untuk menemukan ide dan mengeluarkan pendapat.

8 Membuat catatan kecil itu memudahkan saya dalam menyusun kerangka karangan argumentasi.

(25)

10 Saat proses berdiskusi dalam kelas saya menjadi lebih bersemangat untuk bertukar ide dan bertukar pendapat.

11 Proses berdiskusi membuat ide saya semakin berkembang.

12 Saya suka berdebat, memberi pendapat beserta penjelasan mendetail maka dari itu saya antusias dalam mengikuti diskusi pembelajaran ini.

13 Saya kesulitan untuk menggunakan kata-kata, kalimat efektif serta pendapat-pendapat yang logis dalam diskusi maupun dalam menulis karangan argumentasi.

14 Saya perlu menggunakan kata-kata yang efektif dalam mengeluarkan pendapatnya.

15 Struktur kalimat yang saya ucapkan harus sesuai dengan aturan struktur kalimat.

16 Kata-kata yang disampaikan dalam diskusi membuat saya semakin memahami isu persoalan yang sedang dibahas.

17 Pada saat berdiskusi setiap ide mahasiswa sangat dipertimbangkan dan dibahas sebagai penghargaan khusus atas pemikiran asli mahasiswa.

18 Kemampuan verbal lisan maupun tulisan saya menjadi lebih berkembang dengan pembelajaran teknik Think-Pair-Share (TPS) berorientasi pada kecerdasan verbal ini.

19 Cara mengomunikasikan gagasan saya menjadi lebih baik dengan pembelajaran teknik

Think-Pair-Share (TPS) berorientasi pada kecerdasan verbal

ini.

20 Teknik Think-Pair-Share (TPS) berorientasi pada kecerdasan verbal ini membuat saya lebih percaya diri dalam menggunakan kemampuan verbal saya saat berdiskusi.

21 Teknik Think-Pair-Share (TPS) berorientasi pada kecerdasan verbal ini memotivasi saya untuk menanggapi masalah dan menawarkan solusinya baik secara lisan pada saat berdiskusi maupun tulisan dalam menulis karangan argumentasi.

22 Kegiatan berdiskusi ini dapat menumbuhkan perasaan saling menghargai.

23 Waktu yang dipergunakan untuk perkuliahan dengan teknik Think-Pair-Share (TPS) berorientasi pada kecerdasan verbal ini cukup memadai.

(26)

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan peneliti untuk pengolahan data

dilaksanakan setelah kegiatan pengumpulan data selesai. Penelitian ini

menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer

berupa karangan argumentasi. Data sekunder berupa skor, hasil angket, dan

observasi.

Data yang dihasilkan masih berupa data mentah yang belum memiliki

makna berarti. Agar data tersebut bermakna dan dapat memberikan gambaran

nyata mengenai permasalahan yang diteliti, maka perlu adanya proses pengolahan

data untuk memberikan arahan agar dapat menganalisis lebih lanjut.

Untuk hasil tes, pengolahan data dilakukan terhadap skor prates dan skor

pascates kemampuan menulis karangan argumentasi di kelas ekperimen dan di

kelas kontrol. Pengukuran prates adalah untuk mengukur kemampuan awal siswa

dalam menulis karangan argumentasi, sedangkan pengukuran pascates adalah

untuk mengukur keefektifan teknik Think-Pair-Share (TPS) memengaruhi

kemampuan menulis karangan argumentasi mahasiswa.

Langkah-langkah yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut.

1. Menganalisis hasil tulisan mahasiswa dari setiap aspek yang dinilai.

2. Menentukan jumlah hasil skor siswa dari prates dan pascates pada kelas

kontrol dan kelas eksperimen dan mengubahnya ke dalam nilai dengan

rumus:

Nilai Mahasiswa = Skor Total Mahasiswa x 100 Skor Maksimal

(Adaptasi dari Nurgiantoro, 2001: 415)

Setelah melalui penyekoran dan penilaian, nilai rata-rata akhir ditafsirkan

(27)

Tabel 3.4

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t. Pengujian

statistik dengan uji-t diawali dengan pengujian lain, yaitu uji normalitas,

uji homogenitas, dan uji perbedaan dua rata-rata. Langkah-langkahnya

adalah sebagai berikut.

a. Uji normalitas data kedua kelompok dengan menggunakan uji

chi-kuadrat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya

distribusi hasil tes. Rumus yang digunakan, yaitu:

X

2 =

Σ

(Oi –Ei ) 2

Ei

Keterangan

Oi = frekuensi observasi atau pengamatan

Ei = frekuansi ekspektasi (yang diharapkan) Hipotesis yang diujinya adalah:

H0: data berasal dari distribusi normal

Hi: data tidak berasal dari distribusi tidak normal

Kriteria Pengujiannya, yaitu:

Jika χ2 hitung < χ2 (1-α)(k-1) maka terima H0 Jika χ2 hitung ≥ χ2 (1-α)(k-1) maka tolakH0

(Sudjana, 1996:273)

b. Uji homogenitas dua varians melalui uji F. Rumus yang digunakan untuk

menguji homogenitas varians, yaitu:

F = Varians terbesar

(28)

Hipotesis yang diujinya adalah:

H0 : σ = σ , varians populasi adalah identik (varians kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama).

Hi : σ ≠ σ , varians populasi adalah tidak identik (varians kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah tidak sama).

Kriteria pengujiannya yaitu:

Jika F hitung < F (1/2α) (dk1,dk2) maka terima H0 Jika F hitung ≥ F (1/2α) (dk1,dk2) maka tolak H0

(Sudjana, 1996:250)

c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Untuk menguji perbedaan dua rata-rata untuk n (sampel) ≥ 30 digunakan

rumus uji t sebagai berikut.

Keterangan:

X1 = mean sampel kelompok eksperimen X2 = mean sampel kelompok kontrol t = varians total

S = varians kelas eksperimen

S = varians kelas kontrol

n1 = banyak data kelas eksperimen

n2 = banyak data kelas kontrol

Untuk menguji perbedaan dua rata-rata:

Ho : µ1 - µ2 = 0, tidak ada perbedaan antara dua rata-rata yang diuji H1 : µ1 - µ2 ≠ 0, ada perbedaan antara dua rata-rata yang diuji

Untuk menentukan teknik yang paling baik:

Ho : µ1 - µ2 = 0, kedua teknik yang digunakan sama baik

H1 : µ1 - µ2  0, teknik Think-Pair-Share (TPS) yang berorientasi pada kecerdasan verbal lebih baik dari teknik konvensional

Kriteria pengujian:

(29)

4. Mendeskripsikan data observasi hasil pengamatan observer.

5. Menganalisis dan mengolah data angket mahasiswa.

a. menghitung jumlah seluruh responden yang memilih item-item yang

tersedia, kemudian data tersebut diubah ke dalam bentuk persentase dengan

cara sebagai berikut.

Persentase alternatif jawaban = Frekuensi alternatif jawaban x 100 Jumlah mahasiswa

b. membuat klasifikasi interpretasi persentasi tiap-tiap kategori menurut

Kuntjaraningrat (dalam Arfiyanti, 2010:95)

Tabel 3.5

Interpretasi Perhitungan Persentase

Besar Persentase Interpretasi

0% Tidak ada

1% - 25% Sebagian kecil

26% - 49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51% - 75% Sebagian besar

76% - 99% Pada umumnya

100% Seluruhnya

3.6 Paradigma Penelitian

Berdasarkan penelitian dalam tesis ini, paradigma penelitian berpijak pada

fenomena pembelajaran menulis yang masih memprihatinkan. Penulis mengamati

keefektifan sebuah teknik pembelajaran yang diujicobakan pada kelas eksperimen.

Untuk lebih menguatkan keefektifan teknik yang diujicobakan, penulis pun

mengamati pembelajaran dengan teknik pembanding pada kelas kontrol. Setelah

mengamati pembelajaran di dua kelas tersebut, penelitian ini hendak

membandingkan hasil pembelajaran baik di kelas eksperimen maupun di kelas

(30)

Bagan 3.1

Paradigma Penelitian

3.7 Persiapan Penerapan Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik Think-Pair-Share (TPS) yang Berorientasi pada Kecerdasan Verbal

Untuk mencapai hasil pengajaran yang diharapkan, maka diperlukan

persiapan kegiatan belajar mengajar yang sebaik-baiknya. Persiapan yang

diperlukan untuk suatu kegiatan belajar mengajar adalah penjelasan materi,

(31)

pengalokasian waktu, menyusun satuan pelajaran, dan rencana pengajaran, serta

menyusun pokok ujian.

Penelaahan materi pelajaran, mulai mengkaji materi dan menjabarkannya

serta merancang cara penyajiannya. Hal tersebut berguna bagi acuan untuk

menyusun rencana satuan acara perkuliahan. Satuan acara perkuliahan tersebut

berfungsi sebagai acuan bagi dosen untuk melaksanakan kegiatan belajar

mengajar yang lebih terarah serta lebih efisien dan efektif.

3.8 Penyusunan Satuan Acara Perkuliahan Penerapan Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik Think-Pair-Share (TPS) yang Berorientasi pada Kecerdasan Verbal

Satuan Acara Perkuliahan Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Semester : I (satu)

SKS : 2

A. Pokok Bahasan:

Jenis-jenis Karangan

B. Sub Pokok Bahasan:

Karangan Argumentasi

C. Indikator:

1) menyebutkan ciri-ciri karangan argumentasi

2) mengidentifikasi struktur karangan argumentasi

3) menentukan topik karangan argumentasi

4) membedakan fakta dan opini

5) menulis karangan argumentasi dengan menggunakan bahasa baku dan

kalimat yang efektif

D. Tujuan:

1) Tujuan Instruksional Umum:

Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa mampu memahami

(32)

2) Tujuan Instruksional Khusus:

a. Mahasiswa mampu menyebutkan ciri-ciri karangan argumentasi.

b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi struktur karangan

argumentasi.

c. Mahasiswa mampu menentukan topik karangan argumentasi.

d. Mahasiswa mampu membedakan fakta dan opini dalam

argumentasi.

e. Mahasiswa mampu menulis karangan argumentasi dengan

menggunakan bahasa baku serta kalimat efektif.

E. Materi Pembelajaran

a) Jenis-jenis Karangan

Nursalim (2011, hlm. 78) menyebutkan terdapat beberapa jenis

karangan, yaitu:

a) Narasi

Narasi merupakan suatu uraian untuk menceritakan sesuatu atau

peristiwa dan di dalamnya diuraikan bagaimana peristiwa-peristiwa

itu berlangsung sedemikian rupa, sehingga pembaca benar-benar

menghayati seolah-olah kejadian itu benar-benar di hadapannya.

b) Deskripsi

Karangan jenis deskripsi menghendaki penggunaan kata-kata yang

tidak melahirkan makna ganda. Ungkapan-ungkapan yang

digunakan harus tepat atau akurat dan kata-katanya harus konkrit.

Pemakaian kata-kata itu membuat pembaca seolah-olah dapat

melihat sendiri apa yang diuraikan penulis.

c) Eksposisi

Eksposisi merupakan suatu bentuk karangan yang menjelaskan atau

menguraikan suatu topik, sehingga pembaca atau pendengar dapat

memahami topik atau masalah itu.

d) Argumentasi

Argumentasi adalah bentuk tulisan yang ingin mempengaruhi

(33)

mereka menyesuaikan dengan sikap penulis. Argumentasi lebih

menekankan pembuktian-pembuktian atas hal yang dikemukakan.

e) Persuasi

Karangan jenis persuasi cenderung bersifat mengajak. Dalam

persuasi penulis tidak hanya membuktikan kebenaran suatu hal,

tetapi penulis juga ingin mengajak pembaca dan menyetujui

pendapatnya. Dalam hal diperlukan kata-kata atau ungkapan yang

sugestif.

b) Karangan Argumentasi

Pengertian Karangan Argumentasi

Menurut Keraf (2007, hlm. 3) argumentasi adalah suatu bentuk

retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang

lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan

apa yang diinginkan oleh penulis.

Parera (dalam Mastia, 2012, hlm. 2) argumentasi mempunyai

pengertian suatu bentuk karangan eksposisi yang khusus. Pengarang

argumentasi berusaha untuk meyakinkan atau membujuk pembaca

atau pendengar untuk percaya dan menerima apa yang dikatakan.

Pengarang argumentasi selalu memberikan pembuktian objek dan

keyakinan.

Kasupardi (2010, hlm. 38) kata argumentasi berasal dari bahasa

Inggris argumentation yang berarti alasan, penjelasan, uraian, atau

pembuktian. Maka wacana yang disebut argumentasi ialah wacana

(karangan) yang mengemukakan alasan, contoh, dan bukti-bukti yang

kuat dan meyakinkan sehingga orang akan terpengaruh dan

membenarkan pendapat, gagasan, sikap dan keyakinan kita.

c) Ciri-ciri Karangan Argumentasi

Menurut Kasupardi (2010, hlm. 39) karangan argumentasi

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a) mengemukakan alasan atau bantahan sedemikian rupa dengan

(34)

b) mengusahakan pemecahan suatu masalah,

c) mendiskusikan suatu permasalahan tanpa perlu mencapai suatu

penyelesaian.

d) Struktur Karangan Argumentasi

Kasupardi (2010, hlm. 39) menyebutkan bahwa seperti jenis

tulisan lain, argumentasi terdiri dari tiga bagian utama, yaitu.

a) Pendahuluan

Pendahuluan berfungsi menarik minat pembaca dengan cara

menyajikan fakta-fakta pendahuluan untuk memusatkan perhatian

dan memahami argumentasi yang akan disampaikan dalam isi

karangan.

b) Isi Argumentasi

Seluruh isi argumentasi diarahkan kepada usaha untuk meyakinkan

pembaca mengenai kebenaran dari masalah yang dikemukakannya

sehingga kesimpulan benar. Menguji data dan informasi adalah

proses untuk menetapkan apakah data dan informasi itu adalah

fakta dan informasi faktual dan mengandung kebenaran.

Kebenaran faktual ini harus didukung dengan proses penalaran

yang sahih dan logis sehingga pendapat atau kesimpulan yang

diturunkan tidak dapat dibantah siapapun.

c) Kesimpulan

Penulis harus memperhatikan bahwa kesimpulan yang diturunkan

tetap menjaga pencapaian tujuan, yaitu membuktikan kebenaran

(35)

e) Syarat Keefektifan Kalimat:

a) Kepaduan

Hubungan timbal balik di antara kata atau frase dengan jelas, logis,

dan benar.

Contoh:

Pelaksanaan seminar itu karena jalan macet harus ditunda satu jam

kemudian. (salah)

Karena jalan macet, pelaksanaan seminar itu ditunda satu jam

kemudian. (benar)

b) Kehematan Kalimat

Penulisan kalimat yang langsung menyampaikan gagasan atau pesan

kalimat secara jelas, lugas, dan logis.

Contoh:

Dalam ruangan ini kita dapat menemukan barang-barang antara lain:

meja, kursi, buku, dan lemari. (salah)

Dalam ruangan ini kita dapat menemukan meja, kursi, buku, dan

lemari. (benar)

c) Penekanan

Upaya penulis untuk memfokuskan kata atau frase dalam kalimat.

Penekanan dapat dilakukan dalam kalimat lisan dan kalimat tulis.

Pada kalimat lisan, penekanan dapat dilakukan dengan intonasi yang

disertai mimik muka dan bentuk nonverbal lainnya. Penekanan dalam

kalimat tulis dapat dilakukan dengan menghitamkan atau ditulis

miring pada kata-kata yang dianggap penting.

Contoh:

Dia sebetulnya pintar tetapi malas kuliah.

Kami ditugasi menyusun acara perpisahan.

d) Variasi

Upaya penulis menggunakan berbagai pola kalimat dan jenis kalimat

dan jenis kalimat untuk menghindari kejenuhan pembaca terhadap

(36)

Contoh:

Pohon itu cepat tumbuh. Dengan mudah pohon pisang itu dapat

ditanam dan dipelihara. Lagi pula tidak perlu dipupuk kita hanya

menggali lubang, menanam, dan tinggal menunggu buahnya.

(Variasi kalimat dengan kata berawalan me- dan berawalan di-)

f) Penalaran dalam Kalimat Efektif

a. Premis Mayor : Suatu generalisasi yang meliputi semua unsur

kategori, banyak di antaranya atau hanya beberapa unsur saja.

b. Premis Minor : Penyamaan suatu objek atau ide dengan unsur yang

dicakup oleh premis mayor.

c. Kesimpulan : Gagasan yang dihasilkan oleh penerapan generalisasi

dalam premis mayor pada peristiwa yang khusus dalam premis

minor.

Contoh:

PM : Semua dokter tulisannya jelek.

Pm : Ayah saya seorang dokter.

K : Ayah saya tulisannya jelek.

Rumus Penarikan Kesimpulan:

PM : Semua dokter tulisannya jelek. A B

Pm : Ayah saya seorang dokter. C D K : Ayah saya tulisannya jelek. C B

Jadi:

PM A = B

Pm C = D

(37)

g) Faktor Ketidakefektifan Kalimat

Ketidakefektifan kalimat dapat disebabkan oleh beberapa faktor.

Faktor-faktor tersebut meliputi:

a) kontaminasi atau kerancuan

b) pleonasme

c) ambiguitas atau keambiguan

d) ketidakjelasan subjek

e) kemubaziran preposisi

f) kesalahan logika

g) ketidaktepatan bentuk kata

h) ketidaktepatan makna kata

i) pengaruh bahasa daerah, dan

j) pengaruh bahasa asing

Kesepuluh faktor penyebab ketidakefektifan kalimat tersebut akan

dijelaskan sebagai berikut.

a) kontaminasi atau kerancuan

Kontaminasi ialah suatu gejala bahasa yang dalam bahasa Indonesia

diistilahkan dengan kerancuan. Yang dirancukan ialah susunan,

perserangkaian, dan penggabungan. Dua yang masing-masing berdiri

sendiri disatukan dalam satu perserangkaian baru yang tidak

berpasangan atau berpadanan.

contoh:

Di sekolah kami dipelajarkan beberapa kepandaian wanita.

seharusnya

Di sekolah kami diajarkan beberapa kepandaian wanita.

b) Pleonasme

Pleonasme berarti pemakaian kata-kata yang berlebihan.

Penampilannya bermacam-macam. Ada penggunaan dua kata yang

searti yang sebenarnya tidak perlu karena menggunakan salah satu di

(38)

Contoh:

Para guru-guru sedang rapat.

seharusnya

 Para guru sedang rapat.  Guru-guru sedang rapat. c) Ambiguitas atau keambiguan

Kalimat yang memenuhi ketentuan tata bahasa, tetapi masih

menimbulkan tafsiran ganda tidak termasuk kalimat yang efektif.

Contoh:

Datanglah pada ulang tahun anakku yang kedua.

seharusnya

 Datanglah pada ulang tahun yang kedua untuk anakku.  Datanglah pada ulang tahun anakku yang kedua. d) Ketidakjelasan Unsur Inti Kalimat

Kelengkapan unsur kalimat itu sekurang-kurangnya harus memenuhi

dua hal, yaitu subjek dan predikat.

Contoh:

Pembangunan itu untuk menyejahterakan masyarakat.

Subjek Keterangan

seharusnya

Pembangunan itu menyejahterakan masyarakat.

Subjek Predikat Objek

e) Kemubaziran Preposisi dan Kata

Ketidakefektifan kalimat sering disebabkan oleh pemakaian kata depan

(preposisi) yang tidak perlu.

Contoh:

Kaki dari meja itu patah.

seharusnya

(39)

f) Kesalahan Nalar

Nalar menentukan apakah kalimat yang kita tuturkan adalah kalimat

yang logis atau tidak. Nalar ialah aktivitas yang memungkinkan

seseorang berpikir logis. Pikiran yang logis ialah pikiran yang masuk

akal yang berterima.

Contoh:

Hadirin yang kami hormati. Kini tiba sekarang pada acara berikut yaitu

sambutan bapak bupati. Waktu dan tempat kami persilakan.

seharusnya

Hadirin yang kami hormati. Kita tiba sekarang pada acara berikut yaitu

sambutan bapak bupati. Bapak bupati kami persilakan.

g) Ketidaktepatan Bentuk Kata

Seperti kita ketahui, dewasa ini banyak kita jumpai bentukan kata yang

menyimpang (tidak tepat) dari aturan yang ada.

Misalnya:

 pengrusakan  pengluasan  pengrawatan  perletakan

h) Ketidaktepatan Makna Kata

Jika sebuah kata tidak dipahami maknanya, pemakaiannya pun

mungkin tidak akan tepat. Hal itu akan menimbulkan keganjilan,

kekaburan, dan salah tafsir.

Contoh:

Kemarin Ria diberikan baju baru oleh Raminra, kakaknya. Dengan

senang hati dia menerimanya. “Terima kasih,” kilahnya kepada

Raminra.

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, akan kita temukan kata kilah

dengan makna „tipu daya‟ atau „dalih‟. Jadi, pemakaiannya seperti pada

(40)

i) Pengaruh Bahasa Daerah

Banyak kata dari bahasa daerah masuk ke dalam bahasa Indonesia,

memperkaya perbendaharaan kata-katanya. Kata-kata seperti heboh,

becus, lumayan, mendingan, gagasan, gembleng, ganyang, cemooh,

semarak, bobot, macet, seret, awet, dan melempen, semua berasal dari

bahasa daerah.

j) Pengaruh Bahasa Asing

Salah satu contoh yang dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia

ialah masuknya kata-kata tertentu yang tidak terdapat dalam Bahasa

Indonesia. Kata pikir, saleh, dongkrak, kursi, dan fakultas misalnya

merupakan kata-kata yang berasal dari bahasa asing yang sekarang

tidak terasa sebagai kata-kata yang berasal dari bahasa asing yang

sekarang tidak terasa sebagai kata-kata dari bahasa asing.

F. Alokasi waktu :

8 x 50 menit (4 pertemuan)

G. Metode/Teknik Pembelajaran:

a) Ceramah

b) Diskusi

c) Tanya Jawab

d) Think-Pair-Share (TPS)

H.Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan ke-1 (pelaksanaan tes awal)

1) Kegiatan Awal (10 menit)

a) Dosen menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan Inti (prates) (80 menit)

a) Mahasiswa diminta untuk menulis karangan argumentasi dengan

topik yang telah ditentukan oleh dosen.

3) Penutup (10 menit)

a) Dosen menginformasikan materi pembelajaran yang akan datang.  Penilaian:

(41)

Pertemuan ke-2

1) Kegiatan Awal (10 menit)

a) Dosen menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan Inti (80 menit)

a) Dosen memberikan materi yang berkenaan dengan karangan

argumentasi, yaitu ciri-ciri argumentasi, struktur atau organisasi

karangan argumentasi, pola pengembagan paragraf, membedakan

fakta dan opini, langkah-langkah menulis karangan argumentasi.

3) Penutup (10 menit)

a) Dosen menginformasikan materi pembelajaran yang akan datang

yaitu menulis karangan argumentasi dengan teknik Think-Pair-Share

(TPS) yang berorientasi pada kecerdasan verbal.

Pertemuan ke-3

1) Kegiatan Awal (10 menit)

a) Dosen menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan Inti (80 menit)

a) Mahasiswa diarahkan pada pembelajaran yang nyaman dan santai.

b) Dosen menjelaskan pada mahasiswa bahwa pembelajaran ini

membutuhkan kreativitas kemampuan verbal mereka.

c) Mahasiswa diperlihatkan contoh karangan argumentasi.

d) Mahasiswa diberikan penjelasan mengenai karangan argumentasi

dan aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan selama pembelajaran

berlangsung.

e) Mahasiswa disajikan sebuah isu atau topik permasalahan. Dosen

memberikan beberapa pertanyaan seperti penyebab-penyebab dari

topik permasalahan tersebut.

f) Tiap mahasiswa menuliskan hal-hal apa saja yang ia ketahui dan

tidak diketahui/tidak dipahami seputar topik permasalahan yang

dipilih ke dalam bentuk catatan kecil yang tersedia dalam Lembar

(42)

g) Mahasiswa diminta untuk berpasangan antara 2-3 orang secara

heterogen, kemudian mahasiswa mengomunikasikan hasil catatan

yang telah dibuat dengan pasangannya. (Pair)

h) Setelah mengomunikasikan catatannya. Mahasiswa berdiskusi

dengan skala yang lebih besar. Ini bertujuan untuk mendapatkan ide,

gagasan, pendapat, fakta, dan opini yang lebih banyak. (Share)

i) Dalam tahap ini, mahasiswa dituntut untuk mengemukakan ide dan

pendapatnya. Kemampuan verbal mahasiswa harus terlihat. Dalam

mengemukakan pendapatnya, mahasiswa harus menggunakan

bahasa yang baku, kalimat yang efektif, serta EYD yang benar.

Setiap mahasiswa harus berbicara dan saling mengomentari.

3) Penutup (10 menit)

a) Dosen menginformasikan materi pembelajaran yang akan datang

yaitu menulis karangan argumentasi (pascates).  Pertemuan ke-4 (pelaksanaan tes akhir)

1) Kegiatan Awal (10 menit)

a) Dosen menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan Inti (80 menit)

a) Mahasiswa menulis karangan argumentasi.

3) Penutup (10 menit)

a) Dosen menginformasikan materi bahwa ini adalah pertemuan

terakhir mengenai pembelajaran menulis karangan argumentasi

dengan teknik Think-Pair-Share (TPS) yang berorientasi pada

kecerdasan verbal.  Penilaian:

(43)

I. Sumber Belajar:

1) Alek dan Ahmad. (2011). Bahasa Indonesia untuk perguruan

tinggi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

2) Keraf, Gorys. (2007). Argumentasi dan narasi. Jakarta: Gramedia.

3) Tim Depdiknas (2013). Materi kuliah mata kuliah Bahasa

(44)

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis terhadap data prates, pascates, angket, serta

observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran menulis karangan argumentasi

dengan teknik Think-Pair-Share (TPS) yang berorientasi pada kecerdasan verbal,

hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

Peningkatan kemampuan menulis argumentasi mahasiswa di kelas

eksperimen terlihat dari adanya peningkatan setiap aspek, seperti aspek

kecerdasan verbal pada isi karangan argumentasi sebelum mendapat perlakuan

mempunyai rata-rata sebesar 10. Setelah mendapat perlakuan aspek tersebut

mengalami peningkatan hingga menjadi 15. Aspek kecerdasan verbal pada

organisasi karangan argumentasi sebelum mendapat perlakuan mempunyai

rata-rata sebesar 10,667. Setelah mendapat perlakuan meningkat menjadi 14,833.

Aspek kecerdasan verbal pada pengembangan struktur karangan argumentasi

sebelum mendapat perlakuan mempunyai rata-rata 9,833. Setelah mendapat

perlakuan meningkat menjadi 14,167. Aspek kecerdasan verbal pada penggunaan

bahasa sebelum mendapat perlakuan mempunyai rata-rata sebesar 10,333. Setelah

mendapat perlakuan mengalami peningkatan menjadi 14,500. Aspek kecerdasan

verbal pada mekanik sebelum mendapat perlakuan mempunyai rata-rata sebesar

12,333. Setelah mendapat perlakuan mengalami peningkatan menjadi 16,500.

Kemampuan mahasiswa dalam mengekspresikan ide atau gagasan ke

dalam bentuk karangan argumentasi setelah diberi perlakuan teknik

Think-Pair-Share (TPS) yang berorientasi pada kecerdasan verbal jauh lebih baik bila

dibandingkan dengan sebelum diberi perlakuan. Ketika diminta untuk melakukan

pascates tidak ada lagi mahasiswa yang kesulitan mendapatkan ide, hal ini juga

dibantu oleh proses diskusi yang tentunya dapat memperkaya ide atau gagasan

mereka.

Kedua teknik pembelajaran yang digunakan di kelas eksperimen maupun

(45)

karangan argumentasi. Kelas eksperimen dari rata-rata 53,167 meningkat menjadi

75 dan kelas kontrol dari rata-rata 53,333 menjadi 61. Berdasarkan perhitungan

statistik, t hitung diperoleh 6,211. Adapun t tabel diperoleh 2,002. Karena t hitung > t

tabel, hasil tersebut sekaligus menunjukan bahwa t hitung berada di luar daerah

wilayah kritis sebelah kanan. Dengan demikian, ada perbedaan yang signifikan

antara kemampuan menulis karangan argumentasi di kelas eksperimen dan di

kelas kontrol. Artinya, teknik Think-Pair-Share (TPS) yang berorientasi pada

kecerdasan verbal lebih baik dari segi peningkatan kualitas hasil menulis karangan

argumentasi dibandingkan dengan pembelajaran menulis karangan argumentasi

dengan menggunakan teknik konvensional.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan tersebut, peneliti menyampaikan beberapa saran

sebagai alternatif dalam upaya meningkatkan kemampuan mahasiswa pada

pembelajaran menulis karangan argumentasi sebagai berikut.

1. Teknik Think-Pair-Share (TPS) yang berorientasi pada kecerdasan verbal layak

dipertimbangan sebagai teknik pembelajaran alternatif karena teknik ini dapat

meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada pembelajaran karangan

argumentasi. Oleh karena itu, sebaiknya dosen menggunakan teknik tersebut

dalam menyampaikan pembelajaran menulis karangan argumentasi.

2. Dosen yang akan menerapkan teknik Think-Pair-Share (TPS) yang

berorientasi pada kecerdasan verbal harus dapat memilih topik permasalahan

yang menarik agar dapat memotivasi mahasiswa untuk mengemukakan

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, S., dkk. (1988). Pembinaan kemampuan menulis bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Alek dan Ahmad. (2011). Bahasa Indonesia untuk perguruan tinggi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Alwasilah, A.C. (2007). Pokoknya menulis: Cara baru menulis dengan metode

kolaborasi. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Armstrong, T. (2013). Kecerdasan multipel di dalam kelas. Jakarta: PT. Indeks. Dalam Dyah W. Prabaningrum (Penerjemah).

Arfiyanti, R. (2010). Peningkatan kemampuan kreativitas menulis paragraf

melalui penggunaan model jejaring ide berorientasi imajinasi pada siswa kelas X SMAN 24 Bandung tahun pelajaran 2009/2010. (Tesis). Sekolah

Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Barkley, E.E. (2012). Collaborative learning techniques. Bandung: Nusa Media. Dalam Narulita Yusron (Penerjemah).

Bas, G., dan Omer Beyhan. (2010). “Effects of multiple intelligences supported

project-based learning on student’s achievement levels and attitudes

towards english lesson”. International Eletronic Journal of Elementary Education. [Online] 2, 365-285. Tersedia: http://iejee.com/ [11 Desember 2013]

Borg, W.R., Gall, J.P. & Gall, M.D. (2003) Educatinal research: An introduction

(7th Ed). New York: Longman.

Bouwmeester, O. (2013). “Field dependency of argumentation rationality in

decision-making debates”. Journal of Management Inquiry. [Online] 22,

(4), 415-433. Tersedia: http://jmi.sagepub.com/ [11 Desember 2013]

Fraenkel, J.R. & Wallen, N.E. (2012). How to design and evaluate research in

education: eight edition. New York: McGraw-Hill.

Jasmine, J. (2012). Metode mengajar multiple intelligences. Bandung: Nuansa Cendekia.

Jauhari, H. (2008). Pedoman penelitian karya ilmiah. Bandung: Pustaka Setia.

Keraf, G. (2007). Argumentasi dan narasi. Jakarta: Gramedia.

Gambar

Tabel 3.2 Format Observasi Kegiatan Pembelajaran
Tabel 3.3 Angket Respon Mahasiswa terhadap Penerapan Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi
Tabel 3.4 Konversi Nilai PAP Skala Lima

Referensi

Dokumen terkait

Melalui surat ini perkenankan kami D‟ART BEAT, selaku produser Drama Musikal PUTIH HITAM LASEM mengajukan proposal sponsorship dalam rangka dipentaskan kembali

Penyimpanan memo debit yang dilampiri dengan laporan pengiriman barang dalam arsip bukti kas keluar yang belum dibayar atau pencatatan memo debit kedalam

Sterilisasi panas kering biasanya digunakan untuk alat-alat atau bahan dengan uap tidak dapat penetrasi secara mudah atau untuk peralatan yang terbuat dari kaca.. Pada

Guru dituntut tidak hanya mengetahui teori-teori tentang demokrasi dan menciptakan pembelajaran hanya sebagai sebuah transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi

Indonesia adalah strategi yang digunakan eksternal relations agar informasi dapat. disebarkan seluas-luasnya agar masyarakat Luwu Timur maupun

penguasaan konsep yang dimiliki siswa, pembelajaran biologi yang memiliki. konsep-konsep yangbersifat kontroversial di masyarakat diantaranya

HUBUNGAN SELF TALK TERHADAP MOTIVASI DAN KEPERCAYAAN DIRI ATLET RENANG PADA KEJUARAAN WALIKOTA CUP BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Dimana dalam penelitian sebelumnya tersebut dengan penelitian ini sama-sama diperoleh hasil temuan dari uji hipotesis bahwa gaya kepemimpinan khususnya gaya kepemimpinan transaksional