Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
IMPLEMENTASI METODE RESITASI BERBASIS CLASSROOM BLOGGING
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI
Oleh
LIDA AYU MENTARI 0902098
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
LIDA AYU MENTARI NIM. 0902098
IMPLEMENTASI METODE RESITASI BERBASIS CLASSROOM
BLOGGING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
KONSEP SISWA
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I,
Dr. Dedi Rohendi. M.T NIP. 196705241993021001
Pembimbing II,
Drs. Waslaluddin. M.T NIP. 196302071991031002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
IMPLEMENTASI METODE RESITASI BERBASIS CLASSROOM
BLOGGING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
KONSEP SISWA
Oleh : Lida Ayu Mentari
0902098
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Lida Ayu Mentari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
April 2013
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
iv
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
IMPLEMENTASI METODE RESITASI BERBASIS CLASSROOM
BLOGGING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
KONSEP SISWA
Lida Ayu Mentari, 0902098, lidaayumentari@yahoo.com ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dalam pembelajarannya menggunakan metode resitasi berbasis classroom blogging. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dan sampel penelitiannya adalah siswa kelas XI IPA 2 salah satu sekolah di Kota Bandung sebagai kelompok kontrol, dan kelas XI IPA 1 salah satu sekolah di Kota Bandung sebagai kelompok eksperimen. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes (pretes dan postes), non-tes (angket), dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Berdasarkan analisis pada keseluruhan tahapan penelitian diperoleh bahwa salah satu data pretes berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Untuk data pretes, dilakukan uji Mann Whitney yang diperoleh bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal siswa antara kelompok ekperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan data postes kedua kelompok berasal dari populasi yang berdistribusi normal, kemudian dilakukan uji homogenitas dan uji t yang menyatakan bahwa data kelompok tidak homogen dan H0 ditolak, yang artinya peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa dengan menggunakan metode resitasi berbasis Classroom blogging lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan metode konvensional. Dari hasil pengujian data postes yang dilakukan dengan menggunakan uji t dua sampel independen pada taraf signifikan α = 5%. Selain itu, untuk melihat seberapa besar peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa dilakukan analisis indeks gain ternormlisasi. Hal tersebut ditunjukan dengan perolehan indeks gain sebesar 0,78 untuk siswa yang menggunakan metode resitasi berbasis classroom blogging dan 0,52 untuk kelas konvensional. Hal ini menunjukan bahwa peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa pada kelas yang menggunakan metode berbasis classroom blogging berada pada kriteria tinggi, sedangkan siswa pada kelas yg menggunakan pembelajaran konvensional berada pada kriteria sedang.
v
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
THE IMPLEMENTATION OF CLASSROOM BLOGGING-BASED
RECITATION METHOD TO IMPROVE STUDENTS’ COMPREHENSION
CONCEPT SKILL
Lida AyuMentari, 0902098, lidaayumentari@yahoo.com
ABSTRACT
This research is aimed to know the information about the improvement students’ comprehension concept skill between experiment group and control group which in the learning process they use the classroom blogging-based recitation method. The research methodology which is used is quasi experimental method and the samples of the research are students in XI IPA 2 in one of senior high schools in Bandung as the control group, and students in XI IPA 1 in one of senior high school in Bandung as the experimental group. This research is done in the even semester in 2012/2013. The instruments which are used in this research there are test (pre-test and post-test), non test (questionnaire), and observation sheet for students and teachers activity. Based on the analysis to the whole steps in this research, it is obtained that one of the pre-test data which comes from the non-distribution population is normal. The pre-test data is done by doing Mann Whitney test which is gained that there is no difference in the students beginning skill between experiment group and control group. Meanwhile, both post-test data come from the normal distribution population, then it is done by doing homogeneity test and t test which state that the group data are not homogeny and H0 is refused, it means that the improvement of students’ comprehension concept skill by using classroom blogging-based recitation method is better than students who are in the learning process use conventional method. Based on the result of the post-test data which is done by using t test, two independent samples are in the significant point α = 5%. Besides, to see how much the improvement of students’ comprehension concept skill is done by using gain index analysis which
vi
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 28
3.1. Metode Penelitian 28
3.2. Desain Penelitian 30
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 31
3.4. Prosedur Penelitian 31
3.5. Instrumen Penelitian 40
vii
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56
4.1. Tahap Persiapan Penelitian 56
4.2. Tahap Pelaksanaan 67
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 82
BAB V SARAN DAN KESIMPULAN 85
5.1. Kesimpulan 85
5.2. Saran 86
1
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi ini, tentunya perkembangan pendidikan semakin hari semakin pesat kemajuannya, seiring dengan perkembangan masyarakat pada bidang teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Ruseffendi (1991:21) yang mengemukakan bahwa “Kehidupan di dunia berubah, masyarakat berubah, pengajaran berubah, semuanya berubah”.
Salah satu cara untuk dapat menyesuaikan diri ialah teknologi pendidikan harus dapat berjalan seiring dengan perkembangan guna mencapai kesuksesan di bidang pendidikan.
Salah satu faktor yang menjadi penentu keberhasilan pendidikan adalah adanya sumber daya manusia yang berkualitas, daya dukung sarana dan prasarana yang memadai dan berkualitas serta perangkat kebijakan yang mendukung. Sumber daya manusia yang berkualitas maksudnya adalah guru yang harus memiliki kompetensi dan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan pendidikan yang sesuai dengan standar kompetensi guru. Hal tersebut tercantum dalam peraturan mentri (PERMEN) Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
a. Pasal 1
(1) Setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional.
(2) Standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.
b. Pasal 2
Ketentuan mengenai guru dalam jabatan yang belum memenuhi kualifikasi akademik diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) akan diatur dengan Peraturan Menteri tersendiri.
c. Pasal 3
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
membangun, terlebih lagi bagi keberlangsungan hidup bangsa ditengah-tengah lintas perjalanan zaman dengan teknologi yang kian cangggih.
Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian kemampuan profesionalnya. Guru harus lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran siswa. Guru di masa mendatang tidak lagi menjadi satu-satunya orang yang paling well informed terhadap berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang tumbuh, berkembang, berinteraksi dengan manusia di jagat raya ini. Di masa depan, guru bukan satu-satunya orang yang lebih pandai di tengah-tengah siswanya.
Jika guru tidak memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi yang demikian cepat, ia akan terpuruk secara profesional. Jika hal ini terjadi, ia akan kehilangan kepercayaan baik dari siswa, orang tua maupun masyarakat.
yang mutakhir memungkinkan guru untuk melakukan pengajaran yang bervariasi dari tahun ke tahun, disesuaikan dengan konteks perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berlangsung.
Dalam peningkatan kualitas pembelajaran, berbagai upaya telah ditempuh antara lain pembaharuan dalam kurikulum, pengembangan metode pembelajaran, perubahan sistem penilaian dan lain sebagainya. Menurut kurikulum yang telah ditentukan KEMENDIKBUD, Mata Pelajaran TIK di SMA/MA mencakup penguasaan keterampilan komputer, prinsip kerja berbagai jenis peralatan komunikasi dan cara memperoleh, mengolah dan mengkomunikasikan informasi. Selain itu, salah satu tujuan dari pembelajaran TIK di SMA berdasarkan standar isi yang dikeluarkan oleh KEMENDIKBUD yaitu Mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Namun dalam mata pelajaran TIK di SMA masih ditemukan berbagai kendala dan hambatan yang berkaitan dengan motivasi, mengemukakan gagasan, pemahaman konsep dan hasil belajar yakni terlalu banyaknya materi yang harus disampaikan, namun guru tidak sempat membahas materi tersebut dikarenakan keterbatasan waktu yang ada, sehingga siswa dapat mengalami kurangnya pemahaman konsep secara menyeluruh. Selain keterbatasan waktu dan banyaknya materi, juga karena sifat dan karakteristik siswa yang bermacam-macam. Menurut penelitian pendahuluan yang dilakukan sebelumnya, kebanyakan siswa selalu melupakan tugas yang diberikan oleh guru, karena siswa tersebut mengganggap bahwa tugas yang diberikan tidak akan ada pengaruhnya terhadap mereka. Selain itu juga berdasarkan angket yang disebar, alasan kebanyakan siswa selalu melupakan tugas adalah karena tugas yang diberikan kurang menarik sehingga siswa tidak termotivasi untuk mengerjakannya. Sehingga tanggungjawab mereka akan tugas sangatlah kurang.
sehingga hanya merupakan transfer ilmu; (3) Memungkinkan terjadinya bahaya “verbalisme” yaitu siswa hafal susunan kata-kata atau kalimat tanpa memahami maknanya; (4) Siswa kurang perhatian; (5) Hasil pelajaran kurang mantap karena metode ceramah yang terdiriatas rentetan ucapan guru yang sedemikian rupa serta waktu yang beruntun akan memaksa siswa menangkap secara semaunya.(Sudirman,dkk 1992:133).
Saat ini, telah ditemukan suatu metode yang dapat memberikan kelebihan dalam penggunaannya, yakni : (1) Pengetahuan yang diperoleh murid dari hasil belajar, hasil percobaan atau hasil penyelidikan yang banyak berhubungan dengan minat atau bakat yang berguna untuk mereka akan lebih meresap, tahan lama dan lebih otentik; (2) Siswa berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri; (3) Tugas dapat lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih memperdalam, memperkaya atau memperluas wawasan tentang apa yang dipelajari; (4) Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi; (5) Dapat membuat siswa bergairah dalam belajar dilakukan dengan berbagai variasi sehingga tidak membosankan (Syaiful Sagala 2011: 219).
berupa pertanyaan langsung, proyek, diskusi atau makalah yang akan dipertanggungjawabkan kepada guru. Jadi, khasnya metode tugas ini adalah adanya tugas dan adanya pertanggungjawaban dari yang diberikan tugas (Roestiyah, 2007: 342).
Salah satu teknologi yang dapat mendukung Metode resitasi ini adalah media weblog (Classroom Bloging). Blog menjadi semakin populer di Indonesia, ketika banyak orang yang kemudian menjadi terkenal hanya karena hobi menulis blog. Ambil contoh Raditya Dika. Karena menulis blog, Raditya Dika menjadi pemenang Indonesian Blog Award dan The Online Inspiring Awards 2009 oleh Indosat.
Manfaat blog menurut riset-riset yang telah dilakukan terkait Classroom Blogging adalah belajar tentang learning community di dalam
blog (Campbell Study: 2003 dalam
http://ikhs.wordpress.com/2010/03/12/cooperative-learning-with-classroom-blogging/). Dalam data "Social Media Landscape" yang dikeluarkan salingsilang.com, jumlah pengguna blogger di Indonesia mencapai 4, 1 juta pada Februari 2011. Sebanyak 80,65 persen menggunakan blogspot.com (blogger.com) dan 14,5 persen menggunakan Wordpress. Sisanya menggunakan layanan lain. (Purwanti : 2011 http://tekno.kompas.com/)
Melalui Classroom Bloging, siswa dapat mengekspresikan diri mereka dengan menulis apa yang mereka pikirkan. Classroom Bloging memfasilitasi siswa untuk dapat saling berinteraksi antar siswa yang memiliki Classroom Bloging, saling mengunjungi, berdiskusi mengenai topik yang diangkat, saling berkomentar, berbagai pengetahuan dan ilmu yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Ditambah lagi, berdasarkan penelitian pendahuluan diketahui siswa dan guru sudah mengenal apa itu blog, sebagian besar dari mereka memiliki akun aktif baik itu blogspot.com atau pun wikipedia.
Dari uraian di atas, dilakukannya atau diterapkannya metode resitasi dengan tepat penulis meyakini bahwa metode tersebut akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan para siswa SMA dalam memahami konsep pembelajaran.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.Bagaimana implementasi metode resitasi berbasis classroom blogging pada mata pelajaran TIK di SMA?
2.Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran metode resitasi berbasis classroom blogging dengan metode konvensional pada mata pelajaran TIK?
3.Apakah implementasi metode resitasi berbasis classroom blogging dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa di SMA?
1.3. Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan pada standar kompetensi Membuat desain web dengan text editor. Agar lebih terarah dan menghindari kesalahan penafsiran dalam penelitian yang akan dilaksanakan, ruang lingkup masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
1. Materi ajar yaitu tentang Bahasa hypertext untuk kepentingan desain web.
2. Pengamatan dilakukan kepada kelompok kontrol yang diberikan pembelajaran metode konvensional dan kepada kelompok eksperimen yang diberikan pembelajaran metode resitasi berbasis classroom blogging.
Membuat desain web dengan text editor pada pembelajaran metode resitasi berbasis classroom blogging.
4. Hasil belajar siswa akan diukur dengan Tes Hasil Belajar (Achievement Test) yang didasarkan pada taksonomi Bloom, yakni dengan karakteristik soal C2 (pemahaman).
1.4. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui bagaimana implementasi metode resitasi berbasis classroom blogging pada mata pelajaran TIK di SMA
b. Mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran metode resitasi berbasis classroom blogging dengan metode konvensional pada mata pelajaran TIK
c. Mengetahui apakah implementasi metode resitasi berbasis classroom blogging dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa
di SMA. 1.5. Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka peneliti memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
a Mendapatkan hasil yang jelas mengenai fakta di lapangan yang berkaitan dengan implementasi metode resitasi berbasis classroom blogging untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep
b Mengetahui bagaimana implementasi metode resitasi berbasis classroom blogging pada mata pelajaran TIK di SMA.
c Mengetahui apakah implementasi metode resitasi berbasis classroom blogging dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa
di SMA.
d Mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran metode resitasi berbasis classroom blogging dengan metode konvensional pada mata pelajaran TIK.
2. Bagi Guru
a. Kreativitas guru akan lebih meningkat karena kegiatan memilih dan merancang metode pembelajaran serta media pembelajaran dilakukan dengan tepat dan inovatif.
b. Guru akan lebih terbantu mencari siswa mana yang aktif, mampu dalam penguasaan konsep, serta siswa yang memiliki tanggung jawab yang besar terhadap tugasnya.
3. Bagi Siswa
a. Siswa menjadi lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran TIK. b. Siswa menjadi termotivasi dan semangat dalam mengikuti
pembelajaran secara aktif sehingga kelas menjadi benar-benar hidup dan dinamis.
c. Siswa lebih bertanggungjawab pada tugas yang diberikan oleh guru. d. Setiap siswa mendapat kesempatan untuk lebih berekspresi dalam
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
e. Siswa akan lebih termotivasi lagi pada saat belajar baik itu pada saat sekolah ataupun saat berada di rumah.
1.6. Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa dengan menggunakan metode resitasi berbasis Classroom blogging lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dalam
pembelajarannya menggunakan metode konvensional. 1.7. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini dan juga memudahkan dalam menjelaskan apa yang sedang dibahas sehingga menjadi lebih terarah. Adapun beberapa istilah-istilah yang umum digunakan dalam penelitian ini akan dijelaskan pada define operasional sebagai berikut :
Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional (2008: 30) menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan metode resitasi sebagai berikut:
1) Fase pemberian tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai, jenis tugas dan tepat, sesuai dengann kemampuan siswa, ada petunjuk yang dapat membantu dan disediakan waktu yang cukup.
2) Fase pelaksanaan tugas
a. Diberikan bimbingan/ pengawasan oleh guru
b. Diberikan dorongan sehingga anak mau melaksanakannya c. Diusahakan atau dikerjakan oleh anak sendiri
d. Mencatat semua hasil yang diperoleh dengan baik dan sistematik
3) Fase pertanggungjawaban tugas Hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Laporan siswa baik lisan/ tertulis dari apa yang telah dikerjakan b. Ada tanya jawab dan diskusi
c. Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes atau notes atau cara lainnya.
2. Pemahaman Konsep
Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang dipelajari . Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, paham berarti mengerti dengan tepat, sedangkan konsep berarti suatu rancangan. Sedangkan dalam matematika, konsep adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk menggolongkan suatu objek atau kejadian. Jadi pemahaman konsep adalah pengertian yang benar tentang suatu rancangan atau ide abstrak.
3. Classroom Blogging merupakan pemanfaatan weblog untuk dunia pendidikan khususnya pada level pendidikan tinggi. Weblog banyak ditulis secara informal, dan sering kali memaparkan pengalaman penulis, hasil berfikir yang mencerminkan dari penulis.
Classroom Blog dapat digunakan oleh para guru atau dosen untuk
mengikuti proses pembelajaran para siswa baik ketika berada didalam kelas maupun diluar kelas. Siswa dapat juga menjadikannya sebagai suatu jurnal pelajaran yang berisi tentang materi-materi yang mereka pahami dan menggambarkan ringkasan dari apa yang mereka baca, serta menjadikannya sebagai pusat informasi yang dapat dijadikan referensi untuk menambah pengetahuan siswa. Dengan menggunakan Classroom Blog, siswa dan guru dapat dikondisikan untuk dapat membangun sebuah
lingkungan yang interaktif dimana mereka dapat saling berinteraksi, menganalisa sebuah topik yang diangkat, dan saling berkirim komentar. Dengan demikian guru, dapat menilai sejauh mana peran aktif siswa dalam proses pembelajaran di luar maupun di dalam kelas.
28
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Jenis penelitian yang menggunakan rancangan berdasarkan prosedur statistik atau dengan cara lain dari kuantifikasi untuk mengukur variabel penelitiannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam (Creswell dalam Wikipedia, 2012).
Penelitian yang dilakukan yaitu mengenai implementasi metode resitasi berbasis classroom blogging untuk meningkatkan pemahaman konsep terhadap siswa SMA. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat peningkatan pemahaman konsep siswa setelah mendapatkan metode resitasi berbasis classroom blogging.
Penelitian adalah suatu kegiatan yang sistematis atau terencana untuk mencari suatu jawaban sebuah permasalahan yang ingin diketahui oleh peneliti. Sesuai dengan judul yang dikemukakan, maka penelitian ini diadakan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian kuantitatif: 1. Langkah penelitian
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Hipotesis
Mengajukan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian hipotesis menentukan hasil yang diramalkan Priori
3. Desain
Dalam desain jelas langkah-langkah penelitian dan hasil yang diharapkan
4. Pengumpulan Data
Kegiatan dalam pengumpulan data memungkinkan untuk diwakilkan 5. Analisis Data
Dilakukan sesudah semua data terkumpul selanjutnya data dianalisis, sampai menghasilkan kesimpulan yang merupakan langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah.
Berdasarkan proses penelitian kuantitatif tersebut, maka penelitian kuantitatif bersifat linier, di mana langkahnya jelas, mulai dari rumusan masalah, teori, hipotesis, mengumpulkan data, analisis data, sera membuat kesimpulan dan saran.Pengunaan konsep dan teori yang relevan dalam menyusun hipotesis merupakan aspek logika, sedangkan untuk pemilihan metode penelitian, menyusun instrument, mengumpulkan data dan analisisnya adalah aspek metodologi untuk memverifikasikan hipotesis yang diajukan.
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen atau eksperimen semu. Tujuannya adalah untuk memprediksi keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya, tetapi tidak ada pengontrolan dan/atau manipulasi terhadap seluruh variabel yang relevan. Dalam desain ini menggunakan Non-equivalent Control Group Design. Pemilihan desain ini sesuai dengan kondisi subjek penelitian yang akan peneliti gunakan, yakni sudah terbentuk secara utuh (Naturally Format Intact Group). Subjek peneliti yang peneliti maksud adalah kelompok siswa dalam satu kelas.
Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1) – (O2 – O1).
O1 X O2
O1 - O2
(Sugiono, 2012) Keterangan :
O1 : Pre-test (tes awal) dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai materi yang akan diajarkan sebelum diterapkannya metode resitasi pada kelas ekperimen.
X : Perlakuan (Treatment) berupa pengajaran dengan menerapkan metode resitasi berbasis classroom blogging pada kelas eksperimen. - : Perlakuan (Treatment) berupa pengajaran dengan menerapkan
metode konvensional pada kelas kontrol.
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI salah satu sekolah negeri di kota Bandung semester genap tahun pelajaran 2013/2014.
2. Sampel
Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling atau pemilihan secara sengaja dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010:124). Pertimbangan adalah bahwa siswa yang dijadikan sampel merupakan pihak yang akan menggunakan dan mengevaluasi produk hasil pengembangan media pembelajaran berbasis Classroom Blogging pada mata pelajaran TIK SMA.
3.4. Prosedur Penelitian
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelakasaan, dan tahap akhir. Berikut uraian dari tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:
1.Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini dilakukan sebelum penelitian dilakukan, berikut rincian dari tahapan tersebut :
a. Menentukan pokok bahanasan yang akan digunakan pada saat penelitian yang di peroleh dengan cara melaksanakan studi literatur dari Silabus.
b. Menentuka sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dilakukan untuk mengetahui kondisi kelas, kondisi siswa dan pembelajaran yang biasa dilaksanakan.
d. Mengidentifikasi permasalahan yang berkenaan dengan bahan ajar, merencanakan pembelajaran yang akan di laksanakan, kemudian alat-alat pembelajaran yang saling berhubungan.
e. Melakukan perizinan kepada pihak sekolah untuk melakukan penelitian dengan memberikan surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh fakultas ke sekolah yang bersangkutan yang akan dijadikan tempat penelitian.
f. Penyusunan instrumen untuk pengumpulan data penelitian.
g. Melakukan judgement instrumen terhadap dosen dan guru mata pelajaran yang bersangkutan.
h. Analisis dari revisi hasil judgement instrumen.
i. Melakukan ujicoba instrumen di salah satu sekolah negeri di kota Bandung pada kelas di luar kelompok eksperimen dan kontrol yang telah menerima materi yang akan di teliti.
j. Menentukan waktu pelaksanaan penelitian dengan berkonsultasi dengan guru mata pelajaran TIK salah satu sekolah negeri di kota Bandung.
2.Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dilakukan di salah satu sekolah negeri di kota Bandung dengan tahap sebagai berikut :
a. Penentuan populasi dan sampel yaitu siswa kelas XI salah satu sekolah negeri di kota Bandung sebagai populasi, dan 2 kelas sebagai sampel.
b. Menentukan kelas yang akan di jadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(treatment) dan sebagai pembanding dalam menentukan peningkatan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan (teratment). Pelaksanaan pretes pada kelas ekspreimen dan kontrol dilakukan secara tertulis.
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel. 3.1 Matriks Pembelajaran
Kelompok kontrol Kelompok eksperimen
Pertemuan Ke- 1 1
Metode
Pembelajaran
Metode Konvensional Metode Resitasi berbasis Classroom Blogging
Materi Bahasa hypertext untuk kepentingan desain web
Menjelaskan pengertian HTML.
Menginterprestasi aplikasi yang digunakan untuk membuat dokumen HTML (editor).
Menginterprestasi aplikasi yang digunakan untuk menerjemahkan dokumen HTML menjadi halaman web (browser).
Bahasa hypertext untuk kepentingan desain web
Menjelaskan pengertian HTML.
Menginterprestasi aplikasi yang digunakan untuk membuat dokumen HTML (editor).
Menginterprestasi aplikasi yang digunakan untuk menerjemahkan dokumen HTML menjadi halaman web (browser).
Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
Guru membuka dan memulai proses pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, dan mengecek kesiapan kelas.
Siswa dan Guru melakukan do’a bersama sesuai
kepercayaan masing-masing dengan dipimpin oleh ketua kelas.
Guru menjelaskan SK/KD materi yang akan dibahas pada pertemuan pertama serta tujuan dari pembelajaran
tersebut.
Guru menjelaskan materi yang akan dibahas pada pertemuan pertama serta tujuan dari pembelajaran tersebut.
Guru memberikan motivasi kepada siswa agar siswa
Pendahuluan
Guru membuka dan memulai proses pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, dan mengecek kesiapan kelas.
Siswa dan Guru melakukan do’a bersama sesuai kepercayaan
masing-masing dengan dipimpin oleh ketua kelas.
Guru menjelaskan SK/KD materi yang akan dibahas pada pertemuan pertama serta tujuan dari pembelajaran tersebut.
Proses Treatment Resitasi
Guru mengingatkan kembali tugas ke-1 yang telah diberikan sebelum pertemuan pertama
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
semangat dalam proses pembelajaran Kegiatan Inti
Guru memberikan tes awal (pretes) kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa
Guru menjelaskan pengertian HTML.
Guru menjelaskan aplikasi yang digunakan untuk membuat dokumen HTML (editor).
Guru menjelaskan aplikasi yang digunakan untuk menerjemahkan dokumen HTML menjadi halaman web (browser).
Penutup
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang telah disampaikan.
Guru dan siswa melaksanakan review mengenai
pembelajaran yang telah dilaksanakan, yaitu dengan cara Guru melontarkan beberapa pertanyaan kepada siswa yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan.
Guru menutup pertemuan dengan beberapa patah kata untuk menutup pertemuan serta ucapan hamdalah, dan keluar dengan mengucapkan salam
Kegiatan Inti
Proses Treatment Resitasi
Siswa di minta untuk mempresentasikan tugas ke-1 dengan menggunakan blog (perwakilan kelas dengan cara di undi)
Tanyajawab antar siswa di kelas
Penutup (20 menit)
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang telah disampaikan.
Guru dan siswa melaksanakan review mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan, yaitu dengan cara Guru melontarkan beberapa pertanyaan kepada siswa yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan.
Siswa diminta untuk mengerjakan latihan yang terdapat pada classroom blogging
Proses Treatment Resitasi
Guru menginfokan tugas ke-2 untuk pertemuan selanjutnya yang dapat dilihat pada classroom blogging
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pertemuan Ke- 2 2
Metode
Pembelajaran
Metode Konvensional Metode Resitasi berbasis Classroom Blogging
Materi Bahasa hypertext untuk kepentingan desain web
Menjelaskan struktur dasar HTML.
Menjelaskan pengertian tag dan atribute.
Menerangkan fungsi tag dan atribute
Bahasa hypertext untuk kepentingan desain web
Menjelaskan struktur dasar HTML.
Menjelaskan pengertian tag dan atribute.
Menerangkan fungsi tag dan atribute Kegiatan
Pembelajaran
Pendahuluan
Guru membuka dan memulai proses pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, dan mengecek kesiapan kelas.
Siswa dan Guru melakukan do’a bersama sesuai
kepercayaan masing-masing dengan dipimpin oleh ketua kelas.
Guru menjelaskan SK/KD materi yang akan dibahas pada pertemuan kedua serta tujuan dari pembelajaran tersebut.
Guru mengingaktkan kembali pembelajaran sebelumnya
Guru memberikan motivasi kepada siswa agar siswa semangat dalam proses pembelajaran
Kegiatan Inti
Guru menjelaskan struktur HTML
Guru menjelaskan pengertian tag dan atribute
Guru menerangkan fungsi tag dan atribute
Pendahuluan
Guru membuka dan memulai proses pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, dan mengecek kesiapan kelas.
Siswa dan Guru melakukan do’a bersama sesuai kepercayaan
masing-masing dengan dipimpin oleh ketua kelas.
Guru menjelaskan SK/KD materi yang akan dibahas pada pertemuan kedua serta tujuan dari pembelajaran tersebut.
Guru mengingaktkan kembali pembelajaran sebelumnya Proses Treatment Resitasi.
Guru mengingatkan kembali tugas ke-2 yang telah diberikan pada pertemuan pertama.
Guru memberikan motivasi kepada siswa agar siswa semangat dalam proses pembelajaran
Kegiatan Inti
Proses Treatment Resitasi
Presentasi tugas individu (perwakilan kelas dengan cara di undi)
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penutup
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang telah disampaikan.
Guru dan siswa melaksanakan review mengenai
pembelajaran yang telah dilaksanakan, yaitu dengan cara Guru melontarkan beberapa pertanyaan kepada siswa yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan.
Guru menutup pertemuan dengan beberapa patah kata untuk menutup pertemuan serta ucapan hamdalah, dan keluar dengan mengucapkan salam
Penutup
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang telah disampaikan.
Guru dan siswa melaksanakan review mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan, yaitu dengan cara Guru melontarkan beberapa pertanyaan kepada siswa yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan.
Siswa diminta untuk mengerjakan latihan yang terdapat pada classroom blogging
Proses Treatment Resitasi
Guru menginfokan tugas ke-3 untuk pertemuan selanjutnya yang dapat dilihat pada classroom blogging
Guru menutup pertemuan dengan beberapa patah kata untuk menutup pertemuan serta ucapan hamdalah, dan keluar dengan mengucapkan salam
Pertemuan Ke- 3 3
Metode
Pembelajaran
Metode Konvensional Metode Resitasi berbasis Classroom Blogging
Materi Bahasa hypertext untuk kepentingan desain web
Menerapkan fungsi tag dan atribute.
Menerapkan pengaturan dan pewarnaan teks.
Menerapkan pewarnaan halaman
Bahasa hypertext untuk kepentingan desain web
Menerapkan fungsi tag dan atribute.
Menerapkan pengaturan dan pewarnaan teks.
Menerapkan pewarnaan halaman Kegiatan
Pembelajaran
Pendahuluan
Guru membuka dan memulai proses pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, dan mengecek kesiapan kelas.
Pendahuluan
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Siswa dan Guru melakukan do’a bersama sesuai
kepercayaan masing-masing dengan dipimpin oleh ketua kelas.
Guru menjelaskan SK/KD materi yang akan dibahas pada pertemuan ketiga serta tujuan dari pembelajaran tersebut
Guru mengingaktkan kembali pembelajaran sebelumnya
Guru memberikan motivasi kepada siswa agar siswa semangat dalam proses pembelajaran
Kegiatan Inti
Siswa menerapkan fungsi tag dan atribute
Siswa menerapkan pengaturan dan pewarnaan teks
Siswa menerapkan perwarnaan halaman
Guru memberikan postes kepada siswa untuk mengetahui kemampuan akhir siswa
Penutup
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang telah disampaikan.
Guru dan siswa melaksanakan review mengenai
pembelajaran yang telah dilaksanakan, yaitu dengan cara Guru melontarkan beberapa pertanyaan kepada siswa yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan.
Guru menutup pertemuan dengan beberapa patah kata untuk menutup pertemuan serta ucapan hamdalah, dan keluar dengan mengucapkan salam
Siswa dan Guru melakukan do’a bersama sesuai kepercayaan
masing-masing dengan dipimpin oleh ketua kelas.
Guru menjelaskan SK/KD materi yang akan dibahas pada pertemuan ketiga serta tujuan dari pembelajaran tersebut
Guru mengingaktkan kembali pembelajaran sebelumnya Proses Treatment Resitasi
Guru mengingatkan kembali tugas ke-3 yang telah diberikan pada pertemuan kedua.
Guru memberikan motivasi kepada siswa agar siswa semangat dalam proses pembelajaran
Kegiatan Inti
Proses Treatment Resitasi
Presentasi tugas individu (perwakilan kelas dengan cara di undi)
Tanya jawab antar siswa
Penutup
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang telah disampaikan.
Guru dan siswa melaksanakan review mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan, yaitu dengan cara Guru melontarkan beberapa pertanyaan kepada siswa yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
e.Melakukan test hasil belajar (postes) terhadap sampel dengan soal tes yang sama. Tes ini bertujuan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa stelah diberikan perlakuan (teratment). Pelaksanaan postes pada kelompok eksperimen dan kontrol dilakukan secara tertulis.
3.Tahap Akhir
Pada tahap ini data yang di peroleh akan diolah dan dianalisis, berikut penjelasannya :
a. Tahap analisis data: pada tahap ini dilakukan analisis data terhadap skor hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis yang dilakukan meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Jika data berdistribusi normal dan homogen, makan tahap uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t. Namun jika data tidak berdistribusi normal, maka uji hipotesis menggunakan statistik non-parammetik dengan teknik Mann-Whitney.
b. Uji hipotesis: pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan untuk menerima atau menolak hipotesis berdasarkan hasil pengolah data. c. Menganalisis dan membahas temuan penelitian
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Bagan 3.1 Alur Penelitian
Tahap Persiapan
Populasi
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.5. Instumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan maka dibutuhkan beberapa instrumen penelitian yaitu tes dan non-tes. Tes memiliki sifat mengukur, sedangkan non-tes memiliki sifat menghimpun (Zainal, 2011). Tes yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden. Jenis tes yang akan diberikan kepada responden adalah tes kemampuan yang tertulis yaitu tes objektif (objective) dan tes essay. Tes kemampuan ini dipergunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam mengaplikasikan konsep.
Instrumen penelitian non-tes yang akan dilakukan pada penelitian ini berupa angket (questioner). Menurut Zainal (2011), angket adalah instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk menjaring data atau informasi yang harus dijawab responden secara bebas sesuai dengan pendapatnya.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes, lembar observasi, lembar pedoman wawancara dan dokumentasi. Sedang teknik pengumpulan data dari masing-masing instrumen dalam penelitian akan dijabarkan sebagai berikut :
a.Soal Tes
Bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan hasil belajar siswa, data dapat diketahui melalui nilai-nilai dan penskoran. Pre-tes dilakukan sebelum pelaksanaan pembelajaran inovatif model kolaborasi basis proyek yang bertujuan untuk mengetahui data tentang kemampuan awal siswa. Data hasil pembelajaran diperoleh dengan cara memberikan postes kepada siswa yang telah dilakukan perlakuan.
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Digunakan untuk mengetahui data tentang aktifitas yang menunjukkan adanya data yang mempengaruhi aktifitas kooperatif siswa.
c. Lembar pedoman wawancara
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu d. Dokumen / RPP
Hasil dokumen pembelajaran tersebut digunakan untuk melengkapi data hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan.
e. Angket
Angket yang akan diberikan kepada responden tersebut mengenai penerapan metode resitasi dan untuk mengetahui respon responden terhadap model pembelajaran tersebut.
f. Blog
Blog ini merupakan media yang membantu dalam proses metode resitasi.
3.6. Teknik Analisa Uji Coba Intrumen
Sebelum digunakan sebagai tes awal dan tes akhir pada kelas yang dijadikan sampel penelitian, terlebih dahulu soal ini diujicobakan di kelas yang telah mengalami pembelajaran rangkaian listrik arus searah. Data hasil ujicoba selanjutnya dianalisis. Analisis ini meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji daya pembeda dan uji tingkat kesukaran.
Pada tahap evaluasi, peneliti akan menggunakan instrument tes dan non tes. Menurut Sujarweni dan Endrayanto (2011) mengatakan bahwa Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk menguji data yang menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner untuk melihat pertanyaan dalam kuesioner yang diisi oleh responden tersebut layak atau belum, pertanyaan-pertanyaan digunakan untuk mengambil data.
3.6.1. Uji Validitas Butir Soal
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.
Menurut Sugiono (2012:182), “untuk validitas yang berbentuk
tes, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan
antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan”.
Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dengan angka kasar, yakni:
( 3.1)
Adapun kriteria validitas isi ini, yaitu : Tabel. 3.2
Kriteria koefisien validitas butir soal
Nilai Hasil
Reliabel atau biasa disebut reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. “Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
untuk soal pilihan ganda atau soal objektif dan korelasi Alfa Cronbach untuk soal essay atau uraian. Hal ini dikemukakan oleh Sugiono
(2012:360) bahwa “jika skor yang digunakan dalam instrumen pilihan
ganda atau soal objektif menghasilkan skor dikotomi (1 dan 0) , maka
reliabilitas instrumen dapat dianalisis dengan rumus KR.20”. Untuk
jenis data interval atau essay pengujian reliabilitas instrumen dapat dianalisis dengan teknik Alfa Cronbach.
Rumus K-R.20 untuk pengujian reliabilitas instrumen soal pilihan ganda atau soal objektif adalah sebagai berikut :
(3.2)
(Sugiono, 2012:359) Keterangan :
pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar pada item 1
qi = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)
= jumlah hasil perkalian antara pi dan qi k = jumlah item dalam instrumen
= varians total dimana, varians total :
(3.3)
(3.4)
(Sugiono, 2012:361) Keterangan :
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Rumus korelasi Alfa Cronbach untuk pengujian reliabilitas instrumen soal essay atau uraian adalah sebagai berikut :
(3.5)
(Sugiono, 2012:365) Keterangan :
k = banyaknya item soal
= jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total
dimana, rumus untuk varians total dan varians item:
(3.6)
(3.7)
(Sugiono, 2012:365) Keterangan :
= jumlah nilai benar tiap responden n = jumlah responden
JKi = jumlah kuadrat seluruh skor item JKs = jumlah kuadrat subjek
Adapun klasifikasi reliabilitas ini, yaitu : Tabel. 3.3
Tabel. Kriteria Reliabilitas
Koefisien korelasi Kriteria
0,80 – 1,00 Sangat tinggi
0,60 – 0,79 Tinggi
0,40 – 0,59 Cukup
0,20 – 0,39 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat rendah
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Salah satu analisis soal yang dapat membuktikan bahwa sebuah soal dapat dikatakan baik atau tidak adalah dengan menggunakan taraf
kesukaran. Menurut Arikunto (2012 : 222), “soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar”. Soal yang terlalu
mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya.
Tingkat kesukaran adalah suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal adalah mudah, sedang dan sukar. Tingkat kesukaran untuk soal yang berbentu pilihan ganda dapat dihitung dengan rumus :
(3.8) (Arikunto,2012:223) Keterangan :
P = indeks kesukaran butir soal
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Sedangkan rumus untuk mencari taraf kesukaran soal essay atau uraian yaitu :
(3.9) (Sari, 2012) Keterangan :
Tk = indeks kesukaran butir soal SA = jumlah skor kelompok atas SB = jumlah skor kelompok bawah IA = jumlah skor ideal kelompok atas IB = jumlah skor ideal kelompok bawah
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel. 3.4
Kriteria Tingkat Kesukaran
Taraf Kesukaran (P) Kriteria
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
(Arikunto,2012:225) 3.6.4. Uji daya Pembeda
Daya pembeda adalah pengukuran dari seberapa jauh kemampun butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal tersebut.
Salah satu analisis soal lain yang dapat membuktikan bahwa sebuah soal dapat dikatakan baik atau tidak adalah dengan menggunakan daya pembeda. “Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh atau berkemampuan
rendah” (Arikunto,2012:226).
Seperti halnya indeks kesukaran, indeks diskriminasi (daya pembeda) berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Namun, pada indeks diskriminasi terdapat tanda negatif (-).
Dalam menghitung daya pembeda ini, siswa dikelompokan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok atas (upper group) dan kelompok bawah (lower group).
Adapun rumus untuk mencari indeks daya pembeda soal pilihan ganda yaitu :
(3.10)
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Keterangan :
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab
benar
Sedangkan rumus untuk mencari indeks daya pembeda soal essay atau uraian yaitu :
(3.11)
Nilai daya pembeda ditafsirkan berdasarkan kriteria sebagai berikut:
Tabel. 3.5
Kriteria Daya Pembeda
Daya Pembeda (D) Kriteria
0,00 – 0,20 Buruk (poor)
0,21 – 0,40 Cukup (satisfactory)
0,41 – 0,70 Baik (good)
0,71 – 1,00 Baik sekali (excellent)
(Arikunto,2012:232) 3.6.5. Data dan Teknik Pengumpulan
Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Data kuantitatif yang diperoleh dari penelitian ini adalah skor tes siswa. Skor tes terdiri dari skor tes awal dan tes akhir yaitu tes untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa.
2. Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini meliputi :
Aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran dengan menerapkan metode resitasi berbasis Classroom Blogging. Data ini diperoleh melalui observasi dengan alat pengumpul data berupa lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran.
3.6.6. Teknik Analisa Data
Analisis data penelitian merupakan langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Analisis data pada penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan dalam rangka merumuskan kesimpulan. Analisis data yang benar dan tepat akan menghasilkan kesimpulan yang benar. Adapun prosedur analisis dari setiap data adalah sebagai berikut :
Analisi Data Hasil Tes
a. Penskoran
Pemberian skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode Rights Only, yaitu jawaban benar diberi satu dan jawaban salah satu butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar, berikut rumus yang digunakan untuk menghitung pemberian skor:
S = R , (3.12) (Munaf, 2001) Keterangan :
S = skor siswa
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Total skor maksimal untuk pretes adalah 16, untuk membuat nilai maksimal menjadi seratus, maka digunakan rumus :
Nilai = (3.13)
Dan untuk skor maksimal postes adalah 15, untuk membuat nilai maksimal menjadi seratus, maka digunakan rumus :
Nilai = (3.14)
b. Menghitung selisih antara skor post-test dan skor pre-test
1) Menghitung rata-rata hitung
Setelah data skor pretes dan postes diperoleh, kemudian dihitung rata-rata masing-masing data skor pretes dan postes tersebut dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
( 3.15) (Sudjana, 1996:67) Ketarangan :
X = rata-rata
∑xi = jumlah total nilai data n = jumlah sampel
Menentukan simpangan baku dengan menggunakan rumus berikut:
( 3.16)
(Sudjana, 1996:93) Keterangan :
s = simpangan baku
n = jumlah sampel
= jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Data yang di peroleh dari penelitian melalui pretes dan postes yang merupakan hasil pengukuran aspek kognitif yang berupa skor total. Pretes dilakukan untuk mengukur kemampuan awal siswa masing-masing sebelum proses pembelajaran dilakukan. Sedangkan postet digunakan untuk melihat sejauh mana kemampuan pemahaman yang dimiliki oleh siswa, kemudian data ini juga digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa dengan cara menentukan gain atau selisih pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Selain itu juga analisis terhadaap data hasil tes akhir dilakukan untuk melihat kemampuan pemahaman konsep dari pembelajaran yang dilakukan dengan cara menghitung dan menentukan rata-rata persentase siswa yang menjawan benar dari soal yang disajikan. Kemudian dari hasil pretes dan postet masing0masing kelas baik itu kelompok eksperimen ataupun kelompok kontrol dilakukan serangkaian uji statistika. Kemudian membandingkan rata-rata gain ternormalisasi dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk melihat peningkatan kemampuan pemahaman konsep sebelum dan sesudah implementasi metode resitasi berbasis Classroom Blogging. Gain ternormalisasi dihitung dengan menggunakan rumus :
(3.17)
Keterangan :
<g> = skor gain ternormalisasi Spostes = skor postes
Spretes = skor pretes
Smax = skor makasimum ideal
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel. 3.6
Kriteria Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Rentang Nilai Klasifikasi
0,71 – 1,00 Tinggi
0,41 – 0,70 Sedang
0,01 – 0,40 Rendah
Setiap skor gain yang diperoleh kemudian dianalisis peningkatannya. Dan untuk melihat peningkatan kemampuan pemahaman konsep, dianalisis dengan langkah-lanhkah sebagai berikut :
1)Melakukan uji hipotesis untuk mengetahui apakah data tersebut berasal dari populasi yang bertribusi normal atau tidak. Data-data yang diuji adalah data pretes kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, postes kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, serta gain kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji normalitas ini menggunakan uji yaitu Kolmogorov-Smirnov karena sampel berukuran kurang dari 50. Pedoman pengambilan keputusan dengan mengambil nilai taraf signifikan 5% adalah sebagai berikut :
Nilai signifikansi (sig) < 0,05, distribusi tidak normal
Nilai signifikansi (sig) ≥ 0,05, distribusi normal (Wijaya,
2000: 13)
2)Jika kedua kelompok berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji Levene dengan mengambil taraf signifikan 5% pada program SPSS 16.0 for windows. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
Nilai Signifikan (sig) ≥ α = Varians setiap sampel sama
(Homogen)
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3)Setelah normalitas dan homogenitas dipenuhi, selanjutnya dilakukam uji t dengan uji statistik Independent Sampel t Test. Untuk uji kesamaan dua rata-rata (uji dua pihak) pada gain ternirmalisasi dengan kriteria sebagai berikut :
Nilai signifikasi (sig) ≥ ½ α = H0 diterima
Nilai signifikasi (sig) < ½ α = H0 ditolak
Hipotesis yang diuji adalah:
“kemampuan pemahaman konsep siswa dengan menggunakan metode resitasi berbasis Classroom blogging lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan metode konvensional.”
4)Jika data berdistribusi normal dan tidak homogen, maka digunakan uji t dengan statistik Independent Sampel t Test (Equal variances not assumed).
5)Jika data tersebut berdistribusi normal atau salah satu dari kedua data tersebut tidak berdistribusi normal dan tidak homogen, maka untuk menghitung kesamaan dua rata-rata digunakan uji statistik non-parametrik Mann-Whitney. Sebagai media bantu, oenguji statistik pada penelitian ini menggunakan program SPSS 16.0 for windows.
d. Analisis data angket
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dengan melakukannya penyebaran angket kepada siswa, peneliti ingin melihat respon siswa terhadap perlakuan yang diberikan oleh peneliti menggunakan metode resitasi berbasis classroom blogging.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung presentase angket tersebut adalah
(3.18 )
Keterangan :
P = persentase jawaban f = frekuensi jawaban n = banyaknya responden
Alternatif jawaban yang tersedia dibuat skala likert yang terdiri dari SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju) dan STS (sangat tidak setuju). Menurut Sugiyono (2010), angket dipresentasikan sebagai berikut :
1) Menghitung jumlah skor kriterium
Skor kriterium merupakan skor jika setiap butir mendapatkan skor tertinggi
Skor tertinggi x jumlah responden x jumlah butir soal (3.19)
2) Menghitung jumlah skor hasil pengumpulan data
Skor-skor yang diperoleh dari responden, ditabulasikan dalam Tabel. dan dihitung jumlah keseluruhan skor data kuantitatif dari yang dipilih seluruh responden.
Untuk pertanyaan bersifat positif
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Untuk pertanyaan bersifat negatif
(SS) = 5 (S) = 4 (TS) = 2 (STS) = 1 3) Menentukan kategori/interprestasi data
Setelah diketahui skor kriterium dan jumlah skor hasil pengumpulan data, dihitung skor kualitas dengan cara :
(3.19)
Sehingga diketahui presentase dari kriteria yang ditetapkan. Secara kontinu dapat dibuat kategori dengan interval sebagai berikut :
Gambar 3.1
Interval Interprestasi Kategori Perolehan Angket
e. Hasil Observasi
Observasi terhadap aktivitas guru selama pembelajaran dan observasi terhadap aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung diamati oleh observer kemudian dideskripsikan. Data hasil lembar observasi akan disajikan dalam bentuk Tabel. untuk melihat apakah metode Resitasi berbasis Classroom Blogging sudah diterapkan pada pembelajaran TIK yang dilaksanakan di kelompok eksperimen.
f. Wawancara
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
85
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V
SARAN DAN KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada keseluruhan tahapan penelitian yang dilakukan di kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 salah satu sekolah negeri di kota Bandung tahun ajaran 2012/2013, dapat disimpulkan beberapa hal yang berkaitan dengan implementasi metode resitasi berbasis classroom blogging untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep
siswa pada mata pelajaran TIK SMA yaitu sebagai berikut :
1. Metode resitasi berbasis classroom blogging secara keseluruhan dapat diimplementasikan dengan baik pada mata pelajaran TIK di SMA. Walaupun masih terdapat beberapa kendala, namun kendala tersebut bisa diatasi dengan baik.
2. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran resitasi berbasis classroom blogging dengan metode konvensional pada mata pelajaran TIK. Hal tersebut dapat dilihat pada gain kedua kelompok tersebut.
3. Peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa kelompok eksperimen (menggunakan metode resitasi berbasis classroom blogging) lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol
Lida Ayu Mentari, 2013
Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka beberapa saran yang dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut :
1. Berdasarkan pengalaman yang di dapat ketika proses pembelajaran di sekolah tempat penelitian, yaitu terjadinya anak yang kurang fokus karena harus berdempetan saat proses pembelajaran dan juga terbatasnya sarana komputer yang ada di dalam lab dan dibarengi oleh seringnya turun bandwith sehingga proses pembelajaran dalam blog sedikit terganggu. Maka disarankan untuk pihak sekolah, sebaiknya sarana dan prasarana sekolah lebih di perhatikan lagi, baik itu dari segi kualitas maupun kuantitas.
2. Supaya siswa tidak merasa bosan dengan cara penyajian materi yang sama disetiap pertemuannya, maka lebih baik mencoba menggunakan metode pembelajaran yang beragam dan lebih menarik minat siswa. Misalnya metode pembelajara resitasi berbasis classroom blogging, yang telah terbukti pada penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa serta mendapatkan respon yang positif dari siswa.