Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES
TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Matematika Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh
NURUL QOMAR 060892
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE
TEAMS GAMES
TOURNAMENT
(TGT) UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOMUNUKASI MATEMATIS SISWA SMP
Oleh Nurul Qomar
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Nurul Qomar 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES
TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOMUNUKASI MATEMATIS SISWA SMP
Oleh
NURUL QOMAR
060892
Menyetujui:
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Wahyudin, M. Pd. NIP. 195108081974121001
Pembimbing II
Drs. H. Asep Syarif H., M.Si. NIP. 195804011985031001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
Iii Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
The purpose of the research presented was to determine whether increased mathematical communication skills of students who received the learning by using cooperative model and Teams Games Tournament (TGT) type higher than students who received direct instruction. The research method used was quasi-experimental with class VII student population is one of the junior high school in Bandung, while the sample is a class VII-A as an experimental class and class VII-B as the control class. The study design used is non equivalent control group. Discussion used in this study is up flat triangle. The instrument used was a mathematical instrument test communication skills. The results showed that the increase in mathematical communication skills of students receiced the learning by using cooperative model and teams games tournament type higher than students who received direct instruction.
Keywords: cooperative learning teams tournament games, mathematical
Iii Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Tujuan dari penelian ini adalah untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) lebih tinggi daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran langsung. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan populasinya adalah siswa kelas VII salah satu SMP di Bandung, sedangkan sampelnya adalah kelas VII-A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-B sebagai kelas kontrol. Desain penelitian yang digunakan adalah kelompok kontrol non ekuivalen. Bahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bangun datar segitiga. Instrumen yang dipakai adalah instrumen tes kemampuan komunikasi matematis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe teams games tournament lebih tinggi daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran
langsung.
Kata kunci: pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament, kemampuan
iv
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Batasan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
F. Definisi Operasional ... 5
G. Hipotesis ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Matematis ... 8
B. Model Pembelajaran Kooperatif ... 11
C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) ... 12
v
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Model Pembelajaran Langsung ... 15
E. Penelitian yang Relevan ... 16
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 17
B. Populasi dan Sampel ... 18
C. Instrumen Penelitian ... ... 18
Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ... 18
a. Validitas ……….. ... 19
b. Reliabilitas ……… ... 21
c. Daya Pembeda……… ... 22
d. Indeks Kesukaran……… ... 23
D. Prosedur Penelitian ... 24
1. Tahap Persiapan Penelitian ... 24
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 25
3. Tahap Evaluasi ... 25
E. Prosedur Pengolahan Data ... 25
a. Analisis Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ... 26
b. Analisis Indeks Gain ... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisa Data Berbentuk Tes ... 31
vi
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Analisis Data Tes Awal (Postes) ... 35
c. Analisis Data Indeks Gain ... 38
B. Pembahasan ... 42
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 43
B. Saran ... 43
DAFTAR PUSTAKA ... 44
LAMPIRAN ... 46
1
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 (BSNP, 2006:140), salah satu tujuan umum mempelajari matematika pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah siswa mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Selain itu, Sumarmo (2006) mengelompokkan kemampuan dasar matematika dalam lima standar, yaitu : (1) kemampuan mengenal, memahami dan menerapkan konsep, prosedur, prinsip dan ide matematika; (2) kemampuan menyelesaikan masalah matematis (mathematical problem solving); (3) kemampuan bernalar matematis (mathematical reasoning); (4) kemampuan melakukan koneksi matematis (mathematical connection); (5) kemampuan komunikasi matematis (mathematical communication).
Kemampuan komunikasi matematis sangat bermanfaat bagi siswa terutama dalam hal mengemukakan ide matematika yang dimilikinya baik secara lisan maupun tulisan. Baroody (Suzana, 2009:6) mengungkapkan bahwa paling tidak ada dua alasan penting yang menjadikan komunikasi dalam matematika perlu menjadi fokus perhatian. Pertama, mathematics is a language; matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir, alat untuk
mengemukakan pola-pola atau menyelesaikan masalah, namun matematika juga merupakan alat yang tidak terhingga nilainya untuk mengkomunikasikan berbagai ide dengan jelas, tepat, dan cermat. Kedua, mathematics learning a social activity; matematika sebagai aktivitas sosial
2
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
komunikasi antar guru dan siswa yang merupakan bagian penting untuk memelihara dan mengembangkan potensi matematika siswa.
Bean dan Bart (Ansari, 2003: 16) mengemukakan bahwa komunikasi matematis adalah kemampuan siswa dalam hal menjelaskan suatu algoritma dan cara unik untuk memecahkan masalah; kemampuan siswa mengkonstruksi; menjelaskan fenomena dunia nyata secara: grafik, kata-kata atau kalimat, persamaan, tabel dan sajian secara fisik. Kemampuan komunikasi matematis sangatlah penting dalam pembelajaran matematika, dalam hal ini Lindquist (Suherman, 2011:3) menyatakan bahwa kemampuan komunikasi dalam matematika perlu dibangun agar siswa dapat :
1) Merefleksi dan mengklarifikasi dalam berpikir mengenai gagasan-gagasan matematika dalam berbagai situasi.
2) Memodelkan situasi dengan lisan, tertulis, gambar, grafik dan secara aljabar.
3) Mengembangkan pemahaman terhadap gagasan matematik termasuk peranan definisi dalam berbagai situasi matematika. 4) Menggunakan keterampilan membaca, mendengar dan menulis,
menginterpretasikan dan mengevaluasi gagasan matematik. 5) Mengkaji gagasan matematik melalui konjektur dan alasan
yang meyakinkan.
6) Memahami nilai dari notasi peran matematika dalam pengembangan gagasan matematik.
3
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang mereka pelajari. Selama proses kegiatan pembelajaran itu, siswa dimungkinkan untuk berdiskusi dan mengungkapkan ide-ide yang diperolehnya kepada teman sekelompoknya. Dengan cara ini siswa mendapatkan wawasan ke dalam pemikiran mereka sendiri. Dalam rangka mengkomunikasikan pemikiran mereka kepada orang lain, siswa belajar secara alami untuk merefleksikan, mengatur dan mengkonsolidasikan pemikiran mereka tentang matematika. Siswa harus didorong untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk mengekspresikan diri mereka secara jelas dan terpadu. Kemampuan untuk menulis tentang matematika akan sangat dipelihara di kelas. Ketika bekerja pada masalah dengan teman sekelas, siswa juga memiliki kesempatan untuk melihat perspektif dan metode lain. Mereka dapat belajar untuk memahami dan mengevaluasi pemikiran orang lain untuk membangun ide-ide tersebut.
Guru sangat berperan dalam mendorong terjadinya proses belajar secara optimal sehingga siswa belajar secara aktif. Sumarmo (1997) mengatakan agar pembelajaran dapat memaksimalkan proses dan hasil belajar matematika, guru perlu mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam diskusi, bertanya serta menjawab pertanyaan, berpikir secara kritis, menjelaskan setiap jawaban yang diberikan dan memberikan alasan untuk setiap jawaban yang diajukan.
4
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Model pembelajaran kooperatif tipe TGT melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)
Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
SMP”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) lebih tinggi daripada siswa yang mendapatkan
pembelajaran langsung?
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari kekeliruan pemahaman, maka ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
1. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII salah satu SMP di Bandung. 2. Pokok bahasan yang dipilih dalam penelitian adalah “bangun datar
5
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang sebelumnya dikemukakan, maka penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) lebih tinggi daripada siswa yang
mendapatkan pembelajaran langsung.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kontribusi nyata bagi berbagai kalangan berikut ini :
1. Manfaat bagi siswa
a. Siswa akan merasa senang terhadap matematika b. Hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat c. Membangun komunikasi matematika antar siswa
d. Meningkatkan kerjasama antar siswa khususnya antar anggota kelompok
e. Meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri maupun kelompok
2. Manfaat bagi peneliti
a. Melalui penelitian ini, peneliti memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
b. penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi peneliti dalam penerapan model pembelajaran kooperatif jika menjadi guru matematika kelak.
6
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk menghindari perbedaan atau kekurangjelasan makna, maka defnisi
operasional dalam proposal ini adalah:
1. Pengertian Komunikasi Matematis
Kemampuan komunikasi matematis yang peneliti maksud adalah kemampuan yang dapat diukur melalui aspek: (1) Menggunakan representasi menyeluruh untuk menyatakan konsep matematika dan solusinya; (2) Membuat situasi matematika dan menyediakan ide serta keterangan dalam bentuk tertulis; (3) Menggunakan situasi masalah dan menyatakan solusi masalah menggunakan gambar dan aljabar; (4) Menginterpretasikan ide matematika dalam bentuk gambar dan aljabar.
2. Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif yaitu pengelompokan siswa di dalam ke dalam kelompok-kelompok kecil agar siswa dapat saling memotivasi dan bekerja sama dalam mempelajari materi pelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.
7
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok.
3. Teams Games Tournaments (TGT)
Teams Games Tournament (TGT) pada awal mulanya
dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edwards. Dalam TGT, para siswa dikelompokkan dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang heterogen. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Secara umum, model pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki prosedur belajar yang terdiri atas siklus reguler dari aktivitas pembelajaran kooperatif. Games Tournament dimasukkan sebagai tahapan review setelah setelah siswa bekerja dalam tim.
4. Model Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung atau direct instruction, juga dikenal dengan istilah strategi belajar ekspositori dan whole class teaching. Model pembelajaran langsung ini merupakan bentuk dari
pendekatan yang berorientasi kepada guru (teacher centered appproch). Model pembelajaran langsung ini sangat ditentukan oleh
pendidik, artinya pendidik berperan penting dan dominan dalam proses pembelajaran. Penyebutan ini mengacu pada gaya mengajar di mana pendidik terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya kepada seluruh peserta didik dalam kelas.
8
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peserta didik, agar peserta didik dapat menguasai materi secara optimal. Dalam strategi pembelajaran ini peserta didik tidak dituntut untuk menemukan materi karena materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Pendidik secara langsung menyampaikan objek materi, sedangkan peserta didik dianggap hanya datang menerima materi secara langsung dari pendidik.
G. HIPOTESIS
17
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab dalam penelitian ini diberikan suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan antara perlakuan tersebut dengan aspek
tertentu yang akan diukur. Menurut Ruseffendi (2005:35) “Penelitian
eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah penelitian
yang benar-benar untuk melihat hubungan sebab-akibat. Perlakuan yang kita lakukan terhadap variabel bebas kita lihat hasilnya pada variabel
terikat”.
Dalam penelitian ini perlakuan yang diberikan adalah pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament, sedangkan aspek yang diukurnya adalah komunikasi matematis siswa. Oleh karena itu, yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif tipe teams games dan variabel terikatnya adalah komunikasi matematis siswa.
Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok pretes-postes (pretest-posttest control group design). Dasar pertimbangan dalam memilih desain ini adalah karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan komunikasi matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan model kooperatif tipe teams games tournament dan siswa yang mendapatkan pembelajaran langsung. Adapun desain penelitiannya sebagai berikut.
O X O
---
18
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:
O: Tes Awal (Pretest) & Tes Akhir (Posttest)
X : Pembelajaran Matematika dengan Model Kooperatif tipe teams games tournament (TGT)
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 32 Bandung. Kelas VII di SMP Negeri 32 Bandung terdiri dari 10 kelas, yaitu mulai dari kelas VII-A sampai dengan kelas VII-J. Oleh karena itu sampel dilakukan secara acak terhadap kelas-kelas yang tersedia. Kedua kelas yang terpilih secara acak dipilih secara acak lagi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas Kontrol. Hasilnya diperoleh kelas VII-A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-B sebagai kelas kontrol.
D. Instrumen Penelitian
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa melalui model kooperatif tipe teams games tournament maka diperlukan instrumen. Dalam pengumpulan data suatu penelitian, sering instrumen bertindak sebagai alat evaluasi. Alat evaluasi yang digunakan soal tes kemampuan komunikasi matematis. Selain itu, digunakan juga instrumen lain yang diharapkan dapat memberikan data yang lengkap. Instrumen penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
19
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
eksperimen dan kelompok kontrol. Tes awal (pretest) diberikan untuk mengukur kemampuan awal kedua kelompok. Tes akhir (postest) diberikan untuk melihat kemampuan akhir yang diraih oleh siswa pada kedua kelompok tersebut. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis diraih siswa pada kedua kelompok dapat dilihat dari hasil antara tes awal (pretest) dan tes akhir (postest).
Alat evaluasi yang baik harus memperhatikan beberapa kriteria seperti, validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda. Oleh karena itu, sebelum digunakan dalam penelitian, semua perangkat dikonsultasikan dengan pembimbing dan diujicobakan terlebih dahulu kepada siswa yang berada diluar sampel untuk mengetahui validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda dari tes yang akan digunakan dalam penelitian.
Untuk menentukan validitas butir soal, reliabilitas, daya pembeda butir soal, dan indeks kesukaran butir soal, sebelumnya dilakukan pemberian skor terhadap hasil pekerjaan siswa. Kriteria pemberian skor menurut Szetela (Aziz, 2008) terlihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.1
Kriteria Penilaian Tes Uraian
Skor Kriteria
0 Siswa terlihat tidak menjawab atau memberikan
pernyataan yang tidak berkaitan.
1 Siswa menjawab pertanyaan, tapi jawabannya tidak
logis dan tidak relevan.
2 Siswa memahami dan menjawab pertanyaan, tapi
jawabannya tidak lengkap dan membingungkan.
3
Siswa memahami dan menjawab pertanyaan dengan banyak aspek yang relevan dan benar serta penelaahan yang logis tapi memuat sedikit kesalahan.
4
20
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Validitas
Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap penguasaan konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk menentukan validitas suatu butir soal digunakan rumus korelasi product moment dari Pearson (Suherman, 2003: 120), dengan rumus: X = nilai rata-rata tes pertama perorangan
Y = nilai rata-rata tes kedua perorangan
N = banyaknya siswa peserta tes
Interpretasi yang lebih rinci mengenai nilai rxy tersebut dibagi ke dalam kategori berikut ini menurut Guilford (Suherman, 2003:113)
Tabel 3.2
Klasifikasi Validitas Soal
Koefisien validitas Kriteria
0,90 ≤ rxy≤ 1,00 Validitas sangat tinggi
0,70 ≤ rxy < 0,90 Validitas tinggi
0,40 ≤ rxy < 0,70 Validitas sedang
0,20 ≤ rxy < 0,40 Validitas rendah
0,00 ≤ rxy < 0,20 Validitas sangat rendah
21
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil uji coba dan perhitungan dengan bantuan Anates, diperoleh validitas dari tiap butir soal yang disajikan pada
tabel berikut:
Tabel 3.3 Validitas Butir Soal
No. Soal Koefisien Validitas Kategori
1 0,739 Validitas tinggi
Reliabilitas instrumen atau alat evaluasi adalah ketetapan alat evaluasi dalam mengukur atau ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi itu (Ruseffendi, 1998: 142). Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas bentuk uraian dengan rumus Alpha (Suherman, 2003:149) seperti di bawah ini:
Interpretasi yang lebih rinci mengenai nilai r11 tersebut dibagi ke dalam kategori berikut ini menurut Guilford (Suherman, 2003:112)
22
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Klasifikasi Reliabilitas Soal
Koefisien reliabilitas Kriteria
r11≤ 0.20 reliablitas sangat rendah 0.20 < r11≤ 0.40 reliablitas rendah 0.40 < r11≤ 0.70 reliablitas sedang 0.70 < r11≤ 0.90 reliablitas tinggi
0.90 < r11≤ 1.00 reliablitas sangat tinggi
r11 > 1,00 Tidak reliabel
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan Anates, diperoleh keofisien realibilitas sebesar 0,87. Hal ini
menunjukan bahwa instrumen tes memiliki derajat reliabilitas tinggi.
c. Daya Pembeda
Daya pembeda merupakan alat evaluasi yang menunjukkan kemampuan siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar dengan siswa yang tidakdapat menjawab dengan benar. Rumus untuk menentukan daya pembeda (Suherman, 2003: 159) adalah:
SMI
X = rata-rata skor kelompok atas
B
X = rata-rata skor kelompok bawah DP = daya pembeda
SMI = skor maksimum ideal tiap butir soal
23
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5
Klasifikasi Daya Pembeda
Koefisien Reliabilitas Kriteria
0.70 < ≤ 1.00 Sangat baik
0.40 < ≤ 0.70 Baik
0.20 < ≤ 0.40 Cukup
0.00 < ≤ 0.20 Jelek
≤ 0.00 Sangat jelek
Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan Anates, diperoleh nilai daya pembeda tiap butir soal yang disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.6
Daya Pembeda Butir Soal
No. Soal Koefisien Daya Pembeda Kategori
1 0,37 Cukup
2 0,69 Baik
3 0,56 Baik
4 0,75 Sangat Baik
5 0,78 Sangat Baik
d. Indeks Kesukaran
24
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu SMI
X IK
dengan:
IK = indeks kesukaran
X = skor rata-rata tiap butir soal
SMI = skor maksimum ideal tiap butir soal
Interpretasi yang lebih rinci untuk indeks kesukaran tersebut dibagi ke dalam kategori berikut ini menurut Guilford (Suherman, 2003:213).
Tabel 3.7
Klasifikasi Indeks Kesukaran
Koefisien Indeks Kesukaran Kriteria
IK = 0.00 Terlalu sukar
0.00 < IK ≤ 0.30 Sukar
0.30 < IK ≤ 0.70 Sedang
0.70 < IK <1.00 Mudah
IK = 1.00 Terlalu mudah
Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan Anates, diperoleh nilai indeks kesukaran tiap butir soal yang disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 3.8
Indeks Kesukaran Butir Soal
25
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 0,50 Sedang
2 0,36 Sedang
3 0,33 Sedang
4 0,61 Sedang
5 0,28 Sukar
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan kegiatan sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini, yaitu sebagai berikut.
a. Identifikasi permasalahan mengenai bahan ajar, merencanakan pembelajaran, serta alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Melakukan perizinan tempat untuk penelitian.
c. Pembuatan instrumen penelitian yang terdiri dari RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, instrumen tes (pretes-postes), LKS (Lembar Kerja Siswa).
d. Melakukan uji coba instrumen yang akan digunakan untuk mengetahui kualitasnya. Uji coba instrumen ini diberikan terhadap subyek lain di luar subyek penellitian, tetapi mempunyai kemampuan yang setara dengan subyek dalam penelitian yang akan dilakukan.
e. Analisis kualitas/kriteria instrumen
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam tahap ini, yaitu sebagai berikut.
26
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran di kedua kelas tersebut. Di kelas kontrol, pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran langsung. Sedangkan di kelas eksperimen, pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model kooperatif tipe teams games tournament (TGT).
c. Memberikan postes pada kedua kelas tersebut.
3. Tahap evaluasi
a. Mengumpulkan dan mengolah data b. Melakukan analisis data
c. Menarik kesimpulan dari hasil analisis data
F. Prosedur Pengolahan Data
Setelah data diperoleh dari hasil pretes dan postes, maka selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis untuk menjawab hipotesis yang diajukan. Adapun prosedur analisis dari tiap data yang dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Analisis Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Pengolahan data pretes pada kelas eksperimen dan kontrol bertujuan
untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelas, apakah kedua kelas
memiliki kemampuan yang sama atau tidak. Adapun langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data
berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak normal.
Pengujian normalitas data menggunakan uji statistik Shapiro-Wilk.
Uji normalitas dilakukan pada data pretes kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan hipotesis sebagai berikut:
27
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan menggunkan taraf signifikansi 5% maka kriteria pengujiannya adalah:
1) Jika nilai signifikansi (Sig) ≥ 0,05 maka H0 diterima. 2) Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak. 2) Uji Homogenitas Varians Kelompok
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua
kelompok memiliki variansi yang homogen atau tidak homogen. Jika
kedua kelompok berdistribusi normal, maka pengujian dilanjutkan
dengan menguji homogenitas varian kelompok. Sedangkan jika tidak
berdistribusi normal, maka pengujian dilakukan dengan pengujian
non-parametrik.
Uji homogenitas dilakukan pada data pretes kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan hipotesis sebagai berikut: H0: Sampel berasal dari populasi yang homogen.
H1: Sampel berasal dari populasi yang tidak homogen.
Dengan menggunkan taraf signifikansi 5% maka kriteria pengujiannya adalah:
1) Jika nilai signifikansi (Sig) ≥ 0,05 maka H0 diterima. 2) Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak. 3) Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Uji kesamaan rata digunakan untuk mengetahui apakah
rata-rata skor pretes kedua kelas sama. Jika kedua kelas berasal dari populasi
yang berdistribusi normal dan data yang diperoleh homogen maka
untuk pengujian hipotesis dilakukan uji t yaitu Independent Sample
T-Test dengan asumsi kedua varians homogen. Jika kedua kelas berasal
dari populasi yang berdistribusi normal tetapi data yang diperoleh tidak
homogen maka untuk pengujian hipotesis dilakukan uji t’ yaitu
Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua varians tidak
28
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengujiannya menggunakan uji non-parametrik yaitu uji
Mann-Whitney.
Perumusan hipotesis uji Mann Whitney skor pretes adalah sebagai berikut:
H0:
�
�=
�
�, nilai rata-rata kelas kontrol sama dengan kelaseksperimen.
H1:
�
�≠
�
�,
nilai rata-rata kelas kontrol tidak sama dengankelas eksperimen.
Keterangan : ��= rata-rata kelas kontrol
��= rata-rata kelas eksperimen
Dengan menggunakan taraf signifikansi α = 5%, maka
kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
1) Nilai signifikansi (sig) ≥ 0,05 maka H0 diterima. 2) Nilai signifikansi (sig) < 0,05 maka H0 ditolak.
b. Analisis Indeks Gain
Menghitung indeks gain dari masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Apabila kemampuan awal siswa (dari hasil pretes) pada kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol maka dapat dihitung gain dengan rumus:
Indeks gain = Postes – Pretes
Apabila kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen tidak sama dengan kelas kontrol maka dapat dihitung gain dengan rumus menurut Hake (1999:1) sebagai berikut
� � � � � � � � � �
Kemudian gain ternormalisas (N-Gain) dari kelas eksperimen dan kelas kontrol itu dihitung rata-rata dan simpangan baku.
29
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.9
Interpretasi Indeks Gain
Dalam prosesnya, pengolahan dan penganalisisan data hasil penelitian dikakan dengan bantuan software SPSS 15 for windows. 1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data
berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak normal.
Pengujian normalitas data menggunakan uji statistik Shapiro-Wilk.
Uji normalitas dilakukan pada data indeks gain dengan hipotesis sebagai berikut:
H0: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H1: Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
Dengan menggunkan taraf signifikansi 5% maka kriteria pengujiannya adalah:
1) Jika nilai signifikansi (Sig) ≥ 0,05 maka H0 diterima. 2) Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.
2) Uji Homogenitas Varians Kelompok
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua
kelompok memiliki variansi yang homogen atau tidak homogen. Jika
kedua kelompok berdistribusi normal, maka pengujian dilanjutkan
dengan menguji homogenitas varian kelompok. Sedangkan jika tidak
berdistribusi normal, maka pengujian dilakukan dengan pengujian
non-parametrik.
Besar persentase Interpretasi g > 0,7 Tinggi 0,3 0,7 Sedang
30
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji homogenitas dilakukan pada data indeks gain dengan hipotesis sebagai berikut:
H0: Sampel berasal dari populasi yang homogen. H1: Sampel berasal dari populasi yang tidak homogen.
Dengan menggunkan taraf signifikansi 5% maka kriteria pengujiannya adalah:
1) Jika nilai signifikansi (Sig) ≥ 0,05 maka H0 diterima. 2) Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.
3) Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Uji kesamaan rata digunakan untuk mengetahui apakah
rata-rata skor indeks gain kedua kelas sama. Jika kedua kelas berasal dari
populasi yang berdistribusi normal dan data yang diperoleh homogen
maka untuk pengujian hipotesis dilakukan uji t yaitu Independent
Sample T-Test dengan asumsi kedua varians homogen. Jika kedua
kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal tetapi data yang
diperoleh tidak homogen maka untuk pengujian hipotesis dilakukan uji
t’ yaitu Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua varians tidak homogen. Untuk data yang tidak memenuhi asumsi normalitas maka
pengujiannya menggunakan uji non-parametrik yaitu uji
Mann-Whitney.
Perumusan hipotesis uji Mann Whitney indeks gain adalah sebagai berikut:
H0: �� ≤ ��, Rata-rata indeks gain kelas eksperimen kurang dari atau sama dengan rata-rata indeks gain kelas kontrol
H1: �� > ��, Rata-rata indeks gain kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan rata-rata indeks gain kelas kontrol.
Keterangan : ��: rata-rata kelas kontrol
31
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan menggunakan taraf signifikansi α = 5%, maka
kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
43
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada seluruh tahapan penelitian yang dilakukan di kelas VII SMP Negeri 32 Bandung, maka diperoleh kesimpulan berkaitan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament, yaitu peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) lebih tinggi daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran langsung.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh terhadap pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Sebelum melaksanakan penelitian, disarankan agar terlebih dahulu mengadakan uji coba pelaksanaan model kooperatif tipe TGT pada kelas yang berbeda agar peneliti dapat lebih menguasai jalannya proses pembelajaran dan pengondisian siswa dalam kegiatan kelompok harus mendapatkan perhatian utama, agar kegiatan diskusi dan tanya jawab diantara anggota kelompok akan berjalan dengan baik, sehingga hasil yang dicapai dapat lebih optimal.
44
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ansari, B.I. (2003). Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Siswa SMU melalui Strategi Think-Talk-Write. Disertasi Doktor pada PPS UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.
Aziz, T.A. (2008). Pembelajaran Matematika Model Advance Organizer untuk Meningkatkan Kemampuan Metakognisi Siswa SMA. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
BSNP. (2006). Draft Final Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika SMP dan MTs. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Depdiknas. (2003). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika.
Jakarta: Pusat kurikulum.
Isjoni. (2009). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.
Lie, Anita. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Puniarti, T. (2003). Matematik Pembelajaran Geometri Berdasarkan Tahap-tahap Awal Van Hiele dalam Upaya Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Siswa SLTP. Tesis pada PPS Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: Tidak Diterbitkan.
Rachmawati, W., (2008). Pengaruh Pendekatan Problem Based Learning dalam Pembelajarn Matematika terhadap Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP. Skripsi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.
Ruseffendi, E.T. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.
Shadiq, F. (2004). Pemecahan Masalah, Penalaran, dan Komunikasi (Materi Diklat). Depdiknas: Tidak diterbitkan.
45
Nurul Qomar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Solihin, Ahmad. (2011). Pengaruh Pendekatan Collaborative Problem Solving terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP. Skripsi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.
Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: Jica UPI
Suherman, H (2011). Penerapan Model Kooperatif Tipe Three-Step Interviwe dengan Pendekatan Berbasis Masalah dalam Upaya Meningkatkan Komunikasi Matematika Siswa. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Matematika UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Sumarmo, U., (2010). Berfikir Dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, Dan Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik. Makalah pada FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.
Suryadi, D. (2005). Penggunaan pendekatan pembelajaran tidak langsung serta pendekatan gabungan langsungdan tidak langsung dalam rangka meningkatkan kemampuan berpikir matematik tingkat tinggi siswa SLTP. Disertasi Doktor PPS, UPI. Bandung: PPs UPI.
Suzana, A., (2009). Pengaruh Penerapan Model Reciprocal Learning terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik. Skripsi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.
Trianto. (2011). Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivitis. Jakarta: Prestasi Pustaka.