• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Yuliani Susilawati,2013

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi) Untuk Meningkatkan Pemahaman

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN

PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan

Jurusan Pendidikan Fisika

Oleh:

YULIANI SUSILAWATI

NIM. 060946

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Implementasi Model Pembelajaran

Problem Based Instruction (PBI)

Untuk Meningkatkan Pemahaman

Konsep Fisika Siswa

Oleh Yuliani Susilawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Yuliani Susilawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Yuliani Susilawati,2013

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi) Untuk Meningkatkan Pemahaman

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN

PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA

Oleh : Yuliani Susilawati

NIM. 060946

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I,

Drs. Iyon Suyana, M.Si

NIP. 196208241991031001

Pembimbing II,

Ahmad Aminudin, S.Si., M.Si.

NIP. 197211122008121001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Fisika

(4)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN

PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

Yuliani Susilawati NIM. 060946

Pembimbing I : Drs. Iyon Suyana, M.Si. Pembimbing II : Ahmad Aminudin, S.Si, M. Si.

Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA-UPI

ABSTRAK

Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Akan tetapi menurut Amalia (2008 : 2), pada kebanyakan proses pembelajaran, posisi siswa adalah pasif dan hanya menerima informasi sehingga siswa tidak memiliki kebebasan untuk berpikir dan siswa kurang menggali informasi yang diterimanya. Sebagai akibat dari keadaan tersebut, pada akhirnya kemampuan siswa untuk memahami konsep fisika sangatlah rendah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, model pembelajaran problem based instruction dapat dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran yang diterapkan. Pemahaman yang dimaksud adalah pemahaman (comprehension) berdasarkan taksonomi kognitif Bloom, yaitu kemampuan translasi (menterjemahkan), kemampuan interpretasi (menafsirkan), dan kemampuan ekstrapolasi (meramalkan). Desain penelitian yang digunakan adalah one group pretest posttest time series design. Penelitian ini dilakukan di salah satu SMK Negeri di Bandung dengan sampel penelitian kelas X. Instrumen yang digunakan adalah berupa soal-soal pemahaman konsep yang telah diujicoba dan dianalisis untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya. Temuan penelitian ini adalah bahwa pemahaman konsep fisika siswa pada setiap aspeknya mengalami peningkatan setelah diimplementasikan model pembelajaran problem based instruction. Aspek-aspek pemahaman konsep siswa yang dikemukakan oleh Bloom (1979: 89) mengalami peningkatan yang berbeda-beda. Pemahaman konsep fisika siswa pada aspek translasi mengalami peningkatan paling besar, diinterpretasikan dalam kategori tinggi. Sedangkan pemahaman konsep fisika siswa pada aspek interpretasi dan ekstrapolasi diinterpretasikan dalam kategori sedang. Dengan demikian, didapat kesimpulan bahwa model pembelajaran problem based instruction dapat meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa.

(5)

Yuliani Susilawati,2013

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi) Untuk Meningkatkan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN

PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

Yuliani Susilawati NIM. 060946

Pembimbing I : Drs. Iyon Suyana, M.Si. Pembimbing II : Ahmad Aminudin, S.Si, M. Si.

Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA-UPI

ABSTRAK

Learning is a process of interaction of students with teachers and learning resources in a learning environment. The learning process needs to be planned, implemented, assessed, and monitored in order to run effectively and efficiently. However, according to Amalia (2008: 2), in the majority of the learning process, students are passive position and only receive information so that students do not have the freedom to think and explore students' lack of information it receives. As a result of these circumstances, in the end the ability of students to understand the concepts of physics is very low. To overcome these problems, a model of problem based instruction can be used as an alternative model of applied learning. Understanding of the question is the understanding (comprehension) based on Bloom's cognitive taxonomy, which is the ability of translation (translate), the ability of interpretation (interpreting), and the ability to extrapolate (predict). The research design used was a one-group pretest-posttest design time series. The research was conducted in one of the SMK in Bandung with sample class X. The instrument used was a concept of understanding the problems that have been tested and analyzed to determine its validity and reliability. The findings of this study is that the students' understanding of physics concepts in every aspect of it has increased after the implementation of model of problem based instruction. Aspects of students' understanding of the concept proposed by Bloom (1979: 89) has increased different. Students' understanding of physics concepts in translational aspects have increased the most, interpreted in the high category. While the students' understanding of physics concepts on aspects of interpretation and extrapolation interpreted in the medium category. Thus, it could be concluded that the model of problem based instruction can improve students' understanding of physics concepts.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Variabel Penelitian ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II IMPLEMANTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION ... 8

A. Model Pembelajaran ... 8

B. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) ... 13

C. Pemahaman Konsep ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22

A. Metode Penelitian ... 22

B. Desain Penelitian ... 22

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

D. Prosedur Penelitian ... 23

E. Teknik Pengumpulan Data ... 27

F. Instrumen ... 28

(7)

Yuliani Susilawati,2013

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi) Untuk Meningkatkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Pelaksanaan dan Keterlaksanaan Model Pembelajaran Problem Based Instruction ... 42

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 60

A. Studi Pendahuluan ... 61

B. Perangkat Pembelajaran ... 76

C. Instrumen Penelitian ... 124

D. Uji Instrument ... 152

E. Hasil Penelitian ... 158

F. Berkas Pendukung Penelitian ... 166

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel

Tabel 2.1 Ikhtisar dan Perbandingan Model Pembelajaran ... 12

Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Instruction ... 18

Tabel 3.1 Desain Penelitian Pre-test and Post-test Group ... 22

Tabel 3.2 Rencana Pelaksanaan Penelitian ... 25

Tabel 3.3 Interpretasi Daya Pembeda ... 32

Tabel 3.4 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ... 33

Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Reliabilitas ... 34

Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba Instrumen ... 35

Tabel 3.7 Distribusi Soal Tes Pemahaman Konsep ... 37

Tabel 3.8 Kategori Keterlaksanaan Model Pembelajaran ... 39

Tabel 3.9 Interpretasi Skor Rata-rata Gain Ternormalisasi ... 41

Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 42

Tabel 4.2 Keterlaksanaan Model Pembelajaran oleh Guru ... 43

Tabel 4.3 Rekapitulasi Skor Pre-test dan Post-test ... 46

Tabel 4.4 Rekapitulasi Skor Pre-test dan Post-test Aspek Translasi ... 48

Tabel 4.5 Rekapitulasi Skor Pre-test dan Post-test Aspek Interpretasi ... 50

Tabel 4.6 Rekapitulasi Skor Pre-test dan Post-test Aspek Ekstrapolasi ... 52

(9)

Yuliani Susilawati,2013

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi) Untuk Meningkatkan

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Gambar 3.1 Alur Penelitian ... 26

Gambar 4.1 Peningkatan Pemahaman Konsep ... 47

Gambar 4.2 Grafik Rekapitulsi Nilai Pre-test dan Post-test Aspek Translasi ... 49

Gambar 4.3 Grafik Rekapitulasi Skor Pre tes dan Post-test Aspek Interpretasi ... 51

Gambar 4.4 Grafik Rekapitulasi Skor Pre tes dan Post-test Aspek Ekstrapolasi .... 53

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A ... 61

Notulen Hasil Observasi ... 62

Format Wawancara dengan Guru ... 63

Hasil Ulangan Siswa ... 66

Soal Tes Pemahaman Konsep ... 67

Hasil Tes Pemahaman Konsep ... 72

LAMPIRAN B ... 76

Silabus ... 77

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Elastisitas Bahan ... 79

Skenario Pembelajaran Elastisitas Bahan ... 89

Lembar Kerja Siswa Elastisitas Bahan ... 99

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hukum Hooke ... 103

Skenario Pembelajaran Hukum Hooke ... 111

Lembar Kerja Siswa Hukum Hooke ... 119

LAMPIRAN C ... 124

Format Keterlaksanaan Pembelajaran I ... 125

Format Keterlaksanaan Pembelajaran II ... 126

Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep ... 127

Soal Tes Pemahaman Konsep ... 142

LAMPIRAN D ... 152

Analisis Hasil Uji Coba Instrumen ... 153

Daya Pembeda ... 154

Tingkat Kesukaran ... 155

(11)

Yuliani Susilawati,2013

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi) Untuk Meningkatkan

LAMPIRAN E ... 158

Keterlaksanakan Model Pembelajaran Problem Based Instruction .... 159

Daftar Nilai Pre-test ... 161

Daftar Nilai Post-test ... 163

Rekapitulasi Soal Tes Awal dan Tes Akhir ... 165

LAMPIRAN F ... 166

Surat Ijin Penelitian dan Berkas-berkas ... 167

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007, yaitu sebagai berikut:

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu

direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara

efektif dan efisien.

Proses pembelajaran yang sebagaimana tercantum dalam Permendiknas, mengindikasikan bahwa dalam proses pembelajaran harus terjadi interaksi. Guru tidak hanya memberikan informasi pada siswa, tetapi guru dan siswa harus membentuk komunikasi dua arah dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Rampengan yang menyampaikan bahwa, penumpukan informasi/konsep pada siswa dapat saja kurang bermanfaat sama sekali kalau hal tersebut hanya dikomunikasikan oleh guru kepada siswa melalui satu arah (Trianto, 2007 : 65).

Sedangkan yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menyebutkan bahwa fungsi dan tujuan mata pelajaran fisika di tingkat SMA/MA diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Memberikan pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan,

mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, menyusun laporan,

serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.

2. Mengembangkan kemampuan berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan

berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif

(13)

2

Yuliani Susilawati,2013

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi) Untuk Meningkatkan (Depdiknas, 2003: 7). Fungsi dan tujuan mata pelajaran fisika yang diuraikan pada KTSP, mengindikasikan bahwa proses pembelajaran harus memberikan pengalaman pada siswa. Untuk memiliki sebuah pengalaman, siswa harus mengalami suatu keadaan yang akan membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya, hal tersebut dapat dilakukan melalui proses pembelajaran eksperimen. Dengan melakukan eksperimen, siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran harus terjadi interaksi. Baik guru maupun siswa tidak pasif dalam proses pembelajaran. Interaksi dalam mata pelajaran fisika adalah dimana siswa mengalami suatu keadaan yang akan membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikirnya. Proses pembelajaran tersebut dapat dilakukan dengan beragam cara, sesuai dengan KTSP maka salah satu cara yang dilakukan adalah dengan melakukan pembelajaran eksperimen. Dengan pembelajaran eksperimen, siswa akan mengalami suatu keadaan yang akan membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah.

Akan tetapi menurut Amalia (2008 : 2), pada kebanyakan proses pembelajaran, posisi siswa adalah pasif. Dalam proses pembelajaran tidak terjadi interaksi maupun proses eksperimen. Siswa hanya menerima informasi sehingga siswa kurang menggali informasi yang diterimanya. Sebagai akibat dari keadaan tersebut, pada akhirnya kemampuan siswa untuk memahami konsep fisika sangatlah rendah.

(14)

adapun aktivitas para siswa kebanyakan hanya mendengarkan penjelasan guru. Aktivitas ini dinilai kurang optimal, karena hanya membentuk interaksi searah, yaitu interaksi guru pada siswa.

Adapun dari hasil wawancara dengan guru fisika yang bersangkutan, diketahui bahwa para siswa sering mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal fisika. Kebanyakan dari para siswa hanya menghapal rumus, akan tetapi jika siswa diberi soal untuk dikerjakan, siswa tidak tahu rumus mana yang seharusnya digunakan untuk menjawab soal tersebut. Hal ini mengindikasikan, siswa tidak mampu mengaitkan konsep-konsep yang telah mereka pelajari untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

Berikut ini data yang peneliti dapatkan dari studi pendahuluan :

 Nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang ditetapkan sekolah yaitu sebesar 66,8. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa nilai rata-rata kelas hanya mencapai 62 dan 78.95% siswa memilliki nilai dibawah KKM.

 Berdasarkan Tes Pemahaman Konsep

Sebanyak 68,42 siswa hanya mampu memahami soal sampai tahap translasi.

Sebanyak 0 siswa yang mampu memahami soal sampai tahap interpretasi.

Sebanyak 0 siswa mampu memahami soal sampai tahap ekstrapolasi. Hasil tes pemahaman konsep menunjukkan bahwa kebanyakan siswa hanya mampu menyelesaikan soal sampai pada tahap translasi.

(15)

4

Yuliani Susilawati,2013

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi) Untuk Meningkatkan Persoalan sekarang adalah bagaimana menemukan cara yang terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep fisika, sehingga siswa dapat memahami konsep tersebut. Bagaimana guru dan siswa dapat berinteraksi dengan baik. Bagaimana guru dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari seluruh siswa, sehingga dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkannya dalam kehidupan nyata. Bagaimana sebagai guru yang baik dan bijaksana mampu menggunakan model pembelajaran yang berkaitan dengan cara memecahkan masalah (problem solving).

Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, maka diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat mewadahi siswa untuk berperan aktif dalam menemukan atau membangun suatu konsep yang sedang dipelajari yang dapat menyebabkan meningkatnya pemahaman konsep fisika siswa. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa adalah menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI). Hal ini karena pada Problem Based

Instruction, siswa dituntut untuk menggali dan membangun pengetahuan

setelah sebelumnya siswa dihadapkan pada permasalahan yang berkaitan dengan pengetahuan yang akan dibangunnya. “Pada pembelajaran ini siswa dapat terlibat secara aktif untuk menggali dan menemukan pengetahuan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari- hari. Selain itu Problem Based Instruction juga lebih kontekstual karena menyajikan kejadian yang sering

dialami dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat membuat siswa terbiasa dengan penyelesaian berbagai masalah yang ditemukan dengan metode – metode ilmiah. Selain itu siswa bisa memperoleh konsep dari pengetahuan melalui pengalaman belajar yang dialaminya” (Kusmana, 2009 :4).

Problem Based Instruction mengutamakan proses belajar, dimana tugas

(16)

mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran. Akan tetapi, siswa aktif berfikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan. Dengan demikian, model pembelajaran Problem Based Instruction dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka pada penelitian ini penulis mengambil judul Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Instruction

(PBI) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

Bagaimana peningkatan pemahaman konsep fisika siswa setelah

diimplementasikan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)?

Rumusan maslah dalam penelitian ini dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana peningkatan pemahaman konsep fisika siswa pada aspek tranlasi setelah diimplementasikan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)?

2. Bagaimana peningkatan pemahaman konsep fisika siswa pada aspek interpretasi setelah diimplementasikan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)?

3. Bagaimana peningkatan pemahaman konsep fisika siswa pada aspek ekstrapolasi setelah diimplementasikan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)?

C. Batasan Masalah

(17)

6

Yuliani Susilawati,2013

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi) Untuk Meningkatkan pemahaman menempati tingkat ke dua (C2). Pemahaman tersebut hanya dibatasi dari tiga aspek, yaitu translasi (kemampuan menerjemahkan), interpretasi (menafsirkan), dan eksplorasi (kemampuan meramalkan).

D. Variabel Penelitian

Adapun variabel – variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) sebagai variabel bebas.

2. Pemahaman konsep fisika siswa sebagai variabel terikat.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan pada bagian sebelumnya, maka penelitian ini ditujukan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep fisika siswa setelah diimplementasikan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI).

Dengan tujuan khusus sebagai berikut.

1. Mengetahui peningkatan pemahaman konsep fisika siswa pada aspek tranlasi setelah diimplementasikan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI).

(18)

3. Mengetahui peningkatan pemahaman konsep fisika siswa pada aspek ekstrapolasi setelah diimplementasikan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI).

F. Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai penerapan pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Manfaat tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

a. Siswa dapat membangun konsep dan pengetahuannya sendiri melalui pengalaman belajar yang telah dilalui.

b. Siswa dapat mengaitkan konsep dan pengetahuan yang telah diperoleh untuk menyelesaikan permasalahan sehari-hari.

c. Siswa dapat berpikir kritis, terbuka, serta bersikap ilmiah terhadap berbagai pengetahuan dan teknologi.

2. Bagi Guru

Guru memiliki referensi untuk melakukan keputusan professional dan lebih mengembangkan ide-ide kreatif pada proses pembelajaran.

3. Bagi peneliti

(19)

8

Yuliani Susilawati,2013

(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Menurut Arikunto (2006 : 160), metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Lebih lanjut Surachman dalam Nugraha (2007 : 43) mengemukakan bahwa metode dalam suatu penelitian diperlukan guna mencapai tujuan penelitian serta untuk menjawab masalah yang diteliti dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre experimental design atau eksperimen yang tidak sebenarnya. Disebut

demikian karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peratuan tertentu (Arikunto, 2006 : 84). Yang dimaksud persyaratan dalam eksperimen ini adalah adanya kelompok lain yang tidak dikenai eksperimen dan ikut mendapatkan pengamatan (Arikunto, 2006 : 86).

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-test and Post-test Group.

Tabel 3.1

Desain Penelitian Pre-test and Post-test Group

Pre-test Treatment Post-test

O1 X O2

Keterangan :

X : Treatment / treatment dengan menerapkan model pembelajaran

Problem Based Instruction (PBI).

(21)

23

Yuliani Susilawati,2013

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi) Untuk Meningkatkan O2 : Post-test.

Di dalam desain ini, observasi dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen disebut pre-test, dan observasi yang dilakukan sesudah eksperimen disebut post-test.

Perbedaaan antara O1 dan O2 diasumsikan merupakan efek dari treatment

atau eksperimen.

(Arikunto, 2006 : 85)

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (2006 : 130) populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006 : 131).

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di salah satu SMK di kota Bandung tahun ajaran 2012/2013. Sedangkan sampelnya adalah salah satu kelas yang diambil secara purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sesuai dengan rekomendasi koordinator guru bidang studi fisika, maka sampel penelitian yang digunakan adalah siswa kelas X-Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL).

D. Prosedur Penelitian

(22)

1. Tahap Persiapan Penelitian

Persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Menentukan sekolah yang akan dijadikan subyek penelitian.

b. Membuat surat izin studi pendahuluan ke Jurusan Pendidikan Fisika yang disetujui oleh Dekan FPMIPA.

c. Konsultasi dengan guru mata pelajaran fisika di tempat dilaksanakannya penelitian.

d. Menentukan populasi dan sampel.

e. Menentukan masalah yang akan dijadikan kajian dalam penelitian. Untuk menentukan masalah, peneliti melakukan studi pendahuluan. Studi yang dilakukan meliputi:

 Observasi kegiatan belajar mengajar.

 Wawancara dengan guru koordinator mata pelajaran fisika.  Studi dokumen hasil ulangan siswa.

(23)

25

Yuliani Susilawati,2013

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi) Untuk Meningkatkan f. Melakukan studi pustaka mengenai teori yang melandasi penelitian.

Penentuan teori ini ditentukan berdasarkan hasil studi pendahuluan. g. Menentukan pokok bahasan yang akan dijadikan penelitian. Peneliti

menjadikan materi pembelajaran sifat mekanik bahan sebagai pokok bahasan penelitian.

h. Melakukan studi kurikulum mengenai pokok bahasan yang dijadikan penelitian guna memperoleh data mengenai tujuan yang harus dicapai dari pembelajaran serta indikator dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa serta alokasi waktu yang diperlukan selama proses pembelajaran.

i. Membuat surat izin penelitian ke Jurusan Pendidikan Fisika yang disetujui oleh Dekan FPMIPA.

j. Menghubungi pihak yang akan dijadikan sebagai lokasi penelitian.

k. Melakukan studi terhadap kelengkapan fasilitas sekolah, dalam hal ini mengecek kelengkapan laboratorium sekolah dan keadaan kelas.

l. Menyiapkan silabus, rencana pembelajaran, alat peraga, dan media pembelajaran. Dalam hal ini rencana pembelajaran yang disiapkan mengacu pada teori-teori model pembelajaran Problem Based Instruction. Hasil penyusunan ini kemudian didiskusikan dengan guru

mata pelajaran sains dan dosen pembimbing.

m. Membuat kisi-kisi instrumen yang mengacu pada model pembelajaran Problem Based Instruction dan mendiskusikannya dengan dosen

pembimbing. Hasil diskusi menghasilkan instrumen yang akan digunakan pada penelitian.

(24)

o. Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian dan kemudian menentukan soal yang layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahapan dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan pre-test pada kelas sampel penelitian untuk mengetahui kemampuan awal siswa.

b. Melaksanakan treatment yaitu dengan cara mengimplementasikan model pembelajaran Problem Based Instruction pada pembelajaran sifat mekanik bahan. Treatment ini dilakukan di kelas sampel, yaitu kelas X - Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL).

c. Melakukan post-test untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah treatment.

Adapun rencana pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2

Rencana Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan Hari / Tanggal

Pretest Kamis / 30 Mei 2013 Treatment 1:

Elastisitas Bahan Kamis / 30 Mei 2013 Treatment 2:

Hukum Hooke Jum’at / 31 Mei 2013 Posttest Jum’at / 31 Mei 2013

3. Tahap Akhir

Tahapan akhir yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Mengolah data hasil observasi keterlaksanaan model pembelajaran

(25)

27

Yuliani Susilawati,2013

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi) Untuk Meningkatkan b. Mengolah data hasil pre-test dan post-test pada tes pemahaman konsep fisika siswa setelah diterapkan model pembelajaran Problem Based Instruction.

c. Menganalisis data hasil pre-test dan post-test untuk melihat dan menentukan apakah terdapat peningkatan pemahaman konsep siswa setelah diterapkan model pembelajaran Problem Based Instruction. d. Menyusun kesimpulan penelitian.

Untuk lebih jelasnya, alur penelitian yang dilakukan dapat digambarkan pada gambar 3.1 berikut ini.

E. Teknik Pengumpulan Data

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI), sedangkan variabel terikatnya adalah peningkatan

(26)

pemahaman konsep fisika siswa. Maka data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah :

a. Keterlaksanaan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI). b. Skor hasil pre-test dan post-test siswa yang dijadikan sampel.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi aktivitas guru dan tes pemahaman konsep fisika.

1. Observasi Aktivitas Guru

Aktivitas guru selama melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction diobservasi dengan tujuan untuk mengetahui tahapan treatment.

Instrumen yang digunakan pada saat observasi adalah lembar

keterlaksanaan model pembelajaran Problem Based Instruction. Observer pada saat treatment ini terdiri dari tiga orang, yaitu dimana salah satu diantaranya adalah guru koordinator mata pelajaran fisika. Masing-masing observer mendapatkan lembar observasi yang sama.

2. Tes Pemahaman Konsep

Tes ini digunakan untuk mengukur peningkatan pemahaman konsep fisika yang diperoleh siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI). Tes ini disusun berdasarkan pada

indikator yang hendak dicapai pada pokok bahasan sifat mekanik bahan (materi pokok elastisitas bahan dan hukum hooke).

(27)

29

Yuliani Susilawati,2013

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi) Untuk Meningkatkan Aspek pemahaman terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pemahaman translasi, interpretasi, dan pemahaman ekstrapolasi. Tes pemahaman konsep ini dilaksanakan sebanyak dua kali, yaitu sebelum treatment (pre-test) dan sesudah treatment (post-(pre-test). Soal-soal yang digunakan pada

pre-test dan post-test merupakan soal yang sama, hal ini dimaksudkan agar

tidak ada pengaruh perbedaan kualitas instrumen terhadap perubahan pengetahuan dan pemahaman yang terjadi.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Instrumen yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah :

a. Instrumen

a) Lembar keterlaksanaan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI).

Lembar keterlaksanaan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) ini digunakan pada saat mengobservasi aktivitas

guru. Lembar ini memuat daftar checklist keterlaksanaan kelas selama pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) berlangsung, dimana susunannya sesuai dengan

tahapan yang telah direncanakan dalam RPP.

Jadi dalam pengisiannya, observer memberikan tanda cheklist pada kolom “ya” atau “tidak” jika kriteria yang dimaksud dalam daftar cek dilakukan oleh guru. Dalam lembar ini juga terdapat kolom keterangan untuk memuat saran-saran observer terhadap kekurangan-kekurangan aktivitas guru selama pembelajaran.

(28)

b) Soal Tes Pemahaman Konsep.

Soal tes pemahaman konsep diberikan sebelum melakukan treatment (pre-test) dan sesudah melakukan treatment (post-tost).

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun soal tes pemahaman konsep adalah sebagai berikut.

a) Membuat kisi-kisi soal mata pelajaran Fisika SMA kelas X semester 2, Materi Sifat Mekanik Bahan. Kisi-kisi ini disesuaikan dengan indikator yang telah dibuat dan disesuaikan pula dengan kurikulum yang berlaku si sekolah yang bersangkutan.

Dalam kisi-kisi instrument dibuat 25 soal yang terdiri dari 25 soal, yang terdiri dari 13 soal elastisitas bahan dan 12 soal elastisitas bahan.

b) Menulis soal tes berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat dan membuat kunci jawaban.

c) Mengkonsultasikan soal-soal instrumen dan melakukan revisi kepada dosen pembimbing sebagai perbaikan awal.

d) Melakukan perbaikan soal berdasarkan bahan pertimbangan tersebut.

e) Menguji cobakan soal instrumen di salah satu kelas di sekolah tempat penelitian dilakukan. Namun pada kelas yang lebih tinggi dibanding dengan kelas penelitian.

Berdasarkan saran dari guru, ujicoba instrumen dilakukan pada kelas XI – Audio Video (AVI).

(29)

31

Yuliani Susilawati,2013

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi) Untuk Meningkatkan g) Merevisi soal instrumen.

h) Menyusun soal instrumen yang valid dan reliable untuk penelitian.

b. Teknik Analisis Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2008 : 151).

Analisis instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui baik buruknya suatu perangkat tes yang terdiri dari uji validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan uji reliabillitas.

1) Uji Validitas

Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan kesahihan suatu instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2008: 65). Pengujian Validitas isi tes dilakukan dengan cara judgement terhadap butir-butir soal yang dilakukan oleh satu orang dosen dan dua orang guru bidang studi fisika.

Validitas instrumen yang dikaitkan dengan kriteria menyatakan sebuah item valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah. Untuk mengetahui validitas yang dihubungkan dengan kriteria digunakan uji statistik, yakni teknik korelasi Pearson Product Moment, yaitu :

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

(30)

: Jumlah siswa yang di tes

∑ : Jumlah (skor item nomor x skor total) ∑ : Jumlah skor item nomor

∑ : Jumlah skor total

: Jumlah kuadrat skor item : Jumlah kuadrat skor total

Dengan demikian, dapat dilakukan perhitungan untuk masing- masing item nomor soal melalui rumus korelasi product moment dengan angka kasar.

Adapun keterangan yang akan ditunjukkan, menurut Suharsimi Arikunto (2008 : 75) dapat dituliskan sebagai berikut :

 Korelasi positif, menunjukkan adanya hubungan sejajar antara dua hal. Dengan interpretasi nilai sebagai berikut :

 Antara 0,800 samapai dengan 1,00 : sangat tinggi

 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi

 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup

 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah

 Antara 0,000 sampai dengan 0,200 : sangat rendah

 Korelasi negatif menunjukkan hubungan kebalikan antara dua hal.

2) Daya Pembeda

Arikunto (2008: 211) menyatakan bahwa, “Daya pembeda suatu butir soal adalah bagaimana kemampuan butir soal tersebut untuk membedakan siswa yang termasuk kelompok atas (upper group) dengan siswa yang termasuk kelompok bawah (lower

group)”.

(31)

33

Yuliani Susilawati,2013

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi) Untuk Meningkatkan teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 50% skor terbawah sebagai

kelompok bawah (JB). Daya pembeda butir soal dihitung dengan

menggunakan rumus:

(Arikunto, 2008: 213)

Persamaan untuk mengetahui besar daya pembeda adalah : DP = indeks daya pembeda

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal

dengan benar

BB = banyaknya peserta tes kelompok bawah yang menjawab

soal dengan benar

JA = banyaknya peserta tes kelompok atas.

JB = banyaknya peserta tes kelompok bawah.

Klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3

Interpretasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Kualifikasi

0,00 – 0,19 Jelek

0,20 – 0,39 Cukup

0,40 – 0,69 Baik

0,70 – 1,00 Baik sekali

Negatif Tidak baik, harus dibuang

(Arikunto, 2008 :218)

(32)

Taraf kesukaran suatu butir soal ialah perbandingan jumlah jawaban yang benar dari seluruh siswa untuk suatu item dengan jumlah seluruh siswa yang mengerjakan soal (Arikunto, 2008 : 207).

Persamaan untuk menetukan besar tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut :

(Arikunto, 2008: 208)

Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar Jx = jumlah seluruh siswa peserta tes.

Adapun hasil yang akan ditunjukkan, adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4

Klasifikasi Tingkat Kesukaran

P-P Klasifikasi

0,00-0,29 Soal sukar

0,30-0,69 Soal sedang

0,70-1,00 Soal mudah

(Arikunto, 2008: 208)

4) Uji Reliabilitas

(33)

35

Yuliani Susilawati,2013

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi) Untuk Meningkatkan

(Arikunto, 2008: 100)

Dimana :

r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan

p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah ∑pq : perkalian antara p dan q

N : banyaknya item S : standar deviasi dari tes

Adapun hasil yang akan ditunjukkan, adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5

Interpretasi Nilai Reliabilitas

Besarna nilai r Interpretasi Antara 0,800 samapai dengan 1,00

Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi

c. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Tes

(34)

Excel. Analisis yang dilakukan meliputi validitas butir soal, daya

pembeda butir soal, tingkat kesukaran, dan reliabilitas instrumen. . Soal-soal yang telah diujicoba dan dianalisis akan digunakan sebagai instrumen dalam penelitian yang dilakukan di kelas X. Instrumen digunakan pada penelitian di kelas X, tetapi diujicoba di kelas XI, hal ini karena kelas ujicoba seharusnya merupakan kelas yang lebih tinggi dibandingkan kelas penelitian. Dalam hal ini, faktor lupa terhadap materi tidak terlalu berpengaruh mengingat yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah faktor bahwa siswa kelas XI sudah pernah mempelajari materi ini. Pengolahan data hasil uji coba instrumen dapat dilihat pada lampiran D.1, lampiran D.2, lampiran D.3 dan lampiran D.4. Hasil analisis uji coba instrumen tersebut adalah seperti pada tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 3.6

Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba Instrumen

Nomor

Soal

Validitas Daya Pembeda Tingkat

Kesukaran Keterangan

Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

(35)

37

Yuliani Susilawati,2013

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi) Untuk Meningkatkan 12 0.38 Rendah 0.35 Cukup 0.29 Sukar Tidak

Validitas butir soal dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product moment angka kasar. Berdasarkan hasil pengolahan data, didapatkan tiga butir soal yang validitasnya tinggi, dua puluh butir soal yang validitasnya cukup, dan dua butir soal yang vaiditasnya rendah.

(36)

2. Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan rumus indeks diskriminasi. Berdasarkan hasil pengolahan data, didapatkan dua belas butir soal dengan daya pembeda cukup, dan tiga belas butir soal dengan daya pembeda baik.

Soal-soal dengan daya pembeda yang jelek tidak digunakan sebagai instrumen penelitian. Walaupun hasil uji coba menunjukkan semua soal memiliki daya pembeda yang cukup atau baik, akan tetapi ada dua soal yang tidak digunakan, hal ini dikarenakan nilai validitas soal yang sangat rendah.

3. Tingkat Kesukaran Butir Soal

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut tingkat kesukaran atau indeks kesukaran. Berdasarkan hasil pengolahan data, didapatkan tiga butir soal yang tingkat kesukarannya rendah, tiga belas soal tingkat kesukarannya rendah, dan Sembilan soal yang tingkat kesukarannya tinggi.

4. Reliabilitas Instrument

(37)

39

Yuliani Susilawati,2013

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi) Untuk Meningkatkan Berdasarkan hasil analisis tes yang telah dilakukan, didapatkan bahwa soal yang layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian adalah sebanyak 23 soal. Soal-soal tersebut terdistribusi ke dalam dua seri pembelajaran, yaitu seri pembelajaran I (Elastisitas Bahan) sebanyak tiga belas soal, dan seri pembelajaran II (Hukum Hooke) sebanyak sepuluh soal.

Adapun distribusi soal tes pemahaman konsep yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut ini.

Tabel 3.7

Distribusi Soal Tes Pemahaman Konsep

No Aspek Pemahaman

Konsep Nomor Soal Jumlah soal

1 Translasi 1, 2, 6, 7, 8, 16, 20, 21 8 2 Interpretasi 3, 4, 5, 10, 11, 15, 18,

22, 23, 24, 25 11

3 Ekstrapolasi 13, 14, 17, 19 4

Jumlah 23

Soal-soal yang telah dinyatakan layak tersebut merupakan soal yang dapat mengukur aspek pemahaman siswa pada pokok bahasan sifat mekanik bahan (elastisitas bahan dan hukum hooke), yang berdasarkan pada taksonomi Bloom yaitu kemampuan menterjemahkan (translation), kemampuan menafsirkan (interpretation), dan kemampuan meramalkan (extrapolation).

G. Teknik Pengolahan Data

(38)

memberikan gambaran mengenai hasil penelitian, maka data tersebut harus diolah terlebih dahulu sehingga dapat memberikan gambaran hasil penelitian.

Data yang dikumpulkan terdiri dari dua jenis, yaitu data keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan dan data pemahaman konsep. Data tersebut kemudian diolah menggunakan perhitungan data statistik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan model yang diterapkan, dan gambaran mengenai perubahan pemahaman konsep siswa. Dan selanjutnya dianalisis sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini.

1. Pengolahan Data Keterlaksanaan Model

Keterlaksanaan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI), dapat dilihat dari format hasil observasi aktivitas guru selama melakukan treatment. Seperti diketahui, dalam format observasi tersebut terdapat

kolom checklist yang terdiri kolom ”ya” dan ”tidak”. Jumlah dari checkhlist pada kolom ”ya” inilah yang akan menggambarkan

keterlaksanaan suatu model pembelajaran.

Keterlaksanaan model pembelajaran dapat dinyatakan ke dalam beberapa kategori. Tabel 3.7 berikut ini menjabarkan kategori keterlaksanaan model pembelajaran.

Tabel 3.8

Kategori Keterlaksanaan Model Pembelajaran

No. Kategori

Keterlaksanaan Model Pembelajaran (%)

Interpretasi

1. 0,0 - 24,9 Sangat Kurang

2. 25,0 - 37,5 Kurang

3. 37,6 - 62,5 Sedang

4. 62,6 - 87,5 Baik

(39)

41

Yuliani Susilawati,2013

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi) Untuk Meningkatkan (Ismail, A: 2008: 37)

Kategori keterlaksanaan model pembelajaran yang dijabarkan pada tabel diatas dikategorikan berdasarkan besar prosentase keterlaksanaanya, maka untuk mendapatkan kategori keterlaksanaan model yang diinginkan penulis, data yang telah di dapat oleh penulis harus diubah ke dalam bentuk prosentase.

Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan untuk mengolah data tersebut menjadi bentuk prosentase adalah sebagai berikut:

 Menghitung jumlah keseluruhan skor yang terdapat dalam lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran.

Menghitung jumlah checklist “ya” yang observer isi pada lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran.

 Menghitung persentase keterlaksanaan model pembelajaran dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

 Menentukan kategori keterlaksanaan model pembelajaran sesuai dengan pengkategorian yang telah dijabarkan pada tabel 3.7 diatas.

Observasi aktivitas guru dilakukan pada setiap treatment, maka pada penelitian ini akan didapat dua hasil observasi, yaitu pada saat treatment pokok bahasan sifat elastisitas bahan dan pokok bahasan hukum hooke. Kedua hasil observasi ini akan diolahh sesuai dengan langkah-langkah yang telah dijabarkan diatas.

(40)

Peningkatan pemahaman konsep siswa dalam berbagai aspek pemahaman dapat , maka dilakukan analisis gain ternormalisasi dari nilai/skor pretest dan posttest. Adapun langkah-langkah yang dilakukan antara lain sebagai berikut :

a. Melakukan Penskoran

Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode Rights only, yaitu jawaban benar diberi skor satu dan jawaban yang salah atau tidak dijawab diberi skor nol. Skor siswa ditentukan dengan menghitung jawaban yang benar.

Pemberian skor dihitung dengan menggunakan rumus : S

R

Keterangan : S = skor siswa

R = jawaban siswa yang benar

b. Menghitung Gain

Setelah diperoleh skor hasil pre-test dan post-test kemudian menghitung selisih antara skor hasil pre-test dan post-test untuk mendapatkan nilai gain. Persamaan yang digunakan untuk menentukan nilai gain adalah berikut ini.

2 1

G T T

Keterangan : G = gain

T2 = skor pre tes

T1 = skor post tes

c. Menghitung skor gain ternormalisasi

(41)

43

Yuliani Susilawati,2013

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi) Untuk Meningkatkan <g> =

d. Menentukan nilai rata-rata (mean) dari skor gain ternormalisasi

Setelah diperoleh nilai gain ternormalisasi untuk masing – masing data siswa, kemudian dihitung nilai rata – rata gain ternormalisasinya.

e. Menginterpretasikan skor rata-rata gain ternormalisasi

Nilai rata – rata gain ternormalisasi ini kemudian dikonsultasikan terhadap tabel 3.8 berikut ini.

Tabel 3.9

Interpretasi Skor Rata-rata Gain Ternormalisasi

Nilai Kriteria

0,71 – 1,00 Tinggi 0,31 – 0,70 Sedang 0,00 - 0,30 Rendah

(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, secara umum dapat dikemukakan kesimpulan yang diperoleh dan saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis terhadap data hasil penelitian yang telah dilakukan di salah satu SMK Negeri di Bandung kelas X mengenai implementasi model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa, dalam pokok bahasan sifat mekanik bahan, maka diperoleh kesimpulan bahwa pemahaman konsep fisika siswa mengalami peningkatan setelah diimplementasikan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI).Hal tersebut dibuktikan dengan hasil pengolahan data nilai pre-test dan post-test yang menunjukkan bahwa rata-rata skor pre-test adalah 6,39 dan rata-rata-rata-rata skor post-test adalah 13,65 serta rata-rata gainnya adalah 7,26. Sedangkan nilai gain yang ternomalisasi, yaitu sebesar 0,44 yang termasuk ke dalam kategori sedang.

(43)

57

Yuliani Susilawati,2013

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi) Untuk Meningkatkan

B. Saran

Adapun saran berdasarkan pelaksanaan penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaran Problem Based Instruction dapat dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa pada pokok bahasan sifat mekanik bahan.

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction pada tujuan dan pokok bahasan yang berbeda.

3. Saat pembelajaran Problem Based Instruction berlangsung, guru harus memberikan batasan-batasan waktu pada siswa dalam menyelesaikan berbagai aktivitasnya.

4. Dalam penyampaian pokok bahasan hukum hooke, siswa kelas X belum terbiasa melakukan percobaan. Perlu diberi arahan mengenai cara menggunakan pegas agar pegas tidak berkurang keelastisitasannya.

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Irma Fitria. (2008). Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Think-Pare-Share untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa. Skripsi. Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Daryanto (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Hake, R. (1998). Interactive-engagement methods in introductory mechanics courses. [Online]. Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/IEM-2b.pdf [03 Desember 2010]

Hamalik, Oemar. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Ismail, A. (2008). Implementasi Model Children Learning in Science (CLIS)

untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Skripsi. Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Kaharu, Sarintan L. 2012. PENGGUNAAN HYPERMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH. Tesis pada FPMIPA UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Koes H, Supriyono. 2003. Common texbook: Strategi Pembelajaran Fisika. Malang : Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang. Sarah, Lia L. (2005). Pengembangan Model Pembelajaran “Problem Based

Instruction” untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi. Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sari, Ika M. (2006). Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Instruction Pada Pokok Pembahasan Pembiasan Cahaya. Skripsi. Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

(45)

59

Yuliani Susilawati,2013

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi) Untuk Meningkatkan Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Gambar

Gambar 3.1 Alur Penelitian .....................................................................................
Desain Penelitian Tabel 3.1 Pre-test and Post-test Group
Tabel 3.2 Rencana Pelaksanaan Penelitian
gambar 3.1 berikut ini.
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

2 Penanganan nyeri yang efektif dengan sedikit efek samping akan mempercepat pemulihan dan kepulangan pasien dari rumah sakit.. Pemberian analgesia pascabedah

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kinerja antara algoritma Fixed Length Binary Encoding (FLBE) dengan algoritma Sequitur dalam melakukan

Jika dihubungkan dengan sumber tegangan yang sesuai dan dalam waktu yang bersamaan maka alat yang menyerap energi terbanyak adalah …a. Pada setrika listrik tertulis data 350

Data penurunan COD pada reaktor elektrokoagulasi yang menggunakan jarak antara elektroda 0,5; 1,0 ; 1,5 dan 2,0 cm dengan voltase 10 volt serta waktu tinggal 3 jam

Untuk memecahkan masalah, dibuat program aplikasi dengan menggunakan Visual Basic 6.0, yang merupakan aplikasi proses pengolahan data yang sebelumnya masih dilakukan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK TEXT SUMMARY ASSIGNMENT ( TSA) DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKS BAHASA ARAB SISWA. Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas X MAN

Asidogenesis adalah proses yang kompleks dimana mikroba anaerob mengurai senyawa organik menjadi asam organik molekul rendah (Volatile