Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PERBANDINGAN PENGARUH TERAPI JALAN KAKI DAN
SENAM DIABET TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA
DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Pada Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh Taufik Hidayat
0800725
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PERBANDINGAN PENGARUH TERAPI JALAN KAKI DAN
SENAM DIABET TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA
DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS
Oleh
Taufik Hidayat
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar
Sarjana Sains Program Studi Ilmu Keolahragaan
© Taufik Hidayat 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang – undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian,
Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
TAUFIK HIDAYAT 0800725
PERBANDINGAN PENGARUH TERAPI JALAN KAKI DAN
SENAM DIABET TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA
DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I
Agus Rusdiana, M.Sc., Ph.D. NIP. 197608122001121001
Pembimbing II
dr. Imas Damayanti, M.Kes. NIP. 198007212006042001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan FPOK UPI
i Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
PERBANDINGAN PENGARUH TERAPI JALAN KAKI DAN
SENAM DIABET TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA
DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS
Oleh Taufik Hidayat
0800725
Salah satu penyakit degeneratif yang mengalami peningkatan jumlah setiap tahunnya yaitu penyakit diabetes melitus. Penyakit diabetes melitus adalah penyakit yang disebabkan terganggunya hormon insulin sehingga terjadi peningkatan kadar gula dalam darah. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan tetapi hanya bisa dikontrol dengan cara menstabilkan atau menurunkan kadar gula dalam darah. Di Indonesia sebagian besar penderita penyakit diabetes menggunakan obat, padahal obat bukan satu-satunya cara yang dapat digunakan untuk penatalaksanaan penyakit diabetes. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara terapi jalan kaki dengan senam diabet terhadap penurunan kadar gula darah penderita diabetes melitus. Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimen dengan desain penelitian R O1 X
O2 , R O3 Y O4. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 7
penderita diabetes melitus untuk senam diabet, dan 7 penderita diabetes melitus untuk terapi jalan kaki di Desa Cikandang Kabupaten Kuningan. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Hasil analisis pada penelitian ini menunjukan bahwa terapi senam diabet memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap penurunan kadar gula penderita diabetes melitus dibandingkan dengan terapi jalan kaki. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan alternatif untuk membantu dalam menurunkan kadar dalam gula penderita diabetes melitus.
ii Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
PERBANDINGAN PENGARUH TERAPI JALAN KAKI DAN
SENAM DIABET TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA
DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS
Oleh Taufik Hidayat
0800725
One of the degenerative diseasesare increasing in number every year, namely
diabetes mellitus. Diabetes mellitus is adisea secaused by disruption of the
hormone insulin, causing blood sugar levels. This disea secan not be cured but can
only be control led by way of stabilizing or lowering blood sugar levels. In
Indonesia, the majority of people with diabetes using drugs, but drugs are not the
only way that can be used for the management of diabetes. The purpose of this
study was to determine whether there are differen ces between the treatment of the
diabetic foot with gymnastics decrease blood sugar level sof people with diabetes
mellitus. The research methodused was experimental research design R O1 X
O2, R O3 Y O4. The sample usedin this study are 7 people with diabetes
mellitus for diabetic gymnastics, and 7 patients with diabetes mellitus for the
treatment of foot in the Village District Brass Cikandang. Sampling using simple
random sampling .Results of the analysis in this study show sthat exercise therapy
diabetes give better effect to the decline in sugar level sof people with diabetes
mellitus compared with walking therapy. The results of this research canbe used
as an alternative to assist in lowering sugar level sin people with diabetes mellitus.
Keywords : Walking Therapy, Gymnastics Diabetes, Blood Sugar, Diabetes
iii Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
vi Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Penelitian ... 1
B.Rumusan Masalah ... 4
C.Tujuan Penelitian ... 5
D.Manfaat Penelitian ... 5
E. Batasan Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A.Diabetes Melitus ... 7
1. Sejarah Diabetes Melitus ... 7
2. Pengertian Diabetes Melitus... 7
3. Tipe Diabetes Melitus ... 9
4. Penyebab Diabetes Melitus ... 11
5. Faktor Resiko Diabetes Melitus ... 12
6. Gejala Penderita Diabetes Melitus ... 12
B.Penatalaksanaan ... 14
1. Terapi Umum ... 14
2. Terapi Khusus Untuk Diabetes Melitus ... 15
C.Anggapan Dasar ... 27
vii Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
A.Metode Penelitian ... 29
B.Desain Penelitian ... 29
C.Definisi Operasional ... 31
D.Populasi dan Sampel ... 32
1. Populasi ... 32
2. Sampel ... 32
E. Instrumen Pengumpulan Data ... 33
F. Pelaksanaan Penelitian ... 34
G.Analisis Data ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40
A.Pengolahan Data ... 40
1. Terapi Jalan Kaki ... 40
2. Terapi Senam Diabet ... 43
3. Beda (Uji t) Perbandingan Terapi Jalan Kaki Dengan Senam Diabet ... 44
B.Pembahasan Data ... 46
C.Diskusi Penemuan...47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 49
A.Kesimpulan ... 49
B.Saran ... 49
DAFTAR PUSTAKA ... 51 LAMPIRAN-LAMPIRAN
1 Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Sehat adalah komponen yang sangat penting dalam kehidupan kita.
Kondisi masyarakat yang sehat menjadikan masyarakat tersebut produktif.
Kondisi kesehatan masyarakat Indonesia saat ini belum sesuai dengan harapan.
Perilaku masyarakat tentang hidup sehat belum semuanya bisa diaplikasikan
dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian masyarakat hanya tahu dan
mau untuk hidup sehat, tapi belum mampu untuk memelihara dan bahkan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Oleh karena itu, seiring dengan gaya
hidup masyarakat yang serba praktis maka tidak heran peningkatan jumlah
penyakit semakin meningkat. Telah terjadi pergeseran yaitu dari penyakit
menular kepada penyakit tidak menular atau penyakit degeneratif. Salah satu
penyakit degeneratif yang mengalami peningkatan jumlah adalah penyakit
diabetes melitus atau yang sering disebut penyakit gula atau kencing manis.
Penyakit diabetes melitus adalah penyakit yang disebabkan
terganggunya hormon insulin sehingga terjadi peningkatan kadar gula dalam
darah. Sama halnya yang di kemukakan oleh sidartawan soegondo yaitu
“Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya”. Hal ini diperkuat kembali oleh Mathur, R, MD.
(1996:4) yang menyatakan bahwa diabetes melitus adalah kelompok penyakit
metabolik yang mempunyai karakteristik kenaikan kadar gula (glukosa) darah
yang terjadi akibat kelainan produksi dan kerja (action) insulin, atau keduanya.
Penyakit diabetes adalah salah satu penyakit berbahaya di dunia.
Penyakit ini tidak dapat disembuhkan tetapi hanya bisa dikontrol dengan cara
2
Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
diabetes melitus selalu bertambah setiap tahunnya. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Ade Tobing (2008:9) dalam bukunya bahwa :
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang cukup menonjol diantara penyakit yang lainnya. Pasien diabetes melitus mencapai 2,1% dari seluruh penduduk dunia. Dan kurang lebih 171 juta orang pada tahun 2000 menurut WHO. Sekitar 60% jumlah pasien tersebut terdapat di Asia. Penderita diabetes melitus di Indonesia sendiri pada tahun 2000 mencapai 8,4 juta orang. Jumlah tersebut menempatkan Indonesi pada peringkat ke empat negara dengan jumlah penderita diabetes melitus terbesar di dunia.
Dapat disimpulkan bahwa penyakit diabetes melitus bisa jadi ancaman
yang serius bagi masyarakat Indonesia. “Jumlah penderita diabetes melitus di
seluruh dunia sebanyak 200 juta, dan angka itu akan mencapai 350 juta orang
sampai tahun 2025, diantaranya 80 % penderita terpusat di Negara yang
penghasilannya kecil dan menengah” (Federasi Diabetes Internasional, 2006). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam bukunya sidartawan
soegondo mengatakan bahwa:
Kasus diabetes melitus di Asia akan naik sampai 90 % dalam 20 tahun ke depan. Diabetes melitus dan gangguan kesehatan lain yang muncul akibat penyakit itu akan memicu krisis kesehatan terbesar pada abad ke-21, terdapat 330 juta orang yang akan terserang penyakit ini dalam 20 tahun ke depan. Ini lebih besar dari AIDS atau flu burung.
Dari uraian yang dikemukakan di atas, maka sudah sepatutnya kita bisa
proaktif agar peningkatan kasus diabetes melitus itu tidak terjadi. Ade Tobing
(2008:11) menyatakan bahwa prevalensi diabetes melitus di Indonesia tiap
tahun semakin meningkat. Sebagaimana dikemukakannya :
3
Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Seandainya permasalahan ini masih belum bisa teratasi dengan baik,
bukan tidak mungkin pertumbuhan orang-orang yang terkena penyakit diabetes
melitus akan semakin meningkat dengan sendirinya sehingga angka kematian
karena penyakit ini semakin meningkat. Hal tersebut bisa terjadi jika
kurangnya perhatian terhadap diabetes melitus, baik dari lembaga kesehatan
sendiri ataupun rendahnya pengetahuan dan perilaku pencegahan masyarakat
terhadap diabetes melitus.
Diabetes melitus ini bisa menyerang siapa saja baik laki-laki ataupun
perempuan dan tidak memandang usia penderita. Hidup dengan penyakit
diabetes melitus sangat tidak nyaman. Selain bisa menyebabkan komplikasi,
penderita diabetes melitus juga harus tergantung pada obat dan menjalani diet
seumur hidupnya.
Faktor resiko diabetes melitus menurut Sidartawan Soegondo (2002:5)
yaitu :
Resiko diabetes kisaran umurnya lebih dari 45 tahun, kemudian kegemukan (berat badan lebih dari 20% dari berat badan idaman), hipertensi (tekanan darah lebih dari 140 / 90 mmHg), riwayat diabetes melitus, riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4000 gram, riwayat diabetes melitus pada kehamilan (diabetes melitus gestasional), riwayat TGT atau GDPT, penderita PJK, TBC, hipertiroidisme, dan faktor resiko diabetes melitus yang terahir yaitu kadar lipid yang abnormal.
Di Indonesia sebagian besar penderita penyakit diabetes menggunakan
obat, padahal obat bukan satu-satunya cara yang dapat digunakan untuk
penatalaksanaan penyakit diabetes. Untuk penatalaksanaan penyakit diabetes
yang telah dikenal ada tiga cara, yaitu mengatur makanan, olahraga, dan
obat-obatan. Dengan demikian untuk penatalaksanaan diabetes sebaiknya
menggunakan olahraga dan disertai dengan mengatur pola makan.
Penderita diabetes yang tidak memiliki kontra indikasi dapat dimasukan
dalam program latihan olahraga. Latihan olahraga yang dianjurkan adalah
4
Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Indonesia latihan olahraga bagi penderita diabetes sudah dikemas secara
khusus yaitu dengan senam diabet Indonesia. Pada tahun 2008 senam diabet
sudah mencapai seri 4, peran olahraga senam diabetes ini sebagian penderita
belum memahami dan terasa sukar dan sulit untuk sebagian penderita bahkan
ada yang belum mengenal senam diabet ini. Untuk yang belum memahami
senam diabet ini mereka lebih memilih untuk melakukan olahraga yang
lainnya, seperti jalan kaki yang mereka anggap olahraga ini paling mudah dan
simpel untuk dilakukan oleh mereka.
Aktivitas olahraga penting sekali untuk menjaga berat badan dan juga
untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah, terutama pada penderita diabetes
ataupun obesitas. Olahraga senam diabet ataupun jalan kaki teratur bisa
menjaga berat badan seseorang juga bisa menurunkan lemak bagi yang obesitas
ataupun kadar gula (glukosa) dalam darah. Olahraga yang disarankan adalah
dengan frekwensi 3 – 5 kali seminggu, intensitas 70% dari denyut nadi
maksimal dan dilakukan dalam durasi 30 – 60 menit. Untuk keamanan maka
selama latihan harus dengan pengawasan untuk membantu bila terjadi sesuatu.
Ada banyak para penderita diabet di Desa Cikandang kabupaten
Kuningan, sehingga peneliti ingin meneliti penelitian ini di Desa Cikandang
dengan sempel para penderita diabetes melitus di Desa Cikandang. Sehingga
dapat mengetahui apakah terdapat pengaruh terapi jalan kaki dan senam diabet
terhadap penurunan kadar gula ataupun untuk mengetahui terapi mana yang
lebih baik untuk menurunkan kadar gula diabetes melitus.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka perlu
diadakan perumusam masalah agar penelitian ini dapat dilakukan
sebaik-baiknya. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
5
Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1. Apakah ada pengaruh terapi jalan kaki terhadap penurunan kadar gula darah
penderita diabetes melitus?
2. Apakah ada pengaruh terapi senam diabet terhadap penurunan kadar gula
darah penderita diabetes melitus?
3. Apakah ada perbedaan antara terapi jalan kaki dengan senam diabet
terhadap penurunan kadar gula darah penderita diabetes melitus?
C.Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian dan rumusan masalah yang telah
dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh terapi jalan kaki terhadap
penurunan kadar gula darah penderita diabetes melitus.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh terapi senam diabet terhadap
penurunan kadar gula darah penderita diabetes melitus.
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara terapi jalan kaki dengan
senam diabet terhadap penurunan kadar gula darah penderita diabetes
melitus.
D.Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang terapi jalan kaki dan
senam diabet yang merupakan salah satu cara untuk menurunkan kadar gula
darah penderita diabetes melitus.
2. Memberikan informasi kepada lembaga-lembaga yang berkecimpung dalam
masalah diabetes melitus khususnya di Desa Cikandang tentang terapi jalan
kaki dan senam diabet merupakan salah satu cara untuk menurunkan kadar
6
Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3. Menambah khazanah keilmuan yang dapat dijadikan referensi penelitian
dalam bidang kesehatan dan olahraga.
E.Batasan Penelitian
Untuk memfokuskan masalah penelitian, maka peneliti membatasi
penelitian ini pada :
1. Kegiatan terapi jalan kaki dan senam diabet pada penderita diabetes melitus
di Desa Cikandang.
2. Populasi yang digunakan adalah para penderita diabetes melitus di Desa
Cikandang.
3. Sampel yang digunakan adalah perempuan penderita diabetes melitus di
Desa Cikandang.
4. Kegiatan terapi jalan kaki dan senam diabet pada penderita diabetes melitus
29 Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Dalam keberhasilan sebuah penelitian, seorang peneliti harus bisa
memecahkan suatu permasalahan dengan metode yang benar dan tepat serta
sesuai dengan apa yang di telitinya. Metode dalam penelitian ini adalah
penelitian eksperimen. Metode eksperimen baik digunakan untuk mengetahui
hubungan sebab – akibat, dalam hal ini yaitu untuk mengetahui perbandingan
pengaruh terapi jalan kaki dan senam diabet terhadap penurunan kadar gula
darah penderita diabetes melitus.
Arikunto (2006: 3) menyebutkan bahwa, “Eksperimen adalah suatu cara
untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor
yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi
atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu”. Sehingga metode
yang tepat untuk penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen.
B.Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan lama penelitian
selama 6 minggu. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah :
R
O1
X
O2
R
O3
Y
O4
Keterangan :
R = Simple Random Sampling
O1 = Tes awal kadar gula dalam darah pada kelompk A
O2 = Tes akhir kadar gula dalam darah pada kelompok A
O3 = Tes awal kadar gula dalam darah pada kelompok B
O4 = Tes akhir kadar gula dalam darah pada kelompok B
30
Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Y = Perlakuan atau treatment kelompok B (terapi senam diabet)
Adapun langkah – langkah yang harus di lakukan dalam penelitian ini
adalah :
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Populasi
Sampel
Tes awal
Treatment
Terapi olahraga
Tes akhir
Pengolahan dan
Analisiss Data
Kesimpulan dan Saran Kelompok A
Terapi dengan jalan
kaki
Kelompok B
Terapi dengan
31
Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
1. Menentukan populasi.
2. Memilih dan menentukan sampel.
3. Pembagian dua kelompok sampel.
4. Mengadakan tes awal kadar gula darah penderita diabetes melitus kedua
kelompok yaitu kelompok A dengan terapi jalan kaki, dan kelompok B
dengan terapi senam diabet.
5. Melaksanakan treatment dengan terapi jalan kaki ataupun terapi senam diabet.
6. Mengukur tes akhir kadar gula darah penderita diabetes melitus kedua
kelompok.
7. Hasil tes yang diperoleh kemudian diolah dengan statistik SPSS 17.
8. Menguji hipotesis.
9. Pengambilan kesimpulan dari hasil penelitian.
C.Definisi Operasional
Batasan istilah yang digunakan dalam penelitian berjudul
“Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus ” adalah sebagai
berikut:
1. Pengaruh adalah kegiatan atau keteladanan yang baik secara langsung atau
tidak langsung mengakibatkan suatu perubahan perilaku dan sikap orang
lain atau kelempok. (sumber : kamus terjemahan bahasa indonesia, 2011)
2. Berjalan kaki adalah berjalan atau bergerak menggunakan bagian tubuh
kita yaitu kaki (tidak berkendara), dari satu tempat ke tempat yang lain
32
Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
60 menit dengan frekwensi 3 – 5 kali seminggu dengan intesitas 70% dari
denyut nadi maksimal.
3. Terapi adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan
rangsangan berbagai cara yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga
bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental.
4. Penderita diabetes melitus adalah subjek atau orang yang menderita atau
mengidap diabetes melitus atau bisa juga disebut dengan diabetasi.
5. Diabetes melitus merupakan penyakit multi sistem dengan ciri
hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya.
6. Senam diabet adalah senam yang dimodifikasi secara khusus untuk
penderita diabetes melitus dan dilakukan 3-4 kali dalam seminggu secara
rutin.
7. Gula darah adalah istilah yang mengacu pada tingkat glukosa di dalam
darah.
8. Dalam penelitian ini kadar gula dalam darah diukur dengan alat yang
dinamakan glucose meter.
9. Variabel bebas ke-1 adalah terapi jalan kaki.
10. Variabel bebas ke-2 adalah terapi senam diabet.
11. Variabel terikatnya adalah penurunan kadar gula darah penderita diabetes
melitus.
D.Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah objek yang luas dalam artian menyeluruh yang
memberikan informasi yang terkumpul untuk peneliti itu sendiri. Data yang
terkumpul melalui tes kelompok eksperimen, baik melalui tes awal maupun
tes akhir. Dalam Sugiyono (2011: 80) menyebutkan bahwa “Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai
33
Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Jadi populasi dalam
penelitian eksperimen ini adalah seluruh penderita diabetes melitus di Desa
Cikandang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari jumlah populasi
yang dipergunakan sebagai sumber data yang sesungguhnya dan
pengambilan sampel disini tak terlepas dari karakteristik populasi itu
sendiri.
Pengertian sampel menurut Sugiyono (2011: 81) yaitu “Sebagian
dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Dengan demikian sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
7 penderita diabetes melitus untuk senam diabet, dan 7 penderita diabetes
melitus untuk terapi jalan kaki di Desa Cikandang Kabupaten Kuningan.
Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi karena anggota populasi homogen.
E.Instrumen Pengumpulan Data
Setiap penelitian mempunyai alat ukur yang digunakan. Alat ukur
dalam penelitian sering disebut juga instrumen penelitian yang gunanya untuk
mengumpulkan data. Menurut Sugiyono (2011:102) “Instrumen penelitian
adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial
yang diamati”. Berbicara tentang instrumen pengumpulan data sebenarnya
terkait pula dengan proses mengevaluasi. Mengevaluasi adalah memperoleh
data tentang status suatu yang dibandingkan dengan standar atau ukuran yang
34
Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Glucose meter check strip
jarum lancet
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini berupa tes pengukuran
kadar gula darah oleh alat yang dinamakan gluclose meter, dengan pola tes
awal dan tes akhir ( pre and post test group design).
Gambar 3.2 Glucose Meter
Glucose meter di atas di produksi dari Korea, dengan nama produk Nesco 3 in 1 Multi Check dengan berat alat 500 gram. Alat ini bisa digunakann untuk mengukur kadar gula, asam urat dan kolesterol. Petunjuk menggunakan alat glucose meter yaitu :
1. Pertama di ujung jari disuntikan jarum lancet yang menimbulkan terjadinya darah keluar.
2. Darah diteteskan ke alat yang dinamakan check strip, tepatnya pada bagian ujung
check strip.
3. Kemudian check strip tersebut dimasukan ke alat yang bernama glucose meter, dan angka kadar gula dalam darah pun akan tertera pada layar yang ada di alat glucose
meter.
4. Untuk diperhatikan setiap check strip hanya untuk satu orang penderita diabetes
yang akan diukur kadar gula dalam darahnya.
F. Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan penelitian eksperimen ini dilaksanakan di Desa Cikandang
Kabupaten Kuningan. Lama penelitian yang dilakukan yaitu selama 6 minggu.
1. Jadwal Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet
Tabel 3.1
35
Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
No Terapi Jalan Kaki Terapi Senam
Diabet Lokasi
2. Pelaksanaan Terapi Jalan Kaki
Sebelum memulai latihan, peneliti memberikan arahan dan
penjelasan tentang tujuan terapi jalan kaki. Terapi jalan kaki bertujuan
untuk menurunkan kadar gula darah. Kemudian, melakukan peregangan
statis dan dinamis kurang lebih 5 menit. Terapi jalan kaki dilakukan dengan
frekwensi 3 kali seminggu selama 1,5 bulan. Pada minggu pertama dan
kedua, terapi jalan kaki dilakukan selama 30-40 menit, di minggu ketiga dan
keempat, terapi jalan kaki dilakukan selama 40-50 menit, dan di minggu
kelima dan keenam, terapi jalan kaki dilakukan selama 50-60 menit.
Setiap sampel penderita diabetes diawasi secara intensif untuk
mengurangi resiko cedera atau gejala komplikasi lainnya, dengan cara
melihat secara langsung keadaan setiap sampel pada waktu pelaksanaan
terapi ini.
Tabel 3.2
Program Latihan Terapi Jalan Kaki
No. Pertemuan Intensitas/frekwensi
1. Minggu ke-1 dan minggu ke-2 60%-70% dari denyut nadi maksimal, dilakukan selama 30-40 menit
2. Minggu ke-3 dan minggu ke-4 60%-70% dari denyut nadi maksimal, dilakukan selama 40-50 menit
3. Minggu ke-5 dan minggu ke-6 60%-70% dari denyut nadi maksimal,
36
Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
37
Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Minggu ke-5 dan ke-6
Minggu ke-3 dan ke-4
Minggu ke-1 dan ke-2 30-40 menit
40-50 menit 50-60 menit
Gambar 3.3
Durasi (Waktu) Terapi Jalan Kaki
3. Pelaksanaan Terapi Senam Diabet
Pelaksanaan terapi senam diabet dilakukan 3 kali dalam seminggu
selama 1,5 bulan dengan gerakan-gerakan yang telah dikemas dalam senam
diabet itu sendiri. Gerakan pemanasan kurang lebih 6 menit, gerakan inti
kurang lebih 7 menit, gerakan menuju pendinginan kurang lebih 6 menit dan
gerakan pendingan selama kurang lebih 6 menit. Jadi total pelaksanaan
senam diabet kurang lebih selama 25 menit. Untuk gerakan-gerakan senam
diabet dilihat di bab 2 halaman 20.
G. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara mengolah data menggunakan rumus
statistik. Adapun langkah-langkah pengolahan data tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu cara untuk memeriksa
keabsahan atau normalitas sampel. Pengujian normalitas data yang
38
Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
SPSS 17 dengan uji normalitas one sample Kolmogorov Smirnov. Kriteria pengujiannya adalah jika nilai sig (signifikansi) atau nilai probablitas <
0,05, maka distribusi adalah tidak normal, sedangkan jika nlai sig
(signifikansi) atau nilai probabilitas > 0,05 maka distribusi adalah normal.
(Santoso, 2003:168). Apabila data diujikan berdistribusi normal, maka
data diolah dengan menggunakan uji t, namun jika ternyata distribusi data
tidak normal, maka dilanjutkan dengan penggunaan statistik non
parametrik.
Adapun langkah-langkah untuk melakukan pengujian normalitas
statistik secara manual sebagai berikut :
a Menentukan banyaknya kelas interval dengan rumus
K = 1 + 3,3 log n
b Menentukan rentang antar interval
c Membuat tabel distribusi frekuensi
d Menghitung nilai rata-rata
e Menghitung simpangan baku
Y1 = interval
F1 = frekuensi
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan beberapa
bagian sampel, sehingga generalisasi terhadap populasi dapat dilakukan.
Pada penelitian ini, uji homogenitas menggunakan program pengolah data
39
Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Apabila nilai sig (signifikansi) atau nilai probabilitas < 0,05 maka
data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama,
sedangkan jika nilai sig (signifikansi) atau nilai probabilitas > 0,05, maka
data berasal dari populasi-populasi yang mempunya varians yang sama.
Adapun langkah-langkah untuk melakukan pengujian homogenitas
statistik secara manual sebagai berikut :
Penentuan kriteria menggunakan nilai F (tabel F) pada taraf
signifikansi 0,05 kriterianya yaitu jika F hitung < F tabel (0,05) maka
kedua varians kelompook homogen.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji compare means paired sample t test untuk menguji signifikansi perbedaan pada kelompok tes awal dan tes akhir yang terdapat pada program pengolah
data SPSS 17. Adapun rumus statistik secara manual ialah :
̅
̅
√
a Terapi Jalan Kaki
1) Hipotesis Nol (Ho)
Tidak terdapat pengaruh terapi jalan kaki terhadap penurunan kadar
gula dalam darah.
40
Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Terdapat pengaruh terapi jalan kaki terhadap penurunan kadar gula
41
Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
b Terapi Senam Diabet
1) Hipotesis Nol (Ho)
Tidak terdapat pengaruh terapi senam diabet terhadap penurunan
kadar gula dalam darah.
2) Hipotesis Kerja (Hi)
Terdapat pengaruh terapi senam diabet terhadap penurunan kadar
gula dalam darah.
c Perbandingan terapi jalan kaki dan senam diabet
1) Hipotesis Nol (H0 : µ1 = µ2)
Tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara terapi
jalan kaki dan terapi senam diabet terhadap penurunan kadar gula
dalam darah.
2) Hipotesis Kerja (H1 : µ1 ≠ µ2)
Terdapat pengaruh yang signifikan antara terapi jalan kaki dan
49 Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data
tentang perbandingan pengaruh terapi jalan kaki dan senam diabet terhadap
penurunan kadar gula dalam darah. Maka dari itu peneliti dapat mengambil
beberapa kesimpulan diantaranya :
1. Terdapat pengaruh dari terapi jalan kaki terhadap penurunan kadar gula
penderita diabetes melitus
2. Terdapat pengaruh dari terapi senam diabet terhadap penurunan kadar gula
penderita diabetes melitus
3. Terapi senam diabet memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap
penurunan kadar gula penderita diabetes melitus dibandingan dengan terapi
jalan kaki.
B.Saran
Berdasarkan dari proses dan hasil kajian mengenai perbandingan
pengaruh terapi jalan kaki dan senam diabet terhadap penurunan kadar gula
penderita diabetes melitus, maka saran-saran yang dapat peneliti sampaikan
ialah kepada :
1. Penderita
a Penderita diabetes melitus lakukan olahraga yang teratur dan terprogram.
b Lakukan dengan sungguh-sungguh dan didampingi sehingga mengurangi
resiko yang tidak diinginnkan (cedera).
c Diharapkan kedepannya mengurangi pemakaian obat-obatan. Mulailah
menurunkan kadar gula dengan olahraga yang terprogram, seperti jalan
50
Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
d Kemudian pilih olahraga yang dapat menurunkan kadar gula lebih baik
dan epektif seperti senam diabet, olahraga ini dibuat dan dirancang
sedemikian rupa untuk mengoptimalkan penurunan kadar gula dalam
darah bagi para penderita diabetes melitus.
2. Pemegang kebijakan yang terkait ( Dinas Kesehatan atau klub-klub para
penderita diabetes)
a Lebih memperhatikan kesehatan masyarakat dengan melakukan atau
merancang program yang kontinu.
b Penyuluhan-penyuluhan dan sosialisasi pada masyarakat khususnya para
penderita diabetes melitus.
3. Penelitian selanjutnya
a Diharapkan kedepannya dilakukan penelitian mengenai terapi olahraga
lain untuk penderita diabetes melitus, sehingga hasil penelitian dapat
dijadikan alternatif untuk membantu dalam menurunkan kadar dalam
gula penderita diabetes melitus.
b Penurunan kadar gula dalam darah yang optimal tidak hanya dengan
terapi olahraga yang terprogram dan kontinu namun perlu mengatur pola
makan dan pola hidup juga.
c Dalam penelitian ini, peneliti tidak memperhatikan makanan yang di
konsumsi sehari-hari oleh para sampel, kedepannya diharapkan ada
penelitian yang mengaitkan pola makan atau asupan nutrisi sehari-hari
yang dikonsumsi oleh sampel.
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat peneliti sampaikan, semoga
hasil penelitian ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi
51 Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktek Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.
Brick, L. (2002). Bugar dengan Senam Aerobik. Jakarta: PT.Raja Grapindo Persada.
Doenges, Marilynn E. dkk. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Giriwijoyo. (2007) . Ilmu Kesehatan Olahraga . Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Guyton, A, C. (1996). Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit Edisi III. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Harrison’s. (2009). Manual of Medicine. United States.
Iknoian, T. (2000). Bugar dengan Jalan. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada.
Lutan, Rusli. dkk. (2000). Pendidikan Kesehatan. Depdikbud: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Margatan, Arcole. (1995). Yang Manis Jangan Pipis. Solo: C.V.Aneka.
MD,R,Mathur.(1996). Diabetes. [Online]. Tersedia:
mellitus,”http://www.medicinenet.com/diabetes_mellitus/article.htm.
Muhammad, As’adi. (2011). Jangan Abaikan Jalan Kaki. Jogjakarta: DIVA Press.
Narbuko & Achmadi. 2010 . Metodologi Penelitian . Jakarta: Bumi Aksara
Santosa. (2007). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: UPI.
Santoso, S. (2009). Penduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 17. Jakarta: Elex media komputindo.
52
Taufik Hidayat, 2013
Perbandingan Pengaruh Terapi Jalan Kaki Dan Senam Diabet Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sudoyo, Aru W. dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI.
Soegondo, S. (2006). Senam Diabetes Indonesia Persatuan Diabetes Indonesia Seri 3. Jakarta: Yayasan Diabetes Indonesia.
Sugiono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suryohudoyo, P. (2007). Ilmu Kedokteran Molekuler. Jakarta: Sagung Seto. Syarif, Amir. dkk. (2009). Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Tandra, H. (2009). Pencegahan Diabetes mellitus.Jakarta. PT. Gramedia
Tim Penyusun Kamus. (1998). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Tobing, A. (2008). Care Your Self:Diabetes Mellitus. Jakarta: Magasuradaya. Yudasmara, Audi. (2009). Penyakit Yang Sering Terjadi:Diabetes Melitus,