• Tidak ada hasil yang ditemukan

Minat siswa untuk mengikuti bimbingan belajar Matematika ditinjau dari status sosial Ekonomi orang tua dan hasil belajar Matematika siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada tahun ajaran 2016/2017.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Minat siswa untuk mengikuti bimbingan belajar Matematika ditinjau dari status sosial Ekonomi orang tua dan hasil belajar Matematika siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada tahun ajaran 2016/2017."

Copied!
193
0
0

Teks penuh

(1)

MINAT SISWA UNTUK MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG

TUA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA PADA TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Fabiola Lidia Desima NIM : 111414091

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO

TIADA KESUKSESAN TANPA ADA USAHA DAN

DOA”

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1.

Bapa dan mama, Mario, Itok, Enjel dan Oce

2.

Kedua kakek saya Alm. Yoseph Jerahu dan Alm. Fabianus

Jahil

(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Fabiola Lidia Desima (111414091). Minat Siswa untuk Mengikuti Bimbingan Belajar Matematika Ditinjau dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada Tahun Ajaran 2016/2017. Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan minat siswa untuk mengikuti bimbingan belajar matematika ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua dan hasil belajar matematika siswa.

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang berjumlah 289 siswa. Penelitian di sekolah dilaksanakan pada bulan Juli 2016. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 181 siswa. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Cluster Sampling karena pengambilan sampel anggota populasi diambil dari beberapa kelas tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode pemberian kuesioner/angket dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah Kruskal-Wallis (H test).

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 1) tidak ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti bimbingan belajar matematika ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua (nilai probabilitas sebesar 0,512 dan 0,841 > 0,05); 2) tidak ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti bimbingan belajar matematika ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua (nilai probabilitas sebesar 0,817 dan 0,268 > 0,05); 3) tidak ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti bimbingan belajar matematika ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua (nilai probabilitas sebesar 0,820 dan 0,227 > 0,05); 4) ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti bimbingan belajar matematika ditinjau hasil belajar matematika siswa (nilai probabilitas sebesar 0,016 < 0,05)

(8)

ABSTRACT

Fabiola Lidia Desima (111414091). The Interest of the Students to Follow the Guidance of Learning Reviewed from the Socio-Economic Status of Parents and Result of the Learning Mathematics Students of Class VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta in the Academic Year 2016/2017. Mathematics Education Study Program Department of Mathematics Education and Science, the Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

This research aimed to know the difference of students’ interest to follow learning guidance mathematics program perceived from the socio-economic status of parents and result of the learning mathematics students.

The population in this research is the all students of class VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, which totalled 289 students. Research in schools was carried out in July 2016. The number of samples in this research are 181 students. Sampling by using Cluster Sampling techniques because of the sampling population taken from several members of the class regardless of strata that are present in the population. The collection of data in this study using the method of administering the questionnaire/interview and question form. Data analysis technique used is the Kruskal-Wallis (test).

The results of this research showed that 1) there is no difference in the interest of the students to follow the guidance of learning mathematics reviewed from education of parents (probability value of 0.841 and 0.512 > 0.05); 2) there is no difference in the interest of the students to follow the guidance of learning mathematics reviewed from the type of work of parents (probability value of 0,817 and 0,268 > 0.05); 3) there is no difference in the interest of the students to follow the guidance of learning mathematics reviewed from the income of parents (probability value of 0,820 and 0,227 > 0.05); 4) there are difference of the students' interest to follow the guidance of learning mathematics reviewed the result of learning mathematics (probability value of 0.016 < 0.05)

(9)
(10)
(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

C. Batasan Masalah... 3

D. Rumusan Masalah ... 3

(12)

F. Manfaat Penelitian ... 5

G. Penjelasan Istilah ... 6

H. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II ... 9

A. Deskripsi Teori ... 9

B. Kerangka Berpikir ... 37

C. Hipotesis Penelitian ... 40

D. Penelitian yang Relevan ... 41

BAB III ... 43

A. Jenis Penelitian ... 43

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 43

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 44

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 44

E. Data Penelitian ... 48

F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data ... 48

G. Teknik Analisis Data ... 52

H. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 58

(13)

A. Deskripsi Data ... 68

B. Analisis Data ... 84

C. Pembahasan ... 97

D. Keterbatasan Penelitian ... 103

BAB V ... 105

A. Kesimpulan ... 105

B. Saran ... 107

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Pekerjaan... 29

Tabel 2. 2 Klasifikasi pendapatan ... 32

Tabel 3. 1 Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 45

Tabel 3.2 Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 46

Tabel 3.3 Tingkat Pendapatan Orang Tua... 46

Tabel 3.4 Hasil Belajar Matematika ... 47

Tabel 3. 5 Minat Mengikuti Bimbingan Belajar Matematika ... 47

Tabel 3. 6 Kisi-Kisi Kuesioner Status Sosial Orang Tua ... 50

Tabel 3. 7 Kisi-kisi kuesioner hasil belajar ... 50

Tabel 3. 8 Kisi-kisi minat mengikuti bimbingan belajar matematika ... 50

Tabel 3. 9 PAP Tipe II ... 53

Tabel 3. 10 Kisi-Kisi Kuesioner Status Sosial Orang Tua ... 59

Tabel 3. 11 Kisi-Kisi Kuesioner Hasil Belajar ... 59

Tabel 3.12 Kisi-Kisi Minat Mengikuti Bimbingan Belajar Matematika ... 60

Tabel 3.13 Hasil Pengujian Validitas Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 61

Tabel 3. 14 Hasil Pengujian Validitas Variabel Tingkat Pekerjaan Orang Tua ... 62

(15)

Tabel 3. 16 Hasil Pengujian Validitas Variabel Hasil Belajar Matematika Siswa ... 62

Tabel 3.17 Hasil Pengujian Validitas Variabel Minat Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar Matematika ... 63

Tabel 3.18 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 65

Tabel 4. 1 Komposisi Menurut Tingkat Pendidikan Orang Tua siswa ... 68

Tabel 4. 2 Komposisi Menurut Jenis Pekerjaan Orang Tua Siswa ... 70

Tabel 4. 3 Komposisi Menurut Pendapatan Orang Tua Siswa ... 71

Tabel 4. 4 Komposisi Menurut Hasil Belajar Siswa ... 72

Tabel 4. 5 Penilaian Dan Pengkategorian Minat ... 73

Tabel 4. 6 Hasil Wawancara ... 74

Tabel 4. 7 Hasil Pengujian Normalitas ... 85

Tabel 4. 8 Hasil Pengujian Minat Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar Matematika Ditinjau Dari Pendidikan Ayah ... 88

Tabel 4. 9 Hasil Pengujian Minat Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar Matematika Ditinjau Dari Pendidikan Ibu ... 88

Tabel 4. 10 Hasil Pengujian Minat Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar Matematika Ditinjau Dari Pekerjaan Ayah ... 90

(16)

Tabel 4. 12 Hasil Pengujian Minat Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar Matematika Ditinjau Dari Pendapatan Ayah ... 93

Tabel 4. 13 Hasil Pengujian Minat Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar Matematika Ditinjau Dari Pendapatan Ibu ... 94

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Penelitian ... 111

Lampiran 2 Kuesioner Sebelum Divalidasi ... 112

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian ... 121

Lampiran 4 Data Uji Coba Instrumen ... 128

Lampiran 5 Data Uji Coba Instrumen ... 130

Lampiran 6 Data Uji Coba Instrumen ... 132

Lampiran 7 Data Uji Coba Instrumen ... 134

Lampiran 8 Data Uji Coba Instrumen ... 136

Lampiran 9 Data Penelitian ... 144

Lampiran 10 Data Penelitian... 146

Lampiran 11 Data Penelitian... 148

Lampiran 12 Data Penelitian... 150

Lampiran 13 Data Penelitian... 152

Lampiran 14 Perhitungan Uji Normalitas ... 161

Lampiran 15 Perhitungan Tingkat Pendidikan Orang Tua (Ayah) ... 163

Lampiran 16 Perhitungan Tingkat Pendidikan Orang Tua (Ibu) ... 164

Lampiran 17 Perhitungan Jenis Pekerjaan Orang Tua (Ayah) ... 165

Lampiran 18 Perhitungan Jenis Pekerjaan Orang Tua (Ibu) ... 166

Lampiran 19 Perhitungan Tingkat Pendapatan Orang Tua (Ayah) ... 167

(18)
(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, kita dituntut untuk juga berkembang seiring dengan perkembangan zaman yang ada. Salah satu cara untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut adalah melalui pendidikan. Pendidikan yang dibutuhkan adalah pendidikan yang berkualitas dan demokratis (Mastuhu, 2004 dalam Syafaruddin, 2008: 6). Salah satu pelajaran di bidang pendidikan yang mempunyai peranan penting dalam perkembangan IPTEK adalah matematika. Oleh karena itu, matematika diajarkan sejak dini pada semua jenjang pendidikan, dan diharapkan mampu dipahami dengan baik oleh siswa. Belajar matematika tidak hanya belajar tentang menghitung dengan benar, tetapi juga mengenai mengasah logika untuk berpikir kritis.

(20)

bimbingan belajar tambahan agar dapat lebih memahami materi dalam pembelajaran di sekolah. Akan tetapi, untuk mengikuti bimbingan belajar membutuhkan biaya yang tidak sedikit, sehingga hal ini kadang menjadi kendala bagi siswa yang kurang mampu untuk mewujudkan keinginannya mengikuti bimbingan belajar matematika. Sedangkan bagi siswa yang orang tuanya mampu secara finansial, akan mendukung keinginan anaknya untuk mengikuti bimbingan belajar matematika dengan harapan hasil belajar matematika anaknya akan meningkat.

(21)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti mengidentifikasi beberapa masalah yang muncul yaitu:

1. Jumlah siswa yang banyak di setiap kelas, menyebabkan beberapa siswa yang mempunyai konsentrasi rendah cenderung bermain sendiri saat proses pembelajaran

2. Siswa kurang memahami secara mendalam materi yang diberikan dalam pembelajaran di sekolah.

3. Siswa yang memiliki hasil belajar rendah membutuhkan bimbingan belajar tambahan untuk membantu meningkatkan hasil belajar. Akan tetapi, terkadang terhambat karena faktor ekonomi orang tua.

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan membahas mengenai minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar matematika ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua (pendidikan, jenis pekerjaan dan pendapatan orang tua) dan hasil belajar matematika siswa. Faktor-faktor pendukung lain seperti lingkungan dan faktor eksternal lainnya, diabaikan dalam penelitian ini.

D. Rumusan Masalah

(22)

1. Apakah terdapat perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar matematika ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua?

2. Apakah terdapat perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar matematika ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua? 3. Apakah terdapat perbedaan minat siswa untuk mengikuti program

bimbingan belajar matematika ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua?

4. Apakah terdapat perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar matematika ditinjau dari hasil belajar matematika siswa?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar matematika ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.

2. Untuk mengetahui perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar matematika ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua. 3. Untuk mengetahui perbedaan minat siswa untuk mengikuti program

(23)

4. Untuk mengetahui perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar matematika ditinjau dari hasil belajar matematika siswa.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini, yaitu: 1. Bagi Siswa

Siswa mengetahui minat belajar mereka untuk bimbingan belajar Matematika.

2. Bagi Sekolah

Sekolah mendapatkan data tentang minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar matematika, yang dapat digunakan sebagai referensi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

3. Bagi Peneliti

Peneliti memperoleh pengalaman dan informasi mengenai minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar matematika, yang dapat digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan proses pembelajaran yang lebih menarik.

4. Bagi lembaga bimbingan belajar

(24)

G. Penjelasan Istilah

Batasan istilah digunakan untuk menghindari kesalahpahaman dari maksud dan isi dalam penelitian ini. Batasan istilah yang digunakan, yaitu:

1. Minat untuk mengikuti bimbingan belajar Matematika adalah kecenderungan untuk merasa tertarik pada suatu kegiatan yang diselenggarakan untuk membantu siswa kegiatan yang diselenggarakan untuk membantu siswa memperoleh pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap, mengokohkan kepribadian dan memecahkan kesulitannya dalam belajar matematika secara terencana yang disertai dengan perasaan senang dengan adanya perhatian dan keaktifan..

2. Status Sosial Ekonomi adalah tingkatan atau kedudukan sebuah keluarga dimasyarakat yang dipengaruhi tingkat pendidikan, jabatan atau jenis pekerjaan , pendapatan dan kekayaan.

3. Hasil Belajar matematika adalah kemampuan yang miliki oleh siswa dalam belajar matematika yang dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai matematika yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu proses belajar.

H. Sistematika Penulisan

(25)

Pada bab ini, peneliti menyajikan latar belakang penulisan, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah dan sistematika penulisan.

Bab II. Landasan teori

Pada bab ini, peneliti menyajikan deskripsi teori, kerangka berpikir, hipotesis dan kajian penelitian yang relevan. Pada deskripsi teori, teori-teori diambil dari kutipan buku dan jurnal yang sesuai dengan pokok bahasaan. Pada bagian ini juga menjelaskan konsep tentang hakekat matematika, minat bimbingan belajar matematika, indikator minat bimbingan belajar, faktor yang mempengaruhi minat bimbingan belajar matematika, status sosial ekonomi orang tua dan hasil belajar matematika. Pada kerangka berpikir, peneliti menyajikan kerangka berpikir yang diharapkan pembaca dapat dengan mudah memahami maksud dan tujuan penulisan laporan penelitian ini. Pada kajian penelitian yang relevan, peneliti meyajikan penelitian yang sejenis dengan penelitian yang akan dilaksanakan.

Bab III. Metode penelitian

(26)

pengukurannya, data penelitian, metode dan instrumen pengumpulan data, teknik analisis data dan uji coba instrumen.

Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab ini, peneliti menyajikan hasil penelitian yang meliputi deskripsi data hasil penelitian, analisis data, pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian.

Bab V. Penutup

(27)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Pembelajaran matematika

Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Hal ini dinyatakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Pembelajaran menurut Erman Suherman, dkk (2003: 8) adalah proses pendidikan dalam lingkup persekolahan sehingga arti dari proses pembelajaran adalah proses sosialisasi siswa dengan lingkungan sekolah seperti guru, fasilitas dan teman sesama siswa. Menurut konsep komunikasi, pembelajaran adalah proses komunikasi fungsional antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadi kebiasaan bagi siswa yang bersangkutan.

National Council of Teachers of Mathematics (NCTM)

(28)

a. Kemampuan pemecahan masalah (problem solving), contoh: menyelesaikan soal matematika dengan merumuskan apa yang diketahui, yang ditanyakan dan yang akan diselesaikan.

b. Kemampuan komunikasi (communication), contoh: menjelaskan konsep matematika dengan definisi yang tepat.

c. Kemampuan koneksi (connection), contoh: mengenali dan menerapkan matematika dalam kontek-konteks di luar matematika seperti menggunakan matematika dalam bidang studi lain dan dalam kehidupan sehari-hari

d. Kemampuan penalaran (reasoning), contoh: mengembangkan dan mengevaluasi argumen dan bukti secara matematis

e. Kemampuan representasi (representation) (Effendi, 2012: 2), contoh: siswa dapat mengembangkan pemahamannya terhadap konsep matematika dan menghubungkannya dengan ide-ide mereka, kemudian mengungkapkannya dalam berbagai bentuk representasi.

Erman Suherman, dkk (2003: 299) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran matematika tidak sekadar untuk mencapai pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika saja, tetapi juga diharapkan muncul

nurturant effect (efek iringan) dari pembelajaran matematika. Efek iringan

(29)

a. Lebih memahami keterkaitan antara satu topik matematika dengan topik lainnya

b. Lebih menyadari akan sikap penting dan strategisnya matematika bagi bidang lain

c. Lebih memahami peranan matematika dalam kehidupan manusia d. Lebih mampu berpikir logis, kritis dan sistematis

e. Lebih kreatif dan inovatif dalam mencari solusi pemecahan sebuah masalah

f. Lebih peduli pada lingkungan sekitarnya

Sedangkan Depdiknas (2006) menguraikan tujuan mata pelajaran matematika untuk semua jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah agar siswa dapat:

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

(30)

d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Selanjutnya Tujuan Khusus pengajaran matematika di Sekolah Lanjutan Pertama yang dikemukan oleh Soedjadi (2000: 43-44) adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kemampuan yang dapat dialih gunakan melalui kegiatan matematika

b. Memiliki pengetahuan matematika sebagai bekal untuk melanjutkan ke pendidikan menengah

c. Mempunyai keterampilan matematika sebagai peningkatan dan perluasan dari matematika Sekolah Dasar untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari

d. Mempunyai pandangan yang cukup luas dan memiliki sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin serta menghargai kegunaan matematika.

(31)

dengan guru maupun antara siswa dengan siswa lainnya dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir siswa.

2. Minat bimbingan belajar matematika

a. Pengertian minat bimbingan belajar matematika

Untuk memudahkan pemahaman tentang minat bimbingan belajar matematika, maka dalam pembahasan ini peneliti menguraikan pengertian minat dan bimbingan belajar

1) Pengertian Minat.

(32)

itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.

Menurut Hilgard dalam Slameto (2003:57) merumuskan minat adalah interest is persisting tendency to pay attention to and

enjoy some activity or contenct (minat adalah kecenderungan yang

tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan). Kegiatan yang diminati seseorang akan diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Sedangkan, Sardiman (1998:76) berpendapat bahwa minat dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhannya sendiri.

Slameto (2010: 180) menyatakan bahwa minat adalah suatu rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar minat. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian terhadap subyek tertentu.

(33)

objek yang disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari hingga akhirnya membuktikan lebih lanjut tentang objek tersebut. Sedangkan menurut Winkel (1999:188) minat adalah kecenderungan subyek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasaan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu.

Dari uraian di atas, minat adalah kecenderungan untuk merasa tertarik pada suatu hal atau aktivitas yang disertai dengan perasaan senang, dengan adanya perhatian dan keaktifan.

2) Pengertian Bimbingan Belajar Matematika.

Pada dasarnya, bimbingan adalah upaya pembimbing untuk membantu mengoptimalkan individu (Nurihsan, 2011:7). Bimbingan biasanya mengarah dan menuntun kesuatu tujuan. Bimbingan berasal dari bahas inggris guidance yang dalam beberapa unsur memiliki kesamaan pengertian dengan pendidikan dan bahkan diakui bahwa guidance dapat sangat berfungsi positif dalam pendidikan (Winkel dan Hastuti, 2006:33).

(34)

menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya saat ini dan dapat merencanakan masa depannya sesuai dengan minat , kemampuan dan kebutuhan sosialnya. Konsep tentang fungsi bimbingan juga dikemukan oleh Tolbert dan Jones dalam Sukmadinata (2007:8). Tolbert menyatakan bahwa semua program atau kegiatan dan layanan dalam lembaga pendidikan yang diarahkan untuk membantu individu agar mereka dapat menyusun dan melaksanakan rencana serta melakukan penyesuaian diri dalam semua aspek kehidupan sehari-hari, sedangkan menurut Jones bimbingan berkenaan pada bantuan yang diberikan oleh seseorang yang diarahkan untuk membantu seseorang untuk mencapai tujuannya dan membantu memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya.

Mengingat pentingnya kegiatan bimbingan, maka perlu adanya program bimbingan yang terencana agar pelayanan yang diberikan kepada siswa dapat tepat guna. Pelayanan bimbingan dilakukan oleh tenaga bimbingan dan ahli dalam bidangnya.

(35)

lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap (Winkel,1992:242).

Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh tenaga bimbingan yang ahli dalam bidang tersebut untuk membantu siswa memperoleh pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap, mengokohkan kepribadian dan memecahkan kesulitannya dalam belajar secara terencana.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat untuk mengikuti bimbingan belajar matematika adalah kecenderungan untuk merasa tertarik pada suatu kegiatan yang diselenggarakan oleh ahli matematika untuk membantu siswa kegiatan yang diselenggarakan untuk membantu siswa memperoleh pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap, mengokohkan kepribadian dan memecahkan kesulitannya dalam belajar matematika secara terencana yang disertai dengan perasaan senang dengan adanya perhatian dan keaktifan.

(36)

Berdasarkan penjelasan mengenai minat bimbingan belajar matematika, maka dapat disimpulkan indikator minat bimbingan belajar matematika adalah rasa ketertarikan untuk mengikuti bimbingan belajar matematika, rasa suka, senang terhadap bimbingan belajar matematika, kesadaran untuk mengikuti bimbingan belajar matematika tanpa disuruh, perhatian dan berpartisipasi dalam kegiatan bimbingan belajar matematika.

Indikator-indikator tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Rasa tertarik

Tertarik atau suka adalah awal dari individu menaruh minat, sehingga seseorang yang menaruh minat akan tertarik terlebih dahulu terhadap sesuatu. Ketertarikan untuk mengikuti bimbingan belajar matematika ini meliputi ketertarikan karena dorongan teman, ketertarikan dari diri siswa itu sendiri, ketertarikan karena faktor media, ketertarikan untuk meningkatkan prestasi, ketertarikan karena kemudahan dan fasilitas yang diberikan dan ketertarikan karena faktor orang tua.

2) Rasa suka

Rasa suka untuk mengikuti bimbingan belajar matematika ini adalah rasa suka karena menyukai pelajaran matematika

(37)

Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap kegiatan, maka siswa tersebut akan terus melakukan kegiatan tersebut atau akan terus membicarakan hal tersebut. Perasaan senang untuk mengikuti bimbingan belajar matematika ini adalah perasaan senang dengan adanya berbagai lembaga bimbingan belajar dimasyarakat dan sering membicarakan tentang bimbingan belajar matematika

4) Perhatian

Menurut Sumadi (1989:14) perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Dalam hal ini, apabila seseorang menaruh minat pada suatu aktivitas akan memberikan perhatian yang besar, bahkan tidak segan mengorbankan waktu dan tenaga demi aktivitas tersebut. Oleh karena itu, jika seseorang mempunyai perhatian terhadap bimbingan belajar, maka siswa tersebut akan meluangkan waktu dan mengorbankan tenaganya untuk mengikuti bimbingan belajar matematika

5) Partisipasi

(38)

c. Faktor yang mempengaruhi minat bimbingan belajar matematika Menurut Soedarsono (1998:29) faktor-faktor yang dapat menimbulkan minat adalah :

1) Faktor kebutuhan dari dalam

Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan

2) Faktor motif sosial

Timbulnya minat pada diri seseorang dapat didorong oleh motif sosial, yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, penghargaan dari lingkungan dimana dia berada

3) Faktor emosional

Faktor ini merupakan ukuran intesitas seseorang dalam menaruh perhatian terhadap suatu keinginan atau obyek tertentu.

Menurut Muhibbin (2002:132-138) faktor yang mempengaruhi minat belajar secara umum dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1) Faktor internal ( faktor dari dalam diri siswa)

Faktor ini dibagi menjadi dua yaitu asepek fisiologis dan aspek psikologis

2) Faktor eksternal ( faktor dari luar diri siswa)

(39)

3) Faktor pendekatan belajar, yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk mempelajari materi-materi pelajaran.

Sedangkan menurut Sugihartono, dkk (2007:76) dua faktor yang mempengaruhi minat siswa, yaitu:

1) Faktor dari dalam, yaitu sifat pembawaan seseorang

2) Faktor dari luar, diantaranya adalah keluarga, sekolah, masyarakat atau lingkungan.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari dalam diri siswa itu sendiri dan faktor dari luar diri siswa. Sehingga peneliti menarik kesimpulan bahwa dua faktor tersebut juga dapat menimbulkan perbedaan minat siswa untuk mengikuti bimbingan belajar matematika.

Dalam penelitian ini, faktor dari luar yang berkemungkinan menyebabkan perbedaan minat siswa untuk mengikuti bimbingan belajar matematika adalah status sosial orang tua; dan faktor dari dalam diri siswa adalah hasil belajar matematika siswa itu sendiri. 3. Status sosial ekonomi orang tua

(40)

sosial keluarga. Menurut Soekanto ( 1982:233) status adalah posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial sehubungan dengan orang lain dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan status sosial tersebut, Soekanto menggolongkan menjadi 2 yaitu (1982:234):

a. Ascribed status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat

tanpa memperhatikan keadaan-keadaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran. Misalnya kedudukan anak seorang bangsawan, adalah bangsawan pula dan keturunan ningrat secara otomatis dalam masyarakat akan mempunyai kedudukan yang tinggi

b. Achieved status adalah kedudukan yang dicapai seseorang dengan

usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar kelahiran, akan tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja tergantung pada kemampuannya masing-masing dalam mengejar dan mencapai tujuannya

Kriteria penggolongan status sosial ekonomi menurut Soekanto (1982:231-231) yaitu:

a. Ukuran kekayaan

(41)

pada bentuk rumah, kendaraan pribadinya, pakaian yang dipakainya dan lain-lain.

b. Ukuran kekuasaan

Ukuran kekuasaan dapat dijadikan suatu ukuran; barang siapa yang memiliki kekuasaan yang paling banyak, termasuk dalam lapisan teratas, misalnya Pejabat Pemerintah dan lain-lain.

c. Ukuran kehormatan

Ukuran kehormatan dapat menjadi suatu ukuran. Orang yang paling disegani dan dihormati mendapat tempat teratas. Ukuran ini banyak dijumpai pada masyarakat tradisionil. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa besar kepada masyarakat

d. Ukuran ilmu pengetahuan

Ilmu pengetahuan sebagai ukuran digunakan orang masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan

(42)

dan lokasi, pergaulan dan aktivitas sosial. Abdulsyani dalam maftukhah mengatakan bahwa status sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal, jabatan dalam organisasi (Febriana dkk, 2014:3)

Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan di atas, dalam penelitian ini hanya membatasi status sosial ekonomi menjadi tiga unsur yaitu:

a. Tingkat pendidikan orang tua

Pendidikan adalah suatu proses yang berkesinambungan yang dilakukan manusia yang dilakukan dalam rangka meningkatkan taraf hidupnya. Jalur pendidikan di Indonesia terdiri atas pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal yang ketiganya dapat saling melengkapi dan memperkaya (UU no. 20 tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

(43)

pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi (Statistic Indonesia 2015: 13)

1) Pendidikan Dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat.

2) Pendidikan Menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat. 3) Pendidikan Tinggi merupakan jenjang pendidikan

setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doctor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institute, atau universitas.

(44)

gunakan untuk mengukur tingkat keahlian untuk mengisi suatu jenis pekerjaan. Oleh sebab itu, pendidikan sangat diperlukan untuk kehidupan dan masa depan yang lebih baik melalui potensi yang ada pada pada setiap manusia.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa melalui pendidikan, seseorang dapat memperoleh pengetahuan, pengalaman, mengembangkan potensinya, dan mampu menerima hal-hal baru demi kelangsungan hidup orang tersebut. Dengan pendidikan yang telah diraih orang tua siswa, mereka dapat memperoleh pekerjaan yang layak sesuai dengan tingkat pendidikannya dan mampu membiayai kehidupan hidup keluarganya.

b. Pekerjaan orang tua

(45)

Pekerjaan seseorang dibedakan menjadi dua (Biro Pengembangan Sosial Budaya, hal.12) yakni:

1) Pekerjaan pokok

Pekerjaan pokok adalah pekerjaan yang dimiliki seseorang sebagai sumber utama dari penghasilan, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jika penghasilan dari pekerjaan pokok tidak memenuhi kebutuhan hidup, maka seseorang akan mencari pekerjaan sampingan atau sambilan.

2) Pekerjaan sampingan atau sambilan.

Pekerjaan sambilan atau sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau yang dilakukan seseorang sebagai pekerjaan tambahan untuk memperoleh penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.

(46)

sesuai dengan kemampuan, keterampilan dan latar belakang pendidikan yang dimilikinya.

Klasifikasi Baku Jabatan Indonesia (KBJI: 2002) menjelaskan bahwa pekerjaan adalah rangkayan tugas yang dirancang oleh satu orang dan sebagai imbalan diberikan upah dan gaji menurut kualifikasi dan berat ringannya atau jenis pekerjaan tersebut. Sementara itu, jenis pekerjaan yang dimaksud adalah kumpulan pekerjaan yang mempunyai rangkaian tugas yang bersamaan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jenis pekerjaan/jabatan adalah macam pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang atau ditugaskan kepada seseorang yang sedang bekerja atau yang sementara tidak bekerja. Pengertian jabatan menurut Peter Salim (1995: 586) adalah jenis pekerjaan, kedudukan dan sebagainya dalam suatu organisasi.

Menurut mulyadi (2003:71) jenis pekerjaan utama digolongkan atas:

(47)

4) Tenaga usaha penjualan 5) Tenaga usaha jasa

6) Tenaga usaha pertanian, perburuan dan perikanan

7) Tenaga produksi, operator alat-alat angkutan, dan pekerja kasar.

James J.Spillane, mengelompokan pekerjaan atau jabatan dalam Sembilan kelompok sebagai berikut (Sari, 2011: 16-17) :

Tabel 2.1 Klasifikasi Pekerjaan Golongan Macam-macam pekerjaan

Golongan A Meninggal dunia, pensiunan, tidak mempunyai pekerjaan tetap

Golongan B Buruh nelayan, buruh tani, petani kecil, penebang kayu

Golongan C Petani menyewa, buruh tidak tetap, penarik becak

Golongan D Pembantu, penjual keliling, tukang cuci Golongan E Seniman, buruh tetap, montir, pandau

besi/emas/perak, penjahit, penjaga, sopir bus, tukang kayu, tukang listrik, tukang semen Golongan F Pemilik bus, pengawas keamanan, petani

pemilik tanah, pegawai sipil ABRI, mandor, pedagang, pegawai kantor, pemilik toko, peternak, tuan rumah

Golongan G ABRI (Tamtama sampai dengan Bintara), pegawai badan hokum, kepala kantor pos cabang, manager perusahan kecil, supervisor atau pengawas, pamong praja, guru SD, kepala bagian, pegawai negeri (gol. Ia-Id) Golongan H Guru SLTP/SLT, juru rawat, pekerja sosial,

(48)

Golongan Macam-macam pekerjaan

Golongan I Ahli hukum, manager perusahaan, ahli ilmu tanah, apoteker, arsitek, dokter, dosen/guru besar, gubernur, kepala kantor pos pusat, menteri, pegawai negeri (golongan IIIa ke atas), pengarang, peneliti, penerbang, walikota/bupati, kontraktor besar

Jenis pekerjaan seseorang sering menjadi kendala terhadap status sosial ekonomi orang tersebut. Hal ini akan dipengaruhi oleh besarnya jumlah pendapatan yang menjadikannya sebagai status kekayaan seseorang. Siswa yang orang tuanya mempunyai pekerjaan baik atau yang berpendapatan cukup atau besar kemungkinan besar mempunyai minat yang tinggi untuk mengikuti bimbingan belajar diluar jam pelajaran sekolah karena tidak adanya kesulitan biaya, tetapi bagi siswa yang orang tuanya berpenghasilan rendah akan berpikir panjang untuk mengikuti bimbingan belajar.

c. Pendapatan orang tua.

(49)

pekerjaan utama yang bersifat rutin, sedangkan pendapatan sampingan adalah pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan diluar pekerjaan pokok, maka tidak semua orang mempunyai pendapatan sampingan. Bentuk pendapatan menurut Mulyanto (1992: 93-94):

1) Pendapatan berupa uang.

Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya regular dan diterima sebagai balas jasa. Pendapatan berupa uang yaitu pendapatan dari:

a) Gaji dan upah yang diperoleh

 Kerja pokok

 Kerja sampingan

b) Usaha sendiri, yang meliputi:

 Hasil bersih usaha sendiri

 Komisi

 Penjualan dari kerajinan rumah

c) Instansi yaitu pendapatan yang diperoleh dari hak milik rumah

d) Keuntungan sosial yaitu pendapatan yang diperoleh dari kerja sosial

(50)

Pendapatan berupa barang adalah segala penghasilan yang sifatnya regular dan biasa akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa (uang) dan diterimakan dalam bentuk barang atau jasa.

3) Penerimaan yang bukan pendapatan, yaitu: a) Pengambilan tabungan

b) Penjualan barang-barang yang dipakai c) Penagihan piutang

d) Pinjaman uang e) Kiriman uang f) Hadiah/pemberian g) Warisan

h) Menang judi

Untuk mengukur variabel pendapatan orang tua, peneliti hanya membatasi pendapatan (gaji) orang tua yang diperoleh pekerjaan pokok orang tua. Menurut teori Badan Pusat Statistik (2008) dalam Kusumaningtyas (2016: 56), pendapatan dibedakan menjadi 4 golongan yaitu sebagai berikut.

Tabel 2. 2 Klasifikasi pendapatan

(51)

2. Pendapatan tinggi Rp.2.500.000,00 – Rp.3.500.000,00 3. Pendapatan sedang Rp.1.500.000,00 –

Rp.2.500.000,00 4. Pendapatan rendah < Rp.1.500.000,00

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa status sosial ekonomi adalah tingkatan atau kedudukan sebuah keluarga dimasyarakat yang dipengaruhi tingkat pendidikan, jabatan atau jenis pekerjaan dan pendapatan atau kekayaan.

4. Hasil belajar matematika siswa a. Pengertian Belajar

Pengertian belajar telah mengalami perkembangan secara evolusi sejalan dengan dengan perkembangan cara pandang dan pengalaman para ilmuwan. Dalam Hanafiah dan Suhana (2012), Gagne, Berliner, dan Hilgard (1970: 256) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman. Sementara itu, beberapa para ahli memaparkan pendapat mereka tentang pengertian belajar dalam Prawira (2012: 225-227) yaitu sebagai berikut :

1) Menurut H.C. Witherington

(52)

b) Belajar berarti penguasaan pola-pola sambutan baru c) Belajar berarti penguasan kecakapan, sikap, dan

pengertian

2) Menurut Arthur J. Gates , belajar adalah perubahan tingkah laku melalui pengalaman dan latihan (learning is the

modification of behavior through experience and training)

3) Menurut L. D. Crow Dan A. Crow, belajar adalah suatu proses aktif yang perlu dirangsang dan dibimbing kearah hasil-hasil yang diinginkan(dipertimbangkan). Belajar adalah penguasaan kebiasaan - kebiasaan (habitual), pengetahuan, dan sikap-sikap (learning is an active process

that ned to be stimulated and guided toward desirable

outcome. Learning is the acquisition of habits, knowledge

and attitudes)

4) Menurut Melvin H. Marx, belajar adalah perubahan yang dialami secara relatif abadi dalam tingkah laku yang pada dasarnya merupakan fungsi dari suatu tingkah laku sebelumnya. Dalam hal ini, sering atau biasa disebut praktik atau latihan (learning is relaively enduring change

in behaviour which is a function of prior behaviour ,

(53)

5) Menurut R. S. Chauhan, belajar adalah membawa perubahan-perubahan dalam tingkah laku organisme(

learning means to bring changes in the behaviour of the

organism)

6) Menurut Gregory A. Kimble, belajar adalah suatu perubahan yang relatif permanen dalam potensialitas tingkah laku yang terjadi pada seseorang atau individu sebagai suatu hasil latihan atau praktik yang diperkuat dengan diberi hadiah (learning as a relatively permanent

change in behavioral potentiality that occurs as a result of

reinforced practice)

Menurut Suryono dan Hariyanto (2011: 9), belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Aktivitas tersebut meliputi aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap (Winkel,1992: 242).

(54)

dibimbing melalui pengalaman dan latihan, perubahan yang relatif permanen menuju kearah yang lebih baik

b. Pengertian hasil belajar

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai acuan untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai materi yang sudah diajarkan. Untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. Dari hasil pengukuran tersebut, seseorang dapat mengetahui bagaimana penguasaannya terhadap materi yang sudah dipelajari.

Menurut Mappeasse (2009: 4), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki baik bersifat kognitif, sikap afektif, maupun psikomotorik yang semuanya ini diperoleh melalui proses belajar mengajar. Yang dimaksud dengan kognitif adalah pengetahuan, afektif adalah sikap dan psikomotorik adalah ketrampilan. Lebih lanjut Hamalik (2003) dalam Kunandar (2014: 62) berpendapat bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap serta kemampuan peserta didik.

(55)

sungguh-sungguh aktual yang diperoleh sewaktu mempelajari suatu bahan pelajaran (Marsidjo, 1995).

Hasil belajar merupakan kemampuan yang dinyatakan dalam bentuk skor yang telah diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan sebuah aktivitas sadar untuk membuat siswa belajar. Aktivitas sadar mengandung makna bahwa proses pembelajaran merupakan sebuah proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam konteks demikian maka hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran menjadi hasil belajar potensial yang akan dicapai oleh siswa melalui kegiatan belajarnya.

Berdasarkan uraian di atas, hasil belajar matematika adalah kemampuan yang miliki oleh siswa dalam belajar matematika yang dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai matematika yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu proses belajar.

B. Kerangka Berpikir

1. Minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua

(56)

telah dicapainya, orang tua akan menunjukan kemampuannya dalam mendidik anak mereka.

Tingkat pendidikan orang tua dapat mempengaruhi minat siswa dalam mengikuti bimbingan belajar. Siswa yang memiliki orang tua berpendidikan tinggi dapat memberi pengaruh yang besar bagi siswa dalam proses belajar karena pengetahuan yang luas yang dimiliki oleh orang tuanya dapat membuat siswa bersemangat untuk meneladaninya. Sedangkan orang tua yang berpendidikan rendah kemungkinan memiliki pengalaman belajar yang sedikit, sehingga pengaruh terhadap anaknya sangat terbatas

2. Minat siswa untuk mengikuti bimbingan belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua

Jenis pekerjaan yang dimiliki oleh orang tua siswa merupakan hasil yang diperoleh dari pendidikan yang sudah ditempuhnya. Orang tua yang berpendidikan tinggi kemungkinan besar akan mendapatkan pekerjaan yang tergolong kelas atas. Sebaliknya, orang tua yang berpendidikan rendah kemungkinan besar mendapatkan pekerjaan yang tergolong kelas bawah. Alhasil jenis pekerjaan orang tua dapat mempengaruhi minat siswa untuk mengikuti bimbingan belajar.

(57)

pada anak untuk mengikuti jejak orang tuanya. Namun, seorang anak tidak akan bisa meniru segala tingkah laku orang tuanya misalnya dalam hal belajar. Akhirnya anak menjadi terdorong untuk terus belajar untuk mendapatkan pekerjaan yang di atas orang tuanya atau setidaknya sama. Agar pengetahuan anak berkembang dan untuk mencapai apa yang dia inginkan, maka anak tersebut akan mewujudkan dengan mengikuti bimbingan belajar.

3. Minat siswa mengikuti bimbingan belajar ditinjau dari pendapatan orang tua

Keluarga dengan pendapatan yang cukup atau tinggi pada umumnya akan lebih mudah memenuhi segala kebutuhan pendidikan maupun kebutuhan lainnya. Berbeda dengan keluarga yang mempunyai pendapatan yang relatif rendah, pada umumnya mengalami kesulitan dalam pembiayaan pendidikan maupun keperluan lainnya.

(58)

pendapatan rendah kemungkinan besar terhambat minatnya untuk mengembangkan pengetahuannya dengan tidak mengikuti bimbingan belajar.

4. Minat siswa untuk mengikuti bimbingan belajar matematika ditinjau dari hasil belajar matematika siswa

Hasil belajar siswa akan tampak dari nilai-nilai yang diperoleh oleh siswa dalam buku rapornya. Dengan hasil belajar tersebut, akan tumbuh rasa percaya diri, harapan maupun cita-citanya tergantung dari baik atau buruk nilai yang diperolehnya.

Hasil belajar siswa dianggap akan membedakan munculnya minat siswa untuk mengikuti bimbingan belajar. Siswa yang hasil belajarnya rendah akan berusaha untuk meningkatkan hasil belajarnya agar bisa mewujudkan cita-citanya, sedangkan siswa yang mempunyai hasil belajar tinggi pasti memiliki harapan untuk mempertahankan hasil belajarnya dan pasti memiliki cita-cita yang tinggi juga. Untuk mencapai hal tersebut, siswa akan terus mengembangkan pengetahuannya dengan belajar lebih giat dan mengisi waktunya dengan mengikuti bimbingan belajar.

C. Hipotesis Penelitian

(59)

2. Ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti bimbingan belajar matematika ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua

3. Ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti bimbingan belajar matematika ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua

4. Ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti bimbingan belajar matematika ditinjau dari hasil belajar matematika siswa

D. Penelitian yang Relevan

(60)
(61)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah komparatif. Jenis penelitian ini dilakukan terhadap objek tertentu dan kesimpulannya hanya berlaku bagi objek yang diteliti dan tidak dapat ditarik kesimpulan secara umum. Pendekatan yang digunakan dalam analisis data pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sujarweni dan Endrayanto, 2012:13). Sedangkan menurut Hadi (2006:176) populasi adalah seluruh individu yang dijadikan obyek penelitian dan paling sedikit memiliki satu sifat yang sama.

(62)

2. Sampel

Menurut Hadi (2006:224), sampel adalah sekelompok individu yang jumlahnya kurang dari populasi. Sedangkan menurut Sujarweni dan Endrayanto (2012:13) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Untuk menentukan jumlah sampel minimal, peneliti menggunakan rumus Slovin sebagai berikut (Sujarweni dan Endrayanto, 2012:17):

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 kelas dari populasi sebanyak 7 kelas, dengan total jumlah siswa sebagai sampel sebanyak 181 orang.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 bulan Juli 2016.

(63)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, yang meliputi:

a. Status sosial ekonomi orang tua

Status sosial ekonomi orang tua meliputi: 1) Tingkat pendidikan orang tua (X1) 2) Jenis pekerjaan orang tua (X2) 3) Tingkat pendapatan orang tua (X3) b. Hasil belajar matematika siswa (X4)

2. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang merupakan akibat atau bergantung pada variabel yang mendahuluinya. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur I untuk mengikuti program bimbingan belajar matematika dan dinyatakan dalam (Y).

3. Teknik pengukuran data

a. Tingkat pendidikan orang tua

Tingkat pendidikan orang tua siswa dikelompokkan dan diberi skor sebagai berikut:

Tabel 3. 1 Tingkat Pendidikan Orang Tua

No Keterangan Skor

1. Tamat SD 1

2. Tamat SMP 2

3. Tamat SMU/Sederajat 3

(64)

No Keterangan Skor

5. Tamat S2/S3 5

b. Jenis pekerjaan orang tua

Jenis pekerjaan orang tua dikelompokan dan diberi skor sebagai berikut:

Tabel 3.2 Jenis Pekerjaan Orang Tua

No Keterangan Skor

c. Tingkat pendapatan orang tua

Tingkat pendapatan orang tua siswa dikelompokkan dan diberi skor sebagai berikut:

Tabel 3.3 Tingkat Pendapatan Orang Tua

No Keterangan Skor

1. <Rp.1.500.000,00 (Rendah) 1 2. Rp.1.500.000,00 - Rp.2.500.000,00 (Sedang) 2 3. Rp.2.500.000,00 - Rp.3.500.000,00 (Tinggi) 3 4. > Rp.3.500.000,00 ( Sangat Tinggi) 4 d. Hasil belajar matematika siswa

(65)

proses belajar. Tinggi atau rendahnya hasil belajar siswa diambil dari nilai rata-rata rapor masing-masing siswa. Hasil belajar siswa dikelompokan :

Tabel 3.4 Hasil Belajar Matematika

No Keterangan Nilai konversi

Nilai huruf Standar 4 1. 81 – 100 (sangat baik) A 4

2. 66 – 80 (baik) B 3

3. 56 – 65 (cukup) C 2

4. 46 – 55 (kurang) D 1

5. <46 (sangat kurang) E 0

e. Minat siswa untuk mengikuti bimbingan belajar matematika

Minat untuk mengikuti bimbingan belajar Matematika adalah ketertarikan dan perhatian untuk mengikuti bimbingan belajar yang muncul dari dalam diri seseorang dan perasaan bahwa mengikuti bimbingan belajar adalah kebutuhannya. Untuk mengukur minat siswa dalam mengikuti bimbingan belajar matematika , cara yang digunakan peneliti adalah kuisioner yang disusun dengan menggunakan skala Likert dengan 4 alternatif jawaban. Adapun pedoman untuk memberikan skor adalah:

Tabel 3. 5 Minat Mengikuti Bimbingan Belajar Matematika

No Keterangan Skor

1. Sangat tidak setuju 1

2. Tidak setuju 2

3. Setuju 3

(66)

E. Data Penelitian

Data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu data hasil kuesioner dan data hasil wawancara terhadap siswa.

F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data sesuai dengan keadaan responden yang sebenarnya. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pemberian Kuesioner/angket

Angket/kuesioner merupakan alat yang hampir mendekati kepastian data karena diisi oleh siswa sebagai responden itu sendiri dan menggunakan perhitungan secara kuantitatif (angka) (mukhiar , 2011:29). Untuk penelitian ini, kuesioner/angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang status sosial ekonomi orang tua, hasil belajar siswa dan minat siswa untuk mengikuti bimbingan belajar

b. Wawancara

(67)

untuk pengumpulan datanya, pedoman wawancara yang digunakan berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2010:197).

c. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data ini berupa pengumpulan dokumen atau informasi terkait penelitian seperti jumlah siswa dan hasil belajar siswa.

2. Instrumen pengumpulan data

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga responden hanya memilih satu jawaban yang tersedia dan wawancara.

a. Kuesioner

(68)

tiap-Tabel 3. 6 Kisi-Kisi Kuesioner Status Sosial Orang Tua No. Indikator Nomor Soal Jumlah Soal

1. Pendidikan 1,2 2

2. Jenis pekerjaan 3,4 2

3. Pendapatan 5,6 2

Tabel 3. 7 Kisi-kisi kuesioner hasil belajar

No. Indikator Nomor

Soal

Jumlah Soal 1. Nilai ujian semester mata

pelajaran matematika

1 1

Tabel 3. 8 Kisi-kisi minat mengikuti bimbingan belajar matematika

No .

Indikator Nomor soal Jumlah soal 1. Tertarik 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,

13,14,15,17,19,20,22

Wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berupa garis tiap variabel penelitian. Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mendukung hasil penelitian. Berikut kisi-kisi wawancara yang digunakan:

1) Variabel tingkat pendidikan orang tua Pertanyaan:

(69)

b) Apakah kamu tertarik mempunyai pendidikan seperti mereka?

c) Pertanyaan selanjutnya disesuaikan dengan jawaban siswa

2) Variabel jenis pekerjaan orang tua Pertanyaan:

a) Apa pekerjaan orang tuamu?

b) Apakah kamu tertarik mempunyai pekerjaan seperti mereka?

c) Pertanyaan selanjutnya disesuaikan dengan jawaban siswa

3) Variabel tingkat pendapatan orang tua Pertanyaan:

a) Berapa kira-kira pendapatan yang diterima orang tuamu tiap bulan?

b) Melihat pendapatan orang tuamu yang seperti itu, apakah kamu berminat untuk mengikuti bimbingan belajar matematika?

4) Variabel hasil belajar siswa Pertanyaan:

(70)

b. Melihat nilaimu seperti itu, apakah kamu berminat/tertarik untuk mengikuti bimbingan belajar matematika?

G. Teknik Analisis Data 1. Analisis deskriptif

a. Analisis deskriptif status sosial ekonomi orang tua dan hasil belajar siswa.

Analisis ini dipergunakan untuk mengetahui dan mendeskripsikan variabel tingkat peendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua, hasil belajar siswa, dan minat siswa untuk mengikuti bimbingan belajar matematika. Adapun rumus untuk analisis deskripsi persentase (Sudijono,2009: 43):

Keterangan :

P = angka persentasi (% kelompok); f = jumlah siswa pada setiap kelompok; N = jumlah sampel

b. Analisis deskriptif minat siswa untuk mengikuti bimbingan belajar matematika

(71)

pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua, hasil belajar siswa, dan minat siswa untuk mengikuti bimbingan belajar matematika. Adapun rumus untuk analisis deskripsi persentase (Sudijono, 2009: 43):

Keterangan :

P = angka persentasi (% kelompok); f = jumlah siswa pada setiap kelompok; N = jumlah sampel.

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, selanjutnya pendeskripsian dilakukan berdasarkan Pedoman Acuan Patokan tipe II (PAP tipe II). Kesimpulan yang diambil untuk menjawab masalah adalah menggunakan kriteria sebagai berikut ( Masidjo, 1995:153):

Tabel 3. 9 PAP Tipe II

No Keterangan Nilai konversi

Nilai huruf Standar 1. 81 – 100 (sangat tinggi) A 4

2. 66 – 80 (tinggi) B 3

3. 56 – 65 (cukup) C 2

4. 46 – 55 (kurang) D 1

5. <46 (sangat kurang) E 0

2. Uji prasyarat analisis

(72)

digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui hal tersebut, dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji Kolmogorov-smirnov (Supardi, 2013:134).

Uji normalitas dalam penelitian ini, diuji dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 dengan kriteria penerimaan:

- Jika asymp.sig (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal.

- Jika asymp.sig (2-tailed) ≥ 0,05 maka distribusi data dikatakan normal.

3. Pengujian hipotesis penelitian

Pengujian hipotesis yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah tergantung dari hasil uji normalitas.

 Jika data berdistribusi normal, dilakukan uji homogenitas dan

(73)

a. Perumusan hipotesis

1) Ho: tidak ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti bimbingan belajar matematika ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua

Ha : ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan matematika belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua

2) Ho: tidak ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar matematika ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua

Ha: ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar matematika ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua

3) Ho: tidak ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar matematika ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua

Ha: ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar matematika ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua

(74)

Ha: ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar matematika ditinjau dari hasil belajar matematika siswa

b. Penentuan taraf signifikasi

Untuk menentukan tingkat signifikasi yaitu dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel dengan taraf signifikan α

= 0,05

c. Penarikan kesimpulan

1) Sig > 0,05, maka Ho gagal ditolak atau Fhitung ≤ Ftabel

2) Sig < 0,05, maka Ho ditolak atau Fhitung > Ftabel

 Jika data berdistribusi tidak normal, maka analisis data akan

menggunakan uji statistis Kruskal-Wallis. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS. Langkah-langkah uji statistik Kruskal Wallis adalah sebagai berikut:

a. Perumusan hipotesis

1) Ho: tidak ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar matematika ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua

(75)

2) Ho: tidak ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar matematika ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.

Ha: ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar matematika ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua

3) Ho: tidak ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar matematika ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua

Ha: ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar matematika ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua

4) Ho: tidak ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar matematika ditinjau dari hasil belajar matematika siswa

Ha: ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar matematika ditinjau dari hasil belajar matematika siswa

b. Menetapkan tingkat Signifikasi yang digunakan

Untuk menentukan tingkat signifikasi yaitu dengan membandingkan Hhitung dengan Hstabel dengan taraf signifikan

(76)

c. Penarikan kesimpulan

1) Hhitung ≤ Htabel, maka Ho gagal ditolak atau Sig > 0,05 2) Hhitung > Htabel, maka Ho ditolak atau Sig < 0,05 H. Uji Coba Instrumen Penelitian

1. Uji validitas kuesioner

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data juga valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Seperti yang dijelaskan oleh Azwar (1987: 173) bahwa validitas berasal dari kata

validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu

(77)

validitas konstruk (construct validity), dan validitas empiris atau validitas kriteria.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen berupa kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga responden hanya memilih satu jawaban yang tersedia. Untuk memvalidasi instrumen penelitian, peneliti menggunakan uji validitas konstruk (construct validity) dan validitas empiris atau validitas kriteria.

Proses validasi konstruk sebuah instrumen dilakukan melalui penelaahan atau justifikasi pakar atau melalui penilaian sekelompok panel yang terdiri dari orang-orang yang menguasai substansi atau konten dari variabel yang hendak diukur.

Kisi-kisi kuesioner sebelum di uji validasi seperti yang ada pada tabel (3.6), (3.7) dan (3.8) kemudian divalidasi oleh 2 orang dosen Sanata Dharma sehingga. Hasil validasi tersebut terlihat pada tabel-tabel berikut ini.

Tabel 3. 10 Kisi-Kisi Kuesioner Status Sosial Orang Tua No. Indikator Nomor Soal Jumlah Soal

1. Pendidikan 1,2 2

2. Jenis Pekerjaan 3,4 2

3. Pendapatan 5,6 2

Tabel 3. 11 Kisi-Kisi Kuesioner Hasil Belajar

No Indikator Nomor Soal Jumlah Soal 1. Nilai Ujian Semester Mata

Pelajaran Matematika

(78)

Tabel 3.12 Kisi-Kisi Minat Mengikuti Bimbingan Belajar Matematika

No Indikator Nomor soal Jumlah soal 1. Tertarik 3,4,7,8,9,12,16,18 8

2. Perasaan senang 1,10,14 3

3. Perhatian 2,6,13,17 4

4. Rasa suka 5,11,15 3

Kisi-kisi yang telah divalidasi konstruk, diuji lagi dengan menggunakan uji validitas empiris atau validitas kriteria untuk menguji apakah item telah mengungkapkan faktor atau indikator yang ingin diselidiki . Validitas empiris diperoleh melalui hasil uji coba tes kepada responden yang setara dengan responden yang akan dievaluasi atau diteliti. Validitas empiris sama dengan validitas kriteria yang berarti bahwa validitas ditentukan berdasarkan kriteria, baik kriteria internal maupun kriteria eksternal Matondang (2009:91). Validitas kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas internal. Validitas internal (validitas butir) termasuk kelompok validitas kriteria yang merupakan validitas yang diukur dengan besaran yang menggunakan tes sebagai suatu kesatuan (keseluruhan butir) sebagai kriteria untuk menentukan validitas butir dari tes itu. Uji validitas dilakukan dengan rumus korelasi Product Moment dari Karl Pearson (Arikunto, 1997:146):

(79)

:

N = Jumlah pertanyaan

x = Skor masing-masing item tes I y = Skor totap setiap item tes ke I

Untuk menentukan instrumen valid atau tidak, menggunakan pedoman sebagai berikut:

a. Jika rhitung ≤ rtabel dengan taraf signifikansi (α = 0,05) maka

instrument tersebut tidak valid.

b. Jika rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi (α = 0,05) maka

instrument tersebut valid.

Untuk mengetahui validitas instrumen terlebih dahulu item diuji cobakan pada 44 responden di SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta kelas VIII. Perhitungan validitas butir pada penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 16.0. berikut disajikan hasil pengujian validitas dibawah ini:

Tabel 3.13 Hasil Pengujian Validitas Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua

Butir Item Corrected Item Total Correlation

rtabel Keterangan

1. 0,829 0,297 Valid

(80)

Berdasarkan tabel 3.13 di atas menunjukan bahwa untuk variabel tingkat pendidikan orang tua siswa valid karena rhitung (0,829) > rtabel (0,297) dan rhitung (0,860) > rtabel (0,297).

Tabel 3. 14 Hasil Pengujian Validitas Variabel Tingkat Pekerjaan Orang Tua

Butir Item Corrected Item Total

Correlation

rtabel Keterangan

3. 0,758 0,297 Valid

4. 0,933 0,297 Valid

Berdasarkan tabel 3.14 di atas menunjukan bahwa untuk variabel tingkat pekerjaan orang tua siswa valid karena rhitung (0,758) > rtabel (0,297) dan rhitung (0,933) > rtabel (0,297).

Tabel 3. 15 Hasil Pengujian Validitas Variabel Tingkat Pendapatan Orang Tua

Butir Item Corrected Item Total

Correlation

rtabel Keterangan

5. 0,718 0,297 Valid

6. 0,820 0,297 Valid

Berdasarkan tabel 3.15 di atas menunjukan bahwa untuk variabel tingkat pendapatan orang tua siswa valid karena rhitung (0,718) > rtabel (0,297) dan rhitung (0,820) > rtabel (0,297).

Tabel 3. 16 Hasil Pengujian Validitas Variabel Hasil Belajar Matematika Siswa

Butir Item Corrected Item Total

Correlation

rtabel Keterangan

1. 0,901 0,297 Valid

Gambar

Tabel 4. 14 Hasil Pengujian Minat Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar Matematika
Tabel 2.1 Klasifikasi Pekerjaan Macam-macam pekerjaan
Tabel 2. 2 Klasifikasi pendapatan No Golongan pendapatan
Tabel 3. 1 Tingkat Pendidikan Orang Tua Keterangan Skor
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi pasien tentang hubungan antara umur, jenis kelamin, dukungan keluarga, status sosial ekonomi dengan tingkat

Sehubungan dengan penelitian yang berjudul “ Persepsi Guru Terhadap Siswa Kelas Khusus Olahraga (KKO) dalam Mengikuti Pembelajaran di SMA N 4 Yogyakarta ” maka

ANALISIS BRAND ASSOCIATION (ASSOSIASI MEREK) DAN PERCEIVED QUALITY (PERSEPSI KUALITAS MEREK) SMARTPHONE SAMSUNG. ANDROID DI

Jika dianggap semua eksperimen untuk mendapatkan berbagai besaran termodinamika bagi sistem zarah identik (dengan berbagai macam je- nis statistika) telah dapat dilakukan, dan

Hal ini diimplementasikan ke dalam dua langkah : pertama adalah melakukan prediksi dari multipel melalui auto-konvolusi trace (lampiran 3); dan yang kedua melakukan

Mari kita masuk kehalaman mesin pencari kita dengan mengetikan http://www.AltaVista.com pada Address Bar yang disediakan oleh Web Browser setelah itu tekan

Hal ini dipandang perlu mengingat begitu cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga melalui kerjasama dengan pihak luar negeri diharapkan akan

[r]