ABSTRAK
EFEK HIPNOTIK BlJl PALA (Myristicafragrans HouU.) TERHADAP MENCIT JANTAN GALUR DDY
Suderawati,2003, Pembimbing I : Sugiarto Puradisastra,dr. Pembimbing II : Freddy Soebiantoro, dr.
Latar Belakang: Gangguan tidur yang paling sering dialami adalah insomnia. Untuk mengatasi hal tersebut dapat diusahakan dengan tidur teratur pada waktunya, minum susu hangat sebelum tidur, obat tidur,dll. Pemakaian obat tidur dapat menimbulkan efek samping tertentu. Oleh karena itu dicari obat tradisional untuk mengatasi gangguan tidur.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah biji pala (Myristica fragrans Houtt.) berefek hipnotik.
Metode: Penelitian ini menggunakan 30 mencit, yang dibagi menjadi 5 kelompok. Metode yang digunakan adalah metode induksi dengan phenobarbital sebagai penginduksi tidur. Aquadest digunakan sebagai kontrol negatif, diazepam sebagai kontrol positif dan bahan yang diuji adalah ekstrak biji pala IDM, 2DM, dan 3 OM yang diberikan peroral (T=O) dilanjutkan phenobarbital yang diberikan intra peritoneal pada menit ke 45 (T=45). Data yang diukur adalah lama tidur mencit dalam menit yang dianalisis dengan statistik ANA VA satu arah dengan uji beda rata-rata Student-Newman-Keuls.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa lamanya tidur mencit dalam menit yang diberi ekstrak biji pala lebih panjang dibandingkan dengan pemberian aquadest.
Kesimpulan: Ekstrak biji pala IDM, 2DM, dan 3DM berefek hipnotik dengan potensi yang sama dengan diazepam (to mg/manusia(70kg)) dilihat dari lamanya tidur mencit dalam menit.
Saran: Penelitian mengenai efek hipnotik biji pala (Myristicafragrans Houtt.) perlu dilanjutkan dengan uji toksisitas dan uji efektivitas.
ABSTRACT
THE HYPN011C EFFECT OF NUTMEG SEED (Myr;st;cafragrans Houtt.) TOWARDS MALE DYD BREED MICE
Suderawati, 2003, Tutor I Tutor !I
: Sugiarto Puradisastra,dr. : Freddy Soebiantoro, dr.
Background: Insomnia is the most common sleep disorder. There are number of ways to avoid that problem like sleep on time, have a warm milk drink before going to bed, sleeping pills, etc. Most medicine that are used jar sleep have side effect. Because (?lthat, traditional drugs are used to avoid the sleep disorder.
Objectives: 7'llepurpose of'this observation is to know that nutmeg seed has hypnotic ejJixt.
Methods: This observation used 30 mice which was divided into 5 groups. The method which was used in this observation is induction with Phenobarbital method as a sleep's induction. Aquadest used as a negative control, diazepam used as a positive control and the tested materials were extract (if nutmeg seed 1 human dosage, 2 human dosage, 3 human dosage which were given orally and continued with phenoharhital which was given inter peritoneal on 45th minutes. Then the duration sleep of mice was observed. The data was analyzed with ANOVA method, proceeded with Student-Newman-Keuls Method.
Results: lfle result of this observation showed that duration sleep of mice in minutes which was given extract of nutmeg seed was longer than aquadest's gIven.
Conclusions: Based on duration sleep of mice in minutes, extract of nutmeg seed 1 human dosage, 2 human dosage, and 3 human dosage have a hypnotic
effect which have the same potency with dia=epam (10 mg/ human (70kg)).
Recommendations: 7'lle observation about the hypnotic effect of nutmeg seed is important to he continued with toxicity test and effectivity test.
DAFT AR fSf
LEMBAR PERSETUJUAN... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .., ... ... ... ... ...ii
SURAT PERNYATAAN... ... ... iii
ABSTRAK iv
A BSTIU (~T v
PRAKA TA vi
DAFT AR ISI viii
DAFT AR GRAFIK ... .xii
DAFT AR TABEL xiii
DAFT AR GAMBAR ... ..xiv
DAFT AR LAMPIRAN .xv
BABI I)ENDAHlJLlJAN
I. I. Latar Belakang 1
1.2. Identifikasi Masalah 2
1.3. Maksud dan Tujuan 2
1.4. Kegunaan Penelitian. ..2
1.4. I. Akadelnis 2
1.4.2. Praktis 2
1.5. Kerangka Pemikiran 2
1.6. Metode Penelitian 3
1.7. Lokasi dan Waktu 3
BAB II TIN.JAUAN PUSTAKA
2. 1. T i d ur. . . .. . . .. . . .. . . .. .. . . .. . . .. . . .. .. . . .. .. . . .4
2.1.1. Fisiologi Tidur 4
2.1.2. Stadiuln Tidur 4
2.1.2.1. Tidur Non-REM atau Tidur Tenang
Wave Sleep) 5
2.1.2.2. Tidur REM atau Tidur Paradoksal (Rapid Eye
( Slow
IX
Movement) 7
2.1.3. I\:kpasan-Pckpasan Ilormon dan Transmitcr yang Berperan
Selalna Tidur 8
2.2. Gangguan Tidur 9
2.2.1. Insomnia.. 9
2.2.2. Narkolepsi 10
2.2.3. Somnuhulism 10
2.3. Hipnotik Sedatif ..11
2.4. Pala Uv~vrjstjeu j;'ugrulls Houtt.) 1I
2.4.1. Taksonomi .12
2.4.2. Kandungan Kimiawi dan Khasiatnya .12
2.4.2. 1. Hidrokarbon T erpenoid 13
2.4.2.2. Myristicin, Eugenol , Isoeugenol, Safrole, dan
Elimicin .13
2.5. Kontrol Positif 13
2.5. t. Struktur Kimia Kontrol Positif 14
2.5.2. Mekanisme Kerja Benzodiazepin ..14
2.5.3. Farmakokinetik Benzodiazepin .15
2.5.4. Farmakodinamik Benzodiazepin 16
2.5.4.1. Farmakodinamik Benzodiazepin Terhadap Susunan
Saraf Pusat .16
2.5.4.2. Farmakodinamik Benzodiazepin Terhadap
Pernapasan 16
2.5.4.3. Farmakodinamik Benzodiazepin Terhadap
Sistem Kardiovaskuler .17
2.5.4.4. Farmakodinamik Benzodiazepin Terhadap
Saluran Cerna ..17
2.5.5. Efek Samping Benzodiazepin 17
2.6. Barbiturat .17
2.6.1. Struktur Kimia Barbiturat ..18
x
2.6.3. Mekanisme Kerja Barbiturat 19
2.6.4. Farmakokinetik Barbiturat .19
2.6.5. Farmakodinamik Barbiturat ..20
2.6.5.1. Farmakodinamik Barbiturat pada Susunan Saraf
Pusat .20
2.6.5.2. Farmakodinamik Barbiturat terhadap CVS ..20 2.6.5.3. Farmakodinamik Barbiturat terhadap Pemapasan..20 2.6.5.4. Farmakodinamik Barbiturat terhadap Saluran
Cerna ..21
2.6.6. Efek Samping Barbiturat ..21
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan ...22
3.2. Pembuatan Ekstrak Biji Pala... 22
3.3. Hewan Percobaan... .23
3.4. Metode Penelitian 23
3.4. I. Rancangan Penelitian .23
3.4.2. Variabel Penelitian .24
3.4.3. Metode Penarikan Sampel. ..24
3.4.4. Prosedur Kerj a 25
3.4.5. Metode Analisis 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1. Hasi 1... ... ... .. . ... ... ... . .. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .26
4.2. Uji Hipotesis .28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.I.Kesimpulan ...29
Xl
DAFTAR PUSTAKA... ... ... .., ... ... ...30
LAMPIRAN... ... ... ... .,. ... ... .., ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 32
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1. Grafik Tidur dengan Fase Tidur REM dan Non-REM 8 Grafik 4.1. Perbandingan Lama Tidur Mencit pada Pemberian Aquadest, Diazepam, Ekstrak Biji Pala 1 DM, 2DM, dan 3DM (T=O) dan
Phenobarbital pada Menit ke-45 (T=45) Dalam Menit
(p<O,05) ... ... ... ...28
DAFT AR T ABEL
Tabel 4.l.Lama Tidur Mencit pada Pemberian Aquadest, Diazepam, Ekstrak Palal DM, 2 DM, 3 DM (T=O) dan Phenobarbital pada Menit ke-45 (T=45). .. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .,. ... ... ... . 26 Tabel 4.2.Perbandingan Lama Tidur Mencit pada Pemberian Aquadest, Diazepam, Ekstrak Pala 1 OM ,2 DM,3 DM (T=O) dan Phenobarbital pada Menit
ke-45 (T=45)(p<O,05) ... ." ... ... ... ... ... .., ... ... ... .., ... ... ." .27
DAFT AR GAMBAR
Gambar 2.1. Pembagian Gelombang EEG berdasarkan Rentang Frekuensi... 6 Gambar 2.2. Rekaman EEG Seseorang (A) Saat Sadar sampai Fasa 4 Tidur
Non-REM dan (B) Saat Tidur REM 6
Gambar 2.3. Pala ..12
Gambar 2.4. Struktur Kimia Diazepam 14
Gambar 2.5. Mekanisme Kerja Benzodiazepin .15
Gambar 2.6. Struktur Kimia Phenobarbital (luminal) 18 Gambar 2.7. Model Kompleks GABA-Benzodiazepin-Reseptor Saluran Cl... ... 19
DAFT AR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perhitungan Dosis Obat... .., ... ... ... ... ... ... ... ... ... .., ... ... ... 32
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik dengan ANOV A dan Uji
Lanjut Student-Newman-Keuls untuk Lama Tidur 33
Lampiran 3 llasill\;rcobaan dengan Aquadest (T 0) dan phenobarbital pada
Menit ke-45 (T=45) 34
Lampiran 4 Hasil Percobaan dengan Diazepam (T=O) dan phenobarbital pada
Menit ke-45 e\'45) .., ... 35
Lampiran 5 Hasil Percobaan dengan Ekstrak Biji Pala 1 DM (T=O) dan phenobarbital pada Menit ke-45 (T=45)... ... ... ... ... ... .., .., ... ...36 Lampiran 6 Hasil Percobaan dengan Ekstrak Biji Pala 2 DM (T=O) dan phenobarbital pada Menit ke-45 (T=45) .., ... ... ... ... ...37 Lampiran 7 Hasil Percobaan dengan Ekstrak Biji Pala 3 DM (T=O) dan
phenobarbital pada Menit ke-45 (T=45)... ... ... ... ... ... .., ... ...38
BABI
PENDAHULUAN
l.1.Latar Belakang
Semua orang membutuhkan tidur setiap harinya untuk beristirahat setelah lelah beraktivitas sehari-hari. Kebutuhan tidur masing-masing orang berbeda, dim ana orang dewasa membutuhkan tidur tujuh sampai delapanjam, bayi membutuhkan tidur kurang lebih enam belas jam sehari dan orang tua membutuhkan tidur cukup hanya beberapajam saja. (Beny AtmadjaW.,2002)
Gangguan tidur yang paling senng dialami adalah
insomnia.(http://www.mckinley.uiuc.edu/health-info/discond/misc/insomnia.htm!. 2003) Dilaporkan bahwa 20-30 % orang dewasa di seluruh dunia mengalami insomnia. (http://w\~_~\{:docguidc.com/ncws/contcnt.nsf/ncws. 2003) Insomnia cenderung meningkat dengan bertambahnya usia dan menyerang kira-kira 40 % kaum wanita dan 30 % kaum pria.(http://www.4women.gov/faq/insomnia.html.. 2003)
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan tidur tersebut antara lain membiasakan tidur pada waktunya dengan teratur, olahraga yang teratur, suasana tidur yang tenang dan tidak gaduh,minum segelas susu hangat sebelum tidur,dll. Bila cara-cara diatas tidak berhasil barulah digunakan obat tidur yang onset dan durasinya singkat. Penggunaan obat tidur yang terlalu sering dapat menyebabkan penurunan efektivitas dari obat tersebut. Selain itu juga dapat menimbulkan efek samping yang mungkin membahayakan pemakai. (http://w\\!w.4womcl1.!.!.ov/(~lq/insomnia.html..2003)
Pala ( Myrisl im jrugruns Houtt. ) adalah salah satu tumbuhan tradisional yang dikenal sebagai bumbu masak dan dapat digunakan untuk berbagai pengobatan termasuk mengatasi insomnia. Bagian tanaman pala yang dapat menimbulkan rasa kantuk salah satunya adalah biji pala. Maka dari itu, penulis mengadakan penelitian mengenai biji pala sebagai hipnotik.
2
1.2.Identifikasi Masalah
Apakah biji pala berefek hipnotik.
1.3.Maksud dan Tujuan
lngin mengetahui apakah biji pala berefek hipnotik.
1.4.Kegunaan Penelitian
1.4.1. Akademis
Menambah pengetahuan dalam bidang farmakologi tentang tanaman obat khususnya biji pala sebagai hipnotik.
1.4.2. Praktis
Penggunaan bij i pala sebagai pengobatan alternatif secara rasional dalam pemanfaatan bahan alam berkhasiat.
1.5. Kerangka Pemikiran
Tidur didetinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau rangsang lainnya yang adekuat.(Guyton & Hall, 1997) Tidur merupakan aktivitas otak yang dikondisikan oleh rangsang dari hipotalamus, bagian dari diencephalon dan formatio reticularis. (Houssay, 1955)
3
Gbat hipnotik sedatif bekerja dengan berikatan dengan reseptor GAB A sehingga aktivitas reseptor GABA meningkat, lalu saluran klorida terbuka, klorida masuk ke sel, menyebabkan hiperpolarisasi, dan menurunkan eksitasi.(Jaeob,1999)
Biji pala mengandung sabinene, pmene, limonene ,terpinene, earene yang merupakan hidrokarbon terpenoid. Terpenoid bekerja dengan berikatan dengan reseptor GABA.( Aoshima & Hamamoto, 1999 )
Hipotesis penelitian : Biji pala berefek hipnotik.
1.6. Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental sungguhan, komparatit~ memakai raneangan pereobaan aeak lengkap ( RAL ). Data yang diukur adalah lamanya tidur pada meneit dalam menit. Data yang terkumpul kemudian dianalisis seeara statistik ANA VA satu arah dengan uji beda rata-rata Student-Newman-Keuls.
1.7.Lokasi dan Waktu
Lokasi penelitian: - Lab. Farmakologi FK UKM - Kampus FK UKM
BABV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Ekstrak biji pala (Myristicafragrans Houtt.) satu kali dosis manusia (1 OM), dua kali dosis manusia (20M), dan tiga kali dosis manusia (30M) berefek sebagai hipnotik dengan potensi yang sama dengan diazepam (10 mg/manusia(70 kg)), dilihat dari lamanya tidur mencit dalam menit.
S.2.Saran
Penelitian mengenai efek hipnotik biji pala (Myristica fragrans Houtt.) perlu dilanjutkan dengan uji toksisitas dan uji efektivitas. Dalam pemakaian biji pala untuk mengatasi insomnia dilakukan penelitian dosis efektif dan sediaan yang cocok.
DAFT AR PUST AKA
Aoshima H., Hamamoto K. Terpenoid and Steroid. 1999. Http://www.soc.nii.ac.jp/jsbba/bbb63 04e.html.
Beny Atmadja. 2002. Fisiologi Tidur : Jurnal Kedokteran Maranatha. Bandung: Fakultas Kedokteran Maranatha. p 98-101.
Best and Taylor. 1985. Physiological Basis of Medical Practice In : West lB., editor: Physiological Basis (~fMedical Practice. 11th.ed. London: Williams and Walkins. p 1276-1280.
Bowman W.e., Rand MJ. 1985. Textbook ofPharmacolo?'y. 2nd.ed. London: Blackwell Scientific Publications. p 623-626.
British Herbal Medicine Association. 1983. British Herbal Parmacopoeia. London: Association's Scientific Comitte. p 147-148.
Bruneton 1. 1999. Pharmacognmy: Phytochemistry Medical Plants. 2nd.ed. Paris: Intercept Ltd. p 567-568.
Departement of Health and Human Services. Facts About Insomnia. 2003. Http://www.nhlbi.nih.gov/health/publ idsl eep/insomnia. text.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Materia Medika Indonesia. Jakarta : Depkes. p 69-71.
Doctor's Guide Publishing Limited. Insomnia Underdiagnosed and Undertreated . 2003. Http://www.docguide.com/news/content. nsflnews.
Ganong W.F. 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. p 187-197. Guyton and Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGe. p
945-948.
Houssay B.A. 1955. Human Fisiologi . 2nd .ed. London: McGraw-Hill Book Company Inc. p 1082.
Jacob L.S. 1999. National Medical Series for Independent Study. 4th .ed. Philadelphia: A Waferly Company. p 50-53.
Kelompok Kerja Ilmiah Phyto Medica. 1993. Penapisan Farmakologi, Pengujian Filokimia don /'englYian Klinik. Jakarta: Phyto Medika. p 57-58.
Lycaeum Entheogen Database. Myristica fragrans. 2000. Http://www./eda.lycaeum.org.
McKinley Health Centre. Insomnia and Other Related Sleep Problems. 2003. Http://www.mckinley.uiuc.edu/health-info/dis-condlmisc/insomnia.htm/.
Metta Sinta Sari Wiria, Toni Handoko. 2001. Hipnotik Sedatif dan Alkohol Dalam : Sulistia G. Ganiswara, Rianto Setiabudhi, Frans D. Suyatna, Purwantiastuti, Nafrialdi, editors: Farmakologi dan Terapi. 4th.ed. Jakarta: Bagian Farmakologi FK VI. p 124-147.
31
Mycek M.l, Harvey R.A, Champe P.c., Fisher B.D. 2001.
Farmakologi.-U/asan Bergambar. Jakarta: Widya Medika. p 89-95.
Schottelius B.A., Schottelius D.O. 1978. Textbook of Physiology. Saint Louis:
The C. V. Mosby Company. p 206-208.
Stanford University. Sleep Disorder Information. 2003. Http://www.stanford.edu.
Tan Hoan Tjay, Kirana Rahardja. 1997. Gbat-obat Penting : Khasiat,
Penggunaan, Ljek-ejek Sampingnya. Jakarta: Depkes. p 357-374.
Trevor A.J. 1995. Hipnotik Sedatif Dalam : Katzung, editor: F armakologi Dasar
dan Klinik. 3rd .ed. Jakarta: EGC. p 287-300.
US Departement of Health and Human Services. Insomnia. 2003.
Http://www. -Jwomen. go Vljaq/insomnia. html.
Vander AJ., Sherman lH., Luciano D.S. 1990. Human Physiology: The