ABSTRAK
Mata merupakan salah satu panca indra yang sangat penting. Jika mata mengalami
gangguan akan menghambat aktifitas manusia. Deteksi mata sedini mungkin akan membantu
masyarakat mengetahui penyakit yang diderita. Namun seringkali pasien tidak dapat konsultasi
dengan dokter mata karena dokter tidak bisa ditemui. Sistem pakar deteksi penyakit katarak
dibangun untuk membantu masyarakat dan dokter mata untuk mendeteksi penyakit katarak sejak
dini.
Katarak adalah salah satu penyakit mata penyebab dari kebutaan. Katarak memiliki gejala
pandangan mata kabur, sensitif pada cahaya, sulit melihat dimalam hari serta gejala lainnya.
Gejala-gejala tersebut diolah menggunakan kaidah produksi IF-THEN dan penalaran
menggunakan silogisme konjungtif dan modus ponen untuk mengetahui diagnosa jenis katarak
yang diderita pasien.
Hasilnya, sistem pakar ini mampu memprediksi penyakit katarak dengan tepat.
Berdasarkan kriteria Azwar serta pengujian oleh dokter mata selaku pakar maupun 30 pengguna
menunjukkan bahwa sistem yang dibangun cenderung sedang.
ABSTRACT
The eye is a important part of five sense. If the eye disorder, then that will inhibit human
activities. The early eye detecting will help society to know the disease earlier which is suffered.
However the patient can not consult to Oculist Doctor, because they are difficult found. The
Cataract Detecting Expert System is built to help society and Oculist Doctor, to detect that
disease earlier.
The cataract is an eye's disease, which lead blind of eye. The indications of cataract disease
are blurry vision, light sensitive, difficult to see in the night time, and others. This indications can
be processed to use rule of IF-THEN production and the logic use silogisme konjungtif and
modus ponen, to know diagnosis of catarack kinds, which is suffered the patient.
The result, this expert system has capable to predict cataract disease accurately. Based on of
Azwar criteria, testing with Oculist Doctor, as an expert, and also 30 users, the results represent
that the system is built moderate trend.
i
SISTEM PAKAR DETEKSI PENYAKIT KATARAK MENGGUNAKAN KAIDAH PRODUKSI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Teknik Informatika
Disusun Oleh :
Priska Ambarsari
115314070
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
EXPERT SYSTEM FOR THE CATARACT DISEASE DETECTING USE PRODUCTION RULE
A Thesis
Presented as Partial Fulfillment of The Requirements
To Obtain Sarjana Komputer Degree
In Informatics Engineering Study Program
Written by:
Priska Ambarsari
115314070
INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY
iii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
SISTEM PAKAR DETEKSI PENYAKIT KATARAK MENGGUNAKAN KAIDAH PRODUKSI
Disusun oleh :
Priska Ambarsari
115314070
Telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing
iv
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
SISTEM PAKAR DETEKSI PENYAKIT KATARAK MENGGUNAKAN KAIDAH PRODUKSI
Dipersiapkan dan disusun oleh :
Nama : Priska Ambarsari
NIM : 115314070
Telah dipertahankan di depan panitia penguji
pada tanggal 15 Februari 2016
dan dinyatakan memenuhi syarat.
Susunan Panitia Penguji :
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Alb. Agung Hadhiatma, S.T., M.T. __________________
Sekretaris : Sri Hartati Wijono, S.Si., M.Kom. __________________
Anggota : Eko Hari Parmadi, S.Si., M.Kom. __________________
Yogyakarta, Februari 2016
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini saya persembahkan kepada : Tuhan Yesus Kristus
Kedua orang tua tersayang, Bapak A.Pardjono dan
Ibu Sarah Boya H
Kakak terkasih, Widi Utomo, Fransiska Widiastuti dan
Sulistyono Tri Nugroho
Orang terkasih dan sahabat-sahabatku yang aku sayangi
vi MOTTO
“Apapun yang kita mohon dari Tuhan biarlah kita juga berusaha untuk mencapainya.” (2Petrus 1:4)
“Serahkanlah kuatirmu kepada Tuhan, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkanNya orang benar itu goyah.”
(Mazmur 55.23)
“I don’t stop when i’m tired. I stop when i’m done.”
vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Februari 2016
Penulis,
viii ABSTRAK
Mata merupakan salah satu panca indra yang sangat penting. Jika mata
mengalami gangguan akan menghambat aktifitas manusia. Deteksi mata sedini
mungkin akan membantu masyarakat mengetahui penyakit yang diderita. Namun
seringkali pasien tidak dapat konsultasi dengan dokter mata karena dokter tidak
bisa ditemui. Sistem pakar deteksi penyakit katarak dibangun untuk membantu
masyarakat dan dokter mata untuk mendeteksi penyakit katarak sejak dini.
Katarak adalah salah satu penyakit mata penyebab dari kebutaan. Katarak
memiliki gejala pandangan mata kabur, sensitif pada cahaya, sulit melihat
dimalam hari serta gejala lainnya. Gejala-gejala tersebut diolah menggunakan
kaidah produksi IF-THEN dan penalaran menggunakan silogisme konjungtif dan
modus ponen untuk mengetahui diagnosa jenis katarak yang diderita pasien. Hasilnya, sistem pakar ini mampu memprediksi penyakit katarak dengan
tepat. Berdasarkan kriteria Azwar serta pengujian oleh dokter mata selaku pakar
maupun 30 pengguna menunjukkan bahwa sistem yang dibangun cenderung
sedang.
ix
ABSTRACT
The eye is a important part of five sense. If the eye disorder, then that will
inhibit human activities. The early eye detecting will help society to know the
disease earlier which is suffered. However the patient can not consult to Oculist
Doctor, because they are difficult found. The Cataract Detecting Expert System is
built to help society and Oculist Doctor, to detect that disease earlier.
The cataract is an eye's disease, which lead blind of eye. The indications of
cataract disease are blurry vision, light sensitive, difficult to see in the night time,
and others. This indications can be processed to use rule of IF-THEN production
and the logic use silogisme konjungtif and modus ponen, to know diagnosis of
catarack kinds, which is suffered the patient.
The result, this expert system has capable to predict cataract disease
accurately. Based on of Azwar criteria, testing with Oculist Doctor, as an expert,
and also 30 users, the results represent that the system is built moderate trend.
x
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Darma :
Nama : Priska Ambarsari
NIM : 115314070
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
SISTEM PAKAR DETEKSI PENYAKIT KATARAK MENGGUNAKAN KAIDAH PRODUKSI
Beserta perangkat yang diperlukan(bila ada). Dengan demikian saya berikan
kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untu menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dala bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalty kepada saya selama tetap mencamtumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pertanyaan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, Februari 2016
Yang menyatakan,
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus, atas segala berkat dan
penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan Judul
“Sistem Pakar Deteksi Katarak Menggunakan Kaidah Produksi” dengan baik dan
lancar. Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana KomputerProgram Studi Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penulis menyadari banyak hal yang terjadi selama proses pengerjaan
skripsi ada beitu banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatiannnya
selama penulis mengerjakan tugas akhir ini. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua saya bapak A.Pardjono dan ibu Sarah Boya H yang telah
memberikan dukungan moral, spiritual dan finansial dalam penyusunan
tugas akhir.
2. Ketiga kakak saya Mas Widi, Mbak Siska, Mas Tri dan keluarga besar yang
telah memberikan dukungan selama proses pembuatan tugas akhir.
3. Bapak Eko Hari Parmadi, S.Si., M.Kom., selaku dosen pembimbing tugas
akhir yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan
bimbingan, dukungan, bantuan serta masukan dari awal sampai akhir
pembuatan tugas akhir ini.
4. Bapak Alb. Agung Hadhiatma, S.T., M.T, selaku dosen penguji.
5. Ibu Sri Hartati Wijono, S.Si., M.Kom, selaku dosen penguji.
6. Dr. Ida Nugrahini, SpM, selaku narasumber tugas akhir ini.
7. Bapak Puspaningtyas Sanjoyo Adi, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing
akademik Jurusan Teknik Informatika angkatan 2011.
8. Ibu Dr.A.Rita Widiarti., M.Kom selaku Kaprodi Teknik Informatika
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
9. Sahabat-sahabat terkasih Bee, Rintan, Tia, Beni, Monic, Mbak Dea, Rio
Lukas, Bagus dan Dio yang telah membantu dan memberikan dukungan
xii
10. Teman-teman Teknik Informatika, terima kasih banyak atas dukungan dan
semangatnya.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu nama kalian yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Dalam penulisan tugas akhir ini tentunya masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar laporan ini
dapat berguna bagi semua pihak.
Yogyakarta, Februari 2016
Penulis,
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
MOTTO ... vi
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... x
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR TABEL ... xvi
BAB I ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Dan Manfaat ... 3
1.4 Batasan Masalah ... 3
1.5 Metodologi Penelitian ... 3
1.6 Sistematika Penulisan ... 4
BAB II ... 6
2.1 Katarak ... 6
2.1.1 Tanda Dan Gejala Katarak ... 6
2.1.2 Jenis Katarak Secara Umum ... 8
2.1.3 Jenis Katarak Berdasarkan Penuaan... 9
2.2 Sistem Pakar ... 10
2.2.1 Klasifikasi Sistem Pakar ... 10
2.2.2 Sifat Sistem Pakar ... 11
2.2.3 Karakteristik Sistem Pakar ... 12
2.2.4 Keunggulan Dan Keterbatasan Sistem Pakar ... 13
2.3 Kaidah Produksi ... 14
2.3.1 Kelebihan Dan Kekurangan Kaidah Produksi ... 15
2.3.2 Keuntungan Penggunaan Kaidah Produksi ... 16
xiv
2.4.1 Modus Ponen ... 16
2.4.2 Silogisme Konjungtif ... 17
BAB III ... 19
3.1 Metodologi Dan Prosedur Pengembangan Sistem ... 19
3.2 Deskripsi Sistem ... 19
3.3 Use Case Diagram ... 20
3.3.1 Use case ... 20
3.3.2 Skenario Use case ... 22
3.4 Diagram Kelas ... 26
3.5 Diagram Aktivitas ... 28
3.5.1 Login ... 28
3.5.2 Tambah Data ... 29
3.5.3 Ubah data ... 30
3.5.4 Hapus Data ... 31
3.5.5 Deteksi Katarak ... 32
3.6 Diagram Sequence ... 32
3.6.1 Tambah Gejala ... 32
3.6.2 Tambah Katarak ... 33
3.6.3 Edit Gejala ... 33
3.6.4 Edit Katarak ... 34
3.6.5 Hapus Gejala ... 34
3.6.6 Hapus Katarak ... 34
3.6.7 Deteksi Katarak ... 35
3.7 Perancangan Basis Data ... 35
3.7.1 Conceptual Design ... 35
3.7.2 Physical Database Design ... 36
3.8 Kaidah Produksi ... 38
3.9 Pengambilan Keputusan ... 40
3.10 User Interface ... 42
3.11 Spesifikasi Software Dan Hardware ... 47
BAB IV ... 48
4.1 Implementasi ... 48
4.1.1 Admin ... 48
4.1.2 Pengunjung ... 63
4.2 Pengujian... 65
xv
4.2.2 Skenario Pengujian ... 73
BAB V ... 74
5.1 Kesimpulan ... 74
5.2 Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 76
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.4.1 Tabel Kebenaran Modus Ponen ... 17
Tabel 2.4.2 Tabel Kebenaran Silogisme Konjungtif ... 17
Tabel 3.3.1 Deskripsi Aktor ... 21
Tabel 3.3.2 Skenario Login ... 22
Tabel 3.3.3 Skenario Tambah Data ... 22
Tabel 3.3.4 Skenario Edit Data ... 23
Tabel 3.3.5 Skenario Menghapus Data ... 24
Tabel 3.3.6 Skenario Input Data ... 25
Tabel 3.7.1 Tabel Gejala ... 36
Tabel 3.7.2 Tabel Katarak ... 36
Tabel 3.7.3 Tabel Memiliki ... 37
Tabel 3.7.4 Tabel Temporeri... 37
Tabel 3.8.1 Tabel Hubungan Gejala dan Jenis Katarak ... 38
Tabel 3.8.2 Aturan Hubungan Antara Gejala dan Jenis Katarak ... 39
Tabel 4.1.1 G3 Terhapus ... 58
Tabel 4.1.2 G3 Setelah Diubah ... 60
Tabel 4.2.1 Tabel Pengujian Dokter ... 66
Tabel 4.2.2 Tabel Kategorisasi Pertanyaan 1 ... 67
Tabel 4.2.3 Tabel Kategorisasi Pertanyaan 2 ... 67
Tabel 4.2.4 Tabel Kategorisasi Pertanyaan 3 ... 68
Tabel 4.2.5 Tabel Kategorisasi Pertanyaan 4 ... 68
Tabel 4.2.6 Tabel Kategorisasi Pertanyaan 5 ... 68
Tabel 4.2.7 Tabel Kategorisasi Pertanyaan 6 ... 69
Tabel 4.2.8 Tabel Kategorisasi Pertanyaan 7 ... 69
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.2.1 Diagram Block ... 20
Gambar 3.3.1 Use Case ... 21
Gambar 3.4.1Diagram Kelas(1) ... 26
Gambar 3.4.2 Diagram Kelas(2) ... 27
Gambar 3.4.3 Diagram Kelas(3) ... 28
Gambar 3.5.1 Diagram Aktifitas Login ... 28
Gambar 3.5.2 Diagram Aktifitas Tambah Data ... 29
Gambar 3.5.3 diagram Aktifitas Ubah Data ... 30
Gambar 3.5.4 Diagram Aktifitas Hapus Data ... 31
Gambar 3.5.5 Diagram Aktifitas Deteksi Katarak ... 32
Gambar 3.6.1 Diagram Sequence Tambah Gejala ... 32
Gambar 3.6.2 Diagram Sequence Tambah Katarak ... 33
Gambar 3.6.3 Diagram Sequence Edit Gejala ... 33
Gambar 3.6.4 Diagram Sequence Edit Katarak ... 34
Gambar 3.6.5 Diagram Sequence Hapus Gejala ... 34
Gambar 3.6.6 Diagram Sequence Hapus Katarak ... 34
Gambar 3.6.7 Diagram Sequence Deteksi Katarak ... 35
Gambar 3.7.1 Entity Relationship Diagram ... 35
Gambar 3.7.2 Reational Tabel Model ... 36
Gambar 3.10.1 Menu Utama ... 43
Gambar 3.10.2 Menu Login ... 43
Gambar 3.10.3 Menu Deteksi Katarak ... 44
Gambar 3.10.4 Update Gejala ... 44
Gambar 3.10.5 Menu Update Jenis Katarak ... 45
Gambar 3.10.6 Menu Info Katarak ... 46
Gambar 3.10.7 Menu Bantuan ... 47
Gambar 4.1.1 Tampilan Halaman Utama ... 48
Gambar 4.1.2 Tampilan Login ... 49
Gambar 4.1.3 Tampilan Beranda ... 49
Gambar 4.1.4 G1 Berhasil Ditambahkan ... 51
Gambar 4.1.5 Masukan G2 ... 51
Gambar 4.1.6 G2 Berhasil Ditambahkan ... 52
Gambar 4.1.7 Masukan G3 ... 52
Gambar 4.1.8 G3 Berhasil Ditambahkan ... 53
Gambar 4.1.9 Masukan G4 ... 53
Gambar 4.1.10 G4 Berhasil Ditambahkan ... 54
Gambar 4.1.11 Kode Gejala yang Dipilih ... 54
Gambar 4.1.12 Gejala yang Dipilih ... 55
Gambar 4.1.13 Inputan Katarak ... 55
Gambar 4.1.14 Data Katarak Berhasil Disimpan ... 56
Gambar 4.1.15 Hubungan Katarak dan Gejala ... 56
Gambar 4.1.16 G3 Akan Dihapus ... 57
Gambar 4.1.17 Pesan Peringatan Data Akan Dihapus ... 58
Gambar 4.1.18 Gejala Berhasil Dihapus ... 58
Gambar 4.1.19 Pesan Data Katarak Akan Dihapus ... 59
Gambar 4.1.20 Data Berhasil Dihapus ... 59
Gambar 4.1.21 G3 yang Ingin Diubah ... 60
Gambar 4.1.22Gejala Berhasil Diubah ... 60
Gambar 4.1.23 Pilih Data yang Diubah ... 61
xviii
Gambar 4.1.25 Data Berhasil Diubah ... 62
Gambar 4.1.26 Menu Info Katarak ... 62
Gambar 4.1.27 Menu Bantuan ... 63
Gambar 4.1.28 Tampilan Menu Deteksi Katarak ... 64
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mata merupakan salah satu panca indra yang mempunyai fungsi untuk
melihat suatu objek. Mata mempunyai peran penting dalam aktifitas manusia
sehari-hari, misalnya menikmati keindahan alam dan berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya. Jika mata mengalami gangguan maka akan mengganggu
aktifitas manusia. Mata yang sedang sakit jika tidak ditangani segera mungkin
akan mengakibatkan kebutaan, misalnya penyakit katarak. Katarak adalah kondisi
dimana terdapat bercak putih seperti awan dan lama kelamaan akan menutupi
lensa mata yang tadinya berwarna hitam menjadi berwarna putih. Penyebab
katarak tidak diketahui secara pasti, tetapi penyakit ini dikaitkan dengan umur.
Umur tidak bisa menjadi tolok ukur penyebab katarak tetapi adanya radikal bebas
yang mempengaruhi kesehatan mata.
Indonesia menjadi negara dengan penderita katarak tertinggi di Asia
Tenggara. Menurut data, angka penderita katarak di Indonesia sebesar 1,5%.
Sedangkan berdasarkan data tahun 2004 dari Eye Disease Prevalence Research
Group, diperkirakan pada tahun 2020, jumlah penderita penyakit mata dan kebutaan di dunia akan mencapai 55 juta jiwa. Saat ini, terdapat 45 juta penderita
kebutaan di dunia, 60% diantaranya berada di negara miskin atau berkembang.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 1996, angka
tunanetra di Indonesia. Angka ini cukup tinggi di Asia. Sebagai perbandingan di
Bangladesh angka kebutaan 1%, di India 0,7%, dan Thailand 0,3%. Dari survei ini
yang dilakukan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, penyebab utama
kebutaan di Indonesia adalah penyakit katarak (0,78%), disusul penyakit
glaukoma (0,12%), kelainan refraksi (0,14%), dan penyakit lain terkait usia lanjut
(0,38%). Besarnya jumlah penderita katarak di Indonesia berbanding lurus dengan
jumlah penduduk usia lanjut pada tahun 2000 yang diperkirakan sebesar 15,3 juta
(7,4% dari total penduduk). Di Indonesia sendiri penderita memiliki
kecenderungan katarak 15 tahun lebih cepat dibandingkan penderita di daerah
tropis. Sekitar 16% sampai 22% penderita katarak yang dioperasi berusia di
bawah 56 tahun. Ada pula yang menyebutkan, 20%–24% buta katarak diderita
kelompok usia produktif. (www.sentulcity.co.id, 2012)
Data di atas dapat disimpulkan dari tahun ke tahun jumlah penderita katarak
di Indonesia semakin meningkat. Meningkatnya jumlah penderita katarak tidak
sebanding dengan jumlah dokter spesialis mata. Dengan perkembangan teknologi
sekarang, banyak segala hal yang dikerjakan secara manual bisa dilakukan secara
instan dan lebih cepat. Untuk kasus ini masyarakat dan dokter bisa dibantu dengan
sistem pakar. Sistem pakar sendiri merupakan sistem yang berusaha mengadopsi
pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah
seperti yang biasa dilakukan para ahli. Untuk penelitian ini sistem pakar dapat
membantu masyarakat mendeteksi katarak dengan cepat tanpa harus pergi ke
dokter spesialis penyakit mata.
Berdasarkan data di atas masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam
penting untuk mencegah lebih parahnya penyakit tersebut. Sistem pakar deteksi
penyakit katarak diharapkan membantu masyarakat dalam mendeteksi katarak
dengan cepat dan mudah.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang ingin diselesaikan pada penelitian ini adalah :
a) Bagaimana menerapkan kaidah produksi untuk membangun sistem pakar
deteksi penyakit mata?
1.3 Tujuan Dan Manfaat Tujuan dari penelitian ini adalah :
a) Menentukan peluang seseorang menderita penyakit katarak.
b) Membuat sistem pakar deteksi penyakit mata dengan kaidah produksi.
Manfaat dari penelitan ini adalah :
a) Membantu masyarakat dalam mendeteksi katarak sedini mungkin.
b) Memudahkan masyarakat untuk mengetahui jenis katarak yang diderita.
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah dari penelitian ini adalah :
a) Deteksi penyakit mata terutama katarak.
b) Pengguna sistem pakar ini adalah masyarakat.
c) Petugas yang akan mengupdate gejala adalah admin yang merupakan pegawai
dari puskesmas.
d) Metode inferensi yang digunakan dalam sistem ini adalah modus ponen
Mencari referensi yang berasal dari berbagai sumber yang ada seperti dari
buku, jurnal ilmiah dan artikel internet terutama yang berkaitan dengan topik
permasalahan yang akan diteliti. Referensi inilah yang akan digunakan sebagai
dasar dari pengembangan yang akan dibuat.
b) Perancangan
Perancangan pembuatan sistem meliputi use case, diagram kelas, diagram
aktivitas dan diagram sequence, model sistem pakar yang dikembangkan
meliputi kaidah produksi dan deductive reason.
c) Implementasi
Melakukan koding dari perancangan sistem berupa GUI, basis data dan basis
pengetahuan yang meliputi kaidah produksi dan deductive reason.
d) Pengujian dan Analisa Hasil
Pengujian dilakukan oleh admin (petugas puskesmas) dan user (masyarakat)
untuk mencari kesalahan dalam program dan memastikan kaidah produksi,
deductive reason.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari penelitian ini meliputi lima bab, antara lain :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan yang
menjelaskan tentang ide dasar penelitian dan identifikasi masalah penelitian
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori dasar yang digunakan pada penelitian ini.
Teori-teori yang digunakan meliputi pengertian, penjelasan tentang tanda dan
gejala katarak serta jenis dari katarak, sistem pakar, kaidah produksi dan deductive
reasoning.
BAB III PERANCANGAN
Bab ini menjelaskan rancangan sistem pakar yang akan dibuat meliput use case,
diagram kelas, diagram aktifitas, dan diagram sequence model sistem pakar
kaidah produksi terutama modus ponen.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Bab ini berisi implementasi dari program sistem berupa GUI yang dibuat serta
penerapan kaidah produksi. Pengujian yang membahas terhadap penilaian
pengguna terhadap aplikasi deteksi katarak yang dibuat menggunakan kuisioner
dan skenario black box.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran untuk mengembangkan lebih baik terhadap
6 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Katarak
Katarak adalah sejenis gangguan mata yang cukup meresahkan dan
merupakan salah satu penyebab dasar dari kebutaan. Mata katarak dipicu oleh
adanya gangguan lensa mata yang keruh sehingga dapat menghambat dan
menutupi lensa mata dalam menerima cahaya yang masuk. Kekeruhan pada mata
katarak dapat diakibatkan karena hidrasi (kelebihan cairan pada lensa) dan
denaturasi protein pada lensa, pada umumnya mata katarak hanya mengenai satu mata saja.
2.1.1 Tanda Dan Gejala Katarak
Untuk deteksi katarak lebih dini, maka masyarakat harus pengetahui dan
mengenali tanda-tanda dan gejala dari katarak. Berikut ini adalah tanda dan gejala
penyakit katarak :
a) Pandangan mata kabur, suram atau seperti ada bayangan awan atau asap. Noda
putih yang semakin berkembang akan mengakibatkan pandangan mata menjadi
kabur, objek terhadap suatu benda menjadi sulit dikenali bahkan tidak bisa
membedakan warna cahaya.
b) Sulit melihat pada malam hari. Karena lensa mata akan membaca kefokusan
objek yang akan diterima oleh lensa mata.
c) Sensitif pada cahaya. Penderita katarak akan sensitif pada intensitas cahaya
cahaya dan lensa mata tidak dapat memfokuskan cahaya untuk dikirim ke
retina.
d) Terdapat lingkaran cahaya saat memandang sinar. Pada saat lensa mata
memandang atau menangkap cahaya atau sinar, lensa mata hanya mampu
menangkap sinar seperti sebuah lingkaran.
e) Membutuhkan cahaya terang untuk membaca atau ketika beraktifitas. Penderita
katarak membutuhkan pencahayaan yang cukup terang ketika melakukan
berbagai aktifitas.
f) Sering mengganti kacamata atau lensa kontak karena ketidaknyamanan.
Penderita katarak yang menggunakan alat bantu untuk membaca dan melihat,
cenderung lebih sering mengganti kacamata atau kontak lensa karena faktor
ketidaknyamanan seperti ketika dirasa mata tidak lagi dapat melihat atau
menangkap suatu objek benda atau cahaya sekalipun. Penderita katarak mampu
mengganti kacamata atau kontak lensa dua kali dalam sebulan.
g) Warna memudar atau cenderung menguning saat melihat. Penderita katarak
hanya mampu melihat dan menangkap cahaya seperti sebuah lingkaran, namun
lama-kelamaan akan memudar karena syaraf retina akan menguning jika
melihat suatu objek benda terlalu lama.
h) Pandangan ganda jika melihat dengan satu mata. Penderita katarak tidak
membahayakan fisik jika diketahui sejak dini dan belum memasuki stadium
yang semakin parah. Jika dalam kondisi parah, penderita akan merasakan rasa
nyeri di sekeliling mata, sering sakit kepala dan kemudian terjadi peradangan.
Kemudian objek atau cahaya yang ditangkap seperti berbayang jika katarak
terjadi, yakni seiring bertambahnya usia maka tingkat kesehatan tubuh akan
semakin menurun, tak terkecuali mata. Karena mata merupakan organ penting,
terkadang waktu istirahat yang dibutuhkan untuk mata berkurang, sehingga
ketebalan, kejernihan dan tingkat fokus semakin menurun. Tingkat usia
mempengaruhi perubahan warna lensa mata, struktur mata, protein dan vitamin
mata semakin berkurang dan menurun.
2.1.2 Jenis Katarak Secara Umum
Penyakit katarak dibagi menjadi tiga golongan, antara lain:
a) NUCLEAR
Nuclear merupakan fase penyakit katarak yang ditandai perubahan pada warna akibat tingkat kefokusan lensa mata yang semakin berkurang, baik objek benda
atau cahaya. Pada awal mulanya penyakit katarak jenis ini daya kemampuan
membaca masih bisa, tetapi lama kelamaan akan kehilangan kemampuan
tersebut dikarenakan lensa mata akan menguning dan membentuk noda putih
pada bagian tengah lensa. Setelah masuk tahapan berikutnya yakni kemampuan
melihat akan memburuk sehingga cahaya yang dilihat menjadi cokelat. Dan
tahapan semakin parah akan sulit membedakan warna sehingga objek benda
dan cahaya akan terlihat biru atau ungu.
b) CORTICAL
Katarak jenis ini merupakan fase kedua dari katarak jenis di atas. Untuk jenis
cortical, pembentukan noda pada lapisan luar lensa mata berjalan sangat lamban. Namun kemudian noda tersebut akan dimulai menutupi lapisan tengah
mengganggu aliran cahaya yang masuk ke pusat lensa. Penderita cortical akan
mengalami silau ketika melihat cahaya.
c) SUBCAPSULAR
Katarak jenis ini dimulai dengan terbentuknya area buram di bawah lensa atau
di belakang lensa yang merupakan salah satu jalur cahaya ke retina. Katarak
jenis ini masuk dalam tahapan katarak dengan kondisi yang cukup parah,
karena selain mengurangi kemampuan untuk melihat, katarak jenis ini mampu
mengurangi kemampuan mata untuk membaca meski dalam cahaya yang
cukup terang sehingga kilau cahaya yang diterima seperti berbentuk lingkarang
cahaya ketika melihat sinar di malam hari.
2.1.3 Jenis Katarak Berdasarkan Penuaan
Berikut ini katarak berdasarkan penuaan atau usia, pada umumnya di derita
oleh orang dewasa. Jenis katarak tersebut antara lain:
a) KOMPLIKATA
Katarak ini terjadi akibat gangguan keseimbangan susunan sel lensa factor
fisik atau kimiawi sehingga terjadi gangguan kejernihan lensa. Komplikata
terjadi akibat iridosikiitis, miopia tinggi, ablasi retina dan glaucoma. Katarak
komplikata dapat terjadi akibat kelainan sisternik yang akan mengenai kedua mata atau kelainan lokal yang akan mengenai satu mata.
b) SENIL
Katarak senil merupakan katarak yang menyebabkan kekeruhan pada lensa
mata secara menyeluruh yang terjadi pada mereka yang berusia lanjut yakni
usia diatas 50 tahun. Namun penyebab yang menjadi dasar utama belum
mata senil ini dikategorikan dalam penyakit mata katarak stadium 4 yaitu
inisipien, imatur, intumesen, matur, hipermatur dan morgagni.
2.2 Sistem Pakar
Sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan
manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang
biasa dilakukan para ahli.
2.2.1 Klasifikasi Sistem Pakar
Berdasarkan kegunaannya, sistem pakar dapat diklasifikasikan menjadi enam jenis
yaitu :
1. Diagnosis
Sebuah tindakan dalam hal menangani ketidakberesan akan suatu hal yang
menggunakan alat bantu atau sistem sehingga menghasilkan informasi dan
membuat inferensi kemungkinan terjadinya ketidakberesan itu sendiri.
Diagnosis sistem pakar biasanya digunakan untuk merekomendasikan suatu
tindakan seperti diagnosis penyakit, kerusakan mesin, dan sebagainya.
2. Pengajaran
Sistem pakar ini digunakan untuk mengajar siswa. Prinsipnya adalah
mendiagnosa apa yang menjadi masalah siswa yang mengalami kesulitan
dalam belajar, kemudian memberikan solusi untuk memperbaikinya.
3. Interpretasi
Sistem pakar ini digunakan untuk menganalisa data yang tidak lengkap, tidak
teratur, dan data yang kontradiktif. Misalnya menginterpretasi citra.
Keunggulan seorang pakar adalah dapat memprediksi ke depan. Sebagai
contoh, bagaimana seorang ahli metereologi dapat meramal cuaca besok
dengan menggunakan data-data cuaca sebelumnya. Sistem pakar ini biasanya
digunakan peramalan cuaca, penentuan masa tanam, dan sebagainya.
5. Perencanaan
Untuk sistem pakar ini, perencanaan sistem pakar ini memiliki cakupan luas,
mulai dari perencanaan bangunan sampai manajemen bisnis. Keunggulan
penggunaan sistem ini dapat menghemat biaya, waktu, dan material. Contoh
penggunaan sistem ini antara lain sistem konfigurasi, komputer, tata letak
sirkuit, dan sebagainya.
6. Kontrol
Sistem kontrol ini digunakan untuk melakukan pengontrolan terhadap
kegiatan yang membutuhkan waktu dengan presisi tinggi, misalnya
industri-industri berteknologi tinggi.
2.2.2 Sifat Sistem Pakar
Sistem pakar bisa disebut mempunyai sifat yang ideal bila mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
1. Terbuka untuk diperiksa, dalam menampilkan langkah-langkah yang
digunakan serta pertanyaan-pertanyaan tentang proses tertentu.
2. Mudah dimodifikasi, menambah atau menghapus pengetahuan pada basis
pengetahuan.
3. Fasilitas penalaran/penjelasan
Sangatlah penting bagi sebuah sistem pakar mempunyai sifat terbuka
a) Untuk mempermudah penambahan sejumlah informasi atau aturan baru
untuk memperbaharui basis pengetahuannya dalam mengembangkan
kinernya.
b) Memuaskan user, akan kebenaran jawaban yang diberikan oleh sistem
pakar.
c) Setiap aspek dan keutusan yang diambil selama proses untuk mendapatkan
solusi yang dapat dievaluasi dengan baik.
Sedangkan fasilitas penalaran, sistem pakar akan memberikan informasi
tentang kesimpulan yang diambil komputer dan memperlihatkan kaidah-kaidah
yang dipergunakan serta urutan yang dilaksanakan.
2.2.3 Karakteristik Sistem Pakar
Karakteristik umum yang membedakan sistem pakar dengan perangkat lunak
biasa adalah :
a. Terdapat banyak kemungkinan jawaban
Memakan waktu lama untuk menguji dan mempelajari jawaban itu, karena
ruang persoalan (problem space) berukuran besar dan tak pasti.
b. Data kabur
Sistem pakar mencapai konklusi yang tidak pasti karena informasi yang
dipakainya sering berupa data yang kabur. Biarpun demikian sistem pakar
diharapkan dapat memberi keputusan yang tergolong baik. Dalam arti tingkat
kesalahannya tidak terlalu besar.
c. Heuristic
Bersifat heuristic dalam menggunakan pengetahuan untuk memperoleh suatu
d. Fasilitas informasi
Sistem pakar dapat memberikan kemudahan-kemudahan jawaban kepada
user, sehingga user akan merasa puas dengan jawaban yang diberikan sistem pakar.
2.2.4 Keunggulan Dan Keterbatasan Sistem Pakar
Sistem pakar memiliki keunggulan dan keterbatasan untuk memprediksi
keakurasian, berikut ini keunggulan dan keterbatasannya :
1. Keunggulan sistem pakar :
a. Sistem pakar lebih cepat dalam menghasilkan output yang diinginkan
sehingga meningkatkan produktivitas.
b. Sistem pakar memberi nasehat yang konsisten dan mengurangi kesalahan
sehingga meningkatkan kualitas.
c. Sistem pakar mampu menghasilkan output, walaupun hanya dengan
sedikit petunjuk yang diberikan.
d. Sistem pakar tidak pernah menjadi bosan dan kelelahan. Sistem pakar
juga secara konsisten melihat semua detil dan tidak akan melewatkan
informasi yang relevan dan solusi yang potensial.
e. Sistem pakar dapat meningkatkan problem solving, karena mengambil dari
banyak pakar.
f. Sistem pakar dapat menjadi sebagai media pelatihan. Pengguna pemula
yang menggunakan sistem pakar akan menjadi berpengalaman, dan
fasilitas penjelas dapat berfungsi sebagai guru.
a. Sistem pakar memiliki keakuratan dalam menjawab tidak 100% sehingga
tingkat kepercayaan rendah, dan dapat mempengaruhi terhadap
pengembangan.
b. Pengambilan pengetahuan sulit didapat, karena tidak selalu tersedia.
c. Pengetahuan sangat sulit diekstrak dari manusia, karena untuk setiap
situasi dan problem pendekatan oleh setiap pakar bisa berbeda-beda.
d. Terkadang terdapat kesulitan oleh pakar dalam menjelaskan tahap-tahap
mereka dalam menangani permasalahan.
e. Terkadang istilah yang dipakai pakar untuk menjelaskan fakta tidak selalu
dimengerti oleh orang lain.
f. Sistem pakar akan bekerja sangat baik dalam bidang yang sempit.
g. Pengembangan sistem pakar seringkali menggunakan perekayasa
pengetahuan (knowledge engineer) yang langka dan mahal.
2.3 Kaidah Produksi
Kaidah produksi atau sistem produksi digunakan untuk menjadikan acuan
sistem inferensi, sistem berbasis kaidah dan dalam kasus penyelesaian masalah
tingkah laku manusia maupun dalam produksi sederhana. Kaidah produksi
direpresentasikan oleh himpunan kaidah dalam bentuk :
IF[kondisi] THEN[kondisi]
Kaidah ini dapat dikatakan sebagai hubungan implikasi dua bagian, yaitu
bagian premis (jika) dan bagian konklusi (maka). Apabila bagian premis dipenuhi
2.3.1 Kelebihan Dan Kekurangan Kaidah Produksi Berikut ini akan dijelaskan kelebihan dari kaidah produksi :
a. Expressiveness dan Intuitiveness
Kaidah-kaidah produksi secara esensial menyatakan apa yang dilakukan
dalam situasi tertentu.
b. Simplicity
Struktur seragam dari sintaks IF..THEN dalam sistem berbasis kaidah
memberikan suatu kesederhanaan yang menarik untuk representasi
pengetahuan. Ciri ini mengingkatkan suatu keadaan yang dapat dibaca dari
kaidah produksi dan komunikasi antara berbagai bagian dari program tunggal.
c. Modularity dan Modifiability
Kaidah produksi mengkodekan bentuk diskret informasi yang secara umum
tidak berhubungan dengan kaidah produksi yang lain, kecuali jika ada suatu
kaidah produksi eksplisit yang menghubungkan mereka. Informasi dapat
dihapus atau ditambah dari sistem asalkan tidak mengakibatkan efek samping
yang mengganggu. Ciri modular sistem produksi menunjukan kenaikan
perbaikan dan setelan yang bagus dari sistem produksi dengan tidak
mengalami pengurangan kinerja.
d. Knowledge Intensive
Basis pengetahuan disusun dari kaidah produksi yang pada gilirannya sangat
utama adalah pengetahuan murni, karena membutuhkan isi, bukan kontrol
ataupun informasi pemrograman. Karena setiap kaidah produksi ekuivalen
untuk suatu ringkasan dan kejelasan kalimatnya maka masalah semantic
Berikut ini akan dijelaskan kekurangan dari kaidah produksi :
a. Pengetahuan yang kompleks membutuhkan kaidah yang banyak, yang
memungkinkan sulit dalam membuatnya yang digunakan untuk sistem
maupun perawatannya.
b. Suatu sistem mempunyai banyak kaidah akan mempunyai batasan pencarian
dalam mengontrol program. Ada beberapa program mempunyai kesulitan
dalam mengevaluasi sistem berbasis kaidah dan membuat inferensi.
2.3.2 Keuntungan Penggunaan Kaidah Produksi
Keuntungan menggunakan kaidah produksi dalam suatu sistem adalah
sebagai berikut :
1. Kaidah produksi mudah disampaikan sehingga mudah di mengerti dan
diterima.
2. Untuk memodifikasi dan perawatan relative lebih mudah.
3. Data-data yang memiliki ketidakpastian akan mudah dikombinasikan dengan
kaidah.
2.4 Deductive Reason
Reasoning Deduktif digunakan untuk mendeduksi informasi baru dari hubungan logika pada informasi yang telah diketahui.
2.4.1 Modus Ponen
Modus ponen adalah salah satu cara pengambilan kesimpulan
(argumentasi) yang paling sederhana dan dibenarkan secara kaidah logika dan
mungkin adalah yang paling sering kita gunakan. Cara kerja berdasarkan premis
p q (premis 1) berupa implikasi
p (premis 2) berupa antedesen
∴ q (konklusi)
Tabel 2.4.1 Tabel Kebenaran Modus Ponen
p q (pq) p (pq) p
T T T T
T F F T
F T F T
F F F T
Argument sah karena untuk premis p q dan p benar, konklusi q juga
benar. Misalnya contoh sebagai berikut :
Premis 1 : Hewan mamalia bernafas dengan paru-paru
Premis 2 : Hewan ini adalah mamalia
Kesimpulan : Hewan ini bernafas dengan paru-paru.
2.4.2 Silogisme Konjungtif
Silogisme konjungtif adalah silogisme yang mempunyai premis mayor
yang berbentuk proposisi konjungtif, sementara premis minor dan kesimpulannya
berupa proposisi kategoris. Proposisi konjungtif adalah proposisi yang memiliki
dua predikat yang bersifat kontraris, yakni tidak mungkin sama-sama memiliki
[image:37.595.97.514.178.518.2]kebenaran pada saat yang bersamaan.
Tabel 2.4.2 Tabel Kebenaran Silogisme Konjungtif
p q pq
T T T
T F F
F T F
Contoh :
Premis 1 : Air tidak dapat dirasakan panas dan dingin pada saat bersamaan
Premis 2 : Air ini dingin
19 BAB III PERANCANGAN
3.1 Metodologi Dan Prosedur Pengembangan Sistem
Aplikasi sistem pakar deteksi katarak menggunakan basis pengetahuan
kaidah produksi dan pengambilan keputusan dengan deductive reasoning yang
terdiri dari modus ponen dan silogisme konjungtif. Aplikasi dibuat untuk
membantu masyarakat dan dokter untuk mendeteksi penyakit katarak sedini
mungkin. Untuk pengumpulan data berupa gejala dan nama jenis katarak untuk
menunjang pembuatan aplikasi ada beberapa tahapan yang harus dilakukan.
Pertama adalah mencari informasi tentang katarak, gejala dan nama-nama jenis
katarak. Kedua, melakukan wawancara ke dokter spesialis mata yang berkaitan
dengan penyakit katarak. Setelah pengumpulan data dilakukan masuk dalam
perancangan pembuatan aplikasi deteksi katarak. Kemudian dilanjutkan dengan
implementasi pembuatan aplikasi sistem katarak berdasarkan informasi yang telah
dimiliki. Pengujian dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuisioner
untuk dokter mata dan masyarakat. Pengujian dilakukan untuk mengetahui
aplikasi ini dapat mendeteksi katarak dengan kaidah produksi.
3.2 Deskripsi Sistem
Gambaran sistem yang dibuat adalah sistem akan menampilkan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan gejala, misalnya gejala perubahan kefokusan
cahaya, penglihan berkabut, noda pada manik mata dan kemampuan melihat
akan diisi oleh user berdasarkan yang dirasakan. Sistem akan mengolah
pertanyaan yang telah dijawab dengan menggunakana kaidah produksi dan
deductive reason. Output yang akan ditampilkan berupa jenis katarak yang di derita user dan merupakan informasi yang diadopsi dari pengetahuan dokter.
Gambar 3.2.1 Diagram Block
3.3 Use Case Diagram
3.3.1 Use case
admin
login
tambah data gejala
hapus data gejala
edit data gejala
logout
user
input data gejala tambah data katarak
hapus data katarak
edit data katarak
lihat hasil diagnosa
[image:41.595.104.538.80.737.2]input data relasi
Gambar 3.3.1 Use Case
Tabel 3.3.1 Deskripsi Aktor
No Aktor Deskripsi
1 Admin(Dokter) Aktor ini memiliki wewenang untuk login ke dalam
sistem; menambah, menghapus, mengedit data;
menginputkan data dan melihat hasil diagnosa.
masyarakat) dan melihat hasil diagnosa.
3.3.2 Skenario Use case Tabel 3.3.2 Skenario Login
Case : Login
Aktor : Admin
Kondisi Awal :
Kondisi Akhir : Berhasil login
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Aktor mengisi username dan
password yang sudah ada.
2. Aktor klik tombol “login”. 3. Sistem mengecek ada atau
tidaknya username dan password.
4. Sistem menampilkan halaman
beranda admin.
Tabel 3.3.3 Skenario Tambah Data
Case : Menambah Data
Aktor : Admin
Kondisi Awal : Aktor sudah login
Kondisi Akhir : Data katarak berhasil disimpan
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Aktor memilih menu update
katarak.
2. Sistem menampilkan halaman
masukan data gejala.
4. Aktor memilih tombol selanjutnya.
5. Sistem menampilkan halaman
masukan data katarak.
6. Aktor memilih tombol simpan.
7. Sistem menampilkan pesan “data
berhasil disimpan”.
Tabel 3.3.4 Skenario Edit Data
Case : Mengedit Data
Aktor : Admin
Kondisi Awal : Aktor sudah login
Kondisi Akhir : Data berhasil diedit
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Aktor memilih menu update katarak.
2. Sistem menampilkan halaman
masukan data gejala.
3. Aktor klik data gejala pada tabel
yang ingin diedit.
4. Sistem menampilkan data gejala
pada JtextField.
5. Aktor mengubah data gejala
6. Aktor klik tombol ubah.
7. Sistem menampilka.n pesan “data
berhasil diubah”
8. Aktor klik tombol selanjutnya.
9. Sistem menampilkan halaman
masukan data katarak.
10. Aktor klik data katarak pada tabel
yang ingin diedit.
pada JtextField.
12. Aktor mengubah data gejala.
13. Aktor klik tombol ubah.
14. Sistem menampilkan pesan “data
[image:44.595.101.531.82.757.2]berhasil diubah”.
Tabel 3.3.5 Skenario Menghapus Data
Case : Menghapus Data
Aktor : Admin
Kondisi Awal : Aktor sudah login
Kondisi Akhir : Data berhasil dihapus
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Aktor memilih menu update katarak.
2. Sistem menampilkan halaman
masukan data gejala.
3. Aktor klik data gejala pada tabel yang
ingin dihapus.
4. Sistem menampilkan data gejala
pada JtextField.
5. Aktor klik tombol hapus.
6. Sistem menampilkan pesan “data
berhasil dihapus”. 7. Aktor klik tombol selanjutnya.
8. Sistem menampilkan halaman
masukan data katarak.
9. Aktor klik data katarak pada tabel
yang ingin di hapus.
10. Sistem menampilkan data
katarak pada JtextField.
11. Aktor klik tombol hapus.
“data berhasil diubah”.
Tabel 3.3.6 Skenario Input Data
Case : Menginputkan data
Aktor : Admin, User
Kondisi Awal : login,
Kondisi Akhir : Muncul hasil diagnosa
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Aktor memilih menu deteksi
katarak.
2. Sistem menampilkan halaman
deteksi katarak.
3. Aktor klik data gejala yang
dirasakan pada tabel 1.
4. Sistem menampilkan data yang
dipilih pada tabel 2.
5. Aktor klik tombol deteksi.
6. Sistem menampilkan data yang
telah dipilih, nama jenis katarak
dan presentase.
7. Aktor klik tombol print.
8. Sistem menampilkan output dalam
3.4 Diagram Kelas
+Halaman Utama()
-adminActionPerformed() : void -pengunjungActionPerformed() : void
Halaman Utama
+login()
-masukActionPerformed() : void
Login
*
* *
*
+Beranda()
-infoActionPerformed() : void -bantuanActionPerformed() : void -deteksiActionPerformed() : void -berandaActionPerformed()
[image:46.595.99.494.92.597.2]Beranda User
27
+berandaUser()
-infoActionPerformed() : void -bantuanActionPerformed() : void -deteksiActionPerformed() : void -berandaActionPerformed()
Beranda User
* * +bantuanUser()
-infoActionPerformed() : void -bantuanActionPerformed() : void -deteksiActionPerformed() : void -berandaActionPerformed()
Bantuan User
+infoUser()
-infoActionPerformed() : void -bantuanActionPerformed() : void -deteksiActionPerformed() : void -berandaActionPerformed()
info User
+deteksiKatarak()
-berandaActionPerformed() : void -deteksiActionPerformed() : void -infoActionPerformed() : void -bantuActionPerformed() : void -deteksiOKActionPerformed() : void -tabel1MouseClicked() : void -teoremaBayes() : double -tabel2MouseClicked() : void
+modusPonen(in ArrayList<String>) : string -lihatKategori() : void
-lihatKategoriTemporeri() : void +ktk : ArrayList<katarak> +kode : ArrayList<String> -kk : string
Deteksi Katarak * *
**
+modelGejala() +deleteKategori() : void +updateKategori() : void +addKategori() : void +getRowCount() : int +getColumnCount() : int +getValueAt() : object +getColumnName() : string +isCellEditable() : Boolean +getColumnClass() -dk : Update Gejala Model Gejala
+modelKatarak() +deleteKategori() : void +updateKategori() : void +addKategori() : void +getRowCount() : int +getColumnCount() : int +getValueAt() : object +getColumnName() : string +isCellEditable() : bool +getColumnClass() -dk : ArrayList<katarak>
Model Katarak
* *
* * +updateGejala()
+loadData() : void +isiTabel() : void +isiText() : void +kosongkanText() : void +statusAwal() : void -updateActionPerformed() : void -berandaActionPerformed() : void -deteksiActionPerformed() : void -infoActionPerformed() : void -keluarActionPerformed() : void -bantuanActionPerformed() : void -tambahActionPerformed() : void -hapusActionPerformed() : void -ubahActionPerformed() : void -lanjutActionPeerformed() : void -tabel1MouseClicked() : void -lihatKategori() : void -lihatKategoriTemporeri() : void -row : int
-ak : ArrayList<katarak> -kode : ArrayList<Sring> Update Gejala
* * +katarak()
+katarak(in : string, in : string) +getGejala() : string +setGejala() : void +getKodeGejala() : string +setKodeGejala() : void +getPg() : double +setPg() : string +getPng() : double +setPng() : string +getStatus() : string +setStatus() : void +getJenisKatarak() : string +setJenisKatarak() : void +getKodeJenisKatarak() : string +setKodeJenisKatarak() : void +gejala : string
+kodegejala : string -pg : double -png : double -jeniskatarak : string -kodejeniskatarak : string -status : string
katarak * * * * +updateKatarak()
+loadData() : void +isiTabel() : void +isiText() : void +kosongkanText() : void +statusAwal() : void -updateActionPerformed() : void -berandaActionPerformed() : void -deteksiActionPerformed() : void -infoActionPerformed() : void -keluarActionPerformed() : void -bantuanActionPerformed() : void -tambahActionPerformed() : void -hapusActionPerformed() : void -ubahActionPerformed() : void -lanjutActionPeerformed() : void -tabel1MouseClicked() : void -lihatKategori() : void -lihatKategoriTemporeri() : void -updateKatarak(in ArrayList<String>) +updateKatarak(in : string) -row : int
-ak : ArrayList<katarak> -kode : ArrayList<Sring> -dataKodeGejala : ArrayList<String>
Update Katarak
*
* +modelMemiliki()
+deleteKategori() : void +updateKategori() : void +addKategori() : void +getRowCount() : int +getColumnCount() : int +getValueAt() : object +getColumnName() : string +isCellEditable() : bool +getColumnClass() -dk : Arraylist<katarak>
Model Memiliki
*
*
+berandaUser()
-infoActionPerformed() : void -bantuanActionPerformed() : void -deteksiActionPerformed() : void -berandaActionPerformed()
Beranda User
* * +bantuanUser()
-infoActionPerformed() : void -bantuanActionPerformed() : void -deteksiActionPerformed() : void -berandaActionPerformed()
Bantuan User
+infoUser()
-infoActionPerformed() : void -bantuanActionPerformed() : void -deteksiActionPerformed() : void -berandaActionPerformed()
info User
+deteksiKatarak()
-berandaActionPerformed() : void -deteksiActionPerformed() : void -infoActionPerformed() : void -bantuActionPerformed() : void -deteksiOKActionPerformed() : void -tabel1MouseClicked() : void -teoremaBayes() : double -tabel2MouseClicked() : void
+modusPonen(in ArrayList<String>) : string -lihatKategori() : void
-lihatKategoriTemporeri() : void +ktk : ArrayList<katarak> +kode : ArrayList<String> -kk : string
Deteksi Katarak * * * * +modelGejala() +deleteKategori() : void +updateKategori() : void +addKategori() : void +getRowCount() : int +getColumnCount() : int +getValueAt() : object +getColumnName() : string +isCellEditable() : Boolean +getColumnClass() -dk : ArrayList<katarak>
Model Gejala
+modelKatarak() +deleteKategori() : void +updateKategori() : void +addKategori() : void +getRowCount() : int +getColumnCount() : int +getValueAt() : object +getColumnName() : string +isCellEditable() : bool +getColumnClass() -dk : ArrayList<katarak>
Model Katarak
*
*
* *
Gambar 3.4.3 Diagram Kelas(3)
3.5 Diagram Aktivitas
3.5.1 Login
Aktor mengisi username dan password yang sudah ada. Aktor
Aktor klik tombol "login" Sistem mengecek ada atau tidaknya username dan password.
Sistem menampilkan halaman beranda admin. Sistem
3.5.2 Tambah Data
Aktor memilih menu update katarak.
Aktor
Aktor klik data gejala pada tabel. Sistem mengecek ada atau tidaknya username dan password.
Sistem menampilkan pesan “data berhasil disimpan”.
Sistem
Sistem menampilkan halaman masukan data gejala.
Aktor memilih tombol selanjutnya. Sistem menampilkan halaman masukan data katarak.
Aktor memilih tombol tambah.
3.5.3 Ubah data
Aktor memilih menu update katarak.
Aktor
Aktor klik data gejala pada tabel yang ingin diedit. Sistem menampilkan data gejala pada JtextField.
Sistem menampilka.n pesan “data berhasil diubah” Sistem menampilkan halaman masukan data gejala.
Aktor mengubah data gejala
Aktor klik tombol ubah.
Aktor klik tombol selanjutnya. Sistem menampilkan halaman masukan data katarak.
Aktor klik data katarak pada tabel yang ingin diedit. Sistem menampilkan halaman masukan data katarak.
Aktor mengubah data gejala.
Aktor klik tombol ubah. Sistem menampilkan halaman masukan data katarak.
[image:50.595.99.507.86.595.2]Sistem
3.5.4 Hapus Data
Aktor memilih menu update katarak.
Aktor
Aktor klik data gejala pada tabel yang ingin dihapus. Sistem menampilkan data gejala pada JtextField.
Sistem menampilkan halaman masukan data katarak. Sistem menampilkan halaman masukan data gejala.
Aktor klik tombol hapus. Sistem menampilkan pesan “data berhasil dihapus”.
Aktor klik button selanjutnya.
Aktor klik data katarak pada tabel yang ingin di hapus. Sistem menampilkan data katarak pada JtextField.
Aktor klik tombol hapus. Sistem menampilkan pesan “data berhasil diubah”.
Sistem
3.5.5 Deteksi Katarak
Aktor memilih menu deteksi katarak. Aktor
Aktor klik data gejala yang dirasakan pada tabel 1. Sistem menampilkan data yang dipilih pada tabel 2.
Sistem menampilkan output dalam bentuk PDF. Sistem menampilkan halaman deteksi katarak.
Aktor klik tombol deteksi. Sistem menampilkan data yang telah dipilih, nama jenis katarak dan presentase.
Aktor klik tombol print.
Sistem
Gambar 3.5.5 Diagram Aktifitas Deteksi Katarak
3.6 Diagram Sequence
3.6.1 Tambah Gejala
3.6.2 Tambah Katarak
Gambar 3.6.2 Diagram Sequence Tambah Katarak 3.6.3 Edit Gejala
3.6.4 Edit Katarak
Gambar 3.6.4 Diagram Sequence Edit Katarak 3.6.5 Hapus Gejala
Gambar 3.6.5 Diagram Sequence Hapus Gejala 3.6.6 Hapus Katarak
3.6.7 Deteksi Katarak
Gambar 3.6.7 Diagram Sequence Deteksi Katarak 3.7 Perancangan Basis Data
3.7.1 Conceptual Design
Gambar 3.7.2 Reational Tabel Model
Pada gambar 3.6.1 jenis katarak bisa memiliki banyak gejala dan gejala bisa
memiliki atau terjadi di berbagai jenis katarak. Sehingga dibuat tabel baru yaitu
memiliki yang berisi primary key dari tabel jenis katarak dan gejala.
3.7.2 Physical Database Design
Physical database design merupakan ini merupakan gambaran implementasi
database yang digunakan dalam sistem. Tabel-tabel physical database design
adalah sebagai berikut:
1. Tabel Gejala
Tabel dibawah ini berisi atribut data gejala yang diinputkan ke dalam sistem.
Tabel 3.7.1 Tabel Gejala
Nama Field Tipe Keterangan
KODE_GEJALA varchar2(20) PK untuk tabel gejala
NAMA_GEJALA varchar2(1000) Field untuk nama gejala
STATUS varchar2(20) Field untuk status gejala
2. Tabel Katarak
Tabel untuk menyimpan data-data penyakit katarak dalam data base.
Tabel 3.7.2 Tabel Katarak
Nama Field Tipe Keterangan
KODE_KATARAK varchar2(20) PK untuk tabel katarak
NAMA_KATARAK varchar2(1000) Field untuk nama katarak
Tabel memiliki berisi primary key dari tabel katarak dan tabel gejala. Tabel ini
berfungsi untuk menyimpan gejala-gejala yang dimiliki setiap jenis katarak.
Tabel 3.7.3 Tabel Memiliki
Nama Field Tipe Keterangan
KODE_KATARAK varchar2(20) Field untuk kode katarak
KODE_ GEJALA varchar2(1000) Field untuk kode gejala
4. Tabel Temporeri
Tabel temporeri merupakan tabel bantuan saat memilih gejala dalam menu
deteksi katarak.
Tabel 3.7.4 Tabel Temporeri
Nama Field Tipe Keterangan
KODE_GEJALA varchar2(20) Field untuk tabel gejala
38
3.8 Kaidah Produksi
Dari jenis katarak dan gejala yang telah diketahui maka dapat di buat tabel sebagai berikut :
Tabel 3.8.1 Tabel Hubungan Gejala dan Jenis Katarak
Nuclear(P1) cortical(P2) subcortical(P3) komplikata(P4) senil(P5)
Perubahan kefokusan cahaya (G1)
Penglihatan menjadi kuning (G2)
Noda pada lapisan mata (G3)
Kemampuan melihat berkurang (G4)
Mata silau (G5)
Kemampuan menangkap cahaya
berkurang (G6)
Lensa mata keruh keseluruhan (G7)
Mata mengalami gangguan kejernihan lensa (G8)
Kelainan sistemik di kedua mata (G9)
Kelainan local di satu mata (10)
Penggunaan aturan-aturan kaidah produksi dalam sistem pakar deteksi
katarak adalah sebagai berikut :
Tabel 3.8.2 Aturan Hubungan Antara Gejala dan Jenis Katarak
NO. ATURAN
R1 IF perubahan kefokusan cahaya AND penglihatan menjadi kuning AND noda pada lapisan mata
AND kemampuan melihat berkurang THEN katarak nuclear.
R2 IF noda pada lapisan mata AND mata silau
AND kemampuan menangkap cahaya berkurang THEN cortical.
R3 IF noda pada lapisan mata
AND kemampuan melihat berkurang
AND kemampuan menangkap cahaya berkurang THEN subcortical.
R4 IF gangguan kejernihan lensa AND kelainan sisternik kedua mata AND kelainan local satu mata THEN komplikata.
R6 IF lensa mata keruh
AND gangguan kejernihan mata THEN bebas katarak
3.9 Pengambilan Keputusan
Pada penelitian ini penarikan kesimpulan menggunakan deductive
reasoning yang meliputi modus ponen dan silogisme konjungtif. Berikut contoh mencari jenis katarak berdasarkan gejalanya :
1. Mencari jenis katarak nuclear fakta yang diperoleh adalah :
G1 : perubahan kefokusan cahaya
G2 : penglihatan menjadi kuning
G3 : noda pada lapisan mata
G4 : kemampuan melihat berkurang
K1 : nuclear
IF perubahan kefokusan cahaya AND penglihatan menjadi kuning AND
noda pada lapisan mata AND kemampuan melihat berkurang THEN
katarak nuclear.
Dapat dituliskan menjadi:
1 4
3 2
1 G G G THEN K
G
IF
Menggunakan silogisme konjungtif diperoleh :
Premis 1 : G1 Premis 1 : G1 G2
Kesimpulan : G1 G2 Kesimpulan : G1 G2 G3
Premis 1 : G1 G2 G3
Premis 2 : G4
Kesimpulan : G1 G2 G3 G4
Menggunakan Modus Ponens
Premis 1 :IF G1G2G3G4 THEN K1
Premis 2 : G1 G2 G3 G4
Kesimpulan : K1
2. Mencari jenis katarak subcortical fakta yang diperoleh adalah :
G3 : noda pada lapisan mata
G4 : kemampuan melihat berkurang
G6 : kemampuan menangkap cahaya berkurang
K3 : subcortical
IF noda pada lapisan mata AND kemampuan meluihat berkurang AND
kemampuan menangkap cahaya berkurang then subcortical.
Dapat dituliskan menjadi:
3 6
4
3 G G THEN K G
IF
Menggunakan silogisme konjungtif diperoleh :
Premis 2 : G4
Kesimpulan : G3 G4
Premis 1 : G3 G4
Premis 2 : G6
Kesimpulan : G3 G4 G6
Menggunakan Modus Ponen :
IF G3 G4 G6 K3
Premis 1 : G3 G4 G6 K3
Premis 2 : G3 G4 G6
Kesimpulan : K3
3.10 User Interface
Perancangan user interface merupakan tampilan yang akan
diimplementasikan dalam program yang akan dibuat. Berikut ini akan dijelaskan
tampilan-tampilan menu yang akan di implementasikan.
a. Menu Utama
Menu utama merupakan halaman utama atau beranda dari program yang akan
Gambar 3.10.1 Menu Utama
b. Login
Menu ini berisi untuk admin dan pengguna. Jika admin maka harus mengisi
username dan password. Dan jika pengguna tidak perlu mengisikan username dan password.
Gambar 3.10.2 Menu Login c. Menu Katarak
Deteksi Katarak
Berisi pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan untuk mendiagnosa
penyakit katarak yang diderita pengguna. Sebelumnya pengguna harus
mengisikan identitas diri yang terdiri nama, tempat tanggal lahir dan
Gambar 3.10.3 Menu Deteksi Katarak Update Katarak
Menu update katarak mempunyai tugas menambah, menghapus dan
mengedit data gejala dan data katarak.
Gambar 3.10.5 Menu Update Jenis Katarak Info Katarak
Pada menu info katarak akan menjelaskan tentang jenis katarak serta
Gambar 3.10.6 Menu Info Katarak d. Logout
Perintah ini hanya di dapatkan saat admin sudah masuk pada aplikasi dan
ingin keluar dari aplikasi menuju menu utama.
e. Menu Bantuan
Menu ini berfungsi untuk membantu atau memandu pemakai dalam
Gambar 3.10.7 Menu Bantuan
3.11 Spesifikasi Software Dan Hardware
Pada perancangan program perhitungan maka akan diperlukan
kebutuhan-kebutuhan. Software dan hardware yang digunakan untuk menunjang
implementasi sistem dalam mendeteksi katarak, antara lain :
a. Software
Sistem Operasi : Windows 7
Bahasa Pemrograman : Netbeans 8.0
Database : Oracle dan SQL
b. Hardware
Processor : AMD E-350 @1.60GHz
48 BAB IV
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
4.1 Implementasi
Pada implementasi akan menjelaskan jalannya program atau proses aplikasi
ini bekerja. Pada aplikiasi ini yang menggunakan adalah admin yang merupakan
pegawai apotek atau rumah sakit dan pengguna merupakan pengunjung atau
pasien.
4.1.1 Admin
Admin atau dokter spesialis mata merupakan petugas kesehatan yang
berwenang mengupdate gejala dan jenis katarak yang baru. Berikut akan
dijelaskan jalannya program yang digunakan oleh admin:
4.1.1.1 Halaman Utama
Pada halaman utama pilih masuk sebagai admin. Dibuatnya halaman seperti
tampilan dibawah ini supaya memudahkan atau membedakan fungsi program
[image:68.595.99.513.292.614.2]berdasarkan pengguna.
Untuk login admin program dirancang dengan mengatur username dan
password di dalam program. Jika username dan password benar maka akan langsung masuk ke halaman beranda. Dan jika salah memasukan username dan
[image:69.595.101.511.214.686.2]password maka akan muncul pesan error. Jika masuk sebagi admin, maka masukan username admin dan password admin.
Gambar 4.1.2 Tampilan Login
4.1.1.2 Beranda
Setelah login maka langsung masuk ke halaman beranda. Yang
membedakan admin dan pengunjung pada menu katarak, pada admin terdapat
submenu Deteksi Katarak, Update Katarak dan Info Katarak sedangkan
pengunjung hanya terdapat menu Deteksi dan Info Katarak.
Gambar 4.1.3 Tampilan Beranda
4.1.1.3 Katarak
Menu katarak merupakan menu paling inti dalam program ini. Menu ini
mempunyai tiga sub menu, antara lain Deteksi Katarak, Update Katarak dan Info
Katarak.
4.1.1.3.1.1 Update Katarak
Update katarak terdiri dari tombol tambah, hapus dan edit. Sehingga admin bisa update segala data-data yang berkaitan dengan gejala dan nama jenis
katarak.
4.1.1.3.1.2 Tambah Data
Tombol tambah data berfungsi untuk menambah gejala dan menambah
jenis katarak. Pertama yang ditambahkan adalah gejala. Gejala berisi kode gejala
dannama gejala. Program yang dibuat dirancang supaya memilih gejala terlebih
dahulu lalu di lanjutkan dengan menambahakan kode dan jenis katarak.
Sebagai contoh menambahkan katarak jenis nuclear yang memiliki gejala :
perubahan kefokusan cahaya, penglihatan berkabut, noda pada manik mata dan
kemampuan melihat berkurang. Tambah kan kode dan nama tiap-tiap gejala. Jika
data berhasil ditambahkan akan muncul pemberitahuan data berhasil ditambah.
Masukan kode gejala G1 dengan nama perubahan kefokusan cahaya.
Gambar 4.1.4 G1 Berhasil Ditambahkan
Masukan data dengan kode gejala G2 dengan nama gejala penglihatan
menjadi berkabut. Pilih tombol tambah dan data berhasil ditambahkan ke dalam
database.
Gambar
Dokumen terkait
Tabel penyakit inilah yang nantinya akan digunakan sebagai hasil diagnosis dari anamnesa yang dilakukan oleh pengguna sistem pakar identifikasi penyakit mulut ini..
Dalam makalah ini dilakukan perancangan dan pembuatan sistem pakar yang digunakan untuk membantu mendiagnosa penyakit yang dimulai dari gejala utama dari penyakit
Tabel penyakit inilah yang nantinya akan digunakan sebagai hasil diagnosis dari anamnesa yang dilakukan oleh pengguna sistem pakar identifikasi penyakit mulut ini..
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat sistem pakar yang dapat mendeteksi hama dan penyakit pada tanaman sayuran merambat, khususnya buncis, mentimun, dan
Pada halaman ini terdapat tampilan data gejala- gejala penyakit pada hewan ternak kambing dan sapi, Dimana data ini dapat di masukan dan di hapus pada sistem oleh
Dalam sistem pakar ini Bayesian Network digunakan untuk menghitung probabilitas dari berbagai gejala penyakit mata sehingga pengguna dapat mengetahui probabilitas
Kesimpulan dari sistem pakar diagnosa penyakit tanaman karet yaitu mampu mendiagnosa penyakit tanaman karet dengan gejala –gejala yang ada pada database dan efektif membantu
Dalam penelitian ini dipilih solusi yang paling mungkin diterapkan dengan segera yaitu pembuatan Sistem Pakar Deteksi Dini Penyakit Herniated Nucleus Pulposus