• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan PSM (Pengolahan Sampah Mandiri) Sebagai Alternatif Pengolahan Sampah Dalam Upaya Meminimasi Dampak Lingkungan Yang Negatif, Dilihat Dari Sudut Pandang Environmental Ergonomic.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan PSM (Pengolahan Sampah Mandiri) Sebagai Alternatif Pengolahan Sampah Dalam Upaya Meminimasi Dampak Lingkungan Yang Negatif, Dilihat Dari Sudut Pandang Environmental Ergonomic."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Setiap hari sampah dihasilkan oleh manusia. Pada zaman era modern ini sampah telah menjadi suatu permasalahan yang dihadapi di berbagai negara termasuk salah satunya Negara Indonesia. Di beberapa kota besar pelayanan sampah belum dapat tertangani dengan baik sehingga sampah menjadi salah satu penyebab terjadinya bencana, seperti banjir dan tanah longsor yang membawa dampak negatif bagi lingkungan hidup sekitar.

Permasalahan sampah mendorong pemerintah setempat untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan dalam menangani masalah sampah. Salah satu kebijakannya adalah sampah harus diselesaikan di TPS (Tempat Pembuangan Sementara). Pada saat ini proses pembuangan sampah masih dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). TPA mempunyai dampak negatif yang merugikan masyarakat sekitar dan pencemaran lingkungan. Pemasalahan sampah juga tidak selamanya dapat mengandalkan TPA karena kapasitas pembuangan TPA terbatas.

Salah satu solusi yang dapat mengatasi masalah tersebut adalah Pengolahan Sampah Mandiri (PSM). PSM merupakan suatu tempat pengolahan sampah yang lebih mandiri dalam mengelola sampah organik, sampah unorganik ekonomis dan non ekonomis yang terdiri dari area pemilahan, area pengomposan, area kompos halus, area kompos kasar, area mini insinerator dan area gudang. Sampah Organik akan diproses menjadi kompos, sampah unorganik ekonomis akan dijual kembali dan sampah unorganik non ekonomis akan dibakar. Hasil penjualan dari kompos dan sampah unorganik ekonomis akan digunakan sebagai biaya operasional. Penempatan PSM dilakukan di setiap Kelurahan.

PSM akan dipadukan dengan alat yang dapat mengatasi sampah unorganik non ekonomis, alat tersebut adalah insinerator. Insinerator merupakan suatu alat yang efektif untuk menangani sampah di berbagai negara maju, akan tetapi insinerator berskala besar dan tidak ramah lingkungan. Oleh karena itu, perlu suatu perancangan insinerator yang kecil / mini insinerator yang ramah lingkungan untuk menanggulangi permasalahan sampah unorganik non ekonomis yang tidak dapat diolah kembali. Mini insinerator akan dipadukan dengan PSM sehingga pegolahan sampah secara mandiri dapat terwujud.

(2)

v Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

ABSTRAK... ... iv

DAFTAR ISI... ... v

DAFTAR TABEL... ... ix

DAFTAR GAMBAR.... ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1 – 1 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1 – 1 1.2 Identifikasi Masalah ... 1 – 3 1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi ... 1 – 3 1.4 Perumusan Masalah ... 1 – 3 1.5 Tujuan Penelitian ... 1 – 4 1.6 Sistematika Penulisan ... 1 – 4

(3)

vi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

2.2.5.2 Analisis Nilai ... 2 – 6 2.3 Metode Konsep Penilaian (Concept Scoring)... 2 – 8 2.4 TPA (Tempat Pembuangan Akhir) ... 2 – 10 2.5 Sanitary Landfill ... 2 – 11 2.6 Kompos... 2 – 13 2.7 Referensi Pengendalian Perangkat Pencemaran Udara ... 2 – 15

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 3 – 1 3.1 Metodologi Penelitian ... 3 – 1 3.2 Keterangan Flowchart ... 3 – 4

BAB 4 PENGUMPULAN DATA ... 4 – 1 4.1 Pengumpulan Data ... 4 – 1 4.1.1 Data Penduduk ... 4 – 1 4.1.2 Lembaga Pengolahan Sampah Kota Bandung ... 4 – 3

4.1.2.1 Jenis dan Banyaknya Kendaraan yang beroperasi di PD. Kebersihan Kota Bandung ... 4 – 4 4.1.2.2 Jenis Kendaraan yang beroperasi di PD.Kebersihan Kota

(4)

vii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS ... 5 – 1 5.1 Analisa TPA... ... 5 – 1 5.2 Penanganan Masalah TPA... 5 – 3 BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS USULAN ... 6 – 1

6.1 Mini Insinerator alternatif 1... 6 – 1 6.1.1 Gambar Mini Isinerator Alternatif 1 ... 6 – 1 6.1.2 Mekanisme Penggunaan Mini Isinerator Alternatif 1 ... 6 – 5 6.2 Mini Insinerator alternatif 2... 6 – 6 6.2.1 Gambar Mini Isinerator Alternatif 2 ...6 – 6 6.2.2 Mekanisme Penggunaan Mini Isinerator Alternatif 2 ... 6 – 11 6.3 Mini Insinerator alternatif 3... 6 – 12 6.3.1 Mekanisme Penggunaan Mini Isinerator Alternatif 3 ... 6 - 12 6.3.2 Mekanisme Penggunaan Mini Isinerator Alternatif 3 ... 6 - 16 6.4 Concept Scoring Mini Insinerator (Kriteria Maksimum) ...6 – 17 6.4.1 Pemilihan terdapat pada Alternatif 3 ... 6 – 22 6.5 Aliran Proses Mini Insinerator ... 6 – 26 6.6 Analisa Layout PSM (Pengolahan Sampah Mandiri) ... 6 – 28

6.6.1 Jumlah dan Fungsi Mesin serta Tempat yang terdapat di PSM (Pengolahan Sampah Mandiri) ... 6 – 28 6.6.2 Perancangan WC untuk PSM ... 6 – 30

(5)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN... 7 – 1 7.1 Simpulan ... ... 7 – 1 7.2 Saran ... ... 7 – 11

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(6)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1 Analisa Penilaian Konsep 2 – 8

4.1 Data Penduduk Bandung 4 – 1

4.2 Data Kepadatan Penduduk Bandung 4 – 2

4.3 Kendaraan Pengangkut Sampah Kategori 1 PD. Kebersihan Kota

Bandung 4 – 3

4.4 Kendaraan Pengangkut Sampah Kategori 2 PD. Kebersihan Kota

Bandung 4 – 4

4.5 Jumlah Kendaraan Pengangkut Sampah Jenis Motor 4 – 4 4.6 Jumlah Kendaraan Pengangkut Sampah Jenis Alat Berat 4 – 5

4.7 Data Jumlah Prasarana 4 – 5

4.8 Data Sumber Sampah 4 – 9

4.9 Data Sumber Timbunan Sampah 4 – 9

4.10 Sumber dan Jenis Sampah 4 – 10

4.11 Jenis & Komposisi Sampah 4 – 11

4.12 Harga Jual Sampah Unorganik 4 – 12

4.13 Daftar Penyakit yang pernah diderita masyarakat sekitar TPA 4 – 18

6.1 Dimensi Alternatif 1 Mini Insinerator 6 – 3

6.2 Dimensi Alternatif 2 Mini Insinerator 6 – 9

6.3 Dimensi Alternatif 3 Mini Insinerator 6 – 14

6.4 Concept Scoring Mini Insinerator 6 – 19

6.5 Data Antropometri WC PSM 6 – 30

6.6 Dimensi Alternatif 1 Layout PSM 6 – 43

6.7 Dimensi Alternatif 2 Layout PSM 6 – 48

6.8 Dimensi Alternatif 3 Layout PSM 6 – 54

6.9 Consept Scoring Layout PSM 6 – 57

6.10 Dimensi Layout PSM 6 – 62

7.1 Dimensi Mini Insinerator 7 – 7

(7)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

3.1 Flowchart Sistematika Penelitian 3 – 1

3.1 Flowchart Sistematika Penelitian (Lanjutan) 3 – 2

3.1 Flowchart Sistematika Penelitian (Lanjutan) 3 – 3

4.1 Jenis Kendaraan Dump Truck 4 – 6

4.2 Jenis Kendaraan Arm Roll 4 – 6

4.3 Jenis Kendaraan Excavator 4 – 7

4.4 Jenis Kendaraan Wheel Loader 4 – 7

4.5 Jenis Kendaraan Bulldozer 4 – 8

4.6 Jenis Kendaraan Daihatsu Zebra 4 – 8

4.7 Pie-Chart Jenis & Komposisi Sampah 4 – 11

4.8 Sistem Pengelolaan Jenis Sampah 4 – 12

4.9 TPA Sarimukti (1) 4 – 13

4.10 TPA Sarimukti (2) 4 – 13

4.11 TPA Sarimukti (3) 4 – 14

4.12 TPA Sarimukti (4) 4 – 14

4.13 TPA Sarimukti (5) 4 – 15

4.14 TPA Sarimukti (6) 4 – 15

4.15 TPA Sarimukti (7) 4 – 16

4.16 TPA Sarimukti (8) 4 – 16

4.17 Proses Keseluruhan Pembuangan Sampah dari Truk ke TPA 4 – 17

4.18 Pencemaran Sungai 4 – 20

4.19 Pencemaran Jalan Raya 4 – 20

4.20 Pembuangan Sampah ke Sungai (1) 4 – 21

4.21 Pembuangan Sampah ke Sungai (2) 4 – 21

4.22 Pembuangan Sampah Sembarang Tempat 4 – 22

4.23 Pembuangan Sampah di Tepi Jalan 4 – 22

(8)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

Gambar Judul Halaman

4.25 Pembakaran Sampah di Sembarang Tempat 4 – 23

4.26 Sampah Berserakan di Tepi Jalan 4 – 24

4.27 Sampah Berserakan di Tepi Jalan (2) 4 – 24

4.28 Sampah Berserakan di Tepi Jalan (3) 4 – 25

4.29 Sampah Bertumpukkan di Tepi Jalan 4 – 25

4.30 Peta Proses Operasi Kompos 4 – 27

4.31 Mesin Cacah 4 – 28

4.32 Mesin Ayak 4 – 28

4.33 Sampah Organik yang belum di Cacah 4 – 29

4.34 Sampah Organik yang sudah di Cacah 4 – 29

4.35 Sampah Organik yang sudah di beri Mikroba 4 – 30 4.36 Sampah Organik yang sudah menjadi Kompos 4 – 30 4.37 Kompos yang sudah di ayak (Kompos Halus) 4 – 31 4.38 Kompos yang sudah di ayak (Kompos Kasar) 4 – 31

6.1 Tampak Depan Alternatif 1 6 – 1

6.2 Tampak Atas Alternatif 1 6 – 2

6.3 Tampak Samping Alternatif 1 6 – 3

6.4 Tampak Depan Alternatif 2 6 – 6

6.5 Tampak Samping Alternatif 2 6 – 7

6.6 Tampak Atas Alternatif 2 6 – 8

6.7 Tampak Depan Alternatif 3 6 – 12

6.8 Tampak Atas Alternatif 3 6 – 13

6.9 Tampak Samping Alternatif 3 6 – 14

6.10 Tampak Belakang 3D Mini Insinerator 6 – 22

(9)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

Gambar Judul Halaman

6.12 Tampak Samping 3D Mini Insinerator 6 – 24

6.13 Tampak Atas 3D Mini Insinerator 6 – 25

6.14 Proses Ruang Pembakaran Mini Insinerator 6 – 26 6.15 Proses Penyaringan Asap Mini Insinerator 6 – 26 6.16 Proses Penyaringan Air Mini Insinerator 6 – 27

6.17 Gerobak PSM 6 – 29

6.18 Mekanisme Pengolahan Sampah PSM 6 – 31

6.19 Tempat Sampah dengan 3 Warna 6 – 32

6.20 PPO Sampah Organik 6 – 33

6.21 PPO Sampah Anorganik Non Ekonomis 6 – 34

6.22 PPO Sampah Anorganik Ekonomis 6 – 35

6.23 PPO PSM 6 – 36

6.24 Alternatif 1 Layout PSM 6 – 41

6.25 Alternatif 2 Layout PSM 6 – 46

6.26 Alternatif 3 Layout PSM 6 – 51

6.27 Layout PSM (Pengolahan Sampah Mandiri) 6 – 59

6.28 Tampak Atas PSM 6 – 63

6.29 Tampak Depan PSM 6 – 64

6.30 Tampak Area Mini Insinerator PSM 6 – 65

6.31 Tampak Area Lemari dan Kotak K3 PSM 6 – 66

6.32 Tampak Dari Depan ke Dalam PSM 6 – 67

7.1 Tampak Belakang 3D Mini Insinerator 7 – 3

7.2 Tampak Depan 3D Mini Insinerator 7 – 4

7.3 Tampak Samping 3D Mini Insinerator 7 – 5

7.4 Tampak Atas 3D Mini Insinerator 7 – 6

7.5 Mekanisme Pengolahan Sampah PSM 7 – 8

(10)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Berbahaya L1 – 1

2 Keputusan Bapedal No.3 Tahun 1995 L2 – 1

(11)

Ke pu t u sa n Ke pa la Ba pe da l N o. 3 Ta h u n 1 9 9 5

KEPALA BADAN PENGENDALI AN DAMPAK LI NGKUNGAN

Menim bang :

a. bahw a unt uk m elaksanakan Per at ur an Pem er int ah Nom or 19 Tahun 1994 t ent ang Pengelolaan Lim bah Bahan Ber bahay a dan Ber acun y ang t elah diubah dengan Per at ur an Pem er int ah Nom or 12 Tahun 1995 t ent ang per ubahan Per at ur an Pem er int ah Nom or 19 Tahun 1994 t ent ang

Pengelolaan Lim bah Bahan Ber bahaya dan Ber acun t elah diat ur k et ent uan m engenai Per syar at an Teknis Pengolahan Lim bah Bahan Ber bahaya dan Ber acun;

b. bahw a sehubungan dengan hal t er sebut di at as per lu dit et apkan Keput usan Kepala Badan Pengendalian Dam pak Lingk ungan t ent ang Per syar at an Teknis Pengolahan Lim bah Bahan Ber bahay a dan Ber acun;

Mengingat :

1. Undang- undang Nom or 4 Tahun 1982 t ent ang Ket ent uan- k et ent uan Pok ok Pengelolaan Lingk ungan Hidup ( Lem bar an Negar a Tahun 1982 Nom or 12, Tam bahan Lem bar an Negar a Nom or 3215) ;

4. Keput usan Pr esiden Nom or 77 Tahun 1994 t ent ang Badan Pengendalian Dam pak Lingk ungan.

(12)

MEMUTUSKAN :

Menet apkan :

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALI AN DAMPAK LI NGKUNGAN TENTANG PERSYARATAN TEKNI S PENGOLAHAN LI MBAH BAHAN BERBAHAYA

DAN BERACUN

Pasal 1

Pengolahan Lim bah Bahan Ber bahaya dan Ber acun ( B3) adalah pr oses unt uk m engubah kar akt er ist ik dan kom posisi lim bah B3 m enj adi t idak ber bahaya

Fasilit as pengolahan lim bah B3;

Penanganan lim bah B3 sebelulm diolah; Pengolahan lim bah B3;

Hasil pengolahan lim bah B3.

Ket ent uan pengolahan dan per sy ar at an t eknis pengolahan lim bah B3 sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 sebagaim ana t er sebut dalam Lam pir an Keput usan ini.

Pasal 5

(13)

m em punyai lat ar belakang pendidikan t ent ang pengelolaan lim bah B3; at au per nah m engik ut i pelat ihan pengelolaan lim bah B3;

Pasal 6

Set iap k ar y aw an/ oper at or y ang langsung ber hubungan dengan unit oper asi pengolahan lim bah B3 w aj ib m engik ut i pelat ihan pengelolaan lim bah B3;

Pasal 7

Pengolah lim bah B3 w aj ib m em buat dan m eny am paik an lapor an t ent ang pengolahan lim bah B3 secar a ber kala sekur ang- kur angnya dalam w akt u 3 ( t iga) bulan sekali kepada Kepala Badan Pengendalian Dam pak Lingkungan dengan t em busan Bupat i/ Walikot am adya Kepala Daer ah Tingkat I I dan Guber nur Kepala Daer ah Tingkat I yang ber sangkut an, t ent ang:

Set iap pengolah lim bah B3 w aj ib m elakukan pem ant auan t er hadap baku m ut u lim bah yang dihasilkan dar i kegiat an yang dilakukan.

Pasal 9

Hasil pem ant auan t er hadap baku m ut u lim bah sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 8 w aj ib dilapor kan sekur ang- kur angnya 3 ( t iga) bulan sekali kepada Kepala Badan Pengendalian Dam pak Lingk ungan dengan t em busan

Bupat i/ Walikot am adya Kepala Daer ah Tingkat I I dan Guber nur Kepala Daer ah Tingkat I yang ber sangkut an.

Pasal 10

Per syar at an t eknis pengolahan yang belum diat ur dalam keput usan ini akan diat ur kem udian.

(14)

Pasal 11

Keput usan ini m ulai ber laku pada t anggal dit et apkan.

Dit et apkan : di Jakar t a

Pada t anggal : 5 Sept em ber 1995 Kepala Badan Pengendalian

Dam pak Lingk ungan

Sar w ono Kusum aat m adj a

(15)

1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sampah merupakan produk yang selalu diproduksi oleh manusia setiap hari. Seiring dengan perkembangan teknologi, sampah juga meningkat baik dari jumlahnya maupun dari kandungannya sehingga terjadi peningkatan dampak negatifnya, apalagi sampah dibuang secara sembarangan atau ditumpuk tanpa pengelolaan yang baik. Tidak sedikit sampah berpotensi menjadi polutan, dalam arti sampah sukar diuraikan kembali ke alam sehingga dampak yang terjadi lebih berbahaya dikemudian hari.

Sampah telah menjadi suatu permasalahan dalam kehidupan ini sehingga harus ditangani dengan serius. Maka dari itu peneliti berusaha untuk mengetahui sampah lebih dalam dengan melakukan penelitian pendahuluan. Sampah yang harus di angkut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) merupakan jumlah sangat yang besar.

(16)

Bab 1 Pendahuluan 1-2

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

dioksida, polusi udara, dan dapat membahayakan penduduk suatu tempat). Kemudian, lalat yang berterbangan banyak di daerah sekitar TPA dan gangguan lainnya (misalnya debu, bau busuk, kuman, atau polusi suara). Oleh karena itu, tidaklah heran masyarakat enggan untuk merelakan wilayahnya dijadikan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) ini.

Selain itu pula, transportasi dari kota ke Tempat Pembuangan Sampah juga memberikan aspek lingkungan yang tidak sehat, seperti timbulnya pencemaran udara dari bau sampah. Sisa cairan sampah yang jatuh di sepanjang jalan yang dilalui truk mengganggu pengguna jalan dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk membuang sampah menuju ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

(17)

Bab 1 Pendahuluan 1-3

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terindentifikasi beberapa masalah antara lain sebagai berikut:

- Sampah yang menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). - Terbatasnya Luas Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

- Pencemaran udara dan lingkungan sekitar yang dihasilkan dari penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

- Insinerator yang berskala besar tidak dapat digunakan di setiap Daerah.

- Belum adanya insinerator yang praktis dan ramah lingkungan.

1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi

Mengingat kerterbatasan waktu dan luasnya materi yang akan dibahas, maka penelitian dan perancangan yang lakukan ini perlu pembatasan. Hal ini dengan maksud penulis lebih terfokus terhadap kasus yang terjadi. Batasan-batasan yang dilakukan dalam perancangan ini adalah sebagai berikut:

- Penelitian pendistribusian dan jenis sampah hanya pada daerah kota Bandung.

- Pembakaran sampah pada insinerator menggunakan bahan bakar gas. Adapun asumsi-asumsi yang digunakan dalam perancangan ini, adalah setiap individu membuang sampah pada tempat sampah.

1.4 Perumusan Masalah

Dari identifikasi masalah maka didapat perumusan masalah sebagai berikut: - Bagaimana mekanisme pengolahan sampah saat ini?

- Bagaimana dampak negatif yang ditimbulkan dari pengolahan sampah saat ini?

- Bagaimana Usulan konsep Perancangan layout PSM (Pengolahan Sampah Mandiri) untuk mengolah sampah yang lebih baik?

(18)

Bab 1 Pendahuluan 1-4

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari merancang insinerator adalah sebagai berikut: - Mengetahui mekanisme pengolaan sampah saat ini.

- Mengetahui dampak negatif yang ditimbulkan dari pengolahan sampah saat ini.

- Merancang konsep Layout PSM (Pengolahan Sampah Mandiri) yang ergonomis.

- Merancang Mini Insinerator yang ramah lingkungan dan ergonomis.

1.6 Sistematika Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab Pendahuluan berisi tentang latar belakang munculnya sebuah prototype mini insinerator. Bab ini juga berisi tentang identifikasi masalah, tujuan dari perancangan, pembatasan masalah yang akan dibahas dalam perumusan masalah supaya dapat lebih fokus dan dikaji lebih spesifik dalam tahap perancangan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab Tinjauan Pustaka berisi tentang referensi dan teori-teori dari berbagai sumber yang berkaitan dengan jenis penelitian dan perancangan yang dilakukan oleh penulis dalam pembuatan laporan tugas akhir ini.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

(19)

Bab 1 Pendahuluan 1-5

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

Bab Pengumpulan dan Pengolahan Data berisi data-data yang diperlukan untuk kemudian diolah, pengumpulan data diperoleh dari hasil pengujian di lapangan.

BAB 5 PENGOLAHAN DAN ANALISIS

Bab Pengolahan dan Analisis berisi tentang pengolahan data yang berkaitan dengan penelitian dan perancangan yang dilakukan serta dianalisis mengenai data-data dari penelitian dan perancangan tersebut.

BAB 6 PERANCANGAN

Bab Perancangan berisi tentang perancangan prototype mini insinerator berdasarkan pengolahan data yang dilakukan pada bab sebelumnya.

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

(20)

7-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 7

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

 Mekanisme pengolahan sampah saat ini masih belum dapat mengatasi sampah secara menyeluruh, sampah yang dibuang masyarakat dibawa menuju TPS, setelah melewati pembuangan sementara sampah akan diangkut menuju TPA dengan menimbun di TPA. Pelayanan sampah saat ini masih belum terlayani seluruhnya sehingga mengakibatkan sampah tercecer di jalan dan berdampak negatif bagi lingkungan.

 Dampak negatif yang ditimbulkan dari pengolahan sampah saat ini, antara lain :

- Tidak adanya pemilahan sampah yang menyeluruh dikota sehingga kebanyakan sampah yang di buang masih mempunyai nilai ekonomis yang dapat di kelola, yang menyebabkan sampah yang terbuang sangat banyak sehingga daya tampung TPA berkurang dengan cepat.

- Sistem penimbunan yang kurang efektif terhadap sampah yang tidak memiliki nilai ekonomis mengingat dampak negatif dari TPA yang merugikan masyarakat dan pencemaran lingkungan tidak terkendali dengan baik.

- Tidak adanya peraturan yang baik untuk mengatur Sumber Daya Manusia (Pemulung) di TPA.

- Jalan yang cepat rusak akibat dari truk pengangkut sampah yang besar dan berat melalui jalan menuju TPA.

(21)

Bab 7 Simpulan dan Saran 7-2

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

- Tidak ada larangan / peraturan di TPA yang mengatasi banyaknya pemulung ataupun syarat untuk pemulung sehingga sangat berbahaya pada diri pemulung. Mengingat para pemulung yang ada dibawah umur dan ada yang sudah lanjut usia.

(22)

Bab 7 Simpulan dan Saran 7-3

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

 Rancangan Usulan untuk Mini Insinerator Ramah Lingkungan adalah sebagai berikut :

- Gambar 3D Mini Insinerator Ramah Lingkungan

G

am

ba

r

7.

1

T

am

pa

k

B

el

aka

ng

3D

M

ini

I

ns

ine

ra

to

r

(23)

Bab 7 Simpulan dan Saran 7-4

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

G

am

ba

r

7.

2

T

am

pa

k

D

epa

n

3D

M

ini

I

ns

ine

ra

(24)

Bab 7 Simpulan dan Saran 7-5

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

G

am

ba

r

7.

3

T

am

pa

k

S

am

pi

ng

3D

M

ini

I

ns

ine

ra

to

(25)

Bab 7 Simpulan dan Saran 7-6

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

G

am

ba

r

7.

4

T

am

pa

k

A

ta

s

3D

M

ini

I

ns

ine

ra

(26)

Bab 7 Simpulan dan Saran 7-7

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

- Dimensi Mini Insinerator Tabel 7.1

Dimensi Mini Insinerator Alternatif 3

Dimensi Mini Insinerator Alt 3 Ruang Pembakaran

Lebar 1,20 m

Panjang 2,00 m

Tinggi 1,00 m

Corong Asap

Lebar 0,30 m

Panjang 2,00 m

Tinggi 1,00 m

Kolam Air

Lebar 0,65 m

Panjang 1,50 m

Tinggi 1,00 m

Luas Keseluruhan 11,83 m2

Bahan Ruang Pembakaran Baja, Isolator, Semen

Bahan Corong Asap Baja

(27)

Bab 7 Simpulan dan Saran 7-8

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

PSM (Pengolahan Sampah Mandiri)

Manfaat dari PSM antara lain :

 Membuka lapangan kerja bagi masyarakat kelurahan itu sendiri.

 Membantu pemerintah dalam menangani sampah secara mandiri.

 Menghemat anggaran pemerintah dalam mewujudkan kota yang bersih dan mandiri. Seperti anggaran pemeliharaan alat berat, biaya transportasi truck pengangkut sampah, biaya investasi alat berat, biaya pemeliharaan TPA,biaya penimbunan Limbah TPA, biaya sosialisasi masyarat.

 Membantu menghindari pencemaran lingkungan.  Mengurangi Volume dari sampah.

 Mengurangi lahan yang akan dijadikan TPA.

Mekanisme pengolahan sampah PSM (Pengolahan Sampah Mandiri)

Gambar 7.5

(28)

Bab 7 Simpulan dan Saran 7-9

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Layout PSM (Pengolahan Sampah Terpadu)

Skala 1 : 200

(29)

Bab 7 Simpulan dan Saran 7-10

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

(30)

Bab 7 Simpulan dan Saran 7-11

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

7.2 Saran

(31)

PERANCANGAN PSM (PENGOLAHAN SAMPAH MANDIRI) SEBAGAI ALTERNATIF PENGOLAHAN SAMPAH DALAM UPAYA MEMINIMASI DAMPAK LINGKUNGAN YANG NEGATIF, DILIHAT DARI SUDUT PANDANG

ENVIRONMENTAL ERGONOMIC

DESIGNING AUTONOMOUS TRASH TREATMENT (ATT) FACILITIES AS THE ONE ALTERNATIVES TO PROCESS TRASH TO MINIMIZE NEGATIVE

ENVIRONMENT IMPACT BY ENVIRONMENTAL ERGONOMIC PERSPECTIVE

Ricky Wiryanto1, Wawan Yudiantyo2

Industrial Engineering Department, Maranatha Christian University 165th Suria Sumantri Street, Bandung 40164, Indonesia

apo_yang@yahoo.com ; wawany@yahoo.com

Abstrak

Setiap hari sampah dihasilkan oleh manusia. Pada zaman era modern ini sampah telah menjadi suatu permasalahan yang dihadapi di berbagai negara termasuk salah satunya Negara Indonesia. Di beberapa kota besar pelayanan sampah belum dapat tertangani dengan baik sehingga sampah menjadi salah satu penyebab terjadinya bencana, seperti banjir dan tanah longsor yang membawa dampak negatif bagi lingkungan hidup sekitar.

Saat ini proses pembuangan sampah masih mengandalkan TPA (Tempat Pembuangan Akhir). TPA mempunyai dampak negatif yang merugikan masyarakat sekitar dan pencemaran lingkungan. Pemasalahan sampah juga tidak selamanya dapat mengandalkan TPA karena kapasitas pembuangan TPA terbatas.

Salah satu solusi yang dapat mengatasi masalah tersebut adalah Pengolahan Sampah Mandiri (PSM). PSM merupakan suatu tempat pengolahan sampah yang lebih mandiri dalam mengelola sampah organik, sampah unorganik ekonomis dan non ekonomis yang terdiri dari area pemilahan, area pengomposan, area kompos halus, area kompos kasar, area mini insinerator dan area gudang. Sampah Organik akan diproses menjadi kompos, sampah unorganik ekonomis akan dijual kembali dan sampah unorganik non ekonomis akan dibakar. Hasil penjualan dari kompos dan sampah unorganik ekonomis akan digunakan sebagai biaya operasional. Penempatan PSM dilakukan di setiap Kelurahan.

PSM akan dipadukan dengan alat yang dapat mengatasi sampah unorganik non ekonomis, alat tersebut adalah insinerator. Dengan perpaduan tersebut pegolahan sampah secara mandiri dapat terwujud. PSM merupakan solusi untuk menangani sampah secara mandiri di setiap kelurahan dan diharapkan membawakan dampak positif bagi lingkungan sekitar, sehingga dapat mewujudkan gerakan “Go Green”.

Kata kunci : Sampah, Pengolahan Sampah Mandiri, Insinerator

Abstract

Everyday, trash is produced by human being. In this modern era the trash has become a problem faced in various countries, including one of them is Indonesia country. In several big cities the trash service could not yet be handled as well so that the trash become one of the causes of disaster occurrences, such as flood and slide land bringing negative impact on the surrounding environment.

At the present time the process of trash banishment is still conducted at TPA (Tempat Pembuangan Akhir/Final Banishment Place). TPA has a negative impact damaging community around and environment contamination. Again, the problem of trash can’t always relaying on TPA because the capacity of TPA banishment is limited.

One of solutions that can overcome the problem is PSM (Pengolahan Sampah Mandiri/Autonomous Trash Treatment). PSM is a place of treating the trash autonomously in processing the organic, economic and non-economic inorganic trashes comprising a sorting area, composing area, fine composing area, coarse composing area, mini incinerator area, and warehouse area. The organic trash will be processed to become compos, economic inorganic trash will be resold and non-economic inorganic trash will be roasted. The result of selling compos and economic inorganic trash will be used as operational cost. The placement of PSM is conducted at every Villages (Kelurahan).

(32)

can be embodied. PSM is a solution to handle the trash autonomously in every kelurahan and expectedly bringing a positive impact on the around environment such that it can embody a movement “Go Green”.

Keyword : Trash, Autonomous Trash Treatment Facilities, incinerator

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Sampah merupakan produk yang selalu diproduksi oleh manusia setiap hari. Seiring dengan perkembangan teknologi, sampah juga meningkat baik dari jumlahnya maupun dari kandungannya sehingga terjadi peningkatan dampak negatifnya, apalagi sampah dibuang secara sembarangan atau ditumpuk tanpa pengelolaan yang baik. Tidak sedikit sampah berpotensi menjadi polutan, dalam arti sampah sukar diuraikan kembali ke alam sehingga dampak yang dibawakan lebih bahaya dikemudian hari.

Sampah telah menjadi suatu permasalahan dalam kehidupan ini sehingga harus ditangani dengan serius. Maka dari itu peneliti berusaha untuk mengetahui sampah lebih dalam dengan melalukan penelitian pendahuluan. Sampah yang harus di angkut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) merupakan jumlah sangat yang besar.

TPA adalah tempat untuk menimbun sampah dan merupakan suatu cara yang telah lama dilakukan, serta berpotensi menimbulkan berbagai masalah. TPA sangatlah terbatas jumlahnya dan kapasitasnya. Setiap tahun pemerintah daerah selalu kesulitan untuk mendapatkan daerah baru untuk dijadikan TPA baru. Kesulitan terjadi puncaknya pada tahun 2007 yang dimana kota Bandung hampir dijuluki “kota sampah”, karena sampah tidak terangkut ke TPA. Selain itu, terdapat sejumlah dampak negatif yang ditimbulkan dari keberadaan TPA terhadap masyarakat sekitar daerah TPA. Dampak tersebut bisa beragam: penyakit, sanitasi buruk, kerusakan infrastruktur (misalnya kerusakan ke akses jalan oleh kendaraan berat), pencemaran lingkungan setempat (pencemaran air tanah oleh kebocoran dan pencemaran tanah sisa selama pemakaian TPA, begitupun setelah penutupan TPA). Pelepasan gas metana yang disebabkan oleh pembusukan sampah organik (metana adalah gas rumah kaca yang lebih berbahaya dari karbon dioksida, polusi udara, dan dapat membahayakan penduduk suatu tempat). Kemudian, lalat yang berterbangan banyak di daerah sekitar TPA dan gangguan lainnya (misalnya debu, bau busuk, kuman, atau polusi suara). Oleh karena itu, tidaklah heran masyarakat enggan untuk merelakan wilayahnya dijadikan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) ini.

Selain itu pula, transportasi dari kota ke Tempat Pembuangan Sampah juga memberikan aspek lingkungan yang tidak sehat, seperti timbulnya pencemaran udara dari bau sampah. Sisa cairan sampah yang jatuh di sepanjang jalan yang dilalui truk mengganggu pengguna jalan dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk membuang sampah menuju ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

Salah satu solusinya ialah dengan mengelola sampah di setiap kelurahan dengan baik melalui mini insinerator yang ramah lingkungan di setiap kelurahan. Sampah yang diproduksi di setiap kelurahan terlebih dahulu dipilah, setelah itu sampah yang dapat didaur ulang dilakukan pembakaran dengan menggunakan mini Insinerator. Sisa dari pembakaran sampah dapat dijadikan sebagai kompos yang bermanfaat bagi masyarakat dari kelurahan tersebut. Perancangan Insinerator yang cocok untuk cakupan kelurahan adalah mini insinerator dengan volume yang mampu menampung sampah yang diproduksi perkelurahan per harinya. Selain itu mini Insinerator tersebut dirancang dengan konsep yang ramah lingkungan sehingga asap yang dihasilkan tidak mencemari udara di sekitarnya.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terindentifikasi beberapa masalah antara lain sebagai berikut:

- Sampah yang menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). - Terbatasnya Luas Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

- Pencemaran udara dan lingkungan sekitar yang dihasilkan dari penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

(33)

- Belum adanya insinerator yang praktis dan ramah lingkungan.

1.3 Batasan dan Asumsi

Mengingat kerterbatasan waktu dan luasnya materi yang akan dibahas, maka penelitian dan perancangan yang lakukan ini perlu pembatasan. Hal ini dengan maksud penulis lebih terfokus terhadap kasus yang terjadi. Batasan-batasan yang dilakukan dalam perancangan ini adalah sebagai berikut:

- Penelitian pendistribusian dan jenis sampah hanya pada daerah kota Bandung. - Pembakaran sampah pada insinerator menggunakan bahan bakar gas.

Adapun asumsi-asumsi yang digunakan dalam perancangan ini, adalah setiap individu membuang sampah pada tempat sampah.

1.4 Tujuan Penelitian

- Mengetahui mekanisme pengolaan sampah saat ini.

- Mengetahui dampak negatif yang ditimbulkan dari pengolahan sampah saat ini. - Merancang konsep Layout PSM (Pengolahan Sampah Mandiri) yang ergonomis. - Merancang Mini Insinerator yang ramah lingkungan dan ergonomis.

2. Metodologi Penelitian

(34)

3. Pengumpulan Data

Tabel 1 Data Penduduk Bandung (Tahun 2003)

No Sub District Total

Berdasarkan hasil penelitian PD.Kebersihan dengan LIPPI tahun 1994, timbunan sampah kota yang diteliti di sumber sampah adalah sebesar 3liter/orang/hari. Jumlah Penduduk Kota Bandung saat ini + 2,3 juta Jiwa, sehingga prediksi timbunan sampah di sumber sampah Kota Bandung adalah sebesar 7.500 M3/hari dengan berat jenis 200 Kg/M3. Dengan uraikan sebagai berikut:

Tabel 2 Data Sumber Penghasil Sampah

No Sumber Sampah Volume M3 / Hari Presentase (%)

Berikut adalah jumlah prasana pelayanan sampah kota Bandung yang ditangani oleh lembaga kebersihan yaitu PD.Kebersihan Bandung dengan uraian sebagai berikut :

Tabel 3 Data Prasarana Pelayanan Sampah Bandung

No U r a i a n Yang Ada Kebutuhan Kekurangan

1 TPS 184 286 102

2 Kontainer (10 M3 dan 6 M3) 198 567 269

(35)

Berikut data jenis sampah yang terdapat di kota Bandung, antara lain :

Gambar 2 Jenis Sampah

Berikut adalah daftar harga jual sampah anorganik ekonomis yang terdapat di kota Bandung, antara lain sebagai berikut :

Tabel 4 Harga Jual Sampah Anorganik No Jenis Sampah Harga Jual/Kg

1 Karung 500

2 Plastik Gelas Aqua 1.000

3 Logam 25.000

4 Kardus 800

5 Kertas A4 2.500

6 Aluminium / Kaleng Minuman 8.000 7 Kardus Kotak Minuman 600

4. Perancangan dan Analisis Usulan

Solusi dari masalah sampah adalah merancang suatu tempat baru yang dapat mengolah sampah secara mandiri. Tempat itu dinamakan Pengolahan Sampah Mandiri (PSM). Adapun Manfaat dari PSM adalah sebagai berikut :

 Membuka lapangan kerja bagi masyarakat kelurahan itu sendiri.  Membantu pemerintah dalam menangani sampah secara mandiri.

 Menghemat anggaran pemerintah dalam mewujudkan kota yang bersih dan mandiri. Seperti anggaran pemeliharaan alat berat, biaya transportasi truck pengangkut sampah, biaya investasi alat berat, biaya pemeliharaan TPA,biaya penimbunan Limbah TPA, biaya sosialisasi masyarat.

 Membantu menghindari pencemaran lingkungan.  Mengurangi Volume dari sampah.

 Mengurangi lahan yang akan dijadikan TPA.

(36)

Terdapat 3 Alternatif dalam pemilihan layout PSM yang terbaik, Ketiga Alternatif layout tersebut, dipilih salah satu yang terbaik dengan menggunakan metode Concept Scoring, berikut adalah hasil dari metode Concept Scoring dan layout yang terpilih, antara lain :

Tabel 5 Concept Scoring Layout PSM

Kriteria Penilaian

Rancangan Layout PSM (Pengolahan Sampah Mandiri) Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Rating ® Rating ® Rating ®

Luas Area 2 2 2

Flow Layout 1 2,5 2,5

Keleluasaan 2 1 3

Sensitivitas 2 2 2

Fleksibilitas 2 2 2

Keamanan 2 2 2

Total Nilai 11 11,5 13,5

Peringkat 3 2 1

Dengan menggunakan metode Concept Scoring didapati nilai tertinggi adalah Alternatif 3, sehingga pemilihan Layout tepat terdapat pada Alternatif 3.

Alternatif Layout Terpilih

(37)

Gambar 3D Layout terpilih PSM, adalah sebagai berikut :

Gambar 5 3D PSM

Adapun Mesin Mini Insinerator yang ramah lingkungan untuk melengkapi proses pengolahan sampah pada PSM sehingga pengolahan sampah menjadi optimal secara menyeluruh. Berikut adalah mekanisme dari sistem kerja mesin Mini Insinerator, antara lain adalah sebagai berikut :

Gambar 6 Mekanisme Area Pembakaran

(38)

Gambar 8 Mekanisme Area Penyaringan Air

3D of Mini Insinerator

Gambar 9 3D Mini Insinerator

Berikut adalah ukuran luas area dan daya listrik yang terdapat pada Layout PSM, antara lain : Tabel 6 Dimensi Layout PSM

No Keterangan Panjang (m) Lebar (m) Luas (m2)

1 Plat nomor 3,00 0,20 0,40

2 Gerobak Kelurahan 3,00 2,00 6,00

3 Gerobak PSM 1,00 0,80 0,80

4 Mesin Cacah 1,20 1,20 1,44

5 Mesin Ayak 1,20 2,00 2,40

6 Mini Insinerator 4,00 1,50 6,00

7 Tempat Pemilahan 3,00 3,00 9,00

8 Tempat Cacah 7,00 7,00 49,00

9 Tempat Pengomposan 7,00 7,00 49,00

10 Tempat Kompos Halus 4,00 4,00 16,00

11 Tempat Kompos Kasar 4,00 4,00 16,00

12 Gudang 3,00 3,00 9,00

13 WC 1,02 0,68 0,70

14 Lemari PPE 1,00 0,70 0,70

15 Kotak K3 0,30 0,30 0,90

16 Kran Air 0,30 0,30 0,90

17 Kontak Listrik 0,30 0,30 0,90

18 Luas Keseluruhan PSM 18,00 14,00 252,00

(39)

Tabel 7 Daya Listrik PSM menyeluruh, sampah yang dibuang masyarakat dibawa menuju TPS, setelah melewati pembuangan sementara sampah akan diangkut menuju TPA dengan menimbun di TPA. Pelayanan sampah saat ini masih belum terlayani seluruhnya sehingga mengakibatkan sampah tercecer di jalan dan berdampak negatif bagi lingkungan.

- Dampak negatif yang ditimbulkan dari pengolahan sampah saat ini, antara lain :

 Tidak adanya pemilahan sampah yang menyeluruh dikota sehingga kebanyakan sampah yang di buang masih mempunyai nilai ekonomis yang dapat di kelola, yang menyebabkan sampah yang terbuang sangat banyak sehingga daya tampung TPA berkurang dengan cepat.

 Sistem penimbunan yang kurang efektif terhadap sampah yang tidak memiliki nilai ekonomis mengingat dampak negatif dari TPA yang merugikan masyarakat dan pencemaran lingkungan tidak terkendali dengan baik.

 Tidak adanya peraturan yang baik untuk mengatur Sumber Daya Manusia (Pemulung) di TPA.

 Jalan yang cepat rusak akibat dari truk pengangkut sampah yang besar dan berat melalui jalan menuju TPA.

 Truk pengangkut sampah menimbulkan bau yang sangat menyengat yang berpotensi menimbulkan pencemaran udara lingkungan sekitar.

 Tidak ada larangan / peraturan di TPA yang mengatasi banyaknya pemulung ataupun syarat untuk pemulung sehingga sangat berbahaya pada diri pemulung. Mengingat para pemulung yang ada dibawah umur dan ada yang sudah lanjut usia.

 TPA berpotensi menimbulkan pencemaran udara, dengan bau yang menyengat, kemudian tempat TPA yang kotor dengan kuman dan serangga kecil yang banyak berkeliaran, serta cairan sampah yang sangat berbahaya terhadap kesehatan masyarakat sekitar.

 Usulan:

(40)

References

1. Ulrich,Karl T, Steven D. Eppinger; 2000; Product Design and Development, 2nd Edition; McGraw Hill Companies Inc.USA.

2. Weimer, Jon; 1993; Handbook of Ergonomic and Human Factors Table; PTR Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey 07632.

3. Tim Asisten Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi I; APK & E I

Diktat Kumpulan Teori edisi ketujuh; Universitas Kristen Maranatha; 2007, Bandung,

Indonesia.

4. Tim Asisten Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi II; Kumpulan

Teori dan Diktat Kuliah Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi II; Universitas

Kristen Maranatha; 2008, Bandung, Indonesia.

5. Yudiantyo, Wawan; “Diktat Kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja”, Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Indonesia, 2005.

6. http://id.wikipedia.org/wiki/Tempat_pembuangan_akhir

7. http://web.mit.edu/urbanupgrading/urbanenvironment/sectors/solid-waste-landfills.html

8. http://id.wikipedia.org/wiki/Kompos

9. http://www.meridianeng.com/airpolld.html

(41)

xvii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Ulrich,Karl T, Steven D. Eppinger; 2000; Product Design and Development, 2nd Edition; McGraw Hill Companies Inc.USA.

2. Weimer, Jon; 1993; Handbook of Ergonomic and Human Factors Table; PTR Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey 07632.

3. Tim Asisten Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi I; APK

& E I Diktat Kumpulan Teori edisi ketujuh; Universitas Kristen Maranatha;

2007, Bandung, Indonesia.

4. Tim Asisten Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi II;

Kumpulan Teori dan Diktat Kuliah Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi

II; Universitas Kristen Maranatha; 2008, Bandung, Indonesia.

5. Yudiantyo, Wawan; “Diktat Kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja”, Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Indonesia, 2005.

6. http://id.wikipedia.org/wiki/Tempat_pembuangan_akhir

7. http://web.mit.edu/urbanupgrading/urbanenvironment/sectors/solid-waste-landfills.html

8. http://id.wikipedia.org/wiki/Kompos

9. http://www.meridianeng.com/airpolld.html

Gambar

Tabel
Gambar
Gambar Judul
Gambar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis didapatkan simpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang berorientasi kurikulum 2013 dengan metode eksperimen pada

5FMBIEJMBLVLBOQFOFMJUJBOUFOUBOHQFOHHVOBBO NFEJB QFSNBJOBO NPOPQPMJ NFMBMVJ QFNCFMBKBSBO LPPQFSBUJG QBEB NBIBTJTXB GJTJLB 'BLVMUBT 5BSCJZBI EFOHBO LPOTFQ UBUB TVSZB 1FOFMJUJBO

Dari uji t tersebut dapat dilihat bahwa kelima variabel bebas tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas kepuasan konsumen dan variabel yang

koordinasi motorik halus Anak belum mampu Mengkombinasikan warna krayon dalam melukis alat- alat kebersihan sehingga masih membutuhkan arahan guru. 2 Fajar

Pelaksanaan penelitian diawali dengan (1) pasteurisasi susu sapi, (2)pembuatan sari kacang hijau, (3) persiapan sari buah jeruk manis dan mangga kweni, (4)

Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa adanya bilingual dalam satu prasasti menunjukkan bahwa pada saat itu yaitu pada awal abad ke-10 di

Sejauh yang penulis teliti dari ketiga skripsi diatas terjadi perbedaan antara karya yang penulis buat dengan ketiga skripsi tersebut, letak perbedaannya yaitu terdapat pada