• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manfaat Laporan Keuangan Fiskal dalam Pemenuhan Kewajiban Perpajakan (Studi Kasus pada PT. X).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manfaat Laporan Keuangan Fiskal dalam Pemenuhan Kewajiban Perpajakan (Studi Kasus pada PT. X)."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Pajak merupakan sumber dana yang berkontribusi paling besar dalam membiayai Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) negara kita. Dari berbagai macam jenis pajak yang dipungut pemerintah, pajak penghasilan (PPh) merupakan jenis pajak yang berkontribusi paling besar.

PT. X sebagai subjek penelitian adalah salah satu perusahaan di Indonesia yang tidak luput kewajiban perpajakan Indonesia atas pungutan pajak penghasilan. Bagi perusahaan pajak yang harus dibayarkan merupakan jenis pengeluaran yang mengurangi laba. Untuk mengetahui jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan, maka perusahaan harus membuat laporan keuangan fiskal sehingga bisa mengetahui jumlah pajak yang harus dibayar.

Perbedaan kepentingan antara laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal menyebabkan adanya perbedaan perhitungan pajak yang dikenakan kepada PT. X.

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Deskriptif Analitis yang menggambarkan perusahaan sesuai fakta yang ada dengan cara mengumpulkan menganalisis serta menyajikan data dengan bantuan berupa kuesioner, yang kemudian diolah sehingga diperoleh sebuah kesimpulan.

Identifikasi masalah yang diajukan penulis adalah bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangan fiskal dan apakah laporan keuangan fiskal dapat bermanfaat dalam pemenuhan kewajiban perpajakan pada PT. X.

Berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner yang kemudian diolah dengan menggunakan kriteria penilaian Dean J. Champion, yang didapat persentase sebesar 85,67 % dimana persentase tersebut menunjukan bahwa laporan keuangan fiskal sangat bermanfaat terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan.

(2)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………..………... i

KATA PENGANTAR………..………. .ii

DAFTAR ISI………..………..v

DAFTAR TABEL………..……….xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Penelitian……….………….…...1

1.2 Identifikasi Masalah……….……5

1.3 Maksud dan tujuan Penelitian ………...5

1.4 Kegunaan Penelitian………..6

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis………...7

1.6 Metode Penelitian………..…..11

1.7 Lokasi Penelitian………..………..12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13

2.1 Definisi Pajak………..…13

2.1.1 Pengertian Pajak………..13

(3)

vi

2.1.2 Fungsi Pajak………...………...15

2.1.3 Pengelompokkan Pajak………16

2.1.4 Tata Cara Pemungutan Pajak………...19

2.1.4.1 Stelsel Pajak………...19

2.1.4.2 Sistem Pemungutan Pajak………...20

2.1.5 Hak dan Kewajiban Wajib Pajak………...22

2.1.5.1 Kewajiban Wajib Pajak………...22

2.1.5.2 Hak Wajib Pajak………..22

2.2 Pajak Penghasilan………23

2.2.1 Subjek Pajak dan Objek Pajak………...24

2.2.1.1 Subjek Pajak………....24

2.2.1.2 Pengecualian Subjek Pajak………...27

2.2.1.3 Objek Pajak………...28

2.2.1.4 Pengecualian Objek Pajak………...30

2.2.2 Pengurangan Penghasilan (Biaya)……….….….32

2.2.2.1 Biaya yang Diperkenankan Bagi Wajib Pajak Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap (DeductibleExpense)……… ………..33 2.2.2.2 Pengeluaran yang Tidak Boleh

Dibebankan Sebagai Biaya (Non

(4)

vii

Deductible Expense)………… ………...37

2.2.3 Tarif Pajak Penghasilan………..….39

2.2.4 Penyusutan………..….41

2.2.5 Amortisasi………42

2.3 Surat Pemberitahuan (SPT)……….. …...…………...44

2.3.1 Jenis dan Fungsi SPT………...…...44

2.3.2 Batas Waktu Penyampaian SPT…………...…..47

2.3.3 Sanksi Berkaitan Dengan Penyampaian SPT………...…………....48

2.4 Batas Waktu Pembayaran Pajak………..49

2.5 Laporan Keuangan Akuntansi ………51

2.6 Laporan Keuangan Fiskal………53

2.6.1 Rekonsiliasi Laporan Keuangan Akuntansi DenganLaporan Keuangan Fiskal………...54

2.6.2 Kompensasi Kerugian………..57

2.7 Wajib Pajak Patuh ………...…...58

2.7.1 Definisi Wajib Pajak Patuh………..…58

2.7.2 Kriteria Wajib Pajak Patuh………..…58

(5)

viii

2.7.3 Manfaat Predikat Wajib Pajak Patuh………...59

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 60

3.1 Objek Penelitian………..60

3.1.1 Sejarah Singkat PT. X………...…….….60

3.1.2 Visi dan Misi PT. X ………....62

3.1.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Perusahaan….63 3.1.3.1 Uraian Tugas………...65

3.1.3.2 Lingkup Pekerjaan Perusahaan PT. X……...69

3.1.3.3 Kapasitas Produksi…………..………69

3.1.3.4 Pemasaran Hasil Produksi………...70

3.1.3.5 Struktur Organisasi PT. X………...71

3.2 Metode Penelitian………..…………..72

3.2.1 Langkah Penelitian……….….…72

3.2.2 Identifikasi Variabel……….…...73

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data……….…….74

3.2.4 Operasional Variabel………..….75

3.2.5 Analisis Pengujian Hipotesis………..……….77

3.3 Penarikan Simpulan……….……...78

(6)

ix

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 79

4.1 Faktor- Faktor Pendukung dalam Perhitungan Pajak PT. X ……….79

4.2 Laporan Keuangan Fiskal ………..….81

4.2.1 Penghasilan Menurut Peraturan Perundang-undangan Perpajakan………...82

4.2.2 Biaya atau Beban Menurut Peraturan Perundang- undangan Perpajakan………82

4.3 Manfaat Laporan Keuangan………...83

4.3.1 Keterbatasan Informasi dalam Laporan Keuangan Komersial……….….83

4.3.2 Manfaat Laporan Keuangan Fiskal dalam PemenuhanKewajibna Perpajakan………..…...84

4.4 Penyusutan Aktiva Tetap………...86

4.5 Perhitungan PPh Badan Tahun 2006 Sebelum Adanya Koreksi Fiskal………..…90

4.5.1 Biaya Makan Karyawan ……….…94

4.5.2 Biaya Transportasi ………..95

4.5.3 Biaya Kesehatan dan Pengobatan ………...……96

4.6 Perhitungan PPh Badan PT. X Tahun 2006 Setelah Dilakukan Koreksi Fiskal ………..………96

(7)

x

4.6.1 Besar Efisiensi PPh Terutang Setelah

Dilakukan Koreksi Fiskal ………...……98

4.7 Analisis Pengujian Hipotesis ……….…….……99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 105

5.1 Kesimpulan ………..…….……105

5.2 Saran ………...………..…106

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(8)

xi

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 2.1 Jenis Penghasilan & Hubungan Pemberi dan Penerima 36

Tabel 2.2 Tarif PPh 21atas Wajib Pajak Orang Pribadi 39

Tabel 2.3 Tarif Pajak Penghasilan Badan Dalam Negeri 40

Tabel 2.4 Penghasilan Tidak Kena Pajak 40

Tabel 2.5 Tarif Penyusutan Harta Berwujud 42

Tabel 2.6 Tarif Penyusutan Harta Tak Berwujud 43

Tabel 2.7 Jenis SPT 45

Tabel 2.8 Batas Waktu Penyampaian SPT 47

Tabel 3.1 Indikator Variabel 75

Tabel 4.1 Tarif Penyusutan Aktiva Tetap 87

Tabel 4.2 Perhitungan Penyusutan Aktiva Tetap 87

Tabel 4.3 Tarif Penyusutan Harta Berwujud 88

Tabel 4.4 Perhitungan Penyusutan Aktiva Tetap Menurut Fiskus 89

Tabel 4.5 Daftar Tabel Perhitungan PPh Badan Antara Wajib Pajak dengan fiskus 98

Tabel 4.6 Tabel Jawaban Kuesioner Laporan Keuangan Fiskal 99

Tabel 4.7 Tabel Jawaban Kuesioner Pemenuhan Kewajiban Perpajakan 100

Tabel 4.8 Tabel Skor Jawaban Kuesioner Laporan Keuangan Fiskal 101

Tabel 4.9 Tabel Skor Jawaban Kuesioner Pemenuhan Kewajiban Perpajakan 102

Tabel 4.10 Tabel Rekapitulasi Data Kuesioner 103

(9)

Perihal : Permohonan Menjadi Responden Penelitian

Kepada Yth.

Bapak / Ibu / Saudara/i Di Tempat

Dengan ini saya Mahasiswa Universitas Kristen Maranatha (UKM) Bandung sedang mengadakan penelitian pada PT. X dengan topik penelitian tentang “Manfaat Laporan Keuangan Fiskal dalam Pemenuhan Kewajiban

Peerpajakan” bermaksud memohon kesediaan Bapak / Ibu untuk mengisi daftar

pertanyaan pada kuesioner ini.

Demikian permohonan saya, atas kesediaan Bapak / Ibu saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

(10)

Variabel Independen :Laporan Keuangan Fiskal

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah penghasilan perusahaan hanya berasal dari operasional saja?

2. Apakah perusahaan pernah memperoleh penghasilan non operasional?

3. Apakah perusahaan memperoleh penghasilan bunga?

4. Apakah penghasilan bunga diterima dari pihak bank?

5. Apakah perusahaan memperoleh penghasilan deviden?

6. Apakah perencanaan pajak yang telah dilaksanakan memiliki pengaruh terhadap pendapatan perusahaan?

7. Apakah bukti pemotongan PPh diterima perusahaan?

8. Apakah perusahaan melaporkan dalam SPT penghasilan non operasional?

9. Apakah ada peningkatan tunjangan bagi karyawan?

10. Apakah tunjangan yang diberikan oleh perusahaan berbentuk pemberian natura? 11. Apakah perusahaan mengalokasikan biaya

berupa iuran dana pensiun?

12. Apakah alokasi biaya berupa iuran dana pensiun dapat mempengaruhi keakuratan perhitungan PPh perusahaan?

13. Apakah perusahaan meminimalisasi biaya-biaya untuk memperoleh laba?

14. Apakah perusahaan melakukan koreksi fiskal? 15. Apakah perusahaan melakukan penjualan hasil

produksinya?

16. Apakah kerugian karena penjualan atau pengalihan harta mempengaruhi keakuratan perhitungan PPh perusahaan?

(11)

perusahaan?

18. Apakah dengan mengalokasikan biaya pada kategori biaya yang diakui fiskal, dapat memperkecil besarnya pajak terhutang?

19. Apakah dengan memberikan tunjangan kepada karyawan dalam bentuk natura akan

memperbesar biaya?

20. Apakah perusahaan telah melakukan perencanaan arus kas?

21. Apakah dengan adanya perencanaan arus kas dapat menaikan keuntungan perusahaan?

22. Apakah perusahaan melakukan penjualan hasil produksinya secara kredit?

23. Apakah terdapat kriteria yang signifikan dalam pemberian kredit penjualan?

24. Apakah perusahaan memiliki piutang tak tertagih?

25. Apakah perusahaan membatasi nilai piutang tak tertagih dengan menerapkan pengendalian?

26. Apakah terdapat pemisahan fungsi akuntansi untuk piutang dengan fungsi pemberian kredit di perusahaan?

27. Apakah perusahaan menggunakan metode penghapusan langsung dalam akuntansi untuk piutang tak tertagih?

28. Apakah perusahaan menggunakan metode penilaian persediaan dengan metode rata-rata (average)?

29. Apakah dengan menggunakan metode persediaan rata- rata (average) menghasilkan harga pokok penjualan yang lebih tinggi sehingga laba kotor lebih kecil dan mengakibatkan PKP lebih kecil? 30. Apakah seluruh harta yang ada merupakan milik

perusahaan?

31. Apakah perusahaan menjalankan usahanya bergabung dengan perusahaan lain?

32. Apakah dalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaan melakukan kegiatan operasional di tempat lain?

33. Apakah perusahaan melakukan pembayaran hutang secara tepat waktu?

34. Apakah perusahaan pernah diberikan sanksi atau peringatan karena terlambat membayar pajak penghasilannya?

(12)

digunakan seluruhnya dalam melakukan aktivitas perusahaan?

36. Apakah perusahaan memiliki alternatif investasi sehingga modal yang dimiliki dapat tertanam dengan profitabilitas yang tinggi?

37. Apakah perusahaan pernah mengalami kerugian? 38. Apakah kerugian pada tahun sebelumnya

dikompensasikan pada tahun berikutnya?

39. Apakah perusahaan mempunyai kebijakan dalam memilih metode penyusutan aktiva tetap yang digunakan?

40. Apakah perusahaan melakukan perencanaan alokasi dana untuk pembaharuan aktiva tetap yang dimiliki?

Variabel Dependen : Pemenuhan Kewajiban Perpajakan

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah perusahaan mengetahui adanya peraturan perpajakan?

2 Apakah ada bagian khusus yang menangani perpajakan? 3 Apakah sebelum transaksi dilakukan terlebih dahulu

dikonsultasikan kepada bagian perpajakan?

4 Apakah perusahaan membagi perusahaan menjadi beberapa perusahaan dalam satu jalur usaha sehingga dapat diatur secara keseluruhan penggunaan tarif pajak dan pajak penghasilan?

5 Apakah perusahaan telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)?

6 Apakah struktur organisasi digambarkan dalam suatu bagan dengan urutan yang jelas?

7 Apakah perusahaan melaksanakan perencanaan pajak dengan mempertimbangkan bentuk badan usaha? 8 Apakah perusahaan melakukan pembukuan ?

9 Apakah pembukuan dilakukan perhitungan yang teliti dan jelas?

10 Apakah perusahaan selalu membayar pajak penghasilannya secara tepat waktu?

11 Apakah perusahaan pernah diberikan sanksi atau peringatan karena terlambat membayar pajak penghasilannya?

(13)

mengangsur?

13 Apakah dengan sistem angsuran lebih menguntungkan dibandingkan dengan membayar secara penuh?

14 Apakah dengan tetap mematuhi peraturan pajak yang berlaku, besar pajak tetap dapat diminimalkan?

15 Apakah perusahaan menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan secara tepat waktu?

16 Apakah perusahaan menyampaikan SPT Massa secara tepat waktu?

17 Apakah perusahaan selalu memeriksa jumlah pajak terhutangnya?

18 Apakah perusahaan selalu melakukan pembayaran pajak menjelang batas akhir pelunasan?

19 Apakah SPT selalu diperiksa kelengkapannya?

20 Apakah manajemen perusahaan melakukan perencanaan pajak untuk mengoptimalkan alokasi sumber dana perusahaan?

PROFIL RESPONDEN

1. Nama :

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam menciptakan stabilitas nasional maka dilakukanlah Pembangunan Nasional. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus- menerus dan berkesinambungan dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan hasil dari pembangunan tersebut dapat dinikmati secara merata ke seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Untuk itu diperlukan partisipasi masyarakat untuk membiayai pembangunan.

Dalam mencapai tujuan tersebut maka dibutuhkan dana yang sangat besar. Sumber dana pemerintah dibagi menjadi dua bagian, yaitu sumber dana yang berasal dari dalam negeri dan sumber dana yang berasal dari luar negeri. Sumber dana yang berasal dari dalam negeri terbagi lagi menjadi penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak dan penerimaan dari ekspor sedangkan penerimaan dari luar negeri misalnya pinjaman dari Negara lain.

Pajak merupakan sumber anggaran pendapatan Negara yang besar. Besarnya target penerimaan pajak yang diusulkan pemerintah dan ditetapkan bersama DPR memberikan cerminan kepada kita bahwa beban masyarakat tidaklah ringan di masa yang akan datang, karena selain target pajak yang terus meningkat, proporsi pembiayaan anggaran Negara yang dibiayai oleh pajak ini juga terus membesar. Dengan demikian, untuk mencapai target yang dimaksud

(15)

2

harus didukung oleh Wajib Pajak yang patuh terhadap perundang- undangan yang berlaku.

Menurut Undang- Undang Republik Indonesia No. 16 tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan halaman 1 adalah :

1. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu.

2. Badan adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan lainnya.

Dalam pelaksanaan kegiatan perpajakan di Indonesia harus sesuai dengan ketentuan pasal 23 ayat 2 UUD 1945 yang menyatakan bahwa, “Segala pajak untuk keperluan Negara diatur dengan Undang- Undang”. Baik itu berupa Undang- Undang Perpajakan, Keputusan Menteri Keuangan, Keputusan Presiden atau dalam bentuk landasan hukum lainnya.

(16)

3

Untuk meningkatkan daya saing sistem perpajakan Indonesia, memberikan kepastian hukum dan meningkatkan keadilan maka pemerintah melakukan reformasi perpajakan dengan menyempurnakan Undang- Undang KUP, Undang- Undang Pajak Penghasilan dan Undang- Undang Pajak Pertambahan Nilai. Dengan demikian segala kewajiban perpajakan haruslah berpedoman pada ketentuan yang berlaku. Kepatuhan Wajib Pajak tersebut ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 235/KMK03/2003.

Di dalam Keputusan Menteri Keuangan tersebut terdapat ketentuan mengenai kriteria Wajib Pajak, diantaranya adalah tepat waktu dalam penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan, dalam dua tahun terakhir, penyampaian SPT Masa yang terlambat tidak lebih dari tiga masa pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak berturut- turut, tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak dan dalam hal laporan keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan serta menyajikan laba rugi komersial dan fiskal.

Perusahaan dapat menyusun laporan keuangan akuntansi (komersial) dan laporan keuangan fiskal secara terpisah, atau melakukan koreksi fiskal terhadap laporan keuangan akuntansi (komersial). Laporan keuangan komersial yang direkonsiliasi dengan koreksi fiskal akan menghasilkan laporan keuangan fiskal.

Penyusunan Laporan Keuangan merupakan aktivitas pencatatan transaksi ekonomi dari suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Laporan Keuangan terdiri dari Neraca, Laporan Rugi Laba, Laporan Perubahan Modal dan Laporan Arus Kas.

(17)

4

Pembuatan Laporan Keuangan harus dilakukan secara lengkap, akurat dan tepat waktu agar mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya. Laporan Keuangan yang dibuat merupakan Laporan Keuangan Komersial yang berdasarkan pada Prinsip- Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum, dalam hal ini adalah Standar Akuntansi Keuangan (SAK), sedangkan dalam perpajakan, laporan keuangan yang dibuat haruslah berdasarkan peraturan perpajakan. Perbedaan antara SAK dan ketentuan perpajakan mengakibatkan adanya perbedaan dalam menghitung laba akuntansi dan laba fiskal.

Laporan Keuangan Fiskal adalah laporan keuangan yang disusun sesuai peraturan perpajakan dan digunakan untuk keperluan perhitungan pajak. Undang- Undang Pajak tidak mengatur secara khusus bentuk laporan keuangan, hanya memberikan pembatasan untuk hal- hal tertentu baik dalam pengakuan penghasilan maupun biaya. Akibat dari perbedaan pengakuan ini menyebabkan laba akuntansi dan laba fiskal dapat berbeda.

Wajib Pajak (WP) dapat ditinjau pula dari pemenuhan kewajiban perpajakannya. Pemenuhan kewajiban perpajakan tersebut dapat dilihat dari Penyusunan Laporan Keuangan, dimana di dalam Laporan Keuangan tersebut terdapat informasi ekonomi suatu perusahaan.

Setiap perusahaan memiliki kewajiban perpajakan yang harus dipenuhi sebagai Wajib Pajak Badan berdasarkan Undang- Undang Perpajakan Nomor 16 tahun 2000 mengenai ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dimana menurut ketentuan peraturan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu.

(18)

5

Selain itu pula terdapat kewajiban atas setiap penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima Wajib Pajak, baik diterima dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi dalam menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dalam nama dan bentuk apapun. Hal tersebut diatur dalam Undang- Undang Perpajakan Nomor 17 Tahun 2000.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini disusun dengan judul “MANFAAT LAPORAN KEUANGAN FISKAL DALAM PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN”. (STUDI KASUS PADA PT. X )

1.2 Identifikasi Masalah

Sehubungan dengan latar belakang penelitian diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian pada perusahaan. Adapun masalah yang dibahas adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah Perusahaan menyusun Laporan Keuangan Fiskal?

2. Sejauh manakah manfaat Laporan Keuangan Fiskal dalam pemenuhan kewajiban perpajakan?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian masalah- masalah di atas, penelitian ini dimaksudkan agar melalui data yang diperoleh, penulis mendapatkan informasi yang dapat memberikan jawaban atas masalah- masalah yang dikemukakan sebelumnya.

(19)

6

Tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis dalam melakukan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui penyusunan Laporan Keuangan Fiskal pada Perusahaan.

2. Untuk mengetahui manfaat Laporan Keuangan Fiskal dalam pemenuhan kewajiban perpajakan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung kepada pihak yang berkepentingan sebagai berikut :

1. Bagi penulis

Dapat menambah wawasan dan meningkatkan pemahaman mengenai masalah- masalah perpajakan dan penerapan teori- teori perpajakan di perusahaan atau di kehidupan nyata dan juga untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang sarjana lengkap Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

2. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan dan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan mengenai perpajakan sehubungan dengan manfaat Laporan Keuangan Fiskal dalam pemenuhan kewajiban perpajakan.

(20)

7

3. Bagi pihak lain

Sebagai bahan referensi bagi pihak- pihak berkepentingan yang tertarik terhadap bidang perpajakan, serta memberikan sumbangan ilmu pengetahuan baik secara teori maupun terapan.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Kewajiban perpajakan suatu perusahaan terdiri dari berbagai jenis pajak. Atas tambahan kemampuan ekonomis yang diterima Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak dikenakan Pajak Penghasilan.

Berdasarkan Undang- Undang Pajak Penghasilan No. 17 Tahun 2000, pajak atas penghasilan dibagi sesuai dengan jenis penghasilan dan pihak yang memungut.

Sistem pemungutan pajak dapat dibagi menjadi : 1. Official Assessment System

Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang.

Ciri- ciri Official Assessment System adalah :

a. Wewenang untuk menetapkan besarnya pajak terutang berada pada fiskus.

b. Wajib pajak bersifat pasif

c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkannya Surat Ketetapan

(21)

8

Pajak oleh fiskus. 2. Self Assessment System

Sistem ini memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar.

Ciri- ciri Self Assessment System :

a. Wajib Pajak bersifat aktif b. Fiskus sebagai pengawas

c. Utang pajak timbul setelah Undang- Undang berlaku 3. Withholding System

Sistem pemungutan pajak ini memberi kewenangan kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

Sistem pemungutan pajak yang diterapkan di Indonesia adalah sistem Self

Assessment. Self Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak yang

memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar.

(Perpajakan Indonesia, Waluyo, Wirawan B. Ilyas,2003 :18)

Dengan sistem yang diterapkan di Negara kita ini, dimana sistem pemungutan tersebut memberi kepercayaan penuh kepada Wajib Pajak untuk

(22)

9

menghitung, menyetor dan melaporkan pajaknya pada pemerintah, maka terdapat kelemahan. Diantaranya sering disalahgunakan oleh Wajib Pajak untuk melakukan kecurangan. Hal tersebut terjadi karena perhitungan pajak yang menjadi beban Wajib Pajak berdasarkan pembukuan oleh Wajib Pajak dimana kenyataannya tingkat kesadaran Wajib Pajak untuk membayar pajak masih relatif rendah, dan masih banyak pula yang belum menyelenggarakan pembukuan dengan benar dan lengkap. Karena itu diperlukan landasan agar Wajib Pajak patuh terhadap peraturan perpajakan.

Untuk mendukung self assessment system maka Wajib Pajak harus

melakukan pembukuan yang benar dan lengkap. Selain itu masyarakat masih menganggap prosedur pembayaran pajak terlalu rumit, misalnya dalam pengisian Surat Pemberitahuan Pajak (SPT).

Antara Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal akan terjadi perbedaan- perbedaan. Perbedaan- perbedaan tersebut terjadi karena perbedaan aturan antara akuntansi dan pajak. Akuntansi mengikuti aturan yang sesuai dengan SAK sedangkan pajak mengikuti Undang- Undang Perpajakan yang berlaku. Laporan keuangan secara akuntansi akan dikoreksi oleh fiskus, dengan membuat rekonsiliasi fiskal yang memperhitungkan perbedaan antara SAK dan Undang- Undang Perpajakan yang kemudian dibuat Laporan Keuangan Fiskal.

Perusahaan sebagai Wajib Pajak dapat disebut sebagai Wajib Pajak Patuh adalah Wajib Pajak yang melakukan kewajibannya dalam mengisi Surat Pemberitahuan Pajak tahunan (SPT) pajak dengan benar dan melunasi utang pajak sebelum terlambat. Di samping mengisi SPT dengan lengkap dan jelas, maka

(23)

10

dalam saat meminta restitusi atas kelebihan bayar dapat dipercepat karena tidak diperlukan lagi penelitian dan pemeriksaan.

Wajib pajak yang termasuk dalam kriteria Wajib Pajak patuh ini pada dasarnya adalah Wajib Pajak yang telah sadar pajak, paham akan hak dan kewajiban perpajakannya, juga peduli pajak, melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya dengan benar.

Keputusan Menteri Keuangan KMK Nomor 235/ KMK.03/ 2003 kriteria Wajib Pajak Badan dapat ditetapkan sebagai Wajib Pajak patuh bila memenuhi syarat sebagai berikut:

• Tepat waktu dalam menyampaikan surat pemberitahuan (SPT) tahunan

dalam dua tahun terakhir.

• Dalam tahun terakhir penyampaian SPT Masa yang terlambat tidak lebih

dari tiga masa pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak berturut- turut. • Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak kecuali telah

memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak. Tunggakan ini tidak termasuk tunggakan pajak sehubungan dengan SPT yang diterbitkan untuk dua masa pajak terakhir.

• Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindakan pidana dalam

bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir.

• Dalam hal Laporan Keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Pendapat harus wajar tanpa syarat atau wajar dengan pengecualian sepanjang pengecualian tersebut tidak mempengaruhi laba rugi fiskal.

(24)

11

Wajib Pajak yang melaksanakan pemenuhan kewajiban perpajakan, maka akan mendapatkan fasilitas, kemudahan dan pelayanan yang lebih dibandingkan dengan Wajib Pajak biasa atau tidak patuh.

Dengan demikian jelas diperlukan perangkat yang dapat menjamin bahwa pemenuhan kewajiban perpajakan tersebut telah dilakukan dengan baik dan tepat. Perangkat tersebut adalah dengan penyusunan Laporan Keuangan Fiskal.

Dari perhitungan dan menganalisa pemenuhan perpajakan yang tercantum dalam laporan keuangan serta menganalisa pemenuhan kriteria Wajib Pajak Patuh dapat menghindarkan perusahaan dari dikenakannya sanksi akibat tidak mematuhi ketentuan perpajakan yang berlaku serta terdapatnya fasilitas lain seperti batas waktu penerbitan Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP).

Dengan pemenuhan kewajiban perpajakan dan kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku maka dapat ditentukan tingkat kepatuhan dari Wajib Pajak.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka penulis merumuskan hipotesis yang akan dibuktikan dalam penelitian :

“ Laporan Keuangan Fiskal Akan Bermanfaat dalam Pemenuhan Kewajiban Perpajakan”.

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun skripsi ini adalah metode deskriptif analitis. Metode tersebut adalah metode penelitian yang

(25)

12

berusaha mengumpulkan, menyajikan, menggambarkan serta menganalisa data sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti dan kemudian dapat ditarik kesimpulan serta dibuat rekomendasi yang diperlukan.

Metode ini bertujuan untuk memberikan gambaran atas keadaan yang terjadi pada pemenuhan kewajiban perpajakan seperti pajak penghasilan pada suatu perusahaan. Data yang telah dikumpulkan mula- mula disusun, dijelaskan, dan kemudian dianalisis untuk ditarik kesimpulan secara sistematis tentang keadaan objek yang diteliti.

Variabel penelitian di dalam skripsi ini terdiri dari:

1. Variabel Independen (variabel X), yaitu variabel yang menjadi penyebab terjadinya variabel dependen. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel independen adalah Laporan Keuangan Fiskal. Data yang digunakan adalah data mengenai gambaran umum perusahaan, data Laporan Keuangan Perusahaan yang terdiri dari Neraca dan Laporan Laba Rugi yang penulis dapatkan langsung dari perusahaan sebagai objek yang diteliti.

2. Variabel Dependen (variabel Y), variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Yang merupakan variabel dependen dalam penelitian ini adalah pemenuhan kewajiban perpajakan.

1.7 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian pada PT. X yang bergerak dalam bidang jasa industri elektronik. Terletak di Jalan Soekarno Hatta No. 442 Bandung 40252.

(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada PT. X, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

Dari hasil dan pembahasan diatas terdapat penghematan pajak sebesar Rp. 133.246.508, selisih ini sangat berpengaruh bagi perusahaan dimana penghematan tersebut dapat dialokasikan ke sektor lain yang dapat menunjang perkembangan perusahaan.

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan perhitungan persentase yang menunjukkan berapa besar manfaat laporan keuangan fiskal terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan diperoleh hasil berikut: “Laporan Keuangan Fiskal sangat bermanfaat terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan sebesar 85, 67%.

PT. X telah menerapkan perhitungan pajak PPh Badan sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Hal tersebut dapat dilihat dari:

• Penghasilan bruto, yang dihitung dengan mengurangkan HPP ke

penjualan bersih.

• Biaya-biaya penjualan dan umum yang diperkenankan menurut

peraturan perpajakan.

Besarnya tarif pajak (diatur dalam Undang-Undang No.17 tahun 2000) yang diterapkan atas PKP bagi Wajib Pajak Badan.

(27)

106

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, penulis mengajukan beberapa saran yang diharapkan akan bermanfaat bagi perusahaan untuk melaksanakan perencanaan pajak dengan lebih baik, yaitu:

1. Adanya struktur organisasi yang teratur dalam pembagian tugas yang jelas dalam perusahaan.

2. Perusahaan harus dapat melakukan pembukuan dengan baik, karena dalam pembukuan dapat diketahui informasi keuangan perusahaan yang dapat dijadikan alat dalam perencanaan pajak.

3. Perusahaan harus dapat meminimalkan pajak terhutang yaitu dengan pemberian tunjangan-tunjangan kepada karyawannya dimana pemberian tunjangan tersebut berupa pemberian natura dan juga pemberian kenaikan gaji kepada karyawan.

4. Perusahaan harus melakukan pembayaran pajak secara tepat waktu sehingga dapat menghindari denda keterlambatan pajak yang bermanfaat untuk menghemat kas perusahaan.

5. Perusahaan harus dapat memanfaatkan celah-celah peraturan perpajakan tanpa melanggarnya yaitu dengan mengalokasikan biaya-biaya yang diperbolehkan oleh UU Pajak yang berlaku.

(28)

DAFTAR PUSTAKA

DR. Drs. Mohamad Zain, Ak., Manajemen Perpajakan, Salemba Empat, 2003 Erly Suandy, Perencanaan Pajak, Salemba Empat, 2001

Erly Suandy, Perencanaan Pajak, Salemba Empat, 2003

Gunadi, Ketentuan Perhitungan dan Pelunasan Pajak Penghasilan, Salemba empat, 2002

Mardiasmo, Perpajakan, Penerbit Andi, Jakarta, 2002.

R Santoso Brotodihardjo, SH., Pengantar Ilmu Hukum Pajak, PT Eresco, Bandung, 1995

Soemitro, Rochmat, Dasar-Dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan, PT Eresco, Bandung ,1992

Tjahyono, Achmad dan Muhammad Fakhri Husein, SE, Perpajakan, Akademi Manajemen PerusahaanYKPN,1997

Undang-undang Pajak tahun 2000, edisi pertama, Jakarta, Salemba Empat, 2001

Waluyo Wirawan, Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, 2003

Waluyo dan Wirawan B. Ilyas, Perpajakan Indonesia, edisi pertama, Jakarta, Salemba Empat, 2002

Referensi

Dokumen terkait

memenuhi rasa keadilan pada masing-masing keluarga yang bersangkutan. Melebihkan harta waris kepada anak bungsu perempuan semata untuk melindungi anak karena belum mandiri

Untuk uji coba, bahan-bahan yang diperlukan adalah, 1 (satu) set sistem elektrode yang sudah terintegrasi dengan bejana plasma dengan sistem vakum, sumber daya igniter, sumber daya

Jika produk ini mengandungi ramuan dengan had pendedahan, pemantauan peribadi, suasana tempat kerja atau biologi mungkin perlu untuk menentukan keberkesanan pengudaraan

Dari data diagram dibawah dapat di simpulkan 49% koresponden paling banyak menonton tv dibawah 1 jam. 11) Untuk pengetahuan tentang warna anak-anak adalah: normal 12)

Maka yang terjadi untuk kebijakan dividen yang terjadi pada Perusahaan Bakrie Telcom dan Smartfren telekom adalah tidak dapat membagikan dividen payout

Tetapi harus diingat jika melakukan penyempurnaan terhadap satu satuan organisasi, maka harus disadari bahwa tidak ada satu organisasi yang mampu berdiri sendiri dan berperan di

Jika dibandingkan antar kedua kata, kesalahan pada kata 通 过 (tōngguò) lebih banyak dilakukan dari pada kata 经 过 (jīngguò). Faktor penyebab kesalahan penggunaan

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah : 1) Mendiskripsikan penggunaan media permainan spelling bee dalam pembelajaran kosakata bahasa