• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Sambungan Kaku Balok - Kolom Tipe End Plate Menurut Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2002) Menggunakan Microsoft Excel 2002.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perencanaan Sambungan Kaku Balok - Kolom Tipe End Plate Menurut Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2002) Menggunakan Microsoft Excel 2002."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN SAMBUNGAN KAKU BALOK – KOLOM

TIPE END PLATE MENURUT TATA CARA PERENCANAAN

STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI 03 –

1729 – 2002) MENGGUNAKAN MICROSOFT EXCEL 2002

Henny Uliani NRP : 0021044

Pembimbing Utama : Daud R. Wiyono, Ir., M.Sc Pembimbing Pendamping : Noek Sulandari, Ir., M.Sc

UNIVESITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

BANDUNG

ABSTRAK

Dalam perancangan rangka baja akan selalu berkaitan dengan detailing sambungan termasuk detailing sambungan sambungan balok kolom. Agar perancangan rangka baja dapat dilakukan dengan cepat, pemanfaatan program perhitungan sambungan akan sangat membantu. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan program-program komputer untuk mendesain suatu struktur bangunan, pada Tugas Akhir ini menggunakan Microsoft Excel 2002 untuk mendesain sambungan kaku balok kolom tersebut.

Tugas Akhir ini membahas perencanaan sambungan kaku balok-kolom tipe End Plate menurut Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 03 – 1929 - 2002) dengan memanfaatkan Program Microsoft Excel 2002. Perencanaan sambungan menurut kekuatan penuh balok.

(2)

DAFTAR ISI

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR i

SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ii

ABSTRAK iii

PRAKATA iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN ix

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR TABEL xv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ……….. 1

1.2 Tujuan Penulisan ………. 2

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan ………... 2

1.4 Sistematika Penulisan ……….. 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Sambung Struktural ………. 4

2.2 Jenis Baut ………. 5

2.3 Kekuatan Baut ………. 7

2.3.1 Kuat Rencana Baut Yang Memikul Gaya Geser ……. 8

2.3.2 Kuat Rencana Baut Yang Memikul Gaya Tarik …….. 9

2.3.3 Kuat Rencana Baut Yang Memikul Kombinasi Geser dan Tarik ……….. 9

(3)

2.3.5 Jarak Minimum Antar Baut ……….. 11

2.3.6 Jarak Tepi Minimum ……… 11

2.3.7 Jarak Maksimum Antar Baut ... 11

2.3.8 Jarak Tepi Maksimum ……….. 12

2.4 Kekuatan Las ... 12

2.4.1 Ukuran Las Sudut ………. 14

2.4.2 Ukuran Minimum Las Sudut ……… 14

2.4.3 Ukuran Maksimum Las Sudut ……….. 15

2.4.4 Panjang Efektif ………. 15

2.4.5 Luas Efektif ... 15

2.4.6 Kuat Rencana Las Sudut ……….. 15

2.5 Perencanaan Sambungan Menurut Kekuatan Penuh Balok …. 16 2.5.1 Kuat Lentur Rencana ……… 16

2.5.2 Kuat Geser Rencana ………. 22

2.6 Sambungan Balok – Kolom ………. 23

2.7 Sambungan Balok – Kolom Tipe End Plate ……….... 25

BAB 3 ANALISIS SAMBUNGAN 3.1 Data Input ………. 28

3.2 Prosedur Perhitungan Pada Studi Kasus ……….. 30

3.2.1 Menentukan Kuat Lentur Rencana (ΦMn) …………... 30

3.2.2 Menentukan Kuat Geser Rencana (ΦVn) ………. 32

3.2.3 Menentukan Jumlah Baut ………. 33

3.2.4 Menentukan Tebal Las ………. 36

(4)

3.3 Data Output ……….. 37

3.4 Diagram Alir ……… 38

BAB 4 STUDI KASUS 4.1 Data Kasus ………... 50

4.2 Penyelesaian Dengan Hitungan Manual ……….. 52

4.2.1 Menentukan Kuat Lentur Rencana (ΦMn) …………... 52

4.2.2 Menentukan Kuat Geser Rencana (ΦVn) ………. 56

4.2.3 Menentukan Jumlah Baut ………. 57

4.2.4 Menentukan Tebal Las ………. 62

4.2.5 Pemeriksaan Tebal End Plate ………... 64

4.3 Penyelesaian Dengan Program Microsoft Excel 2002 ……… 65

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……….. 69

5.2 Saran ……… 70

(5)

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

Ab = Luas bruto penampang baut pada daerah tak berulir, mm2

An = Luas bersih baut yang merupakan luas pada bagian yang berulir, mm2

b = Lebar pelat atau penampang, mm Cb = Koefisien pengali tekuk torsi lateral

d = Tinggi penampang, mm

db = Diameter baut nominal pada daerah tak berulir, mm

d* = Total tinggi bidang kontak profil ke end plate, mm E = Modulus elastisitas baja, MPa

e = Eksentrisitas profil baja, mm

f1,f2 = Konstanta tegangan dalam perhitungan ft, MPa

fr = Tegangan sisa, MPa

ft = Tegangan tarik dengan memperhitungkan ada atau tidaknya ulir baut

pada bidang geser, MPa fu = Tegangan tarik putus, Mpa

fub = Tegangan tarik putus bahan baut, Mpa

fuv = Tegangan geser akibat beban terfaktor pada suatu baut, MPa

fuw = Tegangan tarik putus material las, MPa

fy = Tegangan leleh baja, MPa

G = Modulus geser baja, MPa h = Tinggi bersih penampang, mm Iw = Konstanta puntir lengkung, mm4

(6)

J = Konstanta puntir torsi, mm4

kn = Koefisien tekuk geser pelat

L = Panjang bentang antara dua pengekang lateral yang berdekatan, mm

Lp = Panjang bentang maksimum untuk balok yang mampu menerima

momen plastis, mm

Lr = Panjang bentang minumum untuk balok yang kekuatannya mulai

ditentukan oleh momen kritis tekuk torsi lateral, mm

Md = Kuat lentur rencana, Nmm

Mn = Kuat lentur nominal balok,Nmm

Mp = Momen lentur yang menyebabkan seluruh penampang mengalami

tegangan leleh, Nmm

Mr = Momen batas tekuk, Nmm

Mu = Momen lentur terfaktor atau momen perlu, Nmm

My = Momen lentur yang menyebabkan serat terluar penampang mencapai

tegangan leleh, Nmm

m = Jumlah bidang geser

n = Jumlah baut

R = Gaya maksimum yang bekerja pada satu satuan panjang las, N

Rd = Kuat rencana, N

Rn = Kuat nominal, N

Rnw = Kuat nominal sambungan las, N

Ru = Beban terfaktor atau kuat perlu, N

r = Radius girasi, mm

(7)

adanya ulir baut pada bidang geser

ry = Jari-jari girasi komponen struktur terhadap sumbu y-y, mm

S = Jarak antar baut, mm

S1 = Jarak baut ke tepi pelat, mm

Sx = Momen perlawanan elastis terhadap sumbu x, mm3

Sy = Momen perlawanan elastis terhadap sumbu y, mm3

Td = Kuat tarik rencana, N

Tn = Kuat tarik nominal, N

Tu = Beban tarik terfaktor, N

tb = Tebal pelat badan, mm

tp = Tebal pelat, mm

ts = Tebal pelat sayap, mm

tt = Tebal rencana las, mm

tw = Tebal kaki las sudut, mm

Vd = Kuat geser rencana, mm

Vn = Kuat geser nominal, mm

Vu = Kuat geser terfaktor, mm

X1 = Koefisien untuk perhitungan momen tekuk torsi lateral, MPa

X2 = Koefisien untuk perhitungan momen tekuk torsi lateral, mm4 N

Z = Modulus penampang plastis, mm3

λ = Kelangsingan

λb = Perbandingan tinggi badan terhadap tebal badan

λp = Batas maksimum untuk penampang kompak

(8)

λs = Perbandingan lebar sayap terhadap tebal sayap

Φ = Faktor reduksi

f

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tipe-tipe penyambung

Gambar 2.2 Baut struktur heks tebal dan mur tebal berat

Gambar 2.3 Bentuk-bentuk kegagalan pada sambungan dengan baut Gambar 2.4 Tipe-tipe las

Gambar 2.5 Kegunaan las sudut

Gambar 2.6 Kemungkinan penampang melintang las sudut Gambar 2.7 Profil I

Gambar 2.8 Tipe-tipe tumpuan lateral definit Gambar 2.9 Contoh berbagai nilai Cb

Gambar 2.10 Sambungan kolom ke balok menerus: Penyambungan las ke flens kolom.

Gambar 2.11 Sambungan kolom ke balok menerus : penyambungan baut. Gambar 2.12 Sambungan kaku balok-kolom tipe end-plate

Gambar 2.13 Sambungan kaku balok-kolom tipe end-plate with knee connection Gambar 3.1 End plate connection

Gambar 3.2 End plate with knee connection Gambar 3.3 Diagram alir desain

Gambar 3.4 Diagram alir input data

(10)

Gambar 3.7.1 Diagram alir jumlah baut bagian 1 Gambar 3.7.2 Diagram alir jumlah baut bagian 2 Gambar 3.7.3 Diagram alir jumlah baut bagian 3 Gambar 3.7.4 Diagram alir jumlah baut bagian 4 Gambar 3.8 Diagram alir tebal las

Gambar 3.9 Diagram alir tebal end plate Gambar 4.1 Nilai Cb

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Dimensi baut A325 dan A490 Tabel 2.2 Jarak tepi minimum

(12)

Data Material

Profil Balok Jumlah Baut

(13)

Data output dengan diameter baut = 18 mm dan jarak tepi baut (S1) = 60 mm

Profil Balok Jumlah Baut

(14)

Data output dengan diameter baut = 20 mm dan jarak tepi baut (S1) = 60 mm

Profil Balok Jumlah Baut

(15)

Data output dengan diameter baut = 22 mm dan jarak tepi baut (S1) = 60 mm

Profil Balok Jumlah Baut

(16)

Data output dengan diameter baut = 24 mm dan jarak tepi baut (S1) = 60 mm

Profil Balok Jumlah Baut

(17)

Data output dengan diameter baut = 26 mm dan jarak tepi baut (S1) = 60 mm

Profil Balok Jumlah Baut

(18)
(19)
(20)
(21)
(22)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan di Indonesia saat ini mulai marak kembali setelah untuk beberapa waktu sempat mengalami kelesuan sebagai akibat terjadinya krisis moneter dan banyak dari bangunan–bangunan tersebut yang mengunakan baja sebagai bahan konstruksi.

(23)

2

sehingga dihasilkan prosedur analisis dan desain yang tipikal. Perkembangan teknologi komputasi ini menghasilkan peningkatan kecepatan dalam proses analisis dan desain struktur dan secara menyeluruh akan mempersingkat waktu pembangunan suatu struktur yang diharapkan dapat tercapai efisiensi biaya.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah melakukan perhitungan kebutuhan alat penyambung baut dan las pada sambungan kaku antara balok-kolom tipe End Plate dengan menggunakan program Microsoft Excel 2002.

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam penulisan tugas akhir ini akan dilakukan pembatasan-pembatasan sebagai berikut :

1. Sambungan yang dibahas adalah sambungan kaku antara balok-kolom tipe End Plate.

2. Sambungan antara balok ke end plate menggunakan las sudut dan sambungan antara end plate ke flens kolom menggunakan baut mutu tinggi (high strength bolt) yang direncanakan sebagai sambungan tipe tumpu dengan jarak antar baut sama.

3. Sambungan direncanakan menurut kekuatan penuh balok

4. Balok menggunakan profil IWF tunggal, sokongan lateral pada ujung ujung balok

(24)

3

1.4 Sistematika Pembahasan

BAB 1 PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan, ruang lingkup pembahasan yang memberikan batasan-batasan didalam penulisan tugas akhir ini, dan sistematika pembahasan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Menjelaskan tentang alat sambung struktural, jenis baut yang dipakai, kuat rencana baut, tata letak baut, dan sambungan balok-kolom.

BAB 3 ANALISIS SAMBUNGAN

Menjelaskan data input, prosedur perhitungan, output dan diagram alir. BAB 4 STUDI KASUS

Terdiri dari data kasus kemudian dihitung dengan program tersebut dan diverifikasi dengan menggunakan hitungan manual.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

(25)

69

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan-perhitungan dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa :

(26)

70

2. Program Microsoft Excel yang telah dibuat dapat digunakan untuk merencanakan sambungan tipe end plate berdasarkan kekuatan penuh dari balok yang menggunakan profil yang datanya telah dibuat atau menggunakan profil balok yang diinput oleh pemakai.

3. Jumlah baut yang dibutuhkan diperhitungkan terhadap kombinasi gaya geser dan gaya tarik serta harus memenuhi syarat batas jumlah baut berdasarkan tata letak baut.

4. Tebal las yang dipergunakan diperhitungkan terhadap gaya maksimum yang bekerja pada satu satuan panjang las serta harus memenuhi syarat batas tebal las sudut.

5. Sambungan tipe end plate with knee connection dipergunakan apabila kekuatan alat penyambung pada sambungan tipe end plate tidak kuat menahan kekuatan balok

5.2 Saran

(27)

DAFTAR PUSTAKA

1. AISC, (1999), Load and Resistance Factor Design Specification for Structural Steel Buildings, American Institute of Steel Construction, Chicago 2. Badan Standardisasi Nasional, (2002), Tata Cara Perencanaan Struktur Baja

untuk Bangunan Gedung (SNI 03 – 1729 – 2002)

3. Gunung Garuda, (1999), Products Catalogue, P.T.Gunung Garuda, Bekasi 4. Johnson, John E. & Salmon, Charles G., (1990), Struktur Baja:Desain dan

Perilaku dengan Penekanan pada LRFD, jilid 1, Terjemahan Penerbit Gramedia

5. Johnson, John E. & Salmon, Charles G., (1990), Struktur Baja:Desain dan Perilaku dengan Penekanan pada LRFD, jilid 2, Terjemahan Penerbit Gramedia

6. Kulak, Geoffrey L. et.al, (1987), Guide to Design Criteria for Bolted and Riveted Joints, 2nd Edition, John Wiley & Sons, New York

7. McCormac, Jack C, & Nelson, James K. Jr., (2003), Structural Steel Design: LRFD Method, Pearson Education, New Jersey

Referensi

Dokumen terkait

maka dapat mengakibatkan senyawa obat tersebut bersifat toksik atau tidak memberikan efek. klinik yang

Dengan planetary carrier diam, ketika roda gigi matahari berputar searah jarum jam, roda gigi pinion idle dan roda gigi cincin digerakkan dalam arah

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

M enurut Sanjaya (2010b: 196), strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari

Lama pemberian pakan mengandung tepung meniran Phyllatus niruri dan bawang putih Allium sativum untuk pencegahan infeksi bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan

DAFTAR LAMPIRAN ... Latar Belakang Masalah ... Identifikasi Masalah ... Pembatasan Masalah ... Rumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Kajian Pustaka

[r]