• Tidak ada hasil yang ditemukan

ROCKVISION - April Jiwa Muda, Semangat Merdeka. (dalam keilmuan geologi retakan-retakan di bumi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ROCKVISION - April Jiwa Muda, Semangat Merdeka. (dalam keilmuan geologi retakan-retakan di bumi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Indonesia yang berada pada titik per-temuan tiga lempeng tektonik (tectonic plate) yaitu lempeng Eurasia, Lempeng Indo Australia dan Lempeng Pasifik, membuat Negara Indonesia berada di zona antarlempeng yang pada akhirnya membu-atnya menjadi rangkaian gunung api aktif (rangkaian Gunung Api Indonesia). Akibat tumbukan ketiga lempeng tersebut, membuat retaknya beberapa ba-gian pada kerak bumi, selain menimbulkan panas, juga memproduksi batuan cair (magma). Melalui re-takan-retakan tersebut yang bisa dikatakan sebagai zona lemah, magma cair tersebut terdorong naik ke

permukaan bumi dan membentuk kerucut-kerucut gunung api. Zona tumbukan (zona subduksi) yang terbentuk sangatlah luas, dimulai dari sisi selatan barat Pulau Sumatera hingga sisi selatan Pulau Ja-wa. Zona tersebut berlanjut hingga ke Nusa Tengga-ra yang memanjang dari baTengga-rat ke timur. Lalu di bagi-an timur Nusbagi-antara jalurnya memutar, dimulai dari Laut Banda di Maluku. Zona tumbukan (zona sub-duksi) inilah yang membuat Indonesia kaya akan gunung api dan dikenal sebagai Ring of Fire.

Sehingga Indonesia memiliki tingkat keren-tanan terhadap bencana geologi berupa Gunung me-letus. Gunung meletus, terjadi akibat akumulasi mag-ma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti inilah gunung berapi terbentuk. Letusannya yang membawa abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih, sedang lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Le-tusan gunung berapi bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan kilome-ter jauhnya dan bahkan bias mempengaruhi putaran

iklim di bumi ini. Hasil letusan gunung berapi berupa: gas vulkan-ik, lava dan aliran pasir serta batu panas, lahar, abu letusan, awan panas (piroklastik).

Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi (dalam keilmuan geologi retakan-retakan di bumi

di sebut dengan istilah „sesar’ atau „patahan‟ atau „fault‟ jika retakan tersebut telah mengalami pergeseran, sedangkan

bila retakan di bumi tersebut hanya merekah tanpa ada bidang yang bergeser maka terdapat istilah ’kekar’ atau secara umum bisa juga

disebut sebagai ‟fracture‟.)

Trivia

Ilustrasi zona subduksi, ilustrasi diatas menggambarakan apa yang terjadi di sepanjang pantai barat Sumatera, Pan-tai Selatan Jawa—Nusa Tenggara dan bebberapa wilayah

(3)

dikeluarkan antara lain Karbon monoksida (CO), Karbondioksida (Co2), Hidrogen sulfida (H2S), Sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen (NO2) yang membahayakan manusia.

Lava adalah cairan magma yang bersuhu tinggi yang mengalir ke permukaan melalui kawah gunung berapi. Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti sungai atau lembah yang ada sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya.

Lahar adalah merupakan salah satu bahaya bagi masyarakat yang tinggal di lereng gunung berapi. Lahar adalah banjir Bandang di lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah. Dikenal sebagai lahar letusan dan lahar hujan. Lahar letusan terjadi apabila gunung berapi yang memiliki danau kawah meletus, sehingga air danau yang panas bercampur dengan material letusan, sedangkan lahar hujan ter-jadi karena percampuran material letusan dengan air hujan di sekitar puncaknya. Sekedar info: kata „Lahar‟ ini berasal dari bahasa Jawa dan telah dipa-kai secara internasional! Jadi jangan salah sebut lagi ya antara Lahar dan Lava.

Abu letusan gunung berapi adalah material yang sangat halus. Karena hembusan angin dampak-nya bisa dirasakan ratusan kilometer jau-hnya. Dampak abu letusan permasalahan pernafa-san, kesulitan penglihatan, pencemaran sumber air

mengganggu kerja mesin dan ken-daraan bermotor, merusak atap, merusak ladang, merusak infra-struktur tubuh.

Awan panas bisa berupa awan panas aliran, awan panas hembusan dan awan panas jatuhan. Awan panas aliran adalah awan dari material letusan besar yang panas, mengalir turun dan akhirnya mengendap di dalam dan disekitar sungai dari lembah. Awan panas hembusan adalah awan dari material letusan kecil yang panas, dihem-buskan angin dengan kecepatan mencapai 90 km/ jam. Awan panas jatuhan adalah awan dari material letusan panas besar dan kecil yang dilontarkan ke atas oleh kekuatan letusan yang besar. Material berukuran besar akan jatuh di sekitar puncak se-dangkan yang halus akan jatuh mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan km dari puncak karena pengaruh hembusan angin. Awan panas bisa mengakibatkan luka bakar pada bagian tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga menyebabkan sesak sampai tidak bernafas.

Itu sebabnya mengapa Indonesia harus memiliki tingkat kewaspadaan tinggi terhadap gunung meletus. Gunung meletus tidak dapat dicegah, sehingga masyarakat sekitar gunung berapi harus selalu waspada dan peka terhadap tanda-tanda yang ditunjukan oleh alam.

[Firza Syarifa Zahra | sumber pustaka: alamp-enuhbencana.blogspot.com ; wikipedia.org]

(4)

PELAJARAN DIBALIK

PELAJARAN DIBALIK

PELAJARAN DIBALIK

GEMPA NEPAL

GEMPA NEPAL

GEMPA NEPAL

Gempa berkekuatan 7,8 SR yang menggun-cang Nepal, Sabtu (25/4), sejauh ini tercatat me-makan korban lebih dari 10.000 jiwa baik yang ke-hilangan nyawa maupun luka-luka.

Gempa ini tergolong kuat dengan episentrum gempa yang hanya 16 km di bawah permukaan tanah tergolong dangkal. Ditambah kondisi pondasi tanah yang lunak, yang terbentuk di atas bekas danau purba, memperbesar kekuatan guncangan gempa.

Berada pada zona tumbukan lempeng sub-benua India ke Eurasia, Nepal memang rentan ter-dampak gempa. Tahun 1934, di kawasan ini pernah diguncang gempa berkekuatan 8,1SR dan tahun 1905 dilanda gempa berkekuatan 7,5 SR, yang menunjuk-kan bahwa gempa kali ini adalah perulangan sejarah Namun, selain faktor geologi yang tak bisa dimodifi-kasi, ada hal lain yang memicu jatuhnya banyak korban. Faktor dominan itu adalah respons budaya, selain juga situasi struktur ekonomi-politik.

Laporan media menunjukkan, korban tewas di Nepal rata-rata tertimbun

re-runtuhan bangunan batu bata. Batu bata memang bukan material yang cocok untuk daerah rentan gempa seperti Nepal maupun Indonesia. Sekalipun batu bata bisa “diperkuat” tulangan baja, dibutuhkan biaya

tam-bahan dan kerumitan pengerjaan, sehingga tidak gampang diimplementasikan.

Beberapa negara yang memiliki setting tektonik yang cukup rentan akan gempa termasuk Jepang, tidak lagi menggunakan batu bata. Mereka memilih kon-struksi kayu dan baja dengan dinding dari papan kayu, serat fiber, atau beton.

Menurut sejumlah penelitian, bangunan tradi-sional Nepal yang kebanyakan dari kayu dengan ben-tuk simetris dan bukaan kecil, relatif tahan gempa (Dixit, dkk 2004). Fenomena yang sama terjadi di Indonesia dengan bangunan tradisional yang rata-rata dari kayu, relatif tahan gempa.

Tumbukan lempeng tektonik di Nepal memiliki perbedaan dengan tumbukan lempeng di Indone-sia. Jika di Indonesia adalah tumbukan lempeng samudera vs benua dan dikenal sebagai „subduction‟ atau „subduksi‟, di Nepal yang terjadi

adalah tumbukan lempeng benua vs benua dan bisa disebut sebagai „continental collision‟ atau hanya „collision‟ atau „kolisi‟.

(5)

bumi merupakan peristi-wa alam, respons menghadapinya merupa-kan proses kebudayaan (Greg Bankoff, 2003). Proses budaya inilah yang menyebabkan ke-rentanan terhadap bencana bersifat relatif. Gempa berkekuatan setara di Nepal, pekan lalu, barangkali tidak akan

menimbulkan korban sebanyak itu jika terjadi di Je-pang, yang masyarakatnya sudah lebih siap.

Anthony Oliver-Smith (2003) menyebut, ke-rentanan terhadap bencana lebih banyak di-pengaruhi ketimpangan struktur sosial-ekonomi dibandingkan faktor alam. Kebijakan politik terkait pengelolaan lingkungan misalnya, akan sangat dalam pola perilaku masyarakat menghadapi bencana.

Dalam ranah politik, kerentanan bisa mening-kat jika pemerintahannya tidak bertanggung jawab atas keselamatan warganya. Dalam kasus Nepal, sekalipun tergolong rentan gempa, Nepal hanya memiliki satu stasiun seismik yang dibangun Peran-cis tahun 1978.

Dari aspek ekonomi, semakin miskin suatu negara, tingkat kerentanan masyarakatnya terhadap bencana semakin tinggi.

[Nicholas Bastian | sumber pustaka dan semua gam-bar di artikel ini: wikimedia.org]

Gambar diatas adalah letak episenter gempa bumi di dunia dari tahun 1963 hingga 1998.

NEPAL

Daripada menampilkan drama ilustrasi bencana yang berdarah-darah, lebih baik menampilkan keindahan alam Nepal agar menginspirasi untuk tetap semangat memulihkan keadaan baik

(6)

Paper ini disusun oleh Joko Suprayetno, Ammar Baskara, serta Masdar Rohman yang tergabung dalam GRC (Georesearch Magmadipa) yaitu salah satu organisasi di Teknik Geologi Universitas Diponegoro yang menaungi kegiatan-kegiatan penelitian tentang geologi.

Paper ini telah dipresentasikan sebagai presentasi poster pada PIT IAGI (Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Ahli Geologi Indonesia) tahun 2014 di Jakarta.

Indonesia merupakan negara yang terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Oleh karena itu, negara ini memiliki berbagai potensi bencana alam yang san-gat besar disamping potensi kekayaan sumber daya alamnya. Melihat perkembangan teknologi dan juga pent-ingnya usaha mitigasi bencana, maka diusulkan suatu metode mitigasi bencana yang berbasis open source software. Beberapa contoh perangkat lunak jenis open source yang bisa digunakan dalam mitigasi bencana yaitu OSM (Open Street Map), Qgis, dan juga InaSAFE. Ketiga software tersebut adalah software jenis kode sumber terbuka (open source). Software - software jenis ini memiliki berbagai keunggulan, salah satu keunggulan utamanya adalah ini gratis dan bisa didistribusikan secara bebas. Selain itu, software ini juga mudah diakses karena koneksi internet di Indonesia sudah cukup luas, dan tentunya setiap orang baik ahli maupun awam dapat berkontribusi dalam membantu pemetaan bangunan ataupun infrastruktur lainnya yang ada di sekitar tempat tinggalnya karena penggunaan software tersebut relatif mudah dan memiliki antarmu-ka grafis (GUI) yang bersahabat bagi orang awam. Data-data tersebut kemudian dapat dianalisis dengan pa-rameter-parameter tertentu dan sangat akan membantu dalam proses mitigasi maupun penanggulangan bencana jika suatu waktu terjadi bencana alam. Melihat potensi pengembangan mitigasi bencana yang dapat melibatkan banyak orang ini, maka diperlukan suatu gerakan sosialisasi penggunaan software open source dalam mitigasi bencana agar dampak negatif dari bencana alam dapat diminimalisasi.

Dari hasil olah data menggunakan software OSM, Qgis dan InaSAFE akan diperoleh suatu data simulasi mengenai dampak dari suatu bencana terhadap infrastruktur seperti rumah, fasilitas umum, gedung per-kantoran dan sebagainya.

(7)

jir di Jakarta. Data peta dan Infrastruktur Jakarta bisa didapatkan dari OSM, kemudian bisa ditambahkan data populasi manusia serta kepadatan penduduk dari AsiaPop yang bisa diakses di worldpop.org.uk. Dari data-data yang tersedia, dapat diolah menggunakan InaSAFE agar dapat diketahui berbagai macam infor-masi yang diperlukan untuk kegiatan mitigasi ataupun untuk pe-nanganan bencana. Informasi yang dapat diperoleh dari analisis InaSAFE yaitu luas wilayah terdampak, jumlah korban jiwa, jumlah bangunan yang terendam, serta informasi-informasi penting guna tanggap bencana seperti informasi perkiraan bahan makanan dan air bersih yang diperlukan bagi para korban.

Melihat potensi pengembangan mitigasi bencana yang dapat meli-batkan banyak orang ini, maka diperlukan suatu gerakan sosialisasi penggunaan software open source dalam mitigasi bencana agar dampak negatif dari bencana alam dapat diminimalisasi.

[Joko Suprayetno]

Husky-CNOOC Gerojok Gas 145

Juta Kaki Kubik untuk Jatim. Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) menandatangani perjan-jian jual beli gas (PJBG) sebesar 145 MMscfd (Million Standard Cubic Feet per Day) dengan tiga perusahaan di Jatim yakni PT Perusahaan Gas Negara (PGN), PT Inti Alasindo Energy dan PT Petrokimia Gresik (PKG).

 Akuisisi Berau Coal: Kantongi

Dukungan Bank, Sinar Mas Siap 'Tanding' Dengan Rothschild. Setelah mengantongi dukungan dari pihak Raiffeisen Bank Inter-national AG melalui perjanjian yang menyatakan kesediaannya untuk menjual saham pada Asia Coal Energy Ventures Limited, Grup Sinar Mas optimistis se-luruh saham Asia Resources Minerals bisa dikuasai.

 Smelter Nikel di Rembang

Ram-pung Tahun Depan. Smelter ini bisa memproduksi 30.000 ton nickle pig iron/tahun. Smel-ter ini merupakan konsorsium antara PT Semen Indonesia Rembang dan PT Indoferro.

(8)

Earth Observatory—Image of The Month ini berisi citra satelit yang bersumber dari situs resmi NASA dan bisa diakses melalui alamat i n t e r n e t h t t p : / / e a r t h o b s e r v a t o -ry.nasa.gov/.

Image of the month yang Rockvision pilih kali ini adalah citra Land-sat dari daerah Nepal yang baru saja terkena gempa.

Citra disamping memperlihatkan longsor yang mengubur desa kecil bernama Langtang dan menelan korban jiwa stid-aknya 200 orang. Long-soran terjadi akibat gun-cangan hebat yang terjadi ketika gempa Nepal. Long-soran tersebut diprediksi akan membentuk ben-dungan alami.

“Landslide in Langtang Valley”

gram Studi Teknik Geologi Undip yang memiliki visi sebagai wadah generasi muda di ka-langan mahasiswa kebumian untuk mengajukan, mengusahakan dan menjalankan perannya demi kedaulatan dan kesejahteraan Bangsadan Tanah Air Indonesia. Serta menjadi SDM yang memiliki kapabilitas untuk dapat bersaing di dunia global

Buletin SM-IAGI Universitas Diponegoro ini memiliki nama ROCKVISION. Penamaan buletin ini terinspirasi oleh nama ketua IAGI saat ini yaitu bapak Rovicky. ROCKVISION ini merupakan kata yang diperoleh dari pemlesetan kata Rovicky. ROCKVISION secara harafiah terdiri dari dua kata yaitu Rock dan Vision. Rock memiliki arti batuan, yang merupakan objek studi utama dari ilmu geologi. Sedangkan kata Vision disini dapat diartikan sebagai impian ataupun bayangan tentang masa depan. Dari kata Vision ini maka diharapkan SM-IAGI Undip dapat memiliki masa depan yang cerah baik bagi organisasinya sendiri, maupun bagi para anggota-anggotanya.

SM IAGI Undip

ROCKVISION

Image of The Month

Jiwa Muda Semangat Merdeka

Gambar

Gambar diatas adalah letak episenter gempa bumi di dunia dari tahun 1963 hingga 1998.  NEPAL

Referensi

Dokumen terkait

menganalisa faktor-faktor tambahan apa saja yang merupakan persyaratan, yang mempengaruhi pemilihan pemenang yang ditunjuk oleh ULP dan persentase perbandingan antara

Hasil analisis statistik nilai TPC pada ikan tongkol yang dijual di Kota Kupang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari ketiga lokasi penjualan, dengan

Berdasarkan persepsi responden ahli untuk kriteria : Ruang untuk Bimbingan, diperoleh bahwa alternatif “diperoleh bahwa alternatif “Model Bimbingan Akademik”

Selain konsep kekerasan, konsep yang tepat digunakan untuk mengkaji kasus yang terjadi di Sawahlunto/Sijunjung adalah konsep yang dipaparkan oleh Colombijn yaitu

Pada sisi reheater katup pengaman diset lebih rendah dari pada sisi masuknya dengan tujuan yang sama% yaitu men$egah pipa reheater o6erheat Banyaknya katup pengaman dengan ukuran

Telah kembali ke rumah Bapa di Surga Sdr/Sdri kita terkasih Orang tua Benyamin Ginting (Bp. Angga Ginting) anggota PJJ Bt. Kamis pada hari Kamis tanggal 08 April 2021

Setiap data masing-masing jenis burung akan dibagi menjadi 3 kelompok data secara merata menjadi 40 data suara untuk tiap kelompok data, seperti yang digambarkan pada Tabel 1.

Biaya bertahap   step cost  ! menampilkan tingkat biaya yang konstan untuk rentang keluaran tertentu dan pada titik tertentu naik ke tingkat  biaya lebih tinggi, biaya tersebut