• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimasi Kecepatan Pengadukan pada Pembuatan Microsphere Domperidon dengan Polimer Acrycoat S100

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Optimasi Kecepatan Pengadukan pada Pembuatan Microsphere Domperidon dengan Polimer Acrycoat S100"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Optimasi Kecepatan Pengadukan pada Pembuatan

Microsphere Domperidon dengan Polimer Acrycoat S100

Uli Maulana, Rise Desnita, Pratiwi Apridamayanti

Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak Email : ulimaulana21@gmail.com

Abstrak : Domperidon berkhasiat sebagai antiemetik dengan absorpsi yang baik pada suasana asam di lambung dan mengalami penurunan dalam suasana basa di usus. Bioavailabilitas domperidon rendah berkisar 13-17%. Salah satu upaya untuk meningkatkan bioavailabilitas domperidon adalah dengan menggunakan sistem microsphere yang tertahan di lambung sehingga dapat memaksimalkan absorpsi domperidon. Acrycoat S100 adalah polimer yang dapat digunakan untuk membentuk microsphere dan untuk pelepasan obat terkendali. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi kecepatan pengadukan pada pembuatan microsphere dengan polimer acrycoat S100. Metode pembuatan microsphere domperidon yang digunakan adalah metode penguapan pelarut. Parameter penentuan kecepatan pengadukan yang menghasilkan microsphere domperidon yang baik meliputi pengamatan organoleptis dan pengukuran ukuran partikel. Data ukuran partikel dianalisis dengan program SPSS Independent-Samples T Test. Hasil optimasi kecepatan pengadukan terhadap ukuran partikel microsphere domperidon tidak berbeda signifikan. Secara fisik microsphere domperidon berbentuk serbuk berwarna putih dengan bau yang tidak khas (tidak berbau).

Kata kunci: acrycoat S100, domperidon, kecepatan pengadukan, microsphere

Abstract : Domperidone is an antiemetic that is greatly absorbed in upper part of gastrointestinal tract in acidic pH and significantly reduced in alkaline pH. Bioavailability of domperidone is 13 to 17%. One of an effort in increasing the bioavailability of domperidone is by make a microsphere system that was resistance in upper part of gastrointestinal tract. Acrycoat S100 is a polimer that can be use for making a microsphere and for extended release of the drug. This study aims to optimize the stirring speed in making microspheres with acrycoat S100. The method of making domperidone microspheres used is the solvent evaporation method. The parameters for determining the speed of stirring which produced a good domperidone microsphere included organoleptic observations and particle size measurements. Particle size data were analyzed by the SPSS Independent-Samples T Test program. The results of the optimization of the speed of stirring with domperidone microsphere particle size were not significantly different. Physically the domperidone microsphere is in the form of a white powder with a non-odorous odor.

(2)

1. PENDAHULUAN

Acrycoat S100 atau asam metakrilik kopolimer adalah polimer yang dapat digunakan untuk membentuk microsphere. Acrycoat S100 merupakan serbuk putih dengan bau sedikit asam. Acrycoat S100 direkomendasikan untuk sistem pelepasan obat diperpanjang. Acrycoat S100 merupakan akrilik kopolimer yang tahan terhadap asam lambung tetapi larut pada pH 7 dan membentuk garam pada pH yang lebih tinggi. Acrycoat S100 merupakan polimer molekul besar yang tidak toksik terhadap tubuh dan digunakan sebagai pengontrol pelepasan obat (1,2).

Microsphere merupakan sistem penghantaran obat untuk pengembangan pelepasan obat diperpanjang dengan mengontrol pelepasan obat (pelepasan terkendali). Microsphere adalah sebuah sistem matriks yang mengandung obat dan sesuai untuk penggunaan oral. Microsphere berbentuk sferik padat dengan ukuran 1-1000 µm, berupa serbuk yang mengandung protein atau sintetik polimer. Microsphere adalah struktur yang homogen sehingga obat dapat terdispersi keluar matriks (3). Obat akan lepas dari sistem microsphere melewati pori atau celah yang ada dalam matriks secara difusi (4). Microsphere umumnya dapat meningkatkan kualitas pengobatan pasien dengan memperpanjang waktu pelepasan obat sehingga mengurangi frekuensi pemakaian obat (5). Microsphere dipilih sebagai sistem penghantaran yang dapat menyelesaikan berbagai masalah, misalnya untuk obat yang waktu paruhnya singkat, obat yang tidak stabil, bioavailabilitas rendah dan besarnya frekuensi pemakaian obat (6).

Domperidon berkhasiat sebagai antiemetik berdasarkan perintangan reseptor dopamin di CTZ (Chemo Trigger Zone). Waktu paruh domperidon kurang lebih 7 jam (7,8). Bioavailabilitas oral domperidon rendah sekitar 13-17 % (9). Kelarutan domperidon rendah di pH basa sehingga dapat mengendap atau mengalami presipitasi dalam formulasinya jika berada di usus. Akibatnya domperidon tidak dapat diabsorpsi oleh tubuh sehingga bioavailabilitasnya rendah. Namun domperidon diabsorpsi baik di lambung karena kelarutannya yang baik di pH asam (10-12), sehingga domperidon cocok dibuat microsphere dengan tujuan memperlama waktu tinggal domperidon dalam lambung sehingga dapat meningkatkan bioavailabilitasnya (13,14).

Kecepatan pengadukan pada pembuatan microsphere akan mempengaruhi ukuran partikel rata-rata dan morfologi microsphere (2). Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi kecepatan pengadukan pada pembuatan microsphere domperidon. Paarameter yang dilihat adalah pengamatan organoleptis dan pengukuran ukuran partikel.

(3)

2. METODOLOGI 2.1 Bahan

Domperidon (Dexa Medica), acrycoat S100 (Corel Pharm Chem), etanol, diklorometana (DCM), polivinil alkohol (PVA), aquadest dan metanol (Merck).

2.2 Pembuatan Microsphere Domperidon

Microsphere domperidon dibuat sebanyak 2 bets dengan formula yang sama meliputi bets A dan B.

Tabel 1. Formulasi Microsphere Domperidon

No. Bahan Jumlah

1. Domperidon (mg) 50

2. Acrycoat S100 (mg) 150

3. Etanol: Diklorometana (1:1) (ml) 20

4. PVA (mg) 50

5. Aquadest (ml) 100

Larutan domperidon dibuat dengan melarutkan domperidon dan acrycoat S100 dalam pelarut organik campuran etanol: diklorometana (DCM) dengan perbandingan 1:1 sebanyak 20 ml (10 ml etanol:10 ml DCM). Larutan PVA 0,05% dibuat dengan mencampurkan PVA 50 mg dengan aquadest sebanyak 100 ml. Larutan domperidon dan larutan PVA dicampurkan kemudian distirer dengan kecepatan 400 dan 500 rpm selama 120 menit pada suhu ruang. Selanjutnya microsphere domperidon yang berbentuk droplet padat disaring, dicuci dengan air beberapa kali dan dikeringkan dalam desikator hingga kering dan ditimbang rendemennya (2).

2.3 Optimasi Kecepatan Pengadukan pada Formula Microsphere Domperidon

Tabel optimasi kecepatan pengadukan pada formula microsphere domperidon dapat dilihat dibawah ini.

(4)

Tabel 2. Optimasi Kecepatan Pengadukan

No. Bets Kecepatan Pengadukan (rpm)

1. A 400

2. B 500

Microsphere domperidon yang telah terbentuk dengan kecepatan pengadukan 400 dan 500 rpm kemudian akan dilanjutkan dengan karakterisasi. Yang meliputi pengamatan organoleptis dan pengukuran ukuran partikel.

2.4 Karakterisasi Microsphere Domperidon 2.4.1 Pengamatan Organoleptis

Pengamatan organoleptik meliputi warna, bau dan bentuk yang dilakukan dengan menggunakan panca indera.

2.4.2 Pengukuran Ukuran Partikel

Pengukuran ukuran partikel microsphere dilakukan menggunakan mikroskop optik Axio Cam dengan perbesaran 10x dan 40x.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pembuatan Microsphere Domperidon dengan Variasi Kecepatan Pengadukan

Pertimbangan pemilihan acrycoat S100 sebagai polimer pembentuk microsphere dalam penelitian ini adalah acrycoat S100 memiliki kemampuan yang baik untuk menjerap obat dalam suatu sistem microsphere dengan metode penguapan pelarut dan dapat mengontrol pelepasan obat (2). Acrycoat S100 merupakan polimer yang tahan di pH asam namun larut di pH basa, sehingga diharapkan dapat bertahan lama dalam lambung dengan sistem microsphere dan dapat meningkatkan bioavailabilitas domperidon yang kelarutan dan absorpsinya baik dilambung. Domperidon akan lepas dari sistem microsphere secara difusi ketika kontak langsung dengan cairan lambung. Sehingga sistem pelepasan domperidon keluar dari matriks menjadi pelepasan terkendali. Microsphere yang telah kosong akan dibawa menuju usus dan larut pada pH usus sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh. Pembuatan microsphere domperidon pada penelitian ini dilakukan dengan metode penguapan pelarut. Alasan penggunaan metode penguapan pelarut pada pembuatan microsphere domperidon adalah pengerjaan lebih mudah dilakukan dan kompatibel dengan bahan penyusun microsphere yang digunakan. Prinsip metode ini adalah pembentukan droplet padat pada medium tidak saling bercampur dengan bantuan agen penstabil.

(5)

Microsphere domperidon yang terbentuk berupa partikel padat yang terdispersi dalam medium aquadest pada proses pembuatan akan disaring dengan kertas saring. Microsphere domperidon berupa serbuk yang tertahan di kertas saring kemudian dikeringkan dalam desikator selama 24 jam kemudian ditimbang. Microsphere domperidon yang telah kering kemudian dipisahkan dari kertas saring dengan cara penggerukan. Microsphere domperidon yang didapatkan pada formulasi secara fisik berbentuk serbuk berwarna putih dengan bau yang tidak khas atau tidak berbau.

Kecepatan pengadukan akan mempengaruhi ukuran partikel rata-rata dan morfologi dari microsphere. Kecepatan yang tinggi memungkinkan ukuran partikel menjadi lebih kecil, sedangkan kecepatan yang rendah memungkinkan ukuran partikel menjadi lebih besar. Semakin kecil ukuran partikel microsphere, maka semakin luas permukaan kontak dengan cairan tubuh, sehingga proses disolusi dan absorpsi akan lebih baik dibandingkan ukuran partikel microsphere yang besar (2).

3.2 Karakterisasi Microsphere Domperidon 3.2.1 Pengamatan Organoleptis

Pengamatan organoleptis yang dilakukan pada microsphere domperidon diantaranya adalah warna, bau dan bentuk yang dilakukan menggunakan panca indera. Hasil microsphere domperidon yang terbentuk secara fisik adalah serbuk berwarna putih dengan bau yang tidak khas (tidak berbau). Tidak terdapat perbedaan warna, bau dan bentuk yang mencolok pada formula microsphere domperidon yang dibuat dengan kecepatan pengadukan 400 rpm maupun 500 rpm. Bentuk fisik microsphere domperidon dapat dilihat pada Gambar 1.

(6)

3.2.2 Pengukuran Ukuran Partikel

Pengukuran ukuran partikel microsphere domperidon dilakukan menggunakan mikroskop optik dengan mengukur 20 partikel. Data hasil pengukuran ukuran partikel dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 3. Pengukuran Ukuran Partikel

No. A (400 rpm)(µm) B (500 rpm)(µm) 1. 31,88 32,96 2. 36,79 39,29 3. 37,99 41,22 4. 49,93 41,74 5. 50,02 44,13 6. 56,39 47,36 7. 56,41 58,03 8. 59,42 63,63 9. 63,30 64,04 10. 68,30 65,91 11. 70,57 66,01 12. 81,09 69,22 13. 83,81 69,33 14. 86,58 71,47 15. 94,35 75,92 16. 99,53 78,30 17. 101,52 89,16 18. 115,78 95,01 19. 116,96 106,78

(7)

20. 143,78 112,37 Rata-Rata 75,22 66.,59

Hasil menunjukkan bahwa ukuran partikel rata-rata yang paling kecil dimiliki microsphere domperidon dengan kecepatan pengadukan 500 rpm. Data dilanjutkan dengan analisis Independent-Samples T Test pada SPSS.

3.3 Analisis Data Ukuran Partikel dengan Analisis Independent-Samples T Test

Data ukuran partikel dianalisis dengan menggunakan program SPSS Independent-Samples T Test, dimana hasil analisa yang didapatkan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Group Statistics

Nilai rata-rata untuk microsphere domperidon dengan kecepatan pengadukan 400 rpm adalah 75,22 µm, sedang kecepatan pengadukan 500 rpm adalah 66,59 µm.

(8)

Nilai signifikansi data adalah 0,111 > 0,05, menyatakan bahwa data homogen. Nilai signifikansi (2-tailed) bernilai sama yaitu 0,309 > 0,05, menyatakan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara kecepatan pengadukan 400 rpm dan 500 rpm dilihat dari segi ukuran partikel.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Microsphere domperidon secara fisik berbentuk serbuk berwarna putih dengan bau yang tidak khas (tidak berbau). Analisis data menggunakan SPSS Independent-Samples T Test menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada ukuran partikel microsphere domperidon yang dibuat dengan kecepatan pengadukan 400 dan 500 rpm. Perlu dilakukan penetapan efisiensi penjerapan domperidon dalam microsphere untuk mengetahui kemampuan polimer acrycoat S100 dan metode pembuatan dalam menjerap domperidon dalam microsphere.

DAFTAR PUSTAKA

1. Nilesh KG, Harshal AP, Nilesh K, Yogesh C. Formulation Development and Optimization of Floating Microballoons for Oral Delivery of Domperidon. International Journal of Pharmaceutical and Phytopharmacol Research. 2012; 2(2): 105.

2. Patnaik A, Mantry S. Formulation & Evaluation of Gastroretensive Floating Microsphere of Cinnarizine. Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research. 2012; 5(4): 100-109. 3. Vyas SP, Khar RK. Targeted and Controlled Drug Delivery. Edisi 7. New Delhi India: Vallabh

Prakashan; 102-107.

4. Ma Chi, Jing Yan, Hongchen Sun, Liu Xiaohua. Heparin Modification of A Biomimetic Bone Matrix Modulated Osteogenic and Angiogenic cell Response In Vitro [internet]. Amerika: ResearchGate. 2017 [diakses 8 Desember 2017]. Tersedia di: http://www.researchgate.net/figure/282865740_fig3_Figure-1-Schematic-illustration-of-the-hierarchical-MS-structrure-Growth-factor-bind.

5. Wise DL. Handbook of Pharmaceutical Controlled Release Technology. New York: Marcel Dekker Incorporation; 2000.

6. Ghulam M, Mahmood A, Naveed A, Fatima RA. Comparative Study of Various Microencapsulation Techniques: Effect of Polymer Viscosity on Microcapsule Charecterestics. Pak. J. Sci. 2009; 22(3): 291-300.

7. Tjay TH, Rahardja K. Obat-Obat Penting: Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya. Edisi 6. Cetakan Pertama. Jakarta: PT Elex Media Komputindo; 2007.

(9)

8. Shindler JS, Finnerty GT, Towlson K, Dolan AL, Davies CL, Parkes JD. Domperidone and Levodopa in Parkinson’s Disease. Br J Clin Pharmacol. 1984; 18(6): 959–962.

9. Reddymasu SC, Soykan I, McCallum RW. Domperidon: Review of Pharmacology and Clinical Applications in Gastroenterology. Journal Gastroenerol. 2007: 102.

10.Mehta B, Doshi P, Joshi M, Dattat M. Floating Osmotic Device for Controlled Release Drug Delivery. U.S. Patent. March 2003; 9(3): 92-897.

11.Naonori K, Yatabe H, Iseki K, Katsumi M. A New Type of PH Independent Controlled Release Tablet. Int. J. Pharm. 1991; 68: 255–264.

12.Thomma K, Zimmer T. Retardation of Weakly Basic Drug With Diffusion Tablet. Int. J. Pharm. 1990; 58: 197–202.

13.Majekodunmi SO, Uzoaganobi CC. Formulation of Domperidone Microspheres Using a Combination of Locally Extracted Chitosan and Hpmc as Polymers. J. Chem. Chem. Eng. 2017; 11: 65-74.

14.Sukmaningrum N, Sari LORK, Irawan ED. Optimasi Konsentrasi Etil Selulosa dan Lama Pengadukan dalam Preparasi Microspheres Metformin Hidroklorida. IJPST. Oktober 2017; 4(3): 95.

(10)

OPTIMASI KECEPATAN PENGADUKAN

PADA PEMBUATAN MICROSPHERE DOMPERIDON

DENGAN POLIMER ACRYCOAT S100

JURNAL

Oleh:

ULI MAULANA

NIM. I1022141024

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2018

Gambar

Tabel 1. Formulasi Microsphere Domperidon
Tabel 2. Optimasi Kecepatan Pengadukan
Gambar 1. Microsphere Domperidon dengan Polimer Acrycoat S100
Tabel 3. Pengukuran Ukuran Partikel
+2

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi dengan judul Dampak Krisis Pengungsi Eropa Tahun 2015-2016 terhadap Konsep Norwegian Welfare State ini merupakan buah usaha dan kerja keras penulis untuk

Metode Single Event Determination (SED) dan Joint Hypocenter Determination metode (JHD) dapat mengoptimalkan lokasi hiposenter dengan koreksi terhadap model kecepatan

Prinsip pelaksanaan fumigasi adalah membuat semua ruang yang di gas kedap udara, selanjutnya gas dilepaskan di ruang ka pal tersebut dengan waktu kontak sesuai jenis fumigan

Di era modern saat ini, perkembangan perdagangan bebas semakin pesat. Dengan didukung oleh kemajuan teknologi diberbagai bidang usaha sehingga mengakibatkan

Transparency Masters to accompany Heizer/Render – Principles of Operations Management, 5e, and Operations Management, 7e.. © 2004 by Prentice Hall, Inc., Upper Saddle

Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk

Yuridiksi atau kewenangan darai Panel khusus dan special pidana internasional ini, adalah menyangkut tindak kejahatan perang dan genosida (pembersihan etnis)

BOPO (biaya operasional terhadap pendapatan operasional) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan