• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Seminar Nasional Pertanian Peternakan Terpadu Ke-3 ISBN :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Prosiding Seminar Nasional Pertanian Peternakan Terpadu Ke-3 ISBN :"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

[15]

EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI

PADI GOGO “BERAS MERAH” DI DESA BALONG

KECAMATAN GIRISUBO GUNUNGKIDUL

Pujastuti Sulistyaning Dyah, Eni Istiyanti dan Fetridesniyati Fa kulta s Perta nia n, Universita s Muha mmadiyah Yogya ka rta

e-ma il: puja stuti@umy.ac.id

ABSTRACT

This research aims to determine the factors that affect the production of gogo red rice and determine efficiency use of factors production or gogo red rice in balong village Girisubo Subdistrict, Regency of Gunungkidul. The research is located in Balong Villa ge, Girisu bo S u b -District, Regency of Gunungkidul, using purposive and the determination of the sample of farmers using census that was the monoculture farming of gogo red rice that wereas many a s 5 7 fa rmers consisting of 14 farmers from the Widoro hamlet and 43 farmers from the Ngrombo I hamlet. Data were obtained using the interview method with the help of questionnaires. Then the data are analyzed using production function analysis and efficiency analysis. Then the data were an alyzed using analysis production fungtion and efficiency analysis. Analysis production factor Cobb Douglass shows is that all production factor used like land, seed, fertilizer Urea, fertilizer TS P, manure and the labor are significant to the production of red rice production in relian ce level o f 99%. Where as in partial of the production factor of land is significant in reliance level of 99% and the production factor of manure and the labor are significant in reliance level of 90%. Efficiency analysis shows that the use of land production factors is inefficient so that it is necessary to a d d, and the use of manure is inefficient, already too much, needs to be reduced.

Keyword: production, efficiency, farm, gogo, red rice

1. PENDAHULUAN

Padi merupakan tanaman pangan penting di Indonesia dan beberapa negara lainnya. Sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan adanya upaya perbaikan gizi masyarak at, k eb utu han beras untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk selalu meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan adanya upaya perbaikan gizi masyarakat. Untuk mengantisipasi dan upaya memenuhi kebutuhan akan beras tersebut, pemerintah telah melak ukan banyak usaha untuk meningkatkan produksi padi nasional baik secara kuantitatif maupun kualitatif (Sa’adah dkk, 2013). Sistem budidaya tanaman pangan dapat dibedakan menjadi dua bagian y aitu pertanian lahan basah atau sawah dan pertanian lahan kering. Keterbatasan keberadaan lahan sawah yang makin berkurang mengharuskan pemanfaatan lahan kering yang keberadaannya masih cu kup tersedia di beberapa wilayah Indonesia. Oleh karena itu lahan kering merupakan alternatif solu si dan berpotensi dalam usaha pengembangan tanaman pangan. Potensi ini ditunjukkan dengan pemanfaatan lahan kering untuk memproduksi bahan pangan beras b erupa b ud idaya p adi go go (Mahastian, 2015).

Menurut Suyastiri (2008), ada beberapa jenis beras yang terdapat di Indon esia y aitu b eras putih, beras merah, beras hitam. Jenis beras yang kini mulai banyak digemari masyarakat saat in i

(2)

[16]

adalah beras merah. Faktor kesehatan yang menjadi alasan mengapa beras merah menjadi p ilih an . Menurut Indrasari dan Adnyana (2007), jika dibandingkan dengan beras putih, kandungan karbohidrat beras merah lebih rendah.

Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istim ewa Yo gyakarta yang sebagian besar lahan pertaniannya berupa lahan kering. Menurut BPS Kabupaten Gunungkidul (2017), kondisi pertanian Kabupaten Gunungkidul 9 0 % b eru pa lahan k erin g d an kurang subur serta sangat tergantung pada curah hujan. Oleh karena itu, Kabupaten Gunu ngk idu l mengembangkan padi yang tahan kekeringan, produktivitas dan harga jualnya tinggi, varietas tersebut adalah padi gogo beras merah SegrengHandayani. Kristamtini(2009) menyatakan b ahwa Varietas Segreng Handayani merupakan salah satu varietas unggul padi gogo yang toleran terhadap cekaman air.Varietas ini diminati oleh para petani karena memiliki umur p endek (gen jah ) y aitu kurang dari 100 hari panen, tahan kekeringan, tahan hama serta mempunyai harga jual y an g leb ih tinggi dari beras lain.

Desa Balong Kecamatan Girisubo merupakan salah satu Desa p engh asil p ad i go go b eras merah Segreng Handayani di Kabupaten Gunungkidul. Pada tahun 2018 Desa Balong memp uny ai luas panen seluas 275 Ha, kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2017 luas panen sebesar 273,5 Ha. Sedangkan untuk produksi pada tahun 2017 sebesar 1 .751 ,6 9 to n mengalami penurunan, dari 1.751,69 ton pada tahun 2017 menjadi sebesar 1.672 ton pad a tah un 2 0 18, d an produktivitas sebesar hanya 6,08 ton/Ha (BPP, 2019).

Menurunnya produksi padi gogo beras merah dapat dikarenakan k omb inasi f aktor -faktor produksi yang digunakan. Faktor produksi yang digunakan dalam usahatani padi gogo beras merah yaitu lahan, benih, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja. Namun dalam penggunaan faktor p rod uksi, petani biasanya menggunakan faktor-faktor produksi b erdasarkan k ebiasaan d an k emamp uan finansial petani.

Dari permasalahan tersebut maka perlu diteliti terkait faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi padi gogo beras merah dan berapa besar tin gk at efisiensi p en ggu naan faktor-faktor produksi pada usahatani padi gogo beras merah

2. METODE PENELITIAN

Metode dasar yang diterapkan pada penetilitian ini adalah metode deskriptif an alisis, y aitu metode yang berfokus pada pemecahan masalah yang terjadi p ada masa sekarang d an ak tual. Pengambilan sampel daerah ditentukan secara sengaja (purposive) dan penentuan sam pel p etani menggunakan sensus pada petani padi gogo beras merah dengan pola m on oku ltur sebany ak 5 7 petani, yang terdiri dari 14 petani dari dusun Widoro dan 43 petani dari dusun Ngrombo I. Data diperoleh dengan menggunakan metode wawancara dengan bantuan kusioner. Data dianalisis menggunakan analisis fungsi produksi Cobb Douglass dan menggunakan model regresi b ergand a

(3)

[17]

dan analisis efisiensi. Faktor produksi yang diteliti adalah lahan, benih, pupuk u rea, p up uk TSP, pupuk kandang, dan tenaga kerja. Data primer diperoleh dengan menggunakan metode wawancara dengan bantuan kusioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dari in sta nsi atau lem baga y ang terkait dengan kebutuhan penelitian.

Y = aX1b1 X2b2 X3b3 X4b4 X5b5X6b6 ... (1)

Y : Variabel produksipadi gogo beras merah (Kg); a : Konstanta.

Xi : luas lahan (m2), benih (Kg), pupuk urea (Kg), pupuk TSP (Kg), kupuk Kandang (Kg), tenaga kerja (HKO).

bi : Koefisien regresi masing-masing faktor produksi.

Untuk mengetahui ketepatan model, digunakan analisis Determinasi. Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor produksi secara simultan digunakan analisis u ji F, d an p en garu h f akto r produksi secara parsial digunakan uji t. Untuk mengetahui efisien si p enggu n aan f ak tor -fakto r produksi digunakan rumus : NPMi = Hi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Identitas Petani

Luas wilayah Desa Balong berdasarkan data tahun 2018 yaitu sebesar 1.443 Ha. Penggunaan wilayah tersebut terbagi menjadi beberapa komponen sebagai berikut :

Tabel 1. Luas Wilayah Desa Balong Menurut Penggunaan Lahan Tahun 2018

Guna Lahan Luas Lahan (Ha) Presentase (%)

Ta na h Sa wa h 48 3,32 Tanah Kering 906 62,78 Fa silita s Umum 132 9,14 Ta na h Huta n 108 7,48 Pemukima n 147 10,18 Perka ra nga n 78 5,40 Iriga si 24 1,66 Jumlah 1.443 100

Sumber. Desa Balong 2018

Pada Tabel 1 tersebut penggunaan lahan terbanyak yaitu untuk tanah kering dengan persentase 62,78%. Penggunaan lahan terbanyak pada tanah kering ini dikarenakan sebagian besar penduduk di Desa Balong bekerja sebagai petani dengan tanaman lahan kering. Lu as lahan y ang dimiliki petani padi gogo beras merah di Desa Balong seperti Tabel 2. berikut :

Tabel 2. Luas Lahan Garapan Petani Padi gogo beras merah Desa Balong

Luas Lahan (m2) Jumlah (jiwa) Persentase (%)

<2500 15 26,32

2500 – 5000 25 43,86

5001 - 10000 13 22,80

>10001 4 7,02

(4)

[18]

Sebagian besar petani melakukan usahanya pada lahan semp it (4 3,86 % ) . Rata-rata lu as lahan yang digarap petani yaitu sebesar 5.832,5 m2. Semakin luas lahan yang dimiliki petani untuk kegiatan usahatani maka memungkinkan biaya dan hasil produksi meningkat.

Pengalaman usahatani berkaitan dengan lamanya petani melakukan kegiatan usahatani p adi gogo beras merah di Desa Balong. Semakin lama seorang petani melakukan kegiatan usahataninya, maka semakin banyak pengalaman dan ilmu tentang bertani. Semak in lama p etan i melaku kan usahatani padi gogo beras merah maka petani semakin ahli dalam kegiatan b u did aya p ad i go go beras merah di Desa Balong.Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pengalaman petani dalam melakukan kegiatan usahatani padi gogo beras merah di Desa Balong dapat dijelaskan p ada Tabel 3 berikut ini:

Tabel 1. Pengalaman Bertani Petani Padi gogo beras merah Desa Balong

Lama Bertani (Tahun) Jumlah (jiwa) Persentase (%)

2 – 12 22 38,60

13 – 23 17 29,83

24 – 34 16 28,07

35 – 45 2 3,50

Jumlah 57 100

Sumber. Data Primer 2019

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa sebagian besar petani p adi go go b eras m erah memiliki pengalaman bertani sekitar 2-12 tahun yang berjumlah 22 jiwa dengan persentase sebesar 36,60%. Rata-rata pengalaman bertani yakni 18 tahun, cukup lama dalam berusahatani. Petani yang paling lama berusaha tani yaitu selama 40 tahun, hal tersebut dikarenakan p etan i tersebu t sud ah menjadi petani sejak lama atau petani merupakan pekerjaa turun-termuru n d ari k elua rga. Dapat diduga bahwa, lamanya pengalaman petani dapat memberikan pengetahuan d an wawasan y ang banyak dalam menjalankan usahatani. Lamanya bertani juga memberikan pengaruh terhadap pengalaman keikutsertaan petani dalam kelompok tani maupun penyuluhan seh ingga petani menjadi lebih selektif dalam memilih teknologi yang ada.

Kepala keluarga mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan pengambilan keputusan dalam keluarga. Jumlah anggota keluarga perlu diketahui untuk menentukan besarnya tanggungan yang dipikul oleh kepala keluarga. Anggota keluarga juga mempunyai peran untuk membantu dalam kegiatan usahatani, jumlah anggota keluarga mempengaruhi ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga terutama yang masuk pada usia produktif. Jumlah tanggungan anggota keluarga petani sebagai kepala keluarga dapat d i lihat p ad a Tab el 4 berikut ini :

Tabel 4. Jumlah Tanggungan Anggota Keluarga Petani Padi gogo beras merah Desa Balong

Anggota Keluarga (jiwa) Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 – 2 8 14,03

3 – 4 26 45,61

5 – 6 33 57,59

Jumlah 57 100

(5)

[19]

Jumlah anggota terbanyak yaitu antar 5 – 6 orang dalam satu keluarga sebesar 57,59 %. Anggota keluarga petani bisa menjadi tenaga kerja yang bersumber dari dalam keluarga. Semak in banyak anggota keluarga akan semakin menambah ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga. Ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga juga dapat membantu dalam mengurangi p engelu aran untuk biaya tenaga kerja.

3.2. Analisis Fungsi Produksi

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memp en garu hi p rod uksi p adi gogo beras merah. Model yang digunakan pada penelitian ini yaitu model fungsi p rodu ksi Co bb-Douglas, yang terdiri dari dua variabel yaitu variabel independen (bebas) dan v ariab el d ependen (terikat). Variabel independen meliputi luas lahan (X1), benih (X2), pupuk urea(X3), pupuk TSP(X4), pupuk kandang (X5) dan tenaga kerja (X6). Berikut ini merup akan tab el p enggu n aan faktor produksi pada usahatani padi gogo beras merah di Desa Balong :

Tabel 5. Rata-rata Produksi dan Penggunaan Faktor Produksi padi go go b eras merah d i Desa Balong

Uraian Per Usahatani Per Hektar (Ha) Anjuran Per hektar (Ha)

Luas Lahan (Ha) 0,5832 1 1

Benih (Kg) 7,32 12,55 5 Pupuk Urea (Kg) 69,30 118,82 100 Pupuk TSP (Kg) 22,30 38,23 50 Pupuk KCL 0,88 1,58 50 Pupuk Phonska 0,88 1,58 50 Pupuk kandang (Kg) 1.835,96 3.148,07 - Pestisida 0,10 0,17 -

Tenaga kerja (HKO) 23,52 40,32 -

Produksi (Kg) 1.810,35 3.104,17 5400

Sumber. Data Primer 2019

Penggunaan faktor-faktor produksi semuanya tidak sesuai anjuran. Hal in i men gak ibatkan hasil produksinya juga tidak optimal. Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor produksi terh ad ap produk dilakukan analisis Fungsi produksi Cobb Dauglas dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 6. 2Nilai Koefisien Regresi Faktor-Faktor Produksi dan Fungsi Produksi Padi gogo b eras merah di Desa Balong

Variabel Koefisien Regresi t-hitung Sig.

Luas Lahan (X1) 1,038 13,240 0,000*** Benih (X2) 0,113 1,193 0,238 Pupuk Urea (X3) - 0,103 -1,208 0,233 Pupuk TSP (X4) 0,013 0,433 0,667 Pupuk Kandang (X5) 0,107 1,751 0,086* Tenaga Kerja (X6) -0,242 -1,701 0,095* Konstanta 0,226 -3,189 0,002** R2 0,893 R2 Adjusted 0,880 N 57 F tabel 2,29 F-hitung 69,400 Keterangan: *** Signifikan α = 1% ** Signifikan α = 5% * Signifikan α = 10%

(6)

[20]

Berdasarkan hasil perhitungan degan menggunakan program SPSS for Win d ows d ip ero leh hasil persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 0,226 X11,038X20,113 X3-0,103 X40,013 X50,107 X6-0,242 ... (2)

3.3. Analisis koefisien determinasi

Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0 ,880 . Nilai tersebu t menunjukan bahwa produksi padi gogo beras merah dapat dijelaskan oleh faktor p rodu ksi lahan, benih, pupuk urea, pupuk TSP, pupuk kandang dan tenaga kerja sebesar 88% sedangk an sisan ya 12% dijelaskan oleh faktor produksi lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.

3.4. Analisis Uji F

Berdasarkan pada hasil analisis Tabel 16, dapat diketahui bahwa nilai F hitu n g leb ih b esar daripada F tabel. Hal ini berarti terjadi penolakan Ho, yang artinya semu a f ak tor p rod uksi y ang digunakan yaitu lahan, benih, pupuk urea, pupuk TSP, pupuk kand ang d an tenaga k erja secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi padi gogo beras merah pada tingkat kepercayaan 99%.

Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa nilai koefisien regresi diuji dengan u ji t, y an g memiliki hasil bahwa tidak semua faktor produksi berpengaruh secara nyata terhadap produksi padi gogo beras merah. Faktor produksi yang digunakan dalam usahatani padi gogo beras m erah y ang berpengaruh nyata terhadap produksi padi gogo beras merah memiliki tingk at k ep ercay aan 9 9% dan 90%.

1) Luas Lahan

Faktor produksi lahan memiliki koefisien regresi sebesar 1,038. Dilihat dari tingkat signifikansi lebih kecil daripada α (1%).Hal ini berarti Ho ditolak, yang artin ya f aktor p rod uksi lahan berpengaruh secara nyata terhadap produksi padi gogo beras merah pada tingkat kepercayaan 99%. Artinya apabila penggunaan lahan dinaikkan 1% dan faktor lain dianggap tetap m ak a ak an meningkatkan produksi padi gogo beras merahsebesar 1,038%. Hal ini sesu ai d engan p enelitian Rodian, dkk (2018) yang menunjukkan bahwa penggunaan fakto r p ro duk si lah an b erp en garu h nyata terhadap produksi padi ladang di Kabupaten Lampung Selatan.

Rata-rata luas lahan yang digunakan petani padi gogo beras merah d i Desa Balon g cu kup luas yaitu sebesar 5.832,5m2. Lahan yang dimiliki petani masih dalam satu hamparan d engan d u a keadaan lahan yaitu lahan landai dan juga lahan miring.

2) Benih

Nilai koefisien regresi pada faktor produksi benih sebesar 0,113. Dilihat dari tingkat signifikan lebih besar dari α (1%, 5%, 10%), yang berarti faktor produksi benih tidak berpengaruh nyata terhadap produksi bera merah. Nilai koefisien regresi benih bernilai positif. Hal in i b erarti jika jumlah benih ditambahkan maka ada kecenderungan meningkatkan produksi padi go go b eras merah. Hal ini sesuai dengan penelitian Jamalludin (2016) menunjukan bahwa penggunaan fakto r

(7)

[21]

produksi benih tidak berpengaruh secara nyata terhadap produks padi sawah tadah hujan di Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar.

Tidak berpengaruhnya faktor produksi benih dapat disebabkan oleh kebiasaan p etani p adi gogo beras merah di Desa Balong yang tidak melakukan penyemaian benih terlebih d ahulu . Pad a proses penanaman benih langsung disebar ke lahan yang sudah diolah, hal tersebut mengakibatkan tidak adanya aturan jarak tanam yang sama antara tanaman.

Benih yang digunakan petani merupakan benih lokal varietas segreng handayni, benih tersebut memiliki dua kategori yaitu benih ungul dan biasa. Perbedaan kualitas benih yang digunakan juga dapat mempengaruhi jumlah produksi. Hal ini juga berkaitan d engan b iaya y ang dikeluarkan oleh petani, penggunaan benih dengan kualitas biasa lebih mudah dibandingkan dengan benih varietas bermutu.

3) Pupuk Urea

Faktor produksi pupuk urea memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0 ,0 103 . Dilih at d ari tingkat signifikan lebih besar dari α (1%, 5%, 10%), halini berarti faktor produksi pupuk urea tidak berpengaruh nyata terhadap produksi padi gogo beras merah.Berdasarkan p ad a n ilai k oefisien regresi pada pupuk urea memiliki hubungan negatif, yang artinya apabila dilakukan p enambahan pada faktor produksi pupuk urea maka ada kecenderungan dapat menurunkan produksi p adi go go beras merah. Berbanding terbalik dengan penelitian Yoko, dkk (2014) menyatakan b ahwa p up uk urea berpengaruh secara nyata terhadap produksi padi di Kabupaten Lampung Tengah.

Pupuk urea mengandung unsur 46% nitrogen. Nitrogen berguna untuk membuat d aun p ada tanaman lebih segar dan hijau, mempercepat pertumbuhan tanaman sehingga tanaman leb ih cepat tinggi, meningkatkan jumlah cabang dan anakan pada tanaman menjadi lebih banyak. Dalam usahatani padi gogo beras merah di Desa Balong digunakan sebagai pupuk susulan. Penggu n aan pupuk urea sudah melebihi dari batas anjuran sehingga penggunaan pupuk urea sebaiknya dikurangi. Petani Desa Balong memilih lebih banyak menggunakan pupuk urea dikarenakan pupuk urea merupakan pupuk subsidi pemerintah sehingga harganya murah dan pupuk urea ju ga m ud ah didapatkan.

4) Pupuk TSP

Faktor produksi pupuk TSP memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,013.Dilihat dari tingkat signifikan lebih besar dari α (1%, 5%, 10%), halini berarti faktor produksi pupuk TSP tidak berpengaruh nyata terhadap produksi padi gogo beras merah.Berdasarkan p ad a n ilai k oefisien regresi pada pupuk TSP memiliki hubungan positif, yang artinya apabila dilaku kan p en ambah an pada faktor produksi pupuk TSP maka ada kecenderungan dapat meningkatkan produksi padi gogo beras merah. Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian Rodiyan, dkk (2018) menunjukan bahwa faktor produksi pupuk TSP berpengaruh nyata terhadap produksi padi ladang di Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan.

(8)

[22]

Pupuk TSP merupakan pupuk yang mengandung unsur forpor dengan k adar k u rang leb ih 46%. Forpor berfungsi sebagai pengangkut energi hasil metabolisme, memperbaiki k ualitas tanaman dan merangsang pertumbuhan biji tanaman. Pupuk TSP juga merupakan pupuk yang subsidikan oleh pemerintah setempat harganya terjangkau dan mudah didapatkan walaupun demikian, penggunaan pupuk TSP masih kurang dari batas anjuran. Hal tersebut dikarenakan kebiasaan petani padi gogo beras merah di Desa Balong memilih lebih banyak mengunakan pupu k urea.

5) Pupuk Kandang

Faktor produksi pupuk kandang memiliki koefisien regresi sebesar 0,107. Dilihat dari tingkat signifikan lebih kecil daripada α (10%).Hal ini berarti Ho ditolak, yang artin y a f akto r p rodu ksi pupuk kandang berpengaruh secara nyata terhadap produksi padi gogo beras m erah p ad a tin gk at kepercayaan 90%. Artinya apabila penggunaan pupuk kandang dinaikkan 1% dan faktor lain dianggap tetap maka akan meningkatkan produksi padi gogo beras merah sebesar 0,10 7%. Pu pu k kandang merupakan pupuk organik yang berasal dari kotoran h ewan . Hal in i ju ga terjadi p ada penelitian Wahib (2012), bahwa pupuk kandang berpengaruh secara signifikan pada tingk at kepercayaan 95% terhadap produksi padi organik di Desa Sumber Pasir.

Di Desa Balong pupuk kandang sangat mudah diperoleh petani dikarenakan setiap p etan i memiliki ternak berupa sapi ataupun kambing sebagai produsen dari pupuk kandang. Pupuk kandang banyak mengandung unsur hara yang baik untuk memperbaiki kondisi tanah oleh k arena itu pupuk kandang dijadikan sebagai pupuk dasar yang diberikan pada saat pengolahan lahan. 6) Tenaga Kerja

Faktor produksi tenaga kerja memiliki koefisien regresi sebesar – 0,242.Dilihat dari tin gk at signifikan lebih kecil daripada α (10%).Hal ini berarti Ho ditolak, yang artinya f aktor produksi tenaga kerja berpengaruh secara nyata terhadap produksi padi gogo beras merah pada tingkat kepercayaan 90%. Artinya apabila penggunaan tenaga kerja dinaikkan 1% dan faktor lain dianggap tetap maka akan menurunkan produksi padi gogo beras merah sebesar 0,242%. Hal ini juga berlaku pada penelitian Arnanda dkk (2016) yang menunjukan bahwa fakor produksi tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi padi padi di Kecamatan Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan. Tenaga kerja memiliki peran terhadap mencapai keberhasilan usaha tani, dengan proses budidaya yang baik maka memperoleh produksi yang baik juga. Peran tenaga kerja sangat dibutuhkan saat proses pengolahan, penanaman dan panen, karena ketiga kegiatan tersebut sebagian besar membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak. Dari hasil penelitian di Desa Balong, tenaga kerja terdiri atas tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Tenaga kerja yang lebih dominan yaitu tenaga kerja dalam keluarga.

(9)

[23]

3.5. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi

Untuk dapat mengetahui tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi, maka dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai produk marjinal (NPMx) dengan harga in pu t (Px ) atau dapat ditulis dengan NPMx/Px. Penggunaan faktor produksi dikatakan sudah efisien apabila NPMx/Px = 1. Jika NPMX/Px > 1, maka penggunaan faktor produksi belum efisien sehingga faktor produksi perlu ditambah. Akan tetapi, jika NPMx/Px < 1, maka penggunaan faktor produk si tidak efisien, sehingga penggunaan faktor produksi perlu dikurangi.

Penghitungan analisis efisiensi hanya melibatkan faktor produksi yang berpengaruh secara signifikan dengan koefisien regresi yang bernilai positif terhadap produksi padi gogo beras merah . Dalam penelitian ini terdapaat tiga faktor produksi yang berpengaruh secara signifikan yaitu lahan dengan koefisien regresi yang bernilai positif , pupuk kandang dengan koefisien regresi yang bernilai positif dan tenaga kerja dengan koefisien regresi yang bernilai negatif. Sehin gga, faktor produksi yang dianalisis yaitu lahan dan pupuk kandang. Tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7. Nilai Produk Marjinal, Harga Produksi, dan Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi

Variabel NPM Px k T hitung T tabel Ket

Lahan 1.723,22 914 1,88 6,25 2,678 Belum Efisien

Pupuk Kandang 599,31 300 1,99 -0,876 Tidak Efisien

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, nilai NPM/Px pada Tabel 6 untuk faktor pro duk si lahan yaitu sebesar 1,88, hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa nilai NPM/Px pada penggunaan faktor produksi lahan lebih besar dari 1. Akan tetapi, nilai dari perhi tu ngan tersebut perlu diuji dengan menggunakan uji t. Efisiensi penggunaan faktor produksi pada u sah atani p adi gogo beras merah diuji dengan taraf signifikansi α = 1%. Berdasarkan hasil dari pengujian diperoleh t hitung pada penggunaan faktor produksi luas lahan sebesar 6,25 lebih besar dari t tab el yaitu 6,25> 2,678 (menolak Ho), yang berarti penggunaan faktor produksi lahan b elum ef isien. Artinya, agar penggunaan faktor produksi lahan menjadi efisien maka penggunaan faktor produk si tersebut perlu ditambahkan. Lahan yang belum efisien dikarenakan proses penanaman tidak menggunakan jarak tanam yang sama antar tanaman. Penanaman d ilaku kan d en gan cara b en ih langsung disebar ke lahan. Penambahan lahan juga dapat dilakukan oleh petani dengan cara menyewa lahan yang ada, hal tersebut dapat dilakukan karena biaya sewa lahan didaerah terseb ut terbilang terjangkau yaitu Rp 90.000/m2/tahun.

Nilai NPM/Px untuk faktor produksi pupuk kandang yaitu sebesar 1,99 hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa nilai NPM/Px pada penggunaan faktor produksi pupuk kandang lebih besar dari1 Berdasarkan hasil dari pengujian diperoleh t hitung pada penggunaan fak tor p rodu ksi pupuk kandang sebesar 0,876 lebih kecil dari t tabel yaitu 0,876 < 2 ,6 7 8. ( menolak H1), y an g artinya penggunaan pupuk kandang sudah tidak efisien, perlu dikurangi untuk mendapatkan produk yang optimal.

(10)

[24]

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan diatas, dapat diambil kesimpulan seb agai berikut :

1) Faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi p adi go go b eras merah y aitu faktor produksi lahan, pupuk kandang dan tenaga kerja. Faktor produksi lain seperti b en ih, pupuk urea, pupuk TSP tidak berpengaruh nyata terhadap produksi padi gogo beras m erah. 2) Penggunaan faktor produksi lahan belum efisien sehingga perlu dilakukan penambahan agar

menjadi efisien sedangkan faktor produksi pupuk kandang sudah efisien.

5. DAFTAR PUSTAKA

Arnanda, R., Hadi, S. & Yulida, R. 2016. Efisiensi Produksi Padi di Keca ma tan Ku ala Ka mp ar Kabupaten Pelalawan. Jurnal SOROT . XI (2) : 111 – 126.

Arsyad, L. 2008. Ekonomi Manajerial (Ekonomi mikro terapan untuk man ajemen Bisn is) Ed isi Keempat.BPFE.Yogyakarta.

Boediono. 2012. Ekonomi Mikro Edisi kedua. BPFE. Yogyakarta. BPTP. 2012. Sinar Tani. Agroinovasi. IV:10 (2 – 5).

BPP Kecamatan Girisubo. 2019. Kecamatan Girisubo Dalam Angk a 2 0 18. Badan Pen yu luhan pertanian Kecamatan Gisisubo Kabupaten Gunungkidul.

BPS Kabupaten Gunung Kidul. 2017. Gunung Kidul Dalam Angka2012 . Bad an Pu sat Statistik Kabupaten Gunung Kidul.

Indrasari. S. D. & Adnyana, M. O. 2007. Preferensi Konsumen terha dap Beras M erah seb aga i Sumber Pangan Fungsional. Iptek Tanaman Pangan. II (2) : 227 – 241.

Jamalludin. 2016. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Pa di Va rietas Ung gul Nasional Pada Sawah Tadah Hujan di Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar. Jurn al Dinamika Pertanian. XXXII (2) : 107–114.

Kristamtini dan H. Purwaningsih. 2009. Potensi Pengembangan beras merah Sebagai Plasma Nutfah Yogyakarta. Litbang Pertanian. XXVII (3): 88 – 95.

Laksmi, N, M, A, C., Suamba, I, K., Ambarawato, I, G, A, A.2012.Analisis Ef isien si Usahatan i Padi Sawah(Studi Kasus di Subak Guama, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan). E-Journal Agribisnis dan Agrowisata. I (1) : 34 – 44.

Mahastian, P. W.,Sundari, M. T.,&Widiyanti, E. 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Padiberas merah Varietas “Segreng” Di Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri. Agrista. III (1) : 1 - 12.

Noer, R, S., Zakaria, A, W., &Ketut, M. 2018. Analisis Efisiensi Produksi Usahatani Padi Ladan g Di Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis. VI (1) : 17 – 24.

(11)

[25]

Onibala, A, G., Sondakh, M, L., &Kuanang, R., Mandei, J. 2017. An alisis Fa ktor -Fakto r Ya n g Mempengaruhi Produksi Padi Sawah Di Kelurahan Koya,Keca ma tan To n da no S elata n. Agri-Sosioekonomiunsrat. XIII :2A (237 -242).

Soekartawi. 2006. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis Cobb Douglass.Jakarta: CV. Rajawali.

Suliartini, N, W, S., Sadimantaran, G. R., Wijayanto, T., & Muhidin. Pengujian Kadar Antosian in Padi Gogo Beras MerahHasil Koleksi Plasma Nutfah Sulawesi Tenggara. Crop Agro. IV (2) : 43 - 48.

Sumartini. Hasnelly&Sarah. 2018. Kajian Peningkatan Kualitas beras merah(Oryza nivara)Insta n Dengan Cara Fisik. Pasundan Food Technology Journal. V (1):84 – 90.

Yoko, B., Syaukat, Y.& Fariyanti, A. 2014.

Analisis Efisiensi Usahatani Padi di

Gambar

Tabel 2. Luas Lahan Garapan Petani Padi gogo beras merah Desa Balong
Tabel 4. Jumlah Tanggungan Anggota Keluarga Petani Padi gogo beras merah Desa Balong
Tabel 6.  2Nilai Koefisien Regresi Faktor-Faktor Produksi dan Fungsi Produksi Padi gogo  b eras  merah di Desa Balong

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 3 menunjukan bahwa nilai koefisien determinasi ( ) sebesar 0,534 yang berarti sebesar 53,4% dari variabel dependen yaitu Saving Behavior dapat dijelaskan

Rumput gajah merupakan salah satu jenis rumput yang dapat bertumbuh dengan baik di wilayah tropick/subtropik (Woodard 1991). Rumput jenis ini sangat potensial

Penelitian ini menggunakan metode analisis data sekunder melalui pendekata n k u antitatif, yaitu data yang diperoleh dari instansi yang berkaitan berupa angka-angka seperti sk or

Nilai koefisien determinasi ( R 2 ) sebesar 0.986 atau 98.6 persen menunjukkan bahwa keragaman dari hasil produksi kopi dapat dijelaskan oleh faktor-faktor

Untuk pengujian pengenalan, citra latih dan citra uji diujikan pada jaringan yang memiliki kinerja terbaik yakni terhadap jaringan yang terdapat dalam Tabel 1

Dengan nilai sig sebesar 0,000 &lt; α = 0,01 dapat disimpulkan secara serentak hasil produksi, harga jual, biaya, pendapatan, pekerjaan, dan partisip asi k elomp ok tan i

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, diketahui bahwa dengan menggunakan tahanan ekternal konvensional hanya dapat menghasilkan daerah pengaturan kecepatan

Pasar digital telah semakin menjadi pilihan bagi konsumen. Produk-produk industri b an yak dijual melalui pasar digital, tidak terkecuali produk pertanian. Konsumen tidak hanya