• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

30

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Pengertian objek penelitian menurut Nuryaman dan Veronica (2015:5) adalah Karakteristik yang melekat pada subjek penelitian. Karakteristik ini jika di berikan nilai maka nilainya akan bervariasi (berbeda) antara individu satu dengan yang lainnya. Penulis dalam penelitian ini mengamati objek penelitian yaitu para staff yang bekerja di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung. Penelitian ini membahas Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

3.1.1 Visi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung

Mewujudkan Pengelolaan Keuangan dan Aset di Kota Bandung yang Wajar Tanpa Pengecualian

3.1.2 Misi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung

Agar visi tersebut dapat diwujudkan dan dapat mendorong efektivitas dan efisiensi permanfaatan potensi yang dimiliki, maka ditatapkan 5 (enam) misi, yaitu: 1. Misi Pertama, mewujudkan anggaran daerah yang berbasis kinerja dan

tepat waktu.

2. Misi Kedua, mewujudkan penatausahaan keuangan daerah sesua peraturan perundangan.

3. Misi Ketiga, mewujudkan penatausahaan aset daerah sesuai perundangan. 4. Misi Keempat, mewujudkan laporan keuangan dan kinerja yang

transparan dan akuntabel.

5. Meningkatkan layanan pendidikan untuk pembiasaan dan penguasaan IPTEK.

(2)

3.1.3 Struktur Organisas

Sumber: http://bpka.bandung.go.id/profile/strukturOrganisasi

3.2 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2013:2), metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode

explanatory.

Sedangkan penelitian eksplanatori menurut Nuryaman dan Veronica (2015:6) adalah sebagai berikut: “Penelitian Eksplanatori adalah penelitian yang tujuannya untuk memperoleh jawaban tentang ‘bagaimana’ dan ‘mengapa’ suatu fenomena terjadi. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan atau membuktikan bagaimana hubungan antarvariabel penelitian. Hubungan tersebut dapat berbentuk: korelasional, kausalitas (sebab akibat).”

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan eksplanatori untuk memperoleh hasil dari partisipasi penyusunan anggaran terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode studi kasus karena penelitian ini dilakukan pada satu organisasi saja. Menurut Moh Nazir (2011:57) metode studi kasus adalah: “Studi kasus, atau penelitian kasus (case study) adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta Gambar 3.1 Struktur Organisasi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung

(3)

karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.”

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer. Nuryaman dan Veronica (2015:79) menyatakan bahwa Data Primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber data, yaitu subjek atau benda.

Adapun teknik pengumpulan data dan informasi yang dilakukan oleh penulis adalah :

1. Penelitan Lapangan (field research)

Penelitian lapangan merupakan pengumpulan data secara langsung dengan mengadakan penelitian terhadap objek yang diteliti untuk memperoleh data primer. Data primer tersebut diperoleh dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner. Menurut Sugiyono (2014:142) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien apabila peneliti tahu dengan siapa variabel akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Pada penelitian ini, pernyataan atau pertanyaan dalam kuesioner terdiri atas instrumen untuk mengukur variabel partisipasi penyusunan anggaran (𝑋1)

dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (𝑌1) 2. Penelitian kepustakaan (library research)

Merupakan teknik pengumpulan data dengan menelaah buku, literatur, catatan dan laporan yang terkait dengan masalah yang diteliti.

3.2.2 Operasional Variabel Penelitian

Operasional Variabel menurut Uma Sekaran (2013:115) adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Sedangkan menurut Umi Narimawati (2008:61) operasionalisasi variabel, dimensi, variabel sub variabel, dan pengukuran.

Berdasarkan pada judul penulis yaitu “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah”. Maka terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

(4)

1. Variabel Bebas (Variabel Independen)

Variabel bebas (variabel independen) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel terikat atau variabel dependen, entah secara negatif atau positif yaitu jika terdapat variabel bebas, variabel terikat juga hadir, dan dengan setiap unit kenaikan dalam variabel bebas, terdapat pula kenaikan atas penurunan dalam variabel terikat (Uma Sekaran, 2013). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah Partisipasi Penyusunan Anggaran.

2. Variabel Terikat (Variabel Dependen)

Variabel terikat (Variabel Dependen) merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Tujuan peneliti ini adalah memahami dan membuat variabel terikat, menjelaskan variabelitasnya atau memprediksinya (Uma Sekaran,2013). Maka yang menjadi variabel dependen adalah Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerinah Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung.

Adapun indikator tersebut diuraikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1 Operasional Variabel Operasionalisasi

Variabel

Dimensi Indikator Skala

Pengukuran Instrumen Penelitian Kuesioner/item Partisipasi Penyusunan Anggaran ( X ) Faktor-Faktor yang Digunakan untuk Mengukur Partisipasi Anggaran

Milani dalam Tjandra (2008) 1. Keikutsertaan dalam penyusunan anggaran 2. Kepuasan dalam penyusunan anggaran 3. Kebutuhan memberikan pendapat 4. Kerelaan dalam memberikan pendapat 5. Besarnya pengaruh terhadap penetapan anggaran final 6. Seringnya atasan meminta pendapat atau usulan saat anggaran disusun Interval 1. Saya ikut berperan dalam penyusunan anggaran. 2. Saya merasa puas dengan hasil penyusunan anggaran 3. Pendapat saya mudah diterima dalam proses penyusunan anggaran. 4. Jika dilibatkan dalam proses penyusunan anggaran, berinisiatif

(5)

dalam mengajukan pendapat 5. Saya memilik peran dan kontribusi yang besar dalam proses penyusunan anggaran. 6. Pimpinan sering mengadakan pertemuan dengan staf, agar para staf dapat memberikan pendapat atau usulan dalam proses penyusunan anggaran. Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( Y ) Lembaga Administrasi Negara (LAN-2003) Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran (Mahmudi 2010)

1. Beranjak dari sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber-sumber daya yang konsisten dengan asas-asas umum

penyelenggaraan negara;

2. Komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi yang bersangkutan; 3. Menunjukan tingkat

pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan;

4. Berorientasi pada pencapaian visi dan misi, serta hasil dan manfaat yang diperoleh; 5. Jujur, objektif,

transparan dan akurat;

6. Dapat menyajikan keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian sasaran dam tujuan yang telah di tetapkan Interval 7. Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah beranjak dari sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber-sumber daya yang konsisten dengan asas-asas umum penyelenggara an negara.. 8. Pimpinan dan seluruh staf instansi yang bersangkutan berkomitmen untuk mencapai tujuan bersama. 9. Saya dapat menunjukan tingkat pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

(6)

3.2.3 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2012:119) Populasi adalah sebagai berikut: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Menurut Sugiyono (2012:120) Sampel adalah sebagai berikut:“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Metode dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Purposive Sampling:

Menurut Nuryaman dan Veronica (2015:106) teknik pengambilan sampel terdiri dari dua cara yaitu:

1. Probability Sampling

Probabilty sampling digunakan bila jumlah elemen populasi diketahui.

Probability Sampling dapat bersifat tidak terbatas (simple random

10. Berorientasi pada

pencapaian visi dan misi, serta hasil dan manfaat yang diperoleh, dimengerti oleh pelaksana anggaran. 11. Jujur, objektif, transparan dan akurat. 12. Dapat menyajikan keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian sasaran dang tujuan yang telah ditetapkan.

(7)

sampling) dan bisa juga bersifat terbatas (complex random sampling). Terdapat enam cara dalam menentukan besarnya sampel yaitu:

a. Simple Random Sampling (Sampel Acak Sederhana)

b. Complex Probability Samplig (Sampel Probabilitas Komplek) c. Systematic Random Sampling

d. Stratified Random Sampling (Sampel Acak Berstrata) e. Cluster Sampling

f. Multistage/Double Sampling/Sequental

2. Non Probability Sampling

Teknik sampling ini digunanakan jika jumlah populasinya tidak dapat ditentukan. Jenis sampel ini tidak dipilih secara acak. Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk bisa dipilih menjadi objek sampel. Elemen populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. Terdapat lima cara dalam menentukan besarnya sampel yaitu:

a. Convenience Sampling (Sampel yang Dipilih dengan Pertimbangan Kemudahan)

b. Purposive Sampling c. Judgement Sampling d. Quota Sampling

e. Snowball Sampling (Sampel Bola Salju)

Menurut Nuryaman dan Veronica (2015:110) purposive sampling

adalah:“Purposive Sampling adalah dimana sampel diambil dengan maksud dan tujuan tertentu karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi atau karakteristik yang sesuai dengan keperluan penelitian.”.”

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan judgement sampling karena diharapkan kriteria sampel yang diperoleh benar-benar sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.

(8)

Berdasarkan pengertian populasi dan sampel tersebut maka yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah Bidang Anggaran Badan Pengelolaan Kuangan dan Aset Kota Bandung sebanyak 14 orang dan Bidang Akuntansi 19 orang di lingkungan Badan Pengelolaan Kuangan dan Aset Kota Bandung. Berdasarkan perhitungan penentuan jumlah sampel dari populasi maka sampel yang didapat berjumlah 33 dikarenakan pembulatan atas masing-masing rata-rata nilai.

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No. Unit Populasi Sampel Responden

1 Tenaga kerja Sub Bidang Anggaran

14 14 14

2 Tenaga teknis Bidang Akuntansi 19 19 19

Total 33 33 33

3.2.4 Skala Pengukuran Variabel

Jenis skala pengukuran yang digunakan yaitu interval, dimana menurut (Nuryaman dan Veronica, 2008:53):“Skala Interval tidak hanya mengindikasikan kelompok dan urutan, tetapi juga bisa menunjukan jarak antar-urutan dalam satuan interval yang sama”.

Penyelesaian penelitian ini dengan menggunakan teknik analisis kuantitaf. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis suatu permasalahan yang diwujudkan dengan kuantitatif. Dalam penelitian ini karena jenis data yang digunakan adalah kualitatif, maka analisis kualitatif dilakukan dengan cara mengkuantitatifkan data-data penelitian ke dalam bentuk angka-angka dengan menggunakan skala litkert 5 poin (5 point likert scale). Menurut Sugiyono (2014:93) menyatakan bahwa :“Skala litkert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentag denomena sosial”.

Skala ini umumnya menggunakan lima angka tingkatan penilaian untuk menyatakan sikap atau jawaban responden sebagai berikut:

Tabel 3.3 Scoring untuk Jawaban Kuesioner Partisipasi Penyusunan Anggaran (X) dan Akuntablitas Kinerja Instansi Pemerintah (Y)

Jawaban Responden Skor

(9)

Setuju 4

Ragu-Ragu / Netral 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Sugiyono (2014:93)

3.2.5 Pengujian Kualitas Data

dalam penelitian data memiliki kedudukan yang sangat penting karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis yang akan menjadi kesimpulan penelitian. Kesimpulan penelitian yang berupa jawaban atas pemecahan masalah penelitian dibuat berdasarkan hasil proses pengujian data yang meliputi pemilihan, pengumpulan dan analisis data. Oleh karena itu, hasil penelitian tergantung pada kualitas data, dalam mengungkapkan aspek-aspek atau variabel yang diteliti, diperlukan suatu alat ukur atau skala tes yang valid dan dapat diandalkan agar kesimpulan penelitian tidak akan keliru dan tidak akan memberikan gambaran yang jauh berbeda dengan keadaan yang sebenarnya, untuk itu perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

3.2.6 Uji Validitas

Pengujian validitas digunakan untuk mengukur alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data. Sugiyono (2012:67) menjelaskan mengenai validitas adalah instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.

Dari definisi di atas validitas diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat tes (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur. Suatu alat ukur disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur.

(10)

Tabel 3.4 Standar Penilaian untuk Validitas Criteria Validity Good 0,50 Acceptable 0,30 Marginal 0,20 Poor 0,10

Sumber: Barker et al, (2007:70)

Secara teknis valid tidaknya suatu butir pernyataan dinilai berdasarkan kedekatan jawaban responden pada pernyataan tersebut dengan jawaban responden pada pernyataan lainnya. Nilai jawaban responden diukur menggunakan koefisien kolerasi, yaitu melalui nilai kolerasi setiap butir pernyataan dengan total butir pernyataan lainnya. Butir pernyataan dinyatakan valid jika memiliki nilai koefisien kolerasi lebih besar atau sama dengan 0,30. Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan rumus moment kolerasi pearson product (r). Seperti dilakukan pengujian lebih lanjut, semua item pernyataan dalam kuesioner harus diuji keabsahannya untuk menentukan valid tidaknya suatu item.

𝑟𝑥𝑦=

𝑛∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)

√(𝑛(∑𝑋2) − (∑𝑋)2)(𝑛(∑𝑌2) − (∑𝑌)2))

Keterangan:

rxy : Koefisien Kolerasi pearson

N : Banyaknya Sampel

∑ X : Jumlah skor keseluruhan untuk item pertanyaan

∑ Y : Jumlah skor keseluruhan untuk semua item pertanyaan Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

- Jika r hitung ≥ r tabel, maka pernyataan dinyatakan valid - Jika r hitung ≤ r tabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

Pengujian validitas untuk setiap variabel dibantu menggunakan software SPSS 21.0 for Windows. Setelah dinyatakan valid maka skor-skor tersebut dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.

(11)

3.2.7 Uji Reliabilitas

Menurut Uma Sekaran (2006) Uji Reliabilitas adalah:“Uji reliabilitas data digunakan untuk menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran telah konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih dari tiga gejala yang sama”.

Dengan demikian suatu instrumen reliabel jika digunakan untuk mengukur berkali-kali hasil data yang konsisten. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keandalan tidaknya suatu instrumen sehingga dapat dipercaya dala penelitian. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan uji statistik Cronbach’s Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika menghasilkan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2006). Rumus Cronbach Alpha yaitu:

𝛼 = [ 𝑘 𝑘 − 1] [1 ∑ 𝑆2 𝑗 𝑆2 𝑥 ] Sumber: Arikunto, (2010:196) Keterangan :

α : Koefisien reliabilitas alpha k : Jumlah item yang diuji

Sj : Varian skor masing-masing item Sx : Jumlah varian skor total dari responden

Perhitungannya secara statistik dibandingkan dengan tabel Product Moment, pengukurannya yaitu:

- Jika r hitung ≥ r tabel, maka item-item kuesioner reliabel. - Jika r hitung ≤ r tabel, maka item-item kuesioner tidak reliabel.

Untuk mengetahui bagaimana kondisi dan tingkat kesesuaian masing-masing variabel-variabel tersebut, maka penulis membuat pengkategorian dalam garis interval sebagai berikut :

1. Jumlah keseluruhan responden adalah xx orang dan untuk nilai skala pengukuran terbesar adalah 5 sedangkan nilai skala pengukuran terkecil adalah 1.

(12)

2. Sehingga diperoleh rata-rata skor ideal adalah 5 X 36 = 180 dan rata-rata skor terkecil 1 X 36 = 36. Adapun nilai persentase terbesar adalah 100% dan nilai persentase terkecil adalah (36 : 180) X 100% = 20%.

3. Diperoleh nilai rentang 100%-20% = 80% jika dibagi 5 skala pengukuran akan didapat nilai interval persentase sebesar 16%, maka kategori interpretasi skor dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.5 Kategori Interpretasi Skor

Hasil Perhitungan Kategori

20% s/d 36.00% Sangat Tidak Baik

36.01 % s/d 52.00% Tidak Baik

52.01% s/d 68.00% Cukup Baik

68.01% s/d 84.00% Baik

84.01% s/d 100% Sangat Baik

Sumber : Hasil olahan peneliti 2018

Untuk selanjutnya maka tabel kategori interpretasi skor diatas pun dapat digunakan untuk masing-masing indikator pada masing-masing variabel.

3.2.9 Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linier sederhana. Uji asumsi klasik penting dilakukan untuk menghasilkan estimator yang linier tidak bias dengan varian yang minimum (Best Linier Unbiased Estimator = BLUE), yang berarti model regresi tidak mengandung masalah.

3.2.10 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model sebuah regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya terdistribusi secara normal, seperti yang dikemukakan oleh (Ghozali, 2011:160) menyatakan bahwa:“Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam mpdel regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil normal atau tidak dengan enguji sebaran data yang dianalisis”.

(13)

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model sebuah regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya terdistribusi secara normal. Untuk negetahui bentuk distribusi data, bisa dilakukan dengan grafik distribusi dan analisis statistik. Pengujian dengan grafik distribusi dilakukan dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Distribusi normal, maka garis yang menggambarkan data yang sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2006:147).

Penelitian ini melakukan uji normalitas dengan uji kolmogorov smirnov. Dasar pengambilan keputusan yang digunakan dalam ui kolmogorov smirnov

adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai probabilitas nilai signifikan > 0,05 berarti data residual berdistribusi normal.

2. Jika nilai probabilitas nilai signifikan < 0,05 berarti data residual tidak berdistribusi normal.

3.2.11 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2011:139) : “Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Cara yang paling umum yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED.

Menurut Ghozali (2011:139) dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan scatterplot yaitu :

(14)

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola tertentu, yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Menurut Ghozali (2011:141): “Analisis dengan Grafik Plots memiliki kelemahan yang cukup siginfikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan, semakin sulit untuk mengintepretasikan hasil grafik plot.

Untuk mengatasi kelemahan dari Grafik Plots tersebut, maka dalam penelitian ini juga akan dilakukan uji statistik untuk menjamin keakuratan hasil pengujian. Uji statistik yang dipilih adalah uji Glejser, dasar pengambilan keputusan uji heteroskedastisitas melalui uji Glejser adalah :

1. Apabila sig. 2-tailed < α = 0,05, maka telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Apabila sig. 2-tailde > α = 0,05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.2.12 Analisis Regresi Linier Sederhana

Regresi linier sederhana adalah alat analisis yang digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) (Sugiyono, 2012:210).

Regresi linier sederhana dala penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

𝑌 = a + bX + e

Dimana:

a : Konstanta

b : Koefisien regresi, yang menunjukkan perubahan pada variabel Y X meningkat sebesar 1 satuan

X : Variabel yang mewakili data Partisipasi Penyusunan Anggaran sebagai variabel tidak bebas

Y : Variabel yang mewakili data Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai variabel bebas

(15)

Ukuran memeperoleh pengolahan dan analisism naka dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 21.0 for Windows. Langkah ini ditempuh mengingat pengolahan data paket-paket program tersebut cepat dan mempunyai tingkat ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan dengan perhitungan secara normal.

3.2.13 Analisis Koefisien Determinasi

Menurut Ghozali, (2011:97) Koefisien determinasi (𝑟2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan sebuah model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinsai terletak antara nol dan satu (0 < 𝑟2

< 1). Nilai 𝑟2 yang mendekati 0 menunjukkan kemampuan variabel independen sangat terbatas dalam menjelaskan variabel dependen. Analisis tersebut digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh partisipasi penyusunan anggaran (X) terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Y) berdasarkan hasil regresi.

3.2.14 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji (Uma Sekaran, 2014:135). Pengujian hipotesis untuk mengetahui kolerasi dari Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Secara statistik ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dengan nilai statistik t, serta koefisien determinasi. Perhitungan statistik disebut dengan signifikan secara statistik nilai uji statistiknya berada pada daerah kritis (daerah dimana 𝐻0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada pada daerah dimana 𝐻0 diterima.

3.2.15 Pengujian Hipotesis Parsial (Uji t)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel indpeenden mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Bentuk pengujiannya adalah: H0 : β = 0, artinya partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh signifikan

terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung.

(16)

Ha : β ≠ 0, artinya partisipasi penyusunan anggaran berbasis kinerja berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji-t dengan tingkat pengujian pada  5% derajat kebebasan (degree of freedom) atau df = (n-2), dapat dilihat nilat ttabel untuk pengujian dua pihak, selanjutnya ditetapkan thitung.

𝑡 = 𝑟√𝑛 − 2

1 − 𝑟2

Keterangan:

r : Koefisien kolerasi n : Jumlah data

Kriteria pengambilan keputusan:

Jika enggunakan tingkat signifikan ( = 0,5) untuk diuji dua pihak, maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berkut:

1. Jika thitung > ttabel maka H0 di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel indpendent (X) dan variabel dependent (Y) ada hubungannya.

2. Jika thitung < ttabel maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel independent (X) dan variabel dependent (Y) tidak ada hubungannya.

3.2.16 Penetapan Tingkat Signifikan

Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5% (α=0,05) yang memiliki arti bahwa kemungkinan besar dari hasil penarikan kesimpulan mempunyai probabilitas sebesar 95% atau toleransi terhadap kesalahan sebesar 5%.

3.2.17 Penarikan Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan terdapat dasar untuk penarikan kesimpulan atas penelitian yang dilakukan. Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan tersebut, penulis selanjutnya akan mencoba memberikan

(17)

pandangan dan saran-saran yang berkaitan dengan objek penelitian yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Gambar

Tabel 3.1 Operasional Variabel
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
Tabel 3.4 Standar Penilaian untuk Validitas  Criteria   Validity   Good   0,50  Acceptable   0,30  Marginal   0,20  Poor   0,10
Tabel 3.5 Kategori Interpretasi Skor

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu penelitian ini akan menggunakan kombinasi kedua metode yaitu KNN dan Gini Index tersebut untuk memungkinkan klasifikasi tingkat kognitif soal pada

Bagaimana implementasi Rekrutmen politik dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik yang dilakukan

- Edukasi tentang diet sesuai usia dan kebutuhan anak serta menjelaskan kepada orang tua untuk tetap memperhatikan asupan diet anak, baik secara kualitas

Hasil model prediksi hujan dari anggota ensemble menggunakan 5 variabel prediktor (SST, CAPE, PW, U850 dan V850) menunjukkan pola curah hujan yang dapat mengikuti pola

Analisis kebijakan adalah suatu bentuk analisis yang menghasilkan dan menyajikan informasi sedemikian rupa sehingga memberi landasan bagi pembuat kebijakan dalam

Berdasarkan hasil penelitian melalui studi kepustakaan dan pembahasan tentang mengkritisi implementasi Ensiklik Evangelium Vitae sebagai pedoman bioetika bagi

Data Dinas Kesehatan Kota Bandung menunjukkan bahwa masalah kesehatan tertinggi remaja kota Bandung adalah rokok (63%), diikuti oleh masalah gizi/anemia (26%),

Didalam IDE Arduino terdapat library yang beberapa sudah ada menjadi dasar tersimpan di sistem, namun jika ada perangkat alat lainnya yang belum ada library , maka