• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usulan Penelitian. Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Islmu Sosial dan Humaniora Universitas Ibrahimy 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Usulan Penelitian. Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Islmu Sosial dan Humaniora Universitas Ibrahimy 2020"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Usulan Penelitian

HUBUNGAN PENDEKATAN HUMANISTIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM BAHASA INGGRIS DI SMP IBRAHIMY

KELAS VIII. Oleh :

Dwi Nur Hadiyansah W. NIDN 0731089101 Nur Hasan. NIDN 2015028102

Prodi Pendidikan Bahasa Inggris

Fakultas Islmu Sosial dan Humaniora

Universitas Ibrahimy

2020

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul

Penggunaan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara siswa MA Nurul Hikam

Peneliti Utama : Nur Hasan (2015028102)

Anggota : Dwi Nur Hadiyansah W. S. S.Pd., M.Pd.(0731089101)

Bidang Ilmu : Psikologi

Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora

No. Telp : 082302465540

Email : nurhasanok46@gmail.com

Jenis Penelitian: Pendidikan Jenis Penelitian: PTK

Lokasi : Universitas Ibrahimy

Situbondo 26 Juli 2020 Peneliti

. Nur Hasan

(3)

BIODATA PENELITI

1. Ketua Tim Peneliti

a) Nama lengkap : Nur Hasan

b) NIDN : 2015028102

c) Pangkat/ jabatan : Ka. Prodi Psikologi

d) Jenis kelamin : Laki - Laki

e) Tempat dan tanggal lahir : Banyuwangi, 15 Februari 1981

f) Alamat : Banyuwangi

g) Nomor Handphone : 082302465540

h) E-mail : nurhasanok46@gmail.com

i) Riwayat pendidikan : - S1 Pendidikan Agama Islam Universitas Ibrahimy Situbondo

- S2 Psikologi Pendidikan Universitas Gajah Mada

2. Anggota Tim Peneliti

a) Nama lengkap : Dwi Nur Hadiyansah., M.Pd.

b) NIDN : 0731089101

c) Pangkat/ jabatan : -

d) Jenis kelamin : Laki-laki

e) Tempat dan tanggal lahir : Situbondo, 31 Agustus 1991

f) Alamat : Jl. Diponegoro, Ardirjo barat, Panji. Situbondo g) Nomor Handphone : 085101930848

h) E-mail : Machix.hardiansah094@gmail.com i) Riwayat pendidikan : - S.1 Pendidikan Bahasa Inggris STKIP

PGRI Sidoarjo

- S.2 Pendidikan Basaha Inggris Universitas Islam Malang

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... 1

HALAMAN PENGESAHAN ... 2

IDENTITAS DAN URAIAN UMUM ... 3

DAFTAR ISI... 4

BAB I PENDAHULUAN ... 5

1.1 Rumusan Masalah ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1 Pebahasan Tentang Pembelajaran ... 10

2. 2 Speaking Ability ... 11

2.3 Audio Visual Media ... 17

2.4 Penelitian Sebelumnya ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ... 37

4.1 Anggaran Biaya ... 37

4.2 Jadwal Penelitian ... 38

BAB VI PEMBAHASAN ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 46

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Banyak negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan persoalan yang sangat pelik, namun semuanya merasakan bahwa pendidikan merupakan tugas negara yang sangat penting. Dimana Bangsa yang ingin maju, membangun dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakat dan dunia, tentu mengatakan bahwa pendidikan merupakan kunci, dan tanpa kunci itu usaha mereka akan gagal.

Sistem pendidikan di Indonesia masih jauh dari apa yang diharapkan oleh masyarakat terbukti masih banyak siswa yang mengalami kegagalan baik dalam segi moral ataupun prestasi. Oleh sebab itu seorang guru di tuntut untuk lebih kreatif. Dalam hal ini guru dalam meningkatkan kreatifitas siswa akan menggunkan pendekatan Humanistik.

Pelajaran bahasa Inggris di SMP berfungsi sebagai alat pengembangan diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, mereka di harapkan dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu yang lebih kreatif, cerdas, terampil dan berkepribadian serta siap berperan dalam pembangunan nasional. Pengajaran bahasa Inggris di SMP meliputi keempat keterampilan yaitu: membaca, menyimak, berbicara dan menulis. Semua itu di dukung oleh unsur-unsur bahasa lainnya, yaitu: Kosa Kata, tata bahasa dan pronunciation sesuai dengan tema sebagai alat pencapai tujuan. Dari ke empat keterampilan berbahasa di atas. pembelajaran keterampilan berbicara ternyata kurang dapat berjalan sebagaimana mestinya. Siswa belum mampu berkomonikasi walaupun dalam bahasa Inggris yang sangat sederhana . Dilain pihak, Kurikulum Berbasis Kompetensi SMP mengisyaratkan bahwa siswa yang telah menamatkan jenjang pendidikan setingkat SMP harus menyampaikan ide. Pendapat,

(6)

ataupun tanggapan terhadap suatu masalah dalam bahasa Inggris yang sederhana. Siswa kelas VIII di SMP Ibrahimy sumber anyar misalnya, mereka dalam kemampuan menulis masih rendah (w w w . s c r i b d . c o m ) .

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin mengetahui bagaimana hubungan pendekatan humanistik untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam bahasa inggris di SMP Ibrahimy kelas VIII.

1.2. Batasan-Batasan

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda peneliti memandang perlu adanya batasan-batasan masalah untuk mempermudah memahami penelitian ini. Oleh karena itu dalam pembahasan ini batasan-batasan tersebut adalah: 1.2.1. Batasan Pengertian Judul

Untuk menghindari adanya kekeliruan dan kesimpang siuran dalam menafsirkan arti dari istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian Hubungan Pendekatan Humanistik Untuk Menigkatkan Kreativitas Siswa Kelas VIII di SMP Ibrahimy semester genap tahun ajaran 2018-2019, maka akan dijelaskan sebagaimana berikut:

1.2.1.1 Hubungan 1.2.1.2 Pendekatan

1.2.1.3 Humanistik 1.2.1.4 Kreativitas 1.2.1.1 Hubungan

Hubungan/korelasi yang merupakan sebuah keadaan yang saling kontak, maka ini diperjelas oleh Anton M. Mulyono yang mengartikan, “Korelasi adalah hubungan timbal balik atau sebab akibat” ( 1990:461 )

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengartikan hhubungan yang berasal dari kata hubung yang artinya :

(7)

1.Bersambung atau berangkain yang satu dengan yang lain. 2.Berkaitan, bersangkutan : misalnya kehadirannya ke sekolah itu berkaitan dengan seminar Bimbingan Konseling karir.

Kemudian mereka mengartikan hubungan adalah:

1. Keadaan berhubungan

2. Kontak

3. Sangkut paut misalnya: jabatan yang dipegang itu tidak ada sangkut pautnya dengan keahliannya

4. Ikatan, pertalian (keluarga persahabatan) misalnya: diantara mereka masih ada ikatan saudara

5. Jaringan yang terwujud karena interaksi antara satuan – satuan yang aktif (1999:313)

Untuk membatasi pengertian hubungan sebagaimana

diungkapkan di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa hubungan adalah keadaan berhubungan atau kontak yang mengakibatkan adanya timbal balik antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.

1.2.1.2 Pendekatan

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach) (www. Akhmad Sudrajat, 2008).

(8)

Dalam Kamus Bahasa Indonesia pendekatan di artikan sebagai proses, cara atau perbuatan mendekati (www. Kamus Bahasa Indonesia)

1.2.1.3 Humanistik

Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal (Mulyati, 2005: 1) suatu usaha yang positif untuk berkembang, 2). kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu. Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis.

1.2.1.4 Kreativitas

Kreativitas menurut Suharnan (creativity) adalah salah satu kemampuan intelektual manusia yang sangat penting, dan oleh kebanyakan ahli psikologi kognitif dimasukkan ke dalam kemampuan memecahkan masalah. Kreativitas sering juga disebut berpikir kreatif (2005:373).

Pada kamus besar Indonesia (2002:599) kreativitas diartikan sebagai kemampuan untuk mencipta. Kemampuan untuk mencipta ide-ide ataupun konsep-konsep baru. Kemampuan seseorang dalam menghasilkan sesuatu yang baru berdasarkan hal-hal yang sudah ada.

1.2.2 Batasan Masalah Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu perlu di tentukan yang di teliti kemudian menentukan objek yang akan dikenai penelitian. Dengan adanya masalah akan memberikan arah serta tuntutan dalam rangka menentukan metode yeng akan di pakai untuk mewujudkan pencapaian tujuan penelitian.

Menurut kamus ilmiah popular bahasa Indonesia, masalah adalah suatu perihal, soal persoalan atau problem kesulitan yang harus di pecahkan

(9)

(2000:441) Menurut Tatang .M. Amirin, masalah adalah suatu problem yang harus dipecahkan atau di atasi melalui penelitian ilmiah, jadi hendaknya tidak di artikan sebagai masalah atau problem yang dihadapi sewaktu mengadakan penelitian. (2004). (http:staff.uny.ac.id)

Menurut Imam Suprayogo penelitian atau research berasal dari kata re yang berarti kembali da to reseach yang berarti mencari, memehami, mengkaji, mencari jawaban, dan lain-lain, Reseach juga bisa di maknai sebagai upaya manusia untuk mencari kebenaran atau yang di anggap, disepakati, sebagai kabanaran/tepat. (2003:6).

Dengan demikian (reseach) secara cermat dan sistematis bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran terhadap suatu persoalan dengan menggunakan pengukuran secara Impiris. Sehubungan dengan pengertian masalah tersebut maka peneliti menentukan masalah-masalah penelitiannya sebagai berikut:

1.2.2.1 Masalah Mayor

Adakah Hubungan Pendekatan Humanistik untuk meningkatkan kreativitas siswa kelas VIII di SMP Ibrahimy.

1.2.2.2 Masalah Minor

Adakah Hubungan Pendekatan Humanistik untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam berbahasa inggris kelas VIII di SMP Ibrahimy.

1.2.3. Batasan Daerah Penelitian

Membatasi daerah penelitian adalah sangat penting dalam penelitian, agar seorang dapat mengenal dan menguasai daerah penelitian dangan mudah. Sehingga terhindar dari kesalahan terbesar yakni salah mengambil data. Dalam hal ini Sru Adji Suryadi, (2001: ) mengatakan sebagai berikut.

Daerah penelitian adalah daerah atau tempat dimana diadakan penelitian. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (2000: ) daerah penelitian adalah lokasi, tempat, obyek penelitian berasal. Berdasarkan pengertian diatas

(10)

dapat disimpulkan daerah penelitian adalah “Wilayah atau daerah yang dipergunakan sebagai tempat penelitian atau daerah yang merupakan tempat dimana penelitean itu dilaksanakan” (http:lib.ugm.ac.id.)

Adapun daerah penelitian dalam penelitian ini adalah di lingkungan Pondok Pesantren Salafiyah Syafiíyah Sukorejo, khususnya di SMP ibrahimy yang bertempat di Desa Sumberejo Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo Provinsi Jawa Timur

1.2.4. Batasan Responden Dan Informan

Berdasar pada pernyataan Menurut Wardi Bahtiar bahwa populasi disebut juga univers; tidak lain dari pada daerah generalisasi yang diwakili oleh sampel. (2005) (blogspot.com) sehingga peneliti menentukan responden dalam penelitian ini dalam daerah penelitian.

1.3. Tujuan Penelitian

Pada umumnya setiap pekerjaan yang dilakukan pasti mempunyai sebuah tujuan tertentu. Demikian juga dengan penelitian ini ada tujuan yang hendak dicapai. Menurut Sutrisno Hadi (2002:21) mengatakan tujuan penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan, atau menguji kebenaran suatu pengetahuan, berusaha mendapatkan sesuatu untuk menguji kekurangan.Mengembangkan berarti memperluas atau menggali lebih dalam apa yang suda ada tetapi masih diragukan kebenarannya. Sedangkan menurut Arif Farhan, bahwaa tujuan penelitian adalah untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yang berarti melalui penerapan prosedur-prosedur ilmiah (2007). (http:lib.ugm.ac.id.)

Berdasarkan kedua pangertian di atas maka dapat disimpulkan tujuan penelitian adalah untuk menemukan jawaban atau mengembangkannya sehingga dapat memperluas dan menggali lebih dalam apa yang sudah ada. Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam skripsi ini adalah sebagaii berikut:

(11)

1.3.1 Tujuan Umum/mayor

Tujuan mayor dalam penelitian ini adalah ingin menetahui adakah hubungan pendekatan humanistik untuk meningkatkan kreativitas siswa kelas VIII di SMP Ibrahimy.

1.3.2 Tujuan Khusus/Minor

Ingin mengetahui adakah hubungan pendekatan humanistik untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam berbahasa inggris kelas VIII di SMP Ibrahimy.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian secara umum mempunyai manfaat yang besar bagi pengembangan ilmu pengetahuan untuk menambah pengalaman dan pengetahuan yang praktis. Adapun yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain:

1.4.1. Bagi Peneliti

Manfaat yang diperoleh bagi peneliti adalah sebagai wahana menambah pengalaman dan penerapan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dalam penelitian serta dapat meningkatkan profesionalisme sebagai calon guru BK

1.4.2. Bagi Guru BK

Sebagai sumbangan pemikiran tentang hubungan pendekatan humanistik untuk meningkatkan kreativitas siswa.

1.4.3. Bagi Kepala Sekolah

Manfaat yang dapat diambil oleh kepala sekolah adalah sebagai sumbangan pemikiran guna lebih meningkatkan kegiatan bimbingan konseling disekolah khususnya terkait dengan pendekatan humanistik untuk meningkatkan kreativitas siswa.

(12)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 PENDEKATAN HUMANISTIK

Tokoh penting dalam teori belajar humanistik secara teoritik antara lain adalah: Abraham Maslow dan Carl Rogers dalam penelitian ini pendekatan humanistik akan difokuskan pada pandangan Maslow

Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal (Mulyati, 2005): 1) Suatu usaha yang positif untuk berkembang, 2). kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu. Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. (http: blogspot.com)

Teori Abraham Maslow dimasukkan ke dalam paradigma traits karena teori ini menekankan pentingnya peran kebutuhan dalam pembentukan kepribadian. Dalam hal ini kedudukan Maslow menjadi unik. Pada mulanya dia adalah pengikut setia John Watson, sehingga dapat dimasukkan ke dalam kelompok behavioris. Namun kemudian dia menyadari bahwa behaviorisme dan psikoanalisis yang mengembangkan teori berdasarkan penelitian binatang, tidak berhasil menangkap keajaiban nilai-nilai kemanusiaan,. Abraham Maslow akhirnya menjadi orang pertama yang memproklamirkan aliran humanistik sebagai kekuatan ketiga dalam psikologi (kekuatan pertama : psikoanalisis, dan kekuatan kedua : behaviorisme) (George, 2008:251).

Humanisme menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri (self realization), Humanisme menentang pesimisme dan keputusasaan. Humanisme yakin bahwa manusia memiliki potensi untuk berkembang sehat dan kreatif, dan jika orang mau menerima tanggung jawab untuk hidupnya sendiri, dia akan menyadari potensinya, mengatasi pengaruh kuat dari pendidikan orang tua, sekolah, dan tekanan sosial lainnya. Pandangan humanisme dalam kepribadian menekankan hal-hal berikut (Supratiknya 1999:107)

(13)

2.1.1. HOLISME

Holisme menegaskan bahwa organisme selalu bertingkah laku sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian bagian / komponen yang berbeda. Jiwa dan tubuh bukan dua unsur yang terpisah tetapi bagian dari satu kesatuan, dan apa yang terjadi di dalam satu akan mempengaruhi bagian lain. Hukum yang berlaku umum mengatur fungsi setiap bagian. Hukum inilah yang mestinya ditemukan agar dapat difahami berfungsinya tiap komponen. Pandangan holistic dalam kepribadian, yang terpenting adalah :

1. Kepribadian normal ditandai oleh unitas, integrasi, konsistensi, dan koherensi (unit), integration, consistency, dan coherence). Organisasi adalah keadaan normal, dan disorganisasi berarti patalogik.

2. Organisme dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya,

tetapitidak ada bagian yang dapat dipelajari dalam isolasi. Keseluruhan berfungsi menurut hukum-hukum yang tidak terdapat dalam bagian-bagian.

3. Organisme memiliki satu drive yang berkuasa, yakni aktualisasi diri (Self actualization). Orang berjuang tanpa henti (continuous) untuk merealisasi potensi inheren yang dimilikinya pada ranah manapun yang terbuka baginya.

4. Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat

minimal. Potensi organisme jika bisa terkuak di lingkungan yang tepat, akan menghasilkan kepribadian yang sehat dan integral

5. Penelitian yang komprehensif terhadap satu orang telah beragam daripada

penelitian ekstensif terhadap banyak orang mengenai fungsi psikologis yang diisolir.

2.1.2. Menolak Riset Binatang

Psikologi humanistik menekankan perbedaan antara tingkah laku manusia dengan tingkahlaku binatang. Riset binatang memandang manusia sebagai mesin dan mata rantai reflex - kondisioning, mengabaikan karakteristik manusia yang unik seperti idea, nilai-nilai, keberanian, cinta,

(14)

humor, cemburu, dan dosa, serta puisi musik, ilmu, dan hasil kerja berfikir lainnya. Menurut Maslow, behaviorisme secara filosofis berpandangan dehumanisasi.

2.1.3. Manusia Pada Dasarnya Baik, Bukan Setan

Menurut Maslow, manusia memiliki struktur psikologik yang analog dengan struktur fisik mereka memiliki “kebutuhan, kemampuan dan kecenderungan yang sifat dasarnya genetif. “Beberapa sifat menjadi ciri umum kemanusiaan, sifat-sifat lainnya menjadi ciri unik individual. Kebutuhan, kemampuan dan kecederungan itu secara esensial sesuatu yang baik, atau paling tidak sesuatu yang netral, itu bukan setan. Pandangan Maslow ini menjadi pembaharuan terhadap pakar yang menganggap kebutuhan dan tendensi manusia itu buruk atau antisocial (misalnya, apa yang disebut dosa warisan oleh ahli agama dan konsep Id dari Freud). Sifat setan yang jahat, destruktif dan kekerasan adalah hasil dari frustrasi atau kegagalan memuaskan kebutuhan dasar, dan bukan bagian dari hereditas. Manusia mempunyai struktur yang potensial untuk berkembang positif.

2.1.4. Potensi Kreatif

Kreativitas merupakan ciri universal manusia sejak dilahirkan. Itu adalah sifat alami, sama dengan sifat biji yang menumbuhkan daun, burung yang terbang, maka manusia kreatif. Kreativitas adalah potensi semua orang, yang tidak memerlukan bakat dan kemampuan yang khusus. Sayangnya, umumnya orang justru kehilangan kreativitas ini karena proses pembudayaan (enculturated). Termasuk di dalamnya pendidikan formal, yang memasung kreativitas dengan menuntut keseragaman berfikir kepada semua siswanya. Hanya sedikit orang yang kemudian menemukan kembali potensi kreatif yang segar, naïf, dan langsung, dalam memandang segala sesuatu (Goble, 2000:55).

(15)

2.1.5. Menekankan Kesehatan Psikologis

Pendekatan humanistik mengarahkan pusat perhatiannya kepada manusia sehat, kreatif dan mampu mengaktualisasikan diri. Ilmu jiwa seharusnya memusatkan analisisnya kepada tema pokok kehidupan manusia, yakni aktualisasi diri. Maslow berpendapat psikologi umumnya hasil dari penolakan, frustasi, atau penyimpangan dari hakekat alami seseorang. Dalam pandangan ini, apa yang baik adalah semua yang memajukan aktualisasi diri, dan yang buruk atau abnormal adalah segala hal yang menggagalkan atau menghambat atau menolak kemanusiaan sebagai hakekat alami. Karena itu psikoterapi adalah usaha mengembalikan orang ke jalur aktualisasi dirinya dan berkembang sepanjang lintasan yang diatur oleh alam di dalam dirinya. Teori psikoanalisis tidak komprehensif karena didasarkan pada tingkah laku abnormal atau tingkah laku sakit. Maslow berpendapat bahwa penelitian terhadap orang lumpuh dan neurotic hanya akan menghasilkan psikologi “lumpuh”. Karena itu dia justru meneliti orang yang berhasil merealisasikan

potensinya secara utuh, memiliki aktualisasi diri, memakai dan

mengeksploitasi sepenuhnya bakat, kapasitas dan potensinya. Obyek penelitiannya adalah orang –orang yang terkenal, tokoh-tokoh idola yang kreativitas dan aktualisasi dirinya mendapat pengakuan dari masyarakat luas, misalnya: Elearnor Roosevelt, Albert Einstein, Walt Whiteman, dan Ludwig Bethoven.

2.1.6 Motivasi : Teori Hirarki Kebutuhan

Maslow menyusun teori motivasi manusia, di mana variasi kebutuhan manusia dipandang tersusun dalam bentuk hirarki atau berjenjang. Setiap jenjang kebutuhan dapat dipenuhi hanya kalau jenjang sebelumnya telah (relative) terpuaskan. Table 1 Menyajikan secara ringkas empat jenjang basic need atau deviciency need, dan satu jenjang metaneeds atau growth needs.

(16)

Jenjang Need Deskripsi K eb u tu h an b er k em b an g (Me ta n e ed ) Self actualization needs (Metaneeds)

Kebutuhan orang untuk menjadi yang seharusnya sesuai dengan potensinya. Kebutuhan kreatif realisasi diri, pengembangan.

Kebutuhan harkat kemanusiaan untuk mencapai tujuan, terus maju, menjadi lebih baik. Being –values

→ 17 kebutuhan berkaitan dengan pengetahuan dan

pemahaman, pemakaian kemampuan kognitif secara positif, mencari kebahagiaan dan pemenuhan kepuasan alih-alih menghindari rasa sakit. Masing-masing kebutuhan berpotensi sama, satu bisa mengganti lainnya. K eb u tu h an k ar en a k ek u ra n g an (B as ic N ee d ) Esteem need Love needs/ Belongingness. Safety needs Physiological need

1. kebutuhan kekuatan, penguasaan, kompetensi,

kepercayaan diri, kemandirian.

2. Kebutuhan prestise, penghargaan dari orang

lain, status, ketenaran, dominasi, menjadi penting, kehormatan dan apresiasi.

3. Kebutuhan kasih sayang keluarga, sejawat,

pasangan, anak . kebutuhan menjadi bagian dari kelompok, masyarakat (Menurut Maslow, kegagalan kebutuhan cinta dan memiliki ini menjadi sumber hampir semua bentuk psikopatologi).

4. Kebutuhan keamanan, stabilitas, proteksi,

struktur, hukum, keteraturan, batas, bebas dari takut dan cemas.

5. Kebutuhan homeostatic : makan, minum, gula,

garam, protein, serta kebutuhan istirahat dan seks.

2.2. KREATIVITAS

Kreativitas adalah proses menantang ide-ide dan cara-cara melakukan hal-hal yang sudah diterima untuk menemukan solusi-solusi atau

(17)

konsep-konsep baru (Boulden, 2002:231). Kreativitas seseorang ditandai oleh kemampuannya dalam mencetuskan gagasan-gagasan yang relatif baru, dapat memecahkan masalah, dapat menguraikan sesuatu secara lancar dengan bahasa dan istilah yang kaya serta bervariasi, dan kemampuan untuk beralih dari suatu persoalan ke persoalan lain secara luwes (Iskandarwassid & Sunendar, 2008). (http://repository.upi.edu)

Pada kamus besar bahasa Indonesia (2002: 599) kreativitas diartikan sebagai kemampuan untuk mencipta. Kemampuan mencipta ide-ide ataupun konsep-konsep baru. Kemampuan seseorang dalam menghasilkan sesuatu yang baru berdasarkan hal-hal yang sudah ada.

Pendapat lain dikemukakan oleh Munandar (2004:6) bahwa kreativitas daya cipta memungkinkan penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi dirumuskan sebagai kemampuan seseorang yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, merinci) suatu gagasan.

Santrock (2002) mengemukakan bahwa kreativitas (creativity) adalah

kemampuan untuk memikirkan sesuatu dengan cara-cara yang baru dan tidak biasa serta melahirkan suatu solusi yang unik terhadap masalah-masalah. Mednick (dalam Lefrancois, 2000: 301) mengemukakan kreativitas adalah:

the forming of associative elements into new combinations which either meet specified requirements or are in some ways useful. The more mutually remote the elements of the new combination, the more creative the process of solution.

Maksud dari Mednick tentang kreativitas adalah kemampuan untuk

membuat atau menciptakan hal-hal baru atau kombinasi baru berdasarkan data, informasi dan unsur-unsur yang ada. hasil dari kombinasi-kombinasi baru yang dimaksudkan Mednick dapat menjadi berguna dan semakin banyak unsur-unsur dari kombinasi baru semakin kreatif pula proses solusinya.

Guilford (dalam Santrock, 2008) berpendapat bahwa kreativitas adalah the ability about something in novel and unusual ways and come up with unique solutions to problem. Artinya, kemampuan tentang sesuatu yang novel (baru, inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh, dan mengejutkan), cara yang tidak biasa dan dengan cara yang unik dalam menyelesaikan masalah.

(18)

Menurut Amabile (dalam Sternberg, 1999:5) kreativitas adalah the confluence of intrinsic motivation, domain-relevant knowledge and abilities, and creativity-relevant skills. Diartikan bahwa kreativitas adalah pertemuan antara motivasi intrinsik, domain-relevan pengetahuan, kemampuan-kemampuan, dan ketrampilan-ketrampilan kreatif.

Bloomberg juga menyatakan bahwa Kreativitas juga dapat dipandang sebagai suatu proses pemikiran, berbagai gagasan dalam menghadapi suatu masalah, sehingga kreativitas merupakan suatu proses yang melibatkan pengorganisasian pengalaman sedemikian rupa dalam menghasilkan gagasan baru yang sebelumnya tidak dipikirkan oleh yang bersangkutan. Dalam hal ini, konsep tentang kreativitas lebih mengacu pada proses berpikir seseorang untuk menemukan jawaban atas suatu masalah dengan menggunakan cara-cara baru, hubungan baru antara unsur yang ada. (1973: 27).

Kreativitas dapat pula dilihat dari empat jenis definisi yang diungkapkan oleh Rhodes (dalam Munandar, 1999:5) sebagai “four p’s of creativity: person, process, press, product”. Sebagian besar dari definisi kreativitas berfokus pada salah satu dari empat P ini atau kombinasinya. Pribadi kreatif melibatkan diri dalam proses kreatif, dan dengan dorongan (press) dari lingkungan, menghasilkan produk kreatif.

Kreativitas dapat dilihat dari pribadi kreatif yang menghasilkan sebuah produk yang dinilai kreatif. Kreativitas juga dapat dilihat pada prosesnya, mulai dari menemukan masalah sampai dengan menyampaikan hasil. Selain itu, kreativitas tidak hanya bergantung pada keterampilan dalam bidang dan dalam berpikir kreatif, tetapi juga pada motivasi intrinsik (pendorong internal) dan pada lingkungan sosial yang kondusif (pendorong eksternal).

Dari beberapa uraian definisi di atas dapat dikemukakan bahwa kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk

ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi

dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.

(19)

Orang kreatif perlu diidentifikasi. Dengan identifikasi tersebut, dapat menjadi ukuran bahwa seseorang lebih kreatif daripada yang lain. Orang yang dikatakan kreatif harus mempunyai asas dasar disebut sebagai kreatif. Shapiro (dalam Supriadi, 2001) mengemukakan bahwa tanpa ada kejelasan mengenai kriteria kreativitas, suatu kajian tentang kreativitas patut diragukan keabsahan hasilnya.

Amabile (dalam Supriadi, 2000) mengemukakan bahwa penentuan kriteria kreativitas menyangkut tiga dimensi yaitu yang sangat penting dalam kehidupan manusia yaitu: dimensi proses, person, dan produk kreatif. Ketiga

dimensi tersebut dijelaskan sebagai berikut: (www.upi.edu)

2.2.2. Dimensikreativitas

2.2.1. DimensiProses

Proses kreatif identik dengan suatu tipe berpikir divergen yang berusaha melihat berbagai dimensi yang beragam atau bahkan bertentangan menjadi suatu pemikiran yang baru. Guilford (dalam Munandar, 2004:31) membedakan antara pemikiran konvergen dan pemikiran divergen. Pemikiran konvergen menghasilkan jawaban benar dan merupakan karakteristik dari jenis pemikiran yang dibutuhkan pada tes kecerdasan konvensional. Pemikiran divergen adalah pemikiran yang bertujuan menghasilkan banyak jawaban untuk satu pertanyaan dan merupakan karakteristik dari kreativitas.

Apabila proses bisosiatif ini dihubungkan dengan tahap-tahap berpikir kreatif, maka selama proses tersebut merentang dari pengumpulan informasi (preparasi), inkubasi, iluminasi, dan verifikasi, dapat dikatakan bahwa hasil proses berpikir itu adalah produk kreatif.

Menurut DePorter & Hernarcki (2002) bahwa proses kreatif

mengalir melalui lima tahap. Pertama adalah tahap persiapan. Tahap persiapanadalah mendefinisikan masalah, tujuan atau tantangan. Tahap kedua adalah inkubasi. Tahap inkubasi adalah mencerna fakta-fakta dan mengelolahnya dalam pikiran. Tahap ketiga adalah iluminasi. Tahap iluminasi adalah mendesak kepermukaan, gagasan-gagasan bermunculan. Tahap keempat adalah verifikasi. Tahap verifikasi adalah memastikan

(20)

apakah solusi itu benar-benar memecahkan masalah, dan tahap yang kelima adalah aplikasi. Pada tahap ini, bagaimana mengambil langkah-langkah untuk menindaklanjuti solusi yang telah ditetapkan pada tahap verifikasi.

2.2.2. DimensiPerson

Amabile dan Guilford (dalam Supriadi, 1994) mengemukakan

bahwa pengertian person disebut juga kepribadian kreatif (creative

personality). Kepribadian kreatif meliputi dimensi kognitif (yaitu bakat)

dan dimensi non-kognitif (yaitu minat, sikap, dan kualitas

temperamental).

Prosedur identifikasi orang-orang kreatif berdasarkan ciri-ciri kepribadian yang dimilikinya, dilakukan melalui pengukuran teknik self-report, nominasi, dan penilaian oleh teman sebaya, rekan sejawat atau atasan dengan menggunakan pertimbangan subjektif.

2.2.3. DimensiProduk Kreatif

Produk kreatif menunjuk pada hasil perbuatan, kinerja, atau karya seseorang dalam bentuk barang atau gagasan. dalam operasi penilaiannya, proses identifikasi kreativitas dilakukan melalui analisis objektif terhadap produk, pertimbangan subjektif oleh peneliti atau panel ahli, dan melalui tes kreativitas.

Adapun dimensi yang akan diteliti lebih mendalam adalah dimensi person. Karena orang yang kreatif akan menghasilkan produk yang kreatif. Dalam studi Jane Piirto (dalam Rowe, 2004) tentang

kreativitas menyatakan bahwa personality a major factor contributing to

the success of productive, creative people. Artinya, orang kreatif adalah faktor yang memberi konstribusi terhadap kesuksesan produk kreatif.

Untuk menilai kreativitas, dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan. Menurut Supriadi (1994) ada lima pendekatan dalam menilai kreativitas, yaitu (1) analisis objektif terhadap produk kreatif, (2)

(21)

pertimbangan subjektif, (3) inventori kepribadian, (4) inventori biografis, dan (5) tes kreativitas.

Pendekatan yang akan dipakai dalam menilai kreativitas adalah pertimbangan subjektif. Pendekatan dengan pertimbangan subjektif diarahkan kepada orang atau produk kreatif. Menilai kreativitas seseorang dilakukan dengan mengidentifikasi ciri-ciri kepribadian kreatif

(creative personality).

Dasar epistemologis dari prosedur ini adalah objektivitas sesungguhnya adalah intersubjektivitas. Artinya adalah meskipun prosedurnya subjektif, hasilnya menggambarkan objektivitas, karena sesunggunya subjektivitas adalah dasar bagi objektivitas (Supriadi, 1994)

Renzulli (dalam Strenberg, 1999:3) mengemukakan bahwa perilaku sebelumnya dari seseorang yang kreatif terbukti juga

menentukan dan berhubungan dengan creative production (hasil-hasil

kreativitas). Selanjutnya, Renzulli menyatakan bahwa self report adalah

metode yang dipilih ketika peneliti ingin mencari informasi tentang aktivitas seseorang dan kecakapan yang menyiratkan potensi kreatif dan prestasinya.

Berdasarkan penelitian dan investivigasi, Hocevar dan Wallach

(dalam Strenberg, 1999) menyatakan bahwa self report dari akitivitas dan

tindakan untuk mencapai sesuatu adalah teknik pendekatan yang paling baik untuk mengukur kreativitas.

2.2.3. Ciri-ciri Orang Kreatif

Teori kreativitas dalam pembahasan ini adalah definisi ciri atau sifat (traits) tentang kepribadian kreatif. Guilford (dalam Munandar, 1999)

membedakan antara ciri bakat (aptitude trait) dan ciri non-bakat (non-aptitude

trait). Ciri-ciri bakat atau kemampuan berpikir kreatif menurut Guilford (dalam

Lefrancois, 2000) adalah: kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility),

orisinalitas (original), serta merinci dan mengembangkan (elaboration).

(22)

Kelancaran (fluency) adalah kemampuan kemampuan untuk menghasilkan

banyak gagasan. Keluwesan (flexibility) adalah kemampuan untuk

mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap

masalah. Keaslian (originality) adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan

dengan cara-cara yang asli. Elaborasi (elaboration) adalah kemampuan untuk

menguraikan sesuatu secara rinci.

Adapun ciri-ciri non-aptitude atau afektif meliputi kepercayaan diri,

keuletan, apresiasi estetik, dan kemandirian. Berpikir kreatif dan sikap kreatif tidak akan dipisahkan dalam pengukurannya. Oleh karena itu, Pengukuran kreativitas seseorang akan dilihat pada ciri-ciri kepribadian kreatif yang dimilikinya.

Selain ciri-ciri orang kreatif yang diungkapkan di atas, Piers (dalam Supriadi, 2002: 56) mengungkapkan bahwa:

Orang-orang kreatif cenderung memiliki rasa ingin tahu yang besar, konsisten, tidak puas pada apa yang ada, percaya diri, otonom, bebas dalam pertimbangan, menerima diri, senang humor, intuitif dalam berpikir, tertarik dalam hal-hal yang kompleks, sensitif terhadap rangsangan, dan toleran terhadap situasi yang tidak pasti.

Adapun menurut Torrance (dalam Dwiyogo, 2008: 97) bahwa karakteristik kreativitas adalah:

1) Memiliki rasa ingin tahu yang besar

2) Tekun dan tidak mudah bosan

3) Percaya diri dan mandiri

4) Merasa tertantang oleh kemajukan/kompleksitas

5) Berani mengambil risiko

6) Berpikir divergen.

Selanjutnya, Jane Piirto (dalam Rowe, 2004) mengidentifikasi kepribadian yang berperan terhadap kreativitas adalah imajinasi, punya pengertian yang mendalam dan intuisi, terbuka dan cepat mengerti, berani menanggung resiko, dan punya toleransi terhadap ambiguitas. Berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan maka Davis (dalam Strenberg, 1999: 42)

(23)

punya originalitas, independence, berani mengambil resiko, personal energy, memiliki rasa keingintahuan, mempunyai selera humor,

ketertarikan terhadap kompleksitas dan hal-hal baru, sense of art, dan

keterbukaan (open mindedness), dan heightened perception.

Dalam studi yang melibatkan mahasiswa kreatif, Stenberg (1999) menemukan bahwa definisi karakter seseorang yang kreatif dipengaruhi oleh intergrasi, intelektual, selera aestetis, flexibilitas, kemampuan memutuskan, kecerdasan pandangan, recognisi, intusi, kemampuan untuk menyelesaikan sesuatu, dan rasa ingin tahu.

Dengan memperhatikan pendapat para ahli tentang kreativitas, ciri-ciri orang kreatif, dan kriteria kreativitas, maka dalam penelitian ini yang dapat dipakai sebagai ciri-ciri kepribadian kreatif. Adapun ciri-ciri kepribadian kreativitas yang dimaksud adalah: mempunyai daya imajinasi yang kuat, mempunyai inisiatif, fleksibel dalam berpikir dan merespon, mempunyai pendapat sendiri dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain, mempunyai rasa ingin tahu yang besar, toleran terhadap perbedaan pendapat, berani mengambil resiko, percaya diri dan mandiri, memiliki tanggung jawab dan komitmen tugas, tidak kehabisan akal dalam memecahkan masalah, memiliki citra diri dan stabilitas emosional yang baik, memiliki gagasan dan karya yang orisinil, mempunyai minat yang luas, kritis terhadap pendapat orang lain, memiliki rasa humor, dan memiliki kesadaran etik-moral dan estetika yang tinggi.

Menurut Munandar (2004) bahwa: “Kreativitas dan produktivitas sangat dibutuhkan dalam pengembangan dunia pendidikan dan harus diwujudkan dalam bentuk metode pembelajaran”. Menciptakan metode pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Dalam pembelajaran, guru berhadapan dengan sejumlah peserta didik dengan berbagai macam latar belakang, sikap, dan potensi, yang kesemuanya itu berpengaruh terhadap kebiasaan atau gaya belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Misalnya masih banyak peserta didik kurang bernafsu untuk belajar dan membolos terutama pada mata pelajaran yang dianggap menjenuhkan, dan guru yang menurut mereka sulit atau menyulitkan. Untuk kepentingan tersebut guru dituntut membangkitkan motivasi belajar peserta didik, karena motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas

(24)

pembelajaran, maka peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan belajar dengan sungguh-sungguh.

Berdasarkan ungkapan di atas dalam proses pembelajaran seorang guru membangkitkan motivasi belajar peserta didik, setiap guru sebaiknya memiliki rasa ingin tahu, mengapa dan bagaimana anak belajar dan Menyesuaikan dirinya dengan kondisi-kondisi belajar dalam lingkungannya. Dalam penelitian ini

kreativitas siswa akan diukur dari kelancara (fluency) dalam pengucapan dalam

berbahasa inggris berdasarkan pendapat (Supriadi (2000).

2.3. Hubungan pendekatan Humanistik dengan kreativitas

Seperti yang diakatakan oleh Supratiknya (1999) bahwa Maslow mengatakan bahwa humnistik memiliki hubungan dalam mengembangkan kreativitas karena kreativitas merupakan ciri universal manusia sejak dilahirkan. Kreativitas adalah sifat alami, sama dengan sifat biji yang menumbuhkan daun, burung yang terbang, maka manusia dilahirkan sudah membawa sifat kreatif. Dalam penelitian ini pendekatan kreativitas terhadap kreativitas siswa dalam bahasa inggris akan menggunakan pendekatan Humanistik Maslow.

(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode mempunyai kedudukan yang penting dalam penelitian, ini dikarenakan metode merupakan jalan atau cara yang tepat untuk melakukan sesuatu. Jika suatu penelitian menggunakan metode yang kurang tepat, maka dapat dipastikan bahwa penelitian itu tidak akan memberikan hasil yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Sehubungan dengan betapa pentingnya metode dalam penulisan masalah, maka dalam penulisan penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode yang digunakan dalam menentukan obyek, pengumpulan data maupun menganalisa data yang terkumpul

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Indriantoro dan Supomo mengemukakan bahwa metode penentuan daerah penelitian merupakan suatu metode penunjukan secara langsung suatu daerah penelitian yang bersifat sosial, lapangan dan penelitian pendidikan dan tidak ada batas seberapa luas daerah penelitian itu harus diambil. ( 2002;85 )

Arikunto mengemukakan, metode penentuan daerah penelitian adalah penunjukan secara langsung lokasi atau tempat penelitian yang akan digunakan dalam penelitian sosial lapangan dan penelitian pendidikan. ( 2006; 113 )

Dalam penelitian ini daerah yang ditetapkan adalah SMP Ibrahimy semester genap.

3.2 Metode Penentuan Responden Penelitian

Responden penelitian ialah individu-individu yang merespons masalah penelitian. Untuk menetapkan Metode penentuan Responden, sebelumnya perlu diketahui dulu keadaan populasi subyek yang diteliti.

(26)

Karena keadaan subyek yang diteliti dalam penelitian ini ialah siswa kelas VIII SMP Ibrahimy sebanyak 23 siswa maka Metode yang digunakan ialah teknik populasi.

Pengertian populasi menurut Arikunto ialah keseluruhan subyek penelitian. ( 2002;108 )

3.3 Metode Pengumpulan Data

Untuk membuktikan kebenaran suatu hipotesa diperlukan data. Sehingga dalam setiap penelitian wajib untuk melakukan pengumpulan data. Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa, "Pengumpulan data adalah pekerjaan yang penting sekali dalam penelitian", ( 2002;197 ).

Berdasarkan tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa pengumpulan data adalah suatu cara untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian untuk membuktikan hipotesa.

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah:

3.3.1 Metode Observasi

Observasi merupakan salah satu metode untuk

mengumpulkan data dalam bentuk pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap data, fakta dan gejala yang menjadi objek penelitian. Tentang metode observasi ini para ahli berpendapat : “Observasi merupakan suatu teknik untuk mengamati secara langsung maupun tidak langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung, baik disekolah maupun diluar sekolah” ( Djumhur dan Muh Surya; 1980:51 )

Sedangkan pendapat lain menegaskan :

“Jadi observasi merupakan suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistemis dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra (terutama mata) terhadap kejadian-kejadian yang langsung ditangkap pada waktu kejadian itu terjadi” ( Bimo Walgito, 1999:49 )

(27)

Sehubungan dengan hal tersebut, Sutrisno Hadi mengklasifikasi jenis observasi kedalam tiga jenis teknik, yaitu : 1. Observasi partisipan-observasi non partisipan.

Jenis observasi partisipan umumnya digunakan orang untuk research yang sifatnya eksploratif. Suatu observasi disebut observasi partisipan jika orang yang mengadakan observasi (observer) turut ambil bagian dalam perkehidupan orang atau orang-orang (observes). Jika unsur partisipasi sama sekali tidak terdapat didalamnya observasi itu disebut non participant observation.

2. Observasi sistemik-observasi non sistemik

Observasi sistemik disebut juga observasi berkerangka atau structured observation. Ciri pokok dari observasi ini adalah adanya kerangka yang memuat faktor-faktor yang telah diatur kategorisasinya terlebih dahulu dan cirri-ciri khusus dari tiap-tiap faktor dalam kategori-kategori itu.

3. Observasi eksperimental-observasi non eksperimental.

Dalam peristiwa-peristiwa tertentu penyelidik mungkin berkehendak untuk tidak terlibat langsung dalam dinamika dan kompleksitas situasi yang dia selidiki. Dia merasa perlu mengendalikan unsure-unsur penting dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi itu dapat diatur sesuai dengan tujuan research dan dapat dikendalikan untuk mengurangi bahaya yang

timbulnya faktor-faktor yang secara tak diharapkan

mempengaruhi situasi itu. Observasi yang dilakukan dalam situasi semacam ini disebut observasi eksperimental atau observasi dalam situasi tes” (2000:141-149).

Pendapat bentuknya, observasi menurut Bimo Walgito dibagi kedalam beberapa bentuk antara lain :

Menurut bentuknya observasi dibagi menjadi :

(28)

Observasi ini dilakukan dengan mempergunakan rencana kerangka terlebih dulu. Jadi telah adanya suatu struktur yang tertentu. Segala sesuatunya telah disistimatisasi mengenai hal-hal apa yang akan diobservasinya telah dibuat katagori-katagori yang tertentu.

b. Observasi non sistemik

Observasi ini merupakan observasi yang belum

disistimatisasi mengenal hal-hal yang akan diobservasinya.

Hanya materi atau hal-hal yang diobservasi belum

disistimatisasi dan bahan atau materi yang diobservasi belum terbatas.

Sedangkan menurut situasinya observasi dibagi menjadi : a. Free Situation

Yaitu observasi yang dijalankan dalam situasi bebas tidak ada hal-hal atau faktor-faktor yang membatasi jalannya observasi itu.

b. Manipulated Situation

Yaitu observasi yang situasinya sengaja diadakan. Dengan sengaja observer memasukan faktor-faktor atau variabel-variabel dalam situasi itu untuk menimbulkan situasi yang dikehendaki.

c. Partially Controlled Situation Observation.

Merupakan campuran dari Free Situation dan

Manipulated Situation, jadi sebagian situasinya dengan sengaja ditimbulkan sehingga sifatnya terkontrol, sebagian dalam situasi bebas”

( 2001;51-52 )

Atas dasar pendapat para ahli tersebut diatas maka metode

observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(29)

1. Dilihat dari segi peranannya, peneliti menggunakan observasi non partisipan karena didalam melakukan observasi, peneliti hanya mengadakan pengamatan dan pencatatan mengenai data-data secara sistematis sesuai dengan panduan / angket yang telah disebarkan.

2. Dilihat dari bentuknya peneliti menggunakan observasi

sistematik, karena sebelum mengadakan observasi disiapkan rencana dan kerangka observasi terlebih dulu sehingga hal-hal yang diobservasi tidak keluar dari konteksnya.

3. Ditinjau dari situasinya dalam observasi ini digunakan free situation karena dengan bebas peneliti dapat mengamati hal-hal yang sangat diperlukan dalam penelitian.

Adapun alasan penggunaan metode observasi dalam penelitian ini adalah :

1. Metode observasi adalah alat pengamat yang paling mudah

digunakan.

2. Banyak mencakup peristiwa atau hal-hal yang kurang terencana

dapat diraih sekaligus dalam observasi.

3. Dapat membantu dalam pengumpulan data yang tidak dapat

diraih dengan menggunakan metode lain.

4. Adapun yang diobservasi yaitu siswa kelas VIII SMP Ibrahimy.

5. Bagaimana observasi dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan free situation karena dengan bebas peneliti dapat mengamati hal-hal yang sangat diperlukan dalam penelitian. 6. Tentang apa yang diobservasi dalam penelitian ini yaitu tentang

hubungan pendekatan humanistik untuk meningkatkan

kreativitas siswa kelas VIII SMP Ibrahimy. Hal-hal yang ingin diraih dalam penelitian ini adalah :

1. Memperoleh data pelengkap dalam penelitian

(30)

3.3.2 Metode Angket

3.3.2.1. Pengertian Metode Angket

Metode angket merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam melakukan pengumpulan data dari suatu penelitian. Selanjutnya menurut Suharsimi Arikunto menambahkan bahwa angket ialah sejumlah pertanyaan tertulis yang, digunakan untuk memperoleh data atau informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui ( 2002;128 ). Jadi angket atau kuesioner ialah suatu alat pengumpulan data dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan tertulis dan harus dijawab secara tertulis pula tentang laporan pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.

3.3.2.2. Jenis-Jenis Angket

Jenis-jenis angket antara lain: (1) angket langsung dan tidak langsung; (2) angket tipe pilihan dan isian.

Selanjutnya menurut Suharsimi Arikunto macam-macam angket ialah (a) angket tertutup dan terbuka: (b) angket langsung dan tidak langsung; (c) langsung angket pilihan ganda dan isian-, (d) Checklist; dan (e) rating scale (Skala bertingkat) ( 2002;129 ).

Jadi, macam-macam angket ialah sebagai berikut : a. angket langsung dan tidak langsung;

b. angket tertutup dan terbuka:

c. angket tipe pilihan ganda dan isian; d. check list;

e. rating scale (Skala bertingkat).

(31)

Angket langsung ialah angket yang daftar pertanyaannya dikirimkan langsung kepada orang yang diminta menceritakan langsung keadaan dirinya sendiri. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto mengenai angket langsung artinya ialah responden menjawab angket atau kuesioner tentang dirinya ( 2002;129 ).

Jadi angket langsung ialah angket yang langsung kepada orang yang diminta untuk menceritakan tentang dirinya sendiri. Angket yang digunakan dalam penelitiann ini ialah angket pilihan yaitu angket yang hanya meminta responden memilih salah satu jawaban atau lebih dari jawaban jawaban (alternatif) yang sudah disediakan. Suharsimi Arikunto menambahkan bahwa angket pilihan ialah angket yang sudah menyediakan jawaban sehingga responden tinggal memilih ( 2002;129 ).

Jadi angket pilihan ialah angket yang sudah menyediakan jawaban jawaban yang (alternatif ) sehingga responden tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan keadaan dirinya.

3.3.2.4. Alasan Menggunakan Metode Angket

Beberapa alasan menggunakan metode angket dalam penelitian antara lain:

a. Dapat disusun dengan teliti dan secara sistematis sesuai dengan masalah penelitian

b. Dalam waktu singkat dapat diperoleh data dari orang banyak; c. Karena pertanyaan dan jawabannya tertulis, maka saat akan

dianalisis dapat di cek kembali;

d. Kuesioner dapat dipakai oleh peneliti lain dan bidang ilmu yang berbeda.

(32)

a. Sebelumnya dapat disusun dengan cermat dan tenang, teliti , dan sistematik sesuai dengan masalah yang diteliti;

b. Dalam waktu singkat dapat diperoleh data yang cukup banyak;

c. Pertanyaan dan jawaban angket tertulis, maka saat akan

dianalisis dapat dieck kernbali

d. Dapat digunakan oleh peneliti lain dan dalam bidang, ilmu yang

berbeda

e. Hemat terhadap waktu , tenaga, dan biaya

3.3.2.5. Sasaran dan Jenis Data yang Diraih Angket

Sasaran Metode angket ialah responden penelitian, yaitu siswa kelas VIII SMP Ibrahimy Wongsorejo semester genap tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 23 siswa. Sedangkan jenis data yang diraih dengan angket ialah sebagai berikut :

a. Tentang pembelajaran ditinjau dari kesiapan guru, yang meliputi; b. Kesiapan administrasi,

c. Data tentang kreatifitas belajar, yang meliputi; d. Kreatifitas belajar di sekolah;

e. Kreatifitas belajar di rumah.

3.3.3 Metode Dokumenter

3.3.3.1 Pengertian Metode Dokumenter

1. Dibandingkan dengan metode lain, metode

dokumentasi tidak begitu sulit, maksudnya apabila ada sumber data yang hilang sumber datanya masih

tetap. Menurut Arikunto Metode dokumenasi

merupakan mencari data mengenai hal-hal ata variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda, ( 2006;231 ).

(33)

2. Pengertian metode dokumenter ialah cara pengumpulan data yang sumber informasinya berupa bahan-bahan tertulis atau tercatat. Pada kegiatan penelitian peneliti tinggal mentransfer bahan-bahan tertulis yang relevan ke lembaran isian yang telah disiapkan untuk merekam sebagaimana adanya. (Indriantoro dkk, 2002;71). Metode dokumenter juga dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang sumber bahan utamanya ialah catatan atau bentuk- bentuk peninggalan dalam wujud apapun juga.

3. Jadi metode dokumenter ialah teknik pengumpulan

data yang sumber bahan utamanya ialah catatan tertulis dan atau benda-benda peninggalan dalam bentuk atau dalam wujud apapun. dan peneliti tinggal mentransfer ke lembar isian yang sudah disediakan, hal-hal yang relevan dengan kebutuhan penelitian.

3.3.3.2 Bahan-Bahan Dokumenter

1. Bahan-bahan dokumen meliputi: buku induk, rapor,

buku catatan pribadi, surat-surat keterangan, dan sebagainya.

2. Menurut Suharsimi Arikunto bahan-bahan dokumen

ialah : catatan, trasnkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya ( 2002;123 ) Sesuai dengan uraian diatas bahwa bahan-bahan dokumen yang dapat diteliti ialah sebagai berikut :

a. Buku induk Rapor, b. Buku catatan pribadi; c. Surat-surat keterangan; d. Catatan; Transkip, Legger;

(34)

e. Buku; Surat kabar. Majalah, f. Prasasti

g. Notulen rapat, Agenda.

3.3.3.3 Alasan Menggunakan Dokumenter

Beberapa alasan menggunakan metode dokumenter ialah : (1) dapat membentuk dan memperbaiki kerangka konsep; (2) menyarankan hipotesis baru: (3) mengetes dan mengilustrasikan teori dengan data dari dokumen; (4) mencari pengertian histories tentang fenomena unik dengan data dokumen: (5) membuat jembatan antara ilmu pengetahuan dengan common sense; (6) mengawasi gejala di lapangan, sukar mengabaikan bahan dokumen sebab tindakan pertu didasarkan pada bahan pengalaman individu; (7) menyempurnakan system teoritis, Serta metodologi penelitian.

Selanjutnya menurut Suharsimi Arikunto

ditambahkan bahwa atasan menggunakan metode dokumenter ialah karena Metode ini tidak begitu sulit dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap belum berubah, karena bahan yang diamati benda mati (2002;206).

Sesuai dengan uraian diatas, atasan menggunakan

metode dokumenter dalam penelitian ialah sebagai

berikut :

a. mengetes dan mengilustrasikan teori dengan data dokumen

b. mencari pengertian historis tentang data dokumen; c. mekaitkan dokumen dengan common sense (pendapat

(35)

3.3.3.4 Sasaran dan Jenis Data yang Diraih dengan Dokumenter

Yang menjadi sasaran menggunakan Metode dokumenter ialah informan penelitian, yaitu : Kepala Sekolah. Kepala TU, wali kelas VIII, dan Dewan Guru.

Sedangkan jenis data yang diraih dengan

menggunakan metode dokumenter ialah data tentang : a. Struktur organisasi sekolah; sejarah singkat berdirinya

sekolah.

b. Denah gedung sekolah

c. Daftar guru dan pegawai sekolah; d. Daftar siswa kelas VIII;

e. Daftar inventaris sekolah

3.3.4. Metode Analisa Data

Metode analisa data adalah metode yang digunakan untuk mengolah data-data yang sudah dikumpulkan. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode statitik.

Menurut Sutrisno Hadi ”Statistik berarti cara-cara ilmiah yang

dipersiapkan untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan, dan

menganalisa data penyelidikan yang berwujud angka-angka”. ( 1999;32 ) Sedangkan menurut Paulus Waluyo ”Statistik adalah suatu teknik untuk mengumpulkan data, meringkas dan menganalisa bahan yang berupa angka-angka serta pengambilan kesimpulan yang benar dari bahan-bahan yang dianalisa” (1999;2 )

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa statistik adalah suatu cara yang dipersiapkan untuk mengumpulkan data, menyusun, meringkas data yang telah dianalisa secara ilmiah

(36)

Adapun langkah-langkah dalam menganalisa data ini akan dipaparkan sebagai berikut :

a. Mengumpulkan data-data yang diperlukan

b. Mengklasifikasikan data yang telah didapat

c. Memasukkan data dalam tabel yang dipersiapkan

d. Menganalisa data dengan teknik yang dipersiapkan

Sedangkan dalam menganalisa data dari hasil penelitian akan digunakan analisa data statistik korelasi product moment angka kasar dengan rumus sebagai berikut :

𝑟𝑥𝑦 =

∑ 𝑥𝑦− (∑ 𝑥)(∑ 𝑦) 𝑁 √{∑𝑥2−(∑𝑥)2 𝑁 }√{∑𝑦2− (∑𝑦)2 𝑁 }

Keterangan :

rxy : Korelasi antara x dan y

∑xy : Jumlah dari tiap x dan y

∑xy2 : Jumlah kuadrat x ∑xy2 : Jumlah kuadrat y

∑N : Banyaknya individu/ responden

Karena data yang akan diperoleh dalam penelitan nanti berupa data

statistik, maka hipotesa kerja (Ha) yamg diajukan akan diubah menjadi hipotesa nihil (Ho), sehingga hipotesa kerja yang berbunyi ”Ada” akan diubah menjadi hipotesa nihil yang berbunyi ”Tidak ada”

Kemudian dalam menginterpretasikan korelasi hasil analisa data akan disesuaikan dengan pernyataan FX Sukarno ( 2003;64 ) dengan kriteria sebagai berikut :

rxy=...<0.20 Hubungan sangat kecil 0.20 – 0.40 Hubungan rendah

0.40 – 0.70 Hubungan sedang 0.70 – 0.90 Hubungan tinggi 0.90 – 1.00 Hubungan sangat tinggi

(37)

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A BIAYA

Adapun rencana anggaran biaya dalam melaksanakan penelitian ini sebagai berikut :

NO. KETERANGAN JUMLAH

1 2 3

I HONOR Rp. 1.600.000,-

Honorarium Ketua Peneliti Rp. 750.000,- Honorarium Anggota Peneliti Rp. 500.000,- Honorarium Assisten Peneliti Rp. 350.000,-

II BELANJA BAHAN Rp. 1.000.000,- ATK Rp. 200.000,- Penggandaan Rp. 250.000,- Dokumentasi Rp. 150.000,- Pelaporan Rp. 200.000,- Perlengkapan Peneliti Rp. 200.000,-

III BELANJA BARANG NON-OPERASIONAL Rp.

400.000,-Biaya Rapat Rp.

400.000,-IV BELANJA JASA PROFESI Rp.

500.000,-Honor Narasumber Rp.

300.000,-Honor Moderator Rp. 200.000,-

(38)

3.500.000,-B Adapun rencana usulan jadwal dalam melaksanakan penelitian ini sebagai berikut : No. Kegiatan Minggu ke- I II III IV 1 2 3 4 5 6 01 Pengajuan Proposal 02 Konsultasi lembaga terkait

03 Penghimpunan data Primair

04 Penghimpunan data Sekunder

05 Validasi data

06 Analisis Data

07 Naskah Penelitian

(39)

BAB V

LAPORAN DAN HASIL PENELITIAN

4.1 Laporan Penelitian

Dalam bab ini peneliti melaporkan hasil penelitian yang merupakan data kongkrit untuk mengetahui dari hasil hipotesa yang telah diajukan.

Kebenaran perlu dibuktikan dari suatu teori yang telah dikemukakan pada bab terdahulu, dalam bab ini akan dikaji hasil penelitian yang diperoleh dari daerah peneletian yaitu SMP Ibrahimy. Dalam melaporkan hasil penelitian ini dikemukakan tentang hal-hal sebagai berikut:

4.1.1 Gambaran Umum SMP Ibrahimy

Untuk mengungkapkan gambaran umum daerah penelitian, maka perlu dikemukakan antara lain, letak daerah penelitian, dan sejarah singkat SMP Ibrahimy, tentang keadaan gedung keadaan guru/personalia, struktur organisasi sekolah, dan keadaan siswa.

4.1.1.1 Letak Daerah Penelitian

Penulis mencantumkan letak daerah penelitian ini dengan maksud untuk memberikan gambaran yang jelas tentang keadaan tempat penulis mengadakan penelitian.

1. Nama Sekolah : SMP Ibrahimy

2. Alamat Sekolah : Pondok Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo

D e s a : Sumberejo

Kecamatan : Banyuputih

Kabupaten : Situbondo Telepon : (0338) 452 666

3. Status Sekolah : Swasta 6. Tipe Sekolah : SMP

(40)

7. Data Siswa SMP Ibrahimy

Siswa SMP Ibrahimy tahun ajaran 2018-2019 dapat di lihat pada tabel di Siswa SMP Ibrahimy.

Tabel 3 Jumlah Siswa

NO KELAS JUMLAH SISWA JUMLAH

L P

1 VII 15 13 28

2 VIII 8 15 23

3 IX 7 8 15

JUMLAH 29 37 67

Sumber data : Kantor TU SMP Ibrahimy 4.1.2 Penentuan Responden Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan di SMP Ibrahimy kelas VIII semester genap tahun ajaran 2011-212 menggunakan metode populasi sebanyak 23 siswa.

Tabel 4

Nama – Nama Responden Siswa Kelas VIII SMP Ibrahimy

No NIS Nama Jenis Kelamin

1 0130 Moh Jailani Laki-laki

2 0131 Lisa Rosantika Perempuan

3 0132 Ardianto Laki-laki

4 0133 Juma’ani Perempuan

5 0134 Hendri Gunawan Laki-laki

6 0135 Siti Nur Qomariah Perempuan

7 0136 Sofyan Assauri Laki-laki

8 0137 Wita Sari Perempuan

9 0138 Dewi Sintawati Perempuan

10 0139 Sutiah Ningsih Perempuan

(41)

12 0141 EkaTrisnawati Perempuan

13 0142 Sri Wahyu H Perempuan

14 0143 Samsul Bahri Laki-laki

15 0144 Misnadi Laki -laki

16 0145 Menci Tamion Laki-laki

17 0146 Ima Nurimamah Perempuan

18 0147 Haina Amalia Perempuan

19 0148 Saima Perempuan

20 0149 Nur Azizah Perempuan

21 0150 Yuliatin Perempuan

22 0151 Siti Anisa Perempuan

23 0152 Yunita Verdiawati Perempuan

4.1.3. Hasil Pengelolaan Data Tabel 5

Tabel Hasil Tes Pendekatan Humanistik (X) No.

Resp Pendekatan Humanistik JML Nilai

1 4 3 1 2 1 1 2 3 4 1 22 R 2 3 3 2 1 1 1 3 2 1 4 21 R 3 4 3 2 4 1 1 2 4 3 1 25 T 4 2 3 4 1 2 3 1 1 2 4 23 T 5 3 3 2 1 4 1 1 1 3 3 22 R 6 4 4 3 2 1 3 4 4 1 1 27 T 7 3 4 2 4 4 1 1 1 1 4 25 T 8 3 2 1 3 3 1 2 1 2 4 22 R 9 4 1 1 2 1 2 3 4 3 3 24 T 10 1 3 2 3 1 2 1 4 2 1 20 R

(42)

11 1 3 3 1 2 2 1 1 3 2 19 R 12 2 3 4 3 1 4 2 2 3 3 27 T 13 3 1 3 2 3 4 2 3 2 3 26 T 14 2 4 1 4 4 1 2 1 1 3 23 T 15 4 3 1 4 1 2 3 1 3 4 26 T 16 3 2 3 3 3 1 4 3 1 1 24 T 17 2 2 1 3 2 3 3 1 1 1 24 T 18 1 3 4 2 1 4 1 2 1 1 20 R 19 1 3 2 2 1 1 2 1 2 3 18 R 20 3 4 4 1 3 1 3 2 3 4 28 T 21 4 2 3 1 3 2 2 3 1 1 22 R 22 2 3 2 1 4 1 1 4 1 2 21 R 23 1 4 1 1 2 2 1 4 2 1 19 R JML 60 66 52 51 49 44 47 53 46 55 523

Kriteria hasil angket tentang Pendekatan Humanistik

M = X1 = 523 = 22,73 = 23 ( dibulatkan )

N 23

Jika skor lebih dari atau sama dengan 23 termasuk kategori tinggi (T) Jika skor kurang dari 23 termasuk kategori rendah (R).

Tabel 6

Tabel Hasil Tes Kreativitas Siswa (Y) No.

Resp Kreativitas Siswa Dalam Berbahasa Inggris JML Nilai

1 1 2 3 1 2 1 3 2 1 3 19 R

2 4 1 4 1 1 2 4 2 1 3 23 T

(43)

4 4 2 3 1 1 2 3 1 1 2 20 R 5 2 2 3 1 2 1 3 2 2 1 19 R 6 3 1 1 1 4 3 3 3 1 2 22 T 7 4 1 2 1 2 3 1 3 4 2 23 T 8 4 2 3 4 1 3 2 1 1 1 22 T 9 4 2 3 4 1 3 2 1 1 1 22 T 10 4 1 4 1 1 1 3 1 1 3 20 R 11 4 1 4 1 1 1 2 1 1 4 20 R 12 1 2 1 2 1 3 2 1 2 1 16 R 13 4 1 4 1 1 1 2 1 2 3 20 R 14 4 1 4 1 1 1 3 1 2 4 22 T 15 4 1 4 1 1 1 3 1 1 4 21 T 16 1 4 3 3 1 3 3 2 1 4 25 T 17 4 2 3 1 1 1 4 2 1 2 21 T 18 4 1 4 4 1 1 2 3 3 1 24 T 19 4 2 3 4 1 3 2 1 1 1 22 T 20 4 1 4 1 4 3 1 1 1 2 22 T 21 4 1 4 1 4 2 3 3 1 1 24 T 22 3 1 1 1 4 3 3 1 2 1 20 R 23 4 3 1 1 1 2 1 2 1 2 18 R JML 79 38 68 41 38 46 57 37 34 56 488

Kriteria hasil angket tentang perubahan kreativitas siswa disekolah: M = Y1 = 488 = 21,21 = 21 ( dibulatkan )

N 35

Jika skor lebih dari atau sama dengan 21 termasuk kategori tinggi (T) Jika skor kurang dari 21 termasuk kategori rendah (R).

(44)

4.2. Analisa Data Dan Pengujian Hipotesa

Sesudah data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data tersebut dengan menggunakan data statistik yaitu dengan product moment angka kasar seperti dibawah ini.

Hipotesa Kerja yang digunakan berbunyi ada hubungan antara pendekatan humanistik dengan kreativitas siswa SMP Ibrahimy tahun pelajaran 2011/2012.

Hubungan pendekatan humanistik dengan kreativitas siswa kelas VIII SMP Ibrahimy tahun pelajaran 2011/2012.

Tabel 7 No.Resp X Y X2 Y2 XY 1 22 19 484 361 418 2 21 23 441 529 483 3 25 23 625 529 575 4 23 20 529 400 460 5 22 19 484 361 418 6 27 22 729 484 594 7 25 23 625 529 575 8 22 22 484 484 484 9 24 22 576 484 528 10 20 20 400 400 400 11 19 20 361 400 380 12 27 16 729 256 432 13 26 20 676 400 520 14 23 22 529 484 506 15 26 21 676 441 546 16 24 25 576 625 600 17 19 21 361 441 399 18 20 24 400 576 480 19 18 22 324 484 396

(45)

20 28 22 784 484 616 21 22 24 484 576 528 22 21 20 441 400 420 23 19 18 361 324 342 ∑ 523 488 12079 10452 11100 ∑x : 523 ∑y : 488 ∑x2 : 12079 ∑y2 : 10452 ∑xy : 11100 ∑N : 23 𝑟𝑥𝑦 = ∑ 𝑥𝑦 − (∑ 𝑥)(∑ 𝑦) 𝑁 √{∑𝑥2(∑𝑥)2 𝑁 }√{∑𝑦2− (∑𝑦)2 𝑁 } 𝑟𝑥𝑦 = ∑ 11100 − (523)(488) 23 √{12079 −(523)223 }√{10452 −(488)223 } 𝑟𝑥𝑦 = 11100 − 11096,69 √{12079 − 11892,56} √{10452 − 10354,08} 𝑟𝑥𝑦 = 3,31 √{186,44}{97,92} 𝑟𝑥𝑦 = 3,31 √{18256,20}

𝑟𝑥𝑦 =

3,31 135,1 𝑟𝑥𝑦 = 0,024

Setelah dikonsultasikan pada tabel nilai product moment berdasarkan taraf signifikan 5% dengan jumlah responden 23, diperoleh harga rxy lebih kecil dari pada tabel (0,024 < 0,413 ), sehingga hipotesa nihil diterima, sedangkan hipotesa kerja ditolak, berarti nonsignifikan. Dengan demikian kesimpulannya adalah

(46)

tidak ada hubungan pendekatan humanistik terhadap kreativitas siswa dalam bahasa inggris SMP Ibrahimy kelas VIII tahun pelajaran 2011/2012.

4.3. Diskusi dan Interpretasi

4.3.1. Hipotesa Kerja (Hubungan Pendekatan Humanist Dengan Kreativitas Siswa Kelas VIII SMP Ibrahimy Tahun Ajaran 2018-2019).

Hasil analisa ternyata nilai rxy = 0,024 angka ini lebih kecil dari taraf signifikan 5% = 0,413 dengan N = 23. Berarti nonsignifikan atau hipotesa nihil dapat disimpulkan “ Tidak ada Hubungan Pendekatan Humanistik Dengan Kreativitas Siswa Kelas VIII SMP Ibrahimy Tahun Ajaran 2018-2019 “ ( diterima ).

Hipotesa kerja mayor yang berbunyi ada Hubungan Pendekatan Humanistik Dengan Kreativitas Siswa Kelas VIII SMP Ibrahimy Tahun Ajaran 2018-2019 ( ditolak ).

Dan Hipotesa kerja minor yang berbunyi ada Hubungan Pendekatan Humanistik Dengan Kreativitas Siswa Dalam Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII SMP Ibrahimy Tahun Ajaran 2018-2019 ( ditolak ).

Berarti hipotesa kerja tidak ada Hubungan Pendekatan Humanistik Dalam Kreativitas Siswa Kelas VIII SMP Ibrahimy Tahun Ajaran 2018-2019 ( diterima ).

(47)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, hasil analisa data dan pengujian hipotesa, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

5.1.1. Kesimpulan Mayor

Tidak ada hubungan antara pendekatan humanistik dalam meningkatkan kreativitas siswa kelas VIII SMP Ibrahimy semester genap tahun ajaran 2018-2019.

5.1.2. Kesimpulan Minor

Tidak ada hubungan antara pendekatan humanistik dalam meningkatkan kreativitas siswa dalam bahasa inggris kelas VIII SMP Ibrahimy semester genap tahun ajaran 2018-2019

5.2. Saran-Saran

Berdasarkan hasil analisa data dan pengujian yang tersebut dalam kesimpulan.

Diatas peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: 5.2.1. Bagi Siswa

Hendaknya siswa lebih kreatif dalam belajar bahasa inggris, dalam era globalisasi ini bahasa inggris sangat dibutuhkan sebagai alat pengembangan diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan.

5.2.2. Bagi Guru

Hendaknya seorang guru dituntut untuk lebih kreatif dalam membimbing anak didiknya agar menjadi anak yang lebih kreatif dan mempunyai semangat yang tinggi dalam mempelajari bahasa inggris. 5.2.3. Bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah hendaknya dapat secara langsung memberikan sejenis perintah kepada guru-guru supaya memberikan pelajaran tambahan diluar sekolah agar siswa lebih semangat dan suka terhadap pelajaran bahasa inggris.

Gambar

Tabel 3  Jumlah Siswa
Tabel  Hasil Tes Pendekatan Humanistik (X)  No.
Tabel Hasil Tes Kreativitas Siswa  (Y)  No.
Tabel 7  No.Resp  X  Y  X2  Y2  XY  1  22  19  484  361  418  2  21  23  441  529  483  3  25  23  625  529  575  4  23  20  529  400  460  5  22  19  484  361  418  6  27  22  729  484  594  7  25  23  625  529  575  8  22  22  484  484  484  9  24  22  5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian tindakan kelas yang berjudul “Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Kemampuan Siswa Berbicara untuk Menanggapi Kejadian suatu Peristiwa Menggunakan Media

Jika dicermati tabuhan tangan kanan pada kalimat gending bagian ke II, gatra ke empat (6 12.) yang dicetak tebal di atas, tekanan/aksen yang sangat kuat justru terjadi pada

Agar kita dapat mengajarkan bahasa Inggris dengan baik, kita juga harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya, dan kita juga harus mengetahui metode-metode

Penawaran janji kampanye oleh kandidat Presiden dan Wakil Presiden, sehingga keputusan pemilih untuk memilih pasangan calon tersebut tidak memenuhi syarat

 Gradasi rapat/menerus/dense graded yaitu agregrat memiliki semua ukuran butir  Gradasi rapat/menerus/dense graded yaitu agregrat memiliki semua ukuran butir  atau campuran agregrat

• Bahaya yang berasal dari lingkungan sosial dan organisasi yang dapat mengancam keselamatan dan kesehatan baik fisik maupun psikologis seperti kekerasan, perundungan

di/dekat permukaan atau jauh di bawah permukaan bumi. Keduanya tertimbun oleh, batuan, tanah dan flora fauna yang ada didalam atau diatas lahan tersebut. Oleh

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan berhitung menggunakan metode contextual teaching and learning di SD 1 Sembungharjo Metode Dalam Penelitian