• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN TEPUNG KEONG MAS YANG DIPERMENTASI ENZIM PAPAIN TERHADAP EFISIENSI PAKAN, PERTUMBUHAN DAN SINTASAN IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANFAATAN TEPUNG KEONG MAS YANG DIPERMENTASI ENZIM PAPAIN TERHADAP EFISIENSI PAKAN, PERTUMBUHAN DAN SINTASAN IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer)"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN TEPUNG KEONG MAS

YANG DIPERMENTASI ENZIM PAPAIN TERHADAP

EFISIENSI PAKAN, PERTUMBUHAN DAN SINTASAN

IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer

)

HAMDANI

10594091415

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

(2)

PEMANFAATAN TEPUNG KEONG MAS

YANG DIPERMENTASI ENZIM PAPAIN TERHADAP

EFISIENSI PAKAN, PERTUMBUHAN DAN SINTASAN

IKAN KAKAP PUTIH

(L

ates calcarifer)

SKRIPSI

HAMDANI

10594091415

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

(3)
(4)
(5)

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: Pemanfaatan Tepung Keong Mas Yang Difermentasi Enzim Papain Terhadap Efisiensi Pakan, Pertumbuhan dan Sintasan Ikan Kakap Putih (Lates Calcarifer) Adalah benar merupakan hasil karya sendiri yang belum diajukan oleh pihak manapun dan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber informasi dan data yang berasal atau yang dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan di bagian akhir skripsi.

Makassar, Oktober 2020

Hamdani

(6)

iv

Hak Cipta Unismuh Makassar

@Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluuh karya tulis ini tanpa

mencantumkan atau menyebutkan sumber.

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan

karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah.

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Unismuh

Makassar.

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya

(7)

v

ABSTRAK

Hamdani 10594091415 Pembuatan tepung keong Mas Melak kasi enzim Papain untuk memberi makan efisiensi. Dipandu oleh Dr. Ir. Haj.Andikhairiyah. M. pd dan Salty Anwar, S .Pi., M. Si

Penggunaan pakan buatan sangat penting dalam budidaya ikan kakap putih (Lattes calcasifer ). Pakan tersebut harus memenuhi nutrisi dan kebutuhan beni yang dipelihara agar pertumbuhan ikan kakap putih ( Lattes calcasifer ) dapat berlangsung dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat kelulusan hidup, laju pertumbuhan dan jenis pakan yang terbaik bagi pertumbuhan beni ikan kakap putih menggunakan pakan keong mas yang ter fermentasi enzim papain. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus sampai 30 november 2020 di dusun pun aga,desa pun aga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ini menggunakan 1 jenis pakan buatan (A0 sebagai pakan kontrol dan 3 jenis pakan menggunakan enzim papain sebagai pakan uji. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 kali pengulangan. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa laju pertumbuhan ketiga pakan secara berurutan dari renda ketinggian yaitu pakan B sebesar 70% pakan C sebesar 78,3% dan pakan d sebesar 80%. Tingkat kelangsungan hidup dari yang terendah ketinggian yaitu pakan B sebesar 70% dan C sebesar 78,3% dan D sebesar 80%. Berdasarkan hasil uji anova dari setiap perlakuan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap laju pertumbuhan ikan kakap putih Karena didapatkan nilai F= 0,58.

Kata Kunci :Laju pertumbuhan, Tingkat kelangsungan Hidup, ikan kakap putih Lates calcarifer

(8)

vi

ABSTRAK

Hamdani 10594091415 Pemanfaatan Flour Keong Mas Dipermentasi the Enzyme Papain to Feed Efficiency.Guided by Dr. Ir.Hj. Andikhairiyah. M. pd and Salty Anwar, S .Pi., M. Si

The use of artificial feed is very important in the cultivation of white snapper fish (Lattes calcasifer ).Such feed must meet the nutritional needs and beni are maintained so that the growth of barramundi ( Lattes calcasifer ) can take place properly. The purpose of peneli5tian this is knowing the graduation rate of life, rate of growth and the type of feed is best for the growth of the beni white snapper fish using feed keong mas ter of fermentation the enzyme papain. This study was conducted on 18 August until 30 november 2020 in the hamlet was aga, the village was aga. The method used in this research is to use 1 type of artificial feed (A0 feed as control and 3 types of feed to use the enzyme papain as the feed test. The design used is complete random design (CRD) with 3 treatments and 4 repetitions. The results of this study showed that the growth rate of the third feed sequentially from the lace height that feed B by 70% of feed C amounted to 78,3% and feed d by 80%. The survival rate from a low height i.e. feed B 70% and C of 78,3% and D 80%. Based on the test results of the anode of each treatment did not give significant effect on the growth rate of white snapper fish Because the obtained value F= 0,58.

(9)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan taufik serta hidayah-nya yang tiada terkira sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Tepung Keong Mas Yang Dipermentasi Enzim Papain terhadap Efisiensi Pakan, Pertumbuhan dan Sintasan Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer )“ ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program strata satu pada Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Makassar ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengucapkan banyak terimakasih khusus yang mendalam kepada Ibu Dr.Ir. Hj. Andi Khaeriyah, M.Pd selaku Pembimbing 1, Ibu Asni Anwar, S.Pi., M.Si selaku pembimbing ke 2, Bapak H. Burhanuddin, S.Pi.,M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammad iyah Makassar, dan Ibu Dr.Ir. Hj. Andi Khaeriyah, M.Pd selaku ketua Program Studi Budidaya Perairan dan yang telah meluangkan banyak waktunya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya, Serta kepada kedua orang tua yang telah banyak memberikan bantuan baik moral maupun materi

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis secara tulus dan ikhlas menyampaikan terima kasih kepada rekan rekan mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2015-2016 serta saya ucapan terimah kasih banyak kepada Pak Krisno, S.Pi beserta keluarga yang telah menerima kami sebagai mahasiswa yang melakukan penelitian di Dusun Punaga, Desa Punaga dan jika selama ini penulis

(10)

viii

pernah berbuat kesalahan atau kehilapan kepada rekan-rekan seangkatan baik disengaja maupun tidak disengaja, penulis menyampaikan permohonan maaf lahir dan bathin, bukan laut kalau tidak pernah surut, bukan manusia kalau tidak pernah salah.

Makassar, 25 Oktober 2020

(11)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ... iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI ... iv

HAK CIPTA UNISMUH MAKASSAR ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

1. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 2

1.2. Tujuan dan Kegunaan ... 3

2. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Klasifikasi Ikan Kakap Putih ... 5

2.2. Morfologi Ikan Kakap Putih ... 6

2.3. Kebutuhan Nutrisi Ikan Kakap Putih ... 8

2.4. Kandungan Gizi Ikan Kakap Putih ... 8

2.5. Kebutuhan Protein Pakan Ikan Kakap Putih ... 10

2.6. Pertumbuhan Ikan Kakap Putih ... 11

2.7. Keong Mas ... 12

2.8. Kandungan Nutrisi Keong Mas ... 13

2.9. Tepung Keong Mas ... 16

2.10. Enzim Papain ... 18

2.11. Efisiensi Pakan Ikan Kakap Putih ... 19

2.12. Kelangsungan Hidup Ikan Kakap Putih ... 20

2.13. Laju Pertumbuhan Harian Ikan Kakap Putih ... 22

2.14. Parameter Kualitas Air ... 23

3. METODE PENELITIAN ... 24

3.1.WaktudanTempat ... 24

3.2.Alat dan Bahan ... 24

(12)

x

3.3.1. Proses Pembuatan Tepung Keong Mas ... 25

3.3.2. Proses Pembuatan Enzim Papain ... 26

3.3.3. proses fermentasi dan dan pembuatan pakan ... 27

3.3.4. Hasil analisis proksimat pakan tepung keong mas ... 27

3.4. Persiapan wadah ... 27

3.5. Penyiapan Hewan Uji ... 28

3.6. Pemeliharaan hewan uji ... 28

3.7. Rancangan Percobaan ... 28

3.8. Peubah Yang Diamati ... 29

3.8.1. Efisiensi Pemanfaatan Pakan ... 29

3.8.2. Laju Pertumbuhan Harian ... 29

3.8.3. Tingkat Kelangsungan Hidup ... 30

3.8.4. Parameter Kualitas Air ... 30

3.9. Analisis Data ... 31

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

4.1. Efisiensi Pakan Ikan Kakap Putih ... 32

4.2. Tingkat Kelangsungan Hidup ... 33

4.3. Laju Pertumbuhan Harian ... 34

4.3. Parameter Kualitas Air ... 38

5. PENUTUP ... 40

5.1. Kesimpulan ... 40

5.2. Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(13)

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1. Kebutuhan Asam Amino Ikan Kakap Putih ... 8

2. Kandungan Gizi ... 9

3.Kandungan Nutrisi Keong Mas ... 13

4. Hasil Analisis Proksimat Pakan ... 15

5.Komposisi Pakan Ikan Kakap Putih ... 26

(14)

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1. Ikan Kakap Putih ... 4

2. Keong Mas ... 11

3. Proses Fermentasi Pakan ... 26

4.Tata Letak Satuan Percobaan Setelah Pengacakan ... 29

5. Laju Pertumbuhan Harian ... 33

(15)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1. Hasil Penelitian dan SPSS ... 45 2. Foto-Foto Kegiatan ... 53

(16)

2

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ikan kakap putih (Lattes calcarifer), merupakan ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi karena termasuk salah satu komoditas ekspor dan permintaan jenis ikan ini cukup tinggi dipasak luar Negeri. Kakap putih telah menjadi suatu usaha yang bersifat komersial untuk dikembangkan, karena pertumbuhannya yang relatif cepat, mudah dipelihara dan mempunyai toleransi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan sehingga menjadikan ikan kakap putih cocok untuk ke dalam budidaya (jaya et al, 2012).

Keberhasilan usaha budidaya ikan kakap putih sangat ditentukan oleh ketersediaan pakan dalam media pemeliharaan, yang di mana ikan ini termasuk ikan karnivora yang dibutuhkan protein lebih tinggi daripada jenis ikan herbivora. Jenis pakan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan ikan karnivora dengan protein berkisar 42-50% dapat membuat ikan tumbuh dengan optimal (Asma et al,2016). Kandungan protein yang tinggi dalam pakan membuat harga pakan semakin meningkat sehingga menghambat usaha budidaya ikan kakap putih. Oleh karena itu, perlu dicari bahan pakan dengan harga yang relatif murah, mudah didapat dan mengandung nutrisi yang baik.

Keong mas merupakan pakan yang berpotensi pengganti tepung ikan karena kandungan proteinnya menyamai tepung ikan (Subhan et al, 2010). Akan tetapi yang menjadi kendala adalah keong mas memiliki daging yang alot diakibatkan tingginya kandungan protein sehingga dapat menghambat kecernaan pakan. Untuk itu perlu

(17)

3

dilakukan fermentasi dengan menggunakan enzim papain guna memecah rantai polipeptida pada protein.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengingat banyaknya kandungan nutrisi yang terdapat pada tepung keong mas yang difermentasi dengan enzim papain untuk mengurangi penggunaan tepung ikan dalam pakan ikan kakap putih.

1.2. Tujuan Dan Manfaat

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi optimal enzim papain pada pakan berbahan Baku keong mas untuk meningkatkan efisiensi pakan dan pertumbuhan ikan kakap putih.

Kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembudidaya khususnya dalam mengoptimalkan enzim papain pada pakan berbahan baku keong mas serta meningkatkan efisiensi pakan.

(18)

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi Ikan Kakap Putih

Kindom : Animalia

Fillum : Chordata Sub Fillum : Vertebrata

Genus : Lates

Kelas : Pisces

Sub Kelas : Teleostomi Ordo : Percomorphi Famili : Centropomidae Spesies : Lates calcarifer

Gambar 1. Ikan Kakap Putih

Morfologi ikan kakap putih dideskripsikan secara lengkap oleh Tiensorume et al (1989) dalam Widiastuti et al (1999). Bentuk ikan kakap putih adalah pipih dan ramping dengan badan memanjang dan ekor melebar, kepala lancip dengan bagian atas cekung dan cembung didepan sirip punggung. Mulutnya lebar, gigi halus dan bagian bawah operkulum mempunyai duri kecil dengan cuping

(19)

5

bergerigi diatas pangkal gurat sisi. Sirip punggung berjari-jari keras berjumlah 7-9 dan 10-11 jari-jari lemah. Sirip dubur dan sirip ekor bulat, sirip dubur berjari-jari keras berjumlah 3 dan berjari lemah berjumlah 7-8. Sirip dada pendek dan membulat. Sisip ikan kakap putih bertipe sisik besar. Tubuh berwarna keperakan untuk ikan hidup di laut dan Ikan dewasa berwarna biru kehijauan atau ke abu-abuan pada bagian atas dan berwana keperakan bagaian bawah.

2.2. Morfologi Ikan Kakap Putih

Feb 17, 2014 ikan kakap putih memiliki mulut yang lebar dengan gigi halus dan tajam. Jun 23 2016, rahang bawah ikan kakap lebih maju dibandingkan rahang atasnya, itu membuktikan bahwa ikan kakap putih ini pemakan daging atau karnivora. Jun 23, 2016 ikan kakap juga seperti ikan lainnya memiliki sirip. Sep 2, 2016 kakap putih dapat hidup di daerah laut yang berlumpur, berpasir serta di ekosistem mangrove. Nelayan sering mendapatkan kakap ketika melaut. Ikan kakap yang hidup di laut lebih besar. Ikan kakap yang hidup di laut lebih besar, ukurannya di bandingkan yang dipelihara air payau atau di air tawar. Hal itu mungkin disebabkan karena makanannya banyak di habitat aslinya.

Ikan kakap juga seperti ikan lainnya memiliki sirip ekor berbentuk bulat, ikan kakap putih memiliki sirip punggung berjari – jari keras, dan kuat jari - jari siripnya terdiri dari 3 jari keras dan 7-8 jari lunak pada sirip punggungnya.(khalik DKK 2005) tubuh ikan kakap putih memanjang dan gepeng dengan pangkal sirip ekor melebar, tulang rahang atas melewati mata sebelah belakang sedangkan rahang bawahnya lebih menonjol.

(20)

6

2.3. Kebutuhan Nutrisi Ikan Kakap Putih

Juli 24, 2015 Kebutuhan nutrisi ikan kakap putih hampir sama dengan kebutuhan nutrisi ikan karnivora lainnya, yang meliputi kebutuhan protein (asam amino), lemak, karbohidrat, ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: ukuran ikan, suhu air kebutuhan asam amino esensial untuk ikan-ikan karnivora. Dalam pembuatan pakan buatan dapat digunakan komposisi vitamin, dan mineral protein adalah komposisi utama pembentukan jaringan dan organ tubuh ikan protein berisikan subtansi nitrogen dalam bentuk asam amino, asam-asam lemak enzim vitamin dan sebagainya. Sehingga penggunaan dan sediaan terus menerus dalam pakan sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhan dan perbaikan sel-sel yang rusak.

Jumlah protein yang dibutuhkan ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: ukuran ikan, suhu air jumlah pakan yang makan kesediaan dan kualitas pakan alami dan kualitas protein. Protein yang dibutuhkan ikan peliharaan sangat erat kaitannya dengan tingkat protein optimum dalam pakan ikan tersebut. Jenis ikan karnivora membutuhkan protein yang lebih tinggi dari pada jenis ikan herbivora dan ikan-ikan kecil (larva) membutuhkan tingkat protein yang lebih tinggi daripada ikan yang lebih besar lingkungan juga mempengaruhi protein yang dibutuhkan. Beberapa pustaka menyebutkan bahwa tingkat protein optimum dalam pakan untuk pertumbuhan ikan berkisar antara 25-50% dan kebutuhan protein ikan kakap putih pada masa pendederan dan peng gelondongan sebesar 45-50% kebutuhan asam amino esensial induk ikan-ikan karnivora.

(21)

7

Tabel 1. Kebutuhan Asam Amino Esensial Untuk Ikan Kakap Putih

Jenis asam amino

Tingkat ukuran ikan

Benih Glondongan Juwan Pembesaran Induk

Leucine 2,66 2,50 2,40 2,30 2,40 Isoleucine 1,00 0,94 0,90 0,87 0,90 Triptophan 1,46 1,37 1,32 1,26 1,32 Valine 1,67 1,58 1,57 1,45 1,50 Arginine 0,31 0,29 0,28 0,27 0,28 Threonine 2,24 2,11 2,02 1,94 2,02 Histidine 1,20 1,13 1,09 1,04 1,09 Penylalamine 0,95 0,89 0,85 0,82 0,85 Lysine 1,57 1,42 1,36 1,31 1,36 Sumber: Tacon, (1995).

2.4. Kandungan Gizi Ikan Kakap Putih

Ikan kakap termasuk golongan ikan deverbal (ikan yang hidup pada dasar perairan) yang dapat hidup pada perairan dangkal sampai dalam. Berdasarkan kandungan protein dan lemaknya ikan kakap termasuk ikan tipe dengan kategori protein dan lemaknya termasuk ikan tipe A dengan kategori protein tinggi (15-20%) dan kadar lemak rendah (5%), serta 80,3% air, 0% karbohidrat, dan abu, 1,1% (Afrianto dan Liviawaty, 1989). Ikan kakap banyak terdapat di perairan dangkal Indonesia dan mempunyai nilai ekonomis tinggi. Kandungan gizi ikan kakap putih dapat dilihat pada tabel 2.

(22)

8

Tabel 2. Kandungan Gizi Ikan Kakap Putih

Kandungan Gizi Nilai Satuan

Kalori 92 (kal) Protein 20 (g) Lemak 0.7 (g) Karbohidrat 0 (g) Kalsium 20 (mg) Posfor 200 (mg) Besi 1 (g) Vitamin A 30 A (SI) Vitamin B1 0.05 B1 (mg) Vitamin C 0 C (mg) Air 77 (g)

Sumber : Afrianto dan Liviawaty, 1989

2.5. Kebutuhan Protein Pakan Ikan Kakap Putih

Hasil percobaan menunjukan kelangsungan hidup ikan kakap berkisar 93,3% dan tidak berbeda nyata antara perlakuan (p˃0,05). Kandungan protein pakan berpengaruh nyata (p˂0,05) terhadap persen pertambahan berat ikan, konsumsi pakan, efisiensi pakan dan laju konsumsi pakan, pertumbuhan spesifik benih kakap putih. Ikan yang diberi pakan dengan protein 32% menghasilkan persen pertambahan berat dan laju pertumbuhan spesifik paling rendah.

Peningkatan kandungan protein pakan sampai dengan kadar protein pakan 40% maka meningkatnya kadar protein pakan di atas 40% tidak dapat meningkatkan pertumbuhan pada ikan kakap putih. Efisiensi pakan dipengaruhi oleh kandungan protein pakan. Efisiensi pakan merupakan proporsi pertambahan

(23)

9

biomasa ikan kakap atau jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ikan kakap. Meningkatnya efesiensi pakan menunjukan bahwa kualitas pakan yang baik

Efisiensi pakan untuk ikan yang diberi pakan dengan kadar protein 40% tidak berbeda nyata (p˃0,05). Nilai efisiensi pakan relatif tinggi( 0,80-0,84 ) pada ikan kakap yang diberi pakan dengan kandungan protein 40% atau lebih menunjukkan bahwa ikan kakap putih dapat memanfaatkan pakan dengan efisien. Dari data pertumbuhan ikan dan efesiensi pakan dapat disimpulkan bahwa kandungan protein pakan yang baik untuk pembesaran ikan kakap putih adalah mencapai 40% kebutuhan protein bervariasi menurut spesies ikan dan pemanfaatan protein pakan untuk pertumbuhan ikan. Ikan juga dipengaruhi oleh ukuran ikan,kualitas protein, kandungan energi pakan, keseimbangan kandungan nutrisi,tingkat pemberian pakan pada ikan kakap putih (Fumichi,1988).

2.6. Pertumbuhan Ikan Kakap Putih

Ikan kakap putih (Lates calcarifer) merupakan salah satu komoditas budidaya laut unggulan di Indonesia, karena memiliki pertumbuhan yang relatif cepat, kelangsungan hidup dapat mencapai 86%, dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan budidaya. Kegiatan budidaya kakap putih di Indonesia saat ini masih belum banyak berkembang, salah satu faktor yang menghambat kegiatan pembesaran kakap putih di Indonesia adalah masih sulitnya pengadaan pakan keong masih ber kelanjutan dalam jumlah yang cukup.

Salah satu upaya kegiatan pembesaran ikan kakap putih yang dapat dilakukan adalah dengan media baskom dan penggunaan tepung keong mas sepagian pengganti pakan ikan kakap putih. pakan yang lebih baik untuk

(24)

10

pertumbuhan dilihat dari jumlah pakan yang lebih kecil dari perlakuan lainnya dan cenderung pasif bergerak sedangkan perlakuan yang memperoleh dosis pakan 10% dan kemudian persaingan yang terjadi seperti ruang gerak yang luas dan kemampuan mendapatkan makanan berlangsung secara baik tanpa mengakibatkan ikan stres dan terhambatnya pertumbuhan saat pemeliharaan (Santoso. 2015).

2.5. Keong mas

Keong mas (Pomaceae canaliculata Lamarck) merupakan salah satu bahan dalam pembuatan pakan ikan adalah keong mas yang berwarna emas seperti yang disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Keong mas (Pomaceae canaliculata Lamarck)

merupakan hewan lunak dari divisio Mollusca, kelas Gastropoda yang berarti berjalan dengan perut, ordo Pulmonata, famili Pomaceatidae, genus Pomacea, spesies (Pomacea canaliculata Lamarck). Keong mas dapat bertahan hidup antara 2 sampai 6 bulan dengan fertilitas yang tinggi. Cangkangnya berwarna cokelat muda, dagingnya berwarna putih susu sampai merah keemasan atau oranye (Anonim, 2012).

(25)

11

Keong mas atau dikenal golden apple snail (GAS) sering dianggap sebagai salah satu penyebab kegagalan panen padi. Mollusca jenis ini hidup diperairan jernih, aliran airnya lambat, drainase tidak baik dan tidak cepat kering, bersubstrat lumpur dengan tumbuhan air yang melimpah. Keong mas dapat bertahan hidup sampai 6 bulan pada air yang memiliki pH 5-8, dan suhu antara 18-28 0C. Keong mas akan makan, bergerak dan tumbuh lebih cepat pada suhu yang tinggi. Pada suhu yang lebih rendah keong mas masuk dalam lumpur dan menjadi tidak aktif. Pada suhu diatas 32 0C hewan ini memiliki mortalitas yang lebih tinggi (Anonim, 2013).

2.8. Kandungan Nutrisi Keong Mas

Kandungan nilai nutrisi dari 250 gram keong mas dapat dilihat pada tabel Tabel 3. Kandungan nutrisi dari 250 gram daging keong mas

Kandungan Nutrisi Nilai

Energi makanan (kalori) 83

Protein (g) 12,2 Lemak (g) 0,4 Karbohidrat (g) 6,6 Abu (g) 3,2 Fosfor (mg) 61 Natrium (mg) 40 Kalium (mg) 17 Riboflavin (mg) 12 Niacin (mg) 1,8

Kandungan lain : Vitamin C, Zn, Cu,Mn dan Iodium Sangat sedikit Sumber : Hendarsih (2004)

Keong mas dapat dimanfaatkan menjadi pakan ternak dan pakan ikan. Kandungan protein tepung keong lebih tinggi dibandingkan dengan tepung ikan.

(26)

12

Menurut Siswanto (1999) kadar protein tepung keong mas Pomacea canaliculata adalah

sebesar 50,74%, sedangkan kadar protein tepung ikan sekitar 30 % Soegeng, (2003).

3.3. Pembuatan Tepung Keong Mas

Pembuatan tepung keong mas di awali dengan mengampukan keong mas yang berada di sawah lalu dicuci hingga bersih, langka selanjutnya dilakukan perendaman pada keong mas dengan tambahan garam sebanyak 250 gram lalu didiamkan selama 15 menit kemudian dicuci lagi hinga bersih. Tahap selanjutnya keong mas direbus dalam panci aluminium dengan suhu 600C dan di tambahkan garam dapur sebanyak 5 sendok makan dan kapur siri sebanyak 3 sendok makan.

. Setelah 20 menit direbus keong mas segera dilepaskan dari cabangnya, untuk proses pelepasan keong mas dari cangkang-nya digunakan benda tajam yang runcing untuk menarik keluar keong mas dari cangkangnya, keong mas yang berhasil dikeluarkan dari cangkangnya akan dipisahkan dari kotorannya dan dibuang bagian yang tidak diperlukan, selanjutnya daging keong mas dicuci hinga bersih kemudian di iris perkecil menggunakan pisau. Daging keong mas yang telah di iris dijemur selama 3 hari, Daging keong mas yang telah mengering di blender hingga halus dijadikan tepung keong mas.

(27)

13

2.10. Enzim Papain (Carica papaya L)

Enzim merupakan biokatalisator yang diproduksi oleh sel dan telah banyak dimanfaatkan dalam bidang industri. Sebagai biokatalisator, enzim dapat mempercepat suatu reaksi tanpa ikut bereaksi. Pada industri yang menggunakan enzim, 59% enzim yang digunakan adalah protease, salah satunya adalah papain (Oktapiani, Vina. 2015).Kemampuan papain untuk memecah molekul protein, membuatnya menjadi produk yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia baik di rumah tangga maupun industry. Papain dapat kita peroleh dari getah pepaya, baik dalam buah, batang, dan daunnya namun yang paling banyak menghasilkan enzim terdapat pada buah dan batang pepaya, Menurut IndrianiAnggraini, A. dan Yunianta. (2015). Batang dan buah pepaya muda mengandung enzim yang berlimpah.Senyawa terdapat dalam enzim papain antara lain lebih dari 50 asam amino diantaranya asam aspartat, threonine, serin, asam glutamat, prolin, glisin, alanin, valine, isoleusin, leusin, tirosin, fenilalanin, histidin, lysin, arginin, tritophan, dan sistein. Selain itu getah juga mengandung suatu enzim pemecah protein atau enzim proteolitik yang disebut papain. Papain juga bersifat antibakteri karena dapat mencerna protein bakteri papain juga mengandung 1,2% sulfur yang berfungsi mengobati penyakit yang sering disebabkan oleh bakteri gram positif yang hidup pada lingkungan pH antara 2,6 dan 10 dengan pH optimum 6,8 – 8,2. Ermina Pakki dkk. (2009).

(28)

14

2.11. Efisiensi Pakan Ikan Kakap Putih

Efisiensi pakan adalah perbandingan bobot badan yang dihasilkan dengan jumlah pakan yang dikonsumsi. Menurut Mcdonald et al(2002), penggunaan pakan semakin efisien bila jumlah pakan yang dikonsumsi rendah namun menghasilkan pertambahan bobot badan yang tinggi. Dengan kualitas pakan yang baik ikan tumbuh lebih cepat dan lebih efisien penggunaan pakannya. Pertumbuha n ikan dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas pakan termasuk kecernaan zat-zat makanan yang dimanifestasikan oleh koefisien cerna pakan atau zat-zat yang dapat dicerna dalam pakan. Tar midi, (2004).

2.12. Kelangsungan Hidup Ikan Kakap Putih

Kelangsungan hidup (SR) yaitu persentase jumlah benih ikan kakap putih yang masih hidup setelah perlakuan (Zone novélDKK, 1991). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemberian pakan dengan kandungan energi yang berbeda-beda sebesar 3,263,92-3,535,93 kekal / kg pakan tidak mempengaruhi kelangsungan hidup pada ikan kakap putih.

Energi yang berasal dari pakan keong mas yang digunakan untuk aktivitas kehidupan pokok seperti metabolisme basal, pertumbuhan, produksi gamet, bergerak, bernafas, mencerna pakan, dan pengaturan suhu yaitu setelah energi digunakan untuk mempertahankan kehidupan. Nilai pakan yang diperoleh sebesar 3,263,92-3,535,93 / kg. Sudah memenuhi syarat guna mempertahankan kelangsungan hidup bagi ikan kakap putih sehingga menghasilkan kelangsungan hidup yang sama. Nilai energi pakan ikan kakap putih yang dijual dipasarkan

(29)

15

dengan kandungan sebesar 2,994,60 / kg sudah dapat mempertahankan kelangsungan hidup pada ikan kakap putih.

2.13. Laju Pertumbuhan Harian Ikan Kakap Putih

Pertumbuhan harian dapat diartikan sebagai bertambahnya ukuran panjang atau berat dalam suatu waktu. Maka yang dikonsumsi ikan kakap akan berpagaruh pada pertumbuhan dan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor luar dan faktor dalam sedangkan faktor luar adalah makanan, suhu perairan, ph, dan salinitas.

Laju pertumbuhan harian dapat di artikan untuk menghitung persentase pertumbuhan berat ikan per hari. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemberian pakan dengan kandungan energi yang berbeda-beda yaitu sebesar 3,263,92-3,535,93/ kg pakan tidak dapat mempengaruhi laju pertumbuhan harian pada ikan kakap putih. Pertambahan berat rata-rata pada ikan kakap putih antara perlakuan A,B,C, dan D, tidak mengalami perbedaan pada pakan meningkat.

Menurut Cowley (1979) para ahli perikanan jepang telah membuktikan bahwa ikan karnivora lebih banyak memanfaatkan protein menjadi energi dibandingkan dengan lemak gan karbohidrat. Menurut Hari ati (1989) protein yang sempurna yaitu yang mengandung asam amino yang lengkap dan jumlahnya. Protein ini yang termasuk golongan ini dapat menjamin pertumbuhan ikan kakap putih.

(30)

16

2.14. Parameter Kualitas AIr

Para meter kualitas air merupakan para meter pelengkap, di mana kualitas air merupakan tempat tinggal dan media ikan budidaya. Untuk mendapatkan hasil pertumbuhan dan kesehatan ikan kakap yang baik maka para menter kualitas air harus dijaga dan diperhatikan kualitasnya.

Parameter kualitas air selama penelitian dengan menggunakan wadah baskom didalam ruangan selama 40 hari. Parameter kualitas air yang diukur yaitu suhu, sanitas, pH, DO. Nilai suhu selama penelitian paling rendah 28ºC dan yang paling tinggi 30ºC, dalam kisaran ini parameter suhu masih layak dan baik untuk menunjang pertumbuhan benih ikan kakap putih.

SNI (2014) nilai salinitas yang bagus pertumbuhan benih ikan kakap putih berkisaran antara 28-33 ppt. sedangkan pada penelitian ini nilai salinitas berkisaran 30-31 ppt. Dengan ini salinitas untuk pertumbuhan benih ikan kakap putih.Dalam budidaya salinitas mampu mempengaruhi pertumbuhan dan nafsu makan ikan kakap.

SNI (2014) nilai pH untuk pertumbuhan benih ikan kakap putih berkisaran antara 7,5-8,5. Sedangkan pada penelitian ini nilai pH air 7,5-7,8 dengan nilai pair ini tergolong netral, sehingga mampu menjaga untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan kakap putih.

SNI (2014) nilai DO untuk pertumbuhan ikan kakap putih berkisar minimal 4 ppm. Sedangkan penelitian ini berkisar antara 6,1-6,7, ppm nilai oksigen terlarut (DO) air ini masih tergolong standar untuk menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan kakap putih

(31)

17

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu Dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 agustus sampai30 November 2020 bertempat di Dusun Punaga Desa Punaga Kecamatan Mangara Bombang Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi selatan.

3.2. Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah baskom dengan volume air 25 liter digunakan sebagai wadah penelitian. Setiap baskom diisi dengan air laut sebanyak 20liter. Penggaris untuk mengukur panjang ikan, timbangan digital untuk mengukur berat ikan, panci untuk merebus keong mas, pisau untuk memotong keong mas, blender untuk menghaluskan keong mas, DO meter digunakan untuk mengukur oksigen terlarut, termometer digunakan untuk mengukur suhu, kertas lakmus digunakan untuk mengukur pH, refractometer untuk mengukur Salinitas, lakban digunakan untuk memberi label pada wadah penelitian, spidol untuk menulis penanda, perangkat aerasi dan plankton net.

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih ikan kakap putih, garam dapur, kapur sirih, enzim papain,air tawar dan air laut.

(32)

18

3.3. Prosedur Penelitian

3.3.1. Proses Pembuatan Tepung Keong Mas

Pembuatan tepung keong mas diawali dengan mengumpulkan keong mas yang diambil dari sawah. Selanjutnya keong mas dicuci sampai bersih lalu dilakukan perendaman dengan menambahkan garam dapur sebanyak 250 gram. kemudian keong mas yang telah ditaburi garam dapur didiamkan selama 15 menit, lalu dicuci kembali sampai bersih. Tahap selanjutnya, keong mas direbus dalam panci selama 20 menit dengan suhu 60ºC, ditambahkan 5 sendok garam dapur dengan 3 sendok kapur sirih, kemudian keong mas yang telah direbus segera dikeluarkan dari cangkang menggunakan benda runcing. Setelah dikeluarkan, daging keong mas dipotong kecil-kecil dan dikeringkan di bawah sinar matahari selama 3 hari. Selanjutnya daging keong mas yang telah kering kemudian dihaluskan untuk menghasilkan tepung daging keong mas.

3.3.2. Proses Pembuatan Enzim Papain

Pembuatan enzim papain diawali dengan mengambil batang pepaya dari perkebunan sekitar wilayah makassar. Batang pepaya diambil sebanyak 30 cm dari pangkal batang, kemudian batang pepaya diparut.Setelah diparut, batang pepaya tersebut diperas menggunakan kain.Lalu tahap selanjutnya dilakukan sentrifuge, kemudian dilakukan analisis aktifitas enzim guna untuk menentukan enzim protease, lipase, dan amilase pada enzim papain. Adapun hasil uji enzim batang pepaya yang diperoleh adalah sebagai berikut.

(33)

19 Tabel 4. Hasil uji enzim

Kode

Enzim (μ/ml/menit)

Protease Amilase Lipase

Batang Pepaya 0,707 0,151 0,566

Sumber : Data Primer

1.3.3. Proses Fermentasi Tepung Keong Mas dan Pembuatan Pakan

Tepung keong mas ditimbang sesuai perlakuan, kemudian ditambahkan enzim papain sebanyak 15 ml, 22,5 ml, dan 30 ml. Selanjutnya dimasukkan dalam wadah plastik klip dan difermentasikan selama 1 minggu secara anaerob. Selanjutnya disimpan dalam box dengan tujuan agar suhu ruangan tetap sama. Setelah proses inkubasi selesai, disimpan dalam freezer untuk menghentikan kerja enzim, kemudian tahap selanjutnya tepung keong mas yang telah difermentasi diformulasikan dengan bahan pakan lainnya kemudian di box cetakan pakan. Adapun formulasi pakan yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5.Formulasi Pakan Uji dan Komposisi Pakan Ikan Kakap Putih Dilihat Pada Tabel 6.

NO. Bahan Pakan Formulasi Bahan Pakan

1. Tepung Ikan 30 %

2. Dedak Halus 8 %

3. Kedelai 11 %

4. Tepung Jagung 10 %

5. Tepung Keong Mas 30 %

6. Tepung Terigu 9 %

7. Minyak Ikan 1 %

8. Vitamin A 1 %

(34)

20

1.3.4. Hasil Analisa Proksimat Pakan uji Setiap Perlakuan Tepung KeongMas

Hasil analisa proksimat tepung keong mas non fermentasi dan fermentasi dapat dilihat pada Tabel 6. Sedangkan hasil analisa proksimat pakan uji setiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 6. Hasil Analisa Proksimat Tepung Keong Mas

Sampel KOMPOSISI (%)

Protein Lemak Serat Kasar Kadar Abu BETN

A 39,76 4,84 2,04 11,36 19,06

B 41,99 5,76 2,84 13,45 20,73

C 46,99 6,16 2,85 13,60 26,96

D 47,55 6,15 3,41 13,65 28,15

Sumber : Laboratorium FIKP, Unhas 2020

3.4. Persiapan Wadah

Penelitian ini menggunakan wadah berupa baskom plastik dengan volume air 25 liter sebanyak 12 termasuk wadah kontrol. baskom tersebut dicuci terlebih dahulu dengan detergen dan dibilas dengan air tawar lalu di desinfeksi dengan klorin 30 μL L-1 selama 24 jam. Selanjutnya baskom dibilas dengan air tawar hingga bersih dan dikeringkan. Air laut yang digunakan adalah air laut yang telah disterilisasikan dan ditrifmen diBalai Perikanan Instalasi Tambak Percobaan (ITP) Punaga. Setiap baskom di isi dengan air laut sebanyak 20 liter dan diberi satu selang aerasi dan batu aerasi yang terhubung dengan instalasi aerasi untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam media pemeliharaan benih ikan kakap putih.

(35)

21

1.4. Penyiapan hewan uji

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan kakap putih dengan ukuran 4-5 cm yang diperoleh dari BPBAP Takalar. Setiap baskom diisi 20 ekor ikan kakap putih dengan total keseluruhan ikan kakap putih yang digunakan yaitu 240 ekor.

3.5. Pemeliharaan Hewan Uji dan Pemberian Pakan

Perlakuan pemberian pakan tepung keong mas yang telah difermentasi dengan enzim papain dimulai pada saat penebaran dengan padat tebar 20 ekor/ baskom (1 ekor/L). Sebelum diberi perlakuan, diambil sampel ikan kakap putih untuk diukur panjang dan bobotnya yang digunakan sebagai data awal. Selama pemeliharaan larva ikan kakap putih diberi pakan dengan frekuensi pemberian pakan dilakukan sebanyak 3 kali dalam sehari, yaitu pada pukul 07.00, 12.00,dan 17.00 WITA. Pada masing-masing perlakuan jumlah pakan yang diberikan.

3.7. Rancangan Percobaan

Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan acak lengkap ( RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan 3 kali ulangan penentuan lama fermentasi yang digunakan sebagai perlakuan mengacu pada penelitian Rahayu (2017) yaitu :

Perlakuan A : Tepung Keong Mas tanpa fermentasi (kontrol)

Perlakuan B:Tepung Keong Mas fermentasi enzim papain sebanyak 15 ml Perlakuan C:Tepung Keong Mas fermentasi enzim papain sebanyak 22,5 ml Perlakuan D:Tepung Keong Mas fermentasi sebanyak 30 ml

(36)

22

Penempatan unit-unit tersebut dilakukan secara acak menurut pola rancangan acak lengkap (RAL) (Gasperz, 1991). Denah penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar3. Denah Acak Rancangan Acak Lengkap Penelitian

3.8.Peubah yang di amati

3.8.1.Efisiensi Pemanfaatan Pakan

Menurut Tacon (1987), perhitungan efisiensi pemanfaatanpakan sebagai berikut: EPP −(𝑊𝑡+𝑊𝑎)−𝑊𝑜𝐹 x100%

Keterangan:

EPP =Efisiensi pemanfaatan pakan (%)

Wt =Biomassa ikan uji pada akhir penelitian (g) Wo =Biomassa ikan uji pada awal penelitian (g) Wa = Bobot udang yang mati selama penelitian (g)

F =Jumlah pakan yang dikonsumsi selama penelitian (g)

B2 D1 B1

A1 C2 C1

B3 D3 C3

(37)

23

3.8.2. kelangsungan Hidup

Kelulushidupan (SurvivalRate)dihitung menggunakan rumus (Effendie, 2002): SR −𝑁𝑡𝑁0x100%

Keterangan:

SR = Kelulushidupan (%)

Nt = Jumlah ikan pada akhir penelitian (ekor) N0 = Jumlah ikan pada awal penelitian (ekor)

3.8.3. Laju Pertumbuhan Harian(LPH)

Laju pertumbuhan spesifik (specific growth rate/SGR) dihitung pada akhir perlakuan menggunakan rumus.(Dehaghani et al.. 2015)

𝐿𝑃𝐻 = Wt − Wo

t x 100% Keterangan:

LPH : Laju pertumbuhan harian (%)

Wo : Bobot rata-rata ikan di awal pemeliharaan (g) Wt : Bobot rata-rata ikan di akhir pemeliharaan (g) t : Lama pemeliharaan (hari)

3.8.4. Pengukuran kualitas air

Pengukuran kualitas air dilakukan sebagai data penunjang pada penelitian ini. Parameter kualitas air yang diukur antara lain suhu, pH, salinitas, dan

Amoniak

(38)

24

3.9. Analisis Data

Data laju kecernaan pakan, laju pertumbuhan harian dan sintasan di analisis menggunakan sidik ragam ANOVA, jika ada perbedaan antara masing- masing perlakuan di lanjutkan uji duncan pada selang kepercayaan 95% menggunakan program SPSS versi 24.

(39)

25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Efisiensi Pakan Ikan Kakap Putih

Efisiensi pakan ikan kakap putih yang diberi pakan keong mas ter fermentasi enzim papain dengan dosis berbeda selama penelitian disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Efisiensi pakan ikan kakap putih yang diberi pakan keong mas ter fermentasi enzim papain dengan dosis berbeda selama penelitian

Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian keong mas ter fermentasi enzim papain dalam pakan ikan kakap putih dengan konsentrasi berbeda memberikan pengaruh yang nyata (P<0.05) terhadap efisiensi pakan (Lampiran 1) Hasil uji lanjut Duncan (Lampiran 2) nilai efisiensi pakan ikan kakap putih pada pemberian keong master fermentasi enzim papain dalam pakan menunjukkan hasil yang berbeda nyata, dimana nilai efisiensi pakan pada perlakuan B, C, dan D nyata lebih tinggi dibanding pakan pada perlakuan A (control) 3,45% ± 0,006 3,46%± 0,01. 3,7%±0,01 5,21%± 0,02 0 1 2 3 4 5 6 A (Kontrol) B (15 ml) C (22,5 ml) D (30 ml) E fe si en si pa ka n ( % )

(40)

26

Tingi nilai efisiensi pakan yang diperoleh pada perlakuan B (15ml), C (22,5ml), dan D (30ml) dibandingkan perlakuan (A) dengan pemberian pakan keong mas tampa pemberian enzim papain disebabkan karena adanya daya kerja enzim protease dalam papain yang mampu memecah /merubah protein kompleks menjadi asam amino, sehingga keong mas yang diberikan pada perlakuan B, C dan D dapat dicerna oleh ikan dengan baik, dan dengan kecenaan pakan yang tinggi, akan meningkatkan nilai efisiensi pakan.

Hal ini sejalan dengan pendapat Taqwa brilian et al. ( 2013 ) bahwa enzim papain mampu menghidrolisis protein pada pakan dalam proses penyederhanaan protein menjadi peptida dan asam amino. Selanjutnya hasil penelitian nuraniet

al. 2018, melaporkan bahwa penambahan enzim papain membantu menghasilkan

asam amino yang dikonsumsi oleh ikan untuk menunjang pertumbuhan sehingga pakan yang diberikan menjadi lebih efisien. Sedangkan perlakuan pakan keong mas tanpa fermentasi enzim papain (perlakuan A ) dihasilkan nilai efisiensi pakan paling rendah, hal ini disebabkan karena pakan yang dikonsumsi oleh ikan tidak dapat dicerna dengan baik, akibatnya nilai efisiensi pakan yang dihasilkan lebih rendah.

Hal ini juga dapat terlihat dari rendahnya pertumbuhan pada perlakuan A (control) dibandingkan perlakuan ( B, C < dan D ). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilaporkan Khairiya et,al, ( 2019 ) yang menyatakan bahwa nilai efisiensi pakan ikan gabus yang diberi pakan keong mas ter fermentasienzim papain memberikan perbedaan yang sangat nyata dibandingkan nilai efisiensi pakan ikan gabus yang diberikan perbedaan yang

(41)

27

sanggat nyata dibandingkan nilai efisiensi pakan ikan gabus yang diberi pakan keong mas tanpa fermentasi enzim papain.

Menurut Giri et al. ( 2009 ),asam amino 30% optimal dalam pakan mampu menunjang percepatan pertumbuhan beni ikan kakap putih. Asam amino sangat yang dibutakanikan melalui protein yang terkandung di dalam pakan dalam menunjang pertumbuhan dan pembentukan jaringan ( pratama et al,2018 0.) Fungsi enzim papain tidak hanya sebagai perombak struktur primer protein namun enzim papain juga merupakan protein dari kumpulan asam amino yang dibutuhkan ikan sehingga pakan yang tercampur enzim papain akan terjadinya peningkatan kadar protein atau asam amino pada pakan. Akan tetapi berdasar kan analisis uji lanjut perlakuan (B, C, D ) yang sesama diberi dosis enzim papain menunjukan hasil yang sama atau tidak berbeda nyata, yang artinya dosis enzim papain yang berbeda sama - sama memberikan penggaru yang positif terhadap nilai efisiensi pakan.

4.2. Laju Pertumbuhan Harian (LPH)

Laju pertumbuhan ikan kakap putih yang diberi pakan keong mas ter fermentasi enzim papain dengan dosis berbeda selama penelitian disajikan pada (lampiran2 ) rata - rata laju pertumbuhan harian ikan kakap putih disaji kan pada gambar 5.

(42)

28

Gambar 5 .Laju pertumbuhan harian ikan kakap putih yang diberi pakan keong mas terfermentasi enzim papain dengan konsentrasi berbeda (Huruf yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda. Huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata)

Hasil analisis ragam laju pertumbuhan harian ikan kakap putih yang diberi pakan dengan penambahan tepung keong mas ter fermentasi enzim papain selama penelitian memberikan penggaru yang nyata (p ˂ 0,05). Uji lanjut Duncan (Lampiran 2) menunjukan bahwa laju pertumbuhan harian ikan kakap putih pada perlakuan A control tanpa enzim papain, tidak berbeda dengan perlakuan B (15ml ), dan perlakuan C (22,5ml), akan tetapi berbeda dengan perlakuan D ( 30ml ).

Laju pertumbuhan harian rata - rata selama 40 hari pemeliharaan bervariasi dan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi enzim yang diberikan pada setiap perlakuan. Pemberian tepung keong mas yang ter fermentasi enzim papain dalam pakan mampu meningkatkan laju pertumbuhan harian ikan kakap putih sebesar 1,75 % hari, dengan peningkatan LPH tertinggi diperoleh pada perlakuan D ( 30ml ) yaitu sebesar 5,21% hari, peningkatan laju

3.46 3.53 3.7 5.21 0 1 2 3 4 5 6 A (Kontrol) B (15 ml) C (22,5 ml) D (30 ml) La ju P e rt u m b u h an H ar ia n ( % /h ar i) Perlakuan a a a b

(43)

29

pertumbuhan harian tersebut disebabkan tepung keong mas ter fermentasi enzim papain yang ditambahkan kedalaman pakan memiliki kandungan protein yang tinggi sehingga menghasilkan pertumbuhan yang baikan, karena protein merupakan nutrient terbesar untuk tubuh ikan.

Selain itu ikan kakap putih adalah ikan karnivora yang membutuhkan protein yang tinggi untuk pertumbuhan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat kodi ( 2011 ) yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan kakap putih adalah kandungan protein yang terdapat pada pakan karena protein memiliki fungsi membentuk jaringan baru dan menggantikan jaringan yang rusak. Selain itu penambahan enzim papain yang merupakan enzim protease sebagai enzim eksogen kedalaman pakan mampu meningkatkan hidrolisis protein dari tepung keong mas. Sehingga kandungan protein tersebut menjadi lebih sederhana seperti peptida singa asam amino mudah diserap dan dicerna oleh ikan, yang berakibat pada tingkat kecenaan pakan yang semakin meningkat.

Dengan tingginya tingkat kecenaan pakan dapat meningkatkan tingkat penyerapan asam amino kedalaman tubuh untuk pertumbuhan. Hasil penelitian Adeline dan Ida ( 2007 ) menyatakan bahwa pemberian pakan buatan berbahan baku tepung keong mas pada ikan kakap putih mendapat kan laju pertumbuhan harian terbaik dibandingkan control, Saputra et al. 2015 menyatakan bahwa penggunaan enzim papain pada pakan mampu meningkatkan tingkat kelangsunga n hidup dan pertumbuhan beni lele domba (clarias gariepinus) dengan dosis terbaik 2,5 % sehingga dengan kombinasi tepung keong mas yang ter fermentasi

(44)

30

enzim papain yang di substitusi kedalaman pakan sangat baik dalam meningkatkan kinerja pertumbuhan ikan kakap putih.

Tingginya laju pertumbuhan harian pada perlakuan D dibandingkan perlakuan lainnya diduga karena kandungan protein yang terdapat dalam tepung keong mas yaitu sekitar 56 % dimampatkan secara efisiensi ditambah dengan adanya penambahan enzim papain saat proses fermentasi dengan dosis 30 ml, di mana semakin banyak papain yang digunakan maka semakin banyak pula protein yang dipecah menjadi peptide hingga asam amino. Semakin banyak protein yang dapat terhidrolisis menjadi asam amino, maka semakin banyak polah jumlah asam amino yang dapat diserap dan digunakan oleh ikan kakap putih untuk pertumbuhan ( muchtadi,1989 ). Sedangkan perlakuan A ( kontrol ) memberikan hasil terendah dibandingkan perlakuan lain sebab pada perlakuan A diduga bahwa tidak terdapat enzim papain sebagai enzim oksigen dalam pakan yang dapat membantu mempercepat proses hidrolisis protein, sehingga hanya sedikit protein yang dipecah menjadi asam amino dan semakin sedikit asam amino yang diserap oleh tubuh.

4.3. Tingkat Kelangsungan Hidup

Tingkat Kelangsangan hidup ikan kakap putih dari total 20 ekor tiap perlakuan setelah pemeliharaan selama 40 hari berkisar antara 70 – 80 %. Berdasar kan analisis ( a nova ) menunjukan bahwa keempat macam pakan yang diberikan tidak berpengaruh nyata terhadap nilai salinitas ikan kakap putih ( p˃0,05 ).Data hasil penelitian disajikan pada gambar 6.

(45)

31

Gambar 6. Sintasan ikan kakap putih yang diberi pakan keong mas terfermentasi enzim papain dengan konsentrasi berbeda. (Huruf yang sama

menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata )

Berdasarkan nilai lintasan pada gambar 6 terlihat bahwa tingginya nilai kelulus hidupkan / lintasan ikan kakap putih pada perlakuan D diduga disebabkan karena pakan yang diberikan pada penelitian ini termanfaatkan dengan baik sehingga selain digunakan untuk pertumbuhan juga di gunakan untuk respon imun ikan tersebut. Namun berdasarkan hasil uji statistic menujukan bahwa pemberian keong mas ter fermentasi enzim papain dengan konsentrasi berbeda tidak memberikan penggaru terhadap lintasan ikan kakap putih, hal ini menunjukan bahwa pada dasarnya kelulus hidupkan ikan terkait dengan kemampuan ikan meng konsumsi pakan, dan tidak berpengaruh secara signifikan oleh banyaknya nutrisi yang mampu terhidrolisis dan diserap oleh tubuh.

Menurut Hendra wati r, ( 20011 ) menyatakan bahwa lintasan diatas 50% masih tergolong baik, lintasan 20-50% tergolong sedang dan kurang dari 30 % tidak baik. Sehingga lintasan pada penelitian ini masih tergolong sangat baik dengan nilai lintasan yaitu 80%.

70 70 78.3 80 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 A (Kontrol) B (15 ml) C (22,5 ml) D (30 ml) Si n ta sa n ( % ) Perlakuan a a a a

(46)

32

4.4. Parameter Kualitas Air

Pada penelitian ini kualitas air yang diukur adalah derajat keasaman (PH),suhu,salinitas, amoniak, (NH) dan oksigen terlarut (DO). data hasil pengukuran kualitas air dapat dilihat pada tabel 8.

Parameter Satuan A B C D Kisaran Menurut

pH* - 7,1-7,7 7,2-7,7 7,2-7,8 7,1-7,7 7,0-8,5 SNI (2014) Suhu* oC 28-31 28-31 28-31 28-31 24-32 SNI (2014) Salinitas* Ppm 36 36 36 36 >28 SNI (2014) Oksigen Terlarut** mg/L 4-6,1 4,5-6,5 4,3-6,5 5-6,5 >4 SNI (2014) Amoniak*** mg/L 0,054 0,038 0,051 0,032 <0,1 SNI (2014) Kualitas air pada masing – masing perlakuan masih terlihat baik ( tabel 8 ) pH selama penelitian tergolong baik berkisar antara 7,1-7,8 sedangkan menurut Baku mutu SNI (2014) batas aman pH untuk budidaya benih ikan kakap putih berkisar 7,0-8,5. Hal ini didukung oleh Boyd (1979) menyatakan bahwa kisaran pH yang baik untuk kelulus hidupkan ikan adalah 5,4-8,6. Suhu selama penelitian suhu berkisar antara 28-31°C,dan masih tergolong baik untuk ikan. Suhu tidak berflu aktif hal ini disebabkan karena penelitian perada pada dalam atap tertutup. Hal ini berdasar kan Baku mutu SNI (2014) yang mengatakan batas aman suhu untuk budidaya benih ikan kakap putih berkisar antara 28-32²C.

Salinitas selama penelitian yaitu 36 ppm tergolong baik. Hal ini berdasarkan Baku Mutu SNI (2014) salinitas yang baik untuk mem budidaya ikan kakap putih ˃ 28 ppm. Oksigen terlarut selama penelitian berkisar antara 4-6,5 mg. Berdasar kan Baku Mutu SNI (2014 ) batas aman oksigen terlarut untuk

(47)

33

budidaya benih ikan kakap putih yaitu ˃ 4mg/Lai lani didukung oleh Sedona et al. (2001) yang menyatakan kandungan oksigen terlarut, kualitas air dapat digolongkan menjadi empat, yaitu kandungan 8 mg /L digolongkan sangat baik, ˂ mg /L digolongkan baik, ˂ 4mg /L kritis serta 2 mg /L digolongkan sangat baik.

Amonia selama penelitian berkisar antara 0,032-0,054 mg /L dan masih dalam batas aman untuk budidaya. Hal ini sesuai dengan pendapat Prihatini (2006), yang menyatakan batas kritis terhadap kandungan ammonia terlarut adalah 0,6 mg /L

(48)

34

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Pembesaran ikan kakap putih (Lates calcarifer Botch 1790) yang dibudidayakan di dusun pun aga selama 40 hari pembesaran dengan pakan keong mas dengan kadar protein 46% didapat kan nilai efisiensi pakan 73,6 % /hari, nilai laju pertumbuhan hariannya 5,21 g pada perlakuan D (30 ml), dan nilai kelulus hidupkan 80% pada perlakuan D ( 30ml ). Hasil pengukuran parameter kualitas air meliputi salinitas berkisar 30-36%,DO antara 5-6,5 mg /L, suhu antara 28-31²C, pH antara 7-78.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian pemberian pakan buatan dengan komposisi berbeda menunjukan bahwa pakan buatan menghasilkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup terbaik sehingga disarankan untuk membudidayakan menggunakan pakan keong mas.

(49)

35

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E dan E. Liviawaty. 1989. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Yogyakarta: Kanisius.

Akbar, S.,1991. Dietary Nutrient Requirement Review for Seabass (Lates calcarifer Bloch) and Groupers (Epinephelus spp). Institute of Aquaculture Stirling, University of.Stirling Scotland-United Kingdom. Asikin. 1985. Budidaya Ikan Kakap. PenebarSwadaya, Jakarta.

Akbar, S., M. Soemarno dan E. Kusnendar. 2012. Pengaruh Pemberian Pakan yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Ikan Kerapu Macan (Ephinephelus fuscoguttatus) pada Fase Pendederan di Keramba Jaring Apung (KJA). J. Teknologi Pangan. 1(2): 93-101

Aslamyah, S. 2006. Penggunaan Mikroflora Saluran Pencernaan sebagai Probiotik untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Bandeng. (desertasi). Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Asma, N., Muchlisin, Z.A., & Hasri, I., 2016. Pertumbuhan dan KelangsunganHidup Benih Ikan Peres (Osteochilus Vittatus) Pada Ransum Harian YangBerbeda. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah. 1(1),1-11

Chan. W.L., 1982. Management of The Nursery of Seabass Fry in : Report of Training Course on Seabass Spawning and Larval Rearing.SCS/GEN/82/ 39.South China SeaFisheries Development and Coordinating Programme, Manila, Philiphina.

Dunstan, D.J. 1959, The barramundi in Queensland waters. Technical Paper Division of Fisheries and Oceanography CSIRO Australia, No 5, 22P. Fardiaz, S., 1987. Fisiolohi Fermentasi. Pusat Antar Universitas IPB, Bogor. [FAO] Food and Agriculture Organization. 2006. Fisheries and Aquaculture

CircularNo. 1034: A Review On Culture, Production and Use of Spirulina as Food ForHumans and Feeds For Domestic Animals and Fish. Rome : ISBN 978-92-5-106106-0.

Fitriani,V. 2006. Getah Sejuta Manfaat . PT. Trubus Swadaya. Edisi April 2006. Jakarta.

Hardianti, Q., Rusliadi., Mulyadi. 2016. EffectOf Feeding Made With Different Composition On Growth and Survival Seeds Of Barramundi (Lates calcarifer , Bloch ). Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 9 (1): 1-10

(50)

36

Hikmayani, Y., Rismutia, H.D., Zahri N. 2013. Evaluasi Kebijakan Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya. Jakarta. Jurnal Evaluasi dan Strategi Peningkatan Keberhasilan Program 3 (1): 47-65.

Jaya, B., Agustriani, F., Isnaini. 2013. Laju Pertumbuhan Dan Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Kakap Putih (Lates Calcarifer, Bloch) Dengan Pemberian Pakan Yang Berbeda, Universitas sriwijaya, Inderalaya, Indonesia. Maspari Jurnal 5 (1): 56-63

Kordi M.G dan Tanjung A.B. 2007.Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya Perairan.Jakarta : Rineka Cipta.

Kordi, M. Ghufran H., 2010. Budi daya ikan patin di kolam terpal. Lily Publisher, Yogyakarta.

Kungvankij, P., J. R. Pudadera., B.J. Tiro and I.O. Potestas. 1986. Biology and Culture of Sea Bass (Lates calcarifer). SEAFDEC Aquaculture Department.

Lestari, Savitri. 2014. Makalah Hidrolisat Protein. vitrielst.blogspot.co.id. Diakses : 14 April 2016

Mayunar, Abdul, S.G. (2002). BudidayaIkanKakapPutih. Jakarta: PT Gramedia

Santoso, B. 2015. Teknik Pembesaran Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) Di Tambak Secara Semi Intensif Di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB). Perpustakaan Universitas Airlangga Karawang. Jawa Barat.

Watanabe, T. 1988 Fish Nutrition end marine Culture.JICA Text book the General Aquaculture biosciences.Tokyo University of Fishheries,233 pp.

(51)

37

Lampiran-Lampiran

Lampiran 1. Hasil Penelitian dan SPSS

Kode Sampel Ulangan Jumlah (%) Rata-Rata 1 2 3 A (Kontrol) 3,5 3,45 3,45006 10,4 3,46%±006 B (15 ml) 3,97 3,12 3,52001 10,62 3,54%±001 C (22,5 ml) 4,42 3,8 2,9001 11,12 3,7% ±001 D (30 ml) 5,27 5,22 5,15002 15,65 5,21% ±002

Efisiensi Pemanfaatan Pakan

Menurut Tacon (1987), perhitungan efisiensi pemanfaatanpakan sebagai berikut: EPP −𝑊𝑡−𝑊0𝐹 x100%

Keterangan:

EPP=Efisiensi pemanfaatan pakan (%)

Wt=Biomassa ikan uji pada akhir penelitian (g) W0=Biomassa ikan uji pada awal penelitian (g)

F=Jumlah pakanikan yang dikonsumsiselama penelitian (g)

Lampiran 2 : Tabel Laju Pertumbuhan Harian Ikan kakap putihyang diberi pakan dengan penambahan tepung keong mas terfermentasi enzim papain pada akhir perlakuan.

Kode Sampel Ulangan Jumlah (%) Rata-Rata LPH 1 2 3 A (Kontrol) 3,5 3,45 3,45 10,4 3,46 B (15 ml) 3,97 3,12 3,52 10,62 3,54 C (22,5 ml) 4,42 3,8 2,9 11,12 3,7 D (30 ml) 5,27 5,22 5,15 15,65 5,21

(52)

38

Lampiran 3 :Tabel tingkat kelangsungan hidup Ikan kakap putihyang diberi pakan dengan penambahan tepung keong mas terfermentasi enzim papain pada akhir perlakuan.

Kode Sampel Ulangan Jumlah (%) Rata-Rata LPH 1 2 3 A (Kontrol) 65 70 75 210 70 B (15 ml) 70 75 65 210 70 C (22,5 ml) 85 75 75 235 78,33 D (30 ml) 85 75 80 240 80

Lampiran 4 : Tabel kecernaan protein kasar ikan kakap putihyang diberi pakan dengan penambahan tepung keong mas terfermentasi enzim papain pada akhir perlakuan.

Kode Sampel Ulangan Jumlah (%) Rata-Rata KPK 1 2 3 A (Kontrol) 6,67 7,27 6,38 20,32 6,77 B (15 ml) 8,94 7,36 8,7 25,03 8,33 C (22,5 ml) 10,3 7,97 8,08 26,35 8,78 D (30 ml) 10.19 10,34 9,21 29,99 9,99

Crom yang digunakan dalam pakan yaitu 0,8 gram/kg pakan

Lampiran 1.4 : Analisis Statistik Laju pertumbuhan Ikan kakap putihyang diberi pakan dengan penambahan tepung keong mas terfermentasi enzim papain

ANOVA

LPH

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups

6,168 3 2,056 10,688 ,004

Within Groups 1,539 8 ,192

(53)

39

LPH Duncana

PERLAKUAN N

Subset for alpha = 0.05

1 2 A (KONTROL) 3 3,4667 B (15 ML) 3 3,5367 C (22,5 ML) 3 3,7067 D (30 ML) 3 5,2133 Sig. ,538 1,000

Lampiran 5 : Analisis Statistik tingkat kelangsungan hidupikan kakap putihyang diberi pakan dengan penambahan tepung keong mas terfermentasi enzim papain.

ANOVA

SINTASAN

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 256,250 3 85,417 3,154 ,086 Within Groups 216,667 8 27,083 Total 472,917 11 SINTASAN Duncana PERLAKUAN N Subset for alpha = 0.05 1 A (KONTROL) 3 70,0000 B (15 ML) 3 70,0000 C (22,5 ML) 3 78,3333 D (30 ML) 3 80,0000 Sig. ,058

Lampiran 1.6 :Analisis Statistik kecernaan protein kasar Ikan kakap putihyang diberi pakan dengan penambahan tepung keong mas terfermentasi enzim papain

(54)

40

Lampiran 2. Foto-Foto Kegiatan

Berburu keong mas

(55)

41

Proses perebusan keong mas

(56)

42

Penjemuran daging keong mas

Penjemuran daging keong mas

(57)

43

Proses mixer semua bahan

(58)

44

Pakan yang sudah di mixer

Proses persiapan (sterilisasi alat)

(59)

45

Pengaturan posisi wadah budidaya

Pemasangan selang dan batu aerasi

(60)

46 Pemeliharaan

Pemberian pakan

Sipon

(61)

47

Sampling pertambahan panjang tubuh ikan

(62)

48

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kecamatan bangai kepulauan pada tanggal 28September 1995, sebagai anak kedua dari lima bers bersaudara dari pasangan Hardilakoni dan Hamra Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar (SD) pada tahun 20007di SDN 1 Bungisetelah tamat SD penulis melanjutkan ke sekolah manengah pertama (SMP) pada tahun 20008 di SMP Negeri 1 Bungi dan diselesaikan pada tahun 2011 pada tahun yang sama penulis masuk ke sekolah manengah atas (SMA) di SMA Negeri 1 Bungi (SMA Negeri 1 Bungi ) dan lulus pada tahun 2014. Dan pada tahun 2015 penulis diterima sebagai mahasiswa program studi budidaya perairan, fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Makassar melalui jalur tes.

Selama kuliah penulis pernah magang di Balai Perikanan Budidaya payau dan Laut di pun aga. , selama kurang lebih 2 bulan.

Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Tepung Keong Mas Yang Difermentasi Enzim Papain Terhadap Efisiensi,Pakan Sintasan Dan Pertumbuhan Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer). dibawah bimbingan Dr. Ir. Hj.Andi Khaeriyah,M.Pd. dan Asni Anwar, S.Pi.,M.Si.

(63)

Gambar

Gambar 1. Ikan Kakap Putih
Tabel 1.  Kebutuhan Asam Amino Esensial Untuk Ikan Kakap Putih
Tabel 2. Kandungan Gizi Ikan Kakap Putih
Gambar 2. Keong mas (Pomaceae canaliculata Lamarck)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bursa-bursa yang memiliki hubungan kausalitas satu arah secara Granger terhadap bursa Indonesia adalah bursa Amerika, bursa Singapura,

Dalam penelitian ini pengetahuan responden dihitung berdasarkan jumlah jawaban yang benar mereka dari pertanyaan mengenai persalinan dan penolong persalinan meliputi yang boleh

[r]

Bagi Bpk/Ibu yang baru pertama kali hadir dan berkeinginan menjadi warga jemaat GPIB “Abraham” Grup I Kopassus Serang dapat menghubungi Majelis bertugas setelah Ibadah

persyaratan utama untuk setiap program bantuan dengan penerapan konsep good governance di negara berkembang dan studi kasus yang terjadi di Korea Selatan, Thailand

26 Dari penjelasan di atas, maka kritik sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kritik yang dimuat dalam sebuah pesan melalui media (film) sebagai saran atau

Jika semua produk yang diolah dalam periode tersebut belum laku dijual, maka pembebanan overhead pabrik lebih atau kurang tersebut tersebut digunakan untuk mengurangi atau