• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh return on equity, dividend payout ratio, dan price book value terhadap return saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2013-2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh return on equity, dividend payout ratio, dan price book value terhadap return saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2013-2017"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Ekonomi Islam

Disusun Oleh : ZUMROTUN NISA

1605026123

PROGRAM EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2018

(2)
(3)
(4)
(5)

v

}ن ابح هبا ًححص و ًج ام هبا و ًقهيبلا ياور{ ِضاَرَت ْهَع ُعْيَبلْا اَمَّو ِإ :َل اَق

Artinya: “Dari Abu Sa’id Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda, sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka.” (HR. Al-Baihaqi dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban)

Maka barang siapa mendapatkan kebaikan, hendaklah dia memuji Allah dan,

barang siapa mendapatkan selain itu, hendaklah ia tidak mencela kecuali dirinya

(6)
(7)

vii

dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Nabi Muhammad SAW, atas islam yang beliau bawa, shalawat dan salam semoga selalu tercurah dengan kemuliaannya menjadi inspirasi penulis dalam mengarungi kehidupan.

3. Ayahanda Karyono dan Ibunda Kartini tercinta yang dengan curahan kasih sayang yang tulus dan pengorbanan yang diberikan agar putrinya bisa menuntut ilmu setinggi mungkin. Semoga bapak dan ibu selalu dalam lindungan-Nya.

4. Adik saya Miratun Nisa yang saya sayangi, yang telah mendukung saya agar cepat lulus.

5. Untuk Bapak Rahman El Junusi,SE,M.M dan Bapak Ratno Agriyanto, M.Si.A.Kt. saya ucapkan terimakasih karena telah bersedia membimbing saya, bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan fikiran dalam membimbing penyusunan Skripsi ini hingga terselesaikan dengan baik.

6. Sahabat-sahabat saya tercinta Nurmawati, Noor Khasanah, Aini Mafrohah, Indah Marpuah, Ade Rosita, Zulfatun Nafisah, Siti Muafah, Siti Muafatin, Galuh Destya N.F dan semua sahabat-sahabat yang terlalu panjang jika saya sebutkan satu persatu yang telah mendukung, memberikan semangat dan dorongan kepada saya. 7. Seluruh penghuni Kos Ibu Romlah teruntuk Mbak Uus, Makrifah, Ida, Nabila,

Sani, Anggun, Ayu, Sofa, Depi, Nita, Novi, Mbak Andre, Mbak Ida, Sintia dan semua penghuni kos lainnnya. Terimakasih atas doa dan semangatnya yang diberikan kepada saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Semua pihak yang telah memberikan motivasi dan bantuan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

(8)

viii

ABSTRAK

Return adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu

investasi yang dilakukannya. Tanpa adanya keuntungan dari suatu investasi tentunya investor tidak akan bersedia melakukan investasi tersebut. Sebelum melakukan investasi, investor perlu memastikan apakah modal yang ditanamkan mampu memberikan memberikan tingkat return yang diharapkan atau tidak, yaitu dengan cara mengetahui kinerja perusahaan yang dilakukan dengan menganalisa laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Return on Equity (ROE),

Dividend Payout Ratio (DPR), Price Book Value (PBV) terhadap return saham.

Jumlah sampel yang digunakan sebanyak lima belas perusahaan yang terdaftar di

Jakarta Islamic Index (JII) periode 2013-2017 yang diambil dengan

menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu laporan keuangan lima belas perusahaan yang terdaftar di Jakarta

Islamic Index (JII). Metode analisis menggunakan analisis regresi linier berganda.

Variabel independent terdiri dari Return on Equity (ROE), Dividend Payout

Ratio (DPR), Price Book Value (PBV). Sedangkan variabel dependent adalah

return saham. Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesisi dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa hanya Return on Equity (ROE) dan Price

Book Value (PBV) yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap return

saham. Sedangkan Dividend Payout Ratio (DPR) tidak berpengaruh terhadap

return saham. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa Return on Equity

(ROE), Price Book Value (PBV) dapat digunakan untuk memprediksi return saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII)

Kata Kunci : Return saham, Return on Equity (ROE), Dividend Payout Ratio (DPR), Price Book Value (PBV)

(9)

ix

Skripsi ini tepat pada waktunya sekalipun dalam bentuk yang sederhana dengan judul “PENGARUH RETURN ON EQUITY, DIVIDEND PAYOUT RATIO, PRICE BOOK

VALUE TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH PADA PERUSAHAAN YANG

TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE 2013-2017. Skripsi ini disusun guna untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana strata 1 pada program Ekonomi Islam UIN Walisongo Semarang.

Segala upaya yang telah dilakukan tentunya tidak terlepas dari bimbingan, bantuan serta dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu ijinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat hidayah dan taufik Nya kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan Skripsi ini dengan lancar tanpa halangan yang berarti.

2. Nabi Agung Muhammad SAW merupakan suri tauladan dalam menjalani kehidupan di Dunia yang senantiasa penulis tunggu syafa’atnya baik di Dunia maupun Akhirat.

3. Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag selaku Rektor UIN Walisongo Semarang. 4. Bapak Dr. H. Imam Yahya, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam UIN Walisongo Semarang.

5. Bapak Dr. H. Ahmad Furqon,Lc. M.A. selaku Kepala Program Studi Ekonomi Islam UIN Walisongo Semarang.

6. Bapak Rahman El Junusi,SE,M.M dan Bapak Ratno Agriyanto, M.Si.A.Kt. saya ucapkan terimakasih karena telah bersedia membimbing saya, bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan fikiran dalam membimbing penyusun Skripsi ini hingga terselesaikan dengan baik.

7. Seluruh dosen pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

8. Bapak, ibu, adik, dan teman-teman tersayang dan terkasih yang selalu memberikan doa dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya, penulis menyadari atas keterbatasan yang miliki dalam menyelesaikan Skripsi ini, sehingga masih ditemui banyak kekurangan dan

(10)

x

ketidaksempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat menantikan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Namun sekecil apapun karya ini, penulis berharap hasil Skripsi ini akan bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, 23 Juli 2018

Penulis

Zumrotun Nisa

(11)

xi

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

DEKLARASI ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x BAB I : PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1 1.2Masalah Penelitian... 15 1.3Tujuan Penelitian ... 15 1.4Manfaat Penelitian ... 16 1.5Sistematika Penulisan ... 16

BAB II :LANDASAN TEORI 2.1Analisis Fundamental ... . 18

2.2Saham Syariah dan Jakarta Islamic Index (JII) ... 20

2.3Return Saham ... 29

2.4Return On Equity (ROE)... ... 32

2.5Dividend Payout Ratio (DPR)... 33

2.6Price Book Value (PBV) ... 33

2.7Penelitian Terdahulu .. ... . . 34

2.8Rumusan Hipotesis... . 40

2.9Kerangka Pemikiran... . 43

BAB III :METODE PENELITIAN 3.1Jenis dan Sumber Data ... 44

3.2Populasi, Sampel, dan Sampling ... 44

3.3Variabel Penelitian dan Pengukuran. ... 47

(12)

xii

3.5Metode Analisis Data ... 49

1. Analisis Deskriptif ... 50

2. Uji Normalitas ... 50

a. Uji Grafik ... 51

b. Uji Kolmogorof-Smirnov (K-S). .... ... 51

3. Uji Asusmsi Klasik ... 52

a. Uji Multikolinearitas ... 52

b. Uji Heteroskedastisitas ... 53

c. Uji Autokorelasi ... 54

4. Uji Regresi Linier Berganda ... 55

a. Uji Parsial (Uji t) ... 55

b. Uji Kelayakan Model (Uji f) ... 56

c. Koefisien Determinasi ... 57

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ... 59

A. Deskripsi Data ... 59

B. Statistik Deskriptif ... 60

C. Uji Normalitas ... 62

2. Hasil Uji Grafik ... 62

3. Hasil Uji Statistik Kolmogorof-Smirnov (K-S) ... 64

D. Uji Asumsi Klasik ... 65

1. Hasil Uji Multikolinieritas ... 65

2. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 66

3. Hasil Uji Autokorelasi ... 67

E. Analisis Regresi linier Berganda ... 68

1. Hasil Uji Parsial (Uji t) ... 70

2. Hasil Uji Kelayakan Model (Uji f) ... 71

3. Hasil Koefisien Determinasi ... 72

4.2Pembahasan. ... 74

1. Pengaruh Return on Equity (ROE) Terhadap Return Saham ... 74

2. Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR) Terhadap Return Saham ... 75

(13)

xiii 5.1Kesimpulan ... 77 5.2Keterbatasan Penelitian ... 78 5.3Saran ... 78 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 37

Tabel 1.2 Daftar Perusahaan Sampel ... 46

Tabel 1.3 Pengambilan Keputusan Autokorelasi ... 55

Tabel 1.4 Data Perusahaan Sampel di JII ... 59

Tabel 1.5 Statistik Deskriptif... 60

Tabel 1.6 Hasil Perhitungan Nilai K-S dan Signifikansinya ... 65

Tabel 1.7 Hasil Uji Multikolinearitas ... 66

Tabel 1.8 Hasil Uji Autokorelasi ... 68

Tabel 1.9 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 69

Tabel 2.1 Hasil Uji Parsial (Uji t)... 70

Tabel 2.2 Hasil Uji Kelayakan Model (Uji f) ... 72

(15)

1

Indonesia sebagai negara berkembang yang merupakan negara yang dalam tingkat perekembangan perekonomiannya belum begitu mapan dan masih ketinggalan banyak bila dibandingkan dengan negara anggota ASEAN yang lain. Pengamat ekonomi Indonesia mengatakan bahwa pembangunan ekonomi Indonesia adalah semu dengan fundamental yang tidak kuat. Disamping itu, para pengamat juga mengatakan bahwa perekonomian Indonesia tidak didukung oleh sumber daya domestik yang tangguh, tetapi karena didukung oleh investasi asing, bahkan berjangka pendek yang sewaktu-waktu mereka dapat keluar dari Indonesia.1Pembangunan nasional juga dibangun dengan utang luar negeri yang bersifat pasif, sehingga justru memberatkan kondisi perekonomian Indonesia.

Saat ini salah satu model pembangunan ekonomi di era globalisasi adalah maju pesatnya pasar modal di suatu negara. Pasar modal sebagai alternatif pendanaan bagi pengembangan dunia usaha mempunyai peranan strategis dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional, juga berfungsi sebagai salah satu sarana investasi bagi pemodal yang mempunyai kelebihan dana. Perkembangan pasar modal di Indonesia saat ini berjalan amat pesat, sehingga diharapkan dapat bersaing secara sehat dan menyejajarkan diri dengan pasar modal lain di dunia. Kalangan pengembang pasar modal pun menyadari potensi penghimpunan dana umat Islam. Cukup besar dan perlu di investasikan di tempat yang benar.2

Kondisi sekarang dengan sistem keuangan yang tingkat volatilitasnya dinilai tinggi, sistem keuangan syariah khususnya pasar

1

Abdul Manan, Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia Edisi Pertama, Jakarta: Kencana,Hal.4

2

Abdul Manan, Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia Edisi Pertama,...Hal.9

(16)

2

modal syariah hadir menawarkan alternatif yang menarik dibandingkan pada industri konvensionalnya yang masih mengandalkan riba sebagai fondasi dasarnya. Pasar modal syariah, seperti halnya pasar modal konvensional, merupakan komponen penting dalam sebuah sistem keuangan secara keseluruhan. Praktiknya, industri pasar modal syariah mengacu pada prinsip-prinsip syariah yang operasionalnya secara umum sejalan dengan konsep Islam dalam pemerataan dan peningkatan kemakmuran.3

Terdapat perbedaan yang fundamental antara pasar modal konvensional dengan pasar modal syariah. Pasar modal syariah tidak mengenal kegiatan perdagangan semacam short selling, beli atau jual dalam waktu yang amat singkat untuk mendapatkan keuntungan antara selisih jual dan beli. Pemegang saham syariah merupakan pemegang saham untuk jangka relatif panjang. Pola pemilikan saham yang demikian membawa dampak positif. Perusahaaan tentunya akan mendapatkan pemegang saham yang jelas lebih menaruh perhatian dan mempunyai rasa memiliki, ini akan menjadi kontrol yang efektif.4 Perusahaan dan pemegang saham merupakan mitra yang saling menghargai dan mengingatkan, sehingga komunikasi kedua belah pihak akan bertemu pada upaya mencapai kebaikan bagi kedua belah pihak.

Pasar modal syariah tidak hanya berkembang di negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim, tetapi berkembang juga di negara-negara sekuler yang tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Bursa efek dunia New York Stock Exchange meluncurkan produk yang bernama Dow Jones Islamic Market Index (DJIMI) pada bulan Februari 1999. Untuk menjaga agar investasi yang dilakukan oleh pasar modal syariah ini aman dari hal-hal yang bertentangan dengan prinsip syariah, maka dibentuklah Dewan Pengawas Syariah yang disebut dengan nama

Syariah Supervisory Board. Perkembangan lembaga keuangan syariah

3

Buku Perkembangan Pasar Modal Syariah 2016,Jakarta:OJK, Hal.3

4

Abdul Manan, Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia Edisi Pertama,...,Hal.10

(17)

dalam bentuk investasi di pasar modal syariah diberbagai negara disambut baik oleh para pakar ekonomi muslim diseluruh dunia, termasuk di Indonesia.5

Kehadiran produk syariah di pasar modal Indonesia ditandai dengan peluncuran produk Danareksa Syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT

Danareksa Invesment Management, diikuti dengan diterbitkannya daftar

perusahaan yang tercantum dalam bursa yang sesuai dengan syariah Islam atau saham-saham yang tercatat di Jakarta Islamic Index (JII) pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah, kemudian diikuti dengan diterbitkannya obligasi syariah pada akhir tahun 2002.6 Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi dengan penerapan prinsip syariah.

Namun, produk syariah di pasar modal Indonesia dinyatakan hadir secara resmi pada 14 Maret 2003, dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) dengan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Bapepam dan LK (saat ini menjadi Otoritas Jasa Keuangan) dan DSN-MUI menjadi dukungan yang kuat terhadap pengembangan pasar modal berbasis prinsip syariah di Indonesia.7

Pengembangan pasar modal syariah di Indonesia mencapai tonggak penting sejak penerbitan Daftar Efek Syariah tertanggal 30 November 2007. Berdasarkan Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyusun Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang terdiri dari seluruh saham syariah yang tercatat di BEI.8 Selain ISSI, terdapat pula indeks saham syariah

5Adrian Sutedi, Pasar Modal Syariah. Jakarta: Sinar Grafika, Hal.30 6

Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Yogyakarta:UPP-STIM YKPN, Hal.290

7Andri Soemitra, Masa depan Pasar Modal Syariah Di Indonesia,Jakarta: Kencana, Hal.3

(18)

4

Jakarta Islamic Index atau JII. Jakarta Islamic Index adalah indeks saham

syariah yang berisi 30 saham syariah yang tercatat di BEI dengan rata- rata nilai kapitalisasi terbesar dan nilai likuiditas perdagangan paling tinggi dalam setahun terakhir. Melalui indeks ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi dalam ekuitas secara syariah.9

BEI melakukan review Jakarta Islamic Index (JII) setiap 6 bulan, yang disesuaikan dengan periode penerbitan DES oleh Bapepam & LK. Setelah dilakukan penyeleksian saham syariah oleh Bapepam & LK yang dituangkan ke dalam DES, BEI melakukan proses seleksi lanjutan yang didasarkan kepada kinerjaperdagangannya.

Tujuan pembentukan Jakarta Islamic Index (JII) adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi pada saham yang berbasis syariah dan memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariah Islam untuk melakukan investasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jakarta Islamic Index (JII) menjadi tolak ukur kinerja (benchmark) dalam memilih portofolio saham yang halal..

Perusahaan-perusahaan (emiten) yang kegiatan utamanya tidak sesuai dengan syariah maka akan dikeluarkan dari kelompok Jakarta

Islamic Index (JII). Bagi perusahaan yang telah terdaftar di Jakarta

Islamic Index (JII) paling tidak perusahaan tersebut telah memenuhi filter

dari prinsip-prinsip syariah dan sudah terpenuhi kriteria untuk indeks yang telah ditetapkan, sedangkan tolak ukur filter syariah adalah usaha emiten bukan usaha perjudian, tidak menggunakan unsur ribawi sebagaimana dalam investasi konvensional, bukan emiten ynag mendistribusikan dan memproduksi barang haram, atau barang-barang yang merusak moral bangsa.10

9

M. Irsan Nasarudin, Aspek Hukum Pasar Modal Syariah Indonesia ,Cet.ke-5,Jakarta:Prenada media Group.Hal.17

(19)

Di dalam Al-Qur‟an dan Hadist Nabi sebagai sumber utama ajaran Islam kita dapat melihat beberapa ketentuan mengenai hal tersebut:                                           

29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu[287]; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (Qur‟an Surat An-Nisaa‟:29)11

                                                       

278. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.279. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.12 (Qur‟an Surat Al-Baqarah :278-279)

Hadis Nabi SAW

اَق َمَّلَس َو ًٍَِْلَع ُالله ىَّلَص ُالله َل ْىُس َر َّنَأ ًُْىَع ُالله ِضَر ْي ِرْذُخلْا ًذٍِْعَس ًِْبَأ ْهًع

:َل

ِضاَرَج ْهَع ُعٍَْبلْا اَمَّو ِإ

}ن ابح هبا ًححص و ًج ام هبا و ًقهٍبلا ياور{ 13

11Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Quranul Karim dan Tajwid,

(Surakarta:Az-Ziyadah), hal.47

12

Adrian Sutedi, Pasar Modal Syariah,...,Hal.33

13

Al-Hafidh Abu Abdullah Muhammad Yazid,Sunan Ibnu Majah,Jus 2,Beirut Libanon:Darul Kutub,hal.12

(20)

6

Dari Abu Sa‟id Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka." (HR. al-Baihaqi dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban)

Hadits Nabi Riwayat Ibnu Majah:

ُملْا َو ٍلَج َأ َىلِإ َعٍَْبْلَا :ْةَك َرَبلْا َّهِهٍِْف ٌث َلاَث : َل اَق َمَّلَس َو ًٍَِْلَع ُالله ىَّلَص ًَِّبَّىلا َّن َأ

اَق

ِعٍَْبْلِل َلا ِثٍَْبْلِل ِرٍِْعَّشل اِب ِّرَبلْا َطْلَخ َو ْةَض َر

}بهص هع ًج ام هبا يا ور{ 14

“Nabi bersabda, „Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual‟.” (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib).

Kaidah Fiqih:

اَهِمٌْ ِرْحَج ىَلَع ٌلٍِْل َد َّل ُذٌَ ْن َأ ًلاٍأ ُةَح اَب ِلإْا ِت َلاَم اَعُملْا ىِف ُلْص َلاَأ

15

“Pada dasarnya semua bentuk muamalah itu boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya”.

Dewan Syariah Nasional (DSN) suatu lembaga dibawah Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang dibentuk tahun 1999 juga telah mengeluarkan ketentuan mengenai kegiatan investasi di pasar modal syariah. Ketentuan tersebut dituangkan ke dalam beberapa fatwa MUI tentang kegiatan investasi yang sesuai syariah ke dalam produk-produk investasi di pasar modal Indonesia. Fatwa DSN-No.40/DSN-MUI/X/2003 tanggal 4 Oktober 2003 Tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prisnsip Syariah di Bidang Pasar Modal16, telah menentukan tentang kriteria produk-produk investasi yang sesuai dengan ajaran Islam. Pada intinya, produk tersebut harus memenuhi syarat, antara lain:

1) Jenis usaha, produk barang dan jasa yang diberikan, serta cara pengelolaan perusahaan emiten tidak merupakan usaha yang dilarang oleh prinsip-prinsip syariah, antara lain:

14

A.Hasan, Bulugul Maraam, Bangil: CV. Pustaka Tamaam, hal.496

15

Tim Penulis DSN-MUI,Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional ,Jakarta:BI-MUI.hal.11

16

Dewan Syariah Nasional, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Jakarta: Bank Indonesia-Dewan Syariah Nasional Edisi 2, Hal.263.

(21)

a. Usaha perjudian atau permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang

b. Lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional.

c. Produsen, distributor, serta pedagang makanan dan minuman haram.

d. Produsen, idstributor, dan/atau penyedia barang/jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat.

2) Jenis transaksi harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian, serta tidak diperbolehkan melakukan spekulasi yang didalamnya mengandung unsur dharar, gharar, maysir, dan zhulm meliputi:

najash, bai’ al ma’dun, insider trading, menyebarluaskan informasi

yang menyesatkan untuk memperoleh keuntungan transaksi yang dilarang, melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) utang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya, margin trading, dan ikhtiar.

Perkembangan pasar modal syariah kian hari mengalami perkembangan yang sangat pesat, apalagi melihat saham-saham yang dipasarkan di Indonesia sudah banyak yang ter-listing sebagai saham-saham syariah. Saham yang ter-listing di syariah tersebut memenuhi aturan-aturan yang baku dalam ketentuan Dewan Syariah Nasional (DSN) selain aturan dari Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).

Di tahun 2007 dalam Daftar Efek Syariah (DES) terdapat 183 saham dan pada tahun 2016 periode I terdapat 321 saham.Sejak diterbitkannya DES Periode II pada tanggal 24 November 2016 sampai akhir tahun 2016, terdapat penambahan 2 saham yang masuk dalam DES yang diperoleh dari hasil penelaahan DES insidentil bersamaan dengan efektifnya pernyataan pendaftaran Emiten yang melakukan penawaran umum

(22)

8

perdana saham yaitu saham PT Prodia Widyahusada Tbk., dan saham PT Bintang Oto Global Tbk. Secara keseluruhan, saham yang termasuk dalam DES hingga akhir tahun 2016 berjumlah 347 saham.17

Sumber: Buku pengembangan pasar modal syariah

Seiring dengan tumbuhnya perekonomian Indonesia setelah mengalami perlambatan pada tahun sebelumnya, pada tahun 2016 perkembangan pasar modal syariah cukup menggembirakan. Sebagaimana digambarkan pada grafik di bawah ini, pada tanggal 31 Desember 2016, indeks JII ditutup pada level 696,13 atau meningkat sebesar 16,10% dibanding akhir tahun 2015. Pada periode yang sama, indeks JII mengalami peningkatan sebesar 8,61% jika dibandingkan akhir 2015, yaitu dari Rp1.879,354,35 triliun menjadi Rp2.041.070,80 triliun.18

17

Buku Pengembangan Pasar Modal Syariah...,Hal.8

(23)

Sumber: Buku pengembangan pasar modal syariah

Sumber: Buku pengembangan pasar modal syariah

Perkembangan saham syariah di Indonesia yang ditunjukkan melalui indeks Jakarta Islamic Index (JII) tersebut memperlihatkan tingginya antusiasme investor dalam berinvestasi di pasar modal syariah. Oleh karena itu, diperlukan berbagai studi untuk mempelajari secara seksama tentang jenis-jenis kendala baik yang bersifat teknis maupun non

(24)

10

teknis berkaitan dengan kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia.19

Investor dalam melakukan investasi di saham syariah, akan menilai berbagai aspek untuk mendapatkan keputusan investasi. Hermi dan Kurniawan (2011) mengemukakan bahwa investasi dalam bentuk saham memiliki resiko yang sangat besar, oleh karena itu investor harus dapat memilih dengan baik saham yang akan dibelinya. Pemilihan ini dapat dilakukan dengan melihat kinerja perusahaan selama kurun waktu tertentu sebagai bahan pertimbangan berapa return yang akan diterima di masa datang. Investor akan berkesempatan mendapatkan return yang optimal apabila mereka mengetahui dan memahami aktivitas investasi yang dijalankan. Hal ini menunjukkan bahwa investor membutuhkan informasi yang cukup mengenai kinerja perusahaan yang akan digunakan dalam mengambil keputusan investasi saham.

Tujuan utama dari investasi di saham perusahaan adalah "peningkatan kekayaan" yang dicapai melalui "return saham". Return saham adalah salah satu faktor paling penting dalam memilih investasi terbaik. Oleh karena itu, setiap investor agar mampu mendapatkan saham yang lebih efisien dan beresiko kecil, maka membutuhkan informasi tentang saham yang akan dipilih. Informasi yang ada tentang saham perusahaan didasarkan pada informasi internal atau informasi eksternal perusahaan itu. Informasi internal perusahaan tercermin dalam laporan keuangannya, termasuk laporan laba rugi dan neraca. Investor bertujuan mendapatkan return dan mencoba untuk mendapatkan informasi nilai

return saham perusahaan di masa mendatang.20

Oleh karena itu return saham sangat penting bagi perusahaan karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari suatu

19Adrian Sutedi, Pasar Modal Syariah. Hal.63

20 Pouraghajan, A Emamgholipour, M., Tabari N.A.Y., Haghparast, M., dan Shirsavar, A.A.A. The Effects of Performance Evaluation Market Ratios on the Stock Return: Evidence from the Tehran Stock Exchange. International Research Journal of Applied and Basic Sciences, Vol. 4, No. 3: hal.696

(25)

perusahaan, sehingga perusahaan bertanggung jawab untuk menjaga dan memperbaiki kinerjanya yang dapat mempengaruhi return saham agar portofolio saham yang diinvestasikan meningkat.21

Samsul (2006) mengemukakan untuk memprediksi return saham banyak faktor yang dapat digunakan sebagai parameter, dari berbagai macam faktor tersebut antara lain adalah informasi keuangan perusahaan dan informasi pasar atau saham. Untuk keperluan tersebut investor memerlukan alat ukur yang memadai terhadap proyeksi keuntungan

(retrun) perusahaan di masa mendatang dengan tingkat probabilitas yang

berbeda-beda. Salah satu faktor dari alat ukur ini adalah informasi keuangan dari perusahaan tersebut. Untuk mengetahui apakah informasi keuangan yang dihasilkan sudah dapat bermanfaat untuk memprediksi harga atau return saham di pasar modal, termasuk kondisi keuangan perusahaan di masa depan, adalah dengan cara melakukan analisis laporan keuangan.

Laporan keuangan perusahaan diharapkan dapat memberikan informasi bagi calon investor dan calon kreditor guna mengambil keputusan yang terkait dengan investasi dana mereka. Selain itu juga diharapkan dapat mencerminkan kondisi keuangan perusahaan sesuai dengan kondisi rill perusahaan. Namun harus disadari ada satu kelemahan yang mendasar dalam menyusun laporan keuangan perusahaan. Proses menyusun laporan keuangan yang berbasis aktual banyak melibatkan estimasi dan taksiran. Dari laporan keuangan tersebut, investor dapat menilai kemampuan perusahaan (emiten) dalam menghasilkan laba setiap tahun serta kebijakan dividen bagi pemegang saham. Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau

21

(26)

12

indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya.22

Analisis rasio dilakukan dengan membandingkan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba-rugi individual atau kombinasi kedua laporan tersebut. Dari analisis rasio akan dihasilkan beberapa rasio keuangan perusahaan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan investasi. Rasio keuangan secara garis besar dikelompokkan menjadi lima yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas

(leverage) dan rasio pasar.23

Kinerja keuangan perusahaan akan dinilai melalui analisis rasio keuangan oleh para investor dan lembaga perbankan sebagai kreditor. Pada umumnya, dasar evaluasi yang digunakan dalam penilaian kinerja keuangan adalah memanfaatkan alat analisis rasio keuangan sebelum memberikan kredit.24 Para kreditur jangka panjang berkepentingan untuk mengetahui apakah kredit yang diberikan cukup mendapat jaminan dari aktiva, terutama aktiva tetap, yaitu dengan melihat rasio leverage. Para investor berkepentingan dalam rangka penentuan kebijakan penanaman modalnya. Bagi seorang investor, yang penting adalah rate of return dari dana yang akan diinvestasikan dalam perusahaan dengan lebih berfokus pada rasio profitabilitas. Sedangkan rasio yang menunjukkan bagian laba perusahaan, dividen, dan modal yang dibagikan pada setiap saham merupakan rasio pasar.

Rasio keuangan yang berasal dari laporan keuangan ini sering disebut faktor fundamental perusahaan yang dilakukan dengan teknik analisis fundamental. Bagi perusahaan-perusahaan yang go public diharuskan menyertakan rasio keuangan yang relevan sesuai dengan

22

Devi Anggraeni, Analisis Earning Per Share (EPS) terhadap Return Saham (Sensus Pada Emiten Sektor Automoitive dan Components yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia), 2012, Jurnal Akuntansi tidak diterbitkan.

23Chilyatus Sa‟adah, “

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Leverage terhadap Return Saham Syari’ah di Bursa Efek Indonesia” , Semarang: IAIN Walisongo,Hal.3.

24

Harmono, Manajemen Keuangan: Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis, Jakarta: Bumi Aksara,Hal.106.

(27)

Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-51/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 (BEJ). Rasio keuangan yang digunakan untuk memprediksi return saham dalam penelitian ini antara lain Return on Equity (ROE) ,

Dividend Payout Ratio (DPR) dan Price Book Value (PBV).

Penelitian-penelitian dibidang pasar modal telah banyak dilakukan diantaranya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi return saham. Dari banyak penelitian yang telah dilakukan terdapat perbedaan tentang variabel-variabel yang dipilih dan menghasilkan kesimpulan yang berbeda. Diantara penelitian terdahulu yang memberikan kesimpulan berbeda antara lain :

1. Penelitian oleh Latipah Retna Sari (2016) menyimpulkan bahwa Net

Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap return saham, Return on

Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap return saham, dan Earning

Per Share (EPS) berpengaruh terhadap return saham.25

2. Penelitian oleh Sunarto (2001) menyimpulkan Return On Equity (ROE) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

return saham26, penelitian oleh Michael Aldo Carlo (2014)

menyimpulkan bahwa Return on Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, penelitian oleh Saiful Anam (2002) menyimpulkan Return On Equity (ROE) secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham.27

3. Penelitian oleh Suwandi (2003) menyimpulkan Price Book Value (PBV) berpengaruh signifikan terhadap return saham,28 penelitian

25Latipah Retna Sari, “Pengaruh NPM, ROE, EPS Terhadap Return Saham Pada

Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia”,Jurnal Ilmu dan riset Manajemen:Vol.5 No.12,

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya 26

Sunarto, Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Leverage terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur di BEJ”, Majalah Gema, Vol 6, Maret, Stikubank, Semarang:

27Anam, Saiful, “

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Leverage Terhadap Return Saham Perusahaan (Studi Kasus Industri Manufaktur di BEJ)”, Tesis Magister Manajemen Undip, Semarang

28Suwandi, “

Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental Perusahaan Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Saham-saham lQ-45)”, Tesis Magister Manajemen Undip, Semarang.

(28)

14

oleh Elisa Wahyu Ratnasari (2003) menyimpulkan Price Book Value (PBV) berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham.

4. Penelitian oleh Sparta (2000) menyimpulkan Devidend Payout Ratio (DPR) berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham, penelitian oleh Rachmad Sovi Herlambang (2003) menyimpulkan Devidend

Payout Ratio (DPR) berpengaruh signifikan terhadap return saham.29

5. Penelitian yang dilakukan oleh Halim (2010), Kurniati (2003)30 yang berpendapat bahwa Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh terhadap return saham.

Sementara penelitian yang menganalisis kinerja saham dalam Jakarta

Islamic Index (JII) relatif masih sangat sedikit. Sehubungan dengan hal

tersebut, maka sangat perlu untuk dilakukannya penelitian lebih lanjut tentang kinerja saham khususnya yang berkaitan dengan return saham berbasis syariah. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini menetapkan objek yang akan diteliti dikhususkan pada saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII).

Penelitian ini mengambil periode pengamatan pada tahun 2013 hingga 2017 yang mana terjadi fluktuatif saham pada tahun 2015 ke tahun 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar dalam

Jakarta Islamic Index (JII) dengan penggunaan metode purposive

sampling yaitu perusahaan dengan data laporan keuangan yang lengkap

pada tahun pengamatan.

29Rachmad, Sovi Herlambang, , “

Pengaruh Earning Power, Return On Equity Deviden Payout Rato daniTingkat Suku Bunga DepositoTerhadap Return Saham (Studi Kasus Pada perusahaan Otomotif di BEJ)”, Tesis MagisterManajemen Undip, Semarang.

30

Endang Kurniati. Analisis Pengaruh Dividend Payout Ratio, Current Ratio, Pertumbuhan Asset, dan Leverage terhadap Return Saham. Tesis Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang

(29)

1.2Masalah Penelitian

Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu banyak perbedaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi return dari berbagai kelompok saham yang diteliti, sehingga belum ada kepastian atau kejelasan tentang faktor-faktor yang dominan mempengaruhi return saham. Memperhatikan penelitian-penelitian terdahulu, penelitian tentang kinerja saham syariah masih relatif sedikit, sementara itu data tentang index saham syariah dalam Jakarta Islamic Index (JII) selalu berubah dan cenderung naik, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang kinerja saham syariah dalam Jakarta Islamic Index (JII).

Maka dalam penelitian ini akan menganalisa tentang pengaruh

Return on Equity (ROE), Dividend Payout Ratio (DPR), dan Price Book

Ratio (PBV) terhadap return saham dalam Jakarta Islamic Index (JII),

sehingga dalam penelitian ini muncul pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap return saham pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII).

2. Apakah ada pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap return saham pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta

Islamic Index (JII).

3. Apakah ada pengaruh Price Book Value (PBV) terhadap return saham pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII).

1.3Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh positif antara Return on

Equity (ROE) terhadap return saham pada perusahaan-perusahaan

(30)

16

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh positif antara Dividend

Payout Ratio (DPR) terhadap return saham

perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII). 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh positif antara Price Book

Value (PBV) terhadap return saham perusahaan-perusahaan yang

terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII). 1.4Manfaat Penelitian

1. Bagi Emiten yaitu khususnya perusahaan-perusahaan yang masuk dalam kelompok Jakarta Islamic Index (JII), dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan.

2. Bagi Investor, dapat digunakan sebagai bahan pengambil keputusan dalam menginvestasikan dananya pada sekuritas yang menghasilkan

return saham yang optimal. Dengan menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi return saham diharapkan investor mampu memprediksi return saham, dan menilai kinerja saham suatu perusahaan.

3. Bagi Akademik, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah Ilmu Pengetahuan di bidang ekonomi khususnya tentang investasi saham pada perusahaan-perusahaan yang ada didalam Jakarta Islamic

Index (JII) dan dapat memberikan informasi bagi kemungkinan

adanya penelitian lebih lanjut.

4. Bagi Pembaca dan Peneliti lain, dapat digunakan sebagai referensi serta informasi mengenai return saham, khususnya saham syariah dalam Jakarta Islamic Index (JII).

1.5Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan pola dalam penyusunan laporan untuk gambaran secara garis besar bab demi bab. Dengan sistematika penulisan,diharapkan para pembaca akan lebih dalam memahami isi dari sebuah laporan. Adapun sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari : BAB I PENDAHULUAN

(31)

Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, penelitian terdahulu, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian ,dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini berisi tentang penguraian teori-teori yang melandasi penelitian ini sebagai dasar dalam melakukan analisis terhadap permasalahan yang ada, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, serta hipotesis penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini berisi tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian, mencakup definisi operasional dari variabel penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi tentang deskripsi objek penelitian, analisis kuantitatif, interpretasi hasil dan argumentasi terhadap hasil penelitian.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini berisi tentang penyajian secara singkat apa saja yang telah diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, terangkum dalam bagian simpulan. Bab ini diakhiri dengan pengungkapan keterbatasan penelitian diikuti saran yang berguna untuk penelitian selanjutnya.

(32)

18

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Analisis Fundamental

Investor perlu memperhatikan beberapa faktor sebelum mengambil keputusan investasi agar dapat menghasilkan return yang optimal. Faktor – faktor tersebut dapat berasal dari kondisi didalam maupun diluar perusahaan. Analisis fundamental menjadi salah satu cara untuk menentukan faktor – faktor tersebut. Brigham dan Daves (2004) berpendapat bahwa asumsi fundamental mendasari teori manajemen keuangan, dimana manajemen berupaya dalam menghasilkan nilai bagi stockholders, salah satunya bagi pemegang saham.

Venkates, Tyagi, dan Ganesh (2012) mengemukakan bahwa analisis fundamental adalah metode untuk mencari harga masa depan saham yang diinginkan. Hal ini terkait dengan perhitungan nilai intrinsik dari sebuah perusahaan untuk mengetahui apakah harga pasar saat ini sesuai atau (mahal atau di bawah harga). Analisis ini meyakini bahwa analisis ekonomi, strategi, manajemen, produk, status keuangan dan informasi terkait lainnya akan membantu untuk memilih saham yang akan mengungguli pasar dan memberikan keuntungan yang konsisten kepada investor. Analisis ini merupakan satu pengujian yang mempengaruhi kepentingan ekonomi, sektor industri dan perusahaan. Analisis ini meramalkan pergerakan masa depan pasar modal menggunakan sinyal ekonomi, industri dan perusahaan. Perkiraan nilai sebenarnya suatu saham dibuat dengan mempertimbangkan potensi earnings perusahaan yang tergantung pada lingkungan investasi dan faktor-faktor yang berkaitan dengan industri tertentu, daya saing, kualitas manajemen, efisiensi operasional, profitabilitas, struktur modal, dan kebijakan dividen.1

1

Venkates Dkk. Fundamental Analysis and Stock Returns: An Indian Evidence. Global Advanced Research Journal of Economics, Accounting and Finance, Vol. 1, No. 2: 033-039.

(33)

Ang (1997) mengartikan analisis fundamental sebagai suatu studi yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan keuangan suatu bisnis dengan maksud untuk lebih memahami sifat dasar dan karakteristik operasional dari perusahaan publik yang menerbitkan saham biasa tersebut. Pada dasarnya analisis ini melakukan analisa historia atas kekuatan keuangan dari perusahaan, yang mana proses ini disebut juga company analysis.2Para pemodal akan mempelajari laporan keuangan perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan, mengidentifikasi kecenderungan atau pertumbuhan yang mungkin ada, mengevaluasi efisiensi operasional dan memahami sifat dasar dan karakteristik operasional dari perusahaan tersebut.

Rusdin (2005) mengatakan bahwa analisis fundamental fokus pada berita dan informasi keuangan, ekonomi, serta perkembangan produk suatu negara dalam mengukur kekuatan permintaan dan penawaran. Munawir (2002) mengatakan bahwa analisis fundamental adalah pendekatan dasar untuk melakukan analisis dan memilih saham dengan menerapkan share value forecasting model. Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan.

Dengan demikian, analisis fundamental merupakan analisis yang berbasis pada berbagai data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksi nilai suatu saham. Menurut Suharli (2006) data-data yang umum digunakan untuk melakukan analisis fundamental adalah pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, imbal hasil atau pengembalian ekuitas (return on equity), margin laba (profit margin) dan data-data keuangan lainnya untuk menilai kinerja perusahaan dan

(34)

20

potensi pertumbuhan perusahaan di masa mendatang. Berbeda dengan analisis teknikal yang menganalisis perubahan harga lewat indikator teknis melalui grafik atau chart.3 Piotroski (2002) menggunakan analisis fundamental dalam melakukan pengujian yaitu dengan penggunaan rasio keuangan: profitabilitas, likuiditas, leverage, dan efisiensi operasional.

2.2Saham Syariah dan Jakarta Islamic Index (JII) 1. Saham Syariah

Saham adalah selembar kertas yang merupakan surat bukti kepemilikan bagian modal atau tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas yang memberi hak atas dividen dan lain-lain menurut besar kecilnya modal disetor (Harnanto, 1998).

Saham merupakan surat berharga yang mempresentasikan penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan. Sementara dalam prinsip syariah, penyertaan modal dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak melanggar prinsip-prinsip syariah, seperti bidang perjudian, riba, memproduksi barang yang diharamkan seperti bir, dan lain-lain.4

Dapat disimpulkan bahwa saham adalah surat berharga yang dapat diperjualbelikan. Pemegang saham menjadi salah satu pemilik perseroan terbatas dan dapat ikut berpartisipasi dalam modal perusahaan serta mendapatkan dividen jika perusahaan tersebut memperoleh keuntungan.

Saham-saham perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta (BEJ) keberadaaannya dikelompokkan berdasarkan suatu kriteria tertentu, salah satunya adalah kelompok saham syariah. Saham syariah adalah saham dari perusahaan (emiten) yang dalam operasionalnya sesuai

3

SuharliMichell, Akuntansi untuk Bisnis Jasa dan Dagang. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal.35

4 Andrian Sutedi, Pasar modal Syariah:Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip

(35)

dengan kaidah syariat Islam. Kriteria saham bisa dikategorikan tidak melanggar ketentuan syariah adalah berdasarkan 2 (dua) syarat 5, yaitu :

a) Perusahaan yang keberadaannya tidak bertentangan dengan syariat islam. Yang dimaksud dengan perusahaan yang tidak bertentangan dengan syariat islam yaitu perusahaan dengan bidang usaha dan manajemen yang tidak bertentangan dengan syariat islam, serta memliliki produk yang halal. Perusahaan yang memproduksi minuman keras atau perusahaan keuangan konvensional tidak memenuhi kategori ini.

b) Semua saham yang diterbitkan memiliki hak yang sama. Saham adalah bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan, maka peran setiap pemilik saham ditentukan dari jumlah lembar saham yang dimilikinya. Namun pada kenyataannya ada perusahaan yang menerbitkan 2 (dua) macam saham, yaitu saham biasa dan saham preferen yang tidak punya hak suara namun punya hak untuk mendapatkan deviden yang sudah pasti. Tentunya hal ini bertentangan dengan aturan syariat Islam tentang bagi hasil. Maka saham yang sesuai dengan syariat Islam adalah saham yang setiap pemiliknya mempunyai hak yang proporsional sesuai dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya.

Saham dikategorikan menjadi dua yaitu saham syariah dan saham non syariah. Perbedaan ini terletak pada kegiatan usaha dan tujuannya. Menurut Juaini (2009), saham syariah adalah saham-saham yang memiliki karakteristik sesuai dengan syariah Islam atau yang lebih dikenal dengan syariah compliant. Sedangkan saham non syariah adalah saham yang kegiatan usahanya tidak sesuai dengan prinsip syariah Islam. Berdasarkan arahan Dewan Syariah Nasional dan

5

Ahmad Ghozali, “Saham Syariah”, Web Site Republika Tentang Pasar Modal(www.webmaster.com).

(36)

22

Peraturan Bapepam –LK Nomor IX A. 13 tentang penerbitan efek syariah, jenis kegiatan utama suatu badan usaha yang dimiliki tidak memenuhi syariah Islam adalah sebagai berikut6 :

a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.

b. Menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan konsep ribawi, jual beli berisiko yang mengandung gharar dan masyir. c. Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan atau

menyediakan barang atau jasa yang haram karena zatnya

(haramli-dzatihi) barang dan atau jasa yang haram bukan karena

dzatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI, serta barang dan atau jasa yangmerusak moral dan bersifat mudarat. d. Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi

tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya oleh DSN-MUI.

Sedangkan kriteria saham yang masuk dalam kategori syariah adalah :

a. Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana yang diuraikan di atas.

b. Tidak melakukan perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang atau jasa dan perdagangan dengan penawaran dan permintaan palsu.

c. Tidak melebihi rasio keuangan sebagai berikut :

1.Total hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 82% (hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 45% : 55%) 2.Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya

dibandingkan dengan total pendapatan (revenue) tidak lebih dari 10%

(37)

Saham memiliki jenis yang bervariasi. Setiap kelompok juga memiliki ciri khusus. Jenis saham yang dapat dikelompokkan berdasarkan jenis berikut ini :

a. Jenis saham berdasarkan besaran kapitalisasinya

1)Saham berkapitalisasi besar, yaitu saham-saham yang mempunyai kapitalisasi pasar di atas Rp 1 triliun.

2)Saham kapitalisasi menengah, yaitu saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 100 miliar sampai dengan kurang dari Rp 1 triliun.

3)Saham berkapitalisasi kecil, yaitu saham yang kapitalisasi pasarnya kurang Rp 100 milyar.

b. Jenis saham berdasarkan fundamentalnya, Saham dapat dikelompokkan dengan cara mengaitkan fundamental perusahaan maupun situasi ekonomi yang sedang berlangsung. Contoh indikator fundamental adalah laba perusahaan, kualitas manajemen perusahaan, dividen yang dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham yang bersangkutan, situasi ekonomi, dan lain-lain.

Saham berdasarkan fundamentalnya, dibedakan menajadi enam jenis saham, yaitu sebagai berikut7 :

1) Saham Unggulan (blue chips)

Saham-saham dalam kelompok ini adalah saham-saham yang secara nasional dikenal mempunyai historis yang kuat dan bagus.

2) Saham Bertumbuh (growth stocks)

Ciri saham ini adalah memiliki petumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dari pertumbuhan beberapa tahun sebelumnya. 3) Saham-saham siklikal (Counter cyclical stocks)

Ciri-ciri saham ini adalah memberikan tingkat pengembalian lebih baik dari perubahan tingkat pengembalian pasar secara keseluruhan

(38)

24

4) Saham-saham bertahan (defensive stocks)

Ciri saham-saham ini adalah tetap stabil selama periode resesi.

5) Saham Spekulatif (speculative stocks)

Ciri saham ini adalah perusahaan beroperasi dengan kegiatan yang memiliki risiko usaha tinggi, tetapi memiliki kemungkinan memperoleh keuntungan besar.

6) Saham Pendapatan (income stocks)

Saham suatu emiten dengan kemampuan membayarkan dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.

7) Saham Bertumbuh Emerging (emerging growth stocks) Saham bertumbuh emerging adalah saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang relatif lebih kecil dan memiliki daya tahan yang kuat meskipun dalam kondisi ekonomi yang kurang mendukung, yang memasuki tahap memperoleh laba dalam jumlah besar sebagai hasil peningkatan volume penjualan dan memperbesar profit marginnya.

c. Jenis Saham Berdasarkan Kepemilikan

1. Saham atas nama (registered stocks). Pada saham ini, nama pembeli tecantum dalam sertifikat saham. Cara peralihan saham yang demikian harus melalui prosedur tertentu. Nama pemilik baru dari saham atas nama harus dicatat dalam buku khusus yang memuat daftar pemegang saham perusahaan. Para ahli fikih kontemporer yang menghalalkan saham jenis ini sependapat bahwa penyebutan nama pemilik saham pada dokumen saham menetapkan kepemilikan pemiliknya dan memberikan perlindungan atas haknya.8

8

Abdul Manan, Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia Edisi Pertama,...,Hal.103

(39)

2. Saham atas tunjuk (bearer stocks). Jenis saham ini memberikan hak kepada siapa saja yang memegang sertifikat saham ini sebagai pemilik saham serta secara hukum tidak memerlukan endorsement. Dengan demikian saham ini sangat mudah untuk diperalihkan. Siapa yang dapat menunjukkan sertifikat saham itu, maka ia dikatakan sebagai pemegang saham tersebut, kecuali dapat dibuktikan telah terjadi pelanggaran hukum dari peralihan tersebut. Ada ahli fikih kontemporer memandang saham ini batal. Karena ketidaktahuan siapa pemiliknya. Ketidaktahuan ini akan melenyapkan hak pemiliknya. Bagaimanapun juga, sebaiknya saham seperti ini dihindari, karena akan menimbulkan problema tentang kepemilikannya apabila hilang.

d. Jenis Saham Berdasarkan Hak Tagihan

1. Saham Biasa (Common Stocks). Saham biasa merupakan saham yang paling dikenal masyarakat. Saham biasa juga merupakan yang paling banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. Jadi saham biasa paling menarik, baik bagi pemodal maupun emiten. Saham ini juga menempatkan pemiliknya pada posisi paling akhir dalam hal pembagian dividen, hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut mengalami likuidasi.9

2. Saham Preferen (Preferred Stocks). Saham yang memberikan prioritas pilihan kepada pemegangnya, seperti (1) berhak didahulukan dalam hal pembayaran, (2) berhak menukar saham preferen yang dipegangnya dengan saham biasa. (3) mendapat prioritas pembayaran kembali permodalan dalam hal perusahaan likuidasi. Saham ini

9

Abdul Manan, Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia Edisi Pertama,...,Hal.104

(40)

26

memiliki keistimewaan khusus dari segi perlakuan maupun dari segi finansial. Para ahli fikih kontemporer memandang saham jenis ini harus dihindari karena tidak sesuai dengan ketentuan syariah, karena pemiliki saham ini mempunyai hak mendapatkan bagian kelebihan yang dapat dibagikan sebelum dibagikan kepada pemilik saham biasa.10

e. Jenis Saham Lainnya

1. Saham Second liner merupakan saham yang memiliki frekuensi lebih kecil dari saham blue chip. Saham ini umumnya dikeluarkan oleh perusahaan yang sedang berkembang.

2. Saham tidur/ Third Liner Saham ini sangat jarang ditransaksikan (tidak likuid atau tidak aktif) dan berkapitalisasi kecil.

2. Jakarta Islamic Index (JII)

Jakarta Islamic Index (JII) pertama kali diluncurkan oleh

BEI (pada saat itu masih bernama Bursa Efek Jakarta) bekerjasama dengan PT. Danareksa Investment Management pada tanggal 3 Juli 2000. Meskipun demikian, agar dapat menghasilkan data historikal yang lebih panjang, hari dasar yang digunakan untuk menghitung Jakarta Islamic Index (JII) adalah tanggal 2 Januari 1995 dengan angka indeks dasar sebesar 100. Metodologi perhitungan Jakarta Islamic Index (JII) sama dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG yaitu berdasarkan Market

Value Weigthed Average Index dengan menggunakan formula

Laspeyres.

10

Abdul Manan, Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia Edisi Pertama,...,Hal.105

(41)

Dalam rangka pengembangan pasar modal syariah, PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) bersama dengan PT. Danareksa Investment Management (DIM) telah meluncurkan indeks saham yang dibuat berdasarkan syariat islam, yaitu Jakarta Islamic Index (JII). Saham-saham dalam Jakarta Islamic Index (JII) terdiri atas 30 jenis saham yang dipilih dari saham-saham yang sesuai dengan syariah islam.

Jakarta Islamic Index (JII) dapat diartikan sebagai pasar modal

yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksinya dan terlepas dari hal yang terlarang seperti riba, perjudian, gharar yang berlebihan, tadlis, dan lain-lain. Jakarta

Islamic Index (JII) dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolok

ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis syariah. Melalui indeks ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi dalam ekuiti secara syariah. Penentuan kriteria pemilihan saham dalam Jakarta Islamic Index (JII) melibatkan Dewan Pengawas Syariah PT. Danareksa Invesment Management. Adapun kriteria Emiten yang masuk dalam Jakarta Islamic Index (JII) ini adalah sebagai berikut:11

a) Tidak melakukan usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi.

b) Tidak melakukan usaha yang ribawi yaitu usaha perbankan dan asuransi konvensional.

c) Tidak melakukan usaha yang memproduksi, mendistribusi, menyediakan dan memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram.

11

Said Kelana Asnawi dan Chandra Wijaya, Metodologi Penelitian Keuangan Prosedur, Ide dan Kontrol. Yogyakarta: Graha Ilmu.Hal. 179.

(42)

28

d) Tidak melakukan usaha yang memproduksi, mendistribusi dan memperdagangkan atau menyediakan barang-barang atau jasa yang dapat merusak moral.

Jakarta Islamic Index (JII) dimaksudkan untuk digunakan

sebagai tolok ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis syariah. Melalui indeks ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi dalam ekuiti secara syariah. Penentuan kriteria pemilihan saham dalam Jakarta Islamic Index (JII) melibatkan Dewan Pengawas Syariah (DPS) PT. Danareksa Invesment Management. Sedangkan untuk menetapkan saham-saham yang masuk dalam perhitungan Jakarta Islamic Index (JII) dilakukan dengan urutan seleksi sebagai berikut :12

a) Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah islam dan sudah tercatat lebih dari 3 (tiga) bulan (kecuali 10 besar dalam hal kapitalisasi).

b) Memilih saham berdasarakan laporan keuangan tahunan atau tengah tahunan yang memiliki risiko kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar 90 %.

c) Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun terakhir.

d) Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler selama 1 (satu) tahun terakhir.

Pengkajian ulang akan dilakukan dalam waktu 6 (enam) bulan sekali dengan penentuan komponen indeks pada awal bulan

12Ahmad Ghozali, “Saham Syariah”, Web Site Republika Tentang Pasar Modal (www.webmaster.com). Hal.3

(43)

Januari dan Juli setiap tahunnya. Sedangkan perubahan pada jenis usaha emiten akan dimonitoring secara terus menerus berdasarkan data-data publik yang tersedia. Perhitungan Jakarta Islamic Index (JII) dilakukan oleh Bursa Efek Inonesia (BEI) dengan menggunakan metode perhitungan indeks yang telah ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu dengan bobot kapitalisasi pasar (market cap weighted). 13

Perhitungan indeks ini juga mencakup penyesuaian-penyesuaian (adjustment) akibat berubahnya data emiten yang disebabkan oleh aksi korporasi. Jakarta Islamic Index (JII) menggunakan tanggal awal perhitungan 1 Januari 1995 dengan nilai awal 100 (seratus). Menurut Elton & Gruber (1995) saham adalah menunjukkan hak kepemiilikan pada keuntungan dan aset dari suatu perusahaan. Secara sederhana, saham dapat didefinisikan sebagai surat berharga yang menjadi bukti penyertaan atau kepemilikan individu maupun industri dalam suatu perusahaan. Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi.

2.3 Return Saham

Return adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal

atas suatu investasi yang dilakukannya. Investor termotivasi untuk melakukan investasi dengan harapan untuk mendapat kembalian investasi yang sesuai. Tanpa adanya keuntungan dari suatu investasi tentunya investor tidak akan bersedia melakukan investasi tersebut.

Return adalah keuntungan yang diperoleh olehperusahaan, individu

dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya.14Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas

13Abdul Manan, Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal

Syariah Indonesia Edisi Pertama,...,Hal.115

14 Irham Fahmi, Pengantar Pasar Modal,Bandung: Alfabeta

(44)

30

suatu investasi yang dilakukannya. Setiap investasi baik jangka panjang maupun jangka pendek mempunyai tujuan utama untuk mendapatkan keuntungan yang disebut return, baik langsung maupun tidak langsung.15

Menurut Halim , Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return yang belum terjadi tetapi diharapkan dimasa mendatang. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi yang berupa return realisasi (realized return) dan return ekspektasi

(expected return). 16Return realisasi merupakan return yang telah

terjadi dan juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi

(expected return) yang merupakan return yang diharapkan oleh

investor di masa mendatang.

Menurut Ang (1997), komponen suatu return terdiri dari dua jenis yaitu:

1. Current Income

Adalah keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti pembayaran bunga deposito, bunga obligasi, dividen dan sebagainya. Disebut sebagai pendapatan lancar, maksudnya adalah keuntungan yang diterima biasanya dalam bentuk kas, sehingga dapat diuangkan secara cepat.

2. Capital Gain

Adalah keuntungan yang diterima karena adanya selisih antara harga jual dan harga beli suatu investasi. Capital gain ini sangat tergantung dari harga pasar instrumen investasi yang besangkutan, yang berarti instrumen investasi tersebut harus diperdagangkan maka akan timbul perubahan nilai instrumen investasi.

15

Mahmud M. Hanafi, Manajemen Keuangan, Edisi 1, Yogyakarta:BPFE,Hal.192

(45)

Return saham yang tinggi mengidentifikasi bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan. Return saham memungkinkan seorang investor untuk membandingkan keuntungan aktual ataupun kuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai saham pada tingkatan pengembalian yang diinginkan. Untuk memperoleh tingkat pengembalian saham (return) dan keuntungan yang diharapkan, maka investor harus dapat melakukan penilaian harga saham.17

Return saham adalah imbalan atas sejumlah dana yang

diinvestasikan dalam saham. Return total merupakan return keseluruhan atas suatu investasi pada periode tertentu. Pendekatan

total return ini digunakan dalam pengukuran return realisasi karena

investor cenderung lebih melihat pada capital gain (difokuskan pada investasi jangka pendek), dan bukan hanya memandang deviden yang diperoleh dalam jangka panjang. Berdasarkan data penelitian hanya sebagian kecil perusahaan yang memberikan deviden kepada pemegang saham, sehingga jika dalam pengukuran return dimasukkan deviden akan memberikan hasil yang bias. Secara sistematis actual

return dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rit (%) =(Pit – Pit-1) x 100% Pit-1

Dimana:

Rit= tingkat keuntungan saham I pada periode t.

Pit = harga penutupan saham I pada periode t (periode penutupan/akhir).

Pit-1 = harga penutupan saham I pada periode sebelumnya (awal).

Faktor-faktor yang mempengaruhi return saham : a. Faktor fundamental

17

Jogiyanto, H.M, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 2 ,Yogyakarta: BPFE,Hal. 89.

(46)

32

Faktor fundamental adalah faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja emiten itu sendiri. Semakin baik kinerja emiten maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham begitu juga sebaliknya. Selain itu keadaan emiten akan menjadi tolak ukur seberapa risiko yang akan ditanggung oleh investor.

b. Faktor pasar

Faktor pasar merupakan bagaimana kondisi pasar pada saat berlangsungnya transaksi jual beli saham pada pergerakan IHSG. c. Faktor makro

Faktor makro merupakan faktor yang berada di luar perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap kenaikan atau penurunan kinerja perusahaan dan dapat mempengaruhi kinerja saham. Dalam penelitian ini faktor-faktor makro meliputi suku bunga dan inflasi.

2.4 Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) adalah ukuran kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan tingkat kembalian perusahaan atau efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas (shareholder’s equity) yang dimiliki oleh perusahaan.Return

on Equity (ROE) merupakan suatu pengukuran dari penghasilan yang

tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Return on Equity (ROE) digunakan untuk mengukur tingkat kembalian perusahaan atau efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Return on Equity (ROE) digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Angka tersebut menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para pemegang saham.18

18 Sofyan Syafri Harahap. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada. Hal.58

Gambar

Tabel 1.5  Statistik Deskriptif  Descriptive Statistics
Grafik Histogram (Hasil Uji Normalitas)

Referensi

Dokumen terkait

Mengenai klausula yang tercantum dalam setiap pasal akad pembiayaan perbankan syariah dapat dilihat apakah konstruksi hukumnya telah sesuai atau tidak dengan hukum

Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Dian Nuswantoro Semarang hak bebas royalti non-eksklusif (non exlusive royalty

6 It is “ inter-religious education in order to implant the awareness of importance of living together in diversity and difference of religions in the spirits

Pada Struktur Isolasi diwajibkan memiliki ruang pemerikasaan dan penggantian base isolator [9]. Pada studi ini tinggi ruang pemeriksaan direncanakan 2,5 m. Direncanakan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai hubungan pola asuh orang tua pada anak dengan disiplin belajar siswa kelas VII SMPN2 Negerikaton Kabupaten

Perancangan sistem dan pembuatan sistem pengendalian level pada mixing tank terdiri dari pembuatan hardware yang meliputi sensor ultrasonik HC-SR04, tangki liquid , rangka

Arus bolak balik dihasilkan oleh generator yang menghasilkan tegangan bolak-balik dan biasanya dalam bentuk fungsi sinusoida (sinus atau cosinus) karena ini yang memungkinkan

Lembaga Administrasi Negara, Standar Pelayanan Publik , Jakarta: Pusat Kajian. Manajemen Pelayanan