• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kunci dan Pembahasan UN SMA Kimia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kunci dan Pembahasan UN SMA Kimia"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Kimia Dasar A. Struktur Atom

Latihan Soal 1 ... 3

B. Sistem Periodik Unsur Latihan Soal 2 ... 3

C. Ikatan Kimia Latihan Soal 3 ... 4

D. Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana Latihan Soal 4 ... 5

E. Hukum Dasar dan Perhitungan Kimia Latihan Soal 5 ... 5

Kimia Analisis A. Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Latihan Soal 1 ... 6 B. Larutan Asam-Basa Latihan Soal 2 ... 7 C. Reaksi Netralisasi Latihan Soal 3 ... 7 D. Larutan Penyangga Latihan Soal 4 ... 8 E. Hidrolisis Garam Latihan Soal 5 ... 8

F. Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Latihan Soal 6 ... 9 Kimia Fisik A. Termokimia Latihan Soal 1 ... 9 B. Laju Reaksi Latihan Soal 2 ... 10 C. Kesetimbangan Kimia Latihan Soal 3 ... 11

D. Bentuk Molekul dan Gaya Antarmolekul Latihan Soal 4 ... 11

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Mahakuasa atas segala perkenanNya sehingga kami bisa menyediakan Kunci dan Pembahasan Panduan Latihan Ujian Nasional. Kunci dan Pembahasan ini disusun sebagai pegangan bagi guru dalam membimbing para siswa melakukan persiapan menghadapi ujian nasional dengan latihan-latihan soal dari buku Panduan Latihan Ujian Nasional. Kami menyadari akan segala keterbatasan dan kekurangan dalam penyajian Kunci dan Pembahasan Panduan Latihan Ujian Nasional ini, untuk itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan demi lebih baiknya karya kami berikutnya. E. Koloid Latihan Soal 5 ... 11

F. Sifat Koligatif Larutan Latihan Soal 6 ... 12

G. Reaksi Redoks dan Elektrokimia Latihan Soal 7 ... 12

Latihan Soal 8 ... 13

Kimia Organik A. Kimia Karbon dan Turunannya Latihan Soal 1 ... 14 Latihan Soal 2 ... 15 Latihan Soal 3 ... 16 B. Makromolekul Latihan Soal 4 ... 16 Latihan Soal 5 ... 16 Kimia Anorganik A. Unsur-unsur di Alam Termasuk Unsur Radioaktif dan Sifat-sifatnya Latihan Soal 1 ... 17

B. Unsur-unsur Penting dan Kegunaannya Latihan Soal 2 ... 18

LATIHAN UJIAN NASIONAL... 19

TRYOUT Tryout Paket 1 ... 26 Tryout Paket 2 ... 31 Tryout Paket 3 ... 36 Tryout Paket 4 ... 41 Tryout Paket 5 ... 47 PREDIKSI Prediksi Paket 1 ... 53 Prediksi Paket 2 ... 58 Prediksi Paket 3 ... 65 Prediksi Paket 4 ... 70 Prediksi Paket 5 ... 75

(3)

RINGKASAN MATERI DAN LATIHAN S OA L Kimia Dasar A. Struktur Atom Latihan Soal 1 1. e. 10 Pembahasan: Ion Al3+ adalah atom Al yang telah melepaskan 3 elektron. Jadi, jumlah elektron ion Al3+ adalah 13 – 3 = 10. 2. c. 26, 23, 30 Pembahasan: Lambang atom 56 26Fe, maka: • Jumlah elektron =  26 • Jumlah proton =  26

• Pada  ion  Fe3+,  berarti  telah  dilepaskan sebanyak  tiga  buah  elektron.  Sehingga jumlah elektronnya menjadi = 26 – 3 = 23 • Jumlah netron = 56 – 26 = 30 3. e. 28187 Pembahasan: Unsur X  p = 38 dan A = 80 Atom netral  jumlah proton = jumlah elektron Jumlah proton = 35 Jumlah elektron = 35 Maka konfigurasi elektronnya sebagai berikut. 35X : 28187. 4. a. 1 Pembahasan: Isotop  n =  21 dan A = 40 n = A – Z 21 = 40 – Z Z = 40 – 21 = 19 Nomor atom (Z) menyatakan jumlah elektron yang terdapat dalam atom netralnya. Jumlah elektron =Z = 19 Maka konfigurasi elektron isotop tersebut: 2881. Jumlah elektron valensi suatu atom ditentukan berdasarkan elektron yang terdapat pada kulit terakhir dari konfigurasi elektron atom tersebut. Jadi, unsur tersebut mempunyai elektron valensi sebanyak 1. 5. c. 21 Pembahasan: X : [Ar]   18 2    1 ZX = 18 + 2 + 1 = 21 Jadi, unsur X mempunyai nomor atom 21. B. Sistem Periodik Unsur

Latihan Soal 2 1. d. VIIIB, 4, 59 27Z Pembahasan: Konfigurasi elektron Z adalah [Ar] 4s2 3d7 Jumlah netron (n) = 32 Penentuan golongan dan periode serta penulisan notasi unsur: Jika konfigurasi elektron berakhir pada dn maka unsur tersebut terletak pada golongan (n + 2)B. Untuk n  +  2  berjumlah  8,  9,  dan  10  unsur terletak pada golongan VIIIB. Periode menyatakan banyaknya kulit atom yang terisi elektron, banyaknya kulit = 4. Jadi, konfigurasi elektron Z adalah [Ar] 4s2 3d7 ini berada pada golongan VIIIB dan periode 4. Nomor atom Z = (NA Ar) + 9 = 18 + 9 = 27 Nomor massa Z =NA + netron = 27 + 32 = 59 Notasi unsur Z 59 27Z 2. d. VIIA, 3 Pembahasan: Y : [Ne]     18 2   2  2  1 Neon memiliki nomor atom 10, maka nomor atom Y adalah 10 + 7 = 17. Sehingga konfigurasi elektron atom Y = 2 · 8 · 7. Konfigurasi  elektron  berakhir  pada pn  maka

unsur tersebut terletak pada golongan (n + 2)A. (5 + 2)A = golongan VIIA Periode menyatakan banyaknya kulit atom yang terisi elektron, banyaknya kulit = 3 (periode 3). 3. e. n = 3;  = 1; m = 0; s = –½ Pembahasan:

Nomor  atom  Cl  adalah  17  maka  konfigurasi elektronnya :

35 17Cl: 1s

2 2s2 2p6 3s2 3p5

Jadi,  harga  keempat  bilangan  kuantum elektron terakhir dari atom 35 17Cl adalah n = 3;  = 1; m = 0; s = –½ ().

UN SMA – Kimia

  m = –1  0   +1 

(4)

4. e. 3d6 Pembahasan: Harga keempat bilangan kuantum dari elektron terakhir: n = 3;  = 2; m = –2; dan s =  1 2  . n = 3   kulit ke –3;  = 2   orbital d; m= –2; dan s =  –1 2  anak panah ke bawah Sehingga:      m = –2, –1, 0, +1, +2 Jadi, elektron valensi pada kulit ke-3 dengan jumlah elektronnya 6 pada orbital d (3d6). 5. b. EI NA Pembahasan: Data keempat unsur dengan nomor atomnya: • 11W: 2 · 8 · 1 1s2 2s2 2p6 3s1 • 12X : 2 · 8 · 2 1s2 2s2 2p6 3s2 • 13Y : 2 · 8 · 3 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1 • 14Z : 2 · 8 · 4 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4 Empat unsur di atas termasuk dalam unsur-unsur periode  ketiga  karena  jumlah  kulitnya  sama yaitu 3. Periode ketiga ini memiliki ciri khas yaitu dari  sifat  energi  ionisasi.  Energi  ionisasi merupakan energi minimum yang diperlukan oleh  suatu  atom  dalam  bentuk  gas  untuk melepaskan elektron yang terikat paling lemah. Ada penyimpangan energi ionisasi yang dimiliki oleh  unsur-unsur  periode  ketiga  ini.  Secara umum energi ionisasi dalam satu periode dari kiri  ke  kanan  semakin  besar.  Elektron  yang berpasangan  (terisi  penuh)  atau  setengah penuh lebih stabil dibandingkan dengan elektron yang tidak penuh atau tidak setengah penuh. Elektron valensi W adalah 1 sehingga lebih mudah melepas elektron karena energi yang diperlukan sangat kecil. Unsur X dengan nomor atom 12 mempunyai  konfigurasi elektron yang stabil (3s2  elektron terisi penuh). Maka unsur X ini memiliki energi ionisasi yang lebih besar karena lebih sulit melepaskan elektronnya,  sehingga posisi energi ionisasi X lebih besar dibandingkan unsur Y yang  memiliki  nomor  atom  13. Sedangkan Z dengan nomor atom 14 memiliki kecenderungan jauhnya elektron ke inti atom sehingga energi ionisasinya akan naik (lebih besar dari X). Sehingga jawaban yang paling tepat adalah b. C. Ikatan Kimia Latihan Soal 3 1. e. linear dan nonpolar Pembahasan: 4X = 2 · 2  melepas 2 elektron sehingga menjadi X2+

17Y = 2 · 8 · 7  menerima  1  elektron  se-hingga menjadi YX2+ + 2 Y   XY 2 Rumus kimia : XY2 Bentuk molekul : 180 linear dan bersifat nonpolar. 2. c. kovalen polar dan kovalen nonpolar Pembahasan: Beberapa sifat senyawa dari jenis ikatan kimia: • Titik  didih  relatif  tinggi  dan  dapat 

meng-hantarkan listrik  senyawa ionik.

• Titik didih relatif rendah dan dapat meng-hantarkan listrik  senyawa kovalen polar.. • Titik  didih  relatif  rendah  dan  tidak  dapat menghantarkan listrik  senyawa kovalen nonpolar.

3. d. (4)

Pembahasan:

Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen (ikatan  berdasarkan  pemakaian  pasangan elektron bersama) dimana pasangan elektron tersebut berasal dari satu unsur saja. X X X X H N H H H Cl (2) (1) (4) (3) Pada gambar senyawa NH4Cl terlihat bahwa pasangan  elektron  yang  digunakan  untuk berikatan  antara atom  N dan  H pada  nomor hanya berasal dari atom N saja, mengingat atom H memiliki 5 elektron valensi. 4. (1) dan (2) Pembahasan: Senyawa CCl4 dan HBr berikatan kovalen, yang memiliki ikatan kovalen koordinasi adalah HNO3 dan H2SO4, seperti pada gambar berikut. H O O O N ikatan kovalenkoordinasi     H O O O H O S ikatan kovalen koordinasi 5. e. (5) Pembahasan: Aturan oktet merupakan aturan dimana jumlah elektron pada kulit terluar dari dua atom yang berikatan  akan  berubah  sedemikian  rupa sehingga  konfigurasi  elektron  kedua  atom sama dengan konfigurasi elektron gas mulia (8 elektron pada kulit terluarnya).

(5)

Konfigurasi elektron atom 5B = 2 · 3 Konfigurasi elektron atom 17Cl = 2 · 8 · 7 Struktur Lewis senyawa BCl3 = Cl×B××Cl Cl Atom B menyimpang dari aturan oktet karena jumlah elektron pada kulit terluar dari dua atom yang berikatan hanya 6 elektron (tidak sama dengan gas mulia dengan 8 elektron pada kulit terluarnya). D. Tata Nama Senyawa dan Persamaan

Reaksi Sederhana Latihan Soal 4 1. d. kalsium karbida dan etuna Pembahasan: Reaksi pembakaran gas asetilena (C2H2) atau etuna adalah:

CaC2(s) + 2 H2O(l)  C2H2(g) + Ca(OH)2(aq) Senyawa pereaksi: • CaC2 = kalsium karbida • H2O = air Senyawa hasil reaksi: • C2H2 = asetilena (etuna) • Ca(OH)2 = kalsium hidroksida 2. b. natrium bikarbonat Pembahasan: NaHCO3 merupakan senyawa poliatomik yaitu senyawa  yang  tersusun  atas  lebih  dari  dua unsur (Na, H, C, dan O). Na+  = ion natrium 3 HCO = ion bikarbonat Jadi, nama senyawa soda kue (NaHCO3) adalah natrium bikarbonat.

3. d.  Ca(HCO3)2(aq)CaCO3(s) + CO2(g) + H2O(l)

Pembahasan:

Penulisan persamaan reaksi harus memenuhi hukum  kekekalan  massa  (hukum  Lavoisier) yang menyatakan bahwa “Massa zat sebelum dan sesudah reaksi harus sama.”  Agar memenuhi hukum ini, maka dalam persamaan reaksi jumlah atom-atom ruas kiri harus sama dengan jumlah atom-atom ruas kanan. Persamaan  reaksi  yang  setara  untuk  meng-hilangkan kesadahan sementara dengan cara pemanasan adalah:

Ca(HCO3)2(aq)  CaCO3(s) + CO2(g) + H2O(l) Ruas kanan: Ruas kiri:

Ca = 1 Ca = 1

H = 2 H = 2

C = 2 C = 2

O = 6 O = 6

4. d. Al2O3(s) + 3 H2SO4(aq)  Al2(SO4)3(aq) + 3 H2O(l) Pembahasan: Bauksit adalah oksida aluminium. Pereaksi: Al2O3 = Aluminium oksida (Bauksit) H2SO4 = Asam sulfat Hasil reaksi: Al2(SO4)3 = Aluminium sulfat H2O = Air (hasil samping) Penulisan persamaan reaksi harus memenuhi hukum  kekekalan  massa  (hukum  Lavoisier) yang menyatakan bahwa “Massa zat sebelum dan sesudah reaksi harus sama.” Agar memenuhi hukum  ini,  maka  dalam  persamaan  reaksi jumlah atom-atom ruas kiri harus sama dengan jumlah atom-atom ruas kanan.

Persamaan reaksi yang tepat sesuai pernyataan pada soal adalah:

Al2O3(s) + 3 H2SO4(aq)Al2(SO4)3(aq) + 3 H2O(l) Ruas kanan: Ruas kiri: Al = 2 Al = 2 O = 15 O = 15 H = 6 H = 6 S = 3 S = 3 5. b. H2SO4 sebagai pereaksi batas Pembahasan: Mol Zn =  r massa A  =  13 65 = 0,2 mol Mol H2SO4 =  r massa A  = 9,8 98  = 0,1 mol Zn  + H2O4  ZnSO4 + H2 m : 0,2 mol 0,1 mol    – – b : 0,1 mol 0,1 mol 0,1 mol 0,1 mol s : 0,1 mol – 0,1 mol 0,1 mol Logam Zn tersisa = 0,1Ar = 6,5 gram H2SO4 habis bereaksi (sebagai pereaksi batas) Terbentuk ZnSO4 0,1 mol 2 H V =  mol22,4 =  0,122,4 =  2,24 liter

Jadi,  pernyataan  yang  benar  adalah  H2SO4 sebagai pereaksi batas.

E . Hukum Dasar dan Perhitungan Kimia

Latihan Soal 5

1. d. 20,4 gram

Pembahasan:

Persamaan reaksi:

4 Al(s) + 3 O2(g)   2 Al2O3(s) (wadah tertutup) Karena habis bereaksi dan reaksi berlangsung dalam wadah tertutup maka sesuai dengan hukum kekekalan massa bahwa “Massa zat sebelum dan sesudah reaksi harus sama”  sehingga massa aluminium oksida yang terbentuk adalah 10,8 gram + 9,6 gram = 20,4 gram. 2. a. 2,24 L Pembahasan: Mol batu kapur CaCO3 (Mr = 100) =  r gram M =  1 10 g 100 g mol   = 0,1 mol

(6)

CaCO3(s) + 2 HCl(g)CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)

0,1  mol 0,2  mol – – –

0,1  mol 0,2  mol 0,1  mol 0,1  mol  0,1 mol

    – – 0,1  mol 0,1  mol 0,1 mol

Volume gas CO2 pada STP =  mol22,4 L =  0,1 22,4 L =  2,24 L 3. d. 7 : 12 Pembahasan: Persamaan reaksi: N2(g) + O2(g)  2 NO(g)

Massa N2 Massa O2 Massa Oksida Nitrogen

7 gram  9 gram  14 gram  28 gram  15 gram  12 gram  24 gram  24 gram  19 gram  19 gram  38 gram  38 gram  Perhatikan data nomor 3, dimana jumlah massa pereaksi dengan hasil reaksi sama.

14 gram N2 + 24 gram O2  38 gram NO Berdasarkan  data  tersebut,  perbandingan massa unsur N dan O dalam senyawa NO adalah 7 : 12.

4. d. Gay Lussac

Pembahasan:

Reaksi setara:

C3H8(g) + 5 O2(g)  3 CO2(g) + 4 H2O(g)

1        : 5       : 3       : 4

20 L 60 L 80 L

Hukum  Perbandingan  Volume  atau  hukum Gay-Lussac:

“Pada temperatur dan tekanan yang sama, volume gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi berbanding sebagai bilangan-bilangan bulat dan sederhana.”

5. e. CaSO· 7H2O Pembahasan: Massa molar CaSO4 = 40 + 32 + 64 = 136 g/mol Massa padatan CaSO4 1,36 g Mol CaSO4 = (1,36 136 ) mol = 0,01 mol

Berdasarkan  perbandingan  koefisien  maka CaSO· xH2O juga = 0,01 mol 2,62 gram CaSO· xH2O = 0,01 mol; maka massa molar CaSO· xH2O = 263 g/mol Massa molar dari CaSO· xH2O = massa molar CaSO4 + x · massa molar air = (136 + x ·18) g/mol  262  = 136 + x · 18 262 – 136  = x · 18  126  = x · 18 x = 126 18  = 7

Jadi  rumus  senyawa  hidrat  tersebut  adalah CaSO· 7H2O.

Kimia Analisis

A. Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Latihan Soal 1 1. a. (1) dan (2) Pembahasan: Kesimpulan pengujian daya hantar beberapa larutan dari gambar pada soal: Larutan Pengamatan Lampu Elektroda 1  Menyala  Banyak gelembung  2  Redup  Banyak gelembung  3  Tidak menyala  Tidak ada gelembung  4  Tidak menyala  Sedikit gelembung  5  Tidak menyala  Sedikit gelembung  Percobaan daya hantar listrik: • Elektrolit menghasilkan gelembung gas pada elektrodanya. • Nonelektrolit tidak menghasilkan gelembung gas pada elektrodanya. • Elektrolit sangat lemah: lampu tidak menyala, ada gelembung gas sedikit. • Elektrolit lemah: lampu menyala redup, ada gelembung gas.

• Elektrolit  kuat:  lampu  menyala  terang, banyak gelembung gas. Pasangan larutan yang bersifat elektrolit kuat dan elektrolit lemah secara berurutan adalah (1) dan (2). 2. d. (3) dan (5) Pembahasan: Tabel parameter percobaan daya hantar listrik. Parameter Elektrolit Kuat Elektrolit Lemah Non- elektrolit Lampu  Nyala  terang  Nyala redup/  tidak nyala  Tidak  nyala 

Gelembung  Ada  ada  Tidak ada 

Derajat  ionisasi ()  1  0 << 1  0  Pasangan air limbah yang yang tergolong non-elektrolit adalah yang mempunyai parameter lampu tidak menyala, tidak ada gelembung gas, dan derajat ionisasinya nol atau mendekati nol yaitu ditunjukkan pada air limbah nomor (3) dan (5). 3. e. H2SO4 sebanyak 98 g Pembahasan: Molaritas (M) =  mol volume =   (L) n V a. HCl = 36,5 g

HCl(aq)  H+(aq) + Cl(aq)

M HCl  = 

36,5 g 36,5 g/mol

0,25 L  = 4 M

(7)

b. NaCl = 58,5 g

NaCl(aq)  Na+(aq) + Cl(aq)

M NaCl = 

58,5 g 58,5 g/mol

0,25 L  = 4 M c. NaOH = 20 g

NaOH(aq)  Na+(aq) + OH(aq)

M NaOH =  20 g 40 g/mol 0,25 L  = 2 M d. CO(NH2) bukan larutan nonelektrolit e. H2SO4 = 98 g H2SO4(aq)  2 H+(aq) +  4 SO(aq) M H2SO4 =  98 g 98 g/mol 0,25 L  = 4 M Jumlah ion H2SO(3 ion) lebih banyak daripada HCl (2 ion) dan NaCl (2 ion) pada konsentrasi sama. B. Larutan Asam-Basa Latihan Soal 2 1. b. H2O dan OH– Pembahasan: Senyawa yang merupakan spesi pasangan asam basa  Bronsted-Lowry  (pasangan  asam  basa konjugasi) adalah pasangan yang mempunyai selisih hidrogen sebesar satu. (1) NH3 + H2O   + 4 NH  + OH– Pasangan: NH3 dan  + 4 NH H2O dan OH– (2) HCl + H2O  Cl– + H 3O + Pasangan: HCl dan Cl– H2O dan H3O+ 2. a. 6,3 pH  8,3 dan 5,4  pH  6,3 Pembahasan: Data pengujian sampel air limbah:

Trayek Perubahan Air Limbah Indikator

pH Warna X Y

Metil Merah  4,2 – 6,3  Merah – 

Kuning  Kuning  Jingga 

Brom Kresol 

Hijau  3,8 – 5,4 

Kuning – 

Biru  Biru  Biru 

Phenolftalein  8,3 – 10,0  Tidak  berwarna –  Merah  Tidak  Berwarna  Tidak  Berwarna 

Limbah X: Dengan  metil  merah  berwarna kuning, artinya pH6,3.

Dengan brom kresol hijau berwarna biru, artinya pH5,4.

Dengan  phenolftalein  tidak  ber-warna, artinya pH8,3.

pH limbah X antara 6,3 sampai 8,3.

Limbah Y: Dengan  metil  merah  berwarna jingga, artinya pH antara 4,2 – 6,3. Dengan brom kresol hijau berwarna

biru, artinya pH  5,4.

Dengan  phenolftalein  tidak  ber-warna, artinya pH  8,3. pH limbah Y antara 5,4 sampai 6,3. 3. e. 13 + 3 log 2 Pembahasan: [Ba(OH)2] = n V =  17,1 g g 171  mol 0,25 L  = 0,4 M Ba(OH)2 Ba2+  + 2 OH– 0,4 M 0,4 M 2 · 0,4 M [OH–] = 2  · 0,4 M = 0,8 M

pOH = –log [OH]  = –log 0,8 = –log (23  × 10 –1) = 1 – 3 log 2 pH = 14 – pOH = 14 – (1 – 3 log 2) = 13 + 3 log 2 C. Reaksi Netralisasi Latihan Soal 3 1. e. 10 9 6 4 2 0 pH 25 Volume NaOH Pembahasan: 25 mL CH3COOH = 0,1 M NaOH = 0,1 M Dalam titrasi berlaku: mgrek asam = mgrek basa N· Va = N· Vb 1 · 0,1 M · 25 mL =  1 · 0,1 M · Vb V  NaOH = 0,1   25 mL 0,1  M M   = 25 mL Titrasi asam lemah (CH3COOH) oleh basa kuat (NaOH) adalah: • titik ekivalen berada pada pH antara 8 – 9. • lonjakan perubahan pH sekitar titik ekivalen lebih sempit hanya sekitar 3 satuan, yaitu pH 7 sampai pH 10. 2. c. 0,20 M Pembahasan: CH3COOH + NaOH  CH3COONa + H2O Dalam titrasi berlaku: mgrek asam = mgrek basa N = n × M n CH3COOH dan NaOH = 1, sehingga N = M 3 3 a a b b CH COOH CH COOH 15 mL 30 mL 0,1  30 mL   0,1  0,20  15 mL V N V N M M M M M         

(8)

3. b. 24 · 10–2 M Pembahasan: NaOH v  =  (30+29+31) mL 3  = 30 mL Dalam titrasi berlaku: mgrek asam = mgrek basa N· Va= N· Vb 1 · M1 · 25 mL = 1 · 0,2 M · 30 mL CH 3COOH = 0,2   30 mL 25 mL M = 0,24 M  =  24 · 10–2 M D. Larutan Penyangga Latihan Soal 4 1. b. Q dan R Pembahasan: Dalam larutan penyangga dengan penambahan sedikit asam atau sedikit basa maka pH-nya tidak banyak mengalami perubahan.

Berdasarkan  data  tersebut  maka  yang  tidak banyak mengalami perubahan pH adalah larutan Q (5,0  4,9 & 5,1) dan R (8,0  7,9 & 8,1). 2. c. (3) Pembahasan: Pada gambar tersebut tampak pada penambahan NaOH yang merupakan basa kuat, tidak membuat perubahan pH naik dengan cepat. Larutan ini tahan terhadap perubahan pH saat penambahan awal, tetapi saat jumlah mol ekuivalen asam sama dengan basa, ketahanan tersebut hilang. Ketahanan tersebut ada karena terbentuknya larutan  penyangga.  Larutan  asam  format dengan larutan NaOH dapat membentuk larutan penyangga asam dengan nilai pH < 7 (asam). Sehingga  daerah  kurva  yang  menunjukkan larutan bersifat penyangga adalah nomor 3 yaitu dengan nilai pH antara 3 – 5,5. 3. c. 2 dan 3 Pembahasan: Larutan penyangga terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat menyisakan asam lemah dan menghasilkan  basa  konjugasinya  (larutan penyangga asam) atau basa lemah dengan asam kuat menyisakan basa lemah dan menghasilkan asam konjugasinya (larutan penyangga basa). • 1 dan 2 : asam lemah dan basa kuat • 1 dan 5 : asam lemah dan asam kuat • 2 dan 3 : basa kuat dan asam lemah • 2 dan 4 : basa kuat dan basa lemah • 3 dan 5 : asam lemah asam kuat CH3COOH + NaOH  CH3COONa + H2O A w al : 20 mmol 10 mmol – –

Reaksi : 10 mmol 10 mmol 10 mmol   10 mmol

Akhir : 10 mmol   – 10 mmol   10 mmol

Pilihan yang tepat adalah c karena setelah bereaksi terdapat asam lemah (CH3COOH) dengan basa konjugasinya (CH3COONa) sedangkan pilihan a semua pereaksi habis bereaksi. 4. c. 5 + log 2 Pembahasan: 300 mL HCOOH 0,1 M (Ka = 10–5) + 100 mL KOH 0,2 M.

HCOOH  + KOH  HCOOK  + H2O m: 30 mmol 20 mmol –   – b : 20 mmol 20 mmol 20 mmol 20 mmol s : 10 mmol – 20 mmol 20 mmol pH = pKa + logmol garam

mol asam =  5 + log

20 10 =  5 + log 2 5. e. (5) Pembahasan: Pada cairan tubuh, baik cairan intrasel maupun cairan ektrasel, merupakan larutan penyangga. Sistem penyangga yang utama dalam cairan intrasel adalah pasangan asam basa konjugasi dihidrogenfosfat-monohidrogenfosfat  (H PO2 4 dan  2 4 HPO 

).  Pada cairan  ekstrasel  terdapat sistem penyangga pasangan asam basa konjugasi asam karbonat-bikarbonat (H2CO3 dan HCO3

). E . Hidrolisis Garam Latihan Soal 5 1. c. (2) dan (5) Pembahasan: Garam dengan pH lebih besar dari 7 adalah garam terhidrolisis bersifat basa (yaitu garam berasal dari basa kuat dan asam lemah). • K2SO4 garam tidak terhidrolisis (dari basa kuat KOH dan asam kuat H2SO4) • CH3COONa (dari asam lemah CH3COOH dan basa kuat NaOH)

• BaCl2 garam  tidak terhidrolisis  (dari basa kuat Ba(OH)2 dan asam kuat HCl) • NH4Cl (dari basa lemah NH4OH dan asam kuat HCl) • KCN (dari basa kuat KOH dan asam lemah HCN) Jadi, pasangan larutan garam yang bersifat basa adalah CH3COONa dan KCN. 2. d. (3) dan (4) Pembahasan: Beberapa persamaan reaksi: (1) CH3COO– + H 2O  CH3COOH + OH – (2) CN– + H 2O  HCN + OH – (3) Al3+ + 3 H 2O  Al(OH)3 + 3 H + (4) NH4 + H 2O  NH4OH + H + (5) S2– + 2 H 2O  H2S + 2 OH – Garam yang bersifat asam ditunjukkan pada reaksi hidrolisis yang menghasilkan ion H+ yaitu reaksi (3) dan (4). 3. b. 8 + log 1 Pembahasan: Campuran  100  mL  KOH  0,04 M  +  100  mL HCOOH 0,04 M akan menghasilkan jenis garam terhidrolisis yang bersifat basa (dari basa kuat dan asam lemah).

(9)

KOH + HCOOH  HCOOK + H2O

A w al : 4 mmol 4 mmol  – –

Reaksi : 4 mmol 4 mmol 4 mmol 4 mmol

Akhir : – – 4 mmol 4 mmol

Vol. campuran = 100 mL + 100 mL = 200 mL [HCOOK] = 4 mmol 200 mL = 0,02 M [OH–] =  w a [ ] K g K  = 14 2 4 10 × 2 10 2 10      =  1012  = 10–6 pOH =  –log [OH] =  –log 10–6=  6

pH =  14 – pOH =  14 – 6 =  8 (Ingat, log 1 = 0) F. Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

(Ks p) Latihan Soal 6 1. b. (2), (3), (4), dan (1) Pembahasan: (1)Ksp AgCN = 1,2 × 10–16 AgCN  Ag+ + CNs s s Ksp AgCN = [Ag+][CN] 1,2 × 10–16 = s × s 1,2 × 10–16 = s2  s = 1,1 × 10–8 (2)Ksp AgOH = 1,2 × 10–12

AgOH  Ag+ + OH

s s s

Ksp AgOH = [Ag+][OH] 1,2 × 10–12 = s × s 1,2 × 10–12 = s2  s = 1,1 × 10–6 (3)Ksp AgIO3 = 1 × 10–12 AgIO3  Ag+ +  3 IO s s s Ksp AgIO3 = [Ag+][ 3 IO] 1 × 10–12 = s × s 1 × 10–12 = s2  s = 10–6 (4)Ksp AgBr = 5 × 10–13 AgBr  Ag+ + Brs s s Ksp AgBr = [Ag+][Br] 5 × 10–13 = s × s 5 × 10–13 = s2 s = 7,07 × 10–7 Jadi urutan kelarutan senyawa dari yang besar ke kecil adalah AgOH, AgIO3, AgBr, dan AgCN. 2. a. 12,12 gram Pembahasan: Massa molar PbSO4 = 303 g/mol Persamaan reaksi yang terjadi adalah:

Pb(NO3)2(aq) + K2SO4(aq)  PbSO4(s) + 2 KNO3(aq)

40  mmol 40  mmol 40  mmol 40  mmol

Berdasarkan reaksi di atas maka jumlah PbSO4 = 40 mmol = 0,04 mol

Massa PbSO4= mol PbSO4 × massa molar PbSO4 = 0,04 mol × 303 gram/mol = 12,12 gram 3. c. Ag2CrO4 dan Ag2SO4 Pembahasan: AgNO+ Anion (S2– 3 4 PO ,  2 4 CrO , Br– dan  2 4 SO ) 200 mL × 0,02 M 200 mL × 0,02 M       (4 mmol)       (4 mmol) [Ag+] = 4 mmol 400 mL = 0,01 M [Anion] = 4 mmol 400 mL = 0,01 M • Ag2S  2 Ag+ + S2– Qc = [Ag+]2[S2–] = (0,01)2 (0,01) = 110–6  > K sp Ag2S (tidak larut) • Ag3PO4  3 Ag+ +  3 4 PO Qc = [Ag+]3[ 3 4 PO ] = (0,01)3 (0,01) = 110–8  > K sp Ag3PO4 (tidak larut) • Ag2CrO4  2 Ag+ +  2 4 CrO  Qc = [Ag+]2[ 2 4 CrO ] = (0,01)2 (0,01) = 110–6  < K

sp Ag2CrO4 (larut) • AgBr  Ag+ + BrQc = [Ag+][Br] = (0,01) (0,01) = 1·10–6  > K sp AgBr (tidak larut) • Ag2SO4  2 Ag+ +  2 4 SO  Qc = [Ag+]2[ 2 4 SO ] = (0,01)2 (0,01) = 110–6  < K sp Ag2SO4 (larut) Garam akan larut jika hasil kali kelarutan ion (Qc) lebih kecil dari pada Ksp yaitu Ag2CrO4 dan Ag2SO4.

Kimia Fisik A. Termokimia Latihan Soal 1 1. d. (2) dan (4) Pembahasan: Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap panas (terjadi perpindahan panas dari lingkungan ke sistem) yang dapat  diamati dari turunnya suhu  lingkungan.  Peristiwa  yang  termasuk dalam  reaksi  endoterm  yaitu  (2)  fotosintesis pada tanaman dan (4) pakaian basah menjadi kering ketika dijemur karena memerlukan panas. 2. b. –504,0 kJ Pembahasan: Vtotal = 100 mL m = · V = 1 g/mL · 100 mL = 100 g qsistem= m · c · T = 100 g · 4,2 J/g·°C · (31 – 25 ) ºC = 100 g · 4,2 J/g·°C · 6 ºC = 2.520 J qreaksi= –qsistem = –2.520 J = –2,52 kJ

(10)

Persamaan reaksi:

       HCl(aq) + NaOH(aq)  NaCl(aq) + H2O(l) m: 5 mmol 5 mmol – – b : 5 mmol 5 mmol 5 mmol     5 mmol s : – – 5 mmol     5 mmol H   (1 mol H2O) =  3 2,52 kJ 5 10 mol    = –504 kJ/mol 3. d. –335,20 kJ Pembahasan: Hukum Hess adalah hukum yang menyatakan bahwa  perubahan  entalpi  suatu  reaksi  akan sama walaupun reaksi tersebut terdiri dari satu langkah atau banyak langkah. Perubahan entalpi tidak dipengaruhi oleh jalannya reaksi, melainkan hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir. Kondisi awal: Pb(s) + 1 2 O2(g) Kondisi akhir: PbO2(s) Tahap I : Pb(s) + 1 2 O2(g)  PbO2(s) Tahap II : Pb(s) + 1 2 O2(g)  PbO(s) +  1 2 O2(g) PbO(s) + 1 2 O2(g)  PbO2(s) Tahap I =  Tahap II 1 H= H2 + H3 = –276, 6 kJ + (–58,6 kJ) =  –335,2 kJ Jadi, perubahan entalpi (H1) reaksi tersebut sebesar 335,2 kJ. B. Laju Reaksi Latihan Soal 2 1. c. bertambahnya konsentrasi C tiap satuan waktu Pembahasan: Reaksi: A + 2 B  3 C + D

Laju  reaksi  dapat  dinyatakan  sebagai  ber-tambahnya konsentrasi produk (C dan D) tiap satuan waktu atau berkurangnya konsentrasi reaktan (A dan B) tiap satuan waktu. Dapat dinyatakan dengan persamaan:

 

 =  A A v t    ; 

 

 =  B B v t    ;

 

 =  C C v t    ; 

 

 =  D D v t    2. c. 2,67 mL/detik Pembahasan: Dari data laju reaksi pada soal diketahui tiga pengukuran dengan waktu yang berbeda-beda, volume gas bertambah seiring bertambahnya waktu. Dengan memperhatikan 2 data (waktu dan volume) kita bisa menentukan laju reaksi pembentukan gas H2. Laju reaksi pembentukan gas H2. 2 H v =  [ ] t     =  V t    =  30 15 30 15 V V t t   =  (80 40) mL (30 15) detik   = 40 mL 15 detik = 2,67 mL/detik 3. b. 2 Pembahasan: Persamaan laju reaksinya v = k [NO]m [H 2] n

• Orde  reaksi  terhadap  NO,  pilih  dua  data dimana konsentrasi H2 tetap (data 1 dan 2). 1 2 2 2 5 3 3 5 3 3  [NO] [H ]  [NO] [H ] 2,6 10  (6,4 10 ) (2,2 10 ) 5,2 10  (12,8 10 ) (2,2 10 ) 1 1 2 2 1 m n m n m n m n m v k v k k k m                       Jadi orde reaksi terhadap NO adalah 1. • Orde  reaksi  terhadap  H2,  pilih  dua  data

dimana konsentrasi NO tetap (data 1 dan 3).                       1 2 3 2 5 3 3 5 3 3  [NO] [H ]  [NO] [H ] 2,6 10  (6,4 10 ) (2,2 10 ) 5,2 10  (6,4 10 ) (4,4 10 ) 1 1 2 2 1 m n m n m n m n n v k v k k k n Jadi orde reaksi terhadap H2 adalah 1. Persamaan laju reaksinya menjadi: v = k [NO][H2], sehingga orde totalnya = 1 + 1 = 2. 4. d. (3) terhadap (5) Pembahasan: Dari gambar pada soal ini bisa ditafsirkan bahwa gambar nomor (1) terhadap (2) dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi, gambar nomor (1) terhadap (4) tidak dipengaruhi apa-apa (keadaan sama), gambar nomor (2) terhadap (3) dipengaruhi oleh suhu dan massa zat, gambar (3) dan (5) hanya dipengaruhi oleh konsentrasi saja, sedangkan pada gambar (3) dan (4) dipengaruhi oleh suhu, konsentrasi, dan massa zat. Sehingga jawaban yang tepat adalah d. 5. b. suhu Pembahasan: Dari data percobaan (1) dan (3) diketahui bahwa konsentrasi  dan  ukuran  partikel  (luas  per-mukaan) adalah sama, sedangkan untuk suhu (temperatur)  berbeda  sehingga  faktor  yang mempengaruhi laju reaksi tersebut adalah suhu.

(11)

Perbedaan  suhu  akan  mengakibatkan  per-bedaan waktu reaksi, hal ini juga berlaku bagi faktor-faktor  yang  lain  (konsentrasi,  luas permukaan, dan katalis). C. Kesetimbangan Kimia Latihan Soal 3 1. a. kesetimbangan akan bergeser ke kiri karena proses reaksi eksoterm Pembahasan: Terkait pergeseran kesetimbangan yang disebab-kan perubahan suhu, maka yang perlu diperhatikan adalah apakah reaksi itu bersifat eksoterm atau endoterm. Pada reaksi endoterm ketika suhu ditingkatkan akan menambah jumlah hasil reaksi, sebaliknya pada reaksi eksoterm peningkatan suhu  justru  akan  menyebabkan  hasil  reaksi jumlahnya semakin sedikit, pereaksi jumlahnya akan semakin banyak.

2. c. kanan karena nilai K semakin kecil

Pembahasan:

Reaksi: 4 NH3(g) + 5 O2(g)  4 NO(g) + 6 N2O(g) H

  = –904 kJ Reaksi  di  atas  merupakan  reaksi  eksoterm karena harga H negatif. Apabila dalam suatu kesetimbangan salah satu konsentrasi zat diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke arah yang berlawanan dan sebaliknya apabila salah satu zat konsentrasi-nya dikurangi reaksi akan bergeser ke arah zat tersebut. Kc =  koef koef [produk] [reaktan]  =  4 6 2 4 5 3 2 [NO] [N O] [NH ] [O ] Harga Kc berbanding terbalik dengan konsentrasi reaktan.  Jika  pada  suhu  tetap  ditambahkan amonia, arah kesetimbangan akan bergeser ke kanan karena nilai K semakin kecil. 3. a. (1)(1)2 (2) Pembahasan: Kc =  koef koef [produk] [reaktan]   M =  n V , dimana V = 2 L Kc =  2 22 [H ][Cl ] [HCl]  = 

  

 

2 2 2 2 4 2  = (1)(1) (2) 4. e. 0,12 Pembahasan: 2 NH3(g)  N2(g) + 3 H2(g) mula-mula :    5 mol – – bereaksi :    2 mol 1 mol 3 mol sisa :    3 mol 1 mol 3 mol Ptotal = 1,4 atm Mol total = 3 + 1 + 3  = 7 mol 3 NH P = 3 7 × 1,4 = 0,6 atm 2 H P = 3 7 × 1,4 = 0,6 atm 2 N P = 1 7 × 1,4 = 0,2 atm Kp =  2 2 3 3 H N 2 NH [ ] [ ] [ ] P P P  =  3 2 (0,6) (0,2) (0,6) = 0,6 × 0,2 = 0,12 5. b. Kp = Kc· RT Pembahasan: Diketahui reaksi kesetimbangan: PCl5(g)   PCl3(g) + Cl2(g)

Hubungan Kp dengan Kc yang tepat adalah: Kp = Kc( )n

RT

 = K(RT)2 – 1 = K c(RT) D. Bentuk Molekul dan Gaya

Antar-mole kul Latihan Soal 4 1. e. terdapatnya ikatan gaya van der Waals Pembahasan: Pada molekul PH3, terdapat gaya van der Waals. Ikatan van der Waals jauh lebih lemah daripada ikatan hidrogen pada molekul NH3. Karenanya PH3 memiliki titik didih terendah. 2. b. CH3OH > CH> H2 Pembahasan: Urutan titik didih, ikatan hidrogen > dipol-dipol > nonpolar-nonpolar atau ikatan hidrogen > van der  Waals  >  gaya  London.  Bila  sama-sama polar/nonpolar, yang Mr besar titik didihnya lebih besar. Jadi, urutan penurunan titik didih ber-dasarkan kekuatan relatif gaya antarmolekul yang tepat adalah CH3OH > CH4 > H2. 3. b. (2) Pembahasan: Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terjadi antara atom H dari suatu molekul polar dengan pasangan elektron bebas yang dimiliki atom kecil yang sangat elektronegatif dari molekul polar lainnya (misal  atom  O).  Ikatan  hidrogen  biasanya digambarkan dengan garis putus-putus seperti terlihat pada nomor (2). E . Koloid Latihan Soal 5 1. a. Aerosol, Cair, Gas Pembahasan: Data pengelompokan sistem koloid yang tepat: • Cair dalam gas adalah aerosol • Padat dalam gas adalah aerosol padat

(12)

• Gas dalam cair adalah buih • Cair dalam cair adalah emulsi • Cair dalam padat adalah emulsi padat • Padat dalam cair adalah sol 2. e. Adsorpsi, Penggunaan norit Pembahasan: Data sifat-sifat koloid dan penerapannya yang tepat: • Sorot lampu di malam hari (efek Tyndall); • Penyaringan asap pabrik (elektroforesis); • Gelatin pada es krim (koagulasi); • Menghilangkan bau badan (adsorpsi); dan • Penggunaan norit (adsorpsi). 3. a. (1) dan (2) Pembahasan: Contoh penerapan sifat koloid dalam kehidupan sehari-hari: • Proses pembersihan darah dalam ginjal (dialisis); • Sorot lampu dalam gedung bioskop (efek Tyndall); • Pembentukan delta di muara sungai (koagulasi); • Pem bentukan  karang  oleh  binatang

(koagulasi); dan

• Pembuatan ban kendaraan dari karet (koagulasi). 4. c. dialisis

Pembahasan:

Dialisis adalah proses pemurnian koloid dari ion-ion  pengganggu  menggunakan  membran semipermeabel. Proses dialisis dapat dibantu dengan arus listrik yang disebut elektrodialisis. Proses dialisis dipakai pada pencucian darah, yang lebih populer sebagai hemodialisis 5. c. (3) dan (4) Pembahasan: Proses  pembuatan  koloid  dibagi menjadi: • Cara  kondensasi  dilakukan  dengan  cara

memperbesar ukuran partikel dari  larutan menjadi  koloid.  Cara  kondensasi  dapat dilakukan dengan cara reaksi penggantian, reaksi hidrolisis, reaksi redoks, dan peng-gantian pelarut. • Cara dispersi dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel dari  suspensi menjadi koloid. Cara dispersi  dapat  dilakukan dengan cara mekanik, peptisasi, dan busur bredig. F. Sifat Koligatif Larutan

Latihan Soal 6 1. d. LR Pembahasan: Suatu larutan akan mempunyai titik didih yang lebih tinggi dan titik beku yang lebih rendah jika dibandingkan dengan titik didih dan titik beku pelarutnya. Hal ini disebabkan terjadinya pe-nurunan tekanan uap akibat adanya zat terlarut. Jadi garis beku pelarut ditunjukkan oleh garis LR sedangkan KQ adalah garis beku larutan. 2. b. (2) Pembahasan:

Dalam  pokok  bahasan sifat  koligatif  larutan, penambahan  zat  terlarut  akan  menurunkan tekanan  uap.  Artinya  semakin  banyak  zat terlarut maka tekanan uapnya semakin rendah. Sebaliknya semakin sedikit jumlah zat terlarut maka tekanan uapnya akan relatif lebih tinggi. Jadi, tabung dengan tekanan uap paling besar adalah yang memiliki zat terlarut paling sedikit. Tabung (2) memiliki zat terlarut paling sedikit. 3. e. 5 Pembahasan: Jika larutan sama-sama nonelektrolit maka titik didih ditentukan berdasarkan molalitasnya saja, semakin  tinggi  molalitas  maka  titik  didihnya semakin tinggi. Jika larutan elektrolit maka titik didih selain ditentukan berdasarkan molalitasnya juga jumlah ion yang terbentuk dalam larutan. Titik didih paling tinggi terjadi pada larutan CaCl2 (terdapat  3  ion)  dengan  konsentrasi  0,2 m. Faktor van’t Hoff = {1 + (n – 1)}

4. d. 0,172

Pembahasan:

Ralat soal:

Ditanya: penurunan titik beku larutan (Tf) 2,14 g NH4Cl dalam 800 g air (p)  NH4Cl = 0,85 Kf air = 1,86 °C/molal f T=  ...  °C. f T= m × K× i f T= r 1.000 g Mp × Kf × {1 + (n – 1)} =  2,14 1.000 53,5 800 × 1,86 × {1 + (2–1) 0,85} =  0,172 °C 5. d. (2) dan (5) Pembahasan: Beberapa contoh penerapan sifat koligatif dalam kehidupan sehari-hari. • desalinasi air laut (osmosis balik); • penggunaan etilen glikol pada radiator mobil (penurunan titik beku);

• cairan  infus  yang  dimasukkan  ke  dalam darah (tekanan osmosis);

• proses merambatnya air pada akar tanaman (tekanan osmosis); dan

• penggunaan  garam  pada  pembuatan  es puter (penurunan titik beku).

Jadi, jawaban yang paling tepat adalah nomor (2) dan (5).

G. Reaksi Redoks dan Elektrokimia

Latihan Soal 7

(13)

Pembahasan:

Ciri-ciri reaksi oksidasi adalah dengan ditandai adanya elektron di ruas kanan dari persamaan reaksi  (melepaskan  elektron),  atau  adanya peningkatan bilangan oksidasi, atau ditandai dengan bertambahnya jumlah atom O. (1) IO3   4 IO Reaksi (1) bilangan oksidasi I berubah dari +5  menjadi  +7  atau  lihat  jumlah  atom  O bertambah.

(2) Ca  Ca2+  + 2 e

Reaksi (2) reaksi ini melepaskan elektron. 2. b. 4, 10, 1, dan 6 Pembahasan: |×1| 4  3 4 PO  + 32 H+ + 20 e  P 4 + 16 H2O |×10| C + H2O  CO + 2 H+ + 2 e– 4  3 4 PO  + 10 C + 12 H+ P 4 + 10 CO + 6 H2O a = 4; b = 10; c = 12; d = 1; e = 10; dan f = 6. 3. e. Cl2, dari 0 menjadi –1 dan +1 Pembahasan:

Reaksi  autoredoks  (reaksi  disproporsionasi) adalah reaksi redoks dimana satu unsur meng-alami reaksi reduksi dan oksidasi sekaligus. Cl2(g) + 2 NaOH(aq)NaCl(aq) + NaClO(aq) + H2O(l)

  0      +1 –2 +1      +1 –1       +1 +1 –2         +1 –2     Reduksi Oksidasi Jadi, zat yang mengalami reaksi autoredoks adalah Cl2, dari 0 menjadi –1 dan +1. Latihan Soal 8 1. b. Cu(s) | Cu2+(aq)  || Ag +(aq)  | Ag(s) Pembahasan: Penulisan notasi/diagram sel yang tepat: Oksidasi ( o sel E  kecil) || Reduksi ( o sel E  besar) Perhatikan arah panah (pada gambar soal) yang merupakan  arah  gerak  elektron.  Cu  akan melepaskan elektron. Cu (mengalami oksidasi) dan  menjadi  Cu2+  dan  Ag  akan  menangkap elektron (mengalami reduksi) dan ion Ag+ dalam larutan akan mengendap menjadi Ag. Jadi, diagram sel yang paling tepat adalah: Cu(s) | Cu2+(aq)  || Ag +(aq)  | Ag(s) 2. c. Cu | Cu2+  || Ag +  | Ag Pembahasan: Harga potensial sel ( o sel E ) dapat dihitung dengan rumus: o sel

E  = Eºred – Eºoks a. Ag | Ag+  || Cu 2+  | Cu o sel E = EºCu2+

/Cu – EºAg/Ag+ = +0,34 V – (+0,80 V) = –0,46 V (tidak spontan) b. Cu | Cu2+  || Al 3+  | Al o sel E = EºAl3+

/Al – EºCu/Cu2+ = –1,70 V – (+0,34 V) = –2,04 V (tidak spontan) c. Cu | Cu2+  || Ag +  | Ag o sel E = EºAg+

/Ag – EºCu/Cu2+ = +0,80 V – (+0,34 V) = +0,46 V (spontan) d. Fe | Fe2+  || Zn 2+  | Zn o sel E = EºZn2+ /Zn – EºFe/Fe2+ = –0,76 – (–0,44 V) = –0,32 V (tidak spontan) e.   Fe | Fe2+  || Al 3+  | Al o sel

E = EºAl3+/Al – EºFe/Fe2+ = –1,70 – (–0,44 V)

= –1,26 V (tidak spontan) Untuk  cara  cepat  mencari  diagram  sel  yang spontan adalah: Oksidasi ( o sel E  kecil) || Reduksi ( o sel E  besar) Jadi,  Cu | Cu2+  || Ag +

 | Ag  dapat  berlangsung spontan karena harga  o sel E  positif. 3. a. +0,78 volt Pembahasan: Harga potensial sel ( o sel E ) dapat dihitung dengan rumus: o sel

E =red – Eºoks =Cu2+/Cu – EºFe/Fe2+ = +0,34 V – (–0,44 V) = +0,78 V 4. d. (4) Pembahasan: Proses korosi berlangsung lambat jika suatu logam tidak kontak  secara langsung dengan udara atau air. Di udara terbuka maupun tertutup dapat terjadi korosi karena udara mengandung uap air dan akan lebih cepat jika di dalam air terdapat zat terlarut yaitu zat elektrolit (misal air garam). Jadi proses korosi yang paling lambat terjadi pada gambar (4) karena logam berada dalam  minyak  dan  tidak  kontak  langsung dengan udara atau air. 5. a. dilapisi dengan perak Pembahasan: Salah satu cara mencegah korosi yaitu dengan cara melapisi logam dengan dengan logam yang tahan korosi (kurang reaktif) berdasarkan prinsip perbedaan harga potensial reduksi (electroplating). Deret  Volta  disusun  berdasarkan  harga potensial reduksi yang makin besar. Li-K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Mn-Zn-Cr-Fe-Ni-Sn-Pb-H -Cu-Hg-Ag-Pt-Au Makin ke kanan harga potensial reduksi makin besar, sehingga makin mudah direduksi atau sifat oksidator makin kuat, dan sebaliknya.

(14)

Pilihan yang paling tepat untuk melindungi hiasan rumah  yang  terbuat  dari  besi  dari  peristiwa-peristiwa korosi adalah dilapisi dengan perak karena perak (Ag) merupakan logam yang tahan korosi (kurang reaktif). 6. b. 4 OH–(aq)  2 H 2O(l) + O2(g) + 4 ePembahasan: Larutan ZnCl2 dengan elektroda karbon. a. Reaksi di anoda: Jika anoda dari Pt, Au, atau C, anoda bersifat inert, reaksinya: • Ion OH– teroksidasi 4 OH–(aq)    2 H 2O(I) + O2 (g) + 4 e • Sisa asam oksi  2 2 4 3 3 SO , NO , CO   tidak teroksidasi, maka air yang teroksidasi. 2 H2O(I)  4 H+(aq) + O 2(g) + 4 e b. Reaksi di katoda: Ion logam dengan Eº > –0,83 volt direduksi menjadi logamnya. Lx+ (aq) + x e  L(s)

Karena harga EºZn2+/Zn = –0,76 V, maka: Zn2+(aq) + 2 e  Zn(s)

Jadi,  reaksi  yang  terjadi  di  anoda  adalah 4 OH–(aq)  2 H 2O(l) + O2(g) + 4 e – 7. b. 15,88 gram Pembahasan: wZn= 16,25 gram Ar Zn = 65 wCu= ... gram Ar Cu = 63,5 Mengalirkan arus listrik yang dihubungkan secara seri berarti menggunakan Hukum Faraday II. 1 1 w e = 2 2 w e   Zn Zn w e = Cu Cu w e  e =  r A n 16,25 65 2 = Cu 63,5 2 w wCu = 16,25 31,75 32,5   = 15,875  15,88 Jadi,  banyaknya  tembaga  yang  mengendap adalah 15,88 gram.

Kimia Organik A. Kimia Karbon dan Turunannya

Latihan Soal 1

1. e. (3) dan (5)

Pembahasan:

Perbandingan  sifat  senyawa  organik  dan senyawa anorganik. Senyawa organik: • membentuk ikatan kovalen • dapat membentuk rantai karbon • nonelektrolit • reaksi berlangsung lambat • titik didih dan titik lebur rendah • larut dalam pelarut organik Senyawa anorganik: • membentuk ikatan ion • tidak dapat membentuk rantai karbon • elektrolit • reaksi berlangsung cepat • titik didih dan titik lebur tinggi • larut dalam pelarut pengion Salah satu cara untuk mengetahui bahwa suatu bahan  mengandung  senyawa  karbon,  yaitu dengan  membakar  senyawa  tersebut.  Hasil pembakaran sempurna dari senyawa karbon akan  mengubah  karbon  menjadi  gas  CO2, sedangkan hidrogen berubah menjadi uap air (H2O).  Adanya  gas  CO2  hasil  pembakaran senyawa karbon dapat dikenali karena dapat mengeruhkan air kapur, sedangkan keberadaan uap air dapat dikenali dengan kertas kobal. Air akan mengubah kertas kobalt yang berwarna biru menjadi merah muda. 2. c. CH3–CH–CH3 I CH3 I CH3 Pembahasan:

Titik  didih  senyawa  hidrokarbon  dipengaruhi massa molekul relatifnya dan struktur molekul-nya. Semakin banyak jumlah atom karbon maka jumlah massa molekul relatif juga semakin besar dan  titik  didih  dari  senyawa  karbon  tersebut semakin tinggi. Senyawa alkana yang memiliki rantai cabang memiliki titik didih yang lebih kecil dibandingkan dengan senyawa yang memiliki rantai karbon lurus. Senyawa alkana ini memiliki rumus molekul sama, namun struktur molekulnya bisa berbeda, ada yang rantai karbon lurus ada juga rantai karbon bercabang. Semakin banyak rantai cabang pada senyawa hidrokarbon, titik didihnya akan lebih kecil. 3. b. 3–metil–2–pentena Pembahasan: Rumus struktur senyawa hidrokarbon: CH3

CH

CH

=

CH

CH3 CH3 Nama senyawa : 4–metil–2–pentena Rumus molekul : C6H12 Isomer struktural adalah senyawa dari rumus kimia yang sama yang memiliki struktur dan sifat yang berbeda didasarkan pada bagaimana konstituen atom mereka diurutkan. Isomer struktur dari senyawa hidrokarbon C6H12: • 1–heksena • 2–heksena • 3–heksena • 2–metil–1–pentena

(15)

• 3–metil–1–pentena • 4–metil–1–pentena • 2–metil–2–pentena • 3–metil–2–pentena • 4–metil–2–pentena • 2,3–dimetil–1–butena • 3,3–dimetil–1–butena • 2,3–dimetil–2–butena • 2–etil–1–butena Jadi, 4–metil–2–pentena (nama senyawa pada gambar) berisomer struktur dengan 3–metil–2– pentena. 4. b. adisi dan eliminasi Pembahasan: Persamaan reaksi senyawa karbon: (1) CH2=CH2 + Br2 CH2Br–HCl (2) CH3–CH2–CH3 CH3–CH=CH2 + H2 Reaksi I merupakan reaksi adisi karena terjadi perubahan  ikatan  rangkap  menjadi  ikatan tunggal. Atom C yang semula berikatan rangkap membuka salah satu ikatannya untuk mengikat Br. Reaksi II merupakan reaksi eliminasi karena terbentuk  ikatan rangkap  dari ikatan  tunggal dengan  melepas  atom  H.  Reaksi  substitusi adalah reaksi penggantian satu gugus atom oleh gugus atom yang lain. Contoh reaksinya: CH3–CH2–CH+ ClCH3–CH2–CH2Cl + HCl 5. a. CO Pembahasan: Pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna pada kendaraan bermotor dan industri (asap pabrik) dapat menghasilkan partikulat karbon dan gas karbon monoksida.

C8H18 + 8 O2  C + 7 CO + 9 H2O + energi Adanya  gas  CO  sangat  mengganggu  kerja hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah. Hb bertugas membawa oksigen yang diserap paru-paru dari udara. Latihan Soal 2 1. a. 3–pentanon dan butanal Pembahasan: (1) CH3–CH2–C–CH2–CH3 O 1 2 3 4 5 (2) CH3–CH2–CH2–C O H 1 3 2 4

• Senyawa  (1)  terdapat  gugus  keton  maka nama yang tepat adalah 3–pentanon • Senyawa  (2)  gugus  aldehid  maka  nama

yang tepat adalah butanal. 2. c. 2–metil–2–butanol Pembahasan: Alkohol mempunyai tiga macam keisomeran yaitu keisomeran posisi, keisomeran optik, dan keisomeran fungsi. H3C H2 C C H H2 C OH CH3 1 2 3 4 2–metil–1–butanol Salah satu isomer senyawa di atas adalah sebagai berikut (terjadi keisomeran posisi). 1 2 3 4 H3C H2 C C CH3 OH CH3 2–metil–2–butanol Alkohol berisomer fungsi dengan eter dengan rumus molekul CnH2n+2O. 3. d. substitusi dan eliminasi Pembahasan: Persamaan reaksi: (1) 2 C2H5OH + 2 Na  2 C2H5ONa + H2 (2) CH3–CH2–OH  H SO2 4 180º  CH2=CH2 + H2O • Reaksi 1 adalah reaksi pertukaran (substitusi) spesi H pada C2H5OH ditukar Na menjadi C2H5ONa.

• Reaksi  2  adalah  reaksi  eliminasi,  yang dielirninasi adalah H pada gugus CH3 dan OH pada CH2–OH kemudian membentuk ikatan rangkap. 4. d. CH3–CH2–C=O H Pembahasan: Hasil oksidasi zat yang bisa memerahkan lakmus biru  berarti  bersifat  asam, Asam  ini  bisanya berupa asam alkanoat yang diperoleh dengan mengoksidasi  aldehid/alkanal.  Di  antara aIternatif jawaban yang termasuk aldehid adalah d yang memiliki gugus –CHO. 5. c. (2) dan (3) Pembahasan: Beberapa senyawa karbon dan kegunaannya: • Glikol adalah nama trivial untuk 1,2–diol. Etilen glikol merupakan hasil industri yang digunakan sebagai zat antibeku, dan dibuat secara komersial dari etena. • Metanal atau formaldehid diperoleh melalui oksidasi metanol. Gas yang terbentuk jika dilarutkan  ke  dalam  air  sampai  37%  di-namakan formalin, dijual sebagai pengawet spesies biologi.  Kegunaan utama  formal-dehid untuk industri plastik dan resin. • Aseton digunakan untuk pelarut untuk vernish,

pembersih cat kayu, dan pembersih cat kuku. Dalam industri, aseton digunakan sebagai bahan baku untuk membuat kloroform. • Asam  etanoat  (asam  asetat)  digunakan

untuk produksi polimer  seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain.

(16)

Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air.

• Metil asetat digunakan untuk bahan bakar, bahan dasar formalin, dan zat antibeku. Berdasarkan uraian di atas, data yang berhubungan dengan tepat terdapat pada nomor (2) dan (3).

Latihan Soal 3

1. a. meta–kloro fenol

Pembahasan:

Posisi 1,3 yaitu meta. Kloro menjadi cabang karena prioritas lebih rendah, sehingga namanya menjadi meta–kloro fenol.

OH Cl 2 3 1 2. c. (2) dan (5) Pembahasan:

Senyawa benzena dan kegunaannya:

(1) Nitro benzena; digunakan pada pembuatan anilin dan parfum pada sabun.

(2) Toluena; digunakan sebagai bahan dasar pembuatan asam benzoat dalam industri, bahan peledak TNT, dan sebagai pelarut senyawa karbon.

(3) Anilin; digunakan sebagai bahan dasar pembuatan zat warna diazo, obat-obatan, bahan bakar roket, dan bahan peledak. (4) Asam benzena sulfonat; digunakan untuk

pembuatan detergen sintetik.

(5) Fenol; digunakan sebagai desinfektan dalam karbol.

3. a. benzena sulfonat, sulfonasi

Pembahasan:

+ H2SO4 + H2O SO3

SO3H

X merupakan senyawa asam benzena sulfonat yang reaksinya disebut dengan reaksi sulfonasi yaitu reaksi substitusi benzena dengan SO3 jika ada asam sulfat.

B. Ma kromolekul

Latihan Soal 4

1. a. (1) dan (2)

Pembahasan:

Data polimer yang berisi reaksi pembentukan, jenis polimer, dan contoh polimer.

• PVC merupakan polimer sintesis yang dibentuk melalui reaksi adisi.

• Teflon merupakan polimer sintesis yang dibentuk melalui reaksi adisi.

• Polistirena merupakan polimer sintesis yang dibentuk melalui reaksi adisi.

• Karet alam merupakan polimer alam yang dibentuk melalui reaksi adisi.

2. a. II O –C–(CH2)4–C–N–(CH2)6–N– II O n H H Pembahasan:

Monomer asam adipat dan heksametilendiamina jika bereaksi akan menghasilkan polimer nilon yang sifatnya kuat dan elastis. Kegunaan nilon yaitu sebagai parasut, jala, jas hujan, tenda, dan lain-lain.

Rumus struktur nilon: II O –C–(CH2)4–C–N–(CH2)6–N– II O n H H

3. a. Dakron, serat tekstil

Pembahasan:

Dakron (polietilen tereftalat) merupakan kopolimer dari glikol dengan asam tereftalat melalui polimerisasi kondensasi. Kegunaan dakron sebagai bahan sintetis yang sedang populer dalam kebutuhan tekstil sebagai bahan untuk pengisian boneka, guling dan juga bantal.

Latihan Soal 5

1. d. Sukrosa, Tidak menghasilkan Cu2O dengan pereaksi Fehling

Pembahasan:

Reaksi identifikasi karbohidrat:

• Uji Moslich, identifikasi umum untuk karbo-hidrat. Uji positif menunjukkan/menghasilkan cincin berwarna ungu.

• Larutan iodin, identifikasi adanya amilum, selulosa, dan glikogen menghasilkan warna coklat merah.

• Pereaksi Fehling, Benedict, Tollens, identifikasi monosakarida kecuali sukrosa. Dengan pereaksi Fehling menghasilkan endapan merah bata (Cu2O), sedangkan dengan Tollens menghasilkan cermin perak. 2. a. Protein, Sistein

Pembahasan:

Pereaksi biuret akan membentuk warna ungu jika dimasukkan ke dalam zat yang mengandung protein. Sedangkan, pereaksi timbal akan membentuk warna hitam jika dimasukkan ke dalam asam amino yang mengandung unsur belerang (S). Asam amino yang mengandung belerang yaitu sistein.

3. c. (2) dan (5)

Pembahasan:

Fungsi protein (sebagai bahan makanan) dalam tubuh antara lain:

• enzim yang tersusun dari protein berfungsi sebagai biokatalis;

• cadangan energi tubuh; • sebagai zat pembangun tubuh; • sebagai zat pengatur;

• sebagai sumber dari zat-zat yang penting untuk pertumbuhan;

(17)

• pemeliharaan jaringan tubuh; dan

• komponen penting dalam kontrol genetika. Berdasarkan  data  yang  ada,  fungsi  protein ditunjukkan pada nomor (2), (3), dan (5). Jadi, pilihan jawaban yang tepat adalah c. (2) dan (5). 4. c. (2) dan (3) Pembahasan: Beberapa kegunaan bahan makanan: (1) biokatalis atau enzim merupakan fungsi dari protein; (2) mengatur metabolisme lemak merupakan fungsi dari karbohidrat; (3) membentuk struktur sel jaringan merupakan fungsi dari karbohidrat;

(4) memperbaiki  sel  yang  rusak  merupakan fungsi dari protein; dan

(5) cadangan  energi  merupakan  fungsi  dari protein dan lemak. Fungsi lain dari karbohidrat: • sumber energi utama bagi tubuh; • menjaga keseimbangan asam basa tubuh; • membantu penyerapan kalsium; dan • melancarkan pencernaan. 5. d. (2) dan (4) Pembahasan:

Margarin  adalah  bahan  semi  padat  yang m em punyai  sifat  dapat  dioleskan  yang mengandung lemak minimal 80% dan maksimal 90%. Bahan untuk membuat margarin secara umum  adalah  minyak dan  lemak,  baik  yang berasal dari nabati (tumbuh-tumbuhan), hewani maupun ikan. Margarin terdiri dari asam lemak dan gliserol.)

Kimia Anorganik A. Unsur-unsur di Alam Termasuk

Unsur Radioaktif dan Sifat-sifatnya

Latihan Soal 1

1. a. (1) dan (3)

Pembahasan:

Mineral yang mengandung besi, diantaranya hematit  (Fe2O3),  magnetit  (Fe3O4),  siderit (FeCO3), dan pirit (FeS2). Mineral pirolusit (MnO2) mengandung mangan dan kalkopirit (CuFeS2) mengandung tembaga, belerang dan besi. 2. b. (1) dan (3) Pembahasan: Unsur Mineralnya Na  NaCl (halit) Na3AlF(kriolit) Si  SiO(silika/kuarsa) Al2O3·2SiO2·2H2O (kaolinit) Mn  MnO(pirolusit) Mn2O3·H2O (manganit) Fe  Fe2O(hematit) Fe3O(magnetit) FeS(pirit) FeCO(siderit) Fe2O3·H2O (limonit) Jadi, pasangan data yang keduanya berhubungan dengan tepat adalah (1) dan (3). 3. b. periode 3 Pembahasan: Beberapa sifat unsur dalam suatu deret tertentu sebagai berikut.

Makin besar nomor atomnya makin kuat sifat asamnya.  Semakin ke kanan  nomor  atom akan semakin bertambah. Dari kiri ke kanan umumnya energi ionisasi cenderung meningkat. Unsur berenergi ionisasi tinggi akan cenderung berkurang sifat basanya. Pada dasarnya sifat basa berkurang dari kiri ke kanan.

Terdiri dari unsur logam, nonlogam dan metaloid. Unsur-unsur yang ada di dalam periode ketiga terdiri dari unsur logam (Na, Mg, Al), metaloid (Si), nonlogam (P, S, Cl), dan gas mulia (Ar) • Makin besar nomor atom makin banyak elektron valensinya. Semakin ke kanan nomor atom  akan  semakin  bertambah,  sehingga semakin banyak elektron valensinya. Hal ini dapat diketahui dari konfigurasi elektron atau golongan dari unsur periode ketiga.

Makin besar nomor atom makin kuat sifat oksidatornya. Harga E°red dari kiri (Na) ke kanan (Cl) terus meningkat. Berarti dari kiri ke  kanan,  kemungkinan  direduksi  akan bertambah yang artinya unsur yang berada di kiri lebih sulit direduksi (oksidator lemah) dan  yang  kanan  lebih  mudah  direduksi (oksidator kuat). Dapat dilihat bahwa natrium merupakan  reduktor  terkuat,  sedangkan klorin merupakan oksidator terkuat. Jadi, sifat-sifat tersebut di atas dimiliki oleh unsur periode 3. 4. a. CuSO4 Pembahasan: Sifat-sifat senyawa sebagai berikut. • Mudah larut dalam air • Berwarna • Membentuk senyawa kompleks

• Unsur  penyusunnya  memiliki  bilangan oksidasinya lebih dari satu

Berdasarkan sifat-sifat senyawa di atas, dapat disimpulkan  bahwa  unsur  pembentuknya terdapat dalam golongan logam transisi. Jadi, melihat dari pilihan jawaban yang disediakan, jawaban  yang  tepat  adalah  senyawa  CuSO4 karena Cu terletak pada periode 4 dan golongan IB (logam transisi).

(18)

5. a. 12 6C Pembahasan: Persyaratan persamaan reaksi setara yaitu total nomor atom (Z) di ruas kiri sama dengan total nomor atom di ruas kanan dan total nomor massa atom (A) di ruas kiri sama dengan total nomor massa  di  ruas  kanan,  begitupun  muatannya harus sama antara ruas kiri dan kanan jika ada. Persamaan reaksi inti: 253 98Cf + X    261 104Rf + 4 n

Perlu  diketahui  bahwa  netron  (n)  tidak bermuatan dan memiliki massa satu sehingga dapat dituliskan 1 0n. 253 98Cf + X    261 104Rf + 4  1 0n ZX = (104 + 4 × 0) – 98 = 104 – 98 = 6  6X AX = (261 + 4 × 1) – 253 = 261 + 4 – 253 = 12  12X Sehingga nuklida X pada persamaan reaksi inti tersebut adalah yang mempunyai nomor atom (Z) = 6 dan massa atom (A) = 12. Jadi, nuklida X adalah 12 6C.

B. Unsur-unsur Penting dan Kegunaannya

Latihan Soal 2 1. c. Down Pembahasan: Kebanyakan logam alkali tanah dapat dibuat dengan cara elektrolisis lelehan garam kloridanya. • Proses Goldschmidt  perolehan unsur Cr (kromium);

• Proses  Deacon  dan  elektrolisis  

perolehan gas klorin (Cl2);

• Proses Down  perolehan logam Na (dengan elektrolisis lelehan NaCl) serta logam Mg; • Proses  ekstraksi  (Proses  Frasch)  

perolehan S (belerang) dan Br (brom dari air laut); dan • Proses Hall-Heroult  perolehan logam Al (dari bauksit Al2O3 terhidrat). 2. b. (2) Pembahasan: Beberapa proses pengolahan unsur: • Proses Down  perolehan logam Na (dengan elektrolisis lelehan NaCl) serta logam Mg; • Proses  tanur  tiup  (blast furnace) 

perolehan logam Fe; • Proses ekstraksi (Proses Frasch)  perolehan S (belerang) dan Br (brom dari air laut); • Proses Wohler  perolehan P (fosfor putih); • Proses Hall-Heroult  perolehan logam Al (dari bauksit Al2O3 terhidrat). 3. b. (1) dan (3) Pembahasan: Data pembuatan unsur dan kegunaannya: • Pembuatan  magnesium  (Mg)  dilakukan

melalui elektrolisis lelehan garam kloridanya (sel Down). Kegunaan utama magnesium adalah  untuk  membuat  logam-campur. Magnesium digunakan untuk memberi warna putih terang pada kembang api dan pada lampu Blitz, senyawa Mg(OH)2 digunakan dalam pasta gigi untuk mengurangi asam yang  terdapat  di  mulut  dan  mencegah terjadinya kerusakan gigi, sekaligus sebagai pencegah maag (antasida).

• Pembuatan belerang (S) dilakukan melalui Proses  Frasch.  Unsur  belerang  terutama dapat digunakan dalam proses pembuatan asam  sulfat.  Selain  itu,  belerang  juga digunakan dalam pembuatan bubuk mesiu, insektisida,  dan  proses  vulkanisasi  ban kendaraan bermotor, pembuatan pulp kertas, serta pembuatan obat penyakit kulit/jerawat. • Pembuatan klor (Cl) dilakukan melalui Proses Deacon dan elektrolisis. Senyawa klor di-gunakan untuk pelarut (CCl4), desinfektan {Ca(OCl)2 atau kaporit}, pemutih (NaClO), bumbu masak dan bahan pembuatan berbagai senyawa (NaCl), serta untuk menetralkan sifat  basa  dan  untuk  membersihkan  per-mukaan logam dari karat (NaCl).

• Pembuatan fosfor (P) dilakukan melalui proses Wohler. Unsur atau senyawa fosfor digunakan untuk  membuat  pupuk  super  fosfat  dan membuat korek api.

• Pembuatan Aluminium (Al) dilakukan melalui proses Hall-Heroult. Kegunaan aluminium sebagai  peralatan  masak  karena  tahan panas dan tahan karat, pembuatan kabel bertegangan  tinggi,  pembuatan  bingkai jendela dan badan pesawat terbang. Jadi, pasangan data yang benar adalah (1) dan (3). 4. b. (2) dan (3) Pembahasan: • NaIO3 atau NaI dengan campuran garam dapur untuk mencegah penyakit gondok dan penurunan intelegensia. • Karbit atau kalsium karbida adalah senyawa kimia  dengan  rumus  kimia  CaC2.  Karbit digunakan dalam proses las karbit dan juga dapat mempercepat pematangan buah. 5. c. (3) Pembahasan: Beberapa kegunaan isotop sebagai berikut. • O-18 digunakan untuk mempelajari mekanisme reaksi esterifikasi. • Na-24 digunakan untuk mendeteksi gangguan peredaran darah.

Gambar

Tabel  pasangan  rumus  senyawa  dan  nama senyawa yang benar sebagai berikut.
Gambar yang tepat adalah gambar b. 2. e. n = 2,  = 0, m   = 0, s = –½

Referensi

Dokumen terkait

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

Hal ini berbeda dengan konsep esa di dalam kitab Ulangan yang coba di buat oleh raja Yosia, konsep yang dibuat adalah YHWH saja yang disembah, padahal pada masa

Pada perencanaan ini dilakukan perhitungan berupa perhitungan dimensi pipa pesat, head loss pada pipa pesat, perhitungan potensi daya keluaran yang nantinya akan

Adapun penjadwalan produksi yang baik dalam suatu perusahaan akan memiliki keuntungan (Arman, 1999) : 1). Meningkatkan penggunaan sumber daya atau mengurangi waktu

menggabungkan/menghubungkan sistem perangkat keras elektronik dan desain mekanik dengan baik sehingga mencapai suatu fungsi seperti yang diinginkan. ) yang terdapat

Tempat penelitian adalah di SD Negeri 1 Wonokarto Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah: 1) Kepala sekolah sebagai

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada fase laten sebagai karier bakteri Salmonella enterica serotipe Enteritidis lebih mudah diisolasi dari organ tubuh ayam

Mu yang besarnya paling tidak sama dengan yang terkecil dari a) 1,1 R y M p balok atau gelagar, atau b) momen terbesar yang dapat disalurkan oleh sistem rangka