• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENAMBAHAN SAT ADDITIVE ADDITION H.E TERHADAP KUAT TEKAN BETON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENAMBAHAN SAT ADDITIVE ADDITION H.E TERHADAP KUAT TEKAN BETON"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

VASTUWIDYA Vol. 2, No.1,Februari – Juli 2019 ISSN 2620-3448

PENGARUH PENAMBAHAN SAT ADDITIVE ADDITION H.E

TERHADAP KUAT TEKAN BETON

Ni Ketut Sri Astati Sukawati

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mahasaraswati, Denpasar Jl. Kamboja No.11A, Kreneng Denpasar, Bali 80233

E-mail:sriastatisukawati@yahoo.com

Abstrak Beton dengan berbagai variannya menjadi kebutuhan dasar dalam membuat sebuah bangunan. Campuran betonpun beraneka ragam tegantung dari perencanaan yang dibuat sebelumnya. Campuran semen biasanya berupa campuran batu buatan, semen, air dan agregat halus serta agregat kasar. Agregat (agregat halus dan agregat kasar) berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran beton. (Subakti, A.,1994). Namun dalam pembuatan bangunan sering campuran beton ditambahkan bahan (additive) namun masih ada rasa kurang yakin pada saat pembongkaran cetakan dan acuan sebelum beton mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja padanya. Untuk mengatasi waktu pelaksanaan pekerjaan yang berkaitan dengan beton perlu dicarikan alternatif pemecahannya, misalnya dengan mencari bahan alternatif campuran beton atas dasar pertimbangan dengan tidak mengurangi mutu dari beton tersebut. Dari hasil penelitian sebelumnya disebutkan bahwa akibat penggantian sebagian semen dengan Fly Ash, maka kuat desak dan kuat tarik beton mengalami peningkatan (Budhi Saputro, A., 2008). Berdasarkan uraian di atas maka penulis berupaya untuk meneliti tentang seberapa kuat tekan karakteristik beton yang terjadi dengan penambahan bahan tambahan (additive) Addition H.E dalam campuran beton dan adakah pengaruh bahan tambahan (additive) Additon H.E terhadap peningkatan kuat tekan karakteristik beton tersebut. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kuat tekan beton dengan penambahan bahan tambahan (additive) Additon H.E adalah bahwa setelah dilaksanakan test kuat tekan kubus beton dan analisa kuat tekan beton dari 10 benda uji, dimana pada masing-masing percobaan dilaksanakan pembuatan benda uji kubus dengan penambahan Additon H.E dengan dosis 80 cc, 120 cc, dan 200 cc dapat mempercepat dan meningkatkan Kuat Tekan Karakteristik Beton.

Kata Kunci : Sat Aditive, Kuat Tekan, Beton

Abstract - Concrete with various variants is a basic requirement in building a building. The concrete mixture is diverse depending on the planning made beforehand. The cement mixture is usually in the form of a mixture of artificial stone, cement, water and fine aggregates and coarse aggregates. Aggregates (fine aggregates and coarse aggregates) function as fillers in concrete mixtures. (Subakti, A., 1994). However, in building construction, additives are often added, but there is still a sense of uncertainty at the time of dismantling the mold and the reference before the concrete reaches sufficient strength to carry its own weight and the carrying loads acting on it. To overcome the time of carrying out work related to concrete, it is necessary to find an alternative solution, for example by looking for alternative ingredients of concrete mixture on the basis of consideration without reducing the quality of the concrete. From the results of previous studies it was stated that due to the partial replacement of cement with Fly Ash, the strength of the pressure and tensile strength of the concrete had increased (Budhi Saputro, A., 2008). Based on the description above, the author seeks to examine how the compressive strength of concrete characteristics that occur by adding additives Addition H.E in the concrete mixture and is there any additive Additon H.E effect on the increase in the compressive strength characteristic of the concrete. From the results of the study, it was found that the compressive strength of the concrete with the addition of additives HE was that after the compressive strength test of the concrete cube was carried out and the analysis of concrete compressive strength of 10 specimens, in each experiment a cube specimen was made with the addition of additons. HE with a dose of 80 cc, 120 cc, and 200 cc can accelerate and increase the compressive strength of concrete characteristics.

Keywords: Additive, Compressive Strength, Concrete

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Beton merupakan batu buatan yang dibuat dari campuran semen, air dan agregat halus serta agregat kasar. Agregat (agregat halus dan agregat

kasar) berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran beton. (Subakti, A.,1994).

Pembuatan bangunan di lapangan yang berkaitan dengan beton sering ditambahkan

(2)

VASTUWIDYA Vol. 2, No.1,Februari – Juli 2019 ISSN 2620-3448 bahan (additive) namun masih ada rasa kurang

yakin pada saat pembongkaran cetakan dan acuan sebelum beton mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja padanya. Untuk mengatasi waktu pelaksanaan pekerjaan yang berkaitan dengan beton perlu dicarikan alternatif pemecahannya, misalnya dengan mencari bahan alternatif campuran beton atas dasar pertimbangan dengan tidak mengurangi mutu dari beton tersebut. Dari hasil penelitian sebelumnya disebutkan bahwa akibat penggantian sebagian semen dengan Fly Ash, maka kuat desak dan kuat tarik beton mengalami peningkatan (Budhi Saputro, A., 2008).

Dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 disebutkan bahwa untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan dan pengerasan ataupun untuk maksud-maksud lain, dapat dipakai bahan-bahan pembantu. Pemakaian bahan-bahan pembantu harus dapat dibuktikan dengan hasil-hasil percobaan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan ditelaah dalam penelitian ini adalah berapa kuat tekan karakteristik beton yang terjadi dengan penambahan bahan tambahan (additive) Addition H.E dalam campuran beton dan adakah pengaruh bahan tambahan (additive) Additon H.E terhadap peningkatan kuat tekan karakteristik beton?

2. Tinjauan Pustaka 2.1. Pengertian Beton

Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunan yang terdiri dari bahan semen hydrolik (portland cement), agregat kasar, agregat halus dan air juga dapat ditambahkan zat addictive dengan campuran tertentu yang kemudian akan mengering, mengeras dan mempunyai bentuk sesuai dengan acuan / cetakan yang dibentuk. (Mulyono, T., 2003).

Dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, beton didefinisikan sebagai suatu bahan konstruksi yang mempunyai sifat kekuatan tekan yang khas, yaitu apabila diperiksa dengan sejumlah besar benda-benda uji, nilainya akan menyebar sekitar suatu nilai rata-rata tertentu. Penyebaran dari hasil-hasil pemeriksaan ini akan kecil atau besar tergantung pada tingkat kesempurnaan dari pelaksanaanya.

2.2. Sifat – Sifat Beton

Pada umumnya beton memiliki sifat kuat menerima gaya tekan tetapi kurang mampu menerima gaya tarik, sehingga untuk mengatasi hal tersebut dipakailah tulangan untuk memikul gaya tarik yang terjadi apabila beton menerima gaya tarik. Di samping sifat tekan dan tarik, beton juga memiliki sifat awet dan kedap air yang dapat diandalkan. Selain itu sifat-sifat beton lain adalah susut, rangkak dan retak beton.

3. Pembahasan

3.1. Analisis Bahan-Bahan Beton

Hasil analisis bahan yang diperoleh dari percobaan di laboratorium harus sesuai dengan syarat-syarat material pembentuk beton yang ditentukan dalam pedoman pengerjaan beton. Data ini selanjutnya akan dipakai dalam menghitung Mix Design campuran beton.

3.1.1. Agregat Halus ( Pasir )

Dari hasil pemeriksaan pasir di laboratorium di dapat data pasir sebagai berikut : 1. Berat jenis (Spesifik gravity) pasir Klungkung

dalam keadaan SSD = 2,444 gr dan penyerapan air pasir klungkung = 1.978 % dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Pemeriksaan Berat Jenis Dan

Penyerapan Air Dalam Pasir

NO URAIAN KETERANGAN

1 Berat Pasir SSD (Bj) 500,00 gram

2 Berat picnometer + Air (Ba) 629,00 gram 3 B. picnometer + Pasir SSD

+Air (Bt) 924,40 gram

4 Berat Pasir Kering oven (Bk) 490,30 gram

5

Berat jenis Bulk =

Bt

Bj

Ba

Bk

2,396 Kg/lt 6 Berat jenis SSD =

Bt

Bj

Ba

Bj

2,444 Kg/lt 7 Penyerapan Air =

%

100

x

Bk

Bk

Bj

1.978 %

(3)

VASTUWIDYA Vol. 2, No.1,Februari – Juli 2019 ISSN 2620-3448 Sumber : Hasil Pemeriksaan Bahan di

Laboratorium

2. Gradasi agregat halus (pasir) Klungkung dengan modulus kehalusan (Fm) = 2,71 dapat dilihat pada table 4.2. Nilai ini memenuhi syarat menurut British Standar (BS) yaitu modulus kehalusan untuk pasir berkisar antara 1,5-3,8.

Tabel 3.2 Pemeriksaan Gradasi pasir

Sumber : Hasil Pemeriksaan Bahan di Laboratorium FM =

100

585

,

95

58

,

76

79

,

50

305

,

32

965

,

15

= 2,71

3. adar lumpur (Mud Content) pasir Klungkung = 1,0 %. Berarti pasir mememuhi syarat untuk campuran beton sesuai yang disyaratkan dalam PBI 71 bahwa agregat halus untuk campuran beton tidak boleh mengandung

lumpur lebih dari 5% terhadap berat kering. Tabel 3.3 Pemeriksaan Kadar Lumpur

Sumber : Hasil Pemeriksaan Bahan di Laboratorium

4. Berat satuan(Unit Weight) pasir Klungkung = 1,40 Kg/lt dapat dilihat pada table 4.4.

Tabel 3.4 Pemeriksaan Berat Satuan Pasir

Sumber : Hasil Pemeriksaan Bahan di Laboratorium Ayakan Percobaan (%) Jumlah diatas ayakan Jumla h yang lolos NO  (mm) I II Jum -lah 3/8” 10 0 0 0 0 0 100 3/16” 5 0 0 0 0 0 100 .7 2,36 162, 1 157, 2 319, 3 15,9 65 15,965 84,035 .14 1,18 167, 2 159, 6 326, 8 16,3 40 32,305 67,695 .25 600 178, 2 191, 4 369, 7 18,4 85 50,79 49,21 .52 300 251, 5 264, 3 515, 8 25,7 9 76,58 23,42 .100 150 196, 2 183, 9 380, 1 19,0 05 95,585 4,415 Pan 44,7 43,6 88,3 4,41 5 100 0 NO URAIAN KETERANGAN

1 Berat Pasir kering

oven (VI) 1000 gram

2 Berat pasir setelah

dicuci dan dioven (V2) 990 gram

3 Kadar Lumpur = 1 % No URAIAN KETERANGAN RODDING SOVELING

1 Berat kotak takar 2164 gr 2164 gr

2 Berat Kotak takar + air 4094 gr 4094 gr

3 Berat Air 1930 gr 1930 gr

4

Volume kotak takar =

1000

Air

Berat

1,93 lt 1,93 lt

5 Berat kotak takar + pasir 4997,71 gr 4736,71 gr

6 Berat Pasir 2833,71 gr 2572,71 gr 7 Berat Satuan =

r

Kotak taka

Vol

pasir

Berat

1468,24 gr 1333,01 gr 8 Rata-rata 1400,63 gr/lt

%

100

1

2

1

x

V

V

V

(4)

VASTUWIDYA Vol. 2, No.1,Februari – Juli 2019 ISSN 2620-3448

5. Kadar air (Surface Moisture) pasir Klungkung = 5,11 % dapat dilihat pada table 3.5

Tabel 3.5 Pemeriksaan Kadar Air

Sumber : Hasil Pemeriksaan Bahan di Laboratorium

3.1.2 Agregat Kasar (Koral)

Dari pemerikasaan agregat kasar (koral) pada percobaan pendahuluan di laboratorium didapat data mengenai Koral sebagai berikut: 1. Gradasi agregat kasar (koral) didapat modulus

kehalusan (fm) = 7,02 dapat dilihat pada tabel 4.6 memenuhi syarat British Standar yaitu modulus kehalusan agregat kasar antara 5-8.

Tabel 3.6 Pemeriksaan Gradasi Agregat Kasar

Sumber : Hasil Pemeriksaan Bahan di aboratorium FM =

100

400

100

4

,

90

76

,

69

5

,

40

2

,

1

= 7,02

2. Berat jenis (Specifik gravity) koral dalam keadaan SSD = 2,483 gram penyerapan airnya (water absorbtion) = 2,976 %. Dapat dilihat pada tabel 3.7 sebagai berikut. Tabel 3.7 Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Air

No. URAIAN KETERANGAN

1 Berat cawan kosong (W1) 55 gram

2 Berat cawan + Pasir

sesungguhnya (W2)

909,0 gram

3 Berat cawan + Pasir kering

Oven (W3)

867,5 gram

4 Berat air (W2 – W3) 41,5 gram

5 Berat pasir kering (W3 – W1) 812,5 gram

6 Kadar air =

)

1

3

(

)

3

2

(

w

w

w

w

x 100 % 5,11 % Ayakan Percobaan (%) Jum-lah di atas ayaka n Jum-lah yang lolos NO  (mm ) I II Jum-lah 3/2” 37 ,5 22 38 60 1,20 1,2 98,8 3/4” 20 952 1013 1965 39,20 40,5 59,5 3/8” 10 751 712 1463 29,26 69,76 30,24 3/16 ” 5 660 672 1332 26,64 90,4 9,6 7 2, 36 115 65 180 3,60 100 0 Pan NO URAIAN KETERANGAN

1 Berat krikil oven (Bk) 4200 gram

2 Berat krikil SSD (Bj) 4325 gram

3 Berat krikil dalam air (Ba) 2583 gram

5 Berat jenis Bulk =

Ba

Bj

Bk

2,411 gr/lt 6 Berat jenis SSD =

Ba

Bj

Bj

2,483 gr/lt 7 8

Berat jenis semu =

Ba

Bk

Bk

Penyerapan Air =

%

100

x

Bk

Bk

Bj

2,597 gr/lt 2,976 %

(5)

VASTUWIDYA Vol. 2, No.1,Februari – Juli 2019 ISSN 2620-3448

Sumber : Hasil Pemeriksaan Bahan di Laboratorium

3. Berat satuan (unit weight) koral dari pemeriksaan di dapat 1,517 Kg/lt dapat dilihat pada tabel 3.8 sebagai berikut.

Tabel 3.8 Pemeriksaan Berat Satuan Agregat Kasar

Sumber : Hasil Pemeriksaan Bahan di Laboratorium

4. Kadar lumpur (mud content) Koral dari hasil pemeriksaan didapat = 0,41 % dapat dilihat pada tabel 3.9. Nilai ini menunjukkan bahwa Koral tersebut sudah memenuhi syarat untuk campuran beton, karena agregat kasar untuk campuran beton yang disyaratkan dalam PBI 71 adalah tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% terhadap berat kering.

Tabel 3.9 Pemeriksaan Kadar Lumpur

Sumber : Hasil Pemeriksaan Bahan di Laboratorium

5. Kadar air (surface moisture) koral ini dari hasil pemeriksaan di laboratorium didapat 2,08 % dapat dilihat pada tabel 3.10 sebagai berikut.

Tabel 3.10 Pemeriksaan Kadar Air

No URAIAN KETERRANAGN

1 Berat cawan kosong (W1) 55,00 gram 2 Berat cawan + Batu

pecah sesungguhnya (W2)

1023,70 gram

3 Berat cawan + Batu Pecah kering Oven (W3)

1004,00 gram

4 Berat air (W2 – W3) 19,70 gram 5 Berat Batu pecah kering

(W3 – W1) 948,00 gram 6 Kadar air =

)

1

3

(

)

3

2

(

w

w

w

w

x 100 % 2,08 %

Sumber : Hasil Pemeriksaan Bahan di Laboratorium

No URAIAN

KETERANGAN

RODDING SOVELING

1 Berat kotak takar 6295 gr 6295 gr

2 Berat Kotak takar + air 13416 gr 13416 gr

3 Berat Air 7121 gr 7121 gr

4

Volume kotak takar =

1000

Air

Berat

7,121 lt 7,121 lt

5 Berat kotak takar +

Batu pecah 17450 gr 16745 gr

6 Berat batu pecah 11156 gr 10450 gr

7 Berat Satuan =

r

Kotak taka

Vol

pecah

batu

Berat

1566,53 gr 1467,49 gr 8 Rata-rata 1517,49 gr /lt NO URAIAN KETERANGAN

1 Berat batu pecah kering

oven (VI) 1000 gram

2 Berat batu pecah setelah dicuci dan dioven (V2)

999,59 gram 3 Kadar Lumpur =

%

100

1

2

1

x

V

V

V

0,41 %

(6)

VASTUWIDYA Vol. 2, No.1,Februari – Juli 2019 ISSN 2620-3448 3.1.3 Semen

Karena semen merupakan hasil buatan pabrik, dimana dalam proses pembuatannya sudah mendapat pengawasan yang ketat sehingga dalam penelitian ini tidak dilaksanakan pemeriksaan yang khusus. Dengan anggapan bahwa semua semen Portland yang diproduksi di Indonesia bermutu baik.

Tetapi yang perlu diperhatikan sebelum semen Portland dipakai untuk campuran beton adalah bentuk butiran dari semen yang dapat diteliti secara visual, sehingga dapat diketahui apakah butiran semen mengalami penggumpalan atau tidak. Bila semen menggumpal maka semen tersebut tidak boleh dipakai untuk campuran beton. Pada penelitian ini pemeriksaan terhadap semen hanya dilakukan pemeriksaan terhadap berat satuannya saja. Dari hasil pemeriksaan semen type 1 merek Gresik didapat berat satuannya = 1,223 kg/lt.

Tabel 3.11 Pemeriksaan Berat Satuan Semen

No URAIAN

KETERANGAN RODDIN

G SOVELING

1 Berat kotak takar 2164 gr 2164 gr 2 Berat Kotak takar +

air 4094 gr 4094 gr

3 Berat Air 1930 gr 1930 gr 4

Volume kotak takar =

1000

Air

Berat

1,93 lt 1,93 lt

5 Berat kotak takar +

Semen 4663 gr 4284 gr 6 Berat semen 2499 gr 2220 gr 7 Berat Satuan =

r

Kotak taka

Vol

Semen

Berat

1294,8 gr 1150 gr 8 Rata-rata 1222,5 gr / lt Sumber : Hasil Pemeriksaan Bahan di Laboratorium

3.2 Rancangan Campuran Beton (Concrete Mix Design)

Setelah dilakukan pemeriksaan bahan-bahan beton maka selanjutnya dilakukan rancangan campuran beton. Dalam membuat rancangan campuran beton pada penelitian ini dipakai cara SK SNI-T-15-1990-03 “Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal” atau cara “DOE /Current British Method

3.2.1 Ketentuan-Ketentuan Campuran Beton Sebelum dilaksanakan campuran beton maka perlu diketahui ketentuan-ketentuan yang dipakai dalam pertimbangan dalam membuat rencana campuran beton atau mix design, dalam penelitian ini ketentuan-ketentuan yang dipakai adalah sebagai berikut:

1. Kuat tekan beton karakteristik yang dikehendaki adalah 225 Kg/cm², untuk umur beton 28 hari dengan jumlah yang mungkin tidak memenuhi syarat terbatas sampai 5%. 2. Semen yang dipakai adalah semen type 1. 3. Beton yang direncanakan tidak terlindung dari

hujan dan terik matahari langsung, sehingga jumlah semen minimum yang dipakai adalah 325 Kg/m³, dengan nilai faktor air semen minimum 0,60 (PBI ’71).

4. Nilai slum yang dikehendaki 80 mm sampai 120 mm.

5. Ukuran butir agregat maksimum 1 ½ in. 6. Jenis agregat kasar Klungkung

7. Jenis agregat halus pasir Klungkung. 3.2.2. Langkah-langkah Perhitungan Mix

Design Beton

1. Deviasi standard, dari tabel 4.5.1. PBI ’71 deviasi standard antara 45 sampai 55 maka diambil nilai rata-rata S = 50 Kg/cm².

2. Nilai tambah (margin) = k x s ; k = 1,64 = 1,64 x 50 = 82 Kg/cm². 3. Menentukan kuat tekan beton rata-rata yang

ditargetkan (f’cr) F’cr = f’c + 1,64 x s

= 225 + 1,64 x 50 = 307 Kg/cm². 4. Menentukan nilai faktor air semen.

Dari tabel 3.12 dapat diketahui perkiraan kuat tekan beton pada umur 3 hari, 7 hari, 28 hari, dan 91 hari, untuk faktor air semen 0,50 Tabel 3.12 Perkiraan Kuat Tekan Beton Dengan Faktor Air Semen 0,50.

Type semen

Type agregat

kasar

Kuat tekan beton (N/mm2) Pada umur 3 hari 7 hari 28 hari 91 hari Type I Koral Split 18 23 27 33 40 47 48 55 Type III Koral

Split 25 30 34 40 46 53 53 60 Type V Koral Split 18 23 27 33 40 47 48 55 Sumber : SK SNI-T-15-1990-03

(7)

VASTUWIDYA Vol. 2, No.1,Februari – Juli 2019 ISSN 2620-3448 Catatan: 1 Mpa = 10,145 Kg/cm².

Untuk semen type I jenis agregat kasar adalah split pada tabel 3.12 diperoleh perkiraan kekuatan beton umur 28 hari = 47 Mpa = 476,815 Kg/cm². Jadi untuk F’cr = 307 Kg/cm² = 30,26 Mpa, nilai faktor air semennya dapat dicari dengan menggunakan grafik 3.1 yang diambil dari Properties of Concrete by AM Neville.

Caranya adalah sebagai berikut:

a. Pada sumbu vertikal cari harga 4,7 MPa kemudian tarik garis horisontal yang memotong

garis vertikal (yang melalui W/C = 0,50) ketemu titik A.

b. Dari titik A kemudian dibuat lengkungan grafik. c. Tarik garis horisontal melalui angka 30,26 Mpa

pada sumbu vertikal yang akan memotong lengkung tersebut ketemu titik B.

d. Dari titik B tarik garis vertikal yang akan memotong sumbu horisontal, maka akan diperoleh W/C = 0,65.

e. W/C maksimum diketahui 0,60 dari grafik 4.1 diperoleh W/C = 0,65, kemudian harga W/C yang dipakai adalah yang lebih kecil, yaitu 0,60.

Grafik 3.1. Hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen.

Sumber : SK SNI-T-15-1990-03 Semen tipe I, II dan IV

Semen Tipe III 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 K u a t T e ka n ( N/m m 2)

Faktor Air Semen 91 HARI

28 HARI 7 HARI

3 HARI

(8)

VASTUWIDYA Vol. 2, No.1,Februari – Juli 2019 ISSN 2620-3448

5. Menentukan kadar air bebas yang diperlukan untuk mencapai nilai slump 60 mm sampai 180 mm dengan menggunakan tabel 3.13

Tabel 3.13. Perkiraan kadar air bebas yang dibutuhkan untuk beberapa tingkat kemudahan pengerjaan beton

Agregat kasar

Jumlah air yang diperlukan (Kg/m³ adukan untuk mencapai nilai slump

(mm) Ukuran maksimum (mm) Type Agregat 0 – 10 10 – 30 30 – 60 60 – 180 10 Koral Split 180 150 205 180 230 205 250 225 20 Koral Split 170 135 190 160 210 180 225 195 40 Koral Split 155 115 175 140 190 160 205 175 Sumber : SK SNI –T–15 -1990-03

Dalam penelitian ini nilai slump yang diinginkan adalah 60 mm – 180 mm, ukuran agregat maksimum 40 mm, jenis agregat kasar adalah split, maka kadar air

bebasnyan dicari dengan rumus : 2/3 Wh + 1/3 Wk.

Kadar air bebas (W) = 2/3 Wh + 1/3 Wk = 2/3 x 175 + 1/3. 205

= 185 kg/m³ 6. Menentukan jumlah semen

W/C diperoleh dari langkah no. d yaitu W/C

= 0,60 W/C = 0,60 185/C = 0,60

C = 185/0,60 = 308,33 kg/m³ C = 308,33 kg/m³ lebih kecil dari

jumlah semen minimum yang diisyaratkan sebesar 325 kg/m³.

7. Menentukan letak zone pasir

Setelah digambar kurve gradasi pasir (dengan diperoleh dari hasil pemeriksaan gradasi pasir) pada ke 4 zone, ternyata pasir yang dipakai termasuk pada zone 2.

8. Menentukan persentase pasir pada campuran agregat halus (pasir) + agregat kasar (Koral).

Dengan memakai grafik 2 yang diambil dari ”Properties of Concreteby AM. Neville, untuk ukuran agregat maksimum 40 mm dengan nilai slump 60 mm – 180 mm.

Grafik 3.2. Menentukan persentase jumlah pasir yang dianjurkan untuk daerah susunan butir No. 1, 2, 3, 4.

0.2 0.4 0.6 0.8

Faktor Air semen `` ` 10 20 30 40 50 60 70 80 0.2 0.4 0.6 0.8 R c P a s ir te rh a d a p K a d a r A g re g a t G a b u n g a n

Faktor Air semen

0- 10 mm 10- 30 mm

30- 60 mm 60- 180 mm

(9)

VASTUWIDYA Vol. 2, No.1,Februari – Juli 2019 ISSN 2620-3448

Cara penggunaan grafik 3.2 adalah sebagai berikut :

Cari nilai W/C (faktor air semen) = 0,60, kemudian tarik garis vertikal memotong zone pasir 2, sehingga dari grafik di dapat persentase pasir antara 34% dan 44%, kemudian dicari nilai rata-ratanya. Persentase pasir = ½ (34% + 44%) = 39%

9. Menentukan berat jenis agregat gabungan

BJ. Agregat gabungan = (% agg. halus x BJ. agg. halus) + (% agg. Kasar x BJ. agg. kasar)

BJ. agregat gabungan = (39% x 2,444) + (61% x 2,483)

BJ. agregat gabungan = 2,468 kg/liter 10. Menentukan berat jenis beton

Untuk mendapatkan berat jenis beton dipakai grafik 4.3 yang dikutip dari properties of concrete by AM. Neville. Caranya adalah sebagai berikut:

a. Tentukan jumlah air bebas yang diperlukan untuk 1 m³ adukan beton, dari langkah No. e, didapat jumlah air bebas sebesar (W) = 185 kg/m³.

b. Selanjutnya pada grafik 4.3 dicari nilai 185, kemudian tarik garis vertikal yang memotong garis miring (garis yang melewati angka yang menunjukkan BJ agregat gabungan = 2,468 kg/liter). Dari titik perpotongan tersebut, tarik garis horisontal yang memotong ordinat yang menunjukkan berat jenis beton, dan dari grafik didapat BJ beton = 2275 kg/m³. 10 20 30 40 50 60 70 80 0.2 0.4 0.6 0.8 R c P a s ir te rh a d a p K a d a r A g re g a t G a b u n g a n

Faktor Air semen

0.2 0.4 0.6 0.8

Faktor Air semen `` `

(10)

VASTUWIDYA Vol. 2, No.1,Februari – Juli 2019 ISSN 2620-3448

Grafik 3.3. Perkiraan berat jenis beton.

Sumber : SK SNI-T-15-1990-03

11. Menentukan proporsi campuran beton a. Kadar agregat gabungan

= BJ. beton – (jumlah kadar air bebas +

semen)

= 2275 – (185 + 325) = 1765 kg/m³ b. Kadar agregat halus

= % agregat halus x kadar agregat gabungan

= 39% x 1765 = 0,39 x 1765 = 688,35 kg/m³

c. Kadar agregat kasar

= Kadar agregat gabungan – kadar

agregat halus

= 1765 – 688,35 = 1076,65 kg/m³ 12. Hasil mix design beton dalam keadaan

SSD.

Untuk 1m³ beton diperlukan material dalam keadaan SSD adalah sebagai berikut:

Semen = 325 Kg Pasir = 688,35 kg Koral = 1076,65 kg Air = 185 kg

13. Koreksi material campuran beton Karena dalam pembuatan benda uji kubus menggunakan agregat dalam keadaan sebenarnya, sedangkan mix design beton tersebut di atas menggunakan material dalam keadaan

SSD maka perlu dilakukan koreksi terhadap jumlah material campuran beton sebagai berikut:

Agregat halus = C + (Ck – Ca) x C/100

Agregat kasar = D + (Dk –Da) x D/100 Air = b – (Ck – Ca) x C/100 – (Dk – Da) x D/100 Dimana: B = Jumlah air = 185 kg/m³

C = jumlah agregat halus = 688,35 kg/m³

D = jumlah agregat kasar = 1076,65 kg/m³

Ca = absorpsi air pada agregat halus = 1,978 %

Da = absorpsi air pada agregat kasar = 2,976 %

Ck = kandungan air dalam agregat halus = 5,11 %

Dk = Kandungan air dalam agregat kasar = 2,08 %

Koreksi hasil MIX design: a. Agregat halus = 688,35 + (5,11% - 1,978%) x 688,35/100 = 688,565 kg/m³ b. Agregat kasar = 1076,65 +(2,08% - 2,976%) x 1076,65/100 = 1076,553 kg/m³ c. Air 2100 2200 2300 2400 2500 2600 2700 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 B e ra t Je n is B e to n B a sa h (K g /m m 3)

Kadar Air Bebas (Kg/m3)

Agregat tak Agregat Koral 29 28 26 25 27

BERAT JENIS AGREGAT GABUNGAN (PASIR, KERIKIL, KORAL ATAS

DASAR KERING PERMUKAAN

(11)

VASTUWIDYA Vol. 2, No.1,Februari – Juli 2019 ISSN 2620-3448

= 185 – (5,11% -1,978%) x 688,35/100 – (2,08% - 2,976%) x

1076,65/100 = 184,881 kg/m³

Jadi hasil mix design beton setelah dikoreksi adalah:

Semen = 325 kg/m³ Pasir = 688,565 kg/m³ Koral = 1076,553 kg/m³ Air = 184,881 kg/m³

3.2. Pembuatan Campuran Beton

Dalam penelitian ini campuran beton dibuat untuk 4 (empat) perlakuan dimana untuk 1 m3 beton dan 10 benda uji diperlukan material dalam keadaan SSD dapat dilihat pada table sebagai berikut:

Tabel 2.14 Kebutuhan Bahan Dalam Keadaan SSD Untuk 1 m3

Nama Bahan

Kg/

m3

Kebutuhan Bahan Untuk 1 m3

0 cc (Kg) 80 cc (Kg) 120 cc (Kg) 200 cc (Kg) Seme n 325 325 325 325 325 Pasir 688, 565 688,5 65 688,56 5 688,56 5 688,56 5 Koral 1076 ,553 1076, 553 1076,5 53 1076,5 53 1076,5 53 Addito n H.E 0 0 520 780 1300 Air 184, 881 184,8 81 184,88 1 184,88 1 184,88 1

Sumber : Hasil Mix Design

Tabel 3.15 Kebutuhan Bahan Untuk 10 Benda uji (Kg)

Nama Bahan

Kg/m3 Kebutuhan Bahan Untuk 10 Benda

Uji ( Kg ) 0 cc (Kg) 80 cc (Kg) 120 cc (Kg) 200 cc (Kg) Seme n 10,969 10,969 10,969 10,969 10,969 Pasir 23,239 23,239 23,239 23,239 23,239 Koral 36,539 36,539 36,539 36,539 36,539 Addito n H.E 0 0 17,55 26,32 43,88 Air 6,240 6,240 6,240 6,240 6,240

Sumber : Hasil Mix Design

3.3. Hasil Pengujian Beton 3.3.1 Hasil Pengujian Nilai Slump

Sebelum memulai pembuatan benda uji, terlebih dahulu dilakukan pengujian slump pada adukan beton. Ini dilakukan untuk menjamin agar nilai air semen tetap sesuai rencana. Nilai slump diambil adalah 80 mm sampai 120 mm.

Control untuk Slump Test Upper Control Limit = 120 mm Lower Control Limit = 80 mm

Target Value = ( 120 + 80 ) : 2 = 100 mm

Upper Warning Limit = 120 – ( 120 x 5 % )

= 114 mm

Lower warning Limit = 80 – ( 80 x 5 % )

= 79,95 mm

Hasil pengujian nilai slump kubus beton tiap percobaan ditabelkan sebagai berikut :

Tabel 3.16. Hasil Pengujian Nilai Slump

Benda Uji Ula-ngan I 0 cc ( Cm ) II 80 cc ( Cm ) III 120 cc ( Cm ) IV 200 cc ( Cm ) Kubus 15x15x1 5 1 10,80 10,70 10,60 10,30 2 10,90 10,70 10,60 10,40 Rata-rata 10,85 10,70 10,60 10,35

Dari Tabel 3.16 diketahui bahwa penambahan Additon H.E berpengaruh pada nilai Slump. Hal ini disebabkan karena Zat kimia tertentu yang terdapat dalam campuran Additon H.E mempengaruhi campuran beton sehingga beton cepat mengering.

(12)

VASTUWIDYA Vol. 2, No.1,Februari – Juli 2019 ISSN 2620-3448

3.3.2. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Untuk mengetahui kuat tekan beton dari masing-masing benda uji untuk tiap percobaan, maka dilakukan test kuat tekan beton dengan menggunakan mesin uji kuat tekan beton dengan kapasitas 150 ton. Pengujian ini dilakukan pada empat percobaan / perlakuan dimana tiap percobaan / perlakuan terdiri dari 10 benda uji (Subakti, A., 1986).

1. Perlakuan I dalam hal ini sebagai kontrol, yaitu pengujian dilakukan pada campuran beton yang tidak dilakukan penambahan Additon H.E, dengan dosis 0 cc

2. Perlakuan II adalah campuran beton yang telah dilakukan penambahan Additon H.E, dengan dosis 80 cc 3. Perlakuan III adalah campuran beton

yang telah dilakukan penambahan Additon H.E, dengan dosis 120 cc 4. Perlakuan IV adalah campuran beton

yang telah dilakukan penambahan Additon H.E, dengan dosis 200 cc

Umur benda uji pada saat di test 7,14,21 dan 28 hari (Wangsadinata, W., 1971). hasil test kubus beton tiap

percobaan / perlakuan ditabelkan sebagai berikut :

Tabel 3.17 Hasil Test Kubus Beton 15 x 15 x 15 umur 7 hari (0 cc)

N o Umur Benda Uji Berat Kering Beton (gr) Beban Max (kg) Tegangan Beton (

1

b

) (kg/cm2)

b

1

-

bm

1

(

1

b

-

bm

1

)2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7120 7230 7250 7280 7510 7600 7380 7085 7133 7134 50000 48000 49000 50000 50000 49000 51000 51000 50000 50000 144,44 138,67 141,56 144,44 144,44 141,56 147,33 147,33 144,44 144,44 0,57 -5,20 -2,31 0,57 0,57 -2,31 3,46 3,46 0,57 0,57 0,32 27,04 5,34 0,32 0,32 5,34 11,97 11,97 0,32 0,32 1.438,65 63,26 fu : 7 hari = 0,65 fb : kubus 15 x 15 x 15 cm = 1,00

xfuxfb

A

P

b

1

10

65

,

438

.

1

1 1 1

n

b

bm

n

= 143,87 S =

65

,

2

9

26

,

63

1

)

(

1 2 1 1

N

bm

b

n

bm

bk

1 1

- k.s =143,87 – 1,83 . 2,65 = 139,02 kg/cm

(13)

VASTUWIDYA Vol. 2, No.1,Februari – Juli 2019 ISSN 2620-3448

Tabel 3.18 Hasil Test Kubus Beton 15 x 15 x 15 umur 7 hari (80 cc)

No Umur Benda Uji Berat Kerin g Beto n (gr) Beban Max (kg) Tegangan Beton (

b

1

) (kg/cm2)

b

1

-

bm

1

(

1

b

-

bm

1

)2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7320 7430 7250 7380 7410 7500 7380 7185 7235 7130 51000 51000 53000 52000 52000 52000 52000 53000 53000 52000 147,33 147,33 153,11 150,22 150,22 150,22 150,22 153,11 153,11 150,22 -3,18 -3,18 2,60 0,29 0,29 0,29 0,29 2,60 2,60 -0,29 10,11 10,11 6,76 0,08 0,08 0,08 0,08 6,76 6,76 0,08 1.505,09 40,90 fu : 7 hari = 0,65 fb : kubus 15 x 15 x 15 cm = 1,0

xfuxfb

A

P

b

1

10

09

,

505

.

1

1 1 1

n

b

bm

n

= 150,51 S =

13

,

2

9

90

,

40

1

)

(

1 2 1 1

N

bm

b

n

bm

bk

1 1

- k.s =150,51 - 1,83 . 2,13 = 146,61 kg/cm

Tabel 3.19 Hasil Test Kubus Beton 15 x 15 x 15 umur 7 hari (120 cc)

N o Umur Benda Uji Berat Kering Beton (gr) Beban Max (kg) Tegangan Beton (

1

b

) (kg/cm2)

b

1

-

bm

1

(

1

b

-

bm

1

)2 1 2 3 4 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7125 7330 7250 7180 56000 57000 57000 56000 161,78 164,67 164,67 161,78 -1,16 1,73 1,73 -1,16 1,35 2,99 2,99 1,35

(14)

VASTUWIDYA Vol. 2, No.1,Februari – Juli 2019 ISSN 2620-3448 fu : 7 hari = 0,65 fb : kubus 15 x 15 x 15 cm = 1,0

xfuxfb

A

P

b

1

10

36

,

629

.

1

1 1 1

n

b

bm

n

= 162,94 S =

02

,

2

9

75

,

36

1

)

(

1 2 1 1

N

bm

b

n

bm

bk

1 1

- k.s =162,94 - 1,83 . 2,02 = 159,63 kg/cm

Tabel 3.20 Hasil Test Kubus Beton 15 x 15 x 15 umur 7 hari (200 cc)

No Umur Benda Uji Berat Kering Beton (gr) Beban Max (kg) Tegangan Beton (

b

1

) (kg/cm2)

b

1

-

bm

1

(

1

b

-

1

bm

)2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7320 7230 7250 7280 7110 7150 7480 7285 7535 7340 62000 64000 63000 63000 64000 64000 63000 65000 64000 63000 179,11 184,89 182,00 182,00 184,89 184,89 182,00 187,78 184,89 182,00 -4,34 1,44 -1,45 -1,45 1,44 1,44 -1,45 4,33 1,44 -1,45 18,84 2,07 2,10 2,10 2,07 2,07 2,10 18,75 2,07 2,10 1.834,45 54,27 5 6 7 8 9 10 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7210 7500 7180 7285 7430 7210 56000 57000 57000 55000 57000 56000 161,78 164,67 164,67 158,89 164,67 161,78 -1,16 1,73 1,73 4,05 1,73 -1,16 1,35 2,99 2,99 16,40 2,99 1,35 1.629,36 36,75

(15)

VASTUWIDYA Vol. 2, No.1,Februari – Juli 2019 ISSN 2620-3448 fu : 7 hari = 0,65 fb : kubus 15 x 15 x 15 cm = 1,0

xfuxfb

A

P

b

1

10

45

,

834

.

1

1 1 1

n

b

bm

n

= 183,45 S =

46

,

2

9

27

,

54

1

)

(

1 2 1 1

N

bm

b

n

bm

bk

1 1

- k.s =183,45 – 1,83 . 2,46 = 178,95 kg/cm

Tabel 3.21 Hasil Test Kubus Beton 15 x 15 x 15 umur 14 hari (0 cc)

N o Umur Benda Uji Berat Kering Beton (gr) Beban Max (kg) Tegangan Beton (

b

1

) (kg/cm2)

b

1

-

bm

1

(

1

b

-

bm

1

)2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 7210 6995 7280 7245 7195 7090 7125 7375 7135 7140 58000 59000 58000 57000 58000 58000 59000 57000 58000 58000 226,84 230,76 226,84 222,93 226,84 226,84 230,76 222,93 226,84 226,84 0 3,92 0 -3,91 0 0 3,92 -3,91 0 0 0 15,37 0 15,29 0 0 15,37 15,29 0 0 2.268,42 61,32 fu : 14 hari = 0,88 fb : kubus 15 x 15 x 15 cm = 1,0

xfuxfb

A

P

b

1

10

42

,

268

.

2

1 1 1

n

b

bm

n

= 226,84 S =

62

,

2

9

32

,

61

1

)

(

1 2 1 1

N

bm

b

n

bm

bk

1 1

- k.s =226,84 – 1, 83 . 2,62 = 222,06 kg/cm

(16)

VASTUWIDYA Vol. 2, No.1,Februari – Juli 2019 ISSN 2620-3448

Tabel 3.22 Hasil Test Kubus Beton 15 x 15 x 15 umur 14 hari (80 cc)

N o Umur Benda Uji Berat Kering Beton (gr) Beban Max (kg) Tegangan Beton (

b

1

) (kg/cm2)

b

1

-

bm

1

(

1

b

-

1

bm

)2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 7235 7210 6870 7127 7233 7237 7215 7075 7150 7245 59000 58000 58000 58000 59000 58000 58000 59000 60000 59000 230,76 226,84 226,84 226,84 230,76 226,84 226,84 230,76 234,67 230,76 1,57 -2,35 -2,35 -2,35 1,57 -2,35 -2,35 1,57 5,48 1,57 2,46 5,52 5,52 5,52 2,46 5,52 5,52 2,46 30,03 2,46 2.291,91 67,47 fu : 14 hari = 0,88 fb : kubus 15 x 15 x 15 cm = 1,0

xfuxfb

A

P

b

1

10

91

,

291

.

2

1 1 1

n

b

bm

n

= 229,19 S =

74

,

2

9

47

,

67

1

)

(

1 2 1 1

N

bm

b

n

bm

bk

1 1

- k.s =229,19 – 1,83 . 2,74 = 224,18 kg/cm

Tabel 3.23 Hasil Test Kubus Beton 15 x 15 x 15 umur 14 hari (120 cc)

No Umur Benda Uji Berat Kering Beton (gr) Beban Max (kg) Tegangan Beton (

b

1

) (kg/cm2)

b

1

-

bm

1

(

b

1

-

1

bm

)2 1 2 3 4 5 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 7155 7210 7260 7170 7560 60000 61000 61000 62000 62000 234,67 238,58 238,58 242,49 242,49 -5,87 -1,96 -1,96 1,95 1,95 34,46 3,84 3,84 3,80 3,80

(17)

VASTUWIDYA Vol. 2, No.1,Februari – Juli 2019 ISSN 2620-3448 6 7 8 9 10 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 7095 7215 7050 7120 7210 62000 61000 63000 61000 62000 242,49 238,58 246,40 238,58 242,49 1,95 -1,96 5,86 -1,96 1,95 3,80 3,84 34,34 3,84 3,80 2.405,35 99,36 fu : 14 hari = 0,88 fb : kubus 15 x 15 x 15 cm = 1,0

xfuxfb

A

P

b

1

10

35

,

405

.

2

1 1 1

n

b

bm

n

= 240,54 S =

32

,

3

9

54

,

240

1

)

(

1 2 1 1

N

bm

b

n

bm

bk

1 1

- k.s =240,54 – 1,83 .3,32 = 234,46 kg/cm

Tabel 3.24 Hasil Test Kubus Beton 15 x 15 x 15 umur 14 hari (200 cc)

No Umur Benda Uji Berat Kering Beton (gr) Beban Max (kg) Tegangan Beton (

b

1

) (kg/cm2)

b

1

-

bm

1

(

1

b

-

1

bm

)2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 7155 7210 7260 7170 7160 7095 7215 7050 7125 7130 66000 64000 65000 64000 65000 65000 65000 66000 65000 64000 250,31 250,31 254,22 250,31 254,22 254,22 254,22 258,13 254,22 250,31 -2,74 -2,74 1,17 -2,74 1,17 1,17 1,17 5,08 1,17 -2,74 7,51 7,51 1,37 7,51 1,37 1,37 1,37 25,81 1,37 7,51 2.530,47 62,70

(18)

VASTUWIDYA Vol. 2, No.1,Februari – Juli 2019 ISSN 2620-3448 fu : 14 hari = 0,88 fb : kubus 15 x 15 x 15 cm = 1,0

xfuxfb

A

P

b

1

10

47

,

530

.

2

1 1 1

n

b

bm

n

= 253,05 S =

64

,

2

9

70

,

62

1

)

(

1 2 1 1

N

bm

b

n

bm

bk

1 1

- k.s =253,05 – 1,83 .2,64 = 248,22 kg/cm

Tabel 3.25 Hasil Test Kubus Beton 15 x 15 x 15 umur 21 hari (0 cc)

No Umur Benda Uji Berat Kering Beton (gr) Beban Max (kg) Teganga n Beton (

b

1

) (kg/cm2)

b

1

-

bm

1

(

b

1

-

1

bm

)2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 7210 6995 7280 7245 7195 7090 7125 7377 7250 7310 58000 56000 55000 57000 56000 57000 57000 58000 56000 58000 244,89 236,44 232,22 240,67 236,44 240,67 240,67 244,89 236,44 244,89 5,07 -3,38 -7,60 0,85 -3,38 0,85 0,85 5,07 -3,38 5,07 25,70 11,42 57,76 0,72 11,42 0,72 0,72 25,70 11,42 25,70 2.398,2 2 171,28 fu : 21 hari = 0,95 fb : kubus 15 x 15 x 15 cm = 1,0

xfuxfb

A

P

b

1

10

22

,

398

.

2

1 1 1

n

b

bm

n

= 239,82 S =

36

,

4

9

28

,

171

1

)

(

1 2 1 1

N

bm

b

n

bm

bk

1 1

- k.s =239,82 – 1, 83 . 4,36 = 231,84 kg/cm

(19)

VASTUWIDYA Vol. 2, No.1,Februari – Juli 2019 ISSN 2620-3448

Tabel 3.26 Hasil Test Kubus Beton 15 x 15 x 15 umur 21 hari (80 cc)

No Umur Benda Uji Berat Kering Beton (gr) Beban Max (kg) Tegangan Beton (

b

1

) (kg/cm2)

b

1

-

bm

1

(

1

b

-

bm

1

)2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 7235 7210 6975 7127 7233 7237 7215 7075 7115 7215 63000 63000 64000 65000 64000 64000 65000 64000 63000 64000 266,00 266,00 270,22 274,44 270,22 270,22 274,44 270,22 266,00 270,22 -3,80 -3,80 0,42 4,64 0,42 0,42 4,64 0,42 -3,80 0,42 14,44 14,44 0,18 21,53 0,18 0,18 21,53 0,18 14,44 0,18 2.697,98 87,28 fu : 21 hari = 0,95 fb : kubus 15 x 15 x 15 cm = 1,0

xfuxfb

A

P

b

1

10

98

,

697

.

2

1 1 1

n

b

bm

n

= 269,80 S =

11

,

3

9

28

,

87

1

)

(

1 2 1 1

N

bm

b

n

bm

bk

1 1

- k.s =323,26 – 1,92 . 19,21 = 264,11 kg/cm

Tabel 3.27 Hasil Test Kubus Beton 15 x 15 x 15 umur 21 hari (120 cc)

No Umur Benda Uji Berat Kering Beton (gr) Beban Max (kg) Tegangan Beton (

b

1

) (kg/cm2)

b

1

-

bm

1

(

b

1

-

1

bm

)2 1 2 3 4 5 6 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 7155 7210 7260 7170 7560 7095 71000 72000 72000 73000 71000 72000 299,78 304,00 304,00 308,22 299,78 304,00 -4,22 0 0 4,22 -4,22 0 17,81 0 0 17,81 17,81 0

(20)

VASTUWIDYA Vol. 2, No.1,Februari – Juli 2019 ISSN 2620-3448 7 8 9 10 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 7215 7050 7105 7355 73000 71000 72000 73000 308,22 299,78 304,00 308,22 4,22 -4,22 0 4,22 17,81 17,81 0 17,81 3.040,00 106,86 fu : 21 hari = 0,95 fb : kubus 15 x 15 x 15 cm = 1,0

xfuxfb

A

P

b

1

10

00

,

040

.

3

1 1 1

n

b

bm

n

= 304,00 S =

45

,

3

9

86

,

106

1

)

(

1 2 1 1

N

bm

b

n

bm

bk

1 1

- k.s =304,00 – 1,83 .3,45 = 297,69 kg/cm

Tabel 3.28 Hasil Test Kubus Beton 15 x 15 x 15 umur 21 hari (200 cc)

No Umur Benda Uji Berat Kering Beton (gr) Beban Max (kg) Tegangan Beton (

b

1

) (kg/cm2)

b

1

-

bm

1

(

b

1

-

1

bm

)2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 7155 7210 7260 7170 7560 7095 7215 7050 7236 7143 78000 79000 81000 79000 78000 81000 79000 78000 78000 79000 329,33 333,56 342,00 333,56 329,33 342,00 333,56 329,33 329,33 333,56 -4,23 0 8,44 0 -4,23 8,44 0 -4,23 -4,23 0 17,89 0 71,23 0 17,89 71,23 0 17,89 17,89 0 3.333,5 6 214,02

(21)

VASTUWIDYA Vol. 2, No.1,Februari – Juli 2019 ISSN 2620-3448 fu : 21 hari = 0,95 fb : kubus 15 x 15 x 15 cm = 1,0

xfuxfb

A

P

b

1

10

56

,

333

.

3

1 1 1

n

b

bm

n

= 333,56 S =

88

,

4

9

02

,

214

1

)

(

1 2 1 1

N

bm

b

n

bm

bk

1 1

- k.s =333,56 – 1,83 .4,88 = 324,63 kg/cm

Tabel 3.29 Hasil Test Kubus Beton 15 x 15 x 15 umur 28 hari (0 cc)

No Umur Benda Uji Berat Kering Beton (gr) Beban Max (kg) Tegangan Beton (

1

b

) (kg/cm2)

b

1

-

bm

1

(

1

b

-

bm

1

)2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari 7020 7230 7250 7280 7510 7100 7080 7085 7130 7150 72000 73000 72000 73000 73000 74000 73000 73000 75000 75000 320,00 324,44 320,00 324,44 324,44 328,89 324,44 324,44 333,33 333,33 -5,78 -1,34 -5,78 -1,34 -1,34 3,11 -1,34 -1,34 7,55 7,55 33,41 1,80 33,41 1,80 1,80 9,67 1,80 1,80 57,00 57,00 3.257,75 199,49 fu : 28 hari = 1.00 fb : kubus 15 x 15 x 15 cm = 1,0

xfuxfb

A

P

b

1

10

75

,

257

.

3

1 1 1

n

b

bm

n

= 325,78 S =

71

,

4

9

49

,

199

1

)

(

1 2 1 1

N

bm

b

n

bm

bk

1 1

- k.s =325,78 - 1,83 . 4,71 = 317,16 kg/cm

(22)

VASTUWIDYA Vol. 2, No.1,Februari – Juli 2019 ISSN 2620-3448

Tabel 3.30 Hasil Test Kubus Beton 15 x 15 x 15 umur 28 hari (80 cc)

No Umur Benda Uji Berat Kering Beton (gr) Beban Max (kg) Teganga n Beton (

b

1

) (kg/cm2)

b

1

-

bm

1

(

1

b

-

bm

1

)2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari 7020 7230 7150 7080 7010 7200 7180 7085 7010 7105 73000 74000 75000 76000 73000 75000 73000 7400 76000 75000 324,44 328,89 333,33 337,78 324,44 333,33 324,44 328,89 337,78 333,33 -6,23 -1,78 2,66 7,11 -6,23 2,66 -6,23 -1,78 7,11 2,66 38,81 3,17 7,08 50,55 38,81 7,08 38,81 3,17 50,55 7,08 3.306,6 5 245,11 fu : 28 hari = 1.00 fb : kubus 15 x 15 x 15 cm = 1,0

xfuxfb

A

P

b

1

10

65

,

306

.

3

1 1 1

n

b

bm

n

= 330,67 S =

22

,

5

9

11

,

245

1

)

(

1 2 1 1

N

bm

b

n

bm

bk

1 1

- k.s =330,67 - 1,83 . 5,22 = 321,12 kg/cm

Tabel 3.31 Hasil Test Kubus Beton 15 x 15 x 15 umur 28 hari (120 cc)

No Umur Benda Uji Berat Kering Beton (gr) Beban Max (kg) Tegangan Beton (

1

b

) (kg/cm2)

b

1

-

bm

1

(

1

b

-

bm

1

)2 1 2 3 4 5 6 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari 7010 7230 7250 7280 7010 7150 76000 74000 75000 75000 74000 76000 337,78 328,89 333,33 333,33 328,89 337,78 4,00 -4,89 -0,45 -0,45 -4,89 4,00 16,00 23,91 0,20 0,20 23,91 16, 00

(23)

VASTUWIDYA Vol. 2, No.1,Februari – Juli 2019 ISSN 2620-3448 7 8 9 10 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari 7065 7085 7075 7065 77000 75000 74000 75000 342,22 333,33 328,89 333,33 8,44 -0,45 -4,89 -0,45 71,23 0,20 23,91 0,20 3.337,77 175,76 fu : 28 hari = 1.00 fb : kubus 15 x 15 x 15 cm = 1,0

xfuxfb

A

P

b

1

10

77

,

337

.

3

1 1 1

n

b

bm

n

= 333,78 S =

42

,

4

9

76

,

175

1

)

(

1 2 1 1

N

bm

b

n

bm

bk

1 1

- k.s =333,78 - 1,83 . 4,42 = 325,69 kg/cm

Tabel 3.32 Hasil Test Kubus Beton 15 x 15 x 15 umur 28 hari (200 cc)

No Umur Benda Uji Berat Kering Beton (gr) Beban Max (kg) Tegangan Beton (

b

1

) (kg/cm2)

b

1

-

bm

1

(

1

b

-

bm

1

)2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari 7115 7210 7250 7230 7014 7150 7080 7085 7045 7025 82000 82000 80000 79000 81000 79000 80000 82000 80000 81000 364,44 364,44 355,56 351,11 360,00 351,11 355,56 364,44 355,56 360,00 6,22 6,22 -2,66 -7,11 1,78 -7,11 -2,66 6,22 -2,66 1,78 38,69 38,69 7,08 50,55 3,17 50,55 7,08 38,69 7,08 3,17 3.582,22 244,75

(24)

VASTUWIDYA Vol. 2, No.1,Februari – Juli 2019 ISSN 2620-3448 fu : 28 hari = 1.00 fb : kubus 15 x 15 x 15 cm = 1,0

xfuxfb

A

P

b

1

10

22

,

582

.

3

1 1 1

n

b

bm

n

= 244,75 S =

21

,

5

9

75

,

244

1

)

(

1 2 1 1

N

bm

b

n

bm

bk

1 1

- k.s =330,1 - 1,83 . 5,21 = 348,69 kg/cm

Tabel 3.33. Kuat Tekan Beton Umur 7, 14, 21 dan 28 Hari, Dengan Penambahan Additon H.E (0 cc, 80 cc, 120 cc Dan 200 cc)

Dari Tabel 3.33 diketahui hal-hal sebagai berikut :

1. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pada umur beton 7 hari dengan penambahan bahan tambahan (Additive) Addditon H.E menyebabkan:

- Penambahan Additon H.E dengan dosis 80 cc, menyebabkan percepatan kuat tekan beton dari umur 7 hari setara dengan beton biasa umur 7,38 hari dan menyebabkan peningkatan terhadap kuat tekan beton sebesar 5,46 % tetapi hasil yang diperoleh

tidak sesuai dengan yang telah tercantum dalam brosur prodak Additon H.E yaitu dengan menggunakan dosis 80 cc kekuatan tekan beton umur 10 hari setara dengan beton biasa umur 28 hari.

- Penambahan Additon H.E dengan dosis 120 cc, menyebabkan percepatan kuat tekan beton dari umur 7 hari setara dengan beton biasa umur 8,04 hari dan menyebabkan peningkatan terhadap kuat tekan beton sebesar Umur

Beton

Kuat Tekan

Beton

PENAMBAHAN ADDITON H.E 0 cc 80 cc 120 cc 200 CC 7 Hari ( Kg/Cm2) ( Hari) (%) 139,02 7,00 0 146,61 7,38 5,46 159,63 8,04 14,83 178,95 9,01 28,72 14 Hari ( Kg/Cm2) (Hari) (%) 222,06 14 0 224,18 14,13 0.90 234,46 14,78 5,53 248,22 15,65 11,72 21 Hari ( Kg/Cm2) (Hari) (%) 231,84 21 0 264,11 23,92 13,92 297,69 26,96 28,40 324,63 29,40 40,02 28 Hari ( Kg/Cm2) (Hari) (%) 317,16 28 0 321,12 28,35 1,25 325,69 28,75 2,69 348,69 30,78 9,94

(25)

VASTUWIDYA Vol. 2, No.1,Februari – Juli 2019 ISSN 2620-3448

14,83 % tetapi hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang telah tercantum dalam brosur prodak Additon H.E yaitu dengan menggunakan dosis 120 cc kekuatan tekan beton umur 7 hari setara dengan beton biasa umur 28 hari.

- Penambahan Additon H.E dengan dosis 200 cc, menyebabkan percepatan kuat tekan beton dari umur 7 hari setara dengan beton biasa umur 9,01 hari dan menyebabkan peningkatan terhadap kuat tekan beton sebesar 28,72 % tetapi hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang telah tercantum dalam brosur prodak Additon H.E yaitu dengan menggunakan dosis 200 cc kekuatan tekan beton umur 5 hari setara dengan beton biasa umur 28 hari.

2. Pada umur beton 14 hari dengan penambahan bahan tambahan (Additive) Additon H.E menyebabkan:

- Penambahan Additon H.E dengan dosis 80 cc, menyebabkan percepatan kuat tekan beton dari umur 14 hari setara dengan beton biasa umur 14,13 hari dan menyebabkan peningkatan terhadap kuat tekan beton sebesar 0,90 %

- Penambahan Additon H.E dengan dosis 120 cc, menyebabkan percepatan kuat tekan beton dari umur 14 hari setara dengan beton biasa umur 14,78 hari dan menyebabkan peningkatan terhadap kuat tekan beton sebesar 5,53 %

- Penambahan Additon H.E dengan dosis 200 cc, menyebabkan percepatan kuat tekan beton dari umur 14 hari setara dengan beton biasa umur 15,65 hari dan menyebabkan peningkatan terhadap kuat tekan beton sebesar 11,72 %

3. Pada umur beton 21 hari dengan penambahan bahan tambahan Additive Addditon H.E menyebabkan:

- Penambahan Additon H.E dengan dosis 80 cc, menyebabkan percepatan kuat tekan beton dari umur 21 hari setara dengan beton

biasa umur 23,92 hari dan menyebabkan peningkatan terhadap kuat tekan beton sebesar 13,92 %

- Penambahan Additon H.E dengan dosis 120 cc, menyebabkan percepatan kuat tekan beton dari umur 21 hari setara dengan beton biasa umur 26,96 hari dan menyebabkan peningkatan terhadap kuat tekan beton sebesar 28,40 %

- Penambahan Additon H.E dengan dosis 200 cc, menyebabkan percepatan kuat tekan beton dari umur 21 hari setara dengan beton biasa umur 29,40 hari dan menyebabkan peningkatan terhadap kuat tekan beton sebesar 40,02 %

4. Pada umur beton 28 hari dengan penambahan bahan tambahan (Additive) Additon H.E menyebabkan:

- Penambahan Additon H.E dengan dosis 80 cc, menyebabkan percepatan kuat tekan beton dari umur 28 hari setara dengan beton biasa umur 28,35 hari dan menyebabkan peningkatan terhadap kuat tekan beton sebesar 1,25 %

- Penambahan Additon H.E dengan dosis 120 cc, menyebabkan percepatan kuat tekan beton dari umur 28 hari setara dengan beton biasa umur 28,75 hari dan menyebabkan peningkatan terhadap kuat tekan beton sebesar 2,69 %

- Penambahan Additon H.E dengan dosis 200 cc, menyebabkan percepatan kuat tekan beton dari umur 28 hari setara dengan beton biasa umur 30,78 hari dan menyebabkan peningkatan terhadap kuat tekan beton sebesar 9,94 %

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mendapatkan alternative lain bahan dasar dari beton untuk dapat meningkatkan mutu beton diantaranya yaitu dengan jalan mengurangi atau menambahkan bahan tambahan tertentu untuk mendapatkan mutu beton yang lebih baik, seperti yang dilakukan oleh Wibawa Sastra, I Made. 2004. Penelitian Penggunaan Pecahan Genteng Pejaten Sebagai Pengganti Agregat Kasar Dalam Campuran Beton

(26)

VASTUWIDYA Vol. 2, No.1,Februari – Juli 2019 ISSN 2620-3448

Meningkatkan Kuat Tekan Karakteristik Beton. Denpasar: Fakultas Teknik Universitas Mahasaraswati. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Imaculata Maria G.M. 2009. Penelitian Penambahan Serbuk Batu Tabas Karangasem Dalam Mengatasi Pengaruh Magnesium Klorida Pada Campuran Beton. Denpasar: Tugas Akhir Universitas Mahasaraswati.

Beberapa penelitian terdahulu menunjukan bahwa penambahan bahan tambahan kimia dapat meningkatkan secara signifikan kuat tekan beton. Seperti yang telah dilakukan oleh Harianto, Setijadi. M,N., 2005. Dalam penelitiannya menggunakan penambahan Simultan Sika Viscocrete (SV) dan Sikament-520 (S-520)

pada prosentase tertetu dapat meningkatkan kuat tekan beton. Sebenarnya masih ada tipe additive-additive lain yang dapat meningkatkan secara signifikan kuat tekan beton, tapi pemanfaatannya sendiri untuk industri readymix di Indonesia belum maksimal. Additive-additive yang maksud yaitu: VMA (viscosity-modifying admixtures), SRA (shrinkage reducing admixture) dan AWA (anti washout agent). (Teknologi Additive dan Admixture).

4. Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan

Tabel 3.1. Kuat Tekan Beton Umur 7, 14, 21 dan 28 Hari, Dengan Penambahan Additon H.E (0 cc, 80 cc, 120 cc Dan 200 cc)

Dari hasil penelitian kuat tekan beton dengan penambahan bahan tambahan (additive) Additon H.E dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

- Setelah dilaksanakan test kuat tekan kubus beton dan analisa

kuat tekan beton dari 10 benda uji, dimana pada masing-masing percobaan dilaksanakan pembuatan benda uji kubus dengan penambahan Additon H.E dengan dosis 80 cc, 120 cc, dan 200 cc dapat mempercepat dan Umur

Beton

Kuat Tekan Beton

PENAMBAHAN ADDITON H.E

0 cc 80 cc 120 cc 200 CC 7 Hari ( Kg/Cm2) ( Hari) (%) 139,02 7,00 0 146,61 7,38 5,46 159,63 8,04 14,83 178,95 9,01 28,72 14 Hari ( Kg/Cm2) (Hari) (%) 222,06 14 0 224,18 14,13 0.90 234,46 14,78 5,53 248,22 15,65 11,72 21 Hari ( Kg/Cm2) (Hari) (%) 231,84 21 0 264,11 23,92 13,92 297,69 26,96 28,40 324,63 29,40 40,02 28 Hari ( Kg/Cm2) (Hari) (%) 317,16 28 0 321,12 28,35 1,25 325,69 28,75 2,69 348,69 30,78 9,94

(27)

VASTUWIDYA Vol. 2, No.1,Februari – Juli 2019 ISSN 2620-3448

meningkatkan Kuat Tekan Karakteristik Beton.

- Setelah dilaksanakan test kubus beton dengan umur 7,14,21 dan 28 hari diperoleh hasil kuat tekan beton sebagai berikut:

4.2 Saran

Saran yang dapat dikemukakan sehubungan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perlu diadakan penelitian lanjutan pada penambahan bahan tambahan (additive) addition H.E. dalam dosis tertentu untuk memperoleh percepatan waktu pengerasan yang lebih cepat dan kuat tekan karakteristik beton yang maksimal.

2. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik agar digunakan benda uji yang lebih banyak atau sesuai persyaratan PBI,71 untuk masing-masing campuran beton.

5. DAFTAR PUSTAKA

Budhi Saputro, A., 2008. Penelitian Kuat tekan dan kuat tarik beton mutu tinggi dengan Fly Ash sebagai bahan pengganti sebagian semen dengan kuat tekan 45 MPa. Yogyakarta: Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Universitas

Islam Indonesia.

http://www.scribd.com/doc/3745749 5/Kuat-Tekan-Dan-Kuat-Tarik-Beton. Donwnload, 10-10-2010. Departemen Pekerjaan Umum. LPMB. Tata

Cara Rencana Pembuatan Campuran Beton Normal. SK SNI T-15-1990-03. Cetakan Pertama, DPU – Yayasan LPMB , 1991. Bandung

Harianto, Setijadi. M,N., 2005. Pengaruh penambahan Simultan Sika Viscocrete-Sikament-520 Pada Beton PPC-AKB Ditinjau Terhadap Kuat Tekan.Yogyakarta: Hasil Penelitian Universitas Janabadra. Imaculata Maria G.M. 2009. Penelitian

Penambahan Serbuk Batu Tabas Karangasem Dalam Mengatasi Pengaruh Magnesium Klorida Pada Campuran Beton. Denpasar: Tugas Akhir Universitas Mahasaraswati. Mulyono. T., 2003. Teknologi Beton. Andi:

Jakarta

Subakti. A., 1994. Teknologi Beton Dalam Praktek. Jurusan Teknik Sipil FTSP. Institut teknologi sepuluh November Surabaya. Surabaya Teknologi Additivedan Admixture. 2008.

Type – type additive yang ada di

Industri Indonssia.

http://sasonov.wordpress.com/2008 /02/02/teknologi-additive-dan-admixture/. Donwnload, 10-10-2010.

Wangsadinata. W., 1971. Peraturan beton Bertulang Indonesia N.I – 2. Bandung: Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik.

Wibawa Sastra, I Made. 2004. Penelitian Penggunaan Pecahan Genteng Pejaten Sebagai Pengganti Agregat Kasar Dalam Campuran Beton Meningkatkan Kuat Tekan Karakteristik Beton. Denpasar: Fakultas Teknik Universitas Mahasaraswati.

Gambar

Tabel 3.1 Pemeriksaan Berat Jenis Dan
Tabel 3.4 Pemeriksaan Berat Satuan Pasir
Tabel 3.6 Pemeriksaan Gradasi Agregat Kasar
Tabel 3.8 Pemeriksaan Berat Satuan Agregat  Kasar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lama responden bekerja lebih dari 5 tahun sebesar 54.5% sesuai dengan penelitian Su- darsono (2010) yang menyimpulkan bahwa kader telah bekerja 5-10 tahun memiliki pen- galaman

Proporsi status anemia mengalami perbaikan menjadi lebih baik dan signifikan berbeda setelah intervensi namun peningkatan kadar hemoglobin sebesar 0,14±1.12 g/ dl belum

Breedlove was living with her employers, Charlie Breedlove, Pecola’s brother, was living with relatives, and Pecola was left to the county to care for.. While she was with

pertanian dalam arti umum. BBP Mektan sebagai sumber utama inovasi mekanisasi pertanian secara Nasional harus mampu menghasilkan inovasi yang terencana, terfokus dengan sasaran

Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa efektivitas simulasi flash dalam meremediasi miskonsepsi siswa kelas VIII SMP Negeri 20 Pontianak untuk materi pemantulan

Apabila proses pelaksanaan pekerjaan dilakukan di luar unit (workshop), maka Pihak Pelaksana selama melaksanakan pekerjaan diwajibkan menyediakan peralatan

Dengan observasi dan diskusi, siswa mampu menyajikan informasi hasil identifikasi pemanfataan sumber daya alam hayati bagi kesejahteraan masyarakat dengan sistematis.. Dengan

Ada beberapa saran kami dalam melakukan penelitian ini adalah sebaiknya untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan titik didih tercepat maka generator uap ini