• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBAR FOTO SEBAGAI MEDIA PENYUSUNAN KARANGAN DESKRIPSI MATA PELAJARAN BAHASA Gambar Foto Sebagai Media Penyusunan Karangan Deskripsi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas Xi Sekolah Kejuruhan Warga Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GAMBAR FOTO SEBAGAI MEDIA PENYUSUNAN KARANGAN DESKRIPSI MATA PELAJARAN BAHASA Gambar Foto Sebagai Media Penyusunan Karangan Deskripsi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas Xi Sekolah Kejuruhan Warga Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBAR FOTO SEBAGAI MEDIA PENYUSUNAN

KARANGAN DESKRIPSI MATA PELAJARAN BAHASA

INDONESIA SISWA KELAS XI SEKOLAH KEJURUHAN

WARGA

SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Disusun Oleh :

IHSAN SIDIK WIJAYA

A 310 080 305

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

1

GAMBAR FOTO SEBAGAI MEDIA PENYUSUNAN

KARANGAN DESKRIPSI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

SISWA KELAS XI

Penelitian ini mengangkat masalah mengenai manfaat gambar sebagai media penyusunan karangan deskripsi siswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui variasi penyusunan karangan siswa dalam menjawab soal bergambar. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah jawaban siswa mengenai soal bergambar yang disajikan. Data dalam penelitian ini adalah berupa hasil karangan siswa dalam mendeskripsikan gambar sebagai media penyusunan karangan deskripsi mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas XI SMK Warga Surakarta tahun ajaran 2012/2013. Sumber dalam penelitian ini adalah sumber data tertulis yang berupa teks karangan deskripsi siawa kelas XI SMK Warga Surakarta. Teknik pengumpulan data dalam mengembangkan gambar menjadi karangan digunakan metode padan dengan dasar daya pilih sebagi pembeda eren. Selain itu, digunakan metode agih dengan teknik dasar bagi unsur langsung dan teknik lanjutan berupa teknik lesap, teknik ganti, dan teknik baca markah. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini mengenai gambar sebagai media penyusunan karangan deskripsi mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas XI SMK Warga Surakarta tahun ajaran 2012/2013 berupa: pertama terdapatnya variasi jawaban siswa dalam membahas gambar. Variasi jawaban siswa dalam membahaskan gambar dikarenakan perbedaan sudut pandang siswa terhadap gambar, perbedaan diksi dalam membahaskan gambar dan daya imajinasi siswa. Kedua deskripsi pola karangan siswa dalam menjawab soal bergambar. Pola karangan siswa berdasarkan jenis karangan deskripsi meliputi deskripsi sugestif dan deskripsi teknis. Karangan deskripsi siswa berdasarkan hubungan dengan tulisan lain meliputi narasi, argumentasi dan ekposisi.

(4)

2

PENDAHULUAN

Menulis merupakan salah satu sarana untuk menuangkan ide atau gagasan ke dalam bentuk bahasa tulis. Unsur yang pertama berupa gagasan dan unsur yang kedua berupa bahasa. Bahasa tulis merupakan salah satu sarana yang dapat dipakai untuk membuat orang mengetahui apa yang menjadi ide atau gagasan kita. Agar pesan yang kita sampaikan tidak menyimpang dari tujuan maka kita dituntut menggunakan bahasa dengan tepat dalam mengorganisasikan dan mengemukakan gagasan atau ide.

Gambar selama ini sering digunakan sebagai media visualisasi untuk memberikan gambaran kongkret tentang suatu masalah. Gambar dapat juga kita manfaatkan sebagai media penyusunan mengarang bahasa Indonesia. Menurut Tarigan dan H. G. Tarigan (1986:187-219) teknik pengajaran menulis terdiri atas: (1) menyusun kalimat, (2) memperkenalan karangan, (3) meniru model, (4) karangan bersama, (5) mengisi, (6) menyusun kembali, (7) menyelesaikan cerita, (8) menjawab pertanyaan, (9) meringkas isi, (10) parafrasa, (11) reka cerita gambar, (12) memerikan, (13) mengembangkan kata kunci, (14) mengembangkan kalimat topik, (15) mengembangkan judul.

(5)

3

Pemakaian kalimat siswa kelas VII SMP Negeri I Polanharjo diantaranya berbentuk kalimat tunggal, kalimat majemuk dan kalimat bersusun. Kalimat yang paling banyak dijumpai adalah kalimat tunggal khususnya yang berpola S-P-K. Kalimat tunggal yang digunakan masih terdapat ketidakbakuan yang berupa kalimat tidak lengkap dan kalimat rancu. Kalimat majemuk yang paling banyak digunakan adalah kalimat majemuk setara, sedangkan kalimat bersusun dalam karangan deskriptif sudah bervariasi.

Selama ini siswa sering mengalami kesulitan dalam mengarang ketika mereka disodorkan sebuah tema untuk dikembangkan menjadi sebuah karangan. Mereka belum menemukan ide atau gambaran di otak mereka mengenai tema yang disodorkan. Mereka akan berpikir untuk menggali pengalaman yang berkaitan dengan tema. Tidak jarang mereka kesulitan menemukan ide atau gagasan karena belum adanya pengalaman tentang tema yang diminta. Dimunculkannya gambar akan memancing pengalaman mereka. Mereka yang belum punya pengalaman tentang tema yang diminta tidak akan mengalami kesulitan untuk bercerita dengan dihadirkannya gambar. Gambar memberikan sarana bagi siswa untuk mengembangkan kepekaan siswa terhadap setiap detail gambar dan kemampuan siswa dalam berimajinasi. Siswa diberikan gambaran mengenai tema sebuah karangan sehingga muncul ilustrasi yang memudahkan siswa untuk berimajinasi. Pada saat menceritakan gambar, selain dituntut memiliki kepekaan dan daya imajinadi siswa juga dituntut menguasai kosakata. Siswa yang menguasai banyak kosakata dapat menggunakan bahasa dengan bervariasi dan tepat. Siswa juga dituntut tetap memperhatikan aturan-aturan penuisan. Jadi melalui soal bergambar guru dapat mengetahui penyusunan pada karangan siswa.

METODE PENELITIAN

(6)

4

Metode penelitian yang sesuai akan mengarahkan penelitian mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, maka bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Strategi yang dipakai dalam penelitian ini adalah tunggal terpancang. Strategi tunggal terpancang memusatkan studi terhadap beberapa aspek yang dipilih berdasarkan kepentingan, tujuan dan minat penelitian.

Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini mempunyai sumber yang jelas dan pasti. Penelitian ini mengambil data berupa hasil karangan siswa dalam mendeskripsikan gambar sebagai media penyusunan karangan deskripsi mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas XI SMK Warga Surakarta tahun ajaran 2012/2013. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode simak (pengamatan, observasi). Dalam penelitian ini digunakan metode padan dan metode agih.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar sebagai media evaluasi mengarang bahasa Indonesia akan memudahkan siswa untuk mengembangkan imajinasinya. Siswa diberikan gambaran nyata tentang tema karangan yang diminta melalui gambar. Siswa selain dituntut memiliki kepekaan terhadap gambar dan daya imajinasi juga dituntut menuasai kosakata dan kaidah penulisan. Gambar sebagai media evaluasi mengarang deskripsi dalam penelitian ini terbagi dalam 4 jenis gambar.

Gam bar sebagai media evaluasi mengarang deskripsi dalam penelit ian ini t erbagi dalam 4 jenis gambar.

Gambar pertama.

(7)

5

Gambar tersebut menghadirkan sebuah simbol yang sederhana. Setelah siswa menangkap simbol tersebut kemudian siswa diminta untuk mengembangkannya menjadi sebuah paragraf.

Gambar kedua.

Soal: Buatlah sebuah paragraf deskripsi berdasarkan gambar di bawah ini!

Gambar kedua menghadirkan sebuah simbol yang komplek. Siswa diminta menceritakan gambar tersebut dalam sebuah paragraf.

Gambar ketiga.

(8)

6

Gambar ketiga menghadirkan ilustrasi suasana di sebuah pantai. Melalui gambar tersebut siswa dipancing untuk masuk ke dalam suasana yang ada. Siswa dapat mengamati dari berbagai sudut. Gambar ketiga memberikan banyak gambaran kepada siswa sehingga diharapkan siswa dapat dengan leluasa membuat karangan deskripsi.

Gambar keempat

Soal: Susunlah sebuah paragraf deskripsi berdasarkan gambar di bawah ini. Saudara ungkapkan suatu kegiatan yang ada di gambar tersebut.

Gambar keempat melukiskan suatu kegiatan di sebuah pertambangan batubara.

(9)

7

dikarenakan perbedaan sudut pandang siswa terhadap gambar dan perbedaan diksi dalam membahasakan gambar.

Sudut pandang siswa terhadap gambar sangat dipengaruhi oleh pengalaman siswa. Sudut pandang yang berlainan antara siswa terlihat. Sudut pandang siswa terhadap gambar pertama kurang bervariasi. Hal ini disebabkan siswa diminta untuk mengungkapkan pentingnya alat yang ada pada gambar. Melainkan siswa mengungkapkan tentang cara kerja, manfaat dan ciri gambar tersebut. Sudut pandang siswa terhadap gambar kedua mengungkapkan tentang ciri bentuk motor dan jenis-jenis motor. Siswa yang mendeskripsikan ciri bentuk motor berjumlah 18 siswa sedangkan yang menjelaskan tentang jenis-jenis motor terdapat 12 siswa. Sudut pandang siswa terhadap gambar ke tiga semua sama. Siswa berpandangan bahwa gambar tersebut melukiskan indahnya pantai. Meskipun demikian variasi sudut pandang masih tampak pada karangan siswa. Perbedaan sudut pandang siswa terletak pada perbedaan latar. Sudut pandang siswa terhadap gambar keempat kurang bervariasi. Hal ini disebabkan siswa diminta untuk suatu kegiatan yang ada di gambar tersebut. Melainkan siswa hanya mengungkapkan tentang cara kerja, kemanfaatan, ciri dan jenis dalam gambar tersebut.

(10)

8

Siswa dalam mengkomunikasikan gambaran atau menceritakan bagaimana bentuk atau wujud suatu barang atau objek, atau mendeskripsikan cita rasa suatu benda, hal, atau bunyi. Fungsi utama deskripsi adalah membuat para pembacanya melihat barang atau objeknya, atau menyerap kualitas khas dari barang-barang itu. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur. Membedakan tulisan deskripsi menjadi dua macam, yaitu deskripsi sugestif dan deskripsi teknis. Berdasarkan data ditemukan 2 jenis paragraf deskripsi.

Siswa bertujuan membangkitkan daya khayal, kesan atau sugesti tertentu, seolah-olah pembaca melihat sendiri objek (yang dideskripsikan) secara keseluruhan seperti yang dialami secara fisik. Pada gambar pertama siswa berusaha menciptakan penghayatan terhadap objek melalui imajinasi. Objek yang dapat ditulis siswa tersebut seakan-akan pembaca melihat langsung benda tersebut seperti yang dilihat siswa. Pada gambar ke dua siswa berusaha menciptakan penghayatan terhadap objek melalui imajinasi. Objek yang ditulis siswa seakan-akan pembaca melihat langsung bentuk tersebut seperti yang dilihat siswa. Pada gambar ke tiga siswa menciptakan penghayatan suasana pantai seolah-olah pembaca melihat sendiri objek (yang dideskripsikan) secara keseluruhan seperti yang dialami secara fisik oleh penulisnya. Pada gambar ke empat Siswa berusaha untuk menciptakan suatu penghayatan terhadap objek tersebut melalui imaginasi para pembaca dengan memunculkan ciri-ciri benda seakan-akan pembaca melihat langsung benda tersebut.

(11)

9

Sehingga pembaca bila bertemu dengan benda tersebut dapat mengenalinya. Pada gambar ke tiga objek yang diinformasikan siswa secara teknis ditulis ke dalam deskripsi teknis adalah pantai. Pada gambar ke empat seluruh objek yang diinformasikan secara teknis ditulis ke dalam deskripsi teknis siswa yaitu suatu perkerjaan di pertambangan.

Karangan deskrisi merupakan alat Bantu yang efektif untuk lebih menghidupkan pokok pembicaraan, untuk menghindari rasa kebosanan dan keengganan para pembaca. Gagasan yang bersifat umum atau uraian-uraian yang abstrak mungkin tidak dapat segera dilihat atau diterima oleh pembaca.Tetapi apabila hal-hal yang umum dan abstrak tadi dipaparkan dalam perincian-perincian yang kongkrit dan terarah, maka pembaca akan lebih mudah menerimanya. Karangan deskripsi memiliki hubungan yang erat dengan tulisan lain yaitu, narasi, argumentasi, dan eksposisi.

Pada tulisan narasi, rekaan dapat dilukiskan begitu hidup dengan menggunakan deskripsi yang bersifat fiktif. Pada gambar pertama Gambar yang memunculkan sebuah simbol yang sederhana tidak cocok untuk menghubungkan paragraf deskripsi dengan paragraf narasi. Pada gambar ke dua, data 2a karangan siswa memunculkan suatu peristiwa yang terjadi di dalam karangan deskripsi. Pada gambar ke tiga siswa memunculkan suatu cerita peristiwa atau suasana yang sedang terjadi. Gambar keempat tidak cocok untuk menghubungkan paragraf deskripsi dengan paragraf narasi. Disebabkan gambar kurang komplek untuk menceritakan suatu peristiwa.

(12)

10

logis. Pada gambar ketiga Siswa memunculkan suatu pendapat bagaimana suatu keindahan atau suasana pantai untuk meyakinkan pembaca merasakannya. Pada gambar ke empat Siswa memberikan suatu kesan yang dimunculkan bagaimana penggunaan alat berat di suatu pertambangan.

Pada tulisan eksposisi, deskripsi merupakan alat bantu yang efektif untuk lebih menghidupkan pokok pembicaraan, untuk menghindari kebosanan dengan keengganan pembaca. Gagasan-gagasan yang bersifat umum atau uraian-uraian yang abstrak mungkin tidak dapat segera dilihat atau diterima oleh pembaca. Gambar pertama siswa munjukkan bagaimana sebuah proses kerja suatu kunci inggris untuk digunakan, agar pembaca mengetahui bagaimana pengguaan kunci tersebut. Gambar ke dua siswa mengutarakan bentuk sepeda motor secara objektif terhadap gambar yang dimunculkan. Gambar ke tiga siswa memaparkan sebuah gambaran mengenai situasi atau suasana yang ada di pantai. Pada gambar ke empat siswa memaparkan suatu kegiatan yang ada di pertambangan dan bagai mana cara kerja alat berat yang ada di suatu partambangan guna untuk memberi pengertian kepada pembaca.

SIMPULAN

Simpulan mengenai “ Gambar Foto sebagai Media Penyusunan Karangan Deskripsi di SMK Warga Tahun Ajaran 2012/2013”

1. Gambar sebagai media penyusunan karangan deskripsi akan menimbulkan variasi jawaban. Adapun variasi jawaban siswa dikarenaan : (1) perbedaan sudut pandang siswa terhadap gambar, (2) perbedaan diksi dalam membahaskan gambar, dan (3) daya imajinasi siswa.

(13)

11

3. Karangan deskripsi dapat dihubungkan dengan karangan yang lain meliputi narasi, ekposisi, dan argumentasi.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Aminuddin. 20001. Semantik Pengantar Studi tentang Makna. Bandung: Sinar

Baru Algensindo.

Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi.

Gunawan, dkk. 1997. Belajar Mengarang: Dari Narasi hingga Argumentasi. Untuk SMU dan Umum. Jakarta: Erlangga.

Hasnun, Anwar. 2006. Pedoman Menulis untuk Siswa SMP dan SMA.Yogyakarta: Andi.

Meier. Dave. 2002. The Accelerated Learning Handbook. Bandung: Mixan Media Utama.

Nurgiantro, Burhan. 1987. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE

Kosasih. E. 2002. Kompetensi Ketatabahasaan Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.

Keraf, Gorys. 1981. Eksposisi dan Deskripsi. Flores: Nusa Indah. Keraf, Gorys. 1981. Argumentasi dan Narasi. Flores: Nusa Indah. Mawardi, Cholik. 2007. “Analisis Pemakaian Bahasa dalam Karangan

Deskriptif Siswa SMP Negeri 1 Polanharjo”. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Nurchasanah & Widodo. 1993. Keterampilan Menulis dan Pengajarannya. Malang: Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.

Pateda, Mansoer. 1989. Analisis Kesalahan. Flores: Nusa Indah. Ramlan. M. 1986. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: CV

Karyono.

Sudirman. 1987. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadia Karya.

Tarigan, Djago dan H.G. Tarigan. 1986. Teknik Pengajaran Ktrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

(14)

12

Yusuf, Sukendra. 1998. Fonetik dan Fonologi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Gambar

GAMBAR FOTO SEBAGAI MEDIA PENYUSUNAN
Gambar tersebut menghadirkan sebuah simbol yang sederhana.
Gambar keempat melukiskan suatu kegiatan di sebuah pertambangan

Referensi

Dokumen terkait

Bertolak dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penulis merumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah aktivitas belajar dan hasil peserta didik kelas III SD

“Pengaruh Modal Fisik, Modal Finansial, Dan Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan,

Jadi yang dimaksud dengan perbandingan antara metode CHIO dan metode MINOR-KOFAKTOR dalam menentukan determinan matriks berordo (n ≥ 4) adalah dengan membandingkan dua metode

Pendaftar an dan pengambilan Dokumen Pengadaan dapat diw akilkan dengan membaw a tanda pengenal dan sur at tugas dar i dir ektur utama/ pimpinan per usahaan/ penugur

Eksperimen menurut Kerlinger (1986: 315) adalah sebagai suatu penelitian ilmiah dimana peneliti memanipulasi dan mengontrol satu atau lebih variabel bebas dan melakukan

 By Separate External System That Contains Raid Controller and Disks of Array.  Operating System Sees array as one or

Sistem manajemen basis data (DBMS) adalah suatu aplikasi peranti lunak yang menyimpan struktur basis data, data itu sendiri, hubungan di antara data di dalam

This research aims to find out the effect of customer satisfaction, zone of tolerance and corporate image on PT.Indosat.tbk customer loyalty in surabaya after