• Tidak ada hasil yang ditemukan

EARLY CHILDHOOD AND THE WILL TO BE ONESELF. Autonomy vs Shame & Doubt 18 months-3 years Dr. J anprasetyo, SpKJ (K)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EARLY CHILDHOOD AND THE WILL TO BE ONESELF. Autonomy vs Shame & Doubt 18 months-3 years Dr. J anprasetyo, SpKJ (K)"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

EARLY CHILDHOOD

EARLY CHILDHOOD

AND THE WILL TO BE

AND THE WILL TO BE

ONESELF

ONESELF

Autonomy vs Shame & Doubt

Autonomy vs Shame & Doubt

18 months-3 years

18 months-3 years Dr. J an Prasetyo, SpKJ (K)

(2)

• Psikoanalisis telah memperkaya

perbenda-haraan kata dengan kata “analitas” 

pleasureableness & willfulness tertentu 

organ2 eliminatif dalam masa kanak dini

• 2 perkembangan berangsur2 memberi anal

pengalaman2 “volume” yg penting:

– kedatangan kotoran yg terbentuk lebih baik

– kordinasi umum dari sistem otot yg memungkinkan perkembangan pelepasan volunter sebagaimana juga retensi

(3)

• Dimensi baru dari pendekatan kepada

hal2 ini tak terbatas pada sfingter.

• Suatu kemampuan umum berkembang u/

bergantian menahan & mengeluar-kan

sesuai kehendak & u/ menyimpan erat &

u/ membuang jauh2 dengan disengaja

apapun yg dipegang.

(4)

• Kepentingan keseluruhan dari tahap II masa

kanak ini berada pada

– pencapaian yg cepat

• dalam maturasi muskuler • dalam verbalisasi

• dalam diskriminasi

– kemampuan u/ menkordinasi sejumlah pola tindakan yg sangat bertentangan yg dicirkan dengan

(5)

• Dalam cara ini & yg lainnya, anak yg masih

sangat dependen mulai mengalami kehendak

otonom-nya  kekuatan2 jahat diikat &

dilepaskan karena si anak sering tak

berimbang terhadap kehendak kejamnya

sendiri & orangtua & anak sering tak

(6)

• Sejauh ketepatan analitas diperhatikan,

segala sesuatu bergantung pada apakah

lingkungan budaya ingin membuat sesuatu

darinya.

• Ada kebudayaan primitif & agraris dimana

orangtua mengabaikan perilaku anal &

menyerahkan kepada anak yg lebih tua u/

memimpin si adik keluar dari semak2

sehingga kepatuhannya dalam hal ini terjadi

pada waktu yg sama dengan kehen-daknya

u/ mengimitasi kakaknya. Peradaban Barat

telah memilih u/ memandang hal ini lebih

serius. Disinilah jaman mesin telah

menyediakan ideal dari suatu tubuh yg

terlatih secara mekanis, berfungsi tanpa cela,

& selalu bersih, tepat waktu, & wangi.

(7)

Apa yg membuat masalah anal

berpotensi menjadi penting & sukar?

• Zona anal meminjamkan dirinya lebih dari yg lain

kepada ekspresi dari subborn insistence pada

impuls2 yg bertentangan karena ini merupakan

zona model bagi 2 modus kontradiktori yg harus

silih berganti retensi & eliminasi

• Tahap keseluruhan ini menjadi pertempuran bagi

otonomi. Sebagaimana ia siap u/ berdiri di atas

kakinya lebih kokoh, sang bayi juga belajar u/

menjabarkan dunianya sebagai “saya” & “kamu,” &

“aku” & “milikku.”

(8)

• Setiap ibu mengetahui bagaimana seorang anak bisa lembut secara menakjubkan pada tahap ini, jika & ketika ia telah membuat

keputusan bahwa ia ingin melakukan apa yg ia kira harus ia

lakukan. Tidaklah mungkin u/ menemukan suatu formula andal u/ membuatnya mau berlaku begitu saja.

• Setiap ibu mengetahui bagaimana seorang anak dengan penuh kasih pada tahap ini akan mendekat rapat2 kepadanya &

bagaimana anaknya akan mencoba u/ mengesampingkannya

secara mendadak tanpa belas kasihan. Pada saat yg sama si anak suka menyimpan barang2 & membuangnya, memegang benda2 yg ditemukan & membuangnya keluar melalui jendela rumah &

(9)

• Kesemuanya ini tampaknya tendensi2 yg kontra-diktif  formula modus retentif-eliminatif. Semua modalitas dasar meminjamkan diri mereka kepada ekspektasi & sikap

baik yg bermusuhan maupun yg ramah.

• “to hold”  tahanan at kekangan yg destruktif & kejam vs pola pemeliharaan: “to have & to hold.”

• “Let go”  pelepasan kekuatan-kekuatan destruktif yg bertentangan vs “to let pass” & ”to let be” yg tenang

(10)

Masalah regulasi mutual antara dewasa & anak

sekarang menghadapi ujian terberatnya.

• kendali luar oleh pelatihan yg terlalu kaku at

terlalu dini merenggut si anak dalam

usahanya secara bertahap u/ mengendalikan

perut & fungsi lainnya secara sengaja &

dengan pilihan bebasnya  pemberontakan

ganda & suatu kekalahan ganda.

• tak berdaya melawan instingtualitas analnya

sendiri & kadang2 takut terhadap pergerakan

perutnya sendiri & tak berdaya di luar 

mencari pemuasan & kendali baik dengan

regresi maupun dengan progresi palsu

(11)

• Dgn kata lain, kembali kepada kendali oral 

mengisap jempolnya & menjadi sangat menuntut;

bermusuhan & degil, sering menggunakan

kotorannya sebagai amunisi agresif; menganggap

diri mandiri & mampu tanpa bantuan siapapun yg

tanpa pernah sungguh2 ia miliki

• Tahap ini menjadi menentukan bagi rasio

– loving good will:hateful self-insistence – kerja sama:kedegilan

– ekspresi-diri:kekangan-diri yang kompulsif at kepatuhan yg lembut

(12)

• Suatu rasa kendali-diri tanpa hilangnya penghargaan diri merupakan sumber ontogenik dari suatu rasa kehendak

bebas.

• rasa hilangnya kendali-diri yg tak dapat dihindari & kendali berlebih parental  kecenderungan bagi keraguan & malu. • U/ pertumbuhan otonomi diperlukan firmly developed early

trust → bayi harus yakin bhw kepercayaan(faith)nya thdp diri

sendiri & dunia tak akan terancam o/keinginan u/ menuruti pilihannya

(13)

• Hanya parental firmness yg dpt melindungi anak

dr konsekuensi perbuatannya

• Tp lingkungan jg hrs mendukung keinginan u/

‘stand on his own feet’ (mandiri) sambil tetap

melindungi dr rasa keterasingan baru, perasaan

mengekspos diri scr prematur & bodoh—shame

—dan secondary mistrust/”double take” thdp diri

sendiri & pelatihnya—doubt.

(14)

Shame

• emosi infantil yg kurang dipelajari  sangat cepat dan mudah terserap o/ perasaan bersalah

• seperti seseorang yg terpajan sepenuhnya & sadar sedang diperhatikan

• Rasa malu  impuls u/ menutupi wajah at bersembunyi ke kolong

• Potensi ini dimanfaatkan secara berlimpah dalam metoda

edukasional dari “shaming” yg dipakai secara sangat eksklusif o/ orang2 primitif.

• Kedestruktifan dari shaming diimbangi o/ alat2 u/ “menyelamatkan muka.”

(15)

• Terlalu banyak shaming -/ rasa kesopan-santunan  determinasi terselubung u/ mencoba u/ lari dari

hal2 ketika tak dilihat, bila bukan dalam rasa tak tahu malu yg disengaja

• Terdapat suatu batas kepada daya tahan individu seorang anak & dewasa di hadapan tuntutan2 

dirinya, tubuhnya, kebutuhan2nya, & harapan2nya = jahat & kotor, & u/ percaya dalam

ketidakmungkinsalahan mereka yg memberi penghakiman

(16)

• Sesekali, ia akan memutar balik hal2,

menjadi terlupa secara terselubung

kepada opini orang lain, & menganggap

jahat hanya fakta bahwa mereka ada:

kesempatannya akan datang ketika

mereka tidak ada at ketika ia dapat

meninggalkan mereka

(17)

• Bahaya psikiatrik tahap ini adalah potensi perburukan pengasingan normatif hingga mencapai titik yg dpt menyebabkan tendensi neurotik/psikotik

• Anak yg sensitif dpt mengembangkan precocious

conscience

• Bukannya menempatkan sesuatu sesuai aturan lalu mengujinya dgn repetitive play, ia t’obsesi dgn repetitivitasnya sendiri & ingin melakukan sesuatu ‘hanya dgn cara itu’ (just so)

• Dgn obsesivitas & penundaan infantil at repetisi ritualistik, anak belajar gain power atas orang tua → model infantil dr neurosis kompulsi dewasa

(18)

• Pd masa remaja, org yg kompulsif dpt melakukan

manuver yg m’ekspresikan keinginan u/ ‘melarikan diri’ dr sesuatu tp tnyt tdk mampu → precocious conscience tdk membiarkannya melarikan diri dr apapun

• Ia menjalani krisis identitasnya dlm keadaan habitually

ashamed, apologetik & takut dilihat orang, at justru

overkompensatorik—penyimpangan otonomi,

(19)

Doubt

• Brother of shame

• Menyangkut kesadaran memiliki bagian muka & belakang—terutama ‘behind’’.

• Bag.blkg tubuh, dgn fokus agresif & libidinal pd sfingter, tdk dpt terlihat o/anak tp dpt didominasi will org lain

• ‘Behind’ mrpkn area gelap dr tubuh anak, yg dpt diinvasi o/org yg menyerang otonominya & menganggap produk keluarannya sbg ‘evil’’.

(20)

• Basic sense of doubt thdp apa yg tertinggal di blkg mjd model habitual ‘double take’ & bentuk lain dr compulsive

doubting.

• Ekspresi dewasa: paranoiac fears thdp hidden

persecutor & secret persecutions yg mengancam dr blkg

• Saat adolesen diekspresikan dlm transitory total

self-doubt—perasaan bhw semua yg berada di masa lalu tdk

bisa ditambahkan sbg prasyarat u/ suatu permulaan baru.

(21)

• Kepribadian ‘anal’ punya variasi normal & abnormal

• Bila terintegrasi dgn sifat kompensatoriknya, impulsivitas akan melepaskan ekspresi sementara kompulsivitas

berguna dlm hal2 yg menyangkut aturan, ketepatan waktu & kebersihan

• Bedanya adl apakah kita tetap menjadi tuan dr modalitas u/ membuat segala sesuatu mjd teratur at justru aturan yg menguasai pengaturnya (the rules master the ruler)

(22)

• Perlu stamina & fleksibilitas u/ melatih kemauan anak agar dpt membantunya mengatasi terlalu banyak

kemauan, menumbuhkan kemauan baik, &

memertahankan autonomous sense of free will

• Psikoanalisis terutama berfokus pada toilet training yg terlalu dini & berlebihan serta unreasonable shaming sbg kausa pengasingan anak dr tubuhnya; tp tdk

memformulasikan apa yg sebaiknya tak dilakukan pd anak

• Ahli hanya dapat menentukan kerangka rujukan yg di dalamnya tdpt sejumlah pilihan yg boleh & sebaiknya dilakukan

(23)

• Jenis & derajat sense of autonomy yg diberikan org tua bergantung pd dignity & sense of personal independence yg diperoleh dr kehidupan mereka sendiri

• Sense of autonomy mrpkn refleksi dignity ortu sbg

autonomous human being

• Tak peduli apa yg dilakukan scr detil, anak akan

merasakan bagaimana org tuanya hidup sbg org yg penyayang, kooperatif & tegas, serta apa yg membuat org tuanya tampak benci, cemas, & bercabang

(24)

• Kebutuhan dasar manusia u/ mengekspresikan

otonominya diamankan dlm prinsip law & order

yg menentukan hak & kewajiban tiap org

• Banyak lasting sense of doubt & indignity of

punishment & restriction yg mrpkn konsekuensi

dr frustrasi org tua dlm pernikahan, pekerjaan &

kewarganegaraan

(25)

• Bila org sejak kecil sudah mengharapkan otonomi, kebanggaan & kesempatan yg besar, namun stlh dewasa ternyata diatur o/ organisasi & mesin2 yg impersonal & tll rumit u/ dimengerti → kekecewaan kronik & mendalam yg membuat mereka enggan memberikan measure of autonomy ke orang lain at anak2nya.

• Mereka dikuasai ketakutan irasional akan kehilangan

otonominya yg tersisa at, scr paradoksikal, justru merasa kurang dikontrol & tdk diberi tahu apa yg hrs dilakukan

(26)

Kontribusi tahap ini dlm krisis

identitas

• Tahap otonomi berhak mendapat perhatian khusus,

karena dalamnya dilakukan emansipasi I dari sang

ibu.

• Terdapat alasan2 klinis u/ meyakini bahwa remaja

berpaling dari lingkungan masa kanak keseluruhan

dalam banyak cara mengulangi emansipasi I ini 

anak2 muda yg paling nakal dapat juga secara

parsial beregresi kepada suatu pencarian yg

menuntut & sedih u/ suatu tuntunan yg kemandirian

sinis mereka tampak menyangkal

(27)

Terlepas dari bukti “klinis” tersebut,

kontribusi keseluruhan terhadap suatu

pembentukan identitas yg mungkin terjadi:

• segenap keberanian u/ menjadi individu yg

mandiri yg dapat memilih & menuntun

masa depannya sendiri.

(28)

• tahap paling dini meninggalkan suatu residu

dalam sosok yg bertumbuh yg akan

menggemakan sesuatu dari pengakuan “I am

what hope I have and give.”

• Residu analog dari tahap otonomi tampaknya

a/ “I am what I can will freely.”

Referensi

Dokumen terkait

sebagai sampel dari keseluruhan mahasiswa PJKR STKIP Citra Bakti terutama yang berada pada semester 1 dan 3, sehingga secara umum pelaksanaan keiatan perkuliahan

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan adanya peningkatan pada kemampuan Motorik Kasar pada anak didik kelompok A BA’Aisyiyah Bojongsana berjumlah 20 anak pada

Secara tunggal Urin sapi memberikan pengaruh yang nyata terhadap umur berbunga tanaman kacang hijau, dimana perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan pemberian urin sapi 100 cc/l

Seluruh dosen Jinan University yang mengajar di Program Studi Sastra China dari saya semester satu sampai semester akhir semester delapan ini, dan staf pengajar Fakultas Ilmu

Jadi berdasarkan hasil penilaian dari ahli isi, ahli media, dan respon siswa dapat disimpulkan bahwa film pembelajaran perubahan lingkungan pada mata pelajaran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implikatur yang terdapat dalam wacana rubrik Banyumasan di majalah Panjebar Semangat wujud implikatur konvensional yang meliputi

Jadi, dalam pengertian yang lain, media adalah alat atau sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak.. Banyak ahli dan juga organisasi

[r]