• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA PENGEMBANGAN PEMBINAAN KEMAHASISWAAN (ANALISIS KONDISI LINGKUNGAN) Herminarto Sofyan PR III UNY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POLA PENGEMBANGAN PEMBINAAN KEMAHASISWAAN (ANALISIS KONDISI LINGKUNGAN) Herminarto Sofyan PR III UNY"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

POLA PENGEMBANGAN PEMBINAAN

KEMAHASISWAAN

(

ANALISIS KONDISI LINGKUNGAN

)

Herminarto Sofyan

PR III UNY

(2)

ISU YANG DAPAT BERPENGARUH

KEPADA SUASANA AKADEMIK

(3)

Negara Gagal?

(4)

Failed states

Terminologi yang digunakan oleh komentator politik

dan jurnalis untuk menyatakan kondisi suatu negara

dalam memenuhi tugas dan tanggung jawab

dasarnya sebagai negara berdaulat

Negara gagal: pemerintah negara tidak mampu

melindungi warganya, mengontrol atau menguasai

seluruh wilayahnya

Noam Chomsky menggunakan istilah Failed States

dalam menggambarkan kegagalan demokrasi

Amerika Serikat

[Chomsky, 2006: Failed States: The Abuse of Power

(5)

Negara berhasil

Max Weber:

Negara berhasil bila memiliki legitimasi untuk

menggunakan kekuatan fisiknya di dalam wilayah

kedaulatannya.

(6)

Failed states indicators

Indikator sosial

Tekanan demografis

Banjir pengungsi, negara dalam bahaya

Kelompok balas dendam

Penduduk meninggalkan negeri

Indikator ekonomi

Pembangunan ekonomi tak merata

(7)

Failed states indicators

Indikator politik

Kriminalisasi dan delegitimasi negara

Layanan publik yang terus memburuk

Hukum tidak ditegakkan, pelanggaran HAM

Perangkat keamanan menjadi “negara dalam

negara”

Naiknya kelompok elit yang terbelah

(8)

Skala

ALERT WARNING MODERATE SUSTAINABLE

(9)

Peringkat failed states index

No Country D em ogr ap hi c pr es su res M ass iv e m ov em en t of r ef ugee s & in ter nal ly d is pl ac ed p eo pl e Le gac y of v en gean ce -s ee ki ng gr ou p gr iev an ce C hr on ic an d su stai ne d hu m an fli gh t U ne ve n ec on om ic d ev el op m en t al on g gr ou p lin es Sh ar p an d/ or s ev er e ec on om ic dec lin e C ri m in al iz ati on an d/ or del egi tim is ati on o f th e state Pr ogr es si ve dete ri or ati on o f pu bl ic s er vi ces W id es pr ead v io lati on o f h um an ri gh ts Se cu ri ty ap par atu s as ‘s tate w ith in a state’ R is e of fac tio nal is ed el ites In te rv en tio n of o th er s tate s or ex te rn al fac to rs TO TAL 1. Somalia 9.6 10 9.7 8.3 8 9.6 10 9.6 9.9 10 10 9.6 114.3 2. Chad 9.4 9.5 9.8 8.3 9.3 8.5 9.9 9.6 9.6 9.9 9.8 9.7 113.3 3. Sudan 8.8 9.8 9.9 8.7 9.5 6.7 9.9 9.3 9.9 9.8 9.9 9.6 111.8 4. Zimbabwe 9.4 8.6 8.8 9.7 9.4 9.6 9.6 9.4 9.5 9.2 9.5 7.5 110.2 5. Congo 9.9 9.6 8.6 8 9.5 8.7 8.8 9 9.4 9.8 8.9 9.7 109.9 6. Afghanistan 9.5 9.2 9.7 7.2 8.2 8.3 10 8.9 9.2 9.7 9.4 10 109.3 7. Iraq 8.5 8.7 9.3 9.3 8.8 7.6 9 8.4 9.1 9.5 9.6 9.5 107.3 … 60. Bosnia and Herzegovina 5.3 7.1 8.7 5.6 7.1 5.7 8 5.4 5.9 7.2 9.2 8.3 83.5 61. Indonesia 7.2 6.5 6.3 7.3 7.9 6.7 6.9 6.7 6.5 7.3 7.1 6.7 83.1 62. China 8.8 6.6 8 5.9 9 4.3 8.3 7 9 5.8 7.2 3.1 83

(10)

Indonesia (#61)

No Indikator Nilai

1 Demographic pressures 7.2

2 Massive movement of refugees & internally displaced people 6.5 3 Legacy of vengeance-seeking group grievance 6.3 4 Chronic and sustained human flight 7.3 5 Uneven economic development along group lines 7.9 6 Sharp and/or severe economic decline 6.7 7 Criminalization and/or delegitimisation of the state 6.9 8 Progressive deterioration of public services 6.7 9 Widespread violation of human rights 6.5 10 Security apparatus as ‘state within a state’ 7.3 11 Rise of factionalised elites 7.1 12 Intervention of other states or external factors 6.7

(11)

Kondisi Indonesia

Indikator sosial

Tidak ada pengungsian besar-besaran

Tidak ada penduduk yang berbondong-bondong

(12)

BRAIN DRAIN?

Return rates of graduates

Mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri sebagian besar KEMBALI ke tanah air. Survey korelasi antara persen PhD yang kembali dan beda income negara asal, Indonesia jadi outlier. Source: Finn (2003) dan World Bank (2005)

12

(13)

Persentase PhD yang kembali

Persentase PhD dalam sains dan engineering di USA yang kembali ke tanah air.

Source: Finn (2003)

13

(14)

Kondisi Indonesia

Indikator ekonomi

Seberapa tidak meratakah pembangunan

ekonomi di Indonesia?

(15)

Kesenjangan ekonomi (1)

0.00% 1.00% 2.00% 3.00% 4.00% 5.00% 6.00% 1. Belarus 1. Slovakia 3. Japan 7. Finland 12. Indonesia 16. Sweden 45. Thailand 73. UK 84. USA 87. Malaysia

Income Distribution for the poorest 10%

Catatan: semakin besar porsinya semakin merata distribusi ekonominya

(16)

Pemerataan (3)

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 93. Ireland 92. Indonesia 56. USA 42. Phillippines 28. Malaysia 3. Sierra Leone 2. Lesotho 1. Namibia Indeks GINI

Catatan: semakin kecil nilainya semakin merata distribusi ekonominya

(17)

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 78. Indonesia 73. UK 54. USA 44. Thailand 26. Philippines 23. Malaysia 3. Brazil 2. Nicaragua 1. Swaziland

Income Distribution for the richest 10%

Kesenjangan ekonomi (2)

Catatan: semakin kecil porsinya semakin merata distribusi ekonominya

(18)

Size of the economy

(2010 estimates)

USA:

GDP (ppp) : USD 14,720,000,000,000 (1st)

Growth rate : 2.80%

 Per capita (ppp): USD 47,400

External debt: USD 13,980,000,000,000 (95% GDP)

Indonesia:

 GDP (ppp) : USD 1,033,000,000,000 (15th)

Growth rate : 6.0%

Per capita (ppp): USD 4,300

 External debt: USD 155,900,000,000 (15% GDP)

(19)

2009-2010

2010-2011

Perkembangan Daya Saing Indonesia

Periode 2009/2010-2010/2011

(Global Competitiveness Report 2010-2011, World Economic Forum

Komponen Pendidikan mengalami kenaikan dan memberikan kontribusi signifikan terhadap

peningkatan daya saing Indonesia selama periode 2009/2010-2010/2011 19 5.20 3.91 4.18 5.78

(20)

Kondisi Indonesia

Indikator politik

Kriminalisasi dan delegitimasi negara

Layanan publik yang terus memburuk

Hukum tidak ditegakkan, pelanggaran HAM

Perangkat keamanan menjadi “negara dalam

negara”

Naiknya kelompok elit yang terbelah

Intervensi negara lain

(21)

Tingkat kriminalitas (1)

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 57. Indonesia 51. Netherlands 34. Malaysia 24. USA 14. Thailand 12. Papua New Guinea 3. Jamaica 2. South Africa 1. Colombia

Murder/1000 population

Catatan: semakin besar

nilainya semakin tidak aman

(22)

Tingkat kriminalitas (2)

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 62. Indonesia 38. Malaysia 27. Thailand 22. Netherlands 13. UK 11. PNG 9. USA 3. Australia 2. Seychelles 1. South Africa Rapes/1000 population

Catatan: semakin besar

nilainya semakin tidak aman

(23)

Tingkat kriminalitas (3)

0 2 4 6 8 10 12 14 54. Indonesia 44. Thailand 8. UK 7. New Zealand 6. USA 3. Mauritius 2. Montserrat 1. South Africa Assault/1000 population

Catatan: semakin besar

nilainya semakin tidak aman

(24)

Tingkat kriminalitas (4)

0 2 4 6 8 10 12 14 44. Indonesia 26. Malaysia 16. Netherlands 15. Australia 11. USA 8. UK 4. South Africa 3. Costa Rica 2. Chile 1. Spain Robbery/1000 population

Catatan: semakin besar

nilainya semakin tidak aman

(25)

MUTU KEMAHASISWAAN

PENDIDIKAN TINGGI

(26)

1.

ANGKA PARTISIPASI KASAR

2.

KUALITAS DAN RELEVANSI

(27)

Quality Assurance System

SPMI

SPME

PDPT

Sistem Penjaminan Mutu

Perguruan Tinggi

(28)

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.  Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional

tersebut mengamanatkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagai berikut :

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab”.

(29)

Peserta didik menurut Undang-Undang No. 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

adalah

anggota masyarakat

yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses

pembelajaran

yang tersedia pada jalur, jenjang, dan

jenis pendidikan tertentu.

Khusus pada pendidikan tinggi, untuk mencapai

tujuan pendidikan nasional tersebut diperlukan

pembimbingan kemahasiswaan yaitu

pembimbingan seluruh kegiatan mahasiswa

sebagai peserta didik selama dalam proses

pendidikan.

(30)

Kurikuler

Ko-kurikuler

Ekstra-kurikuler

(31)

Kewajiban

Perguruan Tinggi

dalam pembinaan

Kemahasiswaan

(32)

1. Penalaran

Keilmuan,

keahlian

2.

Minat,bakat

kegemaran

3.

Kesejahteraan

4.

Organisasi

mahasiswa

5. Bhakti sosial kemasyarakatan

RANAH PEMBINAAN

KEMAHASISWAAN

CONTOH KEGIATAN: PRESENTASI KERTAS KARYA, LOMBA MAKALAH, OLAH RAGA, KESENIAN, KOPERASI, BEM, KELOMPOK DISKUSI, DST

(33)

Pengembangan organisasi kemahasiswaan

di dalam lingkungannya.

Organisasi berorientasi pada tata kelola para

mahasiswa (Badan Eksekutif Mahasiswa (atau

sejenisnya), di dalam perguruan tinggi.

Organisasi pengembangan kemahasiswaan

bakat, minat, kegemaran, dan kesejahteraan

yaitu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).

(34)

Sense of curiosity (Rasa Ingin Tahu)

Need of achievement (Kebutuhan

untuk Berprestasi)

Capability (Kemampuan)

Expectancy (Harapan)

Spirits of the corps (Esprit de corps =

semangat kelompok)

KEWAJIBAN DALAM PENGEMBANGAN

DIRI MAHASISWA

(35)

1.

Pengembangan kemampuan intelektual,

keseimbangan emosi, dan penghayatan

spritual mahasiswa, agar menjadi warga negara

yg bertanggung jawab serta berkontribusi pada

daya saing bangsa.

2.

Pengembangan mahasiswa sbg kekuatan moral

dlm mewujudkan masyarakat madani yg

demokratis, berkeadilan, dan berbasis pada

partisipasi publik.

3.

Peningkatan kualitas sarana dan prasarana utk

mendukung pengembangan dan aktualisasi diri

mahasiswa; kognisi, personal, sosial.

MEMPOSISIKAN MAHASISWA

SEBAGAI ASET BANGSA

(36)

Penentu

Kebijakan

Dosen

Pembimbing

Mahasiswa

KOMPONEN YANG BERPENGARUH

DALAM KEGIATAN

(37)

APA PENDIDIKAN KARAKTER

?

PENENTU KEBERHASILAN PEMBINAAN

MAHASISWA

KEMAUAN KUAT PIMPINAN PT

PROGRAM YANG JELAS DAN SISTEMATIK

RENCANA KEGIATAN YANG TERSTRUKTUR

SUMBER DANA

(38)

Mahasiswa yang Cerdas Komprehensif (Cerdas

Spiritual, Emosional/Sosial, Intelektual, dan

Kinestetik)

Memiliki kemauan untuk berkompetisi

Memiliki kemampuan untuk menuangkan daya kreasi

Mampu untuk menangkap ide-ide dosen dan

perkembangan lingkungan

Tanggap dan memiliki sensitivitas terhadap realita

kehidupan di masyarakat

Mendapatkan kesempatan untuk menggunakan

fasilitas-fasilitas dan berjejaring di dalam dan di luar

kampus.

(39)

Organisasi kemahasiswaan

intra-perguruan tinggi adalah wahana dan

sarana pengembangan diri mahasiswa ke

arah perluasan wawasan dan peningkatan

kecendekiawanan serta integritas

kepribadian untuk mencapai tujuan

pendidikan tinggi (Psl 1)

(40)

Independensi Ormawa?

Organisasi Kemahasiswaan di perguruan tinggi

diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh, dan untuk mahasiswa dengan memberikan peranan dan keleluasaan lebih besar kepada masasiswa (Psl 2).

Derajat kebebasan dan mekanisme tanggung jawab organisasi intra perguruan tinggi terhadap perguruan

tinggi ditetapkan melalui kesepakatan antara mahasiswa dengan pimpinan perguruan tinggi dengan tetap

berpedoman bahwa pimpinanperguruan tinggi merupakan penanggung jawab segala kegiatan di perguruan tinggi dan/atau yang mengatasnamakan perguruan tinggi (Psl 6).

(41)

Pasal 5 :

Fungsi Ormawa

Perwakilan mahasiswa tingkat PT untuk menampung dan

menyalurkan aspirasi mahasiswa, menetapkan garis-garis

besar program dan kegiatan kemahasiswaan

Pelaksana kegiatan kemahasiswaan

Pengembangan potensi jatidiri mahasiswa sebagai insan

akademi, calon ilmuwan dan intelektual yang berguna di masa

depan

Pengembangan pelatihan keterampilan organisasi, manajemen,

dan kepemimpinan mahasiswa

Pembinaan dan pengembangan kader-kader bangsa yang

berpotensi dalam melanjutkan kesinambungan pembangunan

nasional

Untuk memelihara dan mengembangkan ilmu dan teknologi

yang dilandasi oleh norma-norma agama, akademis, etika,

moral, dan wawasan kebangsaan.

(42)

Referensi

Dokumen terkait

Tahun 2008, sebagai peserta Pelatihan Teknisi Mesin Refrigerasi dan Sosialisasi Penggunaan Mesin 3R, Penyelenggara: Fakultas Teknik Universitas Medan Area.. Tahun 2008,

Data pada Tabel 5 menunjukkan bahwa perlakuan perendaman benih dan penyemprotan Methylobacterium spp setiap satu bulan berpengaruh nyata pada bobot tanaman

juga diperkuat dari hasil wawancara yang dilakukan dengan 30 orang ibu yang berkunjung di posyandu, 30% (9 orang) ibu menyatakan bahwa petugas posyadu senantiasa tidak tepat

Pemda Bekasi, Keterangan Pemerintah Kab.Bekasi, Bekasi : Pemda Kabupaten Bekasi 1972 ___________, Kabupaten Bekasi dalam Angka tahun 1980, Bekasi : Kantor Statistik BPS, 1980 Pemkab

Secara kumulatif nilai ekspor selama tahun 2012 sebesar USD190.04 miliar turun sebesar 6,61 persen dibanding tahun sebelumnya, terdiri dari ekspor non migas senilai USD153.07

• Terhadap HA dan/atau HP dan/atau Informasi Hasil Analisis (IHA) yang telah disampaikan kepada penyidik, PPATK telah melakukan pemantauan tindak lanjut (feedback).

Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam melakukan pembiasaan atau pembinaan karakter terhadap siswa dan siswi di SMP Islam Ramah Anak baik melalui

1. Pengelolaan Program Pendidikan Karakter di SMP Al Muslim Tambun. Pengelolaan pendidikan karakter di SMP Al Muslim Tambun pada garis besarnya dilaksanakan melalui pengelolaan