• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUTUSAN NOMOR HK.2010/24/VIII/MP.14 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUTUSAN NOMOR HK.2010/24/VIII/MP.14 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN

TENTANG

KECELAKAAN KAPAL KANDASNYA KM. SARANA UTAMA

DI PERAIRAN ALUR MASUK PELABUHAN BADAS-NUSA TENGGARA BARAT

Pada tanggal 23 Februari 2013, pukul 08.10 WITA, KM. Sarana Utama dengan awak kapal 13 (tiga belas) orang, mengangkut muatan 1850 Ton semen dalam kantong, bertolak dari Pelabuhan Tarjun-Kalimantan Selatan menuju Pelabuhan

Badas-Nusa Tenggara Barat. Tanggal 25 Februari 2013, pukul 00.00 WITA, KM. Sarana Utama tiba di ambang luar Pelabuhan Badas, pukul 00.20 WITA kapal

kandas di Alur masuk Pelabuhan Badas.

Dalam peristiwa kecelakaan tersebut tidak terdapat korban jiwa atau luka, muatan tidak mengalami kerusakan namun lunas bawah bagian depan kapal mengalami deformasi ringan.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan Suratnya Nomor KL.205/4/17/DN-13, tanggal 15 Juli 20KL.205/4/17/DN-13, telah melimpahkan berkas kecelakaan kapal tersebut kepada Mahkamah Pelayaran untuk dilakukan Pemeriksaan Lanjutan.

Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah di ubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004, juncto Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan Penelitian dan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar Profesi Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administratif kepada Tersangkut yang terbukti bersalah atau lalai.

Berkas-berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa :

1. Laporan Kecelakaan Kapal, nomor KL.205/01/01/KSOP.BDS-13, tanggal 25 Februari 2013, dibuat oleh Nakhoda;

2. Berita Acara Musibah Kapal Kandas KM. Sarana Utama, oleh Nakhoda, dibuat di Badas, tanggal 25 Februari 2013;

(2)

3. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, dibuat oleh Petugas Bidang Keselamatan Pelayaran, Penjagaan dan Patroli Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Badas, tanggal 07 Maret 2013, terhadap :

a. Nakhoda, Gafar; b. KKM, Taufiq A. S; c. Mualim I, Juprianto; d. Mualim II, Syamsul Hadi; e. Masinis II, Mohamad Al Fajar; f. Masinis I, Haswadi.

4. Berita Acara Pendapat (Resume), dibuat oleh Petugas Bidang Keselamatan Pelayaran, Penjagaan dan Patroli KSOP Badas, tanggal 07 Maret 2013;

5. Surat-Surat Kapal terdiri dari :

a. Surat Ukur Internasional (1969), nomor 1415/Ka, diterbitkan oleh Kepala Seksi (Kasie) Penilikan dan Pengukuran Kapal Kantor Administrator Pelabuhan (Adpel) Tanjung Perak, dikeluarkan di Surabaya, tanggal 26 Juni 2000;

b. Surat Laut, nomor urut 7220, diterbitkan oleh Kepala Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, diberikan di Jakarta, tanggal 19 September 2000;

c. Sertifikat Garis Muat Internasional (1966), nomor 012586, diterbitkan oleh Direktur Utama Biro Klasifikasi Indonesia, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 04 Januari 2012, berlaku sampai dengan tanggal 27 November 2016;

d. Sertifikat Klasifikasi Lambung, nomor 018476, diterbitkan oleh Direktur Utama Biro Klasifikasi Indonesia, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 04 Januari 2012, berlaku sampai dengan tanggal 27 November 2016;

e. Sertifikat Klasifikasi Mesin, nomor 012209, diterbitkan oleh Direktur Utama Biro Klasifikasi Indonesia, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 04 Januari 2012, berlaku sampai dengan tanggal 27 November 2016;

f. Sertifikat Sementara Manajemen Keselamatan, nomor PK.690/51/SMC/SYB.MKS-12, diterbitkan oleh Kabid Kelaiklautan Kapal, Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar, diterbitkan di Makassar, tanggal 08 Oktober 2012, berlaku sampai dengan tanggal 07 Januari 2013;

g. Dokumen Penyesuaian Manajemen Keselamatan, nomor PK.690/2918/DOC/DK-09, diterbitkan oleh Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, diterbitkan di Jakarta, tanggal 31 Agustus 2009, berlaku sampai dengan tanggal 03 April 2014;

(3)

h. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang, nomor PK.001/555/22/SYB.Mks-12, diterbitkan oleh Kepala Bidang Status Hukum dan Sertifikasi Kapal, Kantor Syahbandar Makassar, diterbitkan di Makassar, tanggal 22 November 2012, berlaku sampai dengan tanggal 24 Mei 2013; i. Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang, nomor

PK.001/556/22/SYB.Mks-12, diterbitkan oleh Kepala Bidang Status Hukum dan Sertifikasi Kapal, Kantor Syahbandar Makassar, diterbitkan di Makassar, tanggal 22 November 2012, berlaku sampai dengan tanggal 24 Mei 2013; j. Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang, nomor

PK.002/271/18/SYB.Mks-12, diterbitkan oleh Kepala BIdang Status Hukum dan Sertifikasi Kapal, Kantor Syahbandar Makassar, diterbitkan di Makassar, tanggal 22 November 2012; k. Sertifikat Internasional Pencegahan Pencemaran Oleh Minyak, nomor

PK.402/595/IOPP/DK-11, diterbitkan oleh Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 12 September 2011, berlaku sampai dengan tanggal 01 Agustus 2014;

l. Izin Stasiun Radio Kapal Laut, nomor 6428/L/SDPPI/2012, diterbitkan oleh Direktur Operasi Sumber Daya, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, tanggal 22 Desember 2012, berlaku sampai dengan 21 Desember 2013;

m. Pengoperasian Kapal Tramper di Dalam Negeri, nomor AT.551/706/6/127/12, diterbitkan oleh Kasubdit Angkutan Laut Dalam Negeri, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 20 November 2012, berlaku sampai dengan tanggal 31 Maret 2013;

n. Daftar Awak Kapal, diterbitkan oleh PT. Bandar Bahari Permai Cabang Batulicin, diketahui KSOP Kotabaru Wilker Batulicin, dikeluarkan di Batulicin, tanggal 23 Februari 2013;

o. Laporan Keberangkatan Kapal, diterbitkan oleh PT. Bandar Bahari Permai Cabang Batulicin, diketahui KSOP Kotabaru Wilker Batulicin, dikeluarkan di Batulicin, tanggal 23 Februari 2013;

p. Surat Keterangan Perwira, nomor PK.304/01/03/KSOP.BDS-13, oleh Kepala Kantor KSOP Badas, diterbitkan di Badas, tanggal 21 Januari 2013;

q. Surat Persetujuan Berlayar, nomor T.9/AP.IV/WK/180/2013, diterbitkan oleh Syahbandar KSOP Kotabaru Wilker Batulicin, diterbitkan di Batulicin, tanggal 23 Februari 2013.

(4)

6. Sertifikat Keahlian Pelaut :

a. ANT III, Nomor 6200436548N30304, atas nama Gafar, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 01 Desember 2004, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

b. ANT III, Nomor 6200611205N30304, atas nama Juprianto, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 23 Januari 2004, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut; c. ANT IV, Nomor 6201042211N40208, atas nama Syamsul Hadi, dikeluarkan

di Jakarta, tanggal 21 Oktober 2008, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

d. ATT IV, Nomor 6201025698T40205, atas nama Taufiq A.S., dikeluarkan di Jakarta, tanggal 29 Juli 2005, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

e. ATT IV, Nomor 6200452335T40606, atas nama Haswadi, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 12 Oktober 2006, diterbitkan oleh Direktur Jenderal

Perhubungan Laut;

f. ATT IV, Nomor 6200057889T40606, atas nama Mohamad Al Fajar, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 14 Maret 2006, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut.

Dari berkas dan Keterangan yang diberikan, dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut :

A. Berkas dan Keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan : 1. Data Kapal.

Nama : Sarana Utama eks Shinei Maru

Jenis/Konstruksi : Baja

Bendera : Indonesia

Pembuatan : Tahun 1999 di Jepang

Isi kotor : GT. 1176

Isi bersih : NT. 736

Tanda Selar : GT. 1176 No. 1415/Ka

Tenaga Penggerak Utama : Mesin Merk Hanshin 1600 PS

Panjang : 61,15 M

Lebar : 11,50 M

Dalam : 6,20 M

Pemilik : PT. Bandar Bahari Permai, Surabaya

Nakhoda ` : Gafar

Awak Kapal : 13 (tiga belas) orang

(5)

2. Jalannya Peristiwa.

a. Tanggal 23 Februari 2013, pukul 08.10 WITA, KM. Sarana Utama bertolak dari Pelabuhan Tarjun, Kalimantan Selatan menuju Pelabuhan Badas, Nusa Tenggara Barat, kapal diawaki 13 (tiga belas) orang awak kapal, dengan muatan sebanyak 1850 Ton semen dalam kantong;

b. Selama pelayaran cuaca baik, laut berombak kecil (ripled sea), ketika kapal memasuki ambang luar Pelabuhan Badas cuaca hujan dan angin kencang, laut bergelombang, tanggal 25 Februari 2013, pukul 00.05 WITA, persiapan mesin untuk olah gerak memasuki Pelabuhan Badas, kapal dibawah komando Nakhoda;

c. Pada saat kapal memasuki alur Pelabuhan Badas menggunakan mesin induk maju pelan, adanya angin yang kencang dan bergelombang tinggi menyebabkan kapal oleng susah dikendalikan sehingga berakibat kapal terdorong gelombang kesamping dan kandas, pada posisi 08° 27,7 S/117° 22,6’ T, pukul 00.20 WITA, tanggal 25 Februari 2013;

d. Pukul 19.40 WITA, tanggal 25 Februari 2013, KM. Sarana Utama lepas dari kandas dengan olah geraknya sendiri memanfaatkan kondisi air laut pasang tertinggi, selanjutnya kapal meneruskan rencana untuk sandar di Pelabuhan Badas, dan berhasil dengan selamat.

3. Dalam peristiwa kandasnya KM. Sarana Utama tersebut, Majelis Mahkamah Pelayaran menetapkan Tersangkut dan Saksi-saksi sebagai berikut :

Tersangkut : Nakhoda, Gafar; Saksi-saksi : 1) Mualim I, Juprianto;

2) Mualim II, Syamsul Hadi; 3) KKM, Taufiq A. S;

4) Masinis II, M. Al Fajar; 5) Juru Mudi, Riswandi;

6) Kepala Operasional PT Bandar Bahari Permai, Dedi Yusuf; 7) KSOP Badas, Ilyas Muhammad Natsir.

B. Dalam upaya untuk memperoleh keterangan lebih lanjut sehubungan dengan Kecelakaan Kapal Kandasnya KM. Sarana Utama, tanggal 23 Februari 2013, pukul 00.18 WITA, di Perairan Alur Masuk Pelabuhan Badas, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara patut kepada Tersangkut dan Saksi-Saksi guna didengar keterangannya dihadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal ke I di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Lembar, tanggal 13 Mei 2014, dan ke II di Kantor Mahkamah Pelayaran tanggal 02 Juli 2014, keterangan yang diperoleh dihadapan Sidang Majelis Mahkamah Pelayaran adalah sebagai berikut :

(6)

1. Tersangkut Nakhoda, Saudara Gafar, tidak hadir dalam pemeriksaan Lanjutan baik ke satu maupun ke dua dan keterangan yang diberikan dalam BAPP, adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Sumbawa Tanggal : 05 Mei 1977

Agama : Islam

Alamat : Labuan Mapin, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat Pendidikan

Umum : 1) SD, ijasah tahun 1989, di Sumbawa; 2) SMP, ijasah tahun 1992, di Sumbawa; Teknis : ANT III, ijasah tahun 2004, di Jakarta.

Pengalaman Berlayar :

Nakhoda, KM. Sarana Utama, 04 Mei 2009 s/d kejadian ;

b. Tanggal 23 Februari 2013, pukul 08.10 WITA, KM. Sarana Utama bertolak dari Pelabuhan Tarjun, Kalimantan Selatan menuju Pelabuhan Badas, Nusa Tenggara Barat, kapal diawaki 13 (tiga belas) orang, membawa muatan 1850 Ton semen dalam kantong, kapal dilengkapi alat bantu navigasi elektronik berupa radar 1 (satu) unit, GPS 1 (satu) unit, kompas magnet 1 (satu) unit, radio VHF 1 (unit), semuanya berfungsi baik;

c. Keadaan cuaca saat kejadian hujan, angin kencang, laut bergelombang tinggi, jarak pandang terbatas (poor visibility);

d. Tanggal 25 Februari 2013, pukul 00.05 WITA, kapal melakukan persiapan mesin untuk olah gerak memasuki alur masuk Pelabuhan Badas, yang berada dianjungan saat itu Nakhoda, KKM, Mualim I, dan Juru Mudi; e. Pada saat kapal memasuki alur masuk Pelabuhan Badas, kapal oleng,

dengan mesin maju pelan sekali, kapal susah diolah gerak dan terdorong gelombang kesamping akhirnya kandas pada pukul 00.20 WITA, posisi 08° 27,7 S/117° 22,6’ T;

f. Setelah kandas Tersangkut Nakhoda mencoba olah gerak dengan mesin mundur untuk lepas dari kandas, namun tidak berhasil, selanjutnya melakukan sounding keliling kapal dan memeriksa apakah ada kebocoran, hasilnya kapal tidak ada kebocoran, serta melaporkan kepada agen setempat;

g. Dengan memperhitungkan air pasang tertinggi, kapal dapat lepas dari kandas dengan olah geraknya sendiri, pada pukul 19.40 WITA, tanggal 25 Februari 2013 dan selanjutnya melanjutkan pelayaran menuju dermaga dan sandar dengan selamat;

(7)

h. Dalam kecelakaan ini tidak ada korban jiwa maupun luka, namun sebagian lunas kapal mengalami deformasi ringan.

2. Saksi Mualim I, Saudara Juprianto, tidak hadir dalam pemeriksaan Lanjutan baik ke Satu maupun ke Dua dan keterangan yang diberikan dalam BAPP, adalah sebagai berikut :

a. Lahir : Alas, Sumbawa Tanggal : 15 Mei 1979

Agama : Islam

Alamat : Alas, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat Pendidikan

Umum : 1) SD, ijasah tahun 1992, di Alas Sumbawa 2) SMP, ijasah tahun 1995, di Alas Sumbawa

Teknis : ANT III, ijasah tahun 2004, di Jakarta. Pengalaman Berlayar :

1) Mualim I, KM. Putra Mahkota, mulai 23 Maret 2010;

2) Mualim I, KM. Sarana Utama, mulai 21 Januari 2013 s/d kejadian.

b. Mulai bekerja di KM. Sarana Utama sebagai Mualim I mulai tanggal 21 Januari 2013 sampai kejadian;

c. Kapal bertolak dari Pelabuhan Tarjun Kalimantan Selatan dengan tujuan Pelabuhan Badas NTB dengan awak kapal 13 (tiga belas) orang, dengan muatan 1850 Ton semen dalam kantong;

d. Tanggal 25 Februari 2013, pukul 00.02 WITA, kapal masuk ke rede Pelabuhan Badas, saat itu terjadi alun yang tinggi, angin agak kencang yang membuat kapal oleng dan susah dikendalikan, mengakibatkan terdorongnya kapal di muara masuk pelabuhan Badas dan kandas pukul 00.18 WITA, koordinat 08°27’,7 LS / 117° 22',6 BT, berdasarkan pengamatan dan ploting posisi pada radar dan GPS;

e. Pada saat kejadian berada di anjungan sedang melaksanakan tugas jaga, kondisi cuaca hujan disertai angin dan jarak pandang terbatas (poor visibility);

f. Setelah mengetahui kapal mengalami kandas, menginformasikan ke agen, melakukan sounding dan pemeriksaan terhadap kondisi kapal beserta muatan, serta berusah melakukan olah gerak kapal agar bisa lepas dari kandas;

g. Kapal mengalami kemiringan 7° ketika air surut ;

(8)

h. Setelah melakukan olah gerak serta memperhatikan daftar pasang surut di perairan setempat akhirnya kapal bisa lepas dari kandas pada tangggal 25 Februari 2013 pukul 19.40 WITA.

3. Saksi Mualim II, Saudara Syamsul Hadi, tidak hadir dalam pemeriksaan Lanjutan baik ke Satu maupun ke Dua dan keterangan yang diberikan dalam BAPP, adalah sebagai berikut :

a. Lahir : Sumbawa Besar Tanggal : 01 September 1979

Agama : Islam

Alamat : Lab. Badas, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat Pendidikan

Umum : 1) SD, ijasah tahun 1992, di Sumbawa Besar; 2) SMP, ijasah tahun 1995, di Sumbawa Besar;

Teknis : ANT IV, ijasah tahun 2008, di Jakarta Pengalaman Berlayar :

Mualim II, KM. Sarana Utama, mulai 18 September 2012 s/d kejadian. b. Saksi mulai bekerja di KM. Sarana Utama sejak 18 September 2012

langsung sebagai Mualim II ;

c. Kapal bertolak dari Pelabuhan Tarjun, Kalimantan Selatan dengan tujuan Pelabuhan Badas, NTB dengan awak kapal 13 (tiga belas) orang, dengan muatan 1850 Ton semen dalam kantong;

d. Tanggal 25 Februari 2013, pukul 00.02 WITA, kapal masuk ke rede Pelabuhan Badas, saat itu terjadi alun yang tinggi, angin agak kencang yang membuat kapal oleng dan susah dikendalikan, mengakibatkan terdorongnya kapal di muara masuk pelabuhan Badas ;

e. Setelah mengetahui kapal mengalami kandas, menginformasikan ke agen, melakukan sounding dan pendeteksian terhadap kondisi kapal beserta muatan secara menyeluruh, serta berusaha melakukan olah gerak agar kapal bisa lepas dari kandas;

f. Setelah melakukan olah gerak serta memperhatikan daftar pasang surut di perairan setempat akhirnya kapal bisa lepas dari kandas pada tanggal 25 Februari 2013, pukul 19.40 WITA;

g. Akibat dari kandas tersebut sebagian lunas bawah KM. Sarana Utama mengalami deformasi ringan.

4. Saksi KKM, Saudara Taufiq A. S, tidak hadir dalam pemeriksaan Lanjutan baik ke Satu maupun ke Dua dan keterangan yang diberikan dalam BAPP, adalah sebagai berikut :

(9)

a. Lahir : Lab. Burung Tanggal : 23 Maret 1969

Agama : Islam

Alamat : Lembar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat Pendidikan

Umum : 1) SD, ijasah tahun 1981, di Lab. Burung; 2) SMP, ijasah tahun 1984, di Lab. Burung. Teknis : ATT IV, ijasah tahun 2005, di Jakarta. Pengalaman Berlayar :

KKM, KM. Sarana Utama, mulai 25 November 2011 s/d kejadian

b. Kapal bertolak dari Pelabuhan Tarjun-Kalimantan Selatan dengan tujuan Pelabuhan Badas-NTB dengan awak kapal 13 (tiga belas) orang, dengan muatan 1850 Ton semen dalam kantong dan kondisi mesin saat berada sampai pelabuhan tujuan dalam keadaan normal dan baik;

c. Saat kejadian kandas saksi berada di anjungan bersama Nakhoda dan Mualim I untuk membantu olah gerak kapal masuk pelabuhan Badas; d. Mengetahui kapal kandas Saksi langsung mematikan mesin dan

melakukan pemeriksaan kamar mesin terhadap kemungkinan kebocoran/kerusakan dan sebagainya;

e. Handle kapal pada waktu masuk alur pelabuhan badas adalah pada posisi maju pelan dan petugas yang jaga di kamar mesin pada saat itu adalah Masinis I, Masinis II dan 2 orang juruminyak;

f. Tipe mesin kapal adalah Anker Bar dimana apabila pada saat olah gerak mesin dari posisi netral ke posisi maju/mundur membutuhkan waktu tertentu;

g. Pada saat berolah gerak untuk berusaha lepas dari kandas Saksi berada di anjungan membantu Nakhoda handle mesin;

h. Setelah melakukan olah gerak serta memperhatikan daftar pasang surut di perairan setempat akhirnya kapal bisa lepas dari kandas pada tanggal 25 Februari 2013, pukul 19.40 WITA;

i. Akibat dari kandas tersebut sebagian lunas bawah KM. Sarana Utama mengalami deformasi ringan.

5. Saksi Masinis II, Saudara Mohamad Al Fajar, tidak hadir dalam pemeriksaan Lanjutan baik ke Satu maupun ke Dua dan keterangan yang diberikan dalam BAPP, adalah sebagai berikut :

(10)

a. Lahir : Rekko, Ende NTT Tanggal : 07 Juli 1985

Agama : Islam

Alamat : Rekko, Ende, Nusa Tenggara Timur Pendidikan

Umum : SD, ijasah tahun 1987 di Ende Teknis : ATT IV, ijasah tahun 2006, di Jakarta. Pengalaman Berlayar :

Masinis II, KM. Sarana Utama mulai 22 Mei 2009 s/d kejadian.

b. Saksi mulai bekerja di KM. Sarana Utama mulai 22 Mei 2009 sampai dengan kejadian;

c. Saat kejadian Saksi berada di kamar mesin sedang tugas jaga, dibantu Masinis I dan juruminyak, untuk stanby olah gerak kapal masuk pelabuhan Badas, tiba-tiba merasakan benturan yang cukup keras dan selanjutnya di informasikan dari anjungan bahwa kapal mengalami kandas;

d. Mengetahui Kapal kandas tindakan yang dilakukan Saksi adalah mematikan mesin dan segera melakukan pengecekan kamar mesin terhadap kemungkinan kebocoran/kerusakan pada kapal;

e. Pada saat kapal berolah gerak untuk lepas dari kandas Saksi berada di kamar mesin untuk standby olah gerak yang handle mesin digerakkan dari anjungan;

f. Setelah melakukan olah gerak serta memperhatikan daftar pasang surut di perairan setempat akhirnya kapal bisa lepas dari kandas pada tanggal 25 Februari 2013, pukul 19.40 WITA;

g. Akibat dari kandas tersebut sebagian lunas bawah KM. Sarana Utama mengalami rusak ringan.

6. Saksi Juru Mudi, Saudara Riswandi, tidak hadir dalam pemeriksaan Lanjutan baik ke Satu maupun ke Dua dan keterangan yang diberikan dalam BAPP, tidak ada karena tidak diambil keterangannya.

7. Saksi Kepala Operasional PT Bandar Bahari Permai, Surabaya, Saudara Dedi Yusuf, dalam keadaan sehat, dibawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir : Surabaya

Tanggal : 01 September 1990

Agama : Islam

(11)

Alamat : Jl. Kedung Rukem 5/7 Tegal Sari, Kedung Doro Surabaya

Pendidikan

Umum : 1) SD, ijasah tahun 2003, di Surabaya; 2) SMP, ijasah tahun 2006, di Surabaya; 3) SMK, ijasah tahun 2009, di Surabaya. Pengalaman Kerja :

1) Administrasi, PT. Bandar Bahari Permai, tahun 2012 s/d 2013;

2) Kepala Operasional PT. Bandar Bahari Permai, mulai bulan Juli 2013 s/d sekarang.

b. Pada saat kejadian Saksi berada di Surabaya dan mengetahui bahwa kapal kandas karena ditelepon oleh Nakhoda tanggal 26 Februari 2013, pukul 09.00 WIB;

c. Tanggal 27 Februari 2013, mendapat informasi bahwa kapal sudah lepas dari kandas, dan mendapat laporan bahwa bagian depan sebelah kiri penyok (deformasi);

d. Saat kejadian kapal memuat semen dari Pelabuhan Tarjun Kalimantan Selatan menuju pelabuhan Badas NTB.

8. Saksi KSOP Badas, Saudara Ilyas Muhammad Natsir, dalam keadaan sehat, dibawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir : Bima.

Tanggal : 10 April 1967.

Agama : Islam

Alamat : BTN Graha Pagutan Blok E.9 Kel. Pagutan Mataram NTB.

Pendidikan

Umum : 1) SD, ijasah tahun 1975, di Bima; 2) SMP, ijasah tahun 1981, di Bima; 3) SMA, ijasah tahun 1987, di Bima; 4) S.1, ijasah tahun 1993, di Malang. Pengalaman Kerja :

1) CPNS, Kanwil Dephub NTB, tahun 1996 s/d 1998; 2) Kepala, Kantor Wilker Benete, tahun 1999 s/d 2002; 3) Kepala, Kantor Wilker, Poto Tano, tahun 2003 s/d 2009; 4) Kepala, Kantor Adpel Badas, tahun 2009 s/d 2014; 5) Kepala, Kantor KUPP Benete, 2014 s/d sekarang.

b. Saksi mendapat informasi tentang terjadinya kecelakaan dari Pelaksana Harian karena Saksi sedang umroh, Saksi kemudian memerintahkan untuk membuat LKK dan dilanjutkan dengan BAPP;

(12)

c. Saksi menyatakan bahwa perairan Badas tidak termasuk wajib pandu, bila pelabuhan sepi maka kapal langsung masuk dan apabila penuh tunggu di luar;

d. Kandasnya KM. Sarana Utama tidak ada pengaruh terhadap alur pelayaran di pelabuhan badas.

C. Pendapat Mahkamah Pelayaran.

Atas dasar penelitian dan pemeriksaan secara seksama terhadap berkas yang diterima Mahkamah Pelayaran dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, serta keterangan-keterangan yang diberikan Para Tersangkut dan Para Saksi dihadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan di Kantor KSOP Lembar, tanggal 13 Mei 2014, sehubungan Kecelakaan Kandasnya KM. Sarana Utama, pada tanggal 23 Februari 2013, pukul 00.18 WITA, telah sampai pada pendapat sebagai berikut : 1. Tentang Kapal, Surat Kapal dan Awak Kapal.

Berdasarkan pemeriksaan atas data-data administratif dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan terhadap Tersangkut dan para Saksi, maka keadaan kapal, surat kapal, dan awak kapal dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. KAPAL.

KM. Sarana Utama eks Shinei Maru adalah Kapal Barang, konstruksi baja, berbendera Indonesia milik PT. Perusahaan Pelayaran Nasional Bandar Bahari Permai, dengan ukuran GT 1176, NT 736, kapal dibangun tahun 1979 di Jepang, digerakkan oleh penggerak utama mesin diesel merk Hanshin, 1600 PS, berbaling baling 1 (tunggal), geladak 1 (satu), serta berlayar untuk daerah pelayaran lokal. Docking terakhir dilaksanakan di Surabaya, tanggal 13 November 2011 s/d 25 November 2011.

b. SURAT KAPAL.

KM. Sarana Utama memiliki Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang, Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang, Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang, Surat Ukur Internasional (1969), Surat Laut dan surat-surat lain yang dipersyaratkan dalam peraturan perundang-undangan dan masih berlaku.

c. AWAK KAPAL.

KM. Sarana Utama diawaki oleh 13 (tiga belas) orang termasuk Nakhoda dengan Susunan Perwira berdasarkan Surat Keterangan Perwira yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor KSOP Badas, nomor PK.304/01/03/KSOP.BDS-13, tanggal 21 Januari 2013, adalah sebagai berikut :

(13)

Bagian Dek :

Nakhoda : Gafar berijazah ANT III, tahun 2004; Mualim I : Juprianto berijazah ANT III, tahun 2004; Mualim II : Syamsul Hadi berijazah ANT IV, tahun 2008. Bagian Mesin :

KKM : Taufiq A.S berijasah ATT IV, tahun 2005; Masinis II : Haswadi berijasah ATT IV, tahun 2006; Masinis III : Mohammad Al Fajar berijasah ATT IV, tahun 2006. Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa KM. Sarana Utama pada saat kandas di alur Pelabuhan Badas memiliki kondisi yang telah memenuhi ketentuan kelaiklautan dan persyaratan keselamatan serta dilengkapi dengan dokumen dan surat-surat yang dipersyaratkan, dan telah diawaki oleh awak kapal yang sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM.70 tahun 1998.

2. Tentang Cuaca.

Berdasarkan hasil analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika-Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dan berdasarkan keterangan Tersangkut dan para Saksi, maka mengenai keadaan cuaca pada saat terjadinya kecelakaan kapal dilokasi kejadian adalah sebagai berikut :

a. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dengan suratnya tanggal 12 April 2014, keadaan cuaca di Alur masuk Pelabuhan Badas Sumbawa Nusa Tenggara Barat, tanggal 25 Februari 2013, adalah sebagai berikut :

Arah dan Kecepatan Angin : Barat-Barat Laut, 14.6 – 21.4 knots Arah dan Kecepatan Arus : Barat laut-Utara, 11,6 – 31.3 Cm/det

Cuaca : Cerah – Berawan Sebagian

Jarak Penglihatan : 6.0 – 8.0 Mil

Tinggi Gelombang : Barat-Barat Laut, 1.7 m – 2.9 m

b. Menurut keterangan Tersangkut dan para Saksi keadaan cuaca hujan, angin kencang, gelombang tinggi, daya tampak terbatas.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keterangan Tersangkut dan para Saksi tentang keadaan cuaca pada saat kejadian dapat diterima.

3. Muatan dan Stabilitas Kapal.

Berdasarkan data ukuran kapal, daftar manifest, tata letak bangunan kapal, dan tata letak susunan muatan, maka mengenai keadaan muatan dan stabilitas kapal adalah sebagai berikut :

(14)

a. Keadaan Muatan.

KM. Sarana Utama dengan Surat Ukur International (1969), nomor 1415/Ka, diterbitkan oleh Administrator Pelabuhan Tg. Perak, memiliki ukuran-ukuran Pokok sebagai berikut :

Panjang : 61,15 meter Lebar : 11,50 meter Dalam : 6,20 meter

Sertifikat Garis Muat International (1966) oleh BKI nomor 012586, tanggal 4 Januari 2012 menerangkan sebagai berikut :

Lambung Timbul dari Garis Geladak ke Garis Muat Musim Panas 1200 mm (1,20 M)

Pengurangan Lambung Timbul untuk Air Tawar 105 mm

Perhitungan kapasitas muatan maksimum KM. Sarana Utama berdasarkan rumus pendekatan (empiris) sebagai berikut :

Displacement = L x B x T x Cb x 1,025 x 1,006 = 61,15x11,50x5,00x0,65x1,025x1,006 = 2.356,67 Ton DWT = 0,75 x Displacement = 1.767,50 Ton Muatan maksimum = 0,90 x DWT = 1.590,75 Ton

Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), pada saat kejadian KM. Sarana Utama mengangkut muatan sebanyak 1.850 Ton semen dalam kantong.

b. Keadaan Stabilitas Kapal.

Setelah kandas karena tidak terjadi kebocoran dibawah garis air sehingga kapal tidak mengalami perubahan daya apung cadangan dan keadaan stabilitas kapal masih seperti sebelum kandas.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keadaan muatan untuk KM. Sarana Utama sebelum dan sesudah kandas tidak dapat diterima, sedangkan keadaan stabilitas sebelum dan sesudah kandas dapat diterima

(15)

4. Tentang Navigasi dan Olah Gerak.

Setelah menganalisa tentang kelengkapan alat bantu navigasi, aturan-aturan bernavigasi, situasi lingkungan tempat kejadian, dan kebiasaan pelaut yang baik (good seamanship), maka cara bernavigasi dan cara berolah gerak dinilai sebagai berikut :

a. Tentang Navigasi.

Dalam pelayarannya dari Pelabuhan Tarjun, Kalimantan Selatan menuju Pelabuhan Badas, Nusa Tenggara Barat, KM. Sarana Utama telah diawaki oleh Perwira Navigasi yang memenuhi syarat, dilengkapi dengan alat bantu dinas jaga yang memadai dan bernavigasi mengikuti garis haluan yang telah ditetapkan, ketika kapal memasuki alur Pelabuhan Badas alat bantu navigasi elektronik telah dimanfaatkan secara optimal.

b. Tentang Olah Gerak.

1) Tersangkut Nakhoda memutuskan untuk segera berolah gerak memasuki kolam bandar, dengan maksud agar kapal cepat terlindung dari pengaruh cuaca buruk yang terjadi;

2) Ketika kapal memasuki alur Pelabuhan Badas, kapal berolah gerak dalam gelombang tinggi, kondisi ini menyebabkan kapal sulit diolah gerak sehingga kapal terdorong gelombang dan kandas;

3) Setelah kapal kandas kapal berolah gerak dengan mesin mundur namun tidak berhasil, dengan memperhitungkan air pasang tertinggi kapal berhasil lepas dari kandas dengan olah geraknya sendiri.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa cara navigasi dan olah gerak dari Tersangkut Nakhoda KM. Sarana Utama dapat diterima.

5. Tentang Sebab Terjadinya Kecelakaan.

Setelah menganalisa fakta-fakta dasar, kondisi lingkungan (faktor alam), dokumen, faktor teknis, faktor manusia dan faktor organisasi, maka penyebab dari kandasnya KM. Sarana Utama adalah sebagai berikut :

a. Keputusan Tersangkut Nakhoda untuk segera sandar pada saat mulai datang cuaca buruk adalah merupakan keputusan yang lebih baik, karena bila lebih lama bertahan diluar akan mengalami cuaca yang lebih buruk dan akan berdampak lebih buruk terhadap kapal;

b. Kandasnya KM. Sarana Utama bukan merupakan akibat dari kesalahan cara bernavigasi dan berolah gerak, melainkan sebagai akibat dari cuaca buruk yang tidak terprediksi.

(16)

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa penyebab kandasnya KM. Sarana Utama karena pengaruh cuaca buruk atau faktor alam.

6. Tentang Upaya Penyelamatan.

Berdasarkan pemeriksaan data dalam BAPP dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan, maka mengenai upaya penyelamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Setelah kapal kandas Tersangkut Nakhoda mencoba olah gerak dengan mesin mundur, namun tidak berhasil lepas dari kandas, selanjutnya Tersangkut Nakhoda memerintahkan Anak Buah Kapal (ABK) untuk melakukan pemeriksaan apakah ada kebocoran dan melakukan sounding, hasil pemeriksaan tidak ada kebocoran;

b. Tanggal 25 Februari 2013,pukul 19.40 WITA, dengan olah geraknya sendiri dan memanfaatkan air pasang tertinggi kapal berhasil lepas dari kandas, selanjutnya menuju dermaga dan sandar dengan selamat;

c. Dalam peristiwa tersebut tidak terdapat korban jiwa ataupun luka, dan terdapat sedikit kerusakan pada bagian bawah lunas tanpa ada kebocoran serta permesinan dalam keadaan normal.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa upaya penyelamatan yang dilakukan Tersangkut Nakhoda KM. Sarana Utama dapat diterima.

7. Kesalahan dan Kelalaian.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, dalam kasus kandas KM. Sarana Utama, tanggal 23 Februari 2013, pukul 00.20 WITA, di Perairannya Alur masuk Pelabuhan Badas-Nusa Tenggara Barat, Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa :

Dalam bernavigasi dan olah gerak memasuki alur kolam bandar, Tersangkut Nakhoda telah bernavigasi dan berolah gerak sesuai dengan kecakapannya, sedangkan kandasnya KM. Sarana Utama adalah sebagai akibat dari adanya pengaruh gaya dari luar (gelombang) yang berpengaruh secara signifikan terhadap masa kapal, sehingga kapal terhempas dan kandas.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa kandasnya KM. Sarana Utama bukan merupakan kesalahan dan kelalaian Tersangkut Nakhoda, melainkan merupakan bagian dari peristiwa alam (force majoure).

(17)

8. Tentang Hal-Hal Yang Meringankan dan Memberatkan.

Berdasarkan proses persidangan terhadap Tersangkut dan hal-hal pribadi Tersangkut, maka dipandang perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

a. Hal yang meringankan. Tidak ada.

b. Hal yang memberatkan. Tidak ada.

D. Putusan.

Atas dasar kenyataan-kenyataan tersebut di atas, berdasarkan Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang – Undang Hukum Dagang (KUHD), Pasal 253 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, dan Pasal 18 huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal dengan mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan memberatkan, Mahkamah Pelayaran :

M E M U T U S K A N :

I. Menyatakan bahwa kandasnya KM. Sarana Utama di Perairan Alur masuk Pelabuhan Badas-Nusa Tenggara Barat, pada tanggal 23 Februari 2013, pukul 00.18 WITA, disebabkan karena peristiwa alam (force majoure).

II. Menyatakan bahwa Mahkamah Pelayaran telah memanggil Tersangkut Nakhoda secara patut dan layak dengan surat panggilan pertama Nomor MP.101/129/04/MP.14, tanggal 28 April 2014 dan surat panggilan kedua Nomor MP.101/158/06/MP.14, tanggal 13 Juni 2014, namun Tersangkut Nakhoda telah tidak mememenuhi panggilan tersebut dan pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal dilaksanakan secara in absensia.

III. Membebaskan Tersangkut Nakhoda KM. Sarana Utama, bernama Gafar, tanggal lahir 05 Mei 1977, memiliki sertifikat keahlian Pelaut ANT III, Nomor 6200436548N30304, Tahun 2004.

(18)

IV. Putusan ini mulai berlaku sejak Berita Acara Pelaksanaan Putusan Mahkamah Pelayaran dari Direktur Jenderal Perhubungan Laut diterima oleh Tersangkut.

Demikian Putusan Mahkamah Pelayaran yang dibacakan oleh Majelis dalam sidang terbuka di Jakarta, pada hari Kamis, tanggal 14 Agustus 2014, dengan dihadiri oleh para Anggota Majelis dan Sekretaris, serta tanpa dihadiri oleh Tersangkut.

Ketua : ... Capt. Supardi, M. M., M. Mar.

Anggota : ... Capt. A. Utoyo Hadi, S. H., M. Si., M. Mar.

Anggota : ... Rusman Hoesien, M. Sc.

Anggota : ... Ir. Budi Prasetyo

Anggota : ... Asril Pasaribu, S. H.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini telah dilakukan dengan ruang lingkup atau batasan kajian yang telah ditentukan, dimana pihak responden yang memberikan pendapat atau pandangan terhadap

Dalam surveilan keamanan pangan pada rantai pangan, dilakukan pengamatan dari hulu ke hilir dengan pertimbangan bahwa meskipun pangan merupakan sasaran utama,

Berdasarkan hasil analisis pengolahan data dari semua jawaban responden dan penelitian faktor yang menyebabkan keterlambatan pelaksanaan konstruksi Jalan Bebas

KARUNIA JAYA / TUTUT ERNA WAHYUNI, S.Si.. KARUNIA JAYA / TUTUT ERNA

Telah dapat dibuat suatu aplikasi untuk simulasi tata-letak departemen berorientasi proses sebagai bagian dari sistem informasi manufaktur yang memiliki kemampuan untuk

Mengingat ASEAN Skills Competition merupakan sebuah event kompetisi internasional, dimana event ini akan melibatkan orang-orang dari berbagai budaya dan bahasa yang

Berdasarkan pelbagai cabaran yang dinyatakan di atas, antara strategi yang boleh dan telah dirancang oleh pihak kerajaan untuk mengatasi permasalahan yang timbul ialah

1. Satuan Polisi Pamong Praja yang selanjutnya disingkat Satpol PP adalah Satuan Polisi Pamong Praja Kota Yogyakarta. Unit Pelaksana Teknis Satuan Polisi Pamong Praja