• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PASCASARJANA DANA ITS 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PASCASARJANA DANA ITS 2020"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEMAJUAN

PENELITIAN PASCASARJANA

DANA ITS 2020

Indikator Keselamatan Terhadap Bahaya

Kebakaran Pada Bangunan Gedung Pusat

Perbelanjaan di Kota Surabaya

Tim Peneliti :

M. Arif Rohman, S.T., M.Sc., Ph.D. (Departemen/Fakultas)

Ir. I Putu Artama Wiguna, M.T., Ph.D. (Departemen/Fakultas)

Dr. Farida Rachmawati, S.T., M.T. (Departemen/Fakultas)

Giovianne Friensty Marantika (Departemen/Fakultas)

DIREKTORAT RISET DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

Sesuai Surat Perjanjian

Pelaksanaan

Penelitian No: 924/PKS/ITS/2020, tanggal 02 April

2020

(2)

i

Daftar Isi

Daftar Isi ... i

Daftar Gambar ... ii

Daftar Lampiran ... iii

BAB I RINGKASAN ... 1

BAB II HASIL PENELITIAN ... 3

BAB III STATUS LUARAN ... 10

BAB IV KENDALA PELAKSANAAN PENELITIAN ... 11

BAB V RENCANA TAHAPAN SELANJUTNYA ... 13

BAB VI DAFTAR PUSTAKA ... 14

BAB VII LAMPIRAN ... 15

(3)

Daftar Gambar

Tabel 2. 1 Variabel Penelitian ... 3 Tabel 2. 2 Hasil Survei Pendahuluan ... 7

(4)

iii

Daftar Lampiran

(5)

BAB I RINGKASAN

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat banyaknya pilihan barang dan jasa yang tersedia sehingga masyarakat menjadi lebih konsumtif. Pola hidup seperti ini mendorong pelaku usaha maupun pengembang untuk mulai memenuhi demand dengan membentuk ritel modern seperti Pusat Perbelanjaan (Shopping Centre). Sebuah pusat perbelanjaan tidak hanya berfungsi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan masyarakat saja, tetapi juga sebagai tempat untuk mendapatkan hiburan hingga bersosialisasi dengan lingkungannya.

Dalam merencanakan hingga membangun sebuah bangunan gedung, diperlukan perencanaan yang matang. Segala aspek yang berhubungan dengan mutu bangunan perlu diperhatkan dengan seksama agar bangunan gedung dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kriteria yang perlu dipenuhi agar gedung dinyatakan laik guna telah ditegaskan didalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung. Salah satu persyaratan bangunan yang baik didalam undang-undang maupun peraturan menteri tersebut adalah kemampuan bangunan dalam mendukung beban dan kemampuannya terhadap bahaya termasuk bahaya kebakaran.

Kebakaran merupakan kejadian merugikan yang dapat menimbulkan ancaman kehidupan, harta benda, maupun struktur bangunan. Tidak dapat dipungkiri, adanya fungsi yang berbeda pada bangunan menimbulkan risiko kebakaran yang lebih besar pada bangunan itu sendiri. Perlu adanya jaminan keselamatan dalam pusat perbelanjaan agar bahaya kebakaran dapat dihindari. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008 Tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan telah mendeskripsikan tata cara perencanaan bangunan gedung, pencegahan (fire prevention), serta proteksi (fire protection) terhadap bahaya kebakaran. Namun, peraturan ini masih mengacu atau merujuk pada NFPA 101

Life Safety Code [1]. Masih belum ditemukan penelitan kebakaran sesuai kondisi lokal di

Indonesia yang seharusnya menjadi dasar dari standar regulasi saat ini. Selain itu, masih kurangnya pemahaman ada terhadap bahaya kebakaran oleh pelaku konstruksi hingga kelalaian penerapan standar masih ditemukan terjadi di lapangan. Hal-hal ini yang mendorong pelaksanaan penelitian ini.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja kriteria keselamatan bangunan gedung pusat perbelanjaan yang sesuai dengan kondisi lokal saat ini. Pada penelitian ini, dilakukan studi literatur dari penelitian terdahulu mengenai keselamatan terhadap kebakaran sehingga

(6)

2 menghasilkan variabel penelitian. Tingkat kepentingan dari masing-masing variabel yang diukur pada penelitian ini didasarkan pada persepsi antar responden yang terlibat dalam keseluruhan proses penerapan dan pelaksanaan sistem keselamatan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung pusat perbelanjaan. Hasil pengukuran kemudian dianalisis dengan metode analisis deskriptif untuk menjelaskan latar belakang responden, kemudian analisis ANOVA untuk mengukur perbedaan persepsi antar responden, serta analisis faktor untuk mengetahui klasifikasi baru yang terbentuk berdasarkan jawaban dari para responden. Sehingga diharapkan penelitian ini dapat memberikan identifikasi yang jelas mengenai standar keselamatan bangunan gedung pusat perbelanjaan yang sesuai dengan kondisi lokal terkhususnya di Kota Surabaya. Luaran target dari penelitian ini adalah publikasi pada Jurnal Internasional sehingga akan membantu memberikan sumbangsih pengetahuan terkait kebakaran.

(7)

Ringkasan penelitian berisi latar belakang penelitian,tujuan dan tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, kata kunci

BAB II HASIL PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian saat ini telah mencapai tahapan analisis untuk hasil survei utama dan masih dalam tahap pengerjaan. Analisis awal untuk survei pendahuluan berdasarkan persepsi dari para ahli (experts) telah selesai dilaksanakan. Sebanyak 18 variabel yang telah dikumpulkan berdasarkan hasil identifikasi berbagai literatur. Variabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1. Variabel yang ada kemudian dimodelkan dalam bentuk pernyataan yang kemudian akan dinilai oleh responden. Responden diminta untuk menilai tingkat relevansi variabel dengan menggunakan metode skala likert, dengan skala 1 untuk variabel yang sangat tidak relevan hingga skala 5 untuk variabel yang sangat relevan. Responden pada survei pendahuluan adalah para ahli yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penilaian keselamatan bangunan gedung terhadap bahaya kebakaran. Ahli yang terlibat dalam proses penilaian survey pendahuluan sebanyak 4 orang dengan rata-rata pengalaman 5 tahun hingga lebih dari 10 tahun. Analisa kemudian dilakukan pada hasil penilaian tersebut. Analisa data dimulai dengan menghitung mean dan standar deviasi dari setiap variabel. Hasil hitung mean dan standar deviasi kemudian diurutkan (ranking) mulai dari variabel yang dianggap sangat relevan hingga variabel yang tidak relevan. Skala 1 sampai 2 pada nilai mean dianggap tidak relevan, sedangkan skala 4-5 dianggap relevan. Untuk skala 3 merupakan bobot untuk penilaian cukup relevan, sehingga skala 3 pada nilai mean juga dianggap relevan. Berdasarkan hasil analisis survei pendahuluan, dapat diketahui bahwa seluruh variabel relevan.Adapun hasil analisa survey pendahuluan dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2. 1 Variabel Penelitian

No.

Indikator Keselamatan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung Pusat

Perbelanjaan di Kota Surabaya

Deskripsi Sumber

1.

Pengontrolan terhadap

ketersediaan bahan yang mudah terbakar (Control available fuel)

Bahan yang mudah terbakar perlu diatur sehingga dalam proses penyalaan api, tingkat pertumbuhan api dapat dikontrol.

Marchant (2000), Della-Giustina (2014), Kodur, dkk (2019)

2. Stabilitas struktur

Struktur yang stabil memungkinkan pemadam kebakaran menjalankan tugasnya dengan aman

Marchant (2000), Kodur, dkk (2019)

(8)

4

No.

Indikator Keselamatan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung Pusat

Perbelanjaan di Kota Surabaya

Deskripsi Sumber

dan mencegah kerugian properti akibat runtuhnya struktur.

3. Kompartemen (Fire

compartmentation)

Adanya ruang terpisah yang dapat menjaga kebakaran tetap pada satu lokasi saja.

Della-Giustina (2014), Kodur dkk., (2019)

4. Sensor atau Detektor kebakaran

Alat yang memulai proses pengiriman sinyal untuk mengaktifkan sistem peringatan setelah mendeteksi adanya asap, panas, atau nyala api.

Marchant (2000), Della-Giustina (2014), Fischer, dkk (2019)

5. Sistem peringatan kebakaran

Serangkaian alat yang menerima sinyal dari sensor atau detektor dan meneruskan sinyal tersebut ke sistem unit kontrol untuk memproses alarm yang akan

memberikan bunyi untuk memberi peringatan adanya bahaya kebakaran.

Della-Giustina (2014), Fischer, dkk (2019)

6. Sumber air yang cukup

Memiliki sumber air yang cukup untuk pemadaman kebakaran.

Kodur dkk., (2019)

7. Tangki air terpisah

Penampungan air yang dipisahkan dari

penampungan air bersih dengan tujuan pemenuhan kebutuhan air saat

pemadaman kebakaran.

Kodur dkk., (2019)

8. Alat penekanan api (Suppression)

Alat yang digunakan untuk memperkecil perkembangan api sesuai dengan tipe kebakaran.

Marchant (2000), Chow, dkk (2004), Chow & Chan (2011), Fischer dkk., (2019)

9. Sistem pemadaman kebakaran

Sistem pemadaman kebakaran secara manual

(9)

No.

Indikator Keselamatan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung Pusat

Perbelanjaan di Kota Surabaya

Deskripsi Sumber

yang terdiri dari pipa yang mengalirkan air secara aktif (fire hydrant) untuk pemadaman

kebakaran dan selang pemadaman (fire hose).

10. Manajemen asap (Smoke

control)

Pengontrolan panas dan asap dalam gedung saat terjadi kebakaran untuk tujuan keselamatan pengguna dan pemadam kebakaran, serta mengurangi kerusakan struktur. Marchant (2000), Short, dkk (2006), Woods (2007), Chow & Li (2010)

11. Penanda jalur keluar

Penanda jalan keluar diperlukan untuk menandakanlokasi jalur keluar terdekat.

Marchant (2000), Kodur dkk., (2019)

12. Jalur evakuasi yang aman (Safe

fire escape route)

Gedung memiliki jalur evakuasi termasuk tangga yang terproteksi dari bahaya kebakaran yang diperlukan untuk melakukan evakuasi orang dari dalam gedung dengan aman.

Della-Giustina (2014), Kodur dkk., (2019)

13. Jalur keluar/pelepasan (Exit

path)

Jalur keluar diperlukan sebagai bukaan akses dari depan gedung menuju titik evakuasi diluar gedung pada saat kejadian kebakaran sehingga dapat meningkatkan keselamatan jiwa. Marchant (2000), Della-Giustina (2014), Kodur dkk., (2019) 14. Pencahayaan darurat

Cahaya darurat yang akan menyala dalam keadaan gelap pada jalur

penyelamatan dan dipergunakan saat kebakaran.

(10)

6

No.

Indikator Keselamatan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung Pusat

Perbelanjaan di Kota Surabaya

Deskripsi Sumber

15. Area parkir kendaraan pemadam kebakaran

Area khusus yang disediakan untuk parkir kendaraan pemadam kebakaran. Kodur dkk., (2019) 16. Keterlibatan pemadam kebakaran Adanya keterlibatan pemadam kebakaran baik memadamkan dan

mengendalikan api yang tidak dapat dikendalikan oleh sistem perlindungan gedung aktif maupun pasif, memastikan

keselamatan jiwa, hingga memastikan pemilik bangunan mematuhi ketentuan keselamatan gedung yang sesuai standar.

Kodur dkk., (2019)

17. Inspeksi alat proteksi kebakaran

Usaha untuk mencegah kebakaran dengan melakukan inspeksi terhadap alat proteksi kebakaran.

Lo (1998), Kikwasi (2015), Taylor, dkk (2019)

18.

Informasi mengenai tata cara penyelamatan diri pada saat kebakaran

Adanya informasi yang jelas mengenai tata cara penyelamatan diri dalam menghadapi bahaya kebakaran dari instruksi hingga kontak darurat (emergency contact) yang dapat dihubungi.

Marchant (2000), Tsui & Chow (2004), Kikwasi (2015) , Fischer, dkk (2019)

(11)

Tabel 2. 2 Hasil Survei Pendahuluan

No. Variabel Peringkat Mean SD Kesimpulan

4.

Detektor kebakaran yang terpasang pada bangunan gedung mampu mendeteksi adanya kebakaran. 1 4,75 0,50 Relevan 5. Sistem peringatan kebakaran pada

bangunan gedung seperti alarm bisa berfungsi dengan baik.

2 4,75 0,50 Relevan

6.

Sumber air pada

bangunan gedung cukup untuk pemadaman kebakaran.

3 4,75 0,50 Relevan

11.

Penanda jalan keluar di dalam bangunan gedung mudah ditemukan.

4 4,75 0,50 Relevan

12.

Jalur evakuasi termasuk tangga darurat di dalam bangunan gedung aman dari kebakaran.

5 4,75 0,50 Relevan

13.

Akses keluar dari depan bangunan gedung menuju titik evakuasi bebas dari hambatan.

6 4,75 0,50 Relevan

17.

Inspeksi alat proteksi kebakaran sebagai upaya pencegahan kebakaran pada bangunan gedung.

7 4,75 0,50 Relevan

2. Struktur bangunan

(12)

8

No. Variabel Peringkat Mean SD Kesimpulan

api.

3.

Kompartemen (dinding dan lantai pemisah) pada bangunan gedung dapat menghambat penyebaran api sesuai waktu

perencanaan.

9 4,50 0,58 Relevan

8.

Alat pemadaman api (suppression) otomatis pada bangunan gedung seperti sprinkler dapat mengurangi

pertumbuhan api.

10 4,50 0,58 Relevan

10.

Sistem saluran udara dapat mengalirkan asap kebakaran ke luar bangunan gedung.

11 4,50 0,58 Relevan

14.

Pencahayaan darurat di dalam bangunan gedung berfungsi dengan baik.

12 4,50 0,58 Relevan

18.

Informasi mengenai tata cara evakuasi hingga kontak darurat

(emergency contact) saat kejadian kebakaran dapat diakses pengguna

bangunan gedung.

13 4,50 0,58 Relevan

1.

Bahan cair, padat, dan gas yang mudah terbakar di dalam bangunan gedung dapat dikontrol penggunaannya.

(13)

No. Variabel Peringkat Mean SD Kesimpulan

16.

Pemadam kebakaran dilibatkan dalam

pengendalian kebakaran pada bangunan gedung.

15 4,25 0,96 Relevan

7.

Tangki air untuk

pemadaman kebakaran di dalam bangunan gedung dipisahkan dari tangki air harian.

16 4,00 0,00 Relevan

15.

Area khusus untuk parkir kendaraan pemadam kebakaran pada

bangunan gedung selalu tersedia.

17 3,75 0,96 Relevan

9.

Sistem pemadam

kebakaran manual seperti pipa tegak (standpipes) dan selang pemadam (fire hose) mampu memasok air untuk pemadaman kebakaran ke setiap lantai.

18 3,50 1,00 Relevan

Survei utama dilakukan dengan 18 variabel yang sama dan dengan metode penilaian yang sama yaitu skala Likert. Adapun responden untuk survei utama dibagi menjadi 3 kategori, yaitu Kategori Pemerintah, Kategori Swasta, dan Kategori Masyarakat. Total responden utama pada penelitian ini adalah sebanyak 103 responden. Tahapan analisis dibagi menjadi beberapa langkah, yaitu analisis awal, analisis deskriptif, pengujian ANOVA, dan diakhiri dengan analisis faktor. Analisis awal dilakukan pengecekan data, pengkodean data, dan juga pembersihan data (data cleansing). Hasil awal menunjukan tidak ditemukan adanya jawaban yang hilang. Analisis awal kemudian dilanjutkan dengan melakukan uji normalitas. Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah data populasi dimana sampel diambil terdistribusi secara normal atau sebaliknya. Jenis penilaian yang digunakan untuk menguji tingkat normalitas adalah penilaian

(14)

10 Skewness dan Kurtosis. Untuk penilaian Skewness dan Kurtosis, analisis deskriptif analisis ANOVA, hingga analisis faktor masih dalam tahap pengerjaan.

BAB III STATUS LUARAN

Untuk hasil dari survei pendahuluan telah dibuatkan makalah/paper yang kemudian dipresentasikan pada seminar internasional, yaitu International Conference on Civil Engineering (ICCER) yang dilaksanakan pada tanggal 22 - 23 Juli 2020. Saat ini, naskah makalah/paper yang dipresentasikan pada seminar internasional tersebut sedang dalam tahap akhir pengajuan untuk dipublikasikan pada IOP Conference Series: Materials Science and Engineering. Seminar Internasional ini merupakan luaran tambahan yang telah diselesaikan. Untuk hasil penelitian selanjutnya akan dibuatkan dalam bentuk makalah/paper jurnal internasional sebagai luaran wajib. Makalah/paper ini sedang dalam tahap pengerjaan.

(15)

BAB IV KENDALA PELAKSANAAN PENELITIAN

Kendala utama yang menghambat proses pelaksanaan penelitian adalah pandemi Covid-19 yang masih ada hingga saat ini. Pandemi ini melanda seluruh Indonesia, termasuk objek penelitian yakni kota Surabaya. Pandemi ini telah ada sejak awal dimulainya proses pelaksanaan survei pendahuluan. Adanya surat edaran rektor, hingga serangkaian surat edaran dari Kementerian Kesehatan Indonesia dan Pemerintah setempat terkait pembatasan seluruh kegiatan yang melibatkan pertemuan fisik dan diganti dengan pertemuan secara daring membuat peneliti kesulitan untuk mendapatkan calon responden.

Peneliti kemudian mengganti metode survei yang semula perlu dilakukan dengan tatap muka menjadi survei secara daring dengan menggunakan email. Permohonan kesediaan mengisi kuesioner dilakukan melalui sambungan telepon. Namun dikarenakan situasi pandemi Covid -19 dan adanya serangkaian surat edaran maupun peraturan untuk menerapkan work from home

(WFH) mengakibatkan peneliti kesulitan untuk menghubungi calon responden ahli dan meminta

kesediaannya untuk mengisi survei kuesioner pendahuluan yang telah disiapkan. Dibutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan responden ahli yang bersedia memberikan penilaian pada survei pendahuluan. Setelah didapatkan persetujuan, kuesioner selanjutnya dikirimkan melalui email. Namun metode ini dirasa kurang efektif karena lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengisi kuesioner. Dibutuhkan lebih dari 1 bulan untuk mendapatkan responden ahli dan mendapatkan hasil penilaian pada survei pendahuluan.

Untuk survei utama, peneliti menggunakan metode survei secara daring dengan menggunakan media online (computer questionnaire) dan juga mendatangi langsung responden dengan kategori Pemerintah. Proses permohonan kesediaan untuk mengisi kuesioner secara daring juga dilakukan melalui sambungan telepon serta mengirimkan surat permohonan melalui email kepada calon responden. Namun, tetap dibutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan persetujuan kesediaan menjadi responden. Calon responden yang dihubungi melalui telepon menyatakan ketidaksediaan untuk menjadi responden dikarenakan adanya peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengakibatkan penambahan beban pekerjaan kepada calon responden, sehingga tidak memungkinkan untuk mengisi kuesioner. Beberapa calon responden lainnya menyatakan bersedia menjadi responden, namun tidak mengisi kuesioner. Beberapa calon responden juga tidak bisa dihubungi karena ketidaksesuaian nomor telepon yang dihubungi hingga tidak menjawab telepon sama sekali. Hal ini mengakibatkan peneliti kesulitan untuk mengumpulkan responden sesuai target jumlah yang telah ditentukan. Adapun total responden

(16)

12 yang bersedia mengisi kuesioner survei utama hingga saat ini sebanyak 87 orang responden dari target responden sebanyak 103 responden. Oleh karena itu, peneliti masih terus mencoba mengumpulkan calon responden agar target jumlah responden dapat tercapai.

Disamping kendala selama proses pelaksanaan penelitian, kendala lain yang dijumpai adalah pada pelaksanaan seminar internasional dan persiapan makalah/paper untuk luaran wajib. Pelaksanaan seminar internasional yang semula dijadwalkan akan dilaksanakan di Bali, diganti menjadi pelaksanaan secara daring dan jadwal pelaksanaan juga dimajukan menjadi 22 – 23 Juli 2020. Untuk persiapan makalah/paper jurnal internasional juga mengalami kendala pengerjaan dikarenakan belum terpenuhinya target responden untuk survei utama, sehingga proses analisis belum dapat dilakukan sepenuhnya.

(17)

BAB V RENCANA TAHAPAN SELANJUTNYA

Penyelesaian penelitian direncanakan dilakukan dengan melanjutkan proses pendataan responden sehingga target responden dapat terpenuhi. Dengan terpenuhinya target responden, maka proses analisis dapat dilanjutkan dan diselesaikan. Hal ini juga berpengaruh pada proses pengerjaan makalah/paper jurnal internasional untuk luaran wajib. Hasil analisis dari survei utama dapat disampaikan pada makalah/paper jurnal internasional. Adapun analisis yang selanjutnya dapat dilakukan adalah analisis awal untuk uji normalitas data dengan Skewness dan Kurtosis, kemudian dilanjutkan dengan analisis deskriptif yang bertujuan memberikan gambaran bentuk data secara keseluruhan, kemudian dilanjutkan lagi dengan pengujian ANOVA, dan diakhiri dengan analisis faktor.

(18)

14

BAB VI DAFTAR PUSTAKA

[1] Sujatmiko, W. (2016). Penerapan Standar Keselamatan Evakuasi Kebakaran Pada Bangunan Gedung Di Indonesia. Jurnal Permukiman, 11(2), 116–127.

https://doi.org/10.31815/JP.2016.11.116-127

[2] Marchant, E. W. (2000). Fire safety systems – interaction and integration. Facilities,

18(10/11/12), 444–455. https://doi.org/10.1108/02632770010349682

[3] Della-Giustina, D. E. (2014). Fire Safety Management Handbook. Fire Safety Management

Handbook (Third). Boca Raton: CRC Press. https://doi.org/10.1201/b16480

[4] Kodur, V., Kumar, P., & Rafi, M. M. (2019). Fire hazard in buildings : review , assessment and strategies for improving fi re safety buildings. Fire Hazard in Buildings, (6 August 2019). https://doi.org/10.1108/PRR-12-2018-0033

[5] Fischer, R. J., Halibozek, E. P., & Walters, D. C. (2019). Fire Prevention and Protection, and Occupational Safety. Introduction to Security, 269–292. https://doi.org/10.1016/b978-0-12-805310-2.00012-3

[6] Chow, C. L., Chow, W. K., & Yuan, H. Y. (2004). A preliminary discussion on selecting active fire protection systems for atria in green or sustainable buildings. Architectural

Science Review, 47(3), 229–236. https://doi.org/10.1080/00038628.2000.9697529

[7] Chow, W. K., & Chan, L. Y. (2011). Possibility of using water mist fire suppression system in Hong Kong. Journal of Engineering, Design and Technology, 9(2), 157–163.

https://doi.org/10.1108/17260531111151041

[8] Short, C. A., Whittle, G. E., & Owarish, M. (2006). Fire and smoke control in naturally ventilated buildings. Building Research and Information, 34(1), 23–54.

https://doi.org/10.1080/09613210500356089

[9] Woods, A. A. T. (2007). Improving energy efficiency improves smoke safety and occupant comfort. Strategic Planning for Energy and the Environment, 27(2), 42–50.

https://doi.org/10.1080/10485230709509738

[10] Chow, Cheuk Lun, & Li, J. (2010). An analytical model on static smoke exhaust in atria.

Journal of Civil Engineering and Management, 16(3), 372–381.

https://doi.org/10.3846/jcem.2010.42

[11] Kikwasi, G.J. (2015). A Study on the Awareness of Fire Safety Measures for Users and Staff of Shopping Malls: The Case of Mlimani City and Quality Centre in Dar es Salaam.

Journal of Civil Engineering and Architecture, 9(12), 1415–1422.

https://doi.org/10.17265/1934-7359/2015.12.003

[12] Taylor, M., Appleton, D., Keen, G., & Fielding, J. (2019). Assessing the effectiveness of fire prevention strategies. Public Money and Management, 39(6), 418–427.

https://doi.org/10.1080/09540962.2019.1579439

[13] Tsui, S., & Chow, W., (2004). Legislation Aspects of Fire Safety Management in Hong Kong. https://doi.org/10.1108/02632770410540360

(19)

BAB VII LAMPIRAN

Lampiran I. Tabel Daftar Luaran

Program : Penelitian Pascasarjana

Nama Ketua Tim : M. Arif Rohman, ST., MSc., PhD.

Judul : Indikator Keselamatan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada

Bangunan Gedung Pusat Perbelanjaan di Kota Surabaya 1.Artikel Jurnal

No Judul Artikel Nama Jurnal Status Kemajuan*)

1. An identification of Fire Safety Criteria for Shopping Centre in Surabaya

Persiapan

2. Artikel Konferensi

No Judul Artikel Nama Konferensi

(Nama Penyelenggara, Tempat, Tanggal)

Status Kemajuan*)

1. Identification of Fire Safety Indicators for Shopping Centre Buildings in Surabaya

ICCER (Institut Teknologi Sepuluh Nopember, via Zoom, 22-23 Juli 2020)

Presented

3. Disertasi/Tesis/Tugas Akhir/PKM yang dihasilkan

No Nama Mahasiswa NRP Judul Status*)

1. Giovianne Friensty Marantika 03111850030014 Kriteria Keselamatan Bangunan Gedung Pusat Perbelanjaan di Kota Surabaya Terhadap Bahaya Kebakaran In progress

Gambar

Tabel 2. 1 Variabel Penelitian
Tabel 2. 2 Hasil Survei Pendahuluan

Referensi

Dokumen terkait

Narasumber dalam acara Seminar Dosen/Diskusi Dosen Fakultas Teologi UKDW yang akan diselenggarakan pada tanggal 2l Februari 2014 dengan tema " Let Her Head be Covered

Perancangan sistem yang digunakan adalah Hierarchy Input Proces Output(HIPO), Diagram Kontek, Data Flow Diagram(DFD), Desain Input dan Output, Desain Database,

Mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar siswa Kelas IX.1 SMPN 1 Manuju setelah diterapkan pendekatan scaffolding dengan model problem based learning dalam

Berbeda dengan asuransi konvensional yang menjadikan sertifikat polish sebagai bukti telah dibuatnya perjanjian antara perusahaan asuransi dengan nasabah, yang mengatur

Adapun teknik penyikatan yang baik adalah harus sederhana, tepat, efisien, dan dapat membersihkan semua permukaan gigi dan gusi, terutama saku gusi dan interdental, teknik

Pengaruh nutrisi serta respon imun pada infeksi STH merupakan beberapa faktor yang menyebabkan gangguan perkembangan kognitif anak secara tidak langsung.. Gangguan

Berdasarkan hasil uji t (parsial) pada model regresi, diperoleh nilai t hitung sebesar 1.430 artinya dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Tangibles berpengaruh positif dan

Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 7 Tahun 2017 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 6 Tahun 2015