55
Sampel pengambilan data pada penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2012 sampai
tahun 2013. Pertimbangan pada pengambilan perusahaan manufaktur ini adalah
karena perusahaan manufaktur merupakan industri yang besar jika dibandingkan
dengan industri lainnya dan perusahaan manufaktur mempunyai aktivitas
produktivitas yang tinggi, sehingga kriteria yang sampel yang diambil pada
penelitian ini dapat terpenuhi. Sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 15
perusahaan manufaktur yang listing di BEI dengan jangka waktu penelitian 3
periode sehingga jumlah data obervasi sebanyak 45.
B. Data Penelitian 1. Statistik Deskriptif
Sebelum melakukan pengujian atas pengaruh variabel mekanisme
corporate governance, Independensi Auditor dan Kualitas KAP terhadap
Integritas Laporan Keuangan akan ditinjau terlebih dahulu mengenai deskripsi
penelitian melalui analisis statistik deskriptif. Statistik desriptif dapat memberikan
penjelasan suatu data melalui rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum
Hasil statistik deskriptif dapat dilihat dalam table 4.1 berikut ini:
TABEL 4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation INT_LK 45 0.000 .400 .07578 .107375 KEP-I 45 .220 .990 .68244 .200081 KOM-AUDIT 45 .330 1.000 .65667 .148033 KOMI-INDP 45 .250 .670 .39222 .112652 INDP. AUDIT 45 0.000 1.000 .20000 .404520 KUAL. KAP 45 0.000 1.000 .91111 .287799 Valid N (listwise) 45
Sumber: data sekunder diolah 2015
Tabel data 4.1 diatas menunjukkan statistik deskriptif masing-masing
variabel penelitian. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif
terhadap integritas laporan keuangan (INT_LK) menunjukkan nilai minimum
sebesar 0.000, nilai maksimum sebesar 0.400, nilai rata-rata 0.07578, dan standar
deviasi 0.107375. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap
kepemilikan institusional (KEP-I) menunjukkan nilai minimum sebesar 0.220,
nilai maksimum sebesar 0.990, nilai rata-rata 0.68244 dan standar deviasi
0.200081.
Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap komite
audit (KOM-AUDIT) menunjukkan nilai minimum sebesar 0.330, nilai
maksimum sebesar 1.0000, nilai rata-rata 0.65667 dan standar deviasi 0.148033.
Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap komsaris
independen (KOMI-INDP) menunjukkan nilai minimum sebesar 0.250, nilai
Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap
independensi auditor (INDP-AUDIT) menunjukkan nilai minimum sebesar .0000,
nilai maksimum sebesar 1.0000, nilai rata-rata .200000 dan standar
deviasi .404520. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap
kualitas KAP (KUAL_KAP) menunjukkan nilai minimum sebesar .0000, nilai
maksimum sebesar 1.0000, nilai rata-rata 0.91111 dan standar deviasi 0.287799.
Variabel integritas laporan keuangan, kepemilikan institusional, komite
audit, komisaris independen menggunakan skala pengukuran rasio. Dari variabel
yang tersebut terdapat variabel yang mempunyai nilai rata-rata lebih besar dari
nilai standar deviasi yaitu kepemilikan institusional, komite audit, dan komisaris
independen. Hal itu menunjukkan bahwa variabel tersebut mempunyai kualitas
yang baik.
Sedangkan untuk variabel independensi auditor dan kualitas kantor
akuntan publik menggunakan skala pengukuran nominal, nilai rata-rata dan
standar deviasi tidak tepat digunakan sebagai alat analisis kualitas data, karena
kode angka yang digunakan dalam skala pengukuran nominal hanya berfungsi
sebagai label kategori semata tanpa nilai instrinsik dan tidak memiliki arti apa-apa
(Ghozali, 2011:4).
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik diperlukan agar model regresi menjadi suatu
model yang lebih reperesentatif. Analisis data uji asumsi klasik dalam penelitian
ini antara lain melalui uji normalitas, multikolonieritas, autokorelasi dan
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan analisis grafik dan uji
statistik, pada analisis grafik adalah dengan melihat grafik histogram yang
membandingkan data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi
normal. Namun tidak cukup hanya melihat histogram karena akan bisa
menyesatkan makanya metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
(Ghozali, 2011: 160)
Kemudian untuk menguji normalitas data dengan dengan menggunakan uji
statistik Kolmogorov-Smirnov. Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Seperti diketahui uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar, maka uji statistik
menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2011:160).
Screening terhadap normalitas data merupakan langkah awal yang harus
dilakukan untuk setiap analisis multivariate, khususnya jika tujuannya adalah
inferensi. Jika terdapat normalitas, maka residual akan terdistribusi secara normal
dan independen. Yaitu perbedaan antara nilai prediksi dengan score yang
sesungguhnya atau error akan terdistribusi secara simetri di sekitar nilai means
sama dengan nol (Ghozali, 2011: 29-30). Model regresi yang baik adalah model
regresi yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Di bawah ini
Gambar 4.1
Dengan melihat grafik nomal plot dapat disimpulkan bahwa titik-titik yang
menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya menjauh dari garis
diagonalnya, hal ini dapat disimpulkan bahwa grafik normal plot menunjukkan
data tersebut tidak terdistribusi secara normal.
TABEL 4.2
Hasil Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 45
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation .10119425 Most Extreme Differences Absolute .260 Positive .260 Negative -.140 Kolmogorov-Smirnov Z 1.742
Asymp. Sig. (2-tailed) .005
Berdasarkan tabel 4.2 hasil uji normalitas data untuk tahun 2012 sampai
dengan 2014, dapat dilihat bahwa data dalam penelitian ini tidak terdistribusi
secara normal dengan Asymp. Sig. (2-tailed) 0,005 atau kurang dari 0,05. Maka
dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini tidak terdistribusi secara
normal.
Untuk memperbaiki data yang tidak terdistribusi secara normal maka
dlakukan screening dan perbaikan terhadap normalitas data untuk menjadikan
data yang residualnya tidak terdistribusi dengan normal menjadi data yang
terdistribusi dengan normal, dengan melakukan tindakan transformasi Ln terhadap
semua variabel yaitu Integritas laporan keuangan, kepemilikan institusional,
komite audit, komisaris independen, independensi auditor dan kualitas KAP.
Hasil uji normalitas setelah di Ln dapat dilihat pada grafik normal plot
gambar 4.2 dan tabel 4.3 hasil uji normalitas data kolmogrov-smirnov sebagai
berikut:
Dengan melihat grafik nomal plot data setelah Ln dapat disimpulkan
bahwa titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya tidak
menjauh dari garis diagonalnya, hal ini dapat disimpulkan bahwa grafik normal
plot setelah data Ln menunjukkan asumsi normal.
TABEL 4.3
Hasil Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 45
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation 1.33995353 Most Extreme Differences Absolute .081 Positive .081 Negative -.072 Kolmogorov-Smirnov Z .542
Asymp. Sig. (2-tailed) .931
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Data sekunder diolah 2015
Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji normalitas data untuk tahun 2012 sampai
dengan 2014, dapat dilihat bahwa data dalam penelitian ini telah terdistribusi
dengan normal dengan Asymp. Sig. (2-tailed) 0,931 atau lebih besar dari 0.05.
Maka dapat disimpulkan data dalam penelitian ini terdistribusi secara normal.
b. Hasil Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen, jika terjadi terjadi
masalah tersebut maka bisa dikatakan model regresi tersebut kurang baik, karena
Selengkapnya mengenai hasil uji multikolonieritas dapat dilihat pada tabel 4.3 di
bawah ini.
TABEL 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF 1 (Constant) KEP-I .845 1.184 KOM-AUDIT .968 1.033 KOMI-INDP .937 1.067 INDP. AUDIT .611 1.637 KUAL. KAP .667 1.499
a. Dependent Variable: INT_LK
Sumber: Data sekunder diolah 2015
Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui nilai tolerance masing-masing
variabel di atas 0.1 dan nilai VIF masing-masing variabel juga di bawah 10. Maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas antar variabel independen
dalam model regresi dalam penelitian ini.
c. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji DurbinWatson (D-W). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan periode sebelumnya. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari masalah autokorelasi. Penjelasannya mengenai hasil uji autokorelasi penelitian dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini.
TABEL 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Mode l R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .525a .276 .183 1.4232585 1.526
a. Predictors: (Constant), KUAL. AUDIT, KEP-I, KOM-AUDIT, KOMI-INDP, INDP. AUDIT
b. Dependent Variable: INT_LK
Sumber: Data sekunder diolah 2015
Dari tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa nilai D-W adalah sebesar 1,526.
Dengan jumlah predictors sebanyak 5 (lima) buah dan sampel penelitian sebanyak
45 perusahaan (n=45). Berdasarkan tabel di atas nilai D-W berada pada area tidak
ada autokorelasi, di mana perhitungan yang bersumber dari tabel 13
Durbin-Watson (Ghozali, 2011:433) adalah sebagai berikut. Syarat dikatakan tidak ada
autokorelasi adalah du < d < 4-du. Diketahui du = 1,776 dan dl = 1.287 sedangkan
d= 1,526, selanjutnya 4-du adalah 4 – 1,776 = 2.224. Dapat disimpulkan bahwa
nilai DW 1.526 yaitu diantara batas atas (du) 1.776 dan batas bawah (dl) 1.287
dan nilai d lebih kecil dari nilai 4-du. Artinya model regresi dalam penelitian ini
tidak terjadi autokorelasi.
d. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, jika berbeda disebut
heteroskedastisitas (Ghozali, 2011: 139).
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji yang digunakan adalah uji scatterplot dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terkait (dependen) dengan residual ZPRED dan residualnya SRESID (Ghozali, 2011:139-141). Lebih jelasnya yaitu degan melihat grafik plot berikut:
Gambar 4.3
Sumber: Data sekunder diolah 2015
Dari grafik scatterplots diatas dapat dilihat titik-titik menyebar secara acak
serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga
governance, independensi auditor dan kualitas KAP pada integritas laporan
keuangan.
3. Hasil Uji Hipotesis
a. Hasil adj R2 (Koefisien Determinasi)
Pada model regresi berganda penggunaan adjusted R2 (Adj R2), atau
koefisien determinasi yang telah disesuaikan, lebih baik dalam melihat seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen bila
dibandingkan dengan R (koefisien determinasi). Kelemahan dalam menggunakan
nilai R2 adalah karena adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang
dimasukkan ke dalam model. Selengkapnya mengenai hasil uji Adj R2 penelitian
dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:
TABEL 4.6
Hasil Uji adj R2 (Koefisien Determinasi)
Sumber: Data sekunder diolah 2015
Dari tabel 4.6 di atas diketahui bahwa koefisien determinasi yang
disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,183 atau sebesar 18,3%. Hal ini berarti
18.3% dari variabel dependen yaitu integritas laporan keuangan dapat dijelaskan
oleh variabel independen (kepemilikan institusional, komite audit, komisaris
independen, kualitas KAP). Sedangkan sisanya yaitu sebesar 81,7% diluar model. Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate 1 .525a .276 .183 1.4232585
a. Predictors: (Constant), KUAL. AUDIT, KEP-I, KOM-AUDIT, KOMI-INDP, INDP. AUDIT b. Dependent Variable: INT_LK
b. Hasil Uji F (simultan)
Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen
secara bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen. Selengkapnya mengenai hasil uji F penelitian dapat dilihat di
tabel 4.7 di bawah ini:
Tabel 4.7 Hasil Uji F (simultan)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 30.095 5 6.019 2.971 .023b Residual 79.001 39 2.026
Total 109.096 44 a. Dependent Variable: INT_LK
b. Predictors: (Constant), KUAL. AUDIT, KEP-I, KOM-AUDIT, KOMI-INDP, INDP. AUDIT Sumber: Data sekunder diolah 2015
Dari tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 2,971
dengan nilai sig. sebesar 0,023. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi integritas laporan keuangan karena nilai sig. <
alpha (α = 5%). Maka hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh simultan antara variabel independen dengan variabel dependen dalam penelitian ini.
c. Hasil Uji t (parsial)
Uji t bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual (parsial), yaitu kepemilikan institusional, komite audit, komisaris independen, independensi auditor dan kualitas KAP dalam menerangkan variabel dependen, yaitu integritas laporan keuangan.
Tabel 4.8 Hasil Uji t (parsial)
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta (Constant) -6.327 1.082 -5.846 .000 KEP-I .259 .650 .059 .398 .693 KOM-AUDIT -.419 .893 -.065 -.469 .641 KOMI-INDP -1.059 .885 -.168 -1.196 .239 INDP. AUDIT -.472 .679 -.121 -.696 .491 KUAL. KAP 1.852 .827 .374 2.241 .031 a. Dependent Variable: INT_LK
Sumber: Data sekunder diolah 2015
Dari table diatas dapat disimpulkan mengenai uji Hipotesis dari
masig-masing variabel independen terhadap dependen sebagai berikut:
H1: adanya pengaruh kepemilikan institusional terhadap integritas laporan
keuangan
Pada outpus SPSS diatas dapat menunjukkan bahwa angka signfikansi
untuk variabel kepemilikan institusional sebesar 0.693. Niai tersebut lebih besar
dari tingkat signifikansi yaitu 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
kepemilikan institusional tidak berpengaruh secara signifikan. Dan Hipotesis 1
ditolak. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Defriandio
(2013) dan dian (2010) yang menunjukan bahwa kepemilikan institusional tidak
berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan.
H2: adanya pengaruh komite audit terhadap integritas laporan keuangan
Pada outpus SPSS diatas dapat menunjukkan bahwa angka signfikansi
signifikansi yaitu 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel komite audit
tidak berpengaruh secara signifikan. Dan Hipotesis 2 ditolak. Hal ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Pancawati (2010). Yang menunjukan
bahwa komite audit tidak berpengaruk terhadap integritas laporan keuagan.
H3: adanya pengaruh komisaris independen terhadap integritas laporan keuangan
Pada outpus SPSS diatas dapat menunjukkan bahwa angka signfikansi
untuk variabel kepemilikan institusional sebesar 0.239. Niai tersebut lebih besar
dari tingkat signifikansi yaitu 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
komisaris independen tidak berpengaruh secara signifikan. Dan Hipotesis 3
ditolak. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Dian (2010) dan
Pancawati (2010). Yang menunjukan bahwa komisaris independen tidak
berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan.
H4: adanya pengaruh independensi auditor terhadap integritas laporan keuangan
Pada outpus SPSS diatas dapat menunjukkan bahwa angka signfikansi
untuk variabel independensi auditor sebesar 0.491. Nilai tersebut lebih besar dari
tingkat signifikansi yaitu 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
independensi auditor tidak berpengaruh secara signifikan. Dan Hipotesis 4
ditolak. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Dian (2010).
Yang menunjukkan bahwa independensi auditor tidak bepengaruh terhadap
integritas laporan keuangan.
H5: adanya pengaruh kualitas KAP terhadap integritas laporan keuangan
Pada outpus SPSS diatas dapat menunjukkan bahwa angka signfikansi
tingkat signifikansi yaitu 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kualitas
KAP berpengaruh secara signifikan. Dan Hipotesis 5 diterima. Hal ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Jama’an (2008). Yang menunjukkan bahwa kualitas KAP berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan.
d. Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh
antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen. Analisa
ini juga untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel
independen mengalami kenaikan atau penurunan, dan untuk mempengaruhi arah
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah
masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif.
Tabel 4.9
Regresi Linear Berganda
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta (Constant) -6.327 1.082 -5.846 .000 KEP-I .259 .650 .059 .398 .693 KOM-AUDIT -.419 .893 -.065 -.469 .641 KOMI-INDP -1.059 .885 -.168 -1.196 .239 INDP. AUDIT -.472 .679 -.121 -.696 .491 KUAL. KAP 1.852 .827 .374 2.241 .031 a. Dependent Variable: INT_LK
Sumber: Data sekunder diolah 2015
Dari tabel 4.9 dapat diperoleh regresi sebagai berikut:
Integritas Laporan Keuangan = (6.327) + 0.259 kepemilikan institusional-0.419
komite audit-1.059 komisaris independen-0.472 independensi auditor+1.852
kualitas KAP.
Dari tabel diatas juga dapat dilihat bahwa Constant (6.327) artinya bila
kepemilikan institusional, komite audit, komisaris independen, independensi
auditor dan kualitas KAP konstan atau tetap maka integritas laporan keuangan
sebesar (6.327).
C. Pembahasan
Dalam penelitian ini dilakuakan pengujian pegaruh kepemilikan
institusional, komite audit, komisaris independen, independensi auditor dan
kualitas KAP terhadap integritas laporan keuangan pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia). Berikut hasil penelitian
menggunakan uji t:
Tabel 4.10
Rangkuman Tabel Pengujian
Hipotesis Variabel Hasil Uji t Keterangan
H1 Kemepemilikan institusional 0.693 H1 ditolak tidak terdapat pengaruh yang signifikan.
H2 Komite Audit 0.641 H2 ditolak tidak terdapat
pengaruh yang signifikan.
H3 Komisaris Independen 0.239 H3 ditolak tidak terdapat
pengaruh secara signifikan.
H4 Independensi Auditor 0.491 H4 ditolak tidak
berpengaruh secara
signifikan.
H5 Kualitas KAP 0.031 H5 diterima berpengaruh
secara signifkan. Sumber data diolah dengan SPSS 20
1. Variabel kepemilikan Institusional menunjukkan tidak adanya
pengaruh yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan.
Terlihat pada output SPSS yang menunjukkan bahwa angka
signfikansi untuk variabel kepemilikan institusional sebesar 0.693.
Nilai tersebut lebih besar dari tingkat signifikansi yaitu 0.05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan institusional tidak
berpengaruh secara signifikan. Dan Hipotesis 1 ditolak. Hal ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Defriandio (2013)
dan dian (2010) yang menunjukan bahwa kepemilikan institusional
tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan.
2. Variabel komite audit menunjukkan tidak adanya pengaruh yang
signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Terlihat pada output
SPSS yang menunjukkan bahwa angka signfikansi untuk variabel
komite audit sebesar 0.641. Nilai tersebut lebih besar dari tingkat
signifikansi yaitu 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
komite audit tidak berpengaruh secara signifikan. Dan Hipotesis 2
ditolak. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh
Pancawati (2010). Yang menunjukan bahwa komite audit tidak
berpengaruk terhadap integritas laporan keuagan.
3. Variabel komisaris independen menunjukkan tidak adanya pengaruh
yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Terlihat pada
output SPSS yang menunjukkan bahwa angka signfikansi untuk
besar dari tingkat signifikansi yaitu 0.05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel komisaris independen tidak berpengaruh secara
signifikan. Dan Hipotesis 3 ditolak. Hal ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Dian (2010) dan Pancawati (2010).
Yang menunjukan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh
terhadap integritas laporan keuangan.
4. Variabel indepedensi auditor menunjukkan tidak adanya pengaruh
yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Terlihat Pada
output SPSS diatas yang menunjukkan bahwa angka signfikansi untuk
variabel independensi auditor sebesar 0.491. Niai tersebut lebih besar
dari tingkat signifikansi yaitu 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel independensi auditor tidak berpengaruh secara signifikan. Dan
Hipotesis 4 ditolak. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Dian (2010). Yang menunjukkan bahwa independensi auditor
tidak bepengaruh terhadap integritas laporan keuangan.
5. Variabel kualitas KAP menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan
terhadap integritas laporan keuangan. Terlihat Pada output SPSS yang
menunjukkan bahwa angka signfikansi untuk variabel independensi
auditor sebesar 0.031. Niai tersebut lebih kecil dari tingkat signifikansi
yaitu 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kualitas KAP
berpengaruh secara signifikan. Dan Hipotesis 5 diterima. Hal ini
Yang menunjukkan bahwa kualitas KAP berpengaruh signifikan