• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Tentang Disiplin Kerja Karyawan Pada Usaha Mandiri di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Tentang Disiplin Kerja Karyawan Pada Usaha Mandiri di"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Tentang Disiplin Kerja Karyawan Pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa

Pencapaian tujuan perusahaan salah satunya perlu didukung oleh perilaku karyawan yang disiplin dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Tingkat disiplin kerja karyawan pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa dapat dilihat dari dua parameter yaitu ketaatan waktu dan ketaatan pada proses kerja.

4.1.1. Disiplin Kerja Karyawan Pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa Dalam hal Ketaatan Waktu

Tabel 4.1. ( lihat lampiran I ) menunjukkan hasil analisis tentang disiplin kerja karyawan dalam hal ketaatan waktu pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa. Diperoleh nilai rata-rata total skor sebesar 4,41 yang termasuk dalam kategori agak tinggi. Hal ini mengandung arti bahwa disiplin kerja karyawan dalam hal ketaatan waktu pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa sejauh ini sudah disiplin. Jika dilihat per masing-masing indikator, diketahui bahwa indikator dengan nilai rata-rata skor tertinggi adalah pada indikator "Datang di perusahaan sebelum jam 08.00" dengan nilai rata-rata skor sebesar 4,69. Sedangkan indikator dengan nilai rata-rata skor terendah adalah pada indikator "Meninggalkan perusahaan tepat jam 16.00" dengan nilai rata-rata skor sebesar 4,13.

(2)

4.1.2. Disiplin Kerja Karyawan Pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa dalam hal Ketaatan pada Proses Kerja

Tabel 4.2. ( lihat lampiran I ) menunjukkan hasil analisis tentang disiplin kerja karyawan dalam hal ketaatan dalam proses kerja pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa. Diperoleh nilai rata-rata total skor sebesar 3,55 yang termasuk dalam kategori sedang. Hal ini mengandung arti bahwa disiplin kerja karyawan dalam hal ketaatan pada proses kerja pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa sejauh ini belum disiplin. Jika dilihat per masing-masing indikator, diketahui bahwa indikator dengan nilai rata-rata skor tertinggi adalah pada indikator "Tidak meninggalkan pekerjaan tanpa ijin" dengan nilai rata-rata skor sebesar 4,62. Sedangkan indikator dengan nilai rata-rata skor terendah adalah pada indikator "Melaksanakan perintah atasan" dengan nilai rata-rata skor sebesar 2,72.

Berdasarkan hasil penelitian tentang disiplin kerja karyawan pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa yang dilihat dari dua parameter yaitu ketaatan waktu dan ketaatan pada proses kerja tersebut, sehingga nampak disiplin kerja karyawan yang dapat ditunjukkan pada Tabel 4.3. ( lihat lampiran I ). Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata total skor sebesar 3,93 yang termasuk dalam kategori agak rendah. Hal ini mengandung arti bahwa disiplin kerja karyawan pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa sejauh ini belum disiplin. Jika dilihat per masing-masing indikator, diketahui bahwa indikator dengan nilai rata-rata skor tertinggi adalah pada indikator "Datang di perusahaan sebelum jam 08.00" dengan nilai rata-rata skor sebesar 4,69. Sedangkan indikator dengan nilai rata-rata skor terendah adalah pada indikator "Melaksanakan perintah atasan" dengan nilai rata-rata skor sebesar 2,72.

(3)

4.2. Deskripsi Tentang Kinerja Karyawan Pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa

Pencapaian tujuan perusahaan salah satunya perlu didukung oleh kinerja karyawan yang baik. Tingkat kinerja karyawan pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa dapat dilihat dari tiga parameter yaitu Trast-Based criteria yang memfokuskan pada kemampuan karyawan, Behavior-Based criteria yang memfokuskan pada prilaku karyawan, Customer-Based criteria yang memfokuskan pada hasil pekerjaan.

4.2.1. Kinerja Karyawan Pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa dalam hal Trait-Based Criteria

Tabel 4.4. ( lihat lampiran I ) menunjukkan hasil analisis tentang kinerja karyawan dalam hal Trait-Based criteria pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa. Diperoleh nilai rata-rata total skor sebesar 3,90 yang termasuk dalam kategori sedang. Hal ini mengandung arti bahwa kinerja karyawan dalam hal Trast-Based criteria pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa belum sepenuhnya memenuhi keiinginkan perusahaan dalam hal kinerja. Jika dilihat per masing-masing indikator, diketahui bahwa indikator dengan nilai rata-rata skor tertinggi adalah pada indikator "Kemandirian karyawan" dengan nilai rata-rata skor sebesar 4,46. Sedangkan indikator dengan nilai rata-rata skor terendah adalah pada indikator "Kecepatan dalam bekerja" dengan nilai rata-rata skor sebesar 3,41.

(4)

4.2.2. Kinerja Karyawan Pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa dalam hal Behavior-Based Criteria

Tabel 4.5. ( lihat lampiran I ) menunjukkan hasil analisis tentang kinerja karyawan dalam hal Behavior-Based criteria pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa. Diperoleh nilai rata-rata total skor sebesar 3,38 yang termasuk dalam kategori agak rendah. Hal ini mengandung arti bahwa kinerja karyawan dalam hal Behavior-Based criteria pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa belum sepenuhnya memenuhi keiinginkan perusahaan dalam hal kinerja karyawan. Jika dilihat per masing-masing indikator, diketahui bahwa kedua indikator memiliki nilai rata-rata skor yang sama dengan nilai reta-rata skor sebesar 3,38.

4.2.3. Kinerja Karyawan Pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa dalam hal Outcomes-Based Criteria

Tabel 4.6. ( lihat lampiran I ) menunjukkan hasil analisis tentang kinerja karyawan dalam hal Outcomes-Based criteria pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata total skor sebesar 3,89 yang termasuk dalam kategori sedang. Hal ini mengandung arti bahwa kinerja karyawan dalam hal Outcomes-Based criteria pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa belum sepenuhnya memenuhi kiinginkan perusahaan dalam hal kinerja karyawan. Jika dilihat per masing-masing indikator, diketahui bahwa indikator dengan nilai rata-rata skor tertinggi adalah pada indikator "Dapat memenuhi target yang ditetapkan" dengan nilai rata-rata skor sebesar 4,36. Sedangkan indikator dengan nilai rata-rata skor terendah adalah pada indikator "Kualitas hasil pekerjaan" dengan nilai rata-rata skor sebesar 3,33.

(5)

Berdasarkan hasil penelitian tentang kinerja karyawan pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa yang dilihat dari tiga parameter yaitu Trait-Based criteria yang memfokuskan pada kemampuan karyawan, Behavior-Based criteria yang memfokuskan pada prilaku karyawan, Outcomes-Based criteria yang memfokuskan pada hasil pekerjaan tersebut, Sehingga nampak kinerja karyawan yang dapat ditunjukkan pada Tabel 4.7. ( lihat lampiran I ). Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata total skor sebesar 3,84 yang termasuk dalam kategori agak rendah. Hal ini mengandung arti bahwa kinerja karyawan pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa belum sepenuhnya memenuhi keiinginkan perusahaan dalam hal kinerja karyawan. Jika dilihat per masing-masing indikator, diketahui bahwa indikator dengan nilai rata-rata skor tertinggi adalah pada indikator "Ketepatan waktu mengerjakan" dengan nilai rata-rata skor sebesar 4,56. Sedangkan indikator dengan nilai rata-rata skor terendah adalah pada indikator "Kualitas hasil pekerjaan" dengan nilai rata-rata skor sebesar 3,33.

4.3. Analisis Data

4.3.1. Analisis Deskriptif Disiplin Kerja Karyawan Pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa

A. Distribusi Frekuensi Disiplin Kerja

Distribusi frekuensi variabel disiplin kerja karyawan pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa pada penelitian ini ditunjukkan melalui 5 buah kategori. Hasil Perhitungan terhadap variabel disiplin kerja karyawan dapat dijelaskan pada

(6)

Tabel 4.8. ( lihat lampiran II ). Jika dilihat per masing-masing kategori, diketahui bahwa kategori dengan jumlah skor terbanyak adalah pada kategori sedang dengan jumlah kategori sebesar 14 (35,9%). Sedangkan kategori dengan jumlah skor terendah adalah pada kategori tinggi dan rendah dengan jumlah kategori sebesar 3 (7,69%).

B. Ukuran Tendensi Pusat

Ukuran tendensi pusat adalah nilai yang mewakili seluruh anggota didalam kelompok sampel. Pada variabel ordinal ukuran itu diwakili oleh yang terbanyak yang disebut modus. Dapat dijelaskan lampiran III. Modusnya adalah 5,617 dengan kategori sedang (3,84 – 4,16) sebesar 14 (35,9 %).

C. Ukuran Dispersi

Ukuran dispersi yang menunjukkan jumlah variasi didalam kelompok sampel diukur menggunakan Indeks Variabel Komulatif (IVK) yang dapat dijelaskan pada lampiran IV. IVK 92,54 % berarti penyebaran disiplin kerja agak merata.

D. Grafik

Grafik 4.2. ( Lihat lampiran V ) menjelaskan bahwa kategori dengan jumlah skor terbanyak adalah pada kategori sedang dengan jumlah kategori sebesar 14 (35,9%). Sedangkan kategori dengan jumlah skor terendah adalah pada kategori tinggi dan rendah dengan jumlah kategori sebesar 3 (7,69%).

(7)

E. Estimasi Variabel

Estimasi variabel disiplin kerja karyawan pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa pada penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.11. ( lihat lampiran VI ). Hasil perhitungan statistik menunjukkan nilai 0.3502 ≤ þ ≤ 0,3698 artinya proposisi sedang ( 3,86 – 4,19 ) pada populasi berada diantara 0,3502 ke 0,3698 pada tingkat konfidensi 35,9 %.

4.3.2. Analisis Deskriptif Kinerja Karyawan Pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa

A. Distribusi Frekuensi Kinerja Karyawan

Distribusi Frekuensi variabel kinerja karyawan pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa pada penelitian ini ditunjukkan melalui 5 buah kategori. Hasil Perhitungan terhadap variabel disiplin kerja karyawan dapat dijelaskan pada Tabel 4.12. ( lihat lampiran II ). Jika dilihat per masing-masing kategori, diketahui bahwa kategori dengan jumlah skor terbanyak adalah pada kategori agak rendah dengan jumlah kategori sebesar 15 (28,21%). Sedangkan kategori dengan jumlah skor terendah adalah pada kategori tinggi dengan jumlah kategori sebesar 2 (5,13%).

B. Ukuran Tendensi Pusat

Ukuran Tendensi Pusat adalah nilai yang mewakili seluruh anggota didalam kelompok sampel. Pada variabel ordinal ukuran itu diwakili oleh yang terbanyak yang disebut modus. Dapat dijelaskan pada lampiran III. Modusnya adalah 8,607 sedang (3,54 – 3,78) dengan kategori sedang (3,54 – 3,78) sebesar 15 (35,9 %).

(8)

C. Ukuran Dispersi

Ukuran dispersi yang menunjukkan jumlah variasi didalam kelompok sampel diukur menggunakan Indeks Variabel Komulatif (IVK) yang dapat dapat dijelaskan pada lampiran IV. IVK 91,22 % berarti penyebaran disiplin kerja agak merata.

D. Grafik

Grafik 4.2. ( Lihat lampiran V ) menjelaskan bahwa kategori dengan jumlah skor terbanyak adalah pada kategori agak rendah dengan jumlah kategori sebesar 15 (28,21%). Sedangkan kategori dengan jumlah skor terendah adalah pada kategori tinggi dengan jumlah kategori sebesar 2 (5,13%).

E. Estimasi Variabel

Estimasi variabel disiplin kerja karyawan pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa pada penelitian ini dapat dijelaskan pada Tabel 4.11. ( lihat lampiran VI ). Hasil perhitungan statistik menunjukkan nilai 0,368 ≤ þ ≤ 0,392 artinya : proposisi agak rendah (3,54 – 3,78) pada populasi berada diantara 0,368 ke 0,392 pada tingkat konfidensi 95 %.

4.4. Pembahasan

4.4.1. Disiplin Kerja Karyawan Pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa Disiplin kerja merupakan salah satu aspek dan bagian penting dari perusahaan. Disiplin kerja merupakan faktor penentu dalam kelangsungan dan perkembangan suatu perusahaan. Para karyawan dituntut untuk selalu menunjukkan disiplin dalam bekerja. Terkait dengan disiplin kerja karyawan pada Usaha Mandiri di Tambakboyo

(9)

Ambarawa, menurut pendapat Hasibuan yang mengukur disiplin kerja berdasarkan tiga parameter yaitu: ”Ketaatan waktu, ketaatan pada proses kerja, serta ketaatan pada hasil kerja”. 35

Berdasarkan hasil penelitian tampak bahwa disiplin kerja karyawan pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa masih dalam kategori agak rendah. Hal ini tampak dari sejumlah indikator yang dinilai belum sepenuhnya memenuhi standar disiplin kerja yang baik.

1. Disiplin Kerja Karyawan Pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa Dalam Hal Ketaatan Waktu

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa secara keseluruhan tampak bahwa para karyawan di Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa sudah disiplin dalam hal ketaatan waktu. Hal ini tampak dimana para karyawan selalu datang di perusahaan sebelum jam 08.00. Kondisi ini tentu saja mempengaruhi proses saat bekerja terutama untuk memulai pekerjaan.

Berdasarkan hasil penelitian terkait dengan mengisi daftar hadir Para karyawan sudah disiplin mengisi daftar hadir, meskipun ada beberapa yang tidak mengisi daftar hadir setibanya di perusahaan. Hal ini tampak dari buku daftar hadir yang kurang lengkap dimana para karyawan tidak selalu mengisi daftar hadir setibanya di perusahaan.

35

Malayu S.P Hasibuan, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta, hal. 194.

(10)

Berdasarkan hasil penelitian terkait dengan ketepatan waktu jam istirahat sudah disiplin, tetapi terlihat bahwa kadang-kadang ada beberapa karyawan yang tidak tepat waktu dalam menggunakan jam istirahat. Adapun jam istirahat di Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa adalah jam 12.00 – 13.00. Pada kenyataannya, ada karyawan yang istirahat sebelum jam istirahat dimulai dan atau istirahat melewati jam istirahat yang ditentukan.

Mengisi absensi wajib diisi oleh semua unsur dalam perusahaan termasuk para karyawan, para karyawan sudah disiplin dalam mengisi absensi, walaupun kadang-kadang ada karyawan yang tidak mengisi absensi tetapi hanya titip absensi pada temannya saja.

Berkaitan dengan meninggalkan perusahaan (pulang) tepat waktu. Adapun jam pulang di Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa adalah jam 16.00. Tampak bahwa para karyawan selalu pulang tepat waktu. Walaupun pada kenyataannya ada beberapa karyawan yang pulang sebelum jam pulang yang ditentukan oleh perusahaan.

Berkaitan dengan meninggalkan perusahaan dengan ijin atau tanpa ijin, tampak bahwa para karyawan di Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa selalu meninggalkan perusahaan dengan ijin, walaupun terkadang masih ada karyawan yang meninggalkan perusahaan tanpa ijin atau membolos.

(11)

2. Disiplin Kerja Karyawan Pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa Dalam Hal Ketaatan Pada Proses Kerja

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa secara keseluruhan tampak bahwa para karyawan di Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa belum sepenuhnya disiplin dalam hal ketaatan pada proses kerja, meskipun demikian ada beberapa indikator yang menunjukkan bahwa karyawan di Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa telah disiplin dalam hal ketaatan pada proses kerja. Hal ini tampak dalam hal tidak meninggalkan pekerjaan tanpa ijin.

Terkait dengan cara berpakaian kerja sesuai dengan standar kerja, tampak bahwa para karyawan tidak selalu berpakaian kerja sesuai dengan standar kerja yang telah ditentukan. Namun demikian mereka masih memperhatikan keselamatan kerja. Dalam hal berpakain kerja, tampak bahwa para karyawan kadang-kadang berpakaian sesuai dengan setandar kerja yang ditetapkan. Pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa, para karyawan memiliki tiga macam pakaian kerja (seragam kerja) yang dipergunakan yaitu: baju warna biru putih (digunakan pada bagian penjualan), werpak warna biru (digunakan bagian produksi, bengkel/montir). Kaos warna biru (digunakan pada bagian gudang).

Mengikuti peraturan perusahaan, tampak bahwa para karyawan belum selalu mengikuti peraturan perusahaan. Hal ini tampak dalam indikator yang menunjukkan bahwa karyawan di Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa masih rendah dalam hal mengikuti peraturan perusahaan.

Melaksanakan perintah atasan, dari hasil penelitian terlihat bahwa secara keseluruhan tampak bahwa para karyawan di Usaha Mandiri di Tambakboyo

(12)

itu tampak pada rendahnya para karyawan melaksanakan perintah atasan atau cenderung membantah perintah atasan.

Mengikuti cara kerja yang telah ditentukan, tampak bahwa para karyawan tidak selalu mengikuti cara kerja yang telah ditentukan. Namun demikian mereka masih memperhatikan hasil pekerjaan, hal ini tampak dimana para karyawan sudah bisa mengerjakan pekerjaan tanpa harus mengikuti cara kerja yang telah ditentukaan oleh perusahaan.

4.4.2. Kinerja Karyawan Pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa Kemampuan organisasi dalam mengukur kinerja karyawan merupakan salah satu faktor yang akan menentukan keberhasilan jangka panjang organisasi. Hal tersebut disebabkan karena kinerja organisasi itu sendiri yang notabene adalah ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Terkait dengan kinerja karyawan di Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa, berkaitan dengan penilaian kinerja karyawan Ada tiga kriteria yang digunakan menurut Schuller dan Jackson yaitu: “Trait-Based criteria yang memfokuskan pada kemampuan karyawan, Behavior-Based criteria yang memfokuskan pada prilaku karyawan, Outcomes-Behavior-Based criteria yang memfokuskan pada hasil pekerjaan”. 36

Berdasarkan hasil penelitian tampak bahwa kinerja karyawan pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa masih dalam kategori agak rendah. Hal ini

36

_____, Manajemen Sumber Daya Manusia Straregis: Reposiotioning Peran, Perilaku Plus KompetensiSerta Peran SDM Strategis,http://xa.yimg.com/tugas_PSDM.doc. Diakses pada tanggal 29 November 2012.

(13)

tampak dari sejumlah indikator yang dinilai belum sepenuhnya memenuhi target kinerja yang baik oleh para karyawan.

1. Kinerja Karyawan Pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa Dalam hal Trait-Based Criteria

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa secara keseluruhan tampak bahwa para karyawan di Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa belum sepenuhnya memiliki kinerja yang baik dalam hal Trait-Based criteria. Hal ini tampak dimana para karyawan tidak selalu mandiri dalam bekerja. Kondisi ini tentu saja mempengaruhi proses dalam bekerja. Dari hasil penelitian juga tampak bahwa ada beberapa karyawan yang selalu memiliki kemandirian dalam bekerja. Hal ini cukup baik karena sebagai pekerja para karyawan harus memiliki kemandirian dalam bekerja.

Kreatifitas karyawan, terlihat bahwa kadang-kadang ada karyawan yang tidak kreatif pada saat bekerja. Hal ini tampak dalam hal rendahnya kreatifitas karyawan. Adapun kreatifitas karyawan juga diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan yang tentu saja dapat memudahkan dalam bekerja dan meningkatkan kualitas hasil pekerjaan.

Kecepatan dalam bekerja, tampak bahwa para karyawan tidak selalu menyelesaikan pekerjaan dengan cepat. Namun demikian, mereka selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang diiginkan oleh perusahaan. Adapun kecepatan dalam bekerja yang dimaksud bisa memenuhi target dalam menyelesaikan pekerjaan sebelum waktu yang ditetapkan. Para karyawan tidak selalu menyusun

(14)

langkah-langkah menyelesaikan pekerjaan sehingga nantinya dapat menyelesaikan pekerjaan dengan cepat.

Ketepatan waktu mengerjakan, tampak bahwa para karyawan di Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa selalu tepat waktu dalam mengerjakan pekerjaan sesuai dengan yang ditentukan perusahaan. Namun kenyataan menunjukkan bahwa kadang-kadang ada karyawan yang tidak menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa secara keseluruhan tampak bahwa para karyawan di Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa belum sepenuhnya memiliki inisiatif dalam hal inisiatif karyawan, meskipun demikian ada beberapa karyawan di Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa memiliki inisiatif dalam hal menyelesaikan pekerjaan dan pada saat bekerja.

Semangat karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan, dari hasil penelitian terlihat bahwa secara keseluruhan tampak bahwa para karyawan di Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa selalu semangat dalam hal semangat karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan. Hal ini tampak dimana para karyawan selalu semangat dalam menyelesaikan pekerjaan. Kondisi ini tentu saja mempengaruhi proses saat bekerja untuk memenuhi target pekerjaan dan akan meningkatkan kinerja karyawan.

2. Kinerja Karyawan Pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa Dalam Hal Behavior-Based Criteria

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa secara keseluruhan tampak bahwa para karyawan di Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa belum sepenuhnya memiliki kinerja dalam Behavior-Based criteria. Hal ini tampak dari sejumlah indikator yang dinilai belum sepenuhnya memiliki kinerja yang baik oleh para

(15)

karyawan. Berkaitan dengan kesanggupan hati dalam mengerjakan pekerjaan, tampak bahwa para karyawan hanya kadang-kadang memiliki kesanggupan hati dalam mengerjakan pekerjaan. Hal ini tentu saja akan membuat produksi tidak optimal, namun ada beberapa karyawan yang memiliki kesanggupan hati dalam mengerjakan pekerjaan.

Kesadaran hati untuk mentaati segala apa yang diketahui itu secara cermat dan tertib, tampak bahwa para karyawan tidak selalu memiliki kesadaran hati untuk mentaati segala apa yang diketahui itu secara cermat dan tertib. Namun demikian, mereka selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang diiginkan oleh perusahaan.

3. Kinerja Karyawan Pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa Dalam Hal Outcomes-Based Criteria

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa secara keseluruhan tampak bahwa para karyawan di Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa belum sepenuhnya memiliki kinerja dalam Outcomes-Based criteria. Hal ini tampak dari sejumlah indikator yang dinilai belum sepenuhnya memenuhi target kinerja oleh para karyawan. Berkaitan dengan jumlah pekerjaan yang telah dicapai/diselesaikan, tampak bahwa para karyawan hanya kadang-kadang atau belum memenuhi jumlah pekerjaan yang telah dicapai/diselesaikan. Hal ini tentu saja akan membuat produksi tidak optimal. Namun ada beberapa karyawan yang memenuhi target jumlah pekerjaan yang telah dicapai/diselesaikan.

(16)

Ambarawa belum sepenuhnya memperhatikan dalam hal seberapa baik hasil yang telah dicapai. Para karyawan terkadang belum memenuhi tuntutan atau memperhatikan seberapa baik hasil yang telah dicapai.

Berkaitan dengan dapat memenuhi target yang telah ditetapkan. Tampak bahwa para karyawan selalu memenui target pekerjaan yang telah ditetapkan. Hal ini tentu saja akan membuat perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan. Namun sayangnya, ada beberapa karyawan yang tidak memenuhi target pekerjaan yang telah ditetapkan sesuai yang diinginkan perusahaan.

Kualitas hasil pekerjaan, tampak bahwa para karyawan di Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa kadang-kadang memperhatikan dalam mengerjakan pekerjaan sesuai dengan kualitas hasil pekerjaan. Para karyawan juga kadang-kadang memperhatikan kualitas hasil pekerjaan mereka. Namun kenyataan menunjukkan bahwa kualitas hasil pekerjaan masih rendah. kadang-kadang ada karyawan yang tidak memperhatikan kualitas hasil pekerjaan.

4.4.3. Hubungan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa

Kinerja karyawan tidak mungkin dapat berjalan dengan baik jika tidak didukung oleh para karyawan yang disiplin. dengan mengetahui disiplin kerja karyawan maka nilai dari kinerja para karyawanpun akan dapat diketahui. ”Disiplin adalah merupakan cerminan besarnya tanggung jawab seseorang dalam melakukan tugas–tugas yang diberikan kepadanya yang mendorong gairah dan semangat kerja seseorang. Pada umumnya disiplin yang baik apabila karyawan datang ke kantor ataupun perusahaan dengan teratur dan tepat waktu. Mereka berpakaian serba baik

(17)

pada tempat bekerjanya. Mereka menggunakan bahan–bahan dan perlengkapan dengan hati–hati. Mereka menghasilkan jumlah dan kualitas pekerjaan yang memuaskan dan mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh perusahaan dan menyelesaikan dengan sangat baik.” 37

Hal tersebut dikarenakan disiplin kerja dan kinerja karyawan memiliki keterhubungan. Tentu saja jika disiplin kerja yang dicapai karyawan baik, maka kinerja para karyawan juga baik dan sebaliknya jika disiplin kerja tidak baik maka kinerja karyawan juga tidak baik.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hubungan antara disiplin kerja dengan kinerja karyawan di Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa adalah hubungan positif. Hal ini tampak dari penilaian para karyawan dari sejumlah indikator terkait dengan hubungan antara disiplin kerja dengan kinerja karyawan, hal tersebut dikarenakan masih rendahnya disiplin kerja yang akan mempengaruhi kualitas kinerja karyawan. Karyawan belum selalu mengikuti disiplin kerja yang telah di tetapkan perusahaan. Hal ini tampak dalam indikator yang menunjukkan bahwa karyawan di Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa masih rendah atau sering melanggar peraturan perusahaan, Dalam hal melaksanakan perintah atasan, dari hasil penelitian terlihat bahwa secara keseluruhan tampak bahwa para karyawan di Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa belum sepenuhnya disiplin dalam hal ketaatan waktu dan ketaatan pada proses kerja. Hal itu tampak pada rendahnya para karyawan melaksanakan disiplin dalam bekerja atau cenderung tidak melaksanakan atau memperhatikan disiplin kerja

37

Malayu S.P Hasibuan, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta, hal. 190.

(18)

yang ditetapkan perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian tampak bahwa kinerja karyawan pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa masih kurang atau dalam kategori agak rendah. Hal ini tampak dari sejumlah indikator yang dinilai belum sepenuhnya memenuhi target pekerjaan sehingga kinerja karyawan masih rendah. Hal ini tampak dalam hal rendahnya kreatifitas karyawan. Adapun kreatifitas karyawan juga diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan yang tentu saja dapat meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini dapat mempengaruhi hubungan antara disiplin kerja terhadap kinerja karyawan. Rendahnya disiplin kerja dapat dilihat dari rendahnya kinerja karyawan. Oleh karena itu sudah seharusnya disiplin kerja ditingkatkan lagi. Perusahaan dapat meningkatkan disiplin kerja dengan memperberat sangsi kepada karyawan yang melanggar aturan, sehingga para karyawan akan mentaati peraturan yang terlah ditentukan perusahaan. Dengan meningkatkan disiplin kerja maka kinerja karyawan juga akan meningkat.

Gambar

Tabel 4.1. ( lihat lampiran I ) menunjukkan hasil analisis tentang disiplin kerja  karyawan dalam hal ketaatan waktu pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa.
Tabel 4.2. ( lihat lampiran I ) menunjukkan hasil analisis tentang disiplin kerja  karyawan dalam hal ketaatan dalam proses kerja pada Usaha Mandiri di Tambakboyo  Ambarawa
Tabel  4.4.  (  lihat  lampiran  I  )  menunjukkan  hasil  analisis  tentang  kinerja  karyawan  dalam  hal  Trait-Based  criteria    pada  Usaha  Mandiri  di  Tambakboyo  Ambarawa
Tabel  4.5.  (  lihat  lampiran  I  )  menunjukkan  hasil  analisis  tentang  kinerja  karyawan  dalam  hal  Behavior-Based  criteria  pada  Usaha  Mandiri  di  Tambakboyo  Ambarawa

Referensi

Dokumen terkait

Fokus penelitian ini adalah konsep diri remaja putus sekolah yang didefinisikan sebagai bentuk-bentuk kepercayaan, cara pandang, pengetahuan, evaluasi-evaluasi, dan

Berkaitan dengan hal tersebut, pada tanggal 7 - 8 September, di Hotel ASEAN Internasional Medan, dilakukan pertemuan Workshop Monitoring Partisipatif Penguatan Lembaga yang

Jadi kesimpulannya adalah adanya perbedaan tidak nyata penambahan ekstrak daging buah mahkota dewa sebagai pengawet alami terhadap aroma cuko pempek selama

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN GURU KIMIA DALAM MERANCANG PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI MELALUI PELATIHAN GURU TIPE SCAFFOLDING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA Universitas

Hal ini dimaksudkan untuk menganalisa persoalan ekonomi yang berkaitan dengan masalah pertanian tebu, yang meliputi proses pertanian, hasil pertanian, pemasaran dan hasil

Jika laki-laki yang menggoda disenangi oleh orangtua maka akan diterima sebagai suami sedangkan jika tidak disenangi maka akan dijauhkan.” Hal tersebut dipertegas dengan pendapat

Norman Foster, di HongKong yang berlantai 47; dimana Atrium sebagai Banking Entrance Hall setinggi 11 lantai dan ingin menghadirkan efek “celebration of Daylight” di Atrium

Melakukan rekonfigurasi jaringan distribusi yang optimal menggunakan algoritma cerdas berbasis logika fuzzy dan particle swarm optimization (PSO) termodifikasi untuk